• Tidak ada hasil yang ditemukan

file lampiran dalam bentuk pdf DOWNLOAD REVIEWNYA DIBAWAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "file lampiran dalam bentuk pdf DOWNLOAD REVIEWNYA DIBAWAH"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PROSIDING

SEMINAR NASIONAL

DALAM RANGKA MEMPERINGATI HARI GURU

PENGUATAN KOMPETENSI GURU DALAM MEMBANGUN KARAKTER KEWARGANEGARAAN DI ERA GLOBAL

Editor: Halking Ramsul Nababan Zaka Hadikusuma Ramadhan

Fandi Setiawan

KERJASAMA ANTARA:

Asosiasi Profesi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Indonesia (AP3KnI) Wilayah Sumut dan

(2)

PROSIDING

SEMINAR NASIONAL

DALAM RANGKA MEMPERINGATI HARI GURU

TEMA :

PENGUATAN KOMPETENSI GURU DALAM MEMBANGUN KARAKTER KEWARGANEGARAAN DI ERA GLOBAL

Gedung Digital Library Universitas Negeri Medan Sabtu, 28 November 2015

Editor: Halking Ramsul Nababan Zaka Hadikusuma Ramadhan

Fandi Setiawan

Penyelenggara : KERJASAMA ANTARA

(3)

PROSIDING

SEMINAR NASIONAL

DALAM RANGKA MEMPERINGATI HARI GURU

KERJASAMA ANTARA AP3KnI SUMUT dengan IMAPENDAS PPs UNIMED

Gedung Digital Library Unimed – Medan Sabtu, 28 November 2015

TEMA :

PENGUATAN KOMPETENSI GURU DALAM MEMBANGUN KARAKTER

KEWARGANEGARAAN DI ERA GLOBAL

Editor: Halking Ramsul Nababan Zaka Hadikusuma Ramadhan

Fandi Setiawan

Diterbitkan oleh :

Asosiasi Profesi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Indonesia (AP3KnI) Wilayah Sumut

Sekretariat AP3KnI Sumut FIS Unimed Jln. Willem Iskandar Psr V

Medan Estate 20222 Email: ap3knisumut@gmail.com

Laman: www.ap3knisumut.org Contact person : 082277255267

(4)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... KATA PENGANTAR ... DAFTAR ISI...

MAKALAH UTAMA

Pengembangan Kompetensi Guru Dalam Meningkatkakn Daya Saing di Era Global

Sapriya, ... Implementasi Pendidikan Karakter di Era Global.

Deny Setiawan, ...

MAKALAH PENDAMPING

Penguatan Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Pembangunan Karakter Bangsa di Era Global.

Halking, ...

Pengembangan Kemampuan Scientific Thinking Menyambut Satu Abad Indonesia.

Nirwana Anas, ...

Pengembangan Nilai Budaya Lokal Dalam Membangun Pendidikan Karakter di Sekolah. Nanik Hindaryatiningsih, ...

Kompetensi Pedagogik Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa.

Syahrum, ...

Efektifitas Penerapan Pendidikan Karakter di Indonesia Dalam Membangun Bangsa Yang Maju dan Beradab.

Hodriani, Sri Hadiningrum, ...

Membangun Budaya Demokrasi di Lingkungan Sekolah.

Nilasari Siagian, ...

Revitalisasi Kompetensi Guru Bidang Studi PPKn Dalam Mengajarkan Materi Pendidikan Hak Asasi Manusia Pada Matapelajaran PPKn.

Parlaungan Gabriel Siahaan, . ...

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Simulasi Mini Pemilu Pada Materi Budaya Demokrasi Dalam Menyambut Pilkada Serentak Tahun 2015.

Fandi Setiawan, . ... ...

Permasalahan dan Penataan Pendidikan Islam Menuju Pendidikan Yang Bermutu.

Manaon Batubara, ... ...

Proses Enkulturasi dan Pola Pendidikan Anak Masyarakat Etnis Cina di Medan Sumatera Utara.

Agung Suharyanto, ... ...

Penerapan Metode Pembelajaran Cooperative Learning Team Game (TGT) Untuk Menuntaskan Hasil Belajar Pendidikan Sejarah.

Subadi, ... ...

Bingkai Multikulturalisme Dalam Pendidikan Seni.

Wiflihani, ... ...

Demokrasi Sebagai Bentuk Kehidupan Bersama Dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara.

Anastasia Reni Widyastuti, ...

Profesionalisasi Guru Dalam Mengembangkan Otoritas Pembelajaran Untuk Membangun Karakter.

Daitin Tarigan, ... Penerapan Pendidikan Bilingual Sebagai Proses Penyerapan Bahasa Kedua Pada

Pembelajaran di Kelas.

Sri Henni Br Saragih, ...

Pembauran Pelbagai Bahasa Dalam Suatu Wilayah (Monolingual, Bilingual, Multilingual). Wahiddin Hasibuan, ...

