• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS VIDEO MENGGUNAKAN SOFTWARE ADOBE PREMIER PRO MATERI THAHARAH MATA PELAJARAN PAI DAN BUDI PEKERTI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS VIDEO MENGGUNAKAN SOFTWARE ADOBE PREMIER PRO MATERI THAHARAH MATA PELAJARAN PAI DAN BUDI PEKERTI"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

ii

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS VIDEO MENGGUNAKAN SOFTWARE ADOBE PREMIER PRO MATERI

THAHARAH MATA PELAJARAN PAI DAN BUDI PEKERTI

SKRIPSI

Ditulis sebagai Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Jurusan Pendidikan Agama Islam

Oleh PUTRI REZEKI

15300100074

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BATUSANGKAR

2019

(2)

ii

(3)

iii

(4)

iv

(5)

v ABSTRAK

PUTRI REZEKI, NIM 1530010074 judul skripsi

“PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF

BERBASIS VIDEO MENGGUNAKAN SOFTWARE ADOBE PREMIER PRO MATERI THAHARAH MATA PELAJARAN PAI DAN BUDI PEKERTI”. Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Batusangkar Tahun 2019, yang terdiri dari 83 halaman.

Penelitian ini dilatar belakangi oleh masih ada guru mengabaikan penggunaan dan memvariasikan media pembelajaran. Media yang dipakai guru saat ini media papan tulis dan hanya beberapa kali menggunakan media pendukung seperi kertas koran, power point dan media pendukung lainnya.

Penggunaan media tersebut masih membuat siswa sulit memahami materi yang bersifat abstrak yang membutuhkan praktek. Hal inilah yang menjadi dasar peneliti untuk melakukan penelitian pengembangan. Peneliti mengembangkan media pembelajaran interaktif berbasis video menggunakan software adobe premier pro pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti materi thaharah khususnya mengenai tata cara berwuduk. Penelitian ini bertujuan mengetahui validitas dan praktikalitas dari produk yang dikembangkan yaitu media pembelajaran berbasis video adobe premier pro.

Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Pengembangan yang peneliti lakukan menggunakan model pengembangan 4D dimulai dari tahap define ( pendefenisian), design (perancangan), develop (pengembangan) dan disseminate (penyebaran). Namun penelitian ini hanya sampai pada tahap pengembangan. Pada tahap define dilakukan observasi ke sekolah, melakukan wawancara dengan guru PAI dan Budi Pekerti, menganalisis karakteristik siswa dan menganalisis buku teks PAI dan Budi Pekerti kelas VII. Pada tahap Design perancangan dan pembuatan produk menggunakan software adobe premier pro.

Pada tahap develop peneliti melakukan validitas dan praktikalitas terhadap produk yang dikembangkan. Teknik analisis data yang digunakan analisis validasi dan analisis praktikalitas.

Hasil penelitian validasi media interaktif berbasis video adobe premier pro masuk ketegori sangat valid dengan nilai persentase 94,31%. Validasi dilakukan oleh dosen dan guru PAI dan Budi Pekerti di SMPN 5 Sawahlunto.

Sementara untuk segi praktisnya media interaktif berbasis video adobe premie pro masuk ketegori sangat praktis dengan nilai persentase 89,85. Berdasarkan hasil validasi dan praktikalisasi media berbasis video adobe premier pro dapat digunakan dalam pembelajaran.

(6)

vi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...i

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN...ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING...iii

HALAMAN PENGESAHAN TIM PENGUJI... iv

ABSTRAK... v

DAFTAR ISI...vi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar BelakangMasalah...1

B. Rumusan Masalah...8

C. Tujuan Penelitian...8

D. Spesifikasi Produk...9

E. Pentingnya pengembangan...9

F. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan...9

BAB II LANDASAN TEORI A. Media Pembelajaran Interaktif...11

B. Media Berbasis Video Adobe Premier Pro...22

1. Pengertian Video…………...………..…....…22

2. Kelebihan Video...23

3. Pembuatan Media Video...25

4. Tujuan Pemakain Video……….25

5. Adobe Premie Pro………...…...…………27

6. Kelebihan Adobe Premier Pro...27

C. Mata Pelajaran PAI di SMP...27

D. Penelitian yang Relevan...32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Model Pengembangan...35

B. Prosedur Pengembangan...36

C. Subjek Uji Coba...42

D. Jenis Data...42

(7)

vii

E. Instrumen Penelitian...42 F. Teknik Analisis Data...46 G. Definisi Operasional...48 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian...50 B. Pembahasan...73 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan...83 B. Saran...83 DAFTAR PUSTAKA... 84

(8)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan pada hakikatnya adalah upaya manusia untuk meningkatkan sumber daya manusia agar dapat mengembangkan potensi dirinya sehingga mampu menghadapi perubahan yang terjadi.

Sebagimana dalam Undang-undang Sistem pendidikan Nasional (UUSPN) No 20 tahun 2003 bab 1 pasal 1 menyatakan bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Depdiknas, 2003:185).

Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat (Hamalik, 2015: 79).

Berdasarkan kutipan di atas, pendidikan merupakan usaha yang terencana untuk mewujudkan dan mengembangkan potensi diri agar anak didik memiliki kekuatan spritual, keagamaan, pengendalian diri dan menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Pendidikan merupakan kebutuhan yang harus dimiliki oleh setiap manusia baik kecil muda dewasa maupun tua.

Allah SWT. Mewajibkan kepada umat muslim untuk melaksanakan pendidikan karena dengan pendidikan manusia akan mendapatkan bekal yang baik dan terarah dalam menjalani kehidupannya.

Sebagaimana terdapat dalam Al-Qur’an surah Al-Mujadilah ayat 11:





















































1

(9)

2











Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:

"Berlapa ng-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan (Q. S Al-Mujadilah 58:11).

Allah memerintahkan manusia untuk melaksanakan pendidikan dengan menuntut ilmu. Karena dengan menuntut ilmu manusia akan ditinggikan derajat oleh Allah dari orang yang tidak mempunyai ilmu.

Sehingga orang yang berilmu mempunyai peran penting dalam kehidupan. Manusia sebagai khalifah fil’ard dalam berlangsungnya kehidupan, dengan ilmu yang dimiliki hendaknya dapat melaksanakan tugasnya dengan baik.

Di dalam pendidikan ada kegiatan belajar dan pembelajaran.

Proses pembelajaran ditandai oleh adanya interaksi antara komponen pendidikan. Misalnya, komponen peserta didik berinteraksi dengan komponen guru, metode, media, perlengkapan, peralatan dan lingkungan kelas yang terarah pada pencapaian tujuan pengajaran. Demikian seterusnya, semua komponen dalam sistem pengajaran saling berhubungan dan saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pada dasarnya proses pengajaran dapat terselenggara secara lancar, efisien, dan efektif berkat adanya interaksi yang positif, konstruktif dan produktif antara yang terkandung didalam sistem pengajaran tersebut ( Hamalik, 2004: 5 ).

Dari pengertian di atas, dapat diketahui bahwa salah satu komponen pendidikan yang mempunyai peran penting ialah media pembelajaran. Gagne dan Briggs dalam Azhar mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari antara lain buku,

(10)

3

tape recorder, kaset, video camera, video recorder, film, slide(gambar bingkai), foto, gambar, grafik dan komputer. Dengan kata lain media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Di lain pihak, National Education Asosiasi memberikan defenisi media sebagai bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audio-visual dan peralatannya, dengan demikian media dapat dimanipulasi, dilihat, didengar atau dibaca (Azhar, 2003: 5).

Media pembelajaran merupakan salah satu komponen pembelajaran yang mempunyai fungsi yang sangat menentukan keberhasilan pencapaian tujuan . Bagaimanapun lengkap dan jelasnya komponen lain, tanpa dapat di implementasikan melalui media yang tepat, maka komponen- komponen tersebut tidak akan memiliki makna dalam proses pencapaian tujuan. Media juga merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembelajaran. Oleh karena itu setiap guru perlu memahami secara baik peran dan fungsi media dalam pelaksanaan proses pembelajaran.

Salah satu ciri aspek kreativitas guru adalah dengan pembuatan media pembelajaran. Media pembelajaran juga merupakan penunjang dalam proses pembelajaran. Penggunaan media dalam proses pembelajaran dapat menambah minat dan motivasi siswa dalam memahami materi pembelajaran. Media pembelajaran juga memudahkan guru dalam menjelaskan meteri pembelajaran agar siswa lebih mengerti apa yang dijelaskan guru. Melalui media siswa dapat memperoleh pesan, memperkuat dan memperluas pengetahuan. Sehingga guru diharapkan mampu menvariasikan media pembelajaran dalam menyajikan materi.

Fungsi dari media adalah untuk membantu guru dalam menyampaikan materi pembelajaran. Media yang ditampilkan oleh guru diharapkan bisa menarik perhatian siswa serta memudahkan siswa dalam memahami materi pelajaran. Media berfungsi sebagai pembawa informasi dari sumber (guru) ke penerima (peserta didik). Dan juga berfungsi

(11)

4

memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa media sangat dibutuhkan dalam pembelajaran.

Maka dari itu dalam proses pembelajaran di sekolah diperlukan adanya pembaharuan untuk menjadikan proses pembelajaran tersebut lebih menyenangkan dari sekedar adanya penyajian materi secara konsep.

Proses pembelajaran harus bisa menjadikan siswa sebagai seorang yang mampu mengeksplorasi semua kemampuan serta pengetahuannya demi terciptanya pembelajaran yang menyenangkan.

Namun, kenyataan yang terjadi lapangan masih kurang sesuai dengan teori yang ada. Hendaknya guru mampu menvariasikan media pembelajaran agar pembelajaran lebih menarik perhatian siswa terutama materi abstrak serta butuh demonstrasi dan praktek. Masih ada guru yang mengabaikan penggunaan dan memvariasikan media pembelajaran.

Kondisi yang tidak jauh berbeda ditemukan di SMP 5 Sawahlunto.

Berdasarkan observasi di SMP 5 Sawahlunto bahwa dalam proses pembelajaran materi thaharah guru lebih sering menjabarkan materi dengan verbal dan jarang menggunakan media pembelajaran. Media yang digunakan guru PAI dalam mengajar materi thaharah yaitu memakai papan tulis, media gambar, kertas koran dan power point. Penggunaan media tersebut masih membuat siswa sulit dalam memahami materi yang bersifat abstrak. Materi thaharah merupakan materi yang membutuhkan demonstrasi dan praktek, tidak cukup hanya dengan penyampaian materi secara konsep. Dalam menyajikan materi ini perlu adanya media yang meenjadi pedoman tata cara thaharah yang menarik. Berdasarkan observasi di lapangan, ketika hendak melaksanakan shalat Dzuhur berjama’ah juga ditemukan siswa yang masih salah dalam praktek berwudhu’ (Observasi, SMP 5 Sawahlunto: 12 September 2018).

Wawancara yang dilakukan dengan salah seorang guru di SMP 5 Sawahlunto, bahwa sekolah sudah menyediakan fasilitas penggunaan infocus untuk mengajar. Namun guru masih jarang menggunakan media yang dapat digunakan dengan infocus. Guru masih menjabarkan materi

(12)

5

dengan menggunakan media papan tulis. Karena media papan tulis lebih praktis dan sederhana. Sehingga hanya beberapa kali menggunakan media tambahan seperti media gambar, kertas koran dan powerpoint (Yuswarni, wawancara pribadi, SMP 5 Sawahlunto: 12 September 2018).

Sementara itu, hasil wawancara yang dilakukan dengan beberapa orang siswa menyatakan bahwa” proses pembelajaran yang hanya mendengarkan guru menjelaskan materi secara verbal dengan metode ceramah dan hanya menggunakan papan tulis membuat para siswa sulit memahami materi yang abstrak dan butuh demonstrasi terkhusus materi thaharah. Aktifitas siswa cendrung pasif selama proses pembelajaran, siswa tidak bersemangat untuk belajar dan kebingungan dalam materi yang butuh praktek dan demonstrasi.

Sementara pada saat ini pembelajaran menggunakan media yang menarik menjadi kebutuhan dan karakteristik siswa, karena dengan adanya media pembelajaran yang menarik akan membuat siswa lebih semangat dan menumbuhkan minat siswa dalam belajar. Sebagaimana yang dikemukakan dalam teori Piaget bahwa untuk peserta didik pada rentang usia 11-15 tahun berada pada taraf perkembangan opersasi formal. Pada usia ini yang perlu dipertimbangkan adalah aspek-aspek perkembangan remaja. Dimana remaja mengalami tahap transisi dari penggunaan operasi konkret ke penerapan operasi formal dalam bernalar. Remaja mulai menyadari keterbatasan-keterbatasan pemikirin mereka, dimana mereka mulai bergelut dengan konsep-konsep yang ada diluar pengalaman mereka sendiri. Jadi berdasarkan pendapat teori Piaget bahwa bagi siswa pada saat ini yang konkret bagi mereka adalah adanya tampilan panduan sebagai pedoman bagi mereka dalam melaksanakan kegiatan, dan juga sesuai kebutuhan mereka dan karakteristik siswa dan perkembangan remaja pada saat ini menjadi kebutuhan bagi mereka untuk melihat sesuatu yang abstrak, karena kalau hanya penjelasan di buku masih membuat siswa susah memahami materi .dan juga sesuai dengan perkembangan teknologi, dengan teknologi siswa akan lebih tertarik. Seperti media audio visual,

(13)

6

video menjadi kebutuhan siswa dalam belajar karena siswa pada saat ini berada pada zaman modern, zaman dengan pesatnya perkembangan teknologi.

Media yang digunakan oleh guru PAI saat ini di sekolah masih membuat siswa sulit memahami materi bersifat abstrak. Seperti penggunaan papan tulis, media gambar masih membuat siswa sulit memahami materi pembelajaran yang bersifat abstrak, penggunaan media gambar dalam pembelajaran yang membutuhkan praktek kurang tepat karena media gambar hanya menekankan persepsi indra mata, gambar benda yang terlalu kompleks kurang efektif buat gerakan pembelajaran dan ukuran teramat terbatas untuk grup besar, dan juga perbandingan yang kurang tepat dari suatu objek akan menimbulkan kesalahan persepsi (Rudi, 2007: 16)

Dengan berbagai permasalahan di atas, guru perlu berupaya untuk mengembangkan media pembelajaran yang cocok dan tepat yang mendorong pemahaman dan media yang menarik agar dapat mencapai tujuan pembelajaran. Salah satu media yang diharapkan mampu mendorong pemahaman dan minat siswa dalam belajar materi thaharah yaitu dengan penggunaan media interaktif berbasis video menggunakan software adobe premier pro

Multimedia merupakan perpaduan antara berbagai media yang berupa teks, gambar, grafik, sound, animasi, video, interaksi, digunakan untuk menyampaikan pesan kepada publik. Sementara interaktif terkait dengan kombinasi dua arah atau lebih dari komponen komunikasi (Munir, 2015: 110 ).

Salah satu elemen multimedia interaktif yaitu video. Video.

merupakan serangkaian gambar gerak yang disertai suara yang membentuk satu kesatuan yang dirangkai menjadi sebuah alur, dengan pesan-pesan didalamnya untuk ketercapaian tujuan pembelajaran (Epilisma, 2007: 32).

(14)

7

Aplikasi adobe premier pro adalah salah satu sofware yang didesain khusus untuk melakukan pengolahan video yang lebih dikenal dengan istilah editing video. Software ini dipilih karena mudah digunakan bagi pemula, meskipun bukan seseorang berlatar belakang ilmu teknologi.

Aplikasi adobe premier pro tidak hanya sekedar mampu menyusun potongan-potongan shoot menjadi rangkaian gambar yang utuh dan bermakna, lebih dari itu power full yang dimiliki adobe premier pro mampu menampilkan efek visual yang cukup menarik. Animasi yang dibuat oleh adobe premier pro jauh lebih smoot tidak tersendat-sendat dan mengurangi gambar yang pecah.

Penelitian yang dilakukan oleh Epilisma (2017) mengembangkan tentang media video pembelajaran dalam mengolah limbah plastik menjadi benda terpakai pada pembelajaran seni budaya yang menghasilkan sebuah media video yang layak digunakan sebagai media dalam pembelajaran. Penelitian yang dilakukan oleh Wardani (2014) mengembangkan media pembelajaran interaktif berbasis adobe premier pro pada mata pelajaran ekonomi yang menghasilkan media pembelajaran.

Berdasarkan paparan penelitian yang dilakukan Wardani media pembelajaran interaktif berbasis adobe premier pro layak digunakan.

Berdasarkan penelitian yang diutarakan bahwa media video layak digunakan sebagai media pembelajaran yang berfungsi mempermudah guru dalam menyampaikan materi pembelajaran. Khususnya pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti materi thaharah sebagai pedoman bagi siswa dalam materi yang bersifat abstrak yang membutuhkan praktek.

Media pembelajaran interaktif berbasis video dapat membantu guru dalam menyampaikan pesan-pesan dari bahan pelajaran yang diberikan kepada siswa. Dengan media pembelajaran interaktif berbasis video akan membuat proses belajar lebih baik dan menarik. Media interaktif berbasis video merupakan salah satu media yang sesuai untuk menampilkan tahap-tahap proses thaharah (tata cara berwuduk) yang dapat digunakan guru dan siswa. Di harapkan dengan pengembangan

(15)

8

media interaktif berbasis video memudahkan siswa dalam memahami materi dan meningkatkan motivasi belajar siswa. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis memberikan solusi dengan mengembangkan sebuah media pembelajaran melalui penelitian dengan judul

“ Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Berbasis Video Menggunakan Software Adobe Premier pro Materi Thaharah Mata Pelajaran PAI dan Budi Pekerti”

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah validitas media pembelajaran interaktif berbasis video menggunakan Software adobe premier pro materi thaharah mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti?

2. Bagaimanakah praktikalitas media pembelajaran interaktif berbasis video menggunakan Software adobe premier pro materi thaharah mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari pengembangan ini terbagi dua yaitu tujuan umum dan khusus.

Adapun tujuan umum dari pengembangan ini untuk mengembangkan media pembelajaran interaktif berbasis video menggunakan software adobe premier pro materi thaharah mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti.

Sedangkan tujuan khususnya anatara lain:

1. Untuk mengetahui validitas media pembelajaran interaktif berbasis video menggunakan software adobe premier pro pada materi thaharah mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti

2. Untuk mengetahui praktikalitas media pembelajaran interaktif berbasis video menggunakan software adobe premier pro pada materi thaharah mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti

(16)

9 D. Spesifikasi Produk yang diharapkan

Spesifikasi produk yang diharapkan dalam penelitian ini yaitu:

1. Media berbasis video yang dikembangkan dan diproduksi menggunakan software adobe premier pro .

2. Media berbasis video adobe premier pro memuat materi thaharah kelas VII SMP khusunya tentang tata cara berwuduk

3. Materi yang terdapat pada video adobe premier pro dimuat dari buku guru dan siswa: Ahsan, Muhammad. 2016. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti: Buku Guru dan Siswa. Edisi revisi. Jakarta : kementrian pendidikan dan kebudayaan.

4. Media berbasis video adobe premier pro memuat teks, gambar, gambar bergerak dan suara.

5. background media berbasis video adobe premier pro dihiasi dengan animasi yang berhubungan dengan materi thaharah

6. Media berbasis video adobe premier pro dilengkapi suara, musik, dan video pembelajaran materi thaharah

7. Media pembelajaran video ini dimuat dalam bentuk CD.

E. Pentingnya Pengembangan

Pentingnya pengembangan dilakukan karena:

1. Siswa merasa kesulitan memahami pembelajran PAI materi thaharah 2. Guru PAI materi thaharah belum mampu untuk memvariasikan media

pembelajaran.

3. Guru belum menggunakan media pembelajaran yang menarik.

F. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan 1. Asumsi

Beberapa asumsi yang melandasi pengembangan media interaktif berbasis video menggunakan software adobe premier pro yaitu:

a. Pembelajaran PAI materi thaharah akan lebih baik dan menarik dengan menggunakan media pembelajaran berbasis video adobe premier pro

(17)

10

b. Siswa lebih termotivasi, semangat, dan senang belajar PAI menggunakan media interaktif berbasis video menggunakan software adobe premier pro

c. Siswa akan lebih memahami materi thaharah dengan menggunakan media pembelajaran interaktif berbasis video menggunakan software adobe premier pro

d. Kesalahan siswa dalam memahami materi yang abstrak serta butuh demonstrasi dan praktek bisa diminimalisir terutama materi thaharah karena peserta didik di sajikan media pendukung bersifat audio visual yang tampak langsung dan bisa di dengar petunjuk- petunjuk yang terdapat didalam video pembelajaran.

e. Aktivitas siswa akan lebih terarah dalam belajar dengan menggunakan media berbasis video adobe premier pro

2. Keterbatasan Pengembangan

Pengembangan media interaktif berbasis video menggunakan software adobe premier pro didasarkan kepada analisis kebutuhan dan karakteristik siswa kelas VII SMP 5 Sawahlunto, sehingga produk pengembangan yang dihasilkan dapat dipergunakan oleh sekolah yang dianalisis. Pengembangan media pembelajaran menggunakan video yang dilakukan yaitu tahap define, design, develop.

(18)

11 BAB II

LANDASAN TEORI A. Media Pembelajaran Interaktif

1. Pengertian Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa latin medium yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar. Dalam bahasa Arab media adalah لءاسو atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.

Gerlach & Ely mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cendrung diartikan sebagai alat- alat grafis, photografis, atau elektronis yang menangkap, memproses dan menyusun kembali informasi visual dan verbal (Arsyad, 2011:3).

Media merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan audien (siswa) sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya (Asnawir, 2002:11).

Jadi media pembelajaran adalah segala bentuk alat komunikasi yang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi dari sumber belajar kepada peserta didik. Media juga digunakan sebagai pengantar pesan sehingga informasi yang disampaikan oleh guru dapat diterima dengan baik oleh siswa tanpa ada keraguan

2. Ciri-ciri Media Pembelajaran

Ada tiga ciri media yang merupakan petunjuk mengapa media digunakan dan apa saja yang dilakukan oleh media yang mungkin guru tidak mampu (kurang efisien) melakukannya.

11

(19)

12 a. Ciri Fiksatif ( Fixative Property)

Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksikan suatu peristiwa atau objek. Suatu peristiwa atau objek dapat diurut dan disusun kembali dengan media seperti fotografi, video tape, audio tape, disket komputer, dan film. Suatu objek yang telah diambil gambarnya dengan kamera atau video kamera dengan mudah dapat direproduksi dengan mudah kapan saja diperlukan. dengan ciri fiksatif ini, media memungkinkan suatu rekaman kejadian atau objek yang terjadi pada satu waktu tertentu ditransportasikan tanpa mengenal waktu.

Ciri ini amat penting bagi guru karena kejadian-kejadian atau objek yang telah direkam atau disimpan dengan format media yang ada dapat digunakan setiap saat. Peristiwa yang kejadiannya hanya sekali dalam satu abad adapat diabadikan dan disusun kembali untuk keperluan pembelajaran, prosedur laboratorium yang rumit dapat direkam dan diatur untuk kemudian direproduksi berapa kali pun pada saat diperlukan. Dekian pula kegiatan siswa dapat direkam untuk kemudian dianalisis dan dikritik oleh sejawat baik secara perseorangan maupun secara kelompok.

b. Ciri Manipulatif

Transformasi suatu kejadian atau objek dimungkinkan karena media memiliki ciri manipulatif. Kejadian yanag memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik pengambilan gambar time-laspe recording.Misalnya bagaimana proses lara menjadi kepompong kemudian menjadi kupu-kupu dapat dipercepat dengan terkait rekaman foto grafi tersebut. Disamping dapat dipercepat, suatu kejadian dapat diperlambat pada saat menayangkan kembali hasil suatu rekaman ideo. Misalnya, proses loncat galah atau reaksi kimia dapat diamati melalui bantuan kemampuan-kemampuan

(20)

13

manipulatif dari media. Demikian pula, suatu gerakan dapat direkam dengan foto kamera untuk foto. Pada rekaman gambar hidup (video, motion film) kejadian dapat diputar mundur.Media (rekaman video atau audio) dapat di edit sehingga guru hanya menampilkan bagian-bagian penting atau utama dari ceramah, pidato, atau urutan suatu kejadian dengan memotong bagian-bagian yang tidak diperlukan. Kemampuan media dari ciri manipulatif memerlukan perhatian sungguh-sungguh oleh karena apabila terjadi kesalahan dalam pengaturan kembali urutan kejadian atau atau pemotongan-pemotongan bagian yang salah, maka akan terjadi pula kesalahan penafsiran yang tentu saja akan membingungkan bahkan menyesatkan sehingga dapat mengubah sikap mereka ke arah yang tidak di inginkan.

Manipulasi kejadian atau obyek dengan jalan mengedit hasil rekaman dapat menghemat waktu. Proses penanaman dan panen gandum, pengelolahan gandum menjadi tepung dan penggunaan tepung untuk membuat roti dapat dipersingkat waktunya dalam suatu urutan rekaman video atau film yang mampu menyajikan informasi yang cukup bagi siswa untuk mengetahui asal-usul dan proses penanaman bahan baku tepung hingga menjadi roti.

c. Ciri Distributif

Ciri distributif dari media memungkinkan suatu objek atau kejadian ditransportasikan melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu.Dewasa ini, distribusi media tidak hanya terbatas pada satu kelas atau beberapa kelas pada sekolah-sekolah didalam suatu wilayah tertentu, tetapi juga media itu misalnya rekaman video, audio, disket komputer dapat disebar keseluruh penjuru tempat yang diinginkan kapan saja.

(21)

14

Sekali informasi direkam dalam format media apa saja, ia dapat direproduksi seberapa kali pun dan siap digunakan secara bersamaan diberbagai temapat atau digunakan secara berulang- ulang disuatu tempat. Konsistensi informasi yang telah direkam akan terjamin sama atau hampir sama dengan aslinya (Arsyad, 2003: 12-14)

3. Jenis dan Klasifikasi Media pembelajaran

Jenis media yang dimanfaatkan dalam proses pembelajaran cukup banyak ragamnya, mulai dari media yaang sederhana sampai pada media yang cukup rumit dan canggih. Untuk mempermudah mempelajari jenis media, karakter, dan kemampuan yaang dilakukan pengklasifikasian atau penggolongan.

Salah satu klasifikasi yang dapat menjadi acuan dalam pemanfaatan media adalah klasifikasi yang dikemukakan oleh Edgar Dale yang dikenal dengan kerucut pengalaman (Cone Experience ).

Kerucut pengalaman Dale mengklasifikasikan media berdasarkan pengalaman belajar yang akan diperoleh oleh peserta didik, mulai dari pengalaman belajar langsung, pengalaman belajar yang akan dicapai melalui gambar, dan pengalaman belajar yang bersifat abstrak. Edgar dale mengklasifikasi pengalaman belajar anak mulai dari hal-hal yang paling konkrit sampai kepada hal-hal yang dianggap paling abstrak.

Klasifikasi pengalaman tersebut diikuti secara luas oleh kalangan pendidik dalam menentukan alat bantu apa seharusnya yang sesuai untuk oengalaman belajar tertentu. Klasifikasi pengalaman itu lebih dikenal dengan kerucur pengalaman. Hal ini dapat dilihat pada gambar berikut :

(22)

15 Verbal Simbol Visual Radio

Film Televisi Pameran Karyawisata Demonstrasi Pengalaman dramatisasi

Pengalaman tiruan Pengalaman langsung

Gambar 1. Kerucut pengalaman Edgar Dale

Dari gambar diatas terlihat bahwa kerucut pengalaman tersebut terdiri dari 12 macam klasifikasi media pengajaran yang digunakan yakni:

a. Pengalaman langsung, pengalaman ini diperoleh dengan adanya hubungan secara langsung dengan benda, kejadian, atau objek yang sebenarnya. Disini siswa secara aktif belajar sendiri memecahkan masalah sendiri yang kesemuanya didasarkan atas tujuan yang ditetapkan sebelumnya.

b. Pengalaman tiruan, pengalaman ini diperoleh melalui benda-benda ata kejadian-kejadian tiruan yang sebenarnya.

c. Pengalaman melalui dramatisasi, pengalaman semacam ini diperoleh dalam bentuk drama dari berbagai gerakan. Dramatisasi ini dapat dilakukan di panggung (the play), pertujukan sejarah setempat yang dilakukan ditempat terbuka (the pageant),

(23)

16

sandiwara bisu (pantonime), permainan yang merupakan scene yang tidak ada gerakan atau suara (tableau), sandiwara yang terdiri dari boneka-boneka yang diberi pakaian (pupet), drama yang bersifat perorangan yang menggambarkan ketegangan- ketegangan yang terdapat dalam dirinya (pyscho-drama), drama kemasyarakatan (Socio-drama) atau bermin peran (Role Playing).

d. Demonstrasi, yaitu pengalaman melalui percontohan atau pertunjukan mengenai sesuatu hal atau suatu proses

e. Pengalaman melalui karya wisata, pengalaman semacam ini diperoleh dengan mengajak kelas ke objek diluar kelas dengan maksud memperkaya dan memperluas pengalaman siswa. Kelas aktif mengadakan observasi, mencatat melakukan tanya jawab, membuat laporan dan lain-lain.

f. Pengalaman melalui pameran (Study Display), pengalaman tersebut diperoleh melalui pertunjukan hasil pekerjaan siswa, perkembangan dan kemajuan sekolah. Benda-benda yang dipamerkan dapat berupa model, specimen, barang hasil kerajinan dan sebagainya.

g. Pengalaman melalui televisi, pengalaman ini diperoleh melalui program pendidikan yang ditayangkan lewat televisi . seperti program Televisi Pendidikan Indonesia (TPI) dan program TV lainnya.

h. Pengalaman melalui gambar hidup atau film, gambar hidup merupakan rangkaian gambar-gambar yang diproyeksikan ke layar dengan kecepatan tertentu, bergerak secara kontinyu sehingga benar-benar mewujudkan gerakan yang normal dari apa yang diproyeksikan.

i. Pengalaman melalui radio, pengalaman ini diperoleh melalui siaran radio dalam bentuk ceramah, wawancara, sandiwara dan sebagainya.

(24)

17

j. Pengalaman melalui gambar, pengalaman ini diperoleh dari segala sesuatu yang diwujudkan secara visual dalam bentuk dua dimensi sebagai curahan perasaan dan pikiran, misalnya lukisan ilustrasi, karikatur, kartun, poster, potret, slide dan sebagainya.

k. Pengalaman melalui lambang visual, pengalaman di sini diperoleh melalui lambang-lambang visual, seperti hasil lukisan yang bentuknya lengkap dan tidak lengkap (sketsa), kombinasi garis dengan gambar yang dijelmakan secara logis untuk meragakan antara fakta dengan ide (bagan), gambaran yang memberikan keterangan tentang angka-angka (grafik), gambar untuk pengetahuan, peringatan atau menggugah (poster), lukisan yang bersambung berupa cerita (komik) gambar untuk menghibur, mengeritik (kartun), kombinasi antara garis dan gambar yang menunjukkan gabungan intern yang bersifat abstrak (diagram) dan gambar yang melukiskan lambang dari keadaan yang sebenarnya (peta).

l. Pengalaman melalui lambang kata, pengalaman semacam ini diperoleh dalam buku dan bahan bacaan (Asnawir, 2002:21-24).

Berdasarkan perkembangan teknologi tersebut, media pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam 4 kelompok, yaitu :

a. Media hasil teknologi cetak

Teknologi cetak adalah cara untuk menghasilkan atau menyampaikan materi, seperti buku dan materi visual statis.

b. Media hasil teknologi audio-visual

Teknologi audio visual cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronik untuk menyajikan pesan-pesan audio visual.

c. Media hasil teknologi yang berdasarkan komputer

Teknologi berbasis komputer merupakan cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan sumber-sumber yang berbasis mikro-prosesor.

(25)

18

d. Media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer. Teknologi berbasis komputer merupakan cara untuk menghasilkan dan menyampaikan materi yang menggabungkan pemakaian beberapa bentuk media yang dikendalikan oleh komputer (Arsyad, 2011:31) 4. Manfaat Media

Menurut Rudi (2007:9) manfaat media yaitu:

a. Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis

b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga dan indera

c. Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber belajar

d. Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori dan kinestetinya.

e. Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman dan menimbulkan persepsi yang sama.

Selain itu, kontribusi media pembelajaran menurut Kemp dan Dayton dalam Rudi (2007:9)

a. Penyampain pesan pembelajaran dapat lebih terstandar b. Pembelajaran dapat lebih menarik

c. Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan menerapkan teori belajar

d. Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek e. Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan

f. Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun diperlukan

g. Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses pembelajaran dapat ditingkatkan

h. Peran guru berubah kearah positif.

Menurut Sudjana dan Rivai dalam Syafruddin (2016:121) manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu:

a. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa.

(26)

19

b. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran.

c. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semat-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran

d. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan dan lain-lain.

Menurut Rudi (2007:10 ) dalam kaitannya dengan fungsi media pembelajaran, dapat ditekankan beberapa hal berikut ini:

a. Penggunaan media pembelajaran bukan merupakan fungsi tambahan, tetapi memiliki fungsi tersendiri sebagai sarana bantu untuk mewujudkan situasi pembelajaran yang lebih efektif.

b. Media pembelajaran merupakan bagian integral dari keseluruhan proses pembelajaran. Hal ini mengandung pengertian bahwa media pembelajaran sebagai salah satu komponen yang tidak berdiri sendiri saling berhubungan dengan komponen lainnya dalam rangka menciptakan situasi belajar yang diharapkan.

c. Media pembelajaran dalam penggunaanya harus relevan dengan kompetensi yang ingin dicapai dan isi pembelajaran itu sendiri. Fungsi ini mengandung makna bahwa penggunaan media dalam pembelajaran harus selalu melihat kompetensi dan bahan ajar.

d. Media pembelajaran bukan berfungsi sebagai alat hiburan, dengan demikian tidak diperkenankan menggunakannya hanya

(27)

20

sekedar untuk permainan atau memancing perhatian siswa semata

e. Media pembelajaran bisa berfungsi untuk mempercepat proses belajar. Fungsi ini megandung arti bahwa dengan media pembelajaran siswa dapat menangkap tujuan dan bahan ajar lebih mudah dan cepat.

f. Media pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar. Pada umumnya hasil belajar siswa dengan menggunakan media pembelajaran akan tahan lama mengendap sehingga kualitas pembelajaran memiliki nilai yang tinggi.

g. Media pembelajaran meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berfikir, oleh karena itu dapat mengurangi terjadinya penyakit vebalisme.

Selain fungsi-fungsi sebagaimana telah diuraikan di atas, media pembelajaran juga memiliki nilai dan manfaat sebagai berikut:

a. Membuat konkrit konsep-konsep yang abstrak. Konsep-konsep yang dirasakan masih bersifat abstrak dan sulit dijelaskan secara langsung kepada siswa bisa dikonkritkan atau disederhanakan melalui pemanfaatan media pembelajaran.

Misalnya untuk menjelaskan sistem peredaran darah manusia, arus listrik, berhembusnya angin, dan lain-lain. Bisa menggunakan media gambar atau bagan sederhana

b. Mengahdirkan objek-objek yang terlalu berbahaya atau sukar didapat ke dalam lingkungan belajar. Misalnya guru menjelaskan dengan menggunakan gambar atau program televisi tentang binatang-binatang buas seperti harimau dan hewan-hewan lainnya.

c. Menampilkan objek yang terlalu besar atau kecil. Misalnya guru akan menyampaikan gambaran mengenai sebuah kapal laut, pesawat udara, pasar, candi atau menampilkan objek-

(28)

21

objek yang terlalu kecil seperti bakteri, virus, semut, nyamuk, atau benda kecil lainnya.

d. Memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat atau lambat.

Dengan menggunakan teknik gerakan lambat (slow motion) dalam media film bisa memperlihatkan lintasan peluru, melesetnya anak panah, atau memperlihatkan suatu ledakan.

Demikian juga gerakan-gerakan yang terlalu lambat seperti pertumbuhan kecambah, mekarnya bunga wijaya kusumah dan lain-lain ( Rudi, 2007: 10)

5. Multimedia Interaktif

Menurut Munir (2015:110) multimedia merupakan perpaduan antara berbagi media yang berupa teks, gambar, grafik, sound, animasi, video. Sedangkan interaktif terkait dengan komunikasi dua arah atau lebih dari komponen-komponen komunikasi.

Menurut Reddi dalam Munir multimedia interaktif merupakan suatu integrasi elemen beberapa media (audio, video, grafik, teks,animasi dan lain-lain) menjadi satu kesatuan yang sinergis dan simbosis yang menghasilkan manfaat lebih bagi pengguna akhir dari dari salah satu unsur media dapat memberikan secara individu (2015:

111)

Ahli media mengatakan sebelum berkembangnya dunia Teknologi Informasi, multimedia dipandang sebagai suatu pemanfaatan “banyak”

media yang digunakan dalam suatu proses interaktif panyampaian pesan dari sumber pesan kepada penerima pesan, salah satunya dalam konteks pembelajaran antara guru dan peserta didik. Seiring dengan perkembangan dunia TI, pemaknaan “multimedia” ini semakin bergeser pada aspek pengintegrasian sistem dan jaringan serta prosedur komunikasi dalam sebuah perangkat khusus, serta televisi, radio, komputer, notebook, netbook. Demikian juga dengan perkembangan dibidang telekomunikasi, sistem jaringan menjadi lebih memperkuat pemaknaan multimedia semakin modern, seperti adanya perubahan

(29)

22

dari media kabel menjadi wireless (tanpa kabel) melalui penggunaan fiber optic oleh industri telekomunikasi dewasa ini.

Dalam salah satu buku referensi multimedia in the classroom dijabarkan bahwa multimedia is the combination of the following elements : text, color, graphics, animations, audio and video. Menurut Rosch multimedia di pandang sebagai suatu kombinasi antara komputer dan video, Mc. Cornik juga menyatakan bahwa multimedia merupakan suatu kombinasi tiga elemen yaitu suara, gambar dan teks.

Sedangkan Robin dan Linda menyebutkan multimedia sebagai alat yang dapat menciptakan presentasi yang dinamis, dan interaktif yang mengkombinasikan teks, grafik, animasi, audio, dan video.

(Darmawan, 2011:32).

B. Media Berbasis Video Adobe Premier pro 1. Pengertian Video

Istilah video berasal dari bahasa latin yaitu dari kata vidi atau visum yang artinya melihat atau mempunyai daya penglihatan. Dalam kamus bahasa indonesia adalah teknologi pengiriman sinyal elektronik dari suatu gambar bergerak. Video adalah teknologi perekaman, pengolahan, penyimpanan, pemindahan, dan perekonstruksian urutan gambar diam dengan menyajikan adegan-adegan dalam gerak secara elektronik video menyediakan sember daya yang kaya dan hidup bagi aplikasi multimedia.

Video merupakan gambar yang bergerak. Jika objek pada animasi adalah buatan, maka objek pada video adalah nyata. Video sebagai media digital yang menunjukkan susunan atau uraian gambar-gambar dan memberikan ilusi, gambaran serta fantasi pada gambar yang bergerak. Video juga bisa dikatakan sebagai gabungan gambar-gambar mati yang dibaca berturutan dalam waktu dengan kecepatan tertentu ( Kausar, 2015).

(30)

23

Menurut Sadirman dan Neliyarti dalam Epilisma (2011: 32) menyatakan bahwa video merupakan media audio visual yang menampilkan gerak. Video termasuk dalam kategori audio visual yang mengkombinasikan dua materi visual dan materi auditif. Materi auditif ditujukan untuk merangsang indera pendengaran sedangkan materi visual untuk merangsang indera penglihatan.

Dengan kombinasi dua materi ini, pendidik dapat menciptakan proses pembelajar yang lebih berkualitas karena berlangsung secara efektif. Siswa akan lebih mudah mengingat dan memahami suatu pelajaran jika menggunakan lebih dari satu indera.

Menurut Darmansyah dalam Epilisma (2010: 86 ). video merupakan suatu medium yang sangat efektif untuk membantu proses pembelajaran massal, individual, maupun kelompok .

Video juga merupakan bahan ajar non cetak yang kaya informasi dan siswa dapat melihat secara langsung. Disamping itu video menambah suatu dimensi baru terhadap pembelajaran, hal ini karena karakteristik teknologi yang dapat menjanjikan gambar bergerak dan suara pada siswa.

2. Kelebihan Video

Menurut Anderson (1994: 103) kelebihan yang terdapat pada video yaitu:

a. Dengan menggunakan video( disertai suara atau tidak), kita dapat menunjukkan kembali gerakan tertentu. Gerak yang ditunjukkan itu dapat berupa rangsangan yang serasi, atau berupa respon yang diharapkan dari siswa. Umpamanya: program pendek ( vegnette) yang memperlihatkan interaksi orang-orang. Dengan melihat program ini siswa dapat melihat apa yang” harus atau jangan dilakukan”.

b. Dengan video, penampilan siswa dapat segera dilihat kembali untuk dikritik atau dievaluasi. Caranya adalah dengan jalan merekam kegiatan yang terpilih, misalnya saja kegiatan yang berhubungan

(31)

24

dengan pengembangan keterampilan interpersonal, seperti teknik mewawancara, memimpin sidang, memberi ceramah dan sebagainya.

Semua itu dimaksudkan untuk memantapkan penguasaan siswa terhadap suatu keterampilan sebelum terjun ke dalam arena yang sebenarnya.

c. Dengan menggunakan efek tertentu dapat diperkokoh baik proses belajar maupun nilai hiburan dari penyajian itu. Beberapa jenis efek visual yang bisa didapat dengan video antara lain: penyingkatan/

perpajangan waktu, gambaran dari beberapa kejadian yang berlangsung bersamaan “ split / multiple screen image”(pada layar terlihat dua atau lebih kejadian), perpindahan yang lembut dari satu gambar / babak ke gambar / babak berikutnya, dan penjelasan gerak (diperlambat atau dipercepat).

d. Dari video akan mendapatkan isi dan susunan yang utuh dari materi pelajaran / latihan, yang dapat digunakan secara interaktif dengan buku kerja, buku petunjuk, buku teks, alat atau benda lain yang biasanya untuk dilapangan.

e. Informasi yang dapat disajikan secara serentak pada waktu yang sama dilokasi (kelas) yang berbeda, dan dengan jumlah penonton atau peserta yang tak terbatas, dengan jalan menempatkan monitor (pesawat televisi) di kelas-kelas.

f. Suatu kegiatan belajar mandiri dimana siswa belajar sesuai dengan kecepatan masing-masing dapat dirancang. Rancangan kegiatan yang mandiri ini biasanya dilengkapi atau dikombinasikan dengan bantuan komputer atau bahan cetakan

Kelebihan media video menurut Rusman dan Riyana dalam Epilisma (2011 : 74) yaitu:

a. Memberikan pesan yang dapat diterima secara lebih merata oleh siswa

b. Sangat bagus untuk menerangkan proses c. Mengatasi keterbatasan ruang dan waktu

(32)

25

d. Lebih realisti, dapat diulang dan dihentikan sesuai dengan kebutuhan e. Memberikan kesan yang mendalam, yang dapat membangkitkan

minat belajar siswa.

Berdasarkan pendapat-pendapat diatas penggunaan media pembelajaran video memiliki kelebihan antara lain:

a. Memahami materi lebih cepat

b. Menunjukkan gerakan-gerakan tertentu

c. Penggunaannya dapat diputar ulang dan dihentikan sesuai dengan kebutuhan

d. Membuat pembelajaran lebih efektif dan efisien e. Membangkitkan ketertarikan dan minat belajar siswa f. Dapat dijadikan media pembelajaran mandiri

g. Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan.

3. Pembuatan Media Pembelajaran Video

Langkah-langkah umum yang lazim ditempuh dalam membuat video pembelajaran, Menurut Daryanto dalam Epilisma (2011: 45).

a. Tentukan ide-ide yang baik biasanya timbul dari masalah. Masalah dapat dirumuskan sebagai kesenjangan antara kenyataan yang ada dan apa yang seharusnya ada.

b. Rumusan tujuan. Rumusan tujuan adalah rumusan mengenai kompetensi seperti apa yang diharapkan, sehingga setelah menonton program ini siswa benar-benar menguasai kompetensi yang kita harapkan tadi.

c. Lakukan survey, survey ini dilakukan untuk mengumpulkan informasi dan bahan-bahan yang dapat mendukung program yang kita buat.

4. Tujuan Pemakaian Video Dalam Proses Belajar a. Untuk tujuan kognitif

Dengan mempergunakan video, matra kognitif dapat dikembangkan, yakni yang menyangkut kemampuan mengenal kembali dan kemampuan memberikan rangsangan berupa gerak dan

(33)

26

serasi. Umpamanya: pengamatan terhadap kecepatan relatif suatu objek atau benda yang bergerak, penyimpangan dalam gerak interaksi antara objek dan benda.

Dengan video dapat pula dipertunjukkan serangkaian gambar diam, dengan atau tanpa suara, sebagaimana yang biasanya dapat dilakukan dengan foto, film bingkai atau film rangkai. Dengan mempergunakan video, dapat pula diajarkan pengetahuan tentang hukum-hukum dan prinsip-prinsip tertentu. Selain itu dapat juga dipakai untuk menunjukkan daftar kata yang dianggap penting walaupun dianggap kurang ekonomis.

Video dapat digunakan untuk menunjukkan contoh cara bersikap atau berbuat dalam suatu penampilan, khususnya yang menyangkut interaksi manusiawi. Dengan menggunakan video siswa dapat langsung mendapat atau koreksi terhadap penampilan yang belum memenuhi persyaratan, jika mereka mencobakan keterampilan atau kemampuan itu untuk menerapkan hukum dan prinsip tetentu.

b. Tujuan psikomotor

Video merupakan media yang tepat untuk memperlihatkan contoh keterampilan yang menyangkut gerak. Dengan alat ini dapat diperjelas, baik dengan cara diperlambat maupun dipercepat.

Tujuannya adalah mengajarkan koordinasi antara alat tertentu seperti, memanjat, berenang, dan lain-lain. Dengan video siswa dapat langsung mendapat umpan balik secara visual terhadap kemampuan mereka mencobakan keterampi lan yang menyangkut gerakan tadi.

c. Tujuan afektif

Dengan menggunakan berbagai teknik dan efek, video dapat menjadi media yang sangat ampuh untuk mempengaruhi sikap dan emosi. Video merupakan media yang baik sekali untuk menyampaikan informasi dalam matra afektif (Anderson,1994:102 )

(34)

27 5. Adobe Premier pro

Menurut Madcoms Adobe premier pro merupakan salah satu perangkat lunak untuk mengedit video yang dikembangkan oleh Adobe.

Perangkat lunak tersebut telah banyak digunakan oleh perusahaan pembuatan film atau sinetron dan juga berbagai rumah produksi. Adobe Premier merupakan program penyunting video yang menghasilkan berbagai format video seperti avi, dvd, mpg, dan lain-lain (Madcoms,2009 ).

Menurut Elsha Rossalyna Adobe Premiere Pro merupakan program pengolah video pilihan bagi kalangan profesional, terutama yang suka bereksperimen. Program ini banyak digunakan oleh perusahaan pembuatan film/sinetron, broadcasting, dan pertelevisian.

Adobe Premiere Pro memiliki 45 efek video dan 12 efek video, yang bisa untuk mengubah pola tampilan dan menganimasikan klip video dan audio. Selain itu Adobe Premiere Pro juga memiliki fitur-fitur penting seperti capture (perekam video) monitor, trim (alat pemotong klip) monitor, dan titler (Elsha Rossalyna, 2017).

6. Kelebihan Adobe Premier

Menurut Elsha Rossalyna kelebihan adobe premiere pro memiliki 45 efek video dan 12 efek video, yang bisa untuk mengubah pola tampilan dan menganimasikan klip video dan audio. Selain itu Adobe Premiere Pro juga memiliki fitur-fitur penting seperti capture (perekam video) monitor, trim (alat pemotong klip) monitor, dan titler (Elsha Rossalyna, 2017).

C. Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, mengimani, bertakwa, berakhlak mulia, mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci al-Qur’an dan hadist melalui

(35)

28

kegiatan bimbingan, pengajaran latihan, serta penggunaan pengalaman (Ramayulis, 2005: 21)

Menurut Halawi (2013:19) pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan bimbingan, penghargaan atau latihan dengan memerhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkanm kesatuan nasional.

Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam adalah kelompok mata pelajaran agama yang bertujuan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, atau moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama.

Selain itu beberapa pakar pendidikan juga mengemukakan pendapat tentang Pendidikan Agama Islam.

Zakiah Daradjat dalam Abdul Madjid mengemukakan bahwa Pendidikan Agama Islam adalah suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami kandungan ajaran Islam secara menyeluruh, mengayati makna tujuan, yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup (Abdul Madjid, 2012: 12).

Adapun menurut Tayar Yusuf dalam Abdul Madjid Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar generasi tua untuk mengalihkan pengalaman, pengetahuan, kecakapan, dan keterampilan kepada generasi muda agar kelak menjadi manusia muslim, bertakwa kepada Allah Swt.

Menurut Ahmad Tafsir, Pendidikan Agama Islam adalah bimbingan yang diberikan oleh seseorang kepada seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam. Bila disingkat, pendidikan agama Islam adalah bimbingan terhadap seseorang agar menjadi muslim semaksimal mungkin. Dalam

(36)

29

Kurikulum 2013, PAI mendapatkan tambahan kalimat Dan Budi Pekerti sehingga Menjadi Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, sehinga dapat diartikan sebagai pendidikan yang memberikan pengetahuan dan membentuk sikap, kepribadian, dan keterampilan peserta didik dalam mengamalkan ajaran agama Islam, yang dilaksanakan sekurang-kurangnya melalui mata pelajaran pada semua jenjang pendidikan (Edu Riligia, 2017).

Berdasarkan pendapat di atas bahwa Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMP adalah salah satu mata pelajaran wajib untuk semua jenjang pendidikan dalam sistem pendidikan Nasional yang mana mata pelajaran yang memberikan bimbingan yang dilakukan oleh seorang guru untuk menyiapkan anak didiknya agar dapat memahami, meyakini mengenal, memahami, menghayati,mengimani, bertakwa, berakhlak mulia, mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci Al-Qur’an dan Hadist.

Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam memiliki fungsi tersendiri. Adapun fungsi mata pelajaran Pendidikan Agama Islam adalah membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. Tujuan tersebut dicapai melalui muatan atau kegiatan agama, kewarganegaraan, kepribadian, ilmu pengetahuan dan teknologi, estetika jasmani, olahraga, dan kesehatan (Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006).

2. Tujuan Mata Pelajaran PAI dan Budi Pekerti

Menurut Hawi (2013:20) tujuan pendidikan Agama Islam bukanlah semata-mata untuk memenuhi intelektual saja, melainkan segi penghayatan juga pengamalan serta pengaplikasiannya dalam mehidupan dan sekaligus menjadi pegangan hidup.

Mata pelajaranPendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti juga memiliki tujuan yang ingin dicapai. Pendidikan Agama Islam bertujuan meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan, dan

(37)

30

pengalaman peserta didik tentang agama Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah Swt.serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Menurut Arifin dalam Hawi tujuan pendidikan islam adalah “ membina mendasari kehidupan anak dengan nilai-nilai syariat Islam secara benar sesuai dengan pengetahuan agama” (2013: 20).

Menurut Edu Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti bertujuan untuk: Menumbuh kembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang Agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah Swt.

Kemudian Mewujudkan peserta didik yang taat beragama, berakhlak mulia, berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif, jujur, adil, etis, santun, disiplin, toleran, dan mengembangkan budaya Islami dalam komunitas sekolah, Membentuk peserta didik yang berkarakter melalui pengenalan, pemahaman, dan pembiasaan norma-norma dan aturan-aturan yang Islami dalam hubungannya dengan Tuhan, diri sendiri, sesama, dan lingkungan secara harmonis dan bertujuan untuk Mengembangkan nalar dan sikap moral yang selaras dengan nilai-nilai Islami dalam kehidupan sebagai warga masyarakat, warga negara, dan warga dunia. ( Edu, 2017)

Adapun tujuan Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di sekolah adalah sebagai berikut:

a. Menumbuh kembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang Agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah Swt.

(38)

31

b. Mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak mulia yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif, jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi (tasamuh), menjaga keharmonisan secara personal dan sosial serta mengembangkan budaya agama dalam komonitas sekolah.

Disimpulkan bahwa tujuan Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti ini harus berisi hal-hal yang dapat menumbuh dan memperkuat iman serta mendorong kepada kesenangan mengamalkan ajaran agama Islam. Untuk itu diperlukan usaha pembentukan materi yang akan memperkaya peserta didik dengan sejumlah pengetahuan, membuat mereka dapat menghayati dan mengembangkan ilmu, juga membuat ilmu yang mereka pelajari itu berguna bagi mereka dan tujuan itu mengandung mengamalkan dan mengajarkannya.

Selain itu ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Agama Islamdan Budi Pekerti adalah:

a. Al-Qur’an dan Hadist b. Aqidah

c. Akhlak d. Fiqh

e. Tarikh dan kebudayaan Islam (Ramayulis, 2005: 22-23).

Pendidikan Agama Islamdan Budi Pekerti menekankan keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara hubungan manusia dengan sesama manusia, hubungan manusia dengan diri sendiri dan hubungan manusia dengan alam sekitar.

(39)

32 D. Penelitian yang Relevan

1. Ahmad Kausar, Yusuf Fazri Sutiawan, Vidila Rosalina Sistem Komputer Fakultas Teknolog Informasi Universitas Serang Raya Kota Serang Banten “Perancangan video company profile kota serang Dengan teknik editing menggunakan Adobe premier pro cs 5”(2015).

Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan.

Tujuan dari penelitian ini adalah membuat video company profile pada kota serang. Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai media informasi dan promosi. Metode yang digunakan yaitu metode pendataan dengan cara observasi lapangan, wawancara, studi pustaka.

Pendekatan masalah yaitu analisa, pengambilan gambar membuat storyboard, capturing, voice over, editing dan rendering. Hasil dari penelitian berupa sebuah video company profile Kota Serang. Untuk membuat video company profile ini peneliti menggunakan software adobe premier pro cs 5 dalam proses editing dan penambahan teks serta animasi. Untuk video company profile Kota Serang dibuat dalam format file mp4

2. Choirun Anwar,program studi pendidikan teknik elektronika, Universitas Negeri Yogyakarta “ Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Pada Mata Pelajaran Pneumatic Menggunakan Mmacro Media Flash 8 Siswa Kelas Xi Kompetensi Keahlian Elektronika Industri Smk Muhammadiyah Prambanan” penelitian ini merupakan penelitian pengembangan. Prosedur penelitian melalui lima tahap pengembangan, yaitu analisis, desain, pengembangan,implementasi dan penilaian. Hasil penelitian tingkat kelayakan pengembangan media pembelajaran pneumatic dinyatakan melalui pengujian ahli media, materi dan pendapat siswa.

3. Ds Wardaani Jurusan ekonomi pembangunan“Pengembangan media pembelajaran interaktif berbasis adobe premier pro mata pelajaran ekonomi” (2014).

(40)

33

Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan, dalam hal ini yang dikembangakan adalah media pembelajaran. Model pengembangan yang digunakan adalah Model Pengembangan Sugiyono. Instrumen penelitian yang digunakan berupa angket validasi untuk ahli materi, ahli media, dan untuk siswa.Hasil analisis data yang diperoleh dari hasil validasi ahli materi dan ahli media menunjukkan bahwa persentase validitas materi sebesar 100% dan persentase validitas media sebesar 81,3%. Uji kelompok kecil yang telah dilakukan menunjukkan persentase validitas penggunaan media pembelajaran ini sebesar 94,4%, sedangkan uji keterpakaian di lapangan menunjukkan persentase validitas sebesar 91,2%.

Berdasarkan paparan data tersebut, maka media pembelajaran interaktif berbasis Adobe Premiere Pro pada mata pelajaran ekonomi pokok bahasan Ketenagakerjaan dan Pengangguran untuk kelas XI IPS di SMAN 1 Kepanjen ini termasuk pada kriteria valid, tidak revisi, dan layak untuk digunakan.

4. Bae Jurita, Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu sosial” Pengembangan video stop motion untuk pembelajaran sejarah berbasis adobe premier cs6.” (2017).

Metode yang digunakan dalam penelitian ini mengadaptasi dari metode penelitian dan pengambangan dari Sugiyono. Metode ini memiliki sepuluh tahap, namun dalam penelitian ini hanya digunakan sembilan tahap. Adapun tahapan-tahapannya yaitu: (1) potensi dan masalah; (2) pengumpulan data; (3) desain produk; (4) validasi desain;

(5) revisi desain; (6) uji coba produk; (7) revisi produk; (8) uji coba pemakaian; (9) revisi produk. Instrumen pengumpulan data yang digunakan yaitu lembar validasi ahli materi dan media, angket respon peserta didik, dan tes (pre-test danpost-test).Produk tersebut telah melalui uji coba dengan hasil validasi dari ahli materi menunjukkan persentase sebesar 95% dan 92,5% dariahli media. Hasil uji coba yang

(41)

34

dilakukan kepada kelompok kecil menunjukkan persentase sebesar 89,5% dan 88,75% dari uji kelompok besar. Diperoleh data hasil pre- test yaitu menunjukkan nilai rata-rata sebelum menggunakan produk sebesar 47,5 dan hasil post-test setelah menggunakan produk sebesar 82,5.Kesimpulan dari hasil persentase di atas yaitu media pembelajaran Stop Motion berbasis Adobe Premiere CS 6 yang dikembangan valid dan efektif, sehingga dapat digunakan sebagai media pembelajaran untuk mempermudah proses pembelajaran peserta didik. Perlu dilakukan penelitian dan pengembangan lebih lanjut pada media ini dengan materi-materi pelajaran yang lain.

5. Pengembangan media video pembelajaran “daur air” untuk mata pelajaran IPA kelas V semester 2di SDN Sidoharjo 1 Lamongan.

Penelitian menyimpulkan bahwa hasil belajar siswa meningkat setelah menggunakan video pembelajaran dalam bentuk DVD dalam mata pelajaran IPA. Kesimpulannya bahwa kualitas pada video pembelajaran agar lebih menarik bagi sasaran serta lebih banyak berkonsultasi pada ahli media dan materi untuk kesempurnaan video yang dihasilkan perlu dihubungkan video pembelajaran pada mata pelajaran lain dan materi pokok lain juga akan meingkatakan hasil belajar siswa dan minat belajar siswa dalam proses pembelajaran yang lenih bervariasi.

(42)

35 BAB III

METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan

Penelitian yang akan dilakukan merupakan penelitian pengembangan. Penelitian pengembangan adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat dipertanggungjawab ( Sukmadinata, 2009: 164). Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan model pengembangan 4D. Menurut Thiangarajan dalam Trianto model ini terdiri dari 4 tahap yaitu define (pendefenisian), design ( perancangan), develop (pengembangan) dan desseminate (penyebaran) (2009: 189). Pada penelitian ini peneliti hanya sampai tahap develop, karena keterbatasan waktu. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada setiap tahap pengembangan dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Define( Pendefenenisian)

Kegiatan pada tahap ini dilakukan untuk menetapkan dan mendefenisikan syarat-syarat pengembangan. Dalam model lain, tahap ini sering dinamakan analisis kebutuhan. Tiap-tiap produk tentu membutuhkan analisis yang berbeda-beda. Pada penelitian ini penulis mendefenisikan kebutuhan terhadap pengembangan media berbasis video berbasis adobe premier pro baik untuk guru maupun siswa.

Penulis juga menganalisis terhadap karakter siswa.

2. Design (perencanaan)

Dalam tahap perancangan, akan dibuat prototipe atau rancangan produk. Pada tahap ini akan dilakukan identifikasi program, mengumpulkan bahan-bahan yang dibutuhkan, menentukan model video, mendesain tampilan.

3. Develop (pengembangan)

Dalam kegiatan ini dilakukan evaluasi oleh ahli dalam bidangnya.

Setelah produk melalui tahap design maka awal langkah selanjutnya adalah:

35

(43)

36

a. Validasi yang dilakukan oleh beberapa ahli b. Revisi disain awal

c. Mengembangkan disain yang sudah ada dan merancang disain yang baru

4. Dessemminate (Penyebaran)

Pengembangan video hanya dilakukan sampai tahap develop, karena keterbatasan waktu yang penulis miliki. Dengan tiga tahap pembuatan yang digunakan ini akan menghasilkan produk video berbasis adobe premier pro pada materi thaharah. Rancangan ini akan membantu kegiatan pembelajaran agar lebih maksimal.

B. Prosedur Pengembangan

Berdasarkan rancangan 4D, maka prosedur penelitian yang dilaksanakan tiga tahap pelaksanaan, yaitu:

1. Tahap Pendefenisian (define)

Tahap ini bertujuan untuk menetapkan dan mendefenisikan syarat- syarat pembelajaran. Tahap ini dilakukan untuk mengetahui keadaan lapangan. Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap define adalah sebagai berikut:

a. Melakukan observasi ke sekolah

Pada tahap ini peneliti akan melihat bagaimana situasi dan kondisi proses pembelajaran disekolah serta media yang dipakai oleh guru PAI dan budi pekerti dalam proses pembelajaran. Peneliti juga akan melihat media pendukung apa yang digunakan oleh guru PAI dan Budi pekerti dalam menyampaikan materi dalam proses pembelajaran.

b. Wawancara dengan guru bidang studi

Wawancara yang peneliti lakukan dengan guru PAI dan Budi pekerti bertujuan untuk mengetahui masalah serta hambatan yang dihadapi oleh guru PAI sehubungan dengan media pembelajaran yang digunakan oleh guru PAI dalam proses pembelajaran.

Gambar

Gambar 1. Kerucut pengalaman Edgar Dale
Tabel 2. Kisi-Kisi Lembar Praktikalitas Angket Respon Siswa  terhadap Media Pembelajaran Interaktif Berbasis Video
Tabel 3. Nilai Angket Respon

Referensi

Dokumen terkait

Dari beberapa teori diatas dapat disimpulkan bahwa service performance adalah penilaian menye- luruh konsumen terhadap hasil pelayanan yang dirasakan saat menerima pelayanan

Panduan Administratif Pelaksanaan Orientasi Kehidupan Kampus (OKK) Tahun 2019 ini, telah ditetapkan bersama oleh panitia pelaksana dan disahkan oleh Rektor

ningkatkan hasil belajar menyimak pada siswa kelas IIIA SDI Ulil Albab Kebumen tahun ajaran 2013/2014. Peningkatan pembelajaran menyimak ditunjukkan dengan adanya

Ketiga, Pokja harus mengusulkan dan mendata kegiatan-kegiatan dukungan yang dibutuhkan IKM sasaran untuk mencapai tujuan Rencana Aksi, juga agar pemerintah

berasal dari sumber bahaya telah digolongkan menjadi 6 sumber bahaya meliputi: Sikap Pekerja, Material Kerja, Kondisi Lingkungan Kerja, Pisau Pemotong, Lantai Basah

Adapun hasil penelitian yang ditemukan adalah bahwa kedua media tersebut mengkonstruksi dan membingkai sosok Risma sebagai tokoh politik perempuan yang memiliki

Madrasahs as educational institutions with Islamic heritage have not been able to escape from the pattern of relationships that create gender bias in education systems

Tugas akhir yang berjudul Preferensi Konsumen terhadap Seafood "Warung Tenda" Di Kotamadya Jakarta Timur, merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana