• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISI ISI RUBRIK OPINI PADA MAJALAH CONCEPT (Studi Deskriptif Analisis Isi Tema-tema Opini di Rubrik Opini Pada Majalah Concept Periode Maret 2006 – November 2007).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISI ISI RUBRIK OPINI PADA MAJALAH CONCEPT (Studi Deskriptif Analisis Isi Tema-tema Opini di Rubrik Opini Pada Majalah Concept Periode Maret 2006 – November 2007)."

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana pada FISIP UPN “Veteran” Jawa Timur

Oleh : R. Dani Arnoko NPM. 04 4301 0052

YAYASAN KESEJAHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

(2)

Nama Mahasiswa : R. DANI ARNOKO

NPM : 0443010052

Program Studi : Ilmu Komunikasi

Fakultas : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Telah di setujui untuk mengikuti ujian skripsi

Menyetujui,

Pembimbing

Drs. Syaifuddin Zuhri, Msi NPT. 3.7006.94.0035.1

Mengetahui DEKAN

(3)

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas segala rahmat dan

ridhonya, maka penulis dapat menyelesaikan. Skripsi ini dengan judul:

ANALISI

ISI RUBRIK OPINI PADA MAJALAH CONCEPT

(Studi Deskriptif

Analisis Isi Tema-tema Opini di Rubrik Opini Pada Majalah Concept Periode Maret 2006 – November 2007).

Penulisan Skripsi ini merupakan syarat untuk pengajuan skripsi guna memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Komunikasi di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan pengetahuan yang penulis miliki, baik dalam penyajian material maupun dalam pengungkapan bahasanya.

Disadari bahwa dalam penulisan Skripsi ini tidak terlepas dari segala bimbingan, bantuan, dan dorongan dari bapak Drs. Syaifuddin Zuhri, MSi sebagai dosen pembimbing yang telah banyak memberikan pengarahan dan dorongan yang sangat bermanfaat sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Skripsi ini, maka pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati ingin menyatakan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

(4)

ii keinginan-keinginan selama ini.

3. Ibu. Hj. Suparwati, MSi. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

4. Bapak Juwito, S. Sos, MSi. Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi 5. Pasukan 2004

6. My best brother atas bantuan yang tak ternilai harganya, Yani Cecemarece, Bboy Reddy, Harits family, warnet Ciman dkk

7. Wanita yang pernah mengisi hari-hari penulis, hingga lebih berwarna. Tanpa mereka penulis tidak mempunyai motifasi sampai detik ini. Thank’s for all and I love you all. Yang tidak bisa disebutkan satu-persatu.

8. Dan semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, yang secara langsung telah banyak membantu dalam penyusunan Skripsi ini.

Akhir kata, semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan Skripsi ini.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Surabaya, Februari 2010

(5)

DAFTAR ISI... iii

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR LAMPIRAN... viii

ABSTRAKSI ... ix

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Perumusan Masalah... 7

1.3. Tujuan Penelitian... 7

1.4. Kegunaan Penelitian ... 8

1.4.1. Kegunaan Teoritis... 8

1.4.2. Kegunaan praktis ... 8

BAB II. KAJIAN PUSTAKA ... 9

2.1. Pengertian Jurnalistik ... 9

2.2. Elemen-elemen dalam Jurnalistik... 10

2.2.1. Pengertian Pers ... 14

2.2.2. Pengertian Berita ... 16

2.2.3. Rubrik ... 17

2.2.4. Rubrik Opini ... 19

2.3. Majalah Sebagai Komunikasi ... 20

(6)

2.6. Teori Gatekeeper... 28

2.7. Kerangka Berfikir ... 30

BAB III. METODE PENELITIAN ... 32

3.1. Definisi Operasional ... 32

3.1.1. Opini ... 32

3.1.2. Rubrik Opini ... 33

3.2. Kategorisasi ... 35

3.2.1. Kategorisasi Tema ... 36

3.2.2. Sub Tema ... 37

3.2.3. Arah Opini ... 38

3.3. Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel ... 39

3.3.1. Populasi ... 39

3.3.2. Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ... 39

3.4. Unit Analisis ... 40

3.5. Teknik Pengumpulan Data ... 40

3.6. Metode Analsis Data ... 41

3.7. Uji Reliabilitas... 41

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 44

4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian... 44

4.1.1. Gambaran Umum Majalah Concept ... 44

(7)

4.2. Penyajian Data dan Analisis Data ... 52

4.2.1. Penyajian Data ... 52

4.2.2. Analisis Data... 53

4.2.3. Analisis Arah Opini ... 65

BAB V. KESIMPULAN dan SARAN... 69

5.1. Kesimpulan... 69

5.2. Saran ... 70

DAFTAR PUSTAKA... 71

LAMPIRAN ... 73

(8)
(9)

Tabel 1. Jaringan Wilayah Distribusi Concept ... 47

Tabel 2. Sirkulasi Concept Per Dua Bulan ... 48

Tabel 3. Tema-tema yang di muat dalam Rubrik Opini Majalah Concept.. 53

Tabel 4. Sub Tema Pendidikan... 55

Tabel 5. Sub Tema Etika ... 58

Tabel 6. Sub Tema Hiburan... 60

Tabel 7. Sub Tema Ekonomi ... 61

Tabel 8. Arah Opini Pada Rubrik opini dua bulanan Concept Periode Maret 2006 – November 2007 ... 65

(10)

viii

(11)

Rubrik opini adalah perwujudan bentuk opini atau pendapat majalah dan didukung oleh permodalan atau organisasi yang mendukung majalah tersebut. Berkaitan dengan hal tersebut melalui tema yang ada pada Rubrik opini Concept, pembaca dapat langsung menginterpretasikannya bahwa pada redaktur Concept mengkritik, mempertanyakan, mendukung, atau menberi masukan dan membahas serta memberi jalan keluar terhadap masalah yang sedang terjadi pada masyarakat khususnya bagi para pelaku seni grafis. Oleh karena itu tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apa saja tema-tema dan arah opini pada Rubrik opini majalah Concept Periode Maret 2006 – November 2007.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis isi, majalah sebagai media massa, rubrik opini , kategorisasi rubrik opini dan arah opini pada rubrik opini majalah Concept.

Penelitian ini menggunakan analisis isi tentang tema-tema berita dan arah opini yaitu penelitian yang dilakukan dengan menganalisis rubrik opini yang telah dimasukkan kedalam lembar koding terlebih dahulu. Pengambilan sampelnya menggunakan Systematic Sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik pencatatan data berdasarkan kategorisasi tema yang telah ditentukan dan analisis datanya menggunakan tabel frekuensi.

Hasil penelitian ini pada periode Maret 2006 – November 2007, tema yang paling sering muncul adalah tema mengenai pendidikan dan ekonomi. Sedangkan arah opini dari rubrik opini adalah positif.

Penelitian ini menyimpulkan bahwa tema-tema yang paling sering diangkat Rubrik Opini majalah Concept adalah tema tentang pendidikan dan ekonomi Hal tersebut menunjukan bahwa banyaknya hal tentang pendidikan dan ekonomi seperti kegiatan peningkatan kualitas dan usaha, sedangkan arah opini yang paling banyak tersajikan adalah arah opini positif. dan arah opini menunjukan bahwa Concept melakukan pembahasan-pembahasan terhadap peristiwa-peristiwa yang sedang terjadi.

(12)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Globalisasi media massa berawal pada kemajuan teknologi komunikasi dan informasi semenjak dasawarsa 1970-an. Tren perubahan dan perkembangan teknologi ini memungkinkan media massa menyebar dengan cepat ke seluruh dunia menjadi sangat transparan terhadap berbagai macam perkembangan teknologi, informasi dan transportasi. Hal ini memungkinkan suatu negara mempengaruhi perkembangan masyarakat di negara lain sehingga terciptalah dunia global yang berkembang tanpa batas negara dan batas budaya.

Setiap orang, badan, lembaga, organisasi kemasyarakatan mempunyai hak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya dimana informasi dan komunikasi tersebut menjadi tanggung jawab bersama pemerintah, pers, lembaga-lembaga informasi dan masyarakat. Untuk itu perlu dibangun dan dikembangkan jaringan informasi guna tersalurnya kebebasan dalam rangka memperoleh informasi.

(13)

karya budaya manusia yang semakin berkembang dan meluas, sehingga keperluan berekspresi dan berkomunikasi tidak lagi memadai jika tidak meluas. Media massa adalah sarana sebagai alat komunikasi yang digunakan untuk menyebarkan pesan atau informasi kepada masyarakat (Junus, 1996 : 28).

Komunikasi sebagai alat yang penting bagi manusia dan merupakan jalan bagi manusia untuk bertukar informasi. Komunikasi banyak berubah bentuk, dari sejak awal kehidupan bermasyarakat, manusia mempergunakan berbagai medium untuk berkomunikasi, orang-orang kemudian memindahakan bahasa sebagai alat mengantarkan pikiran dan perasaan kedalam catatan-catatan yang bersifat kronikal, riwayat, biografis, sejarah, perjalanan dan berbagai bentuk surat-menyurat dari yang bersifat pribadi sampai pesan-pesan kerja, dari yang menyajikan khotbah (nasihat) sampai kerjaan omong kosong, mereka ulang cerita dan selebaran-selebaran. Sampai kemudian ketika jurnalisme ditemukan sebagai sebuah kegiatan melaporkan berbagai kejadian/peristiwa yang terjadi dimasyarakat.

(14)

Pesan-pesan komunikasi massa bersifat terbuka (setiap orang dapat menerimanya). Komunikasi massa berlangsung ke dalam suatu konteks sosial dan konteks sosial mempengaruhi media. Dengan kata lain, terjadi hubungan transaksional antara media dan masyarakat (Devito, 1997 : 507).

