• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA PT PLN (PERSERO) P3B JAWA BALI DI SURABAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA PT PLN (PERSERO) P3B JAWA BALI DI SURABAYA."

Copied!
111
0
0

Teks penuh

(1)

P3B JAWA BALI DI SURABAYA

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan memperoleh gelar sarjana Ilmu Administrasi Bisnis pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

UPN “Veteran” Jawa Timur

Oleh :

YUNI ULITA

0742010070

YAYASAN KESEJAHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGAM STUDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS

SURABAYA

(2)

Dengan mengucap syukur kehadirat Tuhan Yesus Krist us dan dengan segala

hikmat dan anugerah yang diberikanNya kepada penulis sehingga Skripsi dengan

judul “ PENGARUH PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (DIKLAT) TERHADAP KINERJA PEGAW AI PADA PT. PLN (PERSERO) P3B JAW A BALI DI SURABAYA ”.

Penulis mengucapkan t erima kasih kepada Ibu Hj. Suparw at i, Dra, M .Si.,

selaku Dosen Pembimbing ut ama yang t elah meluangkan w akt unya unt uk

memberikan bimbingan, nasehat sert a mot ivasi kepada penulis. Dan penulis juga

banyak menerima bant uan dari berbagai pihak, baik it u berupa moril, spirit ual,

maupun mat eriil. Unt uk it u penulis mengucapkan t erima kasih kepada :

1. Ibu Hj. Suparw at i, Dra, M .Si., selaku dekan Fakult as Ilmu Sosial dan Ilmu

Polit ik, UPN “ VETERAN” Jaw a Timur.

2. Bapak Nurhadi, Drs, M .Si., selaku sekret aris Progam St udi Ilmu Administ rasi

Bisnis, Fakult as Ilmu Sosial dan Ilmu Polit ik, UPN “ VETERAN” Jaw a Timur.

3. Bapak dan Ibu dosen Progam St udi Ilmu Administ rasi Bisnis, Fakult as Ilmu

Sosial dan Ilmu Polit ik, UPN “ VETERAN” Jaw a Timur, yang t elah memberikan

ilmu penget ahuan dan mat eri perkuliahan.

4. Bapak Agus Dw i Susant o, selaku supervisor Sumber Daya M anusia dan

(3)

Penulis menyadari bahw a di dalam skripsi ini akan dit emukan banyak

kekurangan. Unt uk it u krit ik dan saran yang membangun dari semua pihak

sangat diharapkan demi kesempurnaan proposal ini. Akhirnya, dengan segala

ket erbat asan yang penulis miliki semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi

semua pihak umumnya dan penulis pada khususnya.

Surabaya, Juni 2011

(4)

HALAM AN JUDUL ... i

HALAM AN PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ... ii

HALAM AN PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN SKRIPSI ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAM BAR ... x

DAFTAR TABEL ... xi

ABSTRAK ... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Lat ar Belakang ... 1

1.2 Rumusan M asalah ... 4

1.3 Tujuan Penelit ian ... 4

1.4 M anfaat Penelit ian... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori ... 6

2.1.1. M anajemen Sumber Daya M anusia ... 6

2.1.1.1. Pengert ian M anajemen Sumber Daya M anusia ... 6

2.1.1.2. Fungsi M anajemen Sumber Daya M anusia ... 8

2.1.1.3. Tujuan M anajemen Sumber Daya M anusia ... 11

(5)

2.1.2.2. Prinsip Pelaksanaan Pelat ihan ... 21

2.1.2.3. M et ode Progam Pelat ihan ... 24

2.1.2.4. Jenis-Jenis Diklat ... 28

2.1.2.5. Tujuan Diklat ... 32

2.1.2.6. M anfaat Diklat ... 34

2.1.3. Kinerja Pegaw ai ... 35

2.1.3.1. Pengert ian Kinerja Pegaw ai... 35

2.1.3.2. Penilaian Kinerja Pegaw ai... 37

2.1.3.3. Indikat or-indikat or mengukur Kinerja Pegaw ai ... 39

2.1.3.4. Kinerja yang Efekt if ... 41

2.1.4. Pengaruh Pendidikan dan Pelat ihan Kerja t erhadap Kinerja Pegaw ai ... 41

2.2. Kerangka Berpikir ... 44

2.3. Hipot esis ... 45

BAB III M ETODE PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 46

3.1.1. Variabel Bebas (X) ... 46

3.1.2. Variabel Terikat (Y) ... 48

3.2. Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel ... 48

(6)

3.2.2. Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ... 49

3.3. Teknik Pengumpulan Dat a ... 51

3.3.1. Jenis Dat a ... 51

3.3.2. Sumber Dat a ... 51

3.3.3. Pengumpulan Dat a ... 51

3.4. Pengujian Kualit as Dat a ... 52

3.4.1. Uji Validit as ... 52

3.4.2. Uji Reliabilit as... 53

3.5. Analisis Pengujian Asumsi Klasik ... 54

3.6. Teknik Analisis dan Uji Hipot esis ... 57

3.6.1. Teknik Analisis ... 57

3.6.2. Uji Hipot esis ... 57

BAB IV HASIL DAN PEM BAHASAN 4.1 Gambaran Umum Obyek Penelit ian ... 61

4.1.1. Sekilas sejarah PT.PLN P3B JAWA BALI ... 61

4.1.2. Ruang Lingkup Usaha Pokok P3B ... 62

4.1.3. Susunan Organisasi ... 63

4.1.4. Uraian Fungsi dan Tugas Pokok ... 65

4.1.5. Visi PT. PLN P3B Jaw a Bali ... 72

4.1.6. M isi PT. PLN P3B Jaw a Bali ... 73

4.1.7. Tat a Nilai Perusahaan ... 73

(7)

4.3 Uji Validit as dan Realibilit as ... 81

4.3.1. Uji Validit as ... 81

4.3.2. Uji Realibilit as ... 83

4.4 Analisis dan Pembahasan ... 84

4.4.1. Uji Asumsi Klasik ... 85

4.4.2. Uji Normalit as ... 86

4.5 Teknik Analisis Regresi Linear Berganda ... 89

4.6 Penguji Hipot esis ... 90

4.6.1. Uji Hipot esis secara Simult an (Uji F) ... 91

4.6.2. Uji Hipot esis secara Parsial (Uji t ) ... 93

4.7 Pembahasan ... 96

BAB V KESIM PULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 97

5.2 Saran ... 98

(8)

Tabel 3.1 Jumlah Pegaw ai PT.PLN P3B Jaw a Bali ... 49

Tabel 3.2 Jumlah Pegaw ai yang dijadikan Sampel ... 50

Tabel 4.1 Jaw aban Responden t ent ang Pendidikan ... 75

Tabel 4.2 Jaw aban Responden t ent ang Pelat ihan ... 77

Tabel 4.3 Jaw aban Responden t ent ang Kinerja Pegaw ai ... 79

Tabel 4.4 Validit as unt uk Variabel Bebas ... 82

Tabel 4.5 Validit as unt uk Variabel Tidak Bebas ... 82

Tabel 4.6 Hasil Uji Reabilit as ... 84

Tabel 5.1 Hasil Uji M ult ikolinearit as ... 85

Tabel 5.2 Tes Het erokedast isit as dengan Korelasi Rank Spearman Korelasi.. 86

Tabel 5.3 Hasil Uji Normalit as M odel ... 88

Tabel 6.1 Analisis Varian (ANOVA) ... 91

(9)

Gambar 1.1 Gambar Konsep t ant angan M SDM ... 10

Gambar 2.1 Konsep Kerangka Berpikir ... 44

Gambar 3.1 St rukt ur Organisasi PT.PLN Jaw a Bali di Surabaya ... 63

Gambar 4.1 Kurva St at ist ik Durbin Wat son ... 87

Gambar 5.1 Grafik Normal Q-Q ... Gambar 6.1 Penolakan Hipot esis secara Simult an/ Keseluruhan ... 92

Gambar 7.1 Kurva Dist ribusi hasil Analisis secara Parsial ... 94

(10)

P3B JAWA BALI DI SURABAYA

Oleh : YUNI ULITA

ABSTRAKSI

Salah satu kegiatan yang dilakukan dalam Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM), adalah mendapatkan orang-orang untuk mengisi organisasi. Biasanya yang menangani masalah ini dikoordinir oleh Departemen SDM dan melibatkan bagian-bagian lain yang terkait (pada organisasi yang besar). Penelitian ini dilakukan di PT. PLN (Persero) P3B Jawa Bali Di Surabaya, sampel penelitian berjumlah 64 responden yaitu sebagian pegawai yang bekerja di PT. PLN (Persero) P3B Jawa Bali Di Surabaya. Pada penelitian yang dilakukan di PT. PLN (Persero) P3B Jawa Bali di Surabaya pada bulan Februari – Mei tahun 2011, peneliti hanya membahas variabel Pendidikan, Pelatihan, dan Kinerja Pegawai. Dari hasil penelitian yang dilakukan di PT. PLN (Persero) P3B Jawa Bali di Surabaya pada bulan Februari – Mei tahun 2011 didapatkan analisis dari 64 responden. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pendidikan dan pelatihan secara simultan terhadap kinerja pegawai pada PT. PLN P3B Jawa Bali di Surabaya dan untuk mengetahui pengaruh secara parsial terhadap kinerja pegawai di PT. PLN P3B Jawa Bali di Surabaya. Data diolah dengan teknik analisis, dengan menggunakan uji statistik regresi linear berganda. Dari hasil analisis terdapat

pengaruh yang bermakna antara variabel bebas Pendidikan (X1) dan Pelatihan

(X2) terhadap variabel terikatnya Kinerja Pegawai Pada PT.PLN (Persero) P3B

Jawa Bali di Surabaya. (Y) diperoleh F hitung = 40,762 > F tabel = 3,147 maka Ho ditolak dan Hi diterima, yang berarti bahwa secara keseluruhan faktor-faktor variabel bebas berpengaruh secara simultan dan nyata terhadap Kinerja Pegawai Pada PT.PLN (Persero) P3B Jawa Bali di Surabaya. Dengan demikian hipotesa yang menyatakan bahwa ada hubungan / saling berpengaruh secara simultan dan secara parsial antara pendidikan, pelatihan dengan peningkatan kinerja pegawai di PT. PLN P3B Jawa Bali di Surabaya yang tepat terbukti .

(11)

1.1 Latar Belakang

Dalam pencanangan Tahun 2004 sebagai Tahun Penerapan

Manajemen Sumber Daya Manusia Berbasis Kompetensi (MSDM-BK)

pada 5 Januari 2004 yang lalu, menandai dimulainya pendekatan yang lebih

sistematik dan modern dalam mengelola sumber daya manusia perusahaan.

Makna paling substansial dari Manajemen Sumber Daya Manusia Berbasis

Kompetensi (MSDMBK) adalah proses pengelolaan sumber daya manusia

di perusahaan yang didasari oleh dua hal yaitu ; informasi tentang

kebutuhan kompetensi di perusahaan dan informasi tentang kompetensi

yang dimiliki oleh pegawai. Mengelola Kompetensi sama dengan

“membangun jembatan” antara cita-cita yang diniatkan di masa kini dan

hasil nyata yang akan kita raih di masa depan dalam rangka mengahadapi

perubahan lingkungan bisnis. Manajemen Sumber Daya Manusia Berbasis

Kompetensi (MSDM-BK) adalah pengelolaan pegawai secara optimal yang

prosesnya didasarkan pada informasi tentang kebutuhan kompetensi dalam

organisasi dan informasi tentang kompetensi individu. Implementasi

MSDM-BK di lingkungan PT. PLN (Persero) dan anak perusahaan

merupakan salah satu inisiatif strategis yang disiapkan untuk

mentransformasikan sumber daya manusia (Human Capital). Kesuksesan

(12)

yang mampu menumbuhkan kreativitas dan kolaborasi. Pertumbuhan

perusahaan berkaitan dengan kemampuan pengelolaan sumber daya dan

peningkatan daya saing, yang dapat ditempuh dengan memperhatikan

jenis-jenis kompetensi yang wajib dikembangkan dalam organisasi. Untuk itu,

pengembangan SDM berbasis kompetensi merupakan kata kunci agar

perusahaan yang sukses memiliki life cycle yang panjang. Di samping itu,

perhatian manajemen sumber daya manusia dalam hal mengembangkan

pegawai yang diinginkan untuk mengisi jabatan dan rincian mengenai

jumlah yang nanti akan menempati jabatan tersebut. Dengan demikian

fungsi atau kegiatan pertama dalam manajemen SDM adalah mendapatkan

orang yang tepat, baik secara kualitas maupun kuantitasnya.

Untuk dapat meningkatkan kualitas pegawainya perlu

mengembangkan sumber daya manusia yang berpijak pada fakta bahwa

setiap tenaga kerja membutuhkan pengetahuan, keahlian dan ketrampilan

yang lebih baik, sehingga pegawai dapat mempersiapkan diri dalam

menghadapi perubahan pekerjaan atau jabatan yang diakibatkan karena

tuntutan masyarakat atau adanya teknologi-teknologi yang baru.

Sumber daya pegawai merupakan potensi yang harus dikembangkan,

dimanfaatkan dan diberdayakan guna menunjang pelaksanaan dan

penyelenggaraan kegiatan perusahaan. Pengembangan sumber daya pegawai

sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan atau potensi yang terdapat

pada diri setiap pegawai guna mewujudkan hasil yang optimal dalam

(13)

Upaya pengembangan tersebut salah satunya dilakukan melalui kegiatan dan

kesempatan untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan kerja atau disebut

dengan Diklat.

Pendidikan dan pelatihan memberikan ikhtisar kewajiban-kewajiban

dan tanggung jawab dari suatu jabatan, hubungannya dengan

jabatan-jabatan lain, pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan, dan kondisi

kerja didalam mana jabatan itu diselesaikan. Pendidikan dan pelatihan

diadakan untuk memberikan pengertian tentang tugas-tugas yang

terkandung dalam tiap jabatan, tetapi juga bagaimana melaksanakan

tugas-tugas itu.

Informasi analisis jabatan mempunyai peranan yang sangat penting

dalam perencanaan sumber daya manusia. Para perencanaan-perencanaan

sumber daya manusia menggunakan analisis jabatan dalam membandingkan

kecakapan dari para pegawai yang diperlukan dengan kecakapan yang

sesungguhnya ada untuk mengisi suatu jabatan tertentu dalam organisasi

sampai tingkat dimana kecakapan yang sesungguhnya sudah tidak sesuai

lagi dengan kecakapan yang dibutuhkan. Sehingga organisasi bisa

mengambil beberapa tindakan untuk mengurangi ketidak sesuaian tesebut.

PT PLN (Persero) P3B Jawa- Bali ini adalah sebuah Unit Bisnis

Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Jawa Bali yang letaknya berada

di Jawa timur. Perusahaan ini sangat memperhatikan sistem pendidikan dan

(14)

memelihara kompetensi pegawai serta internalisasi nilai-nilai perseroan

dalam penyelenggaraan diklat sesuai dengan kebutuhan diklat.

Dengan diselenggarakannya diklat tersebut, perusahaan mendapatkan

pegawai yang berkompeten dan mampu mengoptimalkan potensi diri dalam

berkarier di perseroan, sehingga setiap pegawai memiliki kesempatan untuk

mengikuti diklat profesi yang sesuai dengan bidang kompetensi yang

dimiliki. Dengan latar belakang permasalahan seperti diuraikan diatas

, maka Penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dalam bentuk skripsi

dengan judul “ PENGARUH PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

(DIKLAT) TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA PT. PLN P3B

JAWA BALI DI SURABAYA.”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat disusun suatu rumusan

masalah sebagai berikut :

1. Apakah ada pengaruh pendidikan dan pelatihan kerja secara simultan

terhadap kinerja pegawai PT. PLN P3B Jawa Bali di Surabaya ?

2. Apakah ada pengaruh pendidikan dan pelatihan kerja secara parsial

terhadap kinerja pegawai PT. PLN P3B Jawa Bali di Surabaya ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka dapat disusun suatu

(15)

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pendidikan dan pelatihan

secara simultan terhadap kinerja pegawai pada PT. PLN P3B Surabaya.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pendidikan dan pelatihan

secara parsial terhadap kinerja pegawai pegawai pada PT. PLN P3B

Surabaya.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi Penulis

Guna meningkatkan pemahaman dan menambah pengetahuan tentang

ilmu Manajemen Sumber Daya Manusia, serta pengalaman dalam bidang

pendidikan dan pelatihan kerja.

2. Bagi Instansi

Dapat dijadikan bahan masukan yang bermanfaat bagi PT. PLN P3B

Jawa Bali di Surabaya.

3. Bagi Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran ” Jatim

Dapat digunakan sebagai acuan dan perbandingan untuk melakukan

penelitian sejenis dalam rangka mendapatkan hasil yang lebih baik di

masa yang akan datang, dan guna menambah referensi di perpustakaan

(16)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Manajemen Sumber Daya Manusia

2.1.1.1Pengertian Sumber Daya Manusia

Manajemen sumber daya manusia (MSDM), adalah suatu ilmu atau

cara bagaimana mengatur hubungan dan peranan sumber daya (tenaga kerja)

yang dimiliki oleh individu secara efisien dan efektif serta dapat digunakan

secara maksimal sehingga tercapai tujuan (goal) bersama perusahaan,

karyawan dan masyarakat menjadi maksimal. MSDM didasari pada suatu

konsep bahwa setiap karyawan adalah Manusia - bukan mesin - dan bukan

semata menjadi sumber daya bisnis.

Keberadaan tenaga kerja sebagai salah satu faktor produksi sangat

penting artinya bagi organisasi. Dalam perkembangannya, organisasi akan

menghadapi permasalahan tenaga kerja yang semakin kompleks, dengan

demikian pengelolaan sumber daya manusia harus dilakukan secara

profesional oleh departemen tersendiri dalam suatu organisasi, yaitu Human

Resource Departement.

Sumber daya manusia sebagai salah satu unsur penunjang organisasi,

dapat diartikan sebagai manusia yang bekerja di lingkungan suatu organisasi

(disebut personil, tenaga kerja, pekerja/karyawan) atau potensi manusiawi

(17)

yang merupakan asset & berfungsi sebagai modal non-material dalam

organisasi bisnis, yang dpt diwujudkan menjadi potensi nyata secara fisik

dan non-fisik dalam mewujudkan eksistensi organisasi (Nawawi, 2000).

Unsur MSDM adalah Manusia. Manajemen sumber daya manusia

juga menyangkut desain dan implementasi sistem perencanaan, penyusunan

karyawan, pengembangan karyawan, pengelolaan karier, evaluasi kinerja,

kompensasi karyawan dan hubungan ketenagakerjaan yang baik.

Manajemen sumber daya manusia melibatkan semua keputusan dan praktek

manajemen yang mempengaruhi secara langsung sumber daya manusianya.

Agar pengertian MSDM ini lebih jelas maka di bawah ini dirumuskan dan

dikutip definisi yang dikemukakan oleh para ahli ;

Menurut Henry Simamora (2004;4) Manajemen sumber daya manusia

adalah pendayagunaan, pengembangan, penilaian, pemberian balas jasa dan

pengelolaan individu, anggota organisasi atau kelompok karyawan.

Menurut Hasibuan Malayu (2001;10) Manajemen sumber daya

manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja

agar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaan,

karyawan dan masyarakat.

Sedangkan Manajemen sumber daya manusia yang didefinisikan oleh

Desler (2005;40) adalah kebijakan dan praktik yang dibutuhkan seseorang

untuk menjalankan aspek “orang” atau sumber daya manusia dari posisi

seorang manajemen, meliputi: perekrutan, penyaringan, pelatihan,

(18)

erat dengan pengelolaan individu-individu yang terlibat dalam organisasi,

sehingga setiap individu ini dapat memberikan kontribusi dalam pencapaian

tujuan organisasi.

Dari pengertian diatas dapat juga disimpulkan bahwa tanggung jawab

manajemen sumber daya manusia mempunyai peranan yang penting untuk

mendukung pencapaian tujuan organisasi.

2.1.1.2 Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen sumber daya manusia secara fungsional memiliki

beberapa fungsi, dimana fungsi-fungsi tersebut terkait satu dengan lainnya,

dan aktivitas yang dijalankan oleh MSDM sesuai dengan fungsi yang

dimilikinya, dengan tujuan peningkatan produktivitas, kualitas kehidupan

kerja dan pelayanan.

Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) di dalam

perusahaan harus mampu untuk menjadi mitra kerja yang dapat diandalkan,

baik oleh para pimpinan puncak perusahaan, maupun manajer lini. Selain itu

juga, fungsi MSDM harus dapat memberikan contoh kepada fungsi-fungsi

lain di dalam perusahaan dalam hal memulai dan menerima suatu

perubahan.

Dalam atmosfir perusahaan fungsi MSDM dituntut untuk mulai

melakukan perubahan yang mendasar dalam memainkan perannya di

perusahaan. Dengan perubahan ini, maka fungsi MSDM dapat memberikan

nilai tambah kepada bisnis perusahaan. Mereka harus mampu untuk menjadi

(19)

administrasi, pendukung dan pendorong kemajuan karyawan, dan agen

perubahan yang selalu siap untuk menjadi katalisator terhadap perubahan

yang digulirkan oleh perusahaan. Peran tradisional sebagai pelaksana

administrasi dan penjaga peraturan sudah selayaknya diperbaharui dan

diperluas.

Guna mewujudkan peran seperti yang diharapkan di atas, tentunya

memerlukan kerja keras dan tekad yang kuat dari para praktisi SDM untuk

secara terus-menerus meningkatkan pengetahuan dan ketrampilannya di

bidang-bidang yang selama ini mungkin kurang mendapatkan perhatian,

seperti bisnis dan finansial, maupun di bidang-bidang yang selama ini

menjadi bagian dari fungsi SDM (Rekrutmen dan Seleksi, Pelatihan,

Administrasi Personalia, Hubungan Industrial,dll). Investasi di bidang

sistem informasi SDM juga layak untuk dipertimbangkan, sebagai salah satu

cara yang dapat dilakukan untuk membuat kinerja dari fungsi SDM menjadi

lebih efisien dan efektif.

Fungsi perencanaan (planning) MSDM merupakan fungsi yang dinilai

esensial, karena menyangkut rencana pengelolaan SDM organisasi baik

dalam jangka pendek maupun jangka panjang dimana hal tersebut berkaitan

erat dengan operasionalisasi organisasi dan kelancaran kerja yang ada di

dalamnya.

Fungsi pengadaan (procurement) merupakan fungsi MSDM dalam

usaha untuk memperoleh jenis dan jumlah SDM yang tepat, yang diperlukan

(20)

Fungsi Pengembangan (development) berkaitan erat dengan

peningkatan ketrampilan dan kemampuan yang diupayakan melalui jalur

pelatihan maupun pendidikan terhadap SDM yang ada. Juga berbagai

bentuk pengembangan diri untuk para karyawan yang berprestasi.

Fungsi Pemeliharaan (maintenance) berkaitan dengan upaya

mempertahankan kemauan dan kemampuan kerja karyawan melalui

penerapan beberapa program yang dapat meningkatkan loyalitas dan

kebanggaan kerja.

Fungsi Penggunaan (use) menekankan pada pelaksanaan berbagai

tugas dan pekerjaan oleh karyawan serta jenjang peningkatan posisi

karyawan. Selain itu berkaitan pula dengan kontraprestasi untuk karyawan

yang telah berhenti bekerja, baik yang sementara atau permanen maupun

akibat pemutusan hubungan kerja sepihak.

(21)

2.1.1.3 Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen Sumber Daya Manusia diperlukan untuk meningkatkan

efektivitas sumber daya manusia dalam organisasi. Tujuannya adalah

memberikan kepada organisasi satuan kerja yang efektif.

Untuk mencapai tujuan ini, studi tentang manajemen personalia akan

menunjukkan bagaimana seharusnya perusahaan mendapatkan,

mengembangkan, menggunakan, mengevaluasi, dan memelihara karyawan

dalam jumlah (kuantitas) dan tipe (kualitas) yang tepat.

Menurut Soekidjo (2003:118) tujuan Sumber Daya Manusia, adalah

sebagai berikut :

a. Tujuan masyarakat

Untuk bertanggung jawab secara sosial dalam hal kebutuhan dan

tantangan yang timbul dari masyarakat. Suatu organisasi yang berada

ditengah masyarakat diharapkan membawa manfaat atau keuntungan,

oleh sebab itu organisasi mempunyai tanggung jawab dalam mengelola

sumber daya manusia.

b. Tujuan organisasi

Untuk mengenal bahwa manajemen sumber daya manusiaa perlu

memberikan kontribusi terhadap pendayagunaan organisasi secara

keseluruhan. Manajemen sumber daya manusia bukanlah tujuan akhir

suatu proses melainkan suatu perangkat atau alat untuk membantu

(22)

c. Tujuan fungsi

Untuk memelihara kontribusi bagian agar sumber daya manusia

meaksanakan tugasnya secara optimal. Dengan kata lain setiap karyawan

dalam organisasi harus dapat melaksanakan fungsi sebaik mungkin.

d. Tujuan proposal

Untuk membantu karyawan mencapai tujuan pribadinya dalam rangka

pencapaian tujuan organisasi,tujuan pribadi karyawan seharusnya

dipenuhi dan ini sudah merupakan motivasi dan pemeliharaan terhadap

karyawan.

2.1.1.4 Manfaat penerapan Manajemen Sumber Daya Manusia

Pengimplementasian manajemen SDM akan memberikan berbagai

manfaat bagi kegiatan pengorganisasian (Nawawi ; 2000:1) antara lain ;

a. Organisasi/perusahaan akan memiliki Sistem Informasi SDM yang

akurat.

b. Organisasi/perusahaan akan memiliki hasil analisis pekerjaan/jabatan,

berupa diskripsi dan atau spesifikasi pekerjaan/jabatan yang terkini

(up-to-date).

c. Organisasi/perusahaan memiliki kemampuan dalam menyusun dan

menetapkan Perencanaan SDM yang mendukung kegiatan bisnis.

d. Organisasi/perusahaan akan mampu meningkatkan efisiensi dan

efektivitas rekrutmen dan seleksi tenaga kerja.

e. Organisasi/perusahaan dapat melakukan kegiatan orientasi/sosialisasi

(23)

f. Organisasi/perusahaan dapat melaksanakan pelatihan secara efektif

dan efisien.

g. Organisasi/perusahaan dapat melaksanakan program pembinaan dan

pengembangan karier sesuai kondisi dan kebutuhan.

h. Organisasi/perusahaan dapat menyusun skala upah (gaji) dan

mengatur kegiatan berbagai keuntungan/manfaat lainnya dalam

mewujudkan sistem balas jasa bagi para pekerja.

Penerapan MSDM yang efektif, selain bermanfaat bagi perusahaan,

juga memberikan dampak positif terhadap para pegawai, antara lain :

1. Pekerja memperoleh rasa aman dan puas dalam bekerja.

2. Pekerja memperoleh jaminan keselamatan dan kesehatan kerja.

3. Manajemen SDM memungkinkan dan mempermudah pekerja

memperoleh keadilan dari perlakuan yang tidak menguntungkan.

4. Para pekerja melalui Manajemen SDM akan memperoleh upah/gaji dan

pembagian keuntungan/manfaat lainnya secara layak.

