• Tidak ada hasil yang ditemukan

HAMA DAN PENYAKIT PADA NANAS DAN CARA PE (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "HAMA DAN PENYAKIT PADA NANAS DAN CARA PE (1)"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

HAMA DAN PENYAKIT PADA NANAS DAN CARA

PENGENDALIANNYA

Tugas Makalah Penyajian Ilmiah

Oleh:

Muhammad Ridwan

NIM : 20140210153

Prodi : Agroteknologi

FAKULTAS PERTANIAN

(2)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan wilayah tropis, beriklim basah, serta berada diwilayah khatulistiwa. Daerah ini memungkinkan tumbuhnya berbagai macam tumbuhan dengan subur, termasuk buah-buahan. Banyak jenis buah-buahan tropis yang dihasilkan Indonesia, namun kebanyakan masih membanjiri pasar lokal hanya pada saat panen raya. Baru sedikit jenis buah yang menempati pasar swalayan atau pasar internasional. Jenis buah-buahan tropis yang diperdagangkan di pasar internasional saat ini adalah pisang, mangga, alpukat, rambutan, markisa, sirsak, jambu biji, belimbing, manggis, dan nanas.

Nanas merupakan salah satu komoditas penting yang dimiliki oleh Indonesia. Buah ini menjadi komoditas ekspor andalan dalam bentuk kalengan (canning) dan jus. Selain buahnya, nanas memiliki banyak kegunaan. Daunnya dapat diolah menjadi serat (benang) yang bagus sebagai bahan pakaian tetapi masih belum dikembangkan. Sedangkan menurut sunarjono (2006), pada buah nanas terdapat zat bromealin yang bersifat sebagai pemecah protein (pelunak daging). Akan tetapi, di alam kehidupan ini tumbuhan selalu dihadapkan dengan berbagai gangguan, jenis-jenis gangguan tersebut bisa berupa hama dan penyakit. Pada kesempatan ini akan dibahas mengenai hama dan penyakit yang menyerang tanaman nanas. Sesungguhnya apabila kita rajin melakukan penyemprotan tanaman dengan menggunakan obat pencegahan, areal yang kita usahakan paling tidak 80% telah bebas hama dan penyakit. Sedangkan yang 20% biasanya hanyalah gangguan hama yang tahan terhadap pestisida, hingga diperlukan langkah pencegahan secara mekanis. Meskipun demikian, ada baiknya kita mengenal dan mengetahui macam-macam hama dan penyakit yang umumnya sering menyerbu areal penanaman nanas (wihardjo, 1993).

(3)

B. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan diatas, maka diperoleh permasalahan sebagai berikut :

1. Hama dan penyakit apa saja yang menyerang tanaman nanas ? 2. Cara pengendalian pada tanaman nanas ?

C. Tujuan

Sesuai dengan permasalahan yang dipaparkan diatas, maka tujuan yang ingin dicapai oleh penulis adalah mendeskripsikan dan meneliti lebih dalam mengenai hama dan penyakit apa saja yang dapat menyerang tanaman nanas dan bagaimana cara untuk mengatasi atau mencegah hama dan penyakit pada tanaman nanas.

(4)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Hama Pada Tanaman Nanas

Pengendalian suatu serangga berstatus hama atau bukan bersifat relatif tergantung kepada manusia itu sendiri yang menilainya. Bahkan dapat terjadi beda status mengenai serangan apabila dihadapkan pada kondisi lapangan. Pada umumnya bila suatu serangan belum menimbulkan kerugian secara ekonomi maka belum dapat digolongkan sebagai hama. Sebagai akibat dari perbedaan bentuk stadium dari stadium di atas maka akan muncul perbedaan habitat dan makanan akan berkurang. Aktivitas serangga hama berhubungan dengan tipe alat mulutnya yang dapat dibagi menjadi bermacam-macam (Kartasapoetra, 1987).

Masalah hama terletak pada populasinya. Populasi merupakan kumpulan individu sejenis yang berada di suatu tempat dalam kurun waktu tertentu. Hama menjadi masalah ketika populasinya melebihi ambang ekonomi atau ambang toleransi. Peningkatan populasi hama terjadi karena laju angka kelahiran dan laju imigrasi jauh lebih tinggi daripada laju angka mortalitas dan emigrasi. Perubahan ekosistem pertanian yang mengkoordinasikan hama berkembang cepat, bisa jadi karena adanya perubahan iklim atau kesalahan manusia dalam mengelola ekosistem pertanian (Wagiman, 2003).

