• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBANDINGAN ANTARA SISWA RSBI DAN REGULER DITINJAU DARI ASPEK MOTIVASI DAN KETERAMPILAN MOTORIK DALAM PEMBELAJARAN PENJAS: STUDY DESKRIPTIF DI SMA PASUNDAN 8 BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBANDINGAN ANTARA SISWA RSBI DAN REGULER DITINJAU DARI ASPEK MOTIVASI DAN KETERAMPILAN MOTORIK DALAM PEMBELAJARAN PENJAS: STUDY DESKRIPTIF DI SMA PASUNDAN 8 BANDUNG."

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

ASPEK MOTIVASI DAN KETERAMPILAN MOTORIK DALAM

PEMBELAJARAN PENJAS

(STUDY DESKRIPTIF DI SMA PASUNDAN 8 BANDUNG)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi

Oleh:

Mochamad Aditia Fauzi

0800622

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

(2)
(3)

Nama : Mochamad Aditia Fauzi

Nim : 0800622

Judul : “Perbandingan Antara Siswa RSBI(Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional) Dan Reguler Ditinjau Dari Aspek Motivasi Dan Motorik Dalam Pembelajaran Penjas (Study Deskriptif di SMA PASUNDAN 8 BANDUNG)”

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH DOSEN PEMBIMBING

Pembibing I

Dr. Uhamisastra, M. Pd

NIP. 195106221980021001 Pembimbing II

Didin Budiman, M.Pd

NIP. 197409072001121001

Mengetahui

Ketua Program Studi

Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

(4)

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Perbandinagn Antara Siswa RSBI Dan Reguler Ditinjau Dari Aspek Motivasi Dan Keterampilan Motorik Dalam

Pembelajaran Penjas” sepenuhnya karya saya sendiri dan tidak ada di dalamnya yang kriteria plagiat dari karya orang lain. Apabila terdapat unsur plagiat dari karya orang lain penulis bersedia menerima sanksi sesuai dengan norma yang berlaku di perguruan tinggi ini.

Bandung, Juli 2013 Yang membuat pernyataan

(5)

PERBANDINGAN ANTARA SISWA RSBI DAN REGULER DITINJAU

DARI ASPEK MOTIVASI DAN KETERAMPILAN MOTORIK DALAM

PEMBELAJARAN PENJAS

(STUDY DESKRIFTIF DI SMA PASUNDAN 8 BANDUNG)

Oleh

Mochamad Aditia Fauzi

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Mochamad Aditia Fauzi 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(6)

ABSTRAK

Mochamad Aditia Fauzi NIM 0800622. Skripsi : Perbandingan Antar siswa Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional(RSBI) dan Reguler Ditinjau Dari Aspek Motivasi dan Motorik Dalam Pembelajaran Penjas(Study Destriptif di SMA PASUNDAN 8 BANDUNG). Skripsi ini dibimbing oleh Pembimbing I :Dr.Uhamisastra,Ms dan Pembimbing II : Didin Budiman, M. Pd Program studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Universitas Pendidikan Indonesia.

Motivasi siswa sangat menunjang keberhasilan belajar,terutama dalm pembelajaran penjas,sebab dalam pembelajaran penjas siswa dituntut untuk bisa mekakukan gerakan motorik dalam rangkaian pembelajaran penjas,maka dari itu terdapat kaitan antara motivasi dan motorik dalam pembelajran penjas.Dunia pendidikan di indonesia semakin hari semakin pesat perkembangannya, terutama dikota-kota besar semakin gencar mengembangkan rintisan sekolah bertaraf internasional atau sering disebut RSBI dan SSN,hal ini yang seakan menimbulkan perbedaan yang menonjol antara siswa RSBI DAN REGULER(SSN)dari segi kegiatan belajar mengajar khususnya dalam pebelajaran penjas,sehingga timbul perbandingan antara siswa RSBI DAN REGULER dalam mengikuti pembelajaran penjas baik dari aspek motivasi belajarnya maupun ketermapilan motoriknya.

Tujuan Penelitian yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui perbandingan antara siswa RSBI dan Reguler ditinaju dari aspek Motivasi dan Keterapilan Motorik dalam pembelajaran penjas. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan teknik korelasional. Sampel adalah siswa kelas X RSBI DAN REGULER SMA PASUNDAN 8 BANDUNG sebanyak 31 siswa. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik sampel random.

(7)
(8)

DAFTAR ISI

B. Definisi Motivasi dan jenis-jenis motivasi ... 13

C. Definisi belajar ... 16

D. Motivasi dan Belajar Penjas... 19

E. Belajar dan Kerampilan motorik... 21

F. Anggapan Dasar... 26

G. Hipotesis... 27

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 28

B. Penentuan Populasi dan Sampel ... 30

C. Langkah-langkah dan Desain Penelitian ... 32

D. Lokasi dan waktu Peneltian ... 33

E. Pengembangan Instrumen Penelitian ... 34

(9)

H. Prosedur Pengolahan dan Analisis data ... 43

BAB IV HASILPENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

A. Hasil Penelitian ... ... 44 B. Hasil Analisis Pengolahan Data ... 46 C. Diskusi Temuan ... 50 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 50 B. Saran ... 53 DAFTAR PUSTAKA

(10)

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan jasmani pada hakekatnya adalah suatu proses pendidikan tentang dan melalui aktivitas jasmani, dengan permainan atau olahraga yang terpilih untuk mencapai tujuan pendidikan. Pendidikan jasmani merupakan wahana pendidikan, yang memberikan kesempatan bagi anak untuk mempelajari hal-hal yang penting, oleh karena itu pelajaran pendidikan jasmani tidak kalah penting dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya. Menurut Sunarya ( 2007 : 40 ) pendidikan jasmani merupakan pendidikan yang dilakukan melalui aktivitas fisik yang lazim digunakan oleh siswa, sesuai dengan muatan yang tercantum dalam kurikulum adalah bentuk gerak-gerak olahraga, sehingga pendidikan jasmani disekolah akan memuat cabang-cabang olahraga dengan tujuan untuk menggali potensi siswa. Faktor yang mempengaruhi pendidikan jasmani antara lain : Suasana akademis (athmosphere academic), penyelenggara (caretaker), infrastruktur (infrastructure), sumber daya manusia.

Dewasa ini manusia cenderung mengesampingkan aktivitas yang berkaitan dengan motorik,manusia cenderung terbuai dengan modernisasi jaman yang mengesampingkan aktivitas motorik,sehingga manusia malas berolah raga dan lebih mengutamakan bermain dengan game online,play station,dsb.sehingga kalangan remaja keasyikan dan menimbulkan kabiasaan malas untuk berolah raga dan bekerja,dan menimbulkan sumber daya manusia yang malas untuk berolah raga.

(11)

beberapa hal penting yang mengemuka saat ini yaitu: motivasi siswa dengan keterampilan motorik siswa. Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Menurut Maslow (1943-1970) yang dikutip Djamarah(225:115) sangat percaya bahwa tingkah laku manusia dibangkitkan dan diarahkan oleh kebutuhan-kebutuhan tertentu, seperti kebutuhan fisiologis, rasa aman rasa cinta, penghargaaan, aktualisasi diri, mengetahui dan mengerti, dan kebutuhan estetik. Kebutuhan-kebutuhan inilah yang mampu memotivasi tingkah laku seseorang.

Dalam kegiatan sehari-hari manusia senantiasa terdorong untuk memenuhi kebutuhannya, sumber pendorong bagi manusia untuk melakukan suatu kegiatan disebut motivasi yang merupakan salah satu aspek jiwa manusia, motivasi itu sendiri merupakan wujud yang sulit untuk dilihat secara langsung pada seseorang. Hal ini sesuai dengan penjelasan Harsono (1988:90) bahwa: “Motivasi merupakan wujud yang tidak nampak pada seseorang tidak bisa kita amati secara langsung dan yang dapat diamati

adalah sifat atau atau itngkah lakunnya yang merupakan akibat dari adanya motivasi pada diri orang tersebut”. Motivasi merupakan aspek jiwa yang berfungsi sebagai penggerak dan pengarah perilaku seseorang dalam suatu kegiatan. Melalui motivasi, seorang akan berusaha memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Selanjutnya dijelaskan oleh Gunarsa (1989:90) sebagai berikut:

(12)

3

Sesuai dengan pendapat diatas motivasi merupakan sumber penggerak atau sumber pendorong yang ada dalam diri manusia dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan manusia untuk kelangsungan hidupnya. Sejak lahir manusia sudah memiliki motif-motif tertentu ada melalui perkembangan, motif dibatasi dan dipengaruhi oleh lingkungan yang ada disekitar manusia.

Dengan demikian motivasi itu mempengaruhi adanya kegiatan, sehubungan dengan itu ada tiga fungsi motivasi menurut Sardiman A.M (2003 : 85) adalah : 1. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang

melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap yang akan dikerjakan.

2. Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak di capai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.

3. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

Selain dari itu seperti yang diterangkan diatas motivasi sebagai pendorong atau sponsor,selanjutnya diaplikasikan dengan tingkah nyata yaitu sebuah kegiatan,kegiatan yang dimaksud yaitu kegiatan yang berkaitan dengan aktivitas motorik sehingga siswa menimbulkan keseimbangan antara aktivitas dikelas dan diluar kelas.sehingga menciptakan karakter siswa yang bugar dan semangat dalam mengikuti pembelajaran sehingga menimbulkan kepribadiaan yang lugas dan berwibawa.

(13)

motivator.Seorang anak yang termotivasi memiliki peluang lebih besar untuk memperoleh hasil yang baikdalam pembelajaran atau dalam mengerjakan tugas-tugas sekolah.Motivasi akan mendorong siswa untuk belajar,datang lebih awal,belajar lebih giat,memperhatikan bila guru menerangkan.

Dalam pembelajaran khususnya pembelajaran penjas hal yang ditekankan yaitu aktivitas motorik siswa,guru penjas dituntut untuk bisa memotivasi sehingga siswa barsemangat untuk mengikuti pembeljaran penjas,sehingga menimbulkan siswa yang bugar dan energik dalm mengikuti kegiatan belajar mengajar.

Motorik berfungsi sebagai motor penggerak yang terdapat didalam tubuh manusia.diera modernisasi ini banyak sekali yang mengagap remeh tentang pentingnya berolah raga,hal ini dikarenakan kebutuhan berolah raga yang tidak diutamakan sehingga mengakibatkan kurangnya antusias dalam berolahraga,terutama dikota-kota besar.Gaya hidup tersebut menular dari usia lanjut usia,dewasa sampai dini,hal ini juga menular sampai kedunia pendidikan,kesadaran murid untuk berolahraga sangatlah kurang.Hal ini tergambar dari kurangnya minat murid dalam mengikuti pembelajaran,murid cenderung malas untuk melakukan gerakan,hal ini yang menjadi pr seorang guru untuk mensiasati keadaan tersebut.

(14)

5

pendidikan jasmani dikesampingkan,sehingga terdapat perbedaan antara efektifnya pembelajaran di kelas RSBI dan SSN(reguler).

