• Tidak ada hasil yang ditemukan

KARYA ILMIAH TERAPAN IMPLEMENTASI PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI UNTUK MENCEGAH KECELAKAAN KERJA DI ATAS KAPAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KARYA ILMIAH TERAPAN IMPLEMENTASI PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI UNTUK MENCEGAH KECELAKAAN KERJA DI ATAS KAPAL"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

i

KARYA ILMIAH TERAPAN

IMPLEMENTASI PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI UNTUK MENCEGAH KECELAKAAN KERJA DI ATAS KAPAL

Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Pendidikan dan Pelatihan Pelaut Diploma III

HUSNI ABDILLAH NIT. 03.15.013.1.41/N AHLI NAUTIKA TINGKAT III

PROGRAM DIPLOMA III

POLITEKNIK PELAYARAN SURABAYA TAHUN 2019

(2)

PERNYATAAN KEASLIAN Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : HUSNI ABDILLAH

NIT : 03.15.013.1.41/N

Program Diklat : Diklat Pelaut Tingkat III Diploma III Menyatakan bahwa KIT yang saya tulis dengan judul :

IMPLEMENTASI PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI UNTUK MENCEGAH KECELAKAAN KERJA DI ATAS KAPAL

Merupakan karya asli seluruh ide yang ada dalam KIT tersebut, kecuali tema yang saya nyatakan sebagai kutipan, merupakan ide saya sendiri.

Jika pernyataan di atas tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Politeknik Pelayaran Surabaya.

SURABAYA, ………...

HUSNI ABDILLAH NIT. 03.15.013.1.41/N

(3)

iii

PERSETUJUAN SEMINAR KARYA ILMIAH TERAPAN

Judul : IMPLEMENTASI PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI

UNTUK MENCEGAH KECELAKAAN KERJA DI ATAS KAPAL

Nama Taruna : HUSNI ABDILLAH

NIT : 03.15.013.1.41/N

Program Diklat : Ahli Nautika Tingkat III

Dengan ini dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diseminarkan.

SURABAYA,………..2019

Menyetujui:

Pembimbing I Pembimbing II

Iie Suwondo, S.Si.T, M.Pd Arleiny, S.Si.T, M.M Pembina (III/c) Penata (III/c)

NIP. 19770214 200912 1 001 NIP. 19820609 201012 2 002 Mengetahui:

Ketua Jurusan Nautika

Capt. Damoyanto Purba,S.SiT.,M.Pd Penata (III/c)

NIP. 197309192 01012 1 001

(4)

Penguji II

Iie Suwondo,S.SiT.,M.Pd Penata (III/c)

NIP. 19770214 200912 1 001

Penguji III

Arleiny, S.Si.T, M.M Penata (III/c)

NIP. 19820609 201012 2 002 PENGESAHAN

KARYA ILMIAH TERAPAN

IMPLEMENTASI PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI UNTUK MENCEGAH KECELAKAAN KERJA DI ATAS KAPAL

Disusun dan Diajukan Oleh:

HUSNI ABDILLAH NIT. 03.15.013.1.41/N AHLI NAUTIKA TINGKAT III

Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Karya Ilmiah Terapan Pada tanggal:……….2019

Menyetujui:

Mengetahui : Ketua Jurusan Nautika

Capt. Damoyanto Purba,S.SiT.,M.Pd Penata(III/c)

NIP. 197309192010121 001 Penguji I

Sereati Hasugian, M.T.

Penata Tk. I (III/d) NIP.19800809 2005022 001

(5)

v

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala berkah dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Ilmiah Terapan yang berjudul

“IMPLEMENTASI PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI UNTUK MENCEGAH KECELAKAAN KERJA DI ATAS KAPAL” dengan tepat waktu tanpa adanya hal-hal yang tidak di inginkan.

Penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu serta memberikan arahan, bimbingan, petunjuk dalam segala hal yang sangat berarti dan menunjang dalam penyelesaian proposal penelitian ini. Perkenankanlah penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Direktur Politeknik Pelayaran Surabaya Bapak Capt. Heru Susanto, M.M 2. Ketua Jurusan Nautika Bapak Capt. Damoyanto purba,S.SiT.,M.Pd 3. Pembimbing I Bapak Iie Suwondo, S.Si.T, M.Pd

4. Pembimbing II Ibu Arleiny, S.Si.T, M.M

5. Bapak/Ibu dosen Politeknik Pelayaran Surabaya, khususnya lingkungan program studi Nautika Politeknik Pelayaran Surabaya.

6. Kedua orang tua saya atas segala dukungannya dan doanya.

7. Serta rekan – rekan kelas Nautika A Diploma yang telah membantu dalam proses penulisan Karya Ilmiah Terapan ini.

Semoga kelak penelitian ini dapat berguna bagi semua pihak, khususnya bagi pengembangan pengetahuan taruna – taruni Politeknik Pelayaran Surabaya, serta bermanfaat bagi dunia pelayaran pada umumnya.Penulis menyadari bahwa bermanfaat bagi dunia pelayaran pada umumnya.Penulis menyadari bahwa penulisan Karya Ilmiah Terapan ini masih jauh dari sempurna dan masih terdapat kekurangan dari segi isi maupun teknik

(6)

penulisan, maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan penulisan ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan mohon maaf atas segala kekurangan.

Surabaya, ………..…………2019

Penulis

HUSNI ABDILLAH NIT. 03.15.010.1.41/N

(7)

vii

IMPLEMENTASI PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI UNTUK MENCEGAH KECELAKAAN KERJA DIATAS KAPAL

Husni Abdillah, Iie Suwondo, Arleiny, 2019.

ABSTRAK

Salah satu penyebab kecelakaan kerja pada ABK yang bekerja di atas kapal adalah masih adanya ABK yang lalai dan tidak disiplin dalam menggunakan alat pelindung diri.

ABK sering tidak menggunakan alat keselamatan kerja dengan benar sehingga menyebabkan kecelakan kerja, alat keselamatan kerja yang dimaksud adalah alat pelindung diri yang ada di geladak/deck yang biasa digunakan sehari-hari ketika bekerja. Kecelakaan kerja seringkali terjadi karena faktor Human Error/kesalahan manusianya dan faktor lain yaitu faktor tindakan yang tidak aman dan faktor keadaan yang tidak aman. Mengimplementasikan Penggunaan alat keselamatan kerja di atas kapal yang memenuhi prosedur berguna bagi keselamatan ABK. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar implementasi penggunaan alat pelindung diri untuk mencegah kecelakaan kerja di atas kapal.

