• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Pernikahan Dini Dengan Tumbuh Kembang Balita Di Desa Limau Manis Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Pernikahan Dini Dengan Tumbuh Kembang Balita Di Desa Limau Manis Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara Chapter III V"

Copied!
73
0
0

Teks penuh

(1)

3.1 Jenis penelitian

Jenis penelitian yang dilaksanakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitik, dengan desain Cross Sectional Study yaitu pendekatan yang bersifat sesaat pada suatu waktu dan tidak diikuti terus menerus dalam kurun waktu tertentu (Notoatmodjo, 2012), Pendekatan ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pernikahan dini dengan tumbuh kembang balita di Desa Limau Manis Kec. Tanjung Morawa Kab. Deli serdang medan 2016.

3.2 Lokasi dan Waktu penelitian

a. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah Desa Limau Manis Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli serdang dengan alasan masih banyak remaja yang menikah pada usia dini yaitu 258 kasus pada periode 5 tahun terakhir dan jumlah balita yang banyak yaitu 1899 balita.

b. Waktu penelitian

(2)

3.3 Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh anak balita usia 3 sampai 59 bulan di Desa Limau Manis Kecamatan Tanjung Morawa tahun 2016 dengan jumlah populasi 1899balita.

b. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian anak balita usia 3 sampai 59 bulan di Desa Limau Manis Kecamatan Tanjung Morawa tahun 2016, Penghitungan besar sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan penentuan rumus besar sampel untuk uji hipotesis data proporsi satu populasi menurut rumus Lemeshow yang dikutip oleh Hidayat (2010) adalah sebagai berikut :

n=

Z1-α/2 : Nilai distribusi baku normal (tabel Z) pada α 5% sebesar 1,96 Z1-ß : Nilai distribusi baku normal (tabel Z) pada ß 20% sebesar 0,842

Po : Proporsi balita yang mengalami gangguan tumbuh kembang pada pernikahan dini 0,42% (Afifah, 2011)

(3)

Pa-Po : Perkiraan selisih proporsi yang diteliti dengan proporsi di populasi sebesar10%

Dari rumus tersebut di peroleh banyaknya sampel penelitian adalah sebagai berikut : minimal dalam penelitian ini adalah 193 balita.

Tabel 3.1 Distribusi Sampel menurut Usia Kawin Pertama (UKP) pada Orangtua Balita

No Karakteristik usia kawin pertama (UKP)

Balita dari orang tua Tidak menikah dini : UKP ≥ 20 tahun

1223 balita 1223/1899 x 193 124

Total 1899 balita 193

(4)

responden, bila data sampel sudah mencukupi sesuai jumlah sampel yang akan di ambil maka peneliti menghentikan pencarian sampel. Kriteria sampel meliputi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi, dimana kriteria tersebut menentukan dapat tidaknya sampel digunakan.

Adapun kriteria inklusi dan kriteria eksklusi sampel adalah sebagai berikut: a. kriteria inklusi sampel:

kriteria inklusi adalah kriteria dimana subjek penelitian dapat mewakili dalam sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagai berikut:

1. Balita mulai dari usia 3-59 bulan, karena 0-3 bulan tidak dapat diukur perkembangannya mengunakan KPSP.

2. Balita yang tidak baru sembuh dari sakit seperti diare atau sakit yang dapat menurunkan berat badan.

3. Balita yang lahir bukan dengan berat badan <2500 gram

4. Berdomisili di Desa Limau Manis Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang.

5. Bersedia menjadi informan b. Kriteria Eksklusi Sampel

Kriteria eksklusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian tidak dapat mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel penelitian.

(5)

3.4 Metode Pengumpulan Data

a. Data Primer

Pengumpulan data primer dikumpulkan oleh peneliti secara langsung dari sumber datanya dengan melakukan wawancara kepada responden, yaitu keluarga yang memiliki balita berkaitan dengan karakteristik keluarga meliputi pernikahan dini, tingkat pendidikan, pendapatan keluarga, jumlah anggota keluarga yang telah tercatat pada lembar kuesioner. Sedangkan, untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan balita, pengumpulan data tetap dilakukan dengan wawancara/observasi menggunakan lembar kuesioner yang dikeluarkan oleh Kementrian Kesehatan RI tahun 2015 untuk deteksi dini tumbuh kembang anak balita meliputi pertanyaan seputar berat badan (BB), tinggi badan (TB), serta format kusioner pra skrining perkembangan (KPSP)

b. Data Sekunder

Data sekunder penelitian diperoleh dari laporan desa dan laporan puskemas wilayah kerja Desa Limau Manis Kec. Tanjung Morawa Kab. Deli serdang Medan, serta studi kepustakaan, dan jurnal kesehatan yang berhubungan dengan penelitian ini.

c. Uji Validitas dan Uji reabilitas

(6)

d. Defenisi Operasional Variabel penelitian

1. Variabel Independen

Variabel independen dalam penelitian ini adalah pernikahan dini yang dilihat berdasarkan karakteristik usia kawin pertama, pendidikan keluarga, pendapatan keluarga, jumlah anggota keluarga.

a. Karakteristik Pernikahan Dini

pernikahan dini adalah pernikahan dimana kedua individu masih berada pada usia remaja dan belum memasuki usia reproduktif yaitu kurang dari 20 tahun. Adapun karakteristik pernikahan dini dilihat berdasarkan sebagai berikut:

- Usia Kawin Pertama (UKP)

Usia kawin pertama adalah umur individu / seseorang pada saat pertama kali menikah,di kelompokkan sebagai berikut:

o Menikah dini: UKP < 20 tahun o Tidak Menikah Dini :UKP ≥ 20 tahun - Usia Perkawinan

Usia perkawinan adalah rentang waktu di mulai dari awal pernikahan sampai pengambilan data dilakukan, dibagi berdasarkan periode perkawinan sebagai berikut;

(7)

- Pendidikan Keluarga

Pengukuran tingkat pendidikan keluarga didasarkan pada tingkat pendidikan terakhir responden pada saat penelitian. Menurut (Mubarak, 2011) pendidikan ibu dibagi dalam kategori dengan memakai skala ordinal, yaitu:

o Pendidikan Dasar : SD, SMP o Pendidikan Tinggi : SMA, PT - Pendapatan keluarga

Pendapatan keluarga adalah penghasilan yang di peroleh keluarga responden setiap bulannya dan pengeluaran keluarga setiap bulannya untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang balita. Berdasarkan upah minimum regional (UMR) Provinsi Sumatera Utara tahun 2016 yaitu :

o Golongan pendapatan diatas UMR adalah jika pendapatan ≥ Rp.1.811.875,00 per bulan

o Golongan pendapatan dibawah UMR adalah jika pendapatan < Rp. 1.811.875,00 per bulan

- Jumlah Anggota keluarga

Menurut BKKBN (2012) jumlah anggota keluarga adalah jumlah semua anggota keluarga yang terdiri dari kepala keluarga, istri/suami dan anak-anak, serta oranglain yang ikut dalam keluarga tersebut. Jumlah anggota keluarga dikelompokkan menjadi, yaitu:

(8)

2. Variabel Dependen

Untuk melakukan pemantauan pertumbuhan pada balita dilakukan dengan menggunakan alat ukur panjang badan (infantometer) atau tinggi badan (stadiometer) dan untuk melakukan penimbangan berat badan dilakukan dengan alat timbang balita. Untuk melakukan pemantauan pada perkembangan balita, dilakukan dengan mengajukan beberapa pertanyaan atau melakukan observasi dari kuesioner KPSP sesuai umur balita.

- Tumbuh Kembang Balita

Pertumbuhan fisik balita diukur berdasarkan BB/PB dan BB/TB berdasarkan penggunaan tabel BB/TB Direktorat gizi masyarakat 2005 pada anak laki-laki dan perempuan 0-59bulan (Depkes RI, 2015). Dengan hasil penilaian:

o Normal : -2 SD s/d 2 SD (gizi baik) o Kurus : -3 SD s/d < -2 SD (gizi kurang) o Kurus Sekali : < -3 SD (Gizi Buruk)

o Gemuk : >2 SD s/d 3 SD (Gizi Lebih) o Gemuk sekali : > 3 SD (obesitas)

Berdasarkan uraian diatas pertumbuhan dikategorikan menjadi:

 Normal : Gizi Baik

 Tidak Normal: gizi kurang, gizi lebih, gizi buruk dan obesitas

(9)

KPSP dilakukan untuk mengetahui perkembangan anak normal atau ada penyimpangan, yang terdiri dari 10 pertanyaan dengan pilihan jawaban ―ya‖ dan

―tidak‖, perkembangan dikategorikan menjadi:

o Sesuai (S) : bila jawaban ―ya‖ 9 atau 10 o Meragukan (M) : bila jawaban ―ya‖ 7 atau 8 o Penyimpangan (P) : bila jawaban ya ≤ 6

Berdasarkan penilaian di atas perkembangan balita di kategorikan menjadi :

 Normal : sesuai

 Tidak Normal : meragukan dan penyimpangan

Berdasarkan kategori tersebut penilaian pertumbuhan dan perkembangan balita di kategorikan menjadi :

 Normal : Apabila pertumbuhan dan perkembangan normal.

