• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Fungsi dan Makna Nomina Shourai dan Mirai dalam Kalimat Bahasa Jepang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Fungsi dan Makna Nomina Shourai dan Mirai dalam Kalimat Bahasa Jepang"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

81 ABSTRAK

ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA NOMINA SHOURAI DAN MIRAI DALAM

KALIMAT BAHASA JEPANG

Bahasa tidak terlepas dari ucapan atau kalimat yang mengandung makna. Tiap-tiap

bahasa memiliki struktur kalimatnya masing-masing dan unsur kalimatnya pun memiliki

fungsi masing-masing. Semua unsur saling berhubungan sehingga membentuk kalimat yang

dapat dipahami oleh lawan bicara.

Semantik adalah salah satu cabang ilmu linguistik yang mengkaji tentang makna.

Objek kajian semantik antara lain makna kata, relasi makna, makna frase, dan makna kalimat.

Skripsi yang berjudul “Analisis Fungsi dan Makna Nomina Shourai dan Mirai dalam

Kalimat Bahasa Jepang” ini membahas mengenai fungsi dan makna. Kedua kata tersebut

merupakan salah satu contoh kata yang bersinonim dalam bahasa Jepang. Kata shourai dan

mirai memiliki arti yang sama yaitu ‘masa depan’. Akan tetapi, dalam semantik dua buah

ujaran yang bersinonim tidak akan sama persis. Hal ini terjadi karena berbagai faktor, di

antaranya nuansa makna. Selain itu, kedua kata tersebut juga dianalisis berdasarkan pada

makna kontekstual, yaitu makna yang muncul sebagai akibat hubungan antara ujaran dengan

konteks. Sehingga belum tentu keduanya bisa saling menggantikan kedudukan dalam sebuah

kalimat. Artinya ada yang bisa dan ada pula yang tidak bisa menggantikan.

Dalam penulisan skripsi ini membahas masing-masing 6 buah contoh kalimat yang

memakai kata shourai dan mirai. Seluruh kalimat untuk penelitian ini diambil secara acak

dari beberapa majalah dan buku bahasa Jepang seperti 3 buah kalimat dari buku Minna no

nihonggo Chuukyuu I tahun 2001, 1 buah kalimat dari buku Nihonggo So-matome N2 tahun

2010, 3 buah kalimat dari majalah Nipponia No. 31 tahun 2004, 1 buah kalimat dari majalah

Nipponia No. 33 tahun 2005, 1 buah kalimat dari majalah Nipponia No. 29 tahun 2004, 2

(2)

82

buah kalimat dari majalah Nipponia No. 2 tahun 1997, dan 1 buah kalimat dari majalah

Nipponia No. 12 tahun 2000.

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui makna kata shourai dan mirai secara

umum, kemudian mengetahui perbedaan shourai dan mirai dalam kalimat bahasa Jepang.

Untuk itu perlu dilakukan penelitian yang menggunakan metode deskriptif, yaitu dengan cara

menguraikan pengertian shourai dan mirai berdasarkan beberapa teori linguistik bahasa

Jepang. Setelah itu barulah dilakukan analisis dari segi semantik (konteks kalimat), apakah

kedua kata tersebut dapat saling menggantikan posisinya di dalam kalimat. Kemudian kata

shourai dan mirai digolongkan ke dalam kelas kata meishi.

Secara umum kata shourai dan mirai memiliki makna ‘masa depan’. Kata shourai

jarang sekali dapat diganti dengan mirai. Namun ada beberapa kata mirai yang dapat

digantikan dengan shourai. Tetapi nuansa makna yang dihasilkan menjadi berbeda. Artinya

ada yang bisa dan ada yang tidak bisa saling menggantikan.

Kata shourai memiliki makna ‘masa depan’ yang tenggang waktunya lebih singkat

jika dibandingkan dengan mirai. Shourai juga bisa digunakan pada hal-hal yang didatangkan,

seperti buku yang didatangkan dari Cina. Shourai merupakan masa depan yang menyangkut

orang-orang, negara, dan lapisan masyarakat. Ketika kalimat yang kita ucapkan mengandung

kalimat shourai maka hasil dari kalimat tersebut haruslah memiliki efek positif. Shourai

digunakan untuk menyatakan prospek, yaitu harapan atau kemungkinan. Selain sebagai

nomina, shourai juga dapat digunakan sebagai adverbia atau kata keterangan.

Kata mirai memiliki makna ‘masa depan’ yang bisa terasa lama namun bisa juga

terasa singkat. Tetapi dibandingkan shourai, tenggang waktunya lebih lama. Bisa 100 tahun,

200 tahun bahkan sampai ke alam setelah kematian. Mirai mewakili 3 fase waktu yaitu masa

lalu, saat ini, dan masa yang akan datang. Konsep mirai banyak ditemukan dalam agama

Budha. Selain itu mirai dapat menunjukkan masa depan sampai ke kehidupan setelah

(3)

83

kematian, yaitu alam baka atau akhirat. Mirai juga dipakai dalam istilah barat. Antonimnya

adalah kako (masa lalu). Sinonimnya adalah Shourai.

Berdasarkan seluruh kalimat yang diperoleh dari majalah Nipponia, buku Minna no

Nihongo, dan So-Matome, kata shourai yang paling sering dipakai dan digunakan dalam

kalimat. Karena kata shourai memiliki nuansa makna masa depan yang menyangkut lapisan

masyarakat, harapan, dan cita-cita. Sedangkan kata mirai sedikit digunakan karena selain

memiliki nuansa makna masa depan yang intensitas waktunya panjang, mirai lebih mengacu

pada hal-hal rohani dan keagamaan. Maka dari itu, kata ini jarang digunakan dalam koran

ataupun majalah.

Referensi

Dokumen terkait

Dari contoh diatas, makna dari kedua komponen pembentuknya yang berkelas kata doushi tersebut sama sekali tidak kelihatan, dan makna dari fukugoumeishi yang hadir dari gabungan

karena tagigo merupakan sebuah kata yang memiliki makna lebih dari satu atau.. makna ganda tapi

Dari contoh di atas dapat dikatakan bahwa kata mou dan ato memiliki makna yang sama yaitu lagi, akan tetapi penggunaan kedua kata tersebut berbeda situasinya. Pada kalimat

Kunihiro (1996:97) memberikan batasan tentang kedua istilah tersebut, bahwa : Polisemi (tagigo) adalah kata yang memiliki makna lebih dari satu, dan setiap makna

Polisemi (tagigo) adalah kata yang memiliki makna lebih dari satu, dan setiap makna tersebut ada pertautannya, sedangkan yang dimaksudkan dengan homonim

Misalnya, kata kepala dalam bahasa Indonesia memiliki makna (1) bagian tubuh dari leher ke atas, seperti terdapat pada manusia dan hewan; (2) bagian dari suatu yang terletak

persamaan arti, kedua kata tersebut memiliki makna yang berbeda jika digunakan.

Penelitian ini ingin mengetahui tentang nuansa makna dari kata sumimasen dan gomen nasai karena masing-masing kata memiliki arti yang sama, yaitu “maaf”.. Namun, dalam pemakaian