• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU (3)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU (3)"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU MENYUSUI DI KECAMATAN WONOPRINGGO

KABUPATEN PEKALONGAN

Nina Zuhana1, Nur Izzah2, Aida Rusmariana3

ABSTRAK

Breast milk have an important effect mother and baby, it also wide effect for status nutrion and baby healthy. Education, accupation, knowledge, mother acts have correlation with her habit support from family, healthy department also influence that behaviour. This research was to analyze the factors that influence in giving eksklusif breast milk. This research have a background with the decrease tendention of giving eksklusif breast milk.

The design of the research was deskriptif analytic with cross sectional approach. Hipothesis indicided to know the influence of factors education, accupation,, knowledge, attitude, health department, family with giving eksklusif breast milk. The sample that used in this research was 50 respondents which was taken by cluster sampling.

The result of this research with statistic chi square have correlation between knowledge with acts giving eksklusif breast milk with p value 0,035,thought another variables education, accupation, attitude, health department and family didn’t have correlation. That means was mother awareness to breast feeding eksklusif still low and the faint of their culture more surrounding in their environment. Recommendation for health department to giving education about eksklusif breast milk using the society approach that deepest so may be they more believe and sure with health department information.

Keyword: Acts, eksklusif breast milk

PENDAHULUAN

Air Susu Ibu (ASI) sebagai makanan terbaik untuk bayi merupakan pemberian Tuhan yang tidak dapat ditiru oleh para ahli makanan dimanapun. ASI mempunyai komposisi yang selalu beubah sesuai dengan pertumbuhan bayi dari hari ke hari. Hal ini sangat tepat dan ideal bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi selama 4 bulan pertama di kehidupannya. ASI yang dibutuhkannya. Saat ibu memberi ASI kepada bayi berarti ibu telah memberinya kasih sayang terbesar, immunisasi terbaik, gizi terlengkap, minuman tersehat dan air kehidupan (Johnson – Johnson, 2000:36)

Di Indonesia terutama di kota – kota besar terlihat adanya tendensi penurunan pembeiran ASI, hal ini berarti ibu akan kehilangan akan kepercayaan diri untk dapat memberikan terbaik pada bayinya, bagi bayi bukan saja kehilangan sumber bahan makanan yang vital tetapi juga kehilangan perawatan yang optimal.

(2)

Di Indonesia, program pemberian ASI khususnya ASI eksklusif dijadikan prioritas utama. Namun pencapaiannya hingga saat ini belum menggembirakan. Dari penelitian terhadap 900 ibu di Jabotabek (1995) diperoleh fakta bahwa yang dapat memberi ASI eksklusif selama 4 bulan hanya sekitar 5% padahal 98% ibu-ibu tersebut menyusui.(Roesli,2000:2).

Pada penelitian di Kabupaten pekalongan di peroleh data dari dinas kesehatan bahwa pada tahun 2003 terdapat 16.837 ibu menyusui dan yang memberikan ASI secara eksklusif ada 9,6%, belum semua puskesmas yang melakukan penyuluhan tentang ASI eksklusif. Pada bulan Januari-Februari 2004 di Puskesmas Wonopringgo terdapat 119 ibu menyusui dan yang memberikan ASI eksklusif pada 19,3%.

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif pada ibu menyusui di kecamatan Wonopringgo kabupaten Pekalongan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dan pertimbangan bagi tenaga kesehatan untuk selalu memberikan penyuluhan tentang ASI eksklusif kepada ibu menyusui.

METODE PENELITIAN

Pada penelitian ini penenliti menggunakan desain deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Tempat penelitian dilaksanakan di desa Gondang Wonopringgo dan Kwagean kecamatan Wonopringgo kabupaten . Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang mempunyai bayi berusia 0-4 bulan dan bertempat tinggal di kecamatan Wonopringgo.

Sampel yang digunakan paa penelitian ini diambil dengan tekhnik cluster sampling, dimana peneliti tidak mendaftar semua anggota atau unit yang ada di dalam populasi, melainkan cukup mendaftar banyaknya kelompok atau gugus yang ada di dalam populasi itu. Kemudian mengambil sapel berdasarkan gugus-gugus tersebut. Kecamatan Wonopringg dan Kwagean. Kecmudian semua ibu yang mempunyai bayi 0-4 bulan dan berdomisili di 3 desa tersbut yang diteliti.

