Oleh Weni Tri Sasmi NIM. 409331056
Program Studi Pendidikan Kimia
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS KIMIA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Weni Tri Sasmi dilahirkan di kota Kisaran pada hari Rabu tanggal 8
Januari 1992. ayah bernama Subiatno dan Ibu bernama Yusriati. penulis
merupakan anak ketiga dari lima bersaudara. Pada tahun 1997 penulis duduk di
bangku pendidikannya yakni di SD Negeri 014685 Kisaran dan menyelesaikan
pendidikan Sekolah Dasar pada tahun 2003. Pada tahun 2003 pula penulis
melanjutkan pendidikannya ke jenjang selanjutnya yakni SMP Negeri 1 Kisaran
dan tamat pada tahun 2006. Kemudian penulis terus melanjutkan pendidikannya
kejenjang berikutnya yaitu SMA Negeri 1 Kisaran dan lulus pada tahun 2009, dan
pada tahun itu pula penulis diterima sebagai mahasiswa di salah satu PTN di
Sumatera Utara yakni Universitas Negeri Medan Fakultas Matematika dan Ilmu
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, atas segala rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“Perbandingan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Yang Diajar Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Dengan TipeTwo Stay Two
Stray Pada Pokok Bahasan Hidrokarbon”. Adapun penyusunan skripisi ini
merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada
Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Negeri Medan.
Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Ibu
Dra. Nurmalis, M.Si sebagai dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak
memberikan bimbingan dan saran kepada penulis sejak awal seminar proposal,
pelaksanaan penelitian sampai dengan pengolahan data hingga penyusunan skripsi
ini dapat selesai. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada ibu Dra. Anna
Juniar,M.Si, bapak Drs. Rahmat Nauli, M.Si danibu Lisnawaty Simatupang,
S.Si,M.Si, yang telah memberikan masukan dan saran-saran demi kesempurnaan
penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih disampaikan kepada Bapak Drs.
Jamalum Purba, M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik dan kepada seluruh
Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Kimia FMIPA UNIMED yang
telah membantu penulis.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada sekolah SMK Tamansiswa
Kisaran yaitu Bapak Ki. H. S. Sukarjo, BA yang telah memberikan izin penelitian
di sekolah yang bersangkutan dan kepada Bapak Wakil Kepala Sekolah, ibu Erika
Prasiska S.Pd selaku guru kima, Guru-Guru dan Para Pegawai SMK Tamansiswa
Kisaran yang telah banyak membantu penulis selama proses penelitian
berlangsung.
Teristimewa saya sampaikan terima kasih kepada orang tua tercinta :
Ayahanda Subiatno dan Ibunda Yusriati yang telah mencucurkan segala keringat,
menjadi anak yang sholeh/sholeha dan tidak pernah lelah selalu memanjatkan
do’a demi selesainya studi penulis, kakak dan adik tersayang, dan terbaik saya, Ade Yulia Novianti,AmKeb, Dedi Aidil Anwar Harahap SE, Serda Frastowi
Dewanto, Anggria Lestami dan Fertika Yuliandari yang telah banyak membantu
dan memberi semangat penulis, dan tak lupa kepada Aswar Zuhri S.Pd yang telah
banyak memberi motivasi dan semangat. Kepada teman-teman seperjuangan yaitu
Afifah Fauziyah S.Pd, Syahwina, Suherman, Ardianti, Mia, Risa, Nisa, Rika,
Pendidikan Kimia Eks’09 dan semua teman yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah memberikan nasihat, menjadi sahabat yang terbaik dan
memberikan doa kepada saya dalam menyelesaikan studi di Unimed.
Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian
skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak terdapat kelemahan baik dari
segi isi mau pun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik
yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnaannya skripsi ini. Kiranya
isi skripsi ini dapat bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.
Medan, Januari 2014 Penulis,
Weni Tri Sasmi
Perbandingan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Yang Diajar
Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Make A Match Dengan Tipe Two Stay Two Stray
Pada Pokok Bahasan Hidrokarbon
Weni Tri Sasmi (NIM. 409331056) ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan aktivitas dan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make A
Match dengan tipe Two Stay Two Stray serta untuk mengetahui hubungan antara
aktivitas dan hasil belajar pada pokok bahasan hidrokarbon. Populasi dalam penelitian ini adalah kelas XII SMK Tamansiswa Kisaran, yang berjumlah 2 kelas dan setiap kelas terdiri dari 20 siswa. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 2 kelas yang diambil secara sampling jenuh (sensus). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar dalam bentuk pilihan berganda dengan jumlah soal sebanyak 20 soal yang telah dinyatakan valid dan reliabel serta lembar observasi aktivitas. Dari hasil perhitungan uji hipotesis pada dk 38 taraf nyata 0,05 menunjukkan bahwa hipotesis 1 (Ho diterima) yang berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipeMake a Match dibandingkan dengan yang diajar model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray, thitung ttabel (0,406 2,026). Hipotesis 2 (Ha diterima) yang berarti terdapat perbedaan aktivias yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match dibandingkan siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe
Two Stay Two Stray, thitung ttabel (2,408 2,026). Dari hasil perhitungan aktivitas
dengan uji korelasi, hipotesis 3 kelas eksperimen I (Make a Match) rhitung rtabel (0,208 0,444) Ho diterima sehingga tidak terdapat hubungan antara aktivitas terhadap hasil belajar siswa pada kelas eksperimen I. Dan hipotesis 4 kelas eksperimen II (Two Stay Two Stray) rhitung rtabel (0,305 0,444) Ho diterima yang
DAFTAR ISI
1.1Latar Belakang Masalah 1
1.2Ruang Lingkup Masalah 5
1.3Batasan Masalah 5
2.1.1 Belajar Dan Hasil Belajar 9
2.1.2 Jenis-Jenis Belajar 10
2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar 11 2.2 Model Pembelajaran Kooperatif 12 2.2.1 Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif 12 2.2.1 Perbedaan Pembelajaran Kooperatif Dengan Pembelajaran
Tradisional 15
2.3 Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match 16 2.4 Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray 18
2.5 Keaktifan Belajar 21
2.6 Hidrokarbon 22
2.7 Kerangka Konseptual 42
2.8 Hipotesis Penelitian 43
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 45
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 45
3.3 Variabel Penelitian Dan Instrumen Penelitian 46
3.4 Rancangan Penelitian 51
3.5 Prosedur Penelitian 52
3.6 Teknik Analisis Data 55
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 59
4.1 Hasil Penelitian 59
4.1.1 Analisa Data Hasil Penelitian 59
4.1.5 Pembahasan 69
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 74
5.1 Kesimpulan 74
5.2 Saran 75
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Silabus 79
Lampiran 2 : Rencana Pembelajaran Pengajaran (RPP) 81 Lampiran 3 : Instrumen Penelitian (Sebelum di Validasi) 92
Lampiran 4 : Kunci Jawaban 100
Lampiran 5 : Kisi-Kisi Soal Instrumen Tes (Sebelum di Validasi) 101 Lampiran 6 : Instrumen Penelitian (Setelah di Validasi) 105 Lampiran 7 : Lembar Kerja Siswa 110 Lampiran 8 : Kisi-Kisi Soal Instrumen Tes (Setelah di Validasi) 111 Lampiran 9 : Pedoman Penskoran Aktivitas 115 Lampiran 10 : Lembar Observasi Aktivitas Siswa 116 Lampiran 11 : Nilai Observasi Aktivitas Siswa 118 Lampiran 12 : Perhitungan Data Aktivitas Siswa 124 Lampiran 13 : Tabel Validasi Instrumen Tes 128 Lampiran 14 : Perhitungan Validasi Tes 129 Lampiran 15 : Tabel Reliabilitas Instrumen Tes 131 Lampiran 16 : Perhitungan Reliabilitas Tes 132 Lampiran 17 : Tabel Tingkat Kesukaran Dan Daya Beda 133 Lampiran 18 : Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes 134 Lampiran 19 : Tabel Daya Beda Butir Tes 135 Lampiran 20 : Perhitungan Daya Beda Butir Tes 136 Lampiran 21 : Data Hasil Belajar 138 Lampiran 22 : Perhitungan Rata-rata, Standar Deviasi
1
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terjadi pada saat ini
menuntut tersedianya sumber daya manusia berkualitas untuk menghadapi
persaingan global. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dalam
menentukan masa depan suatu bangsa. Berkat pendidikan dapat dihasilkan sumber
daya manusia yang berkualitas tinggi. Hal ini sejalan dengan misi pendidikan
nasional yang ditetapkan Depdiknas 2005/2006 yaitu mewujudkan pendidikan
yang mampu membangun insan Indonesia yang cerdas, komprehensif dan
kompetitif. Makna insan cerdas komprehensif meliputi cerdas spiritual, cerdas
emosional dan sosial, cerdas intelektual dan cerdas jasmani (Depdiknas, 2006).
Kimia sebagai bagian dari sains diajarkan untuk tujuan yang lebih khusus
yaitu membekali peserta didik dengan pengetahuan, pemahaman dan sejumlah
kemampuan yang disyaratkan untuk memasuki jenjang yang lebih tinggi serta
mengembangkan ilmu dan teknologi. Oleh karena itu, pembelajaran hendaknya
menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui
penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah juga
menjadi salah satu bidang ilmu yang harus dikuasai. Namun pada kenyataannya
pelajaran kimia masih dianggap mata pelajaran yang susah, karena pelajaran
kimia memerlukan pemahaman, penjelasan dan pemaparan yang komperehensif
sehingga tidak menimbulkan miskonsepsi bagi siswa.
Kenyataan tersebut juga tampak berdasarkan hasil observasi awal yang
dilakukan kepada guru bidang studi kimia di SMK Tamansiswa Kisaran
menunjukkan bahwa : aktifitas siswa dalam belajar kimia di dalam kelas masih
rendah, hal demikian disebabkan oleh metode pembelajaran yang ditetapkan guru
belum sesuai untuk membiasakan siswa lebih aktif dalam proses belajar mengajar
dan mengembangkan keterampilan sosialnya. Pembelajaran kimia masih banyak
dalam kelas yaitu dengan mendengarkan ceramah dan mengerjakan soal yang
diberikan guru tanpa disertai adanya keinginan dan minat belajar untuk
memahami materi yang diajarkan guru. Hal demikian berdampak pada rata-rata
hasil belajar siswa yang rendah. Dari hasil ujian semester siswa kelas XII SMK
Tamansiswa Kisaran rata-rata formatif siswa adalah 67 yang dinilai masih kurang
dari standar ketuntasan yaitu 75. Hal ini menjadikan mata pelajaran kimia menjadi
salah satu mata pelajaran yang sangat penting untuk diperhatikan.
Suasana yang timbul dari metode pembelajaran Cooperative Learning
bisa memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencintai pelajaran dan
sekolah/guru. Dalam kegiatan-kegiatan yang menyenangkan ini, siswa merasa
lebih terdorong untuk belajar dan berpikir menurut (Lie. A, 2004). Berdasarkan
permasalahan yang muncul, maka untuk memecahkan masalah pembelajaran
tersebut, peneliti menetapkan alternatif tindakan untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran, agar dapat mendorong keterlibatan siswa dalam pembelajaran dan
meningkatkan kreativitas guru. Peneliti menggunakan perbandingan model
pembelajaran kooperatif tipe Make A Match dan tipe Two stay two stray.
Keunggulan dari model pembelajaran kooperatif tipe make a match ini adalah
menciptakan suasana belajar aktif dan menyenangkan, dimana suasana
kegembiraan akan tumbuh dalam proses pembelajaran dan meningkatkan motivasi
belajar karena materi pembelajaran yang disampaikan lebih menarik perhatian
siswa, sedangkan keunggulan dari model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay
Two Stray adalah munculnya suasana belajar yang aktif dan tidak membuat siswa
bosan dalam pembelajaran, adanya kerjasama yang baik antar siswa dan rasa
tanggungjawab terhadap tugas yang diberikan dan lebih menjaga ketertiban kelas.
