DENGAN PROSES DORR OLIVER AMMONIATION
PRA RENCANA PABRIK
Oleh :
CATUR ANUGRAH RAMADHAN
053101 0045
PABRIK DIAMMONIUM PHOSPHATE
DARI NH3 DAN H3PO4
DENGAN PROSES DORR OLIVER AMMONIATION
Oleh :
CATUR ANUGRAH RAMADHAN
053101 0045
Disetujui untuk diajukan dalam ujian lisan
Dosen Pembimbing,
dengan segala rahmat serta karuniaNya sehingga penyusun telah dapat
menyelesaikan Tugas Akhir “Pra Rencana Pabrik Diammonium Phosphate Dari
NH3 Dan H3PO4 Dengan Proses Dorr Oliver Ammoniation”, dimana Tugas
Akhir ini merupakan tugas yang diberikan sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan program pendidikan kesarjanaan di Program Studi Teknik Kimia,
Fakultas Teknologi Industri, Universitas Pembangunan Nasional Surabaya.
Tugas Akhir “Pra Rencana Pabrik Diammonium Phosphate Dari NH3
Dan H3PO4 Dengan Proses Dorr Oliver Ammoniation” ini disusun berdasarkan
pada beberapa sumber yang berasal dari beberapa literatur , data-data , majalah
kimia, dan internet.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih atas segala
bantuan baik berupa saran, sarana maupun prasarana sampai tersusunnya Tugas
Akhir ini kepada :
1. Bapak Ir. Sutiyono, MT
Selaku Dekan FTI UPN “Veteran” Jawa Timur
2. Ibu Ir. Retno Dewati, MT
Selaku Ketua Program Studi Teknik Kimia, FTI, UPN “Veteran” Jawa
Timur.
“Veteran” Jawa Timur.
5. Kedua orangtua kami yang selalu mendoakan kami.
6. Semua pihak yang telah membantu , memberikan bantuan, saran serta
dorongan dalam penyelesaian tugas akhir ini.
Kami menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari sempurna,
karena itu segala kritik dan saran yang membangun kami harapkan dalam
sempurnanya tugas akhir ini.
Sebagai akhir kata, penyusun mengharapkan semoga Tugas Akhir yang
telah disusun ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi mahasiswa
Fakultas Teknologi Industri Program Studi Teknik Kimia.
Surabaya , Februari 2012
berproduksi dengan kapasitas 50.000 ton diammonium phosphate/tahun dalam
bentuk padat. Pabrik beroperasi secara kontinyu berjalan selama 24 jam tiap hari
dan 330 hari kerja dalam setahun.
Kegunaan terbesar dari Diammonium phosphate mempunyai sebagai
bahan baku industri pupuk diammonium phosphate (DAP) yang berfungsi sebagai
sumber makanan bagi tumbuhan. Diammonium phosphate juga dapat difungsikan
sebagai pengatur pH tanah pada saat proses pertumbuhan tanaman, mengingat
sifat ammonia pada DAP yang reaktif terhadap alkali. Secara singkat, uraian
proses dari pabrik diammonium phosphate sebagai berikut :
Pertama-tama H3PO4 diammoniasi pada reaktor menghasilkan DAP cair.
DAP kemudian dikeringkan dan digranulasi menjadi granular DAP. Pupuk DAP
kemudian disaring dengan double-deck screen untuk menghasilkan produk pupuk
DAP dengan ukuran –4 +16 mesh.
Pendirian pabrik berlokasi di Manyar, Gresik dengan ketentuan :
Bentuk Perusahaan : Perseroan Terbatas
Sistem Organisasi : Garis dan Staff
Jumlah Karyawan : 186 orang
Sistem Operasi : Kontinyu
* Fixed Capital Investment (FCI) : Rp. 26.696.619.000
* Working Capital Investment (WCI) : Rp. 16.495.126.000
* Total Capital Investment (TCI) : Rp. 43.191.745.000
* Biaya Bahan Baku (1 tahun) : Rp. 157.600.181.000
* Biaya Utilitas (1 tahun) : Rp. 16.888.453.000
- Steam = 744.000 lb/hari
- Air pendingin = 255 M3/hari
- Listrik = 12.960 kWh/hari
- Bahan Bakar = 5.448 liter/hari
* Biaya Produksi Total (Total Production Cost) : Rp. 187.667.252.000
* Hasil Penjualan Produk (Sale Income) : Rp. 218.732.696.000
* Bunga Bank (Kredit Investasi Bank Mandiri) : 13,5%
* Internal Rate of Return : 22,17%
* Rate On Investment : 21,85%
* Pay Out Periode : 4,1 Tahun
Tabel VII.2. Jenis Dan Jumlah Fire – Extinguisher ………. VII - 7
Tabel VIII.2.1. Baku mutu air baku harian ……….………… VIII-7
Tabel VIII.2.3. Karakteristik Air boiler dan Air pendingin ………… VIII-9
Tabel VIII.4.1. Kebutuhan Listrik Untuk Peralatan Proses Dan Utilitas
……….……….……….…… VIII-60
Tabel VIII.4.2. Kebutuhan Listrik Untuk Penerangan Ruang Pabrik
Dan Daerah Proses ……….………. VIII-62
Tabel IX.1. Pembagian Luas Pabrik ……….……… IX - 8
Tabel X.1. Jadwal Kerja Karyawan Proses ……….…… X - 11
Tabel X.2. Perincian Jumlah Tenaga Kerja ……….…… X - 13
Tabel XI.4.A. Hubungan kapasitas produksi dan biaya produksi … XI - 8
Tabel XI.4.B. Hubungan antara tahun konstruksi dengan modal sendiri
……….……….……….…… XI - 9
Tabel XI.4.C. Hubungan antara tahun konstruksi dengan modal pinjaman ……….……….……….……… XI - 9
Tabel XI.4.D. Tabel Cash Flow ……….……….…… XI - 10
Tabel XI.4.E. Pay Out Periode ……….……….…… XI - 14
Gambar IX.2 Peta Lokasi Pabrik ……….……….……… IX - 10
Gambar IX.3 Lay Out Peralatan Pabrik ……….………. IX - 11
Gambar X.1 Struktur Organisasi Perusahaan ……….………… X - 14
KATA PENGANTAR ……….……….………. ii
INTISARI ……….……….……….……… iv
DAFTAR TABEL ……….……….……….…… vi
DAFTAR GAMBAR ……….……….……… vii
DAFTAR ISI ……….……….……….………… viii
BAB I PENDAHULUAN ……….……….……… I – 1
BAB II SELEKSI DAN URAIAN PROSES ……….…… II – 1
BAB III NERACA MASSA ……….……….…… III – 1
BAB IV NERACA PANAS ……….……….……… IV – 1
BAB V SPESIFIKASI ALAT ……….……….. V – 1
BAB VI PERENCANAAN ALAT UTAMA ………. VI – 1
BAB VII INSTRUMENTASI DAN KESELAMATAN KERJA …. VII – 1
BAB VIII UTILITAS ……….……….……… VIII – 1
BAB IX LOKASI DAN TATA LETAK PABRIK ……….. IX – 1
BAB X ORGANISASI PERUSAHAAN ……….………… X – 1
BAB XI ANALISA EKONOMI ……….……….… XI – 1
BAB XII PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN ……….. XII – 1
I.1. Latar Belakang
Diammonium phosphate (DAP) atau disebut juga dengan diammonium
hydrogen phosphate adalah suatu senyawa kimia anorganik yang merupakan salah
satu garam dari ammonium phosphate. Diammonium Phosphate diproduksi
dengan mereaksikan ammonia dengan phosphoric acid.
Diammonium phosphate mempunyai kegunaan utama sebagai bahan baku
industri pupuk diammonium phosphate (DAP) yang berfungsi sebagai sumber
makanan bagi tumbuhan. Diammonium phosphate juga dapat difungsikan sebagai
pengatur pH tanah pada saat proses pertumbuhan tanaman, mengingat sifat
ammonia pada DAP yang reaktif terhadap alkali.
Diammonium phosphate dapat digunakan sebagai penahan api, dimana
diammonium phosphate mempunyai sifat retarder (memperlambat) pemanasan,
sehingga mengurangi suhu pembakaran suatu bahan dan mengurangi kehilangan
massa pada saar terjadi pembakaran.
Industri diammonium phosphate di Indonesia mempunyai perkembangan
yang stabil, hal ini dapat dilihat dengan berkembangnya industri pertanian
terutama kebutuhan pupuk pada industri pertanian di Indonesia. Pendirian pabrik
diammonium phosphate di Indonesia mempunyai peluang investasi yang
I.2. Manfaat
Manfaat lebih lanjut dengan didirikannya pabrik ini diharapkan dapat
mengurangi impor diammonium phosphate, sehingga Indonesia tidak mengimpor
diammonium phosphate. Dengan demikian dapat mendorong pertumbuhan
industri-industri kimia, menciptakan lapangan pekerjaan, mengurangi
pengangguran dan yang terakhir diharapkan dapat menumbuhkan serta
memperkuat perekonomian di Indonesia. Kebutuhan diammonium phosphate di
Indonesia dipenuhi oleh beberapa negara pengimpor. Sampai saat ini Indonesia
masih membutuhkan diammonium phosphate dari negara-negara penghasil
diammonium phosphate.
I.3. Aspek Ekonomi
Diammonium phosphate sangat penting dalam industri pertanian, industri
pemadam kebakaran, baik sebagai bahan aditif maupun bahan utama. Data
kebutuhan dari Departemen Perindustrian dan Perdagangan terlihat pada table I.1,
sehingga kebutuhan pada tahun 2012 dapat ditentukan dengan metode regresi
linier sehingga penentuan prediksi kapasitas produksi dapat direncanakan.
