• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANFAAT PENGUATAN OTOT TRANSVERSUS ABDOMINIS DAN MUSCLE PUMPING EKSTREMITAS INFERIOR TERHADAP DIASTASIS RECTI ABDOMINIS PADA IBU NIFAS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MANFAAT PENGUATAN OTOT TRANSVERSUS ABDOMINIS DAN MUSCLE PUMPING EKSTREMITAS INFERIOR TERHADAP DIASTASIS RECTI ABDOMINIS PADA IBU NIFAS"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

94

Eka Nurmawati, Fitriani Dentawyanjani, Hanna Maryam, Etika Khayyu Mutiara, Enny Fitriahadi

Akademi Kebidanan Graha Mandiri Cilacap Jalan Dr. Soetomo No. 4B telp. 0282534908

Email : gmc.akbid@yahoo.com

ABSTRACT: Benefits and Strengthening Transversus Abdominis Muscle Inferior Extremity Muscle Pumping Of Diastasis Recti Abdominis Women Postpartum.

Background : postpartum or puerperal period is a time to recover from childbirth finished up the tools again as pre- pregnant uterus . This long period is 6-8 weeks postpartum. Bobak ( 2000:119 ) explains that during pregnancy the abdominal wall muscles stretch and end up losing a little muscle tone . To determine the benefit transversus abdominis muscle strengthening and muscle pumping inferior extremity of the diastasis recti abdominis in new mothers in hospitals Cilacap . The research used in this study is a quantitative analysis of the draft Quasi experiment with a sample of 60 postpartum women with postpartum mothers criteria that have diastasis recti ≥ 0.5 cm . The average maternal postpartum diastasis recti before action is 1.9333 cm with a standard deviation of 0.25155 . While diastasis recti postpartum mothers after the act is 1.7833 cm with a standard deviation of 0.41545 . P value : 0.000 , so it can be concluded that the alpha 5% of the results obtained are the benefits of strengthening muscles and the transversus abdominis muscle of the lower extremities pumping diastasis recti abdominis in new mothers in hospitals Cilacap .

Keywords : diastasis recti , strengthening the transversus abdominis muscle , muscle pumping inferior extremity

ABSTRAK : Manfaat Penguatan Otot Transversus Abdominis dan Muscle Puumping Ekstremitas Inferior Terhadap Diastasis Recti Abdominis Pada Ibu Nifas.Latar Belakang : Masa nifas atau puerperium adalah masa pulih kembali mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil. Lama masa nifas ini yaitu 6-8 minggu. Bobak (2000:119) menjelaskan bahwa selama kehamilan otot dinding perut meregang dan akhirnya kehilangan sedikit tonus otot. Tujuan penelitian adalah mengetahui adanya manfaat penguatan otot transversus abdominis dan muscle pumping

ekstremitas inferior terhadap diastasis recti abdominis pada ibu nifas di RSUD Cilacap.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif dengan rancangan Quasi eksperiment dengan jumlah sampel 60 ibu nifas dengan criteria ibu nifas yang mempunyai diastasis recti ≥ 0,5 cm. Rata-rata diastasis recti pada ibu nifas sebelum

(2)

dilakukan tindakan adalah 1.9333 cm dengan standar deviasi 0,25155. Sedangkan

diastasis recti ibu nifas setelah dilakukan tindakan adalah 1,7833 cm dengan standar

deviasi 0,41545. Nilai p value : 0,000, sehingga dapat disimpulkan bahwa pada alpha 5% didapatkan hasil terdapat manfaat penguatan otot transversus abdominis dan muscle

pumping ekstremitas inferior terhadap diastasis recti abdominis pada ibu nifas di RSUD

Cilacap.

Kata kunci : Diastasis recti, penguatan otot transversus abdominis, muscle pumping ekstremitas inferior

PENDAHULUAN

Masa nifas atau puerperium adalah masa pulih kembali mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil. Lama masa nifas ini yaitu 6-8 minggu (Rustam Mochtar, 2002). Bobak (2000:119) menjelaskan bahwa selama kehamilan otot dinding perut meregang dan akhirnya kehilangan sedikit tonus otot. Diastasis rektus abdominis adalah regangan pada otot rektus abdominis akibat pembesaran uterus. Regangan ini menyerupai celah memanjang dari prosessus Xiphoideus ke umbilikus sehingga dapat diukur panjang dan lebarnya.