Hama kadangkala merupakan jenis hama yang relatif kurang penting karena kerusakan yang diakibatkan masih dapat ditoleransi oleh tanaman. Kadang-kadang populasinya pada suatu saat meningkat melebihi aras toleransi ekomoni tanaman. Hama potensial merupakan sebagian besar jenis serangga herbivora yang saling berkompetisi dalam memperoleh makanan. Hama migran merupakan hama yang tidak berasal dari agroekosistem setempat, tetapi datang dari luar karena sifatnya yang berpindah-pindah (Putra,1994).

Pencuplikan adalah langkah yang sangat penting untuk menetapkan jumlah serangga. Pemantauan yang konstan adalah esensial dalam pengendalian

(5)

hama, karena populasi hama akan mengalami fluktuasi dengan perubahan lingkungan (Triharso, 2004).

Pengamatan populasi hama secara garis besar dibedakan menjadi tiga bentuk, yaitu (1) pengamatan populasi mutlak, (2) pengamatan populasi relatif dan (3) pengamatan indeks populasi. Masing-masing cara tersebut mempunyai kelebihan dan kelemahan sendiri-sendiri sehingga perlu ditentukan cara mana yang dipilih untuk memberikan keefektifan yang paling besar (Harjaka dan Sudjono, 2005).

Tujuan perlindungan tanaman yaitu menekan populasi hama di bawah Ambang Ekonomi (AE). Ambang Ekonomi itu sendiri didefinisikan sebagai kepadatan hama yang membutuhkan suatu tindakan pengendalian untuk mencegah peningkatan populasi berikutnya yang dapat mencapai tingkatan kerusakan ekonomi (Rukmana dan Saputra, 1997).

B. Penyakit Pada Tanaman Nanas

Tanaman dikatakan sakit bila ada perubahan seluruh atau sebagian organ-organ tanaman yang menyebabkan terganggunya kegiatan fisiologis sehari-hari. Secara singkat penyakit tanaman adalah penyimpangan dari keadaan normal. Suatu tanaman dapat dikatakan sehat atau normal jika tanaman tersebut dapat menjalankan fungsi-fungsi fisiologis dengan baik, seperti pembelahan dan perkembangan sel, pengisapan air dan zat hara, fotosintesis dan lain-lain. Gangguan pada proses fisiologis atau fungsi-fungsi tanaman dapat menimbulkan penyakit. Penyakit tanaman adalah sesuatu yang menyimpang dari keadaan normal, cukup jelas menimbulkan gejala yang dapat dilihat, menurunkan kualitas atau nilai ekonomis, dan merupakan akibat interaksi yang cukup lama. Tanaman sakit adalah suatu keadaan proses hidup tanaman yang menyimpang dari keadaan normal dan menimbulkan kerusakan. Makna kerusakan tanaman adalah setiap perubahan pada tanaman yang menyebabkan menurunya kuantitas dan kualitas hasil (Rukmana dan Saputra, 2005).

(6)

III. METODE PENULISAN

1. Metode Penulisan yang digunakan adalah deskriptif

2. Metode sumber kajian pustaka dilakukan dengan mencari literatur di internet 3. Prosedur pengumpulan data / informasi secara :

a) Penelusuran data melalui internet dan

b) Penelusuran data melalui buku-buku panduan 4. Pengolahan informasi dengan : Analisis-sintesis

5. Pengambilan simpulan : berdasarkan hasil pembahasan yang mendalam, kritis, analisi, dan menyeluruh.

(7)

