• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Interior Boutique Hotel Honeymoon di Bali dengan Konsep "Touch and Feel".

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Interior Boutique Hotel Honeymoon di Bali dengan Konsep "Touch and Feel"."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

vii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

Marriage is a sacred tradition where two lovers committed to unite their bonds of love. Honeymoon is usually what comes after the Holy Matrimony during which they will have their private moments in a certain location for a designated time. Indonesian couples of middle to high class are habitual to go abroad for their honeymoon. This is to be pitied on actually seeing that Bali is one of the most favorable destinations of honeymoon for people throughout the world to enjoy. Boutique hotel is a fashionable hotel specially designed with unique concepts that offer distinctive marvel.

To achieve the goal of having a superb honeymoon never-to-be-forgotten in Bali, the concept of “Touch and Feel” is brought up as to create the ambience of being romantic, exotic and sophisticated. The concept is predominantly applied through the shape, texture, layout ambience, wall panel, ceiling module, doors, windows, partition, lights and materials as well as repeated patterns. The dominant color is white and black and ornamented with gold for visual achievement centering on the shape and texture of the Moroccan.

As for the facilities to complement the needs of the married couples are Alaya Lobby, Dedari President Villa, Kirana Suite Villa, Asana Restaurant, Beauty Salon and Reflexiology, Lingerie, Costume and Gift Shop. Thematic rooms are accessible on special room as complementary facilities in each of the villas such as Vintage Car theme or Office theme to aid the feel of sensation and imagination. This Moroccan touch concept is also made better with facilities to elevate the privacy, intimacy and sensation for the couples with the ultimate goal of making this boutique hotel the rights place for honeymoon in Bali.

(2)

viii Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK

Pernikahan merupakan tradisi yang sakral dilakukan oleh dua orang yang ingin mengikrarkan kasih mereka. Setelah segala proses pernikahan dilakukan maka selanjutnya pasangan akan berbulan madu (honeymoon) dalam jangka waktu tertentu di suatu tempat menikmati waktu berdua. Pada kenyataannya, warga Indonesia sendiri dengan pendapatan menengah keatas memilih destinasi di luar negeri untuk berbulan madu, padahal Bali merupakan salah satu dari 10 destinasi honeymoon di dunia menurut fodors.com. Boutique hotel merupakan hotel fashionable yang dirancang khusus dengan konsep yang unik, tema yang khusus, serta menawarkan sesuatu yang berbeda dari hotel formal pada umumnya.

Dalam perancangan boutique hotel yang diperuntukkan untuk user pasangan yang ingin menikmati waktu berdua di Bali, maka diangkatlah konsep

Touch and Feel dengan sentuhan gaya Moroccan agar tercipta suasana romantis,

intimasi, eksotis, serta mewah. Penerapan konsep dan gaya desain secara dominan melalui bentuk, tekstur, dan ambience pada layout, panel dinding, modul ceiling, pintu, jendela, partisi, biasan cahaya, serta material dengan pola yang berulang. Warna yang diterapkan secara dominan yaitu putih dan hitam ditambah warna emas dan emas sebagai aksen agar secara visual terfokus pada bentukan dan tekstur Moroccan. Adapun fasilitas untuk memenuhi kebutuhan user pasangan adalah Alaya Lobby, Dedari President Villa, Kirana Suite Villa, Asana Restaurant,

Beauty Salon and Reflexiology, Lingerie, Costume and Gift Shop. Adapun kamar

tematik yang diterapkan pada Special Room yang menjadi fasilitas tambahan pada setiap villa berupa tema Vintage Car, Office sebagai tempat menambah sensasi serta imajinasi saat pasangan melakukan hubungan suami istri.

(3)
(4)

x Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

COVER ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ... iii

LEMBAR PERNYATAAN PUBLIKASI ... iv

KATA PENGANTAR ... v 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 3

1.3. Ide dan Gagasan Proyek ... 3

1.4. Rumusan Masalah ... 3

1.5. Tujuan Perancangan ... 3

1.6. Manfaat Perancangan ... 4

1.7. Ruang Lingkup Perancangan ... 4

1.8. Sistematika Penulisan... 4

BAB II HONEYMOON BOUTIQUE HOTEL

2.1. Hotel ... 6

2.1.1. Pengertian Hotel ... 6

2.1.2. Jenis – jenis Hotel ... 8

2.2. Boutique Hotel ... 11

2.2.1. Pengertian Boutique Hotel ... 11

2.3. Produk, Fasilitas, dan Layanan Hotel ... 12

2.3.1. Kamar ... 12

2.3.2. Restoran... 13

2.3.3. Valet Service / Laundry ... 13

2.3.4. Gift Shop, Flower Shop, Beauty Salon dan Travel Corner ... 14

2.3.5. Swimming Pool, Aroma Jaccuzi, Massage ... 14

2.3.6. Taxi Service ... 14

2.3.7. 24 Hours Room Service ... 15

2.3.8. 24 Hours Security Service ... 15

2.3.9. International Direct Dial ... 15

2.3.10.Elevator ... 15

2.3.11.Safe Deposit Box ... 16

(5)

xi Universitas Kristen Maranatha

2.4. Fasilitas pada Kamar Hotel berdasarkan Tipe Kamar... 16

2.4.1. Standard room/ Regular room ... 16

2.4.2. Deluxe room ... 17

2.4.3. Junior Suite room ... 17

2.4.4. Executive Suite room ... 18

2.5. Standar room Set Up ... 18

2.5.1. Perlengkapan dalam Kamar Tidur (Bed room) ... 18

2.5.2. Perlengkapan dalam Kamar Mandi Privat (Bath room) ... 20

2.6. Standar Material pada Hotel... 21

2.6.1. Jenis – jenis Lantai ... 21

2.6.2. Jenis – jenis Dinding ... 23

2.7. Sistem Pencahayaan ... 24

2.8. Sistem Penghawaan ... 26

2.9. Sistem Pengendalian Kebakaran ... 27

2.9.1. Sistem Deteksi ... 30

2.9.2. Sistem Pemadam Kebakaran ... 30

2.9.2.1. Alat Pemadam Api Jinjing (Portable Extinguisher) ... 30

2.9.2.2. Sistem Hydrant (Kran) ... 31

2.9.2.3. Sistem Penyembur Air (Sprinkler System) ... 31

2.10. Penerapan Warna ... 31

2.11. Sistem Akustik ... 34

2.12. Touch and Feel ... 37

2.13. Moroccan (Desain Maroko) ... 37

2.14. Deskripsi Ruangan dan Standar Ergonomi ... 39

2.14.1.Lobby ... 39

BAB III DATA PERANCANGAN HONEYMOON BOUTIQUE

HOTEL

3.1. Deskripsi Proyek ... 46

3.2. Deskripsi Site ... 47

3.3. Deskripsi Fungsi ... 48

3.4. Analisa Site ... 49

3.5. Analisa Building ... 51

3.6. Analisa User ... 52

3.7. Struktur Organisasi ... 54

3.8. Identifikasi User ... 55

3.9. Studi Banding ... 55

3.9.1. Alila Villas Uluwatu, Bali ... 55

3.9.2. Ayana Resort and Spa, Bali ... 60

3.9.2.1. Guest Room ... 61

(6)