Berdasarkan data yang diperoleh dari studi pendahuluan yang dilakukan penulis di RSUD Cilacap pada bulan Januari Tahun 2013 terdapat 25 ibu nifas didapatkan informasi bahwa ibu nifas yang tidak pernah melakukan latihan pengencangan otot transversus abdominis terdapat peregangan otot perut disertai dengan pengeluaran darah yang berlebih, Dengan demikian penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut, sehingga peneliti mengambil judul “Manfaat Pengencangan Otot Transversus Abdominis dan Muscle Pumping Ekstremitas InferiorTerhadap Diastasis Recti Abdominis Pada Ibu Nifas di RSUD Cilacap”

METODE PENELITIAN

Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu nifas di RSUD Cilacap Periode 6 Februari- 28 Maret 2014 yang berjumlah 60 ibu nifas. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh ibu nifas. Tehnik pengambilan sampel menggunakan total sampling yaitu dari seluruh populasi dijadikan sampel. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah ibu nifas yang diberikan asuhan penguatan

(3)

otot transversus abdominis dan musle pumping ekstremitas inferior. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 60 ibu nifas.

Model penelitian yang digunakan adalah Quasi Experimental, yaitu penelitian dengan menggunakan eksperimen semu (Sugiyono, 2007). Rancangan dalam penelitian adalah cross sectional yaitu rancangan penelitian yang pengukuran dan pengamatannya dilakukan secara simultan pada satu saat (sekali waktu) (Sugiyono, 2007). Data terdiri dari data primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui pengamatan langsung (observasi) dengan berpedoman pada instrumen penelitian menggunakan kuesioner dan lembar observasi sedangkan data sekunder diperoleh buku laporan jaga ruang nifas RSUD Cilacap. Tehnik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah T-test independent yaitu mencari manfaat penguatan otot transversus abdominis dan muscle pumping ekstremitas inferior terhadap diastasis recti abdominis pada ibu nifas.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Sampel dalam penelitian ini adalah ibu nifas sebanyak 60 orang. Populasi yang diteliti adalah ibu nifas di RSUD Cilacap berjumlah 60 ibu nifas periode tanggal 6 Februari sampai 28 Maret 2014. Analisis univariat dilakukan terhadap variabel penelitian yaitu sebelum dan sesudah dilakukan latihan penguatan otot

transversus abdomuinis dan muscle pumping ekstremitas inferior. Dari hasil penelitian bahwa sebelum dilakukan latihan diastasis recti ibu nifas > 0,5 cm sedangkan setelah dilakukan latihan diastasis recti ibu nifas menjadi < 0,5 cm.

Analisa bivariate tertera pada tabel di bawah ini: Tabel 1. Pengukuran diastasis sebelum dan sesudah

No Diastasis Recti Sebelum (cm) Sesudah (cm) 1 1,4 Cm 1,2 Cm 2 0,6 Cm 0,5 Cm 3 1,1 Cm 0,8 Cm 4 1 Cm 0,7 Cm 5 1,5 Cm 1,2 Cm 6 1,1 Cm 0,8 Cm

(4)

No Diastasis Recti Sebelum (cm) Sesudah (cm) 7 1,2 Cm 1 Cm 8 1,4 Cm 1,2 Cm 9 1,7 Cm 1,1 Cm 10 1,6 Cm 1,1 Cm 11 0,9 Cm 0,5 Cm 12 1,2 Cm 1,2 Cm 13 1,5 Cm 1,3 Cm 14 1,7 Cm 1,4 Cm 15 0,8 Cm 0,2 Cm 16 1,9 Cm 1,8 Cm 17 1,6 Cm 1,3 Cm 18 0,7 Cm 0,4 Cm 19 0,9 Cm 0,5 Cm 20 1,3 Cm 1Cm 21 2 Cm 1,8 Cm 22 1,4 Cm 1,1 Cm 23 2,7 Cm 2,4 Cm 24 1 Cm 0,8 Cm 25 1,5 Cm 1,2 Cm 26 1,4 Cm 1,2 Cm 27 2,75 Cm 1,3 Cm 28 0,9 Cm 0,7 Cm 29 1 Cm 0,8 Cm 30 1,4 Cm 0,9 Cm 31 1,5 Cm 1 Cm 32 0,5 Cm 0,2 Cm 33 1,8 Cm 1,5 Cm 34 1,2 Cm 0,9 Cm 35 1,6 Cm 1,0 Cm 36 2,8 Cm 2,8 Cm 37 1,8 Cm 0,9 Cm 38 2,7 Cm 1,7 Cm 39 0,8 Cm 0,6 Cm 40 12 Cm 0,9 Cm

