• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakteristik Pasien Demam Berdarah Dengue di RSUP Haji Adam Malik Pada Tahun 2015 Chapter III VI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Karakteristik Pasien Demam Berdarah Dengue di RSUP Haji Adam Malik Pada Tahun 2015 Chapter III VI"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 3

KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP

PENELITIAN

3.1. Kerangka Teori

(2)

3.2. Kerangka Konsep

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik pasien demam

berdarah dengue di RSUP Haji Adam Malik pada tahun 2015. Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka kerangka konsep dalam penelitian adalah

Gambar 3.2. Kerangka Konsep Penelitian Karakteristik: • Kondisi Saat Pasien

Keluar Rumah Sakit KEJADIAN DEMAM

(3)

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian deskriptif retrospective

dari data rekam medis tahun sebelumnya. Penelitian ini disebut studi deskriptif karena ingin mengetahui karakteristik pasien demam berdarah dengue di RSUP Haji Adam Malik. Penelitian ini merupakan desain retrospective karena data merupakan rekam medis selama setahun sebelumnya di RSUP Haji Adam Malik. Penelitian dilakukan di Instalasi Rekam Medis, RSUP Haji Adam Malik.

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian

4.2.1. Waktu Penelitian

Waktu penelitian terdiri dari tiga tahap yaitu tahap persiapan, tahap

pelaksanaan dan tahap penyelesaian. Tahap persiapan merupakan tahap proses persiapan proposal penelitian termasuk pelaksanaan proses penelitian awal yaitu dari Maret hingga Juni 2016. Tahap pelaksanaan pula merangkumi konsultasi pelaksanaan, pengambilan data daripada rekam medis, menginterpretasi data yang diperoleh dan menyimpulkan hasil penelitian yaitu dari September hingga November 2016. Tahap penyelesaian merupakan tahap yang terakhir yaitu penulisan, ujian, revisi dan penyerahan hasil skripsi yaitu Desember 2016 hingga Januari 2017.

4.2.2. Tempat Penelitian

(4)

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian

4.3.1. Populasi Penelitian

Populasi penelitian ini adalah pasien yang menderita demam berdarah dengue di RSUP Haji Adam Malik pada tahun 2015.

4.3.2. Sampel Penelitian

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara total sampling. Sampel penelitian

adalah seluruh rekam medis pasien DBD di RSUP Haji Adam Malik pada tahun 2015.

Sampel penelitian ini dipilih menggunakan kriteria inklusi dan eksklusi.

1. Kriteria Inklusi

• Seluruh pasien DBD yang dirawat inap di RSUP Haji Adam Malik pada tahun 2015.

2. Kriteria Eksklusi

• Seluruh pasien DBD dengan data dalam rekam medis yang tidak lengkap.

4.4. Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan cara pengambilan ataupun pencatatan data sekunder yang diperoleh melalui rekam medis. Namun begitu, data yang diambil dari rekam medis haruslah memenuhi kriteria inklusi seperti yang dinyatakan di atas. Sebelum melakukan pengumpulan data, peneliti harus mendapatkan ijin dari pihak RSUP Haji Adam Malik.

4.5. Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data yang terkumpul dianalisi secara deskriptif menggunakan

(5)

mengetahui karakteristik pasien demam berdarah dengue di RSUP Haji Adam Malik pada tahun 2015.

4.6. Definisi Operasional

1) Demam Berdarah Dengue (DBD)

a) Penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti

b) Cara Ukur : Observasi Rekam Medis c) Alat Ukur : Rekam Medis

d) Hasil Ukur : Pasien didiagnosa dengan demam berdarah dengue oleh dokter:

e) Skala Ukur : Nominal 2) Jenis kelamin

a) Jenis kelamin penderita DBD sesuai dengan yang tercantum pada rekam medis pasien di RSUP Haji Adam Malik.

b) Cara Ukur : Observasi Rekam Medis c) Alat Ukur : Rekam Medis

(6)

a) Umur adalah masa hidup penderita DBD yaitu sejak ahir sampai saat masuk di RSUP Haji Adam Malik yang dinyatakan dalam satuan tahun. b) Cara Ukur : Observasi Rekam Medis

c) Alat Ukur : Rekam Medis d) Hasil Ukur :

i) <15 tahun ii) 15-59 tahun iii) ≥60 tahun

e) Skala Ukur : Nominal 4) Pekerjaan

a) Pekerjaan adalah jenis pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan yang tercantum pada rekam medis pasien di RSUP Haji Adam Malik.