Berdasarkan uraian diatas penulis berkeingian untuk mengadakn penelitian guna memperoleh gambaran tentang”Perbandingan Antara Siswa RSBI dan Reguler Ditinjau Dari Aspek Motivasi Dan Keterampilan Motorik Dalam Pembelajaran Penjas”.

B. Rumusan Masalah

berdasarkan latar belakang masalah dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimanakah perbandingan motivasi belajar siswa RSBI dan Reguler dalam mengikuti pelajaran pendidikan jasmani ?

2. Bagaimanakah perbandingan siswa RSBI dan Reguler ditinjau dari aspek motorik?

3. Seberapa besar perbandingan siswa RSBI dan Reguler ditinjau dari Aspek Motivasi dan Motorik Dalam Pembelajaran Penjas?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan latar belakang dan masalah penelitian diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

(15)

2. Mengetahui perbandingan motorik siswa RSBI dan Reguler pada mata pelajaran pendidikan jasmani yang diperoleh siswa

3. Adanya perbandingan yang signifikan antara siswa RSBI dan Reguler ditijau dari aspek Motivasi Dan Motorik dalam Pembelajaran penjas.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan kontribusi yang berarti bagi semua pihak terutama bagi yang berkecimpung dalam dunia pendidikan diantaranya:

a) Bagi guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi guru dalam membina, membimbing, dan mengarahkan serta mendukung siswa agar lebih giat mengikuti dalam memgikuti pelajaran olahraga

karena dengan mengikuti olahraga yang rajin, teratur dan penuh motivasi, maka proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik pada setiap pertemuan kegiatan belajara mengajar.

Sebagai sumbangan keilmuan mengenai keterkaitan antara motivasi belajar dengan hasil belajar pendidikan jasmani khususnya untuk guru dapat dijadikan masukan dan informasi bagi lembaga pendidikan maupun lembaga disekolah, juga menjadi bahan pertimbangan bagi guru dalam upaya meningkatkan kualitas proses belajar. Selain itu hasil penelitian ini diharapkan menjadi umpan balik bagi guru dalam proses belajar mengajar.

b) Bagi siswa

(16)

7

untuk mengikuti pelajaran penjas dengan hasil belajar yang baik pula pada mata pelajaran pendidikan jasmani.

c) Bagi peneliti

Peneliti dapat mengetahui, motivasi apa yang akan timbul pada diri siswa mengikuti pelajaran dan dengan seberapa besar kemampuan siswa setelah pelaksanaan pembelajaran dalam hasil belajarnya yang diperoleh.

E. Batasan Penelitian

Untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai penelitian ini, diperlukan batasan penelitian. Adapun batasan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Variabel bebas dalam penelitian ini adalah motivasi belajar 2) Variabel terikat dalam penelitian ini adalah aktivitas motorik

3) Penelitian ini terfokus pada motivasi belajar siswa RSBI dan Reguler SMA PASUNDAN 8 BANDUNG pada saat mengikuti pelajaran pendidikan jasmani

4) Populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi SMA PASUNDAN 8 BANDUNG

5) Sampel dalam penelitian sebanyak 60 orang 30 siwi perempuan dan 30 Siswa laki-laki

6) Lokasi penelitian ini adalah dilapangan SMAPASUNDAN 8 BANDUNG.

F. Angapan dasar

(17)

“Anggapan dasar atau postulat adalah sebuah titik tolak penelitian yang sebenarnya diterima oleh penyelidik itu. Hal ini berarti setiap penyelidik dapat merumuskan anggapan dasar yang berbeda. Seorang penyelidik mungkin saja meragukan suatu anggapan dasar yang oleh orang lain diterima sebagai suatu kebenaran. Dari sifat kebenaran itu selanjutnya diartikan pula penyelidik dapat dirumuskan satu atau lebih hipotesis yang dianggap sesuai dengan penyelidikan”.

Adapun anggapan dasar yang penulis ajukan sesuai dengan permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Kamlesh(1983) dalam Djamarah (2002:115-117) menjelaskan bahwa motivasi terbagai atas dua bentu yakni : motivasi intrinsik dan ekstrinsik.

 motivasi intrinsik, adalah motif yang menjadi aktif pada diri individu tanpa ada rangsangan dari luar.

- Siswa termotivasi untuk belajar semata-mata untuk menguasai nilai-nilai yang terkandung didalam bahan ajaran.

- Siswa memiliki minat yang tinggi untuk mempelajari pada mata pelajaran pendidikan jasmani.

- Siswa yang memiliki motivasi intrinsik cenderung akan menjadi orang yang terdidik, yang berpengetahuan, memiliki keahlian, dalam mata pelajaran pendidikan jasmani.

 Motivasi ekstrinsik, adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang sari luar.

- Siswa belajar karena hendak mencapai tujuan yang terletak diluir hal yang dipelajarinya , seperti nilai tinggi.

- Memotivasi siswa agar siswa mau mengikuti pembelajran. - Pemberian reward.

(18)

9

Pada penjelasan diatas mengggambarkan bahwa motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik Sangat dibutuhkan dalam proses belajar mengajar agar dapat mencapai tujuan yang maksimal dan atau minimal lebih baik dari proses belajar mengajar sebelumnya, sehingga menghasilkan hasil belajar yang baik pula.

Kamlesh (1983) dalam Gunarsa (1989:103) menjelaskan bahwa kondisi dan faktor yang mempengaruhi motivasi adalah sebagai berikut :

1) Sehat fisik dan mental.

2) Lingkungan yang sehat dan menyenangkan. 3) Fasilitas lapang dan alat yang baik untuk belajar. 4) Program pendidikan jasmani yang menuntut aktivitas. 5) Menggunakan Audio-Visual Aid.

