PENGEMBANGAN DESAIN KURIKULUM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM PENGEMBANGAN
MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
TESIS
diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pengembangan Kurikulum
Oleh Mario Emilzoli
1102706
PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN KURIKULUM SEKOLAH PASCASARJANA
Pengembangan Desain Kurikulum Pendidikan Dan Pelatihan
untuk Meningkatkan Kemampuan Guru dalam
Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Teknologi
Informasi dan Komunikasi
Oleh Mario Emilzoli
S.Pd UPI Bandung, 2011
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Sekolah Pascasarjana
© Mario Emilzoli 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
November 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:
Pembimbing I
Dr. Toto Ruhimat, M.Pd NIP. 195711211985031001
Pembimbing II
Dr. H. Dinn Wahyudin, M.A NIP. 195402061978031003
Mengetahui
Ketua Program Studi Pengembangan Kurikulum
i ABSTRAK
PENGEMBANGAN DESAIN KURIKULUM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM PENGEMBANGAN
MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS TIK.
Salah satu permasalahan yang terjadi di kabupaten Batang Hari khususnya di lingkungan pembelajaran Biologi, yaitu masih kurangnya kesadaran dan kemampuan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran berbasis TIK dalam kegiatan pembelajarannya. Selain itu, pemerintah kabupaten Batang Hari melalui lembaga yang menaungi peningkatan mutu pendidik dan tenaga pendidik (Dikmenti) belum memiliki program pelatihan yang terkait dengan pemanfaatan atau pengembangan media pembelajaran berbasis TIK. Mata pelajaran Biologi merupakan mata pelajaran yang sebagian besar materinya berisikan tentang hal-hal yang sulit untuk dijelaskan dengan ceramah atau pencontohan secara verbal saja. Diperlukan alat atau media untuk bisa mengemas materi tersebut agar dapat disampaikan dengan baik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan desain kurikulum pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan guru (Biologi) dalam pengembangan media pembelajaran berbasis TIK. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian dan pengembangan dengan teknik Delphi sebagai teknik pengumpulan data. Hasil penelitian ini yaitu terciptanya program pendidikan dan pelatihan (Diklat) pengembangan media pembelajaran berbasis TIK yang didasari oleh Training Need Analysis yang terbagi menjadi dua dokumen. Dokumen I (Pedoman pelaksanaan) dan Dokumen II (Silabus dan SAP Pelatihan). Berdasarkan hasil penelitian ini, penulis merekomendasikan kepada Dikmenti untuk senantiasa melakukan peninjauan secara menyeluruh mengenai perkembangan kualitas tenaga pendidik atau guru yang terdapat di Batang Hari berdasarkan standar kompetensi yang harus dimiliki seorang guru, sehingga lembaga pelatihan bisa dengan tepat dalam mengembangkan program pelatihan yang benar-benar dibutuhkan oleh tenaga pendidik untuk kemajuan mereka dan pendidikan yang terdapat di Batang Hari. Kepada guru diharapkan untuk selalu mengikuti perkembangan teknologi karena teknologi sangat membantu dalam penyelenggaraan pendidikan/pembelajaran. Bagi peneliti selanjutnya agar bisa menyempurnakan penelitian yang hanya sampai pada model konseptual kepada model hipotesis.
Kata Kunci: Desain Kurikulum Pendidikan dan Pelatihan, Media Pembelajaran
i
Mario Emilzoli, 2013
ABSTRACT
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 6
C. Tujuan Penelitian... 7
D. Manfaat Penelitian ... 7
E. Definisi Operasional ... 8
BAB II LANDASAN TEORI A. Kurikulum Pelatihan ... 9
B. Media Pembelajaran Berbasis TIK ... 21
C. Kompetensi TIK Seorang Guru... 29
D. Desain Kurikulum Diklat ... 34
E. Kerangka Berpikir ... 43
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 47
B. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 52
C. Teknik Pengumpulan Data ... 53
D. Prosedur Penelitian ... 58
vi
1. Gambaran Singkat Traning Need Analysis ... 62
2. Pedoman Pelaksanaan Diklat (Dokumen 1) ... 68
3. Model Silabus dan SAP (Dokumen 2) ... 78
B. Pembahasan Penelitian ... 82
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan ... 109
B. Rekomendasi ... 111
BAB I
PENDAHULUAN
Bab I berisikan pendahuluan penelitian, adapun yang disampaikan pada
Bab ini diantaranya, (A) Latar Belakang, (B) Perumusan Masalah, (C) Tujuan
Penelitian, (D) Manfaat Penelitian, dan (E) Defenisi Operasional.
A.Latar Belakang
Mata pelajaran Biologi merupakan mata pelajaran yang sebagian besar
materinya berisikan tentang hal-hal yang sulit untuk dijelaskan dengan ceramah
atau pencontohan secara verbal saja. Diperlukan alat atau media untuk bisa
mengemas materi tersebut agar dapat disampaikan dengan baik. Riandi (2011:80)
dalam jurnalnya menyatakan bahwa penggunaan media dalam pembelajaran bisa
mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan kemampuan indera. Hal ini
dimungkinkan karena objek yang terlalu besar dapat dibuat lebih kecil dalam
bentuk foto, gambar, animasi atau model. Sementara untuk objek yang terlalu
kecil untuk diamati, dapat diperbesar dengan menggunakan alat bantu proyeksi.
Selain itu kita dapat menyampaikan materi yang prosesnya cukup
berbahaya dengan menggunakan media video, dan juga kejadian langka lainnya
yang cukup sulit jika secara sengaja untuk dikondisikan. Demikian juga dengan
gerak atau suatu proses yang terlalu cepat atau terlalu lambat dapat diatasi dengan
mengatur kecepatan penampilannya di kelas. Berbagai kejadian masa lalu,
peristiwa yang berbahaya atau peristiwa langka yang sudah terekam dalam suatu
rekaman video dapat ditampilkan pada saat kapan saja.
Berdasarkan standar kompetensi mata pelajaran Biologi jenjang SMA
yang tertuang pada Peraturan Menteri Pendidikan Republik Indonesia Nomor 22
Tahun 2006 tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikkan Dasar dan Menengah,
terdapat beberapa standar kompetensi yang perlu untuk disampaikan dengan
memanfaatkan media pembelajaran, diantaranya: (1) Memahami keanekaragaman
upaya pelestariannya, (2) Menganalisis hubungan antar komponen ekosistem,
perubahan materi dan energi, serta peranan manusia dalam keseimbangan
ekosistem (4) Memahami konsep sel dan jaringan, keterkaitan antara struktur dan
fungsi organ, kelainan dan penyakit yang mungkin terjadi pada sistem organ, serta
implikasinya pada sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat (5) Memahami
faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan, proses
metabolisme dan hereditas, evolusi dan implikasinya dengan sains, lingkungan,
teknologi dan masyarakat.
Media pembelajaran diharapkan dapat menyampaikan materi ajar dengan
lebih jelas tidak dan bersifat verbalistis. Adanya contoh-contoh yang menarik
berupa fakta, data, gambar, grafik, foto atau video dengan atau tanpa suara
menjadikan kegiatan belajar menjadi lebih menarik. Bahan-bahan dapat disajikan
dengan suatu rangkaian peristiwa yang disederhanakan atau diperkaya sehingga
kegiatan belajar tidak merupakan uraian yang membosankan siswa.
Perkembangan teknologi yang pesat seperti sekarang ini telah memberikan
dampak yang besar bagi perkembangan dunia pendidikan, teknologi juga
memberikan kemudahan sekaligus kepraktisan dalam pelaksanaan kegiatan
pembelajaran. Perkembangan teknologi yang sangat kita rasakan dalam kegiatan
pembelajaran saat ini adalah Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).
Komputer sebagai salah satu produk teknologi yang serba bisa dapat digunakan
sebagai media pembelajaran yang efektif untuk mengajarkan konsep-konsep
abstrak apabila didukung oleh perangkat lunak yang baik. Misalnya, tayangan
visualisasi konsep-konsep Biologi secara interaktif membantu penalaran dalam
memahami materi yang diajarkan dan pembelajaran menjadi menyenangkan serta
tidak membosankan.
Kenyataannya perkembangan tersebut masih belum berbanding lurus
dengan kompetensi yang dimiliki pelaksana pendidikan atau guru khususnya di
kabupaten Batang Hari Jambi. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan
mengenai pemahaman atau pemanfaatan guru tentang media pembelajaran
Masih banyak sekali guru yang melakukan kegiatan pembelajaran dengan cara
yang tradisional tanpa bantuan media, adapun yang menggunakan hanya sebatas
media power point sederhana. Masih banyak sekali media pembelajaran berbasis
TIK yang bisa dimanfaatkan guru dalam kegiatan pembelajaran, seperti
e-learning, media video, media online dan sebagainya. Namun, hasil wawancara
mengenai hal-hal tersebut, hampir semua guru yang tidak tahu bahwa bisa
dijadikan sebagai media pembelajaran.
Ditemukan beberapa alasan guru dalam pemanfaatan media pembelajaran
berbasis TIK, ada yang malas karena tidak bisa membuat media yang menarik
atau tidak berbakat, ada yang malas karena merasa sama saja dengan tidak
mengggunakan media, dan ada juga yang bahkan belum pernah dan tidak mau
menggunakan media pembelajaran berbasis TIK karena dirasa tidak praktis, sudah
terlambat untuk belajar dan terlalu merepotkan. Berkaitan dengan itu, guru
sebagai tulang punggung majunya suatu pendidikan tidak bisa mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan baik maka akan
terhambatlah perkembangan pendidikan suatu negara atau bangsa. Pada akhirnya
pembelajaran berjalan kurang maksimal baik proses maupun hasilnya.
Kemampuan mengembangkan media pembelajaran merupakan bagian dari
kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam melaksanakan
pembelajaran. Seiring dengan perkembangan zaman sudah banyak sekali
sekolah-sekolah yang memiliki fasilitas yang mencukupi untuk menunjang pembelajaran.
Guru sebagai pelaksana pembelajaran memiliki peran yang sangat penting untuk
membuat pembelajaran menjadi lebih baik, guru dituntut untuk bisa lebih kreatif
dan inovatif dalam mengembangkan suatu pembelajaran.
Pengembangan media pembelajaran berbasis TIK oleh guru berkaitan
dengan kompentesi pedagogik. Menurut peraturan menteri pendidikan nasional
Republik Indonesia nomor 16 tahun 2007 tentang standar dan kualifikasi
akademik dan kompetensi guru, pada poin kelima dari yang terkandung dalam
dalam pembelajaran. Berdasarkan hal tersebut, seorang guru sudah semestinya
bisa mengembangkan media pembelajaran berbasis TIK agar pembelajaran
berjalan lebih menarik dan bervariasi.
Hasil penelitian yang dilakukan pada jenjang SMP oleh Arif Hakim
(2010:i), mengenai efektifitas media presentasi Microsoft Power Point terhadap
prestasi belajar siswa pada materi bangun ruang menunjukkan bahwa media ini
efektif untuk digunakan dalam pembelajaran.
Hasil penelitian Beni Astrino (2010:i), yang berjudul “Efektivitas
penggunaan Powerpoint Tipe Stand Alone dalam meningkatkan hasil belajar
siswa pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di SMA”
mengungkapkan penggunaan Powerpoint Tipe Stand Alone dapat meningkatkan
hasil belajar siswa, terutama dalam ranah kognitif aspek mengingat dan aspek
menerapkan.
Hasil penelitian Didin Wahyudin (2008:i) menghasilkan temuan terdapat
perbedaan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang menggunakan media
video dokumenter dengan yang menggunakan media gambar (cetak) pada mata
pelajaran sejarah, perbedaan hasil belajar yang signifikan tersebut dilihat dari
aspek pengetahuan dan pemahaman.
Hasil-hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa pembelajaran yang
dikemas dengan menggunakan media pembelajaran berbasis TIK cukup efektif
digunakan untuk menjadikan pembelajaran menjadi lebih baik dan berkualitas.
Ada banyak sekali teknologi pendidikan yang diciptakan untuk mempermudah
atau menunjang kegiatan pembelajaran diantaranya multimedia presentasi, media
audio visual, media audio, televisi, internet dan sebagainya.
Pemerintah sebenarnya telah memberikan beberapa alternatif untuk
mengatasi permasalahan guru dalam mengembangkan atau memanfaatkan media
pembelajaran berbasis TIK agar kompetensi guru dapat terus meningkat, misalnya
dengan mengadakan kegiatan pelatihan, lokakarya, seminar dan sebagainya yang
sebagai pelaksana kegiatan tersebut, diantaranya Lembaga Peningkatan Mutu
Pendidikan Pendidikan (LPMP), Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan
Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPP4TK) serta lembaga pelatihan lainnya.
Namun, masih sedikit dari lembaga pelatihan tersebut yang mengadakan pelatihan
terkait pengembangan media pembelajaran berbasis TIK, kalaupun ada pelatihan
yang dilakukan belum maksimal dengan sumber atau pakar perumus program
pelatihan yang terbatas.
Kurikulum pelatihan semestinya direncanakan dan didesain sedemikian
rupa agar memenuhi apa yang dibutuhkan oleh peserta pelatihan. Kebutuhan merupakan kondisi dari ”apa yang ada” dan ”apa yang seharusnya ada” Berpijak dari hasil analisis terhadap kebutuhan, maka akan diperoleh informasi yang bisa
digunakan untuk menetapkan tujuan dalam mengembangkan sebuah kurikulum.
Analisis kebutuhan merupakan hal yang sangat penting sebelum membuat suatu
program pelatihan.
Menurut Widodo dalam Rohaeni (2011:42) ada beberapa hal yang
menyebabkan mengapa program pemerintah dalam usaha meningkatkan
profesionalisme guru belum mencapai sasaran, diantaranya adalah: “program yang
dikembangkan kurang melibatkan guru, permasalahan yang disajikan bersifat
generalisasi yang berlaku umum padahal permasalahan yang dihadapi guru
seringkali bersifat lokal dan kontekstual, permasalahan yang dianggap penting
oleh pengembang program belum tentu dianggap sebagai permasalahan yang
penting oleh guru. Program yang dikembangkan seringkali memisahkan antara
aspek materi dengan aspek pedagogi, inovasi yang disampaikan dalam program
seringkali disampaikan dengan dijelaskan bukan dicontohkan.
