• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Review Penelitian Terdahulu

Pengendalian persediaan bahan baku menggunakan metode EOQ telah dilakukan dan dibuktikan oleh (Sutrisna et al., 2021). Penelitian ini dilakukan di PT. Jatisari Furniture Work yang hasilnya menunjukkan bahwa total biaya dari persediaan bahan baku yang dikeluarkan perusahaan masih lebih besar daripada total dari biaya persediaan yang telah dihitung menggunakan metode EOQ. Pengeluaran biaya bahan baku bisa lebih efisien apabila PT. Jatisari Furniture Work menerapkan perhitungan dengan menggunakan metode EOQ dalam perusahaannya, selain itu metode EOQ sangat membantu perusahaan yang selalu mengalami masalah dalam hal penumpukan bahan baku yang tidak terpakai.

Pengendalian persediaan bahan baku menggunakan metode EOQ juga pernah dilakukan dan dibuktikan oleh (Montalu et al., 2018) di BLPT GMIM Kaaten Tomohon. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa dengan kebijakan yang ada, pengendalian persediaan bahan baku yang ada di BLPT GMIM Kaaten Tomohin masih belum efisien, hal ini terbukti dengan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk persediaan bahan baku di perusahaan lebih besar apabila dibandingkan dengan perhitungan yang sudah dilakukan oleh peneliti menggunakan metode EOQ. Jika perusahaan menerapkan metode EOQ perusahaan akan memperoleh kuantitas pembelian bahan baku yang optimal dengan biaya yang lebih rendah dibandingkan dengan kebijakan dari perusahaan sebelumnya.

Penelitian persediaan bahan baku yang dilakukan oleh (Zulfikar et al., 2020) di CV Harapan Jaya Mebel menunjukkan bahwa hasil dari penelitiannya terdapat adanya kesulitan yang dialami oleh perusahaan dalam memperoleh bahan baku utama yaitu kayu yang disebabkan oleh penyedia bahan bakunya yang selalu mengirim dalam jangka waktu yang lama. Para peneliti menyarankan untuk perusahaan agar menggunakan metode EOQ

(2)

untuk menghitung efisiensi dan efektivitas dalam pembelian persediaan bahan baku utama yaitu kayu. Metode EOQ sangat membantu dalam pembelian bahan kayu akan lebih ekonomis dengan jumlah 776m3. Apabila dengan 2 kali pesan dalam jangka waktu setahun dan hanya menghabiskan biaya persediaan sebanyak Rp. 915.700,-. Jika dibandingkan dengan kebijakan yang ada di perusahaan telah melakukan pemesanan sebanyak 24 kali dalam setahun sejumlah 1.780m3. Biaya yang dikeluarkan untuk biaya persediaan sebanyak Rp. 2.216.000,-. Kesimpulan dari penelitian yang dilakukan (Zulfikar et al., 2020) ini dengan menerapkan metode EOQ akan menghemat biaya pengeluaran untuk persediaan sebanyak Rp. 1.300.300,-.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh (Salu et al., 2018) di CV. Murah Jaya Meubel hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pengendalian yang dilakukan di perusahaan masih belum efektif dan efisien. Pada tahun 2015- 2017 CV. Murah Jaya Mebel selalu mengalami peningkatan, namun peningkatan yang terjadi hanya memiliki perbedaan yang kecil jika dibandingkan apabila perusahaan menerapkan metode EOQ. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan oleh para peneliti membuktikan metode EOQ ini lebih menguntungkan bagi perusahaan karena total biaya persediaan yang menggunakan metode EOQ hanya mengeluarkan biaya yang minim dan memperoleh keuntungan yang lebih besar. Sehingga perusahaan bisa lebih menghemat biaya yang dibutuhkan dalam pengadaan persediaan. Selain itu metode EOQ dapat membantu perusahaan untuk menentukan jumlah pemesanan yang optimal.

Penelitian di CV. Bagas Nf Interior yang dilakukan oleh (Ibrahim et al., 2019). Pada hasil penelitiannya CV. Bagas Nf Interior mengalami kekurangan persediaan di bulan Juli yang terjadi saat minggu pertama sehingga perusahaan tidak bisa mencapai target produksi yang seharusnya. Seharusnya pada awal bulan Juli minggu pertama perusahaan menyiapkan persediaan rak piring 70 unit, handle 70 unit, kayu permukaan 30 unit, kayu dinding samping 40 unit, kayu dinding belakang 70 unit, dan pintu 110 unit. Sedangkan pada minggu ke-17 persediaan yang harus disediakan yaitu rak piring 10 unit,

(3)

handle 10 unit, kayu permukaan 5 unit, kayu dinding belakang 15 unit, dan pintu 5 unit. Dari permasalahan yang terjadi di CV. Bagas Nf Interior, peneliti menyarankan perusahaan agar menggunakan metode MRP (Material Requipment Planning) untuk jangka panjang agar perencanaan bahan baku dapat mencapai target produksi dengan jumlah dan waktu yang tepat sehingga proses produksi akan terlaksana dengan baik.

Pada penelitian yang telah dilakukan oleh (Suyanto et al., 2019) yang berjudul “Pengendalian Persediaan Bahan Baku Tumpi Menggunakan Metode Economic Order Quantity (EOQ) dan Metode Period Order Quantity (POQ) di UD. Jaya Abadi Solution” hasil penelitiannya menunjukkan bahwa total pemesanan yang lebih efisien yaitu yang menggunakan metode EOQ sebesar 220 ton dengan jumlah frekuensi pemesanan sebanyak 6 kali dalam satu tahun dan total biaya persediaannya yaitu Rp. 113.165.509. Sedangkan jika menggunakan metode POQ hanya menghasilkan pesanan sebanyak 205 ton, dan frekuensinya sebanyak 6 kali dalam jangka satu tahun dengan total biaya sebesar Rp. 113.285.546. Hasil dari perhitungan EOQ lebih kecil daripada perhitungan dari metode POQ, dan hal tersebut menjadikan peneliti untuk memilih metode EOQ sebagai pembanding (selisih) dengan perhitungan total biaya menurut perusahaan. Setelah dilakukan perbandingan, perusahaan menghasilkan penghematan biaya persediaan sebesar 19%.

Penelitian tentang Pengendalian Persediaan Bahan Baku Biobriket Dengan Menggunakan Metode POQ Dan Arima yang dilakukan di CV.

Bintang Yasa Abadi oleh (Prasetyo et al., 2020). Hasil penelitiannya menyatakan bahwa jika menggunakan metode Arima tidak cocok digunakan pada data penjualan di CV. Bintang Yasa Abadi, namun dengan menggunakan metode POQ bisa digunakan untuk mencari selisih dari biaya untuk mendapatkan biaya yang optimal di penyimpanan yang ada di gudang.

B. Tinjauan Pustaka 1. Persediaan

(4)

Setiap perusahaan yang melakukan proses produksi akan memerlukan persediaan bahan baku, dengan adanya bahan baku perusahaan bisa melakukan proses produksi yang sesuai dengan kebutuhan maupun sesuai permintaan dari konsumen. Selain itu adanya bahan baku juga untuk memperlancar kegiatan produksi yang ada di perusahaan dan dapat menghindari dari terjadinya kekurangan bahan baku. Persediaan yaitu bagian yang paling penting dan sering dibutuhkan dalam kegiatan perusahaan yang secara kontinu diperoleh, dirubah, lalu kemudian dijual kembali (Vikaliana et al., 2020).

2. Jenis-jenis Persediaan

Persediaan dibedakan atau dikelompokkan berdasarkan jenis dan posisi barang dalam urutan pengerjaan produk, setiap jenis mempunyai karakteristik yang berbeda-beda begitupun pengelolaannya juga berbeda. Dalam buku (Vikaliana et al., 2020) terdapat jenis-jenis persediaan yang dikutip dari penulis buku “T. Hani Handoko (1999)”, jenis-jenis persediaan tersebut dibedakan dengan :

a. Persediaan bahan baku, merupakan persediaan barang-barang yang berwujud seperti kayu, baja, dan komponen lainnya yang dapat digunakan untuk proses produksi.

b. Persediaan komponen rakitan, merupakan persediaan barang yang didapatkan melalui perusahaan lain, yang mana dapat secara langsung dirakit menjadi produk jadi.

c. Persediaan bahan pembantu atau penolong, merupakan persediaan barang yang dibutuhkan pada saat proses produksi, namun tidak termasuk dalam golongan komponen barang jadi.

d. Persediaan barang dalam proses, merupakan persediaan barang pengeluaran dari tiap bagian dalam proses produksi atau yang sudah diolah menjadi suatu barang, namun masih perlu untuk diproses menjadi barang jadi.