(10)

3.5Metode Pengukuran

Tabel 3.2 Metode Pengukuran

N o

Variabel Penelitian Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala

Ukur

Kuesioner Wawancara 1. Periode tahun awal

Kuesioner Wawancara 1. Pendidikan Dasar (SD, SMP)

Kuesioner Wawancara 1.Diatas UMR: >Rp.1.811.875,00

(11)

3.7 Metode Analisa Data

Analisa ini dilakukan untuk melihat seberapa kuat hubungan pernikahan dini (Variable Independen) dengan tumbuh kembang balita (Variabledependen) dengan menggunakan uji Chi-Square pada taraf nyata 95% (α=0,05)

a. Analisa Univariat

Analisa univariat dilakukan untuk mendapat gambaran tentang distribusi frekuensi responden. Analisis ini digunakan untuk memperoleh hubungan pada masing-masing variabel bebas (Variable Independen) pernikahan dini yang meliputi kategori karakteristik pendidikan keluarga, pendapatan keluarga, jumlah anggota keluarga dan variabel terikat tumbuh kembang balita.

b. Analisa Bivariat

(12)

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.1.1 Keadaan Geografis

Desa Limau Manis terletak di Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang, dengan batas wilayah sebagai berikut:

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Buntu Bedimbar 2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Medan Senembah 3. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Ujung Serdang

4. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Sei Biurnai / Desa Tanjung Morawa. 4.1.2 Kependudukan

Desa Limau Manis Memiliki 14 Dusun dengan Luas Wilayah 811,27 Ha. Jumlah penduduk Desa Limau manis berdasarkan data profil Desa tahun 2016 memiliki jumlah penduduk ± 21.153 jiwa dengan 6.024 KK

(13)

Berdasarkan Distribusi frekuensi Komposisi jumlah penduduk berdasarkan demografi umur dari ± 21.153 jiwa di Desa Limau Manis Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang adalah mayoritas berusia 35-40 tahun ke atas (15.9%) dan minoritas berusia 10-15 tahun (4,51%). Dapat dilihat dalam gambar 4.1 dibawah ini:

Gambar 4.1 : Distribusi Frekuensi Komposisi Penduduk Berdasarkan Demografi Umur di Desa Limau Manis Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang tahun 2016, Sumber : profil desa (2015 – 2016)

Berdasarkan Distribusi frekuensi Komposisi penduduk Berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat dari 21.153 jiwa adalah mayoritas perempuan sebanyak 10.585 (50,1%) dan minoritas laki-laki 10.568 (49,9%) jiwa, dapat dilihat dalam gambar 4.2 sebagai berikut;

(14)

Berdasarkan Distribusi frekuensi Komposisi penduduk Berdasarkan Agama , dari 21.153 jiwa terlihat bahwa agama yang di anut di Desa Limau Manis adalah mayoritas agama Islam 17916 (84,6%) dan minoritas adalah agama Budha sebanyak

156 (0,73%). Dapat dilihat dalam gambar 4.3 sebagai berikut;

Gambar 4.3 : Distribusi Frekuensi Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama di Desa Limau Manis Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang tahun 2016 , Sumber : profil desa (2015 – 2016)

Berdasarkan Distribusi frekuensi Komposisi penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan terlihat bahwa masyarakat di Desa Limau Manis berdasarkan pendidikan adalah mayoritas berpendidikan tingkat SLTA 8834 (41,8%) dan minoritas tidak sekolah 578 (2,73%). Dapat dilihat dalam gambar 4.4 sebagai berikut;

(15)

Kabupaten Deli Serdang tahun 2016, Sumber : profil desa (2015 – 2016)

Berdasarkan Distribusi frekuensi Komposisi penduduk Berdasarkan Perkerjaan Kepala keluarga, terlihat bahwa berdasarkan pekerjaan kepala keluarga di Desa Limau Manis adalah mayoritas wiraswasta 1518 (25%) sebagai dan minoritas sebagai PNS sebanyak 49 (0,82%). Dapat dilihat dalam gambar 4.5 sebagai berikut;

Gambar 4.5 : Distribusi Frekuensi Distribusi Frekuensi Komposisi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan Kepala Keluarga di Desa Limau Manis Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang tahun 2016,

Sumber : profil desa (2015 – 2016)

4.2 Analisa Univariat

4.2.1 Karakteristitik Responden

(16)

pendidikan, mayoritas istri memiliki pendidikan SMP 86 (44,6%), sedangkan suami mayoritas berpendidikan SMA yaitu 110 (57%). Dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:

Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Reponden Di Desa Limau Manis Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang Tahun 2016

No Karakteristik Responden n (%)

4.2.1 Karakteristik Pernikahan Dini

(17)

serdang tahun 2016. Dari 193 responden, Berdasarkan UKP mayoritas keluarga tidak menikah dini sebanyak 124 (64,2%) keluarga, dan minoritas keluarga menikah dini sebanyak 69 (35,8%) keluarga. Berdasarkan usia perkawinan mayoritas keluarga masih dalam periode tahun awal sebanyak 102 (52,8%). Berdasarkan pendidikan keluarga mayoritas pendidikan istri yaitu pendidikan dasar sebanyak 110 (57%), dan mayoritas pendidikan suami yaitu pendidikan tinggi sebanyak 118 (61,1%). berdasarkan pendapatan keluarga mayoritas keluarga memiliki pendapatan per bulan <UMR sebanyak 113 (58,5%) keluarga, sedangkan berdasarkan jumlah anggota keluarga, mayoritas keluarga responden adalah keluarga kecil yaitu sebanyak 105 (54,4%) keluarga.

Tabel 4.2 Distribusi Karakteristik Keluarga di Desa Limau Manis Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang Tahun 2016

No Karakteristik Keluarga n (%)

1 Usia Kawin Pertama

1. Tidak menikah Dini UKP > 20 tahun 2. Menikah Dini UKP < 20 Tahun

124 69

64,2 35,8 2 Usia Perkawinan

1. Periode Tahun Awal = 1-10 tahun

2. Periode Tahun Pertengahan = 11 – 35 tahun

1. Pendidikan Tinggi (SMA, PT) 2. Pendidikan Dasar (SD, SMP)

83 110

43 57 Pendidikan Suami:

1. Pendidikan Tinggi (SMA, PT) 2. Pendidikan Dasar (SD, SMP)

118 75

61,1 38,9 4 Pendapatan Keluarga / bulan

1. > UMR (>Rp.1.811.875,00) 5 Jumlah Anggota Keluarga

(18)

4.2.2 Karakteristik Balita

Berdasarkan hasil penelitian yang tampilkan dalam tabel 4.3 terlihat distribusi karakteristik balita di desa limau manis kecamatan tanjung morawa kabupaten deli serdang tahun 2016, dari 193 responden berdasarkan jenis kelamin responden, mayoritas jenis kelamin balita perempuan sebanyak 108 (56%) responden. Berdasarkan umur, mayoritas balita berada pada rentang umur 0-11 bulan sebanyak 70 (36,3%) dan minoritas berada pada rentang 48-59 bulan sebanyak 19 (9,8%).

Tabel 4.3 Distribusi Karakteristik Balita di Desa Limau Manis Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang Tahun 2016

No Karakteristik Responden n (%)

Pertumbuhan balita dilihat berdasarkan berat badan dan panjang badan / tinggi badan balita. Dalam penelitian ini distribusi pertumbuhan balita dilihat berdasarkan BB/TB.

(19)

Morawa Kabupaten Deli Serdang Tahun 2016, dari 193 responden didapati mayoritas status gizi responden dalam status gizi normal yaitu 134 (69,4%) balita, dan minoritas status gizi sangat kurus 8 (4,1%) balita.

Gambar 4.6 : Distribusi Status gizi balita BB/TB di Desa Limau Manis Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang tahun 2016

Berdasarkan hasil status gizi balita berdasarkan BB/TB di Desa Limau Manis Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang, maka di dapati pertumbuhan balita di Desa Limau Manis Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang tahun 2016 mayoritas balita memiliki pertumbuhan normal yaitu sebanyak 134 (69,4%) balita, dapat dilihat dalam tabel 4.4 berikut ini;

Tabel 4.4 Distribusi Pertumbuhan Balita di Desa Limau Manis Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang Tahun 2016

Karakteristik Pertumbuhan N (%)

Normal 134 69,4

Tidak Normal 59 30,6

Total 193 100

4.2.4 Perkembangan Balita

(20)

perkembangan yang sesuai yaitu 135 (69,9%), dan minoritas berada pada perkembangan yang mengalami penyimpangan yaitu 6 (3,1%). Dapat dilihat dalam gambar 4.7 di bawah ini;

Gambar 4.7 : Distribusi perkembangan balita berdasarkan KPSP di Desa Limau Manis Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang tahun 2016

Berdasarkan tabel 4.5 maka dapat diketahui perkembangan balita di Desa Limau Manis Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang mayoritas dalam perkembangan Normal yaitu 135 (69,9%) balita, dapat dilihat dalam tabel 4.12 dibawah ini;

Tabel 4.5 Distribusi Perkembangan Balita di Desa Limau Manis Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang Tahun 2016

Karakteristik Perkembangan

N

(%)

Normal

135

69,9

Tidak Normal

58

30,1

Total

193

100

Perkembangan diukur untuk mengetahui perkembangan motorik kasar, motorik

halus, sosialisasi dan kemandirian serta bicara dan bahasa pada balita. Berdasarkan tabel di

(21)

untuk mengetahui perkembangan mana yang tidak normal, perlu dilakukan uraian kpsp

berdasarkan usia balita.

