• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBANDINGAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA YANG DIAJAR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH DENGAN TIPE TWO STAY TWO STRAY PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBANDINGAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA YANG DIAJAR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH DENGAN TIPE TWO STAY TWO STRAY PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh Weni Tri Sasmi NIM. 409331056

Program Studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS KIMIA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Weni Tri Sasmi dilahirkan di kota Kisaran pada hari Rabu tanggal 8

Januari 1992. ayah bernama Subiatno dan Ibu bernama Yusriati. penulis

merupakan anak ketiga dari lima bersaudara. Pada tahun 1997 penulis duduk di

bangku pendidikannya yakni di SD Negeri 014685 Kisaran dan menyelesaikan

pendidikan Sekolah Dasar pada tahun 2003. Pada tahun 2003 pula penulis

melanjutkan pendidikannya ke jenjang selanjutnya yakni SMP Negeri 1 Kisaran

dan tamat pada tahun 2006. Kemudian penulis terus melanjutkan pendidikannya

kejenjang berikutnya yaitu SMA Negeri 1 Kisaran dan lulus pada tahun 2009, dan

pada tahun itu pula penulis diterima sebagai mahasiswa di salah satu PTN di

Sumatera Utara yakni Universitas Negeri Medan Fakultas Matematika dan Ilmu

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, atas segala rahmat

dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“Perbandingan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Yang Diajar Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Dengan TipeTwo Stay Two

Stray Pada Pokok Bahasan Hidrokarbon”. Adapun penyusunan skripisi ini

merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada

Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Negeri Medan.

Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Ibu

Dra. Nurmalis, M.Si sebagai dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak

memberikan bimbingan dan saran kepada penulis sejak awal seminar proposal,

pelaksanaan penelitian sampai dengan pengolahan data hingga penyusunan skripsi

ini dapat selesai. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada ibu Dra. Anna

Juniar,M.Si, bapak Drs. Rahmat Nauli, M.Si danibu Lisnawaty Simatupang,

S.Si,M.Si, yang telah memberikan masukan dan saran-saran demi kesempurnaan

penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih disampaikan kepada Bapak Drs.

Jamalum Purba, M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik dan kepada seluruh

Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Kimia FMIPA UNIMED yang

telah membantu penulis.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada sekolah SMK Tamansiswa

Kisaran yaitu Bapak Ki. H. S. Sukarjo, BA yang telah memberikan izin penelitian

di sekolah yang bersangkutan dan kepada Bapak Wakil Kepala Sekolah, ibu Erika

Prasiska S.Pd selaku guru kima, Guru-Guru dan Para Pegawai SMK Tamansiswa

Kisaran yang telah banyak membantu penulis selama proses penelitian

berlangsung.

Teristimewa saya sampaikan terima kasih kepada orang tua tercinta :

Ayahanda Subiatno dan Ibunda Yusriati yang telah mencucurkan segala keringat,

(5)

menjadi anak yang sholeh/sholeha dan tidak pernah lelah selalu memanjatkan

do’a demi selesainya studi penulis, kakak dan adik tersayang, dan terbaik saya, Ade Yulia Novianti,AmKeb, Dedi Aidil Anwar Harahap SE, Serda Frastowi

Dewanto, Anggria Lestami dan Fertika Yuliandari yang telah banyak membantu

dan memberi semangat penulis, dan tak lupa kepada Aswar Zuhri S.Pd yang telah

banyak memberi motivasi dan semangat. Kepada teman-teman seperjuangan yaitu

Afifah Fauziyah S.Pd, Syahwina, Suherman, Ardianti, Mia, Risa, Nisa, Rika,

Pendidikan Kimia Eks’09 dan semua teman yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah memberikan nasihat, menjadi sahabat yang terbaik dan

memberikan doa kepada saya dalam menyelesaikan studi di Unimed.

Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian

skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak terdapat kelemahan baik dari

segi isi mau pun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik

yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnaannya skripsi ini. Kiranya

isi skripsi ini dapat bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan, Januari 2014 Penulis,

Weni Tri Sasmi

(6)

Perbandingan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Yang Diajar

Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Make A Match Dengan Tipe Two Stay Two Stray

Pada Pokok Bahasan Hidrokarbon

Weni Tri Sasmi (NIM. 409331056) ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan aktivitas dan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make A

Match dengan tipe Two Stay Two Stray serta untuk mengetahui hubungan antara

aktivitas dan hasil belajar pada pokok bahasan hidrokarbon. Populasi dalam penelitian ini adalah kelas XII SMK Tamansiswa Kisaran, yang berjumlah 2 kelas dan setiap kelas terdiri dari 20 siswa. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 2 kelas yang diambil secara sampling jenuh (sensus). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar dalam bentuk pilihan berganda dengan jumlah soal sebanyak 20 soal yang telah dinyatakan valid dan reliabel serta lembar observasi aktivitas. Dari hasil perhitungan uji hipotesis pada dk 38 taraf nyata 0,05 menunjukkan bahwa hipotesis 1 (Ho diterima) yang berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipeMake a Match dibandingkan dengan yang diajar model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray, thitung ttabel (0,406 2,026). Hipotesis 2 (Ha diterima) yang berarti terdapat perbedaan aktivias yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match dibandingkan siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe

Two Stay Two Stray, thitung ttabel (2,408 2,026). Dari hasil perhitungan aktivitas

dengan uji korelasi, hipotesis 3 kelas eksperimen I (Make a Match) rhitung rtabel (0,208 0,444) Ho diterima sehingga tidak terdapat hubungan antara aktivitas terhadap hasil belajar siswa pada kelas eksperimen I. Dan hipotesis 4 kelas eksperimen II (Two Stay Two Stray) rhitung rtabel (0,305 0,444) Ho diterima yang

(7)

DAFTAR ISI

1.1Latar Belakang Masalah 1

1.2Ruang Lingkup Masalah 5

1.3Batasan Masalah 5

2.1.1 Belajar Dan Hasil Belajar 9

2.1.2 Jenis-Jenis Belajar 10

2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar 11 2.2 Model Pembelajaran Kooperatif 12 2.2.1 Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif 12 2.2.1 Perbedaan Pembelajaran Kooperatif Dengan Pembelajaran

Tradisional 15

2.3 Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match 16 2.4 Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray 18

2.5 Keaktifan Belajar 21

2.6 Hidrokarbon 22

2.7 Kerangka Konseptual 42

2.8 Hipotesis Penelitian 43

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 45

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 45

(8)

3.3 Variabel Penelitian Dan Instrumen Penelitian 46

3.4 Rancangan Penelitian 51

3.5 Prosedur Penelitian 52

3.6 Teknik Analisis Data 55

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 59

4.1 Hasil Penelitian 59

4.1.1 Analisa Data Hasil Penelitian 59

4.1.5 Pembahasan 69

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 74

5.1 Kesimpulan 74

5.2 Saran 75

(9)

DAFTAR GAMBAR

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Silabus 79

Lampiran 2 : Rencana Pembelajaran Pengajaran (RPP) 81 Lampiran 3 : Instrumen Penelitian (Sebelum di Validasi) 92

Lampiran 4 : Kunci Jawaban 100

Lampiran 5 : Kisi-Kisi Soal Instrumen Tes (Sebelum di Validasi) 101 Lampiran 6 : Instrumen Penelitian (Setelah di Validasi) 105 Lampiran 7 : Lembar Kerja Siswa 110 Lampiran 8 : Kisi-Kisi Soal Instrumen Tes (Setelah di Validasi) 111 Lampiran 9 : Pedoman Penskoran Aktivitas 115 Lampiran 10 : Lembar Observasi Aktivitas Siswa 116 Lampiran 11 : Nilai Observasi Aktivitas Siswa 118 Lampiran 12 : Perhitungan Data Aktivitas Siswa 124 Lampiran 13 : Tabel Validasi Instrumen Tes 128 Lampiran 14 : Perhitungan Validasi Tes 129 Lampiran 15 : Tabel Reliabilitas Instrumen Tes 131 Lampiran 16 : Perhitungan Reliabilitas Tes 132 Lampiran 17 : Tabel Tingkat Kesukaran Dan Daya Beda 133 Lampiran 18 : Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes 134 Lampiran 19 : Tabel Daya Beda Butir Tes 135 Lampiran 20 : Perhitungan Daya Beda Butir Tes 136 Lampiran 21 : Data Hasil Belajar 138 Lampiran 22 : Perhitungan Rata-rata, Standar Deviasi

(11)

1

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terjadi pada saat ini

menuntut tersedianya sumber daya manusia berkualitas untuk menghadapi

persaingan global. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dalam

menentukan masa depan suatu bangsa. Berkat pendidikan dapat dihasilkan sumber

daya manusia yang berkualitas tinggi. Hal ini sejalan dengan misi pendidikan

nasional yang ditetapkan Depdiknas 2005/2006 yaitu mewujudkan pendidikan

yang mampu membangun insan Indonesia yang cerdas, komprehensif dan

kompetitif. Makna insan cerdas komprehensif meliputi cerdas spiritual, cerdas

emosional dan sosial, cerdas intelektual dan cerdas jasmani (Depdiknas, 2006).

Kimia sebagai bagian dari sains diajarkan untuk tujuan yang lebih khusus

yaitu membekali peserta didik dengan pengetahuan, pemahaman dan sejumlah

kemampuan yang disyaratkan untuk memasuki jenjang yang lebih tinggi serta

mengembangkan ilmu dan teknologi. Oleh karena itu, pembelajaran hendaknya

menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui

penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah juga

menjadi salah satu bidang ilmu yang harus dikuasai. Namun pada kenyataannya

pelajaran kimia masih dianggap mata pelajaran yang susah, karena pelajaran

kimia memerlukan pemahaman, penjelasan dan pemaparan yang komperehensif

sehingga tidak menimbulkan miskonsepsi bagi siswa.

Kenyataan tersebut juga tampak berdasarkan hasil observasi awal yang

dilakukan kepada guru bidang studi kimia di SMK Tamansiswa Kisaran

menunjukkan bahwa : aktifitas siswa dalam belajar kimia di dalam kelas masih

rendah, hal demikian disebabkan oleh metode pembelajaran yang ditetapkan guru

belum sesuai untuk membiasakan siswa lebih aktif dalam proses belajar mengajar

dan mengembangkan keterampilan sosialnya. Pembelajaran kimia masih banyak

(12)

dalam kelas yaitu dengan mendengarkan ceramah dan mengerjakan soal yang

diberikan guru tanpa disertai adanya keinginan dan minat belajar untuk

memahami materi yang diajarkan guru. Hal demikian berdampak pada rata-rata

hasil belajar siswa yang rendah. Dari hasil ujian semester siswa kelas XII SMK

Tamansiswa Kisaran rata-rata formatif siswa adalah 67 yang dinilai masih kurang

dari standar ketuntasan yaitu 75. Hal ini menjadikan mata pelajaran kimia menjadi

salah satu mata pelajaran yang sangat penting untuk diperhatikan.

Suasana yang timbul dari metode pembelajaran Cooperative Learning

bisa memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencintai pelajaran dan

sekolah/guru. Dalam kegiatan-kegiatan yang menyenangkan ini, siswa merasa

lebih terdorong untuk belajar dan berpikir menurut (Lie. A, 2004). Berdasarkan

permasalahan yang muncul, maka untuk memecahkan masalah pembelajaran

tersebut, peneliti menetapkan alternatif tindakan untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran, agar dapat mendorong keterlibatan siswa dalam pembelajaran dan

meningkatkan kreativitas guru. Peneliti menggunakan perbandingan model

pembelajaran kooperatif tipe Make A Match dan tipe Two stay two stray.

Keunggulan dari model pembelajaran kooperatif tipe make a match ini adalah

menciptakan suasana belajar aktif dan menyenangkan, dimana suasana

kegembiraan akan tumbuh dalam proses pembelajaran dan meningkatkan motivasi

belajar karena materi pembelajaran yang disampaikan lebih menarik perhatian

siswa, sedangkan keunggulan dari model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay

Two Stray adalah munculnya suasana belajar yang aktif dan tidak membuat siswa

bosan dalam pembelajaran, adanya kerjasama yang baik antar siswa dan rasa

tanggungjawab terhadap tugas yang diberikan dan lebih menjaga ketertiban kelas.

Tidak semua model pembelajaran tersebut cocok digunakan untuk

menyampaikan materi-materi dalam Kimia. Jika dilakukan perbandingan 2 model

pembelajaran terhadap suatu materi Kimia akan menunjukkan peningkatan hasil

belajar yang berbeda. Untuk itu, perlu diperhatikan kesesuaian antara model

pembelajaran dengan materi yang diajarkan. Seperti halnya antara model

pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray (dua tinggal dua tamu) dan tipe

(13)

Beberapa hasil penelitian terdahulu tentang penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe Make A Match dalam kegiatan pembelajaran antara lain adalah

penelitian yang yang telah dilakukan oleh Manik (2012), menyatakan bahwa

peingkatan hasil belajar pada model pembelajaran kooperatif tipe make a match

menggunakan media handout pada pokok bahasan hidrokarbon di kelas X SMA

Methodist-8 Medan adalah sebesar 30,43%. Peningkatan hasi belajar kimia siswa

dengan model pembelajaran kooperatife tipe make a match sebesar 66,39%

sedangkan dengan metode konvensional sebesar 49,34%. Jadi selisih peningkatan

kelas eksperimen dengan kelas control sebesar 17,05%, hal ini disebabkan karena

proses pembelajaran kooperatif tipe make a match bukan hanya transfer

pengetahuan dari guru ke siswa, tetapi siswa ikut terlibat dalam setiap

pembelajaran dan lebih aktif dalam permainan dan diskusi menurut

(Sigalingging,2011).

Hasil penelitian yang berkaitan dengan model pembelajaran kooperatif

tipe make a match diambil dari jurnal pendidikan kimia yang dilakukan oleh

Wydiagustina (2012) di Universitas Riau pendidikan Kimia menyatakan bahwa

besarnya peningkatan prestasi belajar siswa adalah sebesar 6,3 % melalui

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe make a match pada pokok bahasan

redoks. Prestasi belajar siswa kelas XI SMA Negeri Kebakkramat tahun pelajaran

2011/2012 adalah sebesar 57,78 % menggunakan model pembelajaran kooperatif

tipe make a match pada materi koloid, penelitian yang dilakukan oleh

(Purnamasari,2012) Universitas Sebelas Maret.

Beberapa riset telah dilakukan berkaitan dengan model pembelajaran

kooperatif tipe Two Stay Two Stray yang dilakukan oleh Hasibuan (2011) dari

Universitas Negeri Medan, menyatakan bahwa hasil belajar kimia siswa melalui

model pembelajaran kooperatif tipe TSTS lebih tinggi dibandingkan dengan hasil

belajar kimia siswa melalui pegajaran secara konvensional, yaitu 69 % dan 56 %,

bahwasannya keaktifan siswa berhubungan lurus dengan hasil belajar siswa,

dimana siswa yang skor keaktifannya tinggi maka nilai hasil belajar yang

diperoleh juga tinggi. Purba (2011) dari universitas Negeri Medan, menyatakan

(14)

belajar pada mata pelajaran kimia koloid, setelah diberi tindakan berupa

penerapan pembelajaran dengan menggunakan model TSTS. Peningkatan hasil

belajar di kelas eksperimen 70,00% sedangkan di kelas kontrol 46,32 %. Dari nilai

rata-rata aktivitas belajar siswa kelas eksperimen= 67,92 dan nilai rata-rata

aktivitas belajar siswa dikelas control=49,46.

Hasil penelitian yang berkaitan dengan model pembelajaran kooperatif

tipe Two Stay Two Stray diambil dari jurnal pendidikan kimia. Penelitian yang

dilakukan oleh Nola (2012) Universitas Riau menyatakan bahwa peningkatan

persentase siswa yang mencapai ketuntasan belajar dari 16,67% menjadi 44,44%

melalui model pembelajaran kooperatif tipe TSTS pada pokok bahasan struktur

atom, sistem periodik dan ikatan kimia.

Berdasarkan uraian diatas, mengenai kaitan antara hasil belajar siswa yang

sangat erat hubungannya dengan kesesuaian dan ketepatan penggunaan model

pembelajaran terhadap suatu materi, penulis tertarik melakukan penelitian tentang

(15)

1.2Ruang Lingkup Masalah

Penelitian ini akan mengkaji mengenai penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe Make A Match, penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

Two Stay Two Stray (TSTS) dan perbedaannya terhadap aktivitas siswa dan hasil

belajar kimia SMK.

1.3 Batasan Masalah

Agar masalah yang diteliti tidak meluas, maka peneliti membatasi

masalah. Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Peneliti ini membandingkan model pembelajaran kooperatif Make a Macth

dengan Two Stay Two Stray terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa

2. Materi yang di ajarkan pada siswa adalah hidrokarbon yang di laksanakan di

kelas XII SMK

3. Hasil belajar yang akan diukur dengan menggunakan ranah kognitif C1-C3

4. Aktivitas siswa dibatasi pada aktivitas diskusi belajar

1.3Rumusan Masalah

Berdasarkan pada uraian latar belakang, ruang lingkup masalah, dan

batasan masalah maka rumusan masalah yaitu:

1. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar kimia siswa

yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

Make A Match dibandingkan dengan hasil belajar kimia siswa yang

diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two

Stray (TSTS)?

2. Apakah terdapat perbedaan aktivitas siswa yang diajarkan dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match

dibandingkan dengan aktivitas siswa yang diajarkan dengan model

(16)

3. Apakah ada hubungan antara aktivitas terhadap peningkatan hasil belajar

siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

Make A Match?

4. Apakah ada hubungan antara aktivitas terhadap peningkatan hasil belajar

siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two

Stay Two Stray (TSTS)?

1.4Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan

penjelasan tentang :

1. Mengetahui ada perbedaan yang signifikan hasil belajar kimia siswa

yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

Make A Match dibandingkan dengan hasil belajar kimia siswa yang

diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray

(TSTS).

2. Mengetahui ada perbedaan aktivitas siswa yang diajarkan dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match

dibandingkan dengan hasil belajar kimia siswa yang diajar dengan model

pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS).

3. Mengetahui ada hubungan antara aktivitas terhadap hasil belajar siswa

yang diajar menggunakan model kooperatif tipe Make A Match.

4. Mengetahui ada hubungan antara aktivitas terhadap hasil belajar siswa

yang diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay

Two Stray (TSTS).

1.5Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi berbagai pihak :

1. Bagi Peneliti

Meningkatkan pemahaman, pengetahuan wawasan dan menambah

(17)

Two Stay Two Stray yang dapat di jadikan bekal untuk menjadi guru yang

propesional dan berkualitas

2. Bagi Guru

Sebagai masukan dalam perbaikan mutu pendidikan dengan menerapkan

model pembelajaran kooperatif tipe Make A Macth dan tipe Two Stay Two

Stray

3. Bagi pelajar

Penelitian ini dapat menjadi suatu bahan ataupun pedoman dalam

peningkatan hasil belajar

4. Bagi sekolah

Sebagai bahan masukan dan bahan referensi bagi peneliti berikutnya yang

melakukan penelitian yang ada hubungannya dengan peneliti

1.6Defenisi Operasional a. Aktivitas

Aktivitas belajar adalah kegiatan belajar diskusi siswa yang diamati oleh

seorang observer pada saat pembelajaran berlangsung dengan pokok bahasan

Hidrokarbon. Penilaian aktivitas diskusi siswa dinilai dari unsure-unsur kooperatif

yang meliputi saling ketergantungan positf, tanggungjawab perseorangan, tatap

muka, komunikasi antar anggota, dan evaluasi proses kelompok.

b. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian,

sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan atau yang dimaksud dengan hasil belajar

ialah suatu kinerja (performance) yang diindikasikan sebagai suatu kemampuan

yang telah diperoleh.

c. Model

Secara umum istilah model diartikan sebagai pola pendekatan yang

digunakan sebagai pedoman dalam melakukan suatu kegiatan atau model

adalahsuatu perencanaan atau pola yang digunakan sebagai pedoman dalam

(18)

d. Model Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang

memberikan kesempatan kepada para siswa melaksanakan kegiatan belajar

bersama dengan kelompok kecil secara heterogen (antara 3-5 siswa), menekankan

adanya kerjasama antar siswa dalam kelompoknya untuk mencapai tujuan belajar.

e. Model Kooperatif Tipe Make A Match

Model pembelajaran kooperatif tipe make a match merupakan teknik

dimana siswa mencari pasangan kartu yang dimiliki oleh masing-masing siswa

sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang

menyenangkan

f. Model Kooperatif Tipe TSTS

Model pembelajaran koopertif tipe TSTS adalah salah satu model

pembelajaran kooperatif yang memberi kesempatan kepada kelompok untuk

membagi hasil dan informasi dengan kelompok lain, dimana dalam satu kelompok

terdiri dari empat siswa yang nantinya dua siswa bertugas sebagai pemberi

informasi dari tamunya, dan dua siswa lagi bertamu ke kelompok yang lain secara

terpisah.

g. Hidrokarbon

Hidrokarbon adalah golongan senyawa karbon paling sederhana.

Gambar

Gambar  2.1   Alur Kunjungan Siswa Pada Model TSTS Gambar  3.1   Diagram Alir Desain Penelitian Gambar  4.1   Grafik Aktivitas Kelas Eksperimen I

Referensi

Dokumen terkait

9) Mengambil tindakan untuk mencegah, merawat dan mengontrol penyakit- penyakit yang berkaitan dengan air, khususnya menjamin adanya sanitasi yang layak. Dengan berpedoman

Sehubungan dengan akan dilaksanakannya Pembuktian Kualifikasi untuk paket pekerjaan Belanja Pembuatan Aplikasi Si-Monev ABDYA dengan ini kami undang Saudara untuk dapat hadir pada

 Untuk mengetahui bahan yang di gunakan dalam analisis fisik dan analisis kimia besi (Fe), Mangan (Mn), Aluminium (Al), dan Kesadahan pada sampel air bersih...  Untuk

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merancang dan membangun sebuah e – Business berbasis website yang bertujuan untuk mempermudah proses promosi dan

Jika pemain menjawab dengan benar, maka pemain akan berpindah dari kotak No. Jika pemain menjawab dengan salah, maka pemain akan tetap di

Aktivitas semua pihak pada ketiga tempat tersebut (daratan/hulu, hutan mangrove, perairan laut) telah menimbulkan dampak negatif terhadap keberadaan dan keberlanjutan fungsi

Penelitian yang dilakukan di Kecamatan Jatiroto ini bertujuan untuk : (1) mengetahui besar dan agihan erosi tanah, serta (2) melakukan evaluasi

[r]