• Tidak ada hasil yang ditemukan

commit to user BAB IV HASIL PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "commit to user BAB IV HASIL PENELITIAN"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

51 BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Pengembangan Media Fotonovela

Penelitian ini menghasilkan produk fotonovela pada materi zat dan perubahan wujudnya untuk siswa SMP/MTs. Media pemebelajaran ini melalui beberapa tahapan pengembangan, sehingga diperoleh data sebagai berikut ini:

1. Tahap Pengumpulan Informasi

Pada tahap pengumpulan informasi dilakukan melalui pengamatan tentang pelaksanaan pembelajaran IPA di tingkat SMP/MTs. Berdasarkan hasil pengamatan, diketahui bahwa dalam proses pembelajaran di sekolah masih ditemui pendidik yang menyampaikan materi pembelajaran secara monoton dan menggunakan bahasa yang formal sehingga kurang memberikan ruang bagi siswa untuk memahami IPA, memiliki ketrampilan proses, dan mengapresiasi nilai-nilai yang ada di sekitarnya, sehingga kemampuan siswa kurang berkembang.

Padahal sistem pembelajaran IPA di SMP seharusnya dilakukan dengan memberikan pengalaman belajar secara langsung, sehingga mengedepankan ketrampilan proses dan sikap ilmiah. Sasaran pembelajaran IPA di SMP meliputi ranah kognitif, psikomotor, dan afektif, yaitu memberikan siswa pemahaman dan penalaran, kesempatan memiliki ketrampilan, dan kesempatan untuk memahami, menghargai, dan mengapresiasi nilai-nilai yang ada di sekitarnya, sehingga kemampuan siswa berkembang (Arahim,dkk, 2009: 4).

Selain itu ditemukan juga kurangnya penggunaan media dalam pembelajaran. Hal ini sangat disayangkan karena media pembelajaran dapat meningkatkan pengetahuan, memperluas pengetahuan, serta memberikan fleksibilitas dalam penyampaian pesan. Selain itu media juga dapat berfungsi sebagai alat komunikasi, sarana pemecahan masalah, dan sebagai sarana pengembangan diri. Pemakaian media dalam proses pembelajaran akan membangkitkan keinginan dan minat baru, membangkitkan motivasi dan

(2)

rangsangan kegiatan belajar, serta membawa pengaruh psikologis terhadap siswa. (Musfiqon, 2012: 33).

2. Tahap Perencanaan Awal

Langkah yang dilakukan dalam tahap perencanaan pembuatan fotonovela ini, yaitu menentukan SK dan KD bidang kajian, materi yang dijadikan indikator dan perangkat yang digunakan untuk membuat fotonovela.

a. Pengkajian Materi

Dalam penelitian ini berupa media fotonovela dengan materi zat dan perubahan wujudnya di tingkat SMP/MTs. Materi tersebut disajikan pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 SK dan KD Materi Zat dan Perubahan Wujudnya Standar Kompetensi Kompetensi Dasar 3. Memahami wujud zat

dan perubahannya 3.1 Menyelidiki sifat-sifat zat berdasarkan wujudnya dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

3.4 Mendeskripsikan peran kalor dalam mengubah wujud zat dan suhu suatu benda serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

Setelah mengetahui Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dari materi yang dipilih, tahap selanjutnya menjabarkan Kompetensi Dasar tersebut ke dalam indikator. Adapun hasil dari penjabaran indikator seperti disajikan pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Indikator Materi Zat dan Perubahan Wujudnya

No. Indikator

3.1.1 3.1.2 3.4.1 3.4.2 3.4.3

Menafsirkan susunan gerak partikel pada berbagai wujud zat Menyelidiki perubahan wujud suatu zat

Menganalisis pengaruh kalor terhadap perubahan suhu benda Menganalisis pengaruh perubahan suhu benda terhadap ukuran Menganalisis pengaruh kalor terhadap perubahan wujud benda

(3)

Materi Zat dan perubahan wujudnya merupakan materi yang sangat dasar dalam IPA. Materi ini dikenalkan di kelas VII SMP dan memiliki cakupan materi yang banyak dan luas apabila ditelaah lebih jauh sampai ke faktor luar yang berpengaruh dalam perubahan wujud zat. Sehingga materi Zat dan perubahan wujudnya memerlukan waktu yang banyak dalam mempelajarinya. Mayoritas materi Zat dan Perubahan wujudnya hanya dikenalkan ke siswa secara ringkas, namun tidak ditelaah secara mendasar dan saling berkaitan, sehingga siswa perlu hanya mengenal secara ringkas tentang materi zat dan ciri-cirinya, sedangkan untuk perubahan wujud zat, siswa hanya mengahafalkan rumus dan melihat keterangan di textbook. Hal ini akan membuat anak akan lebih cenderung bosan jika mempelajari materi Zat dan perubahan wujudnya dengan menggunakan media berupa textbook saja. Oleh karena itu, diperlukan sebuah media yang menarik dan efektif yang mampu menjelaskan materi tersebut dengan mudah dan tidak membosankan.

b. Perangkat Pembuatan Media Fotonovela

Pengkajian perangkat dalam pembuatan media fotonovela perlu dilakukan sebelum pembuatan dimulai. Hal ini dimaksudkan, dengan pemilihan perangkat media yang tepat, diharapkan hasil yang didapatkan sesuai keinginan. Pengkajian perangkat pembuatannya adalah sebagai berikut:

1) Perangkat Keras

Perangkat keras (Hardware) yang digunakan dalam pembuatan media fotonovela adalah:

a. Satu buah komputer atau laptop b. Mouse

c. Printer

d. Kamera Digital e. Kertas

(4)

2) Perangkat Lunak

Perangkat lunak yang digunakan dalam pembuatan media fotonovela adalah:

a. Perangkat lunak untuk sistem operasi : Microsoft Windows 7 b. Perangkat lunak pembuatan desain: Aplikasi Comic life 1.3.6 c. Perangkat lunak tambahan: Paint

3) Penggunaan Fotonovela

Fotonovela ini dibuat dalam bentuk media cetak sehingga dalam penggunaannya tidak memerlukan peralatan khusus.

3. Tahap Pembuatan Fotonovela

Pembuatan fotonovela ini diawali dengan pengambilan foto menggunakan kamera yang kemudian foto tersebut diseleksi. Foto yang telah terseleksi diolah menjadi media pembelajaran dalam bentuk fotonovela dengan menggunakan program comic life 1.3.6. Produk dari fotonovela ini berupa buku yang berisi materi-materi yang terdapat pada foto, teks dan gambar ilustrasi.

Adapun secara rinci langkah-langkah pembuatan media ini adalah sebagai berikut:

a. Tahap Penyusunan Rencana Pembuatan Media

Langkah awal dalam pembuatan media ini adalah dengan menyusun rencana pembuatan media. Dalam perencanaan media hal yang pertama dilakukan adalah menentukan tema yang akan diangkat beserta judul fotonovela. Selain itu perlu menentukan pesan-pesan pokok yang akan disampaikan serta menentukan cara menyampaikan pesan dalam media tersebut. Selain itu juga menentukan tujuan yang ingin dicapai serta sasaran pembaca. Fotonovela ini bertujuan untuk menyusun media pembelajaran IPA pada materi pokok Zat dan Perubahan Wujudnya dalam bentuk fotonovela yang memenuhi kriteria baik.

b. Penyusunan Alur Cerita dan Karakter Fotonovela

Langkah selanjutnya adalah membuat cerita dengan menyusun alur cerita dan karakter tokohnya. Tokoh dalam cerita dipertemukan untuk

(5)

melakukan proses pemahaman naskah. Karakter pemain disesuaikan dengan karakter tokoh yang sudah dibuat. Adapun tokoh-tokoh dalam fotonovela ini disajikan pada tabel 4.3.

Tabel 4.3 Tokoh-Tokoh dalam Fotonovela

a. Tokoh 1 b. Tokoh 2 c. Tokoh 3

Nama : Vasthi Umur : 12 tahun Peran:

- Siswa SMP Kelas 7 - Adik dari Thitha

dan Vania Watak:

- Mempunyai rasa ingin tahu yang sangat tinggi.

Nama : Vania Umur : 13 tahun Peran :

- siswa SMP kelas 8 - Adik dari Thitha dan

kakak dari Vasthi Watak:

- Pendiam - Tidak mau

mengalah dengan adiknya

Nama : Thitha Umur : 22 tahun Peran :

- Mahasiswa FKIP Fisika UNS

- Kakak Vasthi dan Vania

- Guru Les Fatur dan Riki

Watak : - Sabar d. Tokoh 4 e. Tokoh 5

Nama : Fatur Umur : 15 tahun Peran:

- Murid Les Thitha - Kakak kelas Vania.

Watak:

- Keingintahuan yang sangat tinggi.

Nama : Riki Umur : 15 tahun Peran:

- Murid Les Thitha.

- Kakak kelas Vania.

Watak:

- Keingintahuan yang sangat tinggi.

Sinopsis cerita fotonovela dengan materi Zat dan Perubahan Wujudnya adalah:

Fotonovela ini menceritakan tentang pendefinisian zat, sifat-sifat zat, pengertian kalor, dan peranan kalor dalam perubahan wujud zat

(6)

dilengkapi dengan beberapa contoh peristiwa yang sering ditemui siswa dalam kehidupan sehari-hari.

c. Pembuatan Storyboard

Langkah selanjutnya setelah menentukan alur cerita dan karakter tokoh pada fotonovela adalah membuat skenario serta didalamnya menentukan tempat kejadian yang diceritakan. Skenario untuk fotonovela Zat dan Perubahan Wujudnya dapat dilihat selengkapnya di lampiran 29.

d. Persiapan Pemotretan

Persiapan pemotretan dengan melakukan kunjungan pendahuluan ke lokasi-lokasi pengambilan gambar untuk memeriksa dan menentukan sudut pengambilan gambar. Selain itu pada saat persiapan pemotretan para pelaku dalam fotonovela mendalami naskah/skenario cerita untuk lebih memahami adegan-adegan yang akan dilakukan pemain pada saat pengambilan gambar.

Selain itu dibutuhkan persiapan peralatan dan pengarahan kepada model, agar adegan yang dipotret sesuai skenario. Selain itu peralatan dan latar tempat juga dipersiapkan agar sesuai naskah sehingga tidak mengalami pengambilan gambar ganda.

e. Pemotretan

Langkah selanjutnya adalah melakukan pemotretan dengan para pelaku dalam fotonovela. Pengambilan gambar dilakukan dengan menggunakan kamera digital. Pelaku melakukan adegan demi adegan sesuai dengan naskah yang telah ditentukan. Kemudian setiap adegan diambil gambarnya, sehingga gambar yang diambil akan mengikuti alur cerita yang telah ditentukan.

f. Tahap Seleksi dan Editing Foto

Setelah dilakukan pemotretan untuk pengambilan gambar, langkah selanjutnya adalah seleksi foto. Setiap adegan diambil beberapa gambar dengan tujuan agar foto yang dihasilkan lebih banyak dan bisa diseleksi.

Pada proses seleksi ini, hanya mengambil foto yang memiliki kualitas

(7)

bagus. Setelah foto diseleksi, kemudian foto disusun sesuai dengan storyboard.

g. Menyusun Fotonovela

Langkah selanjutnya adalah menyusun Fotonovela dengan menggunakan program comic life deluxe 1.3.6. Program ini memudahkan pembuatan fotonovela dengan menyediakan beberapa fasilitas seperti frame, templates dan balon kata. Pembuatan fotonovela dilakukan dengan memasukkan foto-foto dalam frame yang sudah tersedia dalam halaman.

Tiap halaman terdiri dari beberapa frame. Pola frame dapat dipilih pada bagian templates. Foto dimasukkan dengan mendrag foto ke dalam frame.

Kemudian memasukkan balon kata dan teks narasi ke dalam setiap foto berdasarkan alur cerita yang telah ditentukan.

Gambar 4.1. Bagian-Bagian Dasar Fotonovela dengan Comic Life Deluxe 1.3.6 Adapun untuk langkah-langkah pembuatan fotonovela secara umum dengan menggunakan program aplikasi Comic Life Deluxe 1.3.6 adalah sebagai berikut:

1) Membuka program aplikasi Comic Life Deluxe 1.3.6 2) Membuat lembar kerja baru : File New Comic

(8)

Gambar 4.2. Membuat Lembar Kerja Baru

3) Memilih frame pada templates, dengan menggeser (mendrag) frame ke lembar kerja

Gambar 4.3. Memasukkan Frame

4) Memilih foto pada galeri kemudian menggeser dan memasukkan pada frame yang telah dibuat

(9)

Gambar 4.4. Memasukkan foto

5) Memasukkan kata dan cerita dengan menggunakan balon teks yang tersedia

Gambar 4.5. Memasukkan Kata dengan Balon Kata

Style digunakan jika ingin mengubah bentuk atau gaya pada balon kata.

Colors digunakan untuk mengubah warna huruf dalam balon kata sesuai dengan yang diinginkan. Sedangkan font digunakan untuk mengubah gaya, ukuran, letak huruf dalam balon kata.

(10)

6) Setelah semua fotonovela jadi, langkah terakhir adalah mengubahnya ke dalam bentuk image untuk memudahkan proses pencetakan dengan langkah: File - Export - Export To Image(s)

Gambar 4.6. Mengubah ke bentuk image

7) Fotonovela siap dicetak dan digunakan sebagai media pembelajaran h. Pencetakan draft

Setelah fotonovela jadi, langkah selanjutnya adalah mengubah dalam bentuk image agar memudahkan dalam proses pencetakan.

Sebelumnya dilakukan pengkoreksian terhadap fotonovela yang telah dibuat. Kemudian mengubah tipe image yang digunakan adalah JPEG karena resolusinya lebih besar dibandingkan tipe lain, sehingga apabila diperbesar gambar tidak akan pecah. Fotonovela selanjutnya dicetak dengan ukuran A4 dan kemudian dikemas dalam bentuk buklet sehingga menyerupai buku.

i. Validasi

Draft produk yang sudah jadi kemudian divalidasi kepada 2 dosen ahli, 2 reviewer dan 5 peer reviewer. Tugas dari dosen ahli, reviewer dan peer reviewer adalah mengevaluasi produk dari aspek materi, bahasa & gambar dan penyajian. Draft produk yang sudah divalidasi kepada dosen ahli, reviewer dan peer reviewer akan memperoleh

(11)

penilaian dan masukan untuk dapat dijadikan perbaikan produk sebelum dilakukan uji coba ke lapangan awal.

j. Revisi

Revisi hasil validasi merupakan revisi produk yang dilakukan setelah tahap validasi dilakukan. Revisi ini dilakukan berdasarkan temuan yang diperoleh dari respon validator terhadap produk dari aspek materi, bahasa & gambar dan penyajian.

k. Uji Coba Lapangan Awal

Produk yang sudah dikatakan baik oleh para ahli lalu dilakukan uji coba. Uji coba lapangan awal dilakukan kepada sepuluh siswa SMP/ MTs kelas VII, pada tahap ini diperoleh data respon siswa terhadap keterbacaan media dari aspek kelayakan isi, bahasa dan gambar, dan penyajian.

Setelah uji coba lapangan awal dilakukan, tahap selanjutnya adalah revisi. Revisi dilakukan berdasarkan temuan yang diperoleh dari respon siswa terhadap media dari aspek kelayakan isi, bahasa dan gambar, dan penyajian.

l. Uji Coba Lapangan Utama

Uji lapangan utama dilakukan pada satu kelas di satu sekolah dengan 30 subjek. Pada penelitian uji lapangan utama dilakukan pada 30 siswa. Uji lapangan utama ini dilaksanakan di SMP Negeri 12 Surakarta.

B. Hasil Validasi Ahli

Data yang diperoleh terdiri dari data hasil validasi produk oleh validator dan data hasil uji coba ke siswa pada aspek kelayakan isi, bahasa dan gambar, dan penyajian. Berikut ini akan disajikan secara umum data hasil validasi media fotonovela yang diambil dari ahli, reviewer, dan peer reviewer. Data hasil uji coba juga akan disajikan secara umum yang diambil dari 10 siswa SMP kelas VII pada tahap uji coba awal dan 30 siswa dari satu sekolah yaitu dari SMP Negeri 12 Surakarta pada tahap uji coba utama.

(12)

1. Hasil Validasi Ahli Materi

Data hasil validasi oleh ahli materi yang disajikan pada Lampiran 11 menunjukkan bahwa ahli materi 1 memberikan skor 51 dan ahli materi 2 memberikan skor 45 sehingga skor total rata-rata adalah 48 . Berdasarkan skor tersebut menunjukkan bahwa ahli media memberikan penilaian dengan kriteria sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa media fotonovela yang telah dikembangkan pada aspek materi sudah siap untuk digunakan.

2. Hasil Validasi Ahli Media

Data hasil validasi oleh ahli media dapat dilihat pada Lampiran 12.

Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa jumlah skor total rata-rata untuk ahli media yaitu sebesar 55. Berdasarkan skor tersebut menunjukkkan bahwa ahli media memberikan penilaian pada produk yang dihasilkan pada kriteria sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa media fotonovela yang telah dikembangkan sudah siap untuk digunakan.

3. Hasil Validasi Ahli Bahasa Indonesia

Data hasil validasi oleh ahli Bahasa dapat dilihat pada Lampiran 13.

Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa jumlah skor total rata-rata untuk ahli bahasa yaitu sebesar 55,5 . Berdasarkan skor tersebut menunjukkkan bahwa ahli bahasa memberikan penilaian pada produk yang dihasilkan pada kriteria sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa bahasa yang digunakan dalam fotonovela yang telah dikembangkan sudah siap untuk digunakan.

4. Hasil Validasi Reviewer dan Peer Reviewer

Hasil validasi data pengembangan menunjukkan bahwa jumlah skor keseluruhan untuk setiap validator (reviewer dan peer reviewer) yaitu sebagai berikut: reviewer I memberi skor 90, reviewer II memberi skor 90, peer reviewer I memberi skor 98, peer reviewer II memberi skor 84, peer reviewer III memberi skor 85, peer reviewer IV memberi skor 91, dan peer reviewer V memberi skor 86. Skor terendah diberikan oleh peer reviewer II yaitu 84 dan skor tertinggi diberikan oleh peer reviewer I yaitu 98 dengan rincian disajkan pada Lampiran 15.

(13)

Berdasarkan hasil angket dari validator (reviewer dan peer reviewer) didapati bahwa media fotonovela yang dikembangkan dikategorikan sangat baik. Adapun hasilnya 57,1% validator (reviewer I, reviewer II, peer reviewer I, dan peer reviewer IV) menilai sangat baik, sedangkan 42,9% validator lainnya (peer reviewer II, peer reviewer III, dan peer reviewer V) menilai baik. Hal ini menunjukkan bahwa validator menyetujui media fotonovela telah siap untuk tahap uji coba dengan saran dan komentar yang dijadikan sebagai revisi. Adapun rincian hasil validator (reviewer I, reviewer II, peer reviewer I, peer reviewer II, peer reviewer III, peer reviewer IV, dan peer reviewer V) disajikan dalam Tabel 4.4 dan selengkapnya disajikan pada Lampiran 16.

Tabel 4.4 Rangkuman Kriteria Hasil Validasi Total Media Fotonovela Oleh Reviewer dan Peer Reviewer

Kelompok Skor Kriteria Frekuensi %

88 < X Sangat Baik 6 57,1%

74 X 88 Baik 1 42,9%

61 X 74 Cukup - -

47 X 61 Kurang - -

X 47 Sangat Kurang - -

Hasil penilaian media fotonovela oleh validator (Reviewer dan Peer Reviewer) didukung oleh data yang diperoleh dari masing-masing aspek yang diuraikan sebagai berikut:

a. Kelayakan Isi

Berdasarkan hasil validasi media fotonovela dalam aspek kelayakan isi termasuk dalam kriteria beraneka ragam untuk setiap validator.

Peer reviewer II, peer reviewer III, dan peer reviewer V memberi skor yang sama yaitu 31 yang merupakan skor paling rendah untuk aspek kelayakan isi, reviewer II memberi skor 35, peer reviewer I memberi skor 36 yang merupakan skor paling tinggi untuk aspek kelayakan isi, peer reviewer IV memberi skor 34, dan reviewer I memberi skor 33. Lebih lanjut, rincian data hasil validasi untuk aspek kelayakan isi dalam penelitian ini disajikan dalam Lampiran 14. Adapun distribusi frekuensi kriteria hasil validasi media fotonovela pada aspek kelayakan isi yang diberikan oleh setiap validator dapat dilihat pada Tabel 4.5 dan selengkapnya disajikan pada Lampiran 17.

(14)

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Kriteria Hasil Validasi Media Fotonovela pada aspek Kelayakan Isi Oleh Validator

Kelompok Skor Kriteria Frekuensi %

32 < X Sangat baik 4 57,1%

27 X 32 Baik 3 42,9%

22 X 27 Cukup - -

17 X 22 Kurang - -

X 17 Sangat kurang - -

Berdasarkan data distribusi frekuensi kriteria hasil validasi media fotonovela oleh validator dari aspek kelayakan isi berada pada kategori sangat baik. Berkaitan dengan aspek kelayakan isi pada media fotonovela yang telah dikembangkan didapati sebanyak 57,1% validator menilai sangat baik dan 42,9% validator lainnya menilai baik.

Setiap indikator pada aspek kelayakan isi selanjutnya dianalisis.

Dalam aspek kelayakan isi terdiri atas 10 indikator. Indikator kesesuaian materi dengan kompetensi dasar memiliki sebaran skor 3 sebesar 42,9%, dan skor 4 sebesar 57,1%. Indikator kebenaran konsep materi, pemberian motivasi yang sesuai dengan materi, dan materi dapat merangsang siswa berpikir kritis sebaran prosentase yang sama untuk skor 3 sebesar 71,4% dan skor 4 sebesar 28,6%. Indikator penggunaan fakta yang akurat dalam materi, kontekstualitas materi yang disajikan, dan materi dapat merangsang siswa berpikir kreatif memiliki sebaran prosentase yang sama untuk skor 3 sebesar 85,7% dan skor 4 sebesar 14,3%. Indikator kesesuaian contoh yang digunakan dengan materi memiliki sebaran skor 3 sebesar 57,1% dan skor 4 sebesar 42,9%. Indikator materi mudah dipahami memiliki sebaran skor 3 sebesar 28,6% dan skor 4 sebesar 71,4%. Adapun indikator materi dapat merangsang siswa berfikir inovatif memiliki sebaran skor 3 sebesar 100%.

Deskripsi data hasil validasi media fotonovela oleh validator disajikan secara rinci pada Lampiran 18. Sementara untuk saran dan komentar yang ada, menjadi acuan melakukan revisi. Sehingga skor untuk aspek kelayakan isi mencakup skor 3 dan 4, dan tidak terdapat sebaran skor 1 dan 2.

(15)

b. Bahasa dan Gambar

Hasil validasi media fotonovela dalam aspek bahasa dan gambar termasuk dalam kriteria yang berbeda-beda untuk setiap validator. Reviewer I dan peer reviewer III memberi skor 31, reviewer II memberi skor 30 yang merupakan skor terendah untuk aspek bahasa dan gambar, peer reviewer I memberi skor 37 yang merupakan skor tertinggi untuk aspek bahasa dan gambar, peer reviewer II dan peer reviewer V memberi skor 35, peer reviewer IV memberi skor 34. Adapun rincian data hasil validasi untuk aspek bahasa dan gambar dalam penelitian ini disajikan dalam Lampiran 14.

Adapun distribusi frekuensi kriteria hasil validasi media fotonovela pada aspek bahasa dan gambar yang diberikan oleh setiap validator dapat dilihat pada Tabel 4.6 dan selengkapnya disajikan pada Lampiran 17.

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Kriteria Hasil Validasi Media Fotonovela pada Aspek Bahasa dan Gambar Oleh Validator

Kelompok Skor Kriteria Frekuensi %

32 < X Sangat baik 2 28,6%

27 X 32 Baik 5 71,4%

22 X 27 Cukup - -

17 X 22 Kurang - -

X 17 Sangat kurang - -

Berdasarkan distribusi frekuensi kriteria hasil validasi media fotonovela oleh validator dari aspek bahasa dan gambar berada pada kategori sangat baik dan baik. Sebanyak 28,6% validator menilai sangat baik tentang bahasa dan gambar pada media fotonovela yang telah dikembangkan. Validator yang menilai sangat baik berasal dari peer reviewer I dan peer reviewer IV. Akan tetapi, ada validator yang menilai baik, yaitu berasal dari reviewer I, peer reviewer II peer reviewer III, reviewer II, dan peer reviewer V dengan prosentase 71,4%..

Setiap indikator pada aspek bahasa dan gambar selanjutnya dianalisis. Pada aspek bahasa dan gambar terdiri dari 10 indikator. Indikator kesesuaian bahasa dengan kemampuan kognisi siswa SMP, penggunaan ejaan secara benar, konsisten penggunaan istilah, simbol, nama ilmiah/bahasa asing, kesesuaian gambar dengan teks yang digunakan,

(16)

kesesuaian penggunaan bahasa dan gambar dengan perkembangan kemampuan kognitif siswa memiliki prosentase yang sama sebesar 71,4%

pada skor 3 dan prosentase 28,6% pada skor 4. Indikator penggunaan bahasa secara efektif, penggunaan bahasa secara efisien, kebenaran menggunakan istilah memiliki prosentase yang sama yaitu 85,7% pada skor 3 dan prosentase 14,3% pada skor 4. Indikator penggunaan struktur kalimat yang tepat memiliki prosentase sebesar 42,9% pada skor 3 dan 57,1% pada skor 4.

Indikator kejelasan tampilan gambar memiliki prosentase 57,1% pada skor 3 dan skor 4 sebesar 42,9%. Deskripsi data hasil validasi media fotonovela oleh validator disajikan secara rinci pada Lampiran 18. Sehingga, sebaran skor untuk aspek bahasa dan gambar mencakup skor 3 dan skor 4, dan tidak terdapat sebaran skor 1 dan skor 2. Adapun saran dan komentar yang ada menjadi salah satu acuan untuk melakukan revisi.

c. Penyajian

Hasil validasi media fotonovela dalam aspek penyajian yaitu reviewer I memberi skor 26, reviewer II dan peer reviewer I memberi skor 25, peer reviewer II memberi skor 21, peer reviewer III, peer reviewer IV dan peer reviewer V memberi skor 23. Adapun skor yang diberikan peer reviewer I merupakan skor tertinggi untuk aspek penyajian. Sedangkan skor terendah diberikan oleh peer reviewer II untuk aspek penyajian. Distribusi frekuensi kriteria hasil evaluasi media fotonovela disajikan dalam Lampiran 17.

Berdasarkan distribusi frekuensi kriteria hasil validasi media fotonovela oleh validator pada aspek penyajian berada pada kategori sangat baik. Didapati sebanyak 100% validator menilai sangat baik pada aspek penyajian pada media fotonovela yang telah dikembangkan. Data-data tersebut merupakan rangkuman data yang berasal dari 7 indikator yang disajikan dalam Lampiran 14. Adapun distribusi frekuensi kriteria hasil evaluasi media fotonovela oleh validator dari aspek penyajian disajikan pada Tabel 4.7

(17)

Tabel 4.7 Deskripsi Frekuensi Kriteria Hasil Validasi pada Aspek Penyajian Oleh Validator

Kelompok Skor Kriteria Frek %

19 < X Sangat baik 7 100%

16 X 19 Baik - -

13 X 16 Cukup - -

10 X 13 Kurang - -

X 10 Sangat kurang - -

Setiap indikator pada aspek penyajian selanjutnya dianalisis.

Aspek penyajian terdiri atas 7 indikator. Terdapat tiga indikator memiliki prosentase yang sama untuk skor 3 sebesar 71,4% dan skor 4 sebesar 28,6%

yaitu pada indikator penyajian materi secara sistematis, penyajian materi secara logis, dan penyajian dapat menuntun siswa untuk menggali informasi.

Indikator penyajian isi materi familiar dengan siswa dan penyajian isi materi menimbulkan suasana yang menyenangkan memiliki sebaran skor 3 sebesar 57,1% dan skor 4 sebesar 42,9%. Indikator penyajian isi materi dilengkapi dengan gambar memiliki sebaran skor 3 sebesar 28,6% dan skor 4 sebesar 71,4%. Adapun indikator penyajian gambar memiliki sebaran skor 3 sebesar 85,7 % dan skor 4 sebesar 14,3 %. Deskripsi data hasil validasi media fotonovela oleh validator disajikan secara rinci pada Lampiran 18.

Sebaran skor untuk aspek penyajian media fotonovela IPA mencakup skor 3 dan skor 4, dan tidak terdapat skor 1 dan skor 2. Adapun saran dan komentar yang ada menjadi salah satu acuan untuk melakukan revisi.

C. Hasil Uji Coba Lapangan

Berdasarkan hasil uji coba media fotonovela didapatkan hasil 57,1%

validator menilai sangat baik dan 42,9% menilai baik. Hal ini menunjukkan bahwa validator menyetujui media fotonovela siap untuk diuji cobakan dengan saran dan komentar yang dijadikan revisi. Produk awal selanjutnya direvisi berdasarkan hasil validasi validator dan menghasilkan produk media fotonovela II. Media fotonovela II diuji cobakan pada uji coba lapangan awal (uji coba I).

(18)

Hasil uji coba I didapatkan data kuantitatif dan kualitatif berupa saran dan komentar yang menjadi acuan revisi selanjutnya. Media fotonovela II direvisi kembali dan didapatkan media fotonovela III untuk diuji cobakan pada uji lapangan utama (uji coba II). Adapun hasil dari uji coba II akan didapati data kuantitatif dan kualitatif berupa saran dan komentar yang menjadi acuan revisi untuk mengembangkan produk akhir.

Hasil uji coba pada siswa berupa skor yang dikonversikan menjadi

kemudian ditotal untuk setiap siswa dan dikategorikan dengan kriteria. Hasil uji coba menunjukkan bahwa jumlah skor keseluruhan untuk setiap siswa yaitu sebagai berikut:

1. Uji Coba Lapangan Awal (Uji Coba I)

Hasil uji coba lapangan awal dapat diketahui dari angket yang disebarkan kepada 10 siswa SMP kelas VII pada tanggal 22 Februari 2014.

Hasil analisis uji coba I menunjukkan bahwa jumlah skor keseluruhan maksimal memberi skor 86 (siswa ke-1) dan minimal memberikan skor 74 (siswa ke-9 dan siswa ke-10 ). Rangkuman hasil evaluasi total dalam uji coba awal pada 10 siswa SMP kelas VII dapat dilihat pada Tabel 4.8 dengan rincian selanjutnya disajikan di Lampiran 20.

Table 4.8 Rangkuman Hasil Uji Coba Lapangan Awal

Kelompok Skor Kriteria Frekuensi %

69 < X Sangat Baik 10 100%

56 X 69 Baik - -

44 X 56 Cukup - -

31 X 44 Kurang - -

X 31 Sangat kurang - -

Uji coba lapangan awal dikatakan berhasil apabila hasil uji coba kevalidan masuk ke dalam kategori lebih baik dari 75%. Berdasarkan hasil uji lapangan awal didapatkan bahwa 100% siswa menyatakan media fotonovela berada pada kriteria sangat baik. Hal ini menyatakan bahwa pada uji coba lapangan awal dikatakan berhasil dan siap untuk uji coba lapangan

(19)

utama dengan diperlukan revisi sebelumnya berdasarkan saran dan komentar yang diberikan siswa pada uji coba lapangan awal.

Deskripsi data hasil uji coba lapangan awal diringkas pada Lampiran 21 yang menunjukkan tentang sebaran penilaian media fotonovela untuk masing-masing indikator. Uraian indikator dalam uji coba I terdiri dari 22 indikator. Secara keseluruhan sebaran untuk skor 2 sebesar 0,5%, skor 3 sebesar 40,5%, dan skor 4 sebesar 59%. Berdasarkan deskripsi data uji coba lapangan awal didapatkan sebaran yang berbeda untuk masing-masing indikator. Ada empat uraian indikator yang mendapatkan sebaran 30% dan 70% untuk skor 3 dan skor 4, yaitu pada indikator ke- 3, 6, 9, dan 15. Ada empat uraian indikator yang mendapatkan sebaran 70% dan 30% untuk skor 3 dan skor 4, yaitu pada indikator ke- 2, 10, 11, dan 18. Ada lima uraian indikator yang mendapatkan sebaran 20% dan 80% untuk skor 3 dan skor 4, yaitu pada indikator ke- 1, 12, 13, 16, dan 21. Ada lima uraian indikator yang mendapatkan sebaran 40% dan 60% untuk skor 3 dan skor 4, yaitu pada indikator ke- 5, 7, 14, 17, dan 22. Ada tiga uraian indikator yang mendapatkan sebaran 50% dan 50% untuk skor 3 dan skor 4, yaitu pada indikator ke- 8, 19, dan 20. Terdapat satu indikator yang mendapatkan sebaran 10%, 40%, dan 50% untuk skor 2, skor 3, dan skor 4, yaitu indikator ke- 4. Sehingga, sebaran skor terdapat pada skor 2 sebesar 0,5%, skor 3 sebesar 40,5%, skor 4 sebesar 59%, dan tidak terdapat pada skor 1. Oleh karena itu, penilaian pada uji coba lapangan awal dikatakan berhasil. Saran dan komentar yang ada menjadi referensi revisi dan diuraikan dalam pembahasan.

2. Uji Coba Lapangan Utama (Uji Coba II)

Hasil uji coba lapangan utama dapat diketahui dari angket yang disebarkan kepada 30 siswa berasal dari SMP Negeri 12 Surakarta. Uji coba lapangan utama dikatakan berhasil jika hasil uji kevalidan masuk ke dalam kriteria baik lebih dari 75%. Berdasarkan hasil uji coba II didapatkan bahwa 93,3% siswa menyatakan media fotonovela berada pada kriteria sangat baik dan 6,7% lainnya menyatakan media fotonovela berada pada kriteria baik.

(20)

Sehingga, uji coba utama dikatakan berhasil dan siap untuk direvisi kembali guna menghasilkan produk akhir dari media fotonovela.

Adapun hasil analisis uji coba lapangan utama menunjukkan bahwa skor maksimal yang diberikan sebesar 86 oleh siswa ke-13. Adapun skor minimal adalah skor 72, yaitu skor yang diberikan oleh siswa ke-8.

Rangkuman hasil uji coba lapangan utama disajikan pada Tabel 4.9 dengan rincian selanjutnya disajikan pada Lampiran 22.

Tabel 4.9 Rangkuman Hasil Uji Coba Utama Media dari Semua Aspek

Kelompok Skor Kriteria Frekuensi %

69 < X Sangat Baik 28 93,3%

56 X 69 Baik 2 6,7%

44 X 56 Cukup - -

31 X 44 Kurang - -

X 31 Sangat kurang - -

Hasil uji coba lapangan utama media fotonovela dari semua aspek oleh siswa merupakan data yang diperoleh responden SMP Negeri 12 Surakarta. Setiap angket uji coba lapangan untuk siswa adalah sama yaitu terdiri dari aspek kelayakan isi dan aspek penyajian.

Adapun uraian indikator dalam uji coba lapangan utama terdiri dari 22 item. Secara keseluruhan sebaran untuk skor 2 yaitu sebesar 1,35%

dengan skor total 29,84, skor 3 yaitu sebesar 43,5% dengan skor total 965,4, dan skor 4 yaitu sebesar 55,15% dengan skor total 1213,4. Adapun rincian mengenai sebaran total tersebut berbeda-beda. Terdapat dua uraian indikator mendapatkan sebaran 43,3% dan 56,7 untuk skor 3 dan 4 yaitu pada indikator 1 dan 6. Pada indikator 2 mendapatkan sebaran 6,67%, 60%, dan 33,3% untuk skor 2, 3, dan 4. Indikator 3 mendapatkan sebaran 3,3%, 53,3%, dan 43,3% pada skor 2, 3, dan 4. Dua indikator yang mempunyai sebaran sama yaitu 33,3% dan 66,7% pada skor 3 dan 4. Indikator 5 memiliki sebaran sebesar 20% dan 80% pada skor 3 dan 4. Pada indikator 7 dan 22 mempunyai sebaran pada skor 3 dan 4 yaitu 30% dan 70%. Indikator 8 memiliki sebaran 53,3% dan 46,7% pada skor 3 dan 4. Prosentase sebaran sebesar 63,3% dan 36,7% terdapat pada indikator 10. Sedangkan indikator

(21)

11 mendapatkan sebaran 3,3%, 60%, dan 36,7% pada skor 2, 3, dan 4.

Indikator 12 mendapatkan sebaran 3,3%, 43,3%, dan 53,3% pada skor 2, 3, dan 4. Untuk indikator 13 mendapatkan sebaran 3,3%, 30%, dan 66,7%

pada skor 2, 3, dan 4. Pada indikator 14 yaitu skor 2, 3, dan 4 mempunyai sebaran 6,67%, 53,3%, dan 40%. Indikator 15 mempunyai sebaran 40% dan 60% pada skor 3 dan 4. Sedangkan indikator 16 mempunyai sebaran 3,3%, 56,7%, dan 40% pada skor 2, 3, dan 4. Adapun indikator 17 dan 21 mempunyai sebaran yang sama sebesar 36,7% dan 63,3% pada skor 3 dan 4.

Pada indikator 19 mempunyai sebaran pada skor 3 dan 4 sebesar 50% dan 50%. Indikator 20 mempunyai sebaran sebesar 26,7% dan 73,3%.

Prosentase sebaran untuk skor 3 paling kecil sebesar 20% yaitu pada indikator 5, sedangkan prosentase sebaran untuk skor 4 paling besar sebesar 80% pada indikator 5.

Sehingga, skor 3 dan 4 yang didapatkan sangat dominan pada sebagian besar uraian indikator dibandingkan dengan skor 2. Oleh karena itu, penilaian pada uji coba lapangan utama dikatakan berhasil. Adapun saran dan komentar yang ada menjadi referensi revisi dan diuraikan dalam pembahasan.

D. Tahap Revisi

Di dalam proses penelitian draft produk, dilakukan validasi oleh ahli materi, ahli media, reviewer, dan peer reviewer. Dalam proses validasi tersebut akan terdapat saran dan komentar. Hal ini dapat dijadikan revisi oleh peneliti.

Revisi dilakukan berdasarkan saran dan komentar dari para ahli materi, ahli media, reviewer, dan peer reviewer, selain itu juga berdasarkan temuan di lapangan yaitu pada saat uji coba lapangan awal dan utama. Sehingga, revisi dilaksanakan tiga kali, revisi pertama dilakukan setelah mendapat saran dan komentar dari ahli materi, ahli media, reviewer, dan peer reviewer, revisi yang kedua dilakukan setelah diperoleh temuan pada uji coba lapangan awal, dan revisi ketiga setelah uji coba lapangan utama. Ketiga tahap revisi tersebut adalah sebagai berikut:

(22)

1. Revisi Tahap Pertama

Revisi tahap pertama dilakukan setelah produk awal/draft produk divalidasikan ke ahli materi, ahli media, reviewer, dan peer reviewer. Hasil validasi berupa penilaian, saran dan komentar yang dijadikan pedoman dalam merevisi produk awal (draft fotonovela I). Penilaian kuantitatif telah disajikan dalam data hasil penelitian. Jadi dalam pembahasan ini lebih meninjau tentang saran dan komentar sebagai penelitian kualitatif sebagai referensi revisi tahap pertama draft fotonovela I. Revisi tahap pertama dari masing- masing validator akan diuaraikan sebagai berikut:

a. Data Validator

Saran dan komentar tentang media fotonovela pada materi zat dan perubahan wujudnya diperoleh dari dua ahli. Saran dan komentar dari kedua ahli secara garis besar melingkupi aspek materi, bahasa dan media (Lampiran 25).

Ahli I memberikan beberapa saran dan komentar antara lain:

1) Pada Fotonovela, foto Vasthi berpose yang sama berulang terlalu banyak. Disarankan lain waktu divariasi posenya.

2) Masih terdapat lingkungan yang tidak mendukung misal halaman 45 dan 46, tokoh Thitha memegang laptop seolah ingin menunjukkan isi laptop sesuai perbincangan, tapi ternyata yang terpotret, isi laptop tidak sesuai.

Disarankan lain waktu perlu diperhatikan skenarionya sebelum pengambilan foto.

3) Sebaiknya print bolak-balik seperti wujud komik yang dijual bebas.

4) Coba cek komik komersial bagian depan setelah hardcover agar mirip dengan komik komersial, lengkapi halaman-halaman tersebut.

5) Sebaiknya pada Daftar Pustaka sebaiknya di isi dengan daftar bacaan pengayaan yang isinya tentang materi tersebut sehingga siswa dapat membaca buku-buku tersebut bila perlu.

6) Judul di hardcover tidak tampak jelas, beradasarkan ukuran dan jenis huruf untuk dapat menentukan judulnya.

(23)

7) Huruf miring dalam penulisan materi mempunyai makna khusus, misal kata asing, namun dalam fotonovela ini penggunaan kata miring mempunyai arti yang berbeda.

Berdasarkan saran dan komentar tersebut dilakukan revisi antara lain mengganti beberapa gambar, memperjelas judul di cover, dan memperbaiki beberapa kata, untuk rincian data disajikan di lampiran 11 sampai dengan lampiran 13.

Ahli II memberikan saran dan komentar antara lain:

1) Perbaiki kekontrasan beberapa warnanya 2) Perbaiki layoutnya

3) Perbaiki beberapa Mimik wajah yang kurang sesuai dengan cerita 4) Perbaiki setting dan alur ceritanya agar cerita menyambung 5) Perbaiki kata-kata yang salah tulis

6) Sebaiknya dibuat lebih informal sehingga enak dibaca 7) Beberapa penjelasan disarankan untuk lebih disempurnakan 8) Buat komentar yang tidak monoton pada tokoh vasthi.

Berdasarkan saran dan komentar tersebut dilakukan revisi antara lain mengatur kekontrasan warna, memperjelas layout, memperbaiki kata- kata yang salah tulis, menggenti beberapa gambar, dan memperbaiki alur cerita, untuk rincian data disajikan di lampiran 11 sampai dengan lampiran 13..

b. Reviewer

Reviewer dalam penelitian ini adalah guru yang mengajar mata pelajaran IPA di SMP kelas VII. Penilaian kualitatif oleh reviewer berupa saran dan komentar yang membangun. Adapun komentar dari reviewer I adalah fotonovela ini sangat menarik untuk dikembangkan dan dijadikan media pembelajaran, karena sangat membantu tugas pendidik dan peserta didik untuk memahami suatu materi. Adapun untuk reviewer II tidak memberikan saran dan komentar secara tertulis. Namun, secara umum reviewer I dan reviewer II menyatakan bahwa media fotonovela sudah baik mencakup aspek materi, bahasa dan gambar, dan penyajian.

(24)

c. Peer Reviewer

Peer Reviewer dalam penelitian ini adalah teman sejawat. Adapun saran dan komentar yang diberikan berkaitan dengan media fotonovela telah dibuat dalam bentuk draf modul. Peer Reviewer yang dimintai bantuan adalah Rio Adie sebagai Peer Reviewer I, Gunawan Eko sebagai Peer Reviewer II, Agus Wahyu sebagai Peer Reviewer III, Dani Ramdani sebagai Peer Reviewer IV, dan Adhitya Surya sebagai Peer Reviewer V.

Pertimbangan peneliti meminta bentuan kepada peer reviewer tersebut karena mereka juga mengembangkan media pembelajaran IPA.

Aspek yang dinilai meliputi tiga hal yaitu materi, bahasa dan gambar, dan penyajian. Kelima peer reviewer ini menilai setiap aspek dari media fotonovela memiliki kategori baik dan sangat baik. Selanjutnya peer reviewer memberikan penilaian kuantitatif dan kualitatif. Adapun penilaian kualitatif yang diberikan yaitu berupa saran dan komentar untuk perbaikan media fotonovela.

Peer reviewer I, II, dan III tidak memberikan saran dan komentar secara tertulis. Namun, secara umum peer reviewer I, II, dan III menyatakan bahwa media fotonovela sudah baik mencakup aspek materi, bahasa dan gambar, dan penyajian.

Peer reviewer IV memberikan komentar bahwa fotonovela sangat menarik dan layakuntuk dijadikan media pembelajaran. Peer reviewer IV menyatakan bahwa media yang telah dibuat sudah cukup bagus..

Peer reviewer V memberi komentar untuk segera memperbanyak fotonovela ini. Secara garis besar peer reviewer V menilai fotonovela ini sudah cukup baik.

2. Revisi Tahap Kedua

Revisi tahap kedua dilakukan setelah uji coba lapangan awal. Uji coba lapangan ini tidak berupa kegiatan pembelajaran di dalam kelas, tetapi berupa penilaian dari siswa tentang media fotonovela secara kualitatif dan kuantitatif. Hal ini dikarenakan tujuan uji coba awal yaitu untuk mengetahui keterbacaan media pada siswa. Sehingga didapatkan data kuantitatif yang

(25)

disajikan dalam data hasil penelitian. Jadi dalam pembahasan ini lebih meninjau tentang saran dan komentar sebagai penilaian kualitatif yang digunakan untuk referensi revisi tahap kedua.

Uji coba lapangan awal dilaksanakan pada tanggal 22 Februari 2014 dengan jumlah siswa 10 anak. Setiap siswa mendapatkan fotonovela untuk dibaca, diteliti dan dinilai. Penilaian fotonovela dilakukan dengan cara mengisi angket penilaian produk untuk siswa. Secara umum siswa-siswa menilai fotonovela sudah baik, tetapi tetap ada saran, komentar, maupun hasil evaluasi yang terdapat di dalam fotonovela yang bisa dijadikan acuan untuk revisi keterbacaan media, untuk selengkapnya tersaji dalam lampiran 25.

3. Revisi Tahap Ketiga

Revisi tahap ketiga dilakukan setelah uji coba lapangan utama. Uji coba lapangan utama dilakukan pada tanggal 7 Maret 2014 dengan jumlah total siswa 30 anak yang berasal SMP Negeri 12 Surakarta. Penilaian fotonovela dilakukan dengan cara mengisi angket penilaian produk untuk siswa.

Secara umum siswa-siswa tersebut menilai modul sudah baik, tetapi tetap masih ada saran dan komentar yang bisa dijadikan masukan untuk revisi sebelum menghasilkan produk akhir. Beberapa saran yang tertulis yaitu memperbanyak gambar untuk memeperjelas materi dan segera mempublikasikan media fotonovela agar dapat dijadikan media pembelajaran, untuk selengkapnya tersaji di lampiran 26.

E. Pembahasan Hasil Penelitian

Penelitian pengembangan ini bertujuan untuk menghasilkan media pembelajaran IPA dalam bentuk fotonovela pada materi Zat dan Perubahan Wujudnya yang memenuhi kriteria baik. Tujuh tahapan penelitian yang dilalui yaitu: (1) tahap pengumpulan informasi, (2) tahap rancangan awal, (3) tahap pembuatan media, (4) tahap validasi, (5) tahap revisi, (6) tahap uji coba awal dan revisi, (7) tahap uji coba utama dan revisi.

(26)

Penelitian pengembangan yang dilakukan mengacu pada Borg & Gall (1983). Proses penelitian produk ini dibantu oleh dua ahli yaitu ahli materi dan ahli media. dua guru sebagai reviewer, serta lima peer reviewer (Lampiran 7). Uji coba lapangan awal ini dilakukan pada tanggal 22 Februari 2014 dengan jumlah siswa 10 anak (Lampiran 9). Uji coba lapangan utama dilakukan pada tanggal 7 Maret 2014 dengan jumlah total siswa 30 anak yang berasal dari SMP Negeri 12 Surakarta (Lampiran 10).

Penyusunan Angket Penilaian Produk, disusun berdasarkan aspek dari Romi Satrio Wahono (2006), adapun aspek dan kriteria penilaian media pembelajaran hasil dari penyusunan dan diskusi tentang aspek dan kriteria penilaian media pembelajaran, yaitu:

1) Aspek Rekayasa Perangkat Lunak

a) Efektif dan efisien dalam pengembangan maupun penggunaan media pembelajaran.

b) Reliable (handal).

c) Maintainable (dapat dipelihara/dikelola dengan mudah).

d) Usabilitas (mudah digunakan dan sederhana dalam pengoperasiannya).

e) Ketepatan pemilihan jenis aplikasi/software/tool untuk pengembangan.

f) Kompatibilitas (media pembelajaran dapat diinstalasi/dijalankan di berbagai hardware dan software yang ada).

g) Pemaketan program media pembelajaran terpadu dan mudah dalam eksekusi.

h) Dokumentasi program media pembelajaran yang lengkap meliputi: petunjuk instalasi (jelas, singkat, lengkap), trouble shooting (jelas, terstruktur, dan antisipatif), desain program (jelas, menggambarkan alur kerja program).

i) Reusable (sebagian atau seluruh program media pembelajaran dapat dimanfaatkan kembali untuk mengembangkan media pembelajaran lain).

2) Aspek Desain Pembelajaran

a) Kejelasan tujuan pembelajaran (rumusan, realistis).

b) Relevansi tujuan pembelajaran dengan SK/KD/Kurikulum.

c) Cakupan dan kedalaman tujuan pembelajaran.

d) Ketepatan penggunaan strategi pembelajaran.

e) Interaktivitas.

f) Pemberian motivasi belajar.

g) Kontekstualitas dan aktualitas.

h) Kelengkapan dan kualitas bahan bantuan belajar.

i) Kesesuaian materi dengan tujuan pembelajaran.

(27)

j) Kedalaman materi.

k) Kemudahan untuk dipahami.

l) Sistematis, runut, alur logika jelas.

m) Kejelasan uraian, pembahasan, contoh, simulasi, latihan n) Konsistensi evaluasi dengan tujuan pembelajaran.

o) Ketepatan dan ketetapan alat evaluasi.

p) Pemberian umpan balik terhadap hasil evaluasi.

3) Aspek Komunikasi Visual

a) Komunikatif; sesuai dengan pesan dan dapat diterima/sejalan dengan keinginan sasaran.

b) Kreatif dalam ide berikut penuangan gagasan.

c) Sederhana dan memikat.

d) Audio (narasi, sound effect, backsound,musik).

e) Visual (layout design, typography, warna).

f) Media bergerak (animasi, movie).

g) Layout Interactive (ikon navigasi).

Berdasarkan uraian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa kriteria media pembelajaran untuk dapat dinilai harus memuat beberapa aspek penting.

Berdasarkan isi/ materi dalam media pembelajaran harus disusun secara sistematis, mudah dipahami, sesuai dengan konsep, menggunakan gambar yang mendukung, menyajikan contoh yang ada dalam kehidupan sehari-hari, mengingatkan kembali materi yang telah dipelajari.

Selain itu media pembelajaran juga dapat dinilai berdasarkan dari segi tampilannya. Adapun aspek yang dapat dipandang dari sisi tampilan yaitu media pembelajaran merupakan media pembelajaran yang baru atau tidak, penggunaaan gambar yang jelas, gambar dilengkapi keterangan yang lengkap, adanya variasi tipe dan ukuran huruf yang dinamis, menggunakan kalimat yang jelas, Layout yang variatif, menggunakan istilah yang mudah dipahami, sampul yang menarik, penggunaan warna pada teks, keseimbangan antara teks dan gambar, penggunaan media mempermudah pemahaman, usability (mudah digunakan).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diperoleh penilaian oleh siswa didapatkan dari uji coba lapangan awal dan uji coba lapangan utama. Berdasarkan hasil uji coba lapangan awal didapatkan 100% siswa menilai sangat baik.

Berdasarkan hasil coba lapangan utama didapatkan 93,3% siswa menilai sangat baik dan lainnya sebesar 6,7% menilai baik.

(28)

Secara keseluruhan validator dan siswa memberikan komentar bahwa fotonovela yang dikembangkan sudah baik. Setelah dilaksanakan revisi, maka dapat dikatakan bahwa produk akhir berupa fotonovela dengan materi Zat dan Perubahan Wujudnya untuk SMP/MTs kelas VII telah memenuhi kriteria baik.

F. Kajian Produk Akhir

Penelitian pengembangan ini bertujuan untuk menghasilkan produk berupa fotonovela IPA dengan materi Zat dan Perubahan Wujudnya yang memenuhi kriteria baik. Produk yang dihasilkan telah melalui prosedur yang ditetapkan dengan revisi yang memperhatikan saran dan komentar dari para validator dan siswa. Hasil akhir produk penelitian ini adalah media fotonovela dengan materi Zat dan Perubahan Wujudnya untuk SMP/MTs kelas VII.

Hasil akhir produk telah melalui penilaian secara kuantitatif dan kualitatif yang kemudian direvisi berdasarkan saran dan komentar dari validator dan siswa.

Berdasarkan hasil kuantitatif didapati data pengembangan menunjukkan bahwa jumlah skor keseluruhan untuk setiap validator (reviewer dan peer reviewer) yaitu sebagai berikut: reviewer I memberi skor 90 (termasuk kriteria sangat baik), reviewer II memberi skor 90 (termasuk kriteria sangat baik), peer reviewer I memberi skor 98 (termasuk kriteria sangat baik), peer reviewer II memberi skor 84 (termasuk kriteria baik), peer reviewer III memberi skor 85 (termasuk kriteria baik), peer reviewer IV memberi skor 91 (termasuk kriteria sangat baik), dan peer reviewer V memberi skor 86 (termasuk kriteria baik).

Penilaian oleh siswa didapatkan dari uji coba lapangan awal dan uji coba lapangan utama. Berdasarkan hasil uji coba lapangan awal didapatkan 100%

siswa menilai sangat baik. Berdasarkan hasil coba lapangan utama didapatkan 93,3% siswa menilai sangat baik dan lainnya sebesar 6,7% menilai baik. Saran dan komentar yang diberikan dianalisis sebagai hasil penilaian kualitatif dan digunakan sebagai referensi untuk melakukan revisi guna menghasilkan produk akhir. Secara keseluruhan validator dan siswa memberikan komentar bahwa fotonovela yang dikembangkan sudah baik. Setelah dilaksanakan revisi, maka dapat dikatakan bahwa produk akhir berupa fotonovela dengan materi Zat dan

(29)

Perubahan Wujudnya untuk SMP/MTs kelas VII telah memenuhi kriteria baik.

Oleh karena itu, penelitian pengembangan ini secara umum berhasil. Adapun produk akhir dalam penelitian pengembangan media fotonovela tersebut sebanyak 53 halaman terdiri dari cover depan, cover belakang, kata pengantar, kata sambutan, pemain, materi, dan latihan.

Karakteristik dari media pembelajaran fotonovela pada materi Zat dan Perubahan Wujudnya ini mempunyai beberapa keunggulan yang dimiliki.

Fotonovela yang dikembangkan lebih menonjolkan desain layout baik cover, background, warna dan menampilkan gambar yang mendukung materi. Kelebihan yang diberikan dari fotonovela ini diharapkan menjadi daya tarik tersendiri bagi siswa terhadap produk yang dikembangkan. Desain pengembangan produk media fotonovela dikembangkan sebagai alat bantu dalam pembelajaran sehingga mempermudah siswa dalam memahami dan mempelajari IPA. Kemasan fotonovela IPA ini dibuat praktis, berbentuk seperti komik komersil. Sehingga diharapkan fotonovela ini dapat dibawa siswa kemana saja dan dibaca kapan saja.

Gambar

Tabel 4.1 SK dan KD Materi Zat dan Perubahan Wujudnya  Standar Kompetensi  Kompetensi Dasar  3
Tabel 4.3 Tokoh-Tokoh dalam Fotonovela
Gambar 4.1. Bagian-Bagian Dasar Fotonovela dengan Comic Life Deluxe 1.3.6  Adapun  untuk  langkah-langkah  pembuatan  fotonovela  secara  umum  dengan  menggunakan  program  aplikasi  Comic  Life  Deluxe  1.3.6  adalah sebagai berikut:
Gambar 4.2. Membuat Lembar Kerja Baru
+7

Referensi

Dokumen terkait

6.2.3 Meningkatkan profesionalisme kerja SDM kependidikan dalam pelayanan akademik dan penyelenggaraan pendidikan yang memenuhi tuntutan mahasiswa..

Pengalaman belajar dalam kegiatan discovery learning dilakukan melalui aktivitas penemuan dengan pemecahan masalah terkait materi pelajaran untuk menemukan konsep secara

Januari 2020 commit to user.. iii commit to user.. iv commit to user.. PEMETAAN TINGKAT KUALITAS PERMUKIMAN DAN KONDISI KESEHATAN MASYARAKAT KAWASAN PESISIR KECAMATAN

Dari penjelasan di atas dapat dikatakan kecerdasan spiritual itu sangat dibutuhkan pada siswa agar mereka dengan sendirinya memiliki kecerdasan spiritual yang lebih tinggi

Lebih lanjut dalam penelitian ini, adanya data yang diperoleh dari hasil wawancara dan data sekunder selanjutnya akan disesuaikan dengan pengamatan atau observasi

Diluyukeun kana kompeténsi komunikatif, dina pangajaran basa aya opat kaparigelan basa, nyaéta (1) maca, (2) nyarita, (3) nulis, jeung (4) ngaregepkeun..

Salah satu hal yang harus diperhatikan guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa matematika adalah dari faktor model pembelajaran dengan media pembelajaran

Tiram tak bisa hidup Kerang mati di pantai.. IPAL STBM ini merupakan teknologi sederhana dan murah dalam menyerap polutan dalam limbah cair PKS berbahan asli produk Indonesia.