• Tidak ada hasil yang ditemukan

BENTUK PENYAJIAN DAN FUNGSI MUSIK DALAM UPACARA THAU CHIT PADA AGAMA KHONGHUCU DI YAYASAN BUDI MULIA KECAMATAN LUBUK PAKAM KABUPATEN DELI SERDANG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BENTUK PENYAJIAN DAN FUNGSI MUSIK DALAM UPACARA THAU CHIT PADA AGAMA KHONGHUCU DI YAYASAN BUDI MULIA KECAMATAN LUBUK PAKAM KABUPATEN DELI SERDANG."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan berkat-Nya Skripsi yang berjudul “Bentuk Penyajian Dan Fungsi Musik Dalam Upacara Thau Chit Pada Agama Khonghucu di Yayasan Budi Mulia Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang” dapat diselesaikan dengan baik.

Dalam penyelesaian Skripsi ini, tentunya penulis juga mengalami berbagai kesulitan. namun proses itu tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak baik moral maupun materil. Oleh karena itu, dengan ketulusan dan kerendahan hati peneliti menuturkan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Si Rektor Universitas Negeri Medan.

2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan,

3. Uyuni Widiastuti, M.Pd. Ketua Jurusan Sendratasik, Fakultas Bahasa Dan Seni Universitas Negeri Medan.

4. Dra. Pita HD Silitonga, M.Pd Sekretaris Jurusan Sendratasik FBS Universitas Negeri Medan sekaligus Pembimbing Skripsi I

5. Dr. Pulumun P. Ginting, S.Sn, M.Sn Ketua Prodi Pendidikan Musik 6. Wiflihani, M.Pd Pembimbing Skripsi II.

7. Dra. Theodora Sinaga, M.Pd Dosen Pembimbing Akademik.

8. Seluruh Dosen di Jurusan Sendratasik FBS Universitas Negeri Medan,

9. Bapak Timbul Kusnadi, SE, SH, M.Kn, kepala HUMAS Yayasan Budi Mulia. 10. Bapak Lim Po Bak dan bapak Dodi pemimpin doa dan pemain musik

(6)

semangat dan doa yang paling tulus yang tiada hentinya demi kesuksesan peneliti.

12. Kakak penulis Dewi S. Sinaga Amd, Marni Sinaga, S.Pd, dan adik penulis Mayani Sinaga dan juga buat Seluruh Keluarga yang selalu memberikan semangat kepada penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.

13. Keluarga R. Manalu dan R. Tobing dan teman-teman terbaik penulis di organisasi Estomihi HKBP Pagar Jati.

14. Seluruh teman-teman yang ada di Prodi Pendidikan Musik angkatan 2011 terimakasih atas kerja samanya selama proses perkuliahan.

Penulis juga menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari yang diharapkan, baik dari segi kalimat, isi dan juga teknik penguraiannya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan Skripsi ini.

Akhir kata penulis berharap semoga Skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi penulis dan pembaca dalam usaha peningkatan mutu pendidikan, khususnya di bidang pendidikan musik.

Medan, September 2015 Penulis,

(7)

ABSTRAK

Kristian Sinaga, NIM 211334025. Bentuk Penyajian Dan Fungsi Musik Dalam Upacara Thau Chit Pada Agama Khonghucu di Yayasan Budi Mulia Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang. Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas Negeri Medan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tata upacara Thau Chit, kegunaan instrument, bentuk penyajian dan fungsi musik dalam upacara Thau Chit pada agama Khonghucu di Yayasan Budi Mulia Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang.