b) Cara Ukur : Observasi Rekam Medis c) Alat Ukur : Rekam Medis

d) Hasil Ukur : i) Tidak bekerja ii) PNS

iii) Karyawan/Pegawai swasta iv) Lain.lain

e) Skala Ukur : Nominal

(7)

a) Tingkat pendidikan pasien saat pemeriksaan dilakukan seperti tertulis dalam rekam medis di RSUP Haji Adam Malik.

b) Cara Ukur : Observasi Rekam Medis c) Alat Ukur : Rekam Medis

d) Hasil Ukur : i) Tidak sekolah ii) SD - SMA iii) S1

iv) S2 v) S3

vi) Tidak Tercatat e) Skala Ukur : Ordinal 6) Bulan Kejadian

a) Bulan kejadian adalah waktu saat penderita DBD ke RSUP Haji Adam Malik sesuai dengan yang tertulis pada rekam medis pasien yang dinyatakan dalam bulan.

b) Cara Ukur : Observasi Rekam Medis c) Alat ukur : Rekam Medis

d) Hasil Ukur :

(8)

iv) Oktober – Desember 2015 e) Skala Ukur : Interval

7) Tempat tinggal

a) Tempat tinggal pasien sesuai dengan yang tertulis pada rekam medis penderita DBD di RSUP Haji Adam Malik.

b) Cara Ukur : Observasi Rekam Medis c) Alat Ukur : Rekam Medis

d) Hasil Ukur : i) Kota Medan

ii) Di luar Kota Medan e) Skala Ukur : Nominal 8) Gambaran Klinis

a) Demam

i) Terdapat gejala demam (>39˚C) akibat penyakit DBD sesuai dengan yang tertulis pada rekam medis pasien DBD di RSUP Haji Adam Malik.

ii) Cara Ukur : Observasi Rekam Medis iii) Alat Ukur : Rekam Medis

iv) Hasil Ukur : i. Ya ii. Tidak

(9)

b) Manifestasi Perdarahan

i) Terdapat salah satu atau lebih gejala manifestasi perdarahan seperti uji tourniquet positif, petekia, ekimosis, purpura, perdarahan mukosa, epitaksis perdarahan gingiva, hematemesis dan melena akibat penyakit DBD sesuai dengan yang tertulis pada rekam medis pasien DBD di RSUP Haji Adam Malik.

ii) Cara Ukur : Observasi Rekam Medis iii) Alat Ukur : Rekam Medis

iv) Hasil Ukur : i. Ya ii. Tidak

v) Skala Ukur : Nominal c) Hepatomegali

i) Hepatomegali adalah pembengkakan hati di luar ukuran normal akibat penyakit DBD sesuai dengan yang tertulis pada rekam medis pasien DBD di RSUP Haji Adam Malik.

ii) Cara Ukur : Observasi Rekam Medis iii) Alat Ukur : Rekam Medis

iv) Hasil Ukur : i. Ya ii. Tidak

(10)

i) Dijumpai salah satu atau lebih tanda-tanda shock seperti nadi cepat dan lemah serta penurunan tekanan darah, kaki dan tangan dingin, kulit lembab, pasien tampak gelisah akibat penyakit DBD sesuai dengan yang tertulis pada rekam medis pasien DBD di RSUP Haji Adam Malik.

ii) Cara Ukur : Observasi Rekam Medis iii) Alat Ukur : Rekam Medis

iv) Hasil Ukur : i. Ya ii. Tidak

v) Skala Ukur : Nominal 9) Jumlah Trombosit

a) Jumlah trombosit, menunjukan jumlah komponen darah (keping darah) seperti yang tertulis di rekam medis pasien DBD setelah didiagnosis di RSUP Haji Adam Malik.

b) Cara Ukur : Observasi Rekam Medis c) Alat Ukur : Rekam Medis

(11)

a) Hematokrit merupakan persentase sel darah merah tehadap volume darah total sesuai dengan rekam medis pasien DBD setelah didiagnosis di RSUP Haji Adam Malik.

