• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLA KECIL (PERMAINAN BOLA BAKAR) TERHADAP NILAI DISIPLIN SISWA PADA MATA PELAJARAN PASCA PENDIDIKAN JASMANI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLA KECIL (PERMAINAN BOLA BAKAR) TERHADAP NILAI DISIPLIN SISWA PADA MATA PELAJARAN PASCA PENDIDIKAN JASMANI."

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLA KECIL

(PERMAINAN BOLA BAKAR) TERHADAP NILAI DISIPLIN SISWA PADA MATA PELAJARAN PASCA PENDIDIKAN JASMANI

(Studi Eksperimen di SMP Negeri 2 Subang)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Disusun oleh:

UMMAHATUL ILLIYYIN AL FATH ERMADINOTO

0900084

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PENGARUH PEMBELAJARAN

PERMAINAN BOLA KECIL

(PERMAINAN BOLA BAKAR)

TERHADAP NILAI DISIPLIN SISWA

PADA MATA PELAJARAN PASCA

PENDIDIKAN JASMANI

Oleh

Ummahatul Illiyyin Al Fath Ermadinoto

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Ummahatul Illiyyin Al Fath Ermadinoto 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Nama : UMMAHATUL ILLIYYIN AL FATH ERMADINOTO NIM : 0900084

Jurusan : PENDIDIKAN OLAHRAGA

Judul : PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLA KECIL (PERMAINAN BOLA BAKAR) TERHADAP NILAI DISIPLIN SISWA PADA MATA PELAJARAN PASCA PENDIDIKAN JASMANI

Disetujui dan disahkan oleh :

Pembimbing I

Drs. Mudjihartono, M.Pd NIP . 19650817190011001

Pembimbing II

Arif Wahyudi, S. Pd Nip . 197409072001121001

Mengetahui Ketua Program Studi

Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi

(4)

ABSTRAK

PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLA KECIL

(PERMAINAN BOLA BAKAR) TERHADAP NILAI DISIPLIN SISWA PADA MATA PELAJARAN PASCA PENDIDIKAN JASMANI

Pembimbing I : Drs. Mudjihartono, M.Pd Pembimbing II : Arif Wahyudi, S. Pd

Ummahatul Illiyyin Al Fath Ermadinoto

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh pembelajaran permainan bola bakar terhadap nilai disiplin siswa pada mata pelajaran pasca pendidikan jasmani kelas VIII di SMP Negeri 2 Subang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Perlakuan yang diberikan yaitu sebanyak 12 kali pertemuan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling yaitu pengambilan sampel yang bertujuan, jadi pengambilan subjek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi berdasarkan adanya tujuan tertentu. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Subang. Sedangkan sampel penelitian ini adalah 44 siswa kelas VIII B. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket dan observasi. Angket yang valid sebanyak 39 butir soal dari 50 butir soal. Untuk uji reliabilitas diperoleh thitung

(20,095) ≥ ttabel (2,040), yang berarti bahwa angket dinyatakan reliabel. Dari hasil

pengolahan data diperoleh thitung (2,1350) > ttabel (1,68), dengan demikian hipotesis nol

(H0) ditolak. Maka, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan

terhadap nilai disiplin siswa pada mata pelajaran pasca pendidikan jasmani melalui pembelajaran permainan bola kecil (permainan bola bakar) di SMP Negeri 2 Subang.

(5)

ABSTRACT

THE EFFECT OF SMALL BALL GAME LEARNING

(BOLA BAKAR GAME) TO THE DISCIPLINE VALUE OF STUDENT ON POST-PHYSICAL EDUCATION SUBJECT

Preceptor I : Drs. Mudjihartono, M.Pd Preceptor II :Arif Wahyudi, S. Pd

Ummahatul Illiyyin Al Fath Ermadinoto

The purpose of this research is for determine how is the effect of learning the “bola

bakar” game to the student discipline value in post-physical education subjects on grade VIII in SMP Negeri 2 Subang. The research method that use is experimental method. Treatment has been given as 12 times of meeting. The technique of sampling that used is purposive sampling is mean aimed sampling, so sampling is not based on the stara of the subject, on random or based on area but based on the specific purpose. The population in this research is the grade VIII students of SMP Negeri 2 Subang. Whereas the sample of this research was 44 students of grade VIII B. The instrument that used in this research was a questionnaire and observation. The questionnaires that was valid totaly is 39 items of 50 items. And the result of reliability test obtained t

(20.095) ≥ t table (2.040), that means is the questionaires is reliable. From the

calculation of the data result obtained t (2.1350) > t table (1.68), so as like that the null hypothesis (H0) is rejected. So than, the conclusion is there is a significant effect on the discipline value of student in post- physical education subjects through the small ball game learning (permainan bola bakar) in SMP Negeri 2 Subang.

(6)

DAFTAR ISI

2. Populasi dan Sampel Penelitian ... 7

3. Desain Penelitian ... 8

4. Instrumen Penelitian ... 8

E. Manfaat Penelitian ... 9

F. Batasan Penelitian ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 11

A. Kajian Pustaka ... 11

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi dan Membentuk Disiplin ... 26

5. Pendidikan Jasmani ... 28

6. Aplikasi Nilai Disiplin Terhadap Pembelajaran Permainan Bola Bakar Dalam Pendidikan Jasmani ... 30 7. Aplikasi Nilai Disiplin Pada Mata Pelajaran Pasca Pendidikan Jasmani ... 31

B. Kerangka Pemikiran ... 32

C. Hipotesis Penelitian ... 33

BAB III METODE PENELITIAN ... 34

A. Metode Penelitian ... 34

(7)

C. Desain Penelitian ... 36

D. Langkah-langkah Penelitian ... 37

E. Instrumen Pengumpulan Data... 38

F. Uji Coba Angket ... 43

G. Pelaksanaan Pengumpulan Data ... 52

H. Teknik Analisis Data ... 53

BAB IV HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA ... 57

A. Hasil Pengolahan Data ... 57

1. Menghitung skor rata-rata dan simpangan baku dari data angket pretest dan posttest ... 57

2. Pengujian Persyaratan Analisis ... 58

3. Pengujian Hipotesis ... 59

B. Diskusi Temuan ... 61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 65

A. Kesimpulan ... 65

B. Saran ... 65

DAFTAR PUSTAKA ... 67

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Kategori Penyekoran Alternatif Jawaban ... 40 3.2 Tata Tertib Kelas di SMP Negeri 2 Subang ... 40 3.3 Kisi-Kisi Angket Nilai Disiplin Siswa Pada

Mata PelajaranPasca Penjas Sebelum Uji Coba ... 42 3.4 Hasil Perhitungan Uji Validitas Angket Nilai

Disiplin Siswa Pada Mata Pelajaran Pasca Penjas ... 45 3.5 Kesimpulan Hasil Perhitungan Uji Validitas Item Soal ... 47 3.6 Kisi-Kisi Angket Nilai Disiplin Siswa Pada

Mata Pelajaran Pasca Penjas Setelah Uji Coba ... 47 3.7 Hasil Perhitungan Reliabilitas Instrumen Angket