xii Universitas Kristen Maranatha

3.9.2.3. Club Rooms ... 63

3.9.3. Padma Hotel, Bandung ... 68

3.10. Programing ... 73

3.10.1.Flow Activity ... 73

3.10.1.1. Tamu yang Tidak Menginap ... 73

3.10.1.2. Tamu yang Menginap ... 73

3.10.1.3. Staff Hotel ... 73

3.10.2.Hubungan Antar Ruang (Matriks) ... 74

3.10.3.Kedekatan Ruang (Bubble Diagram) ... 74

3.10.4.Zoning Blocking ... 75

BAB IV PERANCANGAN INTERIOR HONEYMOON

BOUTIQUE HOTEL DI BALI

4.1. Tema dan Konsep ... 76

4.1.1. Gaya Desain ... 77

4.1.2. Konsep Suasana ... 78

4.1.3. Konsep Bentuk ... 78

4.1.4. Konsep Warna ... 78

4.1.5. Konsep Material ... 79

4.1.6. Konsep Pola atau Motif ... 80

4.1.7. Konsep Pencahayaan ... 80

4.1.8. Konsep Penghawaan ... 81

4.1.9. Konsep Keamanan ... 81

4.2. Perancangan Umum ... 82

4.3. Perancangan Khusus ... 83

4.3.1. Alaya Lobby ... 83

4.3.2. Dedari President Villa ... 86

4.3.3. Kirana Suite Villa ... 88

4.3.4. Asana Restaurant ... 91

4.4. Detail Interior dan Furnitur ... 94

4.4.1. Detail Interior ... 94

4.4.1.1. Ceiling Ruangan Kamar ... 94

4.4.1.2. Partisi pada Ramp ... 94

4.4.1.3. Partisi pada Asana Restaurant ... 95

4.4.2. Detail Furnitur ... 95

4.4.2.1. Bed ... 95

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan ... 96

5.2. Saran ... 100

DAFTAR PUSTAKA ... 101

(7)

xiii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Desain gaya Moroccan ... 38

Gambar 2.2 Penggunaan mosaik perak pada Moroccan Interior ... 38

Gambar 2.3 Equilateral arcway ... 38

Gambar 2.4 Horshoe Arches ... 38

Gambar 2.5 Riad ... 38

Gambar 2.6 Standar Ergonomi Meja Resepsionis ... 39

Gambar 2.7 Standar Ketinggian Display/Visual ... 39

Gambar 2.8 Standar Ergonomi Area Duduk ... 40

Gambar 2.9 Standar Ergonomi Ruang Makan Meja Persegi ... 40

Gambar 2.10 Standar Ergonomi Ruang Makan Meja Bulat ... 41

Gambar 2.11 Standar Ketinggian Area Makan ... 41

Gambar 2.12 Standar Ukuran Sirkulasi untuk Pramusaji ... 41

Gambar 2.13 Standar Ergonomi antar Meja ... 42

Gambar 2.14 Standar Ergonomi Sink ... 42

Gambar 2.15 Standar Ergonomi Lokasi Lemari Pendingin ... 43

Gambar 2.16 Standar Ergonomi Layout Dapur ... 43

Gambar 2.17 Standar Ergonomi Tempat Tidur ... 44

Gambar 2.18 Standar Ergonomi WC ... 44

Gambar 2.19 Standar Ergonomi Shower... 45

Gambar 2.20 Standar Ukuran Jacuzzi ... 45

Gambar 3.1 Peta Aksata Villa ... 47

Gambar 3.2 Site Plan Aksata Villa ... 47

Gambar 3.3 Pantai Canggu ... 48

Gambar 3.4 Penggunaan material bambu pada Ceiling dan Kolom ... 56

Gambar 3.5 Pemanfaatan Material Kayu bekas pada dinding facade ... 56

Gambar 3.6 Langgam yang aplikasikan pada lobby ... 56

Gambar 3.7 Kamar One-Bedroom ... 56

Gambar 3.8 View dari kamar One-bedroom ... 56

Gambar 3.9 Bathub ... 57

Gambar 3.10 Outdoor and Indoor Shower ... 57

Gambar 3.11 “Her”and “His” Amenities ... 57

Gambar 3.12 Private Pool dan Cabana ... 57

Gambar 3.13 Coffee Maker dan Kulkas ... 57

Gambar 3.14 Dressing Table ... 57

Gambar 3.15 Facade Three Bedroom ... 58

Gambar 3.16 Sirkulasi dari Pintu Masuk ... 58

(8)

