LAPORAN KINERJA (LKJ)
BADAN KETAHANAN PANGAN DAERAH
TAHUN ANGGARAN 2015
KATA PENGANTAR
Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Daerah Provinsi Lampung ini merupakan perwujudan pertanggungjawaban atas kinerja pencapaian tujuan dan sasaran strategis. Laporan Kinerja tahun 2015 merupakan laporan tahun pertama pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2015 – 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Daerah mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 53 tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
Laporan Kinerja ini merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas yang berfungsi, antara lain sebagai alat penilai kinerja secara kuantitatif, merupakan wujud akuntabilitas pelaksanaan tugas dan fungsi Badan Ketahanan Pangan Daerah provinsi Lampung menuju terwujudnya Good Govermance dan sebagai wujud transparansi serta pertanggungjawaban kepada masyarakat disatu sisi dan di sisi lain merupakan alat kendali dan alat pemacu peningkatan kinerja di setiap bidang lingkup Badan Ketahanan Pangan Daerah Provinsi Lampung.
Kinerja Badan Ketahanan Pangan Daerah Provinsi Lampung diukur atas dasar penilaian indikator kinerja utama (IKU) yang merupakan indikator keberhasilan pencapaian tujuan dan sasaran strategis sebagaimana telah ditetapkan dalam Penetapan Kinerja Perubahan Badan Ketahanan Pangan Daerah Provinsi Lampung Tahun 2015. Secara umum capaian kinerja sasaran telah sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, meskipun beberapa sasaran belum menunjukkan capaian sesuai target. Berdasarkan analisis dan evaluasi obyektif yang disampaikan melalui Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Daerah Provinsi Lampung Tahun 2015 ini, diharapkan dapat terjadi optimalisasi dari peningkatan efisiensi, efektivitas dan produktivitas kinerja seluruh pejabat dan pelaksana di Badan Ketahanan Pangan Daerah pada tahun-tahun selanjutnya, sehingga dapat mendukung Kinerja Badan Ketahanan Pangan Daerah dalam mewujudkan Good Govermance dan Clean Government.
Bandar Lampung, Februari 2016 Kepala Badan,
Ir. KUSNARDI, M.Agr.Ec Pembina Utama Muda 19631123 198803 1 005
RINGKASAN EKSEKUTIF
Sesuai dengan Rencana Kinerja Tahun 2015 Badan Ketahanan Pangan Daerah Provinsi Lampung menetapkan 1 sasaran strategis dengan 9 indikator. Selanjutnya sasaran strategis tersebut diwujudkan dalam 5 (lima) program dan 48 (Empat Puluh Delapan) kegiatan yang dibiayai dengan dana APBD Tahun 2015. Secara keseluruhan dapat diinformasikan bahwa capaian kinerja sasaran strategis yang ditetapkan rata-rata mencapai 77,78%. Dengan demikian tugas yang diamanatkan di dalam Rencana Strategis dapat dilaksanakan dengan baik.Sehingga secara ke seluruhan tercapainya target-target pembangunan tadi menggambarkan adanya komitmen yang kuat dari unsur pimpinan maupun staf Badan Ketahanan Pangan Daerah Provinsi Lampung dalam melaksan akan tugas pokok dan fungsinya.
Capaian kinerja Badan Ketahanan Pangan Daerah Provinsi Lampung Tahun 2015, pada penurunan persentase jumlah penduduk miskin mencapai 0,68% hal ini berarti kinerja Badan Ketahanan Pangan Daerah tahun 2015 tidak mencapai target (1%), Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan 70,31 belum mencapai target 87,52, Harga Gabah Kering Panen (GKP) di Tingkat Produsen sudah melebihi target yaitu Rp. 4.067 dari target Harga Pembelian Pemerintah (HPP) sebesar Rp. 3.700,-, Koefisien Variasi Pangan (beras) di tingkat konsumen telah mencapai target, Coefisien Variabel (CV) dari hasil pemantauan telah mencapai 6% dari target CV < 10%, Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Konsumsi telah mencapai target yaitu 84,1 dari target 84,1, konsumsi energi 2.052 kkal/kapita/hari, hal ini berarti sudah melebihi target (2.004kkal/kapita/hari) dan konsumsi protein belum mencapai target 56,4 gr/kapita/hari terealisasi 53,25 gr/kapita/hari, untuk PPH konsumsi, konsumsi energi dan konsumsi protein menggunakan angka sementara, karena angka tetap baru akan diketahui nanti sekitar bulan Mei 2016, untuk Peningkatan Produk Pangan Segar yang Tersertifikasi mencapai 7,4% dari target 10%, dan Tingkat Keamanan Pangan Segar yang di Uji telah melebihi target 80% (dibawah ambang batas) terealisasi 91,39. Secara ringkas seluruh capaian kinerja tersebut diatas telah memberikan pelajaran yang sangat berharga bagi Badan Ketahanan Pangan Daerah Provinsi Lampung untuk meningkatkan kinerja dimasa-masa yang akan datang. Capaian kinerja tersebut merupakan hasil dari upaya–upaya dan langkah-langkah yang dirumuskan sebagai strategi pemecahan masalah yang selama ini ditemui. Tentunya upaya-upaya tersebut akan dimodifikasi sesuai dengan perkembangan situasi dan kondisi serta kemampuan sumber daya yang dimiliki guna pencapaian kinerja yang lebih tinggi ditahun berikutnya guna mewujudkan visi Gubernur Lampung “Lampung Maju Sejahtera 2019”.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... ii
IKHTISAR EKSEKUTIF ... iii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... v
DAFTAR GAMBAR ... viii
BAB I. PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Maksud dan Tujuan ... 2
1.3 Tugas Pokok dan Fungsi BKPD ... 2
1.4 Struktur Organisasi BKPD ... 4
1.5 Isu Strategis/Permasalahan SKPD ... 4
BAB II. PERENCANAAN KINERJA ... 5
2.1 Rencana Strategis BKPD 2015-2019 ... 5
2.2 Perjanjian Kinerja Perubahan Tahun 2015 ... 11
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA ... 15
3.1 Capaian Indikator Kinerja Utama Tahun 2015 ... 16
3.2 Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja ... 19
3.3 Realisasi Anggaran Kinerja Tahun 2015 ... 63
3.4 Analisis Efisiensi ... 65
BAB IV. PENUTUP ... 66
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Hubungan antara Misi, Tujuan dan Indikator Tujuan ... 6 Tabel 2. Sasaran Strategis, Indikator Kinerja dan Target Kinerja ... 7 Tabel 3. Program Tahun 2015 untuk Mendukung Pencapaian Sasaran
Strategis ... 9 Tabel 4. Sasaran Pembangunan Bidang Ketahanan Pangan di Provinsi
Lampung Taun 2015... 10 Tabel 5. Perjanjian Kinerja Perubahan Badan Ketahanan Pangan Daerah
Provinsi Lampung Tahun Anggaran 2015 ... 10 Tabel 6. Rencana Belanja Badan Ketahanan Pangan Daerah Provinsi
Lampung Tahun Anggaran 2015 ... 11 Tabel 7. Alokasi Anggaran Rutin Badan Ketahanan Pangan Daeerah
Provinsi Lampung ... 12 Tabel 8. Alokasi per Sasaran Pembangunan Tahun Anggaran 2015 ... 12 Tabel 9. Perbandingan Antara Target dan Realisasi Capaian Kinerja Badan
Ketahanan Pangan Daerah Provins Lampung Tahun 2015 ... 15 Tabel 10. Realisasi dan Capaian Kinerja IKU Badan Ketahanan Pangan
Daerah Provinsi Lampung Tahun 2015 per Triwulan ... 16 Tabel 11. Pencapaian Kinerja Tahun 2015 di Bandingkan dengan Target
Kinerjanya, Target RPJMD dan Perjanjian Kinerja Tahun 2016 .. 17 Tabel 12. Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Terpenuhinya Kebutuhan
Konsumsi Pangan per Kapita Masyarakat untuk Memenuhi
Kecukupan Energi dan Keamanan Pangan... 18 Tabel 13. Target dan Realisasi Capaian Indikator Skor Pola Pangan
Harapan, Konsumsi Energi dan Konsumsi Protein pada
Tahun 2015 ... 20 Tabel 14. Skor PPH Konsumsi di Provinsi Lampung Tahun 2015 ... 21 Tabel 15. Perbandingan Target Nasional, Terget Renstra dan Realisasi
Kinerja Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Konsumsi ... 22 Tabel 16. Target dan Realisasi Capaian Indikator Konsumsi Energi
Di Provinsi Lampung Tahun 2015 ... 23 Tabel 17. Perbandingan Antara Target Nasional, Target Renstra
Dan Capaian Kinerja di Provinsi Lampung... 23 Tabel 18. Perkembangan PPH Konsumsi Provinsi Lampung Tahun
2012 – 2015 ... 24
Tabel 19. Rencana dan Realisasi Indikator Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan ... 29 Tabel 20. PPH Ketersediaan di Provins Lampung 2011 - 2015 ... 29 Tabel 21. Surplus/Minus Bahan Makanan Prov. Lampung Thn.2011-2015 . 31 Tabel 22. Ketersediaan Energi dan Protein Berdasarkan NBM Provinsi
Lampung Tahun 2009 – 2013... 31 Tabel 23. Ketersediaan Energi dan Protein Menurut Sumbernya ... 34 Tabel 24. Skor PPH Ketersediaan Provinsi Lampung Berdasarkan NBM
Tahun 2015 ... 35 Tabel 25. Ketersediaan dan Konsumsi Bahan Pangan di Provinsi Lampung
Tahun 2015 (Atap Tahun 2014) ... 38 Tabel 26. Target dan Realisasi Pencapaian Sasaran Menurunnya Jumlah
Penduduk Rawan Pangan ... 39 Tabel 27. Perkembangan Jumlah Penduduk Miskin di Provinsi Lampung
Tahun 2011 - 2015... 40 Tabel 28. Target Nasional, Target Renstra dan Capaian Kinerja dalam
Penurunan Penduduk Miskin di Provinsi Lampung Tahun
2011 – 2015 ... 41 Tabel 29. Target dan Realisasi Capaian Indikator Harga Pangan Pokok
Di Tingkat Produsen dan Konsumen ... 47 Tabel 30. Data harga Tingkat Produsen, Grosir dan Eceran di Provinsi
Lampung Tahun 2015... 48 Tabel 31. Kondisi Kestabilan Harga Pangan Tingkat Eceran Tahun
2015 di Provinsi Lampung ... 49 Tabel 32. Pencapaian Kinerja Harga GKP di Tingkat Produsen di
Bandingkan dengan Target Nasional dan Target Renstra
Tahun 2011 – 2015 ... 49 Tabel 33. Pencapaian Kinerja Harga GKP di Tingkat Produsen di
Bandingkan dengan Target Nasional dan Target Renstra
Tahun 2011 – 2015 ... 50 Tabel 34. Target dan Realisasi Capaian Indikator Peningkatan Produk
Pangan Segar yang Tersertifikasi ... 54 Tabel 35. Pelaku Usaha dan Kebun yang sudah Teregister dan Sudah
Tersertiifikasi ... 55 Tabel 36. Target dan Realisasi Capaian Indikator Tingkat Keamanan
Pangan Segar yang di Uji ... 57
Tabel 37. Rekap Hasil Uji Cepat (Formalin, Boraks, Methyl Yellow, Pestisida dan Rhodamin B dan Uji Laboratorium Provinsi
Lampung Tahun 2015... 59 Tabel 38. Pencapaian Kinerja dan Anggaran ... 63 Tabel 39. Efisiensi Penggunaan Sumber Daya ... 64
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Tingkat Capaian IKU BKPD Provinsi Lampung Tahun 2015 ... 16
Gambar 2. Perbandingan antara Target Nasional, Target Renstra Dan Capaian Kinerja Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Konsumsi Tahun 2011 – 2015 ... 22
Gambar 3. Perbandingan antara Target Nasional, Target Renstra dan Realisasi Kegiatan untuk Skor PPH, Konsumsi Energi dan Konsumsi Protein Tahun 2015 ... 24
Gambar 4. Skor PPH Konsumsi Provinsi Lampung Tahun 2011-2015 ... 25
Gambar 5. Perkembangan Konsumsi Energi di Provinsi Lampung Tahun 2012 – 2015 ... 25
Gambar 6. Perkembangan Konsumsi Protein di Provinsi Lampung Taun 2012 – 2015 ... 25
Gambar 7. Skor PPH Ketersediaan Prov. Lampung Th. 2011–2015 ... 30
Gambar 8. Ketersediaan Energi di Lihat dari Sumbernya Tahun 2011 – 2015 ... 32
Gambar 9. Ketersediaan Protein Berdasarkan Sumbernya tahun 2011- 2015 ... 32
Gambar 10. Persentase Ketersediaan Energi, Tahun 2015 ... 34
Gambar 11. Persentase Ketersediaan Protein, Tahun 2015 ... 34
Gambar 12. Persentase Kontribusi Kelompok Pangan Tahun 2015 ... 35
Gambar 13. Perbandingan Skor Maksimum dan Skor PPH Menurut Kelompok Pangan ... 36
Gambar 14. Persentase Penduduk Miskin di Provinsi Lampung Tahun 2011 – 2015 ... 41
Gambar 15. Perbandingan antara Target Nasional, Target Renstra Dan Realisasi Kinerja dalam Penurunan Penduduk Rawan Pangan ... 42
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015 BKPD Provinsi Lampung Page 1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ketahanan pangan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan bangsa karena pemenuhan pangan merupakan hak azasi setiap manusia.Selain itu, ketahanan pangan juga merupakan salah satu pilar ketahanan nasional suatu bangsa, dan menunjukkan eksistensi kedaulatan bangsa. Terkaitdengan hal tersebut, ketahanan pangan tidak akan dapat terwujud dengan hanyamelibatkan satu komponen bangsa, tapi harus melibatkan seluruh komponen bangsa,baik pemerintah maupun masyarakat, harus bersama-sama membangun ketahananpangan secara sinergi. Hal inilah yang kemudian dijabarkan dalam Undang-UndangNomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan, yang merumuskan ketahanan pangansebagai “kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin daritersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, halal, merata,dan terjangkau” dan ketahanan pangan merupakan tanggung jawab bersama antarapemerintah dan masyarakat. Undang-undang tentang Pangan tersebut kemudiandijabarkan dalam berbagai Peraturan Pemerintah untuk diimplementasikan dalamkeputusan Pimpinan Pemerintah.Dalam rangka mencapai ketahanan pangan yang mantap danberkesinambungan, ada 3 (tiga) komponen pokok yang harus diperhatikan:
1. Ketersediaan pangan yang cukup dan merata;
2. Keterjangkauan pangan yangefektif dan efisien; serta
3. Konsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang, amandan halal.
Ketiga komponen tersebut perlu diwujudkan sampai tingkat rumah tangga,dengan: 1. Memanfaatkan potensi sumberdaya lokal yang beragam untukpeningkatan
ketersediaan pangan dengan teknologi spesifik lokasi dan ramahlingkungan;
2. Mendorong masyarakat untuk mau dan mampu mengkonsumsipangan yang beragam, bergizi seimbang, dan aman untuk kesehatan;
3. Mengembangkan perdagangan pangan regional dan antar daerah, sehinggamenjamin pasokan pangan ke seluruh wilayah dan terjangkau oleh masyarakat dalamkerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI);
4. Memanfaatkan pasarpangan internasional secara bijaksana bagi pemenuhan konsumen yang beragam;serta
5. Memberikan jaminan bagi masyarakat miskin di perkotaan dan perdesaandalam mengakses pangan yang bersifat pokok.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015 BKPD Provinsi Lampung Page 2 Ketahanan Pangan Daerah Provinsi Lampung (BKPD). Guna mengetahui kinerjapelaksanaan program dan kegiatan pembangunan ketahanan pangan tersebut selama tahun 2015, disusunlah Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
1.2 Maksud dan Tujuan
Laporan Kinerja (LKj) tahun 2015 disusunsebagai bentuk pertanggungjawaban kinerja Badan Ketahanan Pangan Daerah Provinsi Lampung Kepada Gubernur Lampung selaku Pimpinan Daerah tertinggi di Provinsi Lampung.
Tujuan penyusunan laporan ini adalah untuk :
1.Mengetahui sejauhmanakinerja Badan Ketahanan Pangan tahun 2015;
2. Memenuhi kewajiban BadanKetahanan Pangan Daerah Provinsi Lampung dalam melaksanakan tugas dan fungsinya selama tahun 2015.
1.3. Tugas Pokok dan Fungsi SKPD
Tugas Badan Ketahanan Pangan Daerah Provinsi Lampung yaitu : “Melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang ketahanan pangan, tugas dekonsentrasi dan tugas pembantuan yang diberikan pemerintah kepada Gubernur serta tugas lain sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Gubernur berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku”.
Dalam melaksanakan tugas tersebut Badan Ketahanan Pangan Daerah Provinsi Lampung mempunyai funngsi, sebagai berikut :
1. Perumusan kebijakan teknis pengelolaan ketahanan pangan;
2. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang ketahanan pangan;
3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang ketahanan pangan
4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur di bidang Ketahanan Pangan; 5. Pengelolaan administrative.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015 BKPD Provinsi Lampung Page 3 BKP selaku Sekretariat DKP memfasilitasi pelaksanaan tugas Wakil Gubernur selaku Ketua Harian DKP dalam membantu Gubernuruntuk :
1. Merumuskankebijakan dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan di Provinsi Lampung dengan memperhatikan kebijakan yang ditetapkan Dewan Ketahanan Pangan Nasional; dan
2. Merumuskan kebijakan dalam rangka mendorong keikutsertaan masyarakat dalam penyelenggaraan ketahanan pangan
3. Melaksanakan evaluasi dan pengendalian perwujudan ketahanan pangan.
Tugas BADAN Ketahanan Pangan Daerah meliputi kegiatan di bidang: penyediaan pangan, distribusi pangan,cadangan pangan, penganekaragaman pangan, serta mutu dan keamanan pangan. Dalam melaksanakan tugas sehari-hari, Badan Ketahanan Pangan Daerah provinsi Lampung didukung oleh 6 Eselon III dengan struktur organisasi, yaitu:
1. Sekretariat Badan,
mempunyai tugas memberikan pelayanan teknis dan administratif kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Badan KetahananPangan Daerah Provinsi Lampung.
2. Bidang Ketersediaan dan Kerawanan Pangan,
mempunyai tugas melaksanakanpengkajian, penyiapan perumusan kebijakan, pengembangan, pemantauan, pemantapan ketersediaan dan akses pangan serta pencegahan dan penanggulangankerawanan pangan
3. Bidang Distribusi dan Harga Pangan,
mempunyai tugas melaksanakankoordinasi, identifikasi, pembinaan, pengembangan dan pemantauan distribusi dan harga pangan serta cadangan pangan.
4. Bidang Konsumsi dan Penganekaragaman Pangan
mempunyai tugasmelaksanakan pengkajian, penyiapan perumusan kebijakan, pengembangan,pemantauan, dan pemantapan konsumsi dan keamanan pangan.
5. Bidang Mutu dan Keamannan Pangan
Mempunyai tugas melaksanakan koordinasi, identifikasi, pembinaan, pengembangan dan pemantauan serta pengendalian mutu dan keamanan pangan
6. UPT
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015 BKPD Provinsi Lampung Page 4
1.4 Struktur Organisasi Badan Ketahanan Pangan Daerah
1.5 Isu Strategis/Permasalahan Badan Ketahanan Pangan Daerah
1. Penanganan kerawanan pangan
2. Peningkatan stabilitas pasokan, harga dan distribusi pangan 3. Peningkatan penganekaragaman konsumsi pangan masyarakat 4. Pengawasan dan pembinaan keamanan pangan segar
KEPALA BADAN
SUB BAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN
SUB BAGIAN KEUANGAN
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015 BKPD Provinsi Lampung Page 5
BAB II.
PERENCANAAN KINERJA
2.1 Rencana Strategis (RENSTRA) Badan Ketahanan Pangan Daerah Provinsi Lampung Tahun 2015 – 2019
Terdapat beberapa dokumen perencanaan nasional dan daerah yang menjadi dasar bagi perencanaan kinerja. Beberapa dokumen tersebut adalah Rencana Pembangunan Nasional dan Daerah berupa Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN), Rencana Jangka Panjang Daerah (RPJPD), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), Rencana Pembangunan Jangka Menegah Daerah (RPJMD). Pada lingkup Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dokumen perencanaan lima tahunan berupa dokumen Rencana Strategis (Renstra) SKPD yang merupakan penjabaran dari RPJMD.
Berdasarkan RPJMD Provinsi Lampung maka disusunlah Rencana Strategik Badan Ketahanan Pangan Daerah Provinsi Lampung tahun 2015 – 2019 yang merupakan dokumen perencanaan yang bersifat indikatif yang memuat arah, kebijakan dan strategi serta program – program pembangunan ketahanan pangan yang akan dilaksanakan langsung oleh Badan Ketahanan Pangan Daerah Provinsi Lampung maupun mendorong Badan Ketahanan Pangan Daerah Kabupaten/Kota serta peran aktif masyarakat.
Renstra Badan Ketahanan Pangan Daerah Provinsi Lampung merupakan dokumen perencanaan yang bersifat indikatif yang memuat program pembangunan ketahanan pangan yang akan dilaksanakan selama kurun waktu 2015 – 2019 dengan penekanan pada pencapaian sasaran prioritas Nasional, Daerah dan Standar Pelayanan Minimal (SPM).Renstra Badan Ketahanan Pangan Daerah Provinsi Lampung ini memuat visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan, program, indikator yang akan dicapai sampai tahun 2019.
2.1.1 Visi dan Misi
Pada periode Renstra 2015 – 2019 tidak ada lagi visi dan misi SKPD namun mengikuti Visi Gubernur yaitu :
“ Lampung Maju dan Sejahtera 2019”
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015 BKPD Provinsi Lampung Page 6 juga tinggi. Menjadi wilayah sejahtera mempunyai pengertian bahwa masyarakat Provinsi Lampung yang sejahtera dalam arti sejahtera secara ekonomi, makmur dengan pembagian yang lebih adil dan merata, jumlah penduduk terkendali, derajat kesehatan tinggi, angka harapan hidup tinggi, kualitas pelayanan sosial lebih baik. Masyarakat sejahtera juga harus terjamin hak-haknya dan memiliki kesempatan yang sama untuk meningkatkan hidup, memperoleh pekerjaan, pendidikan, kesehatan dan pelayanan sosial serta kebutuhan dasar yang layak
Pada periode Renstra 2015 – 2019 tidak ada lagi misi SKPD namun mengikuti Misi Gubernur. Untuk mewujudkan Visi Gubernur Lampung maka telah dirumuskan menjadi 5 (lima) misi yaitu:
1. Meningkatkan pembangunan ekonomi dan memperkuat kemandirian daerah 2. Meningkatkan infrastruktur untuk pengembangan ekonomi dan pelayanan sosial 3. Meningkatkan kualitas pendidikan, kesehatan, IPTEK dan inovasi, budaya
masyarakat dan Toleransi kehidupan beragama
4. Meningkatkan pelestarian SDA dan kualitas lingkungan hidup yang berkelanjutan 5. Menegakkan supremasi hukum, mengembangkan demokrasi berbasis kearifan lokal,
dan memantapkan kepemerintahan yang baik dan antisipatif
Sektor Ketahanan Pangan masuk dalam Misi Pertamadalam RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) 2015-2019 Provinsi Lampung yaitu
:“Meningkatkan Pembangunan Ekonomi dan Memperkuat Kemandirian
Daerah”.
2.1.2 Tujuan
Mengacu kepada misi yang telah ditetapkan, maka tujuan yang hendak dicapai atau dihasilkan dalam kurun waktu 5 tahun adalah sebagai berikut :
Misi Pertama : Meningkatkan pembangunan ekonomi dan memperkuat kemandirian pangan
Tujuan : Mewujudkan pemantapan ketahanan pangan masyarakat sampai tingkat perseorangan secara berkelanjutan melalui panganekaragaman pangan, penguatan ketersediaan, distribusi pangan, dan kualitas konsumsi pangan yang aman berbasis sumberdaya lokal
Indikator Tujuan : 1. Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Konsumsi 2. Jumlah Konsumsi Energi (kkal/kap/hr) 3. Jumlah Konsumsi Protein (gram/kap/hr)
4. Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015 BKPD Provinsi Lampung Page 7 7. Koefisien Variasi Pangan (Beras) di Tingkat Konsumen (%) 8. Persentase Peningkatan Produk Pangan Segar yang Tersertifikasi 9. Persentase Tingkat Keamanan Pangan Segar yang diuji (%)
Tabel 1. Hubungan antara Misi, Tujuan dan Indikator Tujuan
No. Tujuan Indikator Tujuan Satuan
Kondisi Akhir
2019 1. Mewujudkan pemantapan
ketahanan pangan
1. Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Konsumsi
2. Jumlah Konsumsi energi 3. Jumlah Konsumsi Protein 4. Skor PPH Ketersediaan 5. Persentase Jumlah
Penduduk Rawan Pangan 6. Harga Gabah Kering
Panen (GKP) di Tingkat produsen
7. Koefisien Variasi Pangan (beras) di tingkat
konsumen
8. Persentase Peningkatan Produk Pangan Segar yang Tersertifikasi
9. Persentase Tingkat Keamanan Pangan Segar dihasilkan dalam kurun waktu 5 tahun adalah sebagai berikut :
Misi Pertama : Meningkatkan pembangunan ekonomi dan memperkuat kemandirian pangan
sasaran : Terpenuhinya kebutuhan konsumsi pangan yang beragam, bergizi, seimbang dan aman untuk memenuhi kecukupan energi per kapita.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015 BKPD Provinsi Lampung Page 8
Tabel 2. Sasaran Strategis, Indikator Kinerja dan Target Kinerja
NO Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Kondisi Awal
2. Jumlah Konsumsi Energi
3. Jumlah Konsumsi Protein
4. Skor Pola Pangan Harapan
(PPH) Ketersediaan
5. Persentase Penurunan
Jumlah Penduduk Rawan Pangan
6. Harga Gabah Kering Panen
(GKP) di Tingkat produsen
7. Koefisien Variasi Pangan
(beras) di tingkat konsumen
8. Persentase Peningkatan
Produk Pangan Segar yang Tersertifikasi
9. Persentase Tingkat
Keamanan Pangan Segar yang diuji Keterangan : yang dicetak warna merupakan indikator kinerja Gubernur
2.1.4 Strategi, Arah Kebijakan Daerah, Program dan Indikator Kinerja Dalam Renstra 2015 – 2019
Berdasarkan visi, misi serta tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, maka upaya pencapaiannya selanjutnya dijabarkan secara sistematis melalui perumusan strategis, arah kebijakan dan program. Selain itu untuk mengukur capaian kinerjanya maka dirumuskan pula indikator sebagai tolok ukur kinerjanya.
2.1.4.1 Strategi
Strategi untuk mencapai misi pertama : Meningkatkan pembangunan ekonomi dan memperkuat kemandirian daerah, adalah terpenuhinya kebutuhan konsumsi pangan yang beragam, bergizi, seimbang dan aman untuk memenuhi kecukupan energi per kapita dengan cara :
1. Memprioritaskan pembagunan ekonomi berbasis pertanian dan perdesaan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat
2. Pemenuhan pangan bagi kelompok masyarakat terutama masyarakat miskin transien dan kronis akibat bencana alam melalui pendistribusian bantuan pangan
3. Pemberdayaan masyarakat agar mampu memanfaatkan pangan beragam, bergizi dan aman (B2SA) berbasis sumberdaya lokal
4. Promosi dan edukasi kepada masyarakat untuk memanfaatkan pangan B2SA berbasis sumberdaya lokal
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015 BKPD Provinsi Lampung Page 9
2.1.4.2 Arah Kebijakan Daerah
Arah kebijakan daerah untuk mencapai Misi pertama Meningkatkan pembangunan ekonomi dan memperkuat kemandirian daerah, adalah untuk pemantapan ketahanan pangan, yang meliputi aspek :
1. Aspek ketersediaan pangan
Dalam aspek ketersediaan pangan difokuskan pada peningkatan ketersediaan pangan yang beranekaragam berbasis potensi sumberdaya lokal dan memantapkan penanganan kerawanan pangan untuk mengurangi jumlah penduduk miskin dan kelaparan
2. Keterjangkauan pangan
Difokuskan pada stabilisasi harga dan pasokan pangan serta pengelolaan cadangan pangan
3. Pemanfaatan pangan.
Difokuskan pada percepatan penganekaragaman konsumsi pangan berbasis sumber daya dan kearifan lokal ditunjang dengan pengawasan keamanan pangan segar.
2.1.4.3 Program untuk mencapai sasaran
Berdasarkan visi, misi, tujuan, sasaran strategis dan arah kebijakan yang telah ditetapkan dalam Renstra Badan Ketahanan Pangan Daerah Provinsi Lampung, maka upaya yang dilakukan untuk pencapaiannya dijabarkan secara sistematis melalui perumusan program prioritas daerah. Adapun Program Prioritas untuk mendukung masing-masing sasaran tahun 2015 adalah sebagai berikut :
Tabel 3. Program Tahun 2015 untukMendukung Pencapaian Sasaran Strategis
No Sasaran Strategis Indikator Jumlah Program
1.
.
Terpenuhinya kebutuhan
konsumsi pangan yang beragam, bergizi, seimbang dan aman
untuk memenuhi kecukupan
energi per kapita
1. Skor Pola Pangan Harapan
Ketersediaan
2. Persentase Penurunan Jumlah
Penduduk Rawan Pangan
(%/tahun)
3. Harga gabah kering panen
(GKP) di tingkat produsen (Rp./Kg)
4. Koefisien variasi pangan (beras) di tingkat konsumen (CV)
5. Skor Pola Pangan Harapan
8. Persentase Peningkatan Produk
Pangan Segar yang
Tersertifikasi (%)
9. Persentase Tingkat Keamanan
Pangan Segar yang Diuji (%)
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015 BKPD Provinsi Lampung Page 10
2.1.5 Tema, Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah
2.1.5.1 Tema Pembangunan Daerah
Peraturan Gubernur Lampung nomor 46 tahun 2014 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), tema dan prioritas pembangunan Provinsi Lampung tahun 2015 adalah Pemantapan Daerah Sebagai Landasan Pembangunan Berkelanjutan.
2.1.5.2 Prioritas Pembangunan Daerah
Berdasarkan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) tahun 2015, priortas pembangunan Daerah Lampung adalah sebagai berikut :
1. Memperkuat daya dukung infrastruktur dan konektivitas wilayah
2. Revitalisasi pertanian dalam rangka pemantapan ekonomi daerah untuk peningkatan rakyat yang berkeadilan
3. Memperluas kesempatan kerja dan akses pelayanan pendidikan dan kesehatan 4. Penguatan inovasi teknologi, pematapan IPTEK, industri dan perdagangan serta
energi terbarukan
5. Peningkatan pariwisata dan kebudayaan daerah melalui snergi antar pemangku kepentingan
6. Pemantapan pengelolaan sumber daya alam, lingkungan dan penanggulangan bencana
7. Reformasi birokrasi melalui peningkatan kerjasama dan tatakelola pemerintahan yang baik
Bidang ketahanan pangan masuk dalam prioritas kedua, yaitu revitalisasi pertanian dalam rangka pemantapan ekonomi daerah untuk peningkatan rakyat yang berkeadilan.
2.1.5.3 Sasaran Pembangunan Daerah
Untuk mendukung pelaksanaan tema pembangunan tersebut diatas, maka ditetapkan prioritas pembangunan Provinsi Lampung tahun 2015 bersama dengan sasarannya sebagai berikut :
Tabel 4. Sasaran Pembangunan Bidang Ketahanan Pangan di Provinsi
Lampung tahun 2015
NO PRIORITAS SASARAN
1 Bidang Ketahanan Pangan :
“Revitalisasi pertanian dalam
rangka pemantapan ekonomi
daerah untuk peningkatan rakyat yang berkeadilan ”
Terpenuhinya kebutuhan konsumsi pangan yang beragam, bergizi, seimbang dan aman untuk memenuhi kecukupan energi per kapita
1. Skor PPH ketersediaan
2. Persentase penurunan jumlah penduduk rawan
pangan (%Tahun)
3. Harga gabah kering panen (GKP) di tingkat
produsen (Rp/Kg)
4. Koefisien variasi pangan (beras) di tingkat konsumen (CV)
5. Jumlah konsumsi energi (kkal/kap/hari)
6. Jumlah konsumsi Protein (gram/kap/hari)
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015 BKPD Provinsi Lampung Page 11
NO PRIORITAS SASARAN
8. Persentase Peningkatan produk pangan segar
yang tersertifikasi (%)
9. Persentase Tingkat keamanan pangan segar yang diuji (%)
2.2 Perjanjian Kinerja (PK) PerubahanTahun2015
Dokumen Perjanjian Kinerja (PK) merupakan dokumen pernyataan atau kesepakatan atau
perjanjian antara atasan dan bawahan untuk mencapai target kinerja yang ditetapkan suatu
instansi. Dokumen ini memuat sasaran strategis, indikator kinerja utama beserta target kinerja
dan anggaran. Penyusunan PK 2015 dilakukan dengan mengacu kepada RPJMD, RKPD 2015,
IKU dan APBD.
Tabel 5. Perjanjian Kinerja Perubahan Badan Ketahanan Pangan Daerah Provinsi Lampung Tahun Anggaran 2015
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target
1. Terpenuhinya kebutuhan konsumsi pangan yang beragam, bergizi, seimbang dan aman untuk memenuhi kecukupan energi per kapita
1. Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan
2. Persentase Penurunan Jumlah
Penduduk Rawan Pangan
(%/thn)
3. Harga Gabah Kering Panen (GKP) di Tingkat produsen (Rp./Kg)
4. Koefisien Variasi Pangan (beras) di tingkat konsumen (CV)
5. Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Konsumsi
6. Jumlah Konsumsi Energi (kkal/kap/hr)
7. Jumlah Konsumsi Protein (gr/kap/hari)
8. Persentase Peningkatan Produk
Pangan Segar yang
Tersertifikasi (%)
9. Persentase Tingkat Keamanan Pangan Segar yang di Uji (%)
1. Pelayanan Administrasi Perkantoran 2. Peningkatan Sarana dan Prasarana
Aparatur
3. Peningkatan Disiplin Aparatur
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015 BKPD Provinsi Lampung Page 12 4. Peningkatan Pengembangan Sistem
Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan
5. Peningkatan Diversifikasi dan Peningkatan Ketahanan Pangan
6. Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat
Rp. 13.071.726.000,- APBN
J u m l a h APBN Rp. 13.071.726.000,-
T O T A L Rp. 19.344.352.310,-
2.2.1 Rencana Anggaran Tahun 2015
Jumlah Anggaran untuk Badan Ketahanan Pangan provinsi Lampung tahun 2015 sebesar Rp. 12.126.296.880,- yang digunakan untuk membiayai Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung, secara rinci rencana anggaran Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung dapat dillihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 6. Rencana Belanja Badan Ketahanan Pangan Daerah Provinsi Lampung Tahun Anggaran 2015
Sumber : DPA Perubahan BKPD TA. 2015
Alokasi anggaran Belanja Langsung Tahun Anggaran 2015 yang dialokasikan untuk membiayai program pendukung kelancaran kegiatan yang langsung mendukung pencapaian sasaran BKPD Provinsi Lampung, sebagai berikut:
Tabel 7. Alokasi Anggaran Rutin Badan Ketahanan Pangan Daerah Provinsi
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Program Peningkatan Disiplin Aparatur
Program Peningkatan
Pengembangan Sistem Pelaporan capaian Kinerja dan Keuangan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015 BKPD Provinsi Lampung Page 13 Program Pencapaian Sasaran
1. Program Peningkatan Diversifikasi dan Peningkatan Ketahanan Pangan
4.988.314.500 79,53
J u m l a h 6.272.626.310 100
Alokasi anggaran Belanja Langsung Tahun Anggaran 2015 yang dialokasikan untuk membiayai kegiatan kegiatan prioritas yang langsung mendukung pencapaian sasaran pembangunan adalah sebagai berikut :
Tabel 8. Alokasi per Sasaran Pembangunan Tahun Anggaran 2015
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Anggaran %
1. Terpenuhinya
2. Jumlah Konsumsi
Energi (kkal/kap/hr)
3. Jumlah Konsumsi
Protein (gr/kap/hari)
4. Skor Pola Pangan
Harapan (PPH)
Ketersediaan
5. Persentase Penurunan
Jumlah Penduduk
7. Koefisien Variasi Pangan (beras) di tingkat konsumen (CV)
8. Persentase Peningkatan Produk Pangan Segar yang Tersertifikasi (%) 9. Persentase Tingkat
Keamanan Pangan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015 BKPD Provinsi Lampung Page 15
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
Pendekatan manajemen pembangunan berbasis kinerja, yang utama adalah bahwa pembangunan diorientasikan pada pencapaian menuju perubahan yang lebih baik. Hal ini mengandaikan bahwa fokus dari pembangunan bukan hanya sekedar melaksanakan program/kegiatan yang sudah direncanakan.Esensi dari manajemen pembangunan berbasis kinerja adalah orientasi untuk mendorong perbaikan, dimana program/kegiatan dan sumber daya anggaran adalah alat yang dipakai untuk mencapai rumusan perubahan, baik pada level keluaran, hasil maupun dampak. Pendekatan ini juga sejalan dengan prinsip Good Govermance dimana salah satu pilarnya, yaitu akuntabilitas, akan menunjukkan sejauh mana sebuah instansi pemerintahan telah memenuhi tugas dan mandatnya dalam penyediaan layanan public yang langsung bisa dirasakan hasilnya oleh masyarakat, sehingga pengendalian dan pertanggungjawaban program/kegiatan menjadi bagian penting dalam memastikan akuntabilitas kinerja pemerintah daerah kepada public telah dicapai.
Dalam hal ini, Laporan Kinerja pemerintah merupakan bentuk realisasi kinerja dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercakan kepada setiap instansi pemerintah atas penggunaan anggaran. Hal terpenting yang diperlukan dalam pemyusunan laporan kinerja adalah pegukuran kinerja dan evaluasi serta pengungkapan secara memadai hasil analisis terhadap pengukuran kinerja (Permenpan Nomor 53 tahun 2014 tentang petunjuk teknis perjanjian kinerja, pelaporan kinerja dan tata cara reviu atas laporan kinerja instansi pemerintah).
Sedangkan untuk skala penilaian terhadap kinerja pemerintah, menggunakan pijakan Permendagri No. 54 tahun 2010, sebagai berikut :
No. Interval Nilai Realisasi Kinerja
Kriteria Penilaian Realisasi
Kinerja Kode
1. 91 ≤ Sangat Tinggi
2. 76 ≤ 90 Tinggi
3. 66 ≤ 75 Sedang
4. 51 ≤ 65 Rendah
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015 BKPD Provinsi Lampung Page 16
3.1
Capaian Indikator Kinerja Utama Tahun 2015
Pengukuran tingkat capaian kinerja Badan Ketahanan Pangan Daerah Provinsi Lampung Tahun 2015 dilakukan dengan cara membandingkan antara target indikator kinerja sasaran dengan realisasinya. Rincian tingkat capaian kinerja masing-masing indikator sasaran tersebut dapat diilustrasikan dalam tabel dibawah ini:
Tabel 9.Perbandingan Antara Target dan Realisasi Capaian Kinerja Badan Ketahanan Pangan Daerah ProvinsiLampung Tahun 2015
No Indikator Kinerja Capaian
2014
7. Coefisien Variasi
pangan beras di
9. Persentase Tingkat
Keamanan Pangan Segar yang di Uji (%)
80,43 80% 91,39% 114,24 80% 114,24
Catatan : Untuk indikator 5 dan 6 merupakan angka sementara, karena realisasi kinerja tahun 2015 baru bisa dilihat pada bulan Juni 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015 BKPD Provinsi Lampung Page 17 Gambar 1. Persentase Pencapaian IKU BKPD Provinsi Lampung Tahun 2015
Sementara bila dilihat dalam kerangka triwulan, perbandingan antara rencana dan realisasi kinerja untuk seluruh sasaran adalah sebagai berikut :
Tabel 10. Realisasi dan Capaian Kinerja IKU Badan Ketahanan Pangan Daerah Provinsi Lampung Tahun 2015 per Triwulan
No Sasaran Strategi Indikator Kinerja Satuan
Target bergizi, seimbang dan aman untuk memenuhi kecukupan energi per Kapita
jumlah penduduk rawan pangan Catatan *) menggunakan angka sementara karena hasil realisasi baru diketahui pada bulan Juni 2016
Sangat Tinggi
Tingkat Capaian IKU Tahun 2015
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015 BKPD Provinsi Lampung Page 18 Beberapa IKU yang diuraikan diatas, penetapan target dan pengukuran realisasi triwulan dilakukan dengan menggunakan proxy indikator karena karakter indikator yang spesifik, termasuk tentang metode pengukuran indikator. Indikator yang dimaksud dan penjelasan mengapa dipergunakan proxy indikator adalah sebagai berikut :
1. Sebagian indikator merupakan indikator pada level outcome, dimana pelaksanaan kegiatan pada tahun berjalan, belum tentu akan berkontribusi pada pencapaian target kinerja IKU secara langsung, seperti indikator penurunan jumlah penduduk rawan pangan.
2. Sebagian indikator mempergunakan data yang dihasilkan oleh pengukuran secara periodik oleh lembaga diluar Badan Ketahanna pangan Daerah, yang biasanya dilakukan sekali dalam setahun, indikator yang masuk dalam kategori ini adalah PPH Ketersediaan, Skor pola pangan harapan (PPH) konsumsi, Konsumsi energi dan Konsumsi Protein.
Tabel 11. Pencapaian Kinerja Tahun 2015 Dibandingkan dengan Target Kinerjanya, Target RPJMD dan Perjanjian Kinerja Tahun 2016
No Sasaran
Strategi
Indikator
Kinerja Satuan
Tahun 2015 Tahun 2016
Target Capaian Realisasi Target
RPJMD PK
Energi Kkal/kap/hr
2.004 2.052 102,4 2.040 2.040
Jumlah Konsumsi
Protein Gram/kap/hr
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015 BKPD Provinsi Lampung Page 19
3.2 Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja
Bagian ini akan menguraikan evaluasi dan analisis capaian kinerja yang menjelaskan laporan kinerja secara umum sebagaimana telah diuraikan dalam sub bab sebelumnya. Badan Ketahanan Pangan Daerah Provinsi Lampung memiliki satu sasaran yaitu terpenuhinya kebutuhan konsumsi pangan per kapita masyarakat untuk memenuhi kecukupan energi dan keamanan pangan yang diukur dengan 9 indikator.Penyajian untuk sub bab ini akan disajikan per indikator. Beberapa indikator yang terkait digabungkan menjadi satu dalam analisis ini.
Sasaran Badan Ketahanaan Pangan terpenuhinya kebutuhan konsumsi pangan yang beragam, bergizi, seimbang dan aman untuk memenuhi kecukupan energi per kapita
Capaian kinerja tahun 2015 merupakan capaian kinerja tahun pertama dari periode 5 (lima) tahun RPJMD dan Renstra Badan Ketahanan Pangan Daerah Provinsi Lampung. Adapun gambaran pencapaian indikator kinerja pada tahun 2015 adalah sebagai berikut:
Tabel 12. Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Terpenuhinya Kebutuhan Konsumsi Pangan yang beragam, bergizi, seimbang dan aman untuk memenuhi kecukupan energi per Kapita
NO Sasaran
Srategis Indikatir Kinerja Satuan
2015 2019
7. Coefisien Variasi
pangan beras di tingkat
konsumen
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015 BKPD Provinsi Lampung Page 20 NO Sasaran
Srategis Indikatir Kinerja Satuan
2015 2019
Target Realisasi % Target RPJMD % 8. Persentase
Peningkatan
Produk Pangan
Segar yang
Tersertifikasi
% 10 7,4 74,0 10 74
9. Persentase Tingkat Keamanan
Pangan Segar
yang di Uji
% 80%
(dibawah ambang
batas)
91,39 114,24 80 114,24
Keberhasilan Badan Ketahanan Pangan Daerah Provinsi Lampung dalam menjalankan Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat diukur berdasarkan pencapaian outcome. Pengukuran tersebut dilakukan mengingat outcome merupakanhasil dari berfungsinya output yang telah dilaksanakan bidang yaitu BidangKetersediaan dan Kerawanan Pangan, Bidang Distribusi dan Harga Pangan, BidangPenganekaragaman dan Konsumsi Pangan, Bidang Mutu dan Keamanan Pangan, UPT serta Sekretariat BadanKetahanan Pangan Daerah. Pengukuran capaian kinerja Badan Ketahanan Pangan Daerah tersebutdilaksanakan secara tahunan, sedangkan pengukuran realisasi keuangan dan fisikoutput kegiatan dipantau secara bulanan dan triwulanan melalui Laporan realisasi kinerja dan realisasi keuangan.
Pengukuran kinerja didasarkan pada indikator kinerja yang terstandarisasi agar mampu menghasilkan hasil evaluasi kinerja yang relevan dan reliable sebagai bahan pertimbangan perencanaan selanjutnya.Hasil pengukuran menjadi dasar untuk menyimpulkan kemajuan kinerja, mengambil tindakan dalam rangka mencapai target kinerja yang ditetapkan dan menyesuaikan strategi untuk mencapai tujuan dan sasaran. Analisis dan evaluasi capaian kinerja diperoleh dari hasil pengukuran kinerja kegiatan yang mendukung tercapainya sasaran.Beberapa indikator kinerja dapat dilaksanakan melalui beberapa kegiatan yang saling terkait digabung menjadi satu dalam analisis ini. Hasil analisis dan evaluasi capaian kinerja tahun 2015 Badan Ketahanan Pangan Daerah Provinsi Lampung per indikator dapat dijelaskan sebagai berikut :
SKOR POLA PANGAN HARAPAN (PPH) KONSUMSI, JUMLAH KONSUMSI
ENERGI DAN JUMLAH KONSUMSI PROTEIN
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015 BKPD Provinsi Lampung Page 21 Bidang konsumsi dan penganekaragaman pangan sebagai salah satu bidang di Badan Ketahanan Pangan memiliki tugas pokok melaksanakan koordinasi, identifikasi, pembinaan, pengembangan dan pemantauan konsumsi dan penganekaragaman pangan. Meningngkatkan kualitas konsumsi pangan beragam bergizi seimbang dan aman berbasis pada pangan pokok lokal merupakan salah satu tugas badan ketahanan pangan daerah khususnya bidang konsumsi dan penganekaragaman pangan. untuk meningkatkan kualitas konsumsi dilaksanakan melalui beberapa kegiatan, antara lain : Analis situasi konsumsi pangan, Bimtek analisis konsumsi pangan (pelatihan bagi petugas/aparat Kabupaten/Kota), Lomba cipta menu tingkat Provinsi dan Nasional, Pemantauan, monitoring dan evaluasi percepatan penganekaragaman konsumsi pangan (P2KP), Promosi P2KP, Pengembangan usaha pangan lokal.
Realisasi pencapaian indikator skor pola pangan harapan (PPH) Konsumsi, Jumlah Konsumsi Energi dan Jumlah Konsumsi Protein pada tahun 2015 dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 13. Target dan Realisasi Capaian Indikator Skor Pola Pangan Harapan, Jumlah Konsumsi Energi dan Jumlah Konsumsi Protein pada Tahun 2015
No Indikator Kinerja Capaian
2014
Tahun 2015 Target Akhir
Renstra
Sumber data : BKPD Prov. Lampung Keterangan *) Angka Sementara
Pencapaian indikator skor pola pangan harapan (PPH) konsumsi, dapat dijelaskan sebagai berikut :
Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Konsumsi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015 BKPD Provinsi Lampung Page 22 dapat dilihat dari skor pangan (dietary score) dan dikenalnya sebagai skor PPH. Semakin tinggi skor PPH, konsumsi pangan semakin berimbang dan seimbang.
Pangan yang dikonsumsi secara beragam dalam jumlah cukup dan seimbang akan mampu memenuhi kebutuhan zat gizi. Keanekaragaman pangan tersebut mencakup kelompok : padi padian, umbi umbian, pangan hewani, minyak dan lemak, buah/biji berminyak, kacang kacangan, gula, sayur dan buah, dll. Skor PPH di nilai dengan angka 100.Kegunaan PPH merupakan instrummen sederhana untuk menilai situasi konsumsi pangan penduduk, baik jumlah maupun komposisi pangan menurut jenis pangan yang dinyatakan dalam skor PPH. Skor PPH merupakan indikator mutu gizi dan keragaman konsumsi pangan sehingga dapat digunakan untuk merencanakan kebutuhan konsumsi pangan pada tahun tahun mendatang.PPH dapat digunakan sebagai pedoman dalam evaluasi dan perencanaan penyediaan, produksi dan konsumsi pangan penduduk, baik secara kuantitas, kualitas maupun keragamannya dengan mempertimbangkan aspek sosial, ekonomi.Budaya, agama dan cita rasa. Pada tahun 2015 ini, skor PPH di Provinsi Lampung ditargetkan 84,1 dan ternyata dari hasil analisis target PPH tahun 2015 tercapai yaitu 84,1 (Angka Sementara), seperti terlihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 14. Skor PPH Konsumsi di Provinsi Lampung Tahun 2015
Kelompok Pangan
Perhitungan Skor Pola Pangan Harapan (PPH)
Kalori % %
Sumber Data : BKPD Provinsi Lampung
Keterangan : Penghitungan menggunakan data sementara
Untuk skor pola pangan harapan (PPH) konsumsi tahun 2015 yang ditampilkan pada tabel diatas merupakan angka sementara (ASEM) karena angka tetapnya baru akan keluar sekitar bulan Juni 2016.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015 BKPD Provinsi Lampung Page 23 cukup besar.Untuk itu gerakan makan ikan atau daging dan telur perlu ditingkatkan, namun yang lebih penting lagi adalah peningkatan kesejahteraan masyarakat, karena harga produk hewani cukup mahal.Maka perlu dipertimbangan di kegiatan kawasan rumah pangan lestari (KRPL) di kembangkan ternak ayam atau ternak ikan.
Sumber daya manusia yang berkualitas sangat diperlukan untuk membangun bangsa Indonesia dalam menghadapi persaingan era global.Untuk itu, tubuh memerlukan makanan yang mengandung zat gizi lengkap sesuai dengan kebutuhan untuk dapat menjalankan aktivitas secara aktif dan produktif.
Makanan yang di konsumsi sehari-hari harus mengandunng lima kelompok zat gizi, yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral dalam jumlah yang cukup dan tidak berlebihan namun juga tidak kekurangan. Disamping itu manusia juga memerlukan air dan serat untuk memperlancar berbagai proses dalam tubuh. Zat-zat gizi tersebut akan terpenuhi bila pangan yang kita konsumsi beragam, karena secara alami komposisi setiap jenis bahan pangan memiliki kelebihan dan kekurangan akan zat gizi tertentu, sehingga dengan mengkonsumsi jenis pangan yang beragam, pangan satu dengan yang lainnya akan saling melengkapi. Pangan yang bergizi seimbang ini tidak harus berharga mahal bahkan dapat diperoleh dengan harga yang sangat murah, dengan memanfaatkan apa yang ada di sekitar kita, misalnya pekarangan.
Sehubungan dengan itu, pemerintah melalui kegiatan penganekaragaman konsumsi pangan mengupayakan agar pola konsumsi pangan penduduk lebih beranekaragam, seimbang serta aman dalam jumlah dan komposisi yang cukup (Beragam, Bergizi Seimbang dan Aman) yang dimulai dari masing-masing rumah tangga.
Tabel 15. Perbandingan Target Nasional, Target Renstra dan Realisasi Kinerja Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Konsumsi
2011 2012 2013 2014 2015
Target Nasional 88,1 89,8 91,5 93,3 84,1
Target Renstra 88,9 89,8 91,5 93,3 84,1
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015 BKPD Provinsi Lampung Page 24 Gambar 2. Perbandingan antara Target Nasional, Target Renstra dan Capaian Kinerja
Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Konsumsi Tahun 2011 - 2015
Jumlah Konsumsi Energi (kkal/kapita/hari); Jumlah Konsumsi Protein (gr/kapita/hari)
Pada tahun 2015 untuk indikator jumlah konsumsi energi terealisasi 2.052 kkal/ kapita/hari dari target 2.004 kkal/kapita/hari atau 102,40%, sedangkan untuk jumlah konsumsi protein terealisasi 53,25 gram/kapita/hari dari yang ditargetkan sebesar 56,1 atau 94,92%. Untuk kedua indikator yaitu jumlah konsumsi energi dan jumlah konsumsi protein capaian kinerjanya termasuk sangat tinggi karena lebih dari 91%. Secara rinci pencapaian jumlah konsumsi energi dan jumlah konsumsi protein dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 16. Target dan Realisasi Capaian Indikator Jumlah Konsumsi Energi di Provinsi Lampung Tahun 2015
No Indikator Kinerja Capaian
2014
Tahun 2015 Target Akhir
Renstra
Sumber Data BKPD Prov. Lampung Keterangan *) Angka Sementara
Aspek kuantitas konsumsi pangan adalah jumlah pangan yang dikonsumsi dalam satuan Kkal/Kap/Hari atau Gram/Kap/Hari. Penilaian aspek ini ditinjau dari volume pangan yang dikonsumsi dan konsumsi zat gizi yang dikandung bahan pangan. Kedua hal tersebut digunakan untuk melihat apakah konsumsi pangan sudah dapat memenuhi kebutuhan yang layak untuk hidup sehat yang dikenal dengan angka kecukupan gizi (AKG) yang direkomendasikan Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi ( WNPG). Untuk
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015 BKPD Provinsi Lampung Page 25 menilai kuantitas konsumsi pangan masyarakat digunakan parameter Tingkat Konsumsi Energi (TKE) dan Tingkat Konsumsi Protein (TKP). Beberapa kajian menunjukkan bahwa bila jumlah konsumsi energi dan protein terpenuhi sesuai dengan norma atau angka kecukupan gizi dan konsumsi pangan beragam, maka zat-zat lain juga akan terpenuhi dari konsumsi pangan.
Pangan dalam aspek penilaian situasi konsumsi wilayah lebih ditekankan pada aspek gizi yang didasarkan pada penganekaragaman pangannya, bukah hanya beranekaragam makanan pokoknya saja tetapi juga beranekaragam konsumsi bahan pangan lainnya.
Perbandingan antara target nasional, target Renstra dan capaian kinerja akan disajikan pada tabel di bawah ini :
Tabel 17. Perbandingan antara Target Nasional, Target Renstra dan Capaian Kinerja di Provinsi Lampung Tahun 2015
PPH Jumlah
Keterangan *) Data Sementara
Gambar 3. Perbandingan antara Target Nasional, Target Renstra dan Realisasi Kegiatan untuk Skor PPH, Konsumsi Energi dan Konsumsi Protein Tahun 2015
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa capaian kinerja tahun 2015 untuk indikator skor pola pangan harapan (PPH) konsumsi dan jumlah konsumsi energi sudah melebihi target, baik target nasional maupun target di renstra. Sedangkan untuk capaian kinerja indikator jumlah konsumsi protein realisasinya masih di bawah target nasional dan target di renstra.
PPH Konsumsi Energi Konsumsi Protein
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015 BKPD Provinsi Lampung Page 26 Perkembangan skor pola pangan harapan (PPH) konsumsi, konsumsi energi dan konsumsi protein di Provinsi Lampung dari tahun 2012 – 2015 dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 18. Perkembangan PPH Konsumsi Provinsi Lampung Tahun 2012 - 2015
Uraian Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015
Skor PPH Konsumsi 86,5 84,3 83,4 84,1*)
Sumber Data : BKPD Provinsi Lampung Keterangan : *) Angka Sementara
Grafik 4. Skor PPH Konsumsi Provinsi Lampung Tahun 2011 – 2015
Grafik 5. Perkembangan Konsumsi Energi di Provinsi Lampung Tahun 2012-2015
86,5
Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015
SKOR PPH KONSUMSI
Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015
Konsumsi Energi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015 BKPD Provinsi Lampung Page 27 Grafik 6. Perkembangan Konsumsi Protein di Provinsi Lampung Tahun 2012-2015
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa skor pola pangan harapan (PPH) konsumsi masyarakat Provinsi Lampung sudah mulai mengarah kepada beragam, bergizi, Seimbang dan Aman (B2SA), walaupun mulai pada tahun 2013 terjadi penurunan, hal ini dikarenakan terjadi revisi hasil justifikasi data BPS dan BKP Pusat. Dan pada tahun 2015 terjadi peningkatan menjadi 84,1 (angka sementara), meningkatnya PPH konsumsi ini karena adanya dukungan dari Pemerintah Daerah yang terus mensosialisasikan dan mengkampanyekan keseimbangan pangan melalui lomba cipta menu dan makanan sehat, pameran dan penyuluhan-penyuluhan melalui PPL dan PKK.
upaya upaya yang dilakukan dalam meningkatkan angka PPH antara lain : a. Gerakan percepatan penganekaragaman konsumsi pangan
b. Lomba cipta menu tingkat Provinsi dan Nasional c. Pengembangan usaha pangan lokal
Penilaian situasi konsumsi pangan dapat dilakukan dengan menganalisa dua aspek penilaian yaitu : aspek kuantitas konsumsi (% AKE) dan aspek kualitas konsumsi (mutu Konsumsi : Skor PPH). Mutu pangan atau kualitas pangan dalam hal ini dapat mencakup aspek fisik pangan, kualitas kimiawi pangan dan mikrobiologi/aspek keamanna pangan, aspek organoleptic dan aspek gizi.Pangan dalam aspek penilaian situasi konsumsi wilayah lebih ditekankan pada aspek gizi yang didasarkan pada penganekaragaman pangannya, bukan hanya beranekaragaman untuk makanan pokok saja tetapi juga anekaragaman konsumsi bahan pangan lainnya. Semakin beragam dan seimbang pangan yangn dikonsumsi akan semakin baik kualitas gizinya, karena pada hakekatnya tidak ada satu jenis pangan yang mempunyai kandungan gizi yang lengkap dan cukup jumlah jenisnya. Untuk menilai keanekaragaman pangan digunakan pendekatan Pola Pangan Harapan (PPH).Semakin tinggi skor mutu pangan yang dihitung menggunakan pendekatan PPH menunjukkan konsumsi pangan semakin beragam dan komposisinya semakin baik dan seimbang.Apabila keragaman konsumsi pangan berada di bawah
59,5
57,2
54,8
53,25
50 52 54 56 58 60
Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015
Konsumsi Protein
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015 BKPD Provinsi Lampung Page 28 anjuran, maka tingkat konsumsi masyarakat perlu ditingkatkan melalui peningkatan pendapatan dan pengetahuan pangan dan gizi.
Pada tahun 2015 untuk meningkatkan PPH di Provinsi Lampung, Badan Ketahanan Pangan Daerah telah melakukan beberapa upaya diantaranya melalui kegiatan gerakan penganekaragaman konsumsi pangan dengan sasaran anak SD/usia dini, petugas Kabupaten/Kota, Kepala sekolah, Dewan guru, dan kelompok wanita tani di 4 Kabupaten/Kota yaitu Kabupaten Pringsewu, Lampung Selatan, Lampung tengah, dan Pesawaran. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan bagi kelompok tani dan anak-anak SD dalam mewujudkan pola konsumsi pangan yang beragam, bergizi, seimbang dan aman (B2SA).Serta mengurangi ketergantungan terhadap bahan pokok beras.
Selain kegiatan gerakan penganekaragaman konsumsi pangan juga di lakukan sosialisasi gerakan penganekaragaman konsumsi pangan dan konsumsi pangan beragam, bergizi, seimbang dan aman (B2SA) kepada tim penggerak PKK, karena tim penggerak PKK merupakan organisasi wanita yang mempunyai anggota sampai pada tingkat desa, oleh karena itu TP_PKK merupakan mitra yang sangat cocok dan tepat dalam mensosialisasikan dan menyebarluaskan gerakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) dan konsumsi pangan B2SA. TP-PKK bisa dijadikan ujung tombak dalam menyukseskan program P2KP dan pangan B2SA kepada masyarakat. Guna memotivasi masyarakat agar mau mengkonsumsi makanan yang beragam, bergizi, seimbanng dan aman (B2SA), maka Badan Ketahanan Pangan Daerah harus melakukan sosialisasi secara terus menerus untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat serta mengubah pola konsumsi pangan masyarakat menuju beragam, bergizi, seimbang dan aman. Dalam rangka mempercepat pemahaman masyarakat tentang konsumsi pangan yang beragam, bergizi, seimbang dan aman, Badan Ketahanan Pangan daerah melaksanakan lomba cipta menu beragam, bergizi, seimbang dan aman yangn diikuti oleh perwakilan dari Kabupaten/Kota se Provinsi Lampung. Pada tahun 2015 ini lomba dilaksanakan di halaman kantor Gubernur pada tanggal 12 Oktober 2015 yang diikuti oleh 14 tim penggerak PKK Kabupaten/Kota. Lomba cipta menu beragam, bergizi, seimbang dan aman IB2SA) ini merupakan salah satu upaya untuk mendorong kemandirian masyarakat khususnya ibu-ibu rumah tangga dalam pengembangan pangan lokal guna mendukung percepatan diversifikasi penganekaragaman pangan, dan diharapkan dapat diterapkan di tingkat rumah tangga untuk mewujudkan ketahanan pangan keluarga menuju ketahanan pangan nasional.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015 BKPD Provinsi Lampung Page 29 baku terigu. Pada tahun 2015, Badan Ketahanan Pangan daerah provinsi Lampung memberikan bantuan alat penepung kepada kelompok wanita di 5 Kabupaten, yaitu Kabupaten Lampung Timur, Lampung Barat, Lampung Utara, Pesawaran dan Kota Metro.
Masalah dan solusi dalam pencapaian indikator skor pola pangan harapan (PPH) konsumsi, jumlah konsumsi energi dan jumlah konsumsi protein, sebagai berikut : Masalah
1. Pendapatan masyarakat masih rendah dibandingkan harga kebutuhan pangan secara umum, sehingga menurunya daya beli masyarakat disebabkan oleh kenaikan harga pangan daripada masalah ketersediaan sehingga kualitas konsumsi pangan masih rendah, kurang beragam dan masih di dominasi pangan sumber karbohidrat serta masih rendahnya konsumsi protein hewani, umbi-umbian, aneka kacang serta sayur dan buah
2. Keterbatasan dalam memberikan dukukngan program bagi dunia usaha dan asosiasi yang mengembangkan aneka produk olahan pangan lokal
3. Konsumsi beras per kapita masih tinggi hai ini dikarenakan harga pangan pokok bersumberdaya lokal sebagai pengganti beras harganya masih relative lebih tinggi daripada harga beras, selain itu juga adanya anggapan yang salah dimasyarakat yaitu belum makan kalau belum makan nasi serta masih terbatasnya dukungan sosialisasi, promosi dalam penganekaragaman konsumsi pangan melalui berbagai media.
Solusi
1. Peningkatan pengetahuan kelompok wanita tentang pentingnya pemanfaatan pekarangan untuk tambahan gizi keluarga dan untuk meningkatkan pendapatan keluarga.
2. Peningkatan koordinasi dalam perumusan kebijakan konsumsi dan keamanan pangan melalui peningkatan pemantauan dan analisis pola konsumsi pangan serta pengembangan kelembagaan pedesaan dalam diversifikasi konsumsi pangan.