5. Manajemen SDM menciptakan dan memberikan suasana atau iklim kerja

yang menyenangkan (Nawawi, 2000).

2.1.2 Pendidikan dan Pelatihan ( Diklat )

2.1.2.1 Pengertian Pendidikan dan Pelatihan

Pendidikan pada hakekatnya adalah upaya-upaya untuk mengadakan

perubahan. Dalam prosesnya, untuk mencapai tujuan pendidikan

dibutuhkan tenaga, waktu dan seperangkat informasi yang harus

(24)

Pendidikan sangat berkaitan untuk mempersiapkan calon tenaga kerja

yang diperlukan oleh instansi atau organisasi. Pendidikan di dalam suatu

organisasi adalah suatu proses pengembangan kemampuan ke arah yang

diinginkan oleh organisasi yang bersangkutan. Pendidikan juga sama

halnya dengan memberikan pengetahuan pada calon pegawai baru.

Menurut Flippo (2000:69) Pendidikan adalah berhubungan dengan

peningkatan pengetahuan umum dan pemahaman atas lingkungan kita

secara menyeluruh. Dan pendidikan lebih bersifat teoritis dalam waktu

relatif panjang dibandingkan dengan pelatihan.

Pelatihan bertujuan untuk mengetahui secara komprehensif mengenai

perencanaan, pengaturan, pengendalian, evaluasi serta pengembangan

atau perbaikan metode/prosedur/tata kerja yang berkaitan dengan

pengelolaan sumberdaya manusia perusahaan.

Sedangkan menurut Sikula (2001:70) Latihan adalah proses

pendidikan jangka pendek dengan menggunakan prosedur yang

sistematis dan terorganisir, dengan mana pegawai operasional akan

belajar pengetahuan teknik dan keahlian untuk tujuan tertentu.

Dari definisi diatas jelas kiranya bahwa pelatihan dimaksudkan untuk

memperbaiki penguasaan berbagai ketrampilan dan teknik pelaksanaan

pekerjaan tertentu dalam waktu relatif singkat yang ditujukan untuk

golongan non manager. Sedangkan pendidikan lebih bersifat teoritis

dalam waktu relatif panjang dibandingkan dengan pelatihan dan

(25)

Pendidikan dan Pelatihan merupakan usaha untuk mengurangi bahkan

menghilangkan kesenjangan antara unsur-unsur yang dimiliki seorang

pegawai dengan unsur-unsur yang dikehendaki organisasi. Usaha

tersebut dilakukan melalui peningkatan kemampuan kerja yang dimiliki

pegawai dengan cara menambah pengetahuan dan ketrampilannya.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 101 Tahun 2000

Tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai, menyatakan bahwa

untuk membentuk sosok Pegawai , diperlukan Pendidikan & Pelatihan

yang mengarah pada :

1. Peningkatan sikap dan semangat pengabdian yang berorientasi pada

kepentingan masyarakat, bangsa, negara, dan tanah air.

2. Peningkatan kompetensi teknis, manajerial, dan atau kepemimpinannya.

3. Peningkatan dengan semangat kerja sama dan tanggung jawab sesuai

dengan lingkungan kerja dan organisasi.

Dasar pemikiran yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah tersebut

adalah :

1. Pendidikan & pelatihan merupakan bagian integral dari sistem

pembinaan Pegawai.

2. Pendidikan & pelatihan mempunyai keterkaitan dengan pengembangan

karier Pegawai.

3. Sistem Pendidikan & pelatihan meliputi proses identifikasi kebutuhan,

(26)

4. Pendidikan & pelatihan diarahkan untuk mempersiapkan Pegawai agar

memenuhi persyaratan jabatan yang ditentukan dan kebutuhan

organisasi, termasuk pengadaan kader pimpinan dan staf.

Program pendidikan dan pelatihan bertujuan untuk meningkatkan

pengetahuan, ketrampilan dan sikap, demi tercapainya prestasi kerja

pegawai yang semakin baik, sebagaimana tujuan yang ingin dicapai oleh

suatu instansi yaitu meningkatkan efektifitas kerja dan menjaga

kestabilannya. Untuk menghadapi tuntutan dan tugas sekarang dan terutama

untuk menjawab tantangan masa depan, pendidikan dan pelatihan

merupakan suatu keharusan. Menurut Hasibuan (2005:70) ada beberapa

tujuan yang ingin dicapai dengan mengadakan pendidikan dan pelatihan

antara lain sebagai berikut :

1. Produktivitas kerja.

Melalui pendidikan dan pelatihan maka produktivitas kerja pegawai akan

meningkatkan, kualitas produksi semakin baik, karena technical skil dan

managerial skill pegawai yang semakin baik.

2. Efisiensi.

Pendidikan dan pelatihan bertujuan untuk meningkatkan efisiensi tenaga

kerja, waktu, bahan baku dan mengurangi ausnya mesin-mesin.

3. Pelayanan.

Pendidikan dan pelatihan bertujuan untuk meningkatkan pelayanan yang

(27)

pemberian pelayanan yang baik merupakan daya tarik yang sangat

penting.

4. Moral.

Melalui pendidikan dan pelatiahan maka moral para pegawai akan lebih

baik karena keahlian dan ketrampilan sesuai dengan pekerjaannya

sehingga mereka antusias untuk menjalankan tugasnya dengan baik.

5. Karir.

Dengan pendidikan dan pelatihan, kesempatan untuk meningkatkan karir

pegawai akan semakin besar, karena keahlian, ketrampilan dan prestasi

kerjanya lebih baik. Promosi ilmiah biasanya di dasarkan kepada

keahlian dan prestasi kerja seseorang.

6. Konseptual.

Dengan pendidikan dan pelatihan pimpinan akan semakin cakap dan

cepat dalam mengambil keputusan yang lebih baik.

7. Kepemimpinan.

Dengan pendidikan dan pelatihan kepemimpinan seseorang akan lebih

baik, hubungan anatar teman sekerja akan menjadi lues, motivasinya

akan lebih terarah sehingga pembinaan kerja sama vertikal dan horizontal

semakin harmonis.

8. Balas jasa.

Dengan pendidikan dan pelatihan, maka balas jasa (gaji,upah,insentif)

(28)

Menurut Hasibuan (2005:76-78) faktor-faktor yang mempengaruhi

pendidikan dan pelatihan yaitu:

1. Peserta

Peserta pelatihan mempunyai latar belakang yang tidak sama atau

heterogen seperti pendidikan dasar, pengalaman kerjanya, usianya dan

lain sebagainya. Hal ini akan menyulitkan dan menghambat kelancaran

pelaksanaan latihan dan pendidikan karena daya tangkap, persepsi dan

daya nalar mereka tehadap pelajaran yang diberikan berbeda.