Tidak semua model pembelajaran tersebut cocok digunakan untuk
menyampaikan materi-materi dalam Kimia. Jika dilakukan perbandingan 2 model
pembelajaran terhadap suatu materi Kimia akan menunjukkan peningkatan hasil
belajar yang berbeda. Untuk itu, perlu diperhatikan kesesuaian antara model
pembelajaran dengan materi yang diajarkan. Seperti halnya antara model
pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray (dua tinggal dua tamu) dan tipe
Beberapa hasil penelitian terdahulu tentang penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe Make A Match dalam kegiatan pembelajaran antara lain adalah
penelitian yang yang telah dilakukan oleh Manik (2012), menyatakan bahwa
peingkatan hasil belajar pada model pembelajaran kooperatif tipe make a match
menggunakan media handout pada pokok bahasan hidrokarbon di kelas X SMA
Methodist-8 Medan adalah sebesar 30,43%. Peningkatan hasi belajar kimia siswa
dengan model pembelajaran kooperatife tipe make a match sebesar 66,39%
sedangkan dengan metode konvensional sebesar 49,34%. Jadi selisih peningkatan
kelas eksperimen dengan kelas control sebesar 17,05%, hal ini disebabkan karena
proses pembelajaran kooperatif tipe make a match bukan hanya transfer
pengetahuan dari guru ke siswa, tetapi siswa ikut terlibat dalam setiap
pembelajaran dan lebih aktif dalam permainan dan diskusi menurut
(Sigalingging,2011).
Hasil penelitian yang berkaitan dengan model pembelajaran kooperatif
tipe make a match diambil dari jurnal pendidikan kimia yang dilakukan oleh
Wydiagustina (2012) di Universitas Riau pendidikan Kimia menyatakan bahwa
besarnya peningkatan prestasi belajar siswa adalah sebesar 6,3 % melalui
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe make a match pada pokok bahasan
redoks. Prestasi belajar siswa kelas XI SMA Negeri Kebakkramat tahun pelajaran
2011/2012 adalah sebesar 57,78 % menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe make a match pada materi koloid, penelitian yang dilakukan oleh
(Purnamasari,2012) Universitas Sebelas Maret.
Beberapa riset telah dilakukan berkaitan dengan model pembelajaran
kooperatif tipe Two Stay Two Stray yang dilakukan oleh Hasibuan (2011) dari
Universitas Negeri Medan, menyatakan bahwa hasil belajar kimia siswa melalui
model pembelajaran kooperatif tipe TSTS lebih tinggi dibandingkan dengan hasil
belajar kimia siswa melalui pegajaran secara konvensional, yaitu 69 % dan 56 %,
bahwasannya keaktifan siswa berhubungan lurus dengan hasil belajar siswa,
dimana siswa yang skor keaktifannya tinggi maka nilai hasil belajar yang
diperoleh juga tinggi. Purba (2011) dari universitas Negeri Medan, menyatakan
belajar pada mata pelajaran kimia koloid, setelah diberi tindakan berupa
penerapan pembelajaran dengan menggunakan model TSTS. Peningkatan hasil
belajar di kelas eksperimen 70,00% sedangkan di kelas kontrol 46,32 %. Dari nilai
rata-rata aktivitas belajar siswa kelas eksperimen= 67,92 dan nilai rata-rata
aktivitas belajar siswa dikelas control=49,46.
Hasil penelitian yang berkaitan dengan model pembelajaran kooperatif
tipe Two Stay Two Stray diambil dari jurnal pendidikan kimia. Penelitian yang
dilakukan oleh Nola (2012) Universitas Riau menyatakan bahwa peningkatan
persentase siswa yang mencapai ketuntasan belajar dari 16,67% menjadi 44,44%
melalui model pembelajaran kooperatif tipe TSTS pada pokok bahasan struktur
atom, sistem periodik dan ikatan kimia.
Berdasarkan uraian diatas, mengenai kaitan antara hasil belajar siswa yang
sangat erat hubungannya dengan kesesuaian dan ketepatan penggunaan model
pembelajaran terhadap suatu materi, penulis tertarik melakukan penelitian tentang
1.2Ruang Lingkup Masalah
Penelitian ini akan mengkaji mengenai penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe Make A Match, penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
Two Stay Two Stray (TSTS) dan perbedaannya terhadap aktivitas siswa dan hasil
belajar kimia SMK.
1.3 Batasan Masalah
Agar masalah yang diteliti tidak meluas, maka peneliti membatasi
masalah. Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Peneliti ini membandingkan model pembelajaran kooperatif Make a Macth
dengan Two Stay Two Stray terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa
2. Materi yang di ajarkan pada siswa adalah hidrokarbon yang di laksanakan di
kelas XII SMK
3. Hasil belajar yang akan diukur dengan menggunakan ranah kognitif C1-C3
4. Aktivitas siswa dibatasi pada aktivitas diskusi belajar
1.3Rumusan Masalah
Berdasarkan pada uraian latar belakang, ruang lingkup masalah, dan
batasan masalah maka rumusan masalah yaitu:
1. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar kimia siswa
yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
Make A Match dibandingkan dengan hasil belajar kimia siswa yang
diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two
Stray (TSTS)?
