BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perkembangan impor komoditas sayuran setiap tahun semakin
meningkat. Pada tahun 2010, nilai impor sayuran hanya sekitar US$
580.857.903. Tahun berikutnya nilai impor meningkat menjadi US$
780.890.510. Tingginya nilai impor tersebut sebagai upaya untuk memenuhi
kebutuhan pasokan sayuran dalam negeri yang terus meningkat. Kondisi ini
menjadi intropeksi bagi masyarakat Indonesia (Restu dan Renda, 2012).
Di dalam negeri pun permintaan sayuran komersial terus meningkat,
terutama yang bermutu tinggi. Ini disebabkan pengetahuan dan daya beli
masyarakat meningkat. Selain itu, banyaknya warga asing yang tinggal di
Indonesia turut memperluas pasar sayuran komersial di dalam negeri.
Seharusnya Indonesia sudah dapat memenuhi permintaann sayuran ini, baik
dalam maupun luar negeri. Letak geografisnya memungkinkan ditanamnya
sayuran komersial sepanjang tahun (Tim Penulis PS, 1993).
Demikian pula, sesuai dengan penduduk Sumatera Utara yang terus
meningkat sehingga kebutuhan sayur-sayuran meningkat pula. Hal ini dapat
dilihat melalui perkembangan luas tanam dan produksi usahatani sawi secara
Tabel 1.1 Perkembangan Luas Tanam Sayur – Sayuran Semusim Tahun 2011 – 2015 Provinsi Sumatera Utara
Sumber: Dinas Pertanian Kota Medan, 2016
Data di atas memperlihatkan bahwa di Provinsi Sumatera Utara
perkembangan luas tanam sawi mengalami fluktuasi setiap tahun, sawi merupakan
salah satu komoditi yang memiliki luas tanam terbesar ke 4 setelah cabe besar, kol
dan kentang di Sumatera Utara.
Di antara bermacam – macam jenis sayuran yang dapat dibudidayakan
tersebut, sawi merupakan jenis sayuran yang mempunyai nilai komersial dan
prospek yang cukup baik. Ditinjau dari aspek teknis, budidaya sawi tidak terlalu
sulit, sehingga petani di Indonesia yang sudah sering membudidayakannya tentu
Begitu pula di Provinsi Sumatera Utara, masyarakatnya banyak
yang membudidayakan sawi. Ini terlihat pada Tabel Perkembangan Produksi
Sayur – Sayuran Semusim Tahun 2011 – 2015 Provinsi Sumatera Utara , sebagai
berikut:
Tabel 1.2. Perkembangan Produksi Sayur – Sayuran Semusim Tahun 2011 – 2015 Provinsi Sumatera Utara
Sumber: Dinas Pertanian Kota Medan, 2016
Data di atas memperlihatkan bahwa di Provinsi Sumatera Utara
perkembangan produksi sawi mengalami fluktuasi, penurunan produksi terlihat
pada tahun 2012 – 2015, sedangkan pada tahun 2013 – 2014 produksi meningkat,
dan pada tahun 2015 produksi menurun kembali.
Adanya perkembangan luas tanam dan produksi sawi yang fluktuasi
Kecamatan Medan Marelan memiliki potensi pertanian sayuran. Pada tabel
di bawah ini ditunjukkan luas pertanaman sayuran per Kecamatan di Kota Medan
Data di atas memperlihatkan bahwa Kecamatan Medan Marelan memiliki
luas tanam sayuran sawi terluas jika dibandingkan dengan kecamatan lain di Kota
Medan.
Namun, dikenal sebagai salah satu sentra penghasil sayuran belum tentu
menjamin kesejahteraan petani sawi di Kelurahan Terjun Kecamatan Marelan.
Kesejahteraan petani yang dirasakan masih kurang, akhirnya berimbas kepada
pengelolaan usahatani yang dilakukan seadanya.
Pendapatan petani merupakan indikator kesejahteraan masyarakat.
Semakin tinggi pendapatan petani maka kehidupan masyarakat juga semakin
sejahtera. Pendapatan petani sawi ditentukan oleh beberapa hal seperti harga dan
produktivitas.
Pendapatan petani akan meningkat apabila pasar dapat memberikan harga
yang tinggi kepada petani, namun akan menurun apabila pasar memberikan harga
yang rendah, untuk meningkatkan kesejahteraan diperlukan peningkatan
produktivitas sehingga produksi meningkat sekaligus dapat meningkatkan
pendapatan petani.
Tabel 1.4. Rata – Rata Pendapatan Petani Sawi di Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan
No Tahun Pendapatan Petani Sawi/Musim Tanam (Rp)
1. 2011 1.504.530,-
pengembangan usahatani sawi di Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan
yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan petani sawi.
Perkembangan sektor pertanian, khususnya dalam pengembangan tanaman
sawi sangat diharapkan menunjang sasaran pembangunan Kelurahan Terjun
sebagai daerah yang sebagian penduduknya bekerja disektor pertanian. Untuk
meningkatkan produksi sawi perlu dilakukan berbagai upaya mengatasi
permasalahan yang ada, khususnya di Kelurahan Terjun Kecamatan Marelan.
Pengembangan usahatani sawi mampu meningkatkan pendapatan petani serta
membantu program pemerintah dalam usaha meningkatkan pendapatan daerah
dan nasional. Karena itu, peneliti tertarik melakukan penelitian untuk
merumuskan strategi peningkatan pendapatan petani sawi di Kelurahan Terjun
Kecamatan Marelan.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dirumuskan beberapa
permasalahan sebagai berikut:
1. Faktor faktor apa saja yang mempengaruhi pendapatan petani sawi di daerah
penelitian ?
2. Bagaimana strategi peningkatan pendapatan petani sawi di daerah penelitian ?
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk menganalisis faktor – faktor yang mempengaruhi pendapatan petani
sawi di daerah penelitian.
2. Untuk menentukan strategi peningkatan pendapatan petani sawi di daerah
1.4. Kegunaan penelitian
Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Sebagai bahan informasi bagi petani sawi dalam upaya meningkatkan
pendapatan usahataninya.
2. Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah dalam membuat kebijakan,
terutama yang berkaitan dengan peningkatan pendapatan petani sawi.
3. Sebagai bahan untuk menyusun skripsi yang merupakan salah satu syarat untuk
menempuh ujian sarjana di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian,