• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBANDINGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA MELALUI JALUR MASUK SBMPTN, SNMPTN DAN UJIAN MANDIRI SEBELUM DAN SETELAH MENGIKUTI PERKULIAHAN DUA SEMESTER.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBANDINGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA MELALUI JALUR MASUK SBMPTN, SNMPTN DAN UJIAN MANDIRI SEBELUM DAN SETELAH MENGIKUTI PERKULIAHAN DUA SEMESTER."

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

PERBANDINGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI

MAHASISWA MELALUI JALUR MASUK SBMPTN,

SNMPTN DAN UJIAN MANDIRI SEBELUM DAN SETELAH

MENGIKUTI PERKULIAHAN DUA SEMESTER

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Sains

Oleh

Tomi Efendi

1005391

PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN

JURUSAN PENDIDIKAN KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

(2)

Oleh

Tomi Efendi

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh

gelar

Sarjana Sains Program Studi Ilmu Keolahragaan

© Tomi Efendi 2014

Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya, ataus sebagian,

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

TOMI EFENDI

PERBANDINGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA MELALUI JALUR MASUK SBMPTN, SNMPTN DAN UJIAN MANDIRI SEBELUM DAN SETELAH MENGIKUTI PERKULIAHAN DUA SEMESTER

Disetujui dan disahkan oleh pembimbing:

Disetujuidandisahkanoleh :

Penguji 1

Mengetahui

Ketua Jurusan Program Studi Ilmu Keolahragaan

Drs. Sumardiyanto, M.Pd. NIP. 196212221987031002

Pembimbing II

Agus Rusdiana, M.Sc. Ph.D. NIP. 197608122001121001

Pembimbing I

(4)

ABSTRAK……….……… v

DAFTAR ISI………. vi

DAFTAR TABEL……… viii

DAFTAR GAMBAR……… x

DAFTAR LAMPIRAN……… xi

BAB I PENDAHULUAN………. 1

A. Latar Belakang Penelitian………...……….… 1

B. Rumusan Masalah Penelitian ………..……… 5

C. Tujuan Penelitian……….. 5

D. ManfaatPenelitian………...6

E. Struktur Organisasi Skripsi………..……… 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN……….. 9

A. Pengertian Kebugaran Jasmani……… 8

B. Pentingnya Kebugaran Jasmani………..………… 11

C. Kompoen-komponen Kebugaran Jasmani ………. 13

D. Kebugaran Jasmani Mahasiswa Ilmu Keolahragaan……….. 16

E. SBMPTN.SNMPTN dan UM –UPI……… 18

F. Kerangka Pemikiran……… 22

G. Hipotesis Penelitian………..……… 24

BAB III METODE PENELITIAN……… 25

A. Lokasi, Populasi dan Sampel ……….. 25

B. Desain Penelitian………..……… 28

C. Metode Penelitian………... 30

(5)

Tomi Efendi,2014

Perbandingan Tingkat Kebugaran Jasmani Mahasiswa Melalui Jalur Masuk Sbmptn, Snmptn Dan Ujian Mandiri Sebelum Dan Setelah Mengikuti Perkuliahan Dua Semester

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E. Instrumen Penelitian………. 31

F. Teknik Pengumpulan Data……… 49

G. Teknik Analisis Data ………..…………. 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………...… 55

A. Deskripsi Hasil Pengolahan………..……… 55

B. Pengujian Persyaratan Analisis………..….. 68

C. Pengujian Hipotesis………. 70

D. Diskusi Penemuan………..………. 72

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………..…. 77

A. Kesimpulan………. 77

B. Saran……… 77

DAFTAR PUSTAKA………..…. 78

LAMPIRAN……….……… 89

(6)

3.1 tempat dan waktu pelaksanaan tes dan pengukuran ……… 25

3.2 Desain penelitian………. 28

3.3 Norma tes keseimbangan………. 33

3.4 Norma tes lempar tangkap bola ke dinding……….. 35

3.5 Norma tes lompat jauh tanpa awalan……… 38

3.6 Norma tes lari cepat 60 meter ………. 40

3.7 Norma tes baring duduk……….. 42

3.8 Norma tes push up……….. 44

3.9 Norma tes kelincahan………. 46

3.10 Norma tes lari 2400 meter………... 48

3.11 Kategori penilaian tes kemampuan fisik………. 49

4.1 Hasil tes SBMPTN sebelum perkuliahan dengan nilai rata-rata dan standar deviasi sebelum di T skor……… 55

4.2 Hasil tes SBMPTN setelah perkuliahan dengan nilai rata-rata dan standar deviasi sebelum di T skor……… 56

4.3 Hasil tes SNMPTN sebelum perkuliahan dengan nilai rata-rata dan standar deviasi sebelum di T skor………. 57

4.4 Hasil tes SNMPTN setelah perkuliahan dengan nilai rata-rata dan standar deviasi sebelum di T skor………. 58

4.5 Hasil tes Ujian Mandiri sebelum perkuliahan dengan nilai rata-rata dan standar deviasi sebelum di T skor……… 59

(7)

Tomi Efendi,2014

Perbandingan Tingkat Kebugaran Jasmani Mahasiswa Melalui Jalur Masuk Sbmptn, Snmptn Dan Ujian Mandiri Sebelum Dan Setelah Mengikuti Perkuliahan Dua Semester

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.7 Nilai rata-rata dan simpangan baku serta varians SBMPTN sebelum

perkuliahan setelah di standarisasikan dengan T skor………. 62

4.8 Nilai rata-rata dan simpangan baku serta varians SBMPTN setelah perkuliahan setelah di standarisasikan dengan T skor……… 63

4.9 Nilai rata-rata dan simpangan baku serta varians SNMPTN sebelum perkuliahan setelah di standarisasikan dengan T skor……… 64

4.10 Nilai rata-rata dan simpangan baku serta varians SNMPTN setelah perkuliahan setelah di standarisasikan dengan T skor……… 65

4.11 Nilai rata-rata dan simpangan baku serta varians UM sebelum perkuliahan setelah di standarisasikan dengan T skor……… 66

4.12 Nilai rata-rata dan simpangan baku serta varians UM setelah perkuliahan setelah di standarisasikan dengan T skor……… 67

4.13 Hasil uji normalitas tes kebugaran jasmani……… 69

4.14 Hasil uji homogenitas tes kebugaran jasmani……….. 70

4.15 Hasil penghitungan anova dua jalan……… 71

4.16 Perbandingan nilai rata-rata hasil tes kebugaran jasmani sebelum mengikuti perkuliahan……… 73

(8)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR

2.1 Diagram sifat relatif kebugaran jasmani………... 17

3.1 Langkah –langkah Penelitian……… 26

3.2 Stork standing balance……… 33

3.3 Ball wall test……… 33

3.4 Standing boar jump……… 38

3.5 Tes lari cepat 60 meter……… 40

3.6 Tes sit up……… 42

3.7 Tes push-up……… 44

3.8 Lilionis agility run test……… 46

(9)

Tomi Efendi,2014

Perbandingan Tingkat Kebugaran Jasmani Mahasiswa Melalui Jalur Masuk Sbmptn, Snmptn Dan Ujian Mandiri Sebelum Dan Setelah Mengikuti Perkuliahan Dua Semester

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN

1. Hasil tes kebugran jasmani………..……… 79

2. Hasil uji normalitas kebugaran jasmani….………. 82

3. Hasil uji homogenitas kebugaran jasmani……… 86

4. Tabel penghitungan anova dua jalan……… 88

5. Hasil uji hipotesis anova dua jalan………... 89

6. Formulir tes kebugaran jasmani………... 94

(10)

Tomi Efendi,2014

DAN UJIAN MANDIRI SEBELUM DAN SETELAH

MENGIKUTI PERKULIAHAN DUA SEMESTER

Tomi Efendi 1005391

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurang sesuainya tingkat kebugaran jasmani mahasiswa Ilmu Keolahragaan FPOK UPI angkatan 2013 dengan harapan. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kebugaran jasmani antara mahasiswa yang masuk melalui jalur SBMPTN, SNMPTN dan Ujian Mandiri sebelum dan setelah mengikuti perkuliahan dua semester. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Populasi sekaligus sampel dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa IKOR FPOK UPI angkatan 2013 yang berjumlah 90 orang, dengan rincian SNMPTN 32 orang, SBMPTN = 41 orang, SM-UPI = 17 orang yang diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrument Tes Kebugaran Jasmani SBMPTN tahun 2013 yaitu Lari 60 m, Lari 2.4 km, Kelincahan , Sit-up, Push-up, Balance, Wall Back Pass, Standing Broad Jump. Hasil dari penelitian berdasarkan dk ( 2:54 ), maka harga F tabel = 3.17 untuk 5%. Harga F hitung = 3.16 ternyata lebih kecil dari F tabel = 3.17. Karena harga F hitung lebih kecil dari harga F tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Hal ini berarti tidak terdapat perbedaan kebugaran jasmani mahasiswa berdasarkan jalur masuk. ( sebelum dan sesudah mengikuti perkuliahan dua semester ). Perkuliahan selama dua semester berarti tidak mempengaruhi kebugaran jasmani secara signifikan.

(11)

Tomi Efendi,2014

Perbandingan Tingkat Kebugaran Jasmani Mahasiswa Melalui Jalur Masuk Sbmptn, Snmptn Dan Ujian Mandiri Sebelum Dan Setelah Mengikuti Perkuliahan Dua Semester

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

THE PHYSICAL FITNESS COMPARISON OF STUDENTS RUN IN

SBMPTN, SNMPTN AND UM BEFORE AND AFTER TWO-SEMESTER

OF LECTURE

TomiEfendi

1005391

This study is motivated by Sport Science department at Faculty of Sports and

Health Education (FPOK) UPIstudents of batch 2013 physical fitness which does

not meet the expectation. This study purpose is to discover the disparity of physical

fitness among students run in SBMPTN, SNMPTN and UM before and after the

two-semester of lecture. The method applied in this study is descriptive method.

The population, which is also the sample, in this study is all students of IKOR

FPOK UPI batch 2013 consist of 90 students: 32 students run in SNMPTN, 41

students run in SBMPTN and 17 students run in UM-UPI. This sample is collected

using purposive sampling. The research instrument used is SBMPTN 2013 Physical

Fitness test instrument: 60 m of running, 2.4 km of running, agility, sit-up, push-up,

balance, wall back pass, and standing broad jump tests. The result of the study can

be seen on the two-way ANOVA table. For the column of (students’ physical

fitness run in SBMPTN, SNMPTN and UM), the F value is found by dk between

the columns (numerator) = 2, and dk in (denominator) = 54 (F 2 : 54). Because dk

(2:54), F table value will be 3.17 or 5%. The F value = 3.16 is smaller than F table

= 3.17. Because F value is smaller than F table, Ho is accepted, meanwhile Ha is

ignored. It may mean that the disparity of physical fitness among students run in

SBMPTN, SNMPTN and UM before and after two-semester of lecture is not found.

Two-semester of lecture does not affect the physical fitness significantly.

(12)

Tomi Efendi,2014

Pendidikan merupakan suatu proses pemberian ilmu pengetahuan kepada

orang lain secara sadar, terencana serta sistematis untuk mengubah sikap orang lain

kearah yang lebih baik. pendidikan juga dapat mengubah sikap dan prilaku orang lain

kearah yang lebih baik, serta dapat meningkatkan pengetahuan , kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,

bangsa dan negara.

Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia berupaya untuk mewujudkan

manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa.

Adanya upaya untuk mewujudkan manusia Indonesia sebagaimana telah tercantum

dalam UUD No. 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal III

yang berbunyi :

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangaka mencerdaskan kehidupan berbangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Depdiknas, 2005, hlm.7).

Mengacu kepada pasal tersebut lembaga pendidikan memiliki peranan yang

sangat penting dalam membantu upaya pemerintah untuk mencetak manusia yang

unggul dan berkompeten dalam berbagai bidang seperti olahraga, tekhnik, sosial,

ekonomi, bahasa, serta yang lainnya. Lembaga pendidikan seharusnya tidak hanya

menitikberatkan kepada aspek pengetahuannya saja, akan tetapi harus meliputi

(13)

2

Tomi Efendi,2014

Perbandingan Tingkat Kebugaran Jasmani Mahasiswa Melalui Jalur Masuk Sbmptn, Snmptn Dan Ujian Mandiri Sebelum Dan Setelah Mengikuti Perkuliahan Dua Semester

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

daya juang tinggi untuk menjadi pribadi yang mampu diharapkan oleh diri sendiri,

keluarga , masyarakat, bangsa dan negara.

Untuk Mendukung hal tersebut maka perlu adanya upaya lebih yang harus

dilakukan oleh lembaga pendidikan yang dapat menunjang tujuan-tujuan yang ingin

dicapai sebagai mana yang telah dimaksud. Jenjang pendidikan yang ada sekarang ini

diindonesia meliputi Play Group, Pendidikan anak usia dini, Sekolah Dasar, Sekolah

Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, Strata 1, strata 2, serta strata 3 yang

seluruhnya sudah diatur oleh sistem pendidikan Nasional. Mengenai Strata 1, 2, dan

3 tersebut berada dalam naungan lembaga pendidikan khususnya Perguruan Tinggi.

Pendidikan yang diselenggarakan di perguruan tinggi adalah proses

pendidikan yang bertujuan untuk menghasilkan manusia yang memiliki kompetensi,

sikap serta moral yang baik. Pendidikan adalah suatu proses yang terencana dan

sistematis untuk merubah perilaku manusia. Pendidikan yang diselenggarakan di

perguruan tinggi tidak jauh berbeda dengan pendidikan SMA atau SMP. akan tetapi

terdapat pebedaan yang sangat signifikan dalam proses penyampaian seorang

pengajar kepada sang penerima.Proses pendidikan akan berlangsung dengan baik

apabila didukung oleh lingkungan, karakteristik individu ( motivasi, perhatian,

komitmen, semangat, disiplin) serta ketersediaan sarana prasarana olahraga.

Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan

Indonesia (FPOK UPI) merupakan salah satu lembaga pendidikan diindonesia yang

bergerak dibidang olahraga, yang dapat membantu terwujudnya tujuan pendidikan

nasional. Pendidikan olahraga diindonesia seharunya mampu memecahkan berbagai

macam masalah yang terjadi dalam dunia olahraga Indonesia. Mulai dari manajemen

organisasi pengurus besarnya, manajemen perekrutan atlit serta manajemen waktu

yang dapat menghasilkan tenaga-tenaga keolahragaan yang unggul serta berdaya

saing kuat. Sehingga dunia olahraga Indonesia tidak akan tertinggal jauh oleh

(14)

FPOK merupakan lembaga pendidikan olahraga yang memiliki tenaga

pendidik handal dan professional serta ditunjang oleh sarana dan prasarana yang

memadai yang sudah banyak mendapat pengakuan dari berbagai lembaga, itu terbukti

dengan banyaknya kerjasama-kerjasama yang dijalankan oleh FPOK baik dengan

lembaga pendidikan maupun lembaga non pendidikan. Seperti dalam olahraga

rekreasi FPOK dipercaya untuk mengisi out bound, dalam olahraga prestasi FPOK

dipercaya oleh diklat PERSIB untuk membantu mereka dalam meningkatkan prestasi.

Seiring banyaknya kerjasama yang dijalankan maka banyak masyarakat umum yang

tertarik untuk ikut serta didalam lembaga ini, baik sebagai tenaga pendidik maupun

sebagai orang yang membutuhkan pendidikan ( Mahasiswa ).

Seiring dengan berkembangnya dunia olahraga maka FPOK memiliki

beberapa jurusan didalamnya yaitu, Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi yang

menaungi program studi ilmu keolaragaan ( IKOR ) dan keperawatan, pendidikan

kepelatihan olahraga ( PKO ),Jurusan Pendidikan Olahraga yang menaungi Program

Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi (PJKR) dan PGSD Penjas.

Mahasiswa merupakan golongan masyarakat yang mendapatkan posisi yang

lebih baik dibandingkan dengan masyarakat biasa, karena mahasiswa memiliki

potensi-potensi yang mampu menghadapi tantangan global yang sangat kompleks.

Sehingga memiliki pandangan luas untuk bergerak diseluruh aspek kehidupan serta

merupakan generasi pembaharu yang nantinya akan secara langsung berkecimpung

dimasyarakat.

Proses penerimaan mahasiswa diperguruan tinggi tidaklah mudah, melainkan

harus mengikuti serangkaian tes yang telah disusun secara sistematis oleh direktorat

jendral pendidikan tinggi. maka dalam proses penerimaan ini tidak hanya dilihat dari

kognitifnya saja melainkan untuk program study yang lain seperti olahraga dan seni

harus mengikuti serangkaian tes keterampilan. karena untuk melihat seberapa besar

kemampuan mahasiswa dalam menunjukan prestasinya baik itu dalam olahraga

(15)

4

Tomi Efendi,2014

Perbandingan Tingkat Kebugaran Jasmani Mahasiswa Melalui Jalur Masuk Sbmptn, Snmptn Dan Ujian Mandiri Sebelum Dan Setelah Mengikuti Perkuliahan Dua Semester

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berkaitan dengan hal tersebut maka FPOK dalam proses penerimaan tidak

hanya menilai dari pengetahuan semata melainkan ada beberapa item tes yang harus

dijalani oleh calon mahasiswa yaitu berkaitan dengan kebugaran jasmani. mengapa

harus ada tes kebugaran jasmani karena dalam proses pembelajaran di FPOK tidak

hanya berpatokan kepada teori, melainkan berpatokan juga kepada praktik (fisik)

yang nantinya akan membantu dalam proses perkuliahan seperi mata kuliah atletik,

renang serta mata kuliah praktik yang lainnya.

Kebugaran jasmani yang baik sangatlah diperlukan bagi calon mahasiswa,

karena dapat membantu mahasiswa dalam menjalankan kewajibannya sebagai

pelajar. karena jika kebugaran jasmaninya baik maka segala bentuk aktivitas baik

fisik maupun non fisik akan terbantu. Perkuliahan di FPOK tidak hanya dituntut

dalam prestasi akademik saja melainkan dituntut juga dalam prestasi non akademik

karena merupakan sumbangsih pencitraan terhadap FPOK.

Kebugaran jasmani menurut (Giri wijoyo dkk, 2007,hlm.43) “ kebugaran

jasmani (KJ) adalah derajat sehat dinamis seseorang yang merupakan kemampuan

jasmani yang menjadi dasar untuk keberhasilan pelaksanaan tugas yang harus

dilaksanakan”. Oleh karena itu maka kebugaran jasmani sangatlah penting bagi

manusia terutama mereka yang selalu melakukan aktivitas berat seperti mahasiswa

olahraga FPOK UPI.

Terdapat tiga jalur jalur penerimaan mahasiswa di FPOK yaitu, SBMPTN,

SNMPTN Undangan serta Ujian Mandiri. Tentunya ketiga jalur penerimaan ini

memiliki perbedaan pada cara penerimaanya. Ada yang dites bersama oleh DIKTI

seperti SBMPTN, ada juga yang di seleksi langsung oleh lembaga terkait seperti

SNMPTN Undangan dan Ujian Mandiri. Ketiga jalur tersebut ketika berpatokan

kepada kebugaran jasmani maka lembaga memiliki kriteria tertentu dalam proses

penerimaan.

Hasil observasi terhadap kebugaran jasmani mahasiswa FPOK ternyata masih

(16)

perkuliahan yang bersifat praktik fisik seperti atletik dan renang masih banyak

mahasiswa yang kelelahan sebelum waktu perkuliahan habis. Sudah jelas bahwa

kebugaran jasmani yang baik akan memberikan kontribusi signifikan terhadap

perkuliahan atau meningkatkan kemampuan motorik mahasiswa dalam proses

pembelajaran praktik fisik.

Dalam proses penerimaan mahasiswa di FPOK UPI khususnya program studi

IKOR, terdapat berbagai macam jalur masuk dan berbagai macan program study yang

tersedia. khususnya dalam program study olahraga FPOK menyediakan program

study Ilmu Keolahragaan, Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Pendidikan Jasmani

Kesehatan dan Rekreasi, PGSD Penjas serta D3 keperawatan. Dari kelima program

study tersebut terdapat berbagai masalah dalam kebugaran jasmani. Seperti tidak

mampunya mahasiswa mengikuti perkuliahan selama waktu yang ditentukan,

terutama ketika perkuliahan yang berhubungan dengan aktiitas fisik.

Ketika ingin menjadi mahasiswa FPOK, IKOR khususnya calon mahasiswa

dituntut harus memiliki kebugaran jasmani yang baik yang dapat membantu proses

perkuliahan. Berdasarkan latar belakang dan fenomena masalah yang ada, peneliti

bermaksud mengajukan judul penelitian sebagai berikut: Perbandingan Tingkat

Kebugaran Jasmani Mahasiswa Melalui Jalur Masuk SBMPTN, SNMPTN Dan

Ujian Mandiri Sebelum dan Setelah Mengikuti Perkuliahan Dua Semester

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka penulis

merumuskan masalah penelitian ini sebagai berikut : “ Apakah terdapat perbedaan

kebugaran jasmani yang signifikan antara mahasiswa yang masuk melalui jalur

SBMPTN, SNMPTN, dan Ujian Mandiri Sebelum Dan Setelah Mengikuti

Perkuliahan Dua Semester ? “.

(17)

6

Tomi Efendi,2014

Perbandingan Tingkat Kebugaran Jasmani Mahasiswa Melalui Jalur Masuk Sbmptn, Snmptn Dan Ujian Mandiri Sebelum Dan Setelah Mengikuti Perkuliahan Dua Semester

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan rumusan masalah yang diajukan, maka tujuan dari penelitian ini

adalah ingin mengetahui : “ Perbedaan kebugaran jasmani antara mahasiswa yang

masuk melalui jalur SBMPTN, SNMPTN, dan Ujian Mandiri Sebelum Dan Setelah

Mengikuti Perkuliahan Dua Semester “.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan penulis dalam penelitian ini adalah :

1. Secara teoretis, dapat menambah pengetahuan bagi para dosen FPOK khususnya

program studi IKOR tentang kebugaran jasmani mahasiswa yang masuk melalui

jalur sbmptn, snmptn undangan dan ujian mandiri.

2. Secara praktis, dapat dijadikan acuan oleh para dosen FPOKUPIkhususnya

program studi IKOR untuk proses pembelajaran pada mata kuliah masing-

masing. sehingga memudahkan dalam proses pembelajaran sertadapat dijadikan

acuan oleh lembaga pendidikan khususnya FPOK dalam penerimaan mahasiswa

baru.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Dalam penulisan skripsi ini, penulis memaparkan urutan dalam

penyusunannya. Adapun urutan dari masing-masing bab akan dijelaskan sebagai

berikut :

1. BAB 1 tentang pendahuluan, pendahuluan berisikan tentang pemaparan : latar

belakang penelitian, identifikasi masalah, rumusan masalah penelitian, tujuan

penelitian, manfaat penelitian serta struktur organisasi skripsi.

2. BAB II tentang kajian pustaka, kajian pustaka ini berisikan tentang pemaparan

teori dalam bidang yang dikaji, kebugaran jasmani. Konsep kebugaran jasmani,

serta jalur masuk UPI.

3. BAB III tentang metode penelitian, akan dipaparkan secara rinci tentang lokasi

(18)

penelitian, metode penelitian,instrumen penelitian, teknik pengumpulan data,

serta teknik analisis data.

4. BAB IV merupakan hasil penelitian dan pembahasan, menjabarkan hasil

pengolahan data dan analisis data yang diperoleh dari hasil penelitian, dan

pembahasan hasil penelitian.

(19)

Tomi Efendi,2014

Perbandingan Tingkat Kebugaran Jasmani Mahasiswa Melalui Jalur Masuk Sbmptn, Snmptn Dan Ujian Mandiri Sebelum Dan Setelah Mengikuti Perkuliahan Dua Semester

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITAN

A. Lokasi, Populasi dan Sampel

1. Lokasi penelitian ini adalah di kampus pusat Stadion Bumi Siliwangi Universitas

Pendidikan Indonesia,yaitu tepatnya berada di jalan Dr. Setiabudhi No.229 kode

Pos 40154 Bandung.

Untuk mendapatkan data, maka peneliti harus mengambilnya melalui

populasi dan sampel. Dari populasi dan sampel itulah penulis selanjutnya akan

mendapatkan data serta keterangan yang dapat dijadikan sebagai informasi

jawaban terhadap permasalahan penelitian.

Tabel 3.1.