(5)

Tantangan Pendidikan Islam di Era Global.

Ramli, ... Legenda Dapat Dijadikan Media Membangun Karakter Peserta Didik.

Suratno, ...

Peningkatan Hasil Belajar Dengan Tema Lingkungan Melalui Pendekatan Pembelajaran Tematik.

Donny Erikson Kaban, ...

Literasi Bahasa Indonesia Dalam Perspektif Pendidikan di Indonesia.

Zaka Hadikusuma Ramadan, ... Strategi Kepala Sekolah Dalam Melestarikan Lingkungan Hidup Melalui

Pendekatan Budaya Kearifan Lokal Sebagai Sumber Prestasi.

Ismawati Wahab, ...

Efektifitas Pelaksanaan Supervisi Klinis Dalam Meningkatkan Profesional Kepala Sekolah dan Guru.

Ainun Mardhiah, Teuku Salfiyadi, Rina Hafni Lubis ... Peranan Pendekatan Saintifik Dalam Membangun Karakter Bangsa.

Ridwan Syahputra, ...

Penerapan Model Pembelajaran Problem Posing Secara Berkelompok Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Tentang Pemberian Pakan dan Air Minum Unggas Pedaging.

Hasnawati, ...

Esensi Pendidikan dan Pembelajaran.

Syarbaini Saleh, ... Analisis Perencanaan Pembelajaran Ditinjau Dari Pendekatan Pembelajaran Saintifik. Syahidan Nurdin, ...

Peran Kompetensi Guru Dalam Membangun Karakter Bangsa Dalam Menjawab Tantangan di Era Globalisasi.

Atmawarni, ...

Metakognisi (Suatu Strategi Dalam Keberhasilan Belajar Peserta Didik.

Parlindungan Lubis, ...

Inovasi Kemampuan Guru Dalam Kegiatan Belajar Mengajar di Sekolah Dasar.

Lailatun Nur Kamalia, ... Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Prestasi Akademik Mahasiswa Program

Studi Pendidikan Ekonomi Universitas HKBP Nommensen.

Osco Parmonangan Sijabat, ... Bimbingan Anak Berkebutuhan Khusus Melalui Model Pendidikan Inklusi.

Eva Astuti Mulyani, Siti Quratul Ain ...

Peran Lesehan Kreativitas Dalam Penanggulangan Krisis Karakter Terhadap Anak Jalanan di Kota Medan.

Rizki Nurjehan, ... Penerapan Literasi Media Sebagai Perantara Penanaman Pendidikan Karakter Pada

Anak Sekolah Dasar.

Febrina Dafit, Elvina ...

Melestarikan Keterampilan Menulis Narasi Dengan Menggunakan Strategi Picture And Picture di Kelas IV Sekolah Dasar.

Faisal, ... Pengembangan Nilai Karakter Pada Anak Sekolah Dasar Sesuai Pancasila Sila

Kedua Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab.

Maulana Arafat Lubis, ...

Pengaruh Penyuluhan Terhadap Tingkat Pengetahuan Kesehatan Lingkungan.

Kasad, Elfida ...

Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Pendidikan Demokrasi Yang Berkarakter.

Roso Saputro, ... Penghasilan Dalam Perspektif Akuntansi Pajak dan Ekonomi.

Sotarduga Sihombing, ...

Pengaruh Volume Ekspor dan Impor Terhadap Peningkatan Pelemahan Nilai Tukar Mata Uang Lokal.

Parimin, M. Umar Maya Putra, Rosida Sitompul ...

(6)

Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Biologi.

Rukmini, ...

Analisis Implementasi Penanaman Karakter Dalam Kurikulum 2013.

Helminsyah, ...

Penerapan Model Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI) Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar.

Evi Dahliani Nasution, Tiurmaida Situmeang, Ermaliana Waruhu ...

Penggunaan Strategi Belajar Aktif Tipe Trading Place Untuk Meningkatkan Aktifitas Belajar Siswa Pada Matapelajaran PPKn.

Isma Yunita, ... Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah di SMA Kabupaten Aceh Utara 2015.

Reca, Siti Aisyah Hanim, Bustami, ...

Konsep Masyarakat Madani dan Pemerintahan Dalam Sistem Demokrasi.

Waliyul Maulana Siregar ... Perbedaan Kemampuan Menulis Narasi Dengan Strategi Pembelajaran Think

Talk Write dan Strategi Pembelajaran Langsung.

Faqih Hakim Hasibuan, ...

Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kinerja Guru.

Cut Aja Nuraskin, Hera Yanti, Fajriansyah ...

Implementasi Pendidikan Anti Korupsi Melalui Habituasi dan Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Membangun Karakter Siswa.

Apiek Gandamana ...

Kebebasan Berpendapat di Muka Umum Sebagai Wujud Pelaksanaan Demokrasi Dalam Kehidupan Bermasyarakat.