Tabel I.1. Data impor Diammonium Phosphate Tahun Kebutuhan
Data (n)
Tahun (x)
Kebutuhan (ton/th)
(y) xy x
2
1 2.005 20.255 40611275 4.020.025
2 2.006 24.405 48956430 4.024.036
3 2.007 31.544 63308808 4.028.049
4 2.008 36.723 73739784 4.032.064
5 2.009 42.285 84950565 4.036.081
10.035 155.212 311.566.862 20.140.255
Digunakan regresi linier, dengan persamaan : y = ab
xx
(Peters : 760) Dengan : a = y (rata-rata harga y : kapasitas)b =
n x x n y x y x 2 2 i i (n = jumlah data) (x = tahun)
Didapat : a = 31.042
b =
5 10.035 10.035 5 420 1.557.552. 2 311.566.86 2 2 = 5.638x = (10.035/5) = 2.007 y = ab
xx
y = 31.042 + 5.638(x - 2.007)
Berdasarkan metode regresi linier diatas, maka didapat kebutuhan Indonesia pada tahun 2013 adalah sebesar : y = 31.042 + 5.638(2.013 - 2.007) = 64.869
65.000 ton/th
Untuk kapasitas pabrik terpasang digunakan 80% kebutuhan Indonesia : Kapasitas produksi terpasang = 50.000 ton/th
Kapasitas produksi harian = 50.000 ton/th / 330 hari/th
150 ton/hari
I.4. Sifat Bahan Baku dan Produk Bahan Baku :
I.4.A. Ammonia (Chemicalland21, Wikipedia, Perry 7ed)
Nama Lain : hydrogen nitrite, nitrosil
Rumus Molekul : NH3 (komponen utama)
Rumus Bangun :
Berat Molekul : 17
Warna : tidak berwarna
Bau : berbau tajam (khas ammonia)
Bentuk : gas
Specific Gravity : 0,817
Melting Point : -77,7 C
Boiling Point : -33,4 C
Solubility, Cold Water : 89,9 kg/100 kg H2O (H2O = 0C)
Solubility, Hot Water : 7,4 kg/100 kg H2O (H2O = 96C)
Komposisi ammonia (anhydrous) : (priborlab.ru)
Komponen % Berat
NH3 99,996%
H2O 0,004%
I.4.B. Phosphoric Acid (Chemicalland21, Wikipedia, Perry 7ed) Nama Lain : Phosphoric acid
Rumus Molekul : H3PO4 (komponen utama)
Rumus Bangun :
Berat Molekul : 98
Warna : tidak berwarna
Bau : berbau phosphor
Bentuk : liquida pekat
Specific gravity : 98
Melting point : 42,35C (1 atm)
Boiling point : terdekomposisi diatas 213C
Solubility, cold water : sangat larut
Solubility, hot water : sangat larut
Komposisi phosphoric acid : (PT. Petrokimia Gresik)
Komponen % Berat
H3PO4 85,00%
H2O 15,00%
Produk :
I.4.C. Diammonium phosphate (Chemicalland21, Wikipedia, Perry 7ed) Nama Lain : diammonium hydrogen phosphate
Rumus Molekul : (NH4)2HPO4 (komponen utama)
Rumus Bangun :
Berat Molekul : 132
Warna : putih
Bau : berbau fosfor
Bentuk : kristal
Specific gravity : 1,619
Melting point : 155,0C
Boiling point : diatas 155,0C terdekomposisi
Solubility, Cold Water : 57,5 kg/100 kg H2O (H2O = 10C)
Solubility, Hot Water : 106,7 kg/100 kg H2O (H2O=100C)
Spesifikasi komersial diammonium phosphate : (chemicalland21.com) Kadar diammonium phosphate = minimal 98%
Kadar asam dalam produk = maksimum 0,05%
Kadar air dalam produk = maksimum 1,5%
II.1. Macam Proses
Secara umum ada tiga cara pembuatan diammonium phosphate yaitu :
Proses Blunger (Dorr-Oliver), TVA-Ammoniator, dan Nissan Spray-Tower.
II.1.1. Proses Blunger (Dorr-Oliver)
Proses Blunger (Dorr-Oliver) merupakan proses yang diaplikasikan pada
pembuatan pupuk triple suprphosphate dengan bahan baku phosphate rock dan
phosphoric acid. Pada pembuatan diammonium phosphate dengan proses
Pertama-tama bahan baku phosporic acid direaksikan dengan ammonia
sehingga terbentuk diammonium phosphate pada reaktor.
Reaksi yang terjadi : (V.Sauchelli : 141)
H3PO4(l) + 2 NH3(g) (NH4)2HPO4(s)
Pada pembuatan diammonium phosphate dengan proses ini, ammonia digunakan
secara 2 tahap dengan pembagian 75%-80% pada tahap pertama dan sisanya pada
tahap kedua. Karena panas reaksi, maka terjadi proses penguapan air, dan
sebagian ammonia juga menguap. Uap ammonia kemudian direcovery pada
scrubber dengan menggunakan larutan penyerap atau air proses, sehingga
penggunaan ammonia dapat mencapai 99%. (V.Sauchelli : 152)
Produk reaksi kemudian diumpankan pada blunger yang berfungsi sebagai
pencampur dan bereaksinya sisa phosphoric acid dengan penambahan ammonia.
Produk diammonium phosphate dari blunger, kemudian dikeringkan pada dryer
dan disaring pada screen. (V.Sauchelli : 151)
Pada proses ini, bahan baku phosphoric acid dan ammonia direaksikan
pada sebuah ammoniator yang berupa granulator dan didesain oleh peneliti pada
TVA Tennesse Valley Authority, dimana bahan baku sebelum direaksikan
diumpankan pada pre-neutralizer yang berfungsi untuk mencegah kehilangan gas
ammonia dengan cara menyerap dengan phosphoric acid dari kolom scrubber.
(V.Sauchelli : 152)
Reaksi yang terjadi : (V.Sauchelli : 141)
H3PO4(l) + 2 NH3(g) (NH4)2HPO4(s)
Produk reaksi kemudian didinginkan pada cooler atau dikeringkan pada dryer dan
kemudian disaring pada screen. Pada proses ini dengan penambahan scrubber dan
neutralizer, mampu menekan kehilangan ammonia dan mempunyai efisiensi
mencapai 90% dalam ammoniator. (V.Sauchelli : 153)
Pada proses ini, bahan baku yang digunakan meliputi phosphoric acid,
sulfuric acid, dan ammonia. Proses ini merupakan proses alternatif yang
dikemukakan oleh Nissan Chemical Industries Limited dari Jepang dan mampu
memproduksi diammonium phosphate dengan grade komersial yang rendah.
(V.Sauchelli : 154)
Pada proses ini, phosphoric acid dicampur dengan sulfuric acid dan
diumpankan pada absorber dan scrubber yang berfungsi untuk menyerap dan
mereaksikan sebagian gas ammonia yang lolos dari spray tower. (V.Sauchelli :
154)
Reaksi yang terjadi : (V.Sauchelli : 141)
H3PO4(l) + 2 NH3(g) (NH4)2HPO4(s)
H2SO4(l) + 2 NH3(g) (NH4)2SO4(s)
Reaksi utama terjadi pada spray tower dengan merode penyerapan gas
ammonia oleh campuran phosphoric acid dan sulfuric acid. Produk reaksi berupa
diammonium phosphate kemudian dikeringkan dan didinginkan pada conveyor
untuk kemudian ditampung sebagai produk akhir dengan grade yang rendah.
II.2. Seleksi Proses
Macam Proses
Parameter Blunger
(Dorr-Oliver)
TVA Ammoniator
Nissan Spray-Tower Bahan Baku Phosphoric acid
Ammonia
Phosphoric acid Ammonia
Phosphoric acid Sulfuric acid Ammonia Suhu Reaksi
(V.Sauchelli : 144) 75
o
C 75oC 75oC
Suhu Dryer
(V.Sauchelli : 145) 90
o
C 90oC 90oC
Waktu proses kontinyu kontinyu kontinyu Instalasi Peralatan Kompleks Sederhana Sederhana Efisiensi proses 99% 90% dibawah 90%
Dari ketiga cara pembuatan diammonium phosphate yang telah dijelaskan
di atas, maka proses yang paling efektif adalah pembuatan diammonium
phosphate dengan proses Blunger atau proses Dorr-Oliver. Keuntungan dari
proses ini adalah :
1. Bahan baku bisa langsung digunakan tanpa harus melalui proses
pengolahan pendahuluan.
2. Efisiensi proses yang diperoleh lebih tinggi dari proses lainnya.
3. Dengan efisiensi tinggi, maka penggunaan bahan baku dapat ditekan.
II.3. Uraian Proses
Pada pra rencana pabrik ini, dapat dibagi menjadi 3 Unit pabrik, dengan
pembagian unit sebagai berikut :
1. Unit Pengendalian Bahan Baku Kode Unit : 100
2. Unit Proses Kode Unit : 200
3. Unit Pengendalian Produk Kode Unit : 300
Adapun uraian proses pembuatan diammonium phosphate dengan proses
Dorr-Oliver adalah sebagai berikut :
Pertama-tama bahan baku phosphoric acid dari tangki F-110 dipanaskan
pada heater E-122 sampai suhu 75C dan kemudian diumpankan pada reaktor A
R-210. Bahan baku gas ammonia dari tangki F-120 dipanaskan pada heater E-111
sampai suhu 75C dan kemudian diumpankan pada reaktor-A R-210A melalui
sparger.
Pada reaktor-A R-210A terjadi reaksi ammoniasi phosphoric acid menjadi
diammonium phosphate.
