• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS METODE TARGĪB-TARHĪB TERHADAP PENINGKATAN DISIPLIN SALAT : Studi Quasi Eksperimen pada Mata Pelajaran PAI terhadap Siswa Kelas V SD Laboratorium Percontohan UPI Bandung Tahun Ajaran 2011/2012.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEKTIVITAS METODE TARGĪB-TARHĪB TERHADAP PENINGKATAN DISIPLIN SALAT : Studi Quasi Eksperimen pada Mata Pelajaran PAI terhadap Siswa Kelas V SD Laboratorium Percontohan UPI Bandung Tahun Ajaran 2011/2012."

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined. ABSTRACT ... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined. UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR BAGAN ... xiii

DAFTAR GRAFIK ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. A. Latar Belakang Masalah ... Error! Bookmark not defined. B. Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined. C. Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. D. Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined. E. Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. F. Asumsi ... Error! Bookmark not defined. G. Sistematika Penulisan Skripsi ... Error! Bookmark not defined. BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG METODE TARGĪB-TARHĪB

DAN DISIPLIN SALAT ... Error! Bookmark not defined. A. Konsep Pendidikan Agama Islam di SekolahError! Bookmark not defined.

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam (PAI) .... Error! Bookmark not defined.

2. Tujuan Pendidikan Agama Islam (PAI) di Sekolah ... Error! Bookmark not defined.

(2)

B. Kompetensi PAI dalam Pengajaran SalatError! Bookmark not defined.

1. Salat dalam Islam ... Error! Bookmark not defined. 2. Keutamaan dan Pentingnya Salat dalam Islam Error! Bookmark not

defined.

3. Sulitnya Mendisiplinkan Salat pada Anak ... Error! Bookmark not defined.

C. Metode Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined. 1. Pengertian Metode Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined. 2. Pengertian Metode Konvensional ... Error! Bookmark not defined. 3. Model-Model Pendidikan ... Error! Bookmark not defined. 4. Metode Qur’ānī dan Macam-macamnya ... Error! Bookmark not

defined.

D. Metode Targīb-Tarhīb ... Error! Bookmark not defined. 1. Pengertian Metode Targīb-Tarhīb .... Error! Bookmark not defined. 2. Keistimewaan TargībTarhīb ... Error! Bookmark not defined. 3. Aplikasi Metode Targīb-Tarhīb ... Error! Bookmark not defined. 4. Dampak Instruksional dan Dampak Penyerta . Error! Bookmark not

defined.

E. Konsep Disiplin ... Error! Bookmark not defined. 1. Pengertian Disiplin ... Error! Bookmark not defined. 2. Perlunya Disiplin ... Error! Bookmark not defined. 3. Fungsi Disiplin ... Error! Bookmark not defined. F. Konsep Efektivitas Metode Targīb-TarhībError! Bookmark not defined.

(3)

2. Indikator Efektivitas ... Error! Bookmark not defined. G. Hasil Penelitian Terdahulu ... Error! Bookmark not defined. BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIANError! Bookmark not

defined.

A. Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1. Metode Quasi Eksperimen ... Error! Bookmark not defined. 2. Pendekatan Kuantitatif ... Error! Bookmark not defined. B. Desain penelitian ... Error! Bookmark not defined. C. Subjek Penelitian ... Error! Bookmark not defined. D. Populasi dan Sampel penelitian ... Error! Bookmark not defined. E. Lokasi Penelitian ... Error! Bookmark not defined. F. Definisi Operasional ... Error! Bookmark not defined. G. Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined. H. Prosedur Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1. Tahap Awal Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 2. Tahap Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined. 3. Tahap Pengolahan Data ... Error! Bookmark not defined. 4. Tahap Pembuatan Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANError! Bookmark not

defined.

A. Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1. Profil SD Laboratorium Percontohan UPI Bandung ... Error!

Bookmark not defined.

(4)

1. Disiplin Salat Siswa sebelum Penerapan Metode TargībTarhīb ... Error! Bookmark not defined. 2. Proses Pembelajaran Salat dengan Menggunakan MetodeTargīb

-Tarhīb dan Metode Konvensional .... Error! Bookmark not defined. 3. Disiplin Salat Siswa setelah Penerapan Metode TargībTarhībError!

Bookmark not defined.

(5)

DAFTAR TABEL

Tabel ‎2.1 Standar Kompetensi PAI di SD ... Error! Bookmark not defined. Tabel ‎3.1 Anggota Populasi Penelitian ... Error! Bookmark not defined. Tabel ‎3.2 Anggota Sampel Penelitian ... Error! Bookmark not defined. Tabel ‎3.3 Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined. Tabel ‎3.4 Kisi-Kisi Penelitian Kedisiplinan Siswa dalam Melaksanakan Salat ... Error! Bookmark not defined. Tabel ‎3.5 Hasil Uji Validitas Instrumen ... Error! Bookmark not defined. Tabel ‎3.6 Hasil Reliabilitas Instrumen ... Error! Bookmark not defined. Tabel ‎3.7 Kategorisasi Disiplin Salat Siswa ... Error! Bookmark not defined. Tabel ‎3.8 Kriteria Interpretasi Indeks Gain... Error! Bookmark not defined. Tabel ‎4.1 Deskripsi Data Hasil Pre Test ... Error! Bookmark not defined. Tabel ‎4.2 Hasil Uji Normalitas Pre Test Kelas EksperimenError! Bookmark not defined.

Tabel ‎4.3 Hasil Uji Normalitas Pre Test Kelas KontrolError! Bookmark not defined.

Tabel ‎4.4 Hasil Uji Homogenitas Data Pre Test .... Error! Bookmark not defined. Tabel ‎4.5 Hasil Uji t Data Pre Test ... Error! Bookmark not defined. Tabel ‎4.5 Deskripsi Data Hasil Post Test ... Error! Bookmark not defined. Tabel ‎4.6 Hasil Uji Normalitas Post Test Kelas EksperimenError! Bookmark not defined.

(6)

Nina Qisthina Syahidah, 2012

(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar ‎2.1 Dampak Instruksional dan Dampak Penyerta Model Targīb-Tarhīb

(8)

DAFTAR BAGAN

(9)

DAFTAR GRAFIK

Grafik ‎4.1 Skor Pre Test Kelas Eksperimen ... Error! Bookmark not defined. Grafik ‎4.2 Skor Pre Test Kelas Kontrol ... Error! Bookmark not defined. Grafik ‎4.3 Normal Q-Q Plot Pre Test Kelas EksperimenError! Bookmark not defined.

Grafik ‎4.4 Normal Q-Q Plot Pre Test Kelas KontrolError! Bookmark not defined.

Grafik ‎4.5 Skor Post Test Kelas Eksperimen ... Error! Bookmark not defined. Grafik ‎4.6 Skor Post Test Kelas Kontrol ... Error! Bookmark not defined. Grafik ‎4.7 Normal Q-Q Plot Post Test Kelas EksperimenError! Bookmark not defined.

Grafik ‎4.8 Normal Q-Q Plot Post Test Kelas KontrolError! Bookmark not defined.

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat-surat Penelitian... 148

Lampiran 2 Daftar Bimbingan Skripsi... 152

Lampiran 3 Instrumen Sebelum Judgment... 154

Lampiran 4 Instrumen Setelah Judgment... 162

Lampiran 5 Instrumen Sebelum Uji Coba... 167

Lampiran 6 Instrumen Setelah Uji Coba... 174

Lampiran 7 Data Mentah dan Pengolahan Data... 175

Lampiran 8 Tabel Nilai-nilai r Product Moment... 182

Lampiran 9 Tabel Nilai-nilai dalam Distribusi t... 183

Lampiran 10 Daftar Siswa Kelas Uji Coba... 184

Lampiran 11 Daftar Siswa Kelas Eksperimen... 185

Lampiran 12 Daftar Siswa Kelas Kontrol... 186

Lampiran 13 Dokumentasi Penelitian... 187

Lampiran 14 RPP Kelas Eksperimen... 189

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kehidupan manusia selamanya tidak akan terlepas dari dunia pendidikan. Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting. Pendidikan merupakan sarana untuk membina manusia dalam mengarungi kehidupan, mendorong serta mengarahkan manusia untuk berbuat hal-hal positif dan bermanfaat bagi manusia. Oleh karena itu pendidikan sangat diperlukan bagi kehidupan seseorang, keluarga, bangsa maupun negara.