Salah satu media yang dipilih oleh penulis adalah media massa. Media massa adalah media yang digunakan untuk komunikasi massal, karena sifatnya yang massal, media massa merupakan media diskusi publik tentang suatu masalah yang melibatkan 3 pihak : Wartawan, sumber berita dan khalayak. Dimana setiap pihak berusaha menonjolkan basis penafsiran, klaim atau argumentasi agar cara pandangnya didukung pembaca. Khalayak diberi cukup peluang mendapatkan informasi dengan struktur pemahaman beragam atas suatu masalah. (Eriyanto,2004 : 195).

(15)

Media massa mencakup media elektronik dan cetak dan setiap media merupakan suatu wadah untuk menampilkan peristiwa-peristiwa kehidupan masyarakat baik yang bersifat nasional maupun internasional. Keuntungan utama yang dapat diperoleh dari komunikasi melalui media ialah, bahwa media massa dapat menciptakan suatu keserempakan yaitu pesan yang disampaikan dapat diterima oleh komunikan yang jumlahnya relatif banyak pada saat yang sama secara bersama-sama (Effendy, 1986:10).

Adanya reformasi di dunia pers menjadikan pers Indonesia mengalami kemajuan yang cukup pesat. Pers yang diartikan sempit terbatas pada media cetak yakni surat kabar, majalah ataupun tabloid ini bersaing untuk memberikan informasi yang beragam kepada khalayaknya. Keragaman informasi yang disajikan oleh pers menjadikan pers digunakan sebagai media untuk mendapatkan akses informasi yang mudah didapat dan disimpan (Effendy, 1984:145).

Seiring dengan runtuhnya ORBA dan bergulir ke era Reformasi, pers mendapat kebebasan dalam pemberitaannya serta bebas menjalankan fungsi dan perannya tanpa khawatir dengan segala bentuk tindakan represif dari pemerintah. Upaya untuk mewujudkan kebebasan pers ini sangat penting, karena pers merupakan alat yang digunakan oleh masyarakat untuk menyatakan berbagai pikirannya.

Good Juournalism, kata Leonard Downie JR dan Robert G Kaiser

(16)

gambaran krisis, yang terjadi dan disampaikan, mesti menjadi pengalaman bersama. Ketika sebuah kejadian yang merugikan masyarakat terjadi, sebuah media memberi sesuatu yang dapat dipegang oleh masyarakat. Sesuatu itu ialah fakta-fakta, juga penjelasan dan ruang diskusi, yang menolong banyak orang terhadap sesuatu yang tak terduga kejadiannya. Masyarakat diajak agresif pada sesuatu yang penting terjadi. Bad Journalism ialah media yang kurang cakap melaporkan pemberitaan yang penting diketahui masyarakat. Media yang memberitakan sesuatu peristiwa secara dangkal, sembrono dan tidak lengkap, sering disebut tidak akurat dan tidak coverbooth sides.

(17)

ini dikarenakan majalah tidak segan untuk menginformasikan berita yang beda.

Opini adalah tanggapan aktif terhadap rangsangan. Tanggapan disusun melalui intepretasi personal yang diturunkan dan akan menimbulkan perasaan, pikiran dan kesudiannya terhadap sesuatu yang terjadi (William dan cleve, 1994 : 14). Menurut Sastroepoetro (1990 : 15) opini adalah suatu pernyataan tentang sikap mengenai sesuatu masalah yang bersifat kontroversial. Opini timbul sebagai hasil sebagai pembicaraan tentang masalah yang kontroversial yang menimbulkan pendapat berbeda-beda.

Analisis isi merupakan hal yang dilakukan untuk mengidentifikasi banyaknya ruang dan jenis berita yang dimuat dalam majalah Concept serta kategori apa saja yang diberitakan. Metode analisis isi ini merupakan teknik penelitian yang objektif, sistematis dan terperinci tentang isi media massa (Flournoy, 1989 : 12).

(18)

sangat diakui keberadaannya di Indonesia. Dan juga sebagai satu-satunya majalah desain grafis dan komunikasi visual yang populer di indonesia.

Alasan peneliti ingin menganalisa isi pada halaman opini pada majalah Concept Maret 2006 – November 2007 karena apa yang disajikan dalam halaman opini selalu berkaitannya dengan kebutuhan pembaca. Serta ingin tahu ke arah mana opini yang terjadi, apakah positif, negatif atau cenderung netral.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Tema-tema apa saja yang ada dalam rubrik opini pada majalah Concept periode Maret 2006 – November 2007.

2. Kemana arah opini yang diangkat dalam rubrik opini di majalah Concept periode Maret 2006 – November 2007.

1.3. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan tersebut diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk :

1. Mengetahui tema-tema opini dalam rubrik opini yang sering di angkat pada majalah Concept periode Maret 2006 – November 2007.

(19)

karya dan yang berkaitan dengan masalah-masalah yang terjadi pada masyarakat terhadap perkembangan dan pengaruh seni dalam kehidupan sehari-hari.

1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Kegunaan Teoritis

Dapat memberikan masukan bagi pengembangan kajian komunikasi massa pada bidang jurnalistik khusus yang dalam hal ini terdapat pada studi analisis isi mengenai isi opini dalam rubrik opini pada majalah Concept.

1.4.2. Kegunaan Praktis

a. Memberikan landasan pemikiran dan pertimbangan bagi pengelola media massa dalam penerbitannya. Dalam hal isi opini dalam rubrik opini, hendaknya sesuai dengan kebutuhan dan pemenuhan informasi terhadap semua permasalahan yang terjadi sesuai dengan apa yang diharapkan oleh masyarakat (yang sedang hangat dibicarakan dan menjadi kendala dalam bidang art).

(20)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Jurnalistik

Jurnalistik (journalistic) secara harfiah artinya kewartawanan atau kepenulisan. Kata dasar “Journal” berarti laporan atau catatan yang berasal dari bahasa Yunani “du jour” yang berarti hari, yakni kejadian hari ini yang diberitakan atau juga dapat disebut sebagai laporan. Sedangkan jurnalistik sendiri berarti kegiatan mengumpulkan berita, mengolahnya sampai menyebarluaskannya kepada khalayak. Bahan berita itu bisa berupa kejadian atau peristiwa dan pernyataan yang diucapkan oleh seseorang yang memiliki pengaruh dalam masyarakat. Setiap kejadian dan pernyataan yang memiliki daya tarik bagi khalayak dapat dijadikan berita untuk disebarluaskanp ketengah masyarakat (Tebba, 2005 : 9). Dalam kamus, jurnalistik diartikan sebagai kegiatan untuk menyiapkan, mengedit dan menulis untuk surat kabar, majalah atau lainnya (Assegaf, 1983:9).

Dalam leksikon komunikasi dirumuskan, jurnalistik adalah pekerjaan mengumpulkan, menulis, menyunting dan menyebarkan berita dan karangan untuk surat kabar, majalah dan media massa lainnya seperti radio dan televisi (Kridalaksana, 1997:44).

(21)

hasil olah jurnalistik, yang lebih bersifat teknis sebagai saluran dari produksi jurnalistik yang mencakup seluruh jenis media massa.

2.2. Elemen-Elemen Dalam Jurnalistik

Bill Kovach dan Tom Rosensitel Elements Of Journalism: What News People Should Know And The Public Should Expect (Santana K, 2005:6)

merumuskan sembilan elemen jurnalime. Berbagai elemen ini merupakan dasar jurnalisme agar bias dipercaya masyarakat Kovach dan Rosensitel, “The purpose of journalism, is to provide people with the information they need to be free and self-governing”. Kebajikan utama jurnalisme ialah menyampaikan informasi yang dibutuhkan masyarakat hingga leluasa dan mampu mengatur dirinya. Beberapa elemen jurnalisme :

(22)

atau agama yang dianut wartawan mempengaruhi laporan berita yang dibuatnya. Wartawan berkemungkinan menafsirkan “kebenaran” sebuah fakta secara berbeda-beda satu sama lainnya.

b. Memiliki loyalitas kepada masyarakat, ini memaknakan kemandirian jurnalisme. Ini berarti membuat resensi film yang jujur (bukan pesanan), mengulas liputan tempat rekreasi yang tidak dipengaruhi pemasang iklan atau membuat liputan yang tidak didasari kepentingan pribadi atau kepentingan relasi tertentu. Selain itu, pemberitaan disampaikan juga tidak di bayang-bayangi kepentingan bisnis dari pemilik media. Para jurnalis bekerja atas komitmen, keberanian, nilai yang diyakini, sikap, kewenangan dan profesionalisme yang telah diakui publik.

(23)

d. Memiliki kemandirian apa yang diliputnya, ini berarti tidak menjadi konsultan diam-diam, penulis pidato atau mendapat uang dari pihak-pihak yang diliput. Arti lainnya lagi, menunjukkan kredibilitas kepada berbagai pihak melalui dedikasi terhadap akurasi, verifikasi dan kepentingan publik. Atau kemandirian melakukan kegiatan jurnalisme dengan ketaatan dan penghormatan yang tinggi pada prinsip kejujuran, kesetiaan pada rakyat serta kewajiban memberi informasi dan bukan manipulasi. Bekerja atas dasar kesetiaan yang tinggi terhadap jurnalisme.

e. Memiliki kemandirian untuk memantau kekuasaan, elemen ini bukan berarti pekerjaan wartawan itu mengganggu orang yang tengah berbahagia dengan berita-berita buruk. Bukan menunggangi keburukan masyarakat. Juga bukan memerankan watchdog dengan tujuan melaporkan sesuatu yang sensasional dari pada melayani masyarakat. Apalagi mengatasnamakan watchdog untuk kepentingan bisnis media.

