• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN DESAIN KURIKULUM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS TIK.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN DESAIN KURIKULUM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS TIK."

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN DESAIN KURIKULUM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM PENGEMBANGAN

MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

TESIS

diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pengembangan Kurikulum

Oleh Mario Emilzoli

1102706

PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN KURIKULUM SEKOLAH PASCASARJANA

(2)

Pengembangan Desain Kurikulum Pendidikan Dan Pelatihan

untuk Meningkatkan Kemampuan Guru dalam

Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Teknologi

Informasi dan Komunikasi

Oleh Mario Emilzoli

S.Pd UPI Bandung, 2011

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Sekolah Pascasarjana

© Mario Emilzoli 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

November 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I

Dr. Toto Ruhimat, M.Pd NIP. 195711211985031001

Pembimbing II

Dr. H. Dinn Wahyudin, M.A NIP. 195402061978031003

Mengetahui

Ketua Program Studi Pengembangan Kurikulum

(4)

i ABSTRAK

PENGEMBANGAN DESAIN KURIKULUM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM PENGEMBANGAN

MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS TIK.

Salah satu permasalahan yang terjadi di kabupaten Batang Hari khususnya di lingkungan pembelajaran Biologi, yaitu masih kurangnya kesadaran dan kemampuan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran berbasis TIK dalam kegiatan pembelajarannya. Selain itu, pemerintah kabupaten Batang Hari melalui lembaga yang menaungi peningkatan mutu pendidik dan tenaga pendidik (Dikmenti) belum memiliki program pelatihan yang terkait dengan pemanfaatan atau pengembangan media pembelajaran berbasis TIK. Mata pelajaran Biologi merupakan mata pelajaran yang sebagian besar materinya berisikan tentang hal-hal yang sulit untuk dijelaskan dengan ceramah atau pencontohan secara verbal saja. Diperlukan alat atau media untuk bisa mengemas materi tersebut agar dapat disampaikan dengan baik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan desain kurikulum pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan guru (Biologi) dalam pengembangan media pembelajaran berbasis TIK. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian dan pengembangan dengan teknik Delphi sebagai teknik pengumpulan data. Hasil penelitian ini yaitu terciptanya program pendidikan dan pelatihan (Diklat) pengembangan media pembelajaran berbasis TIK yang didasari oleh Training Need Analysis yang terbagi menjadi dua dokumen. Dokumen I (Pedoman pelaksanaan) dan Dokumen II (Silabus dan SAP Pelatihan). Berdasarkan hasil penelitian ini, penulis merekomendasikan kepada Dikmenti untuk senantiasa melakukan peninjauan secara menyeluruh mengenai perkembangan kualitas tenaga pendidik atau guru yang terdapat di Batang Hari berdasarkan standar kompetensi yang harus dimiliki seorang guru, sehingga lembaga pelatihan bisa dengan tepat dalam mengembangkan program pelatihan yang benar-benar dibutuhkan oleh tenaga pendidik untuk kemajuan mereka dan pendidikan yang terdapat di Batang Hari. Kepada guru diharapkan untuk selalu mengikuti perkembangan teknologi karena teknologi sangat membantu dalam penyelenggaraan pendidikan/pembelajaran. Bagi peneliti selanjutnya agar bisa menyempurnakan penelitian yang hanya sampai pada model konseptual kepada model hipotesis.

Kata Kunci: Desain Kurikulum Pendidikan dan Pelatihan, Media Pembelajaran

(5)

i

Mario Emilzoli, 2013

ABSTRACT

(6)

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Definisi Operasional ... 8

BAB II LANDASAN TEORI A. Kurikulum Pelatihan ... 9

B. Media Pembelajaran Berbasis TIK ... 21

C. Kompetensi TIK Seorang Guru... 29

D. Desain Kurikulum Diklat ... 34

E. Kerangka Berpikir ... 43

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 47

B. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 52

C. Teknik Pengumpulan Data ... 53

D. Prosedur Penelitian ... 58

(7)

vi

1. Gambaran Singkat Traning Need Analysis ... 62

2. Pedoman Pelaksanaan Diklat (Dokumen 1) ... 68

3. Model Silabus dan SAP (Dokumen 2) ... 78

B. Pembahasan Penelitian ... 82

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan ... 109

B. Rekomendasi ... 111

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

Bab I berisikan pendahuluan penelitian, adapun yang disampaikan pada

Bab ini diantaranya, (A) Latar Belakang, (B) Perumusan Masalah, (C) Tujuan

Penelitian, (D) Manfaat Penelitian, dan (E) Defenisi Operasional.

A.Latar Belakang

Mata pelajaran Biologi merupakan mata pelajaran yang sebagian besar

materinya berisikan tentang hal-hal yang sulit untuk dijelaskan dengan ceramah

atau pencontohan secara verbal saja. Diperlukan alat atau media untuk bisa

mengemas materi tersebut agar dapat disampaikan dengan baik. Riandi (2011:80)

dalam jurnalnya menyatakan bahwa penggunaan media dalam pembelajaran bisa

mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan kemampuan indera. Hal ini

dimungkinkan karena objek yang terlalu besar dapat dibuat lebih kecil dalam

bentuk foto, gambar, animasi atau model. Sementara untuk objek yang terlalu

kecil untuk diamati, dapat diperbesar dengan menggunakan alat bantu proyeksi.

Selain itu kita dapat menyampaikan materi yang prosesnya cukup

berbahaya dengan menggunakan media video, dan juga kejadian langka lainnya

yang cukup sulit jika secara sengaja untuk dikondisikan. Demikian juga dengan

gerak atau suatu proses yang terlalu cepat atau terlalu lambat dapat diatasi dengan

mengatur kecepatan penampilannya di kelas. Berbagai kejadian masa lalu,

peristiwa yang berbahaya atau peristiwa langka yang sudah terekam dalam suatu

rekaman video dapat ditampilkan pada saat kapan saja.

Berdasarkan standar kompetensi mata pelajaran Biologi jenjang SMA

yang tertuang pada Peraturan Menteri Pendidikan Republik Indonesia Nomor 22

Tahun 2006 tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikkan Dasar dan Menengah,

terdapat beberapa standar kompetensi yang perlu untuk disampaikan dengan

memanfaatkan media pembelajaran, diantaranya: (1) Memahami keanekaragaman

(9)

upaya pelestariannya, (2) Menganalisis hubungan antar komponen ekosistem,

perubahan materi dan energi, serta peranan manusia dalam keseimbangan

ekosistem (4) Memahami konsep sel dan jaringan, keterkaitan antara struktur dan

fungsi organ, kelainan dan penyakit yang mungkin terjadi pada sistem organ, serta

implikasinya pada sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat (5) Memahami

faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan, proses

metabolisme dan hereditas, evolusi dan implikasinya dengan sains, lingkungan,

teknologi dan masyarakat.

Media pembelajaran diharapkan dapat menyampaikan materi ajar dengan

lebih jelas tidak dan bersifat verbalistis. Adanya contoh-contoh yang menarik

berupa fakta, data, gambar, grafik, foto atau video dengan atau tanpa suara

menjadikan kegiatan belajar menjadi lebih menarik. Bahan-bahan dapat disajikan

dengan suatu rangkaian peristiwa yang disederhanakan atau diperkaya sehingga

kegiatan belajar tidak merupakan uraian yang membosankan siswa.

Perkembangan teknologi yang pesat seperti sekarang ini telah memberikan

dampak yang besar bagi perkembangan dunia pendidikan, teknologi juga

memberikan kemudahan sekaligus kepraktisan dalam pelaksanaan kegiatan

pembelajaran. Perkembangan teknologi yang sangat kita rasakan dalam kegiatan

pembelajaran saat ini adalah Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).

Komputer sebagai salah satu produk teknologi yang serba bisa dapat digunakan

sebagai media pembelajaran yang efektif untuk mengajarkan konsep-konsep

abstrak apabila didukung oleh perangkat lunak yang baik. Misalnya, tayangan

visualisasi konsep-konsep Biologi secara interaktif membantu penalaran dalam

memahami materi yang diajarkan dan pembelajaran menjadi menyenangkan serta

tidak membosankan.

Kenyataannya perkembangan tersebut masih belum berbanding lurus

dengan kompetensi yang dimiliki pelaksana pendidikan atau guru khususnya di

kabupaten Batang Hari Jambi. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan

mengenai pemahaman atau pemanfaatan guru tentang media pembelajaran

(10)

Masih banyak sekali guru yang melakukan kegiatan pembelajaran dengan cara

yang tradisional tanpa bantuan media, adapun yang menggunakan hanya sebatas

media power point sederhana. Masih banyak sekali media pembelajaran berbasis

TIK yang bisa dimanfaatkan guru dalam kegiatan pembelajaran, seperti

e-learning, media video, media online dan sebagainya. Namun, hasil wawancara

mengenai hal-hal tersebut, hampir semua guru yang tidak tahu bahwa bisa

dijadikan sebagai media pembelajaran.

Ditemukan beberapa alasan guru dalam pemanfaatan media pembelajaran

berbasis TIK, ada yang malas karena tidak bisa membuat media yang menarik

atau tidak berbakat, ada yang malas karena merasa sama saja dengan tidak

mengggunakan media, dan ada juga yang bahkan belum pernah dan tidak mau

menggunakan media pembelajaran berbasis TIK karena dirasa tidak praktis, sudah

terlambat untuk belajar dan terlalu merepotkan. Berkaitan dengan itu, guru

sebagai tulang punggung majunya suatu pendidikan tidak bisa mengikuti

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan baik maka akan

terhambatlah perkembangan pendidikan suatu negara atau bangsa. Pada akhirnya

pembelajaran berjalan kurang maksimal baik proses maupun hasilnya.

Kemampuan mengembangkan media pembelajaran merupakan bagian dari

kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam melaksanakan

pembelajaran. Seiring dengan perkembangan zaman sudah banyak sekali

sekolah-sekolah yang memiliki fasilitas yang mencukupi untuk menunjang pembelajaran.

Guru sebagai pelaksana pembelajaran memiliki peran yang sangat penting untuk

membuat pembelajaran menjadi lebih baik, guru dituntut untuk bisa lebih kreatif

dan inovatif dalam mengembangkan suatu pembelajaran.

Pengembangan media pembelajaran berbasis TIK oleh guru berkaitan

dengan kompentesi pedagogik. Menurut peraturan menteri pendidikan nasional

Republik Indonesia nomor 16 tahun 2007 tentang standar dan kualifikasi

akademik dan kompetensi guru, pada poin kelima dari yang terkandung dalam

(11)

dalam pembelajaran. Berdasarkan hal tersebut, seorang guru sudah semestinya

bisa mengembangkan media pembelajaran berbasis TIK agar pembelajaran

berjalan lebih menarik dan bervariasi.

Hasil penelitian yang dilakukan pada jenjang SMP oleh Arif Hakim

(2010:i), mengenai efektifitas media presentasi Microsoft Power Point terhadap

prestasi belajar siswa pada materi bangun ruang menunjukkan bahwa media ini

efektif untuk digunakan dalam pembelajaran.

Hasil penelitian Beni Astrino (2010:i), yang berjudul “Efektivitas

penggunaan Powerpoint Tipe Stand Alone dalam meningkatkan hasil belajar

siswa pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di SMA”

mengungkapkan penggunaan Powerpoint Tipe Stand Alone dapat meningkatkan

hasil belajar siswa, terutama dalam ranah kognitif aspek mengingat dan aspek

menerapkan.

Hasil penelitian Didin Wahyudin (2008:i) menghasilkan temuan terdapat

perbedaan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang menggunakan media

video dokumenter dengan yang menggunakan media gambar (cetak) pada mata

pelajaran sejarah, perbedaan hasil belajar yang signifikan tersebut dilihat dari

aspek pengetahuan dan pemahaman.

Hasil-hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa pembelajaran yang

dikemas dengan menggunakan media pembelajaran berbasis TIK cukup efektif

digunakan untuk menjadikan pembelajaran menjadi lebih baik dan berkualitas.

Ada banyak sekali teknologi pendidikan yang diciptakan untuk mempermudah

atau menunjang kegiatan pembelajaran diantaranya multimedia presentasi, media

audio visual, media audio, televisi, internet dan sebagainya.

Pemerintah sebenarnya telah memberikan beberapa alternatif untuk

mengatasi permasalahan guru dalam mengembangkan atau memanfaatkan media

pembelajaran berbasis TIK agar kompetensi guru dapat terus meningkat, misalnya

dengan mengadakan kegiatan pelatihan, lokakarya, seminar dan sebagainya yang

(12)

sebagai pelaksana kegiatan tersebut, diantaranya Lembaga Peningkatan Mutu

Pendidikan Pendidikan (LPMP), Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan

Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPP4TK) serta lembaga pelatihan lainnya.

Namun, masih sedikit dari lembaga pelatihan tersebut yang mengadakan pelatihan

terkait pengembangan media pembelajaran berbasis TIK, kalaupun ada pelatihan

yang dilakukan belum maksimal dengan sumber atau pakar perumus program

pelatihan yang terbatas.

Kurikulum pelatihan semestinya direncanakan dan didesain sedemikian

rupa agar memenuhi apa yang dibutuhkan oleh peserta pelatihan. Kebutuhan merupakan kondisi dari ”apa yang ada” dan ”apa yang seharusnya ada” Berpijak dari hasil analisis terhadap kebutuhan, maka akan diperoleh informasi yang bisa

digunakan untuk menetapkan tujuan dalam mengembangkan sebuah kurikulum.

Analisis kebutuhan merupakan hal yang sangat penting sebelum membuat suatu

program pelatihan.

Menurut Widodo dalam Rohaeni (2011:42) ada beberapa hal yang

menyebabkan mengapa program pemerintah dalam usaha meningkatkan

profesionalisme guru belum mencapai sasaran, diantaranya adalah: “program yang

dikembangkan kurang melibatkan guru, permasalahan yang disajikan bersifat

generalisasi yang berlaku umum padahal permasalahan yang dihadapi guru

seringkali bersifat lokal dan kontekstual, permasalahan yang dianggap penting

oleh pengembang program belum tentu dianggap sebagai permasalahan yang

penting oleh guru. Program yang dikembangkan seringkali memisahkan antara

aspek materi dengan aspek pedagogi, inovasi yang disampaikan dalam program

seringkali disampaikan dengan dijelaskan bukan dicontohkan.

