• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakteristik Hipertensi pada Pasien Lansia di RSUP H. Adam Malik Tahun 2016 Chapter III VI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Karakteristik Hipertensi pada Pasien Lansia di RSUP H. Adam Malik Tahun 2016 Chapter III VI"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

17

BAB 3

KERANGKA TEORI, DAN KERANGKA KONSEP

PENELITIAN

3.1 Kerangka Teori Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah :

(2)

3.2 Kerangka Konsep Penelitian

Variable independen Variable dependen

Gambar 3.2 Kerangka Konsep Penelitian Karakteristik terdiri dari :

1. Usia

2. Jenis kelamin 3. Etnis

4. Tingkat pendidikan 5. Status perkawinan

(3)

19

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif untuk mengetahui karakteristik hipertensi pada lansia di Poliklinik Penyakit Dalam RSUP H Adam Malik. Desain penelitian yang digunakan adalah studi cross sectional.

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

4.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Poliklinik Penyakit Dalam RSUP H. Adam Malik. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan dengan pertimbangan bahwa RSUP H. Adam Malik merupakan rumah sakit tipe A, yang merupakan rumah sakit rujukan untuk wilayah pembangunan A yang meliputi provinsi Sumatera Utara, Aceh, Sumatera Barat, dan Riau. Dengan demikian data yang diperoleh lebih lengkap dan lebih bervariasi.

4.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan mulai bulan Maret 2016 sampai dengan bulan Oktober 2016.

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian

4.3.1 Populasi Penelitan

Populasi pada penelitian adalah seluruh pasien lansia di Poliklinik Penyakit Dalam RSUP H. Adam Malik.

(4)

4.3.2 Sampel Penelitian

Sampel adalah penderita hipertensi yang bekunjung ke Poliklinik Penyakit Dalam RSUP H. Adam Malik yang memenuhi kriteria inklusi dan tidak termasuk dalam kriteria ekslusi. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode consecutive sampling, yaitu semua subyek yang datang dan memenuhi kriteria pemilihan

dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah subyek yang diperlukan terpenuhi.

4.3.2.1 Kriteria inklusi

- Usia ≥ 60 tahun

- Menderita hipertensi atau riwayat hipertensi

- Kooperatif

4.3.2.2 Kriteria eksklusi

- Pasien menolak untuk diikutsertakan dalam penelitian

4.3.3 Besar sampel

Sesuai dengan jenis penelitian dengan sampel proporsi tunggal. Maka digunakan rumus sampel sebagai berikut :

� =

2× ×

�2

� : Jumlah sampel �2

: tingkat kepercayaan 1,96%

P : Perkiraan proporsi kejadian pada sampel 0,247 Q : 1-P = 0,753

D : ketepatan relatif 0,1

(5)

21

4.4 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data primer yang diperoleh dengan pemeriksaan tekanan darah yang dilakukan oleh peneliti menggunakan spigmomanometer merk Riester pada penderita hipertensi yang berkunjung ke Poliklinik Penyakit Dalam RSUP H. Adam Malik yang memenuhi kriteria inklusi serta bersedia dijadikan sampel penelitian.

4.5 Variabel dan Definisi Operasional

4.5.1 Variabel

Variabel-variabel yang terlibat dalam penelitian ini adalah hipertensi, lansia, usia, jenis kelamin, etnis, tingkat pendidikan, dan status pernikahan.

4.5.2 Definisi Operasional

Tabel 4.1 Definisi Operasional

Variabel Independen

Variabel Definisi

Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur

(6)
(7)

23

Variabel Dependen

Variabel Definisi

operasional Alat ukur Cara ukur Hasil ukur

Skala

Pada penelitian ini dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: (1) editing,

dilakukan untuk pengecekan dan perbaikan dari data-data yang dikumpulkan.

(2) coding,

yaitu mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan.

(3) entry,

yakni memasukkan data-data ke dalam program atau software computer.

(8)

(4) cleaning,

pengecekan kembali untuk melihat kemungkinan-kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan, dan sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi.

(5) Data yang dikumpulkan kemudian diolah menggunakan program SPSS (Statistical Product and Service Solution).

