PRA RENCANA PABRIK
Oleh :
ANIK TRESNAWATI
063101 0088
JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
PABRIK ALUMINIUM CHLORIDE ANHYDROUS
DENGAN PROSES CHLORINASI
Oleh :
ANIK TRESNAWATI
063101 0088
Disetujui untuk diajukan dalam ujian lisan
Dosen Pembimbing,
dengan segala rahmat serta karuniaNya sehingga penyusun telah dapat
menyelesaikan Tugas Akhir “Pra Rencana Pabrik Aluminium Chloride
Anhydrous Dengan Proses Chlorinasi”, dimana Tugas Akhir ini merupakan tugas
yang diberikan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program pendidikan
kesarjanaan di Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Universitas
Pembangunan Nasional Surabaya.
Tugas Akhir “Pra Rencana Pabrik Aluminium Chloride Anhydrous
Dengan Proses Chlorinasi” ini disusun berdasarkan pada beberapa sumber yang
berasal dari beberapa literatur , data-data , majalah kimia, dan internet.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih atas segala
bantuan baik berupa saran, sarana maupun prasarana sampai tersusunnya Tugas
Akhir ini kepada :
1. Bapak Ir. Sutiyono, MT
Selaku Dekan FTI UPN “Veteran” Jawa Timur
2. Ibu Ir. Retno Dewati, MT
Selaku Ketua Jurusan Teknik Kimia, FTI,UPN “Veteran” Jawa Timur.
3. Ibu Ir. Ely Kurniati, MT
selaku dosen pembimbing.
6. Kedua orangtua kami yang selalu mendoakan kami.
7. Semua pihak yang telah membantu , memberikan bantuan, saran serta
dorongan dalam penyelesaian tugas akhir ini.
Kami menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari sempurna,
karena itu segala kritik dan saran yang membangun kami harapkan dalam
sempurnanya tugas akhir ini.
Sebagai akhir kata, penyusun mengharapkan semoga Tugas Akhir yang
telah disusun ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi mahasiswa
Fakultas Teknologi Industri jurusan Teknik Kimia.
Surabaya , Desember 2010
berproduksi dengan kapasitas 20.000 ton/tahun dalam bentuk kristal. Pabrik
beroperasi secara kontinyu berjalan selama 24 jam tiap hari dan 330 hari kerja
dalam setahun.
Aluminium chloride juga digunakan pada industri farmasi, industri tekstil,
industri kimia organik, industri pengolahan karet, dan industri minyak pelumas
(chemicalland21). Maka pendirian pabrik aluminium chloride di Indonesia
mempunyai peluang investasi yang menjanjikan dan mempunyai profitabilitas
yang cukup tinggi. Secara singkat, uraian proses dari pabrik aluminium chloride
sebagai berikut :
Pertama-tama aluminium scrap dichlorinasi pada furnace membentuk uap
aluminium chloride. Uap aluminium chloride kemudian dikondensasi pada
condenser, dikristalisasi pada crystallizer dan kemudian dipisahkan pada
centrifuge. Kristal kemudian dikeringkan pada rotary dryer, didinginkan dan
kemudian dihaluskan pada ball mill sebagai produk akhir.
Pendirian pabrik berlokasi di Manyar, Gresik dengan ketentuan :
Bentuk Perusahaan : Perseroan Terbatas
Sistem Organisasi : Garis dan Staff
Jumlah Karyawan : 194 orang
Sistem Operasi : Kontinyu
* Umur Pabrik : 10 Tahun
* Fixed Capital Investment (FCI) : Rp. 17.841.797.000
* Working Capital Investment (WCI) : Rp. 5.476.750.000
* Total Capital Investment (TCI) : Rp. 23.318.547.000
* Biaya Bahan Baku (1 tahun) : Rp. 50.341.104.000
* Biaya Utilitas (1 tahun) : Rp. 4.590.887.000
- Steam = 111.648 lb/hari - Air pendingin = 237 M3/hari - Listrik = 4.944 kWh/hari - Bahan Bakar = 1.368 liter/hari
* Biaya Produksi Total (Total Production Cost) : Rp. 65.721.001.000
* Hasil Penjualan Produk (Sale Income) : Rp. 82.615.788.000
* Bunga Bank (Kredit Investasi Bank Mandiri) : 19%
* Internal Rate of Return : 24,76%
* Rate On Investment : 23,40%
* Pay Out Periode : 3,8 Tahun
Tabel VII.2. Jenis Dan Jumlah Fire – Extinguisher ………. VII - 7
Tabel VIII.2.1. Baku mutu air baku harian ……….………… VIII-7
Tabel VIII.2.3. Karakteristik Air boiler dan Air pendingin ………… VIII-9
Tabel VIII.4.1. Kebutuhan Listrik Untuk Peralatan Proses Dan Utilitas
……….……….……….…… VIII-60
Tabel VIII.4.2. Kebutuhan Listrik Untuk Penerangan Ruang Pabrik
Dan Daerah Proses ……….………. VIII-62
Tabel IX.1. Pembagian Luas Pabrik ……….……… IX - 8
Tabel X.1. Jadwal Kerja Karyawan Proses ……….…… X - 11
Tabel X.2. Perincian Jumlah Tenaga Kerja ……….…… X - 13
Tabel XI.4.A. Hubungan kapasitas produksi dan biaya produksi … XI - 8
Tabel XI.4.B. Hubungan antara tahun konstruksi dengan modal sendiri
……….……….……….…… XI - 9
Tabel XI.4.C. Hubungan antara tahun konstruksi dengan modal pinjaman ……….……….……….……… XI - 9
Tabel XI.4.D. Tabel Cash Flow ……….……….…… XI - 10
Tabel XI.4.E. Pay Out Periode ……….……….…… XI - 14
Gambar IX.1 Lay Out Pabrik ……….……….………… IX - 9
Gambar IX.2 Peta Lokasi Pabrik ……….……….……… IX - 10
Gambar IX.3 Lay Out Peralatan Pabrik ……….………. IX - 11
Gambar X.1 Struktur Organisasi Perusahaan ……….………… X - 14
KATA PENGANTAR ……….……….………. ii
INTISARI ……….……….……….……… iv
DAFTAR TABEL ……….……….……….…… vi
DAFTAR GAMBAR ……….……….……… vii
DAFTAR ISI ……….……….……….………… viii
BAB I PENDAHULUAN ……….……….……… I – 1
BAB II SELEKSI DAN URAIAN PROSES ……….…… II – 1
BAB III NERACA MASSA ……….……….…… III – 1
BAB IV NERACA PANAS ……….……….……… IV – 1
BAB V SPESIFIKASI ALAT ……….……….. V – 1
BAB VI PERENCANAAN ALAT UTAMA ………. VI – 1
BAB VII INSTRUMENTASI DAN KESELAMATAN KERJA …. VII – 1
BAB VIII UTILITAS ……….……….……… VIII – 1
BAB IX LOKASI DAN TATA LETAK PABRIK ……….. IX – 1
BAB X ORGANISASI PERUSAHAAN ……….………… X – 1
BAB XI ANALISA EKONOMI ……….……….… XI – 1
BAB XII PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN ……….. XII – 1
I.1. Latar Belakang
Aluminium chloride atau disebut juga dengan aluminium trichloride atau
trichloro alumane adalah suatu senyawa kimia an-organik yang dikenal sebagai
salah satu jenis katalis yang banyak digunakan pada industri kimia sintetis,
khususnya untuk reaksi Friedel-Crafts, contohnya pada pembuatan anthraquinone
dari benzene dan phosgene. Secara ilmiah aluminium chloride tidak terdapat di
alam, melainkan dibuat secara sintetis. (wikipedia.org)
Dengan semakin berkembangnya corak hidup manusia maka penggunaan
metode reaksi Friedel-Crafts juga semakin meningkat, hal ini mengakibatkan
kebutuhan aluminium chloride di dunia juga semakin meningkat, mengingat
aluminium chloride merupakan katalis yang sering digunakan pada reaksi
Friedel-Crafts tersebut.
Pembuatan aluminium chloride dengan cara chlorinasi bahan mengandung
aluminium telah diteliti dan telah digunakan lebih dari 50 tahun. Pada tahun 1913
sampai 1938 Thomas telah mendaftarkan 56 paten dengan beberapa aspek proses
pembuatan. Pada tahun 1920 sampai 1960 Gulf Oil Company memproduksi
aluminium chloride dari kalsinasi bauxite dan coke. Bahan baku dikalsinasi pada
suhu 825C dan kemudian diumpankan ke dalam reaktor, dimana chlorine dan
Industri aluminium chloride di Indonesia mempunyai perkembangan yang
stabil, hal ini dapat dilihat dengan berkembangnya industri kimia, terutama
kebutuhan katalis pada industri kimia proses contohnya industri petrokimia yang
menghasilkan produk alkyl benzene, ethyl benzene, alkyl aryl ketone serta ethyl
chloride. Aluminium chloride juga digunakan pada industri farmasi, industri
tekstil, industri kimia organik, industri pengolahan karet, dan industri minyak
pelumas (chemicalland21). Maka pendirian pabrik aluminium chloride di
Indonesia mempunyai peluang investasi yang menjanjikan dan mempunyai
profitabilitas yang cukup tinggi.