Adapun pengertian pendidikan telah dijabarkan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal satu poin pertama, yaitu sebagai berikut:

“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara”. (IKAPI, 2010: 2)

Sedangkan pendidikan Islam menurut Muhaimin dkk. (2008: 29) adalah

“Pendidikan yang dipahami dan dikembangkan dari ajaran dan nilai-nilai

fundamental yang terkandung dalam sumber-sumbernya, yaitu Al-Qur‟ān dan As -sunnah”.

(12)

mencapai tujuan pendidikan Islam. Beberapa ahli berbeda pendapat dalam menetapkan unsur-unsur mengenai komponen-komponen pendidikan agama Islam. Abudin Nata (2003: 2) berpendapat bahwa komponen-komponen pendidikan Islam itu meliputi: landasan, tujuan, kurikulum, kompetensi guru, profesionalisme guru, pola hubungan guru dengan murid, metodologi pembelajaran (metode-metode dalam belajar), sarana dan prasarana, evaluasi, dan pembiayaan. Adapun yang menjadi komponen-komponen utama pendidikan agama Islam, antara lain: pendidik, peserta didik, tujuan pendidikan, materi didik, dan metode.

Sehubungan dengan komponen-komponen di atas, Baharudin dan Muh. Makin (2007: 170) memberikan persepsi umum tentang tujuan pendidikan yaitu kematangan, yang meliputi kematangan lahir dan batin, jasmani dan ruhani. Sedangkan tujuan pendidikan di Indonesia dapat dilihat pada tujuan pendidikan nasional menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu:

“Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan ruhani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta bertanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan”.

Berdasarkan tujuan pendidikan nasional di atas, tampak bahwa out put

yang dihasilkan pendidikan adalah manusia yang memiliki komitmen terhadap nilai, baik nilai budaya maupun agama.

(13)

baik. Upaya yang didorong oleh keyakinan akan melahirkan aktivitas yang serius, sistematik, dan terencana, karena itu pendidikan dalam konsep ini bukan hanya penting, tetapi juga bermakna.

Pendidikan yang berdasarkan iman memberikan makna spiritual terhadap pendidikan, karena itu pendidikan bukan hanya upaya kemanusiaan semata, tetapi bernilai ibadah.

Takwa merupakan realisasi dan aplikasi teknis dari dasar-dasar iman yang berwujud perilaku dan perbuatan nyata dalam masyarakat. Takwa merupakan wujud hubungan baik dengan Allah, manusia dan lingkungannya. Sementara akhlak menunjukkan perilaku yang tampak pada diri seseorang yang bernilai baik dalam pandangan Allah dan manusia. Karena itu iman, takwa, dan akhlak merupakan suatu kesatuan dari sosok manusia seutuhnya. (Suryana: 2003)

Tujuan umum pendidikan Islam menurut Ahmad Tafsir (1992: 51) adalah muslim yang sempurna, atau muslim yang bertakwa, atau manusia yang beriman atau manusia yang beribadah kepada Allah.

First World Conference on Muslim Education (Sofyan Sauri dkk., 2010: 173) yang diadakan di Mekah pada tahun 1977 merumuskan sebagai berikut:

“Tujuan daripada pendidikan (Islam) adalah menciptakan manusia yang baik dan bertakwa yang menyembah Allah dalam arti yang sebenarnya, yang membangun struktur pribadinya sesuai dengan syariat Islam serta melaksanakan segenap aktivitas kesehariannya sebagai wujud ketundukannya kepada Tuhan”.

(14)

berkepribadian muslim untuk menghambakan diri kepada Allah sesuai dengan tujuan penciptaannya. Sebagaimana firman Allah SWT :

ن د ْعيل اإ سْنإا َنجْلا تْقلخ ام

bentuk keistimewaan ibadah salat yaitu karena salat merupakan tiang agama. Di mana seseorang dikatakan muslim apabila ia telah mendirikan salatnya. Salat adalah ibadah yang paling awal diwajibkan pada waktu mi‟raj Nabi Muhammad saw. yang langsung diwahyukan kepada Rasulullah saw dan diwajibkannya tanpa melalui malaikat Jibril. Selain itu, salat adalah amalan yang paling awal dihisab. Lebih dari itu, apabila diamalkan berdasarkan ketentuannya, salat merupakan ibadah yang berfungsi mencegah perbuatan keji dan mungkar. Sebagaimana firman-Nya: Quran) dan dirikanlah salat. Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (salat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang

(15)

lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (QS. Al-Ankabūt [29]: 45)

Apabila melihat kondisi objektif negara Indonesia dewasa ini menunjukkan berbagai fenomena mendasar yang menjadi problematika secara nasional, di antaranya adalah menurunnya nilai-nilai moral, budi pekerti, serta kedisiplinan dikalangan remaja usia sekolah.

Munurut Sofyan Sauri (2009) indikator yang menunjukkan gejala amoral tersebut terjadi di antaranya:

“Berdasarkan laporan hasil polling Indonesia Fondation pada tahun 2005 (Pikiran Rakyat, 29 Juli 2005) terjadi sedikitnya 38.288 orang remaja di Kabupaten Bandung diduga pernah melakukan seks pra-nikah. Jika jumlah remaja di Kabupaten Bandung mencapai 765.762 orang, maka berarti mereka yang telah melakukan pelanggaran seksual sebesar 50,56%. Sementara Deputi Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KBKR) Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Pusat mengatakan bahwa aborsi di Indonesia terjadi 2-2,6 juta kasus per tahun dan dilakukan oleh penduduk usia 15-24 tahun (Pikiran Rakyat, 6 April 2006).”

Masalah degradasi moral di atas, disinyalir kuat diakibatkan oleh kurangnya pemahaman dan pendalaman siswa terhadap agama, khususnya dalam Pendidikan Agama Islam (PAI). Kekurangpahaman siswa terhadap PAI inilah yang dapat membawa pengaruh negatif akibat diterpa arus globalisasi.

Menurut Aat Syafa‟at dkk (2008: 195), pendidikan agama Islam dapat

(16)

remaja. Oleh karena itu, pembinaan melalui pendidikan keagamaan sangat menunjang bagi upaya terbentuknya kepribadian yang luhur menurut ajaran Islam. Sehingga dapat ditegaskan bahwa hanya dengan pendidikan agama Islam dapat ditumbuhkan sikap yang positif, sehingga pada gilirannya terbuka cakrawala pandangannya sebagai orang dewasa yang dalam hidupnya selalu mengindahkan ajaran agama, baik dari segi akhlak, tingkah laku, tutur kata, dan sopan santunnya yang selalu menggambarkan nilai-nilai agama dalam kepribadiannya.

Masalah salat merupakan pangkal tolak pembinaan kepribadian seseorang muslim, yang dijadikan oleh Rasulullah sebagai tiang Agama Islam, satu-satunya ibadah yang diwajibkan secara berulang setiap hari, seumur hidup. Apabila pembinaan salat itu terabaikan, maka akan meruntuhkan sendi-sendi Islam itu sendiri sekaligus meluluhlantahkan pembinaan umatnya. Oleh sebab itu peningkatan pembiasaan dalam salat merupakan hal yang sangat penting untuk diterapkan kepada siswa.

Majid dkk (2005: 150) menyebutkan salah satu kompetensi yang harus dicapai oleh siswa pada tingkat dasar adalah siswa mampu beribadah dengan baik dan benar sesuai dengan tuntunan syari‟at Islam khususnya dalam ibadah wajib

mengenai salat fardu.