2. Pelatih/Instruktur

Pelatih atau instruktur yang ahli dan cakap mentranfer pengetahuannya

kepada para peserta latihan dan pendidikan sulit didapat. Akibatnya

sasaran yang diinginkan tidak tercapai. Misalnya ada pelatih yang ahli

dan pintar tetapi tidak dapat mengajar dan berkomunikasi secara efektif

atau teaching skillnya tidak efektif, jadi dia hanya pintar serta ahli untuk

dirinya sendiri.

3. Fasilitas pelatihan

Fasilitas sarana dan prasarana dibutuhkan untuk pelatihan itu sangat

kurang atau tidak baik. Misalnya buku-buku, alat-alat, mesin-mesin yang

akan digunakan untuk praktek kurang atau tidak ada. Hal ini akan

menyulitkan dan mengahambat lancarnya pelatihan.

4. Kurikulum

Kurikulum yang ditetapkan dan diajarkan kurang serasi atau

(29)

diinginkan oleh pekerjaan atau jabatan peserta bersangkutan. Untuk

menetapkan kurikulum dan waktu mengajarkan yang tepat sangat sulit.

5. Dana pelatihan

Dana yang tersedia untuk pelatihan sangat terbatas sehingga sering

dilakukan secara terpaksa bahkan pelatih maupun sarananya kurang

memenuhi persyaratan yang dibutuhkan.

Pendidikan dan pelatihan merupakan upaya untuk pengembangan sumber

daya manusia, terutama untuk pengembangan aspek kemampuan intelektual

dan kepribadian manusia. Penggunaan istilah pendidikan dan pelatihan

dalam suatu institusi atau organisasi biasanya disatukan menjadi diklat

(pendidikan dan pelatihan). Unit yang menangani pendidikan dan pelatihan

pegawai lazim disebut PUSDIKLAT (Pusat pendidikan dan Pelatihan).

Pendidikan dan pelatihan merupakan salah satu faktor yang penting dalam

pengembangan sumber daya manusia. Pendidikan dan pelatihan tidak saja

menambah pengetahuan, akan tetapi juga meningkatkan keterampilan

bekerja, dengan demikian meningkatkan produktivitas kerja. Pengembangan

sumber daya manusia dalam suatu organisasi adalah upaya peningkatan

kemampuan pegawai yang dalam penelitian ini dilakukan melalui

pendidikan dan pelatihan dalam rangka mencapai tujuan organisasi secara

efisien dan efektif.

Pendidikan dan latihan menurut Manullang (2004:203) adalah sebagai

kegiatan perusahaan yanng didesain untuk memperbaiki atau meningkatkan

(30)

perusahaan sehingga pegawai yang bersangkutan lebih maju dalam

melaksanakan tugas tertentu.

Adapun yang dimaksudkan dengan pendidikan dan pelatihan menurut

Keputusan Direksi PT.PLN (Persero) Nomor : 412.K/DIR/2008 Pasal 2

tentang Sisitem Pendidikan dan Pelatihan kerja adalah untuk membangun,

meningkatkan, dan memelihara kompetensi pegawai serta internalisasi

nilai-nilai Perseroan dalam penyelenggaran diklat sesuai dengan kebutuhan

diklat.

Pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia berhubungan erat dengan

penilaian terhadap hasil pekerjaan mereka, artinya pelatihan dilaksanakan

setelah ada hasil penilaian. Pelatihan dilakukan agar para pegawai memiliki

pengetahuan, kemampuan dan keterampilan sesuai dengan tuntutan

pekerjaan yang mereka lakukan.

Melaksanakan pelatihan berarti mengembangkan pengetahuan para

pegawai untuk lebih mengenal dan memahami :

1. Seluk beluk pelaksanaan pekerjaan lebih mendalam.

2. Perkembangan perusahaan.

3. Sasaran yang akan dicapai perusahaan.

4. Perlunya kerjasama dalam melaksanakan pekerjaan.

5. Informasi yang disampaikan perusahaan.

6. Kesulitan-kesulitan yang dihadapi perusahaan.

7. Hubungan-hubungan dengan lingkungan.

(31)

9. Sistem dan prosedur yang digunakan dalam pelaksanaan tugas

perusahaan.

2.1.2.2 Prinsip Pelaksanaan Pelatihan

Pelatihan dapat dipandang sebagai salah satu bentuk investasi. Oleh

karena itu bagi setiap organisasi yang ingin berkembang, maka pelatihan

bagi pegawainya harus mendapat perhatian yang besar.

Beberapa hal yang sangat penting untuk diperhatikan didalam

menyelenggarakan progam pelatihan menurut Manullang (2000:70)

adalah :

a) Individual differences (Perbedaan Individu)

Didalam merencanakan suatu progam pelatihan seorang instruktur

harus menyadari akan adanya individu dari masing-masing peserta.

Daya tangkap dari peserta berbeda-beda dan selain itu masih ada

perbedaan lainnya seperti perbedaan latar belakang, pendidikan,

pengalaman, dan minat.

b) Motivation (Motivasi)

Motivasi merupakan faktor yang penting dalam membangkitkan

semangat belajar setiap individu yang mempunyai tujuan tertentu

dihubungkan dengan keperluannya sehingga individu tersebut akan lebih

(32)

c) Pelatihan to job analysis (Hubungan dengan analisa jabatan)

Keterangan dari analisa jabatan harus menunjukkan pengetahuan

kecakapan apa yang diperlukan oleh masing-masing jabatan tersebut

sehingga progam pelatihan disesuaikan dengan kebutuhan tersebut.

d) Selection of trainess (Pemilihan Peserta)

Selain untuk pegawai baru progam pelatihan juga diperuntukkan

untuk pegawai lama, agar mereka dapat menghadapi tantangan-tantangan

baru yang ada dalam pekerjaan.

e) Selection of trainer (Pemilihan Pelatih / Instruktur)

Tidak semua orang dapat menjadi pengajar yang baik. Karena itulah

dengan pelatihan tenaga pengajar haruslah orang yang diseleksi, agar

pelatihan dapat berjalan dengan baik dan efektif. Selain itu tenaga

pengajar haruslah dengan yang terdidik, berminat, mempunyai

kesanggupan untuk mengajar dan orang yang ahli dibidang yang akan ia

latihkan pada pegawai.

f) Trainer training (Pendidikan bagi para pelatih)

Para pelatih haruslah orang yang sudah mendapatkan pendidikan

khusus untuk menjadi tenaga pelatih, karena tidak semua orang dapat

melatih orang lain meskipun mereka mempunyai pengetahuan yang

(33)

g) Training Methods (Metode Pelatihan)

Metode pelatihan harus cocok kepada jenis latihan yang diberikan,

karena dalam progam pelatihan harus diperhatikan metode pendidikan

yang bagaimana harus dianut dalam pemberian pendidikan.

h) Principles of Learning (Prinsip Belajar)

Menurut Hariandja (2002:185) ada beberapa prinsip dalam belajar

yang perlu diperhatikan yaitu ;

1. Participation, yaitu mengarahkan peserta agar ikut aktif dalam

progam pelatihan, dengan berpartisipasi maka para peserta akan lebih

cepat mengetahui dan menguasai apa yang telah diberikan.

