iii ABSTRAK
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI GANGGUAN MENSTRUASI PADA SISWI KELAS 2 SMA “X” KOTA BANDUNG
TAHUN 2015
Firina Adelya Sinaga, 2015.
Pembimbing I : July Ivone, dr.,MKK.,MPd.Ked Pembimbing II : Cherry Azaria D, dr..MKes
Gangguan menstruasi adalah salah satu masalah kesehatan reproduksi yang sering dialami oleh perempuan dan dapat mengganggu kualitas hidup. Gangguan yang sering terjadi antara lain gangguan pada siklus menstruasi, gangguan lamanya perdarahan, dysmenorrhea, dan premenstrual syndrome.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor risiko gangguan menstruasi, yaitu usia menarche, status gizi, dan stres.
Penelitian ini menggunakan metode survey-analitik dengan desain cross-sectional. Penelitian dilakukan pada 160 remaja putri SMA “X” kelas 2, menggunakan kuesioner untuk setiap responden.
Dari seluruh responden dengan rentang usia 16-17 tahun didapatkan usia rata-rata usia menarche pada rentang usia 12-14 tahun (83,1%). Kebanyakan responden memiliki indeks massa tubuh normal (81,9%) dan mengalami stres (61,9%). Jarak antara dua periode menstruasi dan lamanya perdarahan yang dialami responden adalah 21-45 hari (86,3%) dan 5-10 hari (86,2%). Sebanyak 78,8% responden mengalami dysmenorrhea primer dan total 98,1% mengalami premenstrual syndrome. Berdasarkan hasil uji statistik Chi-square didapatkan adanya hubungan yang bermakna antara stres dengan gangguan menstruasi dengan p<0,05. Namun ternyata tidak didapatkan hubungan antara usia menarche dan status gizi dengan gangguan menstruasi.
Kesimpulan dari penelitian ini yaitu terdapat adanya hubungan stres dengan gangguan menstruasi.
Kata Kunci : Gangguan menstruasi, kejadian stres, status gizi, usia menarche
iv
ABSTRACT
FACTORS OF THE MENSTRUAL DISORDER AT 2nd GRADE HIGH
SCHOOL OF SMA “X” FEMALE STUDENTS BANDUNG 2015
Firina Adelya Sinaga, 2015.
Tutor I : July Ivone, dr.,MKK.,MPd.Ked Tutor II : Cherry Azaria D, dr..MKes.
Menstrual disorder is one of the reproductive health problems that are often experienced by women and can decrease quality of life. Disorders that often happen include menstrual irregularity, prolonged menstrual bleeding, dysmenorrhea and premenstrual syndrome.
The aim of this research is to determine risk factors of menstrual disorder, including age at menarche, nutritional status, and stress.
Survey analytic method with cross - sectional design were used and conducted on 160 adolescent girl in 2nd grade high school that given questionnaire for each subjects.
The subjects between 16 - 17 years old, the mean age of menarche was 12-14 years (83,1%). Most subjects had normal body mass index (81,9%) and stress (38,1%). The duration between two periods and the menstrual flow were 21-45 days (86,3%) and 5-10 days (86,2%), respectively. The highest proportion of the menstrual disorder of the subjects at category primary dysmenorrhea (78,8%) and premenstrual syndrome (98,1%). Based on Chi-square statistic test, there were correlation between the level of stress and menstrual disorder with p<0,05. But no correlation between age of menarche and nutritional status with menstrual disorder.
Conclusion of this research conclude that there is a correlation between the level of stress and menstrual disorder
Key Words: Menstrual disorders, prevalence of stress, nutritional status, age of menarche
vii DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN ... i
SURAT PERNYATAAN ... ii
ABSTRAK ... iii
ABSTRACT ... iv
KATA PENGANTAR ... v
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 3
1.3 Maksud dan Tujuan ... 3
1.3.1 Maksud. ... 3
1.3.2 Tujuan ... 3
1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah ... 4
1.4.1 Manfaat akademik ... 4
1.4.2 Manfaat praktis ... 4
1.5 Landasan Teori ... 4
1.6 Hipotesis ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi Alat Reproduksi Bagian Dalam pada Perempuan ... 7
2.2 Fisiologi Sistem Hormon Perempuan ... 7
2.3 Fisiologi Siklus Ovarium ... 9
2.4 Fisiologi Siklus Endometrium dan Menstruasi ... 12
2.5 Pengaturan Umpan-balik Sistem Hipotalamus-Hipofisis-Ovarium ... 13
2.6 Kelainan Menstruasi ... 15
2.6.1 Gangguan menurut siklus... 15
viii
2.6.2 Gangguan menurut volume dan lamanya perdarahan ... 16
2.6.3 Dysmenorrhea ... 17
2.6.4 Premenstrual Syndrome (PMS) ... 18
2.7 Tanda-tanda adanya masalah dalam menstruasi ... 21
2.8 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Menstruasi ... 21
2.9 Faktor Risiko yang Memengaruhi Gangguan Menstruasi ... 22
2.9.1 Stres ... 22
2.9.2 Status Gizi ... 25
2.9.3 Menarche ... 27
2.9.4 Aktivitas Fisik ... 28
2.10 Remaja ... 29
BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan bahan yang digunakan ... 31
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 31
3.3 Subjek Penelitian ... 31
3.4 Prosedur Penelitian ... 31
3.4.1 Variabel Penelitian ... 32
3.4.2 Definisi Operasional ... 32
3.5 Prosedur pemilihan sampel... 34
3.6 Rancangan penelitian ... 34
3.7 Instrumen penelitian ... 34
3.8 Pengolahan dan analisis data ... 35
3.9 Aspek Etik Penelitian ... 35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 37
4.1.1 Gambaran sebaran usia responden ... 37
4.2 Analisis Univariat ... 37
4.2.1 Status Gizi ... 37
4.2.2 Usia menarche ... 38
ix
4.2.3 Kejadian stres ... 39
4.2.4 Gangguan Siklus Menstruasi ... 40
4.2 5 Gangguan Lamanya Perdarahan ... 41
4.2.6 Dysmenorrhea ... 42
4.2.7 Premenstrual syndrome ... 42
4.3 Analisis Bivariat ... 43
4.3.1 Hubungan kejadian stres, status gizi dan usia menarche dengan gangguan siklus menstruasi ... 43
4.3.2 Hubungan kejadian stres, status gizi dan usia menarche dengan gangguan lamanya menstruasi ... 46
4.3.3 Hubungan kejadian stres, status gizi dan usia menarche dengan dysmenorrhea primer ... 49
4.3.4 Hubungan kejadian stres, status gizi dan usia menarche dengan premenstrual syndrome ... 52
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 55
5.2 Saran ... 55
5.2.1 Bagi Responden ... 55
5.2.2 Bagi Peneliti lain ... 56
DAFTAR PUSTAKA ... 57
LAMPIRAN ... 62
RIWAYAT HIDUP ... 74
x
[image:6.595.111.512.164.664.2]DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Gejala pada Premenstrual syndrome ... 19
3.1 Kategori Status Gizi Remaja ... 33
3.2 Pembagian skor berdasarkan DASS-42 ... 33
4.1 Sebaran usia responden ... 37
4.2 Distribusi karakteristik responden berdasarkan status gizi ... 38
4.3 Distribusi karakteristik responden berdasarkan usia menarche ... 38
4.4 Distribusi karakteristik responden berdasarkan kejadian stres ... 39
4.5 Distribusi karakteristik responden berdasarkan tingkat stres ... 40
4.6 Distribusi karakteristik responden berdasarkan siklus menstruasi ... 40
4.7 Distribusi karakteristik responden berdasarkan lamanya perdarahan ... 41
4.8 Distribusi karakteristik responden berdasarkan Dysmenorrhea primer ... 42
4.9 Distribusi karakteristik responden berdasarkan premenstrual syndrome ... 42
4.10 Tabel Distribusi frekuensi hubungan kejadian stres, status gizi dan usia menarche dengan gangguan siklus menstruasi pada responden ... 43
4.11 Distribusi frekuensi hubungan kejadian stres, status gizi dan usia menarche dengan gangguan lamanya menstruasi pada responden ... 47
4.12 Distribusi frekuensi hubungan kejadian stres, status gizi dan usia menarche dengan dysmenorrhea primer pada responden...49
4.13 Distribusi frekuensi hubungan kejadian stres, status gizi dan usia menarche dengan premenstrual syndrome pada responden...52
xi
[image:7.595.112.518.162.614.2]DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman 1.1 Patogenesis gangguan menstruasi ... 5 2.1 Perkiraan konsentrasi gonadotropin plasma dan
hormon-hormon ovarium selama siklus seks normal perempuan ... 8 2.2 Hubungan antara level hormon dan siklus ovarium dan
perubahan endometrium ... ...11 2.3 Fase pertumbuhan endometrium dan menstruasi pada setiap
siklus seks bulanan perempuan ... 13 2.4 Pengaturan umpan balik poros hipotalamus-hipofisis-ovarium pada
perempuan...14
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1 Data Responden ... 62
2 Komisi Etik Penelitian. ... 69
3 Dokumentasi ... 70
4 Lembar Kuesioner ... 71
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Menstruasi merupakan proses alamiah yang terjadi pada setiap perempuan
sebagai tanda bahwa organ reproduksi sudah berfungsi matang (Kusmiran, 2014).