Nilai Disiplin Siswa Pada Mata Pelajaran Pasca Penjas ... 50 4.1 Hasil Perhitungan Nilai Rata-Rata ( ̅) Dan

Simpangan Baku (s) Dari Data Angket Pretest Dan Posttest ... 57 4.2 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Data Pretest

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1.1 Desain penelitian one-group pretest-posttest design ... 8

2.1 Kayu Pemukul Permainan Bola Bakar ... 18

2.2 Bola Tenis Lapang ... 18

2.3 Ember cat bekas sebagai alat pembakar ... 19

2.4 Lapangan Permainan Bola Bakar ... 19

(10)

DAFTAR BAGAN

Bagan Halaman

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

A Data Hasil Uji Coba Angket ... 69

B Uji Validitas Butir Soal ... 73

C Reliabilitas Instrumen ... 81

D Data Hasil Pretest Dan Posttest ... 85

E Angket Nilai Disiplin ... 97

F Lembar Observasi Nilai Disiplin Siswa ... 100

G Uji Normalitas ... 109

H Uji Homogenitas ... 113

I Nilai-nilai Dalam Distribusi t ... 114

J Tabel Z ... 115

K Nilai Kritis L Untuk Uji Liliefors ... 116

L Nilai-nilai Dalam Distribusi F ... 117

M Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Permainan Bola Bakar ... 121

N Daftar Absensi Sampel ... 144

O Daftar Absensi Sampel Pada Saat Pretest Dan Posttest ... 146

P Dokumentasi Penelitian ... 148

SK Pembimbing Skripsi ... 155

Surat Izin Penelitian ... 159

(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia dalam melaksanakan kehidupannya tidak akan lepas dari pendidikan, karena pendidikan berfungsi untuk meningkatkan kualitas manusia itu sendiri baik individu maupun kelompok, jasmani, rohani, materi dan kemampuan berfikirnya. Dengan kata lain pendidikan bertujuan untuk meningkatkan sumber

daya manusia.

Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa “pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa” (www.hukumonline.com:3).

Pendidikan dilakukan secara sengaja, teratur dan berencana bertujuan untuk meningkatkan sumber daya manusia yang lebih baik melalui pengubahan atau pengembangan perilaku seseorang. Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan bangsa suatu negara.

Pendidikan jasmani merupakan pendidikan yang dapat membentuk manusia seutuhnya. Seperti yang dijelaskan oleh Mahendra (2009:18) bahwa:

Pendidikan jasmani yang benar akan memberikan sumbangan yang sangat berarti terhadap pendidikan anak secara keseluruhan. Hasil nyata yang diperoleh dari pendidikan jasmani adalah perkembangan yang lengkap, meliputi aspek fisik, mental, emosi, sosial dan moral. Tidak salah jika para ahli percaya bahwa pendidikan jasmani merupakan wahana yang paling tepat

untuk “membentuk manusia seutuhnya”.

Mahendra (2009:10) juga memaparkan bahwa secara sederhana, pendidikan

(13)

2

(a) Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan aktivitas jasmani, perkembangan estetika, dan perkembangan sosial; (b) Mengembangkan kepercayaan diri dan kemampuan untuk menguasai keterampilan gerak dasar yang akan mendorong partisipasinya dalam aneka aktivitas jasmani; (c) Memperoleh dan mempertahankan derajat kebugaran jasmani yang optimal untuk melaksanakan tugas sehari-hari secara efisien dan terkendali; (d) Mengembangkan nilai-nilai pribadi melalui pertisipasi dalam aktivitas jasmani baik secara kelompok maupun perorangan; (e) Berpartisipasi dalam aktivitas jasmani yang dapat mengembangkan keterampilan sosial yang memungkinkan siswa berfungsi secara efektif dalam hubungan antar orang; (f) Menikmati kesenangan dan keriangan melalui aktivitas jasmani, termasuk permainan olahraga.

Berdasarkan uraian di atas maka untuk memaksimalkan proses pendidikan yang lebih baik pendidikan jasmani merupakan wadah untuk mengembangkan nilai-nilai kognitif, afektif, dan psikomotor anak melalui proses pembelajaran. Karena tidaklah cukup suatu rangkaian kurikulum di sekolah tanpa adanya mata pelajaran pendidikan jasmani. Pendidikan jasmani merupakan mata pelajaran yang unik, karena pendidikan jasmani dapat mengembangkan nilai-nilai kognitif, afektif, dan psikomotor anak melalui proses pembelajaran.

Pendidikan jasmani di sekolah memiliki manfaat yang sangat baik bagi siswa. Setiap siswa dapat menjalankan kewajibannya di sekolah dan kegiatan sehari-hari bila siswa itu dalam keadaan sehat. Siswa yang memiliki tubuh yang sehat dapat lebih siap dan efektif menjalankan proses kegiatan pembelajaran. Tidak hanya saat di sekolah siswa dapat menjalankan kewajibannya, tetapi di luar sekolah pun ia dapat menjalankan kewajibannya sebagai manusia yang utuh.

Pendidikan jasmani perlu dijadikan bagian dari kurikulum pendidikan karena pendidikan jasmani memiliki program mengembangkan nilai-nilai kognitif, afektif, dan psikomotor anak.

Suparman (2007:1) dalam Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMP dan MTs menyatakan bahwa:

(14)

3

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan pendidikan tertentu tersebut mencakup tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan, dan peserta didik.

Jadi kurikulum setiap daerah berbeda-beda karena disesuaikan dengan kebutuhan pendidikan daerahnya.

Dalam Standar Kompetensi Kompetensi Dasar (SKKD) pendidikan jasmani baik itu di Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), sampai Sekolah Menengah Atas (SMA) banyak menggunakan permainan dalam pembelajaran. Di dalam Standar Kompetensi Kompetensi Dasar (SKKD) juga selalu disebut kata-kata sportivitas, kejujuran, kerjasama, toleransi, disiplin, dan percaya diri. Ini merupakan aspek afektif anak yang di dalamnya ada nilai-nilai

sosial yang dapat dikembangkan dan ditingkatkan oleh anak melalui proses pembelajaran yang dibimbing oleh guru.

Bila kita mengamati anak-anak usia sekolah, mereka memiliki intensitas kegiatan yang tinggi dan sulit bagi mereka untuk duduk diam. Mereka terus menerus lari ke sana ke mari, memanjat, dam melakukan gerakan lainnya sesuka hati mereka. Tetapi sebenarnya setiap individu tidak memiliki motivasi yang sama untuk bermain. Tidak sedikit juga anak yang pasif dalam bermain, ada yang hanya duduk diam saja memperhatikan temannya yang aktif atau ada juga yang tidak peduli pada lingkungan sekitar. W.R Smith seorang psikolog (dalam Suparlan,

dkk, 2010:5) mengemukakan bahwa „bermain adalah dorongan langsung dari

dalam diri setiap individu, yang bagi anak-anak merupakan pekerjaan sedangkan bagi orang dewasa lebih dirasakan sebagai kegemaran‟.