2. Repetition, yaitu pengulangan materi dalam pelaksanaan pelatihan

agar peserta lebih cepat mengingat dan memahami apa yang telah

diajarkan.

3. Relevance, yaitu pelatih menerangkan secara menyeluruh mengenai

suatu pekerjaan agar peserta dapat mengetahui dengan jelas mengenai

pekerjaan dan tugas-tugasnya.

4. Transference, yaitu materi yang diabaikan dalam pelatihan harus

sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan yang dihadapi dalam

pekerjaannya.

5. Feed back, yaitu pemberian informasi mengenai kemajuan para

peserta progam pelatihan sehingga mereka mengetahui apa yang telah

dicapainya, dengan demikian diharapkan dapat meningkatkan

(34)

Dari beberapa prinsip diatas dapat kita lihat bahwa pelatihan harus

benar-benar diperhatikan dan dilaksanakan dengan baik karena untuk

melaksanakan pelatihan diperlukan bantuan dari beberapa pihak dan melalui

beberapa proses yang ketat. Jika prinsip diatas dilakukan maka pelatihan

yang dilakukan perusahaan akan menghasilkan kemajuan pegawai dalam

melaksanakan pekerjaannya dan menghasilkan keuntungan bagi perusahaan

tersendiri.

2.1.2.3 Metode Progam Pelatihan

Pemilihan metode atau teknik pelatihan yang digunakan perusahaan

melalui beberapa pertimbangan, menurut Hariandja (2002:186) pada

dasarnya ada dua metode yang digunakan dalam progam pelatihan,yaitu :

1. Metode pelatihan On the Job training

Para peserta langsung bekerja ditempat untuk belajar dan meniru suatu

pekerjaan dibawah bimbingan seorang pengawas. Metode ini dibedakan

kedalam :

a. Job instruction training atau latihan instruksi jabatan yaitu pelatihan

dimana ditentukan oleh seseorang biasanya manager atau supervisor

bertindak sebagai pelatih untuk menginstruksikan bagaimana untuk

melakukan pekerjaan tertentu dalam proses kerja.

b. Coaching adalah bentuk pelatihan yang dilakukan ditempat kerja oleh

atasan dengan mebimbing petugas melakukannya secara informal dan

(35)

c. Job rotation adalah progam yang direncanakan secara formal dengan

cara menugaskan pegawai pada beberapa pekerjaan yang berbeda dan

dalam bagian yang berbeda untuk menambah pengetahuan mengenai

pekerjaan dalam perusahaan.

d. Apprenticeship adalah pelatihan mengkombinasikan antara pelajaran

dikelas dengan praktek dilapangan.

2. Metode pelatihan off the Job training

Para peserta diberikan informasi melalui beberapa penyajian / persentasi

diantaranya adalah melalui :

a. Lecture atau kuliah adalah persentasi atau ceramah yang diberikan

oleh pelatih/pengajar kepada sekelompok pendengar, pengajar, dapat

menggunakan beberapa alat peraga, memberikan waktu untuk diskusi.

Metode ini biasanya digunakan untuk memberikan pengetahuan

umum bagi peserta.

b. Video presentation atau presentasi atau pelajaran yang disajikan

melalui film,televisi, atau video tentang pengetahuan atau bagaimana

melakukan suatu pekerjaan.

c. Vestibule training / simulation adalah latihan yang diberikan disebuah

tempat yang khusus dirancang seperti tempat kerja .

d. Role playing adalah metode pelatihan yang dilakukan dengan cara

peserta diberi peran tertentu untuk bertindak dalam situasi khusus,

pelatihan ini dimaksudkan untuk dapat merasakan apa yang dirasakan

(36)

e. Case study adalah studi kasus yang dilakukan dengan memberikan

beberapa kasus tertentu , kemudian peserta diminta memecahkan

kasus tersebut melalui diskusi kelompok.

f. Self study adalah meminta peserta untuk belajar sendiri melalui

rancangan materi yang disusun dengan baik, seperti melalui bahan

bacaan, video, dan kaset.

g. Progam learning adalah progam bentuk lain dari self study yaitu

menyiapkan seperangkat pertanyaan dan jawabannya secara tertulis

dalam buku, atau dalam sebuah progam komputer.

h. Laboratory learning adaah latihan untuk meningkatkan kemampuan

hubungan antar pribadi melalui berbagai pengalaman, perasaan,

persepsi, dan perilaku dibeberapa antara peserta.

i. Action learning atau belajar bertindak adalah proses belajar melalui

kelompok kecil dalam memecahkan berbagai persoalan dalam

pekerjaan, yang dibantu oleh seorang ahli bisa dari dalam perusahaan

atau dari luar perusahaan.

Metode praktek yang digunakan dalam pelatihan sesungguhnya sangat

bervariasi dan disesuaikan dengan kebutuhan akan pelatihan dalam suatu

perusahaan, apapun metode yang digunakan semuanya bertujuan untuk

meningkatkan kinerja para pegawai.

Menurut (Soekidjo Notoatmodjo, 1991) program pendidikan dan

pelatihan bagi suatu perusahaan memiliki arti penting antara lain sebagai

(37)

a) Sumber daya manusia atau pegawai yang menduduki suatu jabatan

tertentu dalam organisasi, belum tentu mempunyai kemampuan yang

sesuai dengan persyaratan yang diperlukan dalam jabatan tersebut. Hal

ini terjadi karena sering seseorang menduduki jabatan tertentu bukan

karena kemampuannya, melainkan karena tersedianya formasi. Oleh

sebab itu pegawai atau staf baru ini perlu penambahan kemampuan yang

mereka perlukan.

b) Dengan adanya kemajuan ilmu dan teknologi, jelas akan mempengaruhi

suatu organisasi atau instansi. Oleh sebab itu jabatan-jabatan yang dulu

belum diperlukan, sekarang diperlukan. Kemampuan orang yang akan

menempati jabatan tersebut kadang-kadang tidak ada. Dengan demikian

maka diperlukan penambahan atau peningkatan kemampuan yang

diperlukan oleh jabatan tersebut.

c) Promosi dalam suatu organisasi adalah suatu keharusan apabila

organisasi itu mau berkembang. Pentingnya promosi bagi seseorang

adalah sebagai salah satu ”reward dan insentive” (ganjaran dan

perangsang).

d) Didalam masa pembangunan ini organisasi atau instansi, baik

pemerintah maupun swasta merasa terpanggil untuk menyelenggarakan

pelatihan-pelatihan bagi para pegawainya agar diperoleh efektivitas dan

(38)

2.1.2.4 Jenis - jenis Diklat

Menurut Keputusan Direksi PT. PLN (PERSERO) Nomor :

412.K/DIR/2008 Pasal 3 tentang Sisitem Pendidikan dan Pelatihan

Pegawai PT. PLN, menyebutkan jenis-jenis perbedaan diklat di lingkungan

Perseroan, yaitu sebagai berikut ;

a) Diklat Seleksi Pegawai baru

b) Diklat Profesi

c) Diklat Penjenjangan

d) Diklat Penunjang

e) Diklat Pembekalan Masa Purna Bakti

A.Diklat seleksi Pegawai Baru

1) Diklat seleksi Pegawai baru diberikan kepada seseorang sebagai proses

rekrutmen pegawai untuk dapat diangkat menjadi Pegawai baru;

2) Diklat seleksi Pegawai baru, terdiri dari :

a. Diklat Prajabatan

• Progam Diklat Prajabatan, terdiri dari ;

1. Pembinaan Fisik dan mental,

2. pengenalan Perseroan,

3. Pembidangan sesuai dengan proyeksi jabatan pertama di

Perseroan,

4. Pembidangan sesuai dengan proyeksi jabatan pertama di

Perseroan, Pemagangan (On The Job Training) sesuai

(39)

• Jenis Diklat Prajabatan, tediri dari ;

1. Diklat Prajabatan S2,

2. Diklat Prajabatan S1,

3. Diklat Prajabatan D3,

4. Diklat Prajabatan D1.

b. Progam Co-operative Education

1. Peserta progam Co-op dapat dinyatakan lulus apabila

mendapatkan sertifikat kompetensi sebagaimana diatur

dalam Edaran Direksi PT. PLN (Persero) mengenai

Progam Co-Operative Education,

2. Peserta Progam Co-op yang telah dinyatakan lulus dapat

mengikuti proses Rekrutmen Pegawai secara langsug ke

tahap seleksi kesehatan dan seterusnya sampai dengan

mengikuti Diklat Prajabatan sebagaimana sudah

dijelaskan diatas.

c. Progam Kerja sama dengan lembaga pendidikan tinggi

1. Progam kerja sama dengan lembaga pendidikan tinggi

merupakan Diklat yang dilaksanakan untuk memperoleh

calon pegawai dengan kualifikasi pendidikan (D1) atau

Sertifikasi Pendidikan 1 tahun, Diploma Tiga (D3), atau

Strata Satu (S1).

2. Biaya pendidikan progam kerjasama dengan Lembaga

(40)

3. Peserta Progam kerjasama dengan Lembaga Pendidikan

Tinggi yang telah dinyatakan lulus dapat mengikuti proses

Rekrutmen Pegawai secara langsung ke tahap Progam Diklat

Prajabatan sebagaimana sudah dijelaskan diatas.

B.Diklat Profesi

1) Setiap pegawai diberi kesempatan untuk mengikuti Diklat Profesi sesuai

dengan bidang kompetensi yang dimiliki,

2) Diklat profesi dapat dilaksanakan oleh Pusdiklat atau Pusdiklat bekerja

sama dengan Institusi berakreditasi dan memiliki wewenang memberikan

sertifikat kompetensi yang terakreditasi berskala Nasional,

3) Pegawai yang lulus Diklat Profesi yang dilaksanakan oleh Pusdiklat

diberikan sertifikat Kompetensi yang berlaku di lingkungan Perseroan,

4) Pegawai yang lulus Diklat Profesi yang dilaksanakan oleh Pusdiklat

bekerja sama dengan Institusi berakreditasi diberikan sertifikasi bersakala

Nasional.

C.Diklat Penjenjangan

1) Setiap pegawai diberi kesempatan untuk mengikuti Diklat Penjenjangan

sesuai dengan kebutuhan Kompetensi Jabatan baik Jabatan Struktural

atau Jabatan Fungsional yang diproyeksikan,

2) Diklat penjenjangan sebagaimana dimaksudkan diatas terdiri dari ;

• Executive Education terdiri dari ;

a. Executive Education I

(41)

c. Executive Education III

d. Executive Education IV

• Strategic Specialist Education terdiri dari ;

a. Strategic Specialist Education I

b. Strategic Specialist Education II

c. Strategic Specialist Education III

d. Strategic Specialist Education IV

3) Pelakasanaan Diklat penjenjangan dilakukan oleh Pusdiklat yang

penyelenggaraannya dapat bekerjasama dengan Institusi yang memiliki

pengalaman dan kompeten dalam menyelenggarakan Diklat

Penjenjangan sebagaimana dijelaskan diatas.

D. Diklat Penunjang

1) Diklat penunjang dapat dilaksanakan melalui :

a. Pendidikan formal, untuk mendapatkan pegawai dengan kualifikasi

pendidikan formal strata tiga (S3) , strata dua (S2) , strata satu (S1),

Diploma tiga (D3), Diploma satu (D1) .

b. Workshop /Lokakarya / Seminar, dilaksanakan untuk menambah

wawasan serta menunjang pekerjaan saat ini.

c. Pengelolaan Pengetahuan harus diberdayakan di setiap lingkungan

PLN, untuk mendapatkan :

1. Solusi atas permasalahan operasional secara sistematik,

2. Sistem pendekatan baru, terobosan sistem kerja yang lebih

(42)

3. Sarana belajar atas pengalaman kesuksesan dan kegagalan masa

lalu,

4. Percepatan proses pengalihan pengetahuan dan pengalaman di

lingkungan perusahaan,

5. Knowledge Inovation, aktivitas yang menggambarkan berbagai

usaha pembaharuan, terobosan yang dilakukan pegawai.

E.Diklat Pembekalan Masa Purna Bakti

1) Untuk memberikan bekal kepada pegawai yang akan memasuki masa

pensiun, bagi setiap pegawai memasuki usia 50 (lima puluh) tahun atau

lebih berhak untuk mengikuti Diklat Pembekalan Masa Purna Bakti

yang dilaksanakan oleh Pusdiklat dan atau bekerja sama dengan

lembaga Diklat lainnya di dalam negeri,

2) Diklat pembekalan Masa Purna Bakti dilaksanakan sesuai minat

Pegawai dan dapat diikuti oleh pegawai dan suami / isteri pegawai

sesuai dengan kemampuan keuangan perseroan,

3) Pegawai dan suami / isteri yang melaksanakan Diklat Pembekalan Masa

Purna Bakti diberikan biaya perjalanan Dinas paling banyak 1 (satu)

kali dan pa;ing banyak 1 (satu) kali dan paling lama 10 (sepuluh) hari

kerja.

2.1.2.5 Tujuan Diklat

Menurut Keputusan Direksi PT. PLN (PERSERO) Nomor :

412.K/DIR/2008 Pasal 2 tentang Sisitem Pendidikan dan Pelatihan Pegawai

(43)

1) Menstandarisasi penyelenggaraan Diklat guna membentuk,

meningkatkan, dan atau memelihara pengetahuan, keterampilan, dan

sikap kerja pegawai,

2) Mendapatkan pegawai yang memiliki kompetensi sesuai dengan

kebutuhan kompetensi Jabatan yang ditetapkan perseroan,

3) Mendapatkan pegawai yang mampu mengoptimalkan potensi diri dalam

berkarier di perseroan,

4) Memberikan tambahan pengetahuan dan ