• Tidak ada hasil yang ditemukan

TEORI EVOLUSI DAN rekayasa AGAMAa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TEORI EVOLUSI DAN rekayasa AGAMAa"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

TEORI EVOLUSI BIOLOGI DAN AGAMA

Makalah

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Evolusi yang Dibina Oleh Dr. Abdul Ghofur, M. Si.

Oleh

Kelompok 10 / Off A Biologi Lidina Fazilah (110341421507) Mareta Arisswara Edy (110341421525) Siti Safitri Nur I (100341404064)

The Learning University

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN BIOLOGI

Januari 2014

(2)

A. Latar Belakang

Evolusi pada dasarnya berarti proses perubahan dalam jangka waktu tertentu. Dalam konteks biologi modern, evolusi berarti perubahan sifat-sifat yang diwariskan dalam suatu populasi organisme dari satu generasi ke generasi berikutnya. Sifat-sifat yang menjadi dasar dari evolusi ini dibawa oleh gen yang diwariskan pada keturunan suatu makhluk hidup. Sifat baru dapat diperoleh dari perubahan gen oleh mutasi, transfer gen antar populasi, seperti dalam migrasi,atau antar spesies seperti yang terjadi pada bakteria, serta kombinasi gen mealui reproduksi seksual.

Terlepas dari kata “evolusi”, sebenarnya jauh sebelum Darwin mempublikasikan teorinya melalui karyanya yang berjudul ”On The Origin of Species by Means of Natural Selection, or the Preservation of Favoured Races” pada tahun 1859, konsep seleksi alam dan adaptasi ternyata sudah diperkenalkan oleh ilmuwan muslim asal Irak, Al-Jahiz yang hidup pada tahun 781-869 M melalui bukunya yang berjudul “Kitab Al-Hayawan” (buku tentang kehidupan binatang). Dalam bukunya tersebut, Al-Jahiz mengemukakan teori struggle for existence (berjuang untuk tetap hidup) yang dapat dikatakan mirip dengan konsep survival of the fittest pada teori evolusi Darwin (Clark, 2005).

Dalam perkembangannya, teori evolusi Darwin dianggap menentang ajaran agama. Teori evolusi bersama dengan teori penciptaan tata surya yang terjadi secara kebetulan dan teori “S” dipandang sebagai teori yang tidak menganggap adanya Tuhan, sehingga dalam perkembangannya tersebut, teori evolusi, khususnya yang dicetuskan oleh Darwin mendapat tantangan dari golongan agamawan. Untuk membahas lebih dalam permasalah tersebut, maka kami menyusun makalah ini. Makalah ini akan membahas hubungan evolusi biologi dengan agama.

B. Rumusan Masalah

(3)

C. Tujuan

(4)

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Teori Evolusi Biologi

Istilah evolusi biologis lebih mengarah kepada ide yang menjelaskan bahwa makhluk hidup pertama merupakan hasil dari evolusi molekul anorganik. Asal-usul kehidupan berasal dari sintesis dan akumulasi monomer organik pada kondisi abiotik. Agregat molekul yang dihasilkan secara abiotik adalah protobion. Sel-sel hidup dapat berasal dari protobion. Protobion tak dapat melakukan reproduksi, namun dapat mempertahankan lingkungan kimia di dalamnya dan menunjukkanciri-ciri hidup lainnya yaitu metabolisme. Sedangkan teori evolusi itu sendiri menurut Widodo, dkk (2003) adalah teori yang menerangkan proses perubahan yang terjadi pada makhluk hidup. Teori Evolusi biologi sendiri adalah sebuah teori yang berupaya untuk menyelidiki penyebab (dan proses) terbentuknya keragaman spesies yang kita lihat saat ini. Evolusi berasumsi bahwa pada awalnya hanya terdapat satu atau sedikit spesies dimuka bumi milyaran tahun lalu.

Dalam karyanya yang berjudul ”On The Origin of Species by Means of Natural Selection, or the Preservation of Favoured Races” pada tahun 1859, Darwin mengemukakan bahwa makhluk hidup yang ada saat ini berasal dari moyang yang sama dan mengalami perubahan sedikit demi sedikit. Namun, dalam karyanya tersebut, Darwin tidak menjelaskan bagaimana makhluk pertama muncul di muka bumi. Penjelasan mengenai asal usul makhluh hidup di paragraf awal tadi adalah penjelasan dari ide yang dikemukakan oleh seoarang biologiwan asal Rusia, Alexander Oparin pada tahun 1930an.

(5)

karyanya itulah, Al-Jahiz menguraikan teori evolusi secara umum. Teori itu didasarkan pada pengaruh lingkungan terhadap binatang. Selain itu, ia juga sudah memikirkan dampak lingkungan terhadap keberlangsungan hidup binatang. Inilah cikal bakal teori Struggle for Existence. Pada buku itu pula, al-Jahiz menguraikan ide seleksi alam dan rantai makanan. ‘’Binatang terlibat dalam sebuah perjuangan untuk mempertahankan hidupnya; mencari makanan, menghindar jadi mangsa, dan ber kembang biak. Faktor-faktor lingkungan memengaruhi organisme untuk mengembangkan karakteristik baru guna menjamin tetap bertahan hidup, kemudian bertransformasi menjadi spesies baru,’‘ demikian bunyi teori Stuggle for Existence yang tertulis dalam Kitab al-Hayawan (Bagir, 2005).

B. Teori Darwin dan Pandangan Agama

Dalam mengemukakan teori evolusi biologis, Darwin tetap mengakui Tuhan yang menciptakan makhluk-makhluk hidup. Kalimat yang paling akhir dari bukunya The Origin of Species bymeans of Natural Selection (1859) adalah:

There is grandeur in this view of life, with its several powers, having been originally breathed by Creator into a few forms or into one, and that, whilst the planet has gone cycling on according to the fixed law or gravity, form so simple a beginning endless forms most beautiful and most wonderful have been and are being avolusi.

Dan dalam bab yang berjudul Kehidupan dan Pekerjaan Darwin dari buku K.F. Vaas Darwinisme dan Ajaran Evolusi (1956) dapat kita jumpai kutipan dan kalimat-kalimat Darwin yang artinya sebagai berikut:

Adalah sesuatu maksud yang sama agungnya dari Tuhan Yang Maha Esa asli yang sedikit saja, yang telah diciptakan oleh-Nya, sudah dapat berkembang terus, daripada untuk mengira bahwa harus ada tindakan-tindakan penciptaan yang baru untuk mengisi lowongan-lowongan yang masih terbuka di barisan makhluk-makhluk hidup yang terjadi karena hokum-hukum Tuhan.

(6)

Sumber keyakinan yang lain dari adanya Tuhan, yang berhubungan dengan akal dan tidak dengan arti….Segalanya ini lahir dari kesulitan yang tidak terkira atau lebih baik dari suatu kemustahilan untuk memahami universum yang luas dan menakjubkan ini termasuk manusia dengan kesanggupan untuk melihat jauh ke belakang dan ke depan…..

Demikian, jika saya renungkan, saya terpaksa mencari sebab pertama, sebagai puncak kegiatan berpikir manusia mengemukakan directorialisme dan

finalisme dalam kaitannya dengan evolusi biologis. Hakekat hidup (life) sebagai suatu non-materi, filsafat juga mengemukakan vitalisme. Hasil-hasil pemikiran manusia dalam biologi, dilengkapi dengan vitalisme, directorialisme dan

finalisme selaras dengan pandangan ilmuwan yang meyakini kebenaran agama yang berdasarkan wahyu. Organisme tidak sekedar dikaji dari aspek fisik atau biologis semata-mata, manusia yang diperlakukan dalam biologi sebagai bagian integral dari keseluruhan organisme dengan demikian dipandang sebagai manusia yang utuh, ayaitu terdiri dari komponen jasmani (body) dan rohani (soul).

Dalam keyakinan agama, keseluruhan yang ada digolongkan atas Khaliq

yakni Allah yang menjadikan (menciptakan), dan makhluq, yaitu segala yang dijadikan olah Allah. Dengan demikian, segala makhluk, baik makhluk hidup maupun makhluk tidak hidup (benda mati) terjadi atas kehendak Allah. Terjadinya jenis-jenis makhluk hidup secara evolusipun atas kehendak Allah. Mengenai kejadian makhluk-makhluk hidup secara evolusi atas kehendak Allah bias timbul pertanyaan: karena Tuhan itu Maha Kuasa, mengapa Tuhan tidak menciptakan jenis-jenis makhluk hidup itu secara langsung, mengapa harus melewati waktu yang lama.

(7)

sesuatu sesuai dengan Keagungan-Nya. Mengenai waktu yang menurut ukuran manusia, berpuluh-puluh, beribu-ribu atau berjuta-juta tahun. Al-Quran menjelaskan tentang waktu tersebut antara lain dalam Surat AL-Mukminun ayat 112-114:

Teori evolusi biologis justru membawa persoalan asal mula makhluk hidup yang pertama, yang ada di bumi kira-kira 3,2 milyard tahun lalu. Biologi sekarang menolak anggapan generation spontania atau abiogenesis, dan hal ini berarti bahwa makhluk hidup tidak bias terjadi dengan sendirinya dari benda-benda mati. Terhadap makhluk hidup yang pertama di bumi, orang bisa sampai pada kesimpulan bahwa Tuhan yang menciptakan ahli-ahli biologi tidak pernah bisa membuat benda hidup yang paling sederhanapun dari benda mati.

(8)

Dalam ayat tersebut menegaskan penciptaan manusia dari tanah, yang menurut Mahmud Yunus (1951) di dalam Tafsir Al-Quranul Karim terjemahannya sebagai berikut:

“Dia membaguskan tiap-tiap sesuatu dijadikan-Nya dan dimulainya menjadi manusia dari tanah. Kemudian disempurnakan-Nya kejadian manusia dan ditiupkan-Nya roh ke dalam tubuhnya serta dianugerahi-Nya pendengaran, penglihatan, dan hati. Tapi sedikit dari kamu yang berterima kasih”.

Menurut Al-Quran, maka Adam telah dijadikan dari tanah. Biologi menerangkan juga bahwa tiap-tiap bagian dari jasmani (tubuh) makhluk hidup berasal dari tanah, melewati makanan dan minuman, dan bahwa tiap-tiap unsure dari jasmani manusia terdapat unsurnya dalam tanah juga.

(9)

Menurut agama Yahudi, Nasrani dan Islam, maka Adam-lah nenek moyang semua manusia di muka bumi sekarang ini. Dari ajaran agama (Al-Quran Surat Al-Baqarah 31-33) :

Dari ayat tersebut kita dapat mengetahui bahwa maksud Adam itu adalah makhluk yang sudah dapat berfikir taraf konsepsi, mempunyai kemampuan untuk berpikir abstrak, serta memiliki bahasa. Dengan Adam dan keturunannya dimaksudkan juga manusia yang sadar akan dirinya, dapat dibebani tanggungan moral dan spiritual, hal ini manakala dihubungkan dengan teori biologis akan tercapai kalau makhluk dalam perkembangan evolusinya mencapai tingkatan

(10)

Biologi menggolong-golongkan makhluk hidup atau jenis-jenis (spesies). Pengertian jenis adalah ciptaan pikiran manusia, yaitu menunjukkan sejumlah individu yang mempunyai ciri-ciri morfologis yang sama dan mereka dapat kawin sesamanya untuk menghasilkan keturunan yang normal. Begitulah di muka bumi ini ada manusia homo yang diperkirakan sejak 50.000 tahun yang lau, yang mempunyai ciri yang disebut jenis sapiens (berakal), sehingga makhluk demikian diberi Homo sapiens. Semua manusia di zaman ini, dari suku, bangsa atau Negara manapun dengan kebudayaan dan agama apapun berasal dari satu jenis yaitu Homo sapiens. Tepat pemakaian istilah jenis untuk seluruh manusia di zaman ini, sebab dengan istilah jenis menurut biologi dimaksud juga bahwa perkawinan antara makhluk-makhluk hidup di dalam satu jenis yang sama bisa menghasilkan keturunan yang normal (fertile).

Homo sapiens berasal dari perkembangan makhluk hidup dengan jenis yang bukan Homo sapiens yang sebelumnya juga berasal dari makhluk hidup yang lebih rendah lagi tingkatnya. Secara biologis Homo sapiens masih memiliki struktur hewan dan mewarisi sejumlah instink serupa yang terdapat pada hewan. Tetapi Homo sapiens adalah satu-satunya jenis makhluk hidup di bumi ini yang secara tiba-tiba dan istimewa selaki memiliki otak (brain) yang khas bersifat

Homo sapiens terutama mengenai evolusi psyco-social-nya. Kemudian sampailah kita pada taraf membandingkan Adam dan Homo sapiens.

(11)

yang kedua (misalnya sapiens) menunjukkan jenis atau spesiesnya. Pemberian naman makhluk-makhluk hidup dengan dua kata (binomial nomenclature) tersebut gunanya untuk memudahkan dalam mempelajari atau menggolongkan makhluk hidup. Berdasarkan hal ini maka istilah Adam yang terdiri hanya dari satu kata tidak dipergunakan dalam taksonomi. Kembali pada soal apa yang ada antara nama Adam yang dipakai agama dengan nama Homo sapiens yang diperguankan ilmu pengetahuan. Adam adalah nama yang diberikan kepada manusia yang diciptakan oleh Tuhan, kemudian semua manusia di zaman ini, Adam adalah makhluk manusia yang bisa berpikir taraf konsepsi, mempunyai kemampuan berpikir abastrak dan dapat dibebani pertanggungjawaban moral dan spiritual, sehingga Adam dapat menerima ajara-ajaran dari Tuhan.

Teori evolusi biologis mencoba manjelaskan bahwa dalam perkembangan evolusi makhluk-makhluk hidup pada suatu ketika tercapai makhluk hhidup yang mempunyai ciri-ciri yang dimiliki Adam. Makhluk hidup demikian oleh pengetahuan diberi naman Homo sapiens. Jadi dapat diartikan bahwa Adam adalah Homo sapiens yang pertama, dan manusia di zaman ini dapat disebut keturunan Adam atau termasuk Homo sapiens.

Dalam Al-Quran surat Nuh ayat 14 dikatakan:

Ayat 14 surat Nuh ini ditafsirkan oleh H. Zainuddin Hami di dan Fachruddin Hs. (1967) di dalam Tafsir Quran yang disusun keduanya, bahwa Tuhan menciptakan manusia melalui beberapa tingkatan pertumbuhannya, mulai dari tanah, air mani, segumpal daging, lahir sebagai bayi, kanak-kanak, meningkat umur dewasa sampai kepada manusia yang sangat tua dan seterusnya meninggal dunia dan dibangkitkan kembali. Juga berarti menurut keduanya bahwa hidup manusia dari zaman ke zaman senantiasa berjalan sepanjang evolusinya.

(12)
(13)

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Teori Evolusi biologi sendiri sebuah upaya untuk menyelidiki penyebab (dan proses) terbentuknya keragaman spesies yang kita lihat saat ini. Proses perubahan ini terjadi melalui mekanisme berupa adaptasi danseleksi alam.

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Clark, D. 2005. Molecular Biology Understanding The Genetic Revolution. San Diego, California: Elsevier Inc.

Bagir, H. 2005. Filsafat Islam. Bandung: PT. Mizan Pustaka.

Jane, Al-Jannah. 2010. Makalah Asal Usul Kehidupan. (Online). (http://www.scribd.com/doc/47464352), diakses 17 Januari 2014.

Davies. R. 2009. The Greatest Show on Earth. New York: Chapman and Hall.

Kurniawati, Ida. 2010. Makalah Evolusi . (Online).

(http://www.scribd.com/doc/58423350, diakses 17 September 2011).

Referensi

Dokumen terkait

Spora adalah sel kecil sekali dan diliputi dinding selulosa yang keras. Spora dibentuk dari inti mahluk hidup bersel satu. Inti ini akan membelah menjadi banyak inti. Tiap inti

Ilmu pengetahuan kepurbakalaan, etnologi hukum, dan sebagainya menunjuk bahwa pada kebanyakan bangsa- bangsa primitif di zaman purbakala pun, pada saat belum ada aksara, telah

Kritik ini berdasarkan pada antropoegosentris , pandangan bahwa manusia adalah makhluk yang paling mulia di bumi, karena mempunyai kemampuan berpikir, berakhlak, dan berspirit,

Evolusi adalah suatu proses perubahan makhluk hidup secara bertahap dan membutuhkan waktu yang lama dari bentuk yang sederhana, menjadi bentuk yang lebih

Ia menantang pandangan klasik yang mengatakan bahwa wewenang harus didefinisikan sesuai dengan tanggapan dari bawahan: ia memperkenalkan peran dari informasi informal ke dalam

Integrasi yang mendukung pemahaman teori evolusi pada mahasiswa Pendidikan Biologi melalui mata kuliah Biologi Umum, Filsafat Ilmu, hingga Evolusi dapat menyebabkan tingkat

Lingkungan membuat individu sebagai makhluk social Yang dimaksud dengan lingkungan pada uraian ini hanya meliputi orang-orang atau manusia-manusia lain yang dapat

Pengertian Evolusi Evolusi adalah suatu perubahan pada makhluk hidup yang terjadi secara berangsur-angsur dalam jangka waktu yang lama sehingga terbentuk spesies baru.. Sedangkan,