Henny Saida Flora, ... Deskripsi Pelaksanaan Pembelajaran Bagi Siswa Autis di SDIT Bintang Cendekia

Pekan Baru.

Otang Kurniaman, Melisa Indah Puspita ...

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Bervariasi Pada Bidang Studi PKn Pokok Bahasan Sistem Pemerintahan Desa.

Supiyansyah ... Peningkatan Hasil Belajar Melalui Pendekatan Realistik Pada Siswa Sekolah Dasar.

Ermaliana Waruhu, Evi Dahliani Nasution, Tiurmaida Situmeang ...

Pendidikan Karakter Bagi Mahasiswa.

(7)

PENGEMBANGAN NILAI BUDAYA LOKAL DALAM MEMBANGUN

PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH

Oleh:

Nanik Hindaryatiningsih

Universitas Halu Oleo Kendari e-mail: nani_unhalu@yahoo.co.id

Abstract

This study aimed to describe the cultural values of society Buton and development in building character education in schools. This study is a qualitative research approach of case studies conducted in communities and schools Buton in Southeast Sulawesi Baubau City in the year 2015. The data were collected through the study of documents, observation, in-depth interviews and field observations. Data analysis was performed through activity, data reduction, data display, inference, and verification. Examination of the validity of the data using triangulation techniques and discussions with colleagues. The result show findings of this study indicate that the value of culture in society culture Buton, is the value of respect, values of responsibility, the value of awareness are citizens, the value of fairness, honesty, concern, willingness to share the values, and the value of the trust. Buton community cultural values developed in schools in an effort to build character education through the intervention process and habituation.

Keywords:character education, schools, local cultural values.

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan nilai budaya masyarakat Buton dan pengembangannya dalam membangun pendidikan karakter di sekolah. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus yang dilakukan pada masyarakat Buton dan sekolah-sekolah di Kota Baubau Sulawesi Tenggara pada Tahun 2015. Data dikumpulkan melalui studi dokumen, observasi, wawancara mendalam, dan pengamatan lapangan.

Analisis data dilakukan melalui kegiatan, reduksi data, display data,

penyimpulan, dan verifikasi. Pemeriksaan keabsahan data menggunakan teknik triangulasi dan diskusi dengan teman sejawat. Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa nilai budaya dalam budaya masyarakat Buton adalah nilai

penghormatan, nilai tanggung jawab, nilai kesadaran berwarga negara, nilai keadilan, kejujuran, nilai kepedulian kemauan berbagi, dan nilai kepercayaan. Nilai budaya masyarakat Buton dikembangkan di sekolah dalam upaya membangun pendidikan karakter melalui proses intervensi dan habituasi.

(8)

A. Pendahuluan

Saat ini karakter bangsa Indonesia

se-dang menjadi sorotan dan diperbincangkan

oleh berbagai kalangan dalam masyarakat

karena dianggap mengalami degradasi.

Ge-jala degradasi karakter ditampakkan

me-lalui munculnya perilaku-perilaku yang

ti-dak sesuai dengan nilai-nilai budaya

bang-sa yang telah mentradisi di masyarakat

ber-abad-abad lamanya. Yang ditampakkan

oleh sebagian kalangan masyarakat adalah

perilaku yang jauh dari perilaku bangsa

yang bermartabat. Perilaku yang seakan

akan sudah tidak ada tatanan hukum positif.

Situasinya sesuai dengan istilah dalam ilmu

sosiologi, yaitu “anomie” (memudarnya

nilai-nilai yang berlaku dan tidak adanya

norma-norma/ nilai-nilai bersama

(Soe-kanto, 1993: 26). Memperhatikan kondisi

karakter bangsa yang memprihatinkan itu,

maka betapa makin disadari pentingnya

ka-rakter dalam upaya membangun dan

me-ngembangkan sumber daya manusia suatu

bangsa. Berbagai kajian dan fakta

menun-jukkan bahwa bangsa yang maju adalah

bangsa yang memiliki karakter kuat.

Nilai-nilai karakter tersebut adalah Nilai-nilai-Nilai-nilai

yang digali dari khasanah budaya yang

selaras dengan karakteristik masyarakat

se-tempat dan bukan “mencontoh” nilai-nilai

bangsa lain yang belum tentu sesuai dengan

karakteristik dan kepribadian bangsa

ter-sebut. Jepang menjadi bangsa yang maju

berkat keberhasilannya menginternalisasi

semangat nilai bushido yang digali dari

semangat nenek moyangnya (kaum

sa-murai). Korea Selatan menjadi bangsa yang

disegani di kawasan Asia, bahkan di dunia

berkat keberhasilannya menggali nilai-nilai

luhur yang tercermin dalam semangat

semaul undong. Demikian halnya China

dengan semangat confusianisme, dan

Jer-man denganprotestan ethicsnya.