(6) Hasil disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, dan tabel tabulasi silang sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui karakteristik hipertensi pada pasien lansia di RSUP H. Adam Malik Medan pada Juli 2016 sampai oktober 2016.

4.7 Jadwal Penelitian

Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan

No

. Kegiatan Apl Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des 1. Menyusun

proposal 2. Presentasi

proposal

3. Mengumpulkan data

4. Analisis data 5. Pembuatan

laporan

(9)

25

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di RSUP Haji Adam Malik Medan yang berlokasi di Jalan Bunga Lau No. 17, Kelurahan Kemenangan Tani, Kecamatan Medan Tuntungan. Rumah sakit tersebut merupakan Rumah Sakit Tipe A sesuai dengan SK Menkes No. 355/Menkes/SK/VII/1990. RSUP Haji Adam Malik Medan telah memiliki fasilitas kesehatan yang memenuhi standar dan tenaga kesehatan yang kompeten. Selain itu, RSUP Haji Adam Malik Medan juga merupakan Rumah Sakit Pusat Rujukan untuk daerah pembangunan A yang meliputi provinsi Sumatera Utara, Aceh, Sumatera Barat, dan Riau sehingga dapat dijumpai pasien-pasien dengan latar belakang yang bervariasi. Selain alasan diatas, berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No.502/Menkes/IX/1991 tanggal 6 September 1991, RSUP Haji Adam Malik Medan ditetapkan sebagai Rumah Sakit Pendidikan bagi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

5.1.2 Deskripsi Karakteristik Subjek Penelitian

Responden yang terlibat dalam penelitian ini adalah pasien lansia dengan hipertensi yang menjalani rawat jalan di Poliklinik Penyakit Dalam RSUP H. Adam Malik Medan berjumlah 78 orang. Pasien rawat jalan yang dipilih sebagai responden telah diseleksi menurut kriteria inklusi dan eksklusi sebelumnya. Semua data responden diambil dari data primer yaitu dengan pengukuran tekanan darah untuk mengetahui karakteristik hipertensi pada pasien lansia di RSUP H. Adam Malik. Adapun karakteristik responden yang diteliti dalam penelitian ini meliputi jenis kelamin, usia, etnis/suku, tingkat pendidikan, dan status pernikahan.

(10)

Tabel 5.1. Distribusi Karakteristik Responden berdasarkan Demografi

Karakteristik Responden Frekuensi Persentase (%)

Jenis Kelamin

Laki-laki 38 48,7

Perempuan 40 51,3

Total 78 100,0

Usia (Tahun)

Elderly (60-74) 68 87,2

Old (75-90) 10 12,8

Total 78 100,0

Etnis/Suku

Batak 57 73,1

Jawa 2 2,6

Melayu 13 16,7

Minang 6 7,7

Total 78 100,0

Pendidikan Terakhir

Pendidikan Dasar 5 6,4

Pendidikan Menengah 50 64,1

Pendidikan Tinggi 23 29,5

Total 78 100,0

Status Pernikahan

Menikah 66 84,6

Janda 10 12,8

Duda 2 2,6

(11)

27

Berdasarkan Tabel 5.1 mengenai distribusi frekuensi berdasarkan jenis kelamin responden di RSUP H. Adam Malik tahun 2016, dapat dilihat bahwa lansia yang menderita hipertensi yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 40 orang (51,3%) dan laki-laki sebanyak 38 orang (48,7%). Diketahui bahwa mayoritas responden penelitian berjenis kelamin perempuan. Berdasarkan usia, mayoritas responden lansia adalah elderly (60-74 tahun), yaitu 68 orang (87,2%), sedangkan old sebanyak 10 orang (12,8%).

Distribusi frekuensi berdasarkan etnis/suku responden di RSUP H. Adam Malik tahun 2016, dapat dilihat bahwa etnis terbanyak adalah Batak dengan jumlah 57 orang (73,1%), Melayu sebanyak 13 orang (16,7%), Minang sebanyak 6 orang (7,7%), dan Jawa dengan jumlah 2 orang (2,6%). Berdasarkan pendidikan terakhir, mayoritas responden merupakan tamatan Pendidikan Menengah yaitu SMA dengan jumlah 50 orang (64,1%), sedangkan tamatan Pendidikan Tinggi sebanyak 23 orang (29,5%), dan tamatan Pendidikan Dasar sebanyak 5 orang (6,4%).

Pada tabel diatas, distribusi responden di RSUP H. Adam Malik tahun 2016 berdasarkan status pernikahan , dapat dilihat bahwa seluruh responden sudah menikah dengan pembagian yang masih memiliki suami/istri atau berstatus menikah berjumlah 66 orang (84,6%), sedangkan responden yang berstatus janda berjumlah 10 orang (12,8%), dan duda sebanyak 2 orang (2,6%).

(12)

5.1.3 Hasil Analisis Data

Tabel 5.2 Distribusi Hipertensi pada Pasien Lansia di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2016

Tekanan Darah Frekuensi Persentase

Pre-hipertensi 23 29,5

Hipertensi Grade I 37 47,4

Hipertensi Grade II 18 23,1

Total 78 100,0

Berdasarkan tabel 5.2, dapat dilihat bahwa distribusi frekuensi berdasarkan tekanan darah pada lansia, mayoritas adalah Hipertensi grade I sebanyak 37 orang (47,4%), Pre-hipertensi sebanyak 23 orang (29,5%), dan Hipertensi grade II dengan jumlah 18 orang (23,1%).

Tabel 5.3 Distribusi Hipertensi berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis kelamin

Tekanan Darah

Total

Pre-hipertensi

Hipertensi grade I

Hipertensi grade II

n % n % n % n

Laki-laki 14 17,9 15 19,2 9 11,5 38

Perempuan 9 11,5 22 28,2 9 11,5 40

Total 23 37 18 78

(13)

29

Tabel 5.4 Distribusi Hipertensi berdasarkan Usia

Usia

Berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat bahwa lansia yang menderita hipertensi dengan kategori usia Elderly berjumlah 68 orang dengan hipertensi yang paling banyak diderita adalah Hipertensi grade I sebesar 43,6%. Lansia yang menderita hipertensi dengan kategori usia Old berjumlah 10 orang dengan hipertensi yang paling banyak diderita adalah Pre-hipertensi sebesar 5,1%.

Tabel 5.5 Distribusi Hipertensi berdasarkan Etnis/Suku

Etnis/Suku menderita hipertensi dengan suku Batak berjumlah 57 orang dengan hipertensi yang paling banyak diderita adalah Hipertensi grade I dengan persentase sebesar 33,3%. Lansia yang menderita hipertensi dengan suku Jawa berjumlah 2 orang dengan Pre-hipertensi dan Hipertensi grade I memiliki persentase yang sama 1,3%. Lansia yang menderita hipertensi dengan suku Melayu berjumlah 13 orang dengan hipertensi yang paling banyak diderita adalah Hipertensi grade I 10,3%. Sementara, lansia yang menderita hipertensi dengan suku Minang berjumlah 6

(14)

orang dengan Pre-Hipertensi, Hipertensi grade I, dan Hipertensi grade II memiliki persentase yang sama 2,6%.

Tabel 5.6 Distribusi Hipertensi berdasarkan Pendidikan Terakhir

Pendidikan

Berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat bahwa lansia dengan hipertensi dan tamatan Pendidikan Dasar berjumlah 5 orang dengan hipertensi yang paling banyak diderita adalah Hipertensi grade I 3,8%. Lansia dengan hipertensi dan tamatan Pendidikan Menengah berjumlah 50 orang dengan hipertensi yang paling banyak diderita adalah Hipertensi grade I 30,8%. Lansia dengan hipertensi dan tamatan Pendidikan Tinggi berjumlah 23 orang dengan hipertensi yang paling banyak diderita adalah Hipertensi grade I 12,8%

Tabel 5.7 Distribusi hipertensi berdasarkan status pernikahan

Status

(15)

31

hipertensi dengan status janda berjumlah 10 orang dan hipertensi yang paling banyak diderita adalah Hipertensi grade II. Lansia yang menderita hipertensi dengan status duda berjumlah 2 orang dengan Hipertensi grade I dan Hipertensi grade II memilki persentase yang sama 1,3%.

5.2 Pembahasan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dari 78 orang lansia yang menderita hipertensi, mayoritas adalah Hipertensi grade I sebanyak 37 orang (47,4%), Pre-hipertensi sebanyak 23 orang (29,5%), dan Hipertensi grade II dengan jumlah 18 orang (23,1%). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas lansia di RSUP H. Adam Malik menderita hipertensi yang terkontrol dengan tingginya persentase Hipertensi grade I. Hal ini mungkin disebabkan oleh tingginya tingkat kedisiplinan pasien dalam mengonsumsi obat dan memeriksakan tekanan daranya. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan faktor resiko yang dijelaskan bahwa tekanan darah sistolik meningkat secara progresif seiring dengan usia. Pada penelitian yang dilakukan Wahyudi di lokasi yang sama, menunjukkan bahwa hipertensi yang paling banyak diderita oleh pasien berusia 55-65 tahun dan ≥ 66 tahun adalah Hipertensi grade I 12,7% dan 13,4%. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hypertension study group di Bangladesh dan India dalam buletin WHO dengan kriteria yang sama menunjukkan hasil hipertensi yang paling banyak diderita oleh lansia adalah Hipertensi grade I 29,8%.8,13,21

Pada tabel 5.2. diketahui bahwa lansia yang menderita hipertensi yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 40 orang (51,3%) dan laki-laki sebanyak 38 orang (48,7%). Hal ini sesuai dengan faktor risiko yang dijelaskan bahwa perempuan mempunyai risiko yang lebih tinggi daripada laki-laki untuk menderita hipertensi setelah menopause karena hormon estrogen, yang melindungi wanita dari penyakit kardiovaskular dengan meningkatkan kadar High Density Lipoprotein (HDL), tidak diproduksi lagi. Hal ini juga mungkin dikarenakan jumlah pasien perempuan lebih banyak dibanding laki-laki. Hal ini sesuai dengan

(16)

data yang didapat dari Badan Pusat Statistik Sumatera Utara mengenai jumlah pendudukan berdasarkan usia. Pada kelompok penduduk usia 60- 64 tahun, berdasarkan data statistik penduduk dengan jenis kelamin perempuan berjumlah 184.592 orang, sementara penduduk dengan jenis kelamin laki-laki berjumlah 174.601 orang dari total 359.193. Penduduk pada kelompok usia lebih dari 65 tahun dengan jenis kelamin perempuan berjumlah 310.752, sementara jumlah penduduk laki-laki sebanyak 230.265 orang dari total 541.017. Penelitian lain tentang masalah kesehatan dan sosial pada lansia di taluk Udupi, Karnataka, menemukan prevalensi hipertensi pada laki-laki 59,1% dan pada perempuan 57,6%. 15,22,23

(17)

33

ditemukan pada kategori usia elderly (60-74 tahun) 79,5%, dan old (75-76 tahun) 6,4%.24,25,26,27,28

Pada penelitian ini, didapati distribusi hipertensi pada lansia berdasarkan etnis atau suku paling banyak adalah suku Batak sebanyak 57 orang (73,1%), diikuti Melayu sebanyak 13 orang (16,7%), Minang sebanyak 6 orang (7,7%), dan Jawa sebanyak 2 orang (2,6%). Hal ini mungkin dikarenakan pola makan, salah satu faktor yang berkontribusi terhadap terjadinya hipertensi, suku Batak yang cenderung mengonsumsi makanan dengan kandungan garam yang tinggi dalam kehidupan sehari-hari. Saat mengadakan resepsi adat, masyarakat Batak pada umumnya selalu menyediakan makananan yang tinggi kolesterol seperti daging. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wahyudi di lokasi yang sama menunjukkan pasien hipertensi terbanyak berdasarkan etnis adalah etnis Batak 37,3%, Jawa sebanyak 14,9%, dan Minang sebanyak 1,5%. Penelitian pada lansia yang dilakukan oleh Eva di kelurahan Padang Bulan, Medan juga menunjukkan hasil yang sama, mayoritas suku pada lansia adalah Batak 50%, Jawa 40%, dan lain-lain 10.8,29

Berdasarkan tabel 5.5 didapati hipertensi pada lansia di RSUP H. Adam Malik lebih banyak pada tamatan Pendidikan Menengah sebanyak 50 orang (64,1%), sedangkan tamatan Pendidikan Tinggi sebanyak 23 orang (29,5%), dan tamatan Pendidikan Dasar sebanyak 5 orang (6,4%). Hal ini tidak sesuai dengan teori yang dijelaskan bahwa tingkat pendidikan secara tidak langsung mempengaruhi tekanan darah pada lansia, karena tingkat pendidikan berpengaruh terhadap gaya hidup seseorang yaitu seperti kebiasaan merokok, kebiasaan mengkonsumsi alkohol, asupan makan, dan aktivitas fisik. Ketidaksesuaian ini mungkin karena kota Medan merupakan salah satu kota besar di Indonesia sehingga tingkat pendidikan penduduknya lebih baik. Namun, pada penelitian yang dilakukan terhadap lansia di Jhansi, Uttar Pradesh, India menunjukkan hasil yang sama dengan penelitian ini, yaitu responden paling banyak merupakan tamatan secondary dan higher secondary sebanyak 55%. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Martati, Hiswani, dan Jemadi di Sigaol Simbolon, Samosir, Sumatera Utara menunjukkan bahwa tingkat pendidikan yang paling banyak pada

(18)

lansia adalah tamatan Sekolah Dasar (SD) 66,67%, SLTP 60,00%, SLTA 59,10%, dan Akademi/PT 53,33%.26,30,31

(19)

35

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian karakteristik hipertensi pada pasien lansia di RSUP Haji Adam Malik tahun 2016 diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Pasien lansia dengan hipertensi di RSUP H. Adam Malik sebagian besar berjenis kelamin perempuan.

2. Pasien hipertensi pada kelompok usia elderly lebih banyak dibanding kelompok usia old.

3. Berdasarkan etnis, didapati pasien hipertensi lansia terbanyak adalah pasien dengan kelompok etnis Batak.

4. Pasien lansia dengan hipertensi berdasarkan pendidikan terakhir, paling banyak adalah tamatan pendidikan menengah.

5. Berdasarkan status pernikahan, mayoritas status responden adalah menikah.

6. Dari 3 jenis grade hipertensi, diperoleh hipertensi yang paling banyak dialami responden yaitu hipertensi grade 1.

6.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka saran yang dapat disampaikan adalah : 1. Diharapkan melalui penelitian ini, tenaga kesehatan dapat mengenali

lebih dalam tentang karakteristik Hipertensi pada lansia

2. Diharapkan kepada masyarakat agar lebih peduli terhadap kesehatan terutama yang berkaitan dengan Hipertensi, dan sangat disarankan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala, hal ini untuk menghindari faktor resiko penyakit dan dapat mengambil tindakan preventif.

(20)

Gambar

Gambar 3.1 Kerangka Teori Penelitian
Gambar 3.2 Kerangka Konsep Penelitian
Tabel 4.1 Definisi Operasional
Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan
+5

Referensi

Dokumen terkait

Pada penggolongan sampel menurut hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa jumlah pasien STEMI yang merokok sebanyak 15 orang (44,1%),dan tidak

- Pasien poli mata sub divisi retina dengan gejala dan tanda yang mengarah pada retinopati hipertensi, walaupun pasien tidak mengetahui bahwa ia menderita hipertensi dan

dengan pasien laki-laki yaitu 26 (17,8%) orang yang tidak mempunyai hipertensi.. Tabel 6.6 menunjukkan data distribusi frekuensi sampel sindroma

paling banyak adalah kelompok Endometrioid adenocarcinoma dengan jumlah 44 orang (91,7%) diikuti kelompok Clear cell carcinoma dengan jumlah 2 orang (4,2%) dan yang

ruang Post Anesthesia Care Unit RSUP Haji Adam Malik Medan yang diikut i sebanyak 52 pasien pasca bedah tulang panjang dan telah memenuhi

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengumpulan rekam medis pasien yang didiagnosis perforasi gaster dan disertai dengan pemeriksaan

Partisipan yang dalam hal ini selaku mentor menyatakan dalam melaksanakan mentorship, didukung dengan adanya komunikasi yang baik antara mentor-mentee, jika tidak

Hal ini menunjukkan bahwa one year survival dan two year survival pada high rasio limfosit monosit lebih baik daripada low rasio limfosit monosit, hal ini sesuai dengan