• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN PERTUNJUKAN NAHAWAYANG OLEH MAHASISWA PENDIDIKAN MUSIK UPI ANGKATAN 2010.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MANAJEMEN PERTUNJUKAN NAHAWAYANG OLEH MAHASISWA PENDIDIKAN MUSIK UPI ANGKATAN 2010."

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

1

MANAJEMEN PERTUNJUKAN NAHAWAYANG

OLEH MAHASISWA PENDIDIKAN MUSIK UPI ANGKATAN 2010

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Seni Musik

Oleh:

Oki Dermawan

1005925

JURUSAN PENDIDIKAN SENI MUSIK

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

(2)

DAFTAR ISI

(3)

B. Subjek Penelitian ... Error! Bookmark not defined. NAHAWAYANG ... Error! Bookmark not defined. C. Definisi Operasional ... Error! Bookmark not defined. D. Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined. E. Prosedur Penelitian ... Error! Bookmark not defined. F. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data ... Error! Bookmark not defined. 1. Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined. 2. Teknik Analisis Data ... Error! Bookmark not defined. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined. A. Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

1. Manajemen pertunjukan “NAHAWAYANG” oleh Mahasiswa jurusan

Pendidikan Musik angkatan 2010 ... Error! Bookmark not defined. 2. Proses pertunjukan NAHAWAYANG oleh Mahasiswa jurusan Pendidikan Musik angkatan 2010 ... Error! Bookmark not defined. B. Pembahasan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

1. Manajemen pertunjukan “NAHAWAYANG” oleh Mahasiswa jurusan

(4)

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul “Manajemen Pertunjukkan NAHAWAYANG oleh

(5)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sejak jaman dahulu, banyak kegiatan dilakukan untuk menandai hari-hari

penting dalam kehidupan manusia. Pentingnya penyelenggaaraan peringatan bagi

masyarakat ditandai dengan seringnya kegiatan secamam festival atau perayaan

digelar, baik bersifat pribadi, organisasi atau kelompok masyarakat dan dilakukan

secara periodik atau beberapa kali dalam jangka waktu tertentu. Perayaan sering

dilakukan secara tradisional atau berupa upacara keagamaan yang telah dilakukan

secara turun menurun.

Menurut Noor (2013, hlm. 19) bentuk pertunjukan dapat disajikan secara

bermacam-macam,

Berdasarkan ukuran dan besarnya pergelaran/event seperti Mega-events,

Hallmark Events, dan Major Events. Sedangkan berdasarkan tujuan dan

kegunaannya, atau berdasarkan penyelenggaranya, biasa berupa Public Event,

Art Event, Festival, Event Pariwista, dan Event Bisnis/Corporate Event.

Dewasa ini, festival merupakan bentuk pertunjukan yang sering

diselenggarakan. Festival diselenggarakan untuk suatu perayaan tertentu dengan

sarana yang ada di masyarakat sekitar saja. Banyak festival yang diadakan dengan

sumberdaya yang ada secara terbatas. Penyelenggaraan suatu festival akan

meningkatkan organisasi, pengembangan kepemimpinan, membangun jaringan

dengan pihak lain dan banyak hal yang tentunya sesuai dengan kondisi dan

keadaan lingkungan. Tujuannya bermacam-macam, seperti mendapatkan

keuntungan sebesar-besarnya sehingga membuat suatu pertunjukan yang bersifat

komersil, bisa juga untuk hiburan semata, hingga penyelenggaraan suatu

pertunjukan untuk misi budaya. Tidak jarang pula penyelenggara menyatukan

tujuan mereka agar penyajian dan bentuk pertunjukan menjadi lebih inovatif.

Dengan adanya penggabungan tujuan ini memungkinkan bagi penyelenggara

untuk mendapatkan dukungan, relasi, donasi dan juga sponsor untuk

(6)

NAHAWAYANG merupakan suatu pertunjukan yang diselenggarakan oleh

mahasiswa di Jurusan Pendidikan musik UPI angkatan 2010. Pertunjukan

NAHAWAYANG juga merupakan implementasi dari mata kuliah Manajemen

Pertunjukan. Pada mata kuliah ini mahasiswa diajarkan tentang bagaimana

mengelola suatu pertunjukan dengan baik dan sesuai. Selama proses persiapan,

mahasiswa belajar banyak hal tentang bagaimana cara mengatur berbagai macam

hal seperti acara, keuangan, operasional, administrasi bahkan publikasi. Proses itu

lah yang membekali mahasiswa dalam mengatur suatu organisasi dengan baik,

tentu dari suatu hasil evaluasi pula. Dalam perjalanan proses, ditemukan pula

kendala maupun masalah-masalah yang biasanya dijumpai pada suatu proses

manajemen pertunjukan. Pengalaman ini merupakan tujuan dari mata kuliah

manajemen pertunjukan. Dengan pengalaman ini diharapkan mahasiswa bisa

menyelenggarakan serta mengelola suatu pertunjukan di masyarakat.

Melihat kesuksesan dan respon positif yang ditunjukkan masyarakat, seperti

munculnya artikel-artikel tentang liputan pergelaran dan testimoni masyarakat

khususnya yang menyaksikan pergelaran “NAHAWAYANG ” secara langsung,

juga dengan kepuasan sponsor yang telah bekerja sama bahkan menginginkan

pergelaran “NAHAWAYANG” diselenggarakan kembali, maka peneliti berniat

untuk menjadikan manajemen yang dilakukan oleh Mahasiswa Seni Musik 2010

sebagai pedoman dalam membuat suatu pertunjukan. Oleh sebab itu, peneliti

memberi judul “Manajemen Pertunjukan NAHAWAYANG oleh Mahasiswa

Pendidikan musik UPI angkatan 2010”.

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti dapat mengidentifikasi

beberapa masalah yang menjadi fokus pada Penelitian ini. Adapun fokus

penelitian tersebut yaitu tentang manajemen pertunjukan dan proses pelaksanaan

pertunjukan “NAHAWAYANG” yang dilakukan oleh Mahasiswa Pendidikan

musik UPI angkatan 2010. Peneliti memaparkan tentang langkah-langkah atau

(7)

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan judul penelitian ini, maka dapat diidentifikasi beberapa

permasalahan yang ada di dalamnya. Masalah-masalah yang teridentifikasi

tersebut dirumuskan dalam benrtuk pertanyaan-pertanyaan berikut.

1. Bagaimana manajemen pertunjukan NAHAWAYANG oleh Mahasiswa

jurusan Pendidikan Musik angkatan 2010?

2. Bagaimana proses pelaksanaan pertunjukan NAHAWAYANG oleh

Mahasiswa jurusan Pendidikan Musik angkatan 2010?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan yang diharapkan dari penelitian ini yaitu bisa menjawab segala

permasalahan yang ada pada penelitian, seperti.

1. Tujuan umum

Peneliti ingin mengetahui proses yang terjadi pada manajemen pertunjukan “NAHAWAYANG”.

2. Tujuan khusus

Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah untuk memaparkan dan

menjelaskan secara rinci tentang beberapa masalah yang berkaitan dalam

penelitian, di antaranya adalah menganalisis, mengidentifikasi, dan

memberikan gambaran tentang manajemen pertunjukan dan proses

pelaksanaan pertunjukan NAHAWAYANG sehingga dapat dijadikan referensi

tahapan dalam membuat suatu pertunjukan.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk memberikan kontribusi bagi

Penulis dan Jurusan Pendidikan musik.

Hasil atau manfaat dari penelitian ini merupakan bahan masukan bagi:

1. Peneliti

Agar peneliti bisa memahami dan mengerti lebih dalam tentang manajemen

dan proses pertunjukan “NAHAWAYANG”.

(8)

Penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi Mahasiswa dalam melakukan

manajemen pertunjukan yang akan mereka lakukan. Selain itu juga gambaran

tentang keberlangsungan proses suatu pertunjukan.

3. Jurusan Pendidikan musik UPI

Penelitian ini hasilnya dapat dijadikan tambahan literatur yang akan

memberikan manfaat bagi para pembaca tentang tahapan dan prosedur dalam

membuat pertunjukan, lalu sebagai masukan terhadap Jurusan Pendidikan

musik FPBS UPI, dalam mengembangkan mata kuliah Manajemen

Pertunjukan.

4. Masyarakat

Sebagai rujukan kepada masyarakat tentang tahapan-tahapan pembuatan dan

persiapan yang harus dilakukan untuk membuat suatu pertunjukan yang akan

diselenggarakan.

F. Struktur Organisasi Skripsi BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang Penelitian, Rumusan Masalah Penelitian, Tujuan Penelitian,

manfaat Penelitian, Struktur Organisasi Skripsi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Konseptual dan fungsi Manajemen, Seni pertunjukan, Pertunjukan

NAHAWAYANG.

BAB III METODE PENELITIAN

Metode dan Desain Penelitian, Subjek Penelitian, Definisi Operasiaonal,

Instrument Penelitian, Prosedur Penelitian, Tekhnik Pengumpulan Data dan

Analisis Data.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Hasil penelitian membahas tentang:

a. Manajemen pertunjukan NAHAWAYANG.

b. proses pertunjukan NAHAWAYANG.

2. Pembahasan hasil penelitian

(9)

b. Proses pertunjukan NAHAWAYANG.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

(10)
(11)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian

Ketepatan dalam menggunakan metode penelitian merupakan cara atau alat

untuk mencapai keberhasilan sebuah penelitian. Metode yang digunakan untuk

mencapai keberhasilan penelitian yaitu metode yang memiliki kesesuaian dengan

masalah untuk memecahkan permasalahan yang ada dalam penelitian. Metode

yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode deskriptif analisis. Peneliti

melakukan analisis terhadap suatu kasus yang ditemui lalu menggambarkan serta

menjelaskan hasil keadaan sebagaimana adanya, data yang yang dikumpulkan pun

berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Jadi peneliti akan

menganalisis manajemen dan proses pertunjukan NAHAWAYANG oleh

Mahasiswa jurusan Pendidikan Musik angkatan 2010.

Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Menurut Millan dan

Schumacher (dalam Syamsudin dan Damaianti. 2009, Hlm. 73), mengungkapkan bahwa “Penelitian kualitatif adalah suatu pendekatan yang juga disebut pendekatan investigasi karena biasanya peneliti mengumpulkan data dengan cara

bertatap muka langsung dan berinteraksi dengan orang-orang di tempat penelitian”. Hal ini memungkinkan bagi peneliti untuk mendapatkan informasi dan data secara langsung berdasarkan analisis setiap individu dalam kehidupan

dan pemikirannya, bukan melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya.

Pendapat ini didukung oleh pendapat Strauss dan Corbin (dalam Syamsudin dan Damaianti. 2009, hlm. 73), yang mengatakan bahwa “Penelitian kualitatif juga bisa juga dimaksudkan sebagai jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya”.

Penelitian kualitatif adalah pendekatan yang penting untuk memahami suatu

fenomena sosial dan perspektif individu yang yang diteliti. Tujuan pokoknya

(12)

Berdasarkan pernyataan itu, analisis pada manajemen dan proses pertunjukan

NAHAWAYANG oleh Mahasiswa jurusan Pendidikan Musik angkatan 2010

dapat dilakukan dengan cara mendeskripsikan dan mengeksplorasikannya dalam

sebuah narasi. Dengan cara tersebut peneliti harus dapat memperlihatkan

hubungan antara peristiwa dan makna peristiwa.

2. Desain Penelitian

Desain penelitian kualitatif menuntut perencanaan yang matang dalam

merumuskan kerangka operasional penelitian termasuk tahapan penelitian.

Tahapan penelitian tersebut memudahkan peneliti untuk mengumpulkan data

sebanyak-banyaknya, kemudian peneliti dapat menggambarkan serta

mendeskripsikan data-data secara akurat dan sistematis mengenai penelitian yang

(13)

B. Subjek Penelitian NAHAWAYANG

NAHAWAYANG merupakan judul pertunjukan wayang yang

diselenggarakan oleh Mahasiswa Jurusan Pendidikan Musik, Universitas

Pendidikan Indonesia angkatan 2010. Pertunjukan wayang golek kreasi dan

inovatif adalah tema yang diusung. Kreatifitas memang sangat ditekankan untuk

mendukung pergelaran atau pertunjukan wayang golek. Dalang menjadi pemeran

utama pada pergelaran, namun nayaga (pemain musik) juga dituntut untuk

melakukan proses kreatif baik dalam pergelaran maupun di luar pergelaran. Hal

ini sangat penting untuk perkembangan inovasi baik dari cerita maupun musik.

Judul pertunjukan yang diangkat yaitu NAHAWAYANG merupakan sebuah

kalimat tanya yang sengaja dipilih untuk menarik minat generasi muda untuk

mengetahui seluk beluk mengenai wayang, baik dari pertunjukan, cerita, maupun

lakonnya. Selain memberikan informasi dan pengetahuan mengenai wayang,

penyelenggara juga ingin mengajak generasi muda untuk peduli terhadap

perkembangan wayang yang dewasa ini mulai tergerus oleh jaman.

Dalam penyelenggaraannya pertunjukan ini memiliki tujuan, terdiri dari

tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umumnya adalah:

a. Melestarikan kesenian tradisional Indonesia.

b. Mamberikan paradigma baru kepada masyarakat bahwa kesenian tradisional

dapat dikembangkan tanpa mengurangi nilai-nilai yang ada.

c. Sebagai wadah edukasi, ekspresi dan apresiasi, serta mengajak generasi muda

untuk mau belajar, memelihara, dan mencitai budaya Indonesia.

Sedangkan tujuan khusunya adalah:

a. Menjaga dan melekstarikan kesenian wayang golek.

b. Memperkenalkan kembali beberapa tokoh wayang, khusnya wayang golek.

c. Sebagai wadah pengembangan kreatifitas generasi muda dalam rangka

menjaga dan melestarikan kesenian wayang.

Untuk mewujudkan tersebut penyelenggara melakuakan beberapa inovasi

dalam penyajian pertunjukan wayang. Diantaranya dengan melibatkan wayang

(14)

boneka-boneka wayang. Mereka menggunakan pakaian dan hiasan-hiasan yang biasa

digunakan oleh wayang. Inovasi juga dilakukan pada musik yang disajikan, selain

menggunakan gamelan yang merupakan alat musik tradisional yang biasanya

digunakan pada pergelaran wayang, penyelenggara menambahkan musik orkestra,

musik elektronik, serta alat musik combo sebagai pengiring.

Melihat cukup banyaknya unsur-unsur pertunjukan, diperlukan waktu yang

cukup lama untuk mempersiapkan proses persiapan pertunjukan yang matang,

agar unsur-unsur yang berbeda tersebut menyatu menjadi suatu pertunjukan yang

berbeda dan juga menarik. Proses persiapan sebelum pertunjukan dilakukan

selama kurang lebih enam bulan. Dimulai dari menentukan talent tambahan,

pembuatan naskah dan karya musik, penentuan waktu dan tempat pertunjukan,

pencarian dana, proses latihan, promosi hingga penjualan tiket pertunjukan.

C. Definisi Operasional

Untuk menyamakan persepsi/ judul yang dipergunakan, peneliti merasa perlu

untuk memberikan batasan istilah-istilah yang digunakan:

1. Manajemen ditinjau dari segi seni menurut Follet (dalam Alam S. 2013, hlm.

303) merupakan “Seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain”.

2. Menurut Alam (2013, hlm. 79)

Pergelaran seni merupakan proses akhir dari sebuah upaya kreatif. Bagi sebagian besar pemusik dan penyanyi, pergelaran musik merupakan puncak dari proses panjang kreasi musik yang sangat mahal harganya. Pada saat itulah keberhasilan seseorang dalam bermain musik akan ditemukan.

3. Pertunjukan yang didefinisikan oleh Noor (2009, hlm. 8)

Pertunjukan merupakan suatu kegiatan yang diselenggarakan untuk memperingati hal-hal penting sepanjang hidup manusia baik secara individu atau kelompok yang terikat secara adat, budaya, tradisi dan agama yang diselenggarakan untuk tujuan tertentu serta melibatkan lingkungan masyarakat yang diselenggarakan pada waktu tertentu.

D. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti sendiri yang menjadi instrumen penelitian. Hal

(15)

dianalisis. Peneliti sebagai instrumen penelitian serasi untuk penelitian serupa

karena memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Menurut Nasution (dalam Sugiyono. 2011, hlm. 307), “Peneliti sebagai alat

peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus dari lingkungan yang harus

diperkirakannya bermakna atau tidak bagi penelitian”. Dalam hal ini peneliti

harus memiliki kepekaan terhadap lingkungan dan subjek penelitian untuk

menentukan data-data apa saja yang diperlukan dalam penelitian.

2. Peneliti beranggapan bahwa peneliti harus mampu mengumpulkan data dari

berbagai macam sumber yang ada. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang

diungkapkan oleh Nasution (dalam Sugiyono. 2011, hlm. 307), “Peneliti

sebagai alat dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek keadaan dan dapat

mengumpulkan aneka ragam data sekaligus.”

3. Suatu situasi yang melibatkan interaksi manusia, tidak dapat dipahami dengan

pengetahuan semata perlu sering merasakannya, menyelaminya berdasarkan

pengetahuan kita. Peneliti beranggapan bahwa peneliti perlu untuk ikut

merasakan pengalaman yang dirasakan penyelenggara pertunjukan

NAHAWAYANG yaitu mahasiswa jurusan Pendidikan Musik UPI angkatan

2010 untuk mendapatkan data-data yang terjadi pada proses manajemen dan

juga proses pelaksanaannya.

4. Peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalisis data yang diperoleh.

Setelah data-data manajemen dan proses pertunjukan NAHAWAYANG oleh

mahasiswa jurusan Pendidikan Musik UPI angkatan 2010 terkumpul, peniliti

bisa langsung menganalisisnya.

5. Hanya manusia sebagai instrumen dapat mengambil kesimpulan berdasarkan

data yang dikumpulkan. Peneliti beranggapan setelah proses pengumpulan data

dan analisis data, dilakukan pengambilan kesimpulan.

E. Prosedur Penelitian

Untuk mempermudah peneliti dalam menyusun laporan hasil penelitian,

peneliti perlu menentukan langkah atau tahapan dalam menyusun laporan

(16)

1. Tahap Persiapan

a. Studi Pendahuluan

Dalam hal ini diperlukan adanya pengamatan awal mengenai jalannya

manajemen dan proses pertunjukan NAHAWAYANG oleh mahasiswa jurusan

Pendidikan Musik UPI angkatan 2010.

b. Merumuskan Masalah

Setelah melakukan studi pendahuluan, akan muncul

permasalahan-permasalahan yang harus di atasi. Tidak jarang suatu penelitian membuka jalan

masalah lain yang tidak terpikirkan sebelumnya. Dewey dan Kerlinger (dalam

Syamsudin dan Damaianti. 2007, hlm. 73) memberikan pengertian tentang

permasalahan penelitian yang biasa terjadi.

Dapat berupa kesenjangan (discrepancy) antara sesuatu yang diharapkan dan kenyataan yang ada. Secara faktual dapat berupa kesulitan yang dirasakan oleh orang awam maupun para peniliti. Sesuatu yang dijadikan target yang telah ditetapkan oleh peneliti, tetapi target esebut belum tecapai.

Berdasarkan pernyataan diatas, peneliti menemukan adanya proses yang

berlangsung cukup lama dan memiliki kompleksitas dalam pengerjaanya. Proses

ini dirasa berjalan dengan baik sehingga menghasilkan suatu pertunjukan yang

baik pula. Maka dari itu peneliti ingin menganalisis manajemen dan proses

pertunjukan NAHAWAYANG untuk dijadikan referensi tahapan-tahapan dalam

membuat suatu pertunjukan. Perumusan masalah difokuskan pada analisis

terhadap pertunjukan NAHAWAYANG. Hal tersebut bertujuan untuk dapat lebih

fokus pada masalah yang dipilih serta tidak melewati batas tema penelitian yang

akan dilakukan.

c. Menentukan Judul Penelitian

Menentukan judul penelitian merupakan langkah selanjutnya setelah

merumuskan masalah. Judul penelitian ini harus secara ringkas dan jelas

menggambarkan fokus penelitian. Sehingga judul yang ditentukan oleh peneliti

yaitu Manajemen Pertunjukan NAHAWAYANG oleh Mahasiswa Pendidikan

musik angkatan 2010.

(17)

Langkah selanjutnya yang ditempuh oleh peneliti yaitu membuat asumsi atau

anggapan sementara yang disesuaikan dan difokuskan pada rumusan masalah.

Dalam hal ini peneliti berasumsi bahwa manajemen dan proses pertunjukan

NAHAWAYANG oleh mahasiswa jurusan Pendidikan Musik UPI angkatan 2010

berjalan dengan baik dan rapi, bisa terlihat dari respon positif penonton setelah

menonton jalannya pertunjukan. Hal ini didasari oleh pengalaman penyelenggara

dalam membuat suatu pertunjukan sebelumnya.

e. Memilih Metode dan Pendekatan Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode deskriptif analisis,

karena penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan serta menjelaskan suatu

keadaan sebagaimana adanya, data yang yang dikumpulkan pun berupa kata-kata,

gambar, dan bukan angka-angka. Jadi penelitian ini akan menggambarkan dan

menjelaskan bagaimana manajemen pertunjukan NAHAWAYANG oleh

mahasiswa jurusan Pendidikan Musik UPI angkatan 2010. Pendekatan yang

dipilih yaitu pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif adalah pendekatan yang

penting untuk memahami suatu fenomena sosial dan perspektif individu yang

diteliti. Tujuan pokoknya adalah menggambarkan, mempelajari, dan menjelaskan

fenomena itu. Berdasarkan pernyataan itu, analisis pertunjukan NAHAWAYANG

oleh mahasiswa jurusan Pendidikan Musik UPI angkatan 2010 dapat dilakukan

dengan cara mendeskripsikan dan mengeksplorasikannya dalam sebuah narasi.

f. Menentukan Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, peneliti yang menjadi instrumen utama atau

sebagai human instrument. Seperti yang dijelaskan oleh Sugiyono (2011, hlm.

306) bahwa “Peneliti sebagai instrumen utama berfungsi menetapkan fokus

penelitian”, yang dalam hal ini analisis terhadap proses manajemen pertunjukan

NAHAWAYANG oleh mahasiswa jurusan Pendidikan Musik UPI angkatan 2010.

Cara yang dilakukan yaitu dengan pengumpulan data, menilai kualitas data,

analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya.

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian dilakukan oleh peneliti dengan mencari sumber-sumber

(18)

Pendidikan Musik UPI angkatan 2010 dengan cara melakukan wawancara secara

langsung terhadap penyelenggara pertunjukan NAHAWAYANG yaitu Gita

Darma Setia sebagai ketua pelaksana, Regina Ika Mardiani sebagai ketua bidang

keuangan, dan Tia Destiana Puri sebagai ketua divisi acara. Setelah data

terkumpul, barulah peneliti melakukan analisis terhadap proses manajemen yang

dilakukan pada pertunjukan NAHAWAYANG.

3. Tahap Penyusunan Laporan

Setelah proses penelitian selesai dilaksanakan, setiap data yang diperoleh dari

lapangan seperti catatan-catatan, hasil wawancara dengan penyelenggara,

dokumentasi serta hasil analisis data dideskripsikan atau digambarkan ke dalam

tulisan dan disusun menjadi laporan penelitian.

F. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data 1. Teknik Pengumpulan Data

Tekhnik pengumpulan data merupakan langkah yang paling penting

digunakan dalam penelitian, karena tujuan utamanya yaitu mendapatkan data-data

yang berkaitan dengan penelitian. Adapun teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Observasi

Kegiatan observasi ini digunakan sebagai sumber data penelitian. Melalui

observasi, peneliti belajar tentang perilaku dan makna dari perilaku subjek

yang diteliti. Observasi yang dilakukan pada penlitian ini adalah observasi non partisipan (pasif). Menurut Hadi (dalam Sugiyono. 2011, hlm. 203), “Observasi merupakan sutau proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari

pelbagai proses biologis dan psikologis. Dua di antara yang terpenting adalah

proses-proses pengamatan dan ingatan”. Peneliti beranggapan bahwa observasi

memerlukan waktu yang cukup lama untuk memahami keadaan subjek

penelitian yang akan diteliti, serta menuliskan data-data yang dibutuhkan

sebelum direduksi. Pada tahap ini peneliti melakukan observasi pada

manajemen dan proses pertunjukan yang dilakukan panitia dan melihat video

(19)

b. Wawancara

Wawancara merupakan komunikasi yang dilakukan secara langsung dengan

informan/narasumber. Wawancara menjadi salah satu teknik pengumpulan data

yang digunakan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, serta

untuk mengetahui hal-hal dari narasumber yang lebih mendalam. Wawancara

dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur. Sugiyono (2011,

hlm. 194), memaparkan pengertian dari wawancara terstukur.

Wawancara terstruktur digunakan sebagai tekhnik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi yang akan diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapkan instrumen penelitia berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya pun telah disiapkan.

Berdasarkan pernyataan tersebut, peneliti pun harus menyiapkan

pertanyaan-pertanyaan yang akan ditanyakan sebelum melakukan wawancara

pada narasumber/responden. Hal ini dilakukan agar wawancara yan dilakukan

lebih terarah pada materi yang dibutuhkan peneliti. Namun, tidak menutup

kemungkinan wawancara dilakukan secara tidak struktur. Pengertian

wawancara tidak struktur dijabarkan oleh Sugiyono (2011, hlm. 197), “Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis

dan lengkap untuk mengumpulkan datanya”. Hal ini memungkinkan bagi

peneliti untuk mengetahui informasi yang lebih mendalam tentang responden.

Wawancara pun berjalan lebih bebas santai dan memungkinkan untuk

dilakukan tanpa melakukan tatap muka langsung. Wawancara ini juga

memungkinkan untuk menghasilkan pertanyaan baru untuk memperjelas

jawaban dan mengungkap bahasan yang tidak direncanakan sebelumnya, tapi

tetap pada koridor materi pertanyaan yang sudah disiapkan.

Wawancara pada penelitian ini ditujukan kepada ketua pelaksana

pertunjukan NAHAWAYANG yaitu Gita Darma Setia untuk mengetahui

proses manajemen yang dilakukan penyelenggara pada pertunjukan

(20)

kendala yang dihadapi, jalannya pertunjukan, hingga respon penonton setelah

menyaksikan pertunjukan NAHAWAYANG. Peneliti juga mewawancarai

Regina Ika Mardiani selaku ketua Bidang Keuangan dan Tia Destiana Puri

selaku Ketua Divisi Acara.

Wawancara dilakukan tidak hanya sekali untuk mengetahui lebih lanjut

jawaban dari pertanyaan yang muncul setelah melakukan wawancara

sebelumnya. Pada pelaksanaannya tidak jarang ketua pelaksana mengajak

panitia lain untuk memperkuat jawaban yang dilontarkan.

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini. Tujuannya untuk mencari sumber informasi

dan dapat digunakan untuk mempelajari data yang terkumpul dan segala hal

yang berhubungan dengan penelitian berupa foto pada saat pertunjukan

berlangsung. Pendokumentasian dilakukan pada setiap peneliti melakukan

observasi dan wawancara.

d. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan dimaksudkan untuk melengkapi data yang dibutuhkan

dalam penelitian dengan cara mencari sumber bacaan berupa buku-buku,

artikel-artikel, media informasi dan media bacaan lainnya. Dalam penelitian ini

buku yang menjadi acuan peneliti adalah sebagai berikut:

1) Manajemen event (Any Noor)

Buku ini memaparkan tentang klasifikasi jenis event atau pertunjukan yang

berkembang di dunia. Buku ini juga membahas tentang langkah-langkah

membuat suatu event atau pertunjukan, baik dari segi produksi hingga ke

pemasaran. Penjelasan dari buku ini dijadikan sebagai penguat data-data

yang sudah dikumpulkan oleh peneliti.

2) Seni pertunjukan Indonesia di era globalisasi (R. M. Soedarsono)

Buku ini berisi tentang sejarah perkembangan seni pertunjukan di Indonesia

dari dulu hingga memasuki era globalisasi. Dari buku ini peneliti

(21)

terjadi, seperti pertunjukan NAHAWAYANG oleh mahasiswa jurusan

Pendidikan Musik UPI angkatan 2010.

3) Manajemen edisi 2 (T. Hani Handoko)

Secara keseluruhan buku ini membahas tentang ilmu dasar manajemen

seperti pengertian manajemen dan juga proses dalam manajemen. Dari buku

ini peneliti melakukan perbandingan dan validasi terhadap manajemen

pertunjukan NAHAWAYANG oleh mahasiswa jurusan Pendidikan Musik

UPI angkatan 2010.

2. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan kegiatan penting sejak penelitian dimulai hingga

penelitian berakhir. Dalam analisis data kualitatif, peneliti perlu bekerja keras dan

berpikir lebih kreatif untuk menentukan metode analisis yang akan digunakan.

Hal itu karena tidak terdapat cara khusus dalam menganalisis data yang harus

diikuti. Belum ada panduan dalam penelitian kualitatif untuk menentukan berapa

banyak data dan analisi yang diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori.

Teknis analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Data Reduction (Reduksi Data)

Menurut Miles and Huberman (dalam Sugiyono. 2011, hlm. 337),

Langkah-langkah analisis yang digunakan Mereduksi data dalam hal ini adalah menyederhanakan, merangkum dan memilih hal-hal yang pokok serta memfokuskan kepada hal-hal yang penting dari seluruh data yang diperoleh dilapangan.

Dengan demikian setiap data yang dikumpulkan dari obsrvasi dan

wawancara yang dilakukan harus disederhanakan, dipilih data yang paling

pokok dan penting yang fokus kepada permasalahan penelitian. Hal tersebut

mempermudah peneliti dalam menyusun data dan bisa menjadi langkah

untuk melihat jika masih ada data yang belum didapatkan.

2. Data Display (Penyajian Data)

Penyajian data berarti menyajikan data yang telah direduksi. Dengan

melakukan penyajian data, peneliti akan lebih mudah untuk memahami proses

(22)

selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut. Miles and

Huberman (dalam Sugiyono. 2011, hlm. 337) juga memaparkan bahwa, “Langkah-langkah analisis yang digunakan dalam penyajian data juga peneliti harus selalu menguji data yang telah didapat masih berkembang atau tidak”.

Hal itu dilakukan peneliti dengan selalu menguji data yang telah dikumpulkan

dengan keadaan sesungguhnya.

3. Conclusion Drawing (Verifikasi)

Miles and Huberman (dalam Sugiyono. 2011, hlm. 337) mengungkapkan

bahwa “Dalam pengolahan data kualitatif, langkah terakhir yang dilakukan

adalah verifikasi dengan cara penarikan kesimpulan.” Hal ini menunjukan

bahwa, kesimpulan yang ditarik harus berdasarkan data-data yang telah

dikumpulkan dan tetap fokus terhadap rumusan masalah yang telah dipilih.

Dalam hal ini peneliti akan menyimpulkan mengenai manajemen dan proses

yang terjadi pada pertunjukan NAHAWAYANG oleh mahasiswa jurusan

(23)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah dilakukan analisis terhadap pertunjukkan NAHAWAYANG oleh

Mahasiswa jurusan Pendidikan Musik angkatan 2010, pada bab ini peneliti akan

mengutarakan kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan. NAHAWAYANG

merupakan pertunjukan yang diselenggarakan oleh mahasiswa jurusan Pendidikan

Musik angkatan 2010. Pertunjukan ini berlangsung tanggal 18 Februari 2014

bertempat di Teater tertutup, Dago Tea House, Bandung. NAHAWAYANG

menyajikan penampilan unik, yang berbeda dengan pertunjukan wayang pada

umumnya. Banyak sekali inovasi-inovasi yang dikembangkan yang menjadikan

sajian pertunjukan lebih megah.

Penjualan tiket yang habis terjual, dan kepuasan serta respon positif penonton

pertunjukan menjadi dasar pemilihan pertunjukan ini sebagai objek penelitan.

Dibalik kesuksesan pertunjukan pasti terdapat manajemen yang baik pula. Peneliti

melakukan analisis pada manajemen pertunjukan yang dilakukan untuk

selanjutnya dijadikan bahan ajar pembelajaran. Dari hasil analisis yang dilakukan,

peneliti menemukan kelebihan dan kekurangan dari proses manajemen

pertunjukan NAHAWAYANG oleh Mahasiswa jurusan Pendidikan Musik

angkatan 2010. Kelebihan dari manajemen pertunjukan NAHAWAYANG oleh

Mahasiswa jurusan Pendidikan Musik angkatan 2010 bisa dilihat dari proses

manajemenen yang dilakukan secara rapi dan tersusun. Tahapan-tahapan yang

mereka lakukan dibuat berdasarkan pengalaman yang pernah mereka alami

sebelumnya, sehingga tidak sulit untuk menentukan apa yang harus dikerjakan

dan diperhatikan dalam suatu pertunjukan. Penonton juga puas dengan sajian

pertunjukan yang unik, diantaranya penggabungan bentuk pertunjukan yang

didukung oleh set lighting dan latar pertunjukan yang menunjang.

Panitia juga rutin melakukan sharing dan diskusi dengan orang-orang yang

(24)

dihadapi. Misalnya, ketika panitia akan menentukan bentuk pertunjukan wayang

yang di inovasi agar dapat diterima oleh semua kalangan, dan penentuan cerita

wayang. Untuk memeperkuat dasar dan mendapatkan referensi, panitia melakukan

diskusi kepada salah satu dalang untuk menanyakan pendapatnya tentang rencana

dan ide tersebut. Hasil diskusi itu yang dijadikan dasar untuk menentukan bentuk

pertunjukan yang akan diselenggarakan. Kelebihan lainnya, panitia senantiasa

melibatkan orang banyak untuk memepermudah suatu pengerjaan program dan

kegiatan, sehingga waktu pengerjaan pun menjadi lebih cepat dan efektif. Untuk

menunjangnya, panitia sering melakukan rapat antar bidang agar koordinasi

berjalan dengan baik dan lancar.

Adanya keunikan dari sajian suatu pertunjukan seperti inovasi sajian dan

bentuk pertunjukan akan membuat kesan dan pengalaman berbeda yang bisa

penonton dapatkan dari pertunjukan yang pernah disaksikan sebelumnya. Inovasi

bukan berarti menghapus keseluruhan dari bentuk pertunjukan yang sudah ada,

tetapi dengan mengubah dan menambahkan bagian-bagian menjadi baru tanpa

menghapus akar budaya yang sudah ada.

Pertunjukan yang baik tentunya akan memberikan kesan dan respon tersendiri

bagi penontonnya yang ditunjukan dalam bentuk kepuasan setelah menonton

pertunjukan yang diselenggarakan. Untuk dapat merealisasikannya, dibutuhkan

pertunjukan yang dikerjakan secara rapi dan sesuai dengan rencana. Koordinasi

yang baik angtar pantia selama pertunjukan berlangsung juga akan menentukan

keberhasilan dari suatu pertunjukan.

B. Saran

Setelah mengungkapkan hasil penelitian yang telah dipaparkan pada

kesimpulan diatas, peneliti juga berkeinginan untuk memberikan saran pada

penelitian ini. Respon baik yang disampaikan oleh penonton juga kadang

dibarengi oleh saran dan kritikan terhadap pertunjukan ini, diantaranya

pembawaan panitia yang dinilai agak kurang tenang. Panitia juga dinilai kurang

gesit dan cekatan pada proses persiapan sehingga waktu pelaksanaan menjadi

(25)

tidak bisa terlaksana. Peneliti juga berharap kekurangan pada proses manajemen

NAHAWAYANG oleh Mahasiswa jurusan Pendidikan Musik angkatan 2010

seperti terlalu lamamya proses pengambilan keputusan, dapat diatasi oleh

penyelenggara suatu pertunjukan. Selain itu, peniliti juga berharap kepada

mahasiswa jurusan Pendidikan Musik angkatan 2010 untuk kembali

menyelenggarakan pertunjukan hebat lainnya, tidak hanya sekedar memenuhi

persyaratan salah satu mata kuliah saja. Hal ini didasari dari respon penonton

(26)

DAFTAR PUSTAKA

Basrowi, Suwandi. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineke

Cipta

Fauzi, Harry D, Mulyadi Yadi. (2013). Seni Budaya Untuk SMA-MA/SMK

Kelas X. Bandung: Yrama Widya

Hani handoko, T. (2009). MANAJEMEN edisi 2. Yogyakarta:

BPFE-YOGYAKARTA

Haryadi, Hendi. (2009). Administrasi Perkantoran. Jakarta: Visimedia

Noor, Any. (2013). Manajemen Event. Bandung: Alfabeta

Prisasti, Asti. (2010). Pembelajaran Vokal Usia 45-60 Tahun di Sekolah

Vokal Adje Esa Poetra. Skripsi Sarjana pada FPBS UPI Bandung:

Tidak diterbitkan

S, Alam. (2013). Ekonomi Untuk SMA/SMK Kelas X. Jakarta: Esis

Sedyawati, Edi. (2000). Pertumbuhan Seni Pertunjukkan. Jakarta: Sinar

Harapan

Soedarsono, R. M. (2002). Seni Pertunjukan Indonesia Di Era Globalisasi.

Yogyakarta: GADJAH MADA UNIVERSITY PRESS

Soeharjo, A.J. (2011). Pendidikan Seni Starategi Penataan dan

Pelaksanaan Pembelajaran Seni. Malang: Bayumedia

Soehardjo, A.J. (2012). Pendidikan seni dari konsep sampai program.

Malang: Bayumedia Publishing

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Luantitatif,

(27)

Suparti. (2007). Proses Pembelajaran Kacapi Tembang di SMK Negeri 10

Bandung. Skripsi Sarjana pada FPBS UPI Bandung: Tidak

diterbitkan

Syamsyudin dan Damaianti. (2007). Metode Penelitian Pendidikan Bahasa.

Bandung: Sekolah pasca sarjana Universitas Pendidikan Indonesia

PT Remaja Rosdakarya.

Yoeti, Oka A. (2003). Manajemen Pemasaran Hotel. Jakarta: Perca

Gambar

Gambar 3. 1

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengetahui tingkat minat awal mahasiswa Pendidikan di FPEB UPI terhadap profesi guru, penulis melakukan survey pra penelitian kepada salah satu

terhadap indeks prestasi kumulatif mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP. UMS angkatan

Hubungan Antara Manajemen Waktu Dengan Prestasi Akademik Mahasiswa Pendidikan Tata Niaga Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan Angkatan 2010 Tahun Akademik

STUDI TENTANG PERILAKU BELAJAR MAHASISWA PADA MATA KULIAH INSTRUMEN PILIHAN WAJIB SULING III DI DEPARTEMEN PENDIDIKAN SENI MUSIK FPSD UPI.. Universitas Pendidikan Indonesia |

PENGARUH MINAT BELAJAR, LINGKUNGAN BELAJAR, DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR (Survey pada Mahasiswa Pendidikan Ekonomi FPEB UPI Angkatan 2011,. 2012,

Hasil penelitian menunjukkan bahwa minat mahasiswa prodi PJKR angkatan tahun 2010 terhadap olahraga futsal secara keseluruhan sebanyak 0 mahasiswa (0%) mempunyai minat

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) pemanfaatan perpustakaan Undiksha oleh mahasiswa Pendidikan Ekonomi Angkatan 2010-2012 berada pada kategori yang baik, (2) besarnya

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh asal sekolah terhadap indeks prestasi kumulatif mahasiswa pendidikan biologi FKIP UMS angkatan tahun