• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATAN KEMAMPUAN MEGENAL LAMBANG BILANGAN MELALUI BERMAIN KARTU ANGKA BERGAMBAR PADA ANAK USIA DINI KELOMPOK A DI TK SIKAMASEANG SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "MENINGKATAN KEMAMPUAN MEGENAL LAMBANG BILANGAN MELALUI BERMAIN KARTU ANGKA BERGAMBAR PADA ANAK USIA DINI KELOMPOK A DI TK SIKAMASEANG SKRIPSI"

Copied!
154
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATAN KEMAMPUAN MEGENAL LAMBANG BILANGAN MELALUI BERMAIN KARTU ANGKA BERGAMBAR PADA ANAK

USIA DINI KELOMPOK A DI TK SIKAMASEANG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Melakukan Penelitian pada Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh

SIIPA ESOMAR 105451108517

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 2021

(2)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

‘‘Bacalah dengan (menyebut) nama Rabbmu Yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal

darah. Bacalah, dan Rabbmulah Yang MahaPemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran qolam (pena). Dia

mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya’’.

(QS. Al ‘Alaq: 1-5)

Belajarlah bahasa huruf, sehingga anda bisa membaca tulisan.

Belajarlah bahasa alam, sehingga anda bisa membaca jutaan hikmah dari alam. Belajarlah bahasa kehidupan, sehingga anda

bisa membaca arti dari setiap kejadian.

(Anonim)

Karya tulis skripsi ini, saya persembahkan kepada:

1. Bapak (Almarhum) dan Ibu tercinta, yang selalu tulus mendukung dan mendoakan dengan penuh rasa kasih dan sayang

2. Almamaterku tercinta Unismuh 3. Nusa, bangsa, dan agam

ii

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

ABSTRAK

Siipa 2021. Meningkatkan Kemampuan Mengenal Lambang Bilangan Melalui Permainan Kartu Angka Bergambar pada Anak Usia Dini Kelompok A Di TK Sikamaseang. Skripsi. Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Dr.

Baharullah, M. Pd dan Pembimbing II Arie Martuty, S.Si.,M.Pd

Masalah utama dalam penelitian ini yaitu bagaimana meningkatkan kemampuan mengenal lambang bilangan pada anak usia dini kelompok A di TK Sikamaseang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan mengenal lambang bilangan pada anak usia dini kelompok A di TK Sikamaseang.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. subjek penelitian ini adalah 1 orang guru dan 19 anak pada kelompok A di TK Sikamaseang. Objek penelitian ini adalah kemampuan mengenal lambang bilangan melalui bermainan kartu angka bergambar. Teknik pengumpulan data yang digunakan observasi dan dokumentasi.

Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi dan hasil dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah deskriktf kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan ada peningkatan kemampuan mengenal lambang bilangan pada anak kelompok A di TK Sikamaseang. Pelaksanaan penelitian pada siklus I dan siklus II, menunjukkan bahwa kemampuan mengenal lambang bilangan anak dapat dilihat dari persentase hasil observasi kemampuan mengenal lambang bilangan anak pratindakan yaitu 3,9%, persentase hasil observasi kemampuan mengenal lambang bilangan anak pada siklus I adalah 39,14%, dan persentase hasil observasi kemampuan mengenal lambang bilangan anak pada siklus II adalah 79,27% dengan kriteria berkembang sangat baik.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan permainan kartu angka bergambar dapat meningkatkan kemampuan mengenal lambang bilangan pada anak kelompok A di TK Sikamaseang.

Kata kunci : Lambang Bilangan, Bermainan Kartu Angka Bergambar

v

(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan berkat, rahmat, dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dengan baik dan maksimal. Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Pendidik Anak Usia Dini, Fakultas keguruan dan ilmu pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar.

Peneliti menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak mungkin selesai tanpa bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak baik secara langsung ataupun tidak langsung sehingga skripsi dapat terselesaikan dengan baik. Maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya. Kemudian kepada kedua tua ku, Ayah (Almarhum) dan Ibu telah berjuang, berdoa, mengasuh, membesarkan, mendidik, dan membiayai penulis dalam proses pencarian ilmu.

Demikian pula penulis mengucapkan kepada para keluarga yang tak hentinya memberikan motivasi dan selalu menemaniku dengan candanya, kepada kaka dan ade-ade ku dan pembimbing dan I dan II yang telah memberikan bimbingan, arahan, serta motivasi sejak awal penyusunan proposal hingga selesainya skripsi ini.

Tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar, Bapak Prof. Dr. H. Abd. Rahman Rahim, S.E., M.M, Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., P.h.D., Dekan Fakultas keguruan dan Ilmu pendidikan universitas muhammadiyah Makassar yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian, dan Tasrif Akib, S.Pd.,M.Pd., ketua program studi pendidikan

vi

(9)

guru pendidik anak usia dini serta seluruh dosen dan para staf pegawai dalam lingkungan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Unversitas Mulammadiyah Makassar yang telah membekali penulis dengan serangkaian ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi penulis.

Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya juga penulis ucapkan kepada Ibu Miftahul Jannah selaku Kepala Sekolah TK Sikamaseang dan Ibu Nuraini selaku guru kelas A TK Sikamaseang Kemala yang telah memberikan izin dan bantuan untuk melakukan penelitian. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada sahabat dan teman-teman seperjuanganku angkatan terlebih kelas 17 C atas kebersamaan, motivasi, saran, dan bantuannya kepada penulis yang telah memberi pelangi dalam hidupku. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu-satu.

Akhirnya, dengan segala kerendahan hati, penulis senantiasa mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak, selama saran dan kritikan tersebut sifatnya membangun karna penulis yakin bahwa suatu persoalan tidak akan berarti sama sekali tanpa adanya kritikan. Mudah-mudahan dapat memberi bahwa tugas akhir skripsi ini masih jauh darmanfaat bagi para pembaca, terutama bagi diri pribadi penulis. Aamiin

Makassar, Oktober 2021 Penyusun

vii

(10)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

LEMBAR PERSETUJUAN ... iii

SURAT PERNYATAAN ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

ABSTRAK ... vi

KATA PEGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang... 1

B. Masalah Penelitian ... 8

1. Identifikasi Masalah ... 8

2. Alternatif Pemecahan Masalah ... 8

3. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 11

A. Kajian Teori ... 11

B. Lambang Bilangan ... 13

C. Bermain Kartu Angka Bergambar ... 20

D. Kerangka Pikir ... 31 viii

(11)

E. Hipotesis Penelitian ... 33

BAB III METPDE PENELITIAN ... 34

A. Jenis Penelitian ... 36

B. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 36

C. Faktor yang diselidiki ... 36

D. Prosedur Penelitian ... 36

E. Instrumen Penelitian ... 45

F. Teknik Pengumpulan Data ... 50

G. Teknik Analisis Data ... 51

H. Indikator Keberhasialan ... 54

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 55

A. Hasil Penelitian ... 55

B. Pelaksanaan Penelitian ... 58

1. Deskripsi Pra Tindakan ... 58

2. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Siklus I ... 63

3. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Siklus II ... 67

C. PEMBAHASAN ... 90

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 94

A. Kesimpulan ... 94

B. Saran ... 95

DAFTAR PUSTAKA ... 97

ix

(12)

LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

x

(13)

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 2.1 kisi-kisi observasi kemampuan mengenal lambang bilangan ... 47

Tabel 2.2 Rubrik Penilaian Hasil Observasi ... 48

Tabel 3. 3 Instrumen Penilaian Aktivitas Guru Melalui Bermain Kartu Angka Bergambar ... 49

Tabel 3.5 Kriteria Persentase anak ... 53

Tabel 3.6 Kriteria Persentase anak ... 54

Tabel 3.7 Skor rata-rata aktivitas guru ... 54

Tabel 4.1Hasil Observasi Pra tindakan kemampuan mengenal lambang Bilangan ... 66

Tabel 4. 3 Hasil Observasi dan Evaluasi Guru ... 75

Tabel 4.4 Hasil Observasi Mengenal Lambang Bilangan Anak Siklus I ... 79

Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Observasi Mengenal lambang bilangan Siklus I ... 80

Tabel 4. 6 Hasil Observasi dan Evaluasi Guru ... 92

Tabel 4.8 Rekapitulasi Hasil Observasi Mengenal Lambang bilangan Siklus II 98 Tabel 4.9 Rekapitulasi data Pratindakan, siklus I, dan siklus II ... 106

x

(14)

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Surat Izin Penelitian

1. Surat Izin Dari Dinas Penelitian Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintuprovinsi Sulawesi Selatan

2. Surat Izin Dari Kantor Bupati

3. Surat Keterangan Penyelesaian Penelitian 4. Keterangan Validasi

Lampiran 2 : Hasil Observasi Anak dan Guru 1. Hasil Observasi Pra Tindakan

2. Hasil Observasi Siklus I Pertemuan I 3. Hasil Observasi Siklus I Pertemuan II 4. Hasil Observasi Siklus II Pertemuan I 5. Hasil Observasi Siklus II Pertemuan II 6. Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus I 7. Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus II Lampiran 3 : Rencana Pembelajaran Harian (RPPH)

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian Siklus I Pertemuan I 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian Siklus I Pertemuan II 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian Siklus II Pertemuan I 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian Siklus II Pertemuan II Lampiran 4 : Kartu kontrol penelitian

Lampiran 5 : Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian

xi

(15)

BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan proses komunikasi yang mengandung transformasi pengetahuan, nilai-nilai, dan keterampilan-keterampilan di dalam dan di luar sekolah yang berlangsung sepanjang hayat dari generasi ke generasi (Dwi Siswoyo, 2008: 25).