I.2. Manfaat
Manfaat lebih lanjut dengan didirikannya pabrik ini diharapkan dapat
mengurangi impor aluminium chloride, sehingga Indonesia tidak mengimpor
aluminium chloride. Dengan demikian dapat mendorong pertumbuhan
industri-industri kimia, menciptakan lapangan pekerjaan, mengurangi pengangguran dan
yang terakhir diharapkan dapat menumbuhkan serta memperkuat perekonomian di
Indonesia. Kebutuhan aluminium chloride di Indonesia dipenuhi oleh beberapa
negara pengimpor. Berdasarkan data statistik, sampai saat ini Indonesia masih
membutuhkan aluminium chloride dari negara-negara penghasil aluminium
I.3. Aspek Ekonomi
Aluminium chloride mempunyai kegunaan yang luas pada bidang industri
dan merupakan katalis utama pada beberapa industri kimia proses. Penggunaan
katalis yang efektif dan efisien telah menjadi tren dengan makin maraknya
penggunaan katalis an-organik. Harga aluminium chloride juga cukup tinggi di
pasaran jika dibandingkan dengan jenis katalis lainnya lainnya hal ini
menunjukkan produksi aluminium chloride memiliki prospek yang
menguntungkan dan mampu bersaing dengan produk katalis lainnya.
Aluminium chloride sangat penting dalam industri kimia proses baik
dibidang farmasi, minyak pelumas, maupun tekstil. Data kebutuhan dari
Departemen Perindustrian dan Perdagangan tahun 2005-2009 terlihat pada table
I.1, sehingga kebutuhan pada tahun 2012 dapat ditentukan dengan metode regresi
linier dan penentuan prediksi kapasitas produksi dapat direncanakan.
Tabel I.1. Data Kebutuhan Aluminium chloride di Indonesia
Digunakan metode Regresi Linier (Peters : 760), dengan persamaan : y = ab(xx)
Dengan : a = y (rata-rata harga y : kapasitas) x = rata-rata harga x : (tahun)
b =
n x x
n y x y x
2 2
i i
(n = jumlah data) (x = tahun)
Didapat : a = 21.071
b =
5 10.035 20.140.255
5 355 1.057.217. 5
211.480.75
2 2
= 3.728
Persamaa linier : y = 21.071 + 3.728 (x - 2.007)
Pabrik direncanakan berproduksi pada tahun 2012 dengan masa konstruksi selama
2 tahun, maka x = 2012 , sehingga didapat kebutuhan pada tahun 2012,
y = 21.071 + 3.728 (2012 - 2.007)
= 39.713 ton/th
Untuk kapasitas pabrik terpasang direncanakan digunakan 50% dari kapasitas
perhitungan, maka kapasitas produksi terpasang = 50% x 40.000 ton/th
Kapasitas produksi = 20.000 ton/th / 330 hari/th 61 ton/hari
Dengan demikian, maka penting sekali adanya perencanaan pendirian
pabrik aluminium chloride di Indonesia. Hal ini membantu industri-industri
kimia di dalam negeri dalam penyediaan bahan baku dan bila memungkinkan
I.4. Sifat Bahan Baku dan Produk
Bahan Baku :
I.4.A. Aluminium metal (Chemicalland21, Wikipedia, Perry 7ed)
Nama Lain : aluminium scrap
Rumus Molekul : Al (komponen utama)
Rumus Bangun : Al
Berat Molekul : 27
Warna : perak
Bau : tidak berbau
Bentuk : powder
Specific gravity : 2,700
Melting point : 660C
Boiling point : 2056C
Solubility, Cold Water : tidak larut
Solubility, Hot Water : tidak larut
Komposisi aluminium scrap : (PT. Alumindo Perkasa)
Komponen % Berat
Al 99,999%
Fe 0,001%
I.4.B. Chlorine (Chemicalland21, Wikipedia, Perry 7ed)
Nama Lain : Dichlorine, Molecular Chlorine
Rumus Molekul : Cl2 (komponen utama)
Rumus Bangun : Cl – Cl
Berat Molekul : 71
Warna : kuning kehijauan
Bau : berbau tajam
Bentuk : gas (liquifying)
Specific gravity : 1,560
Melting point : -101,6C (1 atm)
Boiling point : -34,6C (1 atm)
Solubility, Cold Water : 1,46 kg/100 kgH2O (H2O=0C)
Solubility, Hot Water : 0,57 kg/100 kgH2O (H2O=30C)
Komposisi Chlorine : (PT. Toya Indo Manunggal, Surabaya)
Komponen % Berat
Cl2 99,00%
O2 1,00%
Produk :
I.4.C. Aluminium Chloride (Chemicalland21, Wikipedia, Perry 7ed)
Nama Lain : Aluminium Trichloride
Rumus Molekul : AlCl3 (komponen utama)
Rumus Bangun : Cl
Cl Al
Cl
Berat Molekul : 133,5
Warna : putih
Bau : tidak berbau
Bentuk : powder
Specific gravity : 2,440
Melting point : 194C
Boiling point : 182,7C (terdekomposisi)
Solubility, Cold Water : 69,87 kg/100 kg H2O
Solubility, Hot Water : 100 kg/100 kg H2O
Komposisi Aluminium Chloride teknis : (PT.Justus Kimiaraya)
Kadar aluminium chloride dalam produk = minimal 98%
II.1. Tinjauan Proses
Pada dasarnya pembuatan aluminium chloride dapat dilakukan dengan dua
cara yang berbeda, akan tetapi proses yang dijalankan adalah sama, yaitu chlorinasi.
Perbedaan yang utama adalah dari penggunaan bahan baku pada proses tersebut.
Secara garis besar pembuatan aluminium chloide dapat dibedakan menajadi :
1. Pembuatan Aluminium Chloride dari Aluminium Metal dan Chlorine
2. Pembuatan Aluminium Chloride dari Bauxite dan Chlorine
Pada proses chlorinasi aluminium metal ini, dapat dibagi menjadi 3 tahap
utama, secara ringkas aliran proses yang terjadi dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Tahap Chlorinasi
Pada tahap ini scrap aluminium metal diumpankan kedalam sebuah furnace
sampai dengan meleleh (melting point = 660 C). Gas chlorine dihembuskan ke dalam furnace sehingga terjadi kontak dengan aluminium dan membentuk
aluminium chloride. Produk aluminium chloride yang keluar pada bagian atas dari
furnace masih berbentuk gas karena boiling pointmya adalah 182.7 C.
2. Tahap Kondensasi
Uap aluminium chloride dari furnace kemudian dikondensasikan pada alat
air-cooled iron condenser, dimana suhu sublimasi aluminium chloride adalah 178 C. Produk dari condenser kemudian dikemas sebagai produk akhir.
3. Tahap Absorbsi
Dengan ketentuan tentang rate dari chlorine, yaitu tidak ada chlorine yang
terkandung pada produk gas dari furnace. Akan tetapi untuk mencegah terjadi
hal-hal yang tidak diinginkan, maka diasumsikan terdapat gas chlorine yang tidak
bereaksi membentuk aluminium chlorine. Dalam hal ini sebuah absorber
diperlukan untuk mengabsorbsi gas chlorine dan gas aluminium chlorine yang
II.1.B. Pembuatan Aluminium Chloride dari Bauxite dan Chlorine
Pada proses chlorinasi bauxite ini, dapat dibagi menjadi 3 tahap utama, secara
ringkas aliran proses yang terjadi dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Tahap Briquetting
Pada tahap ini pertama-tama bauxite (58 % Al2O3) dikalsinasi pada sebuah rotary
kiln pada suhu 1800 F untuk memisahkan komponen combine water yang ada pada bauxite. Bauxite produk dari kiln, kemudian dicampur dengan coke pada
sebuah mixer dengan kebutuhan coke 1/2 – 1/3 dari berat bauxite. Campuran
bahan kemudian dihaluskan pada pulveriser. Bahan yang sudah halus (powder)
kemudian dicampur dengan asphalt. Penambahan asphalt dimaksudkan untuk
mempermudah proses briquetting. Proses briquetting dilakukan pada sebuah
mesin briquette kemudian di re-kalsinasi pada rotary kiln ke-2 untuk
memperoleh kadar karbon dalam briquette sebesar 18 persen.
2. Tahap Chlorinasi
Briquette panas produk kiln ke-2 diumpankan kedalam vertikal shaft kiln untuk
proses chlorinasi. Pada vertikal shaft kiln, udara panas dihembuskan pada bagian
bawah vertikal shaft kiln sehingga panas sistem mencapai 1600 F dengan waktu sekitar 15 menit. Udara panas dihentikan untuk kemudian diumpankan gas
chlorine dari bagian atas vertikal shaft kiln sampai semua alumina terkonversi
menjadi aluminium chloride dengan waktu 8 sampai 10 jam.
3. Tahap Kondensasi
Produk aluminium chloride dari vertikal shaft kiln berbentuk gas, sehingga perlu
dilakukan sublimasi pada sebuah condenser. Sebelum diumpankan ke condenser,
uap aluminium chloride didinginkan terlebih dahulu pada sebuah cooler. Produk
II.2. Seleksi Proses Dan Uraian Proses
II.2.A. Seleksi Proses
Dari uraian proses yang telah diketengahkan, maka dapat ditabelkan
perbedaan dan persamaan dari proses tersebut diatas, adapun tabel tersebut sebagai
berikut :
Nama Proses Pembatas
Chlorinasi Aluminium Metal Chlorinasi Bauxite
Bahan Baku Alumunium dan Chlorine Bauxite, Coke, Chlorine, Asphalt
Pengendalian bahan
baku utama biasa khusus (briquetting)
Chlorinator Electric Furnace Vertical Shaft Kiln
Suhu Chlorinasi 660 oC 982.23 oC
Peralatan sedikit lengkap
Kapasitas pabrik 500 – 12000 ton/tahun 7000 – 13000 ton/tahun
Maintenance furnace lebih mahal shaft kiln lebih murah sumber : Keyes ,p.70-73
Dari tabel diatas, dipilih proses pembuatan aluminium chloride dari aluminium scrap
dan chlorine, dengan faktor – faktor :
1. Bahan baku lebih mudah didapat. (Banyak di pasaran)
2. Suhu operasi lebih rendah. (660C)
3. Kapasitas pabrik bisa lebih besar. (sekitar 12000 ton/tahun)
II.2.B. Uraian Proses
Pembuatan aluminium chloride dengan proses chlorinasi aluminium dapat
dibagi menjadi tiga unit utama :
A. Unit Pengendalian Bahan Baku (Kode Unit : 100)
B. Unit Proses (Kode Unit : 200)
C. Unit Pengendalian Produk (Kode Unit : 300)
Secara singkat dapat dijelaskan sebagai berikut :
Pertama-tama aluminium scrap dari gudang 110 diumpankan pada bin
F-113 dengan belt conveyor J-111 dan bucket elevator J-112. Dari silo F-F-113,
aluminium scrap kemudian diumpankan ke electric furnacce Q-210. Pada electric
furnace Q-210, aluminium scrap dipanaskan sampai dengan suhu 660C pada tekanan 1 atm (tekanan atmosfer), sehingga meleleh. Setelah aluminium meleleh,
kemudian gas chlorine dari F-120 dihembuskan ke electric furnace berdasarkan
perbedaan tekanan pada saat keluar dari reducing valve (K). Pada electric furnace
terjadi chlorinasi aluminium membentuk aluminium chloride.
Reaksi yang terjadi : (Keyes : 70)
2 Al (L) + 3 Cl2 (G) 2 AlCl3 (G)
Produk reaksi berupa gas aluminium chloride dan impuritisnya kemudian dialirkan
ke exchanger E-211 yang berfungsi sebagai penukar panas, sehingga suhu gas keluar
Gas aluminium chloride kemudian dikondensasi pada condenser E-220 pada
suhu 180C (titik didih aluminium chloride = 182,7C) dengan mengalirkan air pendingin. Kondensat aluminium chloride kemudian ditampung pada tangki
kondensat F-230, sedangkan gas yang tidak terkondensasi kemudian dialirkan ke
scrubber D-221 untuk proses penyerapan. Pada scrubber D-221, campuran gas
diserap dengan air proses secara berlawanan arah sehingga gas-gas yang berbahaya
terserap oleh air menjadi limbah cair, sedangkan gas yang lolos, sudah memenuhi
syarat baku mutu limbah gas untuk dibuang ke udara bebas.
Kondensat aluminium chloride dari tangki kondensat F-230, kemudian
dikristalisasi pada crystallizer S-240 sehingga terbentuk kristal aluminium chloride
anhydrous. Kristal dan mother liquor kemudian difiltrasi pada centrifuge, dimana
mother liquor direcycle kembali ke crystallizer, sedangkan kristal basah aluminium
chloride anhydrous dialirkan ke rotary dryer B-260 dengan screw conveyor J-252.
Pada rotary dryer B-260, terjadi proses pengeringan kristal dengan bantuan
udara panas secara berlawanan arah (counter-current). Udara panas dihasilkan dari
udara bebas yang sudah disaring dan dikeringkan (dehumidifying) dihembuskan
dengan blower G-262 dan dipanaskan pada heater E-263. Proses pengeringan
berlangsung dengan suhu 100C (berdasarakan titik didih air). Produk kristal kemudian diumpankan pada cooling conveyor E-270 untuk proses pendinginan
sampai suhu kamar (32C), sedangkan udara panas dan padatan terikut keluar dari dryer kemudian dipisahkan pada cyclone H-261, dimana udara panas dibuang ke
pengolahan limbah gas, sedangkan padatan terikut diumpankan ke cooling conveyor
Kristal aluminium chloride anhydrous yang sudah dingin, kemudian
diumpankan ke ball mill C-280 dengan bucket elevator J-271 untuk proses
penghalusan. Pada ball mill, kristal aluminium chloride anhydrous dihaluskan sampai
ukuran 100 mesh dan kemudian disaring pada screen H-281. Kristal yang tidak lolos
ayak kemudian direcycle ke ball mill dengan belt conveyor J-282, sedangkan kristal
aluminium chloride anhydrous 100 mesh , kemudian ditampung pada silo F-320
Kapasitas produksi = 20.000 ton/tahun
Waktu operasi = 24 jam / hari ; 330 hari / tahun Satuan massa = kilogram / jam
1. ELECTRIC FURNACE ( Q - 210 )
Komponen Masuk (kg/j) Komponen Keluar (kg/j)
* Aluminium scrap dr F-110 * Campuran gas ke E-220
Al 520,9948 AlCl3 2576,0299
Fe 0,0052 FeCl3 0,0151
521,0000 Cl2 8,1150
* Gas chlorine dr F-120 O2 20,8400
Cl2 2063,1600 2605,0000
O2 20,8400
2084,0000
2605,0000 2605,0000
2. CONDENSER ( E - 220 )
Komponen Masuk (kg/j) Komponen Keluar (kg/j)
* Campuran gas dr Q-210 * Campuran gas ke D-221
AlCl3 2576,0299 Cl2 8,1150
FeCl3 0,0151 O2 20,8400
Cl2 8,1150 28,9550
O2 20,8400 * AlCl3 ke S-240
2605,0000 AlCl3 2576,0299
FeCl3 0,0151
2576,0450
3. SCRUBBER ( D - 221 )
Komponen Masuk (kg/j) Komponen Keluar (kg/j)
* Campuran gas dr E-220 * Limbah gas
Cl2 8,1150 Cl2 0,0812
O2 20,8400 O2 20,6004
28,9550 20,6816
* Air proses dr utiltas * Limbah cair
H2O 1409,4386 Cl2 8,0338
O2 0,2396
H2O 1409,4386
1417,7120
1438,3936 1438,3936
4. CRYSTALLIZER ( S - 240 )
Komponen Masuk (kg/j) Komponen Keluar (kg/j)
* AlCl3 dr E-220 * Campuran ke H-250
AlCl3 2529,6614 AlCl3 (C) 2524,5093
FeCl3 0,0015 AlCl3 (L) 51,5206
2529,6629 FeCl3 0,0151
* Mother liquor dr H-250 2576,0450 AlCl3 46,3685
FeCl3 0,0136
46,3821
5. CENTRIFUGE ( H - 250 )
Komponen Masuk (kg/j) Komponen Keluar (kg/j)
* Campuran dr S-240 * Kristal basah ke B-260
AlCl3 (C) 2524,5093 AlCl3 (C) 2524,5093
AlCl3 (L) 51,5206 AlCl3 (L) 5,1521
FeCl3 0,0151 FeCl3 0,0015
2576,0450 2529,6629
* Mother liquor ke S-240
AlCl3 (L) 46,3685
FeCl3 0,0136
46,3821
2576,0450 2576,0450
6. ROTARY DRYER ( B - 260 )
Komponen Masuk (kg/j) Komponen Keluar (kg/j)
* Kristal basah dr H-250 * Kristal AlCl3 ke E-270
AlCl3 (C) 2524,5093 AlCl3 2504,3647
AlCl3 (L) 5,1521 FeCl3 0,0013
FeCl3 0,0015 2504,3660
2529,6629 * Campuran ke H-261
AlCl3 25,2967
FeCl3 0,0002
25,2969
7. CYCLONE ( H - 261 )