Penelitian ini berdasarkan pada landasan teoritis yang menjelaskan pengertian bentuk, pengertian penyajian, pengertian fungsi, pengertian musik, pengertian upacara Thau Chit, dan pengertian agama Khonghucu. Penelitian ini dilakukan di Yayasan Budi Mulia Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang pada bulan Juni sampai Agustus 2015. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah saikong (pemimpin Doa), masyarakat, dan pemusik pada upacara Thau Chit Agama Khonghucu di Yayasan Budi Mulia Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang, sedangkan sampel berjumlah 28 orang. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dokumentasi, dan strudi kepustakaan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tata upacara Thau Chit dibagi menjadi delapan bagian, yaitu Huat Piau adalah pembersihan altar dan pengiriman surat kepada dewa neraka. Pai Wang merupakan penghormatan kepada dewa-dewa surga. Phou Tua adalah proses mengundang dewa bumi. Tiau Hun adalah proses pemanggilan roh. Mong Ek adalah proses memandikan roh. Pai Iok Wang adalah penghormatan kepada dewa obat. Sio Ui pembakaran rumah roh. Dan Koei Kio adalah pengembalian roh kepada dewa.. Kegunaan istrument musik pada upacara Thau Chit agama Khonghucu yaitu Choei ,Khin, dan Er Hu sebagai pembawa melodi, gendang sebagai rithem, lonceng dan la Bua pembawa tempo. Bentuk penyajian musik pada upacara Thau Chit agama Khonghucu dibagi menjadi tiga bagian, yaitu musik penghormatan kepada dewa-dewa, pemberitahuan kepada roh, dan musik pengembalian roh. Terdapat tiga fungsi musik pada upacara Thau Chit agama Khonghucu, yaitu fungsi kenikmatan estetika dan pengungkapan emosional, fungsi komunikasi dan pengesahan ritual keagamaan, dan fungsi kontribusi terhadap kelangsungan dan stabilitas budaya.

(8)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI... iv

DAFTAR GAMBAR... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah ... 3

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Rumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. ManfaatPenelitian……… 8

BAB II LANDASAN TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL A. Landasan teoritis ... 10

1. Pengertian Bentuk ... 10

2. Teori Penyajian ... 11

3. Teori Fungsi ... 12

4. Teori Musik ... 16

5. Teori Instrument... 22

6. Upacara Thau Chit ... 23

7. Agama Konghuchu... 24

B. Kerangka Konseptual ... 28

(9)

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 31

C. Populasi dan Sampel ... 31

1. Populasi ... 31

2. Sampel... 31

D. Teknik Pengumpulan Data... 32

1. Observasi... 33

2. Wawancara... 34

3. Dokumentasi ... 36

4. Studi Kepustakaan... 36

E. Teknik Analisis Data... 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Yayasan Sosial Budi Mulia Lubukpakam... 40

B. Tata Cara Upacara Thau Chit Pada Agama Khonghucu di Yayasan Budi Mulia Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang... 41

C. Instrument Musik yang digunakan pada saat upacara Thau Chit Kepercayaan Khonghucu di Yayasan Budi Mulia Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang ... 48

D. Bentuk Penyajian Musik Dalam Upacara Thau Chit Pada Agama Konghucu di Yayasan Budi Mulia Kecamatan Lubuk Pakam... 54

E. Fungsi musik dalam Upacara Thau Chit Pada Agama Konghucu di Yayasan Budi Mulia Kecamatan Lubuk Pakam... 76

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 78

B. Saran ... 79

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar4.1:Pemimpin doa mengirimkan surat kepada raja dewa nirwana .... 43

Gambar4.2:Pemimpin doa memberikan penghormatan kepada dewa-dewa.. 44

Gambar 4.3: Pemimpin doa memberikan persembahan kepada dewa... 45

Gambar4.4:Pembakaran kertas doa ... 45

Gambar4.5 :Keluarga Memandikan roh ... 46

Gambar4.6 :Penghormatan kepada Dewa obat ... 47

Gambar4.7 :Pembakaran rumah roh ... 47

Gambar4.8 :Pengembalian roh ... 48

Gambar4.9 :Alat musik Lonceng... 49

Gambar4.10 :Alat musik La Bua ... 50

Gambar4.11 :Alat musik Choei ... 50

Gambar4.12 :Alat musik Khin ... 51

Gambar4.13 :Alat musik Er Hu ... 52

Gambar4.14 :Alat musik Gendang... 53

Gambar:Kitab Agama Khonghucu ... 84

Gambar:Foto bersama pemimpin doa ... 84

Gambar:Foto bersama HUMAS Yayasan Sosial Budi Mulia ... 85

[image:10.595.83.533.104.669.2]
(11)
(12)

BAB l PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Manusia merupakan mahkluk yang memiliki akal pikiran untuk melakukan inovasi-inovasi dalam mencapai tujuan tertentu sesuai yang diinginkannya. Di dalam proses pencapaian inovasi tersebut manusia kerap menggunakan kreativitas untuk menciptakan suatu hal yang baru. Setiap manusia juga dapat berkreasi melalui media yang berbeda-beda sesuai dengan kemampuan dan bakatnya masing-masing. Perkembangan musik tidak dapat dibatasi karena musik muncul dan berkembang seiring dengan perkembangan zaman. Musik merupakan hasil kerja manusia, dalam konteks ini bunyi yang dimaksud adalah keseluruhan bunyi termasuk bunyi alam yang digunakan dengan sengaja secara musikal untuk mengekspresikan sebuah ide. Musik juga telah ada sejak manusia mengenal peradaban. Setiap bangsa di dunia ini memiliki beragam musik yang diperdengarkan atau dimainkan berdasarkan peristiwa-peristiwa bersejarah dalam perjalanan hidup masyarakat.

(13)

2

Kebudayaan yang terus menerus dilakukan oleh sekelompok orang akan menimbulkan suatu kepercayaan yang dianggap sekelompok masyarakat tersebut sebagai ritual yang harus dilaksanakan. Di zaman sekarang, kepercayaan itu bergeser menjadi suatu ajaran yang dapat kita kenali dengan istilah ajaran agama.

Agama merupakan peraturan yang bertujuan untuk mencapai kehidupan manusia ke arah dan tujuan tertentu. Agama juga dapat disebut sebagai hasil dari suatu kebudayaan, dengan kata lain agama diciptakan oleh manusia dengan akal budinya serta dengan adanya kemajuan dan perkembangan budaya dan peradabannya. Bentuk penyembahan kepada Tuhan seperti pujian, tarian, mantra, nyanyian dan yang lainya.

(14)

3

Pada Umumnya, masyarakat Tionghoa yang beragama Khonghucu seperti masyarakat di daerah Kecamatan Lubuk Pakam, Kabupaten Deli Serdang sampai saat ini masih melakukan upacara ini sebagai bentuk penghormatan kepada orang yang telah meninggal dunia yang dilakukan di Yayasan Budi Mulia. Dalam upacara Thau Chit tersebut, musik mempunyai peranan penting sebagai pengiring pengantar doa yang dibawakan oleh Saikong (pemimpin doa).

Dalam hal ini, alat musik yang digunakan adalah alat musik tradisional yang berasal dari Cina. Dalam bentuk Penyajian musik pada upacara Thau Chit, seluruh pemain musik memainkan alat musik dengan mengikuti irama dan melodi yang dinyanyikan oleh Saikong (pemimpin doa). Berdasarkan bentuk penyajian musik dalam upacara Thau Chit, terdapat fungsi musik yang sangat penting untuk mengiringi proses upacara. Sampai saat ini, umat Khonghucu di Kecamatan Lubuk Pakam masih tetap menggunakan musik tradisional dalam setiap upacara Thau Chit meskipun agama Khonghucu sudah hidup berdampingan dengan agama yang lain.

Hal ini yang menjadi inspirasi penulis untuk mengadakan penelitian dengan mengambil judul“Bentuk Penyajian Dan Fungsi Musik Dalam Upacara Thau Chit Pada Agama Khonghucu di Yayasan Budi Mulia Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang”.

B. Identifikasi Masalah

Tujuan dari identifikasi masalah agar penelitian yang dilakukan lebih terarah dan mencakup masalah yang paling utama dalam proses penelitian yang akan diteliti. Identifikasi menurut Hadeli (2006:23) yang mengatakan bahwa: “identifikasi masalah

(15)

4

kebiasaan-kebiasaan, keadaan-keadaan, dan yang lain sebagainya) yang menimbulkan pertanyaan-pertanyaan”. Berdasarkan latar belakang dalam penelitian ini, diperoleh identifikasi masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana tata cara Dalam upacara Thau Chit Pada Agama Khonghucu di Yayasan Budi Mulia Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang? 2. Instrument apa saja yang digunakan dalam upacara Thau Chit pada Agama

Khonghucu di Yayasan Budi Mulia Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang?

3. Bagaimana bentuk penyajian musik dalam upacara Thau Chit pada Agama Khonghucu di Yayasan Budi Mulia Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang?

4. Jenis lagu apa saja yang digunakan untuk musik pengiring dalam upacara Thau Chit pada Agama Khonghucu di Yayasan Budi Mulia Kecamatan

Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang?

5. Bagaimana fungsi musik dalam upacara Thau Chit pada Agama Khonghucu di Yayasan Budi Mulia Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang? 6. Apa makna lagu yang digunakan dalam upacara Thau Chit pada Agama

Khonghucu di Yayasan Budi Mulia Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang?

(16)

5

C. Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya cakupan masalah yang ingin diidentifikasi serta keterbatasan waktu, dana, dan kemampuan teoritis, maka peneliti merasa perlu mengadakan pembatasan masalah untuk memudahkan masalah yang dihadapi dalam penelitian. Batasan masalah merupakan upaya untuk menetapkan batas-batas permasalahan dengan jelas, yang memungkinkan kita untuk mengidentifikasi faktor apa saja yang termasuk ke dalam ruang lingkup permasalahan. Dalam hal ini, penulis memutuskan batasan masalah yang dihadapi dalam penelitian ini, yakni dengan pendapat Surakhmad (1982:31) yang mengatakan bahwa: “Sebuah masalah yang dirumuskan terlalu umum

dan luas, tidak perlu dapat dipakai sebagai masalah penyelidikan, oleh karena tidak jelas batas-batas masalahnya”.

Berdasarkan pendapat tersebut, penulis membatasi masalah penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana tata cara dalam upacara Thau Chit pada agama Khonghucu di Yayasan Budi Mulia Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang? 2. Instrument apa saja yang digunakan dalam upacara Thau Chit pada agama

Khonghucu di Yayasan Budi Mulia Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang?

3. Bagaimana bentuk penyajian musik dalam upacara Thau Chit pada agama Khonghucu di Yayasan Budi Mulia Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang?

(17)

6

D. Rumusan Masalah

Rumusan masalah merupakan suatu titik fokus dari sebuah penelitian yang hendak dilakukan, mengingat sebuah penelitian merupakan upaya untuk menemukan jawaban pertanyaan, maka dari itu perlu dirumuskan dengan baik, sehingga dapat mendukung untuk menemukan jawaban.

Menurut Maryeani (2005:14) :”Rumusan masalah merupakan jabaran detail fokus penelitian yang akan digarap. Rumusan masalah bukan disikapi sebagai jabaran fokus peneliti karena dalam praktiknya, proses penelitian akan senantiasa berfokus pada butir-butir masalah sebagaimana telah dirumuskan”. Dan sejalan dengan pendapat di atas, menurut pendapat Hadeli (2006:23) mengatakan bahwa: “Identifikasi masalah adalah

situasi yang merupakan akibat interaksi dua atau lebih faktor (seperti kebiasaan-kebiasaan, keadaan-keadaan, dan lain sebagainya) yang menimbulkan beberapa pertanyaan”.

Berdasarkan pendapat tersebut serta uraian yang terdapat pada latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka kajian peneliti membuat rumusan masalah yang menjadi kajian penelitian ini adalah “Bagaimana Bentuk Penyajian Dan Fungsi Musik Dalam Upacara Thau Chit Pada Agama Khonghucu di Yayasan Budi Mulia Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang?”.

E. Tujuan Penelitian

Setiap kegiatan penelitian umumnya berorientasi kepada tujuan. Tujuan dirumuskan untuk mendapatkan gambaran secara jelas hasil yang akan dicapai. Hal ini sesuai dengan pendapat Moleong (2005:94) yang mengatakan “Tujuan suatu penelitian

(18)

7

mengumpulkan sejumlah pengetahuan yang memadai dan yang mengarah pada upaya untuk memahami dan menjelaskan faktor-faktor yang berkaitan yang ada dalam masalah tersebut”. Keberhasilan atau tidaknya penelitian yang dilaksanakan dilihat dari

tercapai tidaknya tujuan yang telah ditetapkan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui urutan upacara Thau Chit Pada agama Khonghucu di Yayasan Budi Mulia Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang.

2. Untuk mengetahui Instrument apa saja yang digunakan di dalam upacara Thau Chit pada agama Khonghucu di Yayasan Budi Mulia Kecamatan Lubuk Pakam

Kabupaten Deli Serdang.

3. Untuk mengetahui bentuk penyajian musik dalam upacara Thau Chit pada agama Khonghucu di Yayasan Budi Mulia Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang.

4. Untuk mengetahui fungsi musik dalam upacara Thau Chit pada agama Khonghucu di Yayasan Budi Mulia Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang.

F. Manfaat Penelitian

(19)

8

manfaat penelitian ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan segala komponen masyarakat baik untuk instansi terkait, lembaga kesenian maupun praktisi kesenian.

Berdasarkan beberapa manfaat penelitian yang diambil dari kegiatan penelitian ini, yaitu:

1. Sebagai masukan bagi peneliti dan pembaca akan bentuk penyajian dan fungsi musik dalam upacara Thau Chit pada agama Khonghucu.