(15)

4

Bermain memiliki nilai-nilai yang penting untuk mengembangkan fisik, mental, dan nilai sosial anak. Bermain dapat mengembangkan fisik karena pada saat anak bermain seluruh tubuhnya bergerak sehingga mampu mengembangkan nilai fisiknya. Bermain juga dapat mengembangkan nilai mental anak karena dalam permainan anak akan bebas berekspresi tetapi setiap pelaku permainan harus mengikuti peraturan yang telah dibuat sebelumnya, dalam permainan juga dapat membangun kepercayaan terhadap teman kelompoknya dan mampu mengembangkan nilai kejujuran, disiplin, dan nilai-nilai mental lainya. Selain

fisik dan mental ada juga nilai sosial anak. Dengan bermain mampu mengembangkan nilai sosial anak karena pada saat bermain anak akan dituntut tanggung jawab, bekerjasama dengan kelompoknya, dan juga sikap menghargai lawan serta dapat menerima kekalahan setelah permainan usai tanpa adanya perselisihan.

Salah satu permainan beregu yang sudah jarang sekali dimainkan oleh anak usia Sekolah Menengah Pertama (SMP) adalah permainan bola kecil yaitu permainan kasti, rounders, dan bola bakar. Dan yang paling jarang sekali dimainkan adalah permainan bola bakar padahal dalam permainan tersebut mengandung banyak nilai-nilai yang dapat diambil sebagai pendidikan. Dalam permainan ini anak harus mampu menangkap bola, melempar, dan memukul bola dengan cukup baik untuk kelancaran permainan. Yang paling penting adalah setiap pelaku permainan mengetahui dan memahami peraturan permainan bola bakar guna kelancaran selama permainan berlangsung, baik saat regu sebagai penyerang maupun penjaga. Dalam permainan ini juga anak dituntut memiliki nilai kerjasama yang baik dengan teman kelompoknya karena keberhasilan kelompoknya tergantung pada kebersamaan kelompok dan dapat memenangkan permainan.

(16)

5

Nurdinkhan (2012: http://nurdinkhan.wordpress.com/2012/05/30/angket-kedisiplinan-siswa/) menyatakan bahwa “Disiplin adalah perilaku seseorang yang sesuai dengan tata tertib atau aturan yang berlaku baik yang muncul dari kesadaran dirinya maupun karena adanya sanksi atau hukuman”.

Selanjutnya menurut Winaputra (1998:10) dalam Mardia (2011:24) dijelaskan bahwa disiplin didefinisikan sebagai berikut:

(1) Disiplin diartikan sebagai tingkat keteraturan yang terdapat pada suatu kelompok; (2) Disiplin diartikan sebagai teknik yang digunakan oleh guru untuk membangun atau memelihara keteraturan di dalam kelas; (3) Disiplin disamakan dengan hukuman (punishment).

Prijodarminto (1994) dalam Tu‟u (2004:31) (Nurdinkhan, 2012: http://nurdinkhan.wordpress.com/2012/05/30/angket-kedisiplinan-siswa/) juga

memaparkan bahwa „disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan berbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukan nilai-nilai ketaatan,

kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan keterikatan‟. Dapat disimpulkan bahwa disiplin merupakan suatu kondisi dimana seseorang berlaku mematuhi tata tertib dan peraturan yang sudah ditetapkan sebelumnya dengan kesadaran dari dalam diri maupun karena mendapatkan hukuman (punishment). Dengan adanya disiplin dalam diri seseorang maka akan tercipta suatu keteraturan di dalam kelompok.

Tanpa adanya sikap disiplin dari setiap individu dalam sebuah kelompok maka tidak akan terlihat atau tercipta suatu keteraturan. Keteraturan ini penting guna menciptakan keadaan yang rapi, tertib, dan terkendali. Winataputra (1998:10) dalam Mardia (2011:26) menjelaskan bahwa disiplin itu perlu diajarkan kepada siswa dengan alasan, sebagai berikut:

(17)

6

terhadap aturan kelas lebih-lebih jika ketaatan itu tumbuh dari diri sendiri, bukan dipaksa, akan memungkinkan terciptanya iklim belajar yang kondusif, yaitu iklim belajar yang menyenangkan sehingga siswa terpaku untuk belajar; (4) kebiasaan untuk mentaati aturan dalam kelas akan memberi dampak lebih lanjut bagi kehidupan di dalam aturan yang ada dalam masyarakat.

Sesuai dengan pernyataan di atas mengenai perlunya disiplin diajarkan kepada siswa, maka sekolah merupakan tempat untuk melatih sikap disiplinnya. Karena sekolah merupakan ajang anak untuk bersosialisasi sambil menerapkan sikap disiplinnya, dimana sekolah memiliki peraturan secara tertulis yang sudah ditetapkan dan siswa tidak boleh melanggarnya. Siswa yang memiliki nilai disiplin pasti akan bertanggungjawab dengan apa yang dilakukannya. Hal ini dapat berpengaruh terhadap keberhasilan kegiatan belajar siswa. Bagi siswa yang memiliki nilai disiplin dan tanggungjawab yang baik pada umumnya mereka akan berusaha sebaik mungkin dalam proses pembelajaran karena mereka sadar bahwa sebuah tujuan pembelajaran tidak akan tercapai bila tidak ada usaha yang cukup dari diri mereka sendiri.

Pada mata pelajaran pendidikan jasmani di sekolah siswa pasti diajarkan sikap disiplin sebagai salah satu nilai afektif yang ada pada pendidikan jasmani. Sikap ini sengaja diajarkan agar tertanam dalam diri siswa dan siswa dapat

(18)

7

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahannya yaitu, bagaimana nilai disiplin siswa pada mata pelajaran pasca pendidikan jasmani kelas VIII di SMP Negeri 2 Subang melalui pembelajaran permainan bola bakar?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan sesuatu yang ingin dicapai dalam sebuah penelitian. Riduwan (2011:6) menyatakan bahwa “tujuan penelitian merupakan keinginan-keinginan peneliti atas hasil penelitian”.

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari pengaruh pembelajaran permainan bola bakar terhadap nilai disiplin siswa pada mata pelajaran pasca pendidikan jasmani kelas VIII di SMP Negeri 2 Subang.

D. Metode Penelitian

Sugiyono (2012:107) menjelaskan bahwa “Metode penelitian dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan”.

1. Metode Penelitian

Berdasarkan dengan tujuan penelitian yang telah dikemukakan di atas, maka metode penelitian yang cocok adalah metode penelitian eksperimen. Riduwan (2011:50) mejelaskan bahwa “Penelitian dengan pendekatan eksperimen adalah suatu penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel yang lain dalam kondisi yang terkontrol secara ketat.”

2. Populasi dan Sampel Penelitian

(19)

8

random atau daerah tetapi berdasarkan adanya tujuan tertentu, yaitu kelas yang memiliki jadwal mata pelajaran TIK setelah mata pelajaran pendidikan jasmani.

3. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan yaitu one-group pretest-posttest design yang terdapat di dalam pre-eksperimental design (nondesign). Dari sampel yang telah ditentukan kemudian dilakukan pretest untuk mengetahui kemampuan awal siswa yaitu nilai disiplin. Setelah mendapatkan hasil pretest

kemudian diberi treatment permainan bola bakar. Lalu untuk mengetahui bagaimana permainan bola bakar ini dapat mempengaruhi nilai disiplin siswa pada mata pelajaran pasca pendidikan jasmani dilakukanlah posttest. Dibawah ini adalah gambar one-group pretest-posttest design:

Gambar 1.1

Desain penelitian one-group pretest-posttest design

Keterangan:

O1 = nilai pretest (sebelum diberikan treatment)

O2 = nilai posttest (setelah diberikan treatment)

X = treatment

4. Instrumen Penelitian

Sugiyono (2012:148) memaparkan bahwa “…instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. “

Untuk instrumen penelitian ini penulis menggunakan observasi dan angket sebagai alat pengumpul datanya.

(20)

9

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari hasil penelitian yaitu: 1. Manfaat dari segi teoritis

a. Dapat memperkuat teori disiplin yang sudah ada.

b. Dapat dijadikan sumbangan keilmuan yang berarti bagi dunia pendidikan dan psikologi, khususnya bagi guru pendidikan jasmani.

c. Dapat memberi gambaran mengenai salah satu cara meningkatkan nilai disiplin siswa melalui permainan.

2. Manfaat Praktis

a. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan referensi bagi peneliti lain yang ingin atau hendak meneliti mengenai nilai disiplin yang dimiliki siswa pada mata pelajaran pasca pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah dengan permasalahan dan sampel yang berbeda.

b. Sebagai bahan informasi atau masukan bagi siswa SMP Negeri 2 Subang mengenai salah satu aspek afektif yang dinilai yaitu nilai disiplin dalam pembelajaran pendidikan jasmani.

c. Bahan masukan bagi para guru pendidikan jasmani dalam memberikan penilaian aspek afektif siswa yang salah satunya adalah nilai disiplin.

F. Batasan Penelitian

Agar permasalahan yang akan dibahas tidak menyimpang dari permasalahan yang sebenarnya serta penelitian dapat dilakukan secara mendalam, maka dari itu penulis memberikan batasan-batasan masalah pada penelitian ini. Adapun ruang lingkup permasalahan yang ingin dibahas adalah:

1. Ruang lingkup penelitian ini hanya pada pengaruh pembelajaran permainan

bola bakar terhadap nilai disiplin siswa pada mata pelajaran pasca pendidikan jasmani kelas VIII di SMP Negeri 2 Subang.

(21)

10

orientasinya di dalam kelas, TIK merupakan mata pelajaran yang memberikan lebih banyak kesempatan kepada anak untuk menerapkan nilai disiplin yang sesuai dengan ketentuan laboratorium komputer dan sekolah sambil bisa bersosialisasi dan bekerjasama dengan teman dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru di dalam kelas.

3. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian eksperimen.

4. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Subang. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling yaitu pengambilan

(22)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian pada dasarnya merupakan sebagai cara ilmiah, mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian sangat penting dalam sebuah penelitian, tanpa metode penelitian sebuah penelitian akan berantakan. Metode penelitian mencakup lokasi, sampel dan populasi, desain

penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dll. Metode penelitian menjelaskan metode apa yang akan dipakai untuk sebuah penelitian, bagaimana teknik pengambilan populasi dan sampel, bagaimana desain penelitian yang dipakai, instrumen penelitiannya, bagaimana teknik pengumpulan datanya, dan sebagainya. Pemilihan metode penelitian yang tepat akan mempengaruhi hasil penelitian yang sesuai dengan tujuan.

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini diharapkan dapat menemukan pengaruh dari pembelajaran bola kecil (permainan bola bakar) terhadap nilai disiplin siswa pada mata pelajaran pasca pendidikan jasmani di SMP Negeri 2 Subang. Sugiyono (2012:107) menjelaskan bahwa:

“Metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.”

Riduwan (2011:50) menjelaskan bahwa “Penelitian dengan pendekatan eksperimen adalah suatu penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel yang lain dalam kondisi yang terkontrol secara ketat.”

Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa metode eksperimen

(23)

35

permainan bola kecil (permainan bola bakar) terhadap nilai disiplin siswa pada mata pelajaran pasca pendidikan jasmani di SMP Negeri 2 Subang.

“Sebagai percobaan untuk mendapatkan hasil yang baik bisa pula dilaksanakan dalam frekuensi belajar atau latihan 3 hari/minggu. Sedangkan lamanya belajar atau latihan 4 – 6 minggu” (Juliantine dkk, 2007:3.5). Sesuai dengan teori di atas maka penulis akan memberikan perlakuan kepada sampel sebanyak 12 kali pertemuan dan lamanya pembelajaran empat minggu.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Pada sebuah penelitian, adanya pupulasi dan sampel sangat diperlukan karena populasi dan sampel merupakan objek penelitian. Populasi menurut Arikunto (2010:173) adalah “keseluruhan subyek penelitian”. Riduwan (2011:54) mengatakan bahwa “populasi merupakan obyek atau subyek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian”. Selanjutnya Sugiyono (2012:117) mengatakan bahwa:

“populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Sedangkan sampel menurut Arikunto (2010:174) adalah “sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Riduwan (2011) mengatakan bahwa “sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai cirri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti”. Selanjutnya Sugiyono (2012:117) mengatakan bahwa “sampel adalah bagian dari jumlah dan karekteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.

(24)

36

pelajaran lain yang orientasinya di dalam kelas, TIK merupakan mata pelajaran yang memberikan lebih banyak kesempatan kepada anak untuk menerapkan nilai disiplin yang sesuai dengan ketentuan laboratorium komputer dan sekolah sambil bisa bersosialisasi dan bekerjasama dengan teman dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru di dalam kelas.

C. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan bentuk penelitian yang akan digunakan pada proses penelitian. Sebuah desain penelitian dibuat agar memudahkan peneliti melakukan penelitian. Desain penelitian yang digunakan yaitu one-group pretest-posttest design dimana adanya pretest berupa angket nilai disiplin siswa sebelum diberikan perlakuan kepada sampel kemudian dilakukan posttest yang berupa angket nilai disiplin siswa setelah diberikan perlakuan. Peneliti memilih desain ini

karena dapat membandingkan keadaan sebelum dan sesudah diberi perlakuan, hal ini akan mempengaruhi hasil penelitian yang akan lebih akurat. Jadi, dari sampel

yang telah ditentukan kemudian dilakukan pretest untuk mengetahui kemampuan awal siswa yaitu nilai disiplin. Setelah mendapatkan hasil pretest kemudian diberi treatment pembelajaran permainan bola bakar. Lalu untuk mengetahui bagaimana pembelajaran permainan bola bakar ini dapat mempengaruhi nilai disiplin siswa pada mata pelajaran pasca pendidikan jasmani maka dilakukanlah posttest. Dibawah ini adalah gambar one-group pretest-posttest design:

Gambar 3.1

Desain penelitian one-group pretest-posttest design Keterangan:

O1 = nilai pretest (sebelum diberikan treatment)

O2 = nilai posttest (setelah diberikan treatment)

X = treatment

(25)

37

D. Langkah-langkah Penelitian

Berdasarkan desain penelitian di atas, maka penulis membuat langkah-langkah penelitian sebagai berikut:

a) Menentukan populasi dan sampel.

b) Melakukan pretest (tes awal) menggunakan angket nilai disiplin pada sampel. c) Memberikan perlakuan pembelajaran permainan bola bakar pada sampel. d) Peneliti melakukan observasi pada saat mata pelajaran pasca pendidikan

jasmani berlangsung dengan tujuan memantau nilai disiplin siswa pada mata

pelajaran tersebut.

e) Melakukan posttest (tes akhir) menggunakan angket nilai disiplin pada sampel setelah diberi perlakuan.

f) Melakukan analisis data. g) Kesimpulan.

