• Tidak ada hasil yang ditemukan

BK 2 bimbingan konseling

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BK 2 bimbingan konseling"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan hidayahnya kami dapat menyusun sebuah makalah yang membahas tentang “Pengertian, Tujuan, dan Arah Pelayanan Bimbingan dan Konseling” meskipun bentuknya sangat jauh dari kesempurnaan, selanjutnya salawat dan salam kami kirimkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW sebagaimana beliau telah mengangkat derajat manusia dari alam kegelapan menuju alam yang terang benderang.

Dalam penulisan makalah, kami memberikan sejumlah materi yang terkait dengan materi yang disusun secara langkah demi langkah, agar mudah dan cepat dipahami oleh pembaca.

Sebagai manusia biasa tentu kami tidak dapat langsung menyempurnakan makalah ini dengan baik, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari guru pembimbing mau pun pembaca.

Petaling , 19 September 2017

(2)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sangat banyak masalah – masalah di sekolah terutama pada siswa itu sendiri yang tidak dapat diselesaikan dengan pengajaran oleh guru biasa di sekolah, untuk menyelesaikan masalah pada setiap siswa di sekolah sangat di perlukan Bimbingan dan Konseling, tapi sebelum itu agas Bimbingan dan Konseling dapat terlaksana dengan baik, salah satu syarat yang perlu dan mutlak adalah di kuasainya pengertian yang tepat mengenai Bimbingan dan Konseling itu oleh semua personil sekolah yang terlibat dalam kegiatan pelayanan Bimbingan dan Konseling.

Bimbingan dan Konseling merupakan dua kata yang seolah – olah selalu di pakai dalam saat yang bersamaan, sehingga sepintas lalu orang banyak menganggap keduanya memiliki arti yang sama. Dalam hal tertentu istilah Bimbingan dan Konseling itu dapat berarti sama, namun dalam hal tertentu pula istilah tersebut akan mempunyai arti yang berbeda.

B. RUMUSAN MASALAH

Dari latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalahnya sebaga berikut:

1. Apa pengertian Bimbingan dan Konseling?

2. Apa saja tujuan Bimbingan dan Konseling?

3. Pelayanan apa saja yang ada dalam Bimbingan dan Konseling di sekolah?\

C. TUJUAN

(3)

BAB II

BIMBINGAN DAN KONSELING

2.1 Pengertian Bimbingan Konseling

2.1.1 Pengertian Bimbingan

Dalam mendefinisikan istilah bimbingan, para ahli bidang bimbingan konseling memberikan pengertian yang berbeda-beda. Meskipun demikian, pengertian yang mereka sajikan memiliki satu kesamaan arti bahwa bimbingan merupakan suatu proses pemberian bantuan.

Definisi atau pengertian Bimbingan menurut beberapa ahli sebagai berikut :

1. Menurut Prayitno & Erman Amti (1994:99) Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa agar orang-orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri, dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.

2. Menurut Rochman Natawidjaja (1981) Bimbingan adalah proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat memahami dirinya, sehingga ia sanggup mengarahkan diri dan dapat bertindak wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan keluarga serta masyarakat. Dengan demikian dia dapat mengecap kebahagiaan hidupnya serta dapat memberikan sumbangan yang berarti (Winkel & Sri Hastuti 2007:29).

3. Menurut Bimo Walgito (1982 : 11) bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang di berikan kepada individu atau sekumpulan individu-individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan di dalam kehidupannya, agar individu atau sekumpulan individu-individu itu dapat mencapai kesejahteraan hidupnya.

4. Menurut Miller (1961) menyatakan bahwa bimbingan merupakan proses bantuan terhadap individu untuk mencapai pemahaman diri dan pengarahan diri yang dibutuhkan untuk melakukan penyesuaian diri yang dibutuhkan untuk melakukan penyesuaian diri secara maksimum kepada sekolah (dalam hal ini termasuk madarasah), keluarga, dan masyarakat. 5. Menurut Moegiadi (1970) bimbingan berarti suatu proses pemberian bantuan atau

pertolongan kepada individu dalam hal: memahami diri sendiri; menghubungkan pemahaman tentang dirinya sendiri dengan lingkungan; memilih, menentukan dan menyusun rencana sesuai dengan konsep dirinya sendiri dan tuntutan dari lingkungan (Winkel & Sri Hastuti 2007:29).

(4)

2.1.2 Pengertian konseling

Definisi Konseling menurut beberapa ahli sebagai berikut :

1. Menurut Bimo Walgito (1982:11) menyatakan bahwa konseling adalah bantuan yang diberikan kepada individhu dalam memecahkan masalah kehidupanya dengan wawancara, dengan cara yang sesuai dengan keadaan individhu yang dihadapinya untuk mencapai hidupnya.

2. Menurut James P. Adam yang dikutip oleh Depdikbud (1976:19) Konseling adalah suatu pertalian timbal balik antara dua orang individu antara seorang (konselor) membantu yang lain (konseli) supaya dia dapat lebih baik memahami dirinya dalam hubunganya dengan masalah hidup yang dihadapinya pada waktu itu dan pada waktu yang akan datang.

3. Menurut Smith,dalam Shertzer & Stone,1974 , konseling merupakan suatu proses dimana konselor membantu konselor membuat interprestasi – interprestasi tetang fakta-fakta yang berhubungan dengn pilihan,rencana,atau penyesuaian-penyesuaian yang perlu dibuat.

4. Shertzer dan Stone (1980) menyimpulkan bahwa “Counseling is an interaction process which facilitates meaningful understanding of self and environment and result in the establishment and/or clarification of goals and values of future behavior.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa pengertian bimbingan konseling yaitu suatu bantuan yang diberikan oleh konselor kepada konseli agar konseli mampu menyelesaikan masalah yang dihadapinya dan juga mampu mengembangkan potensi yang dimilikinya seoptimal mungkin secara mandiri.

2.2 Konsep Bimbingan dan Konseling

2.2.1 Konsep bimbingan 1. Tujuan bimbingan

Tujuan pemberian layanan bimbingan yaitu agar individu dapat :

a. merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karier, serta kehidupannya pada masa yang akan datang.

b. mengembangan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin.

c. menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat, serta lingkungan kerjanya.

d. mengatasi hambatan serta kesulitan yang dihadapi.

2. Fungsi bimbingan

(5)

b. Fungsi penyaluran, merupakan fungsi bimbingan dalam membantu individu memilih dan memantapkan penguasaan karier yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian, dan ciri-ciri kepribadian lainnya.

c. Fungsi adaptasi, yaitu fungsi membantu para pelaksana pendidikan, khususnya guru/dosen, wali kelas untuk menyesuaikan program pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan dan kebutuhan siswa. Dengan menggunakan informasi yang memadai mengenai sisa, pembimbing dapat membatu para guru dalam memperlakukan siswa secara tepat, baik dalam memilih dan menyusun materi, memilih metode dan proses pembelajaran, maupun menyusun bahan pelajaran sesuai dengan kemampuan dan kecepatan siswa.

3. Prinsip-prinsip bimbingan

a. Bimbingan adalah suatu proses membantu individu agar mereka dapt membantu dirinya sendiri dalam menyelesaikan masalah yang dihadapinya.

b. Bimbingan berfokus pada individu yang dibimbing.

c. Dimulai dengan identifikasi kebutuhan yang dirasakan oleh individu yang akan dibimbing. d. Bimbingan harus luwes sesuai kebutuhan.

e. Program bimbingan dalam lembaga tertentu harus sesuai dengan program pada lembaga yang bersangkutan.

f. Dilakukan oleh orang yang memiliki keahlian dalam bidang bimbingan. 2.2.2 Konsep Konseling

1. Tujuan Konseling

a. Mengadakan perubahan pada diri klien sehingga memungkinkan hidupnya lebih produktif dan memuaskan.

b. Memelihara dan mencapai kesehatan mental yang positif. c. Penyelesaian masalah.

d. Mencapai keefektivan pribadi.

e. Mendorong individu mampu mengambil keputusan yang penting bagi dirinya.

Jadi, dapat disimpulkan, kosep bimbingan meliputi : tujuan yaitu, memberi layanan terhadap klien agar dapat mengembangkan masa depannya; fungsi yaitu, fungsi pengembangan, fungsi penyaluran, fungsi adaptasi dan fungsi penyesuaian; dan prinsip.

Sedangkan konsep konseling meliputi tujuannya, yaitu agar konseli mampu memahami diri dan lingkungan, mampu membuat keputusan menyelesaikan masalah konselor.

2.3 Tujuan, Prinsip dan Fungsi Bimbingan Konseling

2.3.1 Tujuan Bimbingan Konseling

Tujuan bimbingan konseling adalah membantu idividu dalam mencapai : 1. Membantu mengembangkan kualitas kepribadian individu yang dibimbing. 2. Membantu mengembangkan kualitas kesehatan mental klien.

3. Membantu mengembangkan perilaku-perilaku yang lebih efektif pada diri individu dan lingkungannya.

(6)

Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, klien harus mendapatkan kesempatan untuk : 1. Memperoleh pemahaman yang lebih baik terhadap dirinya.

2. Mengarahkan dirinya sesuai dengan potensi yang dimilikinya kearah tingkat perkembangan yang optimal.

3. Mampu memecahkan sendiri masalah yang dihadapinya.

4. Mempunyai wawasan yang lebih realistis serta penerimaan yang objektif tentang dirinya. 5. Dapat menyesuaikan diri secara lebih efektif baik terhadap dirinya sendiri maupun

lingkungannya sehingga memperoleh kebahagiaan dalam hidupnya. 6. Mencapai taraf aktualisasi diri sesuai dengan potensi yang dimilikinya. 7. Terhindar dari gejala-gejala kecemasan dan perilaku yang tidak sesuai. 2.3.2 Prinsip Bimbingan Konseling

Prinsip-prinsip yang dimaksud adalah hal-hal yang menjadi pegangan dalam proses bimbingan konseling. Prinsip ini berasal dari konsep-konsep filosofi tentang kemanusiaan yang menjadi dasar bagi pemberian layanan bantuan atau bimbingan, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Prinsip-prinsip itu adalah sebagai berikut :

1. Bimbingan diperuntutkan bagi semua individu (guidance is for all individuals)

Prinsip ini berarti bahwa bimbingan diberikan kepada semua individu, baik yang tidak bermasalah maupun yang bermasalah. Pendekatan yang digunakan dalam bimbingan lebih bersifat preventif dan pengembangan daripada penyembuhan (kuratif) dan lebih diutamakan teknik kelompok daripada perseorangan (individual).

2. Bimbingan bersifat individualisasi

Setiap individu bersifat unik (berbeda satu sama lainnya), dan melalui bimbingan individu dibantu untuk memaksimalkan perkembangan keunikannya tersebut. Prinsip ini juga berarti bahwa yang menjadi fokus sasaran bantuan adalah individu, meskipun layanan bimbingannya menggunakan kelompok.

3. Bimbingan menekankan hal yang positif

Bimbingan merupakan proses bantuan yang menekankan kekuatan dan kesuksesan, karena bimbingan merupakan cara untuk membangun pandangan yang positif terhadap diri sendiri, memberikan dorongan, dan peluang untuk berkembang.

4. Bimbingan merupakan usaha bersama

Bimbingan bukan hanya tugas atau tanggung jawab konselor, tetapi juga tugas guru dan kepala sekolah. Mereka dalam teamwork juga terlibat dalam proses bimbingan.

5. Pengambilan keputusan merupakan hal yang esensial dalam bimbingan

Bimbingan diarahkan unutk membantu individu agar dapat melakukan pilihan dan mengambil keputusan. Bimbingan mempunyai peranan untuk memberikan informasi dan nasihat kepada individu, itu semua sangat penting baginya dalam mengambil keputusan. Kehidupan individu diarahkan oleh tujuannya, dan bimbingan memfasilitasi individu untuk mempertimbangkan, menyesuaikan diri dan menyempurnakan tujuan melalui pengambilan keputusan yang tepat.

(7)

Pemberian layanan bimbingan tidak hanya berlangsung di sekolah, tetapi juga di lingkungan keluarga dan masyarkat pada umumnya. Bidang layanan bimbinganpun bersifat multi aspek, yaitu meliputi aspek pribadi, sosial, pendidikan dan pekerjaan.

2.3.3 Fungsi Bimbingan Konseling

Dalam kelangsungan proses bimbingan konseling, terdapat berbagai pelayanan yang sengaja diciptakan dan diselenggarakan. Keuntungan ataupun jasa yang diperoleh dari adanya suatu pelayanan merupakan hasil dari fungsi sebuah pelayanan. Suatu pelayanan dikatakan tidak akan berfungsi jika ia tidak bisa memperlihatkan kegunaan ataupun tidak bisa memberikan manfaat atau keuntungan tertentu. Dalam bimbingan konseling, fungsi bimbingan konseling ditinjau dari kegunaan atau manfaat. Ataupun keuntungan-keuntungan-keuntungan apa yang diperoleh melalui pelayanan tersebut. Berikut ini adalah beberapa bimbingan konseling adalah pemahaman tentang diri klien beserta permasalahannya oleh klien sendiri dan oleh pihak-pihak yang akan membantu klien (konselor), serta pemahaman tentang lingkungan klien dan klien.

2. Fungsi Pencegahan

Fungsi pencegahan adalah fungsi bimbingan konseling yang akan menghasilkan terhindarnya klien dari berbagai permasalahan yang mungkin timbul, yang akan dapat mengganggu, menghambat ataupun menimbulkan kesulitan tertentu dalam perkembangannya. Layanan bimbingan dapat berfungsi pencegahan artinya merupakan usaha pencegahan terhadap timbulnya masalah. Bagi konselor profesional yang misi tugasnya dipenuhi dengan perjuangan untuk menyingkirkan berbagai masalah yang dapat menghambat perkembangan individu, pencegahan tidak sekedar merupakan ide yang bagus, tetapi adalah suatu keharusan yang bersifat etis (Horner & Mc.Elhaney, 1993). Oleh karena itu pelaksanaan fungsi pencegahan bagi konselor merupakan bagian dari tugas kewajibannya yang amat penting.

(8)

inventarisasi data, dan sebagainya. Berikut ini adalah arah upaya pencegahan yang perlu dilakukan oleh konselor, yaitu:

a. Mendorong perbaikan lingkungan yang kalau diberikan akan berdampak negatif terhadap individu yang bersangkutan.

b. Mendorong perbaikan kondisi pada diri pribadi klien.

c. Meningkatkan kemampuan individu untuk hal-hal yang diperlukan dan mempengaruhi perkembangan dan kehidupannya.

d. Mendorong individu untuk tidak melakukan sesuatu yang akan memberikan resiko yang besar, dan melakukan sesuatu yang akan memberikan manfaat.

e. Menggalang dukungan kelompok terhadap individu yang bersangkutan. 3. Fungsi Pengentasan

Walaupun fungsi pencegahan dan pemahaman telah dilakukan, namun mungkin saja klien masih menghadapi masalah-masalah tertentu. Individu yang mengalami masalah akan merasa ada sesuatu yang tidak nyaman pada dirinya. Klien yang mengalami masalah akan datang pada konselor dengan tujuan untuk dituntaskannya masalah yang tidak mengenakkan dari dirinya. Di sinilah fungsi pengentasan (perbaikan) itu berperan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan terpecahnya atau teratasinya berbagai permasalahan yang dialami klien.

Upaya pengentasan masalah pada dasarnya dilakukan secara perorangan, sebab setiap masalah adalah unik. Masalah-masalah yang dihadapi individu yang berbeda tidak boleh disamakan. Dengan demikian penanganannyapun harus secara unik disesuaikan terhadap kondisi masing-masing dari masalah itu. Untuk itu konselor perlu memiliki ketersediaan dari berbagai bahan dan keterampilan dalam menangani berbagai masalah yang beraneka ragam. 4. Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan

Fungsi pemeliharan berarti memelihara segala sesuatu yang baik yang ada pada diri individu, baik hal itu merupakan pembawaan maupun hasil-hasil perkembangan yang telah dicapai selama ini. Pemeliharaan yang demikian itu adalah pemeliharaan yang membangun, pemeliharaan yang memperkembangkan. Oleh karena itu fungsi pemeliharaan dan pengembangan tidak dapat dipisahkan. Dalam pelayanan bimbingan dan konseling, fungsi pemeliharaan dan pengembangan dilaksanakan melalui berbagai pengaturan, kegiatan, dan program.

(9)

Jika memperhatikan kaitan anatara ketiga fungsi bimbingan dan konseling, fungsi pemeliharaan dan pengembangan tampaknya bersifat lebih umum dan dapat terkait pada ketiga fungsi lainnya. Jika dikaji lebih jauh, dapatlah dimengerti bahwa “pemeliharaan” dalam arti yang luas dan pelayanan pemuliaan manusia, khususnya bimbingan dan konseling. Dengan demikian, sewaktu konselor menjalankan fungsi pemahaman, pencegahan dan pengentasan, ia perlu menyadari bahwa pelayanan yang diberikannya itu sebenarnya juga mengemban fungsi pemeliharaan dan pengembangan. Pemeliharaan dan pengembangan segenap potensi individu dalam keempat dimensi kemanusiaan.

Jadi, dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa bimbingan konseling memiliki tujuan untuk membantu mengembangkan kualitas kepribadian individu yang dibimbing, membantu mengembangkan kualitas kesehatan mental klien, membantu mengembangkan perilaku-perilaku yang lebih efektif pada diri individu dan lingkungannya, membantu klien menanggulangi problema hidup dan kehidupannya secara mandiri.

Bimbingan konseling juga mempunyai prinsip diantaranya adalah, bimbingan diperuntukkan bagi semua individu, bimbingan bersifat individualisasi, bimbingan menekankan hal yang positif, bimbingan merupakan usaha bersama, pengambilan keputusan merupakan hal yang esensial dalam bimbingan, bimbingan berlangsung dalam berbagai setting (adegan) kehidupan.

Fungsi bimbingan konseling diantaranya, fungsi pemahaman, fungsi pencegahan, fungsi pengentasan, fungsi pemeliharaan dan pengembangan.

Cara Mengatasi Masalah yang melanggar aturan di Sekolah

Cara Mengatasi Masalah Disiplin Siswa 2. Jenis-jenis Masalah

Siswa sekolah menengah berada dalam fase masa remaja. Pada fase ini individu mengalami perubahan yang besar yang dimulai sejak datangnya fase masa puber. Hurlock (1980:192) menuliskan berbagai perubahan sikap dan perilaku sebagai akibat dari perubahan yang terjadi pada masa puber. Sikap dan perilaku yang dimaksudkan adalah :

 Ingin menyendiri

 Bosan

(10)

 Antagonism social

 Emosi yang meninggi

 Hilangnya kepercayaan diri

Sikap dan perilaku anak yang berbeda dalam masa puber tersebut sering mengganggu tugas-tugas perkembangan anak pada fase berikutnya yaitu fase remaja, dan sebagai akibatnya anak akan mengalami gangguan dalam menjalani kehidupan pada fase remaja. Beberapa masalah yang dialami oleh remaja antara lain:

a) Masalah Emosi

Akibat dari perubahan fisik dan kelenjar, emosi remaja seringkali sangat kuat, tidak terkendali, dan kadang tampak irasional. Hal ini dapat dilihat dari gejala yang tampak pada mereka, misalnya mudah marah, mudah dirangsang, emosinya meledak-ledak dan tidak mampu mengendalikan perasaannya. Keadaan ini sering menimbulkan berbagai permasalahan remaja.

Sekolah sebagai lembaga formal yang diberi tugas dan tanggung jawabuntuk membantu subjek didik menuju kearah kedewasaan yang optimal harus mempunyai langkah-langkah konkrit untuk mencegah dan mengatasi masalahemosional ini. Dalam layanan bimbingan dan konseling kelompok anak dapat berlatih menjadi pendengar yang baik, bagaimana cara mengemukakan masalah, bagaimana cara mengendalikan diri baik dalam menggapai masalah sesama anggota maupun masalahnya sendiri.

b) Masalah Penyesuaian Diri

Untuk mencapai tujuan dari pola sosialisasi dewasa, remaja harus membuat banyak penyesuaian baru. Pada fase ini remaja lebih banyak di luar rumah bersama-sama temannya sebagai kelompok, maka dapatlah dimengerti kalau pengaruh teman sebaya dalam segala pola perilaku , sikap, minat, dan gaya hidupnya lebih besar daripada pengaruh dari keluarga. Perilaku remaja sangat tergantung dari pola-pola perilaku kelompok. Yang menjadi masalah apabila mereka salah dalam bergaul,dalam keadaan demikian remaja cenderung akan mengikuti pergaulan yang salahtersebut tanpa mempedulikan berbagai akibat yang akan menimpa dirinya karenakebutuhan akan penerimaan dalam kelompok sebaya dianggap paling penting.

c) Masalah Perilaku Seksual

(11)

d) Masalah Perilaku Sosial

Adanya diskriminasi terhadap mereka yang berlatar belakang ras, agama,atau sosial ekonomi yang berbeda dapat melahirkan geng-geng atau kelompok remaja yang pembentukannya berdasarkan atas kesamaan latar belakang agama,suku, dan sosial ekonomi, hal ini dapat memicu terjadinya permusuhan antar kelompok atau geng. Untuk mencegah dan mengatasi masalah tersebut , sekolah dapat menyelenggarakan kegiatan-kegiatan kelompok dengan tidak memperhatikan latar belakang suku, agama, ras dan sosial ekonomi.

e) Masalah Moral

Masalah moral yang terjadi pada remaja ditandai oleh ketidakmampuan remaja membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Hal ini disebabkan oleh ketidak konsistenan dalam konsep benar dan salah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Maka, sekolah sebaiknya menyelenggarakan berbagai kegiatan keagamaan, meningkatkan pendidikan budi pekerti.

f) Masalah Keluarga

Hurlock (1980,233) mengemukakan sebab-sebab umum pertentangan keluarga selama masa remaja adalah: standar perilaku, metode disiplin, hubungan dengan saudara kandung, sikap yang sangat kritis pada remaja, dan masalah palang pintu.

Remaja sering menganggap standar perilaku orang tua yang kuno dan modern berbeda. Keadaan inilah yang sering menjadi sumber perselisihan di antara mereka.Yang dimaksud dengan masalah palang pintu adalah peraturan keluarga tentang penetapan waktu pulang dan mengenai teman-teman remaja yang dapat berhubungan terutama teman-teman lawan jenis. Untuk itu sekolah harus meningkatkan kerjasama dengan orang tua.

3. Pendekatan Umum dalam Bimbingan dan Konseling

Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa siswa di sekolah sangat mungkin mengalami masalah-masalah yang dapat mengganggu proses tumbuh kembangnya, maka untuk menanggulangi permasalahan tersebut dapat dilakukan beberapa pendekatan dalam bimbingan dan konseling yaitu:

a) Pendekatan Krisis

(12)

tujuannya pada kelemahan-kelemahan individu dan selanjutnya berupaya untuk memperbaikinya.

c) Pendekatan Preventif

Pendekatan preventif merupakan pendekatan yang diarahkan pada antisipasi masalah-masalah umum individu, mencegah jangan sampai masalah-masalah tersebut menimpa individu. Pembimbing memberikan upaya seperti informasi dan keterampilan untuk mencegah masalah tersebut.

d) Pendekatan Perkembangan

(13)

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari satu segi dapat kita lihat bahwa Bimbingan dan Konseling memiliki arti yang sama yaitu proses pemberian bantuan terhadap seseorang, atau sekelompok orang. Dari segi lain konseling merupakan alat dalam pemberian bimbingan, konseling juga merupakan alat yang paling ampuh dalam keseluruhan program bimbingan atau dengan kata lain konseling merupakan titik sentral dari keseluruhan kegiatan bimbingan. Tujuan dari Bimbingan dan Konseling yaitu (a) Untuk dapat mewujudkan diri sendiri. (b) Untuk dapat mengarahkan diri sendiri. (c) Untuk dapat mengambil keputusan sendiri tentang berbagai hal. (d) Untuk dapat menerima diri sendiri dan lingkungan secara positif dan dinamis. (e) Untuk mengenal diri sendiri dan lingkungannya. Bimbingan dan Konseling memiliki arah pelayanan seperti pelayanan dasar, pelayanan pengembangan, terapeutik, dan peminatan.

B. SARAN

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Geldard, Kathryn, David, Geldard. 2011. Konseling Keluarga. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Nurihsan, Achmad, Juntika. 2006. Bimbingan dan Konseling. Bandung : PT Refika Aditama

Prayitno, H. 2001. Panduan Kegiatan Pengawasan Bimbingan dan Konseling Di Sekolah. Jakarta : PT Rineka Cipta

Tohirin. 2007. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah(Berbasis Integrasi). Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

Referensi

Dokumen terkait

V této vesnici jsou taky velmi dobré podmínky pro rozvoj venkovského cestovního ruchu a vina ř ské turistiky, to díky poloze na b ř ehu novomlýnské nádrže.. Problematické je

Diharapkan penelitian ini dapat mengetahui kajian pola titik layu tanaman paprika dan kapasitas lapang pada beberapa media tanam yang digunakan pada budidaya tanaman

Oleh karena itu ada istilah “Satu Tuhan Banyak Jalan”.” Nurcholish Madjid juga menulis: “Jadi pluralisme sesungguhnya adalah sebuah aturan Tuhan (Sunnat Allah, “Sunnatullah”)

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti sangat tertarik dan melakukan penelitian dengan mengambil dua variabel penelitian yaitu pH larutan dan tegangan listrik

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan multimedia pembelajaran interaktif penginderaan jauh berpengaruh terhadap hasil belajar, dimana hasil yang diperoleh

Output yang diharapkan adalah dapat memberikan gambaran umum secara sederhana perkembangan pengeluaran konsumsi rumah tangga secara makro di Indonesia, serta dinamika

Berdasarkan hasil perhitungan Rasio Likuiditas diatas menunjukkan nilai rata-rata Likuiditas baik untuk Bank Umum Konvensional maupun Bank Umum Syariah tidak

PENGARUH KOMPENSASI DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN DENGAN KOMITMEN ORGANISASIONAL SEBAGAI VARIABEL MEDIASI (Studi Kasus. Asep