Semetara motorik yaitu suatu motor penggerak yang berfungsi mengendalikan tubuh hal ini yang perlu ditingkatkan dalam pembelajaran disekolah sebab bila keadaan tubuh stabil maka seluruh kegiatan atau aktivitas kegiatan belajar mengajar dikelas akan stabil,siswa menjadi semangat dan akan mencapai hasil yang diinginkan.

G. Hipotesis

Sesuai dengan permasalahan dan dasar pemikiran diatas, maka hipótesis yang diajukan antara lain:

(19)

2. Aktivitas Motorik siswa cenderung mengarah pada aktivitas game

3. Terdapat perbandingan antara motivasi dan motorik siswa RSBI dan Reguler.

H. Batasan Istilah

Menurut Nasution (1991 : 33 ) berpendapat bahwa “ istilah-istilah, konsep-konsep, atau pengertian-pengertian yang penting atau yang digunakan dengan makna tertentu harus diberi batasannya agar jangan timbul tafsiran yang bermacam-macam. Dalam keseluruhan penelitian itu istilah harus dugunakan dengan arti yang sama”.

Dalam penelitian ini terdapat beberapa istilah yang pengertiannya perlu penjelasan terlebih dahulu, hal ini dimaksudkan untuk menghindari kesalah fahaman dalam penafsirannya. Dibawah ini diuraikan pendapat para ahli pada beberapa istilah yang dipergunakan berikut penjelasannya, sebagai berikut :

1. Perbandingan: Kata Perbandingan sama dengan korelasi. Nurhasan (1990:17) menjelaskan bahwa; “Korelasi adalah hubungan atau perbandingan antara dua variabel yang satu dengan variabel yang lain, yang besar kecilnya ditentukan koefisien korelasi. Perbandingan disini dimaksudkan adalah perbandingan motivasi dan motorik siswa RSBI dan Reguler dalam mengikuti pembelajaran penjas

2. Motivasi: Sebagai dorongan untuk mencapai tujuan, dorongan dari dalam terhadap aktivitas yang bertujuan menurut Ginarsa, (1989:89).

3. Belajar: Suatu proses usa yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Menurut Slameto (2003:2).

(20)

11

(kondisi fisik)yang dipengaruhi oleh faktor fisikologi dan motivasi untuk mendapatkan satu gerakan yang baik.dikutip oleh Drs.Slameti Djamarah(Djamarah,Psikologi belajar;Rineka cipta;1999).

(21)

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode merupakan cara atau jalan yang ditempuh untuk mencapai tujuan. Tujuan penelitian adalah untuk mengungkapkan, menggambarkan dan menyimpulkan hasil pemecahan masalah melalui cara tertentu sesuai dengan prosedur penelitian. Sesuai dengan penelitian ini, tujuan penelitian dititik beratkan untuk mengetahui gambaran tentang motivasi belajar pendidikan jasmani antara siswa RSBI dan siswa Reguler. Adapun metode yang penulis gunakan pada penelitian ini adalah Metode Deskriptif. Metode deskriptif menurut Moh. Nazir (2005:54): “Suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu system pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang”. Dalam metode deskriptif, tujuan yang hendak dicapai adalah menggambarkan atau mendeskripsikan fakta-fakta, atau sifat-sifat serta hubungan antar feomena yang diselidiki. Moh Nazir (2005:54) mengungkapkan tentang tujuan metode deskriptif adalah sebagai berikut: “Tujuan penelitian Deskriptif ini adalah untuk membuat deskipsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, serta hubungan

antar fenomena yang diselidiki”. Mengenai metode deskriptif, Surakhmad (2002:139)

(22)

29

Pelaksanaan metode deskriptif tidak terbatas hanya sampai pada pengumpulan data saja, tetapi meliputi analisa dan tafsiran mengenai arti dari data itu sendiri. Sifat umum dari metode deskriptif dikemukakan oleh Surakhmad (1990:139) sebagai berikut:

“Metode penelitian deskriptif adalah menuturkan dan mentafsirkan data yang ada, pemasalahanya adalah tentang situasi yang dialami, suatu hubungan, suatu kegiatan dengan kegiatan lain, pandangan, sikap yang nampak, atau tentang suatu proses yang sedang berlangsung.”

Dari pernyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa sifat umum dari segala bentuk deskriptif adalah menuturkan dan mentafsirkan data. Ciri khusus dari metode deskriptif antara lain tertuju pada pemecahan masalah yang pada masa sekarang dan masalah-masalah tertentu yang dianggap populer.Mengenai ciri khusus dari metode deskriptif antara lain dikemukakan oleh Surakhmad (1990:140) sebagai berikut:

1. Memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang pada masalah-masalah yang aktual

(23)

keterangan secara faktual, baik tentang institusi sosial, ekonomi, atau politik dari suatu kelompok ataupun suatu daerah.”

Dalam metode survei penelitian dilakukan dalam waktu yang bersamaan terhadap sejumlah individu atau unit, baik secara sensus maupun dengan menggunakan sampel. Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa metode deskiptif adalah metode penelitian dengan tujuan untuk menggambarkan suatu peristiwa pada saat sekarang yang nampak dalam satu situasi. Data yang diperoleh itu dikumpulkan, disusun, dijelaskan dan dianalisis untuk menetapkan kesimpulan. Hal ini merupakan cara yang akan dilakukan untuk memperoleh gambaran yang jelas sehingga tujuan penelitian tercapai sesuai dengan yang diharapkan.

Oleh karena hal tersebut, maka penulis menggunakan metode deskriptif dalam pelaksanaan penelitian ini. Hal ini dikarenakan penelitian ini ingin mengungkapkan masalah yang terjadi pada masa sekarang. Secara spesifik dapat dikemukakan bahwa penelitian ini ingin meneliti sejauh mana hasil dari perbandingan antara siswa RSBI dan siswa reguler terhadap motivasi pembelajaran pendidikan jasmani.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi menurut Sudjana (2005:5), merupakan “totalitas semua nilai yang mungkin hasil menghitung ataupun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifatnya”. Selain itu, Arikunto (2002:108) menjelaskan:

“Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian”. Maka oleh karena itu, peneliti

(24)

31

didalam suatu penelitian. Populasi yang dimaksud dalam penelitian ini siswa kelas X SMA 8 Pasundan Bandung.

2. Sampel

Sampel menurut Ibrahim dan Sudjana (2004:85) bahwa:” Sampel adalah sebagian dari populasi yang memiliki sifat yang sama dengan populasi”. Selain itu, Arikunto (2002:109) mengungkapkan” sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi.” Dalam penelitian ini tidak semua anggota populasi dijadikan sebagai sampel, melainkan hanya sebagiannya saja. Mengenai jumlah yang akan dijadikan sampel penulis mengacu kepada pendapat arikunto (1991:73) sebagai berikut: “Ada pendapat yang dijadikan pegangan sekalipun bukan aturan yang pasti.

Jumlah sampel pada penelitian ini berjumlah 31 orang. Hal ini sesuai dengan teknik pengambilan sampel yang dilakukan melalui simple random sampling. Sebagaimana Rusli Lutan mengungkapkan (2007:91):” Sampel random sederhana merupakan salah satu metode dimana setiap anggota populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih”. Selain itu, jumlah 31 sampel merupakan hasil dari 30% dari jumlah populasi. Hal ini sesuai yang dikemukakan oleh Arikunto (2002:1120) yaitu Jika jumlah sampelnya besar, dapat diambil antara 10-15%, atau 20-25% atau lebih, tergantung setidak-tidaknya dari:

a. Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga dan dana.

b. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya data.

c. Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti. Untuk penelitian yang resikonya besar, tentu saja sampel besar, akan lebih baik.

(25)

C. Langkah-langkah dan Desain Penelitian

1. Langkah-langkah Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian deskriptif ini, peneliti menyusun langkah-langkah sesuai dengan yang di ungkapkan Moh Nazir (2005:84) yaitu:

a. Memilih dan merumuskan masalah yang menghendaki konsepsi ada kegunaan masalah tersebut serta diselidiki dengan sumber yang ada.

b. Menetukan tujuan dari penelitian yang akan dikerjakan. Tujuan dari penelitian harus konsisten dengan rumusan dan definisi dari masalah .

c. Memberikan limitasi atao scope, atau batasan sejauh mana penelitian ini akan dilaksanakan. Baik daerah geograpisnya, batasan kronologis, serta sebarapa utuh daerah penelitian ini akan dijangkau.

d. Merumuskan kerangka teori atau kerangka konseptual yang kemudian diturunkan dalam bentuk hipotesis-hipotesis untuk diverifikasikan.

e. Menelusuri sumber-sumber kepustakaan yang berhubungan dengan masalah yang ingin dipecahkan.

f. Merumuskan hipotesis-hipotesis yang ingin diuji, baik secara eksplisit maupun implisit.

g. Mengumpulkan data dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang cocok untuk penelitain.

(26)

33

i. Memberikan interprestasi dari hasil dalam hubungannya dengan kondisi sosial yang ingin diselidiki serta dari data yang diperoleh secara referensi khas terhadap masalah yang ingin dipecahkan.

j. Mengadakan generalisasi serta deduksi dari penemuan serta hipotesis-hipotesis yang ingin diuji. Memberikan rekomendasi-rekomendasi untuk kebijakan-kebijakan yang dapat ditarik dari penelitian.

k. Membuat laporan penelitian dengan cara ilmiah.

Dari penjelasan tersebut, langkah-langkah penelitian dapat digambarkan sebagaimana tercantum dalam Bagan 3.1:

Bagan 3.1

POPULASI

SAMPLE

PENGAMBILAN

DATA

PENGOLAHAN DATA

KESIMPULLL

LLLLLLAN

TES TINGKAT

PEMAHAMAN

PERATURAN PERMAINAN TES TINGKAT

(27)

D. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat untuk memperoleh informasi dan data, serta tempat dimana penelitian itu dilakukan. Sesuai dengan populasi dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini, penulis menetapkan lokasi penelitian adalah SMA 8 Pasundan Kota Bandung. Adapun waktu penelitian adalah saat penelitian itu akan dilaksanakan. Dalam penelitian ini data dan informasi mengenai variabel-variabel yang diteliti diambil pada saat wasit latihan bersama pada waktu rutin yang telah ditentukan. Adapun proses penelitian dapat dilihat dari Tabel 3.1:

Tabel 3.1

Waktu dan Tempat Penelitian

No Tanggal Tempat Keterangan

1 12 april 2013 SMA 8 Pasundan Uji Angket Penelitian

2 14 apri 2013 SMA 8 Pasundan Penelitian (Penyebaran Angket)

E. Instrument Penelitian

Dalam pengambilan data variabel penelitian maka diperlukan sebuah instrument penelitian. Instrument penelitian merupakan suatu alat yang dinilai akurat untuk memperoleh data variabel penelitian dari sejumlah populasi dan sampel yang telah ditentukan. Hal tersebut sesuai dengan yang diungkapkan oleh Arikunto (2002:121) bahwa:”instrument adalah alat pada waktu peneliti menggunakan sesuatu

mode”. Berdasarkan hal itu, maka peneliti menggunakan instrument angket, berupa

(28)