Pendidikan tidak hanya terjadi di lembaga sekolah, akan tetapi juga terjadi di dalam lingkungan keluarga, masyarakat, dan lingkungan sekitar. Pendidikan merupakan suatu proses yang membutuhkan waktu yang lama. Proses pendidikan ini, mengandung upaya pembinaan, pengembangan, peningkatkan potensi, serta peningkatan kemampuan yang dimiliki anak untuk mencapai kemajuan dalam hidupnya.

Seiring dengan perkembangan peradaban manusia, ilmu pendidikan juga mengalami perkembangan yang sangat pesat dan sudah terspesialisasi. Salah satunya adalah Pendidikan Anak Usia Dini yang mengalami perkembangan sangat pesat.

Pendidikan Anak Usia Dini sekarang ini mendapatkan perhatian besar dari pemerintah dan masyarakat. Pendidikan Anak Usia Dini berbeda dengan pendidikan sekolah dasar, tingkat menengah, maupun perguruan tinggi. Pendidikan Anak Usia Dini memerlukan pendekatan, metode, dan cara pembelajaran khusus yang disesuaikan dengan karakteristik belajar anak. (C. Asri Budiningsih, 2005: 28)

1

(16)

2

Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu lembaga yang diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, non formal dan atau informal. PAUD pada jalur pendidikan formal berbentuk Taman Kanak-kanak (TK), Raudatul Athfal (RA), atau berbentuk lain yang sederajat PAUD pada jalur pendidikan non formal berbentuk Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA), atau bentuk lain yang sederajat. PAUD pada jalur informal berbentuk pendidikan keluarga dan yang diselenggarakan oleh lingkungan masyarakat dimana ia tinggal. Anak usia dini memiliki karakteristik yang khas, baik secara fisik, psikis, sosial, moral dan sebagainya. (Maimunah Hasan, 2009: 67)

Dalam peraturan pemerintah NO.6 tahun 2003 ayat 1 mengatur bahwa Taman Kanak-Kanak adalah salah satu bentuk pendidikan anak usia dini yang menyediakan program pendidikan bagi anak 4 tahun sampai memasuki melanjukan pendidikan ke sekolah dasar. Pada kurikulum berbasis kompotensi (KBK 2004), dinyatakan bahwa tujuan Taman Kanak-Kanak (TK) adalah membantu anak didik mengembangkan berbagi potensi baik psikis atau fisik yang meliputi moral dan nilai-nilai agama, sosial, emosional, kongnitif, bahasa, fisik motorik, kemandirian dan seni.

Perkembangan aspek kognitif merupakan perubahan kemampuan berpikir atau intelektual peserta didik. Kemampuan kognitif adalah penampilan yang dapat diamati dari aktivitas mental (otak) untuk memperoleh pengetahuan melalui pengalaman sendiri. Ada beberapa perkembangan kognitif seperti mengenal huruf, mengenal warna, mengenal angka dan lain sebagainya. Perkembangan kognitif adalah proses terjadi secara internal di dalam pusat susunan syaraf pada waktu manusia sedang

(17)

3

berfikir. Kemampuan kognitif ini perkembangan fisik dan syarat-syarat yang berada di pusat syaraf. Salah satu teori yang berpengaruh dalam menjelaskan perkembangan kognitif. Partini (2010: 77)

Salah satu kemampuan kognitif yang harus ditingkatkan pada anak taman kanak-kanak adalah kemampuan mengenal lambang bilangan merupakan kemampuan anak untuk mengenal simbol-simbol bilangan. Mengenal lambang bilangan penting untuk dikembangkan karena merupakan dasar kemampuan matematika pada anak.

Kemampuan mengenal lambang bilangan yang baik sejak usia dini, memudahkan anak dalam memahami operasi-operasi bilangan pada tingkat pendidikan selanjutnya yaitu pendidikan sekolah dasar, tingkat menengah, dan perguruan tinggi. Anak dikatakan mengenal lambang bilangan dengan baik apabila anak tidak sekedar menghafal lambang bilangan, akan tetapi telah mengenal bentuk dan makna dari bilangan tersebut dengan baik. Munawir (2005 : 48)

Kemampuan mengenal lambang bilangan pada anak sangat penting digunakan untuk memperoleh kesiapan dalam mengikuti pembelajaran khususnya dalam penguasaan mengenal lambang bilangan matematika ini juga termasuk dalam mengembangkan kognitif anak. Pengenalan lambang bilangan pada anak dapat merangsang kecerdasan anak sejak dini dan secara tidak langsung dapat mengembangkan kemampuan kognitif anak. Pengenalan angka akan efektif apabila melalui praktik langsung, yang dilakukan oleh anak.

(18)

4

Belajar bilangan bagi anak usia dini bukan berarti belajar yang menuntut anak untuk mampu berhitung sampai seratus, seribu, atau bahkan menuntut anak untuk memahami operasi matematika yang rumit. Belajar bilangan untuk anak usia dini, lebih kepada pengenalan lambang bilangan dan simbol dari suatu bilangan. Belajar bilangan pada anak usia dini masih dalam proses mengenal bilangan. Mengenal bilangan bukan hanya mengenal bentuk dari bilangan akan tetapi mengenal makna dari bilangan tersebut. Pada dasarnya semua anak di dunia ini terlebih pada anak usia dini dari manapun mereka berasal semuanya memiliki kegemaran yang sama yaitu bermain.

Lambang bilangan bagi anak usia dini sangatlah dibutuhkan untuk mempersiapkan anak belajar matematika dijenjang pendidikan selanjutnya.

Pemahaman tentang lambang bilangan pada anak usia dini biasanya dimulai dengan mengeksplorasi benda-benda konkret yang dapat di hitung dan diurutkan, kemampuan anak dalam mengenal lambang bilangan ditandai dengan anak mampu menyebutkan lambang bilangan, anak mampu menunjukkan lambang bilangan, anak mampu membedakan lambang bilangan, anak mampu mengurutkan lambang bilangan dan anak mampu mencocokkan lambang bilangan.

Beradasarkan hasil observasi awal yang penelti lakukan pada tanggal 07 Juni 2021 peneliti menemukan permasalahan pada anak kelompok A di TK Sikamaseang terkait dengan kemampuan mengenal lambang bilangan. Jumlah anak di TK Sikamaseang pada Kelompok A, adalah 9 anak perempuan dan 10 anak laki-laki, dari 19 anak di kelompok A ada 15 anak belum bisa mengenal lambang bilangan dengan

(19)

5

baik. Anak mengenal lambang bilangan sebatas hafalan, sehingga anak masih terbalik-balik dalam menyebutkan lambang bilangan. Proses membilang anak juga belum tepat yaitu terdapat ketidak sesuaian antara pengucapan dengan jumlah benda yang dihitung. Anak juga masih kesulitan dalam membedakan lambang bilangan seperti angka 6 dan 9, anak masih belum memahami ketika diminta menunjukkan lambang bilangan yang disebutkan. Selain itu anak juga masih belum memahami ketika diminta mencocokkan lambang bilangan, terkadang anak masih kurang tepat dalam menuliskan lambang bilangan.

Hal ini menunjukkan bahwa dalam pembelajaran megenal lambang bilangan pada anak belum di stimulasi secara optimal, Hal ini terlihat ketika pembelajaran anak dalam mengenalkan lambang bilangan, misalnya anak belajar tentang bilangan hanya dengan secara bersama-sama menyebutkan lambang bilangan setelah diminta guru.

Selain itu juga karena kurangnya variasi media yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Pembelajaran di TK Sikamaseang hendaknya menerapkan belajar sambil bermain karena pada hakikatnya anak belajar melalui bermain. Menurut Piaget, anak belajar dengan berinteraksi melalui objek yang ada disekitarnya. Dengan bermain anak memiliki kesempatan menggunakan indranya, seperti menyentuh, mencium, melihat, dan mendengarkan untuk mengetahui sifat- sifat objek. Kegiatan bermain yang dilakukan saat proses belajar diharapkan dapat merangsang anak untuk terlibat aktif dalam setiap kegiatan dengan menggunakan media belajar yang sesuai kebutuhan anak dalam bermain dan belajar sehingga kebutuhan anak dapat terpenuhi sesuai dengan tahap perkembangannya.

(20)

6

Untuk mengatasi permasalahan diatas, peneliti mengajukan solusi untuk meningkatkan kemampuan anak dalam mengenal lambang bilangan melalui bermain kartu angka bergambar. Bermain kartu angka bergambar sangat menarik bagi anak, sehingga anak tertarik. Anak dengan antusiasi mengikuti kegiatan pembelajaran mengenal lambang bilangan sehingga kemampuan mengenal lambang bilangan pada anak dapat meningkat dan berkembang secara optimal. Bermain kartu angka bergambar merupakan suatu kegiatan yang digunakan sebagai pengenalan lambang bilangan

Bermain Kartu Angka Bergambar merupakan aktivitas yang menyenangkan bagi anak dan dapat membantu anak mencapai perkembangan yang utuh. Salah satu aspek perkembangan kognitif yang dapat dicapai melalui kegiatan bermain adalah kemampuan mengenal lambang bilangan. Bermain yang dapat membantu anak dalam mengembangkan kemampuan mengenal lambang bilangan adalah bermain kartu angka bergambar. Bermain menggunakan kartu angka bergambar dapat membantu anak dalam mengetahui lambang bilangan 1-10 dengan baik

Kartu angka bergambar adalah kartu yang berisi lambang bilangan disertai dengan gambar yang jumlahnya sesuai dengan lambang bilangan yang tertulis pada kartu tersebut. Kartu angka bergambar ini merupakan suatu media yang dapat membantu mengenalkan lambang bilangan. Kartu angka bergambar ini dapat dibuat sendiri oleh pendidik. Pembuatan kartu angka bergambar disesuaikan dengan tahap berpikir anak dan tema yang sedang dikembangkan. Belajar menggunakan media kartu angka bergambar akan lebih menyenangkan dan memudahkan anak dalam

(21)

7

mengenal lambang bilangan jika dilakukan dengan cara yang menyenangkan yaitu melalui bermain.

Bermain merupakan suatu aktivitas yang khas dan sangat berbeda dengan aktivitas lain seperti bekerja yang sering dilakukan oleh orang dewasa dalam mencapai suatu hasil akhir. Dengan demikian pengetahuan tentang teori belajar dan proses pembelajarnnya bagi anak usia dini sangat bermanfaat tidak hanya bagi guru yang ada di lembaga PAUD, tetapi juga mempunyai manfaat bagi orang tua dan orang dewasa yang memiliki tanggung jawab dalam membelajarkan anaknya. Dunia anak adalah dunia bermain, yang merupakan fenomena sangat menarik perhatian bagi para pendidik, psikolog, dan ahli filsafat sejak dahulu. Mereka tertantang untuk lebih memahami arti bermain dikaitkan dengan tingkah laku anak.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa metode bermain kartu angka bergambar dapat meningkatkan kemampuan anak dalam mengenal lambang bilangan. Bermain menggunakan kartu angka bergambar memudahkan anak dalam mengenal lambang bilangan. Selain itu, bermain menggunakan kartu angka bergambar yang dibuat semenarik mungkin akan mengaktifkan anak dalam proses pembelajaran. Anak lebih bersemangat dalam belajar karena suasana belajar lebih menyenangkan sehingga anak akan lebih tertarik dengan aktivitas belajarnya. Dengan demikian maka penelitian yang akan dilakukan mengambil judul: “Meningkatan Kemampuan Mengenal Lambang Bilangan Melalui Bermain Kartu Angka Bergambar Pada Anak Usia Dini Kelompok A di TK Sikamaseang”

(22)

8

B. Masalah Penelitian 1. Identifikasi Masalah

a. Anak belum bisa mengenal lambang bilangan dengan baik b. Anak mengenal lambang bilangan sebatas hafalan

c. Anak kesulitan dalam membedakan lambang bilangan antara 6 dan 9 d. Anak belum memahami ketika diminta mencocokkan lambang bilangan e. Anak kurang tepat dalam menuliskan lambang bilangan

2. Alternatif pemecahan masalah

Untuk memecahkan masalah tentang kurangnya pengetahuan anak tentang mengenal lambang bilangan di TK Sikamaseang, maka penulis melalui bermain kartu angka bergambar.

3. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah kemampuan mengenal lambang bilangan anak dapat meningkatkan melalui bermain kartu angka bergambar pada anak usia dini kelompok A di TK Sikamaseang?

C. Tujuan Penelitian

Berdasar rumusan masalah yang diuraikan diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui meningkatkan kemampuan mengenal lambang bilangan anak dapat meningkatkan melalui bermain kartu angka bergambar pada anak usia dini kelompok A di TK Sikamaseang.

(23)

9

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, hasil penelitian ini bermanfaat untuk memperluas wawasan yang berkaitan dengan perkembangan kognitif, khususnya kemampuan mengenal lambang bilangan melalui bermain kartu angka bergambar pada anak usia dini kelompok A di TK Sikamaseang Oleh karena itu, penelitian ini bermanfaat menambah pengetahuan mengenai bermain kartu angka bergambar dalam rangka meningkatkan kemampuan mengenal lambang bilangan.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis hasil penelitian ini dapat memberi manfaat bagi sekolah, guru, peserta didik, dan peneliti:

a. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pelakasanaan proses pembelajaran khususnya dalam mengenalkan lambang bilangan.

b. Bagi Guru

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk memperbaiki dan menyempurnakan proses dan hasil pembelajaran yang dilakukan selama ini, khususnya pembelajaran untuk mengenalkan lambang bilangan. Manfaat yang lain yaitu dapat memberikan gambaran kepada guru dalam merancang

(24)

10

pembelajaran melalui metode bermain kartu angka bergambar untuk meningkatkan kemampuan mengenal lambang bilangan.

c. Bagi peserta didik

Anak dalam belajar mengenal lambang bilangan lebih mudah dan menyenangkan karena pembelajaran yang dilakukan lebih variatif sehingga anak memiliki kemampuan mengenal lambang bilangan yang baik melalui metode bermain kartu angka bergambar.

(25)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori

1. Penelitian yang Relevan

Penelitian mengenai upaya kemampuan mengenal lambang bilangan pada anak melalui bermain kartu angka bergambar di TK Sikamaseang yang baru pertama kali dilakukan. Dan sudah ada penelitian terdahulu mengenai masalah itu, penelitian yang relevanya yaitu sebagai berikut :

1. Dwi Noviani, Tahun 2016 denga judul “Meningkatkan Kemampuan Mengenal Lambang Bilangan Melalui Permainan Mencari Pasangan di kelompok A TK Siti Manggopoh Lampung”. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas dan teknik pengumpulan data menggunakan observasi dan dokumentasi. Teknik analisi data menggunakan triangulasi.

Hasil penelitian yang diperoleh bahwa permainan mencari pasangan dapat meningkatkan kemampuan mengenal lambang bilangan.

Berdasarkan hasil peneliti dan pembahasan pembelajaran melalui permainan mencari pasangan dapat meningkatkan kemampuan mengenal lambang bilangan pada anak di kelompok A TK Sitti manggopoh Bandar jumlah frekuensi dari siklus 1 hingga ke siklus ke 3, yang dilihat dari indikator menyebutkan dengan menunjukkan lambang bilangan dengan menunjukkan lambang bilangan, mengurutkan lambang bilangan,

11

(26)

12

memasangkan lambang bilangan dengan benda dan membilang dengan kriteria berkembang sangat baik.

Persamaan penelitian Dwi Noviani dengan penelitian ini adalah sama-sama bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mengenal Lambang Bilangan. Sedangkan perbedaan penelitian ini dengan penelitian Dwi Noviani adalah penelitian ini lebih menitik beratkan pada metode bermain kartu angka bergambar sedangkan dalam penelitian Dwi Noviani menitik beratkan pada metode melalui permainan mencari pasangan.

2. Lilik Muhlichatun Ntmah, Tahun 2019 dengan judul “Peningkatan Kemampuan Mengenal Lambang Bilangan Satu Sampai Sepuluh Melalui Media Papan Flanel pada Kelompok A taman kanak-kanak Aisyiyah Bustanul Athfal 50 gayungan, Surabaya”. Penelitian ini yang dipakai disini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang pengamatan dilakukan penelitian dalam aktifitas belajar seperti sebuah tindakan kelas yang diadakan bersama-sama.

Persamaan penelitian Lilik Muhlichatun dengan penelitian ini adalah sama-sama bertujuan untuk Peningkatan kemampuan mengenal lambang bilangan. Perbedaan penelitian Lilik Muhlichatun dengan penelitian ini adalah penelitian Sukatmi menitik beratkan pada media papan flanel sedangkan dalam penelitian ini dengan metode bermain kartu angka bergambar

(27)

13

B. Lambang Bilangan

1. Pengertian Lambang Bilangan

Menurut Wahyudi dan Dwi (2005:116) bahwa “anak melihat banyak angka-angka disekitarnya. Mereka mengembangkan pemikiran-pemikiran mengenai arti angka-angka tersebut dan mereka berusaha untuk menggunakannya”. Dalam pedoman pembelajaran permainan lambang bilangan permulaan di taman kanak-kanak dijelaskan bahwa lambang bilangan merupakan bagian dari matematika, diperlukan untuk menumbuh kembangkan keterampilan berhitung yang sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, terutama lambang bilangan yang merupakan juga dasar bagi pengembangan kemampuan matematika maupun kesiapan untuk mengikuti pendidikan dasar.

