• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINDAK TUTUR ILOKUSI TOKOH KAKEK DALAM FILM TANAH SURGA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TINDAK TUTUR ILOKUSI TOKOH KAKEK DALAM FILM TANAH SURGA"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

TINDAK TUTUR ILOKUSI TOKOH KAKEK DALAM FILM TANAH SURGA

SUTRADARA HERWIN NOVIANTO, RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN

MENYIMAK, DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS X SMA

Oleh: Sri Utami Fatimah

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia adeuut91@gmail.com

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) bentuk-bentuk dan wujud tindak tutur ilokusi yang digunakan tokoh kakek pada film Tanah Surga; (2) relevansi kelima kategori tindak tutur ilokusi (asertif, direktif, komisif, ekspresif, dan deklaratif) tokoh kakek pada film Tanah Surga dengan pembelajaran menyimak di kelas X SMA; dan (3) skenario pembelajaran menyimak dengan menggunakan media film Tanah Surga. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dilaksanakan dengan metode simak bebas lipat cakap (SBLC). Analisis dilakukan dengan metode padan dan metode agih. Bentuk-bentuk tindak tutur ilokusi yang dipakai tokoh kakek pada film Tanah

Surga ditinjau dari kategori Searle terdiri dari (a) asertif; (b) direktif; (c) komisif; (d) ekpresif;

dan (e) deklaratif; (2) relevansi tindak tutur ilokusi tokoh kakek dalam film Tanah Surga dengan pembelajaran menyimak di kelas X SMA menggunakan dua tujuan pembelajaran yaitu persepsi dan resepsi, dengan strategi pembelajaran meliputi: (a) materi, (b) proses, dan (c) hasil; (3) skenario pembelajaran didasarkan pada standar kompetensi 9. memahami informasi melalui tuturan. Kompetensi dasar yang menjadi acuan adalah 9.2 menyimpulkan isi informasi yang didengar melalui tuturan tidak langsung. Metode yang digunakan dalam pembelajaran, yaitu metode ceramah, penugasan, dan diskusi.

Kata kunci: ilokusi, film Tanah Surga, tokoh kakek, skenario pembelajaran menyimak. PENDAHULUAN

Bahasa merupakan alat komunikasi yang paling penting. Melalui bahasa, manusia dapat berhubungan, dapat bertukar pengalaman, saling belajar, dan meningkatkan ke-mampuan intelektual. Oleh karena itu, tidaklah berlebihan bila bahasa disebut sebagai alat komunikasi terpenting bagi manusia.

Dalam komunikasi terdapat penutur dan petutur yang sama-sama menyadari bahwa ada kaidah-kaidah yang mengatur tindakannya, penggunaan bahasanya, dan inter-pretasi-interpretasi terhadap tindakan dan ucapan lawan tuturnya. Setiap bahasa digunakan sebagai alat komunikasi, yakni alat penyampaian pesan dari penutur kepada petutur atau dari pembicara kepada pendengar, dan dari penulis kepada pembaca.

Dalam berkomunikasi, selain menggunakan bahasa penutur dan petutur harus memperhatikan juga tindakan dalam tuturannya (tindak tuturnya). Menurut Searle (1969:

(2)

2

16), tindak tutur adalah unit komunikasi linguistik berupa produksi atau panerbitan simbol atau kata atau kalimat dalam kinerja tindakan berbicara. Dilihat dari sudut penutur, bahasa itu berfungsi personal atau pribadi. Maksudnya, penutur menyatakan sikap terhadap apa yang dituturkannya. Penutur bukan sekadar mengungkapkan emosi lewat bahasa, me-lainkan juga memperlihatkan emosi itu sewaktu menyampaikan tuturannya. Dalam meng-ucapkan suatu kalimat, seseorang tidak sekadar mengatakan sesuatu dengan mengmeng-ucapkan kalimat itu. Namun, jika dikaitkan antara penutur dengan petutur terbentuk suatu tindak tu-tur dan peristiwa tutu-tur yang merupakan isi pembicaraan.

Leech (1983: 20) menjelaskan bahwa untuk memahami sebuah isi pembicaraan tidak lepas dari konteks. Menurut Rustono (1999: 19-22), konteks adalah sesuatu yang menjadi sarana pemerjelas suatu maksud. Sarana itu meliputi dua macam, yang pertama berupa bagian ekspresi yang dapat mendukung kejelasan maksud dan yang kedua berupa situasi yang berhubungan dengan suatu kejadian. Konteks adalah aspek-aspek yang ber-hubungan dengan lingkungan fisik dan sosial sebuah tuturan, pengetahuan latar belakang yang sama-sama dimiliki penutur dan petutur, serta yang membantu petutur menafsirkan makna tuturan.

Dalam menganalisis tindak tutur, penulis menyadari benar-benar betapa penting-nya konteks tuturan. Tindak tutur sangat sensitif terhadap konteks ucapan, khususpenting-nya hubungan antara penutur dan petutur. Jadi, tindak tutur merupakan penyampaian tuturan untuk menyatakan maksud pada penutur sesuai dengan konteks tuturannya. Tindak tutur dibagi menjadi beberapa jenis salah satunya adalah tindak tutur ilokusi. Tindak tutur ilokusi merupakan tindak tutur yang paling banyak jenisnya. Oleh sebab itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang tindak tutur ilokusi.

Searle (1969: 23) menjelaskan bahwa tindak tutur ilokusi dapat dikategorikan menjadi lima kategori, yaitu: (1) asertif, (2) direktif, (3)komisif, (4) ekspresif, (5) deklaratif. Tindak tutur asertif, misalnya menyatakan, menunjukkan, menyebutkan, mengakui, dan

me-laporkan. Tindak tutur direktif, misalnya memberi nasihat, meminta, dan menyarankan.

(3)

3

ekspresif, misalnya menolak, menyalahkan, dan memuji. Kategori deklaratif berupa tuturan

untuk mengijinkan, dan melarang.

Dalam silabus Bahasa Indonesia SMA kelas X dicantumkan kompetensi dasar pem-belajaran menyimak, yaitu menyimpulkan informasi yang didengar melalui tuturan tidak langsung. Terkait dengan hal tersebut pembelajaran dapat dilakukan dengan menggunakan media tuturan tokoh kakek dalam film Tanah Surga.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan (1) macam-macam tindak tutur ilokusi yang digunakan tokoh kakek pada film Tanah Surga; (2) wujud tindak tutur ilokusi yang digunakan tokoh kakek pada film Tanah Surga; (3) relevansi kelima kategori tindak tutur ilokusi (asertif, direktif, komisif, ekspresif, dan deklaratif) tokoh kakek pada film Tanah

Surga dengan pembelajaran menyimak di kelas X SMA; dan (4) skenario pembelajaran

me-nyimak dengan menggunakan media film Tanah Surga. METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, yakni suatu penelitian de-ngan penggambaran melalui kata-kata atau kalimat untuk memperoleh suatu simpulan. Objek penelitian berupa tuturan ilokusi tokoh kakek dalam film Tanah Surga. Fokus pe-nelitian berupa lima kategori Searle (asertif, direktif, komisif, ekspresif, dan deklaratif). Penelitian data dilakukan dengan metode Simak Bebas Libat Cakap (SBLC). Instrumen pe-nelitian yang digunakan dalam pepe-nelitian ini adalah peneliti sendiri dibantu kartu data. Analisis data dilakukan dengan metode padan dan metode agih. Penyajian hasil analisis data dengan menggunakan metode informal.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dari hasil analisis bentuk-bentuk tindak tutur ilokusi tokoh kakek dalam film Tanah

Surga sutradara Herwin Novianto meliputi: (1) Asertif meliputi menyatakan, menunjukkan, menyebutkan, mengakui, dan melaporkan, (2) direktif (memberi nasihat, maminta, dan me-nyarankan), (3) komisif (berjanji), (4) ekspresif (menolak, menyalahkan, dan menuntut), dan

(5) deklaratif (mengizinkan dan melarang). Wujud tindak tutur ilokusi yang digunakan tokoh kakek dalam film Tanah Surga adalah tuturan langsung dan tidak langsung. Berikut disajikan contoh penggunaan bentuk-bentuk tindak tutur ilokusi tokoh kakek dalam film Tanah Surga.

(4)

4

Dokter Anwar :“Sebelumnya pernah periksa ke rumah sakit Pak?”

1.

Kakek

:“Jauh dan mahal dokter. Dari sini naik perahu 200 ringgit,

pergi balik 400, belum lagi obatnya.

Dokter!”

Tuturan tersebut diucapkan kakek saat kakek diperiksa dan ditanya apakah

se-belumnya sudah pernah berobat ke rumah sakit. Kakek menjawab dengan tuturan

tidak langsung bermaksud menutupi kebenaran akan keberadaan hidupnya yang dari

keluarga kurang mampu, yaitu dengan tuturan “Jauh dan mahal dokter. Dari sini naik

perahu 200 ringgit, pergi balik 400, belum lagi obatnya. Dokter!.”

Tuturan kakek ini termasuk kategori asertif menyatakan karena tuturan tersebut

mengikat penuturnya akan kebenaran isi tuturannya. Kebenaran isi tuturan itu dapat

dilihat dari kenyataan bahwa memang benar keadaan ekonomi kakek sangat kurang

untuk berobat, bahkan untuk makan pun sangat kurang. Hal ini dapat dilihat dari

keadaan rumah tempat kakek tinggal yang kecil dan terbuat dari papan yang umurnya

sudah tua dan tidak mempunyai listrik sebagai penerangan rumahnya.

Haris

:”Jakarta yang makmur! Bukan di sini. Kita ini di pelosok Kalimantan,

siapa yang peduli?”

2.

Kakek : “Haris!”

Mengatur negeri ini tidaklah mudah. Tak semudah membalik telapak

tangan.

Tahu kau!”

Tuturan di atas dituturkan kakek secara tidak langsung kepada Haris. Saat Haris

mengatakan bahwa di pelosok Kalimantan tidak ada yang peduli, dan hanya Jakarta

yang makmur. Mendengar tuturan Haris, kakek memberi nasihat kepada Haris

de-ngan tuturan “Mengatur negeri ini tidaklah mudah. Tak semudah membalik telapak

tangan. Tahu kau”. Jadi, tuturan kakek tersebut termasuk direktif memberi nasihat

karena secara tidak langsung tuturan kakek tersebut memberi nasihat agar Haris tahu

bahwa mengatur negeri tidak semudah membalikkan telapak tangan.

Salman : “Terus!

Murka sudah tak ada di sini kan kek?” 3.

(5)

5

Tuturan tersebut disampaikan kepada Salman oleh kakek dengan tuturan tidak langsung untuk menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh Salman perihal pasukan murka yang kakek ceritakan. Dengan tuturan “Salman!! Ceritanya kita sambung besok malam ya!.” Tuturan kakek tersebut termasuk kategori komisif berjanji. Hal itu ditandai dengan kata “Ceritanya kita sambung besok malam ya!” yang berarti kakek berjanji akan menyambung ceritanya pada malam berikutnya.

Haris

:“Sekarang ini bukan tahun 65’, Yah. Semua kan bebas berdagang di

mana saja.”

4.

Kakek :“Kalau bolehlah semua orang berdagang di mana saja. Kenapa kamu

berdagang di Malaysia?”

Tuturan tidak langsung di atas diucapkan kakek kepada Haris. Saat Haris

mengatakan “Sekarang ini bukan tahun 65’, Yah. Semua kan bebas berdagang di

mana saja”. Kakek menjawabnya dengan tuturan “Kalau bolehlah semua orang

ber-dagang dimana saja. Kenapa kamu berber-dagang di Malaysia?”. Tuturan “Kenapa”

me-rupakan bentuk ekspresif menyalahkan dan mempunyai maksud mengikat

pe-nuturnya untuk mengevaluasi kembali tuturannya.

Salina :“Kek aku ingin tidur di kamar kakek!” 5.

Kakek :“Tidurlah. Boleh!”

Tuturan langsung di atas diucapkan kakek kepada Salina saat Salina meminta izin untuk tidur di kamar kakek. Tuturan yang dituturkan kakek sebagai bentuk mengizinkan adalah dengan tuturan “Boleh!”. Tuturan “Boleh” menpunyai arti secara langsung meng-izinkan Salina untuk tidur di kamar kakek.

Relevansi tindak tutur ilokusi tokoh kakek dalam film Tanah Surga dengan pem-belajaran menyimak di kelas X SMA adalah tuturan tokoh kakek dapat digunakan untuk pembelajaran keterampilan menyimak karena tuturan yang digunakan tokoh kakek dalam film Tanah Surga merupakan tuturan yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga dengan menyimak tuturan tokoh kakek dalam film Tanah Surga siswa dapat mem-pergunakannya dalam bergaul di lingkungannya sehari-hari. Relevansi didasarkan pada

(6)

6

standar kompetensi 9. memahami informasi melalui tuturan dengan kompetensi dasar 9.2 menyimpulkan isi informasi yang didengar melalui tuturan tidak langsung.

Skenario pembelajaran keterampilan menyimak berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) diawali dengan pembuatan Rencana Pelaksanaaan Pembelajaran (RPP). Pembuatan RPP didasarkan pada standar kompetensi yang dipilih sebagai acuan, yakni memahami informasi melalui tuturan. Kompetensi dasar yang menjadi landasan pe-nelitian adalah 9.2 menyimpulkan isi informasi yang didengar melalui tuturan tidak langsung. Metode yang digunakan dalam pembelajaran menyimak tuturan tidak langsung ini dilakukan dengan mengombinasikan tiga metode pembelajaran, yakni metode ceramah, pe-nugasan, dan diskusi.

Langkah dalam pembelajaran menyimak tuturan tokoh kakek dalam film Tanah

Surga meliputi; (1) guru memberikan materi tentang tuturan dengan memutarkan film Tanah Surga sebagai media dalam menyimak suatu tuturan; (2) guru membagi siswa

menjadi beberapa kelompok. setiap kelompoknya diminta meperhatikan film yang diputar dengan cara mencatat tuturan dari salah satu tokoh dari film yang telah ditentukan oleh guru; (3) guru meminta siswa mengumpulkan pekerjaannya pada pertemuan yang akan da-tang setelah mempresentasikannya di depan kelas; (4) Siswa diminta mempresentasikan hasil tugas kelompok pada pertemuan sebelumya di depan kelas; (5) Guru memberikan ke-sempatan kepada peserta didik lainnya untuk bertanya setelah presentasi selesai; (6) Guru mengomentari hasil presentasi yang telah dilaksanakan dengan memutar kembali film yang sudah diputar pada pertemuan sebelumnya; dan (7) memberikan rangkuman akhir me-ngenai jalannya proses pembelajaran.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian yang telah disajikan sebelumnya, maka simpulan penelitian ini adalah (1) Bentuk-bentuk tindak tutur ilokusi tokoh kakek da-lam film Tanah Surga sutradara Herwin Novianto meliputi tindak tutur ilokusi kategori

asertif (menyatakan, menunjukkan, menyebutkan, mengakui, dan melaporkan), direktif (memberi nasihat, maminta, dan menyarankan), komisif (berjanji), ekspresif (menolak, me-nyalahkan, dan menuntut), dan deklaratif (mengizinkan dan melarang). Wujud tindak tutur

(7)

7

ilokusi yang digunakan adalah tuturan langsung dan tidak langsung. (2) Relevansi tindak tutur ilokusi tokoh kakek dalam film Tanah Surga dengan pembelajaran menyimak di kelas X SMA adalah tuturan tokoh kakek dapat digunakan untuk pembelajaran keterampilan me-nyimak didasarkan pada standar kompetensi 9. memahami informasi melalui tuturan de-ngan kompetensi dasar 9.2 menyimpulkan isi informasi yang didengar melalui tuturan tidak langsung. (3) Skenario pembelajaran keterampilan menyimak berdasarkan Kurikulum Ting-kat Satuan Pendidikan (KTSP) diawali dengan pembuatan Rencana Pelaksanaaan Pem-belajaran (RPP). Pembuatan RPP didasarkan pada standar kompetensi 9. memahami informasi melalui tuturan. Kompetensi dasar yang menjadi landasan penelitian adalah 9.2 menyimpulkan isi informasi yang didengar melalui tuturan tidak langsung. Metode yang di-gunakan dalam pembelajaran menyimak tuturan tidak langsung ini dilakukan dengan me-ngombinasikan tiga metode pembelajaran, yakni metode ceramah, penugasan, dan diskusi. Langkah pembelajaran meliputi; (1) guru memberikan materi tentang tuturan dengan me-mutarkan film Tanah Surga sebagai media dalam menyimak suatu tuturan; (2) guru mem-bagi peserta didik menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok diminta mencatat dan menganalisis tuturan tokoh kakek dalam film Tanah Surga serta mempresentasikan di de-pan kelas; (3) guru memberikan kesempatan kepada siswa lainnya untuk bertanya setelah presentasi selesai; (4) guru mengomentari hasil presentasi yang telah dilaksanakan; dan (5) memberikan rangkuman akhir mengenai jalannya proses pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan, dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta:

Balai Pustaka

Leech, Geofrey. 1983. The Principles of Pragmatics. New York: Longman Group

Limited.

Moleong, Lexy. J. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Purwo, Bmbang Kaswanti. 1990. Pragmatik dan Pengajaran Bahasa. Yogyakarta:

Kanisius.

(8)

8

Searle, J. R. 1969. Speech act: An Essay in the Philosophy of Language. Cambridge:

Cambridge U. P.

Sugiyono.2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Referensi

Dokumen terkait

Penerapan asesmen portofolio terhadap kemampuan mahasiswa dalam melakukan asesmen psikologis memerlukan berbagai kajian terhadap wacana yang komprehensif mengenai konsep

Kesimpulan yang dapat diambil dari rumah sakit suzhou ini adalah, Pasien akan tiba dengan berjalan kaki, dengan bus, dengan sepeda, dan mobil melintasi sebuah jembatan

Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya pengaruh penyajian materi dalam bentuk media komik dan tanpa media komik terhadap

Melalui penggambaran diatas, maka belis sebagai mas kawin tidak lagi dipahami sebatas pernikahan yang melibatkan adat. Namun, belis seolah-olah menjadi proses

Dari bobot yang diberikan, dapat diketahui bahwa pesaing baru merupakan ancaman serius bagi perusahaan. Semakin banyak pesaing baru yang muncul dengan berbagai fasilitas

Retak kotak – kotak iasanya di tandai oleh aspal atau perkerasan retak halus dan juga biasanya terjadi pada bagian yang lebih halus dipermukaan tersebut, tetapi kadang

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tata kelola anggaran desa yang bersumber APBN dalam rangka mewujudkan pembangunan masyarakat pinggiran berbasis

Sedangkan saluran pemasaran yang paling efisien untuk ikan sagela asap asal Desa Pasalae dan Pentadu Barat adalah saluran yang langsung dari produsen ke konsumen sedangkan di