Hasil studi pendahuluan di Kabupaten Batang Hari tentang pemanfaatan

atau pengembangan media pembelajaran oleh guru khususnya jenjang SMA,

masih banyak ditemui guru yang belum menggunakan atau memanfaatkan media

pembelajaran berbasis TIK dalam pelaksanaan pembelajarannya, seperti pada

(13)

hanya disampaikan dengan ceramah, yaitu pelajaran IPA (Fisika, Kimia, Biologi,

dll). Di samping itu, pengamatan yang dilakukan pada bidang pendidikan

menengah dan perguruan tinggi (Dikmenti) yang salah satu bidang kerjanya

menangani kegiatan pelatihan di dinas pendidikan dan kebudayaan kabupaten

Batang Hari provinsi Jambi, belum terdapat kegiatan pelatihan yang secara khusus

mengenai pemanfaatan media pembelajaran berbasis TIK untuk guru mata

pelajaran, sementara berdasarkan draft kurikulum 2013 terdapat penekanan

mengenai guru yang mesti mengintegrasikan TIK dalam pembelajarannya baik itu

dari segi pemanfaatan media atau untuk keperluan lainnya.

Berdasarkan uraian di atas peneliti perlu untuk melakukan penelitian yang

berkaitan dengan pengembangan desain kurikulum pendidikan dan pelatihan

(Diklat) untuk meningkatkan kemampuan guru dalam pengembangan media pembelajaran berbasis TIK khususnya pada jenjang SMA mata pelajaran Biologi di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Batang Hari Provinsi

Jambi, Bidang Pendidikan Menengah dan Perguruan Tinggi (Dikmenti) yang

salah satu bidang kerjanya menangani kegiatan pelatihan guru mata pelajaran.

B.Rumusan Masalah

Permasalahan umum dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah desain kurikulum pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam

pengembangan media pembelajaran berbasis TIK?”

Berdasarkan permasalahan umum penelitian tersebut, maka peneliti

menjabarkan rumusan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran mengenai Traning Need Analysis desain Diklat

pengembangan media pembelajaran berbasis TIK yang akan dikembangkan

pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Batang Hari?

2. Bagaimana Pedoman pelaksanaan kurikulum pendidikan dan pelatihan

(Dokumen 1) yang baik untuk digunakan pada kegiatan pelatihan dalam upaya

meningkatkan kemampuan guru Biologi dalam mengembangkan media

(14)

3. Silabus dan SAP (Dokumen 2) kurikulum pendidikan dan pelatihan seperti

apakah yang baik untuk digunakan pada kegiatan pelatihan dalam upaya

meningkatkan kemampuan guru Biologi dalam mengembangkan media

pembelajaran berbasis TIK?

C.Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk meningkatkan

kemampuan guru dalam pengembangan media pembelajaran berbasis TIK. Secara

khusus tujuan dari makalah ini adalah:

1. Mendeskripsikan gambaran mengenai Traning Need Analysis desain Diklat

pengembangan media pembelajaran berbasis TIK yang akan dikembangkan

pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Batang Hari

2. Mengembangkan pedoman (dokumen 1) pelaksanaan kurikulum pendidikan

dan pelatihan (Diklat) yang baik untuk digunakan pada kegiatan pelatihan

dalam upaya meningkatkan kemampuan guru Biologi dalam mengembangkan

media pembelajaran berbasis TIK

3. Mengembangkan silabus dan SAP kurikulum pendidikan dan pelatihan untuk

digunakan pada kegiatan pelatihan dalam upaya meningkatkan kemampuan

guru Biologi dalam mengembangkan media pembelajaran berbasis TIK

D.Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagaimana

berikut:

1. Bagi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Batang Hari, memberikan

satu alternatif desain kurikulum diklat untuk diterapkan bagi guru-guru SMA

yang ingin meningkatkan kompetensi mengembangkan media pembelajaran

berbasis TIK pada bidang studi yang diampunya, khususnya Biologi;

2. Bagi peserta pelatihan (guru bidang studi Biologi), dengan adanya penelitian

ini diharapkan terjadi peningkatan kompetensi guru dalam mengembangkan

(15)

E.Definisi Operasional

1. Desain Kurikulum Pendidikan dan Pelatihan (Diklat)

Desain kurikulum pendidikan dan pelatihan (Diklat) pada penelitian

adalah suatu upaya yang dilakukan untuk membuat rancangan (desain) yang

disusun secara sistematis yang di dalamnya terdapat panduan dan sejumlah

mata ajar yang harus ditempuh oleh peserta pelatihan terkait dengan

pengembangan media pembelajaran berbasis TIK, dengan menggunakan teknik

Delphi (Peramalan) dengan melibatkan beberapa orang ahli.

2. Media Pembelajaran Berbasis TIK

Media pembelajaran berbasis TIK merupakan media yang berupa pesan

dan materi ajar yang dikemas dengan memanfaatkan teknologi komputer dan

internet serta perangkat teknologi lainnya sehingga materi ajar tersebut

menarik untuk disampaikan oleh guru kepada siswa. Maka dari itu, media

pembelajaran berbasis TIK yang dimaksud pada penelitian ini merupakan topik

pelatihan yang akan diangkat sebagai mata pelatihan pokok untuk menunjang

kegiatan guru dalam pembelajaran agar pembelajaran dapat berjalan lebih baik

(16)

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab III berisikan tentang metode penelitian yang digunakan pada

penelitian ini. Adapun hal-hal yang terdapat pada Bab ini diantaranya (A) Metode

Penelitian, (B) Lokasi dan Subjek Penelitian, (C) Instrumen Penelitian, (D)

Pengumpulan Data, dan (E) Prosedur Pengumpulan Data.

A.Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan salah satu faktor yang menentukan

keberhasilan suatu penelitian. Sukmadinata (2009:52) menjelaskan, “Metode

penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang

didasari oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis dan

ideologis, pertanyaan dan isu-isu yang dihadapi.”

Berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian maka penelitian ini

menggunakan metode penelitian dan pengembangan dengan pendekatan

kualitatif, yang nantinya berupaya untuk mengembangkan desain kurikulum

pendidikan dan pelatihan dalam upaya meningkatkan kemampuan guru dalam

pengembangan media pembelajaran berbasis TIK khususnya pada guru bidang

studi biologi.

Borg dan Gall (1989) dalam Sukmadinata (2012:169) mengungkapkan

ada sepuluh langkah pelaksanaan strategi penelitian pengembangan, yaitu:

1. Research and information collecting (Penelitian dan pengumpulan data) 2. Planning (Perencanaan)

3. Develop preliminary form of product (Pengembangan draft produk) 4. Preliminary field testing (Ujicoba lapangan awal)

5. Main product revision (Revisi hasil uji coba) 6. Main field testing (Uji coba lapangan)

7. Operational product revision (penyempurnaan produk hasil uji lapangan) 8. Operational field testing (Uji palaksanaan lapangan)

9. Final product revision (Penyempurnaan produk akhir)

(17)

Pendapat lain mengenai langkah-langkah penelitian pengembangan

juga disampaikan oleh Sugiyono (2006:409) yang di dalamnya juga terdapat 10

langkah metode penelitian dan pengembangan seperti yang terlihat pada bagan

di bawah ini:

Bagan 3.1 Sepuluh Langkah Metode Penelitian dan Pengembangan

Pada penelitian ini peneliti akan menggunakan metode penelitian dan

pengembangan yang dipaparkan oleh Sugiyono. Berdasarkan faktor-faktor

penghambat yang cukup sulit untuk dihindari pada pelaksanaan penelitian ini,

maka tidak semua langkah yang dipaparkan Sugiyono akan di jalani, sekaligus

juga menjelaskan bahwasanya penelitian dan pengembangan disain kurikulum

Diklat di sini hanya pada tatanan model konseptual. Artinya peneliti

melaksanakan penelitian dan pengembangan sampai pada langkah ke lima

dengan mempertimbangkan kebutuhan penelitian yaitu membuat desain

kurikulum pendidikan dan pelatihan sekaligus keterbatasan biaya dan waktu.

Validasi dan evaluasi akan dilakukan dengan menggunakan teknik delphi, yaitu

mengkonsultasikan dengan beberapa orang ahli atau pakar di bidang kurikulum

pelatihan dan teknologi informasi dan komunikasi (TIK).

Berdasarkan sepuluh langkah yang sudah dijelaskan pada sebelumnya

maka peneliti mengelompokkan pelaksanaannya menjadi tiga kelompok, yaitu

(1) Studi pendahuluan, (2) Penyusunan desain kurikulum diklat pengembangan

(18)

perbaikan desain kurikulum diklat pengembangan media pembelajaran berbasis

TIK, seperti yang dikemukakan sukmadinata (2012:184) dalam modifikasi

langkah-langkah penelitian pengembangan, yang kemudian juga penulis adopsi

dari Nurjaya (2010:151).

1. Studi Pendahuluan

Studi pendahuluan merupakan kegiatan untuk memperoleh informasi

mengenai hal-hal yang diperlukan dalam pengembangan atau penyusunan

desain kurikulum pendidikan dan pelatihan sebagai upaya untuk meningkatkan

kemampuan guru dalam pengembangan media pembelajaran berbasis TIK.

Adapun kegiatan yang dilakukan pada studi pendahuluan yaitu, Studi lapangan.

Studi lapangan yaitu survey awal yang dilakukan di Dinas Pendidikan

Kabupaten Batang Hari terkait pemanfaatan media berbasis TIK oleh guru

Biologi, apakah guru Biologi di Kabupaten Batang Hari sudah memanfaatkan

media berbasis TIK pada pembelajarannya atau masih sedikit bahkan ada yang

belum sama sekali. Selain itu, survey yang dilakukan juga untuk melihat

program-program pelatihan yang terdapat pada Dinas Pendidikan Kabupaten

Batang Hari yang terkait dengan pemanfaatan media pembelajaran TIK.

Kegiatan survey ini menggambarkan bagaimana pemanfaatan media

TIK oleh guru Biologi di Kabupaten Batang Hari, berdasarkan gambaran inilah

peneliti mengetahui permasalahan yang terdapat pada Dinas Pendidikan

Kabupaten Batang Hari terkait pemanfaatan media berbasis TIK untuk

selanjutnya memberikan pemecahan masalah melalui penelitian yang

dilaksankan yaitu desain kurikulum pendidikan dan pelatihan sebagai upaya

untuk meningkatkan kemampuan guru dalam pengembangan media

(19)

2. Perencanaan Pengembangan Desain Kurikulum Diklat Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis TIK

Setelah melakukan kegiatan survey mengenai kondisi di lokasi

penelitian, maka langkah selanjutnya adalah menyusun rancangan

pengembangan desain kurikulum diklat pengembangan media pembelajaran

berbasis TIK untuk guru mata pelajaran Biologi. Draft awal desain dibuat

berdasarkan hasil analisis pada studi pendahuluan dengan mempertimbangkan

kebutuhan guru Biologi khususnya mengenai pemanfaatan media pembelajaran

berbasis TIK di masa depan, serta dikaitkan dengan program-program

pelatihan yang terdapat di dinas pendidikan kabupaten Batang Hari.

Banyak hal yang harus dipertimbangkan dalam perencanaan desain

kurikulum diklat pengembangan media pembelajaran berbasis TIK,

diantaranya: (1) Menganalisis rasionalisme atau kesenjangan mengapa perlu

diadakannya pelatihan, (2) Tujuan dari pelatihan itu sendiri, baik itu tujuan

umum dan tujuan khusus pelatihan, (3) Dasar hukum, kesesuaian dasar hukum

dengan penyelenggaraan pelatihan, (4) Output, bagaimana keluaran yang

diharapkan bagi peserta pelatihan nantinya setelah mengikuti pelatihan, apa

saja yang harus dikuasai peserta pelatihan nantinya terkait pengembangan

media pembelajaran berbasis TIK, (5) Manfaat pelatihan baik itu bagi peserta

pelatihan maupun lembaga dalam hal ini dinas pendidikan dan kebudayaan

bidang Dikmenum, (6) Menentukan materi/isi yang mesti dikuasai peserta

pelatihan demi tercapainya tujuan pelatihan, (7) Pemilihan metode/strategi

yang digunakan dalam pelatihan, dan terakhir adalah (8) Evaluasi, yaitu alat

evaluasi yang akan digunakan dalam penyelenggaraan pelatihan.

3. Pembuatan Desain Kurikulum Diklat Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis TIK

Pada tahapan ini dilakukan analisis kebutuhan pada calon peserta

pelatihan yaitu guru Biologi. Analisis kebutuhan dilakukan untuk menentukan

materi-materi atau pengetahuan dan keterampilan seperti apa yang sudah

(20)

oleh guru Biologi terkait dengan pengembangan media pembelajaran berbasis

TIK. Semua kebutuhan tersebut kemudian dirumuskan ke dalam Standar

Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang nanti dijadikan sebagai standar yang

harus dikuasai oleh peserta pelatihan setelah mengikuti kegiatan pelatihan.

4. Validasi Desain Kurikulum Diklat Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis TIK

Validasi merupakan kegiatan penilaian rancangan produk yaitu

kurikulum Diklat yang telah dibuat sudah sesuai dan relevan dengan kebutuhan

yang diharapkan dimiliki oleh peserta pelatihan secara rasional. Validasi yang

dilakukan disini masih bersifat penilaian yang didasari atas pemikiran rasional,

balum fakta hasil uji lapangan. Validasi dilakukan oleh bantuan beberapa orang

ahli atau pakar yang berpengalaman dengan hal-hal yang dikaji pada

pengembangan desain kurikulum Diklat media pembelajaran berbasis TIK ini.

Menurut Pusat penelitian kebijakan dan inovasi pendidikan Balitbang Depdiknas (2008:12) “Uji ahli atau validasi dilakukan dengan responden para ahli perancangan model atau produk. Kegiatan ini dilakukan untuk perbaikan”.

Pengembangan desain kurikulum Diklat media pembelajaran berbasis

TIK ini dikembangkan dengan menggunakan teknik Delphi (expert

judgement). Adapun secara rinci pembahasan mengenai pengembangan desain

kurikulum Diklat dengan menggunakan teknik ini dapat dilihat pada bagian

teknik pengumpulan data.

5. Perbaikan Desain Pelatihan

Setelah kegiatan validasi desain kurikulum Diklat pengembangan media

pembelajaran berbasis TIK dilakukan, maka selanjutnya desain tersebut

direvisi melalui proses tanya jawab atau diskusi dengan para ahli yang terlibat

baik itu melalui kegiatan tatap muka langsung maupun dengan cara

memberikan tanggapan-tanggapan tertulis pada desain awal kurikulum Diklat

pengembangan media pembelajaran berbasis TIK. Pada tahapan ini akan

terlihat bagaimana kekurangan dan kelemahan produk desain kurikulum yang

telah dibuat, seperti misalnya kekurangan pada bagian Standar Kompetensi dan

(21)

bagian-bagian lain dalam desain produk yang masih kurang sehingga perlu

untuk direvisi dan diperbaiki agar kurikulum sesuai dengan harapan dan tujuan

yang diinginkan.

a. Uji coba

Pada tahap ini, uji coba tidak dilakukan secara langsung pada lokasi

penelitian (Dinas pendidikan dan kebudayaan bidang pendidikan menengah

dan tinggi kabupaten Batang Hari). Penelitian pengembangan ini dilakukan

dengan menggunakan uji ahli (teknik Delphi) karena mempertimbangkan

alasan waktu yang sangat terbatas dan faktor-faktor lainnya, yang mana hal

tersebut sesuai dengan fokus masalah pada penelitian ini yaitu “desain

kurikulum pendidikan dan pelatihan sebagai upaya untuk meningkatkan

kemampuan guru dalam pengembangan media pembelajaran berbasis TIK”.

b. Perbaikan Model Berdasarkan Hasil Uji Ahli

Berdasarkan hasil uji coba yaitu berupa diskusi dengan para ahli

ditemukan beberapa temuan untuk perbaikan desain kurikulum Diklat yang

telah dikembangkan. Peneliti juga meminta masukan dan saran kepada para

ahli untuk penyempurnaan produk desain kurikulum Diklat. Hasil

penyempurnaan inilah yang akan dijadikan sebagai produk desain kurikulum

Diklat sebagai upaya dalam meningkatkan kemampuan guru dalam

pengembangan media pembelajaran berbasis TIK.