IV. PEMBAHASAN

A. Tanaman Nanas

Tanaman nanas merupakan salah satu jenis tanaman buah yang dapat tumbuh baik di Indonesia. Oleh karena itu, tanaman nanas dapat dijumpai hampir di seluruh Indonesia. Sentra produksi nanas terutama ada di Jawa Barat, Jawa Timur, Sumatera Selatan, Jambi, Riau, dan Sulawesi Selatan. Nanas tumbuh dengan baik di daerah yang memiliki curah hujan tinggi tetapi tidak tahan hidup pada lahan yang tergenang cukup lama atau banjir. Tanaman nanas merupakan tanaman herba yang dapat hidup dalam berbagai musim (perenial). Tanaman ini digolongkan ke dalam kelas monokotil yang bersifat tahunan yang mempunyai rangkaian bunga dan buah yang terdapat di ujung batang. Tumbuhnya meluas dengan menggunakan tunas samping yang berkembang menjadi cabang-cabang vegetatif. Pada cabang tersebut kelak akan menghasilkan buah nanas. Dalam sistematika tumbuhan nanas diklasifikasikan sebagai berikut : Divisi : Spermatophyta (tumbuhan hijau). Subdivisi : Angiospermae (biji tertutup). Kelas : Monocoteledonae. Ordo : Farinosae. Famili : Bromeliaceae. Genus : Ananas. Spesies : Ananas comosus (L) merr (Samadi, 2014).

B. Jenis-Jenis Hama dan Penyakit Pada Tanaman Nanas

Salah satu kendala dalam budi daya tanaman nanas adalah serangan hama dan penyakit. Serangan yang berat dapat menggagalkan panen. Beberapa jenis hama dan penyakit yang sering menyerang tanaman nanas yaitu sebagai berikut : 1. Kumbang (Carpophilus hemipterus L), hama ini mempunyai ukuran tubuh kecil berwarna cokelat samapi hitam, kaki dan antenanya berwarna kuning kemerahan. Kumbang ini menyerang semua bagian tanaman nanas, terutama nanas akan mengeluarkan getah. Bagian daging nanas akan membusuk oleh karena mikroorganisme lain (Samadi, 2014).

(8)

2. Hama penggerek batang (Castnia licus Drury), stadium hama yang merusak tanaman nanas adalah larva yang baru menetas dari telurnya. Hama penggerek batang ini sering kali menyerang batang nanas yang sedang berbuah. Bila hama ini menyerang anaknya, bagian pucuknya akan membusuk dan akhirnya mati. Larva ini sering menyerang batang nanas dengan membuat lubang kecil. Pada serangan yang parah mengakibatkan batang busuk dan roboh. Apabila batang itu dibelah, maka akan tampak larva yang masih muda (Samadi, 2014).

3. Thrips (Holopothrips ananasi Da Costa Lima), hama ini mempunyai ukuran tubuh yang sangat kecil sekitar 1,5 mm dan berwarna cokelat. Hama ini menghisap cairan daun sehingga daun menjadi mengkerut. Serangan hama thrips juga ditandai adanya bercak berwarna keperak-perakan pada permukaan daun. Serangan yang berat mengakibatkan tanaman nanas tumbuh kerdil (Samadi, 2014).

4. Kutu putih (Dysmicoccus brevipes), serangga ini merupakan vektor Pineapple Mealybug Wilt associated Virus (PMWaV) yang sering menyerang pertanaman nanas. Ciri-ciri pada serangga dewasa tungkainya terlihat pendek dan membengkok. Pada tibia terdapat pori translusen. Ciri khasnya yaitu terdapat 2 seta yang besar pada bagian lobus anal, 2 porus disciodal dekat mata, dan di ruas ke-8 bagian dorsal terdapat seta-seta panjang yang diantaranya terdapat pori granular (Nainggolan, 2006). Serangga ini lebih banyak menginfestasi nanas kultivar smooth Cayenne (samson, 1992).

5. Tikus (Ratus argentiventer), tikus merupakan hewan cerdik yang banyak menimbulkan kerugian, baik pada tanaman pangan maupun tanaman buah, terutama pada buah yang mulai matang. Tikus merusak dan memakan buah nanas yang telah masak sehingga terdapat bekas gigitan, buah berlubang, dan akhirnya membusuk oleh mikroorganisme lain. Menurut Priyambodo (2003), pada umumnya serangan tikus terjadi di pertanaman nanas yang terletak dekat pemukiman warga atau ladang.