Sedangkan Menurut (Hurlock, 2011:107), berpendapat bahwa “Seiring dengan perkembangan pemahaman bilangan permulaan ini”. Menyatakan bahwa lambang bilangan yang di mulai dipahami anak sejalan dengan bertambahnya pengalaman yang di alami oleh anak.diantaranya lambang bilangan berhubugan dengan kata-kata,ketika anak mulai bicara. Pengalaman yang dialami seorang anak mempengaruhi lambang bilangan anak, karena itulah secara umum anak yang memulai pendidikan di Taman Kanak-kanak umumnya belajar arti bilangan lebih cepat dibandingkan dengan yang tidak mengalami pendidikan di Taman Kanak-kanak, pemahaman lambang bilangan akan berkembang dengan cepat sampai pada peningkatan ketahap

(28)

14

pengertian mengenai jumlah. Oleh karena itu memahami lambang bilangan melalui permainan sangat penting karena dengan permainan anak akan dapat cepat memahami maksud dari pembelajaran tersebut.

Belajar bilangan bagi anak usia dini bukan berarti belajar yang menuntut anak untuk mampu berhitung sampai seratus, seribu, atau bahkan menuntut anak untuk memahami operasi matematika yang rumit. Belajar bilangan untuk anak usia dini, lebih kepada pengenalan lambang bilangan dan simbol dari suatu bilangan.

Belajar bilangan pada anak usia dini masih dalam proses mengenal bilangan.

Mengenal lambang bilangan bukan hanya mengenal bentuk dari bilangan akan tetapi mengenal makna dari bilangan tersebut. Pengenalan lambang bilangan tidak hanya sekedar mengenal lambang dari suatu bilangan, akan tetapi anak mampu mengetahui makna atau nilai dari suatu bilangan.

Anak yang memiliki kemampuan mengenal lambang bilangan yaitu anak yang memiliki kesanggupan untuk mengetahui makna dan simbol yang melambangkan banyaknya suatu benda. Pengenalan lambang bilangan yang hanya berupa hafalan menjadikan anak sekedar mengetahui lambang bilangan tanpa mengetahui makna dari bilangan tersebut. Anak yang sekedar menghafal lambang bilangan akan merasa kesulitan dalam menyelesikan suatu masalah yang berhubungan dengan bilangan. Lambang bilangan yang belum matang menjadikan anak bingung jika dihadapkan dengan persoalan yang berhubungan dengan bilangan. Oleh karena itu, sangat penting mengenalkan lambang bilangan pada anak sejak usia dini

(29)

15

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa bilangan merupakan penguasaan lambang bilangan matematika yang bersifat abstrak, yang dimulai dipahami anak sejalan dengan bertambahnya pengalaman yang di alami oleh anak.

Dalam pengenalan lambang bilangan pada anak. Cara dan stimulasi yang tepat dan menyenangkan. Salah satunya adalah melalui bermain kartu angka bergambar.

2. Pengenalan Lambang Bilangan

Berbagai macam bentuk pengenalan lambang bilangan dan lambang bilangan untuk pengajaran matematika menurut (Wahyudi & Dwi 2005:110) sebagai berikut:

a. Angka dan hitungan

Angka adalah pemahaman bahwa satu adalah satu, dua adalah dua, dan seterusnya. Anak pra sekolah memiliki kesulitan dalam memikirkan angka karena memiliki nilai-nilai khusus. Dalam beberapa kesempatan, mereka bisa berhitung dan memberi angka pada sebuah obyek.

b. Mencocokan

Mencocokan adalah suatu keahlian penting dalam perkembangan kognitif. Hal ini juga memberikan kesempatan yang bagus untuk membantu perkembangan perbedaan secara visual. Beberapa kegiatan mencocokan antara lain adalah : sama dan berbeda, warna, ukuran, angka, obyek dan bahan.

(30)

16

c. Kelompok Angka

(a) Kelompok angka satu, kelompok angka dua, kelompok angka tiga dan seterusnya. (b) Berhitung dan pengenalan perseptual pada kenyataan bahwa empat itu lebih banyak daripada dua atau tiga.

d. Mengelompokan dan Menggolongkan

Anak-anak memiliki konsep kelompok, penggolongan, pemilahan dan penggabungan. Perbandingan Membandingkan melibatkan penemuan beberapa hubungan tertentu dari beberapa karateristik khusus atau atribut antara dua buah benda. Atribut-atribut tersebut bisa jadi ukuran informal, perbandingan jumlah, atau perbandingan berat, warna, ukuran, bentuk dan lain sebagainya 3. Kemampuan Mengenal Lambang Bilangan

Kemampuan mengenal lambang bilangan merupakan kemampuan mengenal lambang bilangan matematika dasar yang sangat penting dikuasai oleh anak sejak usia dini Sudaryanti, (2006: 60) menjelasakan pengenalan lambang bilangan penting untuk anak usia dini sebagai modal awal bagi anak untuk mengenal hal-hal penting dalam kehidupan sehari-hari khususnya yang berhubungan dengan lambang bilangan sebagai berikut:

a. Anak mampu mengenal waktu atau jam, tanggal,bulan, serta tahun yang semuanya itu berhubungan dengan bilangan.

b. Anak mampu mengenal waktu,tanggal, bulan, tahun dengan baik.

c. Anak mampu mengatahui waktu dengan baik apabila anak telah mampu membaca lambang bilangan yang ditunjukan oleh jarum jam dan kelender

(31)

17

d. Anak mampu membaca jam dan kelender yang sering kita lihat baik di sekolah maupun di rumah apabila anak memiliki kemampuan mengenal lambang dengan baik.

Kemampuan mengenal lambang bilangan merupakan kemampuan dasar bagi penguasaan operasi-operasi matematika di jenjang pendidikan formal berikutnya yaitu sekolah dasar, sekolah menengah, dan perguruan tinggi. Sekarang ini, materi pelajaran matematika yang diajarkan untuk anak sekolah dasar sudah semakin rumit dan kompleks. Anak kelas satu sekolah dasar sudah mulai diajarkan pada penjumlahan dan pengurangan. Anak sekolah dasar juga mulai diajarkan perkalian dan pembagian serta operasi-operasi bilangan yang lebih rumit. Begitu pula untuk anak sekolah menengah sampai perguruan tinggi, operasi matematika yang diajarkan semakin rumit dan komples. Kemampuan mengenal lambang bilangan merupakan kemampuan dasar dalam penguasaan operasi bilangan.

Anak yang belum memiliki kemampuan mengenal lambang bilangan dengan baik akan kesulitan dalam melakukan operasi matematika yang lebih rumit di sekolah dasar. Anak yang pada usia dini tidak memiliki kemampuan mengenal lambang bilangan dengan baik, membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menyesuaikan diri terhadap pelajaran matematika di sekolah dasar. Hal ini mengakibatkan kemampuan anak yang rendah terhadap operasi bilangan atau pelajaran matematika sehingga mempengaruhi prestasi anak di sekolah. Belajar matematika merupakan jenis belajar pengetahuan.

(32)

18

Tahapan belajar untuk jenis belajar pengetahuan menurut Mustaqim (2008:

42-44) yaitu tahap pengamatan, hafalan dan yang terakhir adalah tahap pemecahan masalah. Operasi matematika pada anak sekolah dasar, sekolah menengah, dan perguruan tinggi merupakan tahap pemecahan masalah. Anak dihadapkan pada soal-soal matematika yang harus diselesaikan dengan baik. Anak mampu menyelesaikan soal dengan baik apabila anak telah memiliki kemampuan mengenal lambang bilangan dengan baik sejak dini. Anak usia dini memiliki keterbatasan dalam kemampuan berpikirnya. Anak memiliki kemampuan berpikir konkret dan masih terbatas untuk pemikiran yang bersifat abstrak. Anak mudah memahami hal-hal yang bersifat konkret dan akan merasa sulit untuk hal-hal yang bersifat abstrak. Semakin abstrak suatu materi akan semakin sulit dipahami oleh anak. Mengenal lambang bilangn merupakan suatu materi yang bersifat abstrak.

Anak yang masih memiliki keterbatasan daya pikir ini akan mampu mengenal lambang bilangan dengan baik apabila dilakukan melalui tahap pengenalan.

4. Indikator Kemampuan Mengenal Lambang Bilangan

Dalam kurikulum Taman Kanak-Kanak (2010:49) indikator kemampuan mengenal lambang bilangan untuk anak usia 4-5 tahun sebagai berikut :

a. Menunjukan lambang bilangan 1-10 b. Meniru lambang bilangan

c. Menghubungkan atau memasangkan lambang bilangan dengan benda-benda sampai 1 -10

(33)

19

Pratini (2010: 138) menambahkan bahwa indikator dalam kemampuan mengenal lambang bilangan anak usia 4-5 tahun sebagai berikut :

a. Mengatahui konsep banyak dan sedikit

b. Membilang benyak benda satu sampai sepuluh c. Mengenal konsep bilangan

d. Mengenal lambang bilangan e. Mengenal lambang huruf

Sedangkan Nugraha (2010 :8-23) menerangkan bahwa kemampuan mengenal lambang bilangan anak usia dini 4-5 tahun,sebagai berikut:

e. Mengenal dan menyebutkan urutan bilangan dari 1-10

f. Menghubungkan atau memasangkan lambang bilangan dengan benda-benda sampai 10 anak tidak disuruh menulis

g. Membuat urutan bilangan 1 -10 dengan benda-benda

h. Membilang mengenal konsep bilangan dengan benda-benda sampai 10 i. Membedakan dan membuat 2 kumpulan benda yang sama Jumlahnya, yang

tidak sama, lebih banyak dan lebih sedikit.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa salah satu indikator kemampuan kongnitif meliputi mengenal lambang bilangan anak usia dini yaitu menghubungkan lambang bilangan .Indikator kemampuan mengenal lambang bilangan anak usia dini yaitu menghubungkan lambang bilangan dengan benda-benda 1-10, mengenal konsep bilangan dengan benda 1-

(34)

20

10, meniru lambang bilangan 1-10. Penelitian ini mengunakan acuan menurut instrumen dari indikator tersebut.

C. Bermain Kartu Angka Bergambar

1. Pengertian Media Bermain Kartu Angka Bergambar

Kartu menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga (2005: 510) adalah kertas persegi panjang yang sedikit tebal untuk berbagai keperluan.

Angka menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga (2005: 50) adalah lambang pengganti bilangan, sedangkan gambar merupakan tiruan sesuatu yang dilukiskan diatas kertas atau kanvas. Kartu angka adalah kartu yang berisi angka atau lambang pengganti bilangan. Kartu gambar adalah kartu yang dihiasi gambar. Kartu angka bergambar merupakan kartu hasil penggabungan dari dua buah kartu yaitu kartu angka dan kartu gambar.

Kartu angka dan kartu gambar menurut Heruman (2007: 5) merupakan dua kartu yang saling melengkapi, yang dapat digunakan untuk mengenalkan lambang bilangan. Kartu angka bergambar ini dapat dibuat bervariasi dan disesuaikan dengan kebutuhan. Kartu angka bergambar dapat dibuat sendiri oleh pendidik, gambar yang terdapat pada kartu disesuaikan dengan tema yang sedang dikembangkan. Warna-warna yang terdapat pada kartu juga dibuat semenarik mungkin, disesuaikan dengan warna kesukaan anak. Ukuran kartu juga bisa dibuat sesuai kebutuhan.

Kartu angka bergambar menurut Maimunah Hasan (2009: 73) memiliki manfaat yang besar dalam pendidikan anak usia dini. Pemberian stimulasi

(35)

21

dengan media kartu angka bergambar, akan memberikan dampak positif selama sifatnya tidak memaksa dan disesuaikan dengan tahap perkembangan anak.

Anak lebih senang belajar bebas, walaupun demikian guru harus tetap membimbing anak dalam belajar. Bimbingan belajar tersebut dapat dilakuakan dengan menyajikan media yang mampu membantu anak dalam belajar. Salah satu media yang dapat digunakan untuk membantu anak dalam belajar yaitu kartu angka bergambar. Pemanfaatan kartu angka bergambar untuk membantu belajar anak harus dilakukan dalam suasana yang menyenangkan. Salah satu cara yang menyenagkan bagi anak yaitu bermain kartu angka bergambar.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa kartu angka bergambar adalah kartu yang berisi angka atau lambang pengganti bilangan dan dihiasi gambar yang jumlahnya sesuai dengan lambang yang tertulis dalam kartu. Kartu angka bergambar dapat digunakan untuk mengenalkan lambang bilangan dengan cara yang menyenangkan yaitu dengan cara bermain.

Bermain disini bukan sekedar bermain yang menimbulkan kesenangan akan tetapi bermain yang memungkinkan anak dapat mengenal lambang bilangan dengan baik. Bermain kartu angka bergambar merupakan salah satu kegiatan bermain yang menjadikan anak mengenal lambang bilangan. Bermain menggunakan kartu angka bergambar dapat membantu anak dalam mengenal lambang bilangan, (Pitadjeng, 2006: 77). Anak mengenal lambang bilangan dan mengenal lambang bilangan melalui permainan menggunakan kartu angka

(36)

22

bergambar seperti menjodohkan benda konkret dengan kartu angka dan menjodohkan kartu gambar dengan kartu angka.

Bermain kartu angka bergambar, selain mudah dilakukan juga sangat menarik bagi anak. Kartu angka bergambar dapat dibuat sendiri yang disesuaikan dengan kebutuhan dan minat anak. Gambar yang disajikan dalam kartu dapat disesuaikan dengan tema yang sedang dikembangkan. Kartu angka bergambar juga bisa disajikan semenarik mungkin dengan gambar dan warna yang disukai anak. Kartu angka bergambar ini juga sangat praktis, mudah dibawa kemana-mana dan mudah dimainkan dalam berbagai permainan kartu sesuai dengan keperluan. Kartu angka bergambar bisa dimainkan dalam berbagai permainan kartu.

Namun pada anak usia dini, permainan kartu yang digunakan masih sangat sederhana dan disesuaikan dengan perkembangan anak dan tujuan yang ingin dicapai.

Permainan kartu ini selain menarik juga menyenangkan bagi anak. Pembelajaran yang menyenangkan menjadikan anak mampu belajar dengan baik sehingga kemampuan anak juga dapat berkembang baik.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa bermain merupakan suatu aktivitas yang menyenangkan bagi anak. Bermain melibatkan aktivitas psikis maupun fisik yang dilakukan secara bebas atas dasar kemauan sendiri tanpa paksaan. Bermain bagi anak merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi. Bermain dilakukan anak untuk mendapatkan kepuasan dan kesenangan, namun bermain juga bisa dilakukan untuk suatu tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Salah satunya yaitu bermain kartu angka bergambar yang dilakukan untuk mengenalkan lambang bilangan 1- 10.

(37)

23

2. Ciri-ciri Bermain Pada Anak Usia Dini

Dalam penelitian Smith, Garvey, Rubin, Fein, dan Vandenberg (dalam Harun Rasyid, 2009: 86) Ciri-ciri bermain pada anak usia dini adalah sebagai berikut:

a. Bermain dilakukan berdasarkan motivasi intrinsik

Bermain dilakukan berdasarkan motivasi intrinsik yaitu bermain yang dilakukan berdasarkan keinginan atau dorongan dari dalam diri anak. Anak melakukan kegiatan bermain bukan karena paksaan akan tetapi karena keinginan sendiri untuk bermain. Anak akan terlibat aktif dalam kegiatan bermain karena anak merasa tertarik dengan kegiatan bermain tersebut. Anak tidak akan merasa bosan untuk bermain karena bermain merupakan kebutuhan bagi anak.

Anak memiliki dorongan atau motivasi yang tinggi untuk memenuhi kebutuhan bermainnya, jika kegiatan bermain yang dilakukan menarik dan menyenangkan bagi anak. Kegiatan bermain akan lebih menarik bagi anak jika anak dilibatkan langsung dalam permainan. Anak menjadi pelaku utama dalam kegiatan bermain.

Selain keterlibatan anak dalam bermain, juga dibutuhkan suatu media sebagai alat bantu dalam bermain. Bermain dengan menggunakan media menjadikan bermain anak lebih menarik dan menyenangkan. Media yang menarik untuk bermain bagi anak usia dini bukanlah media yang mahal.

(38)

24

Media yang menarik adalah media yang sesuai dengan karakteristik anak.

Media yang bisa dimainkan sesuai keinginan anak.

Salah satu media yang menarik untuk bermain anak adalah kartu angka bergambar. Kartu angka bergambar merupakan media yang bisa dimainkan dalam berbagi bentuk sesuai dengan keinginan dan tujuan yang akan dicapai dari permainan tersebut. Selain itu, gambar pada kartu angka bergambar juga bisa disesuaikan dengan keinginan anak. Kartu angka bergambar juga bisa dibuat dengan warna-warna yang disukai anak sehingga menambah daya tarik bagi anak untuk bermain. Bermain menggunakan kartu angka bergambar dapat menimbulkan motivasi intrinsik dan sangat menarik bagi anak, (Sudaryanti, 2006: 51).

b. Bermain menimbulkan emosi positif

Bermain yang dilakukan anak biasanya menimbulkan emosi positif atau kesenangan. Apabila emosi positif tidak tampil, setidaknya kegiatan bermain mempunyai arti bagi anak. Kegiatan bermain tidak jarang dibarengi oleh rasa takut. Misalnya, anak yang bermain dengan mencoba meluncur dari tempat yang tinggi, walaupun anak merasa takut namun anak mencobanya berulang-ulang karena ada kenikmatan yang diperoleh dari meluncur itu.

Bermain yang berarti bagi anak adalah bermain yang mampu menimbulkan rasa senang bagi anak. Anak akan mudah sekali menyerap apa yang dipelajari manakala kegiatan tersebut menyenangkan bagi anak.

Kegiatan bermain yang menyenangkan akan mempengaruhi kerja otak anak.

(39)

25

Otak anak akan mudah sekali menerima rangsangan dari luar apabila otak dalam keadaan rileks. Sebaliknya, otak akan sulit menyerap rangsangan dari luar apabila otak bekerja dalam keadaan tegang dan terancam. Keadaan yang menyenangkan tersebut dapat dilakukan melalui kegiatan bermain.

Salah satu kegiatan bermain yang dapat menimbulkan emosi positif bagi anak adalah bermain kartu angka bergambar. Kartu angka bergambar selain bisa dimainkan dengan berbagai cara, kartu ini juga bisa diganti menggunakan gambar yang bervariasi sesuai keinginan anak. Gambar-gambar pilihan tersebut dikemas semenarik mungkin dalam sebuah kartu yang bisa digunakan untuk bermain.

c. Adanya fleksibilitas

Adanya fleksibilitas ini ditandai dengan mudahnya kegiatan beralih dari suatu aktivitas kepada aktivitas yang lainnya. Anak usia dini biasanya dalam 35 bermain mudah sekali berpindah topik permainan, misalnya bermain kursi dijadikan mobil-mobilan. Dalam waktu sebentar saja kursi tersebut sudah dijadikan sebuah kapal. Hal ini terjadi karena pola pikir anak yang cepat berubah dan kosentrasi anak yang belum berkembang dengan baik.

Peraturan yang digunakan anak dalam bermain juga bersifat fleksibel Aturan yang ada dalam permainan merupakan hasil kesepakatan anak yang sedang bermain. Peraturan yang dibuat bisa berubah sesuai dengan keinginan pemain. Peraturan yang dibuat adalah peraturan yang sangat lentur dan tidak

(40)

26

menigkatkan sehingga tidak jarang anak mengganti peraturan dalam permainan sesuai keinginan mereka.

Bermain kartu angka bergambar merupakan jenis permainan yang fleksibel. Jenis gambar yang digunakan dalam kartu bisa berganti-ganti disesuaikan dengan tema yang sedang dikembangkan. Begitu juga cara bermain kartu, bisa disesuaikan dengan keinginan dan kreativitas pemain.

Kartu angka bergambar bisa digunakan untuk bermain menjodohkan angka dengan jumlah benda, bisa juga digunakan sebagai uang dalam bermain peran menjadi penjual dan pembeli, (Pitadjeng, 2006: 97).

d. Bermain lebih menekankan proses dari pada hasil

Bermain lebih menekankan proses dari pada hasil yang harus dicapai anak. Pada saat bermain, anak lebih terpusat pada kegiatan yang berlangsung dibandingkan hasil yang harus dicapai anak. Proses bermain ini memungkinkan anak memperoleh banyak pengetahuan serta ketrampilan- ketrampilan yang diperlukan dalam kegiatan selanjutnya. Selama proses bermain memungkinkan anak memperoleh pengetahuan lebih banyak.

Ketercapaian tujuan bermain anak dapat diketahui dari proses anak memperoleh pengetahuan saat bermain, bukan dari hasil akhir yang diperoleh anak. Proses bermain inilah yang menjadi tolak ukur keberhasilan perkembangan anak. Oleh karena itu, pada anak usia dini tidak ada tes yang digunakan untuk mengetahui keberhasilan anak. Keberhasilan anak diperoleh dari hasil pengamatan perkembangan selama proses kegiatan bermain

(41)

27

dilakuakan. Setiap perkembangan yang dialami anak saat bermain akan dicatat dan menjadi laporan perkembangan anak.

Beberapa kegiatan bermain yang sengaja dirancang untuk mengembangkan aspek perkembangan tertentu. Bermain yang dirancang untuk mencapai suatu tujuan perkembangan menjadikan kegiatan bermain lebih terarah. Salah satunya adalah bermain kartu angka bergambar untuk mengenalkan lambang bilangan. Saat bermain kartu angka bergambar, anak tidak diminta mengerjakan soal tes satu persatu, akan tetapi anak diamati perkembangannya selama proses bermain kartu angka bergambar.

e. Anak bebas memilih

Anak dibebaskan memilih permainan sesuai dengan minat anak sehingga kegiatan bermain tidak akan membebani. Anak yang bermain tanpa beban akan menjadikan kegiatan bermain menimbulkan perasaan senang pada diri anak. Bermain untuk anak usia dini, sebaiknya dilakukan dengan menghindari aktivitas penugasan apalagi penugasan yang akan membebani anak pada saat aktivitas bermain. Bermain kartu angka bergambar memungkinkan anak bebas memilih kartu angka bergambar yang akan digunakan dalam permainan.

Anak bebas memilih gambar-gambar serta warna yang akan ditampilkan pada kartu angka bergambar. Anak bebas memilih alat mainan yang akan digunakan anak dalam bermain mennghitung dan menjodohkan

(42)

28

dengan kartu angka bergambar, namun pemilihan cara bermain disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai dan karakteristik belajar anak.

f. Mempunyai kualitas pura-pura

Kegiatan bermain mempunyai struktur kerangka tertentu yang memisahkannya dari kehidupan sehari-hari. Hal ini berlaku terhadap semua bentuk kegiatan bermain, seperti bermain peran (modelling imitation) atau permainan simbolik. Anak usia dini sangat senang bermain simbolik, mereka memiliki daya imajinasi yang tinggi dan perkembangan bahasa yang sangat pesat, (Pitadjeng, 2006: 201). Begitu juga bermain kartu angka bergambar bisa dilakukan melalui bermain pura-pura. Kartu angka yang digunakan bisa dijadikan sebagai uang untuk membeli barang kepada penjual. Kartu angka bergambar tersebut bisa juga digunakan sebagai karcis penukaran barang.

Masih banyak lagi permainan-permainan lain yang menggunakan kartu angka bergambar.

3. Jenis-jenis Media Kartu Angka Bergambar

Dalam melaksanaka pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa menggunakan berbagi macam jenis media kartu angka bergambar menurut Mansyur (2005: 78) antara lain :

a. Media kartu angka bergambar berupa kartu bergambar b. Media kartu gambar berupa kartu angka

(43)

29

c. Media kartu gambar berupa kartu majemuk.Yaitu media kartu bergambar yang terdapat tulisan angka/lambang bilangan,bentuk gambar dan nama bilangan /angka.

4. Prinsip -prinsip Pemakaian Media Gambar

Menurut Nana Sudjana (2016: 76-77) ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam mempergunakan gambar-gambar sebagai media visual pada setiap kegiatan pengajaran antara lain :

a. Mempergunakan gambar untuk tujuan -tujuan pembelajaran yang spesifik yaitu dengan cara memilih gambar tertentu yang akan mendukung penjelasan inti pelajaran atau pokok-pokok pembelajaran.Tujuan khusus itulah yang mengarahkan minat siswa kepada pokok-pokok terpenting dalam pelajaran.

b. Memadukan gambar-gambar kepada pembelajaran.Keefektifaan gambar- gambar di dalam proses belajar mengajar memerlukan keterpadauan gambar- gambar yang riil sangat berfaedah untuk salah satu mata pelajaran, karena maknanya akan membantu pemahaman para siswa dan cara itu akan ditiru untuk hal-hal yang sama dikemudian hari.

c. Mengevulasi Kemajuan kelas bisa juga dengan memanfaatkan gambr-gambar baik secara umum maupun secara khusus. Jadi guru bisa mempergunakan gambar slide atau transparan untuk melakukan evaluasi hasil belajar siswa.

Pemakaian instrumen tes secara bervariasi akan sangat baik dilakukan guru dalam upaya memperoleh hasil tes yang akan dikomprehensif sertah.

(44)

30

5. Langkah-langkah Penggunaan Kartu Angka Bergambar

Cucu Eliyawati (2005: 74) menguraikan langkah-langkah dalam penggunaan media pembelajaran yaitu sebagai berikut:

a. Guru menunjukkan gambar-gambar yang sesuai dengan tema.

b. Guru menyiapkan dan membagikan kartu angka dan kartu bergambar yang terdiri dari kartu angka bergambar.

c. Guru menanyakan gambar-gambar tersebut.

d. Guru menunjukkan kartu angka dan kartu bergambar.

e. Anak mencoba bermain kartu angka yang sesuai dengan jumlah gambar.

f. Membiarkan anak mencoba untuk mencocokkan kartu bergambar dan mengurutkan bilangan 1-10.

g. Membuat urutan bilangan 1-10 dengan benda-benda.

h. Anak menghusbungkan lambang bilangan dengan benda-benda sampai 10.

i. Anak membedakan dan membuat 2 kumpulan benda yang sama jumlahnya dan tidak sama jumlanya.

j. Anak diminta untuk membaca kartu angka yang berada di samping kartu gambar.

k. Guru menunjukkan kartu gambar dan kartu angka yang lain dengan cara ditempel pada papan tulis.

l. Guru menunjukkan angka tanpa gambar, kemudian anak diminta untuk menunjukkan angka tersebut lalu guru menempelkan pada papan tulis. Tugas anak adalah menyebutkan kartu yang sesuai dengan kata yang ditunjukkan

(45)

31

guru sebelumnya, anak mengungkapkan angka-angka yang telah ditempelkan 21 pada papan tulis, menyusun kartu angka dan kartu bergambar yang terdiri dari kartu angka bergambar sesuai dengan permintaan guru.

6. Keuntungan Bermain Kartu Angka Bergambar

Menurut pendapat Jhon D. Latuheru, 2017: 87 mengemukan bahwa keuntungan kartu sebagai berikut:

a. Melalui permainan kartu anak didik dapat segera melihat materi yang akan di pelajari.

b. Permainan kartu memungkinkan peserta untuk memecahkan masalah-masalah dalam belajar.

c. Biaya untuk latihan-latihan dapat di kurangi dengan adanya permainan kartu d. Permainan kartu memberikan pengalaman-pengalaman nyata dan dapat di

ulangi sebanyak yang dikehendaki

e. Permainan kartu dapat digunakan hampir semua bidang pembelajaran.

D. Kerangka Pikir

Kemampuan lambang bilangan bagi anak usia dini sangatlah dibutuhkan untuk mempersiapkan anak belajar matematika dijenjang pendidikan selanjutnya.

Pemahaman tentang lambang bilangan pada anak usia dini biasanya dimulai dengan mengeksplorasi benda-benda konkret yang dapat dihitung dan diurutkan, kemampuan anak dalam mengenal lambang bilangan ditandai dengan anak mampu menyebutkan lambang bilangan, anak mampu menunjukkan lambang bilangan, anak mampu membedakan lambang bilangan, anak mampu

(46)

32

mengurutkan lambang bilangan dan anak mampu mencocokkan lambang bilangan.

Selain itu kartu angka bergambar merupakan media yang menarik,jika melibatkan anak secara aktif dalam kegiatan. Bermain merupakan salah satu metode yang menarik dan menjadikan anak lebih aktif dalam kegiatan. Bermain kartu angka bergambar menjadikan anak lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran. Bermain mengunakan kartu angka bergambar menjadikan materi yang disampaikan llebih konkret sehingga materi akan muda diterima anak. Oleh karena itu, bermain kartu angka bergambar merupakan cara yang tepat untuk mengenalkan lambang bilangan.

Bermain kartu angka bergambar untuk mengenalkan lambang bilangan bisa dilakukan dengan cara anak bermain menjodohkan kartu gambar dengan benda nyata, menjodohkan kartu angka dengan benda nyata, menjodohkan kartu angka dengan kartu gambar, dan bermain kartu angka sensorik dengan cara meraba angka yang dibuat bertekstur. Bermain kartu angka bergambar yang pembuatan dan tahapan permainannya disesuaikan dengan tahap berpikir anak akan menjadikan anak mampu mengenal lambang bilangan dengan baik. Bermain menggunakan kartu yang dibuat bervariasi dan dihiasi dengan gambar yang menarik serta menggunakan metode bermain yang menyenagkan bagi anak menjadikan anak mampu mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik.

Berdasarkan penjelasan yang telah diungkapkan di atas, maka dapat diduga bahwa bermain kartu angka bergambar dapat meningkatkan kemampuan mengenal lambang bilangan anak kelompok A di TK Sikamaseang Kerangka alur pikir 2.1 dalam penelitian tindakan kelas ini dapat digambarkan sebagai berikut:

(47)

33

Kemampuan menganal lambang bilangan di TK Sikamaseang meningkatkan

E. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian teori dan kerangka pikir yang disampaikan di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah melalui bermain kartu angka bergambar dapat meningkatkan kemampuan mengenal lambang bilangan pada anak usia dini pada kelpmpok A di TK Sikamaseang .

Langkah-Langkha bermain kartu angka bergambar 1. Guru menunjukkan gambar-gambar yang sesuai dengan tema.

2. Guru menyiapkan dan membagikan kartu angka dan kartu bergambar yang terdiri dari kartu angka bergambar.

3. Guru menanyakan gambar-gambar tersebut.

4. Guru menunjukkan kartu angka dan kartu bergambar.

5. Anak mencoba bermain kartu angka yang sesuai dengan jumlah gambar.

Aspek Anak

1. Mengurutkan lambang bilangan 1-10

2. Menunjukkan lambang bilangan 1-10

3. Menghubungkan simbol gambar benda sesuai jumlahnya dengan lambang bilangan 1-10

4. Menghubungkan lambang bilangan 1-10 dengan benda nyata

Aspek Guru Penggunaan Kartu Angka Bergambar

Kemampuan mengenal lambang

bilangan

(48)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR) secara kolaborasi. Tindakan yang direncanakan

dalam penelitian ini berupa penerapan belajar sambil bermain menggunakan media kartu angka bergambar untuk meningkatkan kemampuan anak dalam mengenal lambang bilangan. Guru kelas sebagai peneliti sekaligus sebagai pelaksana tindakan yang dibantu oleh guru sentra dalam penelitian ini. Pada saat guru melaksanakan pembelajaran, guru sekaligus sebagai peneliti untuk mengamati dan merangkum semua hal yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung dengan dibantu guru sentra. Huslihuddin (2010: 9 mengartikan penelitian tindakan kelas adalah :

Suatu bentuk penelitian yang di lakukan secara sistematis reflektif terhadap berbagi tindakan yang di lakukan guru yang sekaligus sebagai penelitian, sejak disusunnya suatu rencanaan sampai penilaian terhadap tindakan nyata di kelas yang berupa kegiatan belajar- mengajar, untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang di lakukan. Selanjutnya menurut (Carr & Kemmis dalam Muslihuddin,2010 : 8) mengemukan pengertian penelitian kelas adalah :

Suatu bentuk penelaahan atau inkuiri melalui refleksi diri yang di lakukan oleh peserta kegiatan pendidikan tertentu (misalnya guru,siswa,dan atau kepala sekolah) dalam situasi sosial (termasuk pendidikan) untuk memperbaiki rasionalitas dan kebenaran serta keabsahan dari (a) praktek- praktek sosial atau kependidikan yang mereka lakukan sendiri (b) pemahaman mereka mengenai praktek-praktek itu dilaksanakan.

34

(49)

35

Berdasarkan beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah suatu penelitian yang dilakukan pada kegiatan belajar berupa tindakan yang dilakukan oleh guru berdasarkan permasalahan yang ada di dalam kelas dimaksudkan untuk memperbaiki kondisi pembelajaran.

Muslihuddin (2010: 9) mengemukan bahwa tujuan dilaksanakannya PTK adalah untuk meningkatkan kualitas dari pendidikan atau pengajaran yang diselenggarakan oleh guru atau pengajar-peneliti itu sendiri, yang dampaknya diharapkan tidak ada akan ada lagi permasalahan yang mengganjal di kelas. PTK mempunyai tiga ciri pokok yaitu :

1. Inkuri reflektif yaitu penelitian tindakan kelas yang berangkat dari permasalahan riil yang sehari-hari dihadapi oleh guru dan siswa.

2. Kolaboratif yaitu upaya perbaikan proses dan hasil pembelajaran tidak dapat dilakukan sendiri oleh guru, tetapi harus berkolaborasi dengan guru lain ataupun pakar.

3. Reflektif adalah penelitian tindakan kelas lebih menekankan kepada proses reflektif terhadap proses dan hasil penelitian untuk mendapatkan kemajuan dan justifikasi tentang kemajuan,peningkatan,kemunduran dan kurang efektifan dari pelaksaan sebuah tindakan yang dapat di manfaatkan dan digunakan pada siklus selanjutnya.

(50)

36

B. Lokasi, dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi Penelitian ini dilaksanakan di TK Sikamaseng yang berlokasi di jalan Tallang-Tallang Toddotoa Kecamatan Pallanga Kabupaten Gowa.

2. Subjek penelitian

Subjek penelitian pada anak usia 4-5 tahun kelompok A di TK Sikamaseang jumlah anak didik terdiri dari 19 anak kelompok A ditemukan 9 anak perempuan dan 10 anak laki-laki di TK Sikamaseang Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa.

C. Faktor yang Diselidiki

Untuk memecahkan masalah yang telah dirumuskan di atas, ada beberapa faktor yang akan diselidiki pada penelitian ini, yaitu: Aktivitas belajar anak dalam proses pembelajaran bermain kartu angka bergambar.

D. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian tindakan kelas ini direncanakan dilaksanakan dalam dua siklus sesuai kesepakatan rencana awal peneliti dan guru di TK Sikamaseang Kacamatan Palangga Kabupaten Gowa (dapat dilanjutkan jika belum dicapai seperti apa yang telah didesain dan faktor yang akan diselediki. Penelitian ini dilaksanakan dalam Siklus yang tiap siklusnya mempunyai 4 tahapan, yaitu : Planning (rencana), Action (tindakan), Observation (pengamatan), Reflection (refleksi).

(51)

37

Berdasarkan pernyataan diatas, maka beberapa tahapan yang akan dilakukan dalam pelaksanaan penelitian ini yaitu:

1. Perencanaan Tindakan

Dalam tahap ini, peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Dalam tahap menyusun rancangan ini, peneliti menentukan titik atau fokus peristiwa yang perlu mendapat perhatian khusus untuk diamati, kemudian membuat sebuah instrumen pengamatan untuk membantu peneliti merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung.

2. Pelaksanaan Tindakan

Tahap kedua dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu melakukan tindakan di kelas.

Jadi pada tahap kedua ini merupakan pelaksanaan dari apa yang sudah direncanakan dalam rencana kegiatan harian. Perlu diperhatikan pada tahap kedua ini, guru yang sekaligus peneliti dengan dibantu guru sentra hendaknya melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana yang telah disusun sebelumnya.

3. Pengamatan

Tahap ketiga yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh guru kelas yang sekaligus sebagai peneliti dengan dibantu guru . Pengamatan ini dilakukan saat pelaksanaan kegiatan tindakan berlangsung. Pengamatan tidak bias

(52)

38

dipisahkan dengan pelaksanaan tindakan, jadi antara tindakan dan pengamatan berlangsung dalam waktu yang sama.

4. Refleksi

Tahap keempat merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Kegiatan refleksi dilakukan setelah pelaksanaan tindakan selesai. Refleksi ini bertujuan mengevaluasi pelaksanaan tindakan, menganalisis faktor yang menghambat tercapainya indikator keberhasilan atau hal yang perlu ditingkatkan pada siklus berikutnya. Tahap refleksi memperoleh suatu kesimpulan yang digunakan untuk memperbaiki siklus berikutnya sehingga, penelitian semakin dekat dengan keberhasilan. Selanjutnya desain rencana tindakan yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat seperti berikut :

Perencanaa

Tindakan Refleksi

SIKLUS I Pengamatan

Perubahan Perencanaan

SIKLUS II Refleksi

Tindakan

Pengamatan

(53)

39

Bagan diatas menjelaskan bahwa siklus akan dilaksanakan secara berkesinambungan sampai peneliti menemukan pemecahan masalah yang bisa merubah proses pembelajaran ke arah yang lebih baik, sehingga permasalahan yang terjadi dapat diperbaiki secara optimal. Peneliti juga dapat menemukan jalan keluar untuk menemukan rencana tindakan yang akan dilakukan pada tindakan selanjutnya.

Secara rinci langkah-langkah dalam setiap siklus akan dijabarkan sebagai berikut:

1. Pra siklus

Sebelum diadakan penelitian tindakan kelas, peneliti mengadakan komunikasi dan observasi pra siklus dengan teman sejawat dan kepala sekolah yang dilaksanakan di TK Sikamaseang Kelompok A Kecamatan Palangga Kabupaten Gowa. Kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui keadaan di TK sikamaseang Kecamatan Palangga Kabupaten Gowa dengan tujuan untuk mengetahui secara pasti permasalahan dan hambatan dalam meningkatkan kemampuan mengenal lambang bilangan. Deskripsi pembelajaran mengenal lambang bilangan pada pra siklus ini sebagai berikut:

a. Ditemukan problema perkembangan kognitif anak di TK sikamaseang Kecamatan Palangga Kabupaten Gowa yakni rendahnya kemampuan mengenal lambang bilangan.

b. Masalah perkembangan anak atau perilaku belajar anak, misalnya anak berebut, pasif, dan malas.

c. Kurangnya kemampuan pemahaman mengenal lambang bilangan,misalnya anak masih salah menyebutkan angka.

(54)

40

d. Mencoba memecahkan permasalahan tersebut dengan meninggalkan metode konvensional untuk meningkatkan kemampuan mengenal lambang bilangan anak.

e. Guru mengadakan diskusi atau sharing dengan kolaborator untuk menerapkan media kartu angka bergambar melalui penelitian tindakan kelas pada anak di TK sikamaseang Kecamatan Palangga Kabupaten Gowa.

2. Siklus I

a. Tahap Perencanaan

Tahap perencanaan meliputi:

1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) 2) Menentukan waktu pelaksanaan siklus II.

3) Menyiapkan bahan pengajaran yang akan diberikan kepada anak.

4) Menyiapkan media yang akan digunakan dalam pembelajaran.

5) Menyiapkan lembar observasi

6) Meyiapkan alat-alat untuk dokumentasi b. Tahap Pengamatan

Pada tahap observasi ini dikumpulkan data melalui lembar observasi yang dilakukan oleh peneliti dan kolaborator. Pada saat pelaksanaan pembelajaran mengenal lambang bilangan melalui media kartu angka berlangsung, hal-hal yang perlu dilaksanakan adalah:

(55)

41

1) Guru mengajak teman sejawat mengamati jalannya kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan mengenal lambang bilangan menggunakan media kartu angka bergambar

2) Pengamatan terhadap aktivitas guru dan anak 3) Pengamatan terhadap penguasaan materi 4) Penggunaan waktu yang direncanakan 5) Pengamatan dalam sabar menunggu giliran 6) Pengamatan terhadap peran tutor sebaya

7) Membuat presentasi hasil kegiatan mengenal lambang bilangan yang telah dikuasai anak

c. Tahap Refleksi

Pada tahap ini bertujuan untuk mengetahui secara menyeluruh tindakan yang sudah dilakukan berdasarkan data yang telah terkumpul, kemudian dilakukan refleksi dan evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya. Pada pelaksanaan siklus I ini belum mampu mencapai target yang diharapkan sehingga berlanjut pada siklus II. Refleksi pada siklus ini meliputi:

1) Menganalisis hasil pengamatan untuk membuat simpulan sementara berkaitan dengan proses pembelajaran mengenal lambang bilangan dengan media kartu angka bergambar pada siklus I

2) Mengevaluasi hambatan yang muncul pada proses pembelajaran siklus I sebagai bahan diskusi

(56)

42

3) Mendiskusikan hasil analisis tersebut untuk perbaikan yang akan diterapkan pada proses pembelajaran siklus II.

3. Siklus II

a. Tahap Perencanaan

Tahap perencanaan meliputi:

1) Menentukan waktu pelaksanaan siklus II.

2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) 3) Menyiapkan bahan pengajaran yang akan diberikan kepada anak 4) Menyiapkan media yang akan digunakan dalam pembelajaran.

5) Menyiapkan lembar observasi 6) Mengatur kelas

7) Meyusun evaluasi pembelajaran b. Tahap Pelaksanaan

1) Pra Pembelajaran

Sebelum pembelajaran dimulai, tempat duduk/pembelajaran ditata sesuai kebutuhan.

2) Kegiatan awal (30 menit) a) Guru mengucapkan salam

b) Guru bersama siswa membaca doa belajar 1) Kegiatan inti (60 menit)

a) Guru mengajak anak bernyanyi tentang angka.

b) Guru meminta anak untuk menirukan lagu tentang angka.

Referensi

Dokumen terkait

Kepala Oinas Pelayanan Pajak Provinsi OKI Jakarta agar:d. menyiapkan pelayanan perpanjangan STNK melalui bus Samsat Keliling yang ditempatkan di Pelataran Balaikota secara

Aplikasi penjualan computer di dalam Penulisan Ilmiah ini dibuat dengan menggunakan Visual Basic 6.0 , yang dilihat sangat mendukung pembuatan aplikasi penjualan computer yang

Dalam pembuatan aplikasi kartu abodemen dengan menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic 6.0 ini diharapkan dapat membantu penyelenggara jalan tol untuk meningkatkan

Robot mentor memiliki 6 axis gerakan yang direpresentasikan dalam sudut joint , yaitu sudut joint 1 ( θ 1 ) untuk sumbu 0, merupakan sudut yang dibentuk oleh posisi proyeksi

benar telah dilakukan Pelaksanaan Komputer Dasar bagi guru dan staf 28 Oktober 2014). Kegiatan ini dilaksanakan dengan baik oleh Staf pengajar Program Studi

Proses optimasi tahap 1 menghasilkan kebutuhan armada optimal setiap trayek bus Patas AC pada kondisi pagi, siang, dan sore hari yang ternyata sangat bervariasi dan selanjutnya

Sintesis prioritas diperoleh dari metode eigen vektor atau perkalian prioritas lokal dengan prioritas kriteria bersangkutan pada level yang lebih tinggi dan

Berdasarkan hasil analisis deskriptif faktor-faktor keunggulan bahan baku dan kualitas pelayanan 4P yang terdiri dari kualitas produk, harga, distribusi (place),