Tempat dan Waktu Pelaksanaan Tes Pengukuran

N

o Item Tes

Hari/Tan

ggal Waktu Tempat

1

Tes Keseimbangan (Stork Stand

Balance Test)

05 / 09

/2014 7.00 Tribun Stadion UPI

2

Lemparan tangkap bola ke dinding

(Wall Pass)

05 / 09

/2014 7.30 Tribun Stadion UPI

3

Lompat jauh tanpa awalan

(Standing Broad Jump)

05 / 09

/2014 8.20 Bak pasir stadion UPI

4. Tes lari cepat (dash 60 m)

05 / 09

(20)

2. Populasi

Mengenai populasi oleh Sugiyono (2012, hlm.61) dijelaskan sebagai berikut: “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas atau karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi merupakan

sekumpulan obyek atau subyek yang akan diteliti oleh peneliti.

Dalam penelitian ini populasi yang diambil oleh penulis adalah mahasiswa

IKOR UPI angkatan 2013 yang berjumlah 90 mahasiswa.

3. Sampel

Sedangkan mengenai sampel Sugiyono (2012, hlm.62), menjelaskan bahwa : “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Jadi sampel merupakan bagian terkecil dari populasi. Maka dari itu

penulis mengambil sampel dari populasi Mahasiswa IKOR angkatan 2013 yang

berjumlah 90 orang dengan rincian SNMPTN 32 orang, SBMPTN = 41 orang,

SM-UPI = 17 orang. Teknik pengambilan sampel ini menurut Sugiono (2012,

hlm.62) mengemukakan “teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan

5. Tes baring duduk (Sit Up) 05 / 09

/2014 7.45 Tribun Stadion UPI

6.

Tes Push Up 05 / 09

/2014 8.10 Tribun Stadion UPI

7.

Tes Kelincahan (illinois Agility

Run Test)

05 / 09

/2014 8.40 Track lari stadion UPI

8.

Lari 2.400 m 05 / 09

(21)

27

Tomi Efendi,2014

Perbandingan Tingkat Kebugaran Jasmani Mahasiswa Melalui Jalur Masuk Sbmptn, Snmptn Dan Ujian Mandiri Sebelum Dan Setelah Mengikuti Perkuliahan Dua Semester

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sampel”. Maka dari itu peneliti menggunakan teknik purposive sampling,

Sugiono (2012, hlm.68) Mengemukakan “purposive sampling adalah teknik

penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu”. Selanjutnya dalam

pengambilan sampel yang digunakan adalah bagian dari teknik nonprobability

sampling yaitu purposive sampling menurut Sugiono ( 2012, hlm.66) dikatakan bahwa “nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi

untuk dipilih menjadi sampel.

Selanjutnya peneliti menentukan sampel sebanyak 10 orang terdiri dari 5

orang putra dan 5 orang putri dari masing - masing jalur masuk yaitu SBMPTN

10 orang, SNMPTN 10 orang dan UM 10 orang. Pengambilan sampel tersebut

berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu serta terbatasnya waktu, anggaran

dan tingkat kesulitan mengumpulkan teste.

Untuk mengoptimalkan dalam penelitian ini, peneliti memberikan kriteria

inklusi dan kriteria eksklusi, dimana kriteria ini menentukan dapat atau tidaknya

sampel digunakan dalam penelitian. Adapun kriteria inklusi dan eksklusi adalah

sebagai berikut:

a. Kriteria inklusi, merupakan kriteria yang memenuhui syarat sebagai sampel

dalam penelitian. Adapun kriteria tersebut antara lain:

- Laki-laki dan perempuan

- Sehat jasmani dan rohani

- Terdaftar sebagai mahasiswa aktif di program studi Ilmu keolahragaan

- Aktif melakukan aktivitas olahraga / latihan di UKM olahraga

b. Kriteria eksklusi, merupakan kriteria yang tidak memenuhi syarat sebagai

sampel penelitian. Adapun kriteria tersebut anatara lain:

- Sedang mengalami sakit saluran pernapasan akut

(22)

- Tidak terdaftar sebagai mahasiswa aktif di program studi Ilmu keolahragaan

- Tidak aktif melakukan aktivitas olahraga/latihan di UKM Olahraga

B. Desain Penelitian

Dalam penelitian ini penulis membuat desain penelitian, karena bentuk

penelitian ini adalah komparatif lebih dari dua kelompok data, maka desainnya

menggunakan table perbandingan. Adapun rancangan desain penelitian yang penulis

buat adalah sebagai berikut :

Table 3.2

Desain penelitian

Y

Y1 Y2 Y3

X X1 X1Y1 X1Y2 X1Y3

X2 X2Y1 X2Y2 X2Y3

Keterangan :

Y : Jalur Ujian Masuk

X : Kebugaran Jasmani

X1 : Sebelum perkuliahan dua semester

X2 : Setelah perkuliahan dua semester

X1Y1 : Kebugaran Jasmani Jalur Masuk SBMPTN Sebelum Perkuliahan Dua

Semester

X1Y2 : Kebugaran Jasmani Jalur Masuk SNMPTN Sebelum Perkuliahan Dua

Semester

X1Y3 : Kebugaran Jasmani Jalur Masuk UJIAN MANDIRI Sebelum Perkuliahan

(23)

29

Tomi Efendi,2014

Perbandingan Tingkat Kebugaran Jasmani Mahasiswa Melalui Jalur Masuk Sbmptn, Snmptn Dan Ujian Mandiri Sebelum Dan Setelah Mengikuti Perkuliahan Dua Semester

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

X2 Y1 : Kebugaran Jasmani Jalur Masuk SBMPTN Setelah Perkuliahan Dua

Semester

X2Y2 : Kebugaran Jasmani Jalur Masuk SNMPTN Setelah Perkuliahan Dua

Semester

X2Y3 : Kebugaran Jasmani Jalur Masuk UJIAN MANDIRI Setelah Perkuliahan Dua

Semester

Adapun langkah-langkah penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:

Populasi

Sampel

Dokumen hasil tes KJ TIK FPOK

Pengumpulan serta pemeriksaan data

Pengolahan dan Analisis Data

Kesimpulan

(24)
(25)

31

Tomi Efendi,2014

Perbandingan Tingkat Kebugaran Jasmani Mahasiswa Melalui Jalur Masuk Sbmptn, Snmptn Dan Ujian Mandiri Sebelum Dan Setelah Mengikuti Perkuliahan Dua Semester

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Metode Penelitian

Dalam proses penelitian tidak akan terlepas dari metode penelitian. Menurut

Sugiono (2013, hlm. 2) metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan

data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif . Penelitian

kuantitatif adalah jenis penelitian yang temuan-temuannya diperoleh melalui prosedur

statistik atau bentuk hitungan lainnya.

Metode yang dipilih untuk menyelesaikan masalah penelitian sesuai dengan

tujuan penelitian yaitu metode penelitian deskriptif dengan metode tes. Nazir (2003,

hlm.55) menjelaskan bahwa: “metode deskriptif adalah metode penelitian membuat

gambaran mengenai situasi atau kejadian , sehingga metode ini berkehendak mengadakan akumulasi data dasar belaka”.Selanjutnya menurut Sugiyono (2007, hlm.11), Metode deskriptif adalah suatu metode untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel, atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang lain”.Menurut Nazir (2003, hlm.54) sebagai berikut : “Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu

kelas peristiwa pada masa sekarang”. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut,

penulis menyimpulkan bahwa penelitian ini adalah untuk mengetahui Perbandingan

Tingkat Kebugaran Jasmani Mahasiswa Melalui Jalur Masuk SBMPTN, SNMPTN

dan Ujian Mandiri Sebelum dan Setelah Mengikuti Perkuliahan Dua Semester.

D. Definisi Operasional

1. Kebugaran jasmani menurut (Giri wijoyo dkk, 2007,hlm.43) “ kebugaran jasmani

(KJ) adalah derajat sehat dinamis seseorang yang merupakan kemampuan jasmani

yangmenjadi dasar untuk keberhasilan pelaksanaan tugas yang harus

(26)

2. Bentuk tes kebugaran jasmani yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes Lari

60 m, Sit-up, Push-up, Standing Broad Jump, Lari 2.4 km, Kelincahan, Balance,

Wall Back Pass

3. SNMPTN dalam penelitian ini adalah mahasiswa Ilmu Keolahragaan angkatan

2013 yang masuk melalui jalur SNMPTN Undangan jalur pretasi dan portofolio.

4. SBMPTN dalam penelitian ini adalah mahasiswa Ilmu Keolahragaan angkatan

2013 yang masuk melalui jalur SBMPTN yang diselenggarakan serentak

diseluruh Indonesia.

5. UM-UPI dalam penelitian ini adalah mahasiswa Ilmu Keolahragaan angkatan

2013 yang masuk melalui jalur Ujian Mandiri yang hanya diselenggarakan di

Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).

E. Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh data dalam suatu penelitian yang akan dilakukan, maka

dapat digunakan beberapa alat pengumpul data selanjutnya alat pengumpul data

tersebut disebut dengan instrument.

Menurut Nurhasan dan Cholil (2007, hlm. 12), “Tes merupakan alat ukur untuk memperoleh data/informasi, sedangkan pengukuran merupakan proses untuk memperoleh data/informasi dari individu atau obyek”. Untuk mengumpulkan data dari sampel penelitian diperlukan suatu alat yang disebut instrumen. Sugiyono (2013, hlm. 148), “Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian, jadi instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati”. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrument Tes Kebugaran Jasmani SBMPTN tahun 2013 yaitu Lari 60 m,

Lari 2.4 km, Kelincahan , Sit-up, Push-up, Balance, Wall Back Pass, Standing Broad

Jump yang keseluruhan dapat mewakili dari berbagai komponen kebugran jasmani.

Adapun butir-butir tes sebagai berikut :Lari 60 m, Sit-up, Push-up, Standing

(27)

33

Tomi Efendi,2014

Perbandingan Tingkat Kebugaran Jasmani Mahasiswa Melalui Jalur Masuk Sbmptn, Snmptn Dan Ujian Mandiri Sebelum Dan Setelah Mengikuti Perkuliahan Dua Semester

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Tes Keseimbangan (Stork Standing Balance Test)

1) Tujuan

Tes ini bertujuan untuk mengukur tingkat keseimbangan statis.

2) Alat dan Fasilitas

a) Alat tulis

b) Peluit

c) Lapangan

d) Solatip

e) Stopwatch

3) Petugas Tes

Pengukur waktu merangkap pencatat hasil

4) Ketentuan dan Petunjuk Tes

Bagi peserta tes diharapkan memperhatikan petunjuk tes sebagai berikut :

a) Dalam kondisi sehat dan siap untuk melaksanakan tes.

b) Memakai sepatu dan pakaian olahraga.

c) Melakukan pemanasan (warming up) d) Memahami tata cara pelaksanaan tes

e) Jika tidak dapat melaksanakan salah satu/lebih dari satu tes maka tidak

mendapatkan nilai atau gagal

5) Petunjuk Pelaksanaan Tes

a) Sikap Permulaan

Lima peserta dengan nomer urut pertama dibariskan satu bersaf

b) Gerakan

i. Pada saat peluit dibunyikan, semua peserta berdiri tegak dengan satu

kaki dominan. Kaki yang lain ditempelkan diatas lutut kaki tumpu.

ii. Dihitung lamanya mempertahankan berdiri dalam waktu detik.

(28)

Pengukuran waktu dilakukan saat peluit di bunyikan sampai peserta

menurunkan kaki yang menempel diatas kaki tumpu.

d) Pencatatan hasil

Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh peserta dalam hitungan

detik.

e) Table penilaian

Tabel 3.3

Norma tes keseimbangan

Kategori Putra Putri

Sangat Baik >50 >50

Baik 40-50 40-50

Sedang 25-39 25-39

Kurang 10-24 10-24

Sangat Kurang <10 <10

Gambar 3.2

(29)

35

Tomi Efendi,2014

Perbandingan Tingkat Kebugaran Jasmani Mahasiswa Melalui Jalur Masuk Sbmptn, Snmptn Dan Ujian Mandiri Sebelum Dan Setelah Mengikuti Perkuliahan Dua Semester

(30)

b. Lempar Tangkap Bola ke Dinding (Ball Wall Pass)

1. Tujuan

Mengukur Koordinasi gerak mata dan tangan

2. Alat dan Fasilitas

a) Bola

b) Stopwatch

c) Peluit

d) Alat Tulis

e) Solasi

f) Meteran

g) Lapangan

3. Petugas Tes

a) Penghitung Pantulan Bola

b) Pengukur waktu merangkap pencatat hasil

4. Ketentuan dan Petunjuk Tes

Bagi peserta tes diharapkan memperhatikan petunjuk tes sebagai berikut :

a) Dalam kondisi sehat dan siap untuk melaksanakan tes.

b) Diharapkan sudah makan minimal 2 jam sebelum tes.

c) Memakai sepatu dan pakaian olahraga.

d) Melakukan pemanasan (warming up) e) Memahami tata cara pelaksanaan tes

f) Jika tidak dapat melaksanakan salah satu/lebih dari satu tes maka tidak

mendapatkan nilai atau gagal

5. Petunjuk Pelaksanaan Tes

a) Sikap Permulaan

Dua peserta dengan nomer urut pertama dibariskan satu bersaf

(31)

37

Tomi Efendi,2014

Perbandingan Tingkat Kebugaran Jasmani Mahasiswa Melalui Jalur Masuk Sbmptn, Snmptn Dan Ujian Mandiri Sebelum Dan Setelah Mengikuti Perkuliahan Dua Semester

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

i. Semua peserta berdiri tegak sejauh 3 meter dari dinding atau media lain

untik memantulkan bola tenis

ii. Pada saat peluit di bunyikan peserta mulai melakukan lempar tangkap

bola

iii. Dihitung jumlah pengulangan melempar dan menangkap bola dengan

tangan berbeda, tanpa jatuh ke lantai selama 30 detik

c) Pengukuran waktu

Pengukuran pengulangan dilakukan saat peluit di bunyikan sampai 30 detik

selanjutnya.

d) Pencatatan hasil

Hasil yang dicatat adalah pengulangan melempar dan menangkap bola tenis

dengan tangan yang berbeda selama 30 detik.

[image:31.612.177.495.442.625.2]

e) Tabel penilaian

Tabel 3.4

Norma tes lempar tangkap bola ke dinding

Kategori Putra Putri

Sangat Baik >35 >25

Baik 30-35 20-25

Sedang 24-29 14-19

Kurang 18-23 7-13

(32)

Putri 3 m, putra 4 m.

[image:32.612.212.416.212.418.2]

Gambar 3.3

Ball Wall Test (Tes SBMPTN : 2013)

c. Lompat Jauh Tanpa Awalan (Standing Broad Jump)

1) Tujuan

Mengukur tenaga ledak (power) tungkai dan tubuh bagian bawah 2) Alat dan Fasilitas

a) Meteran

b) Peluit

c) Lapangan

d) Kapur

e) Alat Tulis

h) Meteran

(33)

39

Tomi Efendi,2014

Perbandingan Tingkat Kebugaran Jasmani Mahasiswa Melalui Jalur Masuk Sbmptn, Snmptn Dan Ujian Mandiri Sebelum Dan Setelah Mengikuti Perkuliahan Dua Semester

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3) Petugas Tes

Penghitung hasil lompatan dan pencatat hasil

4) Ketentuan dan Petunjuk Tes

Bagi peserta tes diharapkan memperhatikan petunjuk tes sebagai berikut :

a) Dalam kondisi sehat dan siap untuk melaksanakan tes.

b) Diharapkan sudah makan minimal 2 jam sebelum tes

c) Memakai sepatu dan pakaian olahraga.

d) Melakukan pemanasan (warming up)

e) Memahami tata cara pelaksanaan tes

f) Jika tidak dapat melaksanakan salah satu/lebih dari satu tes maka tidak

mendapatkan nilai atau gagal

5) Petunjuk Pelaksanaan Tes

a) Sikap Permulaan

peserta dengan nomer urut pertama berdiri pada garis start

b) Gerakan

i. peserta berdiri tegak untuk melakukan lompatan kedepan sejauh mungkin

ii. Pada saat peluit dibunyikan, peserta melakukan lompatan

iii. Diukur jauhnya lompatan kedepan yang dilakukan dalam centimeter (cm)

c) Pengukuran

Pengukuran jarak dilakukan dari awal posisi sampai jauhnya lompatan

kedepan.

d) Pencatatan hasil

Hasil yang dicatat adalah jauhnya lompatan kedepan dalam centimeter (cm)

e) Tabel penilaian

(34)
(35)

41

Tomi Efendi,2014

Perbandingan Tingkat Kebugaran Jasmani Mahasiswa Melalui Jalur Masuk Sbmptn, Snmptn Dan Ujian Mandiri Sebelum Dan Setelah Mengikuti Perkuliahan Dua Semester

[image:35.612.166.502.173.357.2]

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.5

Norma tes lompat jauh tanpa awalan

Kategori Putra Putri

Sangat Baik >200 >160

Baik 191-200 151-160

Sedang 181-190 141-150

Kurang 171-180 131-140

Sangat Kurang <170 <130

Gambar 3.4

Standing Broad Jump Test (Tes SBMPTN : 2013)

d. Tes Lari Cepat 60 Meter

1) Tujuan

Mengukur kecepatan berlari (kecepatan gerak linier)

2) Alat dan Fasilitas

a) Lintasan lari

[image:35.612.208.456.395.465.2]
(36)

c) Alat Tulis

d) Bendera

3) Petugas Tes

Pengukur waktu merangkap pencatat hasil

4) Ketentuan dan Petunjuk Tes

Bagi peserta tes diharapkan memperhatikan petunjuk tes sebagai berikut :

a) Dalam kondisi sehat dan siap untuk melaksanakan tes.

b) Diharapkan sudah makan minimal 2 jam sebelum tes

c) Memakai sepati dan pakaian olahraga.

d) Melakukan pemanasan (warming up) e) Memahami tata cara pelaksanaan tes

f) Jika tidak dapat melaksanakan salah satu/lebih dari satu tes maka tidak

mendapatkan nilai atau gagal

5) Petunjuk Pelaksanaan Tes

a) Sikap Permulaan

Lima peserta dengan nomer urut pertama dibariskan satu bersaf di belakang

garis start.

b) Gerakan

i. Pada saat aba-aba “BERSEDIA” dan “ SIAP” semua peserta mengambil

sikap start jongkok

ii. Pada saat aba-aba “YA” dan bendera start diangkat maka peserta berlari

secepat mungkin menuju garis finish

c) Pengukuran waktu

Pengukuran waktu dilakukan saat bendera start diangkat sampai peserta

memasukigaris finish.

d) Pencatatan hasil

Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh peserta untuk menempuh

(37)

43

Tomi Efendi,2014

Perbandingan Tingkat Kebugaran Jasmani Mahasiswa Melalui Jalur Masuk Sbmptn, Snmptn Dan Ujian Mandiri Sebelum Dan Setelah Mengikuti Perkuliahan Dua Semester

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

[image:37.612.176.497.186.663.2]

e) Table penilaian

Tabel 3.6

Norma tes lari cepat 60 meter

Kategori Putra Putri

Sangat Baik < 10.20 < 14.40

Baik 10.21-12.09 14.41-16.09

Sedang 12.10-14.29 16.10-18.09

Kurang 14.30-18.00 18.10-20.09

(38)

Gambar 3.5

Tes Lari Cepat 60 Meter (Tes SBMPTN : 2013)

e. Tes Baring Duduk (Sit Up Test)

1) Tujuan

Mengukur daya tahan otot local bagian perut dan otot-otot “core” bagian depan. 2) Alat dan Fasilitas

a) Matras

b) Peluit

c) Stopwatch

d) Alat tulis

e) Lapangan

3) Petugas Tes

Pengukur waktu merangkap pencatat hasil

4) Ketentuan dan Petunjuk Tes

Bagi peserta tes diharapkan memperhatikan petunjuk tes sebagai berikut :

a) Dalam kondisi sehat dan siap untuk melaksanakan tes.

b) Diharapkan sudah makan minimal 2 jam sebelum tes

c) Memakai sepati dan pakaian olahraga.

d) Melakukan pemanasan (warming up) e) Memahami tata cara pelaksanaan tes

f) Jika tidak dapat melaksanakan salah satu/lebih dari satu tes maka tidak

mendapatkan nilai atau gagal

5) Petunjuk Pelaksanaan Tes

a) Sikap Permulaan

Lima peserta dengan nomer urut pertama dibariskan satu bersaf

(39)

45

Tomi Efendi,2014

Perbandingan Tingkat Kebugaran Jasmani Mahasiswa Melalui Jalur Masuk Sbmptn, Snmptn Dan Ujian Mandiri Sebelum Dan Setelah Mengikuti Perkuliahan Dua Semester

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

i. Peserta mengambil posisi awal berbaring dengan tangan dibelakang

kepala, kaki di tekuk ± 45º. Untuk peserta perempuan berbaring diatas matras.

ii. Pada saat peluit dibunyikan peserta mulai melakukan baring duduk.

iii. Dihitung pengulangan baring duduk yang dilakukan selama satu menit.

c) Pengukuran

Pengukuran pengulangan dilakukan saat peluit di bunyikan sampai waktu 1

menit.

d) Pencatatan hasil

Hasil yang dicatat adalah pengulangan baring duduk selama satu menit

[image:39.612.216.449.554.696.2]

e) Tabel penilaian

Tabel 3.7

Norma tes baring duduk

Kategori Putra Putri

Sangat Baik >46 >35

Baik 36-45 25-34

Sedang 26-35 15-24

Kurang 16-25 5-14

Sangat Kurang <15 <4

(40)

Gambar 3.6 ,

(41)

47

Tomi Efendi,2014

Perbandingan Tingkat Kebugaran Jasmani Mahasiswa Melalui Jalur Masuk Sbmptn, Snmptn Dan Ujian Mandiri Sebelum Dan Setelah Mengikuti Perkuliahan Dua Semester

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

f. Tes Angkat Badan Tangan di Tekuk (Push Up Test)

1) Tujuan

Mengukur daya tahan otot local bagian lengan dan bagian tubuh atas

2) Alat dan Fasilitas

a) Matras

b) Stopwatch

c) Alat Tulis

d) Lapangan

e) Peluit

3) Petugas Tes

Pengukur waktu merangkap pencatat hasil

4) Ketentuan dan Petunjuk Tes

Bagi peserta tes diharapkan memperhatikan petunjuk tes sebagai berikut :

a) Dalam kondisi sehat dan siap untuk melaksanakan tes.

b) Diharapkan sudah makan minimal 2 jam sebelum tes

c) Memakai sepati dan pakaian olahraga.

d) Melakukan pemanasan (warming up) e) Memahami tata cara pelaksanaan tes

f) Jika tidak dapat melaksanakan salah satu/lebih dari satu tes maka tidak

mendapatkan nilai atau gagal

5) Petunjuk Pelaksanaan Tes

a) Sikap Permulaan

Lima peserta dengan nomer urut pertama dibariskan satu bersaf

b) Gerakan

i. Peserta mengambil posisi telungkup tangan disamping badan, sejajar

dengan bahu. Kemudian angkat beban sampai lengan diluruskan. Untuk

peserta perempuan berbaring diatas matras.

(42)

Pengukuran pengulangan dilakukan saat peluit di bunyikan sampai waktu 1

menit.

d) Pencatatan hasil

[image:42.612.168.498.171.682.2]

Hasil yang dicatat adalah pengulangan Push Up selama satu menit e) Table penilaian

Tabel 3.8

Norma tes push up

Kategori Putra Putri

Sangat Baik >30 >25

Baik 26-30 21-25

Sedang 20-25 16-20

Kurang 16-19 11-15

Sangat Kurang <16 <11

Gambar 3.7

(43)

49

Tomi Efendi,2014

Perbandingan Tingkat Kebugaran Jasmani Mahasiswa Melalui Jalur Masuk Sbmptn, Snmptn Dan Ujian Mandiri Sebelum Dan Setelah Mengikuti Perkuliahan Dua Semester

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

g. Tes Kelincahan (Illnois Agility Run Test)

1) Tujuan

Mengukur tingkat kelincahan gerak untuk merubah arah gerak secepat mungkin

2) Alat dan Fasilitas

a) Lapangan

b) Stopwatch

c) Alat Tulis

d) Cone

e) Peluit

3) Petugas Tes

Pengukur waktu merangkap pencatat hasil

4) Ketentuan dan Petunjuk Tes

Bagi peserta tes diharapkan memperhatikan petunjuk tes sebagai berikut :

a) Dalam kondisi sehat dan siap untuk melaksanakan tes.

b) Diharapkan sudah makan minimal 2 jam sebelum tes

c) Memakai sepati dan pakaian olahraga.

d) Melakukan pemanasan (warming up) e) Memahami tata cara pelaksanaan tes

f) Jika tidak dapat melaksanakan salah satu/lebih dari satu tes maka tidak

mendapatkan nilai atau gagal

5) Petunjuk Pelaksanaan Tes

a) Sikap Permulaan

i. Peserta dengan nomer urut pertama berdiri di belakang garis start

ii. Peserta dengan nomer urut selanjutnya bersiap di belakang pelari pertama.

b) Gerakan

i. Pada saat peluit di bunyikan peserta berlari secepat mungkin mengikuti pola

(44)

ii. Pengambilan waktu dimulai ketika peluit dibunyikan sampai peserta

memasuki garis finish

c) Pengukuran

Pengukuran waktu dilakukan saat peluit dibunyikan sampai peserta memasuki

garis finish.

d) Pencatatan hasil

Hasil yang dicatat adalah waktu yang ditempuh peserta dalam detik.

[image:44.612.164.482.290.661.2]

e) Tabel penilaian

Tabel 3.9

Norma tes kelincahan

Kategori Putra Putri

Sangat Baik <15.2 <17.0

Baik 15.2-16.1 17.0-17.9

Sedang 16.2-18.1 18.0-21.7

Kurang 18.2-19.3 21.8-23.0

Sangat Kurang >19.3 > 23.0

(45)

51

Tomi Efendi,2014

Perbandingan Tingkat Kebugaran Jasmani Mahasiswa Melalui Jalur Masuk Sbmptn, Snmptn Dan Ujian Mandiri Sebelum Dan Setelah Mengikuti Perkuliahan Dua Semester

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Illinois Agility Run Test

(Tes SBMPTN : 2013)

h. Tes Daya Tahan (Lari 2.400 meter)

1) Tujuan

Mengukur daya tahan aerobic (cardio vascular) 2) Alat dan Fasilitas

a) Lintasan lari

b) Stopwatch

c) Alat Tulis

d) Bendera

3) Petugas Tes

Pengukur waktu merangkap pencatat hasil

4) Ketentuan dan Petunjuk Tes

Bagi peserta tes diharapkan memperhatikan petunjuk tes sebagai berikut :

a) Dalam kondisi sehat dan siap untuk melaksanakan tes.

b) Diharapkan sudah makan minimal 2 jam sebelum tes

c) Memakai sepati dan pakaian olahraga.

d) Melakukan pemanasan (warming up) e) Memahami tata cara pelaksanaan tes

f) Jika tidak dapat melaksanakan salah satu/lebih dari satu tes maka tidak

mendapatkan nilai atau gagal

5) Petunjuk Pelaksanaan Tes

a) Sikap Permulaan

Sepuluh peserta dengan nomer urut pertama dibariskan dalam dua bersaf

b) Gerakan

(46)

ii. Pada saat peluit dibunyikan peserta berlari 6 keliling lintasan lari 400 meter

secepat mungkin untuk mendapatkan waktu yang sesingkat-singkatnya

c) Pengukuran

Pengukuran waktu dilakukan saat bendera start di angkat sampai peserta

memasuki garis finish

d) Pencatatan hasil

Hasil yang dicatat adalah waktu berlari dalam menit dan detik

[image:46.612.181.455.364.712.2]

e) Tabel penilaian

Tabel 3.10

Norma Tes daya tahan (lari 2.400 meter)

Kategori Putra Putri

Sangat Baik < 10.20 < 14.1-40

Baik 10.21-12.09 14.41-16.09

Sedang 12.10-14.29 16.10-18.09

Kurang 14.30-18.00 18.10-20.09

(47)

53

Tomi Efendi,2014

Perbandingan Tingkat Kebugaran Jasmani Mahasiswa Melalui Jalur Masuk Sbmptn, Snmptn Dan Ujian Mandiri Sebelum Dan Setelah Mengikuti Perkuliahan Dua Semester

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.9

(48)
[image:48.612.141.525.235.620.2]

Dari semua hasil tes SBMPTN maka ada kategori untuk penilaian kemampuan fisik yang dapat dilihat pada tabel 1.9 di bawah ini :

Tabel 3.11

Kategori Penilaian Tes Kemampuan Fisik

No Item Tes Norma Tes

SB B S K SK

1

Tes Keseimbangan (Stork Stand

Balance Test)

5 4 3 2 1

2

Lemparan tangkap bola ke

dinding (Wall Pass)

15 12 9 6 32

3

Lompat jauh tanpa awalan

(Standing Broad Jump)

10 8 6 4 2

4 Tes lari cepat (dash 60 m) 10 8 6 4 2

5 Tes baring duduk (Sit Up) 10 8 6 4 2

6 Tes Push Up 10 8 6 4 2

7

Tes Kelincahan (illinois Agility

Run Test)

15 12 9 6 3

8 Lari 2.400 m 20 16 12 8 4

(49)

55

Tomi Efendi,2014

Perbandingan Tingkat Kebugaran Jasmani Mahasiswa Melalui Jalur Masuk Sbmptn, Snmptn Dan Ujian Mandiri Sebelum Dan Setelah Mengikuti Perkuliahan Dua Semester

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Data yang digunakan merupakan data sekunder yang berupa data hasil tes

kebugaran jasmani calon mahasiswa FPOK 2013 yang telah dinyatakan lulus oleh

lembaga, data tersebut diperoleh dari staf TIK FPOK Univeritas Pendidikan Indonesia.

Berdasarkan data tersebut akan diambil nilai hasil tes dari setiap komponen kebugaran

jasmani pada mahasiswa yang telah dinyatakan lulus khususnya mahasiswa IKOR

angkatan 2013. Kemudian peneliti mengambil data kembali setelah mahasiswa

mengikuti perkuliahan selama dua semester, pengambilan data dilakukan dengan tekhnik

tes dan pengukuran. Yaitu tes komponen kebugaran jasmani yakni Lari 60 m, Sit-up,

Push-up, Standing Broad Jump, Lari 2.4 km, Kelincahan, Balance, Wall Back Pass.

G. Teknik Analisis Data

Setelah data diperoleh melalui tes, maka langkah berikutnya adalah

menganalisis data. Penghitungannya menggunakan Analisis of varian dengan

langkah-langkah sebagai berikut :

1. Menghitung skor rata-rata dari setiap kelompok sampel:

 X

X =

N

Artinya unsur-unsur tersebut yaitu:

X = Skor rata-rata yang dicari

X = Skor yang diperoleh

 = Jumlah

N = Jumlah sampel

2. Mencari simpangan baku dari setiap kelompok sampel :

∑ 1-X)2

(50)

 

n Z Z BanyaknyaZ Z

S 1, 2... n

1  Keterangan :

S = Simpangan baku

n = Jumlah sampel

X = Jumlah kuadrat nilai data dikurangi rata-rata

X1 = Skor yang dicapai

3. Uji Normalitas

a. Menguji normalitas data menggunakan uji kenormalan Lilliefors. Sebelum

dilakukan analisis komparatif, maka terlebih dahulu dilakukan penghitungan

normalitas dari setiap butir tes yang bertujuan untuk mengetahui apakah data

tersebut berdistribusi normal atau sebaliknya. Rumus yang digunakan yaitu

dengan uji kenormalan secara non parametrik atau disebut uji Liliefors.

Pengujian hipotesis nol dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

b. Pengamatan X1, X2,…….., Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, ……., Zn

dengan mempergunakan rumus :

S x x

Z  1

1

(x dan S merupakan rata-rata dan simpangan baku setiap kelompok butir tes). c. Untuk setiap bilangan baku ini, menggunakan daftar distribusi normal baku,

kemudian dihitung pula F ( Zi ) = P ( Z < Zi )

d. Selanjutnya dihitung proporsi Zi , Z2 ,………, Zn yang lebih kecil atau sama

dengan Z1. Jika proporsi ini dinyatakan oleh S (Z1), maka:

d. Hitung selisih F (Z1) – S (Z1) kemudian tentukan harga mutlaknya.

e. Hitung harga paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut.

Sebutlah harga terbesar ini (Lo).

f. Untuk menerima atau menolak hipotesis nol, maka dibandingkan Lo ini

dengan nilai kritis L yang diambil dari daftar nilai kritis L untuk uji Liliefors,

(51)

57

Tomi Efendi,2014

Perbandingan Tingkat Kebugaran Jasmani Mahasiswa Melalui Jalur Masuk Sbmptn, Snmptn Dan Ujian Mandiri Sebelum Dan Setelah Mengikuti Perkuliahan Dua Semester

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

populasi berdistribusi normal, jika Lo yang diperoleh dari data pengamatan

melebihi L dari daftar nilai kritis uji Liliefors. Dalam hal ini hipotesis

diterima.

4. Uji Homogenitas

Uji homogenitas variansi yang sederhana karena cukup membandingkan

variansi terbesar dengan variansi tekecil

F max =

Hasil F hitung (max) dibandingkan dengan F (max) tabel dengan kriteria

sebagai berikut

Terima H0 jika F (Max) hitung< F (max)tabel

Tolak H0 jika F (Max) hitung> F (max)tabel

H0 menyatakan variansi homogen, sedangkan H1 menyatakan variansi tidak

homogen

5. Langkah selanjutnya menguji hipotesis tentang kebugaran jasmani mahasiswa yang

masuk melalui jalur SNMPTN, SBMPTN dan UJian Mandiri menggunakan Uji

anova dua jalan, maka digunakan rumus :

1. Menghitung Jumlah Kuadrat Total ( JKtot) dengan rumus :

JKtot =

Xtot2 ─

(

Xtot

)

2

N

2. Menghitung Jumlah Kuadrat kolom ( kolom arah kebawah) dengan rumus :

JKkol =

(

Xkel

)

2 ─

(

Xtot

)

2

Nkel N

(52)

JKbar =

(

Xbar

)

2 ─

(

Xtot

)

2

nbar N

4. Menghitung Jumlah Kuadrat Interaksi, Dengan Rumus :

JK

bag =

JK

bag

(

JK

kol

+ JK

bar

)

JK

bag

=

(

Xbag1

)

2

+

(

Xbag2

)

2

+

…..+

(

Xbagn

)

2

-

(

Xtot

)

2

Nbag1 Nbag1 Nbag1 Nbag1

5. Menghitung Jumlah Kuadrat Dalam, Dengan Rumus :

JK

dal =

JK

tot

- ( JK

kol

+ JK

bar

+ JK

int

)

6. Menghitung dk untuk

a. Dk kolom = k – 1dalam hal ini jumlah kolom = 3. Jadi dkk = 3-1= 2

b. Dk baris = b – 1 dalam hal ini jumlah baris = 2, jadi dkb = 2-1 = 1

c. Dk interaksi = dkk x dkb = 2 x 1 = 2. Atau ( k – 1) ( b – 1)

d. Dk dalam = ( N – k.b ) = 60 – 3.2 = 54

(53)

59

Tomi Efendi,2014

Perbandingan Tingkat Kebugaran Jasmani Mahasiswa Melalui Jalur Masuk Sbmptn, Snmptn Dan Ujian Mandiri Sebelum Dan Setelah Mengikuti Perkuliahan Dua Semester

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7. Menghitung mean kuadrat ( MK ) : masing – masing JK dibagi dengan dk

nya.

a. MKkol= ………. : 2 =…..

b. MKbar = ………..: 1 =….

c. MKint = ………...: 2 = ….

d. MKdal = ………..: 54 = ……

Memasukan hasil penghitungan ke dalam tabel ringkasan anova dua jalan.

8. Menghitung harga Fhkol, Fhbar, Fhint dengan cara membagi dengan MKdal . MKdal =…

Fh kol = ….. : … = Fh bar = ….. : … = Fh int = …... : … =

(54)

Tomi Efendi,2014

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa :

Tidak terdapat perbedaan kebugaran jasmani yang signifikan antara mahasiswa yang

masuk melalui jalur SBMPTN, SNMPTN, dan ujian mandiri sebelum dan setelah

mengikuti perkuliahan dua semester.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, penulis memiliki beberapa saran sebagai

berikut :

1. Bagi mahasiswa Ilmu Keolahragaan kebugaran jasmani harus lebih ditingkatkan

karena akan sangat membantu dalam proses perkuliahan serta dalam pencapaian

prestasi, baik presstasi akademik maupun prestasi non akademik.

2. Bagi lembaga khususnya Program Studi Ilmu Keolahragaan agar dalam proses

pembelajaran perkuliahan lebih menekankan pada mata kuliah praktik sehingga

akan mendorong aktivitas fisik mahasiswa yang selanjutnya dapat meningkatkan

kebugaran jasmani serta prestasi akademik.

3. Saran peneliti terhadap penelitian yang akan dilakukan selanjutnya perlu

dilakukan penelititan dengan jumlah sampel yang lebih banyak agar diperoleh

(55)

Tomi Efendi,2014

Perbandingan Tingkat Kebugaran Jasmani Mahasiswa Melalui Jalur Masuk Sbmptn, Snmptn Dan Ujian Mandiri Sebelum Dan Setelah Mengikuti Perkuliahan Dua Semester

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arum, C. (2013). Tingkat Kesegaran Jasmani Calon Mahasiswa Pendidikan Kepelatihan Olahraga Tahun 2013 Universitas PGRI Adi Buana

Surabaya.[online].Tersedia:http://cyntiaarumsari.blogspot.com/2013/09/s

econd-assigment-tingkat-kesegaran.html.[3 september 2014].

Giriwijoyo, S. dan Dikdik, Z.S. (2010). Ilmu Faal Olahraga. Bandung : PKO FPOK UPI

Giriwijoyo, S., Komariah, L., dan Kartinah, N.T. (2007). Ilmu kesehatan

olahraga. Bandung : FPOK UPI

Hadjarati , H (2012). Survei Kesegaran Jasmani Maba Jalur Snmptn Dan Pmb

Local Di Pendidikan Kepelatihan Olahraga. Gorontalo : Jurusan Pendidikan

Kepelatihan Olahraga FIK Universitas Negeri Gorontalo (UNG)

Harsono (1988). Coaching Dan Aspek-Aspek Dalam Psikologis Dalam Olahraga. Jakarta : Tambak Kusuma

Matjan, B.N. (2010). Ilmu kesehatan olahraga. Bandung : PKO FPOK UPI Nazir, M. (2003). Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia

Nurhasan. (2007). Modul Tes dan Pengukuran Keolahragaan. Bandung: FPOK UPI

Santoso, Singgih (2012). Panduan Lengkap SPSS Versi 20. Jakarta: Gramedia Sugiyono (2007). Statitstik dan Penelitian. Bandung : Alfabeta

Sugiyono (2012). Statitstik Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Suherman, A. , Damayanti, I, dan Rahayu, N.I.,. Penulisan Karya Ilmiah Untuk Ilmu Keolahragaan

(56)

Tim penyusun UPI (2013). Pedoman penulisan karya ilmiah. Bandung :Universitas Pendidikan Indonesia

Sumber lain dari internet :

http://www.sbmptn.or.id

http://www.snmptn.ac.id

Gambar

Tabel
GAMBAR
Tabel 3.1.
Table 3.2 Desain penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar mahasiswa reguler jalur SNMPTN dan SBMPTN Program Studi Pendidikan Biologi Unimed dan mengetahui

Berdasarkan uraian-uraian permasalahan diatas dapat dirumuskan masalah yang akan diteliti yaitu, apakah ada perbedaan kebugaran jasmani antara mahasiswa baru melalui

Berdasarkan hasil pengujian tes kebugaran jasmani pada mahasiswa Imu Keolahragaan, dapat disimpulkan bahwa tingkat kebugaran mahasiswa prodi Ilmu Keolahragaan

Masalah pokok dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana Gambaran Tes Kebugaran Jasmani Mahasiswa yang masuk melalui jalur SNMPTN, SBMPTN dan SM-UPI IKOR

Tingkat kebugaran jasmani calon mahasiswa yang masuk melalui jalur. SNMPTN undangan, SBMPTN ataupun SM-UPI mungkin

PERBED AAN HASIL BELAJAR (IP) D AN KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA FPOK PROGRAM STUD I PJKR D AN PGSD PEND IDIKAN JASMANI JALUR MASUK SNMPTN.. UND ANGAN, SBMPTN D AN SM-UPI

PERBED AAN HASIL BELAJAR (IP) D AN KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA FPOK PROGRAM STUD I PJKR D AN PGSD PEND IDIKAN JASMANI JALUR MASUK SNMPTN.. UND ANGAN, SBMPTN D AN SM-UPI

PERBED AAN HASIL BELAJAR (IP) D AN KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA FPOK PROGRAM STUD I PJKR D AN PGSD PEND IDIKAN JASMANI JALUR MASUK SNMPTN. UND ANGAN, SBMPTN D AN SM-UPI