Salat merupakan ibadah yang sangat penting. Salah satu bukti penting ibadah salat adalah ketika Rasulullah menjelang ajalnya wasiat terakhir yang beliau sampaikan adalah mengingatkan kita untuk senantiasa menjaga salat.

(17)

juga tidak bisa di-qaḍa (diganti) di lain waktu. Sehingga Rasulullah saw memerintahkan untuk memukul kaki anak yang sudah berusia sepuluh tahun apabila ia enggan untuk melaksanakan salat. Rasulullah saw bersabda:

...

رْشع ءانْبأ ْمه ا ْيلع مهْ برْضا نْينس عْ س ءانْبأ ْمه ََصلاب ْمكداْ أ اْ رم

عاا ْلا ْم نْيب اْ ِر

Perintahkanlah anak-anak kalian untuk melaksanakan shalat apabila sudah mencapai umur tujuh tahun, dan apabila sudah mencapai umur sepuluh tahun maka pukullah dia apabila tidak melaksanakannya, dan pisahkanlah mereka dalam tempat tidurnya.

Perintahkanlah anak-anak kalian untuk melaksanakan salat apabila sudah mencapai umur tujuh tahun, dan apabila sudah mencapai umur sepuluh tahun maka pukullah dia apabila tidak melaksanakannya, dan pisahkanlah mereka dalam tempat tidurnya. (HR. Abū Dāwud)

Sehubungan dengan pentingnya ibadah salat di atas, al-Qur'ān dan al-Ḥadīṡ telah banyak menjelaskan mengenai ilmu salat sehingga pelajaran salat sangat mudah dipahami. Namun demikian hal itu tidak sama dengan menanamkan disiplin salat. Ilmu tentang salat itu mudah, akan tetapi mendisiplinkan salat susah. Maka timbul pertanyaan besar mengapa mendisiplinkan salat bagi anak susah? Peneliti berasumsi mungkin karena metode pembelajaran yang diterapkan kurang tepat. Untuk itu dibutuhkan suatu metode pembelajaran yang efektif agar salat itu tidak hanya sekedar ilmu tetapi juga bisa diaplikasikan dengan mudah.

Selama ini, dalam menyampaikan pembelajaran PAI guru dinilai masih terikat oleh metode-metode yang dikembangkan oleh barat. Sementara itu, bila kita kaji ternyata Islam juga memiliki metode pembelajaran yang lebih berkualitas, karena metode-metode itu sendiri bersumber dari al-Qur‟ān yang menjadi pedoman bagi seluruh aspek kehidupan manusia. Adapun metode tersebut oleh Syahidin (2009: 43) dinamakan sebagai metode pendidikan Qur‟ān.

(18)

Salah satu metode pendidikan Qur‟ān adalah metode Targ b-Tarh b, di mana diterapkan untuk mempengaruhi jiwa peserta didik agar selalu melakukan amal saleh dan menjauhi semua perbuatan buruk. Untuk itu diduga akan sangat cocok diterapkan dalam pembelajaran salat, agar siswa dapat melaksanakan salat secara terbiasa karena siswa menyadari akan pentingnya salat bagi kehidupannya baik kehidupan di dunia dan kehidupan di akhirat kelak.

Penggunaan metode Targ b-Tarh b diduga akan mengasilkan out-put yang baik apabila dalam penerapannya memiliki suatu perencanaan yang matang dengan berbagai kesiapannya, sehingga terlaksana dengan tepat, untuk kemudian dilakukan evaluasi. Maka dari itu penulis ingin melihat sejauh mana efektivitas metode Targ b-Tarh b apabila diterapkan pada pembelajaran PAI khususnya mengenai materi salat. Untuk itu penulis mengajukan sebuah judul “EFEKTIVITAS METODE TARG B-TARH B TERHADAP PENINGKATAN DISIPLIN SALAT” sebagai suatu studi quasi eksperimen pada mata pelajaran PAI terhadap siswa kelas V di SD Laboratorium Percontohan UPI.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis paparkan di atas

maka yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah:

“Bagaimana Efektivitas Metode Targ b-Tarh b terhadap Peningkatan

Disiplin Salat Siswa?”

(19)

1. Bagaimana disiplin salat siswa sebelum pembelajaran PAI menggunakan metode Targ b-Tarh b ?

2. Bagaimanakah proses pembelajaran salat dengan menggunakan metode Targ b-Tarh b dan metode konvensional?

3. Bagaimana disiplin salat siswa setelah pembelajaran PAI menggunakan metode Targ b-Tarh b ?

4. Bagaimana perbandingan rerata pre test dengan post test serta gain atau keduanya?

C. Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menguji efektivitas metode Targ b-Tarh b terhadap peningkatan disiplin siswa kelas V SD Laboratorium Percontohan UPI.

Sedangkan tujuan secara khusus yang ingin diperoleh dari hasil penelitian ini yaitu:

1. Mengetahui disiplin salat siswa sebelum pembelajaran PAI menggunakan metode Targ b-Tarh b .

2. Mengetahui proses pembelajaran salat dengan menggunakan metode Targ b -Tarh b.

3. Mengetahui disiplin salat siswa setelah pembelajaran PAI menggunakan metode Targ b-Tarh b.

(20)

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Manfaat teoritis

a. Sebagai upaya untuk memperkaya khazanah keilmuan di bidang pendidikan, khususnya yang berkaitan dengan pengaruh bimbingan orang tua terhadap prestasi pendidikan Islam.

b. Sebagai bahan acuan dan pijakan bagi peneliti-peneliti berikutnya. 2. Manfaat praktis

a. Bagi Guru

1) Untuk menambah wawasan kepada para guru tentang metode-metode baru dalam pembelajaran yang salah satunya adalah metode pendidikan Qur‟ān (metode Targ b-Tarh b )

2) Untuk memberikan informasi kepada para guru tentang bagaimana langkah-langkah dalam menggunakan metode Targ b-Tarh b .

3) Untuk memperbaiki proses pembelajaran PAI di sekolah, bila ditemui adanya kesulitan bagi guru dalam menggunakan metode belajar.

4) Untuk memenuhi kebutuhan siswa dalam proses pembelajaran, serta untuk melakukan variasi dalam menggunakan metode belajar khususnya PAI.

(21)

b. Bagi Siswa

1) Untuk menghilangkan kejenuhan para siswa pada saat belajar, khususnya pada pembelajaran PAI.

2) Untuk meningkatkan disiplin para siswa melaksanakan salat fardhu, melalui metode Targ b-Tarh b .

c. Bagi Sekolah

1) Dapat mengoptimalkan sumber daya yang tersedia untuk memajukan sekolahnya melalui pengembangan program dan media pembelajaran. 2) Dapat menjadi acuan bahan masukan dan pertimbangan bagi sekolah

menengah pertama lainnya.

E. Hipotesis

Hipotesis menurut Arikunto S, (2006: 71) adalah: “suatu jawaban yang

bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul”.

Berdasarkan uraian di atas, hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H0: Tidak terdapat perbedaan disiplin salat siswa antara sebelum dan sesudah mendapat treatment.

Ha: terdapat perbedaan disiplin salat siswa antara sebelum dan sesudah mendapat treatment.