Menstruasi adalah perdarahan dari uterus yang terjadi secara periodik dan siklik.
Hal ini disebabkan karena pelepasan (deskuamasi) endometrium akibat hormon
ovarium (estrogen dan progesteron) mengalami penurunan, terutama progesteron,
pada akhir siklus ovarium, biasanya dimulai sekitar 14 hari setelah ovulasi.
Salah satu masalah kesehatan reproduksi yang sering dialami oleh wanita dan
merupakan masalah utama dalam masyarakat adalah gangguan menstruasi.
Gangguan yang sering terjadi antara lain siklus menstruasi yang tidak teratur,
gangguan volume menstruasi baik perdarahan yang lama atau abnormal,
gangguan nyeri atau dysmenorrhea, atau sindroma pramenstruasi. Durasi siklus
menstruasi rata-rata adalah 28 hari. Pada sebagian wanita, didapatkan siklus
menstruasi yang panjang dan dapat berlangsung hingga 35 hari, tetapi durasi ini
sangat bervariasi pada setiap wanita. Jumlah darah yang keluar rata-rata 30-40mL
dengan rentang 3 - 10 hari lamanya menstruasi (Sasaki, 2014). Pada penelitian di
Saudi Arabia, menyatakan prevalensi tinggi pada dysmenorrhea di kelompok
mahasiswi berkisar 38,1%, frekuensi siklus tidak teratur (80,7%), durasi
menstruasi tidak teratur (43,8%), polymenorrhoe (37,5%), oligomenorrhoe
(19,3%) dan premenstrual syndrome (54,0%) (Karout, Hawai, & Altuwaijiri,
2012). Dalam penelitian Rigon F, et al (2012) pada 4.892 remaja perempuan
Italia, menyatakan dalam sampel populasinya didapatkan perempuan dengan
gangguan siklus menstruasi < 21 hari sebanyak 3,0%, >35 hari sebanyak 3,4%
dan gangguan lamanya perdarahan yang berlangsung singkat (<4 hari) sebanyak
3,2%, dan perdarahan yang lama (>6 hari) sekitar 19%. Sedangkan angka kejadian
untuk gangguan lain yang berhubungan dengan menstruasi meliputi nyeri
abdomen atau dysmenorrhea sebanyak 56% dari total sampel. Sedangkan
2
penelitian di Jakarta Timur, gangguan yang terbanyak meliputi gangguan lain
yang berhubungan dengan menstruasi sebanyak 91,7% diantaranya meliputi
sindrom pramenstruasi sebanyak 75,8%, diikuti gangguan lama menstruasi
sebanyak 25,0% dan gangguan siklus menstruasi sebanyak 5,0% (Sianipar, et al.,
2009).
Gangguan menstruasi merupakan indikator penting dalam kesehatan fungsi
sistem reproduksi karena berkaitan erat dengan tingkat fertilitas.
Gangguan-gangguan proses menstruasi seperti lamanya siklus menstruasi dapat
menimbulkan risiko penyakit kronis (Kusmiran, 2014). Oleh sebab itu diperlukan
pengetahuan dan evaluasi secara dini terkait gangguan menstruasi ini. Jika
gangguan tidak ditangani, dapat memengaruhi kualitas hidup karena
menyebabkan ketidaknyamanan dalam aktivitas sehari-hari dan mungkin dapat
menjadi masalah serius. Dampak dari gangguan menstruasi yang kronis dapat
menyebabkan infertilitas, atau anemia bila didapatkan perdarahan yang hebat dan
osteoporosis dini.
Penyebab gangguan menstruasi dapat dikarenakan kelainan biologik dan
kelainan psikologik. Faktor-faktor lain yang berpengaruh dalam gangguan
menstruasi yaitu stress, status gizi, usia, dan aktivitas fisik. Adanya
ketidakseimbangan dalam hormonal, alat reproduksi yang belum matur, dan
perkembangan psikis yang masih labil, hal ini lebih rentan terjadi pada remaja
wanita sehingga gangguan menstruasi lebih umum dialami. Remaja merupakan
masa transisi dari anak menuju dewasa, dimana pada masa-masa ini mengalami
tahap pertumbuhan dan perkembangan secara fisik maupun psikis. Ketidaksiapan
remaja menghadapi perubahan pada dirinya sendiri, mengakibatkan gangguan
psikis yang akhirnya menyebabkan gangguan fisiknya (Lestari, 2013).
Perubahan emosional seperti stres, dimana dalam prosesnya melibatkan sistem
neuroendokrin yang dapat memicu terjadinya gangguan menstruasi. Stres
psikologis menyebabkan perubahan sistemik dalam tubuh, yaitu terjadinya
peningkatan Corticotropic Releasing Hormone (CRH) sehingga menghambat
stimulus sekresi GnRH oleh hipotalamus dan memengaruhi proses menstruasi.
Selain itu juga, adanya pengaruh gizi terhadap pertumbuhan dan perkembangan
3
fungsi reproduksi. Jika terdapat gangguan pada gizi yaitu gizi yang kurang atau
berlebih akan mengganggu fungsi reproduksi, fungsi ovulasi, perubahan kadar
hormon steroid serta gangguan pematangan folikel yang berdampak pada
gangguan haid (Paath, Rumdasih, & Heryati, 2014).
Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang
faktor-faktor yang memengaruhi gangguan menstruasi pada siswi kelas 2 di SMU “X” tahun 2015.
1.2Identifikasi Masalah
1) Bagaimana gambaran status gizi, usia menarche, dan kejadian stress pada
responden.
2) Bagaimana gambaran responden mengenai siklus menstruasi, lamanya
perdarahan, dysmenorrhea, dan premenstrual syndrome pada responden.
3) Apakah terdapat hubungan antara stress dengan gangguan menstruasi pada
responden.
4) Apakah terdapat hubungan antara status gizi dengan gangguan menstruasi
pada responden.
5) Apakah terdapat hubungan antara usia menarche dengan gangguan
menstruasi pada responden.
1.3Maksud dan Tujuan
1.3.1 Maksud: mengetahui faktor – faktor yang memengaruhi gangguan
menstruasi.
1.3.2 Tujuan:
Mengetahui distribusi responden dengan gangguan menstruasi pada
siswi SMA “X”.
Mengetahui distribusi frekuensi kejadian stress, status gizi dan usia
menarche.
4
Menganalisis hubungan antara kejadian stress, status gizi dan usia
menarche terhadap gangguan menstruasi.
1.4Manfaat Karya Tulis Ilmiah
1.4.1 Manfaat akademik:
Memberikan informasi mengenai gambaran gangguan menstruasi serta
faktor – faktor yang memengaruhi gangguan menstruasi pada remaja putri.
1.4.2 Manfaat praktis:
Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai hal-hal yang dapat
memengaruhi gangguan menstruasi.
1.5Landasan Teori
Penyebab gangguan menstruasi merupakan multifaktorial, dimana adanya
integrasi dari berbagai faktor seperti stres, status gizi dan usia menarche yang
dapat menjadi penyebab terjadinya gangguan menstruasi.
Stres menyebabkan kadar kortisol dalam tubuh meningkat. Hal ini
menyebabkan kerja hormon estrogen dan progesteron terganggu melalui
penghambatan GnRH, sehingga estrogen yang berperan penting untuk terjadinya
menstruasi tidak dihasilkan di sel granulosa ovarium sehingga menyebabkan
munculnya gangguan siklus menstruasi dan gangguan lamanya menstruasi.