Penelitian ini dilaksanakan pada saat praktek laut (Prala) di atas kapal KM. BERKAH 36, penulis menggunakan tekhnik observasi, wawancara, dokumentasi dan studi pustaka.

Salah satu tekhnik pengumpulan data tersebut dengan cara mengamati, meninjau dan menganalisa obyek ataupun permasalahan yang diteliti langsung sehingga dapat diketahui bagaimana implementasi penggunaan alat pelindung diri untuk mencegah kecelakaan kerja di atas kapal KM BERKAH 36.

Hasil dari penelitian yang dilakukan penulis menemukan agar seluruh crew kapal sadar akan pentingnya keselamatan kerja di atas kapal dengan menggunakan alat pelindung diri dengan baik dan benar. Pemberian ilmu dan sumber informasi tentang alat keselamatan, memberikan bimbingan dan penyuluhan dari Nahkoda kepada seluruh awak kapal serta Nahkoda dan Perwira melakukan pengawasan terhadap crew kapal yang bekerja harian.

Kata kunci : Alat Pelindung Diri, Kecelakaan Kerja

(8)

IMPLEMENTASI PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI UNTUK MENCEGAH KECELAKAAN KERJA DIATAS KAPAL

Husni Abdillah, Iie Suwondo, Arleiny, 2019.

ABSTRACT

One of cause working accident by Able bodied seaman on board is it does not use personal protective equipment discipline and negligent. Able bodied seaman does not use personal protective equipment well so that causing of working accident, safety equipment mean is personal protective equipment which used by them everyday. Working accident often done by human error and others factors such as unsafe action and unsafe conditions.

Implementation of using personal protective equipment is useful for safety life’s able bodied seaman. The purpose of this research is to find out how big implementation of using personal protective equipment to prevent working accident on board.

This study was conducted at the time of marine practice (Prala) on board KM.

BERKAH 36, the author uses observation techniques, interviews, documentation and literature study. One of the data collection techniques is by observing, reviewing and analyzing the objects or problems that are examined directly so that it can be known how the implementation of using personal protective equipment to prevent working accident on board KM. BERKAH 36.

As a result of the research conducted the authors found that all crew members were aware of the importance of working safety on board using personal protective equipment properly. Providing knowledge and sources of information about safety devices,provide guidance and counseling from the captain to all crew members. The captain and officer supervise the ship crew who work daily.

Key word : Personal Protective Equipment, Work Accident

(9)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN... ii

HALAMAN PERSETUJUAN SEMINAR... iii

HALAMAN PENGESAHAN... iv

KATA PENGANTAR... v

ABSTRAK... vii

DAFTAR ISI ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Batasan Masalah ... 3

D. Tujuan Penelitian ... 4

E. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Review penelitian sebelumnya... 5

B. Landasan teori... 8

1. Pengertian implementasi ... 8

2. Peralatan keselamatan pelindung diri... 8

3. Kecelakaan kerja ... 16

a. Penyebab Kecelakaan Kerja... 17

b. faktor Penyebab Kecelakaan Kerja... 19

c. Mencegah Kecelakaan Kerja... 21

d. Keselamatan Kerja... 23

(10)

e. Anak BuahKapal (ABK)... 24

C. Kerangka Pemikiran... 26

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian... 27

B. Lokasi Dan Waktu Penelitian... 28

C. Jenis Dan Sumber Data... 28

D. Pemilihan Informan... 30

E. Teknik Analisis Data... 31

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian... 33

1. Tempat Penelitian...33

2. Awak Kapal... 35

B. Hasil Penelitian dan Pembahasan... 35

1. Penyajian Data... 35

2. Analisis Data... 36

3. Pembahasan………... 39

BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan... 42

B. Saran... 42

DAFTAR PUSTAKA... 43

(11)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

2.1 Safety Helmet………. 10

2.2 Ear Plug……….. 11

2.3 Goggles………... 11

2.4 Breathing Apparatus………... 12

2.5 Gloves………. 12

2.6 Safety suits……….. 13

2.7 Kerangka Pemikiran………... 23

(12)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

2.1 Review penelitian sebelumnya 6

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

Lampiran 1. Pedoman wawancara 36

Lampiran 2. Hasil wawancara dengan mualim I KM. BERKAH 36 37

(14)

1 BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara umum penyebab kecelakaan kerja ketika bekerja di atas kapal disebabkan oleh salah satu kesalahan pekerja/ABK sendiri yang sering lalai ketika bekerja di atas kapal. Terdapat beberapa macam perlengkapan keselamatan kerja, mulai dari pelindung kepala, badan hingga kaki telah disiapkan. Dengan demikian kenyamanan kerja pada lingkungan kerja dapat tercipta, dan kecelakaan yang diakibatkan karena faktor kelalaian manusia maupun faktor karena kelelahan bahan resiko yang ditimbulkannya dapat diperkecil atau dihindari.

Dengan adanya bahaya yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja yang diakibatkan oleh tidak disiplinnya penggunaan peralatan keselamatan dan pelindung diri, maka seluruh pekerja/ABK yang bekerja di atas kapal harus mampu menggunakan dan memakai peralatan keselamatan/pelindung diri yang sesuai prosedur karena sangat penting bagi mereka yang bekerja di atas kapal, keselamatan diri merupakan prioritas utama yang harus diperhatikan saat bekerja. Hal ini karena pekerjaan di atas kapal dan di laut memiliki resiko yang lebih tinggi dari pada pekerjaan di darat mengenai keselamatan jiwa manusianya.

Seperti yang kita ketahui diatas kapal sering terjadi kecelakaan kerja contoh MT. Poseidon sebuah kapal tanker raksasa Yunani berbobot mati dua ratus ribu ton. Berlayar dilaut hitam dengan kecepatan sekitar 20

(15)

2

knot, dengan tenang bergerak maju memasuki selat Bosporus menuju Istambul Turki. Jam 00.45 tengah malam waktu setempat, Nakhoda menerima laporan bahwa telah terjadi suatu kecelakaan kerja dikamar mesin tehadap dua orang Abk mesin yang sedang bekerja memperbaiki kebocoran pada pipa pendingin air tawar dari mesin induk ketangki expansi. tetapi ia terjatuh dari ketinggian tiga meter menimpa abk lain yang sedang membantunya bekerja, sehingga mereka sama-sama ikut terjatuh kelantai kamar mesin. Satu orang mengalami geger otak berat, tangan kanan patah, ia koma karena luka dikepala terus menerus mengeluarkan darah. Yang lainnya mengalami retak tulang bahu dan patah tangan kiri.

Kejadian pertama pada saat kapal KM. BERKAH 36 sedang berlabuh jangkar di Kr. Jamuang. Pada saat kelasi bekerja harian yaitu saat melakukan chipping di Poop Deck. Salah satu kelasi mengalami cedera di tangan kanannya akibat terkena serpihan baja. Hal ini dikarenakan kelasi tersebut tidak memakai sarung tangan yang merupakan alat keselamatan pribadi yang harus di gunakan. Akhirnya dengan pertolongan pertama korban di obati dan diberi penanganan lebih guna mencegah infeksi pada lukanya.

Keselamatan kerja merupakan prioritas utama bagi seorang pelaut profesional saat bekerja di atas kapal. Semua perusahaan pelayaran memastikan bahwa awak kapal mereka mengikuti prosedur keamanan pribadi dan aturan untuk semua operasi yang harus dibawa di atas kapal.

Untuk mencapai keamanan maksimal di kapal, langkah dasar organisasi di

(16)

3

kapal tersebut harus mengaplikasikan prosedur-prosedur yang terdapat di dalam ISM (International Safety Management) Code mengenai

“Perlindungan Terhadap Kesehatan dan Keselamatan Kerja karyawan” dan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) “bahwa semua pekerja harus memakai peralatan pelindung pribadi mereka yang sesuai dengan prosedur penggunaan yang dibuat untuk berbagai jenis pekerjaan yang dilakukan di atas kapal. “

Berdasarkan uraian tersebut di atas bahwa masih ditemukannya pekerja di atas kapal yang tidak disiplin dan lalai dalam penggunaan alat keselamatan diri, maka penulis berkeinginaan untuk memgambil judul karya ilmiah yang berjudul:

“IMPLEMENTASI PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI UNTUK MENCEGAH KECELAKAAN KERJA DI ATAS KAPAL”.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana Implementasi penggunaan alat pelindung diri untuk mencegah kecelakaan kerja di atas kapal?

C. Batasan Masalah

Batasan masalah yang diambil dari penelitian ini adalah: Peralatan keselamatan pelindung diri yang ada di Deck.

(17)

4

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yang penulis buat adalah: Untuk mengetahui seberapa besar implementasi penggunaan alat pelindung diri untuk mencegah kecelakaan kerja di atas kapal.

E. Manfaat Penelitian

1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan terhadap dunia pelayaran tentang implementasi penggunaan dan fungsi alat-alat keselamatan pelindung diri ketika bekerja di pelayaran.

2. Secara praktis, penelitian diharapkan dapat memberikan konstribusi kepada pihak-pihak tertentu, antara lain: Menjadi masukan pada pihak perusahaan dan lembaga pendidikan dan pelatihan akan pentingnya meningkatkan kedisiplinan penggunaan alat-alat keselamatan pelindung diri. Serta para seluruh awak kapal untuk lebih meningkatkan penggunaan alat-alat keselamatan pelindung diri yang sesuai prosedur untuk mengurangi kecelakan dan keamanan saat bekerja di atas kapal.

(18)

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Review Penelitian Sebelumnya

Literature review merupakan sebuah sintesis dari berbagai macam hasil penelitian terdahulu sehingga dalam sebuah literature review harus ada banyak kajian dari riset sebelumnya (Mubah 2015). Pengertian dari literatur review diperkuat oleh artikel yang ditulis oleh Laura Roselle dan Sharon Spray dengan judul Scholarly Literature and The Literature Review. Roselle dan Spray mendefinisikan literature review sebagai sebuah proses membaca dan mengulas publikasi dari beberapa hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti atau sarjana terdahulu. Sedangkan istilah menulis literature review diartikan sebagai proses penulisan rangkuman dari beberapa hasil riset para peneliti terdahulu (Roselle & Spray 2008, 18).

Penggunaan dari literature review pada dasarnya penting untuk dilakukan dalam mengawali sebuah penelitian, mengingat sangat memungkinkan bidang yang akan kita kaji memiliki kedekatan atau kesamaan dengan bidang lain yang tengah diteliti sebelumnya. Dalam sebuah penelitian seringkali ditemukan kerancuan makna antara literature review dengan kerangka teoritis. Jika dilihat dari pengertian literature review tersebut, maka dapat dikatakan literature review berbeda dengan kerangka teoritis. Berpijak pada penjelasan yang diberikan oleh Manheim dan Rich bahwa kerangka teoritis merupakan proses pengelompokan antara

(19)

6

teori dan fakta yang ada untuk mencari relasi di antara keduanya (Manheim

& Rich 1995, 21).

Berdasarkan literature review yang sudah dibaca dan dikaji oleh penulis bahwa penelitian yang dibuat oleh penulis memiliki kesamaan dalam segi pengertian alat keselamatan, namun berbeda dalam segi keseluruhan dari judul, masalah, isi dan penyajiannya.

Tabel 2.1 Review Penelitian Sebelumnya No. Penulis Judul Penelitian Masalah

Hasil 1. Indra Laif

Harahap

Alat-Alat Keselamatan Di Atas Kapal

Bagaimana peranan alat keselamatan pada MV.

Fortune PT.

SPIL?

Peran dan fungsi alat keselamatan berperan penting dalam mendukung suatu kapal dalam berlayar terutama jika kapal dalam menghadapi bahaya seperti kebakaran.

(20)

7

2. Benny Agus Setiono

Pengaruh Safety Equipment Terhadap Keselamatan Berlayar

Apakah penyebab kecelakaan pada kapal Levina I?