Esensi kemajuan yang dicapai ber

-bagai bangsa tersebut menunjukkan bahwa

pembangunan karakter suatu bangsa di ma

-sa yang akan datang tidak dapat dilepaskan

dari aspek budaya yang selaras dengan

karakteristik masyarakat bangsa itu sendiri.

Budaya yang digali dari nilai-nilai budaya

bukanlah penghambat kemajuan dalam era

global, namun justru menjadi filter budaya

dan kekuatan transformasional yang luar

biasa dalam meraih kejayaan bangsa. Mem

-bangun karakter suatu bangsa di masa men

-datang dapat di mulai dari lingkup per

-sekolahan mengingat di lingkup generasi

muda mulai terjadi pergeseran nilai yang

cenderung jauh dari nilai budayanya. Upa

-ya menggali nilai-nilai buda-ya lokal meru

-pakan upaya strategis dalam membangun

karakter siswa dalam lingkup persekolahan.

Salah satu nilai budaya lokal yang

berkembang dan potensial dikembangkan

untuk membangun pendidikan karakter di

sekolah di Kota Baubau adalah nilai budaya

masyarakat Buton., Penelitian ini berupaya

(9)

-dung dalam budaya masyarakat Buton se

-bagai dasar dalam pembentukan karakter

bangsa pada umumnya dan landasan

mem-bangun pendidikan karakter pada khu

-susnya, dengan cara mengembangkan

nilai budaya lokal di sekolah menjadi

nilai-nilai karakter di sekolah.

B. Kajian Teori.

1. Nilai-nilai Budaya Lokal.

Istilah nilai-nilai budaya dapat di

-maknai sebagai keyakinan dan pandangan

hidup yang diakui bersama oleh suatu ke

-lompok masyarakat yang mencakup cara

berpikir, perilaku, sikap, pengetahuan, ke

-percayaan, adat istiadat, dan kebiasaan-ke

-biasaan lain yang dapat mempengaruhi si

-kap dan perilaku seseorang dan kelompok.

Colquit et.all. (2009: 292), mendefinisikan

tentang nilai-nilai budaya, “cultural values,

defined as shared beliefs about desirable

end states or modes of conduct in a given

culture”.

Nilai-nilai budaya merupakan salah

satu wujud dari kebudayaan. Budaya secara

universal, wujudnya sangat beraneka

ma-cam, ada yang merinci budaya sebagai

pe-ngetahuan, kepercayaan, nilai-nilai,

pan-dangan hidup, adat istiadat, kebiasaan, dan

perilaku yg saling berbagi dalam

masya-rakat tertentu. Kroeber dan Kluckhon

(2011), merinci bahwa dalam setiap budaya

mengandung tradisi, ide-ide, dan nilai-nilai

yang mengikat suatu masyarakat. Sistem

budaya di satu sisi digunakan sebagai

pro-duk tindakan dan di sisi lain digunakan

untuk rujukan melakukan tindakan

selan-jutnya. Nilai yang terkandung dalam

se-buah budaya tidak semua dapat dipandang

sama kedudukannya. Rahim (2011: 81),

membedakan berdasarkan sifat yakni ada

nilai utama dan tidak utama. Nilai-nilai

uta-ma tersebut banyak jumlahnya, tetapi tidak

semua nilai utama tersebut dapat di-anggap

penting. Mu’in (2011:211-212),

memeta-kan enam nilai utama. Enam nilai uta-ma

pada diri manusia yang dapat digunakan

untuk mengukur dan menilai karakter dan

perilakunya, terdiri: “(1) respect

(penghor-matan), (2) responsibility (tanggung

ja-wab), (3) citizenship-civic duty (kesadaran

berwar-ganegara), (4) fairness (keadilan

dan kejujuran), (5) caring (kepedulian dan

kemauan berbagi), (6) trustworthiness

(ke-percayaan)”. Dengan demikian, nilai-nilai

inti dari budaya dapat dijadikan sebagai

rujukan membangun pendidikan karakter

di sekolah.

2. Pengembangan Nilai Budaya Lokal Sebagai Landasan Membangun Pendidikan Karakter di Sekolah.

Nilai budaya lokal merupakan modal

untuk membangun dan membentuk

karak-ter luhur suatu masyarakat. Karakkarak-ter luhur

perlu dibentuk dan dibangun sejak usia

dini. Karakter luhur adalah watak bangsa

yang senantiasa bertindak dengan penuh

kesadaran, dan pengendalian diri. Menurut

(10)

berat-kan pada pembentuberat-kan kepribadian melalui

pengetahuan tentang moral, perasaan, dan

perilaku bermoral. Pembentukan karakter

siswa dapat dilakukan melalui pendidikan

karakter.

Menurut Elkind dan Sweet (2004),

Pendidikan karakter adalah segala sesuatu

yang dilakukan guru, yang mampu

mempe-ngaruhi karakter peserta didik. Guru

mem-bantu membentuk watak peserta didik”. Hal

ini mencakup keteladanan bagaimana

peri-laku guru, cara guru berbicara atau

me-nyampaikan materi, bagaimana guru

ber-toleransi, dan berbagai hal terkait lainnya.