B.Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di dinas pendidikan kabupaten Batang Hari

bidang pendidikan menengah dan perguruan tinggi (Dikmenti). Bidang

Dikmenti merupakan bidang yang menangani hal-hal yang terkait dengan

pendidikan menengah dan perguruan tinggi, pendidikan menengah kejuruan

serta pendidikan tinggi termasuk kegiatan pelatihan di kabupaten Batang Hari,

khususnya pelatihan bidang studi.

Subjek pada penelitian ini melibatkan sejumlah pakar di bidang

kurikulum pendidikan dan pelatihan (Diklat) dan bidang media pembelajaran

(22)

yaitu pembuatan desain kurikulum pendidikan dan pelatihan untuk

meningkatkan kemampuan guru dalam pengembangan media pembelajaran

berbasis TIK dan desain ini akan dijadikan sebagai alternatif bagi dinas

pendidikan dan kebudayaan kabupaten Batang Hari provinsi Jambi, Bidang

Pendidikan Menengah dan Perguruan Tinggi (Dikmenti) untuk melaksanakan

program pelatihan yang terkait dengan pengembangan media pembelajaran

berbasis TIK.

Sesuai dengan fokus penelitian yang telah dibuat, maka sumber

informasi pada penelitian ini adalah pakar yang bergerak di bidang kurikulum

pelatihan, media pembelajaran berbasis TIK, kepala bidang Dikmenti selalu

orang yang terkait langsung dengan lembaga dan beberapa orang guru yang

dipilih berdasarkan keahliannya yang mana semuanya sekaligus dijadikan

sebagai subjek penelitian.

Penentuan pakar dalam penelitian ini didasari dari pengalaman yang

telah dilalui yang mana hal tersebut menggambarkan keluasan wawasan

pengetahuan kepakarannya dalam bidang yang terkait dengan penelitian, yaitu

bidang kurikulum pelatihan dan bidang media pembelajaran berbasis TIK.

Kriteria yang digunakan dalam penentuan pakar dalam penelitian ini, yaitu:

pertama, dipercaya memiliki kemampuan dan keahlian dalam bidang

kurikulum maupun kurikulum pelatihan; kedua, pengetahuan yang mendalam

tentang media pembelajaran berbasis TIK baik dari segi pembuatan maupun

dari segi pengembangan; ketiga, diakui otoritasnya dalam bidangnya.

C.Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik yang digunakan untuk pengumpulan data dalam

pembuatan desain kurikulum pelatihan dan pendidikan ini adalah sebagai

berikut.

1. Teknik Delphi

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teknik Delphi.

Teknik Delphi merupakan teknik peramalan yang digunakan oleh suatu

(23)

gambaran atau ramalan berupa kebijakan, produk dan sebagainya dengan

dibantu oleh beberapa orang ahli yang terkait dengan bidang tersebut.

Chia-Chien and Standford (2007:1) menyatakan teknik Delphi di rancang dalam

bentuk komunikasi grup dengan tujuan tertentu untuk mencapai atau

memperoleh konvergensi dari opini berdasarkan isu-isu yang terdapat pada

dunia nyata.

Pendapat lain disampaikan oleh Gordong, 1994; Linstone & Turoff,

1975 dalam Somerville (2008:1) mengenai Delphi yaitu the intent of the

Delphi, as it was originally conceived, was to create a method, using expert

opinions, to forecast longe-range trends related to military potential of future

science and technology and their effects on political issues. Maksudnya Delphi

merupakan upaya pembuatan suatu metode dengan didasarkan pendapat para

ahli yang terkait dengan bidang tertentu (militer) untuk meramalkan trend

militer, ilmu pengetahuan dan teknologi yang berpotensi di masa datang dan

dampaknya bagi kegiatan politik.

Berkaitan dengan hal tersebut, peneliti menggunakan teknik Delphi

untuk memperoleh suatu rancangan berdasarkan opini dari para ahli dalam

membuat desain kurikulum pendidikan dan pelatihan pengembangan media

pembelajaran berbasis TIK, mengingat pada penerapan kurikulum 2013 setiap

guru mesti bisa memanfaatkan TIK dalam kegiatan pembelajarannya.

Dalkey dan Helmer (1972) dalam Chia-Chien and Standford (2007:1)

mengungkapkan secara rinci mengenai delphi sebagai berikut.

“The Delphi technique is a widely used and accepted method for achieving convergence of opinion cencercing real-world knowledge solicited from experts within certain topic areas. Predicted on the rationale that “two heads are better than one, or...n heads are better than one”

Delphi memiliki karakteristik dalam proses pelaksanaan, Somerville

(2008:1) menyatakan sebelum menerapkan teknik Delphi setidaknya ada

beberapa karakteristik yang mesti kita ketahui, secara lengkap diungkapkan

(24)

“A Delphi is iterative process, normally three to four round, involving a series of questionnaires, each building on the results of the previous one. The result of each round are compiled and returned to the participants. Over successive iterations, participants are able to reevaluate their responses in light of the complied responses of all participants. Responses to the questionnaires are made anonymously. Participants are known to the researchers but not necessarily to the other participants. The anonymity of panelists enhances the probability that opinions are considered in and of themselves without being influenced by the person who expressed the opinions.”

Maksudnya Delphi merupakan proses yang pelaksanaannya dilakukan

berulang-ulang, biasanya dilakukan dalam tiga hingga empat ronde dengan

menggunakan kuesioner berkelanjutan. Setiap ronde akan menghasilkan

perbaikan untuk ronde selanjutnya, partisipan boleh mengevaluasi apa yang

telah di sampaikannya. Pada akhirnya akan menghasilkan tujuan yang di

inginkan, tujuan tersebut merupakan kompilasi dari seluruh respon yang

diberikan oleh partisipan.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada saat pengembangan

desain Diklat pengembangan media pembelajaran berbasis TIK pada penelitian

ini adalah sebagai berikut:

a. Rancangan awal. Membuat rancangan awal desain kurikulum Diklat pengembangan media pembelajaran berbasis TIK (berdasarkan studi

pendahuluan kondisi di lapangan);

b. Round 1, menyebarkan atau membagikan desain awal (Dokumen 1 dan 2)

kurikulum Diklat kepada ahli untuk diberi masukan berdasarkan konteks

dan kebutuhan pelatihan;

c. Masukan/opini para ahli. Masukan/opini yang diberikan oleh para ahli kemudian dikompilasikan dan kemudian dilanjutkan ke tahap berikutnya

(Round 2);

d. Round 2, menyebarkan atau membagikan desain kurikulum Diklat yang

telah diberi masukan kepada ahli untuk diberi masukan kembali berdasarkan

(25)

e. Masukan/opini para ahli. Masukan/opini yang diberikan oleh para ahli kemudian dikompilasikan dan kemudian dilanjutkan ke tahap berikutnya

(Round 3);

f. Tahapan akan terus berlanjut hingga mencapai kesepatakan atau tidak ada

lagi perbaikan dan masukan dari ahli.

g. Verifikasi. Setelah desain Diklat tersusun, maka peneliti melakukan

verifikasi mengenai desain Diklat yang telah dibuat dengan cara

memberikan Desain Diklat kepada guru-guru Biologi yang akan menjadi

subjek pelatihan nantinya, sekaligus kepala bidang Dikmenti untuk

mengoreksi atau crosscheck terkait konten pelatihan. Crosscheck dilakukan

untuk mengetahui materi mana yang sudah dikuasai dan perlu untuk

dikuasai oleh guru. Selain itu hal tersebut berguna untuk menentukan

kebutuhan (materi) apa saja yang dibutuhkan seorang guru terkait

pengembangan media pembelajaran berbasis TIK.

h. Finalisasi. Setelah melakukan verifikasi mengenai kebutuhan yang diperlukan guru, maka hasil verifikasi kembali di konsultasikan kepada ahli

untuk menyimpulkan (finalisasi) desain Diklat pengembangan media

pembelajaran berbasis TIK.

Delbecq, Van de Ven and Gustafson (1975) dalam Chia-Chien and

Standford (2007:1) menyatakan bahwa teknik Delphi dapat digunakan untuk

mencapai hal-hal berikut ini.

a. To determine of develope a range of possible program alternatives;

b. To explore of expose underlying assumptions or information leading to different judgements;

c. To seek out information which may generate a consensus on the part of the respondent group;

d. To correlate informed judgements on a topic spanning a wide range of disciplines, and;

(26)

2. Wawancara

Selain menggunakan teknik Delphi, teknik lain yang digunakan adalah

teknik wawancara. Wawancara adalah suatu tanya jawab secara tatap muka

yang dilaksanaan pewawancara dengan orang yang diwawancarai untuk

memperoleh informasi yang dibutuhkan (Sandjaja dan Heriyanto, 2006:139).

Pendapat lain yang sampaikan oleh Zuriah (2006:179) Wawancara ialah alat

pengumpul informasi dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara

lisan untuk dijawab secara lisan pula.

Wawancara dalam penelitian ini digunakan sebagai teknik pendukung

pengumpulan data untuk memperoleh informasi secara mendalam serta untuk

mengecek kembali berdasarkan studi Delphi yang telah dilakukan sebelumnya.

Pada penelitian ini wawancara digunakan untuk membantu proses studi Delphi

yang dilaksanakan. Selain masukan dari ahli yang berupa tulisan, penulis juga

melakukan wawancara mengenai penyusunan desain Diklat pada penelitian ini.

Adapun subjek yang diwawancarai pada penelitian ini adalah ahli-ahli

yang terlibat dalam studi Delphi, diantaranya satu orang yang ahli pada Bidang

Media Pembelajaran dan TIK, satu orang yang ahli pada bidang kurikulum dan

pelatihan dan satu orang yang terlibat langsung dengan lokasi pelatihan, serta

beberapa orang guru Biologi. Secara lebih rinci dapat dilihat dibawah pada sub

Bab subjek penelitian.

3. Observasi

Teknik pengumpulan data dengan cara observasi merupakan salah satu

penelitian lapangan (field research), dengan cara mendatangi atau mengamati

langsung objek penelitian yang dapat memberikan informasi tentang masalah

yang sedang diteliti. Sukmadinata (2009:52) mengatakan bahwa observasi

(observation) atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara

mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan

yang sedang berlangsung. Hal-hal yang diobservasi pada penelitian ini adalah

berupa studi pendahuluan mengenai kebutuhan dan kondisi lokasi penelitian

(27)

Observasi dilakukan dengan mendatangi lembaga yang menjadi sasaran

penelitian yaitu Dikmenti, melakukan wawancara dengan kepala Bidang

Dikmenti terkait pelatihan yang ada atau yang akan di kembangkan. Melihat

apakah sebelumnya telah ada pelatihan mengenai media pembelajaran berbasis

TIK atau yang berkaitan dengan TIK.

Selain itu, observasi juga dilakukan pada guru Biologi SMA yang

terdapat di Kabupaten Batang Hari. Hal ini untuk memperoleh informasi

tentang bagaimana pemanfaatan TIK khususnya pengembangan media

pembelajaran oleh guru Biologi. Observasi yang dilakukan bertujuan untuk

mengalisis kesenjangan dan memberikan informasi kepada para ahli untuk bisa

memutuskan atau meramalkan (forecasting) desain Diklat seperti apa yang

baik untuk dikembangkan pada lokasi penelitian dengan cara studi Delphi.

D.Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini secara garis besar terdiri dari tiga tahap, yaiti

orientasi, eksplorasi dan member checked. Adapun perincian dari

masing-masing kegiatan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Tahap Orientasi

Kegiatan yang dilakukan pada tahap orientasi yaitu:

a) Menyusun sekaligus konsultasi mengenai rancangan penelitian dengan

dosen pembimbing

b) Membuat instrumen penelitian (Program pelatihan)

c) Mengurus perizinan yang dipersyaratkan untuk dapat masuk ke lapangan

penelitian untuk pengumpulan data

2. Tahap Eksplorasi

Pada tahapan ini dilakukan penggalian informasi atau data secara lebih

mendalam, kegiatan ini meliputi:

a) Penyusunan pedoman wawancara sebagai instrumen pembantu penelitian

(28)

c) Melakukan kegiatan penyusunan hasil laporan penelitian yang meliputi

deskripsi, analisis, dan menafsirkan data hasil penelitian sehingga

tercipta desain kurikulum Diklat yang diharapkan

3. Tahap Member Check

Pada tahapan ini kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Penyusunan laporan penelitian yang diperoleh pada tahap eksplorasi

2. Menyampaikan laporan tersebut kepada masing-masing responden untuk

dicek relevansinya dengan pendapat reseponden yang bersangkutan

3. Setelah menelaah laporan tersebut, responden memperbaiki hal-hal yang

(29)

Mario Emilzoli, 2013

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Penelitian ini dilakukan untuk membuat desain kurikulum pendidikan

dan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam mengembangkan

media pembelajaran berbasis TIK yang dilakukan di Dinas Pendidikan

Kabupaten Batang Hari pada Bidang Pendidikan Menengah dan Perguruan

Tinggi (Dikmenti) Provinsi Jambi. Berdasarkan hasil penelitian yang

dilakukan, maka diperoleh simpulan sebagai berikut.

1. Gambaran tentang Traning Need Analysis di Bidang Pendidikan

Menengah dan Perguruan Tinggi (Dikmenti) Kabupaten Batang Hari

mencakup isi dari materi seperti apa yang akan dimuat pada desain Diklat.

Adapun materi tersebut mencakup (1) Mengetahui standar kualifikasi

akademik dan kompetensi guru terkait pengembangan media pembelajaran

berbasis TIK Menyusun program penyelenggaraan diklat pengembangan

media pembelajaran berbasis TIK bagi guru Biologi SMA, (2) Memahami

hakikat, konsep dan fungsi media pembelajaran berbasis TIK, (3)

Menganalisis Materi (SKKD) Biologi yang tepat untuk dikemas dengan

media pembelajaran berbasis TIK, (4) Memahami Karakteristik dan

pemilihan media pembelajaran berbasis TIK yang tepat untuk materi pada

pelajaran Biologi berdasarkan analisis dari SKKD, (5) Memahami konsep

internet dan memanfaatkannya dalam pengembangan media pembelajaran

TIK pada mata pelajaran biologi, (6) Membuat desain multimedia

presentasi berdasarkan SKKD Biologi yang telah dianalisis sebelumnya,

(7) Memproduksi multimedia presentasi berdasarkan SKKD Biologi yang

telah dianalisis sebelumnya, (8) Memahami prosedur evaluasi media

pembelajaran multimedia presentasi berdasarkan SKKD Biologi yang

(30)

E-learning berdasarkan SKKD Biologi yang telah dianalisis sebelumnya,

(10) Memproduksi media pembelajaran E-learning berdasarkan SKKD

Biologi yang telah dianalisis sebelumnya (11) Memahami prosedur

evaluasi media pembelajaran E-learning berdasarkan SKKD Biologi yang

telah dianalisis sebelumnya, (12) Membuat desain media pembelajaran

video berdasarkan SKKD Biologi yang telah dianalisis sebelumnya, (13)

Memproduksi media pembelajaran video, dan (14) Memahami prosedur

evaluasi media pembelajaran video berdasarkan SKKD Biologi yang telah

dianalisis sebelumnya.

2. Petunjuk teknis (Dokumen 1) pelaksanaan kurikulum pendidikan dan

pelatihan (Diklat) untuk digunakan pada kegiatan pelatihan dalam upaya

meningkatkan kemampuan guru biologi dalam mengembangkan media

pembelajaran berbasis TIK yang dikembangkan ini secara keseluruhan

mencakup:

a. Rasional,

b. Dasar hukum,

c. Tujuan Diklat,

1) Tujuan Umum

2) Tujuan Khusus

d. Output,

e. Manfaat,

f. Pelaksanaan Pelatihan,

g. Metode Pelatihan,

h. Rencana Pengembangan dan Sistem Penilaian,

3. Silabus dan SAP (Dokumen 2) kurikulum pendidikan dan pelatihan untuk

digunakan pada kegiatan pelatihan dalam upaya meningkatkan

kemampuan guru biologi dalam mengembangkan media pembelajaran

(31)

Mario Emilzoli, 2013

a. Silabus Diklat

Silabus Diklat dikembangkan dengan format horizontal yang di

dalamnya mencakup komponen-komponen sebagai berikut: Standar

Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator, Materi Diklat, Kegiatan

Pembelajaran, Waktu, Metode, Alat/Sumber/Media, dan alat penilaian.

Adapun isi dari silabus Diklat dapat dilihat lebih jelas pada lampiran

tesis.

b. SAP Diklat

SAP dikembangkan berdasarkan penurunan dari silabus yang telah

dibuat dan di dalamnya memuat berbagai komponen seperti berikut:

Nama Pelatihan, Sesi ke- Diklat, Alokasi Waktu, Kompetensi Dasar,

Indikator, Tujuan Pembelajaran, Materi, Metode, Langkah-langkah

Diklat, Media/alat yang digunakan dan alat penilaian/evaluasi.

B. Rekomendasi

Berdasarkan analisis hasil penelitian tentang desain kurikulum

pendidikan dan pelatihan (Diklat) untuk meningkatkan kemampuan guru

dalam mengembangkan media pembelajaran berbasis TIK, maka peneliti

merumuskan beberapa rekomendasi yang dapat dijadikan sebagai bahan

pertimbangan bagi masyarakat khususnya lembaga pelaksana pelatihan, guru,

dan mahasiswa yang tertarik untuk melakukan penelitian yang sejenis,

diantaranya adalah:

1. Bidang Pendidikan Menengah dan Perguruan Tinggi (Dikmenti) Dinas

Pendidikan dan kebudayaan kabupaten Batang Hari.

Sebagai lembaga/pihak yang bertanggung jawab terhadap peningkatan

mutu tenaga pendidik, sebaiknya senantiasa melakukan peninjauan secara

menyeluruh mengenai perkembangan kualitas tenaga pendidik atau guru

yang terdapat di Batang Hari berdasarkan standar kompetensi yang harus

dimiliki seorang guru, sehingga lembaga pelatihan bisa dengan tepat dalam

(32)

tenaga pendidik untuk kemajuan mereka dan pendidikan yang terdapat di

Batang Hari

2. Guru mata pelajaran Biologi jenjang SMA.

Guru sudah semestinya mengikuti perkembangan teknologi karena

teknologi sangat membantu dalam penyelenggaraan

pendidikan/pembelajaran. Selain itu, guru harus lebih peka terhadap

kekurangan yang dimilikinya dari segi penguasaan kompetensi TIK dan

senantiasa giat untuk mempelajarinya dengan cara mengikuti berbagai

pelatihan yang terkait dengan TIK.

3. Peneliti selanjutnya.

Penelitian dan pengembangan yang dilakukan pada penelitian ini baru

sampai pada tahapan model konseptual. Sehingga untuk bisa lebih

sempurna lagi diharapkan bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk

mengkaji lebih dalam mengenai penelitian ini agar bisa melanjutkannya

hingga pada tatanan model hipotesis. Selain itu, pada tahapan validasi

produk, akan lebih baik lagi jika ahli yang terkait dengan pengembangan

disain Diklat ditambahkan, agar disain lebih matang dan sesuai dengan

(33)

DAFTAR PUSTAKA

Abduhak, I. (1995). Metodologi Pembelajaran dan Pendidikan Orang Dewasa. Bandung: Cipta Intelektual

Adler, M. & Ziglio. E. (1996). Gazing into the oracle: The Delphi Method and its application to social policy and public health. London: Jessica Kingsley Publishers.

Akira. (2012). Pengertian, Manfaat, Klarifikasi, dan Jenis-Jenis Media Pembelajaran. [Online]. Tersedia:

http://akirawijayasaputra.wordpress.com/2012/03/14/pengertianmanfaatk larifikasidan-jenis-jenis-media-pembelajaran/

Arifin, Zainal, (2012). Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum, Bandung: Remaja Rosdakarya

Arikunto, Suharsimi, 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Asdi Mahasatya

Astrino, Beni. (2010). Efektivitas Penggunaan Powerpoint Tipe Stand Alone Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di SMA. Skripsi. Bandung: Perpustakaan UPI (tidak diterbitkan)

Atmowidirio. S. (2002). Manajemen Pelatihan. Jakarta: PT. Ardadizya Jaya

Borg, Walter & Gall, Meredith. (2003). Educational Research: An Introduction. USA: Pearson Education Inc.

Depdiknas (2004). Standar Kompetensi Guru Sekolah Menengah Atas, Jakarta

Dharma, A. (1998). Perencanaan Pelatihan. Pusdiklat Pegawai Depdikbud

Fitriani. (2013). Multimedia Pembelajaran, Fungsi Media Pembelajaran. [Online].Tersedia:http://fitrianielektronika.blogspot.com/2013/04/pengert ian-media-pembelajaran-menurut.html

(34)

Hakim, Arif. (2010). Efektifitas Media Presentasi Microsoft Power Point Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Materi Bangun Ruang. Skripsi. Bandung: Perpustakaan UPI (tidak diterbitkan)

Hamalik, Oemar. (2007). Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara

Hidayat. (2011). Langkah-langkah Pengembangan Media Pembelajaran. [Online].Tersedia.

http://meretasmasadepan.blogspot.com/2011/03/langkah-langkah-pengembangan-media.html

Hsu, Chia-Chien and Standford, Brian A. (2007). “The Delphi Technique: Making Sense of Consesus”. Journal of Practical Assesment , Research & Evaluation, Volume 12, Number 10, August 2007. ISSN 1531-7741

Majid, Abdul. (2005). Perencanaan Pembelajaran, Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung: Rosdakarya.