Dapat dilihat dari tabel 4.6 berdasarkan distribusi perkembangan motorik kasar

terdapat 29 balita usia 3-5 bulan diantaranya 13 dari keluarga yang menikah dini dan 16 dari

keluarga yang tidak menikah dini., mayoritas memiliki gangguan pada motorik kasar yaitu

tidak bisa telungkup dan mengangkat kepala dengan tegak sebanyak 7 (53,9%) balita pada

kelompok keluarga yang menikah dini. Terdapat 20 balita usia 6-8 bulan diantaranya 2 dari

keluarga menikah dini dan 18 dari keluarga tidak menikah dini, mayoritas memiliki

gangguan perkembangan tidak bisa mengangkat dada dengan kedua lengan sebagai

penyangga yaitu 1 (50%) balita dari keluarga menikah dini.

Terdapat 6 balita usia 12-14 bulan diantaranya 1 pada keluarga yang menikah dini

dan 5 pada keluarga yang tidak menikah dini, mayoritas gangguan balita terdapat opada

keluarga yang menikah dini yaitu anak tidak dapat mengangkat badannya ke posisi berdiri

dan anak tidak dapat berdiri sendiri. Terdapat 4 balita usia 15-17 bulan, semuanya berasal

dari keluarga yang tidak menikah dini dan mayoritas memiliki gangguan tidak dapat berdiri

kembali setelah membungkuk untuk mengambil mainannya yaitu 3(75%) balita.

Terdapat 21 balita usia 18-20 bulan diantaranya 6 dari keluarga menikah dini dan 16

dari keluarga yang tidak menikah dini, mayoritas memiliki gangguan tidak dapat berdiri

sendiri tanpa berpengangan selama 30 detik yaitu 3 (50%) balita pada keluarga yang

menikah dini. Terdapat 10 balita usia 21-23 bulan diantaranya 8 balita pada keluarga yang

menikah dini dan 2 balita pada keluarga yang tidak menikah dini, gangguan perkembangan

(22)

dapat menjaga keseimbangannya pada saat mundur yaitu 2 (25%) balita pada keluarga yang

menikah dini.

Terdapat 23 balita usia 24-29 bulan diantaranya 7 balita dari keluarga yang menikah

dini dan 16 balita dari keluarga yang tidak menikah dini, memiliki gangguan perkembangan

pada anak yaitu tidak dapat menjaga keseimbangan pada saat mundur, tidak dapat berjalan

naik tangga sendiri, dan tidak dapat menendang bola kecil yaitu 2 (28,5%) balita pada

keluarga yang menikah dini. Terdapat 6 balita usia 30-35 bulan di antaranya 3 pada keluarga

menikah dini dan 3 balita pada keluarga yang tidak menikah dini, mayoritas memiliki

gangguan pada keluarga yang tidak menikah dini.

Terdapat 28 balita usia 36-41 bulan diantaranya 14 balita pada keluarga yang

menikah dini dan 14 balita pada keluarga yang tidak menikah dini, mayoritas memiliki

gangguan tidak dapat melompati kertas dengan mengangkat kedua kaki yaitu 4 (28,6%)

balita pada keluarga yang menikah dini maupun yang tidak menikah dini. Terdapat 7 balita

usia 42-47 bulan diantaranya 2 balita dari keluarga yang menikah dini dan 5 balita dari

keluarga yang tidak menikah dini dan tidak satupun memiliki gangguan tumbuh kembang.

Terdapat 16 balita usia 48-53 bulan diantaranya 4 balita dari keluarga menikah dini

dan 12 balita dari keluarga yang menikah dini, gangguan tumbuh kembang terjadi pada 1

(8,4%) balita dari keluarga yang menikah dini yaitu tidak dapat berdiri dengan 1 kaki tanpa

berpegangan. Terdapat 3 balita usia 54-59 bulan dari keluarga yang tidak menikah dini, 1

(23)

Tabel 4.6 Distribusi Perkembangan Balita berdasarkan motorik kasar di Desa Limau Manis Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang

Tahun 2016

NO Pertanyaan

Menikah Dini Tidak Menikah Dini

Total

Ya Tidak Ya Tidak

n % n % n % n % N %

Usia 3-5 bulan

1 Pada waktu bayi telentang, apakah masing-masing lengan dan tungkai bergerak dengan mudah? Jawab TIDAK bila salah satu atau kedua tungkai atau lengan bayi bergerak tak terarah/tak terkendali.

13 100 - - 15 93,7 1 6,25 29 10 0

2 Pada waktu bayi telungkup di alas yang datar, apakah ia dapat mengangkat kepalanya seperti pada

gambar ini?

10 77 3 23 16 100 - - 29 10 0

3 Pada waktu bayi telungkup di alas yang datar, apakah ia dapat mengangkat kepalanya sehingga membentuk sudut 45° seperti pada mengangkat kepalanya dengan tegak seperti pada gambar?

6 46,1 7 53,9 12 75 4 25 29 10 0

Usia 6-8 bulan

1 Dapatkah bayi mempertahankan posisi kepala dalam keadaan tegak clan stabil? Jawab TIDAK bila kepala bayi cenderung jatuh ke kanan/kiri atau ke dadanya

2 100 - - 17 94,4 1 5, 5

20 10 0

(24)

apakah ia dapat mengangkat dada dengan kedua lengannya sebagai penyangga seperti padA gambar ?

(25)

atau dinding, dapatkah bayi duduk sendiri selama 60 detik?

0

Usia 12-14 bulan

1 Apakah anak dapat berdiri selama 30 detik atau lebih dengan berpegangan pada kursi/meja? berpegangan selama kira-kira 5 detik?

- - - - 3 75 1 25 4 100

3 Dapatkan anak berdiri sendiri tanpa berpegangan selama 30 detik atau lebih?

- - - - 4 100 - - 4 100

4 Tanpa berpegangan atau menyentuh lantai, apakah anak dapat membungkuk untuk memungut mainan di lantai dan kemudian berdiri kembali?

- - - - 1 25 3 75 4 100

5 Apakah anak dapat berjalan di sepanjang ruangan tanpa jatuh atau terhuyung-huyung?

- - - - 4 100 - - 4 100

Lanjutan tabel 4.6 Usia 18-20 bulan

1 Apakah anak dapat berdiri sendiri tanpa berpegangan selama kira-kira 5 detik?

3 Tanpa berpegangan atau menyentuh lantai, apakah anak dapat membungkuk untuk memungut mainan di lantai clan kemudian berdiri kembali?

4 66,6 2 33,4 13 86,7 2 13,4 21 100

4 Apakah anak dapat berjalan di sepanjang ruangan tanpa jatuh atau

(26)

terhuyung-huyung?

Usia 21-23 bulan

1 Tanpa berpegangan atau menyentuh lantai, apakah anak dapat membungkuk untuk memungut mainan di lantai dan kemudian berdiri kembali?

8 100 - - 2 100 - - 10 100

2 Apakah anak dapat berjalan di sepanjang ruangan tanpa jatuh atau terhuyung-huyung?

6 75 2 25 2 100 - - 10 100

3 Apakah anak dapat berjalan mundur 5 langkah atau lebih tanpa kehilangan keseimbangan? (Anda mungkin dapat melihatnya ketika anak menarik mainannya)

(Anda mungkin dapat melihatnya ketika anak menarik mainannya). berpegangan pada dinding atau pegangan tangga. Jawab TIDAK jika ia naik tangga dengan merangkak atau anda tidak membolehkan anak naik tangga atau anak harus berpegangan pada seseorang.

5 71,4 2 28,5 13 81,3 3 18,7 23 100

3 Dapatkah anak menendang bola kecil (sebesar bola tenis) ke depan tanpa berpegangan pada apapun? Mendorong tidak ikut dinilai.

5 71,4 2 28,5 15 93,7 1 6,25 23 100 berpegangan pada Binding atau pegangan tangga. Jawab TIDAK jika

3 100 - - 2 66,7 1 33, 3

(27)

ia naik tangga dengan merangkak atau anda tidak membolehkan anak naik tangga atau anak harus berpegangan pada seseorang.

2 Dapatkah anak menendang bola kecil (sebesar bola tenis) ke depan tanpa berpegangan pada apapun? Mendorong tidak ikut dinilai.

2 Letakkan selembar kertas seukuran buku di lantai. Apakah anak dapat melompati bagian lebar kertas dengan mengangkat kedua kakinya secara bersamaan tanpa didahului lari?

10 71,4 4 28,6 10 71,4 4 28,6 28 100

3 Dapatkah anak mengayuh sepeda roda tiga sejauh sedikitnya 3 meter?

12 85,7 2 14,2 14 100 - - 28 100

Usia 42-47 Bulan

1 Dapatkah anak mengayuh sepeda roda tiga sejauh sedikitnya 3 meter?

2 100 - - 5 100 - - 7 100

2 Suruh anak berdiri satu kaki tanpa berpegangan. Jika perlu tunjukkan caranya clan beri anak anda kesempatan melakukannya 3 kali. Dapatkah ia mempertahankan keseimbangan dalam waktu 2 detik atau lebih?

2 100 - - 5 100 - - 7 100

3 Letakkan selembar kertas seukuran buku ini di lantai. Apakah anak dapat melompati panjang kertas ini dengan mengangkat kedua kakinya secara bersamaan tanpa didahului lari?

2 100 - - 5 100 - - 7 100

Usia 48-53 Bulan

1 Dapatkah anak mengayuh sepeda roda tiga sejauh sedikitnya 3 meter?

4 100 - - 12 100 - - 16 100

2 Suruh anak berdiri satu kaki tanpa berpegangan. Jika perlu tunjukkan caranya dan beri anak anda kesempatan melakukannya 3 kali. Dapatkah ia mempertahankan keseimbangan dalam waktu 2 detik atau lebih?

(28)

Lanjutan tabel 4.6

3 Letakkan selembar kertas seukuran buku ini di lantai. Apakah anak dapat melompati panjang kertas ini dengan mengangkat kedua kakinya secara bersamaan tanpa didahului lari?

4 100 - - 1 2

100 - - 16 100

Usia 54-59 Bulan

1 Suruh anak berdiri satu kaki tanpa berpegangan. Jika perlu tunjukkan caranya dan beri anak ands kesempatan melakukannya 3 kali. Dapatkah ia mempertahankan keseimbangan dalam waktu 6 detik atau lebih?

- - - - 2 66,7 1 33,3 3 10 0

Dapat dilihat dari Tabel 4.7 berdasarkan distribusi perkembangan motorik halus terdapat 29 balita usia 3-5 bulan diantaranya 13 dari keluarga yang menikah dini dan 16 dari keluarga yang tidak menikah dini, mayoritas memiliki gangguan pada motorik halus yaitu tidak bisa menggerakkan kepala ke kanan/kiri ke tengah sebanyak 3 (18,7%) balita dari keluarga yang tidak menikah dini. Terdapat 20 balita usia 6-8 bulan diantaranya 2 dari keluarga yang menikah dini dan 18 dari keluarga yang tidak menikah dini, mayoritas memiliki gangguan pada motorik halus yaitu bayi tidak dapat meraih mainan yang masih bisa dijangkau tangannya sebanyak 1 (501 (50%) balita dari keluarga yang tidak menikah dini.

(29)

dini. Terdapat 6 balita usia 12-14 bulan diantaranya 1 dari keluarga yang menikah dini dan 5 dari keluarga yang tidak menikah dini, mayoritas memiliki gangguan motorik halus yaitu tidak dapat mengambil benda kecil denngan menggunakan jarinya sebanyak 2 (40%) dari keluarga yang tidak menikah dini.

Terdapat 4 balita usia 15-17 bulan diantaranya 4 dari keluarga yang tidak menikah dini,tidak ada balita yang mengalami gangguan perkembangan pada motorik halus. Terdapat 21 balita usia 18-20 balita diantaranya 6 dari keluarga yang menikah dini dan 15 dari keluarga yang tidak menikah dini, sebanding balita mengalami gangguan perkembangan motorik halus yaitu tidak dapat mengambil bendal kecil dengan menggunakan jari dan mengelindingkan bola kembali sebanyak 2 (33,3%).

Terdapat 10 balita usia 21-23 bulan diantaranya 8 dari keluarga yang menikah dini dan 2 dari keluarga yang tidak menikah dini, sebanding memiliki gangguan perkembangan pada motorik halus yaitu bayi tidak dapat mengelindingkan kembali bola dan menyusun kubus 2,5- 5 cm sebanyak 1 (12,5%). Terdapat 23 balita usia 24-29 bulan diantaranya 7 dari keluarga yang menikah dini dan 16 dari keluarga yang tidak menikah dini, mayoritas balita mengalami gangguan perkembangan pada motorik halus yaitu tidak dapat melepaskan pakaiannya sendiri sebanyak 4 (51,7%) pada keluarga yang menikah dini.

(30)

keuarga yang tidak menikah dini, mayoritas gangguan perkembangan yang dialami oleh balita pada motorik halus yaitu anak tidak dapat menyusun 4 buah kubus sebanyak 4 (28, 5%).

Terdapat 7 balita usia 42-47 bulan diantaranya 2 dari keluarga yang menikah dini dan 5 dari keluarga yang tidak menikah dini, mayoritas balita mengalami gangguan perkembangan motorik halus yaitu anak tidak mampu menyusun 8 buah kubus tanpa jatuh sebanyak 1 (20%). Terdapat 16 balita usia 48-54 bulan diantaranya 4 dari keluarga yang menikah dini dan 12 dari keluarga yang tidak menikah dini, mayoritas balita mengalami gangguan perkembangan motorik halus anak tidak mampu menyusun 8 buah kubus tanpa jatuh sebnayak 2 (50%). Sedangkan pada usia 54-59 balita didapatkan 3 balita dari kelurag yang tidak menikah dini dan tidak ditemukan gangguan perkembangan motorik halus pada balita tersebut.

Tabel 4.7 Distribusi Perkembangan Balita Berdasarkan Motorik Halus Di Desa Limau Manis Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang

Tahun 2016

NO Pertanyaan

Menikah Dini Tidak Menikah

Dini Total

Ya Tidak Ya Tidak

n % n % n % n % n %

Usia 3-5 Bulan

1 Pada waktu bayi telentang, apakah ia dapat mengikuti gerakan anda dengan menggerakkan kepalanya dari kanan/kiri ke tengah?

(31)

Lanjutan tabel 4.7

2 Pada waktu bayi telentang, apakah. ia dapat mengikuti gerakan anda dengan menggerakkan kepalanya dari satu sisi hampir sampai pada dengan menggerakkan kepala sepenuhnya dari satu sisi ke sisi

yang lain?

2 100 - - 18 100 - - 20 100

2 Sentuhkan pensil di punggung tangan atau ujung jari bayi. (janganmeletakkan di atas telapak tangan bayi). Apakah bayi dapatmenggenggam pensil itu

selama beberapa detik?

2 100 - - 17 94,5 1 5,6 20 100

3 Dapatkah bayi mengarahkan

matanya pada benda kecil sebesar berada dalam jangkauan tangannya?

2 100 - - 13 72,2 5 27,8 20 100

Usia 9-11 Bulan

1 Pernahkah anda melihat bayi memindahkan mainan atau kue kering dari satu tangan ke tangan yang lain? Benda-benda panjang seperti sendok atau kerincingan bertangkai tidak ikut dinilai.

9 100 - - 10 90,9 1 9 20 100

2 Tarik perhatian bayi dengan memperlihatkan selendang, sapu tangan atau serbet, kemudian jatuhkan ke lantai. Apakah bayi mencoba mencarinya? Misalnya mencari di bawah meja atau di

(32)

belakang kursi?

Lanjutan tabel 4.7

3 Apakah bayi dapat memungut dua benda seperti mainan/kue kering,

dan masing-masing tangan

memegang satu benda pada saat yang sama? Jawab TIDAK bila bayi tidak pernah melakukan perbuatan ini.

8 88,8 1 9 81,8 2 18,1 20 100

4 Dapatkah bayi memungut dengan tangannya benda-benda kecil seperti kismis, kacang-kacangan, potongan biskuit, dengan gerakan miring atau menggerapai seperti gambar ?

9 100 - - 8 72,7 3 27,7 20 100

Usia 12-14 Bulan

1 Letakkan pensil di telapak tangan bayi. Coba ambil pensil tersebut dengan perlahan-lahan. Sulitkah anda mendapatkan pensil itu kembali? mempertemukan dua kubus kecil yang ia pegang? Kerincingan bertangkai dan tutup panel tidak ikut dinilai.

1 100 - - 5 100 - - 6 100

Usia 15-17 bulan

1 Tanpa bantuan, apakah anak dapat mempertemukan dua kubus kecil yang ia pegang? Kerincingan atau potongan biskuit dengan menggunakan ibu seperti pada gambar ini

(33)

Lanjutan tabel 4.7 Usia 18 – 20 bulan

1 Apakah anak anak dapat mengambil benda kecil seperti kacang, kismis, atau potongan biskuit dengan menggunakan ibu jari dan jari telunjuk seperti pada gambar ?

4 66,6 2 33,3 12 80 3 20 21 100

2 Jika anda menggelindingkan bola ke

anak, apakah ia

menggelindingkan/melemparkan kembali bola pada anda?

4 66,6 2 33,3 14 93,3 1 6,6 21 100

Usia 21-23 bulan

1 Apakah anak dapat mengambil benda kecil seperti kacang, kismis, atau potongan biskuit dengan menggunakan ibu jari clan jari telunjuk seperti pada gambar ?

8 100 - - 2 100 - - 10 100

2 Jika anda menggelindingkan bola ke

anak, apakah ia menjatuhkan kubus itu? Kubus yang digunakan ukuran 2.5-5.0 cm

7 87,5 1 12,5 2 100 - - 10 100

Usia 24-29 bulan

1 Apakah anak dapat meletakkan 1 buah kubus di atas kubus yang lain tanpa menjatuhkan kubus itu? Kubus yang digunakan ukuran 2.5

— 5 cm.

7 100 - - 14 87,5 2 12,5 23 100

(34)

Lanjutan tabel 4.7 Usia 36-41 bulan

1 Bila diberi pensil, apakah anak mencoret-coret kertas tanpa bantuan/petunjuk?

13 92,8 1 7,1 12 2 28 100

2 Dapatkah anak meletakkan 4 buah kubus satu persatu di atas kubus yang lain tanpa menjatuhkan kubus itu? Kubus yang digunakan ukuran 2.5 –5 cm.

11 78,5 3 21,4 10 4 28 100

3 Buat garis lurus ke bawah sepanjang sekurangkurangnya 2.5 cm. Suruh anak menggambar garis lain disamping garis tsb

12 85,7 2 14,2 12 2 28 100

Usia 42-47 bulan

1 Jangan membantu anak clan jangan menyebut lingkaran. Suruh anak menggambar seperti contoh ini di kertas kosong yang tersedia.

Dapatkah anak menggambar

lingkaran?

2 100 - - 5 100 - - 7 100

2 Dapatkah anak meletakkan 8 buah kubus satu persatu di atas yang lain tanpa menjatuhkan kubus tersebut? Kubus yang digunakan ukuran 2.5 – 5 cm

(35)

Lanjutan tabel 4.7 Usia 48-54 bulan

1 Jangan membantu anak dan jangan menyebut lingkaran. Suruh anak menggambar seperti contoh ini di kertas kosong yang tersedia.

Dapatkah anak menggambar

lingkaran?

4 100 - - 12 100 - - 16 100

2 Dapatkah anak meletakkan 8 buah kubus satu persatu di atas yang lain tanpa menjatuhkan kubus tersebut? Kubus yang digunakan ukuran 2.5 –5 cm.

2 50 2 50 9 75 3 25 16 100

Usia 54-59 bulan

1 Dapatkah anak meletakkan 8 buah kubus satu persatu di atas yang lain tanpa menjatuhkan kubus tersebut? Kubus yang digunakan ukuran 2-5 – 5 cm.

- - - - 3 100 - - 3 100

2 Jangan mengoreksi/ membantu anak. Jangan menyebut kata "lebih panjang". Perlihatkan gambar kedua garis ini pada anak. Tanyakan: "Mana garis yang lebih panjang?" Minta anak menunjuk garis yang lebih panjang.Setelah anak menunjuk, putar lembar ini dan ulangi pertanyaan tersebut. Setelah anak menunjuk, putar lembar ini lagi dan ulangi pertanyaan tadi. Apakah anak dapat menunjuk garis yang lebih panjang sebanyak 3 kali

dengan benar?

- - - - 3 100 - - 3 100

3 Jangan membantu anak dan jangan memberitahu nama gambar ini, suruh anak menggambar seperti contoh ini di kertas kosong yang tersedia. Berikan 3 kali kesempatan. Apakah anak dapat menggambar

seperti contoh ini?

(36)

Dapat dilihat dari tabel 4.8 terdapat 29 balita usia 3-5 bulan diantaranya 13 dari keluarga yang menikah dini dan 16 yang tidak menikah dini, mayoritas balita yang mengalami gangguan perkembangan bicara dan bahasa yaitu bayi tidak dapat mengeluarkan suara lain selain menangis sebanyak 3 (23%) pada keluarga yang menikah dini. Terdapat 20 balita usia 6-8 bulan diantaranya 2 dari keluarga yang menikah dini dan 18 dari keluarga yang tidak menikah dini, mayoritas yang mengalami gangguan perkembangan motorik halus yaitu bayi tidak perna mengelurkan suara bernada tinggi serlaian menangis sebanyak 2 (11,1%) pada keluarga yang tidak menikah dini.

Terdapat 20 balita usia 9-11 bulan diantaranya 9 balita dari keluarga yang menikah dini dan 11 balita dari keluarga yang tidak menikah dini, mayoritas gangguan perkembangan bicara dan bahasa yaitu balita tidak bisa menoleh kebelakang saat mendengar suara dengan diam-diam sebanyak 1 (5,5%) pada keluarga yang tidak menikah dini. Terdapat 6 balita usia 12-14 bulan diantaranya 1 dari keluarga yang menikah dini dan 5 dari keluarga yang tidak menikah dini, tidak ada yang mengalami gangguan perkembangan Bicara dan bahasa.

(37)

menikah dini dan 15 dari keluarga yang tidak menikah dini, tidak ada yang mengalami gangguan perkembangan bicara dan bahasa.

Terdapat 10 balita usia 21-23 bulan diantaranya 8 dari keluarga yang menikah dini dan 2 dari keluarga yang tidak menikah dini, tidak ada yang mengalami gangguan perkembangan bicara dan bahasa Terdapat 23 balita usia 24-29 bulan diantaranya 7 dari keluarga yang menikah dini dan 16 dari keluarga yang tidak menikah dini, mayoritas balita mengalami gangguan perkembangan bicara dan bahasa yaitu anak tidak dapat memungut mainannya sendiri sebanyak 5 933,3%) pada kelurga yang tidak menikah dini.

Terdapat 6 balita usia 30-35 bulan diantaranya 3 dari keluarga yang menikah dini dan 3 dari keluarga yang tidak menikah dini, mayoritas mengalami gangguan perkembangan bicara dan bahasa yaitu anak tidak dapat menggunakan 2 kata sebanyak 1 (33,3%) pada keluarga yang menikah dini. Terdapat 28 balita usia 36-41 bulan diantaranya 14 dari kelurga yang menikah dini dan 14 dari keuarga yang tidak menikah dini, sebanding gangguan perkembangan bicara dan bahasa yaitu 2 (14,2%) yang terdapat pada menikah dini dan yang tidak menikah dini.

(38)

Tabel 4.8 Distribusi Perkembangan Balita Berdasarkan Bicara Dan Bahasa Di Desa Limau Manis Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang

Tahun 2016

NO Pertanyaan Menikah Dini Tidak Menikah Dini Total

Ya Tidak Ya Tidak

n % n % n % n % n %

Usia 3-5 bulan

1 Apakah bayi dapat mengeluarkan suara-suara lain (ngoceh), disamping menangis?

10 76,9 3 23 16 100 - - 29 100

2 Apakah bayi suka tertawa keras walau tidak digelitik atau diraba-raba?

12 92,3 1 7,6 14 87,5 2 12,5 29 100

Usia 6-8 Bulan

1 Pernahkah bayi mengeluarkan suara gembira bernada tinggi atau memekik tetapi bukan menangis?

2 100 - - 16 88,8 2 11,1 20 100

Usia 9 -11 Bulan

1 Pada waktu bayi bermain sendiri dan anda diam-diam datang berdiri di belakangnya, apakah ia menengok ke belakang seperti mendengar kedatangan anda? Suara keras tidak ikut dihitung. Jawab YA hanya jika anda melihat reaksinya terhadap suara yang perlahan atau bisikan.

9 100 - - 10 90,9 1 5,5 20 100

Usia 12-14 Bulan

1 Apakah anak dapat mengatakan 2

suku kata yang sama, misalnya : ―ma

-ma‖, ―da-da‖ atau ―pa-pa‖. Jawab YA bila ia mengeluarkan salah satu suara tadi

1 100 - - 5 100 - - 6 100

2 Sebut 2-3 kata yang dapat ditiru oleh anak (tidak perlu kata-kata yang lengkap). Apakah ia mencoba meniru menyebutkan kata-kata tadi ?

1 100 - - 5 100 - - 6 100

Usia 15-17 Bulan

1 Apakah anak dapat mengatakan

‗papa‖ ketika ia memanggil/melihat ayahnya, atau mengatakan ―mama

jika memanggil/melihat ibunya? Jawab YA bila anak mengatakan salah satu diantaranya.

- - - - 4 100 - - 4 100

Bicara 18-20 bulan

1 Apakah anak dapat mengatakan

‗papa‖ ketika ia memanggil/melihat ayahnya, atau mengatakan ―mama

jika memanggil/melihat ibunya? Jawab YA bila anak mengatakan

(39)

salah satu diantaranya.

Lanjutan tabel 4.8 Usia 21-23 bulan

1 Apakah anak dapat mengucapkan paling sedikit 3 kata yang mempunyai

arti selain ―papa‖ dan ―mama‖

8 100 - - 9 100 - - 10 100

Usia 24-29 bulan

1 Apakah anak dapat mengucapkan paling sedikit 3 kata yang mempunyai arti selain "papa" dan "mama"?

6 85,7 1 14,2 16 100 - - 23 100

2 Tanpa bimbingan, petunjuk atau bantuan anda, dapatkah anak menunjuk dengan benar paling sedikit satu bagian badannya (rambut, mata, hidung, mulut, atau bagian badan yang lain)?

7 100 - - 16 100 - - 23 100

3 Dapatkah anak membantu memungut mainannya sendiri atau membantu mengangkat piring jika diminta?

7 100 - - 11 68,7 5 31,2 23 100

Usia 30-35 bulan

1 Tanpa bimbingan, petunjuk atau bantuan anda, dapatkah anak menunjuk dengan benar paling seclikit satu bagian badannya (rambut, mata, hidung, mulut, atau bagian badan yang lain)?

3 100 - - 3 100 - - 6 100

2 Dapatkah anak membantu memungut mainannya sendiri atau membantu mengangkat piring jika diminta.

3 100 - - 3 100 - - 6 100

3 Dapatkah anak menggunakan 2 kata

pada saat berbicara seperti ―minta minum‖, ―mau tidur‖?

―terimakasih‖ dan ―dadag‖ tidak ikut

dinilai

2 66,6 1 33,3 3 100 - - 6 100

4 Apakah anak dapat menyebut 2 diantara gambar-gambar ini tanpa bantuan?

―terimakasih‖ dan ―dadag‖ tidak

(40)

ikut dinilai

Lanjutan tabel 4.8

2 Apakah anak dapat menyebut 2 diantara gambar-gambar ini tanpa bantuan?

12 85,7 2 14,2 14 100 - - 28 100

3 Ikuti perintah ini dengan seksama. Jangan memberi isyarat dengan telunjuk atau mata pada saat memberikan perintah berikut ini:

―Letakkan kertas ini di lantai ―Letakkan kertas ini di kursi ―Berikan kertas ini kepada ibu

Dapatkah anak melaksanakan ketiga perintah tadi?

12 85,7 2 14,2 12 85,7 2 14,2 28 100

Usia 48-53 bulan

1 Dapatkah anak menyebutkan nama lengkapnya tanpa dibantu? Jawab TIDAK jika ia hanya menyebutkan sebagian namanya atau ucapannya sulit dimengerti

4 100 - - 12 100 - - 16 100

Usia 54-59 bulan

1 Dapatkah anak menyebutkan nama lengkapnya tanpa dibantu? Jawab TIDAK jika ia hanya menyebut sebagian namanya atau ucapannya sulit dimengerti.

- - - - 3 100 - - 3 100

2 Isi titik-titik di bawah ini dengan jawaban anak. Jangan membantu kecuali mengulangi pertanyaan. "Apa yang kamu lakukan jika kamu kedinginan?" "Apa yang kamu lakukan jika kamu lapar?"

"Apa yang kamu lakukan jika kamu lelah?"

Jawab YA biia anak merjawab ke 3 pertanyaan tadi dengan benar, bukan dengan gerakan atau isyarat. Jika kedinginan, jawaban yang benar

adala atau "masuk kedalam rumah‗.

Jika lapar, jawaban yang benar adalah "makan"

Jika lelah, jawaban yang benar adalah "mengantuk", "tidur", "berbaring/tidur-tiduran", "istirahat" atau "diam sejenak"

(41)

Lanjutan tabel 4.8

3 Ikuti perintah ini dengan seksama. Jangan memberi isyarat dengan telunjuk atau mats pads saat memberikan perintah berikut ini: "Letakkan kertas ini di atas lantai".

"Letakkan kertas ini di bawah kursi". "Letakkan kertas ini di depan kamu" "Letakkan kertas ini di belakang kamu"

Jawab YA hanya jika anak mengerti arti "di atas", "di bawah", "di depan"

dan "di belakang‖

- - - - 2 66,6 1 33,3 3 100

Dapat dilihat dari Tabel 4.9 berdasarkan distribusi perkembangan sosialisasi dan kemandirian terdapat 29 balita usia 3-5 bulan diantaranya 13 dari keluarga yang menikah dini dan 16 dari keluarga yang tidak menikah dini, mayoritas memiliki gangguan pada sosialisasi dan kemandirian yaitu bayi tidak bisa diajak tersenyum sebanyak 3 (23%) pada keluraga yang menikah dini. Terdapat 20 balita usia 6-8 bulan diantaranya 2 dari keluarga yang menikah dini dan 18 dari keluarga yang tidak menikah dini, mayoritas memiliki gangguan sosialisasi dan kemandirian yaitu bayi tidak tersenyum saat melihat mainan yang lucu sebanyak 1 (50%) pada keluarga yang menikah dini.

(42)

usia 12-14 bulan diantaranya 1 dari keluarga yang menikah dini dan 5 dari keluarga yang tidak menikah dini, tidak ada balita yang mengalami gangguan perkembangan sosialisasi dan kemandirian.

Terdapat 4 balita usia 15-17 bulan diantaranya 4 dari keluarga yang tidak menikah dini,mayoritasa balita yang mengalami gangguan perkembangan sosialisasi dan kemandirian yaitu 1 (25%) pada keluarga yang tidak menikah dini. Terdapat 21 balita usia 18-20 balita diantaranya 6 dari keluarga yang menikah dini dan 15 dari keluarga yang tidak menikah dini, mayoritas mengalami gangguan perkembangan sosialisasi dan kemandirian sebanyak 2 (33,3%) pada keluarga yang menikah dini. Terdapat 10 balita usia 21-23 bulan diantaranya 8 dari keluarga yang menikah dini dan 2 dari keluarga yang tidak menikah dini, sebanding memiliki gangguan perkembangan sosialisasi dan kemandirian yaitu anak tidak meniru pekerjaan yang dilakuakan ibu sebanyak 2 (25%). Terdapat 23 balita usia 24-29 bulan diantaranya 7 dari keluarga yang menikah dini dan 16 dari keluarga yang tidak menikah dini, mayoritas balita mengalami gangguan perkembangan sosialisasi dan kemandirian yaitu anak belum bisa meniru pekerjaan rumah sebanyak 5 (31,3%) pada keluarga yang tiudak menikah dini.

(43)

gangguan perkembangan sosialisasi dan kemandirian dimana pada tidak menikah dini dan menikah dini mengalami gangguan perkembangan yang sama sebanyak 1 (14%). Terdapat 7 balita usia 42-47 bulan diantaranya 2 dari keluarga yang menikah dini dan 5 dari keluarga yang tidak menikah dini, mayoritas balita mengalami gangguan perkembangan sosialisasi dan mandiri yaitu anak lebih mengalami masalah gangguan pada keluarga yang menikah dini sebanyak 1 (50%). Terdapat 16 balita usia 48-54 bulan diantaranya 4 dari keluarga yang menikah dini dan 12 dari keluarga yang tidak menikah dini, sebanding balita mengalami gangguan perkembangan sosialisasi dan mandiri yaitu dimana balita mengalami gangguan pada menikah dini dan tidak menikah dini sebanyak (25%). sedangkan pada usia 54-59 balita didapatkan 3 balita dari kelurag yang tidak menikah dini dan tidak ditemukan gangguan perkembangan sosialisasi dan mandiri pada balita tersebut.

Tabel 4.9 Distribusi Perkembangan Balita Berdasarkan Sosialisasi Dan Kemandirian Di Desa Limau Manis Kecamatan Tanjung Morawa

Kabupaten Deli Serdang Tahun 2016

NO Pertanyaan

Menikah Dini Tidak Menikah Dini

Total

Ya Tidak Ya Tidak

n % n % n % n % n %

Usia 3-5 bulan

1 Pada waktu bayi telentang apakah ia melihat clan menatap wajah anda?

13 100 - - 13 81,2 3 18,7 29 100

2 Pada waktu anda mengajak

bayi berbicara dan

tersenyum,apakah ia tersenyum kembali kepada anda?

10 76,9 3 23 14 87,5 2 12,5 29 100

Usia 6-8 bulan

1 Pernahkah anda melihat bayi tersenyurn ketika melihat mainan yang lucu, gambar atau binatang peliharaan pada saat ia bermain sendiri?

(44)

Lanjutan tabel 4.9 dinginkannya di luar jangkauan bayi, apakah ia mencoba

mendapatkannya dengan

mengulurkan lengan atau badannya?

8 88,8 1 11,1 11 100 - - 20 100

Usia 12-14 bulan

1 Jika anda bersembunyi di belakang sesuatu/di pojok,

kemudian muncui dan

menghilang secara berulang-ulang di hadapan anak, apakah

ia mencari anda atau

mengharapkan anda muncul kembali?

1 100 - - 5 100 - - 6 100

2 Apakah anak dapat

membedakan anda dengan orang yang belum ia kenal? la akan menunjukkan sikap malu-malu atau ragu-ragu pada saat permulaan bertemu dengan orang yang belum dikenalnya.

1 100 - - 5 100 - - 6 100

menunjukkan apa yang

diinginkannya tanpa menangis atau merengek? Jawab YA bila ia menunjuk, menarik atau mengeluarkan suara yang menyenangkan

menunjukkan apa yang

diinginkannya tanpa menangis atau merengek?

Jawab YA bila ia menunjuk, menarik atau mengeluarkan

(45)

suara yang menyenangkan

Lanjutan tabel 4.9

3 Apakah anak dapat memegang sendiri cangkir/gelas dan minum dari tempat tersebut tanpa tumpah?

2 33,3 4 66,6 14 100 - - 21 100

Usia 21-23 bulan

1 Apakah anak dapat

menunjukkan apa yang

diinginkannya tanpa menangis atau merengek?

Jawab YA bila ia menunjuk, menarik atau mengeluarkan suara yang menyenangkan

8 100 - - 2 100 - - 10 100

2 Apakah anak dapat memegang sendiri cangkir/gelas clan minum dari tempat tersebut

pakaiannya seperti: baju, rok, Sosialisasi & atau celananya? (topi clan kaos kaki tidak ikut mencuci dan mengeringkan

tangannya dengan baik

sehingga anda ticlak perlu mengulanginya?

(46)

Lanjutan tabel 4.9

3 Apakah anak dapat bermain petak umpet, ular naga atau permainan lain dimana ia ikut bermain clan mengikuti aturan bermain?

1 50 1 50 5 100 - - 7 100

4 Dapatkah anak mengenakan celana panjang, kemeja, baju atau kaos kaki tanpa di bantu? (Tidak termasuk kemandirian memasang kancing, gesper atau ikat pinggang)

2 100 - - 3 60 2 40 7 100

Usia 48-54 bulan

1 Setelah makan, apakah anak mencuci dan mengeringkan tangannya dengan baik sehingga anda tidak perlu mengulanginya?

4 100 - - 12 100 - - 16 100

2 Apakah anak dapat bermain petak umpet, ular naga atau permainan lain dimana ia ikut bermain dan mengikuti aturan bermain?

3 75 1 25 11 91,6 1 8,3 16 100

3 Dapatkah anak mengenakan celana panjang, kemeja, baju atau kaos kaki tanpa di bantu? (Tidak termasuk memasang kancing, gesper atau ikat bermain dan mengikuti aturan bermain?

- - - - 3 100 - - 3 100

2 Dapatkah anak mengenakan celana panjang, kemeja, baju atau kaos kaki tanpa di bantu? (Tidak termasuk memasang kancing, gesper atau ikat pinggang)

- - - - 3 100 - - 3 100

3 Apakah anak dapat

mengancingkan bajunya atau pakaian boneka?

- - - - 3 100 - - 3 100

4.2.5 Pertumbuhan dan Perkembangan Balita

(47)

balita dengan menggunakan KPSP, maka didapati distribusi tumbuh kembang balita di Desa Limau Manis Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang tahun 2016, mayoritas tumbuh kembang balita normal yaitu 107 (55,4%) balita dan minoritas tumbuh kembang balita tidak normal yaitu 86 (44,6%) balita.

Tabel 4.10 Distribusi Tumbuh Kembang Balita di Desa Limau Manis Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang Tahun 2016

Karakteristik Perkembangan n (%)

Normal 107 55,4

Tidak Normal 86 44,6

Total 193 100

Berdasarkan tabulasi silang yang ditampilkan pada tabel 4.11, terlihat bahwa dari 102 keluarga yang usia perkawinannya masuk dalam periode tahun awal, diantanya 39 keluarga yang menikah dini mayoritas memiliki tumbuh kembang balita tidak normal yaitu 23 (59%) balita sedangkan dari 63 keluarga yang tidak menikah dini mayoritas memiliki tumbuh kembang yang normal yaitu 47 (74,6%). Berdasarkan 91 keluarga memiliki usia perkawinan dalam periode tahun pertengahan terdapat 30 dari keluarga yang menikah dini mayoritas memiliki tumbuh kembang yang tidak normal yaitu 18 (60%) dan 61 dari keluarga yang tidak menikah dini mayoritas memiliki balita dengan tumbuh kembang normal 32 (52,5%) balita.

(48)

diantaranya 24 dari keluarga yang menikah dini mayoritas memiliki balita dengan pertumbuhan yang tidak normal yaitu 14 (58,3%), dan 59 dari keluarga yang tidak menikah dini mayoritas memiliki tumbuh kembang balita normal yaitu 48 (81,4%) balita.

Berdasarkan pendidikan suami, terdapat 75 keluarga yang memiliki pendidikan dasar, diantara 29 keluarga yang menikah dini mayoritas memiliki balita dengan tumbuh kembang tidak normal yaitu 18 ( 62,1%) balita, dan 46 dari keluarga yang tidak menikah dini mayoritas memiliki tumbuh kembang anak yaitu 35 (76,1%) balita. Sedangkan terdapat 118 keluarga yang memiliki pendidikan tinggi, diantaranya 40 dari keluarga yang tidak menikah dini dengan tumbuh kembang balita mayoritas tidak normal yaitu 23 (57,5%) balita, dan dari 78 keluarga yang tidak menikah dini mayoritas memiliki tumbuh kembang balita normal yaitu 44 (56,4%) balita.

(49)

Berdasarkan jumlah anggota keluarga, mayoritas keluarga memliki keluarga kecil yaitu 105 keluarga, diantaranya 30 dari keluarga yang menikah dini mayoritas memiliki tumbuh kembang balita tidak normal yaitu 19 (63,3%) balita, dan 75 dari keluarga yang tidak menikah dini mayoritas memiliki tumbuh kembang balita normal yaitu 43 (57,3%) balita. Sedangkan pada kelompok keluarga besar terdapat 88 keluarga, diantaranya 39 dari keluarga yang tidak menikah dini mayoritas memiliki tumbuh kembang balita tidak normal 22 (56,4%), dan 49 dari keluarga yang tidak menikah dini mayoritas memiliki tumbuh kembang balita normal yaitu 36 (73,5%) balita.

Tabel 4.11 Tabulasi Silang Pernikahan Dini dengan Tumbuh Kembang Balita Berdasarkan Usia Kawin Pertama di Desa Limau Manis Kecamatan

Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang Tahun 2016

NO Karakteristik

Keluarga

Menikah dini Tidak Menikah Dini

(50)

Total 28 40,6 41 59,4 79 63,7 45 36,3 193 100

4.3 Analisa Bivariat

4.3.1 Hubungan Pernikahan Dini dengan Tumbuh Kembang Balita

Berdasarkan hasil penelitian adapun hubungan pernikahan dini dengan tumbuh kembang balita dapat dilihat dalam uraian dan tabel 4.12, dapat dilihat bahwa dari 124 keluarga yang tidak menikah dini, mayoritas memiliki balita dengan tumbuh kembang yang normal sebanyak 79 (63,7%) balita. Sedangkan keluarga yang menikah dini sebanyak 69 keluarga, mayoritas memiliki anak balita dengan tumbuh kembang balita tidak normal sebanyak 41 (59,4%) balita.

Hasil uji statistik menunjukkan bahwa ada hubungan pernikahan dini dengan tumbuh kembang balita berdasarkan UKP di Desa Limau Manis Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang tahun 2016, dilihat dari nilai P=0.003 (p < α =0.05) ; RP = 1.637 hal ini berarti keluarga yang menikah dini cenderung memiliki anak dengan tumbuh kembang tidak normal sebesar 1.637 di banding anak dari keluarga yang menikah dini.

Tabel 4.12 Hubungan Pernikahan Dini dengan Tumbuh Kembang Balita di Desa Limau Manis Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang

(51)

b. Usia Perkawinan

Berdasarkan hasil penelitian yang ditampilkan dalam tabel 4.13, berdasarkan usia perkawinan di Desa Limau Manis Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang tahun 2016 dapat dilihat bahwa dari 102 keluarga yang berada pada periode tahun awal perkawinan, mayoritas memiliki anak balita dengan tumbuh kembang balita normal sebanyak 69 (67,6%) balita, Sedangkan terdapat 91 keluarga yang berada pada periode tahun pertengahan perkawinan, mayoritas memiliki balita dengan tumbuh kembang yang tidak normal sebanyak 53 (58,2%) balita.

Hasil uji statistik menunjukkan bahwa ada hubungan usia perkawinan dengan tumbuh kembang balita di Desa Limau Manis Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang tahun 2016, dilihat dari nilai P=0.001 (p < α = 0.05) ; RP = 1.800, hal ini menunjukkan bahwa keluarga yang memiliki usia perkawinan dalam periode tahun pertengahan cenderung akan memiliki anak dengan tumbuh kembang tidak normal sebesar 1.800 dibanding keluarga yang usia perkawinan dalam periode tahun awal.

Tabel 4.13 Hubungan Usia Perkawinan dengan Tumbuh Kembang Balita di Desa Limau Manis Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang

Tahun 2016

(52)

c. Pendidikan Keluarga

Berdasarkan hasil penelitian yang ditampilkan dalam tabel 4.14, dari pendidikan keluarga di Desa Limau Manis Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang tahun 2016 dapat dilihat bahwa dari 83 keluarga dengan istri yang memiliki pendidikan tinggi, mayoritas memiliki balita dengan tumbuh kembang yang normal sebanyak 58 (69,9%) balita. Sedangkan istri yang memiliki pendidikan dasar sebanyak 110 keluarga, mayoritas memiliki anak balita dengan tumbuh kembang balita tidak normal sebanyak 61 (55,5%) balita.

Hasil uji statistik menunjukkan bahwa ada hubungan pendidikan istri dengan tumbuh kembang balita di Desa Limau Manis Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang tahun 2016, dilihat dari nilai P=0.001 (p < α = 0.05) ; RP = 1.841 hal ini menunjukkan bahwa istri yang memiliki pendidikan rendah / dasar cenderung akan memiliki tumbuh kembang balita tidak normal sebesar 1.841 dibanding istri yang memiliki pendidikan tinggi.

Berdasarkan pendidikan suami terdapat 118 keluarga dengan suami yang memiliki pendidikan tinggi, lebih banyak memiliki balita dengan tumbuh kembang yang normal sebanyak 61 (51,7%) balita. Sedangkan suami yang memiliki pendidikan dasar sebanyak 75 keluarga, mayoritas memiliki anak balita dengan tumbuh kembang balita normal sebanyak 46 (61,3%) balita.

(53)

Kabupaten Deli Serdang tahun 2016, dilihat dari nilai P=0.244 (p > α = 0.05) ; RP = 0.800 artinya tidak ada perbedaan pada suami dengan pendidikan tinggi maupun pendidikan dasar terhadap tumbuh kembang balita.

Tabel 4.14 Hubungan Pendidikan Keluarga dengan Tumbuh Kembang Balita di Desa Limau Manis Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang

Tahun 2016

Berdasarkan hasil penelitian yang ditampilkan dalam tabel 4.15, dari pendapatan keluarga di Desa Limau Manis Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang tahun 2016 dapat dilihat bahwa dari 80 keluarga yang memiliki pendapatan >UMR, mayoritas memiliki balita dengan tumbuh kembang yang normal sebanyak 63 (78,8%) balita. Sedangkan keluarga yang memiliki pendapatan <UMR sebanyak 113 keluarga, mayoritas memiliki anak balita dengan tumbuh kembang balita tidak normal sebanyak 69 (61,1%) balita.

(54)

Kabupaten Deli Serdang tahun 2016, dilihat dari nilai P<0.001 (p < α = 0.05) ; RP = 2.874, hal ini menunjukkan bahwa keluarga yang memiliki pendapatan <UMR cenderung memiliki balita dengan tumbuh kembang tidak normal sebesar 2.874 dari pada keluarga yang memiliki pendapatan > UMR.

Tabel 4.15 Hubungan Pendapatan Keluarga dengan Tumbuh Kembang Balita di Desa Limau Manis Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang

Tahun 2016

Berdasarkan hasil penelitian yang ditampilkan dalam tabel 4.15, dari jumlah anggota keluarga di Desa Limau Manis Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang tahun 2016 dapat dilihat bahwa dari 105 kategori keluarga kecil, sebagian memiliki balita dengan tumbuh kembang yang normal sebanyak 54 (51,4%) balita. Sedangkan yang dalam kategori keluarga besar sebanyak 88 keluarga, mayoritas memiliki anak balita dengan tumbuh kembang balita normal sebanyak 53 (60,2%) balita.

(55)

Kabupaten Deli Serdang tahun 2016, dilihat dari nilai P=0.280 (p < α = 0.05) ; RP = 0.819, hal ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan tumbuh kembang balita pada jumlah anggota keluarga kecil maupun besar. dapat dilihat pada tabel 4.16, dibawah ini:

Tabel 4.16 Hubungan Pernikahan Dini dengan Tumbuh Kembang Balita Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga di Desa Limau Manis Kecamatan

Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang Tahun 2016

Karakteristik Pernikahan Dini

Pertumbuhan dan perkembangan balita

n (%) P-Value RP

(95% CI) Normal Tidak

Normal n (%) n (%) Jumlah Anggota Keluarga

1. Keluarga Kecil <5 2. Keluarga Besar ≥ 5

54 53

51,4 60,2

51 35

48,6 39,81

105 88

100 100

0.280

(56)

5.1 Hubungan pernikahan dini dengan tumbuh kembang balita

Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan perhitungan Chi Square

didapati nilai P=0.003 (p < α = 0.05), artinya bahwa ada hubungan pernikahan dini dengan tumbuh kembang balita di Desa Limau Manis Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang tahun 2016. Hal ini menunjukkan bahwa keluarga yang menikah dini cenderung memiliki anak dengan tumbuh kembang tidak normal dibanding anak dari keluarga yang menikah dini.

Terdapat 69 balita dari keluarga yang menikah dini, mayoritas balita memiliki tumbuh kembang yang tidak normal sebanyak 41 (59.4%) balita, adapun diantaranya 28 (40,5%) mengalami gangguan pertumbuhan meliputi 2(2,9%) sangat kurus, 20 (28,9%) kurus dan 6 (8,7%) gemuk. serta 32 (46,3%) mengalami gangguan perkembangan meliputi 29 (42%) meragukan, dan 3 (4,3%) penyimpangan. Mayoritas gangguan perkembangan yang terkait dengan motorik kasar, motorik halus, bicara dan bahasa serta sosial dan mandiri lebih banyak dialami oleh keluarga yang menikah dini dibanding keluarga yang tidak menikah dini.

(57)

pengetahuan ibu untuk menangkap informasi terkait asupan gizi yang dibutuhkan seorang balita.

Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa, menikah dini dapat menyebabkan seorang ibu kurang mampu dalam pemenuhan nutrisi anak, dikarenakan pernikahan dini akan menyebabkan seseorang tidak mendapat pendidikan yang baik sehingga ibu akan kesulitan dalam menerima informasi yang berdampak pada buruknya pengetahuannya. Dalam penelitian Kaswari (2012), didapati 82,2% ibu yang menikah dini melakukan tindakan dan sikap yang kurang baik dalam pemenuhan status gizi balitanya.

Dalam penelitian Fadlyana (2009) dikatakan menjadi orangtua di usia dini akan menyebabkan seseorang memiliki keterampilan yang kurang dalam mengasuh anaknya, berbeda dengan orang yang memiliki balita di usia dewasa. Hal ini menyebabkan anak mendapat perlakuan yang salah, anak yang dilahirkan dari pernikahan usia dini memiliki resiko yang lebih tinggi mengalami keterlambatan perkembangan di banding anak yang lahir dari orang yang tidak menikah dini.

(58)

tentu akan berdampak pada kesulitan dalam pemenuhan bahan pangan dalam keluarga. Kurangnya bahan pangan akan menyebabkan asupan gizi balita terganggu.

Beberapa teori mengemukakan bahwa gangguan pertumbuhan pada balita terjadi karena asupan gizi yang dibutuhkan oleh anak cenderung tidak seimbang sehingga menyebabkan kesalahan gizi yang disebut malnutrisi. Malnutrisi mencakup kelebihan nutrisi / gizi lebih (overnutrion) dan kekurangan gizi / gizi kurang (Undernutrion). salah satu penyebab terjadinya malnutrisi adalah kesalahan dalam pemberian makanan, dan yang bertanggung jawab terhadap pola asuh terkait pola asuh makan pada balita adalah orangtua (Hasdianah, 2014).

Menikah pada usia muda dan masih tergolong dalam kelompok remaja atau anak akan memberikan banyak dampak negatif. Secara psikologi, seorang anak yang dalam usia muda sudah menjadi ibu akan mengalami kesulitan dalam memberikan yang terbaik terkait pertumbuhan dan perkembangan anaknya. Hal ini dikarenakan belum siap secara mental untuk menjadi orang tua (Suryani, 2012)

(59)

Dalam penelitian Gueorguelva et al (2001) dikatakan bahwa semakin dewasa usia ibu dalam menikah maka akan semakin baik pula perkembangan pada anak. Hal ini dikarenakan semakin bertambah umur ibu maka semakin baik pula pengetahuan ibu dalam mengasuh anaknya.

Hal ini didukung dengan teori Mubarak (2011), dikatakan bahwa semakin bertambah umur seseorang maka akan terjadi perubahan aspek fisik dan mental seseorang. Semakin bertambah umur ibu maka akan membuat ibu berpikir matang dan dewasa, serta siap mengambil keputusan terkait tumbuh kembang balitanya.

Menurut asumsi peneliti, usia kawin pertama akan menentukan bagaimana kualitas keluarga. Semakin muda usia menikah seseorang maka akan semakin cenderung seseorang tidak memiliki pendidikan yang baik, hal ini akan berdampak pada pengetahuan dan perilaku seseorang.

Pada keluarga yang menikah di usia muda dan memiliki balita cenderung akan melakukan pola asuh yang salah terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak, hal ini di pengaruhi kurangnya pengetahuan yang diakibatkan karena tidak sempat mencapai pendidikan yang tinggi. Menikah di usia muda juga akan menyebabkan keluarga tidak paham bagaimana memenuhi asupan gizi balita yang jelas akan mempengaruhi pertumbuhan seorang anak.

Gambar

Tabel 3.1 Distribusi Sampel menurut Usia Kawin Pertama (UKP) pada Orangtua Balita
Tabel 3.2 Metode Pengukuran
Gambar 4.1 : Distribusi Frekuensi Komposisi Penduduk Berdasarkan Demografi Umur di Desa Limau Manis Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang tahun 2016, Sumber : profil desa (2015 – 2016)
Gambar 4.4 : Distribusi Frekuensi Komposisi Penduduk Berdasarkan tingkat pendidikan di Desa Limau Manis Kecamatan Tanjung Morawa
+7

Referensi

Dokumen terkait

Mahasiswa Baru falur SNMPTN DIVISI IPS Universitas Negeri Yogyakarta Tahun 2012, sebagai:. PENANGGTING JAWAB

The first Humboldt Kolleg in Indonesia under the heading “Synergy, Networking and the Role of Fundamental Research Development in ASEA”, together with the International Conference

Penambahan bahan-bahan yang dapat mengikat air seperti alkohol juga dapat menggumpalkan partikel karet, karena ikatan hidrogen antara alkohol dengan air lebih kuat

Walaupun banyak perusahaan yang masih menggunakan metode ROI untuk melakukan penilaian terhadap investasi TI, sebagian dari mereka merasa tidak puas dengan

Discussion of judicial independence typically focus on the importance of independent decision making. The need for freedom from inappropriate influence--- wether

[r]

Memikirkan hal-hal seperti kebutuhan hidup dan biaya sekolah anak inilah yang membuat tekanan darah saya naik dan kalau sudah punya masalah seperti ini, saya dan suami

Angin pasat yang arahnya tetap, dapat menimbulkan arus tetap yang disebut arus khatulistiwa dan bergerak ke arah barat. Ada lima arus khatulistiwa, yaitu satu di Lautan Hindia, dua