Komponen Masuk (kg/j) Komponen Keluar (kg/j) * Campuran dr B-260 * Kristal AlCl3 ke E-270
AlCl3 25,2967 AlCl3 25,0437
FeCl3 0,0002 FeCl3 0,0001
25,2969 25,0438
* Limbah gas
AlCl3 0,2530
FeCl3 0,0001
0,2531
25,2969 25,2969
8. COOLING CONVEYOR ( E - 270 )
Komponen Masuk (kg/j) Komponen Keluar (kg/j)
* Kristal AlCl3 dr B-260 * Kristal AlCl3 ke C-280
AlCl3 2504,3647 AlCl3 2529,4084
FeCl3 0,0013 FeCl3 0,0014
2504,3660 2529,4098
* Kristal AlCl3 dr H-261
AlCl3 25,0437
FeCl3 0,0001
25,0438
9. BALL MILL ( C - 280 )
Komponen Masuk (kg/j) Komponen Keluar (kg/j)
* Kristal AlCl3 dr E-270 * Kristal AlCl3 ke H-281
AlCl3 2529,4084 AlCl3 2655,8788
FeCl3 0,0014 FeCl3 0,0015
2529,4098 2655,8803
* Recycle dr H-281
AlCl3 126,4704
FeCl3 0,0001
126,4705
2655,8803 2655,8803
10. SCREEN ( H - 281 )
Komponen Masuk (kg/j) Komponen Keluar (kg/j)
* Kristal AlCl3 ke C-280 * Kristal AlCl3 ke F-310
AlCl3 2655,8788 AlCl3 2529,4084
FeCl3 0,0015 FeCl3 0,0014
2655,8803 2529,4098
* Recycle ke C-280
AlCl3 126,4704
FeCl3 0,0001
126,4705
Kapasitas produksi = 20.000 ton/tahun
Waktu operasi = 24 jam / hari ; 330 hari / tahun Satuan massa = kilogram / jam
Satuan panas = kilokalori / jam
1. ELECTRIC FURNACE ( Q - 210 )
Komponen Masuk (kkal/j) Komponen Keluar (kkal/j)
* Aluminium scrap dr F-110 * Campuran gas ke E-211
Al 556,5024 AlCl3 898469,6644
Fe 0,0030 FeCl3 1,7240
556,5054 Cl2 625,9902
* Gas chlorine dr F-120 O2 3485,9660
Cl2 1227,4353 902583,3446
O2 27,1853
1254,6206
Reaksi -2259938,5818
* Q supply 3327064,0004 * Q loss 166353,2 1068936,5446 1068936,5446
2. EXCHANGER ( E - 221 )
Komponen Masuk (kkal/j) Komponen Keluar (kkal/j)
* Campuran gas dr Q-210 * Campuran gas ke E-220
AlCl3 898469,6644 AlCl3 117398,0808
FeCl3 1,7240 FeCl3 0,1453
Cl2 625,9902 Cl2 189,4865
O2 3485,9660 O2 1063,2863
902583,3446 118650,9989
* Q serap 783932,3457
3. CONDENSER ( E - 220 )
Komponen Masuk (kkal/j) Komponen Keluar (kkal/j)
* Campuran gas dr E-211 * Campuran gas ke D-221
AlCl3 117398,0808 Cl2 150,4199
FeCl3 0,1453 O2 844,6579
Cl2 189,4865 995,0778
O2 1063,2863 * AlCl3 ke S-240
118650,9989 AlCl3 93316,4232
FeCl3 0,1144
93316,5376 * Q serap 24339,3835
118650,9989 118650,9989
4. SCRUBBER ( D - 221 )
Komponen Masuk (kkal/j) Komponen Keluar (kkal/j)
* Campuran gas dr E-220 * Limbah gas
Cl2 150,4199 Cl2 0,8131
O2 844,6579 O2 430,4318
995,0778 431,2449
* Air proses dr utiltas * Limbah cair
H2O 3149,3145 Cl2 43,0930
O2 2,8191
H2O 3149,3145
3195,2266 * Q serap 517,9208
5. CRYSTALLIZER ( S - 240 )
Komponen Masuk (kkal/j) Komponen Keluar (kkal/j)
* AlCl3 dr E-220 * Campuran ke H-250
AlCl3 91636,3968 AlCl3 (C) 1753,9211
FeCl3 0,1144 AlCl3 (L) 84,3024
91636,5112 FeCl3 0,0050
* Mother liquor dr H-250 1838,2285 AlCl3 75,8722
FeCl3 0,0050
75,8772
* Q crystallization 3097,4908 * Q serap 92971,6507
94809,8792 94809,8792
6. ROTARY DRYER ( B - 260 )
Komponen Masuk (kkal/j) Komponen Keluar (kkal/j)
* Kristal basah dr H-250 * Kristal AlCl3 ke E-270
AlCl3 (C) 12528,0075 AlCl3 43896,7620
AlCl3 (L) 60,2160 FeCl3 0,0544
FeCl3 0,0360 43896,8164
12588,2595 * Campuran ke H-261
* Udara panas AlCl3 443,4300
Udara 150157,5334 FeCl3 0,0544
Udara 118405,4921
118848,9765
7. HEATER ( E - 263 )
Komponen Masuk (kkal/j) Komponen Keluar (kkal/j)
Udara bebas Udara panas
Udara 7861,3427 Udara 150157,5334 * Q steam 149785,4639 * Q loss 7489,2732
157646,8066 157646,8066
8. COOLING CONVEYOR ( E - 270 )
Komponen Masuk (kkal/j) Komponen Keluar (kkal/j)
* Kristal AlCl3 dr B-260 * Kristal AlCl3 ke C-280
AlCl3 43896,7620 AlCl3 4138,0030
FeCl3 0,0544 FeCl3 0,0050
43896,8164 4138,0080
* Kristal AlCl3 dr H-261
AlCl3 438,9840
FeCl3 0,0544
439,0384 * Q serap 40197,8468
Kapasitas produksi = 20.000 ton/tahun
Waktu operasi = 24 jam / hari ; 330 hari / tahun Satuan massa = kilogram / jam
Satuan panas = kilokalori / jam
1. ALUMINIUM SCRAP STOCK PILE ( F - 110 )
Fungsi : Menampung aluminium scrap dari supplier Dasar Pemilihan : Bahan berbentuk solid , tidak hygroskopis.
Kondisi Operasi : - Tekanan = 1 atm (atmospheric pressure) - Suhu = 30C (suhu kamar)
- Waktu penyimpanan = 7 hari
Stock pile (gudang) berbentuk persegi panjang terbuat dari beton. Spesifikasi :
Kapasitas : 42 m3
Bentuk : empat persegi panjang Ukuran : Panjang = 4,4 m
Bahan konstuksi : Beton Jumlah : 1 buah
2. BELT CONVEYOR - 1 ( J - 111 )
Fungsi : memindahkan bahan dari F-110 ke J-112
Type : Troughed belt conveyor with rolls of equal length Dasar pemilihan : dipilih conveyor jenis belt sesuai dengan bahan
Masuk
Keluar
Spesifikasi :
Kapasitas maksimum : 32 ton/jam Belt - width : 14 in
- trough width : 9 in - skirt seal : 2 in
Belt speed : (0,6 / 32) x 100 ft/mnt = 1,9 ft/min Panjang : 51 ft
Sudut elevasi : 11,3 o Power : 4 Hp Jumlah : 1 buah
3. BUCKET ELEVATOR - 1 ( J - 112 )
Fungsi : memindahkan bahan padat dari J-111 ke silo F-113 Type : Continuous Discharge Bucket Elevator
Spesifikasi :
Kapasitas maksimum = 14 ton/jam
Ukuran = 6 in x 4 in x 4 ¼ in Bucket Spacing = 12 in
Tinggi Elevator = 20 ft Ukuran Feed (maximum) = ¾ in
Bucket Speed = (0,6 / 14) x 225 ft/mnt = 2 ft/menit Putaran Head Shaft = (0,6 / 14) x 43 rpm = 7 rpm
Lebar Belt = 7 in Power total = 3 hp
Alat pembantu = Hopper Chute (pengumpan) Jumlah = 1 buah
4. BIN ALUMINIUM SCRAP ( F - 113 )
Fungsi : Menampung aluminium scrap untuk 8 jam proses. Type : silinder tegak dengan tutup atas datar dan bawah conis Dasar pemilihan : umum digunakan untuk menampung padatan
Kondisi Operasi : - Tekanan = 1 atm (atmospheric pressure) - Suhu = suhu kamar
- Waktu penyimpanan = 8 jam proses
inlet
Outlet
Spesifikasi :
Volume : 70 cuft = 2 m3 Diameter : 3 ft
Tebal tutup atas : 3/16 in Tebal tutup bawah : 3/16 in
Bahan konstruksi : Carbon steel SA-283 grade C (Brownell : 253) Jumlah : 1 buah
5. TANGKI GAS CHLORINE ( F - 120 )
Fungsi : menampung gas chlorine dalam bentuk liquid Type : silinder horizontal dengan tutup dished
Dasar Pemilihan : efisien untuk penyimpanan dengan tekanan tinggi. Kondisi Operasi : - Tekanan = 6,8 atm (vapor pressure)
- Suhu = 30C (suhu kamar) - Waktu penyimpanan = 7 hari
Masuk
Keluar
Spesifikasi :
3
Volume : 14438 cuft = 409 M Tekanan : 6,8 atm gauge Diameter : 19 ft
Panjang : 57 ft Tebal shell : 1 ½ in Tebal tutup : 1 ½ in
Bahan konstruksi : Carbon steel SA-212 grade B (Brownell : 276) Jumlah : 4 buah
6. ELECTRIC FURNACE ( Q - 210 )
Fungsi : Chlorinasi aluminium metal menjadi aluminium chloride. Type : HTE-2020-30 (MIFCO Industrial Furnace Co.)