Jika menilik dari tujuannya maka

pen-didikan karakter memiliki esensi yang sama

dengan pendidikan moral dan pendidikan

akhlak (Ramli dalam Aunillah, 2011:22).

Tujuan pendidikan karakter adalah

mem-bentuk pribadi peserta didik, supaya

men-jadi manusia, warga masyarakat, dan warga

negara yang baik sesuai dengan nilai-nilai

budaya masyarakat dan bangsannya. Oleh

karena itu, hakikat dari pendidikan

karak-ter dalam konteks pendidikan di Indonesia

adalah pendidikan nilai, yakni pendidikan

nilai-nilai luhur yang bersumber dari

buda-ya bangsa Indonesia. Pendidikan dan

kebu-dayaan memiliki keterkaitan yang sangat

kuat. Tilaar (2000: 56) menjelaskan bahwa

”Pendidikan merupakan proses pembu

-dayaan”.

Pendidikan karakter merupakan

ba-gian sangat penting dari keseluruhan

tata-nan sistem pendidikan nasional, untuk itu

harus dikembangkan dan dilaksanakan

se-cara holistik dalam tiga lingkungan

pendi-dikan, yakni satuan pendidikan (sekolah,

perguruan tinggi), keluarga, dan

masya-rakat. Setiap lingkungan pendidikan

meru-pakan suatu entitas pendidikan yang

me-ngembangkan nilai-nilai (nilai ideal, ni-lai

instrumental, dan nilai praksis) melalui

pro-ses intervensidanhabituasi (Budimansyah,

2010: 62).

C. Metode

Metode penelitian ini adalah pene

-litian kualitatif dengan pendekatan studi

kasus yaitu suatu penelitian empiris yang

menyelidiki fenomena didalam konteks

ke-hidupan nyata di suatu tempat. Penelitian

dilakukan pada dilakukan pada masyarakat

Buton dan Sekolah-Sekolah di Kota

Bau-bau Sulawesi Tenggara pada Tahun 2015.

Data yang diperoleh berupa informasi

ber-bentuk kata atau kalimat dan aktivitas atau

tindakan dari orang-orang yang menjadi

informan. Data dan informasi dikumpulkan

melalui wawancara mendalam dengan para

informan, melakukan observasi partisipan,

focus group discusion, dan studi

doku-mentasi. Sumber data adalah (1) dokumen

berupa data budaya dan pendidikan melalui

Dinas Pariwisata dan Dinas Pendidikan

Kota Baubau, dan (2) 25 orang informan,

terdiri atas pejabat dan staf Kantor Dinas

Pariwisata dan Dinas Pendidikan, tokoh

(11)

di Kota Baubau, para pengawas, kepala

sekolah, guru, orang tua murid, komite

se-kolah, dan siswa. Analisis data dilakukan

dengan teknik analisis yang dianjurkan

Miles dan Huberman, meliputi reduksi

da-ta, display dada-ta, penyimpulan, dan

verifi-kasi. Pengecekan keabsahan data

menggu-nakan teknik triangulasi dan diskusi dengan

teman sejawat. Pemeriksaan keabsahan

da-ta menggunakan beberapa kriteria, yaitu:

(1) validitas, (2) transferbilitas, (3)

depen-dalitas, dan (4) konfirmabilitas.

D. Hasil dan Pembahasan

1. Nilai Budaya Masyarakat Buton

Berdasarkan hasil wawancara,

ob-servasi, FGD dan analisis dokumen,

Ma-syarakat Buton memiliki budaya yang di

dalamnya mengandung banyak nilai, antara

lain: (1) penghormatan, (2) tanggung

ja-wab, (3) kesadaran berwarga negara, (4)

keadilan dan kejujuran, (5) kepedulian dan

kemauan berbagi, dan (6) kepercayaan.

Keenam nilai ini diacu dalam tata

ke-hidupan masyarakat Bu-ton yang biasanya

dikaitkan dengan adat-istiadatnya.

Adapun ke enam nilai dijabarkan:

(1)pertamanilai penghormatan.; (2)kedua,

nilai tanggung Jawab; (3) ketiga, nilai

ke-sadaran dan sikap berwarga negara; (4)

keempat, nilai keadilan dan kejujuran; (5)

kelima, nilai kepedulian dan kemauan

ber-bagi; (6) keenam, nilai kepercayaan.

Dika-takan nilai utama karena telah bersinergi

dan menyatu dengan kebudayaan Buton

se-hingga dapat digunakan sebagai acuan

da-lam membangun pendidikan karakter di

sekolah (Rahim, 2011: 81). Keenam nilai

ini oleh Mu’in (2011: 211-212) dianggap

sebagai enam pilar penting karakter

manusia.