(22)

F. Asumsi

1. Pengajaran salat harus dilakukan semenjak dini agar anak terbiasa dalam menjalankan salat. (Syafaat dkk, 2008: 168)

2. Sesungguhnya salat dapat mencegah seseorang dari perilaku tercela. Dalilnya firman Allah:“Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan munkar” (QS. Al-Ankabut [29]: 45)

3. Metode yang harus digunakan oleh seorang pendidik salah satunya adalah harus berdasarkan prinsip praktik (pengamatan) secara aktif. Artinya harus mendorong anak didik untuk mengamalkan segala pengetahuan yang telah diperoleh dalam proses belajar mengajar, atau pengamalan dari keyakinan dan sikap yang mereka fahami dan hayati, sehingga nilai-nilai yang telah ditransformasikan atau diinternalisasikan ke dalam diri manusia didik menghasilkan buah yang bermanfaat bagi diri dan masyarakat sekitar. (Arifin, 2008: 151)

4. Metode Targ b-Tarh b diterapkan bertujuan untuk membangkitkan perasaan tanggung jawab peserta didik. (Arifin, 2008: 152)

G. Sistematika Penulisan Skripsi

BAB I. Bab ini berisi tentang Pendahuluan yang mengandung Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Hipotesis, Asumsi dan Sistematika Penulisan

(23)

Selanjutnya secara khusus membahas Metode Targ b-Tarh b, yang meliputi Pengertian, Keistimewaan Metode Targ b-Tarh b, Analisis Model Targ b-Tarh b, Aplikasi Metode Targ b-Tarh b serta Dampak Instruksional dan Dampak Penyerta Metode Targ b-Tarh b. Kemudian membahas Konsep Disiplin yang mencakup Pengertian, Fungsi dan Perlunya Disiplin. Membahas Konsep Efektivitas Metode Targ b-Tarh b, dan Hasil Penelitian Terdahulu.

BAB III. Bab ini membahas Metode Penelitian, Desain Penelitian, Subjek Penelitian, Populasi dan Sampel Penelitian, Lokasi Penelitian, Definisi Operasional, Instrumen Penelitian, dan Prosedur Penelitian.

BAB IV Berisi Hasil Penelitian mencakup Profil SD Laboratorium Percontohan UPI Bandung, Data Hasil Pre Test dan Post Test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol. Selanjutnya Pembahasan yang meliputi Disiplin Salat Siswa Sebelum dan Setelah Penerapan Metode Targ b-Tarh b, serta Proses Pembelajaran Salat dengan Metode Targ b-Tarh b dan Konvensional.

BAB V. Memuat kesimpulan dan saran.

(24)

BAB III

METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode Penelitian merupakan cara yang digunakan peneliti untuk mendapatkan tujuan penelitian. Hal ini sependapat dengan yang dikemukakan oleh Sugiyono (2010: 6) bahwa:

“Metode Penelitian Pendidikan adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah

dalam bidang pendidikan”.

Untuk mewujudkan tujuan penelitian tersebut, peneliti menggunakan metode dan pendekatan yang disesuaikan dengan masalah yang diteliti. Dalam hal ini peneliti menggunakan metode quasi eksperimen dengan pendekatan kuantitatif.

1. Metode Quasi Eksperimen

Menurut Fathoni (2000: 160) metode eksperimen adalah metode percobaan metode penelitian untuk mempelajari pengaruh dari variabel tertentu terhadap variabel yang lain, melalui uji coba dalam kondisi khusus yang sengaja diciptakan. Hal ini seiring dengan pendapat Sugiyono (2010: 107) yang mengemukakan bahwa metode eksperimen ialah metode penelitian yang digunakan untuk mencari perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendali. Sejalan dengan hal ini, Arikunto (2009: 207) berpendapat bahwa: “Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk

mengetahui ada tidaknya akibat dari „sesuatu‟ yang dikenakan pada subjek

(25)

tidaknya hubungan sebab akibat. Caranya adalah dengan membandingkan satu atau lebih kelompok eksperimen yang diberi perlakuan dengan satu

atau lebih kelompok pembanding yang tidak menerima perlakuan”.

Adapun quasi eksperimen atau eksperimen semu, merupakan salah satu bentuk desain eksperimen yang dikembangkan dari true eksperimental design.

Desain ini memiliki kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. (Sugiyono, 2010: 114).

Menurut Suryabrata (2010: 92) tujuan eksperimental semu adalah untuk memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi informasi yang dapat diperoleh dengan eksperimen yang sebenarnya dalam keadaan yang memungkinkan untuk mengontrol dan/atau memanipulasikan semua variabel yang relevan.

Melalui metode eksperimen ini, peneliti mencoba menguji keefektivan metode Targīb-Tarhīb dalam mendisiplinkan salat terhadap siswa kelas V SD Laboratorium Percontohan UPI.

2. Pendekatan Kuantitatif

Pendekatan kuantitatif merupakan metode pemecahan masalah yang terencana dan cermat. Dengan desain yang terstruktur ketat, pengumpulan data secara sistematis terkontrol, dan tertuju pada penyusunan teori yang disimpulkan secara induktif dalam kerangka pembuktian hipotesis secara empiris.

(26)

dari penelitian yang dilakukan adalah menguji hipotesis yang ditentukan sebelumnya. Senada dengan hal tersebut Sugiyono berpendapat bahwa:

“Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan yang digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu, di mana pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan”.

Suharsimi Arikunto (2002: 11) mengemukakan ciri-ciri penelitian kuantitatif sebagai berikut:

a. Penelitian kuantitatif menghendaki adanya perekayasaan sesuatu yang akan diteliti, dengan terencana memberikan sesuatu perlakuan tertentu untuk mengetahui akibat-akibatnya.

b. Penelitian kuantitatif merupakan eksperimental atau percobaan yang dilakukan secara terencana, sistematis, dan terkontrol dengan ketat, baik dalam bentuk desain fungsional maupun desain faktorial.

c. Penelitian kuantitatif lebih tertuju pada penelitian tentang hasil dari pada proses.

d. Penelitian kuantitatif cenderung merupakan prosedur pengumpulan data melalui observasi untuk membuktikan hipotesis yang dideduksi dari dalil atau teori.

e. Penelitian kuantitatif terutama bertujuan menghasilkan penemuan-penemuan baik dalam bentuk teori baru atau perbaikan teori lama. B. Desain penelitian

(27)

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Nonequivalent Control Group Design, yaitu penelitian yang dilaksanakan pada satu kelompok pembanding atau kelompok kontrol yang tidak mendapatkan perlakuan (treatment) dan satu kelompok eksperimen yang mendapatkan perlakuan (treatment). Dalam pelaksanaan test (pre test dan post test) hanya dilakukan satu kali.

Penelitian diawali dengan sebuah tes awal (pre test) yang diberikan kepada sampel sebelum diberi perlakuan (treatment) dengan menerapkan metode pembelajaran Targīb-Tarhīb selama dua kali pertemuan pembelajaran dan diakhiri dengan sebuah test akhir (post test).

Pengukuran keberhasilan penerapan metode pembelajaran tersebut dilakukan dengan menghitung perbedaan nilai pre test dan post test. Skema desain ini dapat digambarkan seperti tabel 3.1 berikut:

Gambar 1.1 Desain Penelitian Nonequivalent Control Group

Sumber: Sugiyono (2010: 116) Keterangan: E adalah kelompok eksperimen

K adalak kelompok kontrol

X adalah treatment atau perlakuan

01 adalah nilai pre-test kelompok eksperimen 02 adalah nilai post-test kelompok eksperimen

E

01

X

02

(28)

03 adalah nilai pre-test kelompok kontrol 04 adalah nilai post-test kelompok kontrol

C. Subjek Penelitian

Berdasarkan tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui peningkatan disiplin salat siswa setelah diterapkan metode pembelajaran Targīb-Tarhīb, maka subjek penelitiannya adalah kedisiplinan salat. Objek penelitian adalah siswa Kelas V SD Laboratorium Percontohan UPI Bandung.

D. Populasi dan Sampel penelitian

Untuk memudahkan memperoleh data dalam penelitian ini maka penulis memerlukan sumber data. Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 172) yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian ini adalah subjek dari mana data diperoleh, adapun data-data yang diperoleh melalui kajian pustaka dan penelitian lapangan, dengan menggunakan:

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2010: 173). Sejalan dengan hal tersebut, Sugiyono (2010: 61) berpendapat bahwa:

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

(29)

No. Kelas Program Jenis Kelamin Jumlah Laki-Laki Perempuan

1 V-A 13 orang 10 orang 23 orang

2 V-B 13 orang 10 orang 23 orang

3 V-C 14 orang 9 orang 23 orang

Kabag. Kurikulum SD Laboratorium Percontohan UPI Bandung

Tabel 1.1 Anggota Populasi Penelitian

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2010: 174). Adapun sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

nonprobability sampling.