Variable yang diukur dalam penenlitian ini adalah tingkat pendidikan, pengetahuan, pekerjaan, sikap, tenaga kesehatan dan keluarga sebagai variabel independen dan perilaku pemberian asi eksklusif sebagai variabel dependen. Sedangkan alat yang digunakan dalam bentuk kuesioner dengan metode angket. Penelitian memberikan sejumlah pertanyaan tertulis kepada responden dengan bentuk pertanyaan pilihan ganda.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Sebanyak 50 responden telah berpartisipasi dalam penelitian ini. Latar belakang pendidikan responden bervariasi, sedangkan untk mengelompokkan pengetahuan, sikap, tenaga kesehatan menjadi baik dan kurang baik serta peran keluarga mendukung dan kurang mendukung didasarkan pada ada dan tidaknya perbedaan nilai antara mean dan median (skewness) yaitu apabila ada perbedaan antara mean dan median maka nilai median maka nilai median sebagai cut of point (Hastono, 2001:118)

(3)

Hasil analisa terhadap pengetahuan didapatkan 46% responden mempunyai pengetahuan yang kurang. Hal ini dimungkinkan karena responden kurang mendapat informasi terutama ASI eksklusif, terlalu sibuk atau pendidikan ibu yang rendah sehingga sulit menerima menerapkan dari informasi yang diperoleh. Sedangkan untuk hasil analisis terhadap sikap responden didapatkan 38% yang memiliki sikap kurang baik dan 62% memiliki sikap yang baik. Masih banyak responden yang memiliki sikap kurang baik dimungkinkan karena adat kebiasaan dan keyakinan responden yang sudah membakat dan tidak mudah dirubah.

Tenaga kesehatan berdasarkan penilai responden ada 46% yang masih mempunyai sikap yang kurang mendukung. Hal ini dimungkinkan karena penilaian responden terhadap tenaga kesehatan tergantung kedekatan mereka dengan tenaga kesehatan. Misalnya ibu yang melahirkan tidak ditolong oleh tenaga kesehaan tidak mendapatkan informasi tentang kesehatan salah satunya tentang ASI eksklusif sehingga kedekatan ini membuat ibu lebih diorientasikan pada cara-cara pemberian susu botol. Menurut Notoatmojo (2003:102). Tenaga kesehatan seharusnya menjadi tokoh panutan dibidang kesehatan. Semua petugas kesehatan baik dilihat dari jenis dan tingkatnyapada dasarnya adalah pendidik kesehatan.

Hubungan tingkat pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, sikap, tenaga kesehatan dan keluarga dengan perilaku pemberian ASI eksklsif. Uji statistik yang digunakan untuk mengetahui pengaruh diantara keduanya adalah uji chi square dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil analisa data terhadap tingkat pendidikan dengan perilaku pemberian ASI eksklusif diperoleh p value 0,502, hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan perilaku pemberian ASI eksklusif. Hasil analisa terhadap variabel pekerjaan diperoleh p value 0,179 yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara pekerjaan dengan perilaku pemberian ASI eksklusif. Hasil analisa data terhadapa pengetahuan dengan perilaku pemberian ASI eksklusif diperoleh p value 0,035 yang artinya tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku pemberian ASI eksklusif. Hasil analisa terhadap sikap responden dengan perilaku pemberian ASI eksklusif didapatkan p value 0, 899 yang menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara sikap dengan perilaku pemberian ASI eksklusif. Berdasarkan hasil analisa didapatkan p value 0,386, hal ini menunjukkan tidak ada hubungan signifikan antara tenaga kesehatan dengan perilaku pemberian ASI eksklusif. Hasil analisa data diperoleh p value 0,260, hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara keluarga dengan perilaku pemberian ASI eksklusif.

KESIMPULAN DAN SARAN

Sebagian besar responden (70%) tidak memberika ASI eksklusif. Faktor pendidikan, pekerjaan, sikap, tenaga kesehatan dan keluarga tidak ada hubungan yang signifikan. Hal ini berarti bahwa kesadaran ibu untuk memberikan ASInya kepada bayi masih relatif rendah dan besarnya keyakinan ibu menyusui terhadap adat kebiasaan dilingkungan mereka.

(4)

DAFTAR PUSTAKA

1. Anderson & Foster, 1986, Antropologi Kesehatan, Universitas Indonesia, Jakarta. 2. Arikunto 2003, Manajemen Penelitian, PT Asdi Mahasatya, Jakarta.

3. Azwar&Prihartono, 2003, Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat, Bina Rupa Aksara, Jakarta.

4. Baihaqi, 2001, Mendidik Anak dalam Kandungan, Darul Ulum press, Jakarta.

5. Budioro,1998, Pendidikan (penyuluhan) Kesehatan Masyarakat, UNDIP, Semarang. 6. Depkes RI, 1995, Materi Penyuluhan bagi Bidan dan Perawt Kesehatan: Pemberian

ASI secara eksklusif pada bayi umur o-4 bulan. Direktorat Jendral Pembinaan Kesehatan Masyarakat dan Direktorat Bina Kesehatan Keluarga, Jakarta.

7. Effendi,N, 1998, Dasar-dasar keperawatan, EGC, Jakarta. 8. Hastono,S, 2001, Analisa Data, FKM UI, Jakarta.

9. Manuaba, 1999, Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita, Arcan, Jakarta. 10.Nadesul H, 1995, Makanan Sehat untuk Bayi, Puspa Swara, Jakarta.

11.Notoatmodjo, 2002, Metodologi Penelitian Masyarakat, Rieneka Cipta, Jakarta. 12.Nursalam, 2001, Pendekatan Praktis Meodologi Riset Keperawatan, CV Infomedika,

Jakarta.

13.Perinasi, 1994, Melindungi, Meningkatkan dan Mendukung Menyusui, Binarupa Aksara, Jakarta.

14.Rahmawaty, 1998, ASI Eksklusif Makanan Terbaik untuk Bayi, Infokes, Jakarta. 15.Roesli, 2001, Bayi Sehat Berkat ASI Eksklusif, PT Elex Media Komputindo, Jakarta. 16.Roesli, 2001, Mengenal ASI Eksklusif, Trubus Agriwidya, Jakarta.

17.Soepardan, 1995, Panduan Perawatan Bayi Sakit, Puspa Swara, Jakarta. 18.Soedjiningsih, 1997, ASI Petunjuk untuk Tenaga Kesehatan, EGC, Jakarta.

19. Wardiman,dkk,1999, Bunda dan SiKecil, Ayah Bunda: Dunia Bunda Sukses di Kantor Sukses di Rumah 1.20.

20.Widjaja,2002, Gizi Tepat untuk Perkembangan Otak dan Kesehatan Balita,Kawan Pustaka, Jakarta.

21.www.Balita-anda. Indoglobal.com/Pemberian ASI.html.2004. Gerakan kembali ke Asi harus digalakkan.

22. www.Gizi.Net/Pedoman Gizi/download/BKN.1.doc.2004. Petunjuk Pelaksnaan Peningkatan ASI Eksklusif bagi Petugas Kesehatan.

23. www.Gloria.net.org/ Berita.html.2004. Perlu Informasi Seimbang Perbedaan ASI dan ASI Eksklusif.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan dilaksanakannya peran Kepala Desa sebagai komunikator dan motivator di Desa Totok seperti yang digambarkan diatas, sejauh ini walaupun pembangunan desa yang dilakukan belum

nasionalnya dan ini adalah hukum Inggris. 4etapi hukum Inggris ini menun$uk kembali kepada hukum Prancis yaitu hukum dari domisili. Maka apakah menurut hukum Prancis akan

Penelitian ini bertujuan untuk : 1) Mendeskripsikan pemanfaatan MAPAUD Nyanyian, 2) Mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap program MAPAUD Nyanyian. Pene- litian ini

Berkaitan dengan masalah pendidikan, filsafat eksistensialisme memandang bahwa pendidikan terdiri dari beberapa aspek, berikut uraian aspek-aspek pendidikan perspektif

Pengujian dilakukan untuk mengetahui bagaimana respon sistem pengendalian posisi stamping rod berbasis pneumatic dapat bekerja dengan baik sesuai dengan setpoint

Menurut Booz, Allen & Hamilton (dalam Crawford, 2012), kategori-kategori dari produk baru adalah sebagai berikut: produk yang benar-benar baru (baru bagi dunia), dalam hal

Setelah percobaan, siswa mampu menyajikan laporan hasil pengamatan tentang perubahan bentuk energi matahari dalam kehidupan dengan sistematis.. Dengan diskusi dan pemecahan

Dengan usaha ini diharapkan penyediaan benih ikan yang memadai dan berkualitas bisa berkelanjutan (Alawi, 1995). Masalah yang sering dihadapi dalam usaha pembenihan