35

1. Menyusun Kisi-kisi Angket

Untuk memudahkan dalam penyusunan angket, maka peneliti membuat kisi-kisi angket dalam penyusunan butir-butir pernyataan atau butir soal, serta alternatif jawaban dari butir-butir soal tersebut. Adapun kisi-kisi mengenai kepercayaan diri dan pemahaman pendidkan jasmani dapat dilihat pada Tabel 3.2:

Tabel 3.2

Kisi-kisi Angket Penelitian

Variabel Definisi Operasional Indikator

Kepercayaan diri

Menurut Lauster (2002:4) kepercayaan diri merupakan suatu sikap atau keyakinan atas kemampuan diri sendiri sehingga dalam tindakan-tindakannya tidak terlalu cemas, merasa bebas untuk melakukan hal-hal yang sesuai keinginan dan tanggung jawab atas perbuatannya, sopan dalam berinteraksi dengan orang lain, memiliki dorongan prestasi serta dapat mengenal kelebihan dan kekurangan diri sendiri. Lauster menggambarkan bahwa orang yang mempunyai kepercayaan diri memiliki ciri-ciri tidak mementingkan diri sendiri (toleransi), tidak membutuhkan dorongan orang lain, optimis dan gembira.

Kepercayaan Diri

(29)

percaya diri berawal dari tekad pada diri sendiri, untuk melakukan segalanya yang kita inginkan dan butuhkan dalam hidup. Percaya diri terbina dari keyakinan diri sendiri, sehingga kita mampu menghadapi tantangan hidup apapun dengan berbuat sesuatu

Menurut Rahmat (2000:109) kepercayaan diri dapat diartikan sebagai suatu kepercayaan terhadap diri sendiri yang dimiliki oleh setiap orang dalam kehidupannya serta bagaimana orang tersebut memandang dirinya secara utuh dengan mengacu pada konsep diri.

Maslow (dalam Alwisol, 2004:24), mengatakan bahwa kepercayaan diri itu diawali oleh konsep diri. Menurut Centi (1993:9) konsep diri adalah gagasan seseorang tentang diri sendiri, yang memberikan gambaran kepada seseorang mengenai dirinya sendiri. Sullivan (dalam Bastaman, 1995:123) mengatakan bahwa ada dua macam konsep diri yaitu, konsep diri positif dan konsep diri negatif. Konsep diri yang positif terbentuk karena seseorang secara terus menerus sejak lama menerima umpan balik yang positif berupa pujian dan penghargaan. Sedangkan konsep diri yang negatif dikaitkan dengan umpan balik negatif seperti ejekan dan perendahan.

(30)

37

sehingga dalam tindakan-tindakannya tidak terlalu cemas, merasa bebas untuk melakukan hal-hal yang sesuai keinginan dan tanggung jawab atas perbuatannya, sopan dalam berinteraksi dengan orang lain, memiliki dorongan prestasi serta dapat mengenal kelebihan dan kekurangan diri sendiri. Lauster menggambarkan bahwa orang yang mempunyai kepercayaan diri memiliki ciri-ciri tidak mementingkan diri sendiri (toleransi), tidak membutuhkan dorongan orang lain, optimis dan gembira.

Meurut pendapat Angelis (2003:10), percaya diri berawal dari tekad pada diri sendiri, untuk melakukan segalanya yang kita inginkan dan butuhkan dalam hidup. Percaya diri terbina dari keyakinan diri sendiri, sehingga kita mampu menghadapi tantangan hidup apapun dengan berbuat sesuatu.

2. Penyusunan Angket dan Penilaian

(31)

tertentu.” Pemberian skala skor pada setiap kategori pernyataan tes, dilakukan dengan pemberian bobot, terhadap lima alternatif pilihan jawaban. Adapun skor tersebut Nur Hasan (2007:349) mengungkapkan sebagaimana dapat dilihat dari Tabel 3.3

Tabel 3.3

Skor Jawaban Butir Soal

Jawaban Skor jawaban untuk soal

positif

Skor jawaban untuk

soal negative

SS (Sangat Setuju ) 5 1

S ( Setuju) 4 2

R (Ragu) 3 3

TS (Tidak Setuju) 2 4

STS (Sangat Tidak Setuju)

1 5

Butir-butir soal atau pernyataan yang diberikan penulis kepada responden berjumlah 43 soal atau pernyataan, untuk tes kepercayaan diri, dan 50 butir soal atau pernyataan, untuk tes pemahaman terhadap peraturan permainan sepakbola. Butir soal atau pernyataan-pernyataan tersebut tidak terlepas dari inti permasalahan yang ingin dipecahakan, yaitu tingkat kepercayaan diri dan pemahaman terhadap peraturan permainan sepakbola, serta sesuai dengan teori yang ada.

3. Angket penelitian

Tabel 3.4

(32)

39

KONSEKUENSI SUB VARIABEL

MOTIVASI

Kata “motiv” terlebih dahulu, karena kata “motiv” muncul terlebih dahulu sebelum kata “motivasi’. Kedua hal tersebut merupakan daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motiv dapat diartikan sebagai suatu kondisi internal (kesiapan, dan kesiagaan). Yang berawal dari kata “motiv” itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah aktif pada saat-saat tertentu terutama apabila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan mendesak

Sujono Trimo memberikan pengertian motivasi adalah suatu kekuatan penggerak dalam prilaku individu dalam prilaku individu baik yang akam menentukan arah maupun daya

Menurut Sartain, Motivasi adalah suatu pertanyaan yang komplek dimana dalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku terhadap suatu tujuan (goal ) atau perangsang.

(33)

manusia yang didalamnya terkandung pula ungsur-ungsur emosional insane yang berasangkutan

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi dapat dipandang sebagai fungsi, berarti motivasi berfungsi sebagai daya enggerak dari dalam individu untuk melakukan aktivitas tertentu dalam mencapai tujuan. Motivasi dipandang dari segi proses, berarti motivasi dapat dirangsang oleh factor luar, untuk menimbulkan motivasi dalam diri siswa yang melalui proses rangsangan belajar sehingga dapat mencapai tujuan yang di kehendaki. Motivasi daipandang dari segi tujuan, berarti motivasi merupakan sasaran stimulus yang akan dicapai. Jika seorang mempunyai keinginan untuk belajar suatu hal, maka dia akan termotivasi untuk mencapainya.

Tabel 3.5

Butir Soal Pertanyaan

(34)

41

1 Saya beranggapan bahwa sehat merupakan prioritas utama dalam pembelajaran penjas 2 Saya beranggapan bahwa sehat merupakan

prioritas kedua dalam pembelajaran penjas 3 Saya mengikuti pembelajaran penjas supaya

tahan terhadap penyakit

4 Saya menjadi mudah tertular penyakit setelah mengikuti pembelajaran penjas

5 Saya mengikuti pembelajaran penjas supaya dapat nilai raport bagus

6 Saya mengabaikan nilai raport dari pembelajaran penjas

7 Saya rajin mengikuti pembelajaran penjas untuk menutupi nilai raport

8 Saya sering bolos mengikuti pembelajaran penjas walau nilai raport kurang bagus

9 Saya mengikuti pembelajaran penjas untuk mencoba fasilitas olahraga yang ada

10 Saya tidak mau mengikuti pembelajaran penjas walau fasilitasnya sudah disediakan

(35)

fasilitasnya aman digunakan

12 Saya takut mengikuti pembelajaran penjas karena fasilitasnya tidak terjamin keamanannya 13 Untuk mencari suasana menyenangkan, saya

mengikuti pembelajaran penjas

14 Suasana dalam pembelajaran penjas sangat membosankan

15 Dengan mengikuti pembelajaran penjas, saya mendapat pergaulan yang positif

16 Dari pembelajaran penjas, saya mendapat pergaulan yang negatif

17 Saya merasa aman dan nyaman dalam pembelajaran karena perlakuan dari guru penjas

18 Saya merasakan pembelajaran menjadi menakutkan karena perlakuan dari guru penjas 19 Kenyamanan suasana pembelajaran penjas,

menjadi daya tarik tersendiri untuk saya

20 Hanya rasa takut yang saya dapatkan dari proses pembelajaran penjas

(36)

43

berinteraksi dengan teman

22 Saya menjadi sulit berinteraksi dengan teman ketika pembelajaran penjas

23 Melalui pembelajaran penjas, saya dapat diterima di lingkungan bermain

24 Saya dijauhi teman-teman ketika mengikuti pembelajaran penjas

25 Dengan rajin mengikuti pembelajaran penjas, saya dikenal sebagai siswa rajin oleh guru 26 Karena ingin dikenal sebagai siswa nakal, saya

mengikuti pembelajaran penjas

27 Saya merasa diperhatikan, karena guru selalu mengecek kehadiran siswa ketika pembelajaran penjas

28 Saya merasa tidak diperhatikan, karena guru tidak pernah mengecek kehadiran siswa ketika pembelajaran penjas

29 Saya mengikuti pembelajaran penjas karena ingin mendapat pujian dari teman

(37)

F. Prosedur Pengolahan dan Analisis Data

Prosedur pengolahan dan analisis data yang dalam penelitian ini, dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Mengumpulkan data tentang aspek kepercayaan diri pendidikan jasmani melalui pemberian angket kepada sampel.

2. Menghitung skor dari setiap jawaban dari butir-butir soal, dengan menggunakan skala Likert.

3. Mengolah data yang diperoleh dengan menghitungnya menggunakan rumus-rumus statistika.

4. Menganalisis dan menentukan seberapa besar persentase tingkat kepercayaan diri sampel.

5. Menganalisis dan menentukan seberapa besar persentase tingkat pemahaman atau penerapan peraturan permainan sepakbola, yang dimiliki sampel.

6. Menginterpretasikan nilai persentase 7. Menyimpulkan hasil penelitian.

(38)

53

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dalam membuat kesimpulan, peneliti merujuk dari rumusan masalah dan tujuan penelitian yaitu untuk mencari apakah terdapat perbedaan motivasi dan keterampilan antara siswa kelas reguler dengan kelas RSBI dalam pembelajaran pendidikan jasmani. Adapun kesimpulan dari hasil penelitian adalah sebagai berikut :

1. Terdapat perbedaan motivasi antara siswa kelas reguler dengan siswa kelas RSBI dalam pembelajaran pendidikan jasmani di SMA Pasundan 8 Bandung.

2. Terdapat perbedaan keterampilan antara siswa kelas reguler dengan siswa kelas RSBI dalam pembelajaran pendidikan jasmani di SMA Pasundan 8 Bandung.

B. Saran

1. Bagi seluruh pengajar / guru pendidikan jasmani diharapkan agar menerapkan metode pendekatan-pendekatan psikologis untuk menumbuhkan motivasi pada diri siswa sehingga akan meningkatkan tingkat keterampilan pada setiap pembelajaran pendidikan jasmani yang diikutinya, sebab dari tingkat motivasi dan keterampilan yang tinggi akan mempermudah mencapai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

2. Semoga hasil penelitian dapat bermanfaat baik secara teoritik maupun praktik bagi semua lapisan masyarakat yang konsen terhadap kemajuan pendidikan jasmani.

(39)

Siswa sebaiknya menerapkan disiplin mulai dari hal-hal yang kecil. proses pembiasaan dan latihan akan meningkatkan

kebiasaan siswa mengenai perilaku disiplin. Disiplin perlu dipahami dan diterapkan dalam bentuk perilaku sehari-hari terutama dalam proses pembelajaran. Latihan dan pembiasaan disiplin akan mendorong proses realisasi sikap disiplin dalam bentuk perilaku.

4. Bagi Guru

Perilaku guru adalah perilaku yang selalu menjadi perhatian terutama dilingkungan sekolah. Siswa mengamati, memperhatikan dan meniru perilaku guru. Jika perilaku guru yang ditiru adalah perilaku negatif maka hal ini akan berdampak pada menurunnya moral siswa seperti disiplin. Guru memberikan apresiasi, pujian atau penghargaan bagi siswa yang memiliki disiplin tinggi agar menjadi contoh bagi siswa lain. Dan jadilah kondisi seperti yang disemboyankan oleh Ki Hajar Dewantara. Yaitu, ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani. Arti dari semboyan ini adalah tut wuri handayani (dari belakang seorang guru harus bisa memberikan dorongan dan arahan), ing madya mangun karsa (di tengah atau di antara murid, guru harus menciptakan prakarsa dan ide), dan ing ngarsa sung tulada (di depan, seorang pendidik harus memberi teladan atau contoh tindakan yang baik).

5. Bagi Peneliti

(40)
(41)

Akdon, Hadi Sahlan.(2005). Aplikasi Statistika dan Metode Penelitian Untuk Administrasi dan Manjemen. Bandung. Dewan Ruchi.

Arikunto, Suharsimi. (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta

Arikunto, Suharsimi. (1993). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Rineka Cipta

Djamarah, Syaiful Bahri., & Zain Aswan. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta. Rineka Cipta.

Hasibuan, J.J., & Moejiono (1986). Prosedur Belajar Mengajar. Bandung: Remadj karya.

Nasution, S. (1982). Berbagai pendekatan dalam proses belajar dan mengajar. Bandung. Bumi Aksara.

Pasaribu, I.L.,& Simadjuntak, B. (1983). Proses Belajar Mengajar .Bandung: Tarsito.

Prayitno,Elida.(1989). Motivasi Dalam Belajar. Jakarta: P2LPTK Dirjen diktik Proyek PGSD

Rusli, Lutan., Suherman Adang. (2000). Perencanaan Pembelajaran Penjaskes. Departemen Pendidikan Nasional.

Samsudin. (2008) Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan SMP/MTS. Jakarta. Litera.

Salameto. (1995). Belajar dan factor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Sarmidiman M.A. (2004). Interaksi dan motivasi belajar mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Suherman, Adang.,& Sartono,Hadi.(2008). Pedagogi olahraga. Bandung

Sulaiman, Firman Dewan.(2007). Hubungan Sarana Dan Prasarana Olahraga Yang Dimiliki Dengan Tingkata Kebugaran Jasmani Di SMP Negri Sewilayah Ciroyom Bandung. Skripsi Sarjana Pada FPOK UPI Bandung: tidak diterbitkan

Sumanto, Sartwoto., Sutejo Bambang.(1992). Strategi belajar mengajar. Jakarta. Universitas Terbuka

Tim dosen jurusan administrasi. (2003). Pengantar Pengelolaan Pendidikan. Bandung. ADPEN UPI.

Tim Pengembang MKDK kurikulum dan pembelajaran. (2002). Kurikulum dan pembelajaran. Bandung. FIP UPI.

Uno Hamzah.(2007) Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Rajawali Pers.

UPI. (2007) Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia.

(42)

Gambar

Tabel 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Tabel 3.2 Kisi-kisi Angket Penelitian
Tabel 3.3 Skor Jawaban Butir Soal
Tabel 3.5 Butir Soal Pertanyaan

Referensi

Dokumen terkait

Analisis pengaruh CAR, NIM, LDR, NPL, BOPO, ROA dan Kualitas Aktiva Produktif terhadap perubahan laba pada bank umum di Indonesia.. Pengantar Perencanaan dan Pembangunan

Pokok penelitian ini adalah pada kajian untuk mengetahui apakah : (1) Net Profit Margin, Cash Ratio dan Capital Adequacy Ratio secara bersama-sama maupun secara parsial

“Sistem Pendukung Keputusan Pemi lihan Siswa Kelas Unggulan Pada SMA Negeri 1 Sei Rampah Menggunakan Metode Topsis”.. Prodi Teknik Informatika, STIMIK Budidarma

Berdasarkan penjelasan tersebut, pertanyaan penelitian yang diangat dalam penelitian ini adalah “Apa bentuk-bentuk adaptasi lingkungan yang dilakukan di kawasan Pantai Sigandu

Program bimbingan pribadi sosial berdasarkan profil perilaku asertif peserta didik dapat menjadikan berperilaku asertif sebagai perilaku yang diterapkan sehari-hari

TC dimulai dari grafik FC karena titik TC merupakan penjumlahan antara biaya tetap (FC) dan biaya variabel (VC). Ketika itu perusahaan belum berproduksi maka biaya total

a. apakah EEDK memiliki efek sebagai antiinflamasi terhadap telapak kaki tikus putih jantan yang diinduksi λ -karagenan?. b. apakah EEDK memiliki efek antiinflamasi yang

Jakarta: Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Hal. Universitas