2. Pengembangan Nilai-nilai Budaya Buton dalam Pembangunan Pen-didikan Karakte di Sekolah

Hasil temuan di lapangan

pengemba-ngan ke enam nilai-nilai budaya lokal

masyarakat Buton ditransformasi untuk

di-gunakan sebagai nilai-nilai karakter di

se-kolah-sekolah di Kota Baubau dilakukan

dengan cara menginternalisasikan nilai

da-lam setiap program intrakurikuler seperti

menginternalisasikan dalam kegiatan

bela-jar mengabela-jar (KBM) di kelas dengan cara

mengintegrasikan nilai-nilai tersebut dalam

mata pelajaran yaitu menggali nilai sesuai

materi ajar atau isi kurikulum. Dalam

proses pembelajaran para guru

menggu-nakan media pembelajaran dalam

menyam-paikan pengetahuan nilai, seperti media

film, media gambar, nyanyian, puisi-puisi

yang berisi nasehat dan pesan-pesan

mo-ral). Selanjutnya para siswa diminta untuk

mengidentifikasi nilai-nilai yang

terkan-dung dalam media tersebut. Untuk lebih

jelasnya nilai-nilai budaya Buton yang

di-kembangkan di sekolah-sekolah Kota

(12)

\

Gambar 1. Alur Pengembangan Nilai-Nilai Budaya Masyarakat Buton dalam

Membangun Pendidikan Karakter di Sekolah Di Kota Baubau

Falsafah“Man Arafa Nafsahu Faqad

Arafa Rabbahu

(Nilai Tanggung Jawab)

Nafsahu/kemanusiaan

(Falsafah bhinci-bhinciki kuli )

Rabbahu(Ketuhanan)

Falsafah hukum jihad fiy sabilillah

PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KARAKTER DI SEKOLAH

Nilai tanggung

jawab KeadilanNilai

Kejujuran

Nilai Kepedulian

Dan mau Berbagi

Nilai Kepercayaan

Nilai Kesadaran

Berwarga Negara

Ekstrakurikuler, Pengkondisian lingkungan sekolah, kegiatan rutin, kegiatan spontanitas, dan pembiasaan keteladanan

Nilai Penghormatan

NILAI-NILAI BUDAYA LOKAL

Pandangan Hidup Masyarakat Buton

Kepercayaan dan Upacara Tradisi Masyarakat Buton

•Upacara Siklus Hidup Manusia

•Upacara tradisi Kepercayaan

•Upacara tradisi Agama Islam

Falsafah Gau

Sistem Nilai

Adat-Istiadat Masyarakat Buton

Nilai Penghormatan Nilai Kesadaran

Bernegara

Nilai Keadilan dan Kejujuran

Nilai Kepercayaan

Falsafah Pombala

Sistem Politik Sistem Kemasyarakatan

Nilai Kepedulian dan Kemauan berbagi

Intrakurikuler Intervensi

(13)

Dari hasil temuan di lapangan

dipe-roleh kesimpulan bahwa nilai-nilai budaya

Buton dikembangkan dalam upaya

mem-bangun pendidikan karakter di sekolah

me-lalui proses Intervensi dan habituasi.

Ke-giatan intervensi dilakukan oleh guru

dengan menginternalisasikan nilai pada

materi pelajaran melalui media seperti

nyanyian, syair, puisi, dan cerita.

Penyam-paian nilai kepada siswa seperti itu relevan

dengan tradisi masyarakat Buton dalam

mendidik anak-anaknya. Masyarakat Buton

menggunakankhabanti. Khabantioleh

ada-lah syair atau puisi yang berisi nasehat

atau-pun pesan-pesan moral. Khabanti oleh

ma-syarakat Buton digunakan untuk menasehati

anaknya, dan memberi pemahaman tentang

hakekat hidup yang sebenarnya. Selain

syair, masyarakat Buton menggunakan

Nyanyian. Nyanyian ini oleh masyarakat

Buton sering diperdengarkan pada saat

upa-cara tradisi seperti nyanyian maludhu

di-nyanyikan pada pelaksanaan upacara

tradi-si Maulid Nabi Muhammmad. Masyarakat

Buton juga menggunakan cerita (tula-tula)

dalam mendidik anak-anak-nya. Tula-tula

ini digunakan sebagai pengantar tidur anak

-anak mereka.Tula-tulaadalah cerita

berte-makan pesan-pesan moral yang bersifat

mendidik. Dengan demikian, baikkhabanti,

nyanyiam ataupun tula-tula digunakan

sebagai media penenaman budi pekerti

ke-pada para generasi muda. Karena dalam

khabanti wolio, nyanyian, ataupun tula-tula

syarat berisi pesan-pesan moral dan nasehat

tentang hakekat hidup manusia.