Jika dibuat bagan maka akan terlihat seperti berikut: Bagan 3.1

Langkah-langkah Penelitian

POPULASI

SAMPEL

ANGKET DISIPLIN PADA MATA PELAJARAN PASCA PENJAS

PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLA BAKAR

OBSERVASI PADA SAAT MATA PELAJARAN PASCA

PENJAS BERLANGSUNG

ANGKET DISIPLIN PADA MATA PELAJARAN PASCA PENJAS

ANALISIS DATA

(26)

38

E. Instrumen Pengumpulan Data

Pada dasarnya meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap fenomena sosial maupun alam. Alat ukur dalam penelitian biasa disebut instrumen penelitian. Sugiyono (2012:148) memaparkan bahwa “…instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati“. Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang akan diteliti. Jumlah instrumen tergantung pada jumlah variabel yang diteliti.

Instrumen yang digunakan dalam gejala/fenomena alam maupun sosial

harus valid dan reliabel atau teruji validitas dan reabilitasnya. Pada kasus ini penulis akan meneliti gejala/fenomena sosial yang terjadi di lingkungan sekolah, yaitu nilai disiplin siswa pada mata pelajaran pasca pendidikan jasmani. Maka dari itu penulis menggunakan observasi dan angket sebagai alat pengumpul datanya. Alasan penulis menggunakan observasi dan angket dalam pengumpulan data adalah lebih efisien ditinjau dari segi waktu, biaya, dan memudahkan untuk mengolahnya.

Arikunto (2010:199) menyatakan bahwa “dalam pengertian psikologik, observasi/pengamatan meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra”. Jadi mengobservasi dapat dilakukan melalui penglihatan, pendengaran, penciuman, peraba, dan pengecap. Dalam hal ini penulis menggunakan lembar observasi untuk mengobservasi siswa di dalam kelas pada mata pelajaran pasca pendidikan jasmani.

(27)

39

Angket tertutup (angket berstruktur) adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya dengan cara memberikan tanda silang (x) atau tanda checklist ().

Angket disebarkan kepada siswa yang telah ditentukan sebagai sampel (responden) berisi pernyataan-pernyataan mengenai sikap disiplin siswa pada mata pelajaran pasca pendidikan jasmani. Siswa hanya diminta untuk memberikan

tanda checklist () pada kolom yang telah tersedia yaitu kolom Sangat Setuju

(SS), Setuju (S), Ragu-ragu (R), Tidak Setuju (TS), atau Sangat Tidak Setuju (STS).

Agar tanggapan responden pada angket dapat diukur, penulis menggunakan skala pengukuran. Skala pengukuran bertujuan agar instrumen dapat diukur sesuai dengan apa yang akan diukur dan bisa dipercaya serta konsisten (reliabel) terhadap permasalahan instrumen penelitian. Riduwan (2011:83) menyatakan bahwa “maksud dari skala pengukuran ini untuk mengklasifikasikan variabel yang akan diukur supaya tidak terjadi kesalahan dalam menentukan analisis data dan langkah penelitian selanjutnya”.

Penulis memilih untuk menggunakan Skala Sikap, skala ini merupakan skala untuk mengukur sikap. Skala Likert merupakan salah satu macam dari Skala Sikap yang penulis anggap paling cocok digunakan dalam penelitian ini. Riduwan (2011:87) menyatakan bahwa “Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial”.

Terdapat skor di masing-masing alternatif jawaban pada angket, yaitu dari skor lima sampai dengan satu. Angka lima menunjukan bahwa pernyataan yang

ada pada angket melekat dalam diri responden, semakin rendah skor yang dipilih oleh responden maka semakin jauh dari diri responden. Terdapat pernyataan

(28)

40

pernyataan negatif adalah sebagai berikut: Sangat Setuju (SS) = 1, Setuju (S) = 2, Ragu-ragu (R) = 3, Tidak Setuju (TS) = 4, dan Sangat Tidak Setuju (STS) = 5. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam bentuk tabel berikut:

Tabel 3.1

Dalam menyusun angket atau kuesioner penulis memerlukan kisi-kisi instrumen guna memudahkan dalam menentukan pernyataan yang akan dipakai dalam angket atau kuesioner tersebut. Kisi-kisi instrumen dalam penelitian ini mengacu pada papan tata tertib yang ada disetiap kelas di SMP Negeri 2 Subang dan pada pendapat para ahli sebagai berikut:

Tabel 3.2

Tata Tertib Kelas di SMP Negeri 2 Subang

TATA TERTIB KELAS

1. Datang tepat waktu.

2. Melaksanakan tugas piket kelas. 3. Berdoa sebelum pelajaran dimulai.

4. Mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru.

5. Dilarang meninggalkan kelas pada saat jam pelajaran tanpa ijin guru.

6. Bersikap sopan, santun, dan mengharai semua warga sekolah.

7. Ikut menjaga 9K (ketertiban, keamanan, kekeluargaan, keindahan, kebersihan, kerindangan, kesehatan, keterbukaan, dan keteladanan).

(29)

41

Pendapat para ahli sebagai pedoman penulis dalam menyusun kisi-kisi instrumen:

1. Menurut Maim (Mudjijo, 2001:70) dalam Fitria dan Darminto (ppb.jurnal.unesa.ac.id/bank/.../11._artikel_Fitria_dan_darminto.pdf) „Disipilin merupakan konsep perilaku yang menuntut adanya kepatuhan dan kontrol diri terhadap aturan-aturan dan norma-norma yang berlaku‟. 2. Menurut Prijodarminto (1994) dalam Tu‟u (2004:31) (Nurdinkhan,

2012: http://nurdinkhan.wordpress.com/2012/05/30/angket-kedisiplinan-siswa/) bahwa „disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan berbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan keterikatan‟.

3. Menurut Maman Rachman (1999) dalam Tu‟u (2004:32) (Nurdinkhan, 2012: http://nurdinkhan.wordpress.com/2012/05/30/angket-kedisiplinan-siswa/) disiplin sebagai upaya mengendalikan diri dan sikap mental individu atau masyarakat dalam mengembangkan kepatuhan dan ketaatan terhadap peraturan dan tata tertib berdasarkan dorongan dan kesadaran yang muncul dari dalam hatinya.