Perubahan hormon secara cepat juga dapat menimbulkan gangguan premenstrual
syndrome. Selain itu, penurunan progesteron secara mendadak dalam darah akan
mengaktivasi jalur cyclooxygenase sehingga sintesis prostaglandin meningkat
yang menyebabkan munculnya dysmenorrhea akibat kontraksi uterus dan iskemik
pembuluh darah.
Status gizi dilihat dari obesitas, underweight, atau status gizi normal
dipengaruhi oleh persen lemak tubuh. Hal tersebut berpengaruh terhadap tingkat
sekresi dan keseimbangan hormon reproduksi yang mengatur menstruasi. Status
5
gizi yang tidak normal akan menyebabkan sistem metabolisme dalam tubuh
bekerja dengan tidak baik dan risiko terjadi gangguan siklus menstruasi dan
gangguan lamanya menstruasi akibat penurunan fungsi reproduksi (Gambar 1.1).
Usia menarche yang dini akan mengalami siklus anovulasi pada 3 tahun
pertama post menarche yang biasanya menyebabkan siklus menstruasi terganggu.
Dikatakan bahwa perempuan yang mengalami menarche dini kemungkinan
mengalami perubahan siklus menstruasi dan dipengaruhi oleh diet makanan,
aktivitas fisik dan stres psikologi. Gangguan menstruasi yang paling banyak
muncul antara lain polymenorrhoe, oligomenorrhoe, dan dysmenorrhea.
Gangguan ini lebih sering terjadi diantara remaja perempuan dan akan berkurang
3-5 tahun setelah terjadi menstruasi pertama (Lee, 2013). Teori menyebutkan
bahwa alat reproduksi wanita harus berfungsi sebagaimana mestinya. Namun bila
menarche terjadi pada usia lebih awal dari normal, di mana alat reproduksi belum
siap untuk mengalami perubahan, dan masih terjadi penyempitan pada leher
rahim, maka akan menimbulkan dysmenorrhea (O, Sirait, Hiswani, & Jemadi,
2014).
[image:13.595.113.510.303.711.2]
Gambar 1.1 Patogenesis terjadinya gangguan menstruasi
6 1.6Hipotesis
1) Terdapat hubungan antara stres dengan gangguan menstruasi pada responden.
2) Terdapat hubungan antara status gizi dengan gangguan menstruasi pada
responden.
3) Terdapat hubungan antara usia menarche dengan gangguan menstruasi pada
responden.
55 BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Kesimpulan yang didapatkan dari hasil analisis univariat dan bivariat, dapat
dijabarkan :
1. Dari 160 responden didapatkan sebagian besar berusia 16 tahun, dengan
kategori gizi normal, gambaran usia menarche terbanyak pada rentang usia
12-14 tahun dan mengalami stres pada kebanyakan responden.
2. Kebanyakan responden mengalami siklus menstruasi teratur selama 21-35
hari, lama perdarahan selama 5-10 hari, dan mengalami dysmenorrhea primer
pada 126 responden, premenstrual syndrome sebanyak 157 responden.
3. Terdapat hubungan yang bermakna antara stres dengan gangguan menstruasi.
4. Tidak terdapat hubungan antara status gizi dengan gangguan menstruasi.
5. Tidak terdapat hubungan antara usia menarche dengan gangguan menstruasi.
5.2 Saran
5.2.1 Bagi Responden
1) Agar responden mencatat jadwal setiap muncul menstruasi sehingga dapat
lebih memahami serta waspada terhadap tanda-tanda adanya masalah dalam
menstruasi yang perlu dikonsultasikan kepada dokter.
2) Responden dapat memahami cara mengatasi stres sehingga untuk responden
yang mengalami gangguan menstruasi dapat berkurang.
3) Responden yang mengalami gangguan dalam status gizi dapat diperbaiki
dengan mengurangi berat badan, melakukan olahraga, dan menambah asupan
makanan sehat dan bergizi bagi responden dengan kategori underweight.
56 5.2.2 Bagi Peneliti lain
1) Penelitian mengenai faktor risiko yang berhubungan dengan gangguan
menstruasi perlu dilakukan lagi untuk mengetahui faktor apa yang paling
berpengaruh, dilihat dari faktor stres, status gizi dan usia menarche.
2) Diharapkan dapat dipertimbangkan untuk melakukan penelitian dengan
jumlah responden yang lebih banyak dan lebih bervariasi.