Mayo, G.D and Dubois, P.H (1987). The Complete Book of Training: Theory, Prinsiples, and Techniques. California: University Associates

Mugara, R. (2011). Meningkatkan Kompetensi Guru melalui Penguasaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). [Online]. Tersedia: http://jurnal.upi.edu/file/Meningkatkan_Kualitas_guru_melalui_penguasa an_TIK.docx

Munir. (2008). Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: Alfabeta

Mustaji. (2012). Pengembangan Media Pembelajaran-Diklat Standar Alat dan Media Pembelajaran untuk SMA. [Online]. Tersedia:

http://www.tp.ac.id/site/pengembangan-media-pembelajarandiklat-standar-alat-dan-media-pembelajaran-untuk-sma

Nasution. (2005). Asas-asas Kurikulum. Jakarta: Bumi Aksara

Nidhoma. (2011). Konsep Dasar Media Pembelajaran Berbasis TIK. [Online] Tersedia: http://nidhoma.blogspot.com/2011/09/konsep-dasar-media-pembelajaran.html

Nurjaya. (2010). Pengembangan Desain Kurikulum Muatan Lokal Berbasis Sekolah Model. Tesis. Bandung: SPs UPI

(35)

Peraturan Menteri Pendidikan Republik Indonesia No. 16 Tahun 2007. Standar Kualifikasi Akademik Dan Kompetensi Guru

Peraturan Menteri Pendidikan Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikkan Dasar dan Menengah.

Rasto. (2008). Kompetensi Guru. [Online] Tersedia: http://rasto.wordpress.com/2008/01/31/kompetensi-guru/

Riandi. (2011). Media Pembelajaran Biologi. [Online] Tersedia: http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/19630501 1988031-RIANDI/Bahan_Kuliah/Media_pembelajaran_biologi.pdf

Rohaeni, N. & Jubaedah, Y. (2011). Model Desain Kurikulum Pelatihan Profesi Guru Vokasional Berbasis Technological Curriculum. [Online], Vol. 12 No. 2. Tersedia: http://jurnal.upi.edu/penelitian- pendidikan/view/1378/model-desain-kurikulum-pelatihan-profesi-guru-vokasional-berbasis-technological-curriculum.html

Sahid. (2012). Pengembangan Bahan Ajar Berbasis ICT. [Online] Tersedia: http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/131930136/

Sanjaya, Wina. (2011). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana

_____________ (2011). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana

Simamora, H. (1999). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: YKPN

Somerville, J.A. (2008). Effective Use of the Delphi Process in Research: Its Characteristics, Strengths and Limitations. [Online]: Tersedia: http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:RwfOYasaILIJ:j

asomerville.com/wp-content/uploads/2011/08/DelphiProcess080617b.pdf+&cd=1&hl=id&ct= clnk&client=firefox-a

Sudjana, D. (1993). Strategi Pembelajaran dalam Pendidikan Luar Sekolah. Bandung: Nusantara Press

___________(1996). Pendidikan Luar Sekolah, Wawasan, Sejarah Perkembangan, Falsafah dan Teori Pendukung Azas. Bandung: Falah Production

(36)

Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung: Alfabeta

Sukmadinata, N.S. (2009). Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya

_______________ (2010). Pengembangan Kurikulum, Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya

_______________ (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Sulastri. (2012). Desain Pelatihan. [Online]

Tersedia: http://allamandakathriya.blogspot.com/2012/04/desain-pelatihan.html

Supyan, Agus. (2012). Kerangka Kerja Kompetensi TIK Untuk Guru. [Online] Tersedia: http://agussupyans.blogspot.com/2012/05/kompetensi-tik-untuk-guru.html

Susilana, Rudi & Riyana, Cepi. (2008). Media Pembelajaran, Hakikat, Pengembangan, Pemanfaatan, dan Penilaian. Bandung: Jurusan Teknologi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

Taudjuri, Y. (1997). Analisa Kebutuhan Pelatihan dalam Menunjang Efektifitas

Pelatihan di PPPTMGB “Lemigas”. Tesis. Bandung: SPs UPI (tidak diterbitkan)

Tedihyo. (2012). Defenisi Pelatihan Menurut Para Ahli. [Online]

Tersedia: http://edutekinfo.blogspot.com/2012/03/definisi-pelatihan-menurut-para-ahli.html

Tomoredjo, Mampuono Rasyidin, Penguasaan ICT: Bekal Guru Profesional

Menghadapi Era Global. [Online]. Tersedia:

http://www.jatengklubguru.com

Undang-undang No.14 tahun 2005 tentang Guru Dan Dosen pasal 10 ayat (1)

Underhill, Nic. (2004). Judging Facilitator. United Kingdom: The United

Kingdom’s International Organisation for Educational Opportunities adn

Culture Relations.

(37)

Wenting, Tim. (1993). Planning For Effective Training: A guide to Curriculum Development. Roma: Food and Agriculture Organization of The United Nations.

Widodo, dkk. (2006). Analisis Dampak Program-Program Peningkatan Profesionalisme Guru Sains Terhadap Peningkatan Kualitas Pembelajaran Sains di Sekolah. Laporan Penelitian Hibah Kebijakan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Wijayanti, Inggit Dyaning (2011) Peningkatan Pendidikan Berbasis ICT. UIN Sunan Kalijaga: Yogyakarta

Wikipedia. (2013). Desain. [Online]

Tersedia: http://id.wikipedia.org/wiki/Desain

Wulandari, Irni. (2012). Media Pembelajaran Berbasis TIK. [Online]

Tersedia: http://iwulan.blogspot.com/2012/02/media-pembelajaran-berbasis-tik.html

Yunanta. Rina. (2012). Media Pembelajaran Berbasis TIK. [Online]

Tersedia: http://rinayunanta.blogspot.com/2012/01/media-pembelajaran-berbasis-tik.html

Zuriah, Nurul. (2007). Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

______ Sumber Lain

Gambar Kerucut Edgar Dale. [Online].

Gambar

Gambar Kerucut Edgar Dale. [Online]. Tersedia:http://sparkinsight.wdfiles.com/local--

Referensi

Dokumen terkait

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN KLAUSA RELATIF MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA JEPANG UNIVERSITAS NEGERI MANADO8. Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu

Dalam kaitannya dengan kerjasama ekonomi sub-regional dalam lingkup kerjasama ASEAN yang melibatkan propinsi-propinsi di wilayah KBI dan KTI , berbagai upaya telah

Pada har i ini, Rabu tanggal Dua Puluh Empat bulan Juni tahun Dua Ribu Lima Belas ber tempat di Kantor Pengadilan Neger i Jayapur a, Pokja ULP Pengadilan Negeri

Metode analisis yang dipakai adalah sebagai berikut: (1) data sementara diseleksi untuk mendapatkan data yang valid, (2) mengidentifikasi unsur-unsur bahasa dan makna

Aspek utama yang harus diperhatikan dalam implementasi manajemen strategi ini diantaranya adalah : (1) pemilihan strategi tepat yang diterapkan pada sasaran input,

[r]

Kepala sekolah membuat usulan kepada kepala Dinas Pendidikan Kepala sekolah membuat usulan kepada kepala Dinas Pendidikan Guru yang direkomendasikan menjadi peserta calon

[r]