b) Cara Ukur : Observasi Rekam Medis c) Alat Ukur : Rekam Medis

d) Hasil Ukur : i) > 40% ii) <40%

e) Skala Ukur : Ordinal

11)Uji Serologi IgM dan IgG Anti Dengue

a) Uji serologi adalah untuk mengenali antibodi spesifik virus dengue baik immunoglobulin M (IgM) anti dengue untuk infeksi dengue primer maupun imunoglobulin G (IgG) anti dengue untuk diagnosis infeksi dengue sekunder sesuai dengan yang tertulis pada rekam medis pasien DBD setelah didiagnosis di RSUP Haji Adam Malik.

b) Cara Ukur : Observasi Rekam Medis c) Alat Ukur : Rekam Medis

d) Hasil Ukur :

(12)

12)Derajat DBD

a) Derajat DBD menunjukan tingkat keparahan penyakit DBD yang dialami oleh penderita DBD yang dicatat oleh dokter pada rekam medis selama dirawat di RSUP Haji Adam Malik.

b) Cara Ukur : Observasi Rekam Medis c) Alat Ukur : Rekam Medis

d) Hasil Ukur :

i) Derajat I : Demam disertai manifestasi perdarahan (uji tourniquet positif), bukti rembesan plasma, trombositopenia dan peningkatan hematokrit.

ii) Derajat II : Gejala-gejala derajat I, disertai perdarahan spontan.

iii) Derajat III : Gejala-gejala derajat I atau II disertai dengan kegagalan sirkulasi (nadi lemah, tekanan darah sempit ≤ 20mmHg), hipotensi, dan gelisah.

iv) Derajat IV : Gejala-gejala derajat III disertai shock berat, nadi tidak dapat diraba dan tekanan darah tidak terukur.

e) Skala Ukur : Nominal

13)Kondisi Pasien Demam Berdarah Dengue Saat Keluar Rumah Sakit

a) Kondisi pasien Demam Berdarah Dengue saat keluar rumah sakit setelah dirawat di RSUP Haji Adam Malik.

b) Cara Ukur : Observasi Rekam Medis c) Alat ukur : Rekam Medis

d) Hasil Ukur : i) Sembuh

ii) Meninggal Dunia

(13)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian Karakteristik Pasien Demam Berdarah Dengue

Penelitian ini dilakukan di RSUP Haji Adam Malik dengan mengambil data dari Instalasi Rekam Medik. Pengumpulan data dimulai pada 17 Oktober sampai 31 Oktober 2016. Proses pengumpulan data dilakukan dengan melihat data sekunder rekam medik penderita DBD yang teregistrasi pada periode 1 Januari 2015 sampai dengan 31 Desember 2015.

(14)

5.1.1. Karakteristik Pasien Deman Berdarah Dengue berdasarkan Faktor

Demografis

Tabel 5.1. Karakteristik Penderita Demam Berdarah Dengue berdasarkan Faktor Demografis

Faktor Demografis Frekuensi (n) Persentase (%)

(15)

Dari Tabel 5.1., jumlah pasien DBD berjenis kelamin laki-laki lebih banyak dari pasien DBD berjenis kelamin perempuan. Pasien DBD berjenis kelamin laki-laki berjumlah 23 kasus (53.5%) dan jumlah pasien DBD berjenis kelamin perempuan berjumlah 20 kasus (46.5%).

Pasien DBD dengan golongan umur <15 tahun adalah sebanyak jumlah 11 orang (25.6%). Manakala pasien berumur 15-59 tahun adalah yang paling banyak yaitu berjumlah 30 orang (69.8%). Kemudian, golongan umur >60 tahun berjumlah 2 orang (4.7%).

Kejadian DBD terjadi paling banyak pada golongan yang tidak bekerja yaitu sebanyak 27 orang (62.8%), diikuti dengan pasien PNS yang berjumlah 4 orang (9.3%). Penderita DBD sebagai karyawan/pegawai swasta berjumlah 7 orang (16.3%), kemudian pekerjaan lain-lain dengan jumlah 5 orang (11.6%).

Pasien yang tidak bersekolah adalah 7 orang (16.3%). Tingkat pendidikan pasien DBD terbanyak adalah yang menpunyai pendidikan sekolah(SD-SMA) yaitu 34 orang (79.1%), kemudian dan yang pendidikan sarjana (S1) sebanyak 2 orang (4.7%).

