1
MANAJEMEN PERTUNJUKAN NAHAWAYANG
OLEH MAHASISWA PENDIDIKAN MUSIK UPI ANGKATAN 2010
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Seni Musik
Oleh:
Oki Dermawan
1005925
JURUSAN PENDIDIKAN SENI MUSIK
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
DAFTAR ISI
B. Subjek Penelitian ... Error! Bookmark not defined. NAHAWAYANG ... Error! Bookmark not defined. C. Definisi Operasional ... Error! Bookmark not defined. D. Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined. E. Prosedur Penelitian ... Error! Bookmark not defined. F. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data ... Error! Bookmark not defined. 1. Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined. 2. Teknik Analisis Data ... Error! Bookmark not defined. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined. A. Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
1. Manajemen pertunjukan “NAHAWAYANG” oleh Mahasiswa jurusan
Pendidikan Musik angkatan 2010 ... Error! Bookmark not defined. 2. Proses pertunjukan NAHAWAYANG oleh Mahasiswa jurusan Pendidikan Musik angkatan 2010 ... Error! Bookmark not defined. B. Pembahasan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
1. Manajemen pertunjukan “NAHAWAYANG” oleh Mahasiswa jurusan
ABSTRAK
Skripsi ini berjudul “Manajemen Pertunjukkan NAHAWAYANG oleh
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sejak jaman dahulu, banyak kegiatan dilakukan untuk menandai hari-hari
penting dalam kehidupan manusia. Pentingnya penyelenggaaraan peringatan bagi
masyarakat ditandai dengan seringnya kegiatan secamam festival atau perayaan
digelar, baik bersifat pribadi, organisasi atau kelompok masyarakat dan dilakukan
secara periodik atau beberapa kali dalam jangka waktu tertentu. Perayaan sering
dilakukan secara tradisional atau berupa upacara keagamaan yang telah dilakukan
secara turun menurun.
Menurut Noor (2013, hlm. 19) bentuk pertunjukan dapat disajikan secara
bermacam-macam,
Berdasarkan ukuran dan besarnya pergelaran/event seperti Mega-events,
Hallmark Events, dan Major Events. Sedangkan berdasarkan tujuan dan
kegunaannya, atau berdasarkan penyelenggaranya, biasa berupa Public Event,
Art Event, Festival, Event Pariwista, dan Event Bisnis/Corporate Event.
Dewasa ini, festival merupakan bentuk pertunjukan yang sering
diselenggarakan. Festival diselenggarakan untuk suatu perayaan tertentu dengan
sarana yang ada di masyarakat sekitar saja. Banyak festival yang diadakan dengan
sumberdaya yang ada secara terbatas. Penyelenggaraan suatu festival akan
meningkatkan organisasi, pengembangan kepemimpinan, membangun jaringan
dengan pihak lain dan banyak hal yang tentunya sesuai dengan kondisi dan
keadaan lingkungan. Tujuannya bermacam-macam, seperti mendapatkan
keuntungan sebesar-besarnya sehingga membuat suatu pertunjukan yang bersifat
komersil, bisa juga untuk hiburan semata, hingga penyelenggaraan suatu
pertunjukan untuk misi budaya. Tidak jarang pula penyelenggara menyatukan
tujuan mereka agar penyajian dan bentuk pertunjukan menjadi lebih inovatif.
Dengan adanya penggabungan tujuan ini memungkinkan bagi penyelenggara
untuk mendapatkan dukungan, relasi, donasi dan juga sponsor untuk
NAHAWAYANG merupakan suatu pertunjukan yang diselenggarakan oleh
mahasiswa di Jurusan Pendidikan musik UPI angkatan 2010. Pertunjukan
NAHAWAYANG juga merupakan implementasi dari mata kuliah Manajemen
Pertunjukan. Pada mata kuliah ini mahasiswa diajarkan tentang bagaimana
mengelola suatu pertunjukan dengan baik dan sesuai. Selama proses persiapan,
mahasiswa belajar banyak hal tentang bagaimana cara mengatur berbagai macam
hal seperti acara, keuangan, operasional, administrasi bahkan publikasi. Proses itu
lah yang membekali mahasiswa dalam mengatur suatu organisasi dengan baik,
tentu dari suatu hasil evaluasi pula. Dalam perjalanan proses, ditemukan pula
kendala maupun masalah-masalah yang biasanya dijumpai pada suatu proses
manajemen pertunjukan. Pengalaman ini merupakan tujuan dari mata kuliah
manajemen pertunjukan. Dengan pengalaman ini diharapkan mahasiswa bisa
menyelenggarakan serta mengelola suatu pertunjukan di masyarakat.
Melihat kesuksesan dan respon positif yang ditunjukkan masyarakat, seperti
munculnya artikel-artikel tentang liputan pergelaran dan testimoni masyarakat
khususnya yang menyaksikan pergelaran “NAHAWAYANG ” secara langsung,
juga dengan kepuasan sponsor yang telah bekerja sama bahkan menginginkan
pergelaran “NAHAWAYANG” diselenggarakan kembali, maka peneliti berniat
untuk menjadikan manajemen yang dilakukan oleh Mahasiswa Seni Musik 2010
sebagai pedoman dalam membuat suatu pertunjukan. Oleh sebab itu, peneliti
memberi judul “Manajemen Pertunjukan NAHAWAYANG oleh Mahasiswa
Pendidikan musik UPI angkatan 2010”.
B. Identifikasi Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti dapat mengidentifikasi
beberapa masalah yang menjadi fokus pada Penelitian ini. Adapun fokus
penelitian tersebut yaitu tentang manajemen pertunjukan dan proses pelaksanaan
pertunjukan “NAHAWAYANG” yang dilakukan oleh Mahasiswa Pendidikan
musik UPI angkatan 2010. Peneliti memaparkan tentang langkah-langkah atau
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan judul penelitian ini, maka dapat diidentifikasi beberapa
permasalahan yang ada di dalamnya. Masalah-masalah yang teridentifikasi
tersebut dirumuskan dalam benrtuk pertanyaan-pertanyaan berikut.
1. Bagaimana manajemen pertunjukan NAHAWAYANG oleh Mahasiswa
jurusan Pendidikan Musik angkatan 2010?
2. Bagaimana proses pelaksanaan pertunjukan NAHAWAYANG oleh
Mahasiswa jurusan Pendidikan Musik angkatan 2010?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan yang diharapkan dari penelitian ini yaitu bisa menjawab segala
permasalahan yang ada pada penelitian, seperti.
1. Tujuan umum
Peneliti ingin mengetahui proses yang terjadi pada manajemen pertunjukan “NAHAWAYANG”.
2. Tujuan khusus
Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah untuk memaparkan dan
menjelaskan secara rinci tentang beberapa masalah yang berkaitan dalam
penelitian, di antaranya adalah menganalisis, mengidentifikasi, dan
memberikan gambaran tentang manajemen pertunjukan dan proses
pelaksanaan pertunjukan NAHAWAYANG sehingga dapat dijadikan referensi
tahapan dalam membuat suatu pertunjukan.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk memberikan kontribusi bagi
Penulis dan Jurusan Pendidikan musik.
Hasil atau manfaat dari penelitian ini merupakan bahan masukan bagi:
1. Peneliti
Agar peneliti bisa memahami dan mengerti lebih dalam tentang manajemen
dan proses pertunjukan “NAHAWAYANG”.
Penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi Mahasiswa dalam melakukan
manajemen pertunjukan yang akan mereka lakukan. Selain itu juga gambaran
tentang keberlangsungan proses suatu pertunjukan.
3. Jurusan Pendidikan musik UPI
Penelitian ini hasilnya dapat dijadikan tambahan literatur yang akan
memberikan manfaat bagi para pembaca tentang tahapan dan prosedur dalam
membuat pertunjukan, lalu sebagai masukan terhadap Jurusan Pendidikan
musik FPBS UPI, dalam mengembangkan mata kuliah Manajemen
Pertunjukan.
4. Masyarakat
Sebagai rujukan kepada masyarakat tentang tahapan-tahapan pembuatan dan
persiapan yang harus dilakukan untuk membuat suatu pertunjukan yang akan
diselenggarakan.
F. Struktur Organisasi Skripsi BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Penelitian, Rumusan Masalah Penelitian, Tujuan Penelitian,
manfaat Penelitian, Struktur Organisasi Skripsi.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Konseptual dan fungsi Manajemen, Seni pertunjukan, Pertunjukan
NAHAWAYANG.
BAB III METODE PENELITIAN
Metode dan Desain Penelitian, Subjek Penelitian, Definisi Operasiaonal,
Instrument Penelitian, Prosedur Penelitian, Tekhnik Pengumpulan Data dan
Analisis Data.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Hasil penelitian membahas tentang:
a. Manajemen pertunjukan NAHAWAYANG.
b. proses pertunjukan NAHAWAYANG.
2. Pembahasan hasil penelitian
b. Proses pertunjukan NAHAWAYANG.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian
Ketepatan dalam menggunakan metode penelitian merupakan cara atau alat
untuk mencapai keberhasilan sebuah penelitian. Metode yang digunakan untuk
mencapai keberhasilan penelitian yaitu metode yang memiliki kesesuaian dengan
masalah untuk memecahkan permasalahan yang ada dalam penelitian. Metode
yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode deskriptif analisis. Peneliti
melakukan analisis terhadap suatu kasus yang ditemui lalu menggambarkan serta
menjelaskan hasil keadaan sebagaimana adanya, data yang yang dikumpulkan pun
berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Jadi peneliti akan
menganalisis manajemen dan proses pertunjukan NAHAWAYANG oleh
Mahasiswa jurusan Pendidikan Musik angkatan 2010.
Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Menurut Millan dan
Schumacher (dalam Syamsudin dan Damaianti. 2009, Hlm. 73), mengungkapkan bahwa “Penelitian kualitatif adalah suatu pendekatan yang juga disebut pendekatan investigasi karena biasanya peneliti mengumpulkan data dengan cara
bertatap muka langsung dan berinteraksi dengan orang-orang di tempat penelitian”. Hal ini memungkinkan bagi peneliti untuk mendapatkan informasi dan data secara langsung berdasarkan analisis setiap individu dalam kehidupan
dan pemikirannya, bukan melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya.
Pendapat ini didukung oleh pendapat Strauss dan Corbin (dalam Syamsudin dan Damaianti. 2009, hlm. 73), yang mengatakan bahwa “Penelitian kualitatif juga bisa juga dimaksudkan sebagai jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya”.
Penelitian kualitatif adalah pendekatan yang penting untuk memahami suatu
fenomena sosial dan perspektif individu yang yang diteliti. Tujuan pokoknya
Berdasarkan pernyataan itu, analisis pada manajemen dan proses pertunjukan
NAHAWAYANG oleh Mahasiswa jurusan Pendidikan Musik angkatan 2010
dapat dilakukan dengan cara mendeskripsikan dan mengeksplorasikannya dalam
sebuah narasi. Dengan cara tersebut peneliti harus dapat memperlihatkan
hubungan antara peristiwa dan makna peristiwa.
2. Desain Penelitian
Desain penelitian kualitatif menuntut perencanaan yang matang dalam
merumuskan kerangka operasional penelitian termasuk tahapan penelitian.
Tahapan penelitian tersebut memudahkan peneliti untuk mengumpulkan data
sebanyak-banyaknya, kemudian peneliti dapat menggambarkan serta
mendeskripsikan data-data secara akurat dan sistematis mengenai penelitian yang
B. Subjek Penelitian NAHAWAYANG
NAHAWAYANG merupakan judul pertunjukan wayang yang
diselenggarakan oleh Mahasiswa Jurusan Pendidikan Musik, Universitas
Pendidikan Indonesia angkatan 2010. Pertunjukan wayang golek kreasi dan
inovatif adalah tema yang diusung. Kreatifitas memang sangat ditekankan untuk
mendukung pergelaran atau pertunjukan wayang golek. Dalang menjadi pemeran
utama pada pergelaran, namun nayaga (pemain musik) juga dituntut untuk
melakukan proses kreatif baik dalam pergelaran maupun di luar pergelaran. Hal
ini sangat penting untuk perkembangan inovasi baik dari cerita maupun musik.
Judul pertunjukan yang diangkat yaitu NAHAWAYANG merupakan sebuah
kalimat tanya yang sengaja dipilih untuk menarik minat generasi muda untuk
mengetahui seluk beluk mengenai wayang, baik dari pertunjukan, cerita, maupun
lakonnya. Selain memberikan informasi dan pengetahuan mengenai wayang,
penyelenggara juga ingin mengajak generasi muda untuk peduli terhadap
perkembangan wayang yang dewasa ini mulai tergerus oleh jaman.
Dalam penyelenggaraannya pertunjukan ini memiliki tujuan, terdiri dari
tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umumnya adalah:
a. Melestarikan kesenian tradisional Indonesia.
b. Mamberikan paradigma baru kepada masyarakat bahwa kesenian tradisional
dapat dikembangkan tanpa mengurangi nilai-nilai yang ada.
c. Sebagai wadah edukasi, ekspresi dan apresiasi, serta mengajak generasi muda
untuk mau belajar, memelihara, dan mencitai budaya Indonesia.
Sedangkan tujuan khusunya adalah:
a. Menjaga dan melekstarikan kesenian wayang golek.
b. Memperkenalkan kembali beberapa tokoh wayang, khusnya wayang golek.
c. Sebagai wadah pengembangan kreatifitas generasi muda dalam rangka
menjaga dan melestarikan kesenian wayang.
Untuk mewujudkan tersebut penyelenggara melakuakan beberapa inovasi
dalam penyajian pertunjukan wayang. Diantaranya dengan melibatkan wayang
boneka-boneka wayang. Mereka menggunakan pakaian dan hiasan-hiasan yang biasa
digunakan oleh wayang. Inovasi juga dilakukan pada musik yang disajikan, selain
menggunakan gamelan yang merupakan alat musik tradisional yang biasanya
digunakan pada pergelaran wayang, penyelenggara menambahkan musik orkestra,
musik elektronik, serta alat musik combo sebagai pengiring.
Melihat cukup banyaknya unsur-unsur pertunjukan, diperlukan waktu yang
cukup lama untuk mempersiapkan proses persiapan pertunjukan yang matang,
agar unsur-unsur yang berbeda tersebut menyatu menjadi suatu pertunjukan yang
berbeda dan juga menarik. Proses persiapan sebelum pertunjukan dilakukan
selama kurang lebih enam bulan. Dimulai dari menentukan talent tambahan,
pembuatan naskah dan karya musik, penentuan waktu dan tempat pertunjukan,
pencarian dana, proses latihan, promosi hingga penjualan tiket pertunjukan.
C. Definisi Operasional
Untuk menyamakan persepsi/ judul yang dipergunakan, peneliti merasa perlu
untuk memberikan batasan istilah-istilah yang digunakan:
1. Manajemen ditinjau dari segi seni menurut Follet (dalam Alam S. 2013, hlm.
303) merupakan “Seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain”.
2. Menurut Alam (2013, hlm. 79)
Pergelaran seni merupakan proses akhir dari sebuah upaya kreatif. Bagi sebagian besar pemusik dan penyanyi, pergelaran musik merupakan puncak dari proses panjang kreasi musik yang sangat mahal harganya. Pada saat itulah keberhasilan seseorang dalam bermain musik akan ditemukan.
3. Pertunjukan yang didefinisikan oleh Noor (2009, hlm. 8)
Pertunjukan merupakan suatu kegiatan yang diselenggarakan untuk memperingati hal-hal penting sepanjang hidup manusia baik secara individu atau kelompok yang terikat secara adat, budaya, tradisi dan agama yang diselenggarakan untuk tujuan tertentu serta melibatkan lingkungan masyarakat yang diselenggarakan pada waktu tertentu.
D. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti sendiri yang menjadi instrumen penelitian. Hal
dianalisis. Peneliti sebagai instrumen penelitian serasi untuk penelitian serupa
karena memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Menurut Nasution (dalam Sugiyono. 2011, hlm. 307), “Peneliti sebagai alat
peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus dari lingkungan yang harus
diperkirakannya bermakna atau tidak bagi penelitian”. Dalam hal ini peneliti
harus memiliki kepekaan terhadap lingkungan dan subjek penelitian untuk
menentukan data-data apa saja yang diperlukan dalam penelitian.
2. Peneliti beranggapan bahwa peneliti harus mampu mengumpulkan data dari
berbagai macam sumber yang ada. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang
diungkapkan oleh Nasution (dalam Sugiyono. 2011, hlm. 307), “Peneliti
sebagai alat dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek keadaan dan dapat
mengumpulkan aneka ragam data sekaligus.”
3. Suatu situasi yang melibatkan interaksi manusia, tidak dapat dipahami dengan
pengetahuan semata perlu sering merasakannya, menyelaminya berdasarkan
pengetahuan kita. Peneliti beranggapan bahwa peneliti perlu untuk ikut
merasakan pengalaman yang dirasakan penyelenggara pertunjukan
NAHAWAYANG yaitu mahasiswa jurusan Pendidikan Musik UPI angkatan
2010 untuk mendapatkan data-data yang terjadi pada proses manajemen dan
juga proses pelaksanaannya.
4. Peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalisis data yang diperoleh.
Setelah data-data manajemen dan proses pertunjukan NAHAWAYANG oleh
mahasiswa jurusan Pendidikan Musik UPI angkatan 2010 terkumpul, peniliti
bisa langsung menganalisisnya.
5. Hanya manusia sebagai instrumen dapat mengambil kesimpulan berdasarkan
data yang dikumpulkan. Peneliti beranggapan setelah proses pengumpulan data
dan analisis data, dilakukan pengambilan kesimpulan.
E. Prosedur Penelitian
Untuk mempermudah peneliti dalam menyusun laporan hasil penelitian,
peneliti perlu menentukan langkah atau tahapan dalam menyusun laporan
1. Tahap Persiapan
a. Studi Pendahuluan
Dalam hal ini diperlukan adanya pengamatan awal mengenai jalannya
manajemen dan proses pertunjukan NAHAWAYANG oleh mahasiswa jurusan
Pendidikan Musik UPI angkatan 2010.
b. Merumuskan Masalah
Setelah melakukan studi pendahuluan, akan muncul
permasalahan-permasalahan yang harus di atasi. Tidak jarang suatu penelitian membuka jalan
masalah lain yang tidak terpikirkan sebelumnya. Dewey dan Kerlinger (dalam
Syamsudin dan Damaianti. 2007, hlm. 73) memberikan pengertian tentang
permasalahan penelitian yang biasa terjadi.
Dapat berupa kesenjangan (discrepancy) antara sesuatu yang diharapkan dan kenyataan yang ada. Secara faktual dapat berupa kesulitan yang dirasakan oleh orang awam maupun para peniliti. Sesuatu yang dijadikan target yang telah ditetapkan oleh peneliti, tetapi target esebut belum tecapai.
Berdasarkan pernyataan diatas, peneliti menemukan adanya proses yang
berlangsung cukup lama dan memiliki kompleksitas dalam pengerjaanya. Proses
ini dirasa berjalan dengan baik sehingga menghasilkan suatu pertunjukan yang
baik pula. Maka dari itu peneliti ingin menganalisis manajemen dan proses
pertunjukan NAHAWAYANG untuk dijadikan referensi tahapan-tahapan dalam
membuat suatu pertunjukan. Perumusan masalah difokuskan pada analisis
terhadap pertunjukan NAHAWAYANG. Hal tersebut bertujuan untuk dapat lebih
fokus pada masalah yang dipilih serta tidak melewati batas tema penelitian yang
akan dilakukan.
c. Menentukan Judul Penelitian
Menentukan judul penelitian merupakan langkah selanjutnya setelah
merumuskan masalah. Judul penelitian ini harus secara ringkas dan jelas
menggambarkan fokus penelitian. Sehingga judul yang ditentukan oleh peneliti
yaitu Manajemen Pertunjukan NAHAWAYANG oleh Mahasiswa Pendidikan
musik angkatan 2010.
Langkah selanjutnya yang ditempuh oleh peneliti yaitu membuat asumsi atau
anggapan sementara yang disesuaikan dan difokuskan pada rumusan masalah.
Dalam hal ini peneliti berasumsi bahwa manajemen dan proses pertunjukan
NAHAWAYANG oleh mahasiswa jurusan Pendidikan Musik UPI angkatan 2010
berjalan dengan baik dan rapi, bisa terlihat dari respon positif penonton setelah
menonton jalannya pertunjukan. Hal ini didasari oleh pengalaman penyelenggara
dalam membuat suatu pertunjukan sebelumnya.
e. Memilih Metode dan Pendekatan Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode deskriptif analisis,
karena penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan serta menjelaskan suatu
keadaan sebagaimana adanya, data yang yang dikumpulkan pun berupa kata-kata,
gambar, dan bukan angka-angka. Jadi penelitian ini akan menggambarkan dan
menjelaskan bagaimana manajemen pertunjukan NAHAWAYANG oleh
mahasiswa jurusan Pendidikan Musik UPI angkatan 2010. Pendekatan yang
dipilih yaitu pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif adalah pendekatan yang
penting untuk memahami suatu fenomena sosial dan perspektif individu yang
diteliti. Tujuan pokoknya adalah menggambarkan, mempelajari, dan menjelaskan
fenomena itu. Berdasarkan pernyataan itu, analisis pertunjukan NAHAWAYANG
oleh mahasiswa jurusan Pendidikan Musik UPI angkatan 2010 dapat dilakukan
dengan cara mendeskripsikan dan mengeksplorasikannya dalam sebuah narasi.
f. Menentukan Instrumen Penelitian
Dalam penelitian kualitatif, peneliti yang menjadi instrumen utama atau
sebagai human instrument. Seperti yang dijelaskan oleh Sugiyono (2011, hlm.
306) bahwa “Peneliti sebagai instrumen utama berfungsi menetapkan fokus
penelitian”, yang dalam hal ini analisis terhadap proses manajemen pertunjukan
NAHAWAYANG oleh mahasiswa jurusan Pendidikan Musik UPI angkatan 2010.
Cara yang dilakukan yaitu dengan pengumpulan data, menilai kualitas data,
analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya.
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian dilakukan oleh peneliti dengan mencari sumber-sumber
Pendidikan Musik UPI angkatan 2010 dengan cara melakukan wawancara secara
langsung terhadap penyelenggara pertunjukan NAHAWAYANG yaitu Gita
Darma Setia sebagai ketua pelaksana, Regina Ika Mardiani sebagai ketua bidang
keuangan, dan Tia Destiana Puri sebagai ketua divisi acara. Setelah data
terkumpul, barulah peneliti melakukan analisis terhadap proses manajemen yang
dilakukan pada pertunjukan NAHAWAYANG.
3. Tahap Penyusunan Laporan
Setelah proses penelitian selesai dilaksanakan, setiap data yang diperoleh dari
lapangan seperti catatan-catatan, hasil wawancara dengan penyelenggara,
dokumentasi serta hasil analisis data dideskripsikan atau digambarkan ke dalam
tulisan dan disusun menjadi laporan penelitian.
F. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data 1. Teknik Pengumpulan Data
Tekhnik pengumpulan data merupakan langkah yang paling penting
digunakan dalam penelitian, karena tujuan utamanya yaitu mendapatkan data-data
yang berkaitan dengan penelitian. Adapun teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Observasi
Kegiatan observasi ini digunakan sebagai sumber data penelitian. Melalui
observasi, peneliti belajar tentang perilaku dan makna dari perilaku subjek
yang diteliti. Observasi yang dilakukan pada penlitian ini adalah observasi non partisipan (pasif). Menurut Hadi (dalam Sugiyono. 2011, hlm. 203), “Observasi merupakan sutau proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari
pelbagai proses biologis dan psikologis. Dua di antara yang terpenting adalah
proses-proses pengamatan dan ingatan”. Peneliti beranggapan bahwa observasi
memerlukan waktu yang cukup lama untuk memahami keadaan subjek
penelitian yang akan diteliti, serta menuliskan data-data yang dibutuhkan
sebelum direduksi. Pada tahap ini peneliti melakukan observasi pada
manajemen dan proses pertunjukan yang dilakukan panitia dan melihat video
b. Wawancara
Wawancara merupakan komunikasi yang dilakukan secara langsung dengan
informan/narasumber. Wawancara menjadi salah satu teknik pengumpulan data
yang digunakan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, serta
untuk mengetahui hal-hal dari narasumber yang lebih mendalam. Wawancara
dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur. Sugiyono (2011,
hlm. 194), memaparkan pengertian dari wawancara terstukur.
Wawancara terstruktur digunakan sebagai tekhnik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi yang akan diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapkan instrumen penelitia berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya pun telah disiapkan.
Berdasarkan pernyataan tersebut, peneliti pun harus menyiapkan
pertanyaan-pertanyaan yang akan ditanyakan sebelum melakukan wawancara
pada narasumber/responden. Hal ini dilakukan agar wawancara yan dilakukan
lebih terarah pada materi yang dibutuhkan peneliti. Namun, tidak menutup
kemungkinan wawancara dilakukan secara tidak struktur. Pengertian
wawancara tidak struktur dijabarkan oleh Sugiyono (2011, hlm. 197), “Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis
dan lengkap untuk mengumpulkan datanya”. Hal ini memungkinkan bagi
peneliti untuk mengetahui informasi yang lebih mendalam tentang responden.
Wawancara pun berjalan lebih bebas santai dan memungkinkan untuk
dilakukan tanpa melakukan tatap muka langsung. Wawancara ini juga
memungkinkan untuk menghasilkan pertanyaan baru untuk memperjelas
jawaban dan mengungkap bahasan yang tidak direncanakan sebelumnya, tapi
tetap pada koridor materi pertanyaan yang sudah disiapkan.
Wawancara pada penelitian ini ditujukan kepada ketua pelaksana
pertunjukan NAHAWAYANG yaitu Gita Darma Setia untuk mengetahui
proses manajemen yang dilakukan penyelenggara pada pertunjukan
kendala yang dihadapi, jalannya pertunjukan, hingga respon penonton setelah
menyaksikan pertunjukan NAHAWAYANG. Peneliti juga mewawancarai
Regina Ika Mardiani selaku ketua Bidang Keuangan dan Tia Destiana Puri
selaku Ketua Divisi Acara.
Wawancara dilakukan tidak hanya sekali untuk mengetahui lebih lanjut
jawaban dari pertanyaan yang muncul setelah melakukan wawancara
sebelumnya. Pada pelaksanaannya tidak jarang ketua pelaksana mengajak
panitia lain untuk memperkuat jawaban yang dilontarkan.
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini. Tujuannya untuk mencari sumber informasi
dan dapat digunakan untuk mempelajari data yang terkumpul dan segala hal
yang berhubungan dengan penelitian berupa foto pada saat pertunjukan
berlangsung. Pendokumentasian dilakukan pada setiap peneliti melakukan
observasi dan wawancara.
d. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan dimaksudkan untuk melengkapi data yang dibutuhkan
dalam penelitian dengan cara mencari sumber bacaan berupa buku-buku,
artikel-artikel, media informasi dan media bacaan lainnya. Dalam penelitian ini
buku yang menjadi acuan peneliti adalah sebagai berikut:
1) Manajemen event (Any Noor)
Buku ini memaparkan tentang klasifikasi jenis event atau pertunjukan yang
berkembang di dunia. Buku ini juga membahas tentang langkah-langkah
membuat suatu event atau pertunjukan, baik dari segi produksi hingga ke
pemasaran. Penjelasan dari buku ini dijadikan sebagai penguat data-data
yang sudah dikumpulkan oleh peneliti.
2) Seni pertunjukan Indonesia di era globalisasi (R. M. Soedarsono)
Buku ini berisi tentang sejarah perkembangan seni pertunjukan di Indonesia
dari dulu hingga memasuki era globalisasi. Dari buku ini peneliti
terjadi, seperti pertunjukan NAHAWAYANG oleh mahasiswa jurusan
Pendidikan Musik UPI angkatan 2010.
3) Manajemen edisi 2 (T. Hani Handoko)
Secara keseluruhan buku ini membahas tentang ilmu dasar manajemen
seperti pengertian manajemen dan juga proses dalam manajemen. Dari buku
ini peneliti melakukan perbandingan dan validasi terhadap manajemen
pertunjukan NAHAWAYANG oleh mahasiswa jurusan Pendidikan Musik
UPI angkatan 2010.
2. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan kegiatan penting sejak penelitian dimulai hingga
penelitian berakhir. Dalam analisis data kualitatif, peneliti perlu bekerja keras dan
berpikir lebih kreatif untuk menentukan metode analisis yang akan digunakan.
Hal itu karena tidak terdapat cara khusus dalam menganalisis data yang harus
diikuti. Belum ada panduan dalam penelitian kualitatif untuk menentukan berapa
banyak data dan analisi yang diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori.
Teknis analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Data Reduction (Reduksi Data)
Menurut Miles and Huberman (dalam Sugiyono. 2011, hlm. 337),
Langkah-langkah analisis yang digunakan Mereduksi data dalam hal ini adalah menyederhanakan, merangkum dan memilih hal-hal yang pokok serta memfokuskan kepada hal-hal yang penting dari seluruh data yang diperoleh dilapangan.
Dengan demikian setiap data yang dikumpulkan dari obsrvasi dan
wawancara yang dilakukan harus disederhanakan, dipilih data yang paling
pokok dan penting yang fokus kepada permasalahan penelitian. Hal tersebut
mempermudah peneliti dalam menyusun data dan bisa menjadi langkah
untuk melihat jika masih ada data yang belum didapatkan.
2. Data Display (Penyajian Data)
Penyajian data berarti menyajikan data yang telah direduksi. Dengan
melakukan penyajian data, peneliti akan lebih mudah untuk memahami proses
selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut. Miles and
Huberman (dalam Sugiyono. 2011, hlm. 337) juga memaparkan bahwa, “Langkah-langkah analisis yang digunakan dalam penyajian data juga peneliti harus selalu menguji data yang telah didapat masih berkembang atau tidak”.
Hal itu dilakukan peneliti dengan selalu menguji data yang telah dikumpulkan
dengan keadaan sesungguhnya.
3. Conclusion Drawing (Verifikasi)
Miles and Huberman (dalam Sugiyono. 2011, hlm. 337) mengungkapkan
bahwa “Dalam pengolahan data kualitatif, langkah terakhir yang dilakukan
adalah verifikasi dengan cara penarikan kesimpulan.” Hal ini menunjukan
bahwa, kesimpulan yang ditarik harus berdasarkan data-data yang telah
dikumpulkan dan tetap fokus terhadap rumusan masalah yang telah dipilih.
Dalam hal ini peneliti akan menyimpulkan mengenai manajemen dan proses
yang terjadi pada pertunjukan NAHAWAYANG oleh mahasiswa jurusan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah dilakukan analisis terhadap pertunjukkan NAHAWAYANG oleh
Mahasiswa jurusan Pendidikan Musik angkatan 2010, pada bab ini peneliti akan
mengutarakan kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan. NAHAWAYANG
merupakan pertunjukan yang diselenggarakan oleh mahasiswa jurusan Pendidikan
Musik angkatan 2010. Pertunjukan ini berlangsung tanggal 18 Februari 2014
bertempat di Teater tertutup, Dago Tea House, Bandung. NAHAWAYANG
menyajikan penampilan unik, yang berbeda dengan pertunjukan wayang pada
umumnya. Banyak sekali inovasi-inovasi yang dikembangkan yang menjadikan
sajian pertunjukan lebih megah.
Penjualan tiket yang habis terjual, dan kepuasan serta respon positif penonton
pertunjukan menjadi dasar pemilihan pertunjukan ini sebagai objek penelitan.
Dibalik kesuksesan pertunjukan pasti terdapat manajemen yang baik pula. Peneliti
melakukan analisis pada manajemen pertunjukan yang dilakukan untuk
selanjutnya dijadikan bahan ajar pembelajaran. Dari hasil analisis yang dilakukan,
peneliti menemukan kelebihan dan kekurangan dari proses manajemen
pertunjukan NAHAWAYANG oleh Mahasiswa jurusan Pendidikan Musik
angkatan 2010. Kelebihan dari manajemen pertunjukan NAHAWAYANG oleh
Mahasiswa jurusan Pendidikan Musik angkatan 2010 bisa dilihat dari proses
manajemenen yang dilakukan secara rapi dan tersusun. Tahapan-tahapan yang
mereka lakukan dibuat berdasarkan pengalaman yang pernah mereka alami
sebelumnya, sehingga tidak sulit untuk menentukan apa yang harus dikerjakan
dan diperhatikan dalam suatu pertunjukan. Penonton juga puas dengan sajian
pertunjukan yang unik, diantaranya penggabungan bentuk pertunjukan yang
didukung oleh set lighting dan latar pertunjukan yang menunjang.
Panitia juga rutin melakukan sharing dan diskusi dengan orang-orang yang
dihadapi. Misalnya, ketika panitia akan menentukan bentuk pertunjukan wayang
yang di inovasi agar dapat diterima oleh semua kalangan, dan penentuan cerita
wayang. Untuk memeperkuat dasar dan mendapatkan referensi, panitia melakukan
diskusi kepada salah satu dalang untuk menanyakan pendapatnya tentang rencana
dan ide tersebut. Hasil diskusi itu yang dijadikan dasar untuk menentukan bentuk
pertunjukan yang akan diselenggarakan. Kelebihan lainnya, panitia senantiasa
melibatkan orang banyak untuk memepermudah suatu pengerjaan program dan
kegiatan, sehingga waktu pengerjaan pun menjadi lebih cepat dan efektif. Untuk
menunjangnya, panitia sering melakukan rapat antar bidang agar koordinasi
berjalan dengan baik dan lancar.
Adanya keunikan dari sajian suatu pertunjukan seperti inovasi sajian dan
bentuk pertunjukan akan membuat kesan dan pengalaman berbeda yang bisa
penonton dapatkan dari pertunjukan yang pernah disaksikan sebelumnya. Inovasi
bukan berarti menghapus keseluruhan dari bentuk pertunjukan yang sudah ada,
tetapi dengan mengubah dan menambahkan bagian-bagian menjadi baru tanpa
menghapus akar budaya yang sudah ada.
Pertunjukan yang baik tentunya akan memberikan kesan dan respon tersendiri
bagi penontonnya yang ditunjukan dalam bentuk kepuasan setelah menonton
pertunjukan yang diselenggarakan. Untuk dapat merealisasikannya, dibutuhkan
pertunjukan yang dikerjakan secara rapi dan sesuai dengan rencana. Koordinasi
yang baik angtar pantia selama pertunjukan berlangsung juga akan menentukan
keberhasilan dari suatu pertunjukan.
B. Saran
Setelah mengungkapkan hasil penelitian yang telah dipaparkan pada
kesimpulan diatas, peneliti juga berkeinginan untuk memberikan saran pada
penelitian ini. Respon baik yang disampaikan oleh penonton juga kadang
dibarengi oleh saran dan kritikan terhadap pertunjukan ini, diantaranya
pembawaan panitia yang dinilai agak kurang tenang. Panitia juga dinilai kurang
gesit dan cekatan pada proses persiapan sehingga waktu pelaksanaan menjadi
tidak bisa terlaksana. Peneliti juga berharap kekurangan pada proses manajemen
NAHAWAYANG oleh Mahasiswa jurusan Pendidikan Musik angkatan 2010
seperti terlalu lamamya proses pengambilan keputusan, dapat diatasi oleh
penyelenggara suatu pertunjukan. Selain itu, peniliti juga berharap kepada
mahasiswa jurusan Pendidikan Musik angkatan 2010 untuk kembali
menyelenggarakan pertunjukan hebat lainnya, tidak hanya sekedar memenuhi
persyaratan salah satu mata kuliah saja. Hal ini didasari dari respon penonton
DAFTAR PUSTAKA
Basrowi, Suwandi. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineke
Cipta
Fauzi, Harry D, Mulyadi Yadi. (2013). Seni Budaya Untuk SMA-MA/SMK
Kelas X. Bandung: Yrama Widya
Hani handoko, T. (2009). MANAJEMEN edisi 2. Yogyakarta:
BPFE-YOGYAKARTA
Haryadi, Hendi. (2009). Administrasi Perkantoran. Jakarta: Visimedia
Noor, Any. (2013). Manajemen Event. Bandung: Alfabeta
Prisasti, Asti. (2010). Pembelajaran Vokal Usia 45-60 Tahun di Sekolah
Vokal Adje Esa Poetra. Skripsi Sarjana pada FPBS UPI Bandung:
Tidak diterbitkan
S, Alam. (2013). Ekonomi Untuk SMA/SMK Kelas X. Jakarta: Esis
Sedyawati, Edi. (2000). Pertumbuhan Seni Pertunjukkan. Jakarta: Sinar
Harapan
Soedarsono, R. M. (2002). Seni Pertunjukan Indonesia Di Era Globalisasi.
Yogyakarta: GADJAH MADA UNIVERSITY PRESS
Soeharjo, A.J. (2011). Pendidikan Seni Starategi Penataan dan
Pelaksanaan Pembelajaran Seni. Malang: Bayumedia
Soehardjo, A.J. (2012). Pendidikan seni dari konsep sampai program.
Malang: Bayumedia Publishing
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Luantitatif,
Suparti. (2007). Proses Pembelajaran Kacapi Tembang di SMK Negeri 10
Bandung. Skripsi Sarjana pada FPBS UPI Bandung: Tidak
diterbitkan
Syamsyudin dan Damaianti. (2007). Metode Penelitian Pendidikan Bahasa.
Bandung: Sekolah pasca sarjana Universitas Pendidikan Indonesia
PT Remaja Rosdakarya.
Yoeti, Oka A. (2003). Manajemen Pemasaran Hotel. Jakarta: Perca