(24)

yang berkaitan dengan peristiwa tersebut, baik yang disampaikan oleh redaksi media maupun artikel (komentar atau surat pembaca) yang berisikan opini pribadi dari masyarakat sendiri.

g. Jurnalisme harus dapat menyampaikan sesuatu secara menarik dan relevan kepada publik. Elemen ini mewajibkan media untuk melaporkan berita dengan cara yang menyenangkan, mengasyikkan dan menyentuh sensasi masyarakat. Ditambah pula yang dilaporkan itu mesti merupakan sesuatu yang paling penting dan bermanfaat bagi masyarakat, dengan kata lain media harus mampu menggabungkan kemampuan mendongeng dengan memberi informasi kepada masyarakat, cara mendongeng dalam jurnalistik mempunyai tujuan. Tujuan utamanya memberi informasi yang dibutuhkan masyarakat tentang lingkungannya. Maka itulah, media menugaskan para awak redaksinya untuk mencari, menemukan, mencatat informasi yang benar-benar dibutuhkan masyarakat pada saat itu agar dapat mengembangkan kehidupan dalam bermasyarakat dengan baik. Setelah itu, ialah melaporkan menjadi materi informasi yang bermakna, relevan dan menarik untuk diikuti.

(25)

sensasi acara pengadilan atau skandal selebritis. Berlebihan hanya untuk tujuan menaikkan rating, oplah atau iklan, apalagi melaporkan dengan tidak melakukan verifikasi, pengecekan silang atau wawancara ke berbagai pihak terkait. Pemberitaan semacam ini akan menyesatkan pembaca.

i. Memberikan keleluasan wartawan untuk mengikuti nurani mereka. Ini terkait dengan sistem dan manajemen media yang memiliki keterbukaan. Keterbukaan ini berguna untuk mengatasi kesulitan dan tekanan wartawan dalam membuat berita secara akurat, adil, imbang, independent, berani dan bertanggung jawab kepada masyarakat. Media

harus memberi ruang bagi wartawan untuk merasa bebas berpikir dan berpendapat.

2.2.1. Pengertian Pers

(26)

“Pers adalah lembaga kemasyarakatan, alat perjuangan nasional yang mempunyai karya sebagai salah satu media komunikasi massa, yang bersifat umum berupapenerbitan yang teratur waktu terbitnya, diperlengkapi atau tidak diperlengkapi dengan alat–alat milik sendiri berupa percetakan, alat-alat foto, klise, mesin-mesin stensil atau alat-alat-alat-alat teknik lainnya.” (Djuroto,2002: 4).

Pers dalam penelitian ini adalah pers dalam arti sempit, yaitu suatu produk penerbitan yang berupa surat kabar yang penerbitannya teratur dan menyajikan berita atau informasi dan editorial kepada masyarakat luas yang berorientasi pada kenyataan. Pers menurut Sumadiria (2004:108-110) mempunyai fungsi-fungsi sebagai berikut :

1. Fungsi menyiarkan informasi (To Inform)

Khalayak pembaca berlangganan atau membeli surat kabar karena memerlukan informasi berbagai hal di bumi ini, mengenai peristiwa yang terjadi, gagasan atau pikiran orang, apa yang dilakukan oleh orang lain, apa yang dikatakan orang dan sebagainya.

2. Fungsi mendidik (To education)

(27)

bangsa dan banyak orang melalui informasi-informasi yang disampaikannya.

3. Fungsi menghibur (To Entertaint)

Hal-hal yang bersifat hiburan sering di muat oleh majalah untuk mengimbangi berita-berita berat (hard news) dan artikel yang berbobot. Isi majalah yang bersifat hiburan bisa berbentuk cerita pendek, cerita bersambung, cerita bergambar, kuis, karikatur dan dapat juga pembahasan ringan. Meskipun pemuatan isi mengandung hiburan, itu semata–mata untuk melemaskan pikiran setelah pembaca dihidangi berita atau artikel yang berat.

4. Fungsi mempengaruhi (To Influence)

Fungsi mempengaruhi inilah yang harus dimiliki pers, menyebabkan pers memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat. Pers bisa memberitakan hal apa saja dalam terbitan majalahnya, bebas menyatakan pendapat dan bebas melakukan kontrol sosial.

2.2.2. Pengertian Berita

(28)

berita Menurut Harold & Blake (2003:56), nilai berita dari suatu peristiwa dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :

a) Tempat peristiwa itu terjadi dalam hubungannya dengan anggota audience

b) Kedekatan yang akan mempengaruhi audience secara pribadi

c) Keutamaan orang yang terlibat dalam peristiwa itu

d) Persaingan antara berita-berita pada saat yang sama.

Berita adalah laporan tentang peristiwa atau pendapat yang memiliki nilai penting, menarik bagi sebagian khalayak, masih baru dan dipublikasikan secara luas melalui media massa periodik Peristiwa atau pendapat tidak akan menjadi berita bila tidak dipublikasikan melalui media massa periodik. Berita adalah laporan kejadian yang ditimbulkan sebagi bahan yang menarik perhatian mass media (Djuroto,2003 : 7).

2.2.3. Rubrik

(29)

mensistemasikan informasi dan mempermudah pembaca dalam mencari informasi.

Pengertian rubrik sendiri dalam kamus umum Belanda-Indonesia adalah pembagian halaman dalam suatu terbitan baik itu surat kabar maupun majalah untuk membahas suatu materi yang disesuaikan dengan kebutuhan pembacanya. Hal ini disebabkan oleh perbedaan karakteristik sosiodemografi pembaca atau bisa dikatakan media massa memiliki khalayak yang heterogen yang pada akhirnya melahirkan perbedaan kebutuhan, keluhan dan lain-lain sehingga surat kabar perlu untuk membagi-bagi halamannya menjadi ruang-ruang tertentu. Ruang atau membagi-bagian itulah yang disebut dengan rubrik (Wojowasito, 1983 : 24).

Rubrik sendiri memiliki fungsi yang sangat penting dimana pembagian-pembagian dalam majalah dapat memenuhi kebutuhan dari pembaca karena apa yang diperlukan oleh pembaca adalah sesuatu yang sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan pembaca. Hal ini dapat menjadi suatu acuan bahwa rubrik yang selalu dibaca atau disukai akan mencerminkan kebutuhan pembacanya.

(30)

Rubrik ternyata juga membangun kesadaran semua tenang preferensi dan persepsi tentang hal-hal yang dianggap bernilai atau kurang bernilai, penting atau tidak penting dan sejenisnya. Dikatakan demikian karena semua persepsi yang dihasilkan oleh rubrik tidak selalu sama dengan realitas sosialnya. Kesadaran semu tersebut dibangun oleh ruang (space) atau waktu (durasi) yang disediakan oleh masing-masing rubrik dalalm media massa. alokasi ruang dan waktu tersebut dapat mengkondisikan persepsi masyarakat terhadap masalah tertentu (Panuju, 2005 : 98).

2.2.4. Rubrik Opini

Rubrik Opini merupakan salah satu bentuk opini yang berasal dari redaksi. Dalam meluncurkan opininya pers bisa melakukan penyerangan, pembelaan, memuji maupun menggurui pembacanya terhadap masalah yang berkembang di masyarakat.

(31)

Rubrik opini adalah suatu bentuk karangan yang ditulis oleh redaksi yang dianggap senior dalam suatu penerbitan. Karena dalam rubrik opini penulis harus mampu menganalisa dan menurunkan tulisan yang berisikan tentang bagaimana sebuah terbitan menyikapi masalah yang dibahas adalah yang sedang marak. Bentuk tulisan dalam rubrik opini menyerupai esai tetapi masalah yang dibahas adalah masalah yang aktual.

Opini redaksi merupakan rubrik terpenting bagi para jurnalis di sebuah majalah untuk mempengaruhi opini publik secara langsung membentuk cara pandang terhadap isu-isu yang berkembang dalam masyarakat serta mendukung atau menolak kebijaksanaan-kebijaksanaan yang sudah ada sebelumnya.

2.3. Majalah Sebagai Media Komunikasi Massa

Media massa umumnya mempunyai dampak utama yang signifikan. Media massa memberikan begitu banyak informasi mengenai lingkungan terdekat maupun lingkungan yang lebih jauh. Media massa mempengaruhi kebiasaan konsumsi. Media memberikan model dan contoh (baik positif atau negatif) yang mengarahkan perkembangan dan perilaku. Media mendorong untuk berinteraksi secara lebih efektif dengan kelompok sosial dan lingkungan.

(32)

sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak tersebar, heterogen dan anonym melalui media cetak dan elektronik.

Media massa cetak adalah majalah yang terbit satu bulan sekali atau lebih. Majalah merupakan kumpulan berita, artikel, cerita, iklan dan sebagainya yang dicetak dalam lembaran kertas ukuran kuarto atau folio, di jilid dalam bentuk buku. Majalah biasanya terbit secara teratur, seminggu sekali, dua mingu sekali atau satu bulan sekali (Djuroto, 2002 : 11). Sebagai terbitan berkala, majalah juga digunakan sebagai ajang diskusi berkelanjutan dalam membahas suatu masalah dalam waktu yang lama.

Definisi majalah adalah penerbitan pers yang memuat bermacam-macam tulisan yang dihiasi ilustrasi maupun foto-foto. Dari segi isi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :

1. Majalah Umum

Majalah yang memuat karangan-karangan pengetahuan umum, karangan-karangan yang menghibur, gambar-gambar, olah raga, film dan seni dan tidak terpaku dalam satu jenis pembahasan atau satu jenis pembaca saja.

2. Majalah Khusus

(33)

Selain berfungsi sebagai media yang memberikan informasi kepada pembacanya, keberadaan majalah dapat membantu menghadapi kesepian, memberikan hiburan dan mengajarkan berbagai hal baru. Selain itu, majalah juga dapat memperkuat rasa percaya diri bagi pembacanya dan menegaskan arti penting peran dan keberadaanya sekaligus meneguhkan kebajikan dan nilai-nilai positif yang dimiliki (Rivers, Jensen, Peterson, 2004 : 318). Maka tidak salah lagi, bahwa keberadaan media massa khususnya majalah, saat ini memiliki arti penting bagi masyarakat, karena khususnya majalah, saat ini memiliki arti penting bagi masyarakat, karena isi majalah khusus lebih di arahkan untuk kepentingan khalayak tersebut, sehingga hal inilah yang membuat khalayak cenderung bergantung kepada media massa khususnya majalah khusus.

Majalah harus bervariasi dalam isi dan meliputi semua hal kepentingan publik untuk semua orang, tidak hanya untuk kelompok tertentu yang dipilih isi majalah tersebut terdiri atas berita utama, rubrik opini, rubrik artikel, rubrik, surat pembaca dan hiburan. Fungsi majalah itu sendiri menurut Sumandiria (2004:108-110) adalah:

1. Fungsi menyiarkan informasi

Majalah yang memberikan informasi tentang peristiwa yang terjadi, gagasan atau pikiran orang lain dan inilah yang dicari oleh pelanggan.

2. Fungsi mendidik

(34)

3. Fungsi menghibur

Hal-hal yang bersifat hiburan sering dimuat majalah untuk mnegimbangi berita-berita berat (hard news) dan artikel-artikel yang berbobot. Isi majalah yang bersifat hiburan bisa berbentuk cerita pendek, cerita bergambar, teka-teki silang, karikatur, juga bersifat yang mengandung minat insani (human interest) dan rubrik opini.

4. Fungsi mempengaruhi

Fungsi yang keempat ini yakni fungsi mempengaruhi yang menyebabkan majalah memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat. Fungi mempengaruhi dari majalah secara implicit (langsung) terdapat dalam berita, sedangkan secara explisit (tidak langsung) terdapat pada rubrik opini dan artikel.

2.4. Analisis Isi

(35)

Manfaat dan tujuan analisis isi menurut McQuail dalam buku Mass Communication theory (2000 : 305) adalah :

1. Mendeskripsikan dan membuat perbandingan terhadap isi media. 2. Membuat perbandingan antara isi media dengan realitas social.

3. Isi media merupakan refleksi dari nilai-nilai social dan budaya serta system kepercayaan masyarakat.

4. Mengetahui fungsi dan efek media. 5. Mengevaluasi media performance. 6. Mengetahui apakah ada bias media.

Menurut Wazer & Wiener (1978) analisis isi adalah suatu prosedur sistematika yang disusun untuk menguji isi informasi yang terekam. Krippendorf (1980) mendefinisikan analisis isi suatu penelitian untuk membuat referensi-referensi valid dan dapat ditiru dari data ke konteks. Definisi Kerlinger (1986) agak khas, yaitu analisis komunikasi secara sistematis, obyektif dan secara kuantitatif untuk mengukur variabel (Bulaeng,2004 :171).

2.5. Kategorisasi

(36)

bahwa sistem penggolongan demikian sudah terbukti dapat dipakai. Dengan mengamati hasil studi lainnya yang pernah memakai sistem yang bersangkutan, anda akan memperoleh beberapa pengertian tentang berbagai hasil yang mungkin diperoleh.

Namun demikian, beberapa perubahan dalam kategori-kategori yang sudah digunakan oleh peneliti tersebut dianggap perlu untuk mencapai sasaran penelitian ini. Menurut Stempel dalam (Flournoy, 1989 : 26), untuk menciptakan seperangkat kategori-kategori, ada tiga hal yang perlu dipertimbangkan, antara lain :

a. Kategori-kategori harus relevan dengan tujuan-tujuan studi b. Kategori-kategorinya hendaknya fungsional

c. Sistem kategori-kategorinya harus dapat dikendalikan

Relevan berarti bahwa kategori-kategori itu dapat dipakai dalam menjawab hipotesa. Fungsional berarti bahwa kategori-kategori itu dapat menunjukkan suatu proses dalam media massa dan dapat di kendalikan berarti bahwa orang yang melakukan penelitian ini tidak perlu menghafal banyak kategori.

Sedangkan cendikiawan lain, Ole.R.Holsty (Flournoy, 1989 : 72) memberikan saran tentang pembentukan seperengkat kategori seyogyanya : mencerminkan maksud dan tujuan penelitian, lengkap, terinci, ekslusif secara timbal balik, independent dan diambil dari penggolongan tunggal.

(37)

pengamatan terstuktur, sistematik, pengamatan yang seksama berdasarkan aturan tertulis. Dalam aturan tersebut menjelaskan bagaimana membuat kategori dan penggolongan pengamatan. Seperti halnya pengukuran lain, kategori seharusnya mutual eksklusif dan tuntas. Dalam aturan tertulis menunjukkan bahwa kategori dapat diterima dan terbukti reliabilitasnya

Mutual eksklusif berarti bahwa semua kategori jelas pemisahannya

antara bagian satu dengan bagian yang lain dan tidak saling tumpah tindih. Tuntas berarti semua kategori harus tergolong dalam kategori secara keseluruhan, jadi tidak ada kategori yang tidak tergolongkan.

Mengikuti saran Stempel, Holsty & Neuman, untuk mencapai harapan tentang hubungan kefungsionalan dan keterkendalian seperti yang tersebut diatas, maka peneliti menyusun system kategori dan perangkat definisi sendiri. Kategori-kategori yang digunakan dalam penelitian ini telah disesuaikan agar dapat mencapai sasaran penelitian. Berikut kategori yang sesuai dengan karakter rubrik opini :

1. Pendidikan

(38)

2. Etika

Tentang prilaku dan norma-norma yang harus di jaga dalam bidang penciptaan karya, perumusan peraturan dan tatanan yang berkaitan dengan hasil karya seseorang. Kegiatan penyimpangan dalam masyarakat seperti pelecehan terhadap sesuatu dengan karya tertentu, kekerasan dan eksploitasi seks termasuk dalam kategori ini. Selain itu juga termasuk masalah hak-hak asasi dan tanggung jawab perorangan dan kegiatan organisasi yang berkait sebagai tanggung jawabnya terhadap pembentukan moral perorangan.

3. Hiburan

Masalah-masalah yang menyangkut tentang aspek-aspek emosional dari kehidupan dan cara-cara menciptakan sebuah karya yang bisa di nikmati oleh masyarakat dalam dan rangka menghibur diri sehari-hari. Hal-hal yang menyangkut tentang masalah yang terjadi didunia hiburan dan karya yang menjadi daya tarik tersendiri bagi penikmatnya termasuk dalam kategori ini. 4. Ekonomi

(39)

2.5.1. Arah Opini

Arah opini adalah bentuk opini atau penilaian penulis dalam pembahasannya terhadap tema-tema atau permasalahan yang diangkat dalam rubrik Opini. Arah opini juga merupakan penentuan sikap dari penulis terhadap permasalahan yang sedang dibahas. Menurut Harold Lasswell arah opini dalam tulisan opini media massa terbagi atas tiga kategori yaitu:

1. Arah Opini Positif (Favorable)

Jika opini atau komentar penulis dalam Rubrik Opini menyatakan kalimat yang memberikan jalan keluar terhadap masalah yang diangkat oleh redaksi Concept.

2. Arah Opini Negatif (Unfavorable)

Jika opini atau komentar penulis tersebut menyatakan kalimat yang menolak, tidak menyetujui dan menyindir atas masalah yang ada dalam masyarakat yang diangkat dalam Rubrik Opini.

3. Netral

Jika opini atau komentar penulis menyatakan kalimat yang tidak bersikap mandukung atau menolak. Penulisan dapat berupa saran atau masukan yang ditujukan kepada objek yang ditulis.

2.6. Teori Gatekeeper

(40)

pada tahun 1947. kata itu merupakan istilah dari lapangan sosiologi tetapi digunakan pula dalam laporan penelitian komunikasi.

John R.Bitler (1996) mengistilahkan Gatekeeper sebagai individu atau kelompok orang–orang yang memantau arus informasi dalam sebuah jaringan komunikasi, juga diperluas maknanya yang disebut gatekeeper adalah orang yang berperan penting dalam sebuah media massa (Nurudin, 2004 : 108).

Semua saluran media massa mempunyai sejumlah saluran gatekeeper. Mereka memainkan peranan dalam beberapa fungsi, mereka ini dapat menghapus pesan atau dapat juga memodifikasi pesan yang akan disebarkan, mereka pun dapat mnghentikan sebuah informasi dan tidak membuka “pintu gerbang” (gate) bagi keluarnya informasi lain. Bagi Ray Eldon Heibert, Donal F. Ungarait dan Thomas W. Bohn, yang dikutip Nurudin (2004 :111-115), gatekeeper bukan bersifat positif atau negatif, tetapi mereka merupakan sesuatu kekuatan yang kreatif, seperti seorang editor dapat menambahkan pesan dengan mengkombinasikan pesan dari berbagai sumber, seorang layouter juga bisa menambahkan sesuatu pada gambar atau setting pada media cetak agar lebih kelihatan bagus. Secara umum peran getekeeper sering dihubungkan dengan berita khususnya media massa cetak.

(41)

mereka menyortir berita melalui peristiwa sehari–hari sebelum dibaca pembacanya. Dengan demikian paling tidak gatekeeper mempunyai fungsi :

1.Menyiarkan informasi kepada kita

2.Untuk membatasi informasi yang kita terima dalam mengedit informasi ini sebelum disebarkan kepada kita

3.Untuk memperluas dengan menambahkan fakta.

2.7. Kerangka Berfikir

(42)

Berdasarkan paparan diatas maka peneliti ingin mengetahui tema dan arah opini dalam Rubrik Opini majalah dwiwulan Concept selama periode Maret 2006 – November 2007. Adapun kerangka berpikir tersebut adalah sebagai berikut:

Gambar 1. Kerangka Berpikir Penelitian

Tema Berita Dalam Halaman Rubrik Opini Pada Majalah Concept Periode Maret 2006 – November 2007

Tema Berita :

1. Pendidikan : pengembangan teknologi, advertising, peningkatan kreatifitas.

2. Etika : Prilaku dan norma-norma, penciptaan karya, penyimpangan karya dalam masyarakat

3. Hiburan : Karya-karya yang menjadi daya tarik, inovasi baru

4. Ekonomi : Perdagangan, keuangan, negosiasi, usaha, royalty periode Maret 2006 –

(43)

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis isi kuantitatif, dimana metode ini dilaksanakan dalam riset isi rubrik media cetak yaitu surat kabar. Analisis dilakukan secara deskriptif untuk menjelaskan dan memberikan gambaran tentang tema, arah opini dan jenis opini yang dimuat dalam rubrik opni pada Majalah Concept periode Maret 2006 – November 2007

3.1. Definisi Operasional 3.1.1. Opini

Opini yang berasal dari redaksi. Dalam meluncurkan opininya pers bisa melakukan penyerangan, pembelaan, memuji maupun menggurui pembacanya terhadap masalah yang berkembang di masyarakat.

Definisi Opini adalah unsur-unsur dari pandangan, perspektif dan tanggapan mengenai suatu kejadian, keadaan dan desas-desus tentang peristiwa-peristiwa tertentu (kuliahkomunikasi.wordpress.com /2008/06/01/definisi-opini), secara harfiah opini diartikan sebagai karangan utama didalam surat kabar, majalah dan sebagainya. Lebih lengkap lagi webstrs’ world university dictionary menjelaskan pengertian editorial

(44)

karangan atau komentar pada majalah, surat kabar, radio atau televisi, yang isinya menyatakan opini redaksi, penerbit dan manajemennya (Suhadang, 2004, 151).

Halaman opini dalam majalah Concept adalah suatu bentuk karangan yang ditulis oleh redaksi yang dianggap senior dalam suatu penerbitan. Karena dalam Halaman Opini majalah Concept penulis harus mampu menganalisa dan menurunkan tulisan yang berisikan tentang bagaimana sebuah terbitan menyikapi masalah yang dibahas adalah yang sedang marak. Bentuk tulisan dalam halaman Opini majalah Concept menyerupai esai tetapi masalah yang dibahas adalah masalah yang aktual atau masalah yang biasa menjadi kendala.

Halaman Opini majalah Concept merupakan rubrik terpenting bagi para pembaca disebuah majalah Concept untuk mempengaruhi sikap secara langsung membentuk cara pandang terhadap isu-isu yang berkembang dalam masyarakat serta mendukung atau menolak kebijaksanaan-kebijaksanaan yang sifatnya merugikan.

3.1.2. Rubrik Opini

(45)

ekonomi dan sebagainya atau berdasarkan lingkup geografis seperti rubrikasi nasional, internasional dan sebagainya dengan tujuan untuk mensistemasikan informasi dan mempermudah pembaca dalam mencari informasi.

Pengertian rubrik sendiri dalam kamus umum Belanda-Indonesia adalah pembagian halaman dalam suatu terbitan baik itu surat kabar maupun majalah untuk membahas suatu materi yang disesuaikan dengan kebutuhan pembacanya. Hal ini disebabkan oleh perbedaan karakteristik sosiodemografi pembaca atau bisa dikatakan media massa memiliki khalayak yang heterogen yang pada akhirnya melahirkan perbedaan kebutuhan, keluhan dan lain-lain sehingga surat kabar perlu untuk membagi-bagi halamannya menjadi ruang-ruang tertentu. Ruang atau membagi-bagian itulah yang disebut dengan rubrik (Wojowasito, 1983 : 24).

Rubrik sendiri memiliki fungsi yang sangat penting dimana pembagian-pembagian dalam majalah dapat memenuhi kebutuhan dari pembaca karena apa yang diperlukan oleh pembaca adalah sesuatu yang sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan pembaca. Hal ini dapat menjadi suatu acuan bahwa rubrik yang selalu dibaca atau disukai akan mencerminkan kebutuhan pembacanya.

(46)

merupakan patokan yang penting dalam pengisian suatu terbitan dan juga akan menentukan rubrik-rubrik yang dimunculkan dalam suatu terbitan.

Rubrik ternyata juga membangun kesadaran semua tenang preferensi dan persepsi tentang hal-hal yang dianggap bernilai atau kurang bernilai, penting atau tidak penting dan sejenisnya. Dikatakan demikian karena semua persepsi yang dihasilkan oleh rubrik tidak selalu sama dengan realitas sosialnya. Kesadaran semu tersebut dibangun oleh ruang (space) atau waktu (durasi) yang disediakan oleh masing-masing rubrik dalalm media massa. alokasi ruang dan waktu tersebut dapat mengkondisikan persepsi masyarakat terhadap masalah tertentu (Panuju, 2005 : 98).

3.2. Kategorisasi

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini berupa seperangkat kategori dan definisi yang disusun sendiri, maka alat ukur ini harus dipra-uji (pretest) terlebih dahulu. Dengan menggunakan alat ukur yang sama, peneliti menganalisis bahan yang sama dengan pengkoding independent. Kesamaan hasil pengukuran menunjukkan tingkat reliabilitas alat ukur. Kategori tersebut telah diuji tingkat reliabilitasnya dan menunjukkan bahwa kategori tersebut dapat diterima, serasi dan dapat dipercaya.

(47)

3.2.1. Kategorisasi Tema

Kategori-kategori yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan kategori-kategori yang dibuat sendiri mengikuti saran Stempel, Holsty & Neuman, untuk mencapai harapan tentang hubungan kefungsionalan dan keterkendalian yaitu:

1. Pendidikan

Kelompok ini menyangkut masalah-masalah yang berkaitan dengan sistem pendidikan dalam dunia grafis. Akan tetapi semua tema mengenai kebijaksanaan dan sistem pendidikan yang menyangkut pemerintah tidak masuk dalam kategori ini. Sistem pendidikan demi kemajuan dunia pendidikan grafis, kegiatan pendidikan, pembahasan masalah yang berkaitan dengan pengembangan teknologi disain grafis dan advetising serta lomba-lomba dalam hal meningkatkan pendidikan masuk dalam kategori ini. 2. Etika

(48)

3. Hiburan

Masalah-masalah yang menyangkut tentang aspek-aspek emosional dari kehidupan dan cara-cara menciptakan sebuah karya yang bisa di nikmati oleh masyarakat dalam dan rangka menghibur diri sehari-hari. Hal-hal yang menyangkut tentang masalah yang terjadi didunia hiburan dan karya yang menjadi daya tarik tersendiri bagi penikmatnya termasuk dalam kategori ini. 4. Ekonomi

Dalam kategori ini termasuk cerita-cerita yang ada dasar ekonominya, seperti perdagangan, keuangan dan negosiasi terhadap perjanjian. Pembahasan soal-soal harga, royalti, juga dimasukkan disini. Kegiatan-kegiatan usaha swasta seperti perluasan sarana-sarana yang telah ada, perindustrian, manajemen tenaga kerja juga dimasukkan dalam kelompok ini.

3.2.2. Sub Tema

Sub tema yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan sub dari kategori-kategori yang dibuat sendiri mengikuti saran Stempel, Holsty & Neuman, untuk mencapai harapan tentang hubungan kefungsionalan dan keterkendalian yaitu:

1. Pendidikan : pengembangan teknologi, advertising, peningkatan kreatifitas.

(49)

eksploitasi seks dan tanggung jawabnya terhadap pembentukan moral perorangan)

3. Hiburan : Karya-karya yang menjadi daya tarik, inovasi baru 4. Ekonomi : Perdagangan, keuangan, negosiasi, usaha, royalty

3.2.3. Arah Opini

Arah opini adalah bentuk opini atau penilaian terhadap tema-tema yang diangkat dalam rubrik Opini. Arah opini tersebut menggunakan kategorisasi dari Harold Lasswell yaitu:

1. Arah Opini Positif (Favorable)

Apabila opini atau komentar penulis dalam rubrik opini majalah Concept menyatakan kalimat yang mendukung, menyetujui dan memberi jalan keluar atau masukan yang sekiranya dapat dijadikan pertimbangan oleh pembaca mengenai masalah yang sedang marak dalam masyarakat dan tidak merugikan salah satu pihak.

2. Arah Opini Negatif (Unfavorable)

(50)

3. Netral

Apabila opini atau komentar penulis dalam rubrik opini majalah Concept menyatakan kalimat yang tidak bersikap mandukung atau menolak, jadi hanya membahas dan memberi gambaran terhadap masalah yang ada. Penulisan dapat berupa saran atau masukan ringan yang ditujukan kepada objek yang ditulis. Karena dalam hal ini biasanya masalah yang terjadi hanya dapat terselesaikan dari individu para pelaku, penguna dan penikmat seni pada umumnya.

3.3. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel 3.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua tulisan opini yang terdapat dalam halaman rubrik opini dalam majalah Concept periode Maret 2006 – November 2007. Berdasarkan periode tersebut terdapat 11 tulisan opini dalam halaman opini majalah Concept. Alasan penulis penentukan perioden tersebut karena pada periode ini karena dibarengi dengan event yang diselenggarakan oleh majalah concept yaitu 1001 karya.

3.3.2. Sampel

(51)

mengambil sample dengan 50%, 25% atau minimal 10% dari seluruh populasi (Subiakto, 1992 : 8). Karena populasinya kecil maka peneliti menggunakan total sampling yaitu dengan menjadikan seluruh berita menjadi objek penelitian.

3.3.3. Teknik Penarikan Sampel

Penarikan sampel menggunakan teknik systematic sampling yang merupakan metode pengambilan sampel dimana unsur pertama dipilih secara acak, sedangkan unsur-unsur selanjutnya dipilih secara sistematis menurut pola tertentu. Penarikan sample ini menggunakan rasio atau jarak yang diperoleh dengan membandingkan atau membagi jumlah populasi dengan jumlah sample yaitu 11. Tetapi dalam penelitian kali ini sampel digunakan semua karena jumlah yang diteliti tidak terlalu banyak.

3.4. Unit Analisis

(52)

3.5. Teknik Pengumpulan Data

Data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data primer yaitu semua tulisan opini yang terdapat dalam rubrik Opini di halaman opini majalah Concept Maret 2006 – November 2007. Penelitian dilakukan dengan mengumpulkan bahan dan menganalisis menurut rangkaian kata atau kalimat yang diambil dari pengambilan data dengan membaca dan mencatat tulisan yang ada dalam rubrik opini.

Data yang terkumpul kemudian dimasukkan kedalam lembar koding yang telah dimuat dengan berdasarkan kategori yang telah ditetapkan pada tahap pembuatan alat ukur dan dianalisis sesuai dengan metode analisis data serta tujuan penelitian.

3.6. Metode Analisis Data

Data dianalisis dengan menggunakan tabel frekuensi yang telah dibuat berdasarkan kategori seperti pada lembar koding kemudian dipersentase dengan jumlah keseluruhan data. Kecenderungan hasil yang tampak diperhatikan secara seksama serta dikaitkan dengan teori dan fenomena lain juga kenyataan yang ada jika berhubungan dan mendukung hasil penelitian.

3.7. Uji Reliabilitas dan Validitas

(53)

hasil yang dapat dipercaya maka peneliti sebelumnya melakukan uji reliabilitas. Yang perlu diuji dalam penelitian ini adalah tema-tema opini pada halaman opini Concept.

Kategorisasi tema yang terdapat dalam penelitian ini dibuat sendiri oleh peneliti dimana tema-tema tersebut tidak memiliki acuan kategorisasi tema-tema opini, sehingga perlu dilakukan uji reliabilitas. Sedangkan arah opini tidak dilakukan uji reliabilitas karena sudah ada acuannya.

Uji reliabilitas adalah merupakan suatu indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur (kategorisasi) dapat dipercaya atau diandalkan bila dipakai lebih dari satu kali untuk mengukur gejala yang sama (Bungin, 2001 : 59). Kategorisasi dalam penelitian ini belum pernah digunakan dalam penelitian-penelitian sebelumnya. Cara melakukan uji reliabilitas adalah : Pertama, mendokumentasikan terlebih dahulu pada saat pengumpulan data. Kedua, memasukkan pada lembar koding sesuai dengan kategorisasi yang telah ditentukan. Ketiga, seorang hakim yang telah dipilih akan melakukan hal yang uji reliabilitas terhadap kategori tersebut dengan cara yang sama yang telah dilakukan oleh peneliti, maka akan diketahui berapa yang disetujui bersama oleh peneliti dan hakim.

Reliabel atau tidaknya suatu kategori akan dilakukan dengan menggunakan rumus Ole R.Holsty yaitu:

(54)

M = Jumlah pernyataan yang disetujui oleh dua orang pengkode (peneliti dan hakim)

N1,N2 = Jumlah pernyataan yang diberi kode oleh pengkode (peneliti dan hakim)

Hasil yang diperoleh dari penggunaan rumus Ole R.Hosty selanjutnya disebut dengan Observed Agreement (persetujuan yang diperoleh dari peneliti dan hakim). Untuk memperkuat hasil uji reliabilitas dan menyempurnakan rumus yang telah disebutkan diatas, digunakan formula Scott sebagai berikut :

Pi = % Observed agreement - % Expected agreement

1 - % expected agreement

Keterangan :

Pi = nilai keterhandalan

Observed agreement = jumlah pernyataan yang disetujui oleh antar

pengkode yaitu nilai CR

Expected agreement = persetujuan yang diharapkan, yaitu proporsi

dari pesan yang di kuadratkan

(55)

44 4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian

4.1.1. Gambaran Umum Majalah Concept

Majalah Concept terbit pertama kali pada minggu terakhir bulan ganjil pada awal tahun 2002, berdasarkan keputusan Menteri Penerangan No. 004/VSK/DPHM/SIT/2002 tertanggal 31 Januari 2002. Pada mulanya majalah ini oleh para pendirinya – Kalangan desain grafis – direncanakan sebagai majalah pembantu penyampaian karya-karya para desainer pemula untuk unjuk karya di dunia seni komersil. Yang bisa dikatakan sebagai dunia periklanan yang mengunakan media cetak ataupun audiovisual. Tetapi pada akhirnya majalah ini disebarluaskan dan diminati oleh banyak kalangan pecinta seni terutama pada seni desain grafis pada khususnya.

Sampai pada tahun ke 2 yaitu 2003, tenaga kerja yang mengikuti kegiatan dalam hal pengembangan majalah tersebut mulai meningkatkan cara dimana agar majalah tersebut bisa menjadi modal atau bacaan yang menarik dan juga sebagai tuntunan dimana para pecinta desain pemula dapat menjadikan majalah Concept tersebut sebagai suplemen bagi mereka.

(56)

Concept juga berusaha untuk bekerja sama dengan berbagai percetakan yang mengunggulkan teknologi baru dalam dunia desain dan percetakan, termasuk juga dengan berbagai para pengusaha kertas yang dinilai oleh Concept dapat menambah nilai dari hasil karya yang di tampilkan yaitu salah satu dari tujuan penerbitan majalah Concept sendiri untuk meningkatkan kreatifitas dan mendapatkan hasil karya yang berbeda dari biasanya.

Kini Concept telah berkembang menjadi majalah desain grafis yang terpercaya oleh kalangan desainer muda maupun profesional. Bahkan mampu menciptakan acara 1001 karya yang dijadikan acara paling di tunggu oleh para desainer pemula untuk bisa menciptakan karya yang nantinya dapat menjadi cover dari majalah Concept edisi mendatang.

Saat ini majalah Concept telah maju dan memiliki beberapa divisi yang dapat diunggulkan. Di mana para divisi tersebut dapat bekerja dengan baik dan menciptakan hal baru dalam pelaksanaan tugas dan ide yang baru untuk tetap mempertahankan slogan dari majalah Concept itu sendiri yaitu ”Suplemen bagi Otak Kreatif”.

(57)

menyikapi sebuah karya cipta yang nantinya berkaitan dengan hasil komersial yang diinginkan.

Concept hadir tidak untuk memihak siapapun, dari segi manapun Concept berusaha untuk netral dalam berpendapat dimana banyak hal yang bisa dilakukan untuk mencapai sesuatu yang mana kebutuhan grafis pada umumnya sangat banyak diperlukan oleh berbagai kalangan dan di bidang apa saja. Di sini Concept berusaha untuk menengahi dalam hal-hal yang berkaitan dengan desain grafis, yang tidak lain adalah masalah komunikasi yang sering digunakan dalam kehidupan.

4.1.2. Jaringan Distribusi

(58)

Pada skala nasional, tingkat pendidikan pembaca Concept adalah sebagai berikut :

a. Lulus SLTP : 5%

b. Lulus SLTA : 30%

c. Lulus Akademi (Diploma) : 25%

d. Sarjana S1 : 11%

e. S1 keatas : 7%

f. Lainnya : 22%

(Sumber : Concept 2002)

Pada skala nasional, sirkulasi Concept memiliki jaringan wilayah sebagai berikut :

Tabel 1.

Jaringan Wilayah Distribusi Concept

Sumatera 10.000 eksemplar

Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi 55.000 eksemplar

Jawa Barat 35.000 eksemplar

Jawa Tengah 20.000 eksemplar

Jawa Timur 20.000 eksemplar

Kalimantan 10.000 eksemplar

Bali dan Indonesia Timur 10.000 eksemplar

(59)

Bahwa sebaran di sekitar Jakarta lebih besar dibandingkan daerah lain, hal ini mungkin dikarenakan Jakarta sebagai ibukota negara dengan jumlah penduduk yang lebih padat dan memiliki potensi pembaca yang potensial.

Sedangkan sirkulasi Concept per dua bulan pada tingkat nasional, dijabarkan sebagai berikut :

Tabel 2.

Sirkulasi Concept per dua bulan

Januari 15.000 eksemplar

Maret 15.000 eksemplar

Mei 15.000 eksemplar

Juli 15.000 eksemplar

September 15.000 eksemplar

Novenber 15.000 eksemplar

(Sumber: Concept)

Terlihat bahwa rata-rata per dua bulan, sirkulasi Concept mencapai hampir 15.000 eksemplar. Kecuali pada akhir pekan, dimana oplah Concept meningkat hingga mencapai angka lebih dari 15.000 eksemplar.

4.1.3. Kebijakan Redaksional Concept

(60)

Melalui prinsip humanisme transedental, dimana pengarahan fokus perhatian nilai-nilai transeden dalam mengatasi kepentingan kelompok. Concept mencoba keluar dari ikatan-ikatan primordialisme, termasuk politik dan lebih menekankan pada substansi dari suatu permasalahan.

Konotasi sebagai majalah dua bulanan yang pernah berafiliasi dan identik dengan desain grafis, tampaknya masih berbekas pada Concept. Sebenarnya Concept lebih suka mengkategorikan dirinya sebagai majalah yang independen. Concept dalam pemberitaannya tidak memposisikan dirinya dalam satu pihak, tidak menempatkan diri pada salah satu kekuatan politik atau pihak satu sisi saja yang ada. Concept menempatkan moto sebagai “Suplemen untuk Otak Kreatif” yang selalu bersikap obyektif dalam mengupas suatu peristiwa dan senantiasa menbantu para desainer dan pihak lain. Motto itu menggambarkan visi dan misi bagi disuarakannya oleh Concept. Concept ingin terus berkembang sebagai institusi media cetak yang mengedepankan keterbukaan, mencerdaskan kehidupan berkarya, meninggalkan pengkotakkan latar belakang suku, ras, agama dan golongan tertentu.

(61)

Concept mempunyai ciri-ciri sebagai majalah yang bersifat nasional dan berusaha menjadi perwujudan dari aspirasi dan cita-cita desainer anak bangsa secara positif, bersifat luas dan bebas dalam pandangan-pandangannya dengan memperhatikan konteks struktur kemasyarakatan dan pemerintahan. Concept menganut asas-asas dasar dengan selalu berusaha menggunakan pendekatan dan cara yang pantas.

Lembaga media massa, seperti majalah dua bulanan Concept tidak terlepas dari gejolak masyarakatnya. Dalam setiap pergolakan itu, Concept terus berusaha membangun kepercayaan masyarakat lewat berita dan tulisan pembahasan karya yang komprehensif, cover both side, tidak menyakiti hati secara pribadi dan memihak salah satu, mendudukkan soal, membuka cakrawala, kecuali pada kebenaran dan penghargaan tinggi pada harkat kemanusiaan.

(62)

4.1.4. Profil Produk

Selain memuat berita secara umum dalam desain, Concept juga memiliki editorial yang berbeda-beda pada setiap penerbitannya.

a. Horas : Salam horas yang digunakan agar tetap berbau lokal, ini semua untuk salam sapa dan obrolan tanya jawab untuk pembaca Concept. b. Lil’iput : Berita tentang agenda-agenda yang berkaitan dengan dunia

seni grafis pada umumnya dan pembahasan ringan dari sebuah acara yang sudah di gelar.

c. Fokus : Lebih dalam membahas tentang desain yang lagi nge-tren dan akan dibahas lebih dalam.

d. Empu : Mengupas lebih dalam tentang profil dan karya seseorang yang hidup di bidang seni grafis.

e. Jalan-jalan : Menguak dimana sebagian orang mengembangkan desain dengan hal lain seperti musik dan grafis yang disatukan

f. Pamer : Halaman yang menampilkan karya yang beda dan dikirim oleh beberapa pembaca dan desainer profesional yang memberi contoh karyanya

g. Rubrik : Membahas tentang hal-hal yang sudah lama jadi perbincangan dalam dunia desain

h. Kupas : Membicarakan hal yang menyangkut berkembangnya dunia desain dalam dunia usaha dan sebagainya

(63)

j. Desainer box : Bahasan sebuah desain dalam satu media

k. Gerai : Jual beli dan informasi barang baru dan perkembangan alat-alat l. Portal : Cara promosi dan menampilkan karya-karya dengan berbagai

macam cara

m. Trik : Cara cepat menciptakan sebuah karya, dimana pembahasan kali ini cenderung kepada proses penciptaan karya

n. Eureka-eureka : Kuis atau acara lomba ringan yang diusung oleh sponsor o. Catatan jambul : Rekomendasi karya dan catatan yang menjadi acuan

untuk para desainer lainnya

p. Rak buku : Buku baru atau lama yang mencari catatan khusus dalam dunia seni grafis

q. Opini : Pesan dan kesan dari sang master desain dan pembahasan terhadap beberapa hal yang sedang menjadi pembahasan hangat di dunia desain dan bisnis yang berkaitan dengan hal ini

4.2. Penyajian Data dan Analisis Data 4.2.1. Penyajian Data

(64)

4.2.2. Analisis Data

Tabel dibawah ini menunjukkan tema-tema pada rubrik opini pada majalah dua bulanan Concept, selama Maret 2006 - November 2007. Dan beberapa penjelasan dan keterangan dari sub tema yang sudah ditentukan akan di jelaskan melalui tabel dan beberapa keterangan yang mengikuti. Dimana penjelasan tersebut menerangkan bahwasanya opini yang di angkat oleh pihak redaksi berkaitan dengna sub-sub tema yang sudah ditentukan.

Tabel 3.

Tema-tema yang dimuat dalam Rubrik opini pada dua bulanan Concept, selama Maret 2006 - November 2007

No

(Sumber : Data primer)

(65)

banyak peristiwa yang berkaitan dengan pendidikan yang menjadi pembahasan yang ada pada rubrik opini majalah Concept.

Salah satu contoh rubrik opini yang bertema pendidikan adalah membahas tentang ”Persiapan Perubahan Pikiran”. Dalam pembahasan ini, dimana para desainer dituntut untuk berani mengembangkan ide dan pola pikir baru yang dapat menciptakan pemikiran baru. Disini permasalahan yang diangkat menjadi sub isi yaitu transisi pola pikir yang tidak mudah. Yang dimaksudkan ialah perubahan dari seorang desainer menjadi desainer yang berjiwa enterpreneur.

Selanjutnya, pada tema etika 3 tema yang termuat pada Maret 2006 - November 2007 sebanyak 25%. Ini membuktikan tema etika juga mendominasi tema yang diangkat oleh majalah Concept, dikarenakan dalam beberapa hal yang berkaitan dengan penciptaan karya sangat dibutuhkan etika yang tidak menyimpang oleh pakem yang sudah ada seperti karya-karya yang memberi imbuhan pornografi atau beberapa hal yang tabu untuk masyarakat umum.

(66)

Tema ekonomi sama dengan tema etika yang memiliki prosentase 25% dalam tema ekonomi lebih mengembangkan hal-hal yang berkaitan dengan masalah peluang usaha dan beberapa yang berkaitan dengan perkembangan finansial.

Dari seluruh kategori tadi, peneliti lebih menspesifikasikan lagi dengan membuat beberapa sub kategori dan memberikan prosentase pada setiap sub kategorisasi tersebut agar penelitian ini lebih terfokus. Dan beberapa sub kategorsasi itu sebagai berikut :

Tabel 4.

(67)

Seperti pada VOL03EDISI13’2006 ”Jadi Makmur Gara-Gara Ide Cemerlang”, menunjukan sebuah kritikan yang berbau menyindir yaitu, dimana ide-ide yang baru dan murni dari seseorang susah didapat dan ada sedikit sentuhan contekan karya orang lain. Karena sejak pendidikan dasar kita tak pernah diberi tahu tentang keunggulan dasyat yang terkandung dari suatu ide, melainkan diajarkan bahwa limpah-ruahnya penduduk dan kekayaan alam merupakan keunggulan utama indonesia. Akibatnya terbentuk paradigma yang cenderung mengabaikan ide dan kreatifitasdan melulu bertumpu pada bagaimana menciptakan efisiensi dan harga kompetitif. Hal ini yang dalam mematikan ide seseorang bila kecenderungan terhadap penciptaan suatu karya yang selalu mencontek ide dari orang lain dan mereka hanya berusaha mengembangkannya tidak untuk menciptakan suatu karya yang bersifat unik dan belum ada, jelas pernyataan diatas mengarah kepada pengembangan kreatifitas.

(68)

baru selain kertas. Hal tersebut sudah termasuk ke dalam kriteria sub tema Pengembangan teknologi dan advertising.

Pada opini yang berjudul ”INDONESIA : Pasar Potensi Bagi Desainer Grafis” VOL02EDISI10’2006 disini dijelaskan bahwa Indonesia akan tetap menjadi ladang yang berpotensi jika kreatifitas dari individu atau pelaku seni grafis dapat menciptakan karya yang berkualitas. Tidak lain dengan meningkatkan nilai-nilai suatu karya yang selalu didukung oleh perkembangan teknologi saat ini. Seharusnya didukung dengan adanya pendidikan kreatif yang tidak hanya terpatok pada menimba ilmu dan kemampuan per individu untuk mempunyai nilai jual lebih yang ditujukan sebagai pekerja atau karyawan saja. Prosentase dalam opini tersebut dalam dilihat pada tabel diatas, dimana dari keterangan diatas pula dapat disimpulkan ke mana arah opini tersebut.

Pada VOL02EDISI09’2006 yang berjudul ”Gua Makan dari Jasa Desain... doang!”, membahas upaya menarik fee creative secara pantas dari klien yang terbiasa membayar ongkos kreatif sangat murah, memang bukan soal gampang. Ceritanya akan menjadi lain, andaikan pada awalnya fee creative dipatok secara pantas dan benar-bener terpisah jelas dari komisi billing. Pembahasan ini sangat diperlukan karena selain mendidik pihak klien

(69)

atau isi disini bisa berupa gambar ataupun juga tulisan yang termuat di

Dari tabel di atas, tema prilaku dan norma-norma berjumlah 50% menerangkan dimana sikap dan norma yang harus dimiliki oleh para desainer. Hal tersebut sangat mendapat respon dari pihak majalah dikarenakan beberapa pada desainer terkadang melupakan norma-norma yang sudah ada sebagai seorang desainer dan ini menjadi perhatian oleh pihak majalah Concept. Sedang pada sub tema penciptaan karya juga tercetak 50% yang menerangkan tentang cara-cara dan hasil karya yang dapat menarik tanpa mengurangi dan keluar dari aturan yang sudah ada, termasuk didalamnya norma-norma dalam penciptaan karya.

(70)

Sudah seharusnya ia bermitra dengan klien yang berselera bagus dan memiliki apresiasi terhadap apa yang dinamakan dengan desain. Dapat disimpulkan bahwa prilaku dan noma-norma seorang desainer kadang sangat menyimpang, hal ini banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terkadang tidak masuk di akal. Beberapa desainer bisa saja mengunakan norma-norma yang di anut secara umum tetapi hal tersebut akan jadi hal yang paling menyimpang dalam nilai desain yang antara lain seperti diatas. Dimana jika seorang desainer berusaha untuk mempertahankan klien yang memiliki banyak permintaan dan imbalan yang tidak sesuai hal ini akan menimbulkan penyimpangan pada diri seorang desainer itu sendiri yang antara lain hal-hal yang mungkin dilakukan yaitu pencarian ide dari desainer lain. Atau mencontoh desain yang sudah ada untuk diaplikasikan pada klien yang baru.

(71)

lebih bertanggung jawab terhadap karya yang dibuatnya, seperti juga halnya pada VOL03EDISI15’2006.

Tabel 6. Sub Tema Hiburan.

NO Sub Tema F Prosentase %

1. Karya-karya yang menjadi daya

tarik dan inovasi baru 1 100

Jumlah 1 100

Berdasarkan tabel 6, sub tema Karya-karya yang menjadi daya tarik mendapatkan tempat yang sama dengan sub tema Inovasi baru ke duanya berimbang mendapat prosentase yang sama yaitu 50%. Dari kedua sub tema sebenarnya sama mendapat respon dari redaksi yang telah menentukan dari ide-ide dan karya yang masuk. Redaksi telah mengolah yang menentukan hal tersebut dengan prosentase yang sama karena para pencinta seni grafis rata-rata memiliki idealis yang tinggi. Ini menyebabkan karya yang dihasilkan masih mengikuti keinginan dari desainer itu sendiri. Sedangkan yang berkaitan dengan inovasi baru, karya yang cenderung monoton sudah menjadi tinjauan pihak Concept untuk lebih sering membahas dan memberikan asupan ide yang dapat dijadikan sebagai jalan untuk menciptakan inovasi baru dalam berkarya.

(72)

merealisasikan beragam gaya sesuai karakter kliennya. Perusahan penyedia jasa ilustrasi berbasis desain yang dimiliki tunggal oleh Tracy Sabin, klien-klien Sabin adalah perusahaan advertising, public relation dan perusahaan-perusahaan grafis. Kebanyakan karya perusahaan-perusahaan ini adalah ilustrasi untuk logo seperti dapat dilihat di website sabin grafik di http://www.tracysabin.com, karya sabin terlihat hidup untuk logo-logo yang

mengandung elemen pictorial. Diatas dapat kita dipahami bahwa karya–karya yang menjadi daya tarik dan inovasi baru sekalipun dapat menjadi hiburan bahkan dapat menjadi ciri dimana seorang desainer menciptakan karya yang bernilai tinggi. Hal ini juga dapat menjadi sebuah hiburan yang menarik karena ide dan gagasan baru dapat meningkatkan rasa dimana para desainer pemula memiliki cita rasa desain yang berbeda dan pula dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi para penikmat desain pada umumnya.

Tabel 7.

(73)
(74)

adanya komitmen atau perjanjian maka kedua belah pihak harus saling merasa diuntungkan, di pihak desainer mendapatkan penawaran yang bagus dan di pihak klien mendapatkan karya yang diharapkan.

(75)

area kreatif lainnya. Dan semoga Indonesia juga melihat potensi yang terdapat di dalam ekonomi kreatif ini.

(76)

tidak lain banyak timbulnya bisnis-bisnis clothing yang menjamur di penjuru plosok nusantara yang dimana dua tersebut sangat erat kaitanya dengan dunia seni grafis dan inovasi yang akan selalu mengubah dunia dalam berbagai hal untuk mewujudkan kemajuan yang pesat.

4.3.2. Analisis Arah Opini

Setiap pendapat atau opini akan selalu mendapat tanggapan, baik itu berupa tanggapan positif, negatif maupun netral. Pada penelitian ini, untuk mengetahui arah opini pada rubrik opini majalah Concept Periode Maret 2006 - November 2007, di bedakan menjadi arah opini yang positf, negatif dan netral. Hasil yang diperoleh dapat dilihat pada tabel yaitu sebagai berikut :

Tabel 8.

Arah Opini Pada Rubrik opini dua bulanan Concept Periode Maret 2006 - November 2007

Arah Opini Frekuensi Prosentase

Positf 6 54.5 Negatif 3 27.3

Netral 2 18.7

Jumlah 11 100

(77)

opini paling menengah yaitu 27.3%, arah opini netral sebanyak 18.7% dan arah opini positif sebesar 54.5s%.

Arah opini yang menunjukan positif mendapat pemunculan paling banyak yaitu dengan frekuensi 6 kali atau dengan prosentase 54.5%, pernyataan rubrik opini menunjukan sifat positif dari setiap masalah yang ada. Banyaknya rubrik opini berarah positif menunjukan fungsi kontrol Master Desainer oleh pihak majalah Concept sebagai sikap pers dalam melaksanakan fungsinya yang ditunjukan pada pembaca atau kelompok pecinta seni grafis dan beberapa instansi yang bergerak di bidang seni untuk memperbaiki keadaan melalui tulisan yang disalurkan secara langsung.

Banyaknya masukan dan pembahasan yang diungkapkan sebagai kontrol dari pihak redaksi Concept, dikarenakan majalah adalah bagian dari media massa yang bisa digunakan sebagai penyalur dan pembentuk pendapat umum bagi para pembaca. Dengan banyaknya pernyataan terhadap masalah yang ada, diangkat oleh redaksi majalah Concept dalam rubrik opini menandakan bahwa tidak semua persoalan dengan jalan penyelesaian yang telah dibuat itu baik untuk kepentinagn orang banyak atau salah satu pihak dari mereka (pelaku seni grafis dan pengguna seni grafis). Maka dari itu perlu adanya perbaikan dalam setiap mengambil keputusan.

(78)

masyarakat dan lebih berbentuk suatu keputusan yang dinilai baik oleh masyarakat, sehingga pada rubrik opini Concept juga menilai hak tersebut sebagai hal positif. Pernyataan yang mendukung atau opini positif terhadap setiap permasalahan yang diangkat mencerminkan sikap tanggap keputusan.

Adanya rubrik opini pada majalah Concept lebih berbentuk sebagai kontrol terhadap segala sesuatu yang terjadi di masyarakat pengguna dan penikmat seni grafis. Sudah barang tentu Concept mempunyai andil yang besar dalam menilai setiap keputusan apalagi yang menyangkut orang banyak dalam hal ini para pelaku dan pengguna seni grafis. Maka untuk itulah media massa yang mempunyai fungsi untuk pengawasan, mengontrol terhadap kebijakan-kebijakan dan sebagai kebijaksanaan pembantu dalam memperbaiki kebijakan-kebijakan tersebut.

Dengan banyaknya arah opini yang mengarah positif dibanding arah opini netral, dan negatif merupakan suatu kritik yang merupakan gambaran yang terjadi pada pelaku seni sekarang ini khususnya pada kalangan pengguna dan pencinta seni grafis. Banyak hal yang dapat di manfaatkan dan diwarnai oleh seni grafis itu sendiri dari berbagai cara dan sudut pandang yang berbeda satu sama lain. yang menguntungkan kita satu pihak juga menguntungkan banyak pihak.

(79)

beberapa pernyataan dari rubrik opini tersebut yang lebih menguntungkan salah satu pihak dari beberapa pelaku seni tersebut. Seperti beberapa pendapat yang terlalu memihak pada klien saja. Atau beberapa pihak yang sangat mendukung dari sisi desainer saja, hal ini yang menjadi acuan mengapa penulis menempatkan pada arah positif.

Pada arah opini yang dianggap netral menyakut beberapa masalah yang keduanya tidak saling merugikan tetapi tetap saling meguntungkan. Permasalah yang ada pada arah opini nertral biasanya tidak banyak kendala untuk penyelesaiannya dikarenakan pada arah opini netral hanya pemahaman yang sedikit berbeda.

Gambar

Gambar 1. Kerangka Berpikir Penelitian
Tabel 1.
Tabel 3.
Tabel 4.
+4

Referensi

Dokumen terkait

(3) mendeskripsikan perbedaan pemanfaatan kohesi gramatikal dan leksikal antaropini bertemakan kasus korupsi partai politik pada rubrik opini Majalah Tempo ,

Sumber atau teori yang terdapat pada penelitian ini adalah teori yang dikemukakan oleh Flournoy dalam Kriyantono (2006: 237) tentang kategori pengelompokkan

Laporan Utama pada setiap media massa merupakan rubrik andalan termasuk majalah Tempo yang didalamnya mengulas tentang berita-berita yang sedang terjadi saat ini, menganalisa

narasumber yang terdapat dalam kutipan langsung rubrik Aspirasi Keistimewaan. dalam menanggapi mekanisme kepemimpinan DIY pada SKH

Disamping itu hal yang mendasari untuk menganalisa rubrik opini pada surat kabar Jawa Pos dengan menggunakan teknik analisis isi kuantitatif sebab menurut

Yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah “Apa tema-tema yang sering dimuat dalam rubrik Herview pada halaman For Her di Jawa Pos edisi Desember 2010

Laporan Utama pada setiap media massa merupakan rubrik andalan termasuk majalah Tempo yang didalamnya mengulas tentang berita-berita yang sedang terjadi saat ini, menganalisa

Makna denotatif dan konotatif pada rubrik opini yang telah dianalisis tersebut kemudian dijadikan sebagai bahan ajar dengan materi pembelajaran Bahasa Indonesia