Hasil studi pendahuluan di Kabupaten Batang Hari tentang pemanfaatan
atau pengembangan media pembelajaran oleh guru khususnya jenjang SMA,
masih banyak ditemui guru yang belum menggunakan atau memanfaatkan media
pembelajaran berbasis TIK dalam pelaksanaan pembelajarannya, seperti pada
hanya disampaikan dengan ceramah, yaitu pelajaran IPA (Fisika, Kimia, Biologi,
dll). Di samping itu, pengamatan yang dilakukan pada bidang pendidikan
menengah dan perguruan tinggi (Dikmenti) yang salah satu bidang kerjanya
menangani kegiatan pelatihan di dinas pendidikan dan kebudayaan kabupaten
Batang Hari provinsi Jambi, belum terdapat kegiatan pelatihan yang secara khusus
mengenai pemanfaatan media pembelajaran berbasis TIK untuk guru mata
pelajaran, sementara berdasarkan draft kurikulum 2013 terdapat penekanan
mengenai guru yang mesti mengintegrasikan TIK dalam pembelajarannya baik itu
dari segi pemanfaatan media atau untuk keperluan lainnya.
Berdasarkan uraian di atas peneliti perlu untuk melakukan penelitian yang
berkaitan dengan pengembangan desain kurikulum pendidikan dan pelatihan
(Diklat) untuk meningkatkan kemampuan guru dalam pengembangan media pembelajaran berbasis TIK khususnya pada jenjang SMA mata pelajaran Biologi di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Batang Hari Provinsi
Jambi, Bidang Pendidikan Menengah dan Perguruan Tinggi (Dikmenti) yang
salah satu bidang kerjanya menangani kegiatan pelatihan guru mata pelajaran.
B.Rumusan Masalah
Permasalahan umum dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah desain kurikulum pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam
pengembangan media pembelajaran berbasis TIK?”
Berdasarkan permasalahan umum penelitian tersebut, maka peneliti
menjabarkan rumusan masalah penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran mengenai Traning Need Analysis desain Diklat
pengembangan media pembelajaran berbasis TIK yang akan dikembangkan
pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Batang Hari?
2. Bagaimana Pedoman pelaksanaan kurikulum pendidikan dan pelatihan
(Dokumen 1) yang baik untuk digunakan pada kegiatan pelatihan dalam upaya
meningkatkan kemampuan guru Biologi dalam mengembangkan media
3. Silabus dan SAP (Dokumen 2) kurikulum pendidikan dan pelatihan seperti
apakah yang baik untuk digunakan pada kegiatan pelatihan dalam upaya
meningkatkan kemampuan guru Biologi dalam mengembangkan media
pembelajaran berbasis TIK?
C.Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk meningkatkan
kemampuan guru dalam pengembangan media pembelajaran berbasis TIK. Secara
khusus tujuan dari makalah ini adalah:
1. Mendeskripsikan gambaran mengenai Traning Need Analysis desain Diklat
pengembangan media pembelajaran berbasis TIK yang akan dikembangkan
pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Batang Hari
2. Mengembangkan pedoman (dokumen 1) pelaksanaan kurikulum pendidikan
dan pelatihan (Diklat) yang baik untuk digunakan pada kegiatan pelatihan
dalam upaya meningkatkan kemampuan guru Biologi dalam mengembangkan
media pembelajaran berbasis TIK
3. Mengembangkan silabus dan SAP kurikulum pendidikan dan pelatihan untuk
digunakan pada kegiatan pelatihan dalam upaya meningkatkan kemampuan
guru Biologi dalam mengembangkan media pembelajaran berbasis TIK
D.Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagaimana
berikut:
1. Bagi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Batang Hari, memberikan
satu alternatif desain kurikulum diklat untuk diterapkan bagi guru-guru SMA
yang ingin meningkatkan kompetensi mengembangkan media pembelajaran
berbasis TIK pada bidang studi yang diampunya, khususnya Biologi;
2. Bagi peserta pelatihan (guru bidang studi Biologi), dengan adanya penelitian
ini diharapkan terjadi peningkatan kompetensi guru dalam mengembangkan
E.Definisi Operasional
1. Desain Kurikulum Pendidikan dan Pelatihan (Diklat)
Desain kurikulum pendidikan dan pelatihan (Diklat) pada penelitian
adalah suatu upaya yang dilakukan untuk membuat rancangan (desain) yang
disusun secara sistematis yang di dalamnya terdapat panduan dan sejumlah
mata ajar yang harus ditempuh oleh peserta pelatihan terkait dengan
pengembangan media pembelajaran berbasis TIK, dengan menggunakan teknik
Delphi (Peramalan) dengan melibatkan beberapa orang ahli.
2. Media Pembelajaran Berbasis TIK
Media pembelajaran berbasis TIK merupakan media yang berupa pesan
dan materi ajar yang dikemas dengan memanfaatkan teknologi komputer dan
internet serta perangkat teknologi lainnya sehingga materi ajar tersebut
menarik untuk disampaikan oleh guru kepada siswa. Maka dari itu, media
pembelajaran berbasis TIK yang dimaksud pada penelitian ini merupakan topik
pelatihan yang akan diangkat sebagai mata pelatihan pokok untuk menunjang
kegiatan guru dalam pembelajaran agar pembelajaran dapat berjalan lebih baik
BAB III
METODE PENELITIAN
Bab III berisikan tentang metode penelitian yang digunakan pada
penelitian ini. Adapun hal-hal yang terdapat pada Bab ini diantaranya (A) Metode
Penelitian, (B) Lokasi dan Subjek Penelitian, (C) Instrumen Penelitian, (D)
Pengumpulan Data, dan (E) Prosedur Pengumpulan Data.
A.Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan salah satu faktor yang menentukan
keberhasilan suatu penelitian. Sukmadinata (2009:52) menjelaskan, “Metode
penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang
didasari oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis dan
ideologis, pertanyaan dan isu-isu yang dihadapi.”
Berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian maka penelitian ini
menggunakan metode penelitian dan pengembangan dengan pendekatan
kualitatif, yang nantinya berupaya untuk mengembangkan desain kurikulum
pendidikan dan pelatihan dalam upaya meningkatkan kemampuan guru dalam
pengembangan media pembelajaran berbasis TIK khususnya pada guru bidang
studi biologi.
Borg dan Gall (1989) dalam Sukmadinata (2012:169) mengungkapkan
ada sepuluh langkah pelaksanaan strategi penelitian pengembangan, yaitu:
1. Research and information collecting (Penelitian dan pengumpulan data) 2. Planning (Perencanaan)
3. Develop preliminary form of product (Pengembangan draft produk) 4. Preliminary field testing (Ujicoba lapangan awal)
5. Main product revision (Revisi hasil uji coba) 6. Main field testing (Uji coba lapangan)
7. Operational product revision (penyempurnaan produk hasil uji lapangan) 8. Operational field testing (Uji palaksanaan lapangan)
9. Final product revision (Penyempurnaan produk akhir)
Pendapat lain mengenai langkah-langkah penelitian pengembangan
juga disampaikan oleh Sugiyono (2006:409) yang di dalamnya juga terdapat 10
langkah metode penelitian dan pengembangan seperti yang terlihat pada bagan
di bawah ini:
Bagan 3.1 Sepuluh Langkah Metode Penelitian dan Pengembangan
Pada penelitian ini peneliti akan menggunakan metode penelitian dan
pengembangan yang dipaparkan oleh Sugiyono. Berdasarkan faktor-faktor
penghambat yang cukup sulit untuk dihindari pada pelaksanaan penelitian ini,
maka tidak semua langkah yang dipaparkan Sugiyono akan di jalani, sekaligus
juga menjelaskan bahwasanya penelitian dan pengembangan disain kurikulum
Diklat di sini hanya pada tatanan model konseptual. Artinya peneliti
melaksanakan penelitian dan pengembangan sampai pada langkah ke lima
dengan mempertimbangkan kebutuhan penelitian yaitu membuat desain
kurikulum pendidikan dan pelatihan sekaligus keterbatasan biaya dan waktu.
Validasi dan evaluasi akan dilakukan dengan menggunakan teknik delphi, yaitu
mengkonsultasikan dengan beberapa orang ahli atau pakar di bidang kurikulum
pelatihan dan teknologi informasi dan komunikasi (TIK).
Berdasarkan sepuluh langkah yang sudah dijelaskan pada sebelumnya
maka peneliti mengelompokkan pelaksanaannya menjadi tiga kelompok, yaitu
(1) Studi pendahuluan, (2) Penyusunan desain kurikulum diklat pengembangan
perbaikan desain kurikulum diklat pengembangan media pembelajaran berbasis
TIK, seperti yang dikemukakan sukmadinata (2012:184) dalam modifikasi
langkah-langkah penelitian pengembangan, yang kemudian juga penulis adopsi
dari Nurjaya (2010:151).
1. Studi Pendahuluan
Studi pendahuluan merupakan kegiatan untuk memperoleh informasi
mengenai hal-hal yang diperlukan dalam pengembangan atau penyusunan
desain kurikulum pendidikan dan pelatihan sebagai upaya untuk meningkatkan
kemampuan guru dalam pengembangan media pembelajaran berbasis TIK.
Adapun kegiatan yang dilakukan pada studi pendahuluan yaitu, Studi lapangan.
Studi lapangan yaitu survey awal yang dilakukan di Dinas Pendidikan
Kabupaten Batang Hari terkait pemanfaatan media berbasis TIK oleh guru
Biologi, apakah guru Biologi di Kabupaten Batang Hari sudah memanfaatkan
media berbasis TIK pada pembelajarannya atau masih sedikit bahkan ada yang
belum sama sekali. Selain itu, survey yang dilakukan juga untuk melihat
program-program pelatihan yang terdapat pada Dinas Pendidikan Kabupaten
Batang Hari yang terkait dengan pemanfaatan media pembelajaran TIK.
Kegiatan survey ini menggambarkan bagaimana pemanfaatan media
TIK oleh guru Biologi di Kabupaten Batang Hari, berdasarkan gambaran inilah
peneliti mengetahui permasalahan yang terdapat pada Dinas Pendidikan
Kabupaten Batang Hari terkait pemanfaatan media berbasis TIK untuk
selanjutnya memberikan pemecahan masalah melalui penelitian yang
dilaksankan yaitu desain kurikulum pendidikan dan pelatihan sebagai upaya
untuk meningkatkan kemampuan guru dalam pengembangan media
2. Perencanaan Pengembangan Desain Kurikulum Diklat Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis TIK
Setelah melakukan kegiatan survey mengenai kondisi di lokasi
penelitian, maka langkah selanjutnya adalah menyusun rancangan
pengembangan desain kurikulum diklat pengembangan media pembelajaran
berbasis TIK untuk guru mata pelajaran Biologi. Draft awal desain dibuat
berdasarkan hasil analisis pada studi pendahuluan dengan mempertimbangkan
kebutuhan guru Biologi khususnya mengenai pemanfaatan media pembelajaran
berbasis TIK di masa depan, serta dikaitkan dengan program-program
pelatihan yang terdapat di dinas pendidikan kabupaten Batang Hari.
Banyak hal yang harus dipertimbangkan dalam perencanaan desain
kurikulum diklat pengembangan media pembelajaran berbasis TIK,
diantaranya: (1) Menganalisis rasionalisme atau kesenjangan mengapa perlu
diadakannya pelatihan, (2) Tujuan dari pelatihan itu sendiri, baik itu tujuan
umum dan tujuan khusus pelatihan, (3) Dasar hukum, kesesuaian dasar hukum
dengan penyelenggaraan pelatihan, (4) Output, bagaimana keluaran yang
diharapkan bagi peserta pelatihan nantinya setelah mengikuti pelatihan, apa
saja yang harus dikuasai peserta pelatihan nantinya terkait pengembangan
media pembelajaran berbasis TIK, (5) Manfaat pelatihan baik itu bagi peserta
pelatihan maupun lembaga dalam hal ini dinas pendidikan dan kebudayaan
bidang Dikmenum, (6) Menentukan materi/isi yang mesti dikuasai peserta
pelatihan demi tercapainya tujuan pelatihan, (7) Pemilihan metode/strategi
yang digunakan dalam pelatihan, dan terakhir adalah (8) Evaluasi, yaitu alat
evaluasi yang akan digunakan dalam penyelenggaraan pelatihan.
3. Pembuatan Desain Kurikulum Diklat Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis TIK
Pada tahapan ini dilakukan analisis kebutuhan pada calon peserta
pelatihan yaitu guru Biologi. Analisis kebutuhan dilakukan untuk menentukan
materi-materi atau pengetahuan dan keterampilan seperti apa yang sudah
oleh guru Biologi terkait dengan pengembangan media pembelajaran berbasis
TIK. Semua kebutuhan tersebut kemudian dirumuskan ke dalam Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang nanti dijadikan sebagai standar yang
harus dikuasai oleh peserta pelatihan setelah mengikuti kegiatan pelatihan.
4. Validasi Desain Kurikulum Diklat Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis TIK
Validasi merupakan kegiatan penilaian rancangan produk yaitu
kurikulum Diklat yang telah dibuat sudah sesuai dan relevan dengan kebutuhan
yang diharapkan dimiliki oleh peserta pelatihan secara rasional. Validasi yang
dilakukan disini masih bersifat penilaian yang didasari atas pemikiran rasional,
balum fakta hasil uji lapangan. Validasi dilakukan oleh bantuan beberapa orang
ahli atau pakar yang berpengalaman dengan hal-hal yang dikaji pada
pengembangan desain kurikulum Diklat media pembelajaran berbasis TIK ini.
Menurut Pusat penelitian kebijakan dan inovasi pendidikan Balitbang Depdiknas (2008:12) “Uji ahli atau validasi dilakukan dengan responden para ahli perancangan model atau produk. Kegiatan ini dilakukan untuk perbaikan”.
Pengembangan desain kurikulum Diklat media pembelajaran berbasis
TIK ini dikembangkan dengan menggunakan teknik Delphi (expert
judgement). Adapun secara rinci pembahasan mengenai pengembangan desain
kurikulum Diklat dengan menggunakan teknik ini dapat dilihat pada bagian
teknik pengumpulan data.
5. Perbaikan Desain Pelatihan
Setelah kegiatan validasi desain kurikulum Diklat pengembangan media
pembelajaran berbasis TIK dilakukan, maka selanjutnya desain tersebut
direvisi melalui proses tanya jawab atau diskusi dengan para ahli yang terlibat
baik itu melalui kegiatan tatap muka langsung maupun dengan cara
memberikan tanggapan-tanggapan tertulis pada desain awal kurikulum Diklat
pengembangan media pembelajaran berbasis TIK. Pada tahapan ini akan
terlihat bagaimana kekurangan dan kelemahan produk desain kurikulum yang
telah dibuat, seperti misalnya kekurangan pada bagian Standar Kompetensi dan
bagian-bagian lain dalam desain produk yang masih kurang sehingga perlu
untuk direvisi dan diperbaiki agar kurikulum sesuai dengan harapan dan tujuan
yang diinginkan.
a. Uji coba
Pada tahap ini, uji coba tidak dilakukan secara langsung pada lokasi
penelitian (Dinas pendidikan dan kebudayaan bidang pendidikan menengah
dan tinggi kabupaten Batang Hari). Penelitian pengembangan ini dilakukan
dengan menggunakan uji ahli (teknik Delphi) karena mempertimbangkan
alasan waktu yang sangat terbatas dan faktor-faktor lainnya, yang mana hal
tersebut sesuai dengan fokus masalah pada penelitian ini yaitu “desain
kurikulum pendidikan dan pelatihan sebagai upaya untuk meningkatkan
kemampuan guru dalam pengembangan media pembelajaran berbasis TIK”.
b. Perbaikan Model Berdasarkan Hasil Uji Ahli
Berdasarkan hasil uji coba yaitu berupa diskusi dengan para ahli
ditemukan beberapa temuan untuk perbaikan desain kurikulum Diklat yang
telah dikembangkan. Peneliti juga meminta masukan dan saran kepada para
ahli untuk penyempurnaan produk desain kurikulum Diklat. Hasil
penyempurnaan inilah yang akan dijadikan sebagai produk desain kurikulum
Diklat sebagai upaya dalam meningkatkan kemampuan guru dalam
pengembangan media pembelajaran berbasis TIK.
B.Lokasi dan Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di dinas pendidikan kabupaten Batang Hari
bidang pendidikan menengah dan perguruan tinggi (Dikmenti). Bidang
Dikmenti merupakan bidang yang menangani hal-hal yang terkait dengan
pendidikan menengah dan perguruan tinggi, pendidikan menengah kejuruan
serta pendidikan tinggi termasuk kegiatan pelatihan di kabupaten Batang Hari,
khususnya pelatihan bidang studi.
Subjek pada penelitian ini melibatkan sejumlah pakar di bidang
kurikulum pendidikan dan pelatihan (Diklat) dan bidang media pembelajaran
yaitu pembuatan desain kurikulum pendidikan dan pelatihan untuk
meningkatkan kemampuan guru dalam pengembangan media pembelajaran
berbasis TIK dan desain ini akan dijadikan sebagai alternatif bagi dinas
pendidikan dan kebudayaan kabupaten Batang Hari provinsi Jambi, Bidang
Pendidikan Menengah dan Perguruan Tinggi (Dikmenti) untuk melaksanakan
program pelatihan yang terkait dengan pengembangan media pembelajaran
berbasis TIK.
Sesuai dengan fokus penelitian yang telah dibuat, maka sumber
informasi pada penelitian ini adalah pakar yang bergerak di bidang kurikulum
pelatihan, media pembelajaran berbasis TIK, kepala bidang Dikmenti selalu
orang yang terkait langsung dengan lembaga dan beberapa orang guru yang
dipilih berdasarkan keahliannya yang mana semuanya sekaligus dijadikan
sebagai subjek penelitian.
Penentuan pakar dalam penelitian ini didasari dari pengalaman yang
telah dilalui yang mana hal tersebut menggambarkan keluasan wawasan
pengetahuan kepakarannya dalam bidang yang terkait dengan penelitian, yaitu
bidang kurikulum pelatihan dan bidang media pembelajaran berbasis TIK.
Kriteria yang digunakan dalam penentuan pakar dalam penelitian ini, yaitu:
pertama, dipercaya memiliki kemampuan dan keahlian dalam bidang
kurikulum maupun kurikulum pelatihan; kedua, pengetahuan yang mendalam
tentang media pembelajaran berbasis TIK baik dari segi pembuatan maupun
dari segi pengembangan; ketiga, diakui otoritasnya dalam bidangnya.
C.Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik yang digunakan untuk pengumpulan data dalam
pembuatan desain kurikulum pelatihan dan pendidikan ini adalah sebagai
berikut.
1. Teknik Delphi
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teknik Delphi.
Teknik Delphi merupakan teknik peramalan yang digunakan oleh suatu
gambaran atau ramalan berupa kebijakan, produk dan sebagainya dengan
dibantu oleh beberapa orang ahli yang terkait dengan bidang tersebut.
Chia-Chien and Standford (2007:1) menyatakan teknik Delphi di rancang dalam
bentuk komunikasi grup dengan tujuan tertentu untuk mencapai atau
memperoleh konvergensi dari opini berdasarkan isu-isu yang terdapat pada
dunia nyata.
Pendapat lain disampaikan oleh Gordong, 1994; Linstone & Turoff,
1975 dalam Somerville (2008:1) mengenai Delphi yaitu the intent of the
Delphi, as it was originally conceived, was to create a method, using expert
opinions, to forecast longe-range trends related to military potential of future
science and technology and their effects on political issues. Maksudnya Delphi
merupakan upaya pembuatan suatu metode dengan didasarkan pendapat para
ahli yang terkait dengan bidang tertentu (militer) untuk meramalkan trend
militer, ilmu pengetahuan dan teknologi yang berpotensi di masa datang dan
dampaknya bagi kegiatan politik.
Berkaitan dengan hal tersebut, peneliti menggunakan teknik Delphi
untuk memperoleh suatu rancangan berdasarkan opini dari para ahli dalam
membuat desain kurikulum pendidikan dan pelatihan pengembangan media
pembelajaran berbasis TIK, mengingat pada penerapan kurikulum 2013 setiap
guru mesti bisa memanfaatkan TIK dalam kegiatan pembelajarannya.
Dalkey dan Helmer (1972) dalam Chia-Chien and Standford (2007:1)
mengungkapkan secara rinci mengenai delphi sebagai berikut.
“The Delphi technique is a widely used and accepted method for achieving convergence of opinion cencercing real-world knowledge solicited from experts within certain topic areas. Predicted on the rationale that “two heads are better than one, or...n heads are better than one”
Delphi memiliki karakteristik dalam proses pelaksanaan, Somerville
(2008:1) menyatakan sebelum menerapkan teknik Delphi setidaknya ada
beberapa karakteristik yang mesti kita ketahui, secara lengkap diungkapkan
“A Delphi is iterative process, normally three to four round, involving a series of questionnaires, each building on the results of the previous one. The result of each round are compiled and returned to the participants. Over successive iterations, participants are able to reevaluate their responses in light of the complied responses of all participants. Responses to the questionnaires are made anonymously. Participants are known to the researchers but not necessarily to the other participants. The anonymity of panelists enhances the probability that opinions are considered in and of themselves without being influenced by the person who expressed the opinions.”
Maksudnya Delphi merupakan proses yang pelaksanaannya dilakukan
berulang-ulang, biasanya dilakukan dalam tiga hingga empat ronde dengan
menggunakan kuesioner berkelanjutan. Setiap ronde akan menghasilkan
perbaikan untuk ronde selanjutnya, partisipan boleh mengevaluasi apa yang
telah di sampaikannya. Pada akhirnya akan menghasilkan tujuan yang di
inginkan, tujuan tersebut merupakan kompilasi dari seluruh respon yang
diberikan oleh partisipan.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada saat pengembangan
desain Diklat pengembangan media pembelajaran berbasis TIK pada penelitian
ini adalah sebagai berikut:
a. Rancangan awal. Membuat rancangan awal desain kurikulum Diklat pengembangan media pembelajaran berbasis TIK (berdasarkan studi
pendahuluan kondisi di lapangan);
b. Round 1, menyebarkan atau membagikan desain awal (Dokumen 1 dan 2)
kurikulum Diklat kepada ahli untuk diberi masukan berdasarkan konteks
dan kebutuhan pelatihan;
c. Masukan/opini para ahli. Masukan/opini yang diberikan oleh para ahli kemudian dikompilasikan dan kemudian dilanjutkan ke tahap berikutnya
(Round 2);
d. Round 2, menyebarkan atau membagikan desain kurikulum Diklat yang
telah diberi masukan kepada ahli untuk diberi masukan kembali berdasarkan
e. Masukan/opini para ahli. Masukan/opini yang diberikan oleh para ahli kemudian dikompilasikan dan kemudian dilanjutkan ke tahap berikutnya
(Round 3);
f. Tahapan akan terus berlanjut hingga mencapai kesepatakan atau tidak ada
lagi perbaikan dan masukan dari ahli.
g. Verifikasi. Setelah desain Diklat tersusun, maka peneliti melakukan
verifikasi mengenai desain Diklat yang telah dibuat dengan cara
memberikan Desain Diklat kepada guru-guru Biologi yang akan menjadi
subjek pelatihan nantinya, sekaligus kepala bidang Dikmenti untuk
mengoreksi atau crosscheck terkait konten pelatihan. Crosscheck dilakukan
untuk mengetahui materi mana yang sudah dikuasai dan perlu untuk
dikuasai oleh guru. Selain itu hal tersebut berguna untuk menentukan
kebutuhan (materi) apa saja yang dibutuhkan seorang guru terkait
pengembangan media pembelajaran berbasis TIK.
h. Finalisasi. Setelah melakukan verifikasi mengenai kebutuhan yang diperlukan guru, maka hasil verifikasi kembali di konsultasikan kepada ahli
untuk menyimpulkan (finalisasi) desain Diklat pengembangan media
pembelajaran berbasis TIK.
Delbecq, Van de Ven and Gustafson (1975) dalam Chia-Chien and
Standford (2007:1) menyatakan bahwa teknik Delphi dapat digunakan untuk
mencapai hal-hal berikut ini.
a. To determine of develope a range of possible program alternatives;
b. To explore of expose underlying assumptions or information leading to different judgements;
c. To seek out information which may generate a consensus on the part of the respondent group;
d. To correlate informed judgements on a topic spanning a wide range of disciplines, and;
2. Wawancara
Selain menggunakan teknik Delphi, teknik lain yang digunakan adalah
teknik wawancara. Wawancara adalah suatu tanya jawab secara tatap muka
yang dilaksanaan pewawancara dengan orang yang diwawancarai untuk
memperoleh informasi yang dibutuhkan (Sandjaja dan Heriyanto, 2006:139).
Pendapat lain yang sampaikan oleh Zuriah (2006:179) Wawancara ialah alat
pengumpul informasi dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara
lisan untuk dijawab secara lisan pula.
Wawancara dalam penelitian ini digunakan sebagai teknik pendukung
pengumpulan data untuk memperoleh informasi secara mendalam serta untuk
mengecek kembali berdasarkan studi Delphi yang telah dilakukan sebelumnya.
Pada penelitian ini wawancara digunakan untuk membantu proses studi Delphi
yang dilaksanakan. Selain masukan dari ahli yang berupa tulisan, penulis juga
melakukan wawancara mengenai penyusunan desain Diklat pada penelitian ini.
Adapun subjek yang diwawancarai pada penelitian ini adalah ahli-ahli
yang terlibat dalam studi Delphi, diantaranya satu orang yang ahli pada Bidang
Media Pembelajaran dan TIK, satu orang yang ahli pada bidang kurikulum dan
pelatihan dan satu orang yang terlibat langsung dengan lokasi pelatihan, serta
beberapa orang guru Biologi. Secara lebih rinci dapat dilihat dibawah pada sub
Bab subjek penelitian.
3. Observasi
Teknik pengumpulan data dengan cara observasi merupakan salah satu
penelitian lapangan (field research), dengan cara mendatangi atau mengamati
langsung objek penelitian yang dapat memberikan informasi tentang masalah
yang sedang diteliti. Sukmadinata (2009:52) mengatakan bahwa observasi
(observation) atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara
mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan
yang sedang berlangsung. Hal-hal yang diobservasi pada penelitian ini adalah
berupa studi pendahuluan mengenai kebutuhan dan kondisi lokasi penelitian
Observasi dilakukan dengan mendatangi lembaga yang menjadi sasaran
penelitian yaitu Dikmenti, melakukan wawancara dengan kepala Bidang
Dikmenti terkait pelatihan yang ada atau yang akan di kembangkan. Melihat
apakah sebelumnya telah ada pelatihan mengenai media pembelajaran berbasis
TIK atau yang berkaitan dengan TIK.
Selain itu, observasi juga dilakukan pada guru Biologi SMA yang
terdapat di Kabupaten Batang Hari. Hal ini untuk memperoleh informasi
tentang bagaimana pemanfaatan TIK khususnya pengembangan media
pembelajaran oleh guru Biologi. Observasi yang dilakukan bertujuan untuk
mengalisis kesenjangan dan memberikan informasi kepada para ahli untuk bisa
memutuskan atau meramalkan (forecasting) desain Diklat seperti apa yang
baik untuk dikembangkan pada lokasi penelitian dengan cara studi Delphi.
D.Prosedur Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini secara garis besar terdiri dari tiga tahap, yaiti
orientasi, eksplorasi dan member checked. Adapun perincian dari
masing-masing kegiatan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Tahap Orientasi
Kegiatan yang dilakukan pada tahap orientasi yaitu:
a) Menyusun sekaligus konsultasi mengenai rancangan penelitian dengan
dosen pembimbing
b) Membuat instrumen penelitian (Program pelatihan)
c) Mengurus perizinan yang dipersyaratkan untuk dapat masuk ke lapangan
penelitian untuk pengumpulan data
2. Tahap Eksplorasi
Pada tahapan ini dilakukan penggalian informasi atau data secara lebih
mendalam, kegiatan ini meliputi:
a) Penyusunan pedoman wawancara sebagai instrumen pembantu penelitian
c) Melakukan kegiatan penyusunan hasil laporan penelitian yang meliputi
deskripsi, analisis, dan menafsirkan data hasil penelitian sehingga
tercipta desain kurikulum Diklat yang diharapkan
3. Tahap Member Check
Pada tahapan ini kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Penyusunan laporan penelitian yang diperoleh pada tahap eksplorasi
2. Menyampaikan laporan tersebut kepada masing-masing responden untuk
dicek relevansinya dengan pendapat reseponden yang bersangkutan
3. Setelah menelaah laporan tersebut, responden memperbaiki hal-hal yang
Mario Emilzoli, 2013
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Penelitian ini dilakukan untuk membuat desain kurikulum pendidikan
dan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam mengembangkan
media pembelajaran berbasis TIK yang dilakukan di Dinas Pendidikan
Kabupaten Batang Hari pada Bidang Pendidikan Menengah dan Perguruan
Tinggi (Dikmenti) Provinsi Jambi. Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan, maka diperoleh simpulan sebagai berikut.
1. Gambaran tentang Traning Need Analysis di Bidang Pendidikan
Menengah dan Perguruan Tinggi (Dikmenti) Kabupaten Batang Hari
mencakup isi dari materi seperti apa yang akan dimuat pada desain Diklat.
Adapun materi tersebut mencakup (1) Mengetahui standar kualifikasi
akademik dan kompetensi guru terkait pengembangan media pembelajaran
berbasis TIK Menyusun program penyelenggaraan diklat pengembangan
media pembelajaran berbasis TIK bagi guru Biologi SMA, (2) Memahami
hakikat, konsep dan fungsi media pembelajaran berbasis TIK, (3)
Menganalisis Materi (SKKD) Biologi yang tepat untuk dikemas dengan
media pembelajaran berbasis TIK, (4) Memahami Karakteristik dan
pemilihan media pembelajaran berbasis TIK yang tepat untuk materi pada
pelajaran Biologi berdasarkan analisis dari SKKD, (5) Memahami konsep
internet dan memanfaatkannya dalam pengembangan media pembelajaran
TIK pada mata pelajaran biologi, (6) Membuat desain multimedia
presentasi berdasarkan SKKD Biologi yang telah dianalisis sebelumnya,
(7) Memproduksi multimedia presentasi berdasarkan SKKD Biologi yang
telah dianalisis sebelumnya, (8) Memahami prosedur evaluasi media
pembelajaran multimedia presentasi berdasarkan SKKD Biologi yang
E-learning berdasarkan SKKD Biologi yang telah dianalisis sebelumnya,
(10) Memproduksi media pembelajaran E-learning berdasarkan SKKD
Biologi yang telah dianalisis sebelumnya (11) Memahami prosedur
evaluasi media pembelajaran E-learning berdasarkan SKKD Biologi yang
telah dianalisis sebelumnya, (12) Membuat desain media pembelajaran
video berdasarkan SKKD Biologi yang telah dianalisis sebelumnya, (13)
Memproduksi media pembelajaran video, dan (14) Memahami prosedur
evaluasi media pembelajaran video berdasarkan SKKD Biologi yang telah
dianalisis sebelumnya.
2. Petunjuk teknis (Dokumen 1) pelaksanaan kurikulum pendidikan dan
pelatihan (Diklat) untuk digunakan pada kegiatan pelatihan dalam upaya
meningkatkan kemampuan guru biologi dalam mengembangkan media
pembelajaran berbasis TIK yang dikembangkan ini secara keseluruhan
mencakup:
a. Rasional,
b. Dasar hukum,
c. Tujuan Diklat,
1) Tujuan Umum
2) Tujuan Khusus
d. Output,
e. Manfaat,
f. Pelaksanaan Pelatihan,
g. Metode Pelatihan,
h. Rencana Pengembangan dan Sistem Penilaian,
3. Silabus dan SAP (Dokumen 2) kurikulum pendidikan dan pelatihan untuk
digunakan pada kegiatan pelatihan dalam upaya meningkatkan
kemampuan guru biologi dalam mengembangkan media pembelajaran
Mario Emilzoli, 2013
a. Silabus Diklat
Silabus Diklat dikembangkan dengan format horizontal yang di
dalamnya mencakup komponen-komponen sebagai berikut: Standar
Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator, Materi Diklat, Kegiatan
Pembelajaran, Waktu, Metode, Alat/Sumber/Media, dan alat penilaian.
Adapun isi dari silabus Diklat dapat dilihat lebih jelas pada lampiran
tesis.
b. SAP Diklat
SAP dikembangkan berdasarkan penurunan dari silabus yang telah
dibuat dan di dalamnya memuat berbagai komponen seperti berikut:
Nama Pelatihan, Sesi ke- Diklat, Alokasi Waktu, Kompetensi Dasar,
Indikator, Tujuan Pembelajaran, Materi, Metode, Langkah-langkah
Diklat, Media/alat yang digunakan dan alat penilaian/evaluasi.
B. Rekomendasi
Berdasarkan analisis hasil penelitian tentang desain kurikulum
pendidikan dan pelatihan (Diklat) untuk meningkatkan kemampuan guru
dalam mengembangkan media pembelajaran berbasis TIK, maka peneliti
merumuskan beberapa rekomendasi yang dapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangan bagi masyarakat khususnya lembaga pelaksana pelatihan, guru,
dan mahasiswa yang tertarik untuk melakukan penelitian yang sejenis,
diantaranya adalah:
1. Bidang Pendidikan Menengah dan Perguruan Tinggi (Dikmenti) Dinas
Pendidikan dan kebudayaan kabupaten Batang Hari.
Sebagai lembaga/pihak yang bertanggung jawab terhadap peningkatan
mutu tenaga pendidik, sebaiknya senantiasa melakukan peninjauan secara
menyeluruh mengenai perkembangan kualitas tenaga pendidik atau guru
yang terdapat di Batang Hari berdasarkan standar kompetensi yang harus
dimiliki seorang guru, sehingga lembaga pelatihan bisa dengan tepat dalam
tenaga pendidik untuk kemajuan mereka dan pendidikan yang terdapat di
Batang Hari
2. Guru mata pelajaran Biologi jenjang SMA.
Guru sudah semestinya mengikuti perkembangan teknologi karena
teknologi sangat membantu dalam penyelenggaraan
pendidikan/pembelajaran. Selain itu, guru harus lebih peka terhadap
kekurangan yang dimilikinya dari segi penguasaan kompetensi TIK dan
senantiasa giat untuk mempelajarinya dengan cara mengikuti berbagai
pelatihan yang terkait dengan TIK.
3. Peneliti selanjutnya.
Penelitian dan pengembangan yang dilakukan pada penelitian ini baru
sampai pada tahapan model konseptual. Sehingga untuk bisa lebih
sempurna lagi diharapkan bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk
mengkaji lebih dalam mengenai penelitian ini agar bisa melanjutkannya
hingga pada tatanan model hipotesis. Selain itu, pada tahapan validasi
produk, akan lebih baik lagi jika ahli yang terkait dengan pengembangan
disain Diklat ditambahkan, agar disain lebih matang dan sesuai dengan
DAFTAR PUSTAKA
Abduhak, I. (1995). Metodologi Pembelajaran dan Pendidikan Orang Dewasa. Bandung: Cipta Intelektual
Adler, M. & Ziglio. E. (1996). Gazing into the oracle: The Delphi Method and its application to social policy and public health. London: Jessica Kingsley Publishers.
Akira. (2012). Pengertian, Manfaat, Klarifikasi, dan Jenis-Jenis Media Pembelajaran. [Online]. Tersedia:
http://akirawijayasaputra.wordpress.com/2012/03/14/pengertianmanfaatk larifikasidan-jenis-jenis-media-pembelajaran/
Arifin, Zainal, (2012). Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum, Bandung: Remaja Rosdakarya
Arikunto, Suharsimi, 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Asdi Mahasatya
Astrino, Beni. (2010). Efektivitas Penggunaan Powerpoint Tipe Stand Alone Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di SMA. Skripsi. Bandung: Perpustakaan UPI (tidak diterbitkan)
Atmowidirio. S. (2002). Manajemen Pelatihan. Jakarta: PT. Ardadizya Jaya
Borg, Walter & Gall, Meredith. (2003). Educational Research: An Introduction. USA: Pearson Education Inc.
Depdiknas (2004). Standar Kompetensi Guru Sekolah Menengah Atas, Jakarta
Dharma, A. (1998). Perencanaan Pelatihan. Pusdiklat Pegawai Depdikbud
Fitriani. (2013). Multimedia Pembelajaran, Fungsi Media Pembelajaran. [Online].Tersedia:http://fitrianielektronika.blogspot.com/2013/04/pengert ian-media-pembelajaran-menurut.html
Hakim, Arif. (2010). Efektifitas Media Presentasi Microsoft Power Point Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Materi Bangun Ruang. Skripsi. Bandung: Perpustakaan UPI (tidak diterbitkan)
Hamalik, Oemar. (2007). Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara
Hidayat. (2011). Langkah-langkah Pengembangan Media Pembelajaran. [Online].Tersedia.
http://meretasmasadepan.blogspot.com/2011/03/langkah-langkah-pengembangan-media.html
Hsu, Chia-Chien and Standford, Brian A. (2007). “The Delphi Technique: Making Sense of Consesus”. Journal of Practical Assesment , Research & Evaluation, Volume 12, Number 10, August 2007. ISSN 1531-7741
Majid, Abdul. (2005). Perencanaan Pembelajaran, Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung: Rosdakarya.
Mayo, G.D and Dubois, P.H (1987). The Complete Book of Training: Theory, Prinsiples, and Techniques. California: University Associates
Mugara, R. (2011). Meningkatkan Kompetensi Guru melalui Penguasaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). [Online]. Tersedia: http://jurnal.upi.edu/file/Meningkatkan_Kualitas_guru_melalui_penguasa an_TIK.docx
Munir. (2008). Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: Alfabeta
Mustaji. (2012). Pengembangan Media Pembelajaran-Diklat Standar Alat dan Media Pembelajaran untuk SMA. [Online]. Tersedia:
http://www.tp.ac.id/site/pengembangan-media-pembelajarandiklat-standar-alat-dan-media-pembelajaran-untuk-sma
Nasution. (2005). Asas-asas Kurikulum. Jakarta: Bumi Aksara
Nidhoma. (2011). Konsep Dasar Media Pembelajaran Berbasis TIK. [Online] Tersedia: http://nidhoma.blogspot.com/2011/09/konsep-dasar-media-pembelajaran.html
Nurjaya. (2010). Pengembangan Desain Kurikulum Muatan Lokal Berbasis Sekolah Model. Tesis. Bandung: SPs UPI
Peraturan Menteri Pendidikan Republik Indonesia No. 16 Tahun 2007. Standar Kualifikasi Akademik Dan Kompetensi Guru
Peraturan Menteri Pendidikan Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikkan Dasar dan Menengah.
Rasto. (2008). Kompetensi Guru. [Online] Tersedia: http://rasto.wordpress.com/2008/01/31/kompetensi-guru/
Riandi. (2011). Media Pembelajaran Biologi. [Online] Tersedia: http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/19630501 1988031-RIANDI/Bahan_Kuliah/Media_pembelajaran_biologi.pdf
Rohaeni, N. & Jubaedah, Y. (2011). Model Desain Kurikulum Pelatihan Profesi Guru Vokasional Berbasis Technological Curriculum. [Online], Vol. 12 No. 2. Tersedia: http://jurnal.upi.edu/penelitian- pendidikan/view/1378/model-desain-kurikulum-pelatihan-profesi-guru-vokasional-berbasis-technological-curriculum.html
Sahid. (2012). Pengembangan Bahan Ajar Berbasis ICT. [Online] Tersedia: http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/131930136/
Sanjaya, Wina. (2011). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana
_____________ (2011). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana
Simamora, H. (1999). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: YKPN
Somerville, J.A. (2008). Effective Use of the Delphi Process in Research: Its Characteristics, Strengths and Limitations. [Online]: Tersedia: http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:RwfOYasaILIJ:j
asomerville.com/wp-content/uploads/2011/08/DelphiProcess080617b.pdf+&cd=1&hl=id&ct= clnk&client=firefox-a
Sudjana, D. (1993). Strategi Pembelajaran dalam Pendidikan Luar Sekolah. Bandung: Nusantara Press
___________(1996). Pendidikan Luar Sekolah, Wawasan, Sejarah Perkembangan, Falsafah dan Teori Pendukung Azas. Bandung: Falah Production
Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung: Alfabeta
Sukmadinata, N.S. (2009). Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya
_______________ (2010). Pengembangan Kurikulum, Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya
_______________ (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya
Sulastri. (2012). Desain Pelatihan. [Online]
Tersedia: http://allamandakathriya.blogspot.com/2012/04/desain-pelatihan.html
Supyan, Agus. (2012). Kerangka Kerja Kompetensi TIK Untuk Guru. [Online] Tersedia: http://agussupyans.blogspot.com/2012/05/kompetensi-tik-untuk-guru.html
Susilana, Rudi & Riyana, Cepi. (2008). Media Pembelajaran, Hakikat, Pengembangan, Pemanfaatan, dan Penilaian. Bandung: Jurusan Teknologi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia
Taudjuri, Y. (1997). Analisa Kebutuhan Pelatihan dalam Menunjang Efektifitas
Pelatihan di PPPTMGB “Lemigas”. Tesis. Bandung: SPs UPI (tidak diterbitkan)
Tedihyo. (2012). Defenisi Pelatihan Menurut Para Ahli. [Online]
Tersedia: http://edutekinfo.blogspot.com/2012/03/definisi-pelatihan-menurut-para-ahli.html
Tomoredjo, Mampuono Rasyidin, Penguasaan ICT: Bekal Guru Profesional
Menghadapi Era Global. [Online]. Tersedia:
http://www.jatengklubguru.com
Undang-undang No.14 tahun 2005 tentang Guru Dan Dosen pasal 10 ayat (1)
Underhill, Nic. (2004). Judging Facilitator. United Kingdom: The United
Kingdom’s International Organisation for Educational Opportunities adn
Culture Relations.
Wenting, Tim. (1993). Planning For Effective Training: A guide to Curriculum Development. Roma: Food and Agriculture Organization of The United Nations.
Widodo, dkk. (2006). Analisis Dampak Program-Program Peningkatan Profesionalisme Guru Sains Terhadap Peningkatan Kualitas Pembelajaran Sains di Sekolah. Laporan Penelitian Hibah Kebijakan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Wijayanti, Inggit Dyaning (2011) Peningkatan Pendidikan Berbasis ICT. UIN Sunan Kalijaga: Yogyakarta
Wikipedia. (2013). Desain. [Online]
Tersedia: http://id.wikipedia.org/wiki/Desain
Wulandari, Irni. (2012). Media Pembelajaran Berbasis TIK. [Online]
Tersedia: http://iwulan.blogspot.com/2012/02/media-pembelajaran-berbasis-tik.html
Yunanta. Rina. (2012). Media Pembelajaran Berbasis TIK. [Online]
Tersedia: http://rinayunanta.blogspot.com/2012/01/media-pembelajaran-berbasis-tik.html
Zuriah, Nurul. (2007). Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
______ Sumber Lain
Gambar Kerucut Edgar Dale. [Online].