Menurut Sugiyono (2011: 66) nonprobability sampling adalah “teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap

unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.”

Hal tersebut dilakukan karena sebagai pertimbangan untuk menghemat waktu, biaya dan tenaga. Selain itu peneliti juga berasumsi bahwa anggota populasi dinilai homogen bahwa setiap kelas V yang berjumlah tiga kelas memiliki pengalaman dan prestasi belajar yang sama (berdasarkan informasi yang didapat dari salah satu guru PAI pada saat pra penelitian, karena pembagian kelas pada kelas V bukan berdasarkan tinggi rendahnya nilai PAI pada kelas sebelumnya). Adapun anggota sampel yang digunakan dalam penelitian ini, sebagai berikut:

No. Kelas Program Jenis Kelamin Jumlah

Laki-Laki Perempuan

2 V-B 11 orang 9 orang 20 orang

3 V-C 11 orang 9 orang 20 orang

Jumlah 22 orang 18 orang 40 orang

Kabag. Kurikulum SD Laboratorium Percontohan UPI Bandung

(30)

E. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Laboratorium Percontohan UPI Bandung. Terletak di kompleks kampus Bumi Siliwangi Universitas Pendidikan Indonesia Jalan Dr. Setiabudi no. 229 Kelurahan Isola Kecamatan Sukasari Kota Bandung. Lokasi sekolah berseberangan dengan SMP dan TK Laboratorium Percontohan UPI dan di sebelahnya terdapat SMA Laboratorium Percontohan UPI.

F. Definisi Operasional

Efektivitas adalah pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah barang atas jasa kegiatan yang dijalankannya. Efektivitas menunjukan keberhasilan dari segi tercapai tidaknya sasaran yang telah ditetapkan. Jika hasil kegiatan semakin mendekati sasaran, berarti makin tinggi efektivitasnya. (Siagian, 2001: 24)

Metode berasal dari Bahasa Yunani “Methodos‟‟ yang berarti cara atau

jalan yang ditempuh. Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. (Hamalik, 2001)

Targīb adalah janji yang disertai bujukan dan rayuan untuk menunda

(31)

Disiplin adalah ketaatan pada tata tertib atau peraturan. (Kamus Bahasa Indonesia, 2008 :358)

Salat secara bahasa berarti doa atau rahmat. Sedangkan menurut istilah

syara‟, salat berarti perbuatan khusus seorang muslim yang berisi bacaan-bacaan dan gerakan-gerakan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam dengan memenuhi syarat-syarat tertentu. (Tim dosen PAI, 2008: 75)

Oleh sebab itu efektivitas penerapan metode Targīb-Tarhīb terhadap peningkatan disiplin salat adalah menilai kefektivan suatu metode yang memberikan reward dan punishment berdasarkan dalil-dalil Al-Qur‟ān agar timbul disiplin pada anak dalam pelaksanaan salat.

G. Instrumen Penelitian

Ciri dari penelitian yang baik adalah penelitian yang memiliki kualitas baik. Dan yang mempengaruhi kualitas penelitian adalah kualitas instrumen penelitian dan kualitas pengumpulan data. Menurut Sugiyono (2010: 148) instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.

Senada dengan hal ini Purwanto (2010: 183) juga menjelaskan bahwa instrumen merupakan alat bantu yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data dengan cara melakukan pengukuran. Adapun alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan angket.

(32)

Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup, yaitu angket yang sudah tersedia pilihan jawaban sehingga responden tidak sulit untuk memberikan jawaban.

Sebagaimana yang disebutkan oleh Arikunto (2005: 28) bahwa:

“Angket/Kuesioner Tertutup adalah kuesioner yang disusun dengan

menyediakan pilihan jawaban lengkap sehingga pengisi hanya tinggal

memberi tanda pada jawaban yang dipilih”

Pengukuran skala sikap ini menggunakan model inventori untuk mengetahui disiplin siswa terhadap pelaksanaan salat fardu. Instrumen ini dibuat oleh peneliti sendiri diukur dengan tiga pilihan jawaban. Penggunaan tes sikap model inventori ini berdasarkan satu tujan penelitian yakni untuk menguji efektivitas metode Targīb-Tarhīb terhadap peningkatan disiplin salat siswa dan

out put yang diharapkannya yaitu meningkatnya kedisiplinan salat pada diri siswa. Responden dapat memilih jawaban sesuai dengan tanggapannya. Pernyataan sebanyak 44 item yang terdiri dari 39 pernyataan positif dan lima pernyataan negatif di mana terdapat dua item pernyataan kognitif dan 42 pernyataan sikap. Angket ini disusun berdasarkan inventori dengan nilai berkisar 1-3. Pada pernyataan positif nilai 3 diberikan untuk jawaban Selalu, nilai 2 untuk jawaban kadang-kadang, dan nilai 1 untuk jawaban tidak pernah. Sedangkan untuk pernyataan negatif, nilai 3 diberikan untuk jawaban tidak pernah, nilai 2 untuk jawaban kadang-kadang, dan nilai 1 untuk jawaban Selalu.

(33)

(INVENTORI KEDISIPLINAN MELAKSANAKAN SALAT)

No. Sub Variabel Indikator Pernyataan

Bentuk Item

+ -

1. Disiplin Diri

a. Diawali dengan niat yang

baik - Saya merasa malas setiap kali hendak melaksanakan salat

- Saya mengerjakan salat karena takut dimarahi orang tua

√ √

b. Atas dasar kesadaran sendiri

- Saya melaksanakan salat karena disuruh orang tua dan guru

- Saya melaksanakan salat karena ikut-ikutan teman

- Ketika hendak melaksanakan salat saya selalu menunggu perintah dari orang tua

- Saya melaksanakan salat atas dasar kesadaran sendiri

√ √

√ √

c. Menguasai ilmu tentang salat - Saya telah hafal semua bacaan salat

- Saya mengetahui semua syarat dan rukun salat

√ √

d. Memberikan dampak positif

- Saya merasa lebih tenang setelah melaksanakan salat

- Saya merasa tidak tenang apabila tidak melaksanakan salat

√ √

2. Disiplin a. Bersuci dari najis - Apabila pakaian yang akan saya pakai salat kotor, saya

(34)

saya membersihkan/menggantinya terlebih dahulu b. Bersuci dari hadas - Ketika hendak melaksanakan salat saya berwudu dahulu √ c. Berpakaian yang suci dan

bersih

- Ketika hendak melaksanakan salat saya selalu memperhatikan kebersihan, kerapihan, pakaian dan tempat salat dahulu

3. Disiplin Waktu

a. Salat pada awal waktu

- Saya melaksanakan salat Subuh di awal waktu

- Saya melaksanakan salat Dzuhur di awal waktu

- Saya melaksanakan salat Ashar di awal waktu

- Saya melaksanakan salat Maghrib di awal waktu

- Saya melaksanakan salat Isya di awal waktu

- Apabila sudah masuk waktu salat ketika saya beraktivitas dengan teman-teman, saya menghentikan aktivitas

sejenak untuk melaksanakan salat

b. Salat tepat waktu dan tidak menunda-nunda

- Saya melaksanakan salat Subuh tepat waktu

- Saya melaksanakan salat Dzuhur tepat waktu

- Saya melaksanakan salat Ashar tepat waktu

- Saya melaksanakan salat Maghrib tepat waktu

- Saya melaksanakan salat Isya tepat waktu

- Saya tidak pernah menunda-nunda salat

(35)

- Saya melaksanakan salat dzuhur berjamaah di sekolah √ d. Dilaksanakan kapan pun, di

mana pun, dan bagaimana pun

- Saya melaksanakan salat sekalipun dalam keadaan sakit

- Saya melaksanakan salat sekalipun ketika sedang dalam perjalanan

4. Dilaksanakan dengan khusyu

a. Mengingat Allah - Saya mengingat Allah setiap kali melaksanakan salat √ b. Tidak tergesa-gesa