Ketersediaan Safety Equipment dapat

membantu dan menolong para

penumpang dan ABK dalam upaya penyelamatan diri saat terjadi kecelakaan berlayar.

Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan jika penelitian Indra Laif Harahap (2009), Benny Agus Setiono (2007) berbeda dengan yang dilakukan oleh penulis, jika Indra Laif Harahap meneliti tentang Alat-Alat Keselamatan Di Atas kapal, Benni Agus Setiono meniliti tentang Pengaruh Safety Equipment sedangkan Penulis meneliti tentang Implementasi Penggunaan Alat Pelindung Diri Untuk Mencegah Kecelakaan Kerja Di Atas Kapal.

(21)

8

B. Landasan Teori

1. Pengertian Implementasi

Secara sederhana implementasi bisa diartikan sebagai pelaksanaan atau penerapan. Majone dan Wildavsky (dalam Nurdin dan Usman, 2002), mengemukakan implementasi sebagai evaluasi.

Browne dan Wildavsky (dalam Nurdin dan Usman, 2004:70) mengemukakan bahwa ”implementasi adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan”. Pengertian implementasi sebagai aktivitas yang saling menyesuaikan juga dikemukakan oleh Mclaughin (Nurdin dan Usman, 2004).

Menurut Nurdin dan Usman dalam bukunya yang berjudul Konteks implementasi berbasis kurikulum mengemukakan pendapatnya mengenai implementasi atau pelaksanaan sebagai berikut: “Implementasi adalah bermuara pada aktivitas, aksi, tindakan, atau adanya mekanisme suatu sistem. Implementasi bukan sekedar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan untuk mencapai tujuan kegiatan”.

2. Peralatan Keselamatan Pelindung Diri

Alat pelindung diri (APD) atau peralatan keselamatan diri menurut K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) adalah alat yang diwajibkan bagi semua pekerja baik di darat maupun di laut yang memiliki resiko terhadap kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja.

.

(22)

9

a. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Dalam pasal 13 disebutkan bahwa barang siapa yang akan memasuki tempat kerja, diwajibkan untuk mentaati semua petunjuk keselamatan dan kesehatan kerja dan wajib menggunakan alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan.

Pedoman peralatan keselamatan kerja yang digunakan oleh tenaga kerja untuk melindungi diri dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dan meningkatkan produktifitas. Hal ini tertulis didalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per.08/Men/VII/2010 tentang pelindung diri syaratnya:

a. APD haruslah memiliki sifat perlindungan terhadap bahaya apapun, berdasarkan kesesuaian bahan yang digunakan dengan potensi bahaya.

b. APD haruslah seringan mungkin sehingga tidak menimbulkan rasa tidak nyaman.

c. APD harus dibuat dari bahan yang awet dan tahan lama.

d. Penggunaan APD harus memperhatikan mobilitas pekerja sehingga tidak menganggu aktivitas pekerjaan.

b. Code of Safe Working Practice for Merchant Seamen

Dalam peraturan berdasarkan Code of Safe Working Practice for Merchant Seamen Chapter 4 Personal Protective Equipment, Risiko terhadap kesehatan dan keselamatan pekerja harus diidentifikasi dan dinilai. Sering kali tidak

(23)

10

mungkin untuk mengapus semua risiko, tetapi perhatian harus diberikan untuk mengendalikan langkah-langkah yang membuat lingkungan kerja dan metode kerja aman dan praktis.

Pekerja harus mengenakan peralatan pelindung atau pakaian yang disediakan ketika mereka melakukan tugas yang disediakan, dan ikuti instruksi yang sesuai untuk digunakan.

Peralatan pelindung diri harus selalu diperiksa oleh pemakai setiap kali sebelum digunakan. Pekerja harus mematuhi pelatihan mereka menerima dalam penggunaan alat pelindung, dan ikuti sesuai aturan yang digunakan.

Atasan bertanggung jawab untuk memastikan bahwa para crew itu dilengkapi dengan alat pelindung diri yang cocok jika diperlukan.

Sebagai aturan umum, perlengkapan pelindung diri harus disediakan tanpa biaya kepada pekerja. Pengecualian untuk ini adalah dimana tidak eksklusif untuk tempat kerja sehingga pekerja dapat diminta konstribusi untuk biaya atau ketika pekerja ingin memiliki peralatan yang melebihi standar minimum yang disyaratkan oleh undang-undang (desain yang lebih menarik).

Perusahaan harus menilai peralatan yang diperlukan untuk memastikannya cocok dan efektif untuk tugas yang dimaksud,dan memenuhi yang sesuai standardesain dan pembuatan.

(24)

11

Peralatan yang cocok harus :

a. Sesuai untuk risiko yang terlibat, dan tugas yang dilakukan, tanpa itu sendiri mengarah pada peningkatan risiko yang signifikan;

b. Pas pekerja dengan benar setelah penyesuaian yang diperlukan;

c. Memperhitungkan persyaratan ergonomis dan kondisi pekerja kesehatan

d. Kompatibel dengan peralatan lain yang harus digunakan pekerja di waktu yang sama, sehingga tetap efektif terhadap risiko.

Detail peralatan perlindungan diri tercantum di merchant pemberitahuan, pengiriman, termasuk judul lengkap dari setiap standar yang relevan. Itu peralatan pelindung diri yang sesuai standar yang diisyaratkan harus disediakan untuk pekerja yang melakukan tugas-tugas yang tercantum dalam pemberitahuan.

Namun, ini seharusnya tidak dianggap sebagai daftar lengkap, dan pelindung diri. Peralatan juga harus diberikan di mana pun penilaian risiko menunjukkan hal itu ada risiko terhadap kesehatan dan keselamatan dari proses keja yang tidak bisa dikontrol secara memadai dengan cara lain, tetapi yang dapat dikurangi dengan penyediaan pakaian atau peralatan tersebut.

Atansan juga diharuskan untuk memastikan bahwa alat pelindung diri diperiksa secara teratur dan dirawat atau

(25)

12

diservis. Rekaman perawatan dan perbaikan harus dipertahankan apapun yang diperlukan dan dilakukan.