3) Untuk penelitian terhadap variabel stres, dapat menggunakan alat ukur
kuesioner lainnya selain DASS-42 dan untuk penelitian terhadap index massa
tubuh, dapat dilakukan dengan langsung mengukur berat badan dan tinggi
badan responden.
57
DAFTAR PUSTAKA
Adnyani, NKW. 2013. Hubungan Status Gizi Dengan Siklus Menstruasi Pada Remaja Putri Kelas X Di SMA PGRI 4 Denpasar. Retrieved from http://ojs.unud.ac.id/index.php/coping/article/download/6126/4617. Diakses tanggal 18 Oktober 2015
American Academy of Pediatrics Committee on Adolescence. 2009.Menstruation in Girls and Adolescents: Using the Menstrual Cycle as a Vital Sign.,
http://www.acog.org/Resources-And-Publications/Committee- Opinions/Committee-on-Adolescent-Health-Care/Menstruation-in-Girls-and-Adolescents-Using-the-Menstrual-Cycle-as-a-Vital-Sign., 8 November 2015.
Anai, T., Miyazaki, F., Tomiyasu, T. and Matsuo, T. 2001. Risk of irregular menstrual cycles and low peak bone mass during early adulthood associated
with age at menarche. Pediatrics International, 43(5):483-8.
doi: 10.1046/j.1442-200X.2001.01442.x
Andri. 2015. Bagaimana stres bermula & dampaknya pada gejala fisik., http://www.klikdokter.com/healthnewstopics/health-topics/bagaimana-stres-bermula-dampaknya-pada-gejala-fisik., 25 Agustus 2015.
Asrinah, Syarifah, J., & Suciyanti. 2011. Menstruasi dan Permasalahannya. Yogyakarta: Pustaka Panasea.
Banjarnahor, H. D. 2013. Pengaruh Tingkat Stres Terhadap Gambaran Siklus Menstruasi pada Mahasiswi S1 Keperawatan Reguler Jalur A Universitas
Sumatera Utara. Retrieved from
http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/48415.
Bano, R., & Al Mulyhan, K.A. 2014. Study on the prevalence of premenstrual syndrome and its relationship with age at menarche, anthropometric measure and anemia. International Journal of Innovative Research in Science & Engineering, 5(2): 329-337
Berek, J. S. 2007. Berek & Novak's Gynecology (14th ed). Stanford: Lippincott Williams & Wilkins.
Bianchin, L., Bona, G., Bozzola, M., Buzi, F., Sanctis, V., Sanctis, C. D., et al. 2014. Onset of menstrual cycle menses features among secondary school girls in Italy: A questionnaire study on 3,878 students. Indian Journal of Endocrinology and Metabolism , 7 (18): 84-92.
Black Dog Institute. 2014. DASS-21. Retrieved from
http://www.blackdoginstitute.org.au/search/index.cfm?q=dass-21. Diakses Januari 2015
58
Callahan, T. L., & Caughey, A. B. 2009. Blueprint Obstetrics and gynecology (5th ed) p.213. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
Centers for Disease Control and Prevention (CDC). 2015. Physical activity and health. Retrieved from http://www.cdc.gov/physicalactivity/basics/pa-health/index.htm
Chang, PJ., Chen, PC., Hsieh, CJ., Chiu, LT. 2009. Risk factors on the menstrual cycle of healthy Taiwanese College nursing students. Aust N Z J Obstet Gynaecol, 49 (6): 689-94.Retrieved from
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/20070725
Chunaeni, S. 2008. Menghadapi sindrom pre menstruasi pada remaja putri. Holistik-Jurnal studi Ilmu Kesehatan , 1 (1); 45-50
Damayanti, siti. 2013. Faktor-faktor yang berhubungan dengan premenstrual syndrome pada mahasiswa D-IV kebidanan di sekolah tinggi ilmu kesehatan
U’Budiyah Banda Aceh. Skripsi
Dieny, F. F. 2014. Permasalahn Gizi pada Remaja Putri. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Drake, R. L., Vogl, A. W., Mitchell, A. W. 2014. Gray Dasar-Dasar Anatomi. Singapura: Elsevier
Edge, V., & Miller, M. 1994. Women's Health Care. USA: Mosby.
Felicia, Hutagaol, E., & Kundre, R. 2015. Hubungan status gizi dengan siklus menstruasi pada remaja putri di PSIK FK Unsrat Manado. ejournal Keperawatan (e-Kp), 1 (3): 1-5.
Hall, J. E. 2011. Guyton dan Hall Buku Ajar Fisiologi Kedokteran ed. 12. Singapore: Elsevier.
Hawari, D. 2008. Stres Cemas dan Depresi. Jakarta: FKUI.
Isnaeni, Desty Nur. 2010. Hubungan Antara Stres dengan Pola Menstruasi Pada Mahasiswa D IV Kebidanan Jalur Reguler Universitas Sebelas Maret. Retrieved from http://core.ac.uk/download/pdf/12345251.pdf
Jemadi, Purba, F. S., & Sarumpaet, S. M. 2013. Faktor-faktor yang berhubungan dengan dismenore pada siswi SMK Negeri 10 Medan tahun 2013. Gizi, Kesehatan reproduksi dan epidemiologi , 5 (2).
Karout, N., Hawai, S., & Altuwaijiri, S. 2012. Prevalence and pattern of menstrual disorders among Lebanese nursing students. Eastern Mediterranean Health Journal , 18 (4).
59
Khodakarami, B., Masoomi, S. Z., Faradmal, J., Nazari, M., Saadati, M., Sharifi, F., et al. 2015. The severity of dysmenorrhea and its relationship with body mass index among female adolescent in Hamada, Iran . Journal of Midwifey & Reproductive Health , 4(3): 444-450.
Kusmiran, E. 2014. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta: Salemba Medika.
Lowdermilk, D. L., & Perry, S. E. 2007. Maternity & Women's Health Care ed.9. USA: Mosby Elsevier.
Lestari, N. M. S. D. 2013. Pengaruh dismenore pada remaja. In Prosiding Seminar Nasional MIPA, 1 (3): 326-327
Mesarini, B. A., & Astuti, V. W. 2013. Stress dan Mekanisme Koping terhadap Gangguan Siklus Menstruasi pada Remaja Putri. Jurnal STIKES , 6 (1), 39-40.
Moreno, Megan A., Clark, Liana Roxanne., Giesel, Ann E. 2015. Premenstrual Syndrome., http://emedicine.medscape.com/article/953696-overview#a6., 14 agustus, 2015.
Nagma, S., Kapoor, G., Bharti, R., Batra, A., Aggarwal, A., et al. 2015. To evaluate the effect of perceived stress on menstrual function.Journal of clinical and diagnostic research, 9(3): Qc01-Qc03
Namsa, A. M., Palandeng, H., & Kallo, V. D. 2015. Hubungan status gizi dengan sindrom pre menstruasi pada remaja putri di SMA Frater Don Bosco Manado. e-Journal Keperawatan (eKp) , 3(3): 1-5.
Novia, I., & Puspitasari, N. 2008. Faktor Risiko yang Memengaruhi Kejadian Dismenore Primer. The Indonesian Journal of Public Health, 4 , 96-104.
Nugroho, d. T. 2012. OBSYGN: Obstetri dan Ginekologi. Yogyakarta: Nuha Medika.
O, D. S., Sirait, Hiswani, & Jemadi. 2014. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian dismenore pada siswi SMA Negeri 2 Medan tahun 2014. Gizi, Kesehatan Reproduksi dan Epidemiologi , 4 (1): 1-10.
Octaviani, R., & Widyaningsih, H. 2013. Perbandingan status gizi normal dan obesitas pada wanita dewasa awal terhadap siklus menstruasi di wilayah kerja puskesmas Glagah Kulon Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus. Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Masyarakat-STIKES Cendekia Utama Kudus , 2 (1) : 17.
60
Paath, E. F., Rumdasih, Y., & Heryati. 2014. Gizi dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta: EGC.