4. Winaputra (1998:10) dalam Mardia (2011:24) menjelaskan bahwa: (1) Disiplin diartikan sebagai tingkat keteraturan yang terdapat pada suatu kelompok; (2) Disiplin diartikan sebagai teknik yang digunakan oleh guru untuk membangun atau memelihara keteraturan di dalam kelas; (3) Disiplin disamakan dengan hukuman (punishment).

Berdasarkan papan tata tertib yang ada disetiap kelas di SMP Negeri 2 Subang dan pendapat para ahli di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa disiplin merupakan suatu kondisi dimana seseorang berlaku mematuhi tata tertib dan peraturan yang sudah ditetapkan sebelumnya dengan kesadaran dari dalam diri maupun karena mendapatkan hukuman (punishment).

Berdasarkan uraian di atas maka akan dibentuk sub-variabel sebagai acuan penentuan indikator instrumen. Berikut kisi-kisi instrumen penelitian nilai disiplin siswa pada mata pelajaran pasca pendidikan jasmani yang disajikan dalam bentuk

(30)

42

Tabel 3.3

Kisi-Kisi Angket Nilai Disiplin Siswa Pada Mata Pelajaran Pasca Penjas Sebelum Uji Coba

Variabel Sub Variabel Indikator No. Soal

+ - dan menghargai semua warga sekolah b. Tertib pada saat KBM c. Absensi

Dalam menyusun angket, penulis berpedoman yang dikemukakan oleh Surakhmad (1998:184) dalam skripsi Andri (2012:69-70), yaitu:

(31)

43

keseluruhan pernyataan dalam angket harus sanggup mengumpulkan kebulatan jawaban untuk masalah yang kita hadapi.

Berdasarkan pernyataan di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa dalam menyusun angket bersifat jelas, ringkas, dan tegas.

F. Uji Coba Angket

Setelah menyusun angket, maka dilakukan uji coba angket yang ditujukan kepada responden yang bukan termasuk ke dalam sampel penelitian untuk mengukur validitas dan reliabilitas setiap butir soalnya. Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya bahwa sebuah instrumen penelitian harus valid dan reliabel, maka dari itu diadakan uji coba angket. Sugiyono (2012:173) memaparkan bahwa:

Dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel dalam pengumpulan data, maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid dan reliabel. Jadi instrumen yang valid dan reliabel merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel.

Uji coba angket dilaksanakan pada tanggal 1 Mei 2013 di SMP Negeri 2 Subang. Angket nilai disiplin siswa pada mata pelajaran pasca penjas ini diuji cobakan pada siswa yang bukan sebagai sampel penelitian sebanyak 33 orang.

Untuk menentukan validitas instrumen, penulis berpedoman pada langkah-langkah dalam mengolah data untuk menentukan validitas instrumen menurut Bambang Abduljabar dan Jajat Sudrajat (2010) dalam skripsi Andri (2012:71-72): 1. Memberikan skor pada masing-masing pernyataan.

2. Menjumlahkan skor pada seluruh jumlah butir pernyataan.

3. Merangking skor responden dari yang tertinggi sampai yang terendah.

(32)

44

5. Menetapkan 27% responden kelompok atas (kelompok yang memperoleh skor tinggi).

6. Menetapkan 27% responden kelompok bawah (kelompok yang memperoleh skor rendah).

7. Mencari nilai rata-rata dari setiap butir pernyataan kelompok atas dan kelompok bawah dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

̅ ∑

Keterangan:

̅ = Nilai rata-rata untuk kelompok atas dan bawah ∑ = Jumlah skor

n = Jumlah sampel

8. Mencari simpangan baku dari setiap butir pernyataan kelompok atas dan kelompok bawah dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

√∑ ̅

Keterangan:

s = Simpangan baku ̅ = Skor rata-rata

n = Jumlah sampel

9. Mencari nilai thitung untuk setiap butir soal kelompok atas dan kelompok

bawah dengan menggunakan rumus:

̅ ̅

(33)

45

Keterangan:

t = Nilai thitung setiap butir pernyataan

̅ = Nilai rata-rata kelompok atas

̅ = Nilai rata-rata kelompok bawah = Varians kelompok atas

= Varians kelompok bawah n1 = Jumlah responden kelompk atas

n2 = Jumlah responden kelompk bawah

Setelah thitung setiap butir pernyataan diketahui, maka langkah selanjutnya

adalah membandingkan nilai thitung dengan ttabel dalam taraf signifikansi  0,05

atau tingkat kepercayaan 95% dengan n = 33, maka nilai ttabel menunjukkan nilai

1,70. Sebuah butir tes dapat dinyatakan valid apabila hasil dari thitung lebih besar

dari ttabel. Jika semua butir tes sudah dinyatakan valid maka angket tersebut sudah

siap untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. Tetapi jika ada butir tes yang

tidak valid maka butir tes tersebut tidak dapat digunakan lagi sebagai alat pengumpul data. Berikut hasil perhitungan uji validitas angket nilai disiplin siswa pada mata pelajaran pasca penjas:

Tabel 3.4

Hasil Perhitungan Uji Validitas

Angket Nilai Disiplin Siswa Pada Mata Pelajaran Pasca Penjas

No.

Soal thitung ttabel Keterangan

1 2.80 1.70 Valid

2 4.00 1.70 Valid

3 1.41 1.70 Tidak Valid

4 2.31 1.70 Valid

5 1.60 1.70 Tidak Valid

6 4.00 1.70 Valid

7 -0.19 1.70 Tidak Valid

(34)

46

Tabel 3.4 Lanjutan Hasil Perhitungan Uji Validitas

Angket Nilai Disiplin Siswa Pada Mata Pelajaran Pasca Penjas

(35)

47

Tabel 3.4 Lanjutan Hasil Perhitungan Uji Validitas

Angket Nilai Disiplin Siswa Pada Mata Pelajaran Pasca Penjas

41 4.82 1.70 Valid

Kesimpulan Hasil Perhitungan Uji Validitas Item Soal

Jenis Instrumen No. Item TidakValid No. Item Valid

Nilai Disiplin Siswa Pada

Kisi-Kisi Angket Nilai Disiplin Siswa Pada Mata Pelajaran Pasca Penjas Setelah Uji Coba

Variabel Sub Variabel Indikator No. Soal

(36)

48

Tabel 3.6 Lanjutan

Kisi-Kisi Angket Nilai Disiplin Siswa Pada Mata Pelajaran Pasca Penjas Setelah Uji Coba

Variabel Sub Variabel Indikator No. Soal

+ - dan menghargai semua warga sekolah

g. Ikut menjaga 9K (ketertiban, keamanan, kekeluargaan, keindahan, kebersihan, kerindangan, kesehatan, keterbukaan, dan keteladanan)

Kisi-kisi angket atau kuesioner di atas dalam tabel merupakan kisi-kisi yang digunakan sebagai alat pengumpul data yang dibagikan kepada siswa sebagai sampel penelitian mengenai pengaruh pembelajaran permainan bola kecil (permainan bola bakar) terhadap nilai disiplin siswa pada mata pelajaran pasca

pendidikan jasmani di SMP Negeri 2 Subang.