Kondisi operasi : * Tekanan operasi = 4 atm (tekanan furnace) * Suhu operasi = 660oC (Keyes : 70)
* Waktu kontak = 15 menit (Keyes : 71)
Spesifikasi :
Kapasitas maksimum = 2500 lb/mnt
Temperature = maksimum 1982C (3600F) Listrik = 240 – 480 Volts ; 3 phase Watt Density = 11 W/in2 heating elemen Diameter = 55 in
Lebar = 40 in Tinggi = 72 in
Isolasi = Ceramic Refractory Tebal isolasi = 4 ½ in
Bahan konstruksi = Heavy Steel Plate Fabricated Furnace Jumlah = 1 buah
7. EXCHANGER ( E - 211 )
Fungsi : Mendinginkan bahan dari suhu 660C menjadi suhu 220C Type : 1 – 2 Shell and Tube Heat Exchanger (Fixed Tube)
Kondisi Operasi : - Tekanan = 1 atm (tekanan atmosfer) - Suhu = 220C (berdasarkan AlCl3)
- Sistem kerja= kontinyu
Spesifikasi :
Tube : OD = ¾ in ; 16 BWG Panjang = 16 ft
Pitch = 1 in square Jumlah Tube , Nt = 166
Passes = 2 Shell : ID = 17,25 in
Passes = 1
Heat Exchanger Area , A = 521,4 ft2 = 49 m2 Jumlah exchanger = 1 buah
8. CONDENSER ( E - 220 )
Perhitungan dan penjelasan pada Bab VI Perencanaan Alat Utama
9. SCRUBBER ( D - 221 )
Fungsi : menyerap limbah gas dengan air proses. Type : silinder tegak , tutup bawah dan tutup atas dish
dilengkapi dengan : packing raschig ring dan sparger Dasar Pemilihan : Umum digunakan untuk proses penyerapan
Kondisi operasi : * Tekanan operasi = 1 atm (tekanan atmosfer) * Suhu operasi = 30oC (suhu kamar)
Spesifikasi :
Dimensi tangki :
Volume : 5 cuft = 1 M3 Diameter : 1 ft
Tinggi : 5 ft Tebal shell : 3/16 in Tebal tutup atas : 3/16 in Tebal tutup bawah : 3/16 in
Bahan konstruksi : Stainless Steel 316 (Perry 7ed,T.28-11) Spesifikasi packing :
Digunakan packing jenis raschig ring dengan spesifikasi : (Van Winkle : 607) Packing disusun secara acak (randomize)
Ukuran packing : 1 in Tebal packing : 1/8 in Free gas space : 73% Jumlah packing : 540 buah
Bahan konstruksi : Ceramic Stoneware
Sparger : Type : Standard Perforated Pipe Bahan konstruksi : commercial steel
Bagian Atas : Diameter lubang : 4,35 mm Jumlah cabang : 20 buah Lubang tiap cabang : 19 buah
Outlet Gas
Inlet Liquid
Outlet Liquid Inlet GasA
Sparger Bagian Atas :
Diameter lubang : 3,98 mm Jumlah cabang : 20 buah Lubang tiap cabang : 21 buah Jumlah kolom : 1 buah
10. TANGKI KONDENSAT ( F - 230 )
Fungsi : menampung kondensat aluminium chloride
Type : silinder tegak , tutup bawah datar dan tutup atas dish Dasar Pemilihan : Umum digunakan untuk liquid pada tekanan atmospheric Kondisi Operasi : - Tekanan = 1 atm (atmospheric pressure)
- Suhu = 30C (suhu kamar) - Waktu penyimpanan = 1 hari
Spesifikasi :
Volume : 1140 cuft = 33 M3 Diameter : 11 ft
Tinggi : 11 ft Tebal shell : 3/16 in Tebal tutup atas : 3/16 in Tebal tutup bawah : ¼ in
Bahan konstruksi : Stainless Steel 316 (Perry 7ed,T.28-11) Jumlah : 1 buah
Masuk
11. POMPA - 1 ( L - 231 )
Fungsi : Memindahkan bahan dari F-230 ke S-240 Type : Centrifugal Pump
Dasar Pemilihan : sesuai untuk viskositas < 10 cP dan bahan liquid.
Spesifikasi :
Rate Volumetrik : 4,60 gpm Total DynamicHead : 30,23 ft.lbf/lbm
Effisiensi motor : 80%
Power : 1,5 hp = 1,2 kW Bahan konstruksi : Commercial Steel Jumlah : 1 buah
12. CRYSTALLIZER ( S - 240 )
Fungsi : Kristalisasi larutan aluminium chloride dengan pendinginan. Type : Swenson-Walker Crystallizer
Spesifikasi :
Kapasitas : 55 cuft Diameter : 3,8 ft Panjang : 12,7 ft Luas Cooling Area : 67 ft2/ft3 Power : 1 hp
Jumlah : 2 buah (1 buah standby running)
13. CENTRIFUGE ( H - 250 )
Fungsi : Memisahkan cake dan filtrat
Type : Disk-Bowls Centrifuge (automatic continuous discharge cake) Dasar Pemilihan : Sesuai dengan jenis bahan , efisiensi tinggi.
Spesifikasi :
Bahan : Carbon Steel Kapasitas maksimum : 10 gpm
Diameter Bowl : 7 in
Speed : 12000 rpm Maximum Centrifugal Force : 14300 lbf/ft2 Power Motor : 0,4 Hp
14. POMPA - 2 ( L - 251 )
Fungsi : Memindahkan bahan dari H-250 ke S-240 Type : Centrifugal Pump
Dasar Pemilihan : sesuai untuk viskositas < 10 cP dan bahan liquid.
Spesifikasi :
Rate Volumetrik : 0,10 gpm Total DynamicHead : 33,90 ft.lbf/lbm
Effisiensi motor : 80%
Power : 1,5 hp = 1,2 kW Bahan konstruksi : Commercial Steel Jumlah : 1 buah
15. SCREW CONVEYOR ( J - 252 )
Fungsi : memindahkan bahan dari H-250 ke B-260 Type : Plain spouts or chutes
Dasar pemilihan : Umum digunakan untuk padatan dengan sistem tertutup INLET
OUTLET Tampak
Depan
Tampak Samping
Spesifikasi :
Diameter : 6 in Kecepatan putaran : 26 rpm Power : 1,0 hp Jumlah : 1 buah
16. ROTARY DRYER ( B - 260 )
Fungsi : mengeringkan bahan dengan bantuan udara panas Type : Rotary Drum
Dasar pemilihan : sesuai untuk pengeringan padatan
Kondisi Operasi : - Tekanan = 1 atm (atmospheric pressure) - Suhu = 100C (berdasarkan titik didih air)
- Waktu proses= Waktu melewati (time of passes)
Spesifikasi :
Kapasitas : 2529,6629 kg/jam Isolasi : Batu isolasi Diameter : 0,9 m
Panjang : 4 m Tebal isolasi : 4 in Tebal shell : 3/16 in Tinggi bahan : 0,443 ft Sudut rotary : 1
17. CYCLONE ( H - 261 )
Fungsi : untuk memisahkan padatan yang terikut udara Type : Van Tongeren Cyclone
Dasar pemilihan : efektif dan sesuai dengan jenis bahan
Bc
Hc Gas
in
De Sc
Lc
Dc
Zc
Jc
Dust Out Gas Out
Bc = 1/4 Dc De = 1/2 Dc Hc = 1/2 Dc Lc = 2 Dc Sc = 1/8 Dc Zc = 2 Dc Jc = 1/4 Dc
Perry 6ed ; Figure. 20-106
Tampak Atas
Tampak Samping
Spesifikasi :
Kapasitas : 132,092 cuft/dt Diameter partikel : 0,000023ft Tebal shell : 3/16 in Tebal Tutup atas : 3/16 in Tebal Tutup bawah : 3/16 in Jumlah : 1 buah
18. BLOWER ( G - 262 )
Fungsi : memindahkan gas dari udara bebas ke B-260 Type : Centrifugal Blower
Dasar Pemilihan : Sesuai dengan jenis bahan , efisiensi tinggi.
Masuk
Keluar
Spesifikasi :
Bahan : Commercial Steel Rate Volumetrik : 3203 cuft/menit Adiabatic Head : 15000 ft.lbf/lbm gas Effisiensi motor : 80%
Power : 63 hp Jumlah : 1 buah
19. HEATER ( E - 263 )
Fungsi : Memanaskan udara dari suhu 30C menjadi suhu 120C Type : 1 – 2 Shell and Tube Heat Exchanger (Fixed Tube) Dasar Pemilihan : Umum digunakan dan mempunyai range perpindahan
panas yang besar.
Kondisi Operasi : - Tekanan = 1 atm (atmospheric pressure) - Suhu = 120C (berdasarkan suhu dryer)
- Sistem kerja= kontinyu
Spesifikasi :
Tube : OD = ¾ in ; 16 BWG Panjang = 16 ft
Pitch = 1 in square Jumlah Tube , Nt = 90
Passes = 2 Shell : ID = 13,25 in
Passes = 1
20. COOLING CONVEYOR ( E - 270 )
Fungsi : Mendinginkan bahan sampai dengan 32C Type : Plain spouts or chutes
Dasar pemilihan : Umum digunakan untuk padatan dengan sistem tertutup INLET
Tampak Samping Tampak
Depan
Spesifikasi :
Kapasitas : 37 cuft/jam Panjang : 70 ft Diameter : 6 in Kecepatan putaran : 26 rpm Tebal jaket standar : 2 in Power : 2,0 hp Jumlah : 1 buah
21. BUCKET ELEVATOR - 2 ( J - 271 )
Fungsi : memindahkan bahan padat dari E-270 ke C-280 Type : Continuous Discharge Bucket Elevator
Spesifikasi :
Kapasitas maksimum = 14 ton/jam
Ukuran = 6 in x 4 in x 4 ¼ in Bucket Spacing = 12 in
Tinggi Elevator = 66 ft Ukuran Feed (maximum) = ¾ in
Bucket Speed = (2,6 / 14) x 225 ft/mnt = 42 ft/menit Putaran Head Shaft = (2,6 / 14) x 43 rpm = 8 rpm
Lebar Belt = 7 in Power total = 4 hp
Alat pembantu = Hopper Chute (pengumpan) Jumlah = 1 buah
22. BALL MILL ( C - 280 )
Fungsi : Menghaluskan solid sampai 100 mesh Type : Ball Mill Grinding System, Air-Lift Type Dasar pemilihan : dipilih jenis ini karena sesuai dengan bahan dan kapasitas.
Kondisi operasi : Tekanan operasi = 1 atm (atmospheric pressure) Suhu operasi = Suhu kamar
Spesifikasi :
Sieve number : No. 100 Kapasitas maksimum : 105 ton/hari Ukuran ball mill : 6 ft x 4,5 ft Mill Speed : 24 rpm Power : 85 hp
Bola Baja : - Ball charge : 8,9 ton
- Ukuran bola baja : 5” , 3 ½ “ , 2 ½ “ - Jumlah bola 5” : 577 buah
- Jumlah bola 3½“ : 1682 buah - Jumlah bola 2½“ : 4615 buah Jumlah ball mill : 1 buah
23. SCREEN ( H - 281 )
Fungsi : Menyaring produk dari ball mill. Type : Vibrating Screen
Dasar pemilihan : sesuai dengan ukuran, kapasitas dan jenis bahan.
Spesifikasi :
Kapasitas : 6,0 ton/jam Speed : 50 vibration/dt
Power : 3 Hp (Peter’s 4ed;p.567) Ty Equivalent design : 100 mesh
Sieve No. : 100
Ukuran kawat : 0,110 mm Effisiensi : 99,73 % Jumlah : 1 buah
24. BELT CONVEYOR - 2 ( J - 282 )
Fungsi : memindahkan bahan dari H-281 ke C-280
Type : Troughed belt conveyor with rolls of equal length Dasar pemilihan : dipilih conveyor jenis belt sesuai dengan bahan
Masuk
Keluar
Spesifikasi :
Kapasitas maksimum : 32 ton/jam Belt - width : 14 in
- trough width : 9 in - skirt seal : 2 in
Belt speed : (0,2 / 32) x 100 ft/mnt = 0,7 ft/min Panjang : 51 ft
25. SILO ALUMINIUM CHLORIDE ANHYDROUS ( F - 310 )
Fungsi : Menampung produk aluminium chloride
Type : silinder tegak dengan tutup atas datar dan bawah conis Dasar pemilihan : umum digunakan untuk menampung padatan
Kondisi Operasi : - Tekanan = 1 atm (atmospheric pressure) - Suhu = suhu kamar
- Waktu penyimpanan = 7 hari proses
inlet
Outlet
Spesifikasi :
Volume : 3885 cuft = 110 m3 Diameter : 12 ft
Tinggi : 36 ft Tebal shell : 3/16 in Tebal tutup atas : 3/16 in Tebal tutup bawah : 3/16 in
CONDENSER ( E - 220 )
Fungsi : Mengkondensasi uap aluminium chloride.
Type : silinder tegak , tutup bawah dan tutup atas dish
dilengkapi dengan : coil pendingin
Kondisi operasi : * Tekanan operasi = 3 atm (tekanan gas)
* Suhu operasi = 180P
o
P
C (Berdasarkan titik didih AlClR3R)
* Sistem kerja = kontinyu
Berdasarkan pertimbangan atas kapasitas gas aluminium chloride yang
dikondensasi, serta waktu kondensasi selama 60 detik (berdasarkan Ulrich, tabel
4-18). Pemilihan condenser sebagai alat untuk merubah fase uap menjadi fase
liquid digunakan condenser tegak dengan dilengkapi coil pendingin yang dilewati
oleh air pendingin sehingga mempermudah dan mempercepat kontak antara uap
Kondisi umpan :
Umpan gas aluminium chloride dari Q-210 :
Komponen Berat (kg) Fraksi
berat B M
AlClR3R 2576,0299 0,98888 133,500
FeClR3R 0,0151 0,00001 162,500
ClR2R 8,1150 0,00312 71,000
OR2R 20,8400 0,00800 32,000
2605,0000 1,0000
9B
BM campuran = (fraksi berat x BM komponen)
= (0,98888 x 133,5) + (0,00001 x 162,5) + (0,00312 x 71)
+ (0,00800 x 32)
= 132,494 kg/kmol (lb/lbmol)
campuran =
359 BM atm 1
P T 492
= ... lb/cuft [Himmelblau:249]
Tekanan gas,P = 3 atm
BM campuran = 132,494 lb/lbmol
Suhu gas = 220C = 888 rankine
campuran =
359 132,494 1
3 888 492
= 0,614 lb/cuft
Rate massa = 2605,0000 kg/jam = 5742,9830 lb/jam
campuran = 0,614 lb/cuft
rate volumetrik=
densitas massa rate
=
cuft / lb
jam / lb 0,614 5742,9830
0B
Tahap-tahap Perencanaan
1. Perencanaan Dimensi Condenser
2. Perencanaan Sistem Pendingin
13B
1. PERENCANAAN DIMENSI CONDENSER
Total rate volumetrik = 9354 cuft/jam
campuran = 150,6 lb/cuft (produk bawah dan produk atas) Waktu kontak = 60 detik (Ulrich ; T.4-18)
Direncanakan digunakan 1 tangki untuk waktu tinggal 60 detik, sehingga volume
tangki adalah :
gki tan 1
jam 3600 / 60 jam cuft 9354
= 156 cuft
Asumsi volume bahan (larutan) mengisi 80 % volume tangki sehingga volume
ruang kosong sebesar 20% dan digunakan 1 buah tangki.
Volume tangki = 156 x (100/80) = 195 cuft
1BU
Menentukan ukuran tangki dan ketebalannya
Diambil dimension ratio H
D = 3 (Ulrich ; T.4-27 : 248)
Dengan mengabaikan volume dished head.
Volume tangki = 4 . DP
2
P
. H
195 =
4
. DP
2
P
. 3 D
D = 4 ft = 48 in = 1,22 m (DRmaksimum R= 4 m; Ulrich; T.4-18)
12B
Penentuan tebal shell :
Tebal shell berdasarkan ASME Code untuk cylindrical tank :
t RminR = C
P 6 , 0 fE
ri P
[Brownell & Young ,pers.13-1,hal.254]
dengan : t RminR = tebal shell minimum; in
P = tekanan tangki ; psi
ri = jari-jari tangki ; in ( ½ D )
C = faktor korosi ; in (diambil 1/8 in)
3B
E = faktor pengelasan, digunakan double welded butt joint.
faktor pengelasan, E = 0,8
f = stress allowable, bahan konstruksi stainless steel 316
maka f = 36000 psi [Perry 7P
ed
P
,T.28-11]
10B
P operasi = 3 atm absolute
= (3 x 14,7) – 14,7 = 29,4 psig
P design diambil 10% lebih besar dari P operasi untuk faktor keamanan.
P design = 1,1 x 29,4 = 33 psig
r = ½ D = ½ x 48 in = 24 in
t RminR =
36000 0,8
0,6 33
0,12524 33
Dimensi tutup, standard dished :
Untuk D = 48 in, didapat rc = 48 in (Brownell & Young, T-5.7)
digunakan persamaan 13.12 dari Brownell & Young.
Tebal standard torispherical dished (atas) :
tRhR =
P 1 , 0 fE rc P 885 , 0
+ C [Brownell & Young; pers.13.12]
dengan : tRhR = tebal dished minimum ; in
P = tekanan tangki ; psi
rc = crown radius ; in [B&Y,T-5.7] C = faktor korosi ; in (diambil 1/8 in)
5B
E = faktor pengelasan, digunakan double welded butt joint. faktor pengelasan, E = 0,8
f = stress allowable, bahan konstruksi stainless steel 316 maka f = 36000 psi [Perry 7P
ed
P
,T.28-11]
P design = 33 psig
tRhR =
36000 0,8
0,1 33
48 33 885 , 0
+ 0,125 = 0,174 in , digunakan t = 3/16 in
h = rc -
4 D rc
2 2
= 0,55 ft
2. PERENCANAAN SISTEM PENDINGIN
Perhitungan coil :
Perhitungan sistem penjaga suhu : ( Kern , hal 723 )
14B
Pemanasan ; hc = 0,00235 x NRReRP
0,7
P
(Kern; pers. 20.6a)
15B
Pendinginan ; hc = 0,0022 x NRReRP
0,7
P
(Kern; pers. 20.6b)
bahan = 150,6 lb/cuft D tangki = 4 ft
7B
Asumsi kecepatan aliran media penjaga suhu = 10 ft/dt [Kern, T.12, hal. 845]
sg bahan = 2,412
bahan = reference reference
bahan
sg sg
= 0,00206 lb/ft.jam
NRReR =
D V
= 2924272
hc = 0,0022 x (NRReR)P
0,7
P
= 73,9 Btu/jam.ftP
2
P
.P
o
P
F (Kern; pers. 20.6b)
Digunakan standard steel pipe (schedule no. 40) dengan ukuran : Nominal pipe size, IPS = ¼ in
Outside Diameter pipe, OD = 0,540 in Inside Diameter pipe, ID = 0,364 in
Asumsi diameter helical = 75 % Panjang tangki = 75 % x 4 = 3 ft
Suhu masuk = 220C (428F) Suhu keluar = 180C (356F)
t = 428 – 356 = 72F
hio coil= hi pipa lurus x
helical Diameter coil Diameter 5 , 3
1 = 69,5 Btu/jam.ftP
2
P
.F
(hio untuk steam = 1500 Btu/jam.ftP
2
P
URCR = hio hc hio hc
= 37,9 Btu/jam.ftP
2
P
.F
RRDR = 0,001 [Kern : tabel 12 ; untuk media air ]
hRDR = 1 / RRDR = 1 / 0,001 = 1000,0
URDR =
D C D C h U h U
= 36,6 Btu/jam.ftP
2
P
.F
U
Dari neraca panas :
Q = 24339,3835 kkal/jam = 96585 Btu/jam
t = 72F
A = t U
Q D
36,7 ftP
2
U
Perhitungan jumlah lilitan coil :
Dari Kern ; tabel 11 didapat = external surface per linier feet = 0,0009 ftP
2
P
/linier ft
A = . Do . LRtotalR = x 0,54 x LRtotalR
LRtotalR = 259,8 ft
11B
Diameter helical = 75 % Diameter tangki = 3 ft
Jumlah lilitan =
Helical total D L
27,6 buah, digunakan 28 lilitan (genap)
Tinggi total coil = n.Do + (n-1)S + Hi
dimana : n = jumlah lilitan
S = 2 ~ 4 OD, diambil S = 2 x OD = 2 x 0,54 = 1,08 in
Hi = diambil 10 in
Tinggi total coil = (28 x 0,54 ) + ((28 – 1 ) x 1,08) + 10 = 54,280 in
2B
Spesifikasi :
Fungsi : Mengkondensasi uap aluminium chloride.
Type : silinder tegak , tutup bawah dan tutup atas dish
dilengkapi dengan : coil pendingin
Dimensi Shell :
Diameter Shell , inside : 4 ft
Tinggi Shell : 12 ft
Tebal Shell : 3/16 in
Dimensi tutup :
Tebal tutup atas (dished) : 3/16 in
Tinggi Tutup atas : 0,55 ft
Tebal tutup bawah (dished) : 3/16 in
Tinggi Tutup bawah : 0,55 ft
Coil Pendingin :
Ukuran nominal : ¼ in standar IPS sch. 40
Panjang helical : 3 ft
Jumlah lilitan : 28 lilitan
Tinggi Coil : 4,6 ft
Bahan konstruksi : Stainless Steel 316 (Perry 7P
ed
P
,T.28-11)
8B
VII.1. Instrumentasi
Dalam rangka pengoperasian pabrik, pemasangan alat-alat instrumentasi
sangat dibutuhkan dalam memperoleh hasil produksi yang optimal. Pemasangan
alat-alat instrumentasi disini bertujuan sebagai pengontrol jalannya proses
produksi dari peralatan-peralatan pada awal sampai akhir produksi. dimana
dengan alat instrumentasi tersebut, kegiatan maupun aktifitas tiap-tiap unit dapat
tercatat kondisi operasinya sehingga sesuai dengan kondisi operasi yang
dikehendaki, serta mampu memberikan tanda-tanda apabila terjadi penyimpangan
selama proses produksi berlangsung.
Pada uraian diatas dapat disederhanakan bahwa dengan adanya alat
instrumentasi maka :
1. Proses produksi dapat berjalan sesuai dengan kondisi-kondisi yang
telah ditentukan sehingga diperoleh hasil yang optimum.
2. Proses produksi berjalan sesuai dengan efisiensi yang telah
ditentukan dan kondisi proses tetap terjaga pada kondisi yang sama.
3. Membantu mempermudah pengoperasian alat.
4. Bila terjadi penyimpangan selama proses produksi, maka dapat
segera diketahui sehingga dapat ditangani dengan segera.
CONDENSER ( E - 220 )
Fungsi : Mengkondensasi uap aluminium chloride.
Type : silinder tegak , tutup bawah dan tutup atas dish
dilengkapi dengan : coil pendingin
Kondisi operasi : * Tekanan operasi = 3 atm (tekanan gas)
* Suhu operasi = 180P
o
P
C (Berdasarkan titik didih AlClR3R)
* Sistem kerja = kontinyu
Berdasarkan pertimbangan atas kapasitas gas aluminium chloride yang
dikondensasi, serta waktu kondensasi selama 60 detik (berdasarkan Ulrich, tabel
4-18). Pemilihan condenser sebagai alat untuk merubah fase uap menjadi fase
liquid digunakan condenser tegak dengan dilengkapi coil pendingin yang dilewati
oleh air pendingin sehingga mempermudah dan mempercepat kontak antara uap
Kondisi umpan :
Umpan gas aluminium chloride dari Q-210 :
Komponen Berat (kg) Fraksi
berat B M
AlClR3R 2576,0299 0,98888 133,500
FeClR3R 0,0151 0,00001 162,500
ClR2R 8,1150 0,00312 71,000
OR2R 20,8400 0,00800 32,000
2605,0000 1,0000
9B
BM campuran = (fraksi berat x BM komponen)
= (0,98888 x 133,5) + (0,00001 x 162,5) + (0,00312 x 71)
+ (0,00800 x 32)
= 132,494 kg/kmol (lb/lbmol)
campuran =
359 BM atm 1
P T 492
= ... lb/cuft [Himmelblau:249]
Tekanan gas,P = 3 atm
BM campuran = 132,494 lb/lbmol
Suhu gas = 220C = 888 rankine
campuran =
359 132,494 1
3 888 492
= 0,614 lb/cuft
Rate massa = 2605,0000 kg/jam = 5742,9830 lb/jam
campuran = 0,614 lb/cuft
rate volumetrik=
densitas massa rate
=
cuft / lb
jam / lb 0,614 5742,9830
0B
Tahap-tahap Perencanaan
1. Perencanaan Dimensi Condenser
2. Perencanaan Sistem Pendingin
13B
1. PERENCANAAN DIMENSI CONDENSER
Total rate volumetrik = 9354 cuft/jam
campuran = 150,6 lb/cuft (produk bawah dan produk atas) Waktu kontak = 60 detik (Ulrich ; T.4-18)
Direncanakan digunakan 1 tangki untuk waktu tinggal 60 detik, sehingga volume
tangki adalah :
gki tan 1
jam 3600 / 60 jam cuft 9354
= 156 cuft
Asumsi volume bahan (larutan) mengisi 80 % volume tangki sehingga volume
ruang kosong sebesar 20% dan digunakan 1 buah tangki.
Volume tangki = 156 x (100/80) = 195 cuft
1BU
Menentukan ukuran tangki dan ketebalannya
Diambil dimension ratio H
D = 3 (Ulrich ; T.4-27 : 248)
Dengan mengabaikan volume dished head.
Volume tangki = 4 . DP
2
P
. H
195 =
4
. DP
2
P
. 3 D
D = 4 ft = 48 in = 1,22 m (DRmaksimum R= 4 m; Ulrich; T.4-18)
12B
Penentuan tebal shell :
Tebal shell berdasarkan ASME Code untuk cylindrical tank :
t RminR = C
P 6 , 0 fE
ri P
[Brownell & Young ,pers.13-1,hal.254]
dengan : t RminR = tebal shell minimum; in
P = tekanan tangki ; psi
ri = jari-jari tangki ; in ( ½ D )
C = faktor korosi ; in (diambil 1/8 in)
3B
E = faktor pengelasan, digunakan double welded butt joint.
faktor pengelasan, E = 0,8
f = stress allowable, bahan konstruksi stainless steel 316
maka f = 36000 psi [Perry 7P
ed
P
,T.28-11]
10B
P operasi = 3 atm absolute
= (3 x 14,7) – 14,7 = 29,4 psig
P design diambil 10% lebih besar dari P operasi untuk faktor keamanan.
P design = 1,1 x 29,4 = 33 psig
r = ½ D = ½ x 48 in = 24 in
t RminR =
36000 0,8
0,6 33
0,12524 33
Dimensi tutup, standard dished :
Untuk D = 48 in, didapat rc = 48 in (Brownell & Young, T-5.7)
digunakan persamaan 13.12 dari Brownell & Young.
Tebal standard torispherical dished (atas) :
tRhR =
P 1 , 0 fE rc P 885 , 0
+ C [Brownell & Young; pers.13.12]
dengan : tRhR = tebal dished minimum ; in
P = tekanan tangki ; psi
rc = crown radius ; in [B&Y,T-5.7] C = faktor korosi ; in (diambil 1/8 in)
5B
E = faktor pengelasan, digunakan double welded butt joint. faktor pengelasan, E = 0,8
f = stress allowable, bahan konstruksi stainless steel 316 maka f = 36000 psi [Perry 7P
ed
P
,T.28-11]
P design = 33 psig
tRhR =
36000 0,8
0,1 33
48 33 885 , 0
+ 0,125 = 0,174 in , digunakan t = 3/16 in
h = rc -
4 D rc
2 2
= 0,55 ft
2. PERENCANAAN SISTEM PENDINGIN
Perhitungan coil :
Perhitungan sistem penjaga suhu : ( Kern , hal 723 )
14B
Pemanasan ; hc = 0,00235 x NRReRP
0,7
P
(Kern; pers. 20.6a)
15B
Pendinginan ; hc = 0,0022 x NRReRP
0,7
P
(Kern; pers. 20.6b)
bahan = 150,6 lb/cuft D tangki = 4 ft
7B
Asumsi kecepatan aliran media penjaga suhu = 10 ft/dt [Kern, T.12, hal. 845]
sg bahan = 2,412
bahan = reference reference
bahan
sg sg
= 0,00206 lb/ft.jam
NRReR =
D V
= 2924272
hc = 0,0022 x (NRReR)P
0,7
P
= 73,9 Btu/jam.ftP
2
P
.P
o
P
F (Kern; pers. 20.6b)
Digunakan standard steel pipe (schedule no. 40) dengan ukuran : Nominal pipe size, IPS = ¼ in
Outside Diameter pipe, OD = 0,540 in Inside Diameter pipe, ID = 0,364 in
Asumsi diameter helical = 75 % Panjang tangki = 75 % x 4 = 3 ft
Suhu masuk = 220C (428F) Suhu keluar = 180C (356F)
t = 428 – 356 = 72F
hio coil= hi pipa lurus x
helical Diameter coil Diameter 5 , 3
1 = 69,5 Btu/jam.ftP
2
P
.F
(hio untuk steam = 1500 Btu/jam.ftP
2
P
URCR = hio hc hio hc
= 37,9 Btu/jam.ftP
2
P
.F
RRDR = 0,001 [Kern : tabel 12 ; untuk media air ]
hRDR = 1 / RRDR = 1 / 0,001 = 1000,0
URDR =
D C D C h U h U
= 36,6 Btu/jam.ftP
2
P
.F
U
Dari neraca panas :
Q = 24339,3835 kkal/jam = 96585 Btu/jam
t = 72F
A = t U
Q D
36,7 ftP
2
U
Perhitungan jumlah lilitan coil :
Dari Kern ; tabel 11 didapat = external surface per linier feet = 0,0009 ftP
2
P
/linier ft
A = . Do . LRtotalR = x 0,54 x LRtotalR
LRtotalR = 259,8 ft
11B
Diameter helical = 75 % Diameter tangki = 3 ft
Jumlah lilitan =
Helical total D L
27,6 buah, digunakan 28 lilitan (genap)
Tinggi total coil = n.Do + (n-1)S + Hi
dimana : n = jumlah lilitan
S = 2 ~ 4 OD, diambil S = 2 x OD = 2 x 0,54 = 1,08 in
Hi = diambil 10 in
Tinggi total coil = (28 x 0,54 ) + ((28 – 1 ) x 1,08) + 10 = 54,280 in
2B
Spesifikasi :
Fungsi : Mengkondensasi uap aluminium chloride.
Type : silinder tegak , tutup bawah dan tutup atas dish
dilengkapi dengan : coil pendingin
Dimensi Shell :
Diameter Shell , inside : 4 ft
Tinggi Shell : 12 ft
Tebal Shell : 3/16 in
Dimensi tutup :
Tebal tutup atas (dished) : 3/16 in
Tinggi Tutup atas : 0,55 ft
Tebal tutup bawah (dished) : 3/16 in
Tinggi Tutup bawah : 0,55 ft
Coil Pendingin :
Ukuran nominal : ¼ in standar IPS sch. 40
Panjang helical : 3 ft
Jumlah lilitan : 28 lilitan
Tinggi Coil : 4,6 ft
Bahan konstruksi : Stainless Steel 316 (Perry 7P
ed
P
,T.28-11)
8B
Adapun variabel proses yang diukur dibagi menjadi 3 bagian, yaitu :
1. Variabel yang berhubungan dengan energi, seperti temperatur,
tekanan, dan radiasi.
2. Variabel yang berhubungan dengan kuantitas dan laju, seperti pada
kecepatan aliran fluida, ketinggian liquid dan ketebalan.
3. Variabel yang berhubungan dengan karakteristik fisika dan kimia,
seperti densitas, kandungan air.
Yang harus diperhatikan didalam pemilihan alat instrumentasi adalah :
- Level, Range dan Fungsi dari alat instrumentasi.
- Akurasi hasil pengukuran.
- Bahan konstruksi material.
- Pengaruh yang ditimbulkan terhadap kondisi operasi proses yang
berlangsung.
- Mudah diperoleh di pasaran.
- Mudah dipergunakan dan mudah diperbaiki jika rusak.
Instrumentasi yang ada dipasaran dapat dibedakan dari jenis
pengoperasian alat instrumentasi tersebut, yaitu alat instrumentasi manual atau
otomatis. Pada dasarnya alat-alat kontrol yang otomatis lebih disukai dikarenakan
pengontrolannya tidak terlalu sulit, kontinyu, dan efektif, sehingga menghemat
tenaga kerja dan waktu. Akan tetapi mengingat faktor-faktor ekonomis dan
investasi modal yang ditanamkan pada alat instrumentasi berjenis otomatis ini,
maka pada perencanaan pabrik ini sedianya akan menggunakan kedua jenis alat
Adapun fungsi utama dari alat instrumentasi otomatis adalah :
- Melakukan pengukuran.
- Sebagai pembanding hasil pengukuran dengan kondisi yang ditentukan.
- Melakukan perhitungan.
- Melakukan koreksi.
Alat instrumentasi otomatis ini dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu :
1. Sensing / Primary Element / Sensor.
Alat kontrol ini langsung merasakan adanya perubahan pada
variabel yang diukur, misalnya temperatur. Primary Element
merubah energi yang dirasakan dari media yang sedang dikontrol
menjadi sinyal yang bisa dibaca (misalnya dengan tekanan fluida).
2. Recieving Element / Elemen Pengontrol.
Alat kontrol ini akan mengevaluasi sinyal yang didapat dari sensing
element dan diubah menjadi data yang bisa dibaca (perubahan data
analog menjadi digital), digambarkan dan dibaca oleh error
detector. Dengan demikian sumber energi bisa diatur sesuai dengan
perubahan-perubahan yang terjadi.
3. Transmitting Element.
Alat kontrol ini berfungsi sebagai pembawa sinyal dari sensing
element ke receiving element. Alat kontrol ini mempunyai fungsi
untuk merubah data bersifat analog (tidak terlihat) menjadi data
Disamping ketiga jenis tersebut, masih terdapat peralatan pelengkap
yang lain, yaitu : Error Detector Element, alat ini akan membandingkan besarnya
harga terukur pada variabel yang dikontrol dengan harga yang diinginkan dan
apabila terdapat perbedaan alat ini akan mengirimkan sinyal error. Amplifier akan
digunakan sebagai penguat sinyal yang dihasilkan oleh error detector jika sinyal
yang dikeluarkan lemah. Motor Operator Sinyal Error yang dihasilkan harus
diubah sesuai dengan kondisi yang diinginkan, yaitu dengan penambahan variabel
manipulasi. Kebanyakan sistem kontrol memerlukan operator atau motor untuk
menjalankan Final Control Element. Final Control Element adalah untuk
mengoreksi harga variabel manipulasi.
Macam instrumentasi pada suatu perencanaan pabrik misalnya :
1. Flow Control ( F C )
Mengontrol aliran setelah keluar suatu alat.
2. Flow Ratio Control ( F R C )
Mengontrol ratio aliran yang bercabang.
3. Level Control ( L C )
Mengontrol ketinggian liquid didalam tangki
4. Weight Control ( W C )
Mengontrol berat solid yang dikeluarkan dari tangki
5. Pressure Control ( P C )
Mengontrol tekanan pada suatu aliran / alat
6. Temperature Control ( T C )
Tabel VII.1. Instrumentasi pada pabrik
NO NAMA ALAT KODE INSTRUMENTASI
1. BIN ALUMINIUM SCRAP ( F - 113 ) ( WC ) 2. TANGKI GAS CHLORINE ( F - 120 ) ( PI ) 3. ELECTRIC FURNACE ( Q - 210 ) ( TIC , PC )
4. EXCHANGER ( E - 211 ) ( TC )
5. CONDENSER ( E - 220 ) ( TC )
6. SCRUBBER ( D - 221 ) ( PI, LC, FC ) 7. TANGKI KONDENSAT ( F - 230 ) ( LI )
8. POMPA - 1 ( L - 231 ) ( FC )
9. CRYSTALLIZER ( S - 240 ) ( TC )
10. POMPA - 2 ( L - 251 ) ( FC )
11. BLOWER ( G - 262 ) ( FC )
12. HEATER ( E - 263 ) ( TC )
VII.2. Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja atau safety factor adalah hal yang paling utama yang
harus diperhatikan dalam merencanakan suatu pabrik, hal ini disebabkan karena :
- Dapat mencegah terjadinya kerusakan-kerusakan yang besar yang
disebabkan oleh kebakaran atau hal lainnya baik terhadap karyawan
maupun oleh peralatan itu sendiri.
- Terpeliharanya peralatan dengan baik sehingga dapat digunakan dalam
waktu yang cukup lama. Bahaya yang dapat timbul pada suatu pabrik
banyak sekali jenisnya, hal ini tergantung pada bahan yang akan diolah
maupun tipe proses yang dikerjakan.
Secara umum bahaya-bahaya tersebut dapat dibagi dalam tiga kategori , yaitu :
1. Bahaya kebakaran.
2. Bahaya kecelakaan secara kimia.
3. Bahaya terhadap zat-zat kimia.
Untuk menghindari kecelakaan yang mungkin terjadi, berikut ini terdapat
beberapa hal yang perlu mendapat perhatian pada setiap pabrik pada umumnya
VII.2.1. Bahaya Kebakaran
A. Penyebab kebakaran.
- Adanya nyala terbuka (open flame) yang datang dari unit utilitas, workshop dan lain-lain.
- Adanya loncatan bunga api yang disebabkan karena korsleting aliran listrik seperti pada stop kontak, saklar serta instrument lainnya.
B. Pencegahan.
- Menempatkan unit utilitas dan unit pembangkitan cukup jauh dari lokasi proses yang dikerjakan.
- Menempatkan bahan yang mudah terbakar pada tempat yang terisolasi dan tertutup.
- Memasang kabel atau kawat listrik di tempat-tempat yang terlindung, jauh dari daerah yang panas yang memungkinkan terjadinya kebakaran.
- Sistem alarm hendaknya ditempatkan pada lokasi dimana tenaga kerja dengan cepat dapat mengeta