Reaksi yang terjadi : (V.Sauchelli : 141)
H3PO4(l) + 2 NH3(g) (NH4)2HPO4(s) Konversi = 75% (V.Sauchelli : 151)
Ammonia sisa reaksi kemudian dihisap dengan blower G-214 dan kemudian
diserap dengan air proses pada scrubber D-215 sebelum dibuang ke udara bebas
dan ke pengolahan limbah cair. Produk bawah berupa campuran diammonium
R-Pada reaktor-B R-210B terjadi reaksi ammoniasi phosphoric acid menjadi
diammonium phosphate.
Reaksi yang terjadi : (V.Sauchelli : 141)
H3PO4(l) + 2 NH3(g) (NH4)2HPO4(s) Konversi = 80% (V.Sauchelli : 151)
Ammonia sisa reaksi kemudian dihisap dengan blower G-214 dan kemudian
diserap dengan air proses pada scrubber D-215 sebelum dibuang ke udara bebas
dan ke pengolahan limbah cair. Produk bawah berupa campuran diammonium
phosphate dan phosphoric acid sisa reaksi, kemudian diumpankan ke reaktor-C
R-210C untuk reaksi ammoniasi lebih lanjut.
Pada reaktor-C R-210C terjadi reaksi ammoniasi phosphoric acid menjadi
diammonium phosphate.
Reaksi yang terjadi : (V.Sauchelli : 141)
H3PO4(l) + 2 NH3(g) (NH4)2HPO4(s) Konversi = 95% (V.Sauchelli : 151)
Ammonia sisa reaksi kemudian dihisap dengan blower G-214 dan kemudian
diserap dengan air proses pada scrubber D-215 sebelum dibuang ke udara bebas
dan ke pengolahan limbah cair. Produk bawah berupa diammonium phosphate
basah kemudian diumpankan ke blunger M-220 untuk dicampur dengan
diammonium phosphate kasar dari recycle hammer mill C-252, dan kemudian
dikeringkan pada rotary dryer B-230.
Pada rotary dryer B-230 diammonium phosphate dikeringkan dengan
udara bebas yang dihembuskan oleh blower G-232 dan dipanaskan dengan heater
E-233. Udara panas dan padatan terikut kemudian dipisahkan pada cyclone
H-231, dimana udara panas diserap dengan air proses pada scrubber D-235 sebelum
dibuang ke udara bebas dan ke pengolahan limbah cair, sedangkan padatan
terpisah diumpankan bersamaan dengan produk dryer ke cooling conveyor E-240
untuk didinginkan sampai suhu kamar.
Diammonium phosphate kemudian diumpankan dengan bucket elevator
J-241 menuju ke screen 4 mesh untuk disaring. Produk oversize (tidak lolos ayak)
pada hammer mill C-252 dan kemudian direcycle menuju ke blunger M-220
dengan belt conveyor J-254, sedangkan produk undersize (lolos ayak) disaring
pada screen 16 mesh. Produk undersize (lolos ayak) screen 16 mesh kemudian
direcycle menuju ke blunger M-220 dengan belt conveyor J-254, sedangkan
produk oversize (tidak lolos ayak) diumpankan dengan belt conveyor J-253 untuk
Kapasitas produksi = 50.000 ton / tahun
Waktu operasi = 24 jam proses per hari ; 330 hari kerja per tahun Satuan massa = kilogram/jam
1. REAKTOR - A ( R - 210 A )
Komponen Masuk (kg/j) Komponen Keluar (kg/j)
* Phosphoric acid dr F-120 * Campuran liquid ke R-210B
H3PO4 4641,8500 (NH4)2HPO4 4689,2158
H2O 819,1500 H3PO4 1160,4625
5461,0000 H2O 822,0974
* Ammonia dr F-110 6671,7757
NH3 1209,0361 * Campuran uap ke D-215
H2O 6,0756 NH3 1,2078
1215,1117 H2O 3,1282
4,3360
2. REAKTOR - B ( R - 210 B )
Komponen Masuk (kg/j) Komponen Keluar (kg/j)
* Campuran liquid dr R-210A * Campuran liquid ke R-210C (NH4)2HPO4 4689,2158 (NH4)2HPO4 5939,6733
H3PO4 1160,4625 H3PO4 232,0925
H2O 822,0974 H2O 822,8833
6671,7757 6994,6491
* Ammonia dr F-110 * Campuran uap ke D-215
NH3 322,4096 NH3 0,3221
H2O 1,6201 H2O 0,8342
324,0297 1,1563
6995,8054 6995,8054
3. REAKTOR - C ( R - 210 C )
Komponen Masuk (kg/j) Komponen Keluar (kg/j)
* Campuran liquid dr R-210B * DAP ke M-220
(NH4)2HPO4 5939,6733 (NH4)2HPO4 6252,1314
H3PO4 232,0925 H3PO4 0,1160
H2O 822,8833 H2O 823,0796
6994,6491 7075,3270
* Ammonia dr F-110 * Campuran uap ke D-215
NH3 80,5621 NH3 0,0805
H2O 0,4048 H2O 0,2085
80,9669 0,2890
4. TANGKI AMMONIA ( F - 110 )
Komponen Masuk (kg/j) Komponen Keluar (kg/j)
* Ammonia dr F-110 * Ammonia ke R-210A
NH3 1612,0078 NH3 1209,0361
H2O 8,1005 H2O 6,0756
1620,1083 1215,1117
* Ammonia ke R-210B
NH3 322,4096
H2O 1,6201
324,0297 * Ammonia ke R-210C
NH3 80,5621
H2O 0,4048
80,9669
1620,1083 1620,1083
5. SCRUBBER-1 ( D - 215 )
Komponen Masuk (kg/j) Komponen Keluar (kg/j)
* Campuran gas dr R-210A * Limbah gas
NH3 1,2078 NH3 0,0002
H2O 3,1282 * Limbah cair
4,3360 NH3 1,6102
* Campuran gas dr R-210B H2O 6,7513
NH3 0,3221 8,3615
H2O 0,8342
1,1563 * Campuran gas dr R-210C
NH3 0,0805
H2O 0,2085
0,2890 * Air proses dr utilitas
H2O 2,5804
6. BLUNGER ( M - 220 )
Komponen Masuk (kg/j) Komponen Keluar (kg/j)
* DAP dr R-210C * DAP ke B-230
(NH4)2HPO4 6252,1314 (NH4)2HPO4 6927,4944
H3PO4 0,1160 H3PO4 0,1285
H2O 823,0796 H2O 829,8343
7075,3270 7757,4572
* DAP dr C-252
(NH4)2HPO4 346,3399
H3PO4 0,0065
H2O 3,4639
349,8103 * DAP dr H-251
(NH4)2HPO4 329,0231
H3PO4 0,0060
H2O 3,2908
332,3199
7757,4572 7757,4572
7. ROTARY DRYER ( B - 230 )
Komponen Masuk (kg/j) Komponen Keluar (kg/j)
* DAP dr M-220 * DAP ke E-240
(NH4)2HPO4 6927,4944 (NH4)2HPO4 6858,2195
H3PO4 0,1285 H3PO4 0,1272
H2O 829,8343 H2O 69,2750
7757,4572 6927,6217
* Campuran ke H-231
(NH4)2HPO4 69,2749
H3PO4 0,0013
8. CYCLONE ( H - 231 )
Komponen Masuk (kg/j) Komponen Keluar (kg/j)
* Campuran dr B-230 * DAP ke E-240
(NH4)2HPO4 69,2749 (NH4)2HPO4 68,5822
H3PO4 0,0013 H3PO4 0,0012
H2O 760,5593 68,5834
829,8355 * Limbah gas ke D-235
(NH4)2HPO4 0,6927
H3PO4 0,0001
H2O 760,5593
761,2521
829,8355 829,8355
9. SCRUBBER-2 ( D - 235 )
Komponen Masuk (kg/j) Komponen Keluar (kg/j)
* Campuran dr H-231 * Limbah gas
(NH4)2HPO4 0,6927 H2O 759,3649
H3PO4 0,0001 * Limbah cair
H2O 760,5593 (NH4)2HPO4 0,6927
761,2521 H3PO4 0,0001
* Air proses dr utilitas H2O 2,3888
H2O 1,1944 3,0816
10. COOLING CONVEYOR ( E - 240 )
Komponen Masuk (kg/j) Komponen Keluar (kg/j)
* DAP dr B-230 * DAP ke H-250
(NH4)2HPO4 6858,2195 (NH4)2HPO4 6926,8017
H3PO4 0,1272 H3PO4 0,1284
H2O 69,2750 H2O 69,2750
6927,6217 6996,2051
* DAP dr H-231
(NH4)2HPO4 68,5822
H3PO4 0,0012
68,5834
6996,2051 6996,2051
11. SCREEN 4 MESH ( H - 250 )
Komponen Masuk (kg/j) Komponen Keluar (kg/j)
* DAP dr E-240 * DAP undersize ke H-251
(NH4)2HPO4 6926,8017 (NH4)2HPO4 6580,4616
H3PO4 0,1284 H3PO4 0,1220
H2O 69,2750 H2O 65,8113
6996,2051 6646,3949
* DAP recycle ke M-220
(NH4)2HPO4 346,3401
H3PO4 0,0064
H2O 3,4637
349,8102
12. SCREEN 16 MESH ( H - 251 )
Komponen Masuk (kg/j) Komponen Keluar (kg/j)
* DAP dr E-240 * Produk DAP ke F-310
(NH4)2HPO4 6580,4616 (NH4)2HPO4 6251,4385
H3PO4 0,1220 H3PO4 0,1159
H2O 65,8113 H2O 62,5207
6646,3949 6314,0751
* DAP recycle ke M-220
(NH4)2HPO4 329,0231
H3PO4 0,0061
H2O 3,2906
332,3198