Pengem-bangan nilai-nilai budaya masyarakat Buton

yang diadaptasi dalam pendidikan karakter

di sekolah dengan menggunakan media

baik puisi, nyanyian, cerita dapat

mencer-daskan kecerdasan moral siswa. Setiawan

(2013: 9-11), mengemukakan bahwa dalam

mening-katkan kecerdasan moral siswa,

gu-ru dapat mendesain model pendidikan

ka-rakter berbasis kecerdasan moral melalui

model pembelajaran VCT (Values Clari

-fication Technique). Model pembelajaran

VCT merancang pengkondisian moral (mo

-ral conditioning), aplikasi melatih moral

(moral training) dan aplikasi melatih moral

(moral training). Melalui VCT, peserta

didik dilatih untuk menentukan nilai-nilai

hidup yang tepat sesuai dengan tujuan

hi-dupnya dan menginternalisasikannya ke

da-lam pribadi sebagai pedoman dada-lam

ber-nalar, bersikap dan berperilaku moral.

Mo-del pembelajaran VCT memiliki peran yg

sangat besar dalam mencerdaskan

kecer-dasan moral anak. Nilai-nilai hidup yang

te-pat untuk peserta didik telah diidentifikasi

oleh Pusat Kurikulum. (2009: 9) sebanyak

18 nilai yang bersumber dari agama,

Pan-casila, budaya, dan tujuan pendidikan

na-sional yang dapat dikembangkan lewat

pen-didikan. Hasil identifikasi tersebut

menun-jukkan bahwa pendidikan karakter dapat

digali dari berbagai adat istiadat, dan sistem

(14)

seperti ke 6 (enam) nilai-nilai hidup yang

terdapat dalam budaya masyarakat Buton.

Ke enam nilai tersebut menurut Mu’in

(2011: 211-212) merupakan nilai penting

dalam membentuk karakter manusia.

De-ngan demikian, jelaslah upaya dalam

mem-bangun pendidikan karakter disekolah akan

lebih efektif jika nilai-nilai diadaptasi dari

budaya masyarakat lingkungan sekolah.

Nilai-nilai tersebut akan lebih mudah

dipa-hami peserta didik karena telah tumbuh dan

mengakar dalam lingkungan peserta didik.

Selain melalui proses intervensi,

pe-ngembangan nilai budaya Buton dilakukan

melalui habitualisasi yaitu melalui proses

penciptaan aneka situasi dan kondisi yang

berisi aneka penguatan yang

memung-kinkan peserta didik pada satuan

pendidi-kannya, di rumahnya, di lingkungan

masya-rakatnya, membiasakan berperilaku sesuai

nilai dan menjadikan perangkat nilai yang

telah diinternalisasi melalui proses olah

ha-ti, olah pikir, olah raga, dan olah karsa.

Wu-jud implementasinya bisa melalui kegiatan

ekstrakurikuler, kebiasaan rutin,

pengkon-disian, kegiatan spontan dan keteladanan.

Dengan membiasakan para siswa

berperi-laku baik, maka para siswa tersebut akan

senang untuk berbuat kebaikan. Seperti yg

dikemukakan oleh Lickona (1992: 60),

when people love the good, they take

pleasure in doing good.

E. Simpulan dan Rekomendasi

Falsafah hidup, adat-istiadat, tradisi,

sistem kemasyarakatan, sistem politik

ma-syarakat Buton memiliki dimensi karakter

secara komprehensif terkait dengan

pem-bentukan karakter bangsa dalam

hu-bungannnya dengan Tuhan, manusia, dan

alam. Melalui pengembangan nilai-nilai

bu-daya lokal dalam membangun pendidikan

karakter di sekolah diharapkan tercipta

sistem pendidikan yang mampu

menyiap-kan sumberdaya manusia berkualitas dan

siap bersaing di era global, namun tetap

memiliki nilai-nilai karakter, kepribadian,

moral, dan etika yang sesuai dengan

nilai-nilai bangsanya. Di samping itu, melalui

pendidikan karakter berbasis nilai budaya

lokal di-harapkan potensi dan kekayaan

daerah dapat dikembangkan secara optimal

bagi kepentingan masyarakat. Menjadi

tugas lembaga pendidikan untuk

mengem-bangkan nilai-nilai budya lokal dalam

upa-ya membangun karakter generasi bangsa.

Namun peran ini tidak akan terealisasi

de-ngan baik jika tidak ada dukude-ngan dari

pemerintah daerah, untuk sama-sama

ber-jalan sinergis dalam pembangunan bangsa

melalui pembangunan budaya. Khusus di

Kota Baubau pembangunan budaya

meru-pakan pilar ke empat dari program

pem-bangunan Tampil Mesra. Peran strategis

tersebut akan memberikan dampak optimal

apabila disertai dengan strategi

(15)

pendidikan sebagai pranata utama

pengem-bangan sumberdaya manusia memiliki

tang-gungjawab dan peran strategis untuk

me-rumuskan strategi yang tepat dalam

meng-internalisasi nilai-nilai tersebut.

F. Ucapan Terima Kasih

Ucapan terima kasih disampaikan

ke-pada H. A.S Thamrin S.H., M.H, Dr. Roni

Muhtar, M.Pd, Drs. H.Masri, M.Pd, dan Dr.

Deny Setiawan, M.Si atas sumbangsih

pe-mikiran, masukan, dan dialog tentang

sepu-tar tema budaya Buton dan pendidikan

karakter sehingga tulisan ini dapat

berwu-jud menjadi sebuah artikel. Semoga kerja

sama itu dapat memberikan kebaikan dan

bermanfaat bagi dunia pendidikan.

G. Daftar Pustaka

Aunillah, I.N. 2011. Panduan Menerapkan

Pendidikan Karakter di Sekolah. Yogyakarta: Laksana.

Budimansyah, D. 2010. Penguatan

Pendidikan Kewarganegaraan Untuk

Membangun Karakter Bangsa.

Bandung: Widya Aksara Press.

Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi

Kementerian Pendidikan Nasional.

(2010). Desain Induk Pendidikan

Karakter.

Hall, B. 1973. Value Clarification as

LearningProcess. New York: Paulist Press.

Kesuma, dkk. 2011. Pendidikan Karakter

Kajian Teori dan Praktik Di Sekolah,. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Lickona, T. 1992. Educating Character:

How Our Schools Can Teach Respect

and Responsibility. New York:

Bantam Book.

Mu’in, F. 2011. Pendidikan Karakter:

Konstruksi Teoretik dan

Praktik.Yogyakarta: Ar-Ruzz

Media.

Rahim, A. R. 2011. Nilai-nilai Utama

Kebudayaan Bugis. Yogyakarta:

Penerbit Ombak.

Setiawan, D. 2013. Peran Pendidikan

Karakter dalam Pengembangan

Kecerdasan Moral. Jurnal Pendidikan

Karakter, Tahun III, Nomor 1, Februari.

Kementerian Pendidikan Nasional. 2009.

Pengembangan dan Pendidikan

Budaya dan Karakter Bangsa: Pedoman Sekolah.

Soekanto, S. 1993. Kamus Sosiologi. Edisi

Baru. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Sumaatmadja, N. 2005. Manusia Dalam

Konteks Sosial Budaya dan

Lingkungan Hidup. Bandung:

Alfabeta.

Sugiharto, B. 2008. Humanisme Humaniora

Relevansinya Bagi Pendidikan.

Yogyakarta dan Bandung: Jalasutra.

Sujarwa. 1999. Manusia dan Fenomena

Budaya Menuju Perspektif Moralitas Agama. Yogyakarta: Universitas Ahmad Dahlan.

Turi, La Ode. 2007. Esensi Kepemimpinan

Bhinci-Bhinciki Kuli (Suatu

Tinjauan Budaya Kepemimpinan

Lokal Nusantara). Kendari:

Khazanah Nusantara.

Tilaar, H.A.R. 2000. Pendidikan,

Kebudayaan, dan Masyarakat

Madani Indonesia. Bandung:

Rosdakarya.

Zuhdi, S. 2010. Sejarah Buton yang

Terabaikan Labu Rope Labu Wana.

Gambar

Gambar 1. Alur Pengembangan Nilai-Nilai Budaya Masyarakat Buton dalamMembangun Pendidikan Karakter di Sekolah Di Kota Baubau

Referensi

Dokumen terkait

hidayah, dan karunia- Nya sehingga skripsi yang berjudul “ Upaya Meningkatkan Kemandirian dan Prestasi Belajar Siswa Melalui Permainan Monopoli Dengan Menggunakan

Metode kontrak selesai digunakan perusahaan dalam pengakuan pendapatan, karena kontrak yang dimiliki perusahaan dengan klien adalah kontrak jangka pendek serta

PENERAPAN STRATEGI METAKOGNISI MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF UNTUK MENGETAHUI PROFIL METAKOGNISI DAN PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA SMA PADA MATERI..

Dalam penelitian Analisis Pengetahuan Dan Perilaku Merokok Terhadap Kesehatan Remaja Pada Mahasiswa Semester VI Di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universidade Da Paz 2014 peneliti

Seperti sifat air yang cair dan mengalir dan kegunaannya dalam keseharian sebagai sarana untuk membersihkan sesuatu, tidak heran jika air digunakan sebagai simbol penyucian dan

Studi pengaruh infiltrasi air hujan terhadap kestabilan lereng... Technical Note: Preliminary estimation

kecepatan longsor semakin tinggi intensitas curah hujan maka semakin. rendah kecepatan longsor tersebut hingga konstan pada nilai

Dari hasil uji pengenalan, PCA terbukti dapat diaplikasikan pada sistem pengenalan plat nomor kendaraan dengan tingkat keberhasilan yang baik untuk jarak dan posisi