(tuma’ninah) - Saya tidak pernah tergesa-gesa ketika melaksanakan salat

c. Menundukkan kepala dan mengarahkan pandangan ke tempat sujud

- Ketika salat saya menundukkan kepala dan mengarahkan

pandangan ke tempat sujud √

d. Sadar akan bacaan dan gerakan salat

- Ketika melaksanakan salat saya tidak pernah lupa bacaan salat

- Ketika melaksanakan salat saya tidak pernah lupa rakaat

5. Disiplin tertib dan berurutan

a. Dilaksanakan dengan tertib sesuai urutan

- Saya melaksanakan salat dengan tertib

- Saya tidak pernah bermain-main dengan teman ketika salat

√ √

b. Melaksanakan dzikir dan doa

(36)

b. Tidak mendahului imam - Ketika melaksanakan salat berjamaah saya tidak pernah

mendahului imam √

c. Mengikuti dan menyelaraskan diri dengan gerakan imam

- Ketika melaksanakan salat berjamaah saya mengikuti

gerakan imam √

d. Menyimak bacaan imam dalam salat jahr

- Ketika melaksanakan salat berjamaah yang jahr saya

meyimak bacaan imam √

e. Mengoreksi imam apabila imam salah/ lupa

- Saya mengoreksi bacaan imam ketika imam salah/lupa membaca surat-surat pilihan.

- Saya mengingatkan imam ketika imam lupa rakaat salat

Jumlah Item 39 5

Tabel 1.3 Instrumen Penelitian

(37)

No. Sub Variabel Indikator Banyak Item

1. Disiplin Diri a. Diawali dengan niat yang baik

10 b. Atas dasar kesadaran sendiri

c. Menguasai ilmu tentang salat d. Memberikan dampak positif 2. Disiplin Kebersihan a. Bersuci dari najis

4 b. Bersuci dari hadas

c. Berpakaian yang suci dan bersih 3.

Disiplin Waktu a. Salat pada awal waktu

16 b. Salat tepat waktu dan tidak

menunda-nunda c. Tidak bolong-bolong

d. Dilaksanakan kapan pun, di mana pun, dan bagaimana pun

4. Dilaksanakan dengan khusyu

a. Mengingat Allah

5 b. Tidak tergesa-gesa (tuma’ninah)

c. Menundukkan kepala dan

mengarahkan pandangan ke tempat sujud

d. Sadar akan bacaan dan gerakan salat 5. Disiplin tertib dan

berurutan

a. Dilaksanakan dengan tertib sesuai urutan

3 c. Melaksanakan dzikir dan doa setelah

salat 6. Disiplin dalam salat

berjamaah

a. Memperhatikan shaf (barisan) terlebih dahulu

6 b. Tidak mendahului imam

c. Mengikuti dan menyelaraskan diri dengan gerakan imam

d. Menyimak bacaan imam dalam salat zahar

e. Mengoreksi imam apabila imam salah/ lupa

Jumlah Item 44

(38)

Karena penelitian ini dikembangkan oleh peneliti sendiri, maka langkah-langkah pengembangannya adalah sebagai berikut:

1. Memperhatikan definisi operasional tentang disiplin salat.

2. Mengkaji materi tentang kedisiplinan salat, kemudian mengembangkan kisi-kisinya.

3. Menyusun 23 pernyataan skala sikap berdasarkan kisi-kisi untuk diujicobakan, kemudian dilakukan validitas instrumen secara keseluruhan, baik validitas isi maupun validitas konstruk.

4. Meminta penilaian kepada pembimbing dan pakar yang kompeten dalam bidang instrumen dan memiliki komitmen keagamaan yang kuat untuk menguji validitas isi, yakni sebagai berikut.

a. Dr. H. Syahidin, M. Pd. (Pembimbing I) b. Drs. H. Fahrudin, M. Ag. (Pembimbing II) c. Dr. Munawar Rahmat, M. Pd. (Pakar)

5. Menganalisis butir-butir pernyataan tes hasil penilaian dari pakar untuk memilih butir-butir pernyataan yang sudah memadai yang dapat diperbaiki dan yang tidak dapat dipergunakan. Setelah mendapatkan penilaian instrumen dari pakar tersebut, pernyataan yang layak diujicobakan menjadi 44 item. 6. Mengujicobakan instrumen tersebut pada siswa di luar sampel penelitian. 7. Menganalisis secara statistik pernyataan hasil ujicoba tersebut untuk dilihat

validitas konstruk dan reliabilitasnya.

(39)

9. Menata kembali semua pernyataan yang sudah lolos seleksi pada tahap di atas menjadi skala sikap.

10.Memperbaiki butir pernyataan yang masih perlu penghalusan dan menyusun kembali set pernyataan untuk dijadikan instrumen final.

H. Prosedur Penelitian

Dalam prosedur penelitian ini ada beberapa tahapan yang dilakukan oleh peneliti, di antaranya:

1. Tahap Awal Penelitian

a. Penyusunan Proposal b. Seminar Proposal

c. Menyempurnakan Proposal berdasarkan masukan-masukan dari dosen penguji ketika proposal diseminarkan.

d. Menyusun BAB I e. Menyusun BAB II

f. Menyusun instrumen penelitian dan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) serta bahan ajar penelitian yang disertai dengan bimbingan kepada dosen pembimbing.

g. Menyusun BAB III

(40)

i. Mengujicobakan instrumen untuk mengetahui validitas konstruk dan reliabilitas di SD Laboratorium Percontohan UPI Bandung.

Dalam menghitung dan menganalisis validitas dan reliabilitas uji coba ini dengan menggunakan bantuan software SPSS 18, dengan cara:

Analyze > Correlate > Bivariate. Selanjutnya blok semua item instrumen dan jumlah skor yang ada disebelah kiri kotak data dan pindahkan ke sebelah kanan kotak dengan cara meng-klik tombol segitiga yang ada di tengah kedua kotak. Pastikan pilihan coefficient correlation adalah pearson, lalu klik tombol OK.

(41)

20 0,601 3,186 2,101 valid

Tabel 1.5 Hasil Uji Validitas Instrumen

Adapun untuk perhitungan reliabilitas, penulis juga menggunakan bantuan software SPSS 18.0 dengan cara: Analyze > Scale > Reliability Analysis. Kemudian Blok semua item instrumen saja yang ada disebelah kiri kotak data dan pindahkan ke sebelah kanan kotak dengan cara meng-klik tombol segitiga yang ada di tengah kedua kotak. Pilih metode alpha sebagai model perhitungan yang kita gunakan, lalu klik tombol OK.

(42)

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of

Items

.831 44

Tabel 1.6 Hasil Reliabilitas Instrumen

Dari hasil perhitungan tebel di atas diperoleh nilai rhitung = 0,831. Setelah diperoleh harga rhitung selanjutnya harga tersebut dikonsultasikan dengan harga rtabel untuk dapat diputuskan bahwa instrumen tersebut reliabel atau tidak. Dengan nilai n = 20, dan taraf kesalahan 5% atau 0,05 diperoleh rtabel = 0,444 dan taraf kesalahan 1% atau 0,01 diperoleh rtabel = 0,561. Dan suatu instrumen dinilai reliabel apabila rhitung > ttabel. Berdasarkan perhitungan di atas, diperoleh data bahwa 0,831 > 0,561 > 0,444 atau thitung > ttabel, maka dapat disimpulkan instrumen kedisiplinan siswa dalam melaksanakan salat dinilai reliabel.

j. Merevisi item-item penelitian yang perlu diperbaiki. 2. Tahap Pengumpulan Data

Pelaksanaan dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan oleh guru pamong. Adapun pelaksanaannya adalah sebagai berikut.

a. Pemberian tes awal (pre test) terhadap kelas eksperimen dan kelas kontrol b. Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode Targīb-Tarhīb

pada kelas eksperimen dan metode biasa (konvensional) pada kelas kontrol.

(43)

3. Tahap Pengolahan Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini berasal dari hasil pre test dan

post test yang diberikan kepada kelas eksperimen dan kontrol. Setelah data diperoleh, kemudian dilakukan pengolahan data dengan rincian sebagai berikut. a. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif dimaksudkan untuk mengetahui gambaran disiplin salat siswa sebelum dan sesudah dilakukan treatment, yaitu menggunakan analisis parsial atau analisis kategorisasi jenjang menurut Azwar (2000: 109) sebagai berikut.

1) Menghitung jumlah item disiplin salat siswa 2) Mencari rentang minimum 18 x 1 = 18 3) Mencari rentang maksimum 18 x 3 = 54 4) Mencari luas jarak sebaran 54 – 18 = 36

5) Menentukan panjang interval dengan membagi luas sebaran dengan angka 3 (tiga kategori) = 36 / 3 = 12

6) Setelah diketahui panjang intervalnya, maka dapat dilakukan penentuan kriteria disiplin salat dengan menggunakan tabel selang interval kategori, seperti yang divisualisasikan pada tabel berikut.

Kategorisasi Keterangan

�< ( � −1 ×��) Rendah

( � −1 ×��)≤ �< ( �+ 1 ×��) Cukup

( �+ 1 ×��)≤ � Tinggi

(44)

Keterangan:

SD : Standar Deviasi

� : Mean Ideal b. Analisis Data Hasil Pre Test

1) Menguji normalitas dari distribusi masing-masing kelas menggunakan bantuan software SPSS 18.0 dengan cara: Klik Analyze > Non-parametric Tests > Legacy Dialogs> 1-Sample K-S. Selanjutnya pada menu One Sample Kolmogorov Smirnov, masukkan skor instrumen pada kotak Test Variable List, pilih Normal dan Poisson pada Test Distribution. Klik

Option pilih Descriptive pada Statistics. Klik Continue > OK. (Trihendradi, 2010: 199-200)

2) Melakukan pengujian homogenitas varians (kesamaan variansi) kedua kelas menggunakan bantuan software SPSS 18.0 dengan cara: Klik

Analyze > Compare Means > One-Way ANOVA pada menu sehingga muncul kotak dialog One-Way ANOVA. Kemudian masukan variabel yang skor kelas eksperimen dan kelas kontrol pada kotak Dependent List. Dan masukan pengkodean kelas pada kotak factor. Klik Option pilih

(45)

3) Berikut bagan alur pengolahan data hasil pre test.

Bagan 1.1 Langkah-langkah Analisis Pre Test

Keterangan: Tanda (*) tidak dilakukan. c. Analisis Data Hasil Post Test

1) Menguji normalitas dari distribusi masing-masing kelas dengan menggunakan

Kolmogorov Smirnov.

2) Melakukan pengujian homogenitas varians (kesamaan variansi) kedua kelas. 3) Setelah normalitas dan homogenitas kedua kelas terpenuhi, maka dilakukan

uji t. Uji t ini dimaksudkan untuk menguji hipotesis yang akan menjawab hasil penelitian. Perhitungan uji t ini menggunakan bantuan software SPSS 18.0 dengan cara: Klik Analyze > Compare Mean > Independent-Samples T Test,

Data Hasil

Pre Test

Uji Normalitas

Tidak Normal* Normal

Uji Homogenitas

Homogen

Uji t

Kesimpulan Hasil Uji

(46)

sehingga muncul kotak dialog Independent-Sample T Test. Kemudian masukan variabel nilai pada kotak Test Variable(s) dan masukkan variabel kelas pada kotak Grouping Variable. Klil Define Groups, masukkan nilai variabel kelas padakotak Group 1 dan 2. Klik Continue sehingga kembali ke kotak dialog Independent-Samples T Test. Klik Option sehingga muncul kotak dialog Independent-Sample T Test: Options. Secara default tingkat kepercayaan 95% dan Exclude Cases Analysis by Analysis dipilih. Klik

Continue > OK. (Trihendradi, 2010: 112-113)

4) Selanjutnya untuk mengetahui peningkatan nilai pre test dan post test kelas eksperimen dan kelas kontrol maka dilakukan perhitungan indeks gain,

dengan rumus sebagai berikut:

Gain = skor pascates – skor prates skor maksimum – skor prates

Adapun kriteria interpretasi indeks gain, sebagai berikut :

Indeks Gain Kriteria

g > 0,7 Indeks gain tinggi

0,3 < g < 0,7 Indeks gain sedang

g < 0,3 Indeks gain rendah

Tabel 1.8 Kriteria Interpretasi Indeks Gain

(47)

Keterangan: Tanda (*) tidak dilakukan.

Bagan 1.2 Langkah-langkah Analisis Post Test

4. Tahap Pembuatan Kesimpulan

a. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil analisis data b. Menyusun daftar akhir hasil penelitian

Adapun cara langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian ini, dapat divisualisasikan sebagai berikut.

Uji Normalitas

Tidak

Normal* Normal

Uji Homogenit

as

Homogen

Uji t

Uji Gain

Kesimpulan Hasil Uji

(48)

Studi Kepustakaan Menyusun Proposal

Seminar Proposal dan Revisi

Penyusunan BAB I

Penyusunan BAB II

Penyusunan BAB III

Penyusunan Instrumen dan Bahan Ajar

Uji Instrumen

Revisi Instrumen

Pre Test

Kelas Kontrol

Pembelajaran dengan metode non-metode Targīb

-Tarhīb

Kelas Eksperimen

Pembelajaran dengan Metode Targīb-Tarhīb

Post Test

Data

Analisis Data

Penarikan Kesimpulan dan Rekomendasi

(49)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan seluruh tahapan penelitian ini, secara umum kesimpulan yang peneliti peroleh adalah bahwa metode Targīb

-Tarhīb yang diterapkan di kelas V SD Laboratorium Percontohan UPI Bandung belum cukup efektif untuk meningkatkan disiplin salat siswa. Adapun kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini sebagai berikut.

1. Disiplin salat siswa sebelum menggunakan metode Targīb-Tarhīb diperoleh nilai rata-rata sebesar 101,7. Angka tersebut berada pada interval > 36. Berarti pada kategori tinggi. Artinya disiplin salat siswa sebelum menggunakan metode Targīb-Tarhīb sudah memiliki disiplin yang tinggi.

2. Proses pembelajaran salat pada kelas eksperimen dan kelas kontrol terdiri atas kegiatan pembuka, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Adapun perbedaannya adalah pada kelas kontrol, siswa tidak diberi beragam ganjaran atas balasan orang yang disiplin menjalankan salat dan hukuman bagi orang yang melalaikan salat seperti pada kelas eksperimen.

(50)

B. Saran

1. Kepada Kepala Sekolah dan guru-guru SD Laboratorium Percontohan UPI agar dapat meningkatkan pembinaan terhadap anak didik terutama dalam membimbing dan membina anak terbiasa untuk melaksanakan salat.

2. Kepada para pendidik lainnya dibutuhkan peningkatan konsentrasi dalam menerapkan metode Targīb-Tarhīb di setiap proses belajar mengajar agar tujuan pembelajan dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan.

3. Kepada orang tua di rumah hendaknya untuk selalu berusaha memberikan perhatian terhadap anak-anaknya terutama dengan memperhatikan kegiatan salat yang dilakukan anak di rumah sehingga pendidikan yang ditemui oleh mereka sejalan dengan apa yang diperoleh dari sekolah.

(51)

DAFTAR PUSTAKA

... (2005). Al-Jumānaħ al-'Alī, Al-Qur'an dan Terjemahnya. Tim Penerjemah Departemen Agama RI, Lajnah Pentashih Mushaf al-Qur’an. Bandung: CV Penerbit J-ART.

Andita. (2010). Mendisiplinkan Anak Menuju Surga. [Online]. Diambil kembali dari berdasarkan Pendekatan Interdisipliner). Jakarta: PT. Bumi Aksara. Arikunto, S. (1998). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT.

Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2009). Manajemen Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta. Azwar, S. (2000). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Baharuddin, dan Makin, M. (2007). Pendidikan Humanistik: Konsep, Teori, dan

Aplikasi Praksis dalam Dunia Pendidikan. Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA.

Elizabeth, H. (1990). Perkembangan Anak Jilid 2. Jakarta: PT. Erlangga.

Farizhi, N. (2012). Efektivitas Penggunaan Strategi Pembelajaran Think Pair Share dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam terhadap Hasil Belajar Siswa (Studi Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Cimahi Tahun Ajaran 2011/2012). Skripsi Sarjana pada FPIPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Fathoni, A. (2000). Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi. Garut: Universitas Garut (UNIGA).

Hamalik, O. (2001). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Hasbullah. (1999). Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

IKAPI. (2010). Undang-Undang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional).

Bandung: Fokusmedia.

Jalaluddin. (2008). Psikologi Agama. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

(52)

Kusnadi, F. F. (2002). Efektivitas Pembinaan Kemampuan Profesional Guru Melalui Gugus Sekolah Dasar (Studi Kasus pada Gugus I Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang). Tesis Magister pada Jurusan Administrasi Pendidikan IKIP Bandung: tidak diterbitkan.

Majid, A. dan Andayani, D. (2005). Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Mardalis. (1995). Metode Penelitian: Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi Aksara.

Marjohan. (2007). Diambil kembali dari Metode konvensional.[Online]: Tersedia:http://groups.yahoo.com/group/pakguruonline/messages/metode konvensional. [1 Januari 2011]

Maryatin, T. (2010). Program Pembiasaan Disiplin Melalui Kegiatan Salat Berjama'ah dalam Rangka Membangun Generasi Berakhlaq Mulia (Studi Kasus pada Siswa Kelas VIII SMP As-Salam Bandung Tahun Pelajaran 2009-2010). Tesis Magister pada Program Studi Pendidikan Umum/Nilai Bandung: Tidak Diterbitkan.

Muhaimin. (2004). Paradigma Pendidikan Islam. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Muhaimin, Suti'ah, dan Ali, N. (2008). Paradigma Pendidikan Islam: Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nata, A. (2003). Manajemen Pendidikan: Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam di Indonesia. Jakarta: Kencana.

Noer, J. (2006). Pembinaan Sumber Daya Manusia Berkualitas & Bermoral Melalui Salat yang Benar. Jakarta: Kencana.

Nurhayati. (1996). Usaha Guru dan Orang Tua Murid dalam Menanamkan Kebiasaan Ibadah Salat pada Anak. Skripsi Sarjana pada Fakultas Tarbiyah UNISBA Bandung: tidak diterbitkan.

(53)

Purwanto. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif untuk Psikologi dan Pendidikan.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Radiana, U. (1999). Strategi Pembinaan Disiplin Siswa di Sekolah (Studi Kasus di SMU KORPRI IKIP Bandung). Tesis Magister pada Jurusan Pendidikan Umum IKIP Bandung: Tidak Diterbitkan.

Rahmat. (2012). Antisipasi Tumbuhnya Generasi Tak Salat.[Online]. Diambil

kembali dari Rahmat Blog:

Tersedia:http://blog.re.or.id/antisipasitumbuhnya-generasi-tak-shalat.htm [13 Agustus 2012]

Rahmat, M. (t.thn.). Model Pengajaran Targhib Tarhib (Hukuman-Ganjaran) Qur'ani dalam Pendidikan Agama Islam.[Online]. Diambil kembali dari Tersedia:http://www.ARTIKEL-MODEL_TARGHIB_(Munawar).pdf [12 Desember 2011]

Ramayulis. (2010). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia.

Raya, A.T. dan Mulia, S.M. (2003). Menyelami Seluk Beluk Ibadah dalam Islam.

Jakarta: Kencana.

Riani, R. P. (2012). Pengaruh Penerapan Metode Targib Tarhib terhadap Pengetahuan dan Sikap Peserta Didik (Kuasi Eksperimen pada Mata Pelajaran PAI Kelas VIII SMP Pasundan 4 Bandung). Skripsi Sarjana

Siagian, S. P. (2001). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara. Sofyan Sauri, H. F. (2010). Filsafat Ilmu Pendidikan Agama. Bandung: CV

Arfino Raya.

(54)

Sudijono, A. (2009). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers. Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2011). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Suryabrata, S. (2010). Metodologi Penelitian. Jakarta: Rajawali Pers.

Suryana, T. (2003). Menggagas Spiritualisasi Pendidikan Melalui Pendidikan Islam. Ta'lim: Jurnal Kajian Pendidikan Agama , 1, (2), 7-13.

Sutikno, M. S. (2009). Belajar dan Pembelajaran: Upaya Kreatif dalam Mewujudkan Pembelajaran yang Berhasil. Bandung: Prospect.

Syafaat, A., Sahrani, S., dan Muslih. (2008). Peranan Pendidikan Agama Islam dalam Mencegah Kenakalan Remaja. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada. Syahidin. (2009). Menelusuri Metode Pendidikan dalam Al-Qur'an. Bandung:

Alfabeta.

Tafsir, A. (1992). Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Tim Dosen Pendidikan Agama Islam UPI. (2008). Islam Tuntunan dan Pedoman Hidup. Bandung: Value Press.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Jakarta: Balai Pustaka.

Trihendradi, C. (2010). Step by Step SPSS 18 Analisis Data Statistik. Yogyakarta: Penerbit ANDI.

Tu'u, T. (2004). Peran Disiplin pada Perilaku Siswa dan Prestasi Siswa. Jakarta: Grasindo.

Unbiyati, N. (2005). Ilmu Pendidikan Islam. Bandung: Pustaka Setia.

Wiguna, S. (2011). Efektivitas Metode Tadabur Qur'ani dalam Pembelajaran Agama Islam di Sekolah Menengah Atas (Studi Kuasi Eksperimen pada Sub Pokok Bahasan Menghindari Perilaku Tercela di SMA Negeri 1 Lembang Tahun Ajaran 2010/2011)). Bandung: Skripsi Sarjana pada Jurusan Ilmu Pendidikan Agama Islam : Tidak Diterbitkan.

Gambar

Tabel ‎4.11 Peningkatan Rata-rata Hasil Perlakuan (Treatment)Error! Bookmark
Gambar ‎3.1 Desain Penelitian Nonequivalent Control GroupError! Bookmark
Grafik ‎4.9 Peningkatan Hasil Rata-rata Setelah Pemberian Treatment ......... Error!
Tabel Nilai-nilai r Product Moment...................................... 182
+7

Referensi

Dokumen terkait

Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama R.I, menyatakan bahwa lembaga di bawah ini telah melakukan updating data Pendidikan Islam (EMIS) Periode Semester GENAP

The snail shell is known for high calcium; therefore it is potential to be used as calcium source of supernatant in the synthesis of piezoeletric material, such

Mereka yang berpenghasilan tetap, karena dengan penghasilan tetap, naiknya harga barang-barang dan jasa, mengakibatkan jumlah barang-barang dan jasa yang dapat dibeli menjadi

secara deskriptif menunjukkan bahwa jumlah titik api yang meningkat pada bulan Januari, Mei dan Agustus tidak mempengaruhi insiden ISPA yang terjadi di Kabupaten

Terdapat beberapa upacara adat lain yang ada di Luat Halongonan, yaitu :.

Partisipasi merupakan jembatan antara kebijakan pemerintah dan kepentingan masyarakat itu, sehingga perencanaan daerah harus dilakukan dengan model dari bawah (bottom-up

Proses rantai pasok bahan ada kalanya juga menghadapi beberapa masalah, antara lain salah penaksiran untuk pemesanan bahan, supplier terlambat melakukan pengiriman,

Alat yang digunakan pada penelitian ini berupa perangkat keras yang akan digunakan sebagai pengembangan Perangkat lunak GPS Based Location Tracker Pada Platform Android