(5)

e. Persediaan barang jadi, merupakan persediaan barang yang telah selesai melalui proses produksi dari pabrik dan siap untuk dijual dan dikirimkan kepada pelanggan.

3. Fungsi-fungsi Persediaan

Penentuan jumlah persediaan dalam sebuah perusahaan harus disesuaikan dengan perhitungan dikarenakan persediaan memiliki fungsi penting untuk memperlancar jalannya proses produksi di perusahaan. Persediaan yang ada dalam perusahaan bisa dibedakan berdasarkan dengan beberapa cara tertentu (Vikaliana et al., 2020).

Menurut (Herjanto, 2008) fungsi-fungsi dari persediaan dapat digolongkan kedalam beberapa jenis, yaitu :

a. Fluctuation stock, adalah persediaan yang digunakan untuk menjaga apabila terjadi fluktuasi pada permintaan yang tidak terduga, dan untuk mengatasi masalah apabila terjadi suatu kesalahan maupun penyimpangan dalam perkiraan penjualan pada saat produksi atau pengiriman barang.

b. Anticipation stock, yaitu persediaan untuk menghadapi permintaan barang yang dapat ditebak, misal pada musim permintaan barang sedang tinggi dan kapasitas produksi saat itu tidak memenuhi permintaan. Selain itu persediaan ini difungsikan untuk antisipasi terjadinya keterlambatan pengiriman bahan baku dari pihak penyetor bahan baku.

c. Lot size inventory, adalah persediaan yang disiapkan dengan jumlah yang lebih banyak daripada kebutuhan pada saat tersebut.

Persediaan ini dimaksudkan untuk mendapatkan keuntungan dari harga barang berupa pemotongan harga dikarenakan saat membeli persediaan bahan baku dengan jumlah yang besar, serta untuk mendapatkan harga yang murah atas biaya pengangkutan barang.

(6)

d. Pipeline inventory, merupakan persediaan yang masih dalam proses pengiriman dari tempat pembelian ke tempat di mana barang tersebut akan digunakan.

4. Pengendalian Persediaan

Menurut (Herjanto, 2013) pengendalian persediaan merupakan kumpulan dari kebijakan pengendalian untuk mengetahui tingkat persediaan yang harus diperhatikan, waktu untuk menambah persediaan harus dilakukan dan seberapa banyak pesanan yang harus diadakan, total persediaan yang dimiliki oleh tiap perusahaan berbeda karena setiap kebutuhan konsumen dari perusahaan juga berbeda, tergantung dari perusahaannya.

5. Manfaat persediaan

Menurut (Vikaliana et al., 2020) perusahaan memerlukan cadangan persediaan yang cukup agar dapat memenuhi kebutuhan produksi dan untuk memenuhi permintaan para konsumen. Oleh sebab itu persediaan memiliki manfaat penting bagi kelancaran proses produksi dalam suatu perusahaan. Persediaan mempermudah perusahaan untuk memperlancar jalannya operasi perusahaan manufaktur yang dilakukan secara berturut-turut agar memproduksi barang-barang serta untuk menyampaikan barang tersebut kepada para konsumen.

Menurut (Herjanto, 2008) ada beberapa manfaat persediaan untuk memenuhi kebutuhan dalam perusahaan, yaitu sebagai berikut :

a. Menghilangkan kemungkinan keterlambatan pengiriman bahan baku atau barang yang dibutuhkan perusahaan.

b. Menghilangkan kemungkinan jika terdapat material yang dipesan rusak dan harus dikembalikan.

c. Menghilangkan kemungkinan terhadap terjadinya inflasi.

(7)

d. Menghindari permasalahan jika terjadi barang musiman agar perusahaan tidak kesulitan apabila stok persediaan barang sulit ditemukan.

e. Mendapatkan untuk melalui potongan harga berdasarkan kuantitas.

f. Memberi pelayanan yang baik terhadap konsumen dengan tersedianya barang yang diperlukan.

6. Biaya-biaya Persediaan

Menurut (Vikaliana et al., 2020) biaya persediaan merupakan dana yang akan digunakan dan dikeluarkan oleh perusahaan untuk mendapatkan persediaan bahan baku yang akan diproses oleh perusahaan. Biaya persediaan harus diperhitungkan dengan benar agar tidak terjadi masalah seperti pembelian bahan baku yang berlebihan sehingga menyebabkan kerugian dana.

Menurut (Herjanto, 2008), unsur biaya yang ada dalam persediaan bisa dikelompokkan sebagai berikut :

a. Biaya pemesanan, merupakan biaya yang dikeluarkan untuk sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan pemesanan barang, dimulai dari tempat pemesanan hingga semua tersedianya barang yang ada di gudang. Biaya pemesanan menurut (Herjanto, 2008) sudah meliputi semua biaya yang dikeluarkan untuk mengadakan pemesanan barang, yang bisa mencakup biaya administrasi dan penempatan order, biaya pemilihan pemasok, biaya pengangkutan, serta biaya bongkar muat, biaya penerimaan dan pemeriksaan barang.

b. Biaya penyimpanan, merupakan biaya yang dikeluarkan berkaitan dengan adanya persediaan barang. Menurut (Herjanto, 2008) biaya ini meliputi biaya sewa gudang, biaya administrasi pergudangan, biaya listrik, biaya modal yang tertanam dalam persediaan, biaya asuransi, maupun biaya kerusakan, serta biaya kehilangan.

c. Biaya pembelian, merupakan biaya per satuan unit jika item dibeli dari pihak luar. Saat membeli item dari pihak luar, maka biaya per satuan

(8)

unit merupakan harga beli ditambah dengan biaya angkut (Yamit, 2005).

d. Biaya kekurangan persediaan, merupakan akibat ekonomis dari kekurangan yang berasal dari luar maupun dalam perusahaan. Biaya kurang dari luar bisa dikarenakan backorder, dan biaya kurang dari dalam perusahaan bisa diakibatkan dari biaya penundaan pengiriman (Yamit, 2005).

7. Bahan Baku

Bahan baku (raw material) menurut (Pratama, 2016) merupakan bahan yang dipakai dalam pembuatan produk dimana bahan tersebut secara keseluruhan terlihat pada produk jadinya atau merupakan bagian besar dari bentuk barang.

Biaya bahan baku (raw material cost) menurut (Pratama, 2016) merupakan total keseluruhan dari biaya untuk memperoleh bahan baku sampai dengan bahan siap untuk digunakan yang diliputi dengan harga bahan, ongkos angkut, penyimpanan dan lainya.

8. Metode Economic Order Quantity (EOQ)

(Syamsuddin, 2011) mengatakan bahwa Economic Order Quantity (EOQ) merupakan salah satu metode yang dipergunakan saat menentukan jumlah perhitungan pemesanan yang optimal dan meminimumkan total biaya persediaan yang akan dikeluarkan.

Adapun rumus perhitungan dari metode Economic Order Quantity (EOQ) :

Keterangan :

EOQ = Kuantitas pembelian optimal.

C = Biaya pemesanan setiap kali pesan.

(9)

R = Jumlah kebutuhan dalam unit.

H = Biaya penyimpanan per-unit.

9. Persediaan Pengaman (Safety Stock)

Menurut (Richardus, 2003) menyatakan bahwa persediaan pengaman merupakan persediaan ekstra yang harus diadakan untuk perlindungan khusus atau pengaman untuk persediaan. Hal ini agar menghindari dari masalah yang akan terjadi misalnya seperti kekurangan persediaan akibat keterlambatan pengiriman pesanan, kerusakan bahan baku, dan lain sebagainya.

Adapun rumus dari perhitungan persediaan pengaman (Safety Stock) :

10. Reorder Point (ROP)

Reorder point (ROP) atau pemesanan kembali menurut (Apriyani

& Muhsin, 2017) adalah pengulangan kembali pemesanan produk atau bahan, sehingga saat menerima bahan yang telah dipesan sesuai dengan waktu dan kapasitas yang diinginkan di gudang

Adapun rumus dalam menentukan reorder point :

Keterangan :

Q = Rata-rata pemakaian bahan baku per-unit atau perhari D = Waktu tunggu

11. Metode Periodic Order Quantity (POQ)

Menurut (Yamit, 2005) Periodic Order Quantity (POQ) merupakan metode yang digunakan untuk menentukan jumlah periode permintaan, dimana metode POQ ini menggunakan logika yang sama dengan metode EOQ, namun metode POQ mengubah jumlah pesanan

(10)

menjadi jumlah periode pemesanan. Nantinya hasil yang diperoleh adalah interval pemesanan tetap atau jumlah pemesanan tetap dengan bilangan bulat (integer).

Rumus dari metode Periodic Order Quantity (POQ) sebagai berikut :

Keterangan :

POQ = Interval pemesanan ekonomis setiap satu periode S = Biaya pemesanan setiap kali pesan

D = Biaya penyimpanan per unit H = Permintaan bahan

12. Total biaya Persediaan

Total biaya persediaan merupakan semua biaya yang dikeluarkan untuk pembelian persediaan bahan baku. Adapun rumus total biaya persediaan menurut (Render & Heizer, 2011) yaitu :

a. Metode Economic Order Quantity (EOQ)

( ) ( )

b. Metode Periodic Order Quantity (POQ)

( ( ) Keterangan :

D = Jumlah permintaan persediaan tahunan.

(11)

Q = Jumlah barang optimum tiap kali pesan (EOQ/POQ).

S = Biaya pemesanan setiap kali pesan.

H = Biaya penyimpanan per item.

13. Penelitian Komparasi

Penelitian komparasi menurut (Riyanto & Mohyi, 2020) merupakan penelitian yang memiliki tujuan untuk mencari perbedaan maupun persamaan pada suatu penelitian antara satu variabel atau lebih. Perbedaan maupun persamaan bisa terlihat dari karakteristik yang dimiliki, penyebab dan timbulnya maupun yang lain.

Metode komparasi dapat digunakan untuk membandingkan keefisienan dan keefektifitasan dalam perusahaan untuk mengelola pengendalian persediaan bahan baku mengenai penggunaan metode EOQ dan POQ, perusahaan dapat memilih metode yang bisa menjadikan perusahaan lebih baik.

Referensi

Dokumen terkait

Sistem pengarsipan surat yang berjalan saat ini dirasa belum efisien karena BAU masih menggunakan cara manual dalam proses pengarsipan surat masuk maupun surat keluar serta pada

Kemauan membayar pajak atau yang biasanya disebut dengan willingness to pay tax memiliki makna sebagai suatu nilai yang dikontribusikan oleh seseorang, yang menunjukkan bahwa orang

Penelitian Setiawan & Piartrini (2018) dengan judul Pengaruh pemberdayaan karyawan dan stress kerja terhadap komitmen organisasional karyawan department housekeeping pada villa

Risiko operasional berkaitan dengan kesalahan manusiawi (human error), kegagalan sistem, dan ketidakcukupan prosedur dan kontrol. 6) Risiko hukum, adalah risiko akibat

Latar atau setting adalah tempat dan waktu terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan. Latar memberikan pijakan cerita secara konkret dan jelas. Hal ini penting untuk

Hubungan desa Tongkoh sendiri dengan desa Lau Gendek adalah tidak lain atas hubungan tanah, karena marga Karo Sekali yang pertama sekali mendiami desa Lau Gendek sampai ke

Di njau dari manajemen satuan pendidikan, maka penyusunan model inspirasi diversifi kasi kurikulum esensi dan muaranya adalah terwujudnya Kurikulum ngkat satuan

Ibnul Qoyyim rahimahullah menjelaskan, “Berbukanya Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam pada hari ‘Arafah itu mengandung beberapa hikmah, diantaranya memperkuat do’a di