3. Fasilitasi kepada kelompok pengembangan bisnis pangan lokal dan makanan tradisional serta mendorong peran aktif swasta dan dunia usaha dalam pengembangan industri dan bisnis pangan lokal (MP3L)
S
KORP
OLAP
ANGANH
ARAPAN(PPH)
K
ETERSEDIAANLaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015 BKPD Provinsi Lampung Page 30 terkait dengan dimensi sosial, ekonomi dan politik.Ketahanan pangan merupakan suatu sistem yang terintegrasi yang terdiri atas berbagai subsistem, subsistem utamanya adalah ketersediaan pangan, keterjangkauan dan pemenuhan konsumsi pangan.Terwujudnya ketahanan pangan merupakan sinergi dari interaksi ketiga subsistem tersebut.Subsistem ketersediaan pangan mencakup aspek produksi dan cadangan pangan.
Ketersediaan pangan harus dikelola sedemikian rupa sehingga walaupunproduksi pangan bersifat musiman, terbatas dan tersebar antar wilayah, tetapi volume pangan yang tersedia bagi masyarakat harus cukup jumlah dan jenisnya serta stabil penyediaannya dari waktu ke waktu. Untuk itu aspek cadangan pangan merupakan salah satu komponen penting dalamketersediaan pangan yang dapat berfungsi menjaga kesenjangan antara produksi dengan kebutuhan, disamping itu juga dapat digunakan untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya kekurangan pangan yang bersifat sementara disebabkan gangguan atau terhentinya pasokan bahan pangan, misalnya karena putusnya prasarana dan sarana transportasi akibat bencana alam.
Realisasi pencapaian indikator skor pola pangan harapan (PPH) ketersediaan, dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 19. Rencana dan Realisiasi Indikator Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan
No Indikator Kinerja Capaian
2014
Tahun 2015 Target
Akhir ditargetkan 87,52 dan terealisasi 70,31 atau 80,34%, meskipun pencapaian kinerjanya belum mencapai 100% tetapi pencapaian kinerjanya sudah tergolong tinggi yaitu mencapai 80,34%.
Untuk mengetahui perkembangan skor pola pangan harapan (PPH) ketersediaan selama lima tahun terakhir di Provinsi Lampung dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 20. Pola Pangan Harapan (PPH Ketersediaan) di Provinsi Lampung 2011 – 2015
Kelompok Pangan Skor Maks
Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015 BKPD Provinsi Lampung Page 31
Sumber : Badan Ketahanan Pangan daerah Prov. Lampung
Sumber Data : Badan Ketahanan Pangan Daerah prov. Lampung
Gambar 7. Skor PPH Ketersediaan Provinsi Lampung Tahun 2011 – 2015
Jika dilihat dari tabel diatas menunjukkkan bahwa PPH ketersediaan di Provinsi Lampung sejak tahun 2011 sampai dengan tahun 2014 mengalami peningkatan, hanya saja pada Tahun 2015 mengalami penurunan hal ini dikarenakanada beberapa komoditas yang mengalami penurunan ketersediaannya sehingga masih dibawah skor maksimal, untuk komoditi padi-padian, gula, sayur dan buah ketersediaannnya sudah melebihi dari skor maksimal, sementara untuk kelompok pangan umbi-umbian, hewani, minyak dan lemak, buah/biji berminyak, dan kacang-kacangan ketersediaannya masih di bawah skor maksimal yang menyebabkan skor PPH ketersediaan di Provinsi Lampung belum ideal yang menunjukkan bahwa ketersediaan bahan pangan di Provinsi Lampung belum beragam/berimbang. Untuk kelompok pangan yang masih dibawah skor maksimal perlu ditingkatkan produksinya agar skor pola pangan harapan (PPH) ketersediaan bisa meningkat mendekati skor pola pangan harapan (PPH) ketersediaan yang ideal yaitu PPH ketersediaan mencapai 100.
Sementara jika dilihat dari surplus atau minus ketersediaan bahan pangan selama lima tahun terakhir di provinsi Lampung dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
73,7 73,63 73,76 73,92
Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015
SKOR PPH KETERSEDIAAN
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015 BKPD Provinsi Lampung Page 32
Tabel 21. Surplus/Minus Bahan Makanan Provinsi Lampung Th. 2011 – 2015
No
. Komoditas
Surplus (+)/Minus (-) (ton)
2011 2012 2013 2014 2015 Sumber Data : Badan Ketahanan Pangan Daerah Provinsi Lampung
Data Neraca Bahan Makanan (NBM) menunjukkan bahwa ketersediaan bahan pangan di Provinsi Lampung telah cukup, dicerminkan dengan tersedianya energi dan protein yang telah melebihi standar yang ditetapkan melalui Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (WNPG). Sebagai gambaran ketersediaan bahan pangan Provinsi Lampung dapat dilihat pada Tabel dibawah ini.
Tabel 22. Ketersediaan Energi dan Protein Berdasarkan NBM Provinsi
(kal/kap/hr) 2.200 2.578,28 2.870,04 2.911,84 2.987,84 2.735,29
a. Nabati 2.462 2.791,68 2.800,13 2.877,91 2.630,63
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015 BKPD Provinsi Lampung Page 33 Gambar 8. Ketersediaan Energi dilihat dari Sumbernya tahun 2011 - 2015
Gambar 9. Ketersediaan Protein Berdasarkan Sumbernya Tahun 2011 – 2015
Dalam upaya pencapaian indikator skor pola pangan harapan (PPH) ketersediaan, Badan Ketahanan Pangan Daerah Provinsi Lampung telah melakukan penyusunan Neraca Bahan Makanan (NBM).Tabel Neraca Bahan Makanan ini menyajikan gambaran menyeluruh tentang pola penyediaan pangan di suatu wilayah dalam periode tertentu. Neraca Bahan Makanan (NBM) digunakan sebagai salah satu bahan dalam menyusun kebijakan ketersediaan pangan, maka NBM harus disusun secara lengkap, tepat waktu dan berkelanjutan dari suatu periode ke periode berikutnya. Tabel NBM ini dapat digunakan untuk mengevaluasi pengadaan, penggunaan pangan, komposisi atau pola ketersediaan energi atau zat gizi lainnya.Selain itu juga digunakan sebagai acuan dalam
-
Tahun 2011 Tahun 2012
Tahun 2013 Tahun 2014
Tahun 2015
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015 BKPD Provinsi Lampung Page 34 perencanaan produksi/pegadaan pangan serta sebagai bahan dalam penetapan kebijakan pangan dan gizi.
Pada tahun 2015 ini ditargetkan skor Pola Pangan Harapan (PPH) ketersediaan sebesar 87,52 tetapi dari hasil penyusunan NBM ternyata PPH ketersediaan di Provinsi Lampung baru mencapai 70,31, masih lebih rendah dari yang di inginkan. Hal ini menunjukkan bahwa ketersediaan pangan di Provinsi Lampung belum beragam/seimbang karena belum mencapai 100. Dari hasil penghitungan ketersediaan atau hasil dari Neraca Bahan Makanan (NBM) menunjukan bahwa ketersediaan pangan di provinsi Lampung masih di dominasi oleh kelompok pangan padi padian (74,91%), kelompok sayur/buahan (8,99%), kelompok gula (7,72%), Pangan hewani (3,78%), kelompopk umbi-umbian (2,65%), minyak dan lemak (1,66%) serta diikuti kelompok kacang-kacangan dengan kontribusi energy sebesar (0,29%).
Penyebab belum idealnya ketersediaan pangan tersebut disebabkan karena Komposisi skor PPH untuk masing-masing kelompok bahan pangan tersebut belum seluruhnya mencapai skor maksimum, kelompok pangan yang masih di bawah skor maksimum antara lain : umbi-umbian, sebesar 1,65 (skor maksimal 2,5), kelompok pangan hewani 9,40 (skor maksimal 24, kelompok buah/biji berminyak sebesar 0 (maksimal 1), kelomppok kacang-kacangan 0,73 (skor maksimal 10, kelompok minyak dan lemak sebesar 1,03 (skor maksimal 5). Hal ini mengakibatkan tidak seimbangnya ketersediaan kecukupan gizi yang dipersyaratkan. Sedangkan kelompok bahan pangan yang melebihi skor maksimal akan memberikan kelebihan kontribusi ideal pangan dalam komposisi gizi seimbang.
Untuk pemenuhan ketersediaan energi, protein dan lemak yang berimbang, maka untuk komoditas yang produksinya masih rendah (kelompok kacang-kacangan, kelompok ikan dan telur)agar dilakukan peningkatan produksi dengan memanfaatkan potensi lahan yang tersedia, sementara kelebihan ketersediaan untuk bebrapa komoditas pangan di Provinsi Lampung seperti beras dan ubi kayu dapat dimanfaatkan sebagai aset provinsi untuk di eksport guna meningkatkan pendapatan daerah.
Salah satu cara untuk mengetahui tingkat ketahanan pangan adalah dengan mengukur
rasio ketersediaan dengan konsumsi pangan. Rasio pangan ini berguna sebagai masukan
bagi pemangku kepentingan untuk memperbaiki dan meningkatkan penyediaan pangan
dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan Provinsi Lampung.Untuk melihat kecukupan
ketersediaan dan konsumsi, dilakukan perbandingan antara ketersediaan dan konsumsi
aktual dengan angka kecukupan ketersediaan dan konsumsi dalam bentuk energi dan