(37)

49

1. Membagi soal yang telah valid menjadi dua bagian yaitu soal dengan nomor genap dan ganjil.

2. Skor dari butir-butir soal yang bernomor genap disebut variabel X, sedangkan skor dari butir-butir soal yang bernomor ganjil disebut variabel Y.

3. Mengkorelasikan antara skor butir-butir soal yang bernomor genap dan ganjil, dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment:

∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ ∑ ∑ ฀

Keterangan:

= Koefisien korelasi yang dicari

XY = Jumlah perkalian skor X dan Y

X2 = Jumlah skor X dikuadratkan

Y2 = Jumlah skor Y dikuadratkan n = Jumlah banyaknya soal

4. Mencari reliabilitas seluruh butir pernyataan dengan menggunakan rumus Sperman Brown:

Keterangan:

r11 = Reliabilitas Tes

= Koefisien korelasi yang dicari

5. Menguji signifikansi korelasi dengan rumus thitung sebagai berikut:

(38)

50

Berikut hasil perhitungan reliabilitas instrumen dari angket nilai disiplin siswa pada mata pelajaran pasca penjas dalam bentuk tabel.

Tabel 3.7

Hasil Perhitungan Reliabilitas Instrumen

Angket Nilai Disiplin Siswa Pada Mata Pelajaran Pasca Penjas

(39)

51

Tabel 3.7 Lanjutan

Hasil Perhitungan Reliabilitas Instrumen

Angket Nilai Disiplin Siswa Pada Mata Pelajaran Pasca Penjas

NO. X Y

X2 Y2 XY

SAMPEL (GANJIL) (GENAP)

28 91 86 8281 7396 7826

29 97 94 9409 8836 9118

30 99 94 9801 8836 9306

31 99 93 9801 8649 9207

32 100 94 10000 8836 9400

33 100 95 10000 9025 9500

2941 2763 263537 232689 247453

2

8649481 7634169

Setelah mengkorelasikan antara skor butir-butir pernyataan bernomor ganjil dan genap, selanjutnya menghitung reliabilitas butir tes dengan rumus korelasi Product Moment sebagai berikut:

∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ ∑ ∑ ฀

=

=

=

=

0,871

Setelah di dapat nilai rxy = 0,871, kemudian mencari reliabilitas seluruh butir

(40)

52

=

=

=

0,931

Selanjutnya menguji signifikansi korelasi dengan rumus thitung sebagai

berikut:

=

=

=

20,095

Dari hasil perhitungan diatas diperoleh r11 = 0,931, dengan thitung nya

20,095. Diketahui ttabel = 2,040 dengan  = 0,95 dan dk (n-2) = 33-2 = 31, maka

selanjutnya yaitu membandingkan hasil thitung dengan nilai ttabel, Jika nilai thitung≥

ttabel, maka butir tes tersebut dinyatakan reliabel. Namun bila nilai thitung < ttabel,

artinya butir tes tersebut tidak reliabel. Dari hasil perhitungan menunjukkan bahwa thitung ≥ ttabel, yaitu 20,095 ≥ 2,040 yang berarti bahwa instrumen atau

angket nilai disiplin siswa pada mata pelajaran pasca penjas ini dapat dipercaya atau reliabel.

G. Pelaksanaan Pengumpulan Data

(41)

53

disebarkan kepada sampel penelitian yang merupakan sumber data dalam penelitian ini. Angket yang berjumlah 39 butir soal tersebut disebarkan pada tanggal 6 Mei 2013 kepada siswa kelas VIII B di SMP Negeri 2 Subang.

H. Teknik Analisis Data

Seperti yang dikatakan oleh Sugiyono (2012:333) bahwa “Teknik analisis data pada penelitian ini diarahkan untuk menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis yang telah dirumuskan”. Karena pada penelitian ini data bersifat kuantitatif maka teknik analisis data menggunakan metode statistik yang sudah tersedia.

Langkah-langkah yang penulis gunakan untuk mengolah data tersebut adalah sebagai berikut:

1. Menghitung skor rata-rata angket pretest dan posttest dengan menggunakan rumus dari Sudjana (2005:67) sebagai berikut :

̅ ∑

Keterangan tanda dalam rumus :

̅ : rata-rata suatu kelompok

n : Jumlah sampel Xi : Nilai data

∑ : Jumlah sampel suatu kelompok

2. Menghitung simpangan baku angket pretest dan posttest dengan rumus dari Sudjana (2005:93) sebagai berikut :

√∑ ̅

Keterangan tanda dalam rumus :

S : Simpangan baku gabungan

(42)

54

∑ ̅ : Jumlah kuadrat nilai data dikurangi rata-rata

3. Menguji Normalitas data menggunakan uji kenormalan Lilliefors. Prosedur yang digunakan menurut Bambang Abduljabar dan Jajat Darajat (2010:256)

adalah sebagai berikut :

a. Membuat tabel penolong untuk mengurutkan data terkecil sampai terbesar, kemudian mencari rata-rata dan simpangan baku.

b. Mencari Z skor dan tepatkan pada kolom Zi. Dengan menggunakan rumus:

̅

Zi = Z skor

Xi = skor sampel

̅ = rata-rata

s = simpangan baku dari sampel c. Mencari luas Zi pada tabel Z.

d. Pada kolom F(Zi), untuk luas daerah yang bertanda negatif maka 0,5 – luas

daerah, sedangkan untuk luas daerah bertanda positif maka 0,5 + luas daerah.

e. S(Zi) adalah urutan n dibagi jumlah n.

f. Hasil pengurangan F(Zi) - S(Zi) ditempatkan pada kolom F(Zi) - S(Zi) .

g. Mencari data atau nilai tertinggi, tanpa melihat (-) atau (+) sebagai nilai L0.

h. Membuat criteria penerimaan dan penolakan hipoesis:

a) Jika L0 Ltabel tolak H0 dan H1 diterima artinya data tidak berdistribusi

normal.

b) Jika L0 Ltabel terima H0 artinya data berdistribusi normal.

(43)

55

Kriteria pengujian adalah terima H0 jika Fhitung lebih kecil dari Ftabel. Ftabel =

F dengan dk (n1– 1; n2– 1) dan taraf nyata (α) = 0,05.

5. Untuk menguji hipotesis menggunakan uji satu pihak. Dengan menggunakan

uji kesamaan dua rata-rata (satu pihak) dapat menggambarkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan atau tidak mengenai pembelajaran permainan bola kecil (permainan bola bakar) terhadap nilai disiplin siswa pada mata pelajaran pasca pendidikan jasmani di SMP Negeri 2 Subang.

Berikut langkah-langkah untuk menguji kesamaan dua rata-rata satu pihak yang disusun oleh Sudjana (2005:243) sebagai berikut:

Statistik yang digunakan adalah statistik t atau uji t dengan rumus:

̅ ̅

Tetapi sebelum dilakukan uji t terlebih dahulu dicari variansi gabungan (s2) dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan dalam rumus: thitung = nilai t yang dicari

̅ = rata-rata nilai yang diperoleh dari hasil posttest

̅ = rata-rata nilai yang diperoleh dari hasil pretest s = simpangan baku gabungan

= jumlah sampel posttest

= jumlah sampel pretest

= variansi posttest

(44)

56

Dengan kriteria pengujian yang berlaku ialah, terima H0 jika t < t1- dan

tolak H0 jika thitung mempunyai harga-harga lain. Derajat kebebasan untuk

(45)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data dari pretest dan posttest angket nilai disiplin siswa pada mata pelajaran pasca pendidikan jasmani yang telah dipaparkan pada Bab III dan Bab IV, maka kesimpulan dari hasil penelitian adalah terdapat pengaruh yang signifikan terhadap nilai disiplin siswa pada mata pelajaran pasca pendidikan jasmani melalui pembelajaran permainan bola kecil (permainan bola bakar) di SMP Negeri 2 Subang.

Hal ini dapat disimpulkan bahwa semakin baik nilai disiplin siswa maka akan tercipta lingkungan kelas yang semakin nyaman dan tertib pula.

Dari paparan di atas, hal ini menunjukkan bahwa melalui pembelajaran permainan bola kecil (permainan bola bakar) memberikan dampak positif terhadap nilai disiplin siswa pada mata pelajaran pasca pendidikan jasmani di SMP Negeri 2 Subang, khususnya pada mata pelajaran Teknologi Informatika dan Komunikasi (TIK).

B. Saran

Sehubungan dengan penelitian yang penulis lakukan, maka penulis ingin mengemukakan beberapa saran sebagai berikut :

1. Bagi pihak sekolah khususnya para guru pendidikan jasmani apabila ingin anak didiknya memiliki nilai disiplin yang baik maka harus dipupuk sejak dini, yaitu dapat dengan cara menerapkan pembelajaran yang menunjang penigkatan nilai disiplin siswa. Jadi pemilihan materi pembelajaran pendidikan jasmani sangatlah penting, karena dapat berpengaruh terhadap nilai afektif siswa.

(46)

67

DAFTAR PUSTAKA

Abduljabar, B. (2010). Landasan Ilmiah Pendidikan Intelektual Dalam Pendidikan Jasmani. Bandung : Rizqi Press.

Abduljabar, B. dan Darajat, Djajat, K.N. (2010). Modul Aplikasi Statistika Dalam Penjas. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

Agus, M. (2009). Asas dan Falsafah Pendidikan Jasmani. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

Ahmadi, Abu. dan Uhbiyanti, Nur. (2001). Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi 2010. Jakarta: Rineka Cipta.

Asmara, Andri Anggaria Arizona. (2013). Perbandingan Pendekatan Bermain dan Pendekatan Konvensional dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani Terhadap Minat Belajar Mata Pelajaran Pasca Pendidikan Jasmani. Skripsi PJKR FPOK UPI Bandung : Tidak Diterbitkan.

Dra. Tite Juliantine, M.Pd, Drs. Yunyun Yudiana, M.Pd, & Drs. Herman Subarjah, M.Si. (2007). Teori Latihan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Hadjarati, Hartono, M.Pd. (Mei 2009). Memberdayakan Olah Raga Nasional. [PDF]. Jurnal Pelangi Ilmu Volume 2 NO. 5. Tersedia: ejurnal.ung.ac.id/index.php/JPI/article/download/600/551. [26 Juni 2013]

Mardia Bin Smith. Pengaruh Layanan Konseling Kelompok Terhadap Disiplin Belajar Siswa Di Sma Negeri 1 Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara. [PDF]. Tersedia: jurnal.djulas.com/jurnal/MARDIA%20OK%20pix.pdf. [3 April 2013]

Nurdinkhan. (30 Mei 2012). Angket kedisiplinan Siswa. [Online]. Tersedia: http://nurdinkhan.wordpress.com/2012/05/30/angket-kedisiplinan-siswa/. [5 April 2013]

(47)

68

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Subarjah, Herman. (2008). Bahan ajar permainan bola kecil. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

Sudjana. (2005). Metoda Statistika Edisi 6. Bandung : PT. Tarsito Bandung.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung : Alfabeta.

Suharjana, F. (2007). Pembelajaran Permainan Bola Kecil, Senam Artistik, dan Aktivitas Pengembangan Dalam Pendidikan Jasmani di SD. [PDF]. Materi Pada Penataran Kegiatan Belajar Mandiri di PKB/PGB Pendidikan Jasmani SD, Yogyakarta. [9 Desember 2012]

Suparlan, Ajang., Mudjihartono. dan Darajat, Djajat, K.N. (2010). Modul Pembelajaran Permainan Bola Kecil. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

Suparman. (2007). Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMP dan MTs. [PDF]. Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri. [18 Maret 2012]

Zahrifah, Fitria Lailatus. dan Darminto, Eko. Penggunaan Strategi Pengelolaan Diri untuk Meningkatkan Disiplin Belajar Siswa. [PDF]. Tersedia: ppb.jurnal.unesa.ac.id/bank/.../11._artikel_Fitria_dan_darminto.pdf. [5 April 2013]

______. Definisi ‘ajar’. [Online]. Tersedia: http://www.artikata.com/arti-4379-ajar.html. [9 Desember 2012]

______. Pengertian Pembelajaran Menurut Para Ahli | Definisi, Tujuan, Prinsip, Ciri. [Online]. Tersedia: http://www.sarjanaku.com/2012/11/pengertian-pembelajaran-menurut-para.html. [9 Desember 2012]

Gambar

Tabel Z ........................................................................................
Desain penelitian Gambar 1.1 one-group pretest-posttest design
Tabel 3.1 Kategori Penyekoran Alternatif Jawaban
tabel:
+7

Referensi

Dokumen terkait

Puji Syukur kehadirat Tuhan YME yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ” Penerapan Metode

Lembar ke-3 : untuk KPP tempat Pembeli terdaftar (dalam hal Pembeli bukan PKP) *) khusus untuk nota retur BKP tidak berwujud, kolom ini tidak perlu diisi. Jumlah Harga Jual BKP

diketahui dosis pupuk terbaik untuk pertumbuhan dan produksi bawang merah,. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian tentang pengaruh

Tabel 4.38 Uji Homogenitas Varians Skor Disposisi Matematis Siswa. Berdasarkan

Pertumbuhan dan produksi bawang merah dengan Pemberian berbagai pupuk organik.. Jurnal Online

Penyesuaian diri siswa tunarungu yang baik ketika berada di sekolah inklusi, mungkin juga disebabkan oleh adanya hubungan yang baik dengan teman sebayanya, dan

Yang menjadi permasalahan baru adalah, guru hanya memahami intruksi tersebut hanya sebagai formalitas untuk memenuhi tuntutan kebuluhan yang sifatnya administratis Sehingga

bahwa tingkat EPR yang tinggi adalah di atas 70% sedangkan yang dianggap rendah adalah di.