(9)

Serangan penyakit lebih berbahaya karena dapat merusak hamparan kebun. Kebanyakan penyakit yang menyerang tanaman nanas adalah bakteri dan jamur. Ada beberapa jenis-jenis penyakit pada tanaman nanas yaitu sebagai berikut :

1. Busuk Akar dan Busuk Hati, penyakit ini disebabkan oleh jamur Phytophthora spp yang dapat berkembang secara cepat pada kondisi tanah yang basah dan lembab. Penyakit ini menyebabkan pembusukan pada sebagian besar sistem perakaran. Tanaman yang sakit pertumbuhannya terhambat, sehingga pematangan buahnya juga tertunda. Penyakit ini akan berkembang dengan baik pada kondisi pertanaman nanas yang drainasenya tidak baik atau tergenang air. Penyebaran patogen dibantu oleh curah hujan yang tinggi. Penyakit ini memberikan kerugian yang lebih besar di tanah yang lebih kering dan lebih panas (Semangun, 2007). 2. Busuk Buah Bakteri, pantogen dari penyakit ini yaitu Erwinia chrysanthemi (Sunarjono, 2006). Gejala yang ditimbulkan yaitu pembusukan pada bagian buah dan tercium bau yang tidak sedap.

3. Busuk Pangkal, penyakit ini disebabkan oleh jamur Ceratocystis dengan gejala yang tampak pada bibit nanas yaitu terjadi busuk lunak yang berwarna coklat pada pangkalnya yang meluas ke atas (daun) sebelum atau sesudah bibit dipindah ke lapangan. Serangan pada daun ditandai dengan timbul bercak-bercak putih kekuningan yang melebar dan pendek. Buah matang yang terinfeksi membusuk, berwarna kuning yang akhirnya berubah menjadi hitam, biasanya mulai dari bidang potongan tangkai dan mengeluarkan bau yang khas. Kerugian terbesar yang diakibatkan yaitu saat buah setelah dipetik. Patogen penyakit ini hanya dapat mengadakan infeksi melalui luka, baik luka karena pemotongan maupun karena penanganan kasar. Bibit-bibit yang mempunyai bidang potongan yang cukup besar pada pangkalnya, sangat rentan terhadap penyakit, terutama jika banyak hujan (Semangun, 2007).

(10)

C. Upaya Mengatasi atau Mencegah Terjadinya Perusakan dan Pembusukan Pada Tanaman Nanas

Di Indonesia ini upaya untuk mengatasi dan mencegah terjadinya perusakan dan pembusukan dilakukan dengan cara sebagai berikut :

1. Jaga kebersihan kebun. Terutama buang bagian tanaman yang telah membusuk. 2. Semprot dengan insektisida efektif untuk hama kumbang dengan dosis sesuai anjuran (Pracaya, 2008).

3. Jaga kebersihan kebun. Batang nanas yang terserang hama penggerek batang harus segera dimusnahkan dengan cara dibakar atau dipendam (Pracaya, 2007). 4. Lakukan sanitasi kebun dengan mengumpulkan buah yang terserang lalat buah dan pendam dalam tanah.

5. Pasang perangkap umpan atraktan untuk lalat buah. Perangkap dibuat dari bahan yang ringan dan mudah didapat, misalnya botol air mineral.

6. Lakukan rotasi tanaman pada lahan yang sama sehingga dapat memutus siklus hidup thrips.

7. Semprot dengan insektisida seperti Mitac 200 EC untuk hama thrips dengan dosis sesuai anjuran (Pracaya, 2008).

8. Jaga kebersihan kebun dengan menyiangi rumput secara rutin agar terhindar dari hama tikus (Pracaya, 2007)

9. Lakukan gropyokan dengan membongkar sarang tikus.

10. Semprot lubang tempat tinggal tikus dengan gas beracun (Pracaya, 2007) 11. cabut atau potong tanaman yang sakit atau terserang penyakit, agar tidak menular ke tanaman nanas lain.

12. Jaga tanah tetap kering dengan memperbaiki drainase (Pracaya, 2007).

(11)

V. SIMPULAN

Tanaman nanas merupakan tanaman herba yang dapat berbagai musim (perenial). Tanaman nanas bukan tanaman asli Indonesia, melainkan berasal dari Amerika tropis yakni Brazil, Argentina, dan Peru. Tanaman nanas bersifat semusim, karena biasanya tanaman nanas dipanen secara bertahap sebanyak 4 kali. Hal ini karena tingkat kemasakan buah dari satu tanaman dengan tanaman yang lain tidak sama (Samadi, 2014).