2. Sebagai bahan informasi dan masukan kepada umat Khonghucu.

3. Sebagai informasi berkaitan dengan peranan alat musik tradisional dalam upacara Thau Chit pada agama Khonghucu.

4. Sebagai bahan pertimbangan untuk kajian disiplin ilmu yang relevan.

5. Sebagai bahan referensi yang dapat menjadi acuan pada penelitian yang relevan berikutnya.

(20)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Dalam proses tata Upacara Thau Chit pada agama Khonghucu seluruh umat agama Khonghucu yang bertempat tinggal di Kecamatan Lubuk Pakam masih tetap menjalankan tradisi yang diwariskan oleh leluhur mereka seperti tata cara upacara, Huat Piau (pembersihan altar dan pengiriman surat kepada dewa neraka), Pai Wang (penghormatan kepada dewa-dewa surga). Phou Tua (mengundang dewa bumi), Tiau Hun (pemanggilan roh), Mong Ek (memandikan roh), Pai Iok Wang (penghormatan kepada dewa obat), Sio Ui (pembakaran rumah roh) Dan Koei Kio (pengembalian roh) yang merupakan sebagai ritual penutup.

2. Alat musik yang digunakan dalam mengiringi upacara Thau Chit dapat diklsifikasikan berdasarkan sumber bunyi yaitu, lonceng dan simbal/la bua merupakan jenis alat musik Idiofone yang berfungsi sebagai

(21)

79

Instrument yang dimainkan pada upacara Thau Chit, lonceng yang dimainkan oleh saikong (pemimpin doa) merupakan hal yang terpenting dan wajib pada saat proses pelaksanaan kegiatan upacara tersebut, karena alat musik tersebut memiliki fungsi bukan hanya sekedar pembawa tempo tetapi juga dapat menjadi media komunikasi kepada dewa yang dapat mewakili seluruh instrument yang lain.

3. Bentuk penyajian musik Dalam upacara Thau Chit pada agama Khonghucu di Yayasan Budi Mulia Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang memiliki tiga bagian yaitu, musik penghormatan kepada dewa-dewa, pemberitahuan kepada roh,dan pengembalian roh.

4. Fungsi musik dalam tata upacara Thau Chit pada agama Khonghucu di Yayasan Budi Mulia Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang sebagai media komunikasi kepada roh seseorang yang telah meninggal dan juga sebagai media umat agama Khonghucu dalam menghormati seluruh dewa-dewa yang mereka sembah.

B. Saran

Dari beberapa kesimpulan di atas penulis mengajukan beberapa saran, antara lain:

(22)

80

2. Hendaknya setiap yayasan sosial membuat suatu pelatihan khusus dalam menarik minat kepada generasi muda untuk mempelajari musik tradisonal Khonghucu yang telah diwariskan oleh leluhur mereka.

(23)

81

DAFTAR PUSTAKA

A. Marcus. S. 2002. Hari-Hari Raya Tionghoa. Jakarta: Marwin.

Arikunto, Suharsimi.2005.Manajemen Penelitian.Jakarta: Bhineka Cipta. Banoe. Pono. 2003. Kamus Musik. Jakarta: Kanisius.

Buchari.2004.Belajar mudah penelitian untuk guru-Karyawan dan peneliti Pemula.Bandung:Alfabeta.

Bungin, Burhan.2008.Penelitian Kualitatif. Jakarta : Kencana.

Djelantik. 1999. Estetika Sebuah Penganta. Bandung: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia.

Djohan. 2005: Psikologi Musik. Yogyakarta: Buku Baik.

Endang, Eva. 2010. Peranan Musik Dalam Kebaktian Agama Buddha Di Viara Sahassa Buddha Medan. Universitas Negeri Medan. Skripsi.

Fieser, James. 2004. Scriptures Of The East. New York.

Gunawan, Imam. 2013. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Bumi Aksara. Hadeli. 2006. Pedoman Penelitiaan Kualitatif. Jakarta: Kencana.

Hadi. Sumadyo. Y. 2003. Seni Dalam Ritual Agama. Yogyakarta: Yayasan Untuk Indonesia.

Hidayat. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta.

Ikhsan M. Tanggok. 2000. Jalan Keselamatan Melalui Agama Khonghucu. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

James, Spradliy. 2008. Partisipants Observation. Rinehart and Wiston.

J. Lexy. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset.

Kartono. 1990. Psikologi Belajar. Bogar: Proyek Pembinaan Pendidikan.