Kapasitas produksi = 50.000 ton/th
Waktu operasi = 24 jam proses per hari ; 330 hari kerja per tahun Satuan massa = kilogram/jam
Satuan panas = kilokalori/jam
1. HEATER-1 ( E - 111 )
Komponen Masuk (kkal/j) Komponen Keluar (kkal/j) * Ammonia dr F-110 * Ammonia ke R-210A
NH3 4074,5873 NH3 31064,4174
H2O 18,8727 H2O 141,9372
4093,4600 31206,3546
* Ammonia ke R-210B
NH3 8283,8534
H2O 37,8808
8321,7342 * Ammonia ke R-210C
NH3 2069,9478
H2O 9,4597
2079,4075 * Q steam 39488,4593 * Q loss 1974,4230
2. HEATER-2 ( E - 122 )
Komponen Masuk (kkal/j) Komponen Keluar (kkal/j) * Phosphoric acid dr F-120 * Phosphoric acid ke R-210A
H3PO4 13736,1110 H3PO4 137361,1100
H2O 1830,3479 H2O 18394,9504
15566,4589 155756,0604
* Q steam 147568,0016 * Q loss 7378,4001
163134,4605 163134,4605
3. REAKTOR - A ( R - 210 A )
Komponen Masuk (kkal/j) Komponen Keluar (kkal/j) * Phosphoric acid dr F-120 * Campuran liquid ke R-210B
H3PO4 137361,1100 (NH4)2HPO4 91652,9520
H2O 18394,9504 H3PO4 34340,3500
155756,0604 H2O 18461,1196
* Ammonia dr F-110 144454,4216
NH3 31064,4174 * Campuran uap ke D-215
H2O 141,9372 NH3 31,0558
31206,3546 H2O 1761,8853
1792,9411 * Q steam 1765290,3308H Reaksi 1717740,8666
* Q loss 88264,5165
4. REAKTOR - B ( R - 210 B )
Komponen Masuk (kkal/j) Komponen Keluar (kkal/j) * Campuran liquid dr R-210A * Campuran liquid ke R-210C
(NH4)2HPO4 91652,9520 (NH4)2HPO4 116093,8080
H3PO4 34340,3500 H3PO4 6868,0700
H2O 18461,1196 H2O 18478,7836
144454,4216 141440,6616
* Ammonia dr F-110 * Campuran uap ke D-215
NH3 8283,8534 NH3 8,2990
H2O 37,8808 H2O 470,3768
8321,7342 478,6758
* Q steam 470745,1914H Reaksi 458064,7502
* Q loss 23537,2596
623521,3472 623521,3472
5. REAKTOR - C ( R - 210 C )
Komponen Masuk (kkal/j) Komponen Keluar (kkal/j) * Campuran liquid dr R-210B * DAP ke M-220
(NH4)2HPO4 116093,8080 (NH4)2HPO4 122200,9260
H3PO4 6868,0700 H3PO4 3,4800
H2O 18478,7836 H2O 18483,1895
141440,6616 140687,5955
* Ammonia dr F-110 * Campuran uap ke D-215
NH3 2069,9478 NH3 2,0966
H2O 9,4597 H2O 117,5942
2079,4075 119,6908
* Q steam 117627,6114H Reaksi 114459,0136
6. SCRUBBER-1 ( D - 215 )
Komponen Masuk (kkal/j) Komponen Keluar (kkal/j) * Campuran gas dr R-210A * Limbah gas
NH3 31,0558 NH3 0,0060
H2O 1761,8853 * Limbah cair
1792,9411 NH3 22,1747
* Campuran gas dr R-210B H2O 81,6631
NH3 8,2990 103,8378
H2O 470,3768
478,6758 * Campuran gas dr R-210C
NH3 2,0966
H2O 117,5942
119,6908 * Air proses dr utilitas
H2O 5,7676 * Q serap 2293,2315
2397,0753 2397,0753
7. BLUNGER ( M - 220 )
Komponen Masuk (kkal/j) Komponen Keluar (kkal/j) * DAP dr R-210C * DAP ke B-230
(NH4)2HPO4 122200,9260 (NH4)2HPO4 78532,7180
H3PO4 3,4800 H3PO4 2,3548
H2O 18483,1895 H2O 10782,3358
140687,5955 89317,4086
* DAP dr C-252
(NH4)2HPO4 947,7166
H3PO4 0,0406
H2O 10,8416
958,5988 * DAP dr H-251
(NH4)2HPO4 900,3271
H3PO4 0,0406
H2O 10,3010
910,6687 * Q serap 53239,4544
8. ROTARY DRYER ( B - 230 )
Komponen Masuk (kkal/j) Komponen Keluar (kkal/j) * DAP dr M-220 * DAP ke E-240
(NH4)2HPO4 78532,7180 (NH4)2HPO4 174261,4302
H3PO4 2,3548 H3PO4 4,9010
H2O 10782,3358 H2O 2025,8788
89317,4086 176292,2100
* Campuran ke H-231
* Udara panas 3903110,403 (NH4)2HPO4 1760,5146
H3PO4 0,3770
H2O 433691,2515
Udara 3380683,4585
3816135,6016
3992427,8116 3992427,8116
9. HEATER ( E - 233 )
Komponen Masuk (kkal/j) Komponen Keluar (kkal/j)
Udara bebas
Udara panas
Udara 259140,6386 Udara 3903110,4030 * Q steam 3835757,6467 * Q loss 191787,8823
10. SCRUBBER-2 ( D - 235 )
Komponen Masuk (kkal/j) Komponen Keluar (kkal/j) * Campuran dr H-231 * Limbah gas
(NH4)2HPO4 17,7762 H2O 412407,8778
H3PO4 0,3770 Udara 362855,0788
H2O 433691,2515 775262,9566
Udara 3380683,4585 * Limbah cair
3814392,8632 (NH4)2HPO4 9,5718
H3PO4 0,2030
* Air proses dr utilitas H2O 37,5107
H2O 2,6707 47,2855
* Q serap 3039085,2918
3814395,5339 3814395,5339
11. COOLING CONVEYOR ( E - 240 )
Komponen Masuk (kkal/j) Komponen Keluar (kkal/j) * DAP dr B-230 * DAP ke H-250
(NH4)2HPO4 174261,4302 (NH4)2HPO4 18954,2590
H3PO4 4,9010 H3PO4 0,5684
H2O 2025,8788 H2O 216,7588
176292,2100 19171,5862
* DAP dr H-231
(NH4)2HPO4 1742,7384
H3PO4 0,3770 * Q serap 158863,7392
1743,1154
Kapasitas produksi = 50.000 ton/th
Waktu operasi = 24 jam proses per hari ; 330 hari kerja per tahun Satuan massa = kilogram/jam
Satuan panas = kilokalori/jam
1. TANGKI AMMONIA ( F - 110 )
Fungsi : menampung gas ammonia dalam bentuk liquid Type : silinder horizontal dengan tutup dished
Dasar Pemilihan : efisien untuk penyimpanan dengan tekanan tinggi.
Kondisi Operasi : - Tekanan = 4,4 atm (50 psig) (Kirk Othmer : 288) - Suhu = 30C (suhu kamar)
- Waktu penyimpanan = 7 hari
Spesifikasi :
Volume : 10710 cuft = 304 M3 Tekanan : 4,4 atm gauge
Diameter : 17 ft Panjang : 51 ft Tebal shell : 1 in Tebal tutup : 5/8 in
Masuk
2. HEATER - 1 ( E - 111 )
Fungsi : Memanaskan ammonia dari 30C menjadi 75C Type : 1 – 2 Shell and Tube Heat Exchanger (Fixed Tube) Dasar Pemilihan : Umum digunakan dan mempunyai range perpindahan
panas yang besar.
Kondisi Operasi : - Tekanan = 1 atm (atmospheric pressure) - Suhu = 75C (berdasarkan suhu reaktor)
- Waktu proses= continuous
Spesifikasi :
Tube : OD = ¾ in ; 16 BWG Panjang = 16 ft
Pitch = 1 in square Jumlah Tube , Nt = 52
Passes = 2
Shell : ID = 10,0 in
Passes = 1
Bahan konstruksi shell = Carbon steel Heat Exchanger Area , A = 163,3 ft2 = 16 m2 Jumlah exchanger = 1 buah
3. TANGKI PHOSPHORIC ACID ( F - 120 )
Fungsi : menampung larutan phosphoric acid dari supplier Type : silinder tegak , tutup bawah datar dan tutup atas dish Dasar Pemilihan : Umum digunakan untuk liquid pada tekanan atmospheric Kondisi Operasi : - Tekanan = 1 atm (atmospheric pressure)
Spesifikasi :
Volume : 6248 cuft = 177 M3 Diameter : 20 ft
Tinggi : 20 ft Tebal shell : 3/16 in Tebal tutup atas : 3/16 in Tebal tutup bawah : ¼ in
Bahan konstruksi : Stainless Steel 316 (Perry 7ed,T.28-11) Jumlah : 4 buah
4. POMPA - 1 ( L - 121 )
Fungsi : Memindahkan bahan dari F-120 ke R-210 Type : Centrifugal Pump
Dasar Pemilihan : sesuai untuk viskositas < 10 cP dan tekanan yang rendah.
Spesifikasi :
Bahan konstruksi : Commercial Steel Rate Volumetrik : 14,80 gpm
Total DynamicHead : 30,70 ft.lbf/lbm
Effisiensi motor : 80%
Power : 1,5 hp = 1,2 kW
Masuk
5. HEATER - 2 ( E - 122 )
Fungsi : Memanaskan phosphoric acid dari 30C menjadi 75C Type : 1 – 2 Shell and Tube Heat Exchanger (Fixed Tube) Dasar Pemilihan : Umum digunakan dan mempunyai range perpindahan
panas yang besar.
Kondisi Operasi : - Tekanan = 1 atm (atmospheric pressure) - Suhu = 75C (berdasarkan suhu reaktor)
- Waktu proses= continuous
Spesifikasi :
Tube : OD = ¾ in ; 16 BWG Panjang = 16 ft
Pitch = 1 in square Jumlah Tube , Nt = 166
Passes = 2
Shell : ID = 17,25 in
Passes = 1
Bahan konstruksi shell = Carbon steel Heat Exchanger Area , A = 521,4 ft2 = 49 m2 Jumlah exchanger = 1 buah
6. REAKTOR - A ( R - 210A )
7. REAKTOR - B ( R - 210B )
Fungsi : Ammoniasi phosphoric acid menjadi diammonium phosphate. Type : Silinder tegak , tutup atas dished, tutup bawah conis
dilengkapi pengaduk , jaket pemanas.
Kondisi operasi : * Tekanan operasi = 1 atm (tekanan atmosfer) * Suhu operasi = 75oC (V.Sauchelli : 141) * Waktu tinggal = 1 jam (V.Sauchelli : 141)
Spesifikasi : Dimensi Shell :
Diameter Shell , inside : 9 ft Tinggi Shell : 18 ft Tebal Shell : 3/16 in Dimensi tutup :
Tebal tutup atas (dished) : 3/16 in Tinggi Tutup atas : 1,30 ft Tebal tutup bawah (conis) : 3/16 in Tinggi Tutup bawah : 1,10 ft
Bahan konstruksi : Stainless steel 316 (Perry 7ed,T.28-11) Sistem Pengaduk Turbin 6-flat blade
Diameter impeler : 3,000 ft Panjang blade : 0,750 ft Lebar blade : 0,600 ft Power motor : 38 hp Sistem Pemanas
Jaket spacing : ¼ in Tebal Jaket : 3/16 in Sistem Sparger :
Type : Standard Perforated Pipe Bahan konstruksi : commercial steel
Diameter lubang : 3,96 mm Jumlah cabang : 20 buah Lubang tiap cabang : 175 buah
Jumlah reaktor : 1 buah
8. REAKTOR - C ( R - 210C )
Fungsi : Ammoniasi phosphoric acid menjadi diammonium phosphate. Type : Silinder tegak , tutup atas dished, tutup bawah conis
dilengkapi pengaduk , jaket pemanas.
Kondisi operasi : * Tekanan operasi = 1 atm (tekanan atmosfer) * Suhu operasi = 75oC (V.Sauchelli : 141) * Waktu tinggal = 1 jam (V.Sauchelli : 141)
Spesifikasi : Dimensi Shell :
Diameter Shell , inside : 6 ft Tinggi Shell : 12 ft Tebal Shell : 3/16 in Dimensi tutup :
Tebal tutup atas (dished) : 3/16 in Tinggi Tutup atas : 0,81 ft Tebal tutup bawah (conis) : 3/16 in
Tinggi Tutup bawah : 0,70 ft
Bahan konstruksi : Stainless steel 316 (Perry 7ed,T.28-11) Sistem Pengaduk Turbin 6-flat blade
Diameter impeler : 2,000 ft Panjang blade : 0,500 ft Lebar blade : 0,400 ft Power motor : 20 hp Sistem Pemanas
Diameter jaket : 6,06 ft Tinggi jaket : 10 ft Jaket spacing : 3/16 in Tebal Jaket : 3/16 in Sistem Sparger :
Type : Standard Perforated Pipe Bahan konstruksi : commercial steel
Diameter lubang : 3,96 mm Jumlah cabang : 20 buah Lubang tiap cabang : 116 buah
Jumlah reaktor : 1 buah
9. POMPA - 2 ( L - 211 )
Fungsi : Memindahkan bahan dari R-210A ke R-210B Type : Centrifugal Pump
Spesifikasi :
Kapasitas : 19,20 gpm Total DynamicHead : 17,97 ft.lbf/lbm
Effisiensi motor : 80%
Power : 1,5 hp = 1,2 kW Bahan konstruksi : Commercial Steel Jumlah : 1 buah
10. POMPA - 3 ( L - 212 )
Fungsi : Memindahkan bahan dari R-210B ke R-210C Type : Centrifugal Pump
Dasar Pemilihan : sesuai untuk viskositas < 10 cP dan tekanan yang rendah.
Spesifikasi :
Kapasitas : 20,40 gpm Total DynamicHead : 25,58 ft.lbf/lbm
Effisiensi motor : 80%
Power : 1,5 hp = 1,2 kW Bahan konstruksi : Commercial Steel Jumlah : 1 buah
11. POMPA - 4 ( L - 213 )
Fungsi : Memindahkan bahan dari R-210C ke M-220 Type : Centrifugal Pump
Spesifikasi :
Kapasitas : 20,70 gpm Total DynamicHead : 29,73 ft.lbf/lbm
Effisiensi motor : 80%
Power : 1,5 hp = 1,2 kW Bahan konstruksi : Commercial Steel Jumlah : 1 buah
12. BLOWER - 1 ( G - 214 )
Fungsi : memindahkan limbah gas dari reaktor ke scrubber D-215 Type : Centrifugal Blower
Dasar Pemilihan : Sesuai dengan jenis bahan , efisiensi tinggi.
Spesifikasi :
Bahan : Commercial Steel Rate Volumetrik : 6 cuft/menit
Adiabatic Head : 15000 ft.lbf/lbm gas Effisiensi motor : 80%
Power : 0,5 hp Jumlah : 1 buah
Masuk
Keluar
Masuk
13. SCRUBBER - 1 ( D - 215 )
Fungsi : menyerap limbah gas dengan air proses dari utilitas Type : silinder tegak , tutup bawah dan tutup atas dish
dilengkapi dengan sparger
Dasar Pemilihan : Umum digunakan untuk proses penyerapan Kondisi operasi : * Tekanan operasi = 1 atm (tekanan atmosfer)
* Suhu operasi = 30oC (suhu kamar) * Sistem kerja = kontinyu
Spesifikasi : Dimensi tangki :
Volume : 7 cuft = 1 M3 Diameter : 1 ft
Tinggi : 5 ft Tebal shell : 3/16 in Tebal tutup atas : 3/16 in Tebal tutup bawah : 3/16 in
Bahan konstruksi : Stainless Steel 316 (Perry 7ed,T.28-11)
Outlet Gas
Inlet Liquid
Outlet Liquid Inlet GasA
Spesifikasi packing :
Digunakan packing jenis raschig ring dengan spesifikasi standar : Packing disusun secara acak (randomize)
Ukuran packing : 1 in Tebal packing : 1/8 in Free gas space : 73% Jumlah packing : 540 buah
Bahan konstruksi : Ceramic Stoneware
Sparger : Type : Standard Perforated Pipe Bahan konstruksi : commercial steel
Bagian Atas : Diameter lubang : 4,60 mm Jumlah cabang : 20 buah Lubang tiap cabang : 18 buah Sparger Bagian Atas :
Diameter lubang : 3,95 mm Jumlah cabang : 20 buah Lubang tiap cabang : 21 buah Jumlah kolom : 1 buah
14. BLUNGER ( M - 220 )
Fungsi : Mencampur DAP basah dengan DAP kering Tipe : Stationary shell Ribbon with Three-shaft Ribbon
Spesifikasi :
Sistem kerja : Continous Mixing Kapasitas : 900 cuft/jam Total hp : 27 ½ hp Speed : 280 ft/min Rate pencampuran : 180 cuft/jam Jumlah : 1 buah
15. ROTARY DRYER ( B - 230 )
Fungsi : mengeringkan bahan dengan bantuan udara panas Dasar pemilihan : sesuai untuk pengeringan padatan
Kondisi Operasi : - Tekanan = 1 atm (atmospheric pressure) - Suhu = 90C (berdasarkan titik leleh DPA)
- Waktu proses= Waktu melewati (time of passes)
Spesifikasi :
Kapasitas : 7757,4572 kg/jam Isolasi : Batu isolasi Diameter : 2,0 m
Panjang : 10 m Tebal isolasi : 4 in Tebal shell : 3/16 in Tinggi bahan : 0,984 ft Sudut rotary : 1
Power : 55 hp Jumlah : 1 buah
16. CYCLONE ( H - 231 )
Fungsi : untuk memisahkan padatan yang terikut udara Type : Van Tongeren Cyclone
Dasar pemilihan : efektif dan sesuai dengan jenis bahan
Spesifikasi :
Kapasitas : 4308,372 cuft/dt Diameter partikel : 0,000030ft Tebal shell : 3/16 in Tebal Tutup atas : 3/16 in Tebal Tutup bawah : 3/16 in Jumlah : 1 buah
17. BLOWER - 2 ( G - 232 )
Fungsi : memindahkan limbah gas dari dryer ke scrubber D-235 Bc
Hc Gas
in
De Sc
Lc
Dc
Zc
Jc
Dust Out Gas Out
Bc = 1/4 Dc De = 1/2 Dc Hc = 1/2 Dc Lc = 2 Dc Sc = 1/8 Dc Zc = 2 Dc Jc = 1/4 Dc
Perry 6ed ; Figure. 20-106
Tampak Atas
Spesifikasi :
Bahan : Commercial Steel Rate Volumetrik : 6341 cuft/menit Adiabatic Head : 15000 ft.lbf/lbm gas Effisiensi motor : 80%
Power : 124 hp
Jumlah : 2 buah (multi-stage)
18. HEATER - 3 ( E - 233 )
Fungsi : Memanaskan udara dari 30C menjadi 100C Type : 1 – 2 Shell and Tube Heat Exchanger (Fixed Tube) Dasar Pemilihan : Umum digunakan dan mempunyai range perpindahan
panas yang besar.
Kondisi Operasi : - Tekanan = 1 atm (atmospheric pressure) - Suhu = 100C (berdasarkan suhu dryer)
- Waktu proses= continuous
Spesifikasi :
Tube : OD = ¾ in ; 16 BWG Panjang = 16 ft
Pitch = 1 in square Jumlah Tube , Nt = 1024
Passes = 2
Masuk
Keluar
Masuk
Shell : ID = 39,0 in
Passes = 1
Bahan konstruksi shell = Carbon steel Heat Exchanger Area , A = 3216,2 ft2 = 299 m2 Jumlah exchanger = 1 buah
19. BLOWER - 3 ( G - 234 )
Fungsi : memindahkan udara dari udara bebas ke B-230 Type : Centrifugal Blower
Dasar Pemilihan : Sesuai dengan jenis bahan , efisiensi tinggi.
Spesifikasi :
Bahan : Commercial Steel Rate Volumetrik : 6318 cuft/menit Adiabatic Head : 15000 ft.lbf/lbm gas Effisiensi motor : 80%
Power : 123 hp
Jumlah : 2 buah (multi-stage)
20. SCRUBBER - 2 ( D - 235 )
Fungsi : menyerap limbah gas dengan air proses dari utilitas Type : silinder tegak , tutup bawah dan tutup atas dish
dilengkapi dengan sparger
Dasar Pemilihan : Umum digunakan untuk proses penyerapan Kondisi operasi : * Tekanan operasi = 1 atm (tekanan atmosfer)
Masuk
Keluar
Masuk
Spesifikasi : Dimensi tangki :
Volume : 920 cuft = 27 M3 Diameter : 6 ft
Tinggi : 30 ft Tebal shell : 3/16 in Tebal tutup atas : 3/16 in Tebal tutup bawah : 3/16 in
Bahan konstruksi : Stainless Steel 316 (Perry 7ed,T.28-11) Spesifikasi packing :
Digunakan packing jenis raschig ring dengan spesifikasi standar : Packing disusun secara acak (randomize)
Ukuran packing : 1 in Tebal packing : 1/8 in Free gas space : 73%
Jumlah packing : 73305 buah
Bahan konstruksi : Ceramic Stoneware
Inlet Liquid
Outlet Liquid Inlet GasA
Sparger : Type : Standard Perforated Pipe Bahan konstruksi : commercial steel
Bagian Atas : Diameter lubang : 4,60 mm Jumlah cabang : 20 buah Lubang tiap cabang : 100 buah Sparger Bagian Atas :
Diameter lubang : 3,42 mm Jumlah cabang : 20 buah Lubang tiap cabang : 134 buah Jumlah kolom : 1 buah
21. COOLING CONVEYOR ( E - 240 )
Fungsi : Mendinginkan bahan sampai dengan 32C Type : Plain spouts or chutes
Dasar pemilihan : Umum digunakan untuk padatan dengan sistem tertutup
Spesifikasi :
Kapasitas : 154 cuft/jam Panjang : 70 ft
Diameter : 12 in Kecepatan putaran : 14 rpm Tebal jaket standar : 2 in Power : 4,5 hp Jumlah : 1 buah
INLET
OUTLET Tampak
Depan
22. BUCKET ELEVATOR ( J - 241 )
Fungsi : memindahkan bahan dari E-240 ke screen H-250 Type : Continuous Discharge Bucket Elevator
Dasar pemilihan : untuk memindahkan bahan dengan ketinggian tertentu
Spesifikasi :
Kapasitas maksimum = 14 ton/jam
Ukuran = 6 in x 4 in x 4 ¼ in Bucket Spacing = 12 in
Tinggi Elevator = 65 ft Ukuran Feed (maximum) = ¾ in
Bucket Speed = (7,0 / 14) x 225 ft/mnt = 113 ft/menit Putaran Head Shaft = (7,0 / 14) x 43 rpm = 22 rpm
Lebar Belt = 7 in
Power total = 4 hp
Alat pembantu = Hopper Chute (pengumpan)
Jumlah = 1 buah
23. SCREEN 4 MESH ( H - 250 )
Fungsi : Menyaring produk DAP dari dryer. Type : Vibrating Screen
Spesifikasi :
Kapasitas : 7,0 ton/jam Speed : 50 vibration/dt
Power : 3 Hp (Peter’s 4ed;p.567) Ty Equivalent design : 4 mesh
Sieve No. : 4
Sieve design : standard 4,76 micron Sieve opening : 4,76 mm
Ukuran kawat : 1,54 mm Effisiensi : 99,73 % Jumlah : 1 buah
24. SCREEN 16 MESH ( H - 251 )
Fungsi : Menyaring produk DAP dari screen 4 mesh. Type : Vibrating Screen
Spesifikasi :
Kapasitas : 7,0 ton/jam Speed : 50 vibration/dt
Power : 3 Hp (Peter’s 4ed;p.567) Ty Equivalent design : 16 mesh
Sieve No. : 16
Sieve design : standard 1,00 micron Sieve opening : 1,00 mm
Ukuran kawat : 0,580 mm Effisiensi : 99,73 % Jumlah : 1 buah
25. HAMMER MILL ( C - 252 )
Fungsi : Menghaluskan bahan sampai dengan 100 mesh Type : Reversible Hammer Mill
Dasar pemilihan : dipilih karena sesuai dengan bahan dan kapasitas.
Spesifikasi :
Kapasitas maksimum : 40 ton/jam Sieve number : No. 100
Model : 505
Power : 100 hp Bahan : Heavy Duty Steel Jumlah : 1 buah
26. BELT CONVEYOR - 1 ( J - 253 )
Fungsi : memindahkan produk DAP dari H-251 ke F-310 Type : Troughed belt conveyor with rolls of equal length Dasar pemilihan : dipilih conveyor jenis belt sesuai dengan bahan
Spesifikasi :
Kapasitas maksimum : 32 ton/jam Belt - width : 14 in
- trough width : 9 in - skirt seal : 2 in
Belt speed : (6,4 / 32) x 100 ft/mnt = 20 ft/min Panjang : 51 ft
Sudut elevasi : 11,3 o Power : 4 Hp Jumlah : 1 buah
27. BELT CONVEYOR - 2 ( J - 254 )
Fungsi : memindahkan DAP dari H-251 dan C-252 ke M-220 Type : Troughed belt conveyor with rolls of equal length Dasar pemilihan : dipilih conveyor jenis belt sesuai dengan bahan
Masuk
Keluar
Masuk
Keluar
Belt - width : 14 in - trough width : 9 in - skirt seal : 2 in
Belt speed : (0,7 / 32) x 100 ft/mnt = 2,2 ft/min Panjang : 151 ft
Sudut elevasi : 5,7 o Power : 8 Hp Jumlah : 1 buah
28. SILO DIAMMONIUM PHOSPHATE ( F - 310 ) Fungsi : Menampung produk diammonium phosphate
Type : silinder tegak dengan tutup atas datar dan bawah conis Dasar pemilihan : umum digunakan untuk menampung padatan
Kondisi Operasi : - Tekanan = 1 atm (atmospheric pressure) - Suhu = suhu kamar
- Waktu penyimpanan = 7 hari
Spesifikasi :
Volume : 7298 cuft = 207 m3 Diameter : 15 ft
Tinggi : 45 ft Tebal shell : 3/8 in Tebal tutup atas : 3/8 in Tebal tutup bawah : 3/8 in
Bahan konstruksi : Stainless Steel 316 (Perry 7ed,T.28-11) Jumlah : 4 buah
inlet
BAB VI
PERENCANAAN ALAT UTAMA
REAKTOR - A ( R - 210A )
Fungsi : Ammoniasi phosphoric acid menjadi diammonium phosphate. Type : Silinder tegak , tutup atas dished, tutup bawah conis
dilengkapi pengaduk , jaket pemanas.
Kondisi operasi : * Tekanan operasi = 1 atm (tekanan atmosfer) * Suhu operasi = 75oC (V.Sauchelli : 141) * Waktu tinggal = 1 jam (V.Sauchelli : 141)
Berdasarkan pertimbangan atas fase zat yang tercampur, dan kapasitas produksi, maka tangki proses dapat dibedakan jenisnya yaitu : tangki berpengaduk (mixed flow) dan tangki pipa alir (plug flow). Pada reaktor ini bahan baku
phsophoric acid merupakan fase liquid, sedangkan ammonia merupakan gas, maka dipilih jenis tangki berpengaduk (mixed flow) untuk memudahkan dan
Kondisi feed :
1. Feed ammonia dari tangki F-110 :
Komposisi bahan :
Komponen Berat (kg) Fraksi berat B M
NH3 1209,0361 0,9950 17,000
H2O 6,0756 0,0050 18,000
1215,1117 1,0000
Rate massa = 1215,1117 kg/jam = 2678,8353 lb/jam gas =
359 BM 1 P T 492
= ... lb/cuft [Himmelblau:249] Tekanan, P = 1,5 atm
Suhu, T = 75C = 627Rankine gas =
359 17 1 5 , 1 627 492
1,056 lb/cuft [Himmelblau:249]
rate volumetrik= densitas massa rate = cuft / lb jam / lb 1,056 2678,8353
= 2537 cuft/jam
2. Feed phosphoric acid dari tangki F-120 :
Komponen Berat (kg) Fraksi berat (gr/cc) [Perry 7ed;T.2-1]
H3PO4 4641,8500 0,8500 1,834
H2O 819,1500 0,1500 1,000
5461,0000 1,0000 campuran =
fraksikomponenberat 1 = 1 15 , 0 834 , 1 85 , 0 1 = 1,63 gr/cc
= 1,63 gr/cc x 62,43 = 101,8 lb/cuft (1 gr/cc = 62,43 lb/cuft) Rate massa = 5461,0000 kg/jam = 12039,3206 lb/jam
rate volumetrik= densitas massa rate = cuft / lb jam / lb 101,8 12039,3206
= 119 cuft/jam
Tahap-tahap Perencanaan
1. Perencanaan Dimensi Reaktor
2. Perencanaan Sistem Pengaduk
3. Perencanaan Sistem Pemanas
4. Perencanaan Sparger
1. PERENCANAAN DIMENSI REAKTOR
Total rate volumetrik = 2656 cuft/jam campuran = 95,7 lb/cuft (produk bawah) Waktu tinggal = 1 jam (V.Sauchelli : 141)
Direncanakan digunakan 1 tangki, sehingga volume tangki = 2656 (cuft/jam) x 1 (jam) = 2656 cuft
Asumsi volume bahan (larutan) mengisi 80 % volume tangki sehingga volume ruang kosong sebesar 20% dan digunakan 1 buah tangki.
Volume tangki = 2656 / 80% = 3320 cuft
Menentukan ukuran tangki dan ketebalannya
Diambil dimension ratio H
D = 2 (Ulrich ; T.4-27 : 248)
Dengan mengabaikan volume dished head.
Volume tangki = 4. D
2
. H
3320 =
4
. D2
Penentuan tebal shell :
Tebal shell berdasarkan ASME Code untuk cylindrical tank :
t min = C
P 6 , 0 fE
ri P
[Brownell & Young ,pers.13-1,hal.254]
dengan : t min = tebal shell minimum; in
P = tekanan tangki ; psi
ri = jari-jari tangki ; in ( ½ D )
C = faktor korosi ; in (diambil 1/8 in)
E = faktor pengelasan, digunakan double welded butt joint.
faktor pengelasan, E = 0,8
f = stress allowable, bahan konstruksi stainless steel 316
maka f = 36000 psi [Perry 7ed,T.28-11]
P operasi = P hydrostatis = H
P hydrostatis =
144 26 % 80 7 ,
95
= 13,8 psi
P design diambil 10% lebih besar dari P operasi untuk faktor keamanan.
P design = 1,1 x 13,8 = 16 psi
r = ½ D = ½ x 156 in = 78 in
t min =
0,12516 6 , 0 8 , 0 36000
78 16
Dimensi tutup atas, standard dished :
Untuk D = 156 in, didapat rc = 144 in (Brownell & Young, T-5.7)
digunakan persamaan 13.12 dari Brownell & Young.
Tebal standard torispherical dished (atas) :
th =
P 1 , 0 fE
rc P 885 , 0
+ C [Brownell & Young; pers.13.12]
dengan : th = tebal dished minimum ; in
P = tekanan tangki ; psi
rc = crown radius ; in [B&Y,T-5.7]
C = faktor korosi ; in (diambil 1/8 in)
E = faktor pengelasan, digunakan double welded butt joint.
faktor pengelasan, E = 0,8
f = stress allowable, bahan konstruksi stainless steel 316
maka f = 36000 psi [Perry 7ed,T.28-11]
th =
36000 0,8
0,1 16
144 16 885 , 0
+ 0,125 = 0,196 in , digunakan t = ¼ in
C a
t r
ID sf
b icr
OA
Tutup bawah, conis :
Tutup bawah, conis :
Tebal conical =
C0,6P -fE cos 2 D . P
[Brownell,hal.118; ASME Code]
dengan = ½ sudut conis = 30/2 = 15
tc =
81 16 6 , 0 8 , 0 36000 15 cos 2 12 13 16
o
0,170 in = 3/16 in
Tinggi conical :
h =
2 m D tg
[Hesse, pers.4-17]
Keterangan : = ½ sudut conis ; 15 D = diameter tangki ; ft
m = flat spot center ; 12 in = 1 ft
maka h =
21 D 15
tg o
= 2 ) 1 13 ( 268 ,
2. PERENCANAAN SISTEM PENGADUK
Dipakai impeler jenis turbin dengan 6 buah flat blade. Dari ( Perry 6ed ; p.19-9 ) : Diameter impeler (Da) = 1/3 diameter shell = 1/3 x 13 = 4,334 ft Lebar blade (w) = 0,2 diameter impeller = 0,20 x 4,334 = 0,867 ft Panjang blade = 0,25 x diameter impeller = 0,25 x 4,334 = 1,084 ft
Penentuan putaran pengaduk :
V = x Da x N (Joshi; hal.389)
Dengan : V = peripheral speed ; m/menit Untuk pengaduk jenis turbin :
peripheral speed = 200 – 250 m/menit (Joshi; hal.389) Da = diameter pengaduk ; m
N = putaran pengaduk ; rpm Diambil putaran pengaduk , N = 50 rpm = 0,9 rps
Da = 4,334 ft = 1,322 m
V = x 1,322 x 50 = 207,554 m/mnt (memenuhi range 200 – 250 m/mnt) Karena peripheral speed memenuhi range, maka asumsi putaran pengaduk
Da E
J H
Penentuan Jumlah Pengaduk :
Jumlah Impeller =
gki tan Diameter sg liquid tinggi (Joshi; hal.389)
sg bahan =
) O H ( reference bahan 2
= lb/cuft
cuft / lb 43 , 62 7 , 95 = 1,533
Jumlah Impeller =
13 1,533 26 % 80
2 buah
Jarak pengaduk = 1,5 Da = 1,5 x 4,334 ft = 6,501 ft
Bilangan Reynolds ; NRe :
Putaran pengaduk , N = 50 rpm = 0,9 rps bahan = reference
reference sg
bahan sg
= 0,00085 0,996
1,533
= 0,00132 lb/ft dt (berdasarkan sg bahan)
NRe =
Da2 N
1225628
Karena NRe > 10000 , maka digunakan baffle. [Perry 6ed ; hal 19-8]
Untuk NRe > 10000 diperlukan 4 buah baffle , sudut 900 (Perry, 6ed , hal. 19-8 )
Lebar baffle, J = J/Dt = 1/12
Power pengaduk :
Untuk NRe > 10000 perhitungan digunakan persamaan 5.5 Ludwig, halaman190 :
P = 3
N 3 D 5g K
[Ludwig,Vol-1,pers.5.5,hal.190]
dengan : P = power ; hp
K3 = faktor mixer (turbin) = 6,3 [Ludwig,Vol-1,T.5.1,hal.192]
g = konstanta gravitasi ; 32,2 ft/dt2 x lbm/lbf
= densitas ; lb/cuft N = kecepatan putaran impeller ; rps D = diameter impeller ; ft
P = 95,7
0,9 3 4,334
5 2, 32
3 , 6
= 21002,7 lb.ft/dt = 38,2 hp(1 lb.ft/dt=1/550 hp)
Untuk 2 buah impeller, maka power input = 2 x 38,2 hp = 76,4 hp Perhitungan losses pengaduk :
Gland losses (kebocoran tenaga akibat poros dan bearing) = 10 %(Joshi:399) Gland losses 10 % = 10 % x 76,4 7,64 hp (minimum=0,5) Power input dengan gland losses = 76,4 + 7,64 = 84,04 hp
Transmission system losses = 20 %(Joshi:399)
Transmission system losses 20 % = 20 % x 84,04 16,81 hp
3. PERENCANAAN SISTEM PEMANAS
Perhitungan Jaket :
Perhitungan sistem penjaga suhu : ( Kern , hal 719 ) Dari neraca panas : suhu yang dijaga = 75C
Q = 1765290,3308 kkal/jam = 7005121 Btu/jam Suhu masuk rata-rata = 75C = 167F
Suhu kenaikan reaksi = 100C = 212F T = 212 – 167 = 45F
Kebutuhan media = 2703 kg/jam = 5960 lb/jam Densitas media = 0,1 lb/cuft (densitas air)
Rate volumetrik =
cuft / lb
jam / lb bahan
bahan rate
= 59600 cuft/jam = 16,56 cuft/dt Asumsi kecepatan aliran = 10 ft/dt [Kern, T.12, hal. 845]
Luas penampang =
dt / ft
dt / cuft aliran tan kecepa
volumetrik rate
= 16,56 / 10 = 1,66 ft2 Luas penampang = /4 (D22 - D12)
dengan : D2 = diameter dalam jaket
D1 = diameter luar bejana = Di bejana + (2 x tebal)
= 13 + 2 ( 3/16 in 0,02 ft ) = 13,04 ft Luas penampang = /4 (D22 - D12)
1,66 = /4 (D22 – 13,04 2)
D2 = 13,13 ft
Spasi = 2
D D2 1
=
2 ,04 13 13,13
Perhitungan Tinggi Jaket :
UD = 150 (Kern, Tabel 8)
A = t U
Q
D
=
45 150 7005121
= 1038 ft
2
A conis = 0,785 (D x m) 4h2
Dm
0,785d2(Hesse : pers. 4-16)m = 12 in = 1 ft (Hesse : 85)
h : tinggi conical = 1,6 ft d : Indise Diameter Jaket = 13,13 ft
D : Outside Diameter Jaket = OD + (2 x tebal jaket) = 13,172 ft A conis = 0,785 (D x m) 4h2
Dm
0,785d2= 231 ft2Ajaket = A shell + A conis
1038 = ( . (13,13) . h ) + 231 hjaket = 20 ft
4. PERENCANAAN SPARGER
Total rate gas = 1215,1117 kg/jam = 2678,8353 lb/jam campuran = 1,056 lb/cuft
Rate volumetrik =
cuft / lb jam / lb densitas massa
= 2536,8 cuft/jam = 42,3 cuft/mnt
Berdasarkan Peter 4ed , fig. 14-2 , halaman 498 ,dengan asumsi aliran turbulen didapat : ID optimum = 3,4 in , maka digunakan pipa ukuran = 3 ½ in sch. 40 Dari Foust , App. C-6a , didapatkan :
OD = 4,000 in
ID = 3,548 in = 0,296 ft A = ¼ Dp2 = 0,0687 ft2 Kecepatan aliran , V =
60 1 ft
cuft/menit
2 = 10,3 ft/dt
dengan : = 0,0169 cp = 0,00001137 lb/ft.dt (berdasarkan sg bahan) NRe =
V D
= 282920 > 2100
dengan NRe > 2100 untuk menentukan diameter sparger digunakan persamaan
6.3 dari Treybal halaman 141 : dp = 0,0233 x NRe–0,5
dengan : dp = diameter sparger ; ft d = diameter pipa (ID) ; ft
dp = 0,0233 x (NRe)–0,5 = 0,012 ft = 3,66 mm (1 ft = 304,8 mm)
[ukuran diameter (minimum) = 1,6 mm = 0,01 ft]
Untuk pemasangan sejajar atau segaris pada pipa, jarak interface ( C ) dianjurkan minimal menggunakan jarak 3 dp. maka C = 3 x 0,012 ft = 0,036 ft Panjang pipa direncanakan 0,75 Diameter shell = 0,75 x 13 ft = 9,8 ft Posisi sparger direncanakan disusun bercabang 20.
maka banyaknya lubang =
C
Cabang Pipa
Panjang
5445 lubang
Jumlah lubang tiap cabang =
cabang ang lub Jumlah
Spesifikasi :
Fungsi : Ammoniasi phosphoric acid menjadi diammonium phosphate. Type : Silinder tegak , tutup atas dished, tutup bawah conis
dilengkapi pengaduk , jaket pemanas.
Dimensi Shell :
Diameter Shell , inside : 13 ft Tinggi Shell : 26 ft Tebal Shell : 3/16 in
Dimensi tutup :
Tebal tutup atas (dished) : ¼ in Tinggi Tutup atas : 1,92 ft Tebal tutup bawah (conis) : 3/16 in Tinggi Tutup bawah : 1,60 ft
Bahan konstruksi : Stainless steel 316 (Perry 7ed,T.28-11)
Sistem Pengaduk Turbin 6-flat blade
Diameter impeler : 4,334 ft Panjang blade : 1,084 ft Lebar blade : 0,867 ft Power motor : 101 hp
Sistem Pemanas
Diameter jaket : 13,13 ft Tinggi jaket : 20 ft Jaket spacing : ½ in Tebal Jaket : 3/16 in
Sistem Sparger :
Type : Standard Perforated Pipe Bahan konstruksi : commercial steel
Diameter lubang : 3,66 mm Jumlah cabang : 20 buah Lubang tiap cabang : 273 buah
VII.1. Instrumentasi
Dalam rangka pengoperasian pabrik, pemasangan alat-alat instrumentasi
sangat dibutuhkan dalam memperoleh hasil produksi yang optimal. Pemasangan
alat-alat instrumentasi disini bertujuan sebagai pengontrol jalannya proses
produksi dari peralatan-peralatan pada awal sampai akhir produksi. dimana
dengan alat instrumentasi tersebut, kegiatan maupun aktifitas tiap-tiap unit dapat
tercatat kondisi operasinya sehingga sesuai dengan kondisi operasi yang
dikehendaki, serta mampu memberikan tanda-tanda apabila terjadi penyimpangan
selama proses produksi berlangsung.
Pada uraian diatas dapat disederhanakan bahwa dengan adanya alat
instrumentasi maka :
1. Proses produksi dapat berjalan sesuai dengan kondisi-kondisi yang
telah ditentukan sehingga diperoleh hasil yang optimum.
2. Proses produksi berjalan sesuai dengan efisiensi yang telah
ditentukan dan kondisi proses tetap terjaga pada kondisi yang sama.
3. Membantu mempermudah pengoperasian alat.
4. Bila terjadi penyimpangan selama proses produksi, maka dapat
segera diketahui sehingga dapat ditangani dengan segera.
Adapun variabel proses yang diukur dibagi menjadi 3 bagian, yaitu :
1. Variabel yang berhubungan dengan energi, seperti temperatur,
tekanan, dan radiasi.
2. Variabel yang berhubungan dengan kuantitas dan laju, seperti pada
kecepatan aliran fluida, ketinggian liquid dan ketebalan.
3. Variabel yang berhubungan dengan karakteristik fisika dan kimia,
seperti densitas, kandungan air.
Yang harus diperhatikan didalam pemilihan alat instrumentasi adalah :
- Level, Range dan Fungsi dari alat instrumentasi.
- Akurasi hasil pengukuran.
- Bahan konstruksi material.
- Pengaruh yang ditimbulkan terhadap kondisi operasi proses yang
berlangsung.
- Mudah diperoleh di pasaran.
- Mudah dipergunakan dan mudah diperbaiki jika rusak.
Instrumentasi yang ada dipasaran dapat dibedakan dari jenis
pengoperasian alat instrumentasi tersebut, yaitu alat instrumentasi manual atau
otomatis. Pada dasarnya alat-alat kontrol yang otomatis lebih disukai dikarenakan
pengontrolannya tidak terlalu sulit, kontinyu, dan efektif, sehingga menghemat
tenaga kerja dan waktu. Akan tetapi mengingat faktor-faktor ekonomis dan
investasi modal yang ditanamkan pada alat instrumentasi berjenis otomatis ini,
Adapun fungsi utama dari alat instrumentasi otomatis adalah :
- Melakukan pengukuran.
- Sebagai pembanding hasil pengukuran dengan kondisi yang ditentukan.
- Melakukan perhitungan.
- Melakukan koreksi.
Alat instrumentasi otomatis ini dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu :
1. Sensing / Primary Element / Sensor.
Alat kontrol ini langsung merasakan adanya perubahan pada
variabel yang diukur, misalnya temperatur. Primary Element
merubah energi yang dirasakan dari media yang sedang dikontrol
menjadi sinyal yang bisa dibaca (misalnya dengan tekanan fluida).
2. Recieving Element / Elemen Pengontrol.
Alat kontrol ini akan mengevaluasi sinyal yang didapat dari sensing
element dan diubah menjadi data yang bisa dibaca (perubahan data
analog menjadi digital), digambarkan dan dibaca oleh error
detector. Dengan demikian sumber energi bisa diatur sesuai dengan
perubahan-perubahan yang terjadi.
3. Transmitting Element.
Alat kontrol ini berfungsi sebagai pembawa sinyal dari sensing
element ke receiving element. Alat kontrol ini mempunyai fungsi
untuk merubah data bersifat analog (tidak terlihat) menjadi data
Disamping ketiga jenis tersebut, masih terdapat peralatan pelengkap
yang lain, yaitu : Error Detector Element, alat ini akan membandingkan besarnya
harga terukur pada variabel yang dikontrol dengan harga yang diinginkan dan
apabila terdapat perbedaan alat ini akan mengirimkan sinyal error. Amplifier akan
digunakan sebagai penguat sinyal yang dihasilkan oleh error detector jika sinyal
yang dikeluarkan lemah. Motor Operator Sinyal Error yang dihasilkan harus
diubah sesuai dengan kondisi yang diinginkan, yaitu dengan penambahan variabel
manipulasi. Kebanyakan sistem kontrol memerlukan operator atau motor untuk
menjalankan Final Control Element. Final Control Element adalah untuk
mengoreksi harga variabel manipulasi.
Macam instrumentasi pada suatu perencanaan pabrik misalnya :
1. Flow Control ( F C )
Mengontrol aliran setelah keluar suatu alat.
2. Flow Ratio Control ( F R C )
Mengontrol ratio aliran yang bercabang.
3. Level Control ( L C )
Mengontrol ketinggian liquid didalam tangki
4. Weight Control ( W C )
Mengontrol berat solid yang dikeluarkan dari tangki
5. Pressure Control ( P C )
Mengontrol tekanan pada suatu aliran / alat
Tabel VII.1. Instrumentasi pada pabrik
NO NAMA ALAT KODE INSTRUMENTASI
1. TANGKI AMMONIA ( F - 110 ) ( PI ; FC )
2. HEATER - 1 ( E - 111 ) ( TC )
3. TANGKI PHOSPHORIC ACID ( F - 120 ) ( LI )
4. POMPA - 1 ( L - 121 ) ( FC )
5. HEATER - 2 ( E - 122 ) ( TC )
6. REAKTOR - A ( R - 210A ) ( TC ; LC ) 7. REAKTOR - B ( R - 210B ) ( TC ; LC ) 8. REAKTOR - C ( R - 210C ) ( TC ; LC )
9. POMPA - 2 ( L - 211 ) ( LC )
10. POMPA - 3 ( L - 212 ) ( LC )
11. POMPA - 4 ( L - 213 ) ( LC )
12. BLOWER - 1 ( G - 214 ) ( FC )
13. SCRUBBER - 1 ( D - 215 ) ( FC )
14. BLOWER - 2 ( G - 232 ) ( FC )
15. HEATER - 3 ( E - 233 ) ( TC )
16. BLOWER - 3 ( G - 234 ) ( FC )
17. SCRUBBER - 2 ( D - 235 ) ( FC )
VII.2. Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja atau safety factor adalah hal yang paling utama yang
harus diperhatikan dalam merencanakan suatu pabrik, hal ini disebabkan karena :
- Dapat mencegah terjadinya kerusakan-k