2. Apakah terdapat perbedaan aktivitas siswa yang diajarkan dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match
dibandingkan dengan aktivitas siswa yang diajarkan dengan model
3. Apakah ada hubungan antara aktivitas terhadap peningkatan hasil belajar
siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
Make A Match?
4. Apakah ada hubungan antara aktivitas terhadap peningkatan hasil belajar
siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two
Stay Two Stray (TSTS)?
1.4Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan
penjelasan tentang :
1. Mengetahui ada perbedaan yang signifikan hasil belajar kimia siswa
yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
Make A Match dibandingkan dengan hasil belajar kimia siswa yang
diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray
(TSTS).
2. Mengetahui ada perbedaan aktivitas siswa yang diajarkan dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match
dibandingkan dengan hasil belajar kimia siswa yang diajar dengan model
pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS).
3. Mengetahui ada hubungan antara aktivitas terhadap hasil belajar siswa
yang diajar menggunakan model kooperatif tipe Make A Match.
4. Mengetahui ada hubungan antara aktivitas terhadap hasil belajar siswa
yang diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay
Two Stray (TSTS).
1.5Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi berbagai pihak :
1. Bagi Peneliti
Meningkatkan pemahaman, pengetahuan wawasan dan menambah
Two Stay Two Stray yang dapat di jadikan bekal untuk menjadi guru yang
propesional dan berkualitas
2. Bagi Guru
Sebagai masukan dalam perbaikan mutu pendidikan dengan menerapkan
model pembelajaran kooperatif tipe Make A Macth dan tipe Two Stay Two
Stray
3. Bagi pelajar
Penelitian ini dapat menjadi suatu bahan ataupun pedoman dalam
peningkatan hasil belajar
4. Bagi sekolah
Sebagai bahan masukan dan bahan referensi bagi peneliti berikutnya yang
melakukan penelitian yang ada hubungannya dengan peneliti
1.6Defenisi Operasional a. Aktivitas
Aktivitas belajar adalah kegiatan belajar diskusi siswa yang diamati oleh
seorang observer pada saat pembelajaran berlangsung dengan pokok bahasan
Hidrokarbon. Penilaian aktivitas diskusi siswa dinilai dari unsure-unsur kooperatif
yang meliputi saling ketergantungan positf, tanggungjawab perseorangan, tatap
muka, komunikasi antar anggota, dan evaluasi proses kelompok.
b. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian,
sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan atau yang dimaksud dengan hasil belajar
ialah suatu kinerja (performance) yang diindikasikan sebagai suatu kemampuan
yang telah diperoleh.
c. Model
Secara umum istilah model diartikan sebagai pola pendekatan yang
digunakan sebagai pedoman dalam melakukan suatu kegiatan atau model
adalahsuatu perencanaan atau pola yang digunakan sebagai pedoman dalam
d. Model Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang
memberikan kesempatan kepada para siswa melaksanakan kegiatan belajar
bersama dengan kelompok kecil secara heterogen (antara 3-5 siswa), menekankan
adanya kerjasama antar siswa dalam kelompoknya untuk mencapai tujuan belajar.
e. Model Kooperatif Tipe Make A Match
Model pembelajaran kooperatif tipe make a match merupakan teknik
dimana siswa mencari pasangan kartu yang dimiliki oleh masing-masing siswa
sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang
menyenangkan
f. Model Kooperatif Tipe TSTS
Model pembelajaran koopertif tipe TSTS adalah salah satu model
pembelajaran kooperatif yang memberi kesempatan kepada kelompok untuk
membagi hasil dan informasi dengan kelompok lain, dimana dalam satu kelompok
terdiri dari empat siswa yang nantinya dua siswa bertugas sebagai pemberi
informasi dari tamunya, dan dua siswa lagi bertamu ke kelompok yang lain secara
terpisah.
g. Hidrokarbon
Hidrokarbon adalah golongan senyawa karbon paling sederhana.