Kejadian DBD pada bulan Januari – Maret 2015 pasien DBD berjumlah 7 orang (16.3%). Pada bulan April – Juni 2015 dijumpai kejadian DBD sebanyak 10 orang (23.3%) dan pada Juli – September 2015 berjumlah 8 orang (18.6%). Kejadian kasus yang paling banyak terjadi pada bulan Oktober – Desember 2015 yaitu sebanyak 18 orang (41.9%).

(16)

5.1.2. Karakteristik Pasien Deman Berdarah Dengue berdasarkan

Gambaran Klinis

Tabel 5.2. Karakteristik Penderita Demam Berdarah Dengue berdasarkan Gambaran Klinis

Gambaran Klinis Frekuensi (n) Persentase (%)

Demam (>39˚C)

Ya 20 46.5

Tidak

Manifestasi Perdarahan

23 53.5

Ya 27 62.8

Tidak

Hepatomegali

16 37.2

Ya 3 7.0

Tidak

Tanda-Tanda Shock

40 93.0

Ya 14 32.6

Tidak 29 67.4

Berdasarkan tabel 5.2., Pasien DBD dengan keluhan demam tinggi saat masuk ke rumah sakit adalah sebanyak 20 orang (46.5%) dan tanpa demam tinggi adalah sebanyak 23 orang (53.5%).

Pasien DBD dengan gejala klinis manifestasi perdarahan adalah 27 orang (62.8%) dan tanpa manifestasi perdarahan berjumlah 16 orang (37.2%).

Pasien DBD dengan hepatomegali hanya 3 orang (7.0%) dan pasien tanpa hepatomegali adalah lebih banyak yaitu 40 orang (93.0%).

(17)

5.1.3. Karakteristik Pasien Deman Berdarah Dengue berdasarkan

Pemeriksaan Laboratorium

Tabel 5.3. Karakteristik Pasien Demam Berdarah Dengue berdasarkan Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan

Laboratoriun

Frekuensi (n) Persentase (%)

Jumlah Trombosit

<50.000 µ/L 19 44.2

<100.000 µ/L >100.000 µ/L

Jumlah Hematokrit

14 10

32.6 23.3

>40% <40%

17 26

39.5 60.5

Berdasarkan tabel 5.3. di atas, pasien DBD dengan jumlah trombosit setelah ditegakkan diagnosa bagi <50.000 µ/L adalah 19 orang (44.2%), pasien dengan jumlah trombosit <100.000 µ/L berjumlah 14 orang (32.6%) dan pasien dengan jumlah trombosit >100.000 µ/L sebanyak 10 orang (23.3%).

(18)

5.1.4. Karakteristik Pasien Deman Berdarah Dengue berdasarkan Uji

Serologi IgM dan IgG Anti Dengue

Tabel 5.4. Karakteristik Penderita Demam Berdarah Dengue berdasarkan Uji Serologi IgM dan IgG Anti Dengue

Uji Serologi IgM dan IgG

Anti Dengue

Frekuensi (n) Persentase (%)

IgM (+) & IgG (-) (-) adalah sebanyak 3 orang (7.0%). Kejadian kasus DBD yang terbanyak dengan IgM (-), IgG (+) berjumlah 22 orang (51,2%), dan pasien DBD dengan jumlah yang paling sedikit adalah sebanyak 1 orang (2.3%) pada IgM (+) & IgG (+) dan kemudian diikuti dengan IgM (-) & IgG (-) sebanyak 17 orang (39.5%).

5.1.5. Karakteristik Pasien Deman Berdarah Dengue berdasarkan Derajat

Demam Berdarah Dengue

Tabel 5.5. Karakteristik Penderita Demam Berdarah Dengue berdasarkan Derajat Demam Berdarah Dengue

Dearajat Demam Berdarah Dengue Frekuensi (n) Persentase (%)

(19)

Berdasarkan Tabel 5.5. di atas, pasien DBD derajat 1 adalah sebanyak adalah sebanyak 1 orang (2.3%). Kasus DBD yang terbanyak didiagnosa adalah DBD derajat 2 sebanyak 29 orang (67.4%), diikuti dengan pasien DBD derajat 3 dan 4 sebanyak 1 orang (2.3%).