(5)

No Diastasis Recti Sebelum (cm) Sesudah (cm) 41 2,7 Cm 2 Cm 42 0,5 Cm 0,2 Cm 43 1,3 Cm 1 Cm 44 0,9 Cm 0,5 Cm 45 1,7 Cm 1,4 Cm 46 1,4 Cm 1,1 Cm 47 2 Cm 1,8 Cm 48 2,1 Cm 1,8 Cm 49 0,9 Cm 0,5 Cm 50 1,2 Cm 0,7 Cm 51 0,3 Cm 0,3 Cm 52 0.7 Cm 0,4 Cm 53 1,8 Cm 1,5 Cm 54 1,8 Cm 1.5 Cm 55 2,0 Cm 1,2 Cm 56 1,7 Cm 1,4 Cm 57 2,1 Cm 2,0 Cm 58 0,5 Cm 0,5 Cm 59 0,7 Cm 0,5 Cm 60 1,1 Cm 1,1 Cm Total 60 60

Hasil analisis bivariat dengan menggunakan uji T-test independent di dapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 2. Hasil pengukuran diastasis sebelum dan sesudah dilakukan latihan penguatan otot transversus abdominis dan muscle pumping ekstremitas inferior.

Variabel N Mean Std.Deviation SE P Value

Diastasis recti sebelum 60 1.9333 .25155 .03247 0.000

Diastasis recti setelah 60 1.7833 .41545 .05363

Rata-rata diastasis recti sebelum dilakukan tindakan adalah 1.9333 cm dengan standar deviasi 0.25155. Sedangkan diastasis recti sesudah dilakukan

(6)

tindakan adalah 1.7833 cm dengan standar deviasi 0.41545. Nilai p value 0.000 sehingga dapat disimpulkan bahwa pada alpha 5% didapatkan hasil yang signifikan adanya manfaat penguatan otot transversus abdominis dan muscle pumping ekstremitas inferior terhadap diastatsis recti ibu nifas. Rata-rata diastasis recti sebelum dilakukan tindakan adalah 1.9333 cm dengan standar deviasi 0.25155. Sedangkan diastasis recti sesudah dilakukan tindakan adalah 1.7833 cm dengan standar deviasi 0.41545.

Hal ini sesuai pendapat Lee D, 2012 menyatakan bahwa diastasis recti

dapat diukur sepanjang linea alba, dimana pusat insersinya ada di rectus abdominis, internal obliques, external obliques dan transversus abdominis. Sweet (1997) menjelaskan bahwa disfungsi diastasis recti merupakan permasalahan postnatal yang memerlukan perhatian khusus (senam abdomen) untuk dilakukan pemecahan segera dengan latihan khusus untuk mengurangi diastasis recti diprioritaskan jika celah antara perut rectus lebarnya 3 jari atau lebih.

Cunningham (1999) menjelaskan bahwa otot dinding abdomen tidak dapat menahan tegangan yang diberikan kepadanya, dan otot-otot rektus terpisah digaris tengah, sehingga membentuk diastasis recti dengan lebar bervariasi. Bila parah banyak bagian dari dinding uterus anterior yang hanya tertutup oleh selaput kulit, fasia yang menipis dan peritoneum. Noble (1995) menjelaskan bahwa penyebab

diastasis recti adalah melunaknya ligament karena hormone sehingga terjadi penguluran yang sangat cepat pada dinding abdomen oleh karena pembesaran uterus. Faktor yang mempengaruhi adalah kegemukan, multipara dan bayi besar.

Ada faktor lain yang dapat mempengaruhi diastasis recti pada ibu nifas diantaranya adalah faktor usia dan paritas. Faktor usia ibu kurang dari 20 tahun, fungsi reproduksi belum berkembang dengan sempurna sehingga jalan lahir lebih mudah robek, kontraksi otot-ototnya masih kurang baik terutama otot uterus sehingga akan rentan terjadinya perdarahan sedangkan usia lebih dari 20-35 tahun, kondisi di usia ini sudah mencapai suatu kondisi vitalitas yang prima sehingga kontraksi otot-otot dan kembalinya alat-alat kandungan juga semakin cepat karena proses regenerasi dari sel-sel alat kandungan yang sangat baik dan usia ibu lebih dari 35 tahun, elastisitas otot-otot pada usia ini sudah mulai berkurang sehingga

(7)

akan mempengaruhi pemulihan otot terutama otot-otot uterus yang membutuhkan waktu yang lebih lama. Faktor paritas ibu akan mengalami peregangan yang berulang pada ibu multipara menyebabkan menurunnya elastisitas otot-otot abdomen, termasuk juga otot uterus dibandingkan dengan ibu primipara (Ambarwati, 2010). Maka dari itu latihan pada saat ibu nifas sangat dianjurkan bagi ibu setelah selesai persalinan dengan cara memberikan asuhan kebidanan yang tepat yaitu dengan latihan penguatan otot transversus abdominis dan muscle pumping ekstremitas inferior.

Hal ini sejalan dengan teori Guyton (2010) yang menyatakan bahwa selama tahap awal dari kerja fisik berat, satu bagian dari kemampuan energy aerobic dalam otot seseorang akan berkurang. Keadaan ini disebabkan oleh dua efek yaitu yang disebut dengan hutang oksigen dan pengurangan cadangan glikogen dari otot. Pada kerja otot yang berat hampir semua cadangan oksigen digunakan untuk metabolism aerob sehingga setelah kerja otot selesai cadangan oksigen harus segera digantikan. Sedangkan pemulihan cadangan glikogen otot membutuhkan waktu yang lebih lama karena hal ini dipengaruhi oleh kebiasaan diet sebelum dan sesudahnya.

Latihan yang dilakukan pada otot-otot tertentu akan memberi efek aliran darah otot meningkat sehingga pengangkutan oksigen dan nutrisi lain untuk otot juga ikut meningkat, hal ini akan memberikan kekuatan pada otot secara maksimal. Pengertian penguatan otot transversus abdominis adalah suatu latihan dengan memberikan stimulus pada bagian musculus transverses abdominis

dengan mengkontraksikan otot tersebut sehingga dapat meningkatkan tekanan

intra-abdominal. Manfaat dilakukannya penguatan otot transversus abdominis

adalah mengencangkan dinding rahim, mempercepat involusio uteri dan memperlancar pengeluaran lochea. (Merlyn, 2006).

Pusdiknakes (2003) menjelaskan bahwa otot-otot abdomen setelah melahirkan membutuhkan perhatian. Otot-otot abdomen perlu dipulihkan dan diperkuat adalah sangat penting untuk menopang punggung bagian bawah. Penting sekali untuk memeriksakan apakah ada pemisahan otot-otot perut

(8)

(diastasis) sebelum mulai senam abdomen tundalah penekukan dan pengangkatan kaki jika terdapat distasis yang parah.

Menurut Hamdan (2003) bahwa salah satu aktivitas yang dianjurkan untuk dilakukan para ibu setelah melahirkan yaitu penguatan otot-otot abdomen. Penguatan otot abdomen merupakan latihan yang dilakukan oleh ibu nifas untuk menjaga otot abdominal agar menjadi lebih kuat setelah melewati proses persalinan. Manfaat dilakukannya penguatan otot abdomen adalah untuk mengencangkan dinding rahim, mempercepat involusi uterus dan memperlancar pengeluaran lochea.

Selain itu menurut Sloane Ethel (2003) juga menyebutkan bahwa muscle pumping merupakan suatu cara atau tekhnik pompa muscular untuk menggerakan darah dan pembuluh darah untuk serangkaian tuba tempat darah mengalir sehingga aliran darah ke jantung dan seluruh tubuh menjadi lancar. Dimana pengertian muscle pumping adalah suatu cara atau tekhnik pompa muscular untuk menggerakan darah dan pembuluh darah untuk serangkaian tuba tempat darah mengalir.

KESIMPULAN

Rata-rata diastasis recti sebelum dilakukan tindakan adalah 1.9333 cm dengan standar deviasi 0.25155. Sedangkan diastasis recti sesudah dilakukan tindakan adalah 1.7833 cm dengan standar deviasi 0.41545. Nilai p value 0.000 sehingga dapat disimpulkan bahwa pada alpha 5% didapatkan hasil yang signifikan adanya manfaat penguatan otot transversus abdominis dan muscle pumping ekstremitas inferior terhadap diastatsis recti ibu nifas.

DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati. (2010). Asuhan kebidanan nifas. Yogyakarta:Mitra Cendikia.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Bennet, R. Ruth., Linda K. Brown. (2003). Myles Text Books For Midwifery Thirtheenth Edition. London: Churchill Livingstone.

(9)

Benjamin. (2006). Diastasis Recti. http://health.nytimes.com/health/guides/ disease/diastasis-recti/overview.html. Diakses 30 Januari 2014.

Bobak, el.al. (2000). Buku ajar keperawatan maternitas Edisi 4. Jakarta: EGC.

Cunningham,F.Gray. (1999). Obstetri Williams. Edisi 21. Jakarta: EGC. Corwin. (2009), Anatomi dan fisiologi. Jakarta: EGC.

Darwis,SD. (2003). Metode penelitian kebidanan. Jakarta: EGC.

Guyton,Arthur C.,Hall,Jhon E. (2007). Buku ajar fisiologi kedokteran. Jakarta: EGC

Hamed. (2005). Anatomi dan fisiologi. Jakarta: EGC.

Hamdan. (2003). Senam nifas. http;//www.scribd.com/doc/76863485/senam-nifas. Diakses 30 Januari 2014.

Kumala, Poppy. (1996). Kamus saku kedokteran dorland. Jakarta: EGC.

Lee D. (2012). Diastasis rectus abdominis and lumbo-pelvic pain and dysfunction -- are they related. Journal of Women's Health Physical Therapy.

2009;33(2):15-22.

Mochtar, Rustam. (2002). Sinopsis obstetri: obstetri fisiologi & patologi. Jakarta: EGC.

Pusdiknakes. (2003). Asuhan antenatal. Jakarta: Depkes RI.

Sarwono, Prawirohardjo. (2009). Ilmu kebidanan Edisi 4. Jakarta: Bina Pustaka.

Sloane, Ethel. (2003). Anatomi dan fisiologi. Jakarta: EGC.

Sugiyono. (2004). Statistik non parametris untuk penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sweet,Betty. (1997). Mayes midwivery a texbook midwives 12 thn edition. London: Bailiere Tindal.

Syaifuddin dkk. (2006). Buku acuan nasional pelayanan kesehatan maternal dan neonatal. Jakarta: YBPSP.

Varney, Helen. (2007). Buku ajar asuhan Edisi 4 Vol.2. Jakarta: EGC.

Wahers. (2008). Diastasis recti. http://www.bellefit.com./diastasis.php. Diakses 30 Januari 2014.

Witara. (2012). Diastasis recti atau pemisahan Perut dan Postpartum Perut Rekondisi. http:/okbidwitara.blogspot.com. Diakses 30 Januari 2014.

Gambar

Tabel 2.   Hasil  pengukuran  diastasis  sebelum  dan  sesudah  dilakukan  latihan  penguatan  otot  transversus  abdominis  dan  muscle

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan di atas, maka dapat di ambil kesimpulan, bahwa kegiatan tindak bahasa campur kode dilakukan oleh masyarakat hampir setiap

yang terdiri dari sekumpulan induvidu dengan latar belakang kebudayaan yang khas (berbeda). Pascale dan Athos dalam bukunya The Art of Japanase Mnagement , menyatakan

menggunakan Pythagoras dan luas trapesium Bagaimana strategi yang digunakan untuk menyajikan situasi masalah yang sesuai dengan metode atau konsep yang dipilih Bentuk

Tabel 8 menunjukkan nilai probabilitas (f- statistic ) adalah 0,000011 &lt; 0,05, hal ini berarti bahwa good news, financial distress , komisaris independen,

Melalui penerapan model pembelajarancooperative learning,dapat membantu guru sebagai fasilitator dalam menyampaikan materi pelajaran yang harus dipahami siswa, sehingga

Inflamasi juga menyebabkan migrasi sejumlah besar granulosit dan monosit ke dalam jaringan, pembengkakan sel jaringan (Guyton, 1997:455) Tanda klasik umum yang terjadi pada

 Sebagai produk pembelajaran, murid kemudian diminta untuk menyajikan laporan hasil pengukuran benda-benda di lingkungan sekitarnya yang merupakan bangun datar

97 Gambar 3.19 Menampilkan animasi peta dengan jendela Time Slider Anda dapat melihat bahwa titik berwarna merah yang merupakan representasi layer KasusBegal akan muncul