xiv Universitas Kristen Maranatha

Gambar 3.26 Facade Sunset Cabana ... 59

Gambar 3.27 Lounge ... 59

Gambar 3.28 Indonesian Restaurant “The Warung” ... 59

Gambar 3.29 Western Restaurant “Cire”... 59

Gambar 3.30 Sign System... 60

Gambar 3.31 Akses Jalan menuju Lobby dan Facade ... 60

Gambar 3.32 Peta lokasi Ayana Resort and Spa Bali ... 60

Gambar 3.33 Kamar Tidur Guest Room ... 61

Gambar 3.34 Kamar Tidur, Ruang Tamu, Kamar Mandi Ocean View Suite ... 62

Gambar 3.35 Kamar Tidur Ocean View Suite... 63

Gambar 3.36 Kamar Tidur Club Rooms ... 63

Gambar 3.37 Facade dan Interior Tresna Wedding Chapel ... 64

Gambar 3.38 Facade dan Interior Astina Wedding Chapel... 64

Gambar 3.39 Shopping Arcade ... 64

Gambar 3.40 Main Pool dan Children’s Pool/ Waterslides ... 65

Gambar 3.41 Jacuzzi ... 65

Gambar 3.48 Enterance dan Front Office ... 66

Gambar 3.49 Way Finding ... 66

Gambar 3.50 Sirkulasi Indoor dan Outdoor ... 66

Gambar 3.51 Keterangan Bangunan Padma Hotel ... 68

Gambar 3.52 Perspektif Living Room ... 68

Gambar 3.53 Pool dan Jacuzzi ... 68

Gambar 3.54 Perspektif Restaurant ... 68

Gambar 3.55 Way Finding ... 68

Gambar 3.56 Floor Plan dan Perspektif Deluxe Room ... 69

Gambar 3.57 Floor Plan dan Perspektif Deluxe Balcony Room ... 70

Gambar 3.58 Floor Plan dan Perspektif Premier Room ... 71

Gambar 3.59 Floor Plan dan Perspektif Hillside Studio ... 71

Gambar 3.60 Perspektif Gallery Suite ... 72

Gambar 3.61 Perspektif Premier Suite ... 73

Gambar 3.62 Matriks Kedekatan Ruang ... 74

Gambar 3.63 Zoning Blocking ... 75

Gambar 4.1 Suasana Romantis Eksotis... 78

Gambar 4.2 Suasana Romantis ... 78

Gambar 4.3 Bentukan Moroccan ... 78

Gambar 4.4 Implikasi bentukan Moroccan... 78

Gambar 4.5 Bentukan Arabesque ... 78

Gambar 4.6 Konsep Warna ... 79

Gambar 4.7 Aplikasi Warna dalam Ruangan... 79

Gambar 4.8 Aplikasi Warna dalam Ruangan... 79

Gambar 4.9 Motif Keramik Pembuatan Khusus ... 79

(9)

xv Universitas Kristen Maranatha

Gambar 4.11 Marmer ... 80

Gambar 4.12 Mozaik... 80

Gambar 4.13 Susunan keramik ... 80

Gambar 4.14 Pola Berulang ... 80

Gambar 4.15 Implikasi material Keramik dengan susunan berulang ... 80

Gambar 4.16 Motif lantai, dinding dan ceiling yang pola berulang ... 80

Gambar 4.17 Kap Lampu gaya Moroccan ... 81

Gambar 4.18 Kap Lampu gaya Moroccan ... 81

Gambar 4.19 Hasil bentuk dari Pendaran Cahaya ... 81

Gambar 4.20 Gambar CCTV, Sprinkler, Smoke Detector ... 82

Gambar 4.21 Layout General... 82

Gambar 4.22 Potongan General... 83

Gambar 4.23 Layout Alaya Lobby ... 84

Gambar 4.24 Perspektif Alaya Lobby ... 84

Gambar 4.25 Potongan Alaya Lobby ... 85

Gambar 4.26 Detail Meja Front Office ... 85

Gambar 4.27 Ceiling pada area tunggu Alaya Lobby ... 86

Gambar 4.28 Layout Dedari President Villa ... 87

Gambar 4.29 Perspektif Bedroom Dedari President Villa ... 87

Gambar 4.30 Perspektif Special Room Vintage Car Theme ... 87

Gambar 4.31 Potongan Dedari President Villa ... 88

Gambar 4.32 Layout Kirana Suite Villa ... 89

Gambar 4.33 Perspektif Bedroom Kirana Villa ... 89

Gambar 4.34 Perspektif Special Room Office Theme ... 89

Gambar 4.35 Potongan Kirana Suite Villa ... 90

Gambar 4.36 Partisi Kirana Suite Villa ... 91

Gambar 4.37 Denah Asana Restaurant ... 92

Gambar 4.38 Perspektif Asana Restaurant ... 92

Gambar 4.39 Potongan Asana Restaurant ... 92

Gambar 4.40 Detail Meja Makan ... 93

Gambar 4.41 Detail Sofa Makan... 93

Gambar 4.42 Perpektif Gubahan Ceiling Ruang Kamar... 94

Gambar 4.43 Partisi pada Ramp ... 94

Gambar 4.44 Partisi Asana Restoran ... 95

(10)

