IMPLEMENTASI ADVANCE ORGANIZERBERBASIS PENDEKATAN
SCIENTIFICPADA PEMBELAJARAN SENI TARI UNTUK
MENINGKATKAN APRESIASI SISWA KELAS VII DI SMPN 29BANDUNG
SKRIPSI
diajukan untuk memenuhi sebagian syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Seni Tari Jurusan Pendidikan Seni Tari
Oleh
Ernita Aprilianti NIM 1002210
JURUSAN PENDIDIKAN SENI TARI
Ernita Aprilianti, 2014
BANDUNG
2014
IMPLEMENTASI ADVANCE ORGANIZERBERBASIS PENDEKATAN
SCIENTIFICPADA PEMBELAJARAN SENI TARI UNTUK
MENINGKATKAN APRESIASI SISWA KELAS VII DI SMPN 29BANDUNG
Oleh Ernita Aprilianti
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni
© Ernita Aprilianti 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
ERNITA APRILIANTI
IMPLEMENTASI ADVANCE ORGANIZER BERBASIS PENDEKATAN
SCIENTIFIC PADA PEMBELAJARAN SENI TARI UNTUK
MENINGKATKAN APRESIASI SISWA KELAS VII DI SMPN 29 BANDUNG
disetujui dan disahkan oleh pembimbing :
Pembimbing I
Heny Rohayani, S.Sen., M.Si. NIP. 195901121985032001
Pembimbing II
Beben Barnas, M.Pd. NIP. 197112062001121001
Mengetahui,
Ernita Aprilianti, 2014
DAFTAR ISI
F. Struktur Organisasi Penelitian ... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS ... 12
A. Penelitian Terdahulu ... 12
B. Pembelajaran Seni Tari... 12
C. Karakteristik Siswa Sekolah Menengah Pertama dan Implikasinya dalam Pembelajaran Seni Tari ... 17
D. Model Pembelajaran Advance Organizer ... 19
E. Pendekatan Scientific ... 28
F. Apresiasi ... 33 G. Model Pembelajaran Advance Organizer Berbasis Pendekatan
H. Kerangka Pemikiran ... 40
I. Hipotesis ... 40
BAB III METODE PENELITIAN ... 41
A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 41
B. Desain Penelitian ... 42
C. Metode Penelitian ... 48
D. Definisi Operasional ... 50
E. Instrumen Penelitian ... 53
F. Teknik Pengumpulan Data ... 59
G. Analisis Data ... 64
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 67
A. Hasil Penelitian/ Pemaparan Data ... 67
1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 67
2. Pembelajaran Seni Tari di SMP Negeri 29 Bandung ... 68
3. Data Hasil Pre-Test Sebelum Pengimplementasian Model Pembelajaran Advance Organizer Berbasis Pendekatan Scientific .. 69
4. Implementasi Model Pembelajaran Advance Organizer Berbasis Pendekatan Scientific untuk Meningkatkan Apresiasi Siswa ... 74
5. Data Hasil Post-Test Implementasi Model Pembelajaran Advance Organizer Berbasis Pendekatan Scientific untuk Meningkatkan Apresiasi Siswa ... 112
6. Uji Hipotesis ... 117
B. Pembahasan Hasil Penelitian/Pembahasan Data ... 120
LAMPIRAN 4 ... 183
Ernita Aprilianti, 2014
Abstrak
Penelitian ini berjudul “Implementasi Advance Organizer Berbasis Pendekatan Scientific Pada Pembelajaran Seni Tari Untuk Meningkatkan Apresiasi Siswa
Kelas VII Di SMPN 29 Bandung”. Permasalahan dalam penelitian ini adalah lemahnya kemampuan apresiasi siswa pada pembelajaran seni tari. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data tingkat kemampuan apresiasi siswa melalui implementasi Advance Organizer berbasis pendekatan scientific. Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi experimentdengan menggunakan pola one-group pretest-posttest design. Hasil penelitian berdasarkan hasil analisis pada bab IV diperoleh data tingkat apresiasi siswa signifikan meningkat. Hal ini ditunjukkan dengan perkembangan siswa menjadi lebih aktif, mampu mengamati, kritis, mampu bereksplorasi, mampu menganalisis, dan memahami pembelajaran yang diberikan. Rekomendasi untuk peneliti selanjutnya semoga skripsi ini dapat dijadikan bahan referensi, dan kepada guru seni budaya dan keterampilan di sekolah semoga dapat mengolah model-model pembelajaran yang lebih efektif sehingga siswa lebih apresiatif pada pembelajaran seni tari.
Abstract
This study, entitled "Implementation of the Advance Organizer Scientific Approach Based On Dance Lessons To Improve Student Appreciation Class VII
at Junior High School 29 Bandung”. The problem in this study is the lack of
appreciation of the ability of the students in learning the art of dance. The aim of this study was to obtain data on the level of appreciation of the ability of students through the implementation of a scientific approach based Advance Organizer. The method used is the method of quasi experiment using a pattern of one-group pretest-posttest design. The results based on the analysis in chapter IV data showed significantly increased levels of student appreciation. This is demonstrated by the development of students to become more active, able to observe, critically, able to explore, to be able to analyze and understand the lessons given. Recommendations for further research of this thesis may be used as a reference material, and the cultural arts and skills of teachers in schools may be able to process the learning models are more effective so that students are more appreciative on learning the art of dance.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Manusia dalam melaksanakan fungsi-fungsi kehidupan tidak lepas dan tidak akan lepas dari pendidikan, karena pendidikan berfungsi untuk meningkatkan kualitas manusia baik individu maupun kelompok, baik jasmani, rohani, spiritual, material maupun kematangan berpikir, dengan kata lain untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan juga sangat berperan dalam sebuah pembangunan bangsa dan Negara. Kemajuan suatu bangsa bergantung pada cara menggali, menghargai, dan memanfaatkan sumber daya manusia dan hal ini berkaitan erat dengan kualitas pendidikan yang diberikan kepada anggota masyarakatnya termasuk kepada peserta didik. Seperti yang diungkapkan oleh Munandar (2002:4) bahwa:
Tujuan pendidikan pada umumnya adalah menyediakan lingkungan yang memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan bakat dan kemampuannya secara optimal, sehingga ia dapat mewujudkan dirinya dan berfungsi sepenuhnya, sesuai dengan kebutuhan pribadinya dan kebutuhan masyarakat.
Dari sekian banyak unsur pendidikan, kurikulum merupakan salah satu unsur yang bisa memberikan kontribusi yang signifikan untuk mewujudkan proses berkembangnya kualitas potensi peserta didik. Secara etimologis, kurikulum merupakan tejemahan dari kata curriculum dalam bahasa Inggris, yang berarti rencana pelajaran. Secara semantik, kurikulum senantiasa terkait dengan kegiatan pendidikan.Kurikulum sebagai jembatan untuk mendapatkan ijazah.Banyak definisi kurikulum yang pernah dikemukakan para ahli dan secara konseptual Oliviadalam Tim Pengembang Ilmu Pendidikan (2007) mengungkapkan bahwa kurikulum adalah “perangkat pendidikan yang merupakan jawaban terhadap kebutuhan dan tantangan masyarakat”.
Di Indonesia sudah beberapa kali dilakukan perubahan kurikulum dan yang terbaru yaitu kurikulum 2013 sudah disahkan dan penerapan untuk beberapa jenjangpun sudah dimulai di tahun pembelajaran 2013/2014. Proses pembelajaran pada kurikulum 2013 untuk semua jenjang pendidikan dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan ilmiah (scientific approach).
Pendekatan scientific adalah konsep dasar yang menginspirasi atau melatarbelakangi perumusan metode mengajar dengan menerapkan karakteristik yang ilmiah. Proses pembelajaran harus menyentuh tiga ranah, yaitu sikap (attitude), keterampilan (skill), dan pengetahuan (knowledge). Dengan proses pembelajaran yang demikian maka diharapkan hasil belajar melahirkan peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi.Pendekatan pembelajaran ilmiah (scientific teaching) merupakan bagian dari pendekatan pedagogis pada pelaksanaan pembelajaran dalam kelas yang melandasi penerapan metode ilmiah. Pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan membentuk jejaring atau presentasi.
menyeluruh. Pendidikan seni di sekolah juga lebih berorientasi pada penyiapan siswa sebagai apresiator seni yang mendapat pengalaman baik apresiasi, kreasi dan demonstrasi (bagaimana siswa belajar menari), bukan sebagai seniman
(bagaimana siswa pandai menari). Oleh karena itu, “...Pengalaman kreatif bagi
anak mesti menjadi bagian utama dalam pendidikan” (Masunah, Juju & Narawati,2003:249-250).Untuk memunculkan kegiatan ini, tugas guru sebagai pendidik adalah bagaimana membuat rencana dan prospek dalam menata panggung belajar.
Konteks menata panggung belajar mempunyai empat aspek: suasana, landasan, lingkungan, dan rancangan.
1. Suasana kelas ; cara mengajar menjalin rasa simpati dengan siswa, dan sikap pengajar terhadap sekolah serta belajar. Suasana yang penuh kegembiraan membawa kegembiraan pula dalam belajar. 2. Landasan adalah kerangka kerja ; tujuan, keyakinan, kesepakatan, kebijakan, prosedur, dan aturan bersama yang memberi pengajar dan siswa sebuah pedoman untuk bekerja dalam komunitas belajar. 3. Lingkungan adalah cara pengajar menata ruang kelas ; pencahayaan warna, pengaturan meja dan kursi, tanaman, musik dan semua hal yang mendukung proses belajar. 4. Rancangan adalah penciptaan terarah unsur-unsur penting yang bisa menumbuhkan minat siswa, mendalami makna, dan memperbaiki proses tukar-menukar informasi. (De PorterBobbi, dkk. 1999:14)
Jika keempat aspek diatas berjalan dengan selaras, maka akan menciptakan rasa memiliki dan penghargaan. Siswa akan termotivasi untuk mengikuti pelajaran dengan senang hati, bukan karna keterpaksaan. Ini akan menjadi awal yang baik, karena dengan adanya motivasi belajar dari dalam diri siswa, mereka akan mudah mengapresiasi dalam pembelajaran seni tari, baik itu proses mengamati, menghayati, mengevaluasi, dan memeprsiapkan diri melalui berbiacara dan mempraktikkan gerakan-gerakan tarian yang diamatinya. Seperti yang diuraikan oleh Bastomi(1982) dalam Nurmala (2012:2) yaitu:
terjadi proses penyesuaian antara nilai dari objek melalui pengamatan dengan penghayat. 3. mengevaluasi; yaitu kemampuan memberi kritik pada seni, dan 4. berapresiasi; yaitu bila perasaan orang yang berapresiasi telah tergetar oleh seni dan hanyut bersama-sama seni itu, seakan-akan ia merasakan sendiri apa yang dirasakan oleh pencipta seni itu.
Saat peneliti melakukan kegiatan pra-observasi di SMPN 29 Bandung, peneliti menemukan bahwa siswa masih terbatas dalam proses pencapaian sebuah apresiasi pada pelajaran seni budaya. Hal ini ditunjukkan dimana siswa masih kurang aktif dalam kegiatan belajar mengajar, kurang percaya diri dalam menyampaikan aspirasi dan pendapat mereka saat guru mengajukan sebuah pertanyaan, kurangnya kreativitas dalam bereksplorasi gerak, kurangnya kemampuan menganalisis dan berobservasi sehingga menyebabkan kurangnya pemahaman siswa pada materi yang telah diajarkan. Kurangnya apresiasi siswa ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor baik itu metode pengajaran yang digunakan, model, maupun pendekatanyang dilakukan oleh guru yang menyebabkan kurangnya kesempatan siswa untuk melakukan kegiatan mengamati, bertanya, menalar, mencoba, dan menyajikan atau presentasi. Karena dewasa ini, model pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah adalah model yang pusat pembelajarannya ada pada siswa (student
centered). Artinya siswa yang harus berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran.
Fawaid & Mirza (2009:31) mengemukakan empat rumpun model mengajar yakni sebagai berikut:
1). Model pemrosesan informasi (Information Processing Models) yang
berorientasi pada pengembangan kemampuan peserta didik dalam mengolah dan menguasai informasi yang diterima mereka dengan
menitikberatkan pada aspek intelektual akademis.2).Model
personal(Personal Models) yang berorientasi kepada pengembangan diri
(pribadi) peserta didik, baik sebagai individu maupun dalam hubungannya dengan lingkungan, dengan menitikberatkan pada aspek kehidupan emosional.3). Model interaksi sosial(Social Interaction Models) yang berorientasi kepada pengembangan kemampuan peserta didik dalam bekerjasama dengan orang lain, berperan aktif dalam proses demokratis,
dan bekerja dengan produktif di dalam masyarakat dengan
(Behaviorial Models) yang berorientasi kepada kemampuan menguasai fakta, konsep, keterampilan, dan kemampuan mengurangi kecemasan serta meningkatkan ketenangan dengan menitikberatkan pada aspek perbuatan perilaku yang dapat diamati.
Terkait mengenai hal tersebut, peneliti tertarik untuk menerapkan model pembelajaran Advance Organizer sebagai salah satu alternatif pembelajaran bermakna yang termasuk ke dalam rumpun model mengajar model pemrosesan informasi. Dengan model ini, diharapkan siswa dapat mengembangkan kemampuannya dalam mengolah dan menguasai informasi yang diterima mereka dengan menitikberatkan pada aspek intelektual akademis, sehingga tingkat apresiasi siswa pun dapat meningkat.
Model pembelajaran Advance Organizer adalah menyediakan apa yang David Ausubel sebut sebagai “intellectual scaffolding” atau perancah intelektual, pada siswa untuk menyusun gagasan-gagasan dan fakta-fakta yang mereka temui selama pembelajaran. Dalam istilah Indonesia, Advance Organizer dimaknai pengaturan awal, pembangkit motivasi dan lain-lain.Dalam pendekatan ini, guru menyajikan bahan ajar dalam suatu urutan sekuensial, terorganisasi, dan dalam bentuk menyeluruh, dan siswa menerima bahan yang dapat dipakai dengan cara yang paling efisien. Semakin bahan itu diorganisasi dan terfokus, maka siswa akan semakin belajar sepenuhnya.
Jadi, mengapa tidak menyediakan perancah (gagasan-gagasan) terlebih dahulu (dalam materi kali ini) ?Biarlah siswa berada dalam rahasia struktur, yang meliputi pemahaman tentang bagaimana perancah itu secara terus-menerus muncul melalui penelitian-penelitian berikutnya, sehingga pemikiran dapat aktif sebagai kemajuan pembelajaran. (Ausubel dalam Fawaid & Mirza, 2009:279)
Pada model pembelajaran Advance Organizer, model pembelajaran dilakukan secara deduktif, yaitu dari umum ke khusus.Dalam arti sebenarnya
AdvanceOrganizer ini artinya kesadaran siswa terhadap struktur pengetahuan
pengait. Saat ini, pengertian Advance Organizer mungkin dianggap sebagai alat yang dapat dipakai untuk memberikan suatu bahan pendahuluan (preview) terhadap bahan yang dipelajari untuk membantu siswa mengorganisasi, mengingat, dan mengkaitkan dengan pengetahuan sebelumnya terhadap pengetahuan baru yang akan dipelajari.Advanced Organizer mencakup bahan pengajaran verbal sederhana, chart, diagram, dan peta semantik. Seperti yang diterjemahkan oleh Fawaid & Mirza (2009:288-291) menjelaskan bahwa, “sintaksis model Advance Organizer mencakup tiga tahapan besar, yaitu presentasi Advance Organizer, presentasi materi, dan penguatan pengolahan kognitif”.
Dalam penyajian model Advance Organizer ini peneliti menggunakan media pembelajaran untuk membantu dalam proses penyampaian materi di dalam kelas. Media pembelajaran yang digunakan yaitu media gambar dan video tari, karena dengan media tersebut siswa dapat menganalisis dengan mengamati, bertanya, menalar, mencoba, dan menyajikan atau presentasi secara langsung sehingga dapat merangsang siswa untuk meningkatkan apresiasinya, dan kemampuan analisis tersebut adalah bagian daripada pendekatan scientific.
Berdasarkan kondisi dari permasalahan di atas, maka peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian di dalam kelas dengan judul: “IMPLEMENTASI
ADVANCE ORGANIZERBERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFICPADA
PEMBELAJARAN SENI TARI UNTUK MENINGKATKAN APRESIASI
SISWA KELAS VII DI SMPN 29 BANDUNG”.
B. Identifikasi Masalah Penelitian
siswa untuk mengamati, bertanya, menalar, mencoba, dan menyajikan atau presentasi. Atas permasalahan ini peneliti merasa penting untuk melakukan sebuah penelitian.
C. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka peneliti merumuskan permasalahan penelitian ke dalam bentuk pertanyaan seperti berikut :
1. Bagaimana kemampuan apresiasi siswa sebelum diterapkan model
pembelajaran Advance Organizerberbasis pendekatan scientificdi kelas VII-C SMPN 29Bandung ?
2. Bagaimana proses pembelajaran seni tari melalui model pembelajaran
Advance Organizerberbasis pendekatan scientificuntuk meningkatkan
apresiasi siswa kelas VII-C SMPN 29Bandung ?
3. Bagaimana pengaruh model pembelajaran Advance Organizerberbasis
pendekatan scientific dalam peningkatan apresiasi siswa pada pembelajaran seni tari di kelas VII-C SMPN 29Bandung ?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus, yang dipaparkan berikut:
1. Tujuan Umum
Mengetahui kemampuan apresiasi siswa kelas VII SMPN 29 Bandung
dalam pembelajaran seni tari dengan menggunakan modelAdvance
Organizerberbasis pendekatan scientific.Dimana, Advance Organizer adalah salah
satu model dalam rumpun pemrosesan informasi. Dan pendekatan scientific adalah pendekatan ilmiah dalam proses pembelajaran pada kurikulum 2013.
2. Tujuan Khusus
a. Memperoleh data kemampuan apresiasi siswa sebelum diterapkan model pembelajaran Advance Organizer berbasis pendekatan scientific pada pembelajaran seni tari di SMP Negeri 29 Bandung.
b. Memperoleh data proses penerapan model pembelajaran Advance Organizer
berbasis pendekatan scientific pada pembelajaran seni tari untuk meningkatkan apresiasi siswa di SMP Negeri 29 Bandung.
c. Memperoleh data hasil penerapan model Advance Organizer berbasis
pendekatan scientific pada pembelajaran seni tari terhadap peningkatan apresiasi siswa di SMP Negeri 29 Bandung.
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
Memberikan pemahaman mengenai penerapan model Advance Organizer berbasis pendekatan scientific untuk meningkatkan apresiasi siswa dalam pembelajaran seni tari.
2. Manfaat Praktis
a. Peneliti
Penelitian ini sangat bermanfaat bagi peneliti, karena peneliti dapat mengetahui secara mendalam tentang model pembelajaran Advane Organizerdan pendekatan scientific yang merupakan pendekatan ilmiah dalam proses pembelajaran kurikulum 2013, sehingga penelitian ini bermanfaat bagi para pendidik khususnya di bidang mata pelajaran seni budaya, selain itu dapat menambah wawasan, pengalaman, serta pengetahuan peneliti.
b. Siswa
menggunakan model pembelajaran Advance Organizer. Dalam kegiatan belajar mengajar, siswa akan lebih aktif dan mengembangkan kreativitas diri mereka dengan pendekatan ilmiah yakni dengan proses mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan membentuk jejaring (presentasi), sehingga apresiasinya terhadap seni tari dapat meningkat.
c. Guru Seni Budaya
Pendidik dapat mengukur sejauh mana model pembelajaran Advance
Organizer berbasis pendekatan scientificdapat diterapkan dalam proses
pembelajaran dan dapat tersampaikan secara maksimal atau tidak materinya. Dan dapat menambah wawasan pengetahuan dan keterampilan guru dalam kegiatan belajar mengajar.
d. Sekolah Menengah Pertama Negeri 29 Bandung
Agar pihak sekolah dapat mengetahui bagaimana para pendidik dalam menjalankan profesinya sebagai guru seni budaya di sekolah, apakah dengan model pembelajaran Advance Organizerberbasis pendekatan scientific yang digunakan tersebut, materinya dapat tersampaikan dengan baik secara menyeluruh atau tidak.
e. Jurusan Pendidikan Seni Tari
Sebagai sumber literatur bagaimana proses kegiatan belajar mengajar yang ada di sekolah melalui model-model pembelajaran tertentu, serta dapat memberikan konstribusi dalam menambah sumber pustaka yang dapat dijadikan bahan bacaan bagi para mahasiswa yang masih menimba ilmu di UPI.
F. Struktur Organisasi Penelitian
BAB I : PENDAHULUAN
Bab I berisi uraian tentang latar belakang penelitianyang dilakukan yaitu karena permasalahan lemahnya kemampuan apresiasi siswa pada pembelajaran seni tari di SMPN 29 Bandung, maka peneliti menggunakan model Advance
apresiasi siswa. Identifikasi masalah penelitian, yaitu lemahnya kemampuan apresiasi siswa tersebut mungkin dikarenakan kurangnya kesempatan siswa untuk mengamati, bertanya, menalar, mencoba, dan menyajikan atu presentasi pada proses belajar mengajar. Rumusan masalah penelitian, bagaimana kemampuan apresiasi siswa sebelum diimplementasikan model Advance Organizer berbasis pendekatan scientific, proses pembelajaran seni tari melalui model pembelajaran
Advance Organizer berbasis pendekatan scientific, dan peningkatan apresiasi
siswa setelah diimplementasikan model Advance Organizer berbasis pendekatan
scientific. Tujuan penelitian untuk memperoleh data tingkat kemampuan apresiasi
siswa melalui implementasi Advance Organizer berbasis pendekatan scientific. Manfaat penelitian yang dilakukan khususnya bagi peneliti sendiri, bagi siswa, guru seni budaya dan keterampilan, bagi sekolah, dan bagi jurusan peneliti. Struktur organisasi penelitian yang berisi rincian tentang urutan penulisan dari setiap bab dan bagian dari bab I hingga bab terakhir.
BAB II : KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN
HIPOTESIS
Bab II berisi uraian kajian pustaka yang memiliki peran sangat penting dimana pada bagian ini berisi tentang teori-teori yang sedang dikaji dalam penelitian dan kedudukan masalah penelitian dalam bidang ilmu yang diteliti, kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian yang berfokus pada kajian penelitian terdahulu,pembelajaran seni tari (di dalamnya memaparkan pengertian pembelajaran, komponen-komponen pembelajaran dan aplikasinya dalam pembelajaran seni tari), karakteristik siswa sekolah menengah pertama dan implikasinya dalam pembelajaran seni tari, model pembelajaran Advance
Organizer(di dalamnya memaparkan model-model pembelajaran, pengertian
Advance Organizer, langkah-langkah Advance Organizer dan aplikasinya pada
dalamnya memaparkan pengertian apresiasi, dimensi apresiasi, dan fungsi, tujuan, dan manfaat apresiasi),dan model pembelajaran Advance Organizer berbasis pendekatan scientific dengan materi melakukan gerak tari berdasarkan unsur ruang, tenaga, dan waktu.
BAB III : METODE PENELITIAN
Bab III berisi uraian tentang metode penelitianyang digunakan, termasuk beberapa komponen lainnya yaitu, lokasinya di SMPN 29 Bandung, populasinya yaitu seluruh siswa kelas VII dengan jumlah 620 orang, dan sampel penelitiannya yaitu seluruh siswa kelas VII-C yang berjumlah 34 orang. Desain penelitian mulai dari persiapan penelitian sampai pelaksanaan penelitian. Metode penelitianyang digunakan yaitu metode quasi experiment dengan menggunakan pola one-group
pretest-posttest design. Definisi operasional penjabaran dari judul penelitian
berdasarkan batasan-batasan istilah yang digunakan. Instrumen penelitianyang terdiri dari pedoman wawancara, pedoman observasi, pedoman dokumentasi, dan tes.Teknik pengumpulan datayang terdiri dari studi pustaka, observasi langsung, observasi berperanserta, wawancara, studi dokumentasi,dan tes. Analisis datayang berisi pemaparan data mengenai kemampuan apresiasi siswa yang didapatkan melalui data-data kuantitatif, dilihat dari perhitungan pre-test dan post-test selama penelitian dilaksanakan.
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab IV berisi uraian yang terdiri atas dua hal utama, yakni hasil penelitian atau pemaparan data, dan pembahasan hasil penelitian atau pembahasan data, di dalam bab ini juga terdapat hasil data saat melakukan pre-test dan post-test, dan juga ada hasil data dari pengujian uji hipotesis uji-t.
BAB V : SIMPULAN DAN SARAN
Ernita Aprilianti, 2014
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian
1. Lokasi
Penelitian ini dilakukan di SMPN 29 Bandung. Pemilihan lokasi ini diambil dengan pertimbangan di sekolah tersebut terdapat mata pelajaran seni budaya dan keterampilan salah satunya seni tari, akan tetapi tingkat apresiasi siswa pada pembelajaran seni tari masih sangat kurang. Keadaan seperti ini cukup representatif untuk dijadikan objek penelitian, dimana peneliti bertujuan untuk meningkatkan apresiasi siswa pada pembelajaran seni tari di SMPN 29 Bandung, dengan cara mengimplementasikan model pembelajaran Advance Organizer berbasis pendekatan scientific.
2. Populasi
Sebagaimana diungkapkan oleh Arikunto (1999:115) bahwa populasi adalah elemen yang ada dipenelitian.Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas VII dengan jumlah620 orang. Populasi ini terbagi menjadi 16 kelas, yaitu dari kelas VII-Asampai dengan VII-P di SMPNegeri29 Bandung. Pengambilan siswa kelas VII ini dianggap sesuai dengan model pembelajaran
Advance Organizerdengan pendekatan scientific yang merupakan bagian dari
3. Sampel
Pengambilan sampel penelitian menggunakan teknik purpose sampling atau teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. (Sugiyono, 2009:85)
Alasan pengambilan sampel dengan menggunakan tenik ini, karena subjek yang diambil bukan berdasarkan strata, random, atau daerah tetapi berdasarkan atas adanya tujuan tertentu. Sampel dalam penelitian ini adalah satu kelas dari enam belas kelas VII di SMP Negeri 29 Bandung, dan sampelnya yaitu seluruh siswa kelas VII-Cyang berjumlah 34 orang yang terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 17 siswi perempuan. Alasan mengambil sampel di kelas VII-C ini adalah karena dilihat dari tingkat keaktifan siswa dalam menerima materi seni tari yang disampaikan oleh guru dianggap sesuai dengan kriteria siswa yang diharapkan dalam penelitian ini. Selain itu, tujuan dari penelitian ini juga ingin meningkatkan apresiasi siwa pada pelajaran seni tari dengan mengimplementasikan model pembelajaran Advance Organizer berbasis pendekatan scientific, agar siswa dapat lebih aktif dan apresiatif lagi dalam memberikan penghargaan, penikmatan, penilaian terhadap seni tari atau kesadaran terhadap seni tari.
B. Desain Penelitian
Ernita Aprilianti, 2014
Bagan 3.1 Desain Penelitian
Metode Penelitian
Sumber Desain Penelitian : Skripsi Hanifah (2013:46)
Dari bagan di atas, maka kegiatan penelitian yang dilakukan dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Persiapan Penelitian
Dalam persiapan penelitian dengan menggunakan metode eksperimen ini, peneliti menyusun beberapa rencana yang berguna untuk kelancaran penelitian, memudahkan dalam memecahkan permasalahan penelitian, dan memudahkan untuk mencapai tujuan penelitian.Langkah persiapan penelitian ini berisi mengenai rencana sistematis sebelum peneliti terjun langsung ke lapangan. Adapun persiapan yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi permasalahan
Peneliti melakukan pemilihan permasalahan yang signifikan untuk diteliti, lalu kemudian merumuskan masalah, dan mengidentifikasi permasalahan tersebut menjadi beberapa pertanyaan secara garis besar.Masalah yang signifikan dan menarik bagi peneliti adalah mengenai tingkat apresiasi siswa terhadap materi pembelajaran seni tari melakukan gerak tari berdasarkan unsur ruang, tenaga, dan waktu dengan menggunakan model Advance Organizer berbasis pendekatan
scientific.
b. Orientasi
Kegiatan orientasi ini dilaksanakan dengan melakukan studi literatur dari beberapa sumber yang relevan dengan penelitian, memformulasikan hipotesis penelitian, menentukan definisi operasional dan variabel penelitian dari permasalahan yang telah diidentifikasi, kemudian peneliti memilih lokasi, populasi, dan sampel penelitian yang tepat.
c. Menyusun proposal penelitian
Ernita Aprilianti, 2014
dilaksanakan. Setelah proposal penelitian disusun, lalu proposal dibuat dan kemudian diajukan kepada dewan skripsi dan pembimbing skripsi untuk mendapatkan persetujuan serta perbaikan, baik dalam teknik penulisan maupun isi penulisan skripsi. Penyusunan proposal dilakukan dengan data-data yang didapatkan dari hasil observasi lapangan pra penelitian di sekolah, yang selanjutnya proposal ini berguna untuk mendapatkan surat ijin penelitian dari Universitas Pendidikan Indonesia.
d. Menyusun model pembelajaran Advance Organizer berbasis pendekatan
scientific dengan materi melakukan gerak tari berdasarkan unsur ruang,
waktu, dan tenaga.
Setelah proposal penelitian disetujui, peneliti kemudian menyusun
treatment yang akan diterapkan kepada sampel penelitian. Treatment yang
dimaksud adalah model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian, yaitu model pembelajaran Advance Organizer berbasis pendekatan scientific yang merupakan pendekatan ilmiah dalam kurikulum 2013.Kegiatan-kegiatan dalam pendekatan scientific ini dipayungi oleh sintaks dalam model pembelajaran Advance Organizer.Model dan pendekatan pembelajaran perlu disusun dengan baik dan matang untuk memudahkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti.Sebelum terjun ke lapangan, model pembelajaran yang hendak diaplikasikan kepada siswa dikaji ulang sesuai dengan tujuan kurikulum yang ingin dicapai. Model pembelajaran Advance Organizer dengan materi melakukan gerak tari berdasarkan unsur ruang, tenaga, dan waktu ini disusun menjadi tiga langkah pengajaran sesuai dengan sintaks pada model pembelajaran Advance Organizer dan pendekatan ilmiah pada kurikulum 2013, untuk meningkatkan kemampuan apresiasi siswa.
e. Menyusun soal tes
data awal penelitian yaitu pre-test,kemudian setelah itu peneliti menyusun soal
post-test yang digunakan untuk pengumpul data akhir dalam penelitian.
2. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan prosedur seperti:
a. Observasi lapangan
Kegiatan observasi ke lapangan ini dilakukan sebelum pembuatan skripsi. Hal ini dilakukan peneliti untuk memperoleh informasi-informasi yang relevan dari sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian.
b. Pembuatan proposal penelitian
Pembuatan proposal penelitian dilakukan setelah kegiatan observasi ke lapangan.Pembuatan proposal penelitian ini dilaksanakan untuk memenuhi syarat dalam pembuatan skripsi dan untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Seni Tari Jurusan Pendidikan Seni Tari.
c. Pengumpulan data
Kegiatan pengumpulan data, merupakan kegiatan yang dilakukan selama proses penelitian. Data-data yang diperoleh, merupakan data-data yang diambil dari teknik pengumpulan data, yaitu observasi, wawancara, metode dokumenter (studi dokumentasi), dan tes. Tahap-tahap pengumpulan data tersebut dapat dijelaskan seperti di bawah ini:
1) Pra Penelitian (Pre-Test)
Kegiatan pengumpulan data pada tahap ini adalah sebagai berikut:
a) Observasi, yaitu peneliti datang ke sekolah yang dimaksud dan kemudian
mengobservasi kegiatan pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas ketika proses pembelajaran seni tari dilaksanakan, sebelum menggunakan model pembelajaran Advance Organizer berbasis pendekatan scientific.
b) Wawancara, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh peneliti kepada guru bidang
Ernita Aprilianti, 2014
AdvanceOrganizer berbasis pendekatan scientific dalam proses pembelajaran
seni tari di sekolah.
c) Pre-test di kelas sampel penelitian, yang dilakukan untuk mengetahui
bagaimana tingkat apresiasi siswa sebelum diterapkannya model
pembelajaran Advance Organizer berbasis pendekatan scientific dalam pembelajaran seni tari. Tes yang dilakukan berupa tes lisan dan unjuk kerja dengan materi yang sudah mereka pelajari sebelumnya pada semester ganjil, dengan aspek yang dinilai yaitu mengenai keaktifan,kemampuan analisis, dan pengetahuan siswa.
2) Pelaksanaan Penelitian
Dalam pelaksanaan penelitian, peneliti menerapkan treatment di kelas sampel.Treatment yang dimaksud adalah aplikasi model pembelajaran Advance
Organizer berbasis pendekatan scientific dengan materi melakukan gerak tari
berdasarkan unsur ruang, waktu, dan tenaga. Data yang diperoleh adalah berupa perkembangan kemampuan apresiasi siswa terhadap kegiatan pembelajaran seni tari yang berlangsung, yang meliputi aspek keaktifan, kemampuan pengamatan, sikap kritis siswa, kemampuan eksplorasi, kemampuan analisis, dan pemahaman siswa terhadap materi yang telah diberikan pada saat dilakukan treatment.Dalam pelaksanaan penelitian ini, diperoleh pula laporan tertulis dan deskripsi siswa mengenai identifikasi jenis-jenis-jenis karakter pada topeng.Data-data yang berupa dokumen ini berguna untuk dijadikan penilaian di akhir penelitian. Dalam kegiatan ini pula, peneliti melengkapi observasi dengan alat bantu berupa kamera foto, untuk mendokumentasikan kegiatan pembelajaran.
3) Pasca Penelitian (Post-test)
d. Pengolahan data
Dalam kegiatan pengolahan data ini, peneliti mengolah data yang telah didapatkan dari hasil pre-test dan hasil post-test, hasil data-data ini kemudian diolah oleh peneliti dengan menggunakan rumus-rumus yang ada dalam statistik untuk mengetahui apakah ada peningkatan dari hasil pre-test dan hasil post-test.
e. Analisis data
Dalam kegiatan ini, peneliti menganalisis data-data yang sudah terkumpul sebelumnya. Analisis data dilakukan di awal pembelajaran (pre-test), proses pembelajaran, dan akhir pembelajaran (post-test). Analisis data ini memiliki tujuan yang berbeda-beda, yaitu:
1) Analisis data awal (pre-test) adalah untuk mengetahui kemampuan apresiasi awal siswa, setelah itu dapat menentukan treatmentapa yang tepat untuk digunakan dalam kegiatan penelitian.
2) Analisis proses pembelajaran adalah untuk mengetahui perkembangan kemampuan apresiasi siswa saat diberikan treatment, yang meliputi aspek keaktifan, pengamatan, kekritisan, eksplorasi, analisis, dan pemahaman siswa.
3) Analisis data akhir (post-test) adalah untuk menunjukan keberhasilan dari pembelajaran (treatment) yang dilakukan dengan model pembelajaran
Advance Organizer berbasis pendekatan scientific yang diterapkan kepada
siswa.
f. Pengambilan kesimpulan (penulisan laporan penelitian)
Ernita Aprilianti, 2014
Indonesia.Dalam melaporkan proses penelitian ini, peneliti berusaha untuk tetap menjaga keobjektifan hasil dari penelitian yang dilaksanakan.
C. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.
Oleh karena itu peneliti memutuskan untuk menggunakan metode penelitian eksperimen ini, karena dianggap sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti, dimana peneliti ingin mengetahui apakah model pembelajaran Advance Organizer berbasis pendekatan scientific ini berpengaruh atau tidak terhadap siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan di kelas maupun di luar kelas dan dalam peningkatan kemampuan apresiasi siswa pada pembelajaran seni tari.
Metode eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
quasiexperimentdengan pendekatan kuantitatif. Metode eksperimen yang
dimaksud untuk mengetahui hasil dari proses pembelajaran seni tari melalui implementasi model pembelajaran yang digunakan, sedangkan quasi experiment yaitu pengamatan yang dilakukan hanya pada satu kelompok atau hanya pada satu kelas saja, tanpa ada kelompok pembanding (kelompok kontrol).
Dalam penelitian yang menggunakan metode quasi experiment, keberhasilan dan keefektifan model pembelajaran yang diterapkan dapat dilihat dari perbedaan nilai tes sebelum diberi perlakuan (pre-test) dan setelah diberi
perlakuan (post-test). Seperti yang dikemukakan oleh Arikunto
Bagan 3.2
One-Group Pretest-Posttest Design
C.
D.
Sumber One-Group Pretest-PosttestDesign: Sugiyono (2013:75)
O1 = Nilai pretest (sebelum diberiperlakuan), siswa kelas VII-C diobservasi
dengan pretest untuk mengetahui tingkat apresiasi awal siswa terhadap pembelajaran seni tari.
X = Treatment yang diberikan pada siswa kelas VII-C adalah pembelajaran
seni tari dengan menggunakan model pembelajaranAdvance
Organizerberbasis pendekatan scientific.
O2 = Nilai posttest (setelah diberi perlakuan), kemampuan apresiasi siswa
setelah mengikuti pembelajaran seni tari menggunakan model pembelajaran Advance Organizerberbasis pendekatan scientific.
Treatment yang dikenakan kepada sampel dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan one shoot design (desain sekali “tembak”) artinya,
treatment yang dikenakan kepada sampel penelitian hanya dilakukan sebanyak
satu kali pertemuan untuk setiap langkah-langkah kegiatan pembelajarannya. Dengan demikian, dariketiga langkah pada model pembelajaran Advance
Organizer berbasis pendekatan scientific, merupakan sebuah treatment yang
dilakukan dalam penelitian, dan hanya dilakukan satu kali pertemuan pada setiap langkahnya.
D. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan penjabaran dari judul penelitian berdasarkan batasan-batasan istilah yang digunakan dalam penelitian. Agar tidak
O1 (Pretest)
X (Treatment)
Ernita Aprilianti, 2014
terjadi suatu kesalahpahaman dalam penafsiran judul penelitian:
“ImplementasiAdvance OrganizerBerbasis Pendekatan ScientificPada
Pembelajaran Seni TariUntuk Meningkatkan Apresiasi Siswa Kelas VII Di SMPN
29 BANDUNG”, maka peneliti merasa perlu untuk menjelaskan berbagai istilah
yang ada dalam penelitian, seperti yang dijelaskan di bawah ini:
Implementasi sama halnya dengan penerapan, dalam penelitian ini adalah penerapan suatu model belajar, yakni model pembelajaran Advance Organizer yang berbasis pendekatan scientific dalam pembelajaran seni tari.
Model pembelajaran dapat diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan.“Setiap model membimbing kita ketika merancang pembelajaran untuk membantu parasiswa mencapai berbagai tujuan”.(Fawaid dan Mirza, 2009:286)
Model pembelajaran Advance Organizer adalah menyediakan apa yang David Ausubel sebut sebagai “intellectual scaffolding” atau perancah intelektual,
pada siswa untuk menyusun gagasan-gagasan dan fakta-fakta yang mereka temui selama pembelajaran. Dalam istilah Indonesia, Advance Organizer dimaknai pengaturan awal, pembangkit motivasi dan lain-lain.Dalam pendekatan ini, guru menyajikan bahan ajar dalam suatu urutan sekuensial, terorganisasi, dan dalam bentuk menyeluruh, dan siswa menerima bahan yang dapat dipakai dengan cara yang paling efisien. Semakin bahan itu diorganisasi dan terfokus, maka siswa akan semakin belajar sepenuhnya.
Pada model pembelajaran Advance Organizer, model pembelajaran dilakukan secara deduktif, yaitu dari umum ke khusus.Dalam arti sebenarnya
AdvanceOrganizer ini artinya kesadaran siswa terhadap struktur pengetahuan
mengingat, dan mengkaitkan dengan pengetahuan sebelumnya terhadap pengetahuan baru yang akan dipelajari.
Oleh karena itu model Advance Organizer ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan memproses informasi yang efisien untuk menyerap
dan menghubungkan satuan ilmu pengetahuan secara bermakna. “Sintaksis model
Advance Organizer mencakup tiga tahapan besar, yaitu presentasi Advance
Organizer,presentasi materi, dan penguatan pengolahan kognitif”, (Fawaid dan Mirza, 2009:288).
Berbasis pendekatan scientific, maksud dari pernyataan ini adalah model pembelajaran yang diterapkan disini dalam langkah atau prosesnya mengacu atau berdasar pada pendekatan scientific yang merupakan pendekatan ilmiah dalam kurikulum baru yakni kurikulum 2013.
Pendekatan scientific adalah konep dasar yang menginspirasi atau melatarbelakangi perumusan metode mengajar dengan menerapkan karakteristik yang ilmiah. Proses pembelajaran harus menyentuh tiga ranah, yaitu sikap (attitude), keterampilan (skill), dan pengetahuan (knowledge). Dengan proses pembelajaran yang demikian maka diharapkan hasil belajar melahirkan peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi.Pendekatan ilmiah (scientific
appoach) dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi mengamati,
menanya, menalar, mencoba, menyajikan (membentuk jejaring).
Ernita Aprilianti, 2014
Salah satu syarat proses belajar mengajar adalah adanya siswa, apabila dalam proses pembelajaran tidak ada siswa, maka kegiatan tersebut tidak dapat dikatakan kegiatan belajar mengajar. Karena siswa adalah salah satu komponen utama dalam sebuah pembelajaran.Dan syarat kegiatan belajar mengajar itu adanya seseorang yang merespon dan memberikan umpan balik, dan seseorang tersebut adalah siswa.
Dari pemaparan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan yakni: Implementasi model Advance Organizer berbasis pendekatan scientific dalam pembelajaran seni tari penting untuk digunakan oleh seorang guru, karena hal ini dapat menjadi strategi yang baik.Siswa dapat memperoleh informasi dengan pendekatan ilmiah dan dipayungi oleh model yang juga bagian dalam rumpun model pemrosesan informasi, sehingga siswa akan lebih aktif dan interaktif dalam menerima atau mencari sebuah informasi baru yang datang, dan dengan begitu kemampuan apresiasi siswa pada pembelajaran seni tari juga akan meningkat.
Adapun indikator-indikator dalam penelitian yang menjadi acuan atau fokus dalam penelitian untuk setiap variabel ditunjukkan dalam bagan sebagai berikut ini:
Bagan 3.3 Variabel Penelitian
Variabel Bebas Variabel Terikat
X
Implementasi Advance
Organizer berbasis
Y
Dari bagan di atas ditunjukan bahwa dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel bebas (variabel yang mempengaruhi) atau independent yang dinamakan variabel (X), variabel bebas dalam penelitian ini adalah implementasi Advance Organizer berbasis pendekatan scientific dalam pembelajaran seni tari. Variabel tidak bebas (variabel yang dipengaruhi) atau
dependent yang dinamakan variabel (Y), variabel terikat dalam penelitian ini
adalah hasil kemampuan apresiasi siswa pada pembelajaran seni tari melalui implementasi Advance Organizer berbasis pendekatan scientific.
E. Instrumen Penelitian
Sugiyono (2008:148) alat ukur dalam penelitian dinamakan instrumen penelitian.Jadi instrumen merupakan suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian.Instrumen penelitian diperlukan dalam suatu penelitian karena pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik.Instrumen penelitian disusun sesuai dengan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam sebuah penelitian.Instrumen penelitian dapat berupa pedoman tertulis tentang wawancara, atau pengamatan, atau daftar
pertanyaan yang dipersiapkan untuk mendapatkan informasi atau
responden.Seperti yang dijelaskan di bawah ini:
1.Keaktifan 2.Pengamatan 3.Kekritisan 4.Eksplorasi 5.Analisis 6.Pemahaman A. Presentasi
Advance Organizer
Ernita Aprilianti, 2014
1. Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara berisi sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang meminta untuk dijawab atau direspon oleh responden.Isi pertanyaan atau pernyataan bisa mencakup fakta, data, pengetahuan, konsep, pendapat, atau evaluasi responden berkenaan dengan fokus masalah atau variabel-variabel yang dikaji dalam penelitian.
Dalam penelitian ini, wawancara dilakukan terhadap guru dan siswa, yaitu dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan. Adapun pelaksanaan wawancara dalam penelitian ini, termasuk ke dalam wawancara tidak terstruktur, karena peneliti memberikan pertanyaan kepada responden (guru dan siswa) tanpa membuat struktur pertanyaan wawancaranya terlebih dahulu, peneliti hanya membawa pedoman wawancara secara garis besarnya saja, sehingga dalam menjawab pertanyaan, responden (guru dan siswa) dapat mengemukakan jawaban serta pendapatnya dengan bebas. Adapun yang ditanyakan dalam wawancara ini kepada guru yaitu mengenai RPP, model pembelajaran yang digunakan, metode, media, sumber pembelajaran, hambatan dalam mengajar serta mengenai sikap apresiatif siswa dalam mengikuti pembelajaran seni tari. Sedangkan hal yang ditanyakan pada siswa yaitu mengenai ketertarikan siswa terhadap pembelajaran seni tari, pemahaman siswa terhadap materi yang telah diajarkan oleh guru, dan dapat pula pertanyaan yang disampaikan pada guru dipertanyakan ulang pada siswa, hal ini dilakukan untuk menyerasikan jawaban yang telah diberikan oleh guru dengan kebenarannya di lapangan sesuai dengan keterangan yang disampaikan oleh siswa.
2. Pedoman Observasi
penelitian, akan dilakukan post test untuk menguatkan hasil uji kemampuan apresiasi siswa yang berupa unjuk kerja yang dinilai pada saat pelaksanaan penelitian. Adapun tes tulis yang dilakukan pada pasca penelitian berupa soal untuk menguji tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang telah diberikan pada saat pelaksanaan penelitian. Pedoman observasi yang digunakan adalah sebagai berikut:
a. Pra Penelitian
Pedoman observasi dalam penelitian ini, menggunakan catatan informal dalam mengumpulkan data-datanya.Segala bentuk tingkah laku dan objek yang berada dalam rangka masalah yang diteliti, ditulis sebagai catatan pengamatan
penelitian.Adapun masalah yang diteliti tersebut meliputi bagaimana
pembelajaran seni tari di dalam kelas, kesesuaian materi yang digunakan oleh guru, model pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi, dan bagaimana respon serta tingkat apresiasi siswa dalam mengikuti pembelajaran seni tari.
b. Pelaksanaan Penelitian
Pedoman observasi dalam pelaksanaan penelitian ini berupa penilaian unjuk kerja siswa selama diberikan treatment. Adapun aspek yang dinilai adalah meliputi keaktifan siswa selama mengikuti proses pembelajaran, kemampuan pengamatan siswa, sikap kritis siswa dalam merespon materi pembelajaran, kemampuan siswa dalam bereksplorasi, kemampuan analisis, dan tingkat pemahaman siswa setelah diberikan materi pembelajaran. Peneliti akan menyediakan lembar observasi nilai unjuk kerja siswa pada saat melakukan
treatment, untuk memperoleh data hasil penilaian aspek-aspek di atas.
Ernita Aprilianti, 2014
A. Presentasi Advance Organizer, dengan indikator:
1. Aktif (Active), indikatornya:
a. Siswa berani tampil.
b. Siswa percaya diri dalam menyalurkan inspirasi/pendapatnya.
c. Siswa memberikan contoh gerak eksplorasi di depan kelas.
d. Siswa berani bertanya dan menjawab pertanyaan yang diajukan.
2. Pengamatan (Observation), indikatornya:
a. Siswa mampu mengamati bagian-bagian topeng.
b. Siswa mampu mendiskusikan bagian-bagian topeng.
c. Siswa mampu mempresentasikan hasil diskusi mengenai
pengamatan mereka tentang macam-macam karakter topeng di depan kelas.
d. Siswa mampu membedakan macam-macam karakter melalui media
gambar topeng.
B. Presentasi Materi, dengan indikator:
a. Siswa berani bertanya apabila masih ada hal yang kurang dipahami.
b. Siswa berani menyanggah apabila ada hal yang kurang disetujui.
c. Siswa berani menambahkan apabila masih ada suatu hal yang kurang
lengkap.
d. Siswa berani menyimpulkan setiap kegiatan pembelajaran yang telah
dilakukan.
4. Eksplorasi (Exploration), indikatornya:
a. Siswa mampu memberikan contoh eksplorasi gerak berdasarkan
tokoh yang mereka gemari di depan kelas.
b. Siswa mampu memberikan contoh eksplorasi gerak sesuai dengan
karakter pada topeng.
c. Siswa mampu menggambungkan gerak yang telah dieksplorasi
bersama kelompok dan mempresentasikannya di depan kelas.
d. Siswa dapat memberikan contoh gerak yang telah mereka analisis
dalam video tari.
C. Penguat Kognitif, dengan indikator:
5. Analisis (Analysis), indikatornya:
a. Siswa mampu menganalisis unsur tenaga, ruang, dan waktu melalui
video tari yang ditampilkan.
b. Siswa mampu melakukan diskusi mengenai analisis unsur tenaga,
ruang, dan waktu pada video tari yang ditampilkan.
c. Siswa mampu menunjukkan beberapa gerak di dalam video
berdasarkan unsur ruang, tenaga, dan waktu.
d. Siswa mampu mempresentasikan dan menyimpulkan hasil analisis
Ernita Aprilianti, 2014
6. Pemahaman (Comprehension), indikatornya:
a. Siswa mampu menyebutkan dan menjelaskan unsur-unsur dalam
tari.
b. Siswa mampu mendeskripsikan ciri-ciri dan karakter topeng
Cirebon.
c. Siswa mampu mendeskripsikan arti dari kelima topeng Cirebon bila
dikaitkan dengan ajaran agama Islam dengan kehidupan sehari-hari.
d. Siswa mampu mengidentifikasi tari polostomo berdasarkan
unsur-unsur yang terdapat dalam tariannya.
Keterangan:
Dari indikator penilaian di atas dapat diperoleh angka sebagai berikut:
1) Siswa yang memperoleh nilai sangat baik (85-100), apabila ia dapat
menguasai seluruh indikator dimaksud.
2) Siswa yang memperoleh nilai baik (75-84), apabila ia dapat menguasai tiga
indikator dimaksud.
3) Siswa yang memperoleh nilai cukup (65-74), apabila ia hanya menguasai dua
indikator dikamsud.
4) Siswa yang memperoleh nilai kurang (55-64), apabila ia hanya menguasai
satu indikator dimaksud.
3. Pedoman Dokumentasi
membuat kelompok belajar yang dibentuk untuk mengapresiasi salah satu tarian melalui audiovisual (video), dan tugas laporan kelompok secara tertulis.
4. Tes
Tes merupakan instrumen untuk teknik tes.Tes yang dilakukan dapat meliputi tes pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dilakukan baik secara lisan, tulisan, maupun perbuatan.
Tes yang dilakukan oleh peneliti yaitupre-test dan post-test.Untuk mendapatkan nilai pre-test, peneliti mendapatkan nilai siswa melalui tes lisan, tulisan dan perbuatan selama siswa mengikuti proses pembelajaran dengan aspek yang dinilai mengenai keaktifan, pengetahuan, dan kemampuan analisis siswa sebelum diberikan treatment. Sedangkan untuk mendapatkan nilai post-test, peneliti mempeoleh nilai siswa pada saat pelaksanaan observasi, yakni dengan cara tes lisan dan perbuatan berupa unjuk kerja pada saat diberikan treatment, dengan aspek yang dinilai sesuai dengan tahapan model pembelajaran Advance
Organizer berbasis pendekatan scientific dalam aspek apresiasi yang meliputi
aspek keaktifan siswa, kemampuan pengamatan siswa, sikap kritis siswa, kemampuan eksplorasi gerak, dan kemampuan analisis siswa, sedangkan untuk menguji aspek pemahaman siswa, peneliti melakukan tes tulis (terlampir) yang diberikan diakhir proses pembelajaran pada saat diberikan treatment.
F. Teknik Pengumpulan Data
Ernita Aprilianti, 2014
nonpartisipatif. Adapun dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang dipilih oleh peneliti yakni dengan cara:
1. Studi Pustaka
Studi pustaka adalah teknik pengumpulan data atau informasi melalui sumber-sumber lain atau buku-buku yang relevan dengan masalah yang diangkat dalam penelitian. Selain itu, studi pustaka merupakan langkah awal dalam pengumpulan data yang dilakukan sumber-sumber tertulis, seperti buku-buku, majalah, laporan-laporan penelitian yang berkaitan dengan objek penelitian, yang bertujuan mendapatkan teori dan konsep-konsep yang dapat dijadikan sebagai landasan pemikiran dalam penelitian serta mempunyai kaitan dengan permasalahan yang sedang diteliti.
Oleh karena itu dalam penelitian ini, peneliti mencari dan membaca buku-buku, sumber, laporan, maupun penelitian terdahuluuntuk mendapatkan teori dan konsep yang dijadikan sebagai landasan pemikiran dalam penelitian model
pembelajaran Advance Organizer berbasis pendekatan scientificuntuk
meningkatkan apresiasi siswa dalam pembelajaran seni tari ini. Studi pustaka ini juga digunakan untuk menghindari penjiplakan/plagiat apabila ditemukan penelitian yang mirip dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti ini, adapun apabila ditemukan kesamaan misalnya dalam penggunaan model, metode penelitian yang digunakan, atau aspek yang akan diteliti maka penelitian tersebut dapat digunakan sebagai referensi dalam penelitian ini.
2. Observasi Langsung
Observasi langsung adalah pengamatan yang dilakukan terhadap gejala atau proses yang terjadi dalam situasi yang sebenarnya dan langsung diamati oleh
observer/pengamat. Dapat disimpulkan bahwa observasi adalah kegiatan
memaparkan proses yang dilakukan. Observasi ini dilakukan pada saat awal sebelum masuk pembelajaran, pada saat pembelajaran, dan setelah pembelajaran.
Observasi awal yang dilakukan pada saat sebelum masuk pembelajaran adalah mengamati proses pembelajaran sebelum diterapkannya model pembelajaran Advance Organizer berbasis pendekatan scientific. Observasi dilakukan pada awal bulan Februari bertepatan dengan kegiatan Program Pelatihan Lapangan (PPL) di SMP Negeri 29 Bandung, observasi dilakukan dibeberapa kelas VII untuk mengetahui kegiatan belajar mengajar dan perilaku siswa saat mengikuti pembelajaran seni tari, pada observasi awal ini peneliti hanya sebagai pengamat.
3. Observasi Berperanserta (Participant Observer)
Observasi berperanserta yaitu pengamatan yang harus diperlihatkan/ikut serta dalam kegiatan yang dilaksanakan oleh individu/kelompok yang diamati. Berdasarkan kebutuhan penelitian, peneliti tidak hanya berperan sebagai pengamat, namun berperan pula sebagai guru yang melaksanakan proses pembelajaran seni tari di SMP Negeri 29 Bandung.
Proses observasi yang dilakukan yaitu, peneliti melaksanakan
pembelajaran seni tari di kelas VII-C, alasan pemilihan kelas tersebut karena pada saat dilakukan observasi awal, peneliti melihat keadaan siswa saat mengikuti pembelajaran seni tari mereka cukup aktif sehingga dianggap mendukung peneliti untuk melakukan proses penelitian penerapan model Advance Organizer berbasis pendekatan scientific yang memang membutuhkan keadaan siswa yang aktif dalam proses pembelajaraannya.
Ernita Aprilianti, 2014
penerapan model Advance Organizer berbasis pendekatan scientific. Adapun kegiatan pembelajaran yang dilakukan yaitu pertama peneliti memancing pengetahuan siswa mengenai makna dari apresiasi, unsur-unsur dalam seni tari (menumbuhkan ingatan mereka kembali, karena materi ini telah mereka pelajari pada semester ganjil), dan meminta siswa untuk menyebutkan macam-macam tari nusantara yang mereka ketahui yang kemudian mereka tulis di papan tulis, hal ini untuk menguji aspek pengetahuan dan keaktifan siswa berupa unjuk kerja dan tes tertulis.Kemudian peneliti memberikan penjelasan materi tentang apresiasi tari, pemahaman unsur-unsur dalam tari, dan tarian yang ada di daerah setempat (Jawa Barat).Setelah itu peneliti memberikan apresiasi video tari daerah setempat (tari blantek) yang harus mereka analisis mengenai unsur tari yang ada dalam video tersebut mencakup gerak, musik, setting/latar dan busana penari, kemudian setiap kelompok diminta untuk menyampaikan hasil analisisnya di depan kelas, sementara kelompok lain memberikan tanggapan pada setiap penampilan. Pada kegiatan tersebut peneliti menilai aspek kemampuan analisis siswa, walaupun mereka berkelompok tetap yang dilihat adalah kemampuan individu seperti pada saat menyampaikan pendapat, memberikan respon berupa pertanyaan, maupun saat menjawab pertanyaan dari kelompok lain. Oleh karena itu, dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan dua kali pertemuan ini diperoleh nilai
pretestmengenai tingkat apresiasi siswa sebelum diberikan treatmentmelalui tes
tulis, lisan, dan perbuatan dengan aspek yang dinilai mengenai keaktifan, pengetahuan dan kemampuan analisis siswa.
(terlampir) yaitu melakukan gerak tari berdasarkan unsur ruang, waktu dan tenaga dengan aspek yang akan dinilai mengenai tingkat apresiasi siswa selama diberikan
treatment, yakni berdasarkan sintaks dalam model Advance Organizer dan
langkah dalam pendekatan ilmiah (scientific) pada kurikulum 2013, yaitu mengamati, bertanya, menalar, mencoba, dan membentuk jejaring atau presentasi. Dengan langkah kegiatan tersebut, akan diperoleh hasil pos-test mengenai tingkat apresiasi siswa dari tes lisan, tulisan, dan unjuk kerja yang dilakukan oleh siswa selama kegiatan pembelajaran.
4. Wawancara
Menurut Fitria Yogi Sutarji (dalam Mirawati, 2011:58) bahwa wawancara /interview adalah teknik yang dilakukan oleh peneliti untuk memperoleh informasi dari para informan (narasumber).Komunikasi berlangsung dalam bentuk tanya-jawab dalam tatap muka, sehingga gerak ekspresi narasumber merupakan pola media yang melengkapi kata-kata secara verbal.Narasumber yang dimaksud dalam penelitian ini adalah guru bidang studi pendidikan seni tari SMP Negeri 29 Bandung dan beberapa siswa kelas VII-C.Data yang dihasilkan dari hasil wawancara diharapkan mampu memberikan informasi yang berkaitan dengan permasalahan yang ada.
5. Studi Dokumentasi
Ernita Aprilianti, 2014 6. Tes
Sebagai alat ukur yang diberikan kepada sampel yaitu kelas VII-C untuk mengetahui bagaimana kemampuan apresiasi siswa dalam mata pelajaran seni tari, sebelum (pre-test) dan sesudah (post-test) dilakukan penelitian, tes yang dilakukan berupa tes lisan, tulisan, dan unjuk kerja. Dimana pada saat pre-test diperoleh data tingkat apresiasi siswa dalam aspek keaktifan, pengetahuan, dan kempampuan analisis, sedangkan pada saat post-test diperoleh hasil apresiasi siswa setelah diberikan treatment berdasarkan sintaks dalam model Advance
Organizer berbasis pendekatan scientific dengan indikator keaktifan, kemampuan
pengamatan, sikap kritis siswa, kemampuan eksplorasi, kemampuan analisis, dan tingkat pemahaman siswa.
G. Analisis Data
Dalam kegiatan penelitian, kegiatan analisis data termasuk ke dalam daftar yang sangat penting.Langkah ini dilakukan agar data yang telah terkumpul mempunyai arti dan dapat ditarik kesimpulan sebagai jawaban dari permasalahan yang diteliti.
Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel yang diukur adalah kemampuan apresiasi siswa pada pembelajaran seni tari. Dimana pada saat
pre-test, yang diukur adalah mengenai aspek keaktifan, pengetahuan, dan kemampuan
kuantitatif, dilihat dari perhitungan pre-test dan post-test selama penelitian dilaksanakan.
Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menganalisa hasil data penilaian pre-test dan post-test yang telah diberikan kepada siswa. Nilai-nilai yang telah didapatkan selama pelaksanaan pre-test dan post-test diolah dengan menggunakan rumus-rumus statistik, kemudian dicari nilai hasil akhir pre-test dan
post-test untuk dapat mengetahui ada atau tidaknya peningkatan dalam
kemampuan apresiasi siswa dengan materi melakukan gerak tari berdasarkan unsur tenaga, ruang, dan waktu di dalam treatment yang diberikan.Hasil analisa ini pun diperkuat dengan pengujian hipotesis yang dilaksanakan oleh peneliti, agar hipotesis penelitian yang dikeluarkan dapat diterima kebenarannya. Adapun rumus statistika yang digunakan pada saat pengolahan data, dimana rumus-rumus ini terdapat dalam buku Statistika untuk Penelitian Sugiyono (2013) adalah sebagai berikut:
a. Mencari jumlah keseluruhan (∑) : nilai per-aspek dijumlahkan
b. Mencari Rentang : data terbesar – data terkecil
c. Mencari Median : angka yang terletak ditengah-tengah frekuensi d. Mencari Modus : angka yang sering muncul di dalam frekuensi
e. Mencari rata-rata (X) :∑�
Ernita Aprilianti, 2014
seharusnya diterima), dan kekeliruan tipe II (menerima hipotesis yang seharusnya ditolak). Adapun rumus yang digunakan dalam menguji hipotesis adalah sebagai berikut :
a. Mencari D : hasil post-test – hasil pre-test
b. Mencari D² : hasil D dikuadratkan c. Mencari ∑D : jumlah D ditambahkan d. Mencari ∑D² : jumlah D² ditambahkan e. Mencari t :
∑ �
(�∑�2−(∑�)²)
�−1
( ∑D : jumlah keseluruhan D, N : frekuensi, ∑D² : jumlah keseluruhan D² )
f. Mencari t tabel : dilihat dari tabel nilai-nilai dalam distribusi t. Jika t hitung
yang didapatkan lebih besar dari t tabel, maka hipotesis yang diajukan dapat diterima.
Untuk menguatkan hasil penelitian dengan mengetahui keefektifan pembelajaran yang dilakukan dan kriteria peningkatan pembelajaran yang telah dicapai, akan dilakukan melalui analisis terhadap skor gain ternormalisasi < g >
untuk kemudian dibandingkan dengan kategori yang dikemukakan
olehHake(1998)“skor gain ternormalisasi yaitu perbandingan skor gain aktual
dengan skor gain maksimum”. Skor gain aktual yaitu skor gain yang diperoleh
siswa, sedangkan skor gain maksimum yaitu skor gain tertinggi yang mungkin diperoleh siswa. Dengan demikian skor gain ternormalisasi dapat dinyatakan oleh rumus sebagai berikut:
< g > = �2−�1
����� −�1
Keterangan:
< g > = skor gain ternormalisasi, dikatakan baik jika lebih besar dari 0,4
�1 = skorrata-rata pre-test
����� = skor maksimum
Menurut Hake (1998) hasil skor gain ternormalisasi dibagi ke dalam tiga kategori yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 3.2
Kriteria Gain Ternormalisasi
Presentase Klasifikasi
0,00 < h ≤ 1,30 Rendah 0,30 < h ≤ 0,70 Sedang 0,70 < h ≤ 1,00 Tinggi
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Kemampuan apresiasi siswa sebelum diterapkan model pembelajaran
Advance Organizerberbasis pendekatan scientificdi SMPN 29 Bandung masih
kurang, diketahui saat dilakukan pembelajaran untuk memperoleh nilai pre-test dengan aspek yang diteliti yaitu keaktifan, pengetahuan, dan kemampuan analisis siswa dengan mengulas kembali materi pembelajaran seni tari yang sudah mereka pelajari pada semester ganjil,dimana siswa masih kurang aktif dalam kegiatan belajar mengajar, kurang percaya diri dalam menyampaikan aspirasi dan pendapat mereka saat guru mengajukan sebuah pertanyaan, kurangnya kreativitas dalam bereksplorasi gerak, kurangnya kemampuan menganalisis dan berobservasi sehingga menyebabkan kurangnya pemahaman siswa pada materi yang telah diajarkan.
Proses pembelajaran seni tari melalui model Advance Organizer berbasis pendekatan scientific untuk meningkatkan apresiasi siswa dilakukan dengan memberikan treatmentdi kelas sampel yaitu dengan materi melakukan gerak tari berdasarkan unsur ruang, tenaga, dan waktu dengan pendekatan scientific yang merupakan pendekatan ilmiah pada kurikulum 2013, dengan proses kegiatannya yaitu mengamati, bertanya, menalar, mencoba, dan membentuk jejaring (presentasi). Aspek yang diteliti selama diberikan treatment yaitu keaktifan, pengamatan, kekritisan, eksplorasi, analisis, dan pemahaman siswa sebagai data
post-test.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah dilakukan pembelajaran dengan model Advance Organizer berbasis pendekatan scientificberpengaruh terhadap peningkatkan apresiasi siswa dalam pembelajaran seni tari. Hal ini dapat dilihat dari data nilai-nilai siswa yang didapatkan sebelum pengaplikasian model