Tanaman nanas dibudidayakan untuk dimanfaatkan sebagai buah segar. Dalam mengembankan budidaya tanaman nanas harus memperhatikan hal-hal yang harus dibutuhkan dari tanaman tersebut seperti iklim, tanah, perawatan, pemanenan, dan pemupukan. Di dalam perawatan tanaman nanas harus benar-benar dijaga dan diperhatikan agar tanaman tersebut tidak terserang hama dan penyakit yang dapat mengurangi produktivitas tanaman tersebut.

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Harjaka, T. dan S. Sudjono. 2005. Petunjuk Praktikum Dasar-dasar Ilmu Hama Tanaman. Jurusan Perlindungan Tanaman. Fakultas Pertanian. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Kartasapoertra, A. E. 1987. Hama Tanaman dan Perkebunan. Bina Aksara. Jakarta.

Nainggolan, L. M. 2006. Penularan Pineapple Mealybug Wilt-Associated Virus melalui Dysmicoccus brevipes (Cockerell) (Hemiptera:

Pseudococcidae) pada Tanaman Nanas (Ananas comosus (L) Merr). (Skripsi). Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Pena, J. E., Sharp J. L., Wysoki M. 2002. Tropical Fruit pests and Pollinators: Biology, Economic Importance, Natural Enemies and Control. London: CABI Publishing.

Pracaya. 2007. Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman. Penerbit Swadaya. Jakarta

Pracaya. 2008. Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Secara Organik. Kanisius. Yogyakarta.

Priyambodo, S. 2003. Pengendalian Hama Tikus Terpadu. Jakarta: Penebar Swadaya.

Putra, N. S. 1994. Serangga di Sekitar Kita. Kanisius. Yogyakarta.

Rukmana, R. dan S. Saputra. 1997. Hama Tanaman dan Teknik Pengendalian. Kanisius. Yogyakarta.

Rukmana, R. dan S. Saputra. 2005. Penyakit Tanaman. Kanisius. Yogyakarta. Samadi, budi. 2014. Panen Untung dari Budi Daya Nanas Sistem Organik.

Penerbit Andi. Yogyakarta. 117 hal.

Samson, J. A. 1992. Tropical Fruits. Ed ke-2. New York: Longman Group UK. Semangun, H. 1989. Penyakit-penyakit Tanaman Hortikultura di Indonesia.

Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Semangun, H. 2007. Penyakit-penyakit Hortikultura di Indonesia. Ed ke-2. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Sunarjono, H. 2006. Berkebun 21 Jenis Tanaman Buah. Jakarta: Penebar Swadaya.

(13)

Taufik, H. 2013. Hama dan Penyakit Pada Tanaman. http://taufiqurrozik.blogspot.com/2013/05/hama-penyakit-pada-tanaman.html. Diakses pada tanggal 20 November 2014.

Triharso. 2004. Dasar-dasar Perlindungan Tanaman. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Wagiman, F. X. 2003. Hama Tanaman: Cermiri Morfologi, Biologi dan Gejala Serangan, Jurusan Hama Penyakit Tanaman. Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Wihardjo, S. 1993. Bertanam Nanas. Kanisius. Yogyakarta.

Referensi

Dokumen terkait

laporan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ini dalam bentuk maupun isinya yang

Penelitian mengenai pengaruh suplementasi seng dan vitamin A terhadap kejadian ISPA dan diare pada anak juga perlu dilakukan di Indonesia, khususnya di Palembang,

§10.4.8 A local static object, which is created the first time its declaration is encountered in the execution of the program and destroyed once at the termination of the

Dengan demikian, nilai CD4 pada pasien HIV anak dapat diperkirakan dari TLC tanpa memandang jenis kelamin, usia, IMT, maupun parameter hematologi yang lain seperti kadar

risiko kematian lebih tinggi pasien penyakit membran hialin dengan skor Apgar 1 menit dan 5 menit yang lebih rendah meskipun skor Apgar 1 menit bukan merupakan faktor

Curah hujan (mm) dan Produksi Padi (ton) di Kab.Wajo th.2010 Demikian pula pada tanaman jagung, terjadi penurunan produksi yang cukup besar pada tahun 2010,

Belum adanya syslog server yang dapat menampilkan log jika terjadi serangan di sebuah jaringan client yang ditampilkan secara terpusat untuk memudahkan para admin wahana

Struktur komunitas dinyatakan dengan Nilai Indeks Dominansi (C), Indeks Keanekaragaman Jenis (H’), dan Indeks Kemerataan (e) jenis tanaman dari 3 kategori