xvi Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL

Bagan 2.1 Struktur Organisasi Hotel secara General ... 8

Bagan 3.1 Struktur Organisasi Boutique Hotel ... 54

Bagan 3.2 Flow Activity Tamu yang Tidak Menginap ... 73

Bagan 3.3 Flow Activity Tamu yang Menginap ... 73

Bagan 3.4 Flow Activity Staff Hotel ... 73

Bagan 3.5 Diagram Kedekatan Ruang ... 74

(11)

xvii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR BAGAN

Tabel 2.1 Standar Intensitas Cahaya ... 25

Tabel 2.2 Fire – rated door Classifications ... 29

Tabel 2.3 Kesan Warna secara Psikologi ... 33

Tabel 2.4 Tingkat Kebisingan yang diperbolehkan ... 35

Tabel 2.5 Pengaruh Kekerasan Bunyi pada Manusia ... 36

Tabel 3.1 Analisa Site Aksata Villa ... 49

Tabel 3.2 Analisa Building Aksata Villa ... 51

Tabel 3.3 Room Rates Ayana Resort and Spa ... 56

(12)

xviii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR LAMPIRAN

(13)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pernikahan merupakan hal sakral dan istimewa yang dilakukan oleh sepasang manusia sejak jaman dulu hingga sekarang untuk mengikrarkan kasih mereka selama hidupnya. Setelah melewati berbagai proses pernikahan, berikutnya pasangan akan melakukan honeymoon atau bulan madu. Bulan madu merupakan perjalanan atau liburan yang biasanya dilakukan oleh pasangan baru menikah untuk merayakan pernikahan mereka, biasanya dilakukan dalam rentang waktu 1 bulan pertama. Jaman sekarang bukan hanya pasangan baru yang melakukan

honeymoon, pasangan yang sudah lama bersama juga melakukan

(14)

2 Universitas Kristen Maranatha Honeymoon baik dan penting dilakukan karena memberikan banyak efek

positif yaitu selain tentunya mengembalikan momen manis hubungan suami istri, juga memberikan efek rileks, tenang, serta kebebasan dari rutinitas yang cukup padat dan stres.

Honeymoon sering dilakukan di luar dari kota tempat tinggal,

pasangan mencari tempat – tempat terpencil, eksotik, hangat, dan romantis. Honeymoon ke luar negeri tentunya menghabiskan banyak biaya, sehingga orang Indonesia sendiri yang ingin honeymoon yang sesuai budget dapat memilih tempat seperti Bali dan Lombok. Bali dikategorikan kedalam 10 destinasi bulan madu terbaik di dunia menurut fodors.com setelah New Zealand, Can Cun di Meksiko, Maldives atau Maladewa, diikuti dengan Thailand, Belize di Amerika bagian tengah, St. Lucia di Karibia bagian Selatan, Bora Bora dan Moorea di kepulauan Tahiti, Karibia, dan terakhir Kroasia. Akan tetapi, banyak fenomena yang telah terjadi untuk warga Indonesia dengan pendapatan menengah keatas akan menetapkan destinasi bulan madu di luar negri daripada wilayah Nusantara sehingga menjadi tantangan untuk semua warga Indonesia untuk menarik minat warga Indonesia sendiri untuk menarik wisatawan lokal berkunjung ke tanah air ini.

Boutique hotel sudah banyak bermunculan di lapisan dunia dan

(15)

3 Universitas Kristen Maranatha 1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka diperlukan akomodasi berupa boutique hotel dengan tema yang unik serta konsep dan gaya desain yang berbeda dari hotel sejenis untuk pasangan.

1.3. Ide Gagasan Perancangan

Ide perancangan untuk memenuhi kebutuhan pasangan yaitu

Boutique Hotel yang bertemakan honeymoon. Tujuan penulis yaitu agar

masyarakat Indonesia bisa memanfaatkan rancangan di Indonesia sendiri, untuk menikmati kualitas waktu berdua secara nyaman dengan fasilitas – fasilitas yang ditawarkan di Boutique Hotel lokal tanpa harus pergi ke luar negeri, selain itu juga untuk menjadi Boutique Hotel Internasional sebagai destinasi orang asing yang berkunjung dan berwisata ke Bali, mengingat Bali merupakan 10 destinasi utama sebagai tempat untuk Honeymoon.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah dijelaskan diatas, maka dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana menerapkan tema dan konsep Touch and Feel untuk pasangan dalam sebuah interior Boutique hotel honeymoon? 2. Fasilitas menarik apakah yang ditawarkan dari Boutique hotel

honeymoon sehingga berbeda dengan boutique hotel pada

umumnya dan menjadi pilihan untuk usernya?

1.5. Tujuan Perancangan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijelaskan diatas, tujuan merancang boutique hotel honeymoon sebagai berikut:

1. Merancang Boutique Hotel yang bertemakan honeymoon serta konsep “Touch and Feel” yang mendukung suasana yang cocok untuk pasangan suami istri.

(16)

4 Universitas Kristen Maranatha

1.6. Manfaat Perancangan

Berdasarkan tujuan perancangan yang telah dijelaskan diatas, manfaat perancangan re-desain interior Boutique Hotel dapat dijadikan sebagai tempat pijakan untuk perkembangan interior Boutique Hotel yang dikhususkan untuk pasangan.

1.7. Ruang Lingkup Perancangan

Ruang lingkup yang akan dibuat dalam perancangan Boutique hotel yaitu :

1. Kamar khusus untuk meningkatkan sensasi imaginasi pasangan. 2. Jacuzzi di setiap villa

3. Reflexiologi dan Beauty salon (seperti medicure dan pedicure) agar

pasangan dapat berelaksasi dan merawat diri ala khas Bali.

4. Restoran sebagai tempat untuk menikmati makanan Indonesia serta Barat, selain itu juga terdapat restoran yang menyediakan menu spesial untuk pasangan.

5. Giftshop yang menjual aksesoris, oleh – oleh romantis pasangan,

lingerie shop, dan costume shop.

1.8. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

(17)

5 Universitas Kristen Maranatha BAB II TEORI / SUMBER / DATA LITERATUR/ STANDAR

ERGONOMI

Bab ini berisi pengertian hotel, jenis – jenis Hotel, pengertian Boutique

Hotel, produk, fasilitas, dan layanan hotel, fasilitas pada kamar hotel

berdasarkan tipe kamar, standar room set up, standar material pada hotel, sistem pencahayaan, sistem penghawaan, sistem pengendalian kebakaran, penerapan warna, sistem akustik, deskripsi ruangan dan standar ergonomi

BAB III DATA PERANCANGAN BOUTIQUE HOTEL

HONEYMOON

Bab ini berisi deskripsi proyek, deskripsi site, deskripsi fungsi, analisa site, analisa building, struktur organisasi, identifikasi user, studi banding mengenai Alila Villas Uluwatu Bali, Ayana Resort and Spa Bali, beserta Padma Hotel Bandung, Programming ruang, serta tema dan konsep.

BAB IV PERANCANGAN INTERIOR BOUTIQUE HOTEL

HONEYMOON DI BALI

Bab keempat menjelaskan perancangan interior boutique hotel honeymoon dengan konsep Touch and Feel ditambah sentuhan gaya Moroccan pada ruang interior baik secara umum ( seperti janitor, break room, ruang kerja, dan ruang linen) ataupun secara khusus (seperti Alaya Lobby, Dedari

President Villa, Kirana Suite Villa, dan Asana Restaurant). Perancangan

mencakup elemen lantai, dinding, ceiling, dan furniture dengan bentuk, tekstur, kontur, warna, material, pencahayaan, dan penghawaan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab terakhir berisi simpulan dari semua proses perancangan Boutique

Hotel Honeymoon serta menjawab rumusan masalah ditambah saran

(18)

96 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Boutique hotel pada zaman sekarang sudah semakin banyak

sebagai akomodasi publik yang fashionable, dimana orang yang sudah bosan dengan suasana formal hotel yang terstandar berusaha mencari suasana seperti rumah ataupun yang lebih tematik pada suasana boutique

hotel. Semakin banyak persaingan antar perancang Boutique Hotel

mengakibatkan setiap perancang dituntut untuk membuat Boutique Hotel yang khas. Oleh sebab itu, dari perancangan interior Boutique Hotel

Honeymoon di atas dapat ditarik kesimpulan, yaitu:

1. Menciptakan suasana yang tepat untuk pasangan dengan tema

(19)

97 Universitas Kristen Maranatha

melalui konsep Touch and Feel yang dapat dirasakan baik secara langsung ataupun tidak langsung dari perabaan dan penglihatan, serta didukung dengan sentuhan gaya Moroccan secara dominan pada tekstur, bentuk, dan ambience sehingga suasana eksotis, romantis, dan mewah dapat tercapai.

Implikasi konsep Touch and Feel dengan sentuhan gaya Moroccan dapat dilihat pada:

a. Alaya Lobby

Layout secara keseluruhan merupakan stilasi dari

salah satu bentuk Moroccan.

Panel Dinding di area tunggu: ukiran Moroccan dengan warna abu – abu.

Backdrop di belakang front office: olahan dinding

custom dengan motif Moroccan di cat emas.

Ceiling pada area front office berupa up ceiling

dengan hidden lamp yang membentuk pencahayaan lembut dan pendant lamp dengan rumah lampu yang diukir sehingga biasan cahaya dari pendant

lamp membentuk bentukan Moroccan.

Meja resepsionis dibuat dengan bentukan Moroccan yang simetris dengan ditambah LED selang sehingga siluet dari bentuk tersebut terlihat.

Coffee table pada area tunggu membentuk ukiran Moroccan dan setiap area mejanya ditambah

pendant lamp khas Moroccan.

Secara keseluruhan villa memiliki kesamaan sebagai berikut:

Layout secara keseluruhan berpusat pada kamar

tidur yang bentukannya merupakan stilasi dari salah satu bentuk Moroccan.

Ceiling pada kamar tidur merupakan modul gypsum

(20)

98 Universitas Kristen Maranatha

putih dengan pencahayaan warm light sehingga membentuk suasana yang romantis, intim, dan eksotis.

 Pintu area kamar tidur didesain dengan bentuk

Moroccan dengan border berwarna emas

menambah kesan mewah.

 Tempat tidur dibuat dengan bentuk bulat dengan

headboard dari bentukan Moroccan. Dominan

berwarna putih dengan aksen warna merah pada

headboard, bantal, dan selimut, ditambah dengan

tirai tipis berwarna putih menambah kesan romantis dan mewah.

 Jendela pada area kamar tidur dibuat dengan bentukan serta ukiran khas Moroccan.

Dinding area shower dan closet dibuat dengan bentukan melingkar dengan material mosaic heksagonal berwarna emas.

Partisi pada setiap ramp bagian landing dibuat berbentuk Moroccan dari MDF dan di cat putih.

Menggunakan material keramik bermotif Moroccan pada area kamar tidur, transisi, dan kamar mandi,

b. Dedari President Villa

Gazebo pada area lesehan dan fine dining dibuat

dari bentukan Moroccan yang dicat putih.

Dinding pada area Special Room diolah dengan cat berwarna hitam dengan siluet berwarna putih membentuk khas Moroccan.

c. Kirana Suite Villa

Area foyer terdapat panel dengan bentuk khas

(21)

99 Universitas Kristen MaranathaArea Special Room dengan tema Office dibuat

dengan adanya cermin dengan frame berbentuk gaya Moroccan yang dicat emas. Selain itu terdapat panel dinding dengan ukiran khas Moroccan.

d. Asana Restaurant

Open kitchen pada area foyer: agar pengunjung

dapat melihat atraksi dari chef.

Setiap area makan dibatasi dengan gazebo dengan olahan khas Moroccan agar privasi pengunjung terjaga.

 Meja makan didesain bulat dengan ukiran

Arabesque pada permukaan meja dan ditambah

lapisan kaca tempered dengan jarak 11cm dari permukaan meja.

 Sofa makan didesain setengah lingkaran dengan

upholstery emas dengan motif Moroccan di bagian

senderan dan upholstery warna hitam di bagian dudukan.

Meja buffet dibuat dari stilasi bentukan Moroccan dengan material mosaic custome berwarna biru.

2. Fasilitas yang ditawarkan dari Boutique Hotel Honeymoon sehingga berbeda dengan Boutique Hotel pada umumnya:

(22)

100 Universitas Kristen Maranatha

b. Special room, tempat dimana pasangan dapat difasilitasi

agar dapat meningkatkan imajinasinya saat berhubungan suami istri.

c. Refleksiologi atau Beauty Salon, tempat pasangan dapat merawat diri dengan khas Bali.

d. Jacuzzi yang tersedia di setiap villa.

e. Lingerie, Costume, dan Gift Shop.

5.2. Saran

(23)

101 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

A. Kirsta. Book of Stress Survival, Fireside, 1996

Anhar, Lucienne, 2001. The Definition of Boutique Hotels,

Ballast, David K., 1998. Interior Design Reference Manual, California: Professional

Publications, Inc,.

Bollnow, 1963. Theory of Bed, London: Hyphen Press.

Darsono, Agustinus, 1995. Tata Graha Hotel Housekeeping, Jakarta: PT Gramedia

Widiasarana Indonesia.

Edison, Emron. 2007. Profesional Hotel Engineering, Bandung: Alfabeta.

Kubba, Sam. 2003. Space Planning for Commercial and Residential Interiors, New York: McGraw-Hill.

Panero, Julius dan Martin Zelinik. 1979. Dimensi Manusia dan Ruang Interior. Jakarta: Erlangga.

Pile, John F, 2007. Interior Design, New Jersey: Pearson Education, Inc. Rumekso, SE. 2002. Housekeeping Hotel, Yogyakarta: ANDI.

Rumekso, SE. 2009. Housekeeping Hotel – Floor Section, Yogyakarta: ANDI.

Sambodo, Agus., dan Bagyono.,2006. Dasar – dasar Kantor Depan Hotel,

Yogyakarta: ANDI.

Sawahata, Lesa, 2001. Color Harmony Workbook, Massachusetts: Rockport Publishers, Inc.

Satwiko, Prasasto, 2009. Fisika Bangunan, Yogyakarta: ANDI.

Sulastiyono, Agus, Drs, M.Si. 2010. Teknik dan Prosedur Divisi Kamar pada

Bidang Hotel, Bandung: Alfabeta.

http://www.oxforddictionaries.com/ms/definisi/bahasa-inggeris/Jacuzzi, Diakses

(24)

102 Universitas Kristen Maranatha http://www.padmahotel.com, Diakses tanggal 24 Maret 2015 pukul 17.13

http://www.ayanaresort.com, Diakses tanggal 20 April 2015 pukul 15.18

http://www.alilahotels.com, Diakses tanggal 20 April 2015 pukul 22.40

http://www.home-designing.com/, diakses tanggal 3 November 2015 pukul 16:30

Gambar

Tabel 2.1 Tabel 2.2 Tabel 2.5 Tabel 3.1 Tabel 3.2 Tabel 2.3 Tabel 2.4 Tabel 3.3 Tabel 3.4

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Penjas, khususnya pembelajaran aktivitas permainan sepakbola melalui implementasi gaya mengajar

Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah pengaruh kinerja keuangan perusahaan yaitu economic value added (EVA) dan rasio profitabilitas terhadap harga

Dari beberapa pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa manfaat dari media pembelajaran antara lain : (1) media pengajaran dapat memperjelas penyajian pesan

397.000.000,00 (termasuk PPN 10%) (Tiga ratus sembilan puluh tujuh juta rupiah). Demikian untuk diketahui dan dilaksanakan

IC MAX 756 dapat terlihat bisa bekerja dengan baik, dengan masukan sebesar 0,7 volt lampu indikator pada dc-dc step up converter bisa menyala yang menandakan bahwa

Pihak peminta visum et repertum dalam pelaksanaannya sudah sesuai dengan protap, tetapi pelaksanaan dan protap tersebut belum sesuai dengan teori karena permintaan

Dalam artian bahwa ada beberapa siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata yang tidak ingin masuk di kelas akselerasi karena beberapa alasan yaitu, mereka

=====================Statement General Manager Garuda================= singgih juga menyatakan bahwa Garuda tidak akan mengalami kesulitan karena sekarang ini sudah banyak //