Koentjaraningrat. 2004. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Djambatan.

(24)

82

Langer,Suzanne,K.1998.Problems of art, terjemahan F.X Widaryanto, Bandung: Akademi Seni Tari Indonesia.

Maryaeni. 2005. Metode Penelitian Kebudayaan. Jakarta: Bumi Pustaka

Muttaqin, Moh.(2008). Musik Klasik (Pengantar Musikologi untuk SMK). Jakarta: Pusat Perbukuan Pendidikan Nasional.

Pasaribu, Ben M. 2004. Musikalitas + Etnisitas = Pluralitas Dalam Musik Etnik. Sembiring, Dolorosa, M. 2011. Peranan Musik Dalam Upacara Keagamaan

Dewa Yadnya Pada Masyarakat Hindu Bali di Pura Agung Raksa Bhuana Medan. Universitas Negeri Medan. Skripsi.

Shaputra, Irvan, M. 2003. Upacara Kematian Dalam Masyarakat Cina Indonesia (artikel).

Sinambela, Bertua Naomi. 2011. Peranan Musik Pada Tata Ibadah Agama Buddha Mahayana di Vihara Borobudur jalan Imam Bonjol Medan. Universitas Negeri Medan. Skripsi.

Soeharto. M. 1992. Kamus Musiki . Jakarta :Gramedia Widia Sarana Indonesia. Soeharto. 2001. Musik Dalam Mencerdaskan Anak. Jakarta: Cakrawala.

Spradly, James.2008.Participant Observation.Rinehart and wiston.

Sugiono.2008. Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D. Bandung: alfabeta . . 2009. Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D. Bandung: alfabeta. . 2010. Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D. Bandung: alfabeta. . 2012. Metode Penelitian Kuantitatif dan kualitative R&D. Bandung:

alfabeta.

Soedarsono.1999.Seni Pertunjukan Indonesia di Era Globalisasi. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Supranto. 2004. Metedologi Penelitian Kependidikan. Bandung: Publishing House.

(25)

83

Tampubolon, Dian P. N. 2009. Peranan Musik Dalam Ritual Agama Hindu Di Kuil Shri Mariamman Koil Kampung Madras Medan. Universitas Negeri Medan. Skripsi.

Tanggok, Ikhsan, M. 2005. Mengenal Lebih Dekat Agama Khonghucu di Indonesia. Pelita kebajikan. Jakarta.

Thaddeus, George, Jones (1974). Music Theory. Lodon.Barnes and Noble Book. Walter, E, Nallin (1968). The Musical Idea. London. United States of America. Webber, Max. 1951. The Relegion Of China. United States of America.

Gambar

Gambar 4.1: Pemimpin doa mengirimkan surat kepada raja dewa nirwana ....

Referensi

Dokumen terkait

Benar, sebab kristis berarti tahu mebedakan mana yang baik dan buruk; mandiri dapat dipercaya dalam menentukan baik tidaknya sesuatu; kreatif artinya dapat memanfaatkan kemajuan

Dari pelaksanaan evaluasi dokumen penawaran dan setelah dilakukan pembuktian kualifikasi, maka dari 6 (enam) Penyedia Barang yang dievaluasi, Penyedia Barang

Kepada masyarakat dan Penyedia Barang/Jasa yang akan mengajukan pengaduan dan sanggahan kami tungguselambat-lambatnya3 (tiga) hari kerja setelah pengumuman ini diterbitkan. Denpasar,

1) Penerapan media boneka tangan dalam pembelajaran menyimak dongeng dapat meningkatkan kemampuan menyimak siswa. Kegiatan pembelajaran menyimak dongeng menggunakan

Nilai koefisien korelasi sebesar 0,208 yang menunjukkan tingkat keeratan sikap termasuk kategori rendah.Hal ini karena sikap merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

Pada tahap obesrvasi ini merupakan penelitian yang menggunakan panca indra yang dapat mengamati secara langsung di tempat kejadian yang berada di dalam kelas sehingga

Analisis kadar abu dengan metode pengabuan kering dilakukan dengan cara mendestruksi komponen organik sampel dengan suhu tinggi di dalam suatu tanur pengabuan ( furnace ), tanpa

dinilai lebih mencerminkan kemampuan peserta didik yang sebenarnya. 32 Abdul Majid, Penilaian Autentik Proses dan Hasil Belajar..., hal. 33 Kunandar, Penilaian Autentik ...,