Pinasti, S., Gunadi, & Anggraini, M. T. 2014. Hubungan antara tingkat stres dengan siklus menstruasi pada siswi kelas 2 di SMAN 1 Kendal. Jurnal Kedokteran Muhammadiyah , 2 (1)
Primaditya, Vanda. 2015. Perbedaan angka kejadian gangguan menstruasi antara mahasiswi semester II, IV, dan VI berdasarkan tingkat beban aktivitas. Retrieved from
http://ws.ub.ac.id/selma2010/public/images/UserTemp/2015/04/16/20150416 121832_2340.doc . Diakses tanggal 2 Desember 2015
Priyanti, S., & Mustikasari, A. D. 2014. Hubungan tingkat stres terhadap dismenore pada remaja putri di madrasah aliyah mamba'ul ulum awang-awang mojosari mojokerto. Hospital Majapahit , 2 (6) : 1-9
Putrie, H. C. 2014. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan, Usia Menarche, Lama Menstruasi Dan Riwayat Keluarga Dengan Kejadian Dismenore Pada Siswi Di SMP N 2 Kartasura Kabupaten Sukoharjo (Doctoral dissertation,
Universitas Muhammadiyah Surakarta). Retrieved from
http://eprints.ums.ac.id/30517/2/02._ARTIKEL_PUBLIKASI.pdf
Rakhmawati, A., & Dieny, F. F. 2013. Hubungan obesitas dengan kejadian gangguan siklus menstruasi pada wanita dewasa muda. Jurnal of Nutrition College , 1 (2): 214-222
Rapkin, A. j., & Akopians, A. L. 2012. Pathophysiology of premenstrual syndrome and premenstrual dysphoric disorder. Post Reprod Health, 2 (18): 52-59
Rigon, F., Sanctis, V. D., Bernasconi, S., Bianchin, L., Bona, G., Bozzola, M., et al. 2012. Menstrual pattern and menstrual disorders among adolescents: an update of the Italian data. Italian Journal of Pediatrics , 38:38. Retrieved from http://www.ijponline.net/content/38/1/38
Sasaki, K. J. 2014. Menstruation disorder. Dipetik Januari 20, 2015, Retrieved from http://emedicine.medscape.com/article/953945-overview
Septyani, S., & Indarwati, L. 2014. Pengaruh status gizi dan olahraga terhadap derajat dismenore. Jurnal Kebidanan , 2 (6): 57-66
Setiawati, S. E. 2015. Pengaruh stress terhadap siklus menstruasi pada remaja. J Majority. 1 (4): 94-98
61
Sheela, J., Sunita, G., Savita, S., & Sulbha, J. 2014. Association of body mass index with menstrual cycle irregularities in women between 16 – 40 year age. Panacea Journal of Medical Sciences , 1 (4): 59-60.
Sherwood, Lauralee. 2010. Human physiology 7th edition. USA:Cengage learning
Sianipar, O., Bunawan, N. C., Almazini, P., Calista, N., Wulandari, P., Rovenska, N., et al. 2009. Prevalensi Gangguan Menstruasi dan Faktor-faktor yang Berhubungan pada Siswi SMU di Kecamatan Pulo Gadung Jakarta Timur. Maj Kedokt Indon , 7 (59) : 309-4.
Silvana, Putri Dwi. 2012. Hubungan antara karakteristik individu, aktivitas fisik, dan konsumsi produk susu dengan dysmenorrhea primer pada mahasiswi FIK dan FKM UI Depok tahun 2012. Skripsi: retrieved from http://lib.ui.ac.id
Sood, M., Devi, A., Azlinawati, Daher, A. M., Razali, S., Nawawi, H., et al. 2012. Poor correlation of stress levels and menstrual patterns among medical students. Journal of ASIAN Behavioural Students , 7 (2): 60-64.
Sundberg, N., Winebarger, A., & Taplin, J. 2007. Psikologi Klinis; Perkembangana Teori, Praktik & Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
The American College of Obstetricians and Gynecologists. 2015. Premenstrual
Syndrome (PMS).,
http://www.acog.org/-/media/For-Patients/faq057.pdf?dmc=1&ts=20150814T1004260931., 14 agustus, 2015. ____________. 2015. Dysmenorrhea: Painful Periods.,
http://www.acog.org/-/media/For-Patients/faq046.pdf?dmc=1&ts=20150810T1255238905., 14 agustus, 2015.
Wang, L., Wang, X., Wang, W., Chen, C., Ronnenberg, A. G., Guang, W., et al. 2004. Stress and dysmenorrhoea: a population based prospective study. Occup Environ Med , 1021-1026.
World Health Organization. 2015. BMI-for-age (5-19 years).,
http://www.who.int/growthref/who2007_bmi_for_age/en/