Semua pekerja yang mungkin diminta untuk menggunakan alat perlindung diri harus dilatih dengan benar dalam penggunaanya. Ini harus termasuk disarankan keterbatasan.

Catatan tentang siapa yang telah menerima pelatihan harus disimpan.

Alat pelindung diri yang telah rusak atau sudak tidak efektif tidak memberikan perlindungan. Oleh karena itu, penting bahwa itemperalatan yang benar dipilih dan bahwa merka dirawatdengan baik setiap saat. Pabrikan instruksi harus tetap aman dengan alat pelindung yang relevan dan jika perlu disebut sebelum digunakan dan saat pemeliharaan dilakukan.

Alat pelindung diri harus tetap bersih dan harus didesinfeksi seperti bila perlu karena alasan kesehatan.

Orang yang kompeten harus memeriksa setiap item alat pelindung diri secara berkala dan dalam semua inspeksi harus dicatat. Peralatan harus benar disimpan di tempat yang aman setelah digunakan.

Pekerja harus mengenakan peralatan pelindung atau pakaian yang disediakan ketika mereka melakukan tugas yang disediakan, dan ikuti instruksi yang sesuaiuntuk digunakan.

(26)

13

Alat pelindung diri harus selalu diperiksa oleh pemakaian setiap kali sebelum digunakan. Pekerja harus mematuhi pelatihan mereka telah menerima dalam penggunaan alat pelindung diri, dan ikuti instruksi yang tertera untuk digunakan.

Tipe Alat Pelindung Diri :

1. Pelindung Kepala : safety helmet, bump caps hair protection

Gambar 2.1 Safety helmet

Sumber: Dokumentasi penulis

(27)

14

2. Pelindung Pendengaran : Ear muffs, ear plug Gambar 2.2 Ear plug

Sumber: Dokumentasi penulis

3. Pelindung wajah dan mata : Goggles and spectacles, facial shields

Gambar 2.3 Goggles

Sumber: Dokumentasi penulis

(28)

15

4. Alat pelindung pernafasan : Dust masks, respirators, breathing apparatus

Gambar 2.4 Breathing apparatus

Sumber: Dokumentasi penulis

5. Pelindung tangan dan kaki : Gloves, safety boots and shoes Gambar 2.5 Gloves

Sumber: Dokumentasi penulis

(29)

16

6. Pelindung badan : Safety suits, safety belt, harnesses, aprons, high visibility clothing

Gambar 2.6 Safety suits

Sumber: Dokumentasi Penulis

3. Kecelakaan Kerja

Pengertian (Definisi) Kecelakaan Kerja ialah insiden yang menimbulkan cedera, penyakit akibat kerja (PAK) ataupun kefatalan (kematian). Sedangkan menurut (Frank E. Bird Jr.) kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak dikehendaki, dapat mengakibatkan kerugian jiwa serta kerusakan harta benda dan biasanya terjadi sebagai akibat dari adanya kontak dengan sumber energi yang melebihi ambang batas atau struktur.

(30)

17

a. Penyebab Kecelakaan Kerja

Kecelakaan kerja ialah kondisi tidak aman (unsafe condition) dan tindakan tidak aman (unsafe action). Menurut Mandalika Putri (2013:03), penyebab kecelakaan kerja dipengaruhi oleh dua faktor yaitu adanya kondisi yang berbahaya (Unsafe Condition) dan adanya perbuatan yang berbahaya (Unsafe Action).

1) Unsafe Condition ialah adanya suatu keadaan lingkungan dan benda-benda di dalamnya yang mengandung bahaya. Misalnya suatu tempat bekerja misalnya berupa pabrik, kapal laut, pesawat udara, bengkel, galangan kapal, dimana peralatan maupun mesin-mesin yang digunakan kondisinya sudah tua dan kurang perawatan.

2) Unsafe Action ialah ialah perbuatan atau tindakan dari manusia/tenaga kerja yang mengandung bahaya.

Misalnya tenaga kerja melakukan kegiatan dalam pekerjaannya dengan tidak mentaati prosedur kerja, bekerja terburu-buru tanpa menggunakan alat pengaman yang diharuskan, overacting dalam melakukan suatu kegiatan dan sebagainya.

Dari ke dua faktor pokok di atas tadi, penyebab paling dominan dari terjadinya suatu kecelakaan adalah adanya Perbuatan Yang Berbahaya (Unsafe Action). Berdasarkan hasil survey dan juga dari berbagai pengalaman, dapat dikatakan bahwa: 80 % Kecelakaan Kerja disebabkan oleh adanya Perbuatan Yang Berbahaya (Unsafe Action) dan 20 %

(31)

18

disebabkan oleh adanya Kondisi Yang Berbahaya (Unsafe Condition).

Tindakan berbahaya (unsafe actions/tindakan- tindakan yang tidak standard) adalah tingkah laku atau perbuatan yang akan menyebabkan kecelakaan, misalnya (Budiono dan Sugeng :2003) :

a. Mengoperasikan peralatan tanpa wewenang.

b. Gagal untuk memberi peringatan dan gagal untuk mengamankan.

c. Bekerja dengan kecepatan yang salah atau terburu-buru.

d. Menyebabkan alat-alat keselamatan tidak berfungsi.

e. Menggunakan alat-alat keselamatan yang rusak.

f. Menggunakan alat-alat keselamatan dengan cara yang salah.

g. Kegagalan memakai alat pelindung/keselamatan diri secara benar.

Kondisi berbahaya (unsafe conditions /kondisi- kondisi yang tidak standard) yaitu tindakan yang akan menyebabkan kecelakaan, misalnya (Budiono dan Sugeng :2003) :

a. Peralatan perlindungan/pengaman yang tidak memadai atau tidak memenuhi syarat.

b. Bahan, alat-alat perlindungan rusak dan terlalu sesak dan sempit.

(32)

19

c. Sistem-sistem tanda peringatan yang kurang memadai.

d. Bahaya-bahaya kebakaran dan ledakan.

e. Kerapihan/tata letak (huosekeeping) yang buruk.

f. Lingkungan yang berbahaya dan beracun seperti gas, debu, asap dan uap.

g. Bising, ventilasi dan penerangan yang kurang.

b. Faktor Penyebab Kecelakaan Kerja 1) Human Error

Kecelakaan lebih dominan disebabkan oleh faktor manusia karena manusianya mempunyai sifat-sifat antara lain:

a) Tidak tahu, dimana yang bersangkutan tidak mengetahui bagaimana melakukan pekerjaan dengan aman dan tidak tahu bahaya-bahaya yang ditimbulkannya sehingga terjadi kecelakaan.

b) Tidak mau tahu, walaupun telah mengetahui dengan jelas cara kerja/peraturan dan bahaya-bahaya yang ditimbulkannya serta mampu atau dapat melakukannya, tetapi kemauannya yang cenderung ingin melakukan pekerjaan dengan cepat yang berakibat terjadinya kesalahan sehingga terjadi kecelakaan saat bekerja.

c) Tergesa-gesa, sifat alami manusia yang dimiliki oleh seseorang yaitu ingin melaksanakan dan menyelesaikan tugas dan pekerjaan dengan cepat menjadi faktor yang

(33)

20

tidak dapat dipisahkan dari pekerja sehingga ketika bekerja seluruh atau salah satu alat keselamatan yang dipakai menjadi tidak sesuai prosedur saat bekarja yang menyebabkan tingkat keamanannnya menjadi tidak aman dan dapat menimbulkan kecelakaan saat bekerja terutama di atas kapal.

2) Faktor Alam a) Cuaca Buruk

Cuaca Buruk di dunia pelayaran sangat ditakuti di dunia pelayaran karena akibatnya yang bisa menimbulkan berbagai kecelakaan di tengah laut seperti kapal karam atau terdampar yang akhirnya akan menimbulkan banyak korban jiwa, cuaca buruk yang menjadi penyebab kecelakaan kerja: jarak pandang, tinggi gelombang, dan badai.

b) Gempa bumi

Meskipun setiap perusahaan telah menerapkan keselamatan kerja sesuai standar untuk meminimalisir angka kecelakaan kerja ABK, namun faktor alam sangat sulit diprediksi. Gempa bumi dapat mengakibatkan kecelakaan kerja dengan menenggelamkan kapal berada akibat pergerakan tanah atau patahan lempeng bumi yang ada didalam laut

(34)

21

secara tektonik maupun vulkanik dan dapat menimbulkan kerugian materi dan korban jiwa yang besar dan akan bertambah jika gempa bumi tersebut juga disusul dengan tsunami.

3) Faktor Alat (Tools)

Kondisi suatu peralatan baik itu umur maupun kualitas sangat mempengaruhi terjadinya kecelakaan kerja.

Alat-alat yang sudah tua kemungkinan rusak itu ada.

Apabila alat itu sudah rusak, tentu saja dapat mengakibatkan kecelakaan. Melakukan peremajaan pada alat-alat yang sudah tua dan melakukan kualitas kontrol pada alat-alat yang ada di tempat kerja.

c. Mencegah Kecelakaan Kerja

Berdasarkan teori domino effect penyebab kecelakaan kerja H.W. Heinrich, maka terdapat berbagai upaya untuk mencegah kecelakaan kerja di tempat kerja, antara lain upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja melalui Pengendalian Bahaya Di Tempat Kerja, yaitu :

1) Mencegah kecelakaan kerja melalui pengendalian bahaya ditempat kerja:

a) Pemantauan dan Pengendalian Kondisi Tidak Aman di tempat kerja (Unsafe Conditions).

(35)

22

b) Pemantauan dan Pengendalian Tindakan Tidak Aman di tempat kerja (Unsafe Actions).

2) Tujuh langkah mencegah kecelakaan kerja menurut ILO (International Labour Organization):

a) Buat kegiatan pencegahan kecelakaan sebagai bagian dari kegiatan kita sehari-hari, sebelum bekerja pastikan peralatan kerja dalam keadaan baik, juga alat pelindung diri yang dipakai.

b) Laporkan bila menemukan hal yang tidak aman ke supervisor/atasan terdekat agar segera diperbaiki atau segera perbaiki sendiri bila anda mampu, bila tidak dilaporkan.

c) Hindari bersenda gurau ditempat kerja jangan menggunakan peralatan kerja sebagai bahan lelucon, hali ini terkadang membahayakan bagi kita maupun orang lain.

d) Ikuti instruksi/petunjuk kerja/prosedur tidak mengikuti petunjuk kerja yang aman merupakan bom waktu buat anda, setiap instruksi yang dibuat adalah semata-mata demi keselamatan anda.

e) Buat saran perbaikan bilamana kita menemukan cara yang lebih cepat efisien dalam menyelesaikan suatu tugas mari kita diskusikan, sehingga bisa digunakan oleh yang lain juga selama hal tersebut aman.

(36)

23

f) Tempat kerja yang tidak rapih dengan barang-barang yang berserakan merupakan sumber kecelakaan segera rapihkan tempat kerja anda setelah selesai bekerja,

g) Pakaian atau alat-alat kerja yang kita bawa dapat mencelakai kita. Misalkan menggunakan baju lengan panjang yang digulung berbahaya saat bekerja dengan bahan berbahaya atau menggunakan perhiasan (cincin/jam tangan) berbahaya saat kita bekerja dengan listrik.

a. Keselamatan Kerja

Keselamatan kerja sangat berkaitan dengan teori K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja), Menurut Simanjuntak (1994), Keselamatan kerja adalah kondisi keselamatan yang bebas dari resiko kecelakaan dan kerusakan dimana kita bekerja yang mencakup tentang kondisi bangunan, kondisi mesin, peralatan keselamatan, dan kondisi pekerja. Berdasarkan definisi kecelakaan kerja maka lahirlah keselamatan dan kesehatan kerja yang mengatakan bahwa cara menanggulangi kecelakaan kerja adalah dengan meniadakan unsur penyebab kecelakaan dan atau mengadakan pengawasan yang ketat.

(Silalahi:1995) Keselamatan dan kesehatan kerja pada dasarnya mencari dan mengungkapkan kelemahan yang memungkinkan terjadinya kecelakaan. Fungsi ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu mengungkapkan sebab-akibat suatu kecelakaan dan meneliti apakah pengendalian secara cermat dilakukan atau tidak.

(37)

24

b. Anak Buah Kapal (ABK)

Berdasarkan Maritime World (2010:11) struktur dan tugas ABK atau Anak Buah Kapal adalah semua orang yang bekerja di kapal guna mempersiapkan dan menjalankan sehingga kapal tersebut layak jalan dan beroperasi normal di perairan Indonesia bahkan di seluruh perairan di dunia ini. Anak Buah Kapal dalam struktur organisasi di kapal terdiri dari Kapten sebagai penanggung jawab atas keseluruhan kapal yang di nahkodainya selaku pimpinan pelayaran yang memimpin atas dua hirarki departemen yaitu Departemen Deck dan Departemen Mesin. Departemen Deck terdiri dari Perwira Deck seperti Chief Officer, Second Officer dan Third Officer.

1) Mualim I/Chief Officer/Chief Mate bertugas mengatur muatan kapal, menjaga persediaan air tawar dan sebagai supervisi pengatur arah navigasi kapal.

2) Mualim 2/Second Officer/Second Mate bertugas sebagai membuat jalur/route peta pelayaran yg akan di lakukan dan pengatur arah navigasi kapal serta bertanggung jawab atas obat-obatan diatas kapal.

3) Mualim 3/Third Officer/Third Mate bertugas sebagai pengatur, memeriksa, memelihara semua alat alat keselamatan kapal dan juga bertugas sebagai pengatur arah navigasi.

Selanjutnya adalah Perwira Departemen Mesin, yaitu Chief Engineer, First Engineer, Second Engineer dan Third Engineer.

(38)

25

1) KKM (Kepala Kamar Mesin)/Chief Engineer adalah pemimpin dan penanggung jawab atas semua mesin yang ada di kapal baik itu mesin induk, mesin bantu, mesin pompa, mesin crane, mesin sekoci, mesin kemudi, mesin freezer, dan mesin-mesin lainnya.

2) Masinis 1/First Engineer bertanggung jawab atas mesin induk.

3) Masinis 2/Second Engineer bertanggung jawab atas semua mesin bantu.

4) Masinis 3/Third Engineer bertanggung jawab atas semua mesin pompa.

5) Juru Listrik/Electrician bertanggung jawab atas semua mesin yang menggunakan tenaga listrik dan seluruh tenaga cadangan.

6) Juru minyak/Oiler pembantu para Masinis/Engineer

(39)

26

C. Kerangka Pemikiran

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Masih ditemukannya pekerja atau anak buah kapal yang tidak disiplin dan lalai dalam menggunakan alat pelindung diri.

Bagaimana implementasi penggunaan alat pelindung

diri.

Untuk mencegah kecelakaan kerja pada ABK di atas kapal.

Apa saja alat pelindung diri yang perlu di

implementasikan.

Peralatan keselamatan pelindung diri yang ada di deck.

Penggunaan alat pelindung diri pada ABK di atas kapal

Implementasi penggunaan alat pelindung diri untuk mencegah kecelakaan kerja di atas kapal.

(40)

27

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bertujuan memahami realitas sosial, yaitu melihat dunia dari apa adanya, bukan dunia yang seharusnya, maka seorang peneliti kualitatif haruslah orang yang memiliki sifat open minded. Karenanya, melakukan penelitian kualitatif dengan baik dan benar berarti telah memiliki jendela untuk memahami dunia psikologi dan realitas sosial. Dalam penelitian kualitatif adalah instrumen kunci, oleh karena itu penelitian harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas sehingga bisa bertanya, menganalisis dan mengkonstruksi obyek yang diteliti menjadi lebih jelas. Penelitian ini lebih menekankan pada makna dan terikat nilai. Penelitian kualitatif digunakan jika masalah belum jelas untuk mengetahui makna yang tersembunyi agar dapat memahami interaksi sosial, untuk mengembangkan teori, untuk memastikan kebenaran data dan meneliti sejarah perkembangan.

Menurut Herdiansyah (2010:9) penelitian kualitatif adalah suatu penelitian ilmiah yang bertujuan untuk memahami suatu fenomena dalam konteks sosial secara alamiah dengan mengedepankan proses interaksi komunikasi yang mendalam antara peneliti dengan fenomena yang diteliti.

(41)

28

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini di laksanakan di kapal KM. BERKAH 36 sesuai dengan penempatan Praktek Laut (Prala) yang di lakukan oleh penulis sendiri.

C. Jenis Data dan Sumber Data

Menurut Arikunto (2002:116) sumber data adalah benda, hal atau orang, tempat peneliti mengamati, membaca atau bertanya tentang data.

Data penelitian ini meliputi :

1. Data primer merupakan data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan sumber data yang diperoleh dari mualim 1, selain itu dilakukan observasi terhadap crew kapal saat melakukan kegiatan harian.

2. Data sekunder merupakan data pelengkap yang diperoleh dari dokumentasi ataupun kepustakaan yang berkaitan dengan penelitian.

Data merupakan suatu pemaparan kejadian yang dialami secara langsung atau dapat dikatakan sebagai pencapaian suatu keputusan dari kesimpulan yang dihasilkan berdasarkan fakta-fakta yang didapat.

Adapun Data dalam penelitian ini adalah diperoleh dari hasil wawancara, observasi, studi pustaka dan dokumentasi.

a) Wawancara adalah upaya yang dilakukan seseorang atau suatu pihak untuk mendapatkan keterangan, atau pendapat mengenai sesuatu hal yang diperlukannya untuk tujuan tertentu, dari seseorang atau pihak lain dengan cara tanya jawab.

(42)

29

Tujuan dari pewawancara untuk memperoleh keterangan atau pendapat dimaksud untuk digunakan sebagai masukan suatu penelitian atau digunakan sebagai bahan berita untuk dimuat di massa media. Dengan demikian, kedudukan yang diwawancarai adalah sumber informasi, sedangkan pewawancara adalah penggali informasi.

b) Observasi adalah laporan yang berisi penjabaran umum/melaporkan sesuatu hasil dari pengamatan (observasi). Observasi dilakukan pada alat pelindung diri seperti alat pelindung kepala, alat pelindung mata, alat pelindung tangan, alat pelindung kaki, dan pakaian pelindung. Yang terkait kondisi alat pelindung yang rusak atau tidak memenuhi syarat, dan prosedur pemakaian yang telah di tetapkan serta penguasaan ABK pada penggunaan alat pelindung diri.

c) Studi Pustaka, menurut M. Nazir dalam bukunya yang berjudul

“Metode Penelitian” mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan: “Studi Kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaah terhadap buku-buku, literatur- literatur, catatan-catatan dan laporan-laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan.” (Nazir,1988:111).

Studi Kepustakaan yaitu mengadakan penelitian dengan cara mempelajari dan membaca literatur-literatur yang ada hubungannya dengan permasalahan yang menjadi objek penelitian.

(43)

30

Dunia pelajar (2014:07), dokumentasi adalah proses yang dilakukan secara sistematis mulai dari pengumpulan hingga pengelolaan data yang menghasilkan kumpulan dokumen.

Dokumentasi itu sendiri tujuannya adalah untuk memperoleh dokumen yang dibutuhkan berupa keterangan dan hal-hal yang membuktikan adanya suatu kegiatan yang didokumentasikan.

Menurut Ardila (2011:10), dokumentasi adalah kumpulan dari dokumen-dokumen yang dapat memberikan keterangan atau bukti yang berkaitan dengan proses pengumpulan dan pengolahan dokumen yang berbentuk barang, gambar ataupun tulisan sebagai bukti dan dapat memberikan keterangan yang penting secara sistematis serta menyebarluaskan kepada pemakai informasi tersebut.

D. Pemilihan Informan

Selanjutnya menurut Sugiyono (2005:50) sample dalam penelitian kualitatif bukan dinamakan responden melainkan informan kunci, narasumber, partisipan, teman atau guru dalam penelitian. Sugiyono (2005:54) menyatakan bahwa penentuan informan kunci dalam penelitian kualitatif dilakukan saat peneliti mulai memasuki lapangan dan selama penelitian berlangsung yaitu memilih orang tertentu yang dipertimbangkan akan memberikan data yang diperlukan dan selanjutnya berdasarkan data atau informasi kunci yang lainnya yang diharapkan dapat memberikan data yang lebih lengkap, sehingga informan dalam penelitian ini ialah seluruh

(44)

31

kru di deck kapal yang meliputi Kapten, Mualim 1 Mualim 2, Mualim 3, Jurumudi, Mandor Kapal dan ABK ,karena peneliti sendiri berasal dari jurusan Nautika Pelayaran sehingga akan lebih banyak berada di anjungan kapal bersama orang-orang deck Department dan akan meneliti peralatan keselamatan kerja yang ada di deck, tetapi tidak menutup kemungkinan peneliti bisa memperoleh data dari Engine Department.

E. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan bagian yang sangat penting dalam penelitian ilmiah sebab dengan adanya analisis data tersebut akan memberikan arahan dan makna yang berguna dalam pemecahan masalah penelitian (Nazir, 1999:405).

Ada berbagai cara untuk menganalisi data. Usman dan Akbar (2000:86-87) mengemukakan 2 cara menganalisis data, yaitu :

1. Display data

Display data ialah menyajikan data dalam bentuk matrik, network, chart, atau grafik, dan sebagainya. Dengan demikian peneliti dapat menguasai data dan tidak terbenam dengan setumpuk data (Usman dan Akbar, 2000:87).

2. Pengambilan keputusan dan verifikasi

Menurut Miles and Huberman (dalam Mustaji, 2009:45), pada tahap ini peneliti selalu melakukan uji kebenaran setiap makna yang muncul dari data. Disamping menyandarkan pada klarifikasi data, peneliti juga memfokuskan pada abstraksi data. Setiap data yang

(45)

32

menunjang komponen, diklarifikasi kembali dengan informan di lapangan. Apabila hasil klarifikasi memperkuat kesimpulan atas data, maka pengumpulan data untuk komponen tersebut siap dihentikan.

(46)

39

DAFTAR PUSTAKA

Jurnal SDM K3 (2009), Kesehatan dan Keselmatan Kerja K3

Luthfiyah Fitwi (2011). Metode Penelitian Kualitatif Sistematika Penelitian Kualitatif

Mandalika Putri (2013). Kerugian Akibat Kecelakaan Kerja

Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor PER.08/MEN/VII/2010 Tentang Alat Pelindung Diri

Satriawan LA (2009). Keselamatan dan Kesehatan Kerja Tarwaka (2008). Alat Pelindung Diri

Tripuspasari Hastu (2013). Makalah Alat Pelindung Diri Wasimun (2011). Peralatan Kerja Utama di Kapal

Peraturan Pemerintah No.50 Tahun 2012 Tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja

IMO. Code of Safe Working Practice for Merchant Seamen

Referensi

Dokumen terkait

Responden juga memiliki persepsi yang buruk tentang pencegahan kecelakaan kerja, yaitu penggunaan alat pelindung diri saat bekerja menjadikan pekerjaan menjadi sulit, lambat,

HUBUNGAN PERSEPSI RISIKO KECELAKAAN DAN PENYAKIT AKIBAT KERJA DENGAN KEDISIPLINAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DI JALUR 1 DAN 2 PT WIJAYA KARYA BETON BOYOLALI

Hubungan Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) dengan Kejadian Kecelakaan Kerja pada Pekerja.. Penderes di PTPN III Kebun Sei Silau

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Milla tidak memiliki hubungan penggunaan (APD) dengan kejadian kecelakaan kerja dikarenakan para pekerja memiliki

dimaksud, oleh sebab itu didalam mengemban tugas - tugasnya seorang Nakhoda kapal harus memahami dan menerapkan Collision Regulation 1972 secara utuh, begitu juga dengan

Kerangka Penelitian Implementasi penggunaan safety equipment untuk menghindari kecelakaan kerja di atas kapal, dalam hal ini para awak kapal banyak yang masih belum memahami

Kecelakaan kerja yang terjadi di pabrik kelapa sawit PT.Palma Mas Sejati Kabupaten Bengkulu Tengah bukan hanya karena pekerja tidak menggunakan Alat pelindung diri secara lengkap, namun

SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan tanggal 6 Februari 2023 terhadap 35 responden tentang “Hubungan Penggunaan Alat Pelindung Diri Dengan Kecelakaan Kerja Pada