5.1.6. Karakteristik Pasien Deman Berdarah Dengue berdasarkan Kondisi

Saat Pasien Keluar Rumah Sakit

Tabel 5.6. Karakteristik Penderita Demam Berdarah Dengue berdasarkan Kondisi Saat Pasien Keluar Rumah Sakit

Kondisi Saat Keluar Rumah Sakit Frekuensi (n) Persentase (%)

Sembuh

Meninggal Dunia Pulang Atas Permintaan Sendiri

39 1 3

90.7 2.3 7.0

Jumlah 43 100

(20)

5.1.7. Kondisi Saat Pasien Keluar Rumah Sakit Berdasarkan Derajat

Demam Berdarah Dengue

Tabel 5.1.7. Kondisi Saat Pasien Keluar Rumah Sakit Berdasarkan Derajat Demam Berdarah Dengue

Kondisi Saat Pasien

Keluar Rumah Sakit

Derajat DBD Total

DBD

Derajat

1

DBD

Derajat

2

DBD

Derajat

3

DBD

Derajat

4

Sembuh 11 27 1 0 39

Meninggal Dunia 0 0 0 1 1

Pulang Atas Permintaan Sendiri

1 2 0 0 3

Jumlah 12 29 1 1 43

(21)

5.2. Perbahasan Karakteristik Pasien Demam Berdarah Dengue

5.2.1. Karakteristik Pasien Demam Berdarah Dengue Berdasarkan Faktor

Demografis

Dari Tabel 5.1., jumlah pasien DBD yang berjenis kelamin laki-laki lebih banyak yaitu 23 orang dan dari kelamin perempuan sejumlah 20 orang. Hal ini didukung dengan penelitian yang pernah dilakukan di Semarang oleh Yeni dimana penderita DBD laki-laki sejumlah 13 orang dan perempuan sejumlah 10 orang.17 Namun, sampai sekarang tidak ada keterangan yang dapat memberikan jawaban yang tuntas mengenai perbedaan jenis kelamin ini. Hasil ini juga hampir sama dengan data dari Dpekes RI 2009 dimana jumlah penderita DBD berjenis kelamin laki-laki lebih ramai yaitu sebanyak 10.463 orang dan perempuan berjumlah 8.991 orang.8

Dari tabel 5.1., jumlah pasien DBD yang paling banyak adalah dari umur

15-59 tahun yaitu 30 orang, diikuti dengan pasien berumur < 15 tahun sejumlah 11 orang dan pasien yang berumur > 60 tahun sebanyak 2 orang. Hal ini didukung dengan penelitian yang pernah dilakukan di Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo pada tahun 2010 oleh Rosa dimana hampair sama dengan penelitian ini yaitu kasus DBD terjadi pada kelompok umur 19-49 tahun yaitu sebanyak 89 dan disusul kelompok umur 6-14 sebanyak 48 orang.18 Hal ini dimungkinkan karena aktivitas pada kelompok umur 15-59 tahun cukup tinggi, sehingga dapat menurunkan tingkat kekebalan tubuh dan menyebabkan tingkat keterpaparan dengan penyakit demam berdarah dengue juga cukup tinggi jika dibandingkan dengan kelompok umur yang lain. Tetapi hasil ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan di Makassar pada tahun 2014 oleh Erni dimana penderita DBD terbanyak adalah pada umur 6-11 tahun dengan jumlah sebanyak 61 kasus kemudian mulai menurun pada rentang umur 46-55 tahun ke atas.19 Menurut Depkes RI, Kasus DBD paling banyak terjadi pada pasien umur <15 tahun.

Dari tabel 5.1., Kejadian DBD terjadi paling banyak pada golongan yang tidak

(22)

terkena penyakit DBD. Hal ini didukung dengan penelitian yang dilakukan di Makassar pada tahun 2014 oleh Erni dimana penderita DBD terbanyak dari ketogeri tidak bekerja yaitu sebanyak 85 kasus19 dan dengan penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo pada tahun 2010 oleh Rosa dimana pasien DBD yang terbanyak dari golongan pelajar/mahasiswa(tidak bekerja) sebanyak 91 orang.18

Dari tabel 5.1., didapati pasien DBD yang paling banyak dati tingkat

pendidikan sekolah yaitu sebnayak 34 orang diikuti dengan yang tidak bersekolah sebanyak 7 orang dan yang paling sedikit adalah yang mempunyai tingkat pendidikan S1. Hal ini karena kurangnya pengetahuan mengenai DBD, vektor penyebabnya, serta faktor yang mempengaruhi keberadaan jentik nyamuk Aedes aegypti. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo pada tahun 2010 oleh Rosa dimana pasien DBD yang paling banyak adalah dari tingat pendidikan sekolah sebanyak 146 orang diikuti dengan tidak sekolah sebanyak 33 orang dan berpendidikan S1 sebanyak 22 orang18 dan agak berbeda dengan penelitian yang dilakukan di Makassar pada tahun 2014 oleh Erni dimana penderita DBD paling terbanyak dari pendidikan tidak bersekolah yaitu sebanyak 66 orang dan pendidikan sekolah sebanyak 60 orang.19

Dari tabel 5.1, kejadian DBD paling banyak terjadi pada bulan Oktober –

Desember 2015 yaitu sebanyak 18 orang dan paling sedikit pada bulan Januari – Maret 2015 sebanyak 7 orang. Hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukang oleh DEPKES RI pada tahun 2009, dimana angka insiden meningkat saat masuk musim hujan yaitu dari bulan Januari - Mei.8 Juga, hasil dari penelitian yang dilakukan di Makassar pada tahun 2014 oleh Erni didapati kasus DBD banyak terjadi pada bulan Februari dan disusul bulan Mei.19

Dari tabel 5.1., kasus DBD banyak dijumpai di Kota Medan yaitu dengan

(23)

dimana kebanyakkan pasien DBD tinggal di Kota Makassar yaitu berjumlah sebanyak 192 orang.19

5.2.2. Karakteristik Pasien Demam Berdarah Dengue Berdasarkan

Gambaran Klinis

Berdasarkan tabel 5.2., pasien dengan keluhan demam tinggi (>39˚C) datang

ke rumah sakit adalah sebanyak 20 orang dan tanpa demam tinggi (>39˚C) adalah sebanyak 23 orang. Menurut WHO 2011, salah satu kriteria klinis DBD adalah demam tinggi mendadak (>39˚C), berlangsung terus -menerus selama 2-7 hari.13 Menurut hasil penelitian oleh Fungki dari Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta pada tahun 2012, semua pasien DBD datang dengan keluhan demam.20

Berdasarkan tabel 5.2., banyak pasien datang ke RSUP Haji Adam Malik dengan adanya manifestasi perdarahan. Hal ini didukung oleh beberapa jurnal seperti oleh Rizal dari Jawa Tengah tentang kebocoran plasma pada DBD tahun 2011, dimana mengatakan pasien DBD akan terlihat gejala-gejala perdarahan karena meningkatnya permeabilitas pembuluh darah.21 Tambahan pula, manifestasi perdarahan juga merupakan salah satu kriteria klinis untuk mendiagnosa BDB menurut WHO 2011.13

Dari tabel 5,2., terlihat kebanyakkan pasien DBD tidak mempunyai hepatomegali. Menurut penelitian yang dilakukan di Semarang oleh Moh.Supriatna pada tahun 2004, hepatomegali terjadi pada 74% infeksi virus dengue.22 Dari WHO 2011, hepatomegali merupakan salah satu gejala klinis untuk mendiagnosa DBD.13 Virus dengue masuk ke aliran darah dan ke sel-sel keratinosit Langerhans. Sel yang terinfeksi bermigrasi ke kelenjar getah bening melalui sistem limfatik dan mencapai makrofag hati juga. Virus dengue replikasi terjadi di hepatosit dan sel-sel Kupffer, terjadinya hepatomegali.31

(24)

akan mengalami tanda-tanda shock karena mengalami kebocoran plasma.8 Menurut WHO 2011, akan terjumpai tanda-tanda shock seperti nadi cepat dan lemah serta penurunan tekanan darah, kaki dan tangan dingin, kulit lembab, pasien tampak gelisah pada kasus DBD.13

5.2.3. Karakteristik Pasien Demam Berdarah Dengue Berdasarkan

Pemeriksaan Laboratorium

Dari tabel 5.3., kebanyakkan pasien DBD mempunyai nilai jumlah trombosit

setelah didiagnosa yaitu < 50.000/μl di mana terjadinya trombositopenia. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Asa di Surabaya pada tahun 2014, jumlah trombosit < 50.000/μl pada pasien DBD adalah kurang, sementara 49% pasien dari hasil penelitian mempunyai nilai jumlah trombosit antara 50.000 - < 100.000/μl.23 Tambahan pula, menurut penelitian yang dilakukan di RSU Dr.Pringadi Medan oleh Essy pada tahun 2008, pasien DBD terbanyak dalam kelompok jumlah trombosit antara 50.000 - < 100.000/μl.18

Berdasarkan tabel 5.3., pasien DBD dengan nilai hematokrit normal adalah

lebih banyak. . Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan di RSU Dr.Pringadi Medan oleh Essy pada tahun 2008, dimana kebanyankkan pasien DBD manpunyai nilai kadar hematokrit yang normal.18 Menurut penelitian yang dilakukan di Riau oleh Lisa pada tahun 2013, 54.3% pasien memiliki kadar hematokrit yang normal.24 Tetapi menurut Buletin Jendela Epidemiologi, tahun 2010, pasien DBD akan mempunyai kadar hematokrit yang tinggi karena terjadi kebocoran plasma.8

5.2.4. Karakteristik Pasien Demam Berdarah Dengue Berdasarkan Uji

Serologi IgM dan IgG Anti Dengue

Dari tabel 5.4., pasien DBD dengan uji serologi yang terbanyak adalah IgM (-),

(25)

dimana uji serologi yang terbanyak adalah IgG (+), IgM (-) yaitu 57.8%.25 Pada pasien DBD dengan infeksi primer biasanya IgM akan terdeteksi sekitar 3-5 hari setelah timbulnya demam dan IgG baru muncul ketika 2 minggu setelah infeksi. Sedangkan pada infeksi sekunder biasanya IgG akan langsung meningkat tajam di hari kedua dan kemudian diikuti dengan timbulnya IgM, maka hasil tes serologinya akan menunjukkan nilai IgG dan IgM yang positif.26 Masyarakat harus lebih waspada akan penyakit DBD supaya dapat mengurangkan kejadian infeksi sekunder.

5.2.5. Karakteristik Pasien Demam Berdarah Dengue Berdasarkan

Derajat Demam Berdarah Dengue

Dari tabel 5.5., pasien DBD yang terbanyak didiagnosa dengan DBD derajat 2.

Hal ini tidak bersesuai dengan penelitian yang dilakukan di Denpasar oleh NI Nyoman pada tahun 2016, dimana pasien DBD yang paling banyak adalah dengan DBD derajat 1 yaitu sebanyak 50 orang (50%).27 Pasien DBD yang masuk ke rumah sakit masih dalam derajat DBD yang ringan karena masyarakat sudah mengetahui tanda-tanda DBD sehingga membawa pasien infeksi dengue sebelum menjadi kondisi yang parah.

5.2.6. Karakteristik Pasien Deman Berdarah Dengue berdasarkan Kondisi

Saat Pasien Keluar

Dari tabel 5.6., mayoritas pasien DBD sembuh saat keluar dari RSUP Haji

Adam Malik. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan di Semarang oleh Wiwik pada tahun 2013, dimana 96.5% pasien pulang dengan keadaan sembuh.28 Tetapi, menurut penelitian yang dilakukan di RSU Dr.Pringadi Medan oleh Essy pada tahun 2008, pasien yang paling banyak keluar dari rumah sakit atas permintaan sendiri yaitu sebanyak 39.4%.15 Ini adalah karena penanganan DBD di RSUP Haji Adam Malik sudah baik.

5.2.7. Kondisi Saat Pasien Keluar Rumah Sakit Berdasarkan Derajat Demam

(26)

Berdasarkan tabel 5.7., kebanyakkan pasien dari DBD derajat 1 sembuh saat kelaur dari rumah sakit. Terdapat seorang pasien dengan DBD derajat 4 yang mningaal dunia saat keluar dari RSUP Haji Adam Malik. Jadi, Case Fatality Rate (CFR) bagi kasus DBD di RSUP Haji Adam Malik pada tahun 2015 adalah 2.33%. Menurut penelitian yang dilakukan di Bogor oleh Erna pada tahun 2012, CFR di wilayah tersebut sangat tinggi (21%).29 CFR di Indonesia pada tahun 2013 adalah 0.73%.9 Menurut WHO, pada tahun 2015 CFR untuk kasus DBD merupakan 2.5%.30 Pengendalian vekor DBD harus dilaksanakan dengan baik supaya dapat mengurangi angka CFR.

(27)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai karakteristik pasien Deman Berdarah

Dengue di RSUP Haji Adam Malik pada tahun 2015, yang dilakukan pada 43 sampel maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan faktor demografis, jumlah jenis kelamin didapatkan laki-laki lebih banyak menderita DBD dibandingkan perempuan, penderita dengan kelompok umur 15-59 tahun adalah yang terbanyak, pekerjaan terbanyak adalah kategori tidak bekerja, tingkat pendidikan dari pasien DBD didapatkan yang tertinggi adalah pasien DBD yang berpendidikan sekolah, bulan kejadian penyakit DBD didapatkan banyak terjadi pada bulan Oktober – Desember 2015, dan kebanyakan pasien DBD adalah dari Kota Medan.

2. Berdasarkan gambaran klinis, lebih banyak pasien DBD yang datang ke rumah sakit tidak dalam kondisi demam tinggi, lebih banyak dengan keluhan manifestasi perdarahan, kebanyakan pasien DBD tidak dijumpai hepatomegali, kebanyakan pasien tidak dijumpai tanda-tanda shock saat masuk rumah sakit.

3. Berdasarkan pemeriksaan laboratorium jumlah trombosit dari pasien DBD, ditemukan bahwa yang paling banyak adalah pasien DBD dengan jumlah trombosit <50.000μ/L, dan kadar hematokrit dari pasien DBD, ditemukan paling banyak kadar hematokrit pasien DBD masih dalam batas normal. 4. Berdasarkan uji serologi IgM dan IgG anti dengue, pasien DBD dengan uji

serologi yang terbanyak adalah IgG (+) , IgM(-).

5. Berdasarkan derajat DBD yang dialami oleh pasien DBD, terbanyak adalah derajat DBD derajat 2.

6. Kebanyakkan pasien DBD sembuh sebelum meninggalkan RSUP Haji Adam Malik.

(28)

6.2. Saran

1. Menyarankan kepada Dinas Kesehatan atau jajaran yang terkait agar melakukan usaha pencegahan untuk mengantisipasi terjadinya demam berdarah dengue terutama pada musim penghujan yang dapat dilakukan dengan fogging rutin, sosialisasi maupun perbaikan sarana prasarana dalam kota.

2. Menyarankan untuk dilanjutkan penelitian ini dan dilakukan pada tingkat yang lebih tinggi melibatkan semua rumah sakit di kota Medan untuk mendapatkan gambaran demam berdarah dengue yang sebenar di Medan. 3. Diharapkan pihak rumah sakit mengadakan penyuluhan tentang DBD

Gambar

Gambar 3.2. Kerangka Konsep Penelitian
Tabel 5.1. Karakteristik Penderita Demam Berdarah Dengue berdasarkan Faktor
Gambaran Klinis
Tabel 5.4. Karakteristik Penderita Demam Berdarah Dengue berdasarkan Uji Serologi IgM dan IgG Anti Dengue
+3

Referensi

Dokumen terkait

Pedoman Perilaku ini tidak dapat memberikan jawaban secara pasti atas semua problematika pe- rilaku insan perusahaan. Oleh karena itu, setiap in- san perusahaan

Aside from texture mapping 3D building reconstruction from aerial images involv- ing parametric shapes, point cloud segmentation or the simplifi- cation of digital surface models

[r]

Pengujian error pada masukan jenis adonan tepung dilakukan dengan. menekan tombol cake dan tombol donat sebagai masukan

Hasil dari pengembangan sistem registrasi pasien rawat inap ini adalah sebuah aplikasi yang terdiri dari tiga sub sistem, yaitu sub sistem input (data identitas

Pada proses akhir, arduino akan memberi masukan kepada motor DC power window agar motor bekerja selama 3 menit dan arduino akan kembali memberikan

nomor rekam medis berbeda untuk satu pasien, sulitnya membuat laporan pasien. masuk, laporan pasien keluar dan laporan jumlah

Pada sistem informasi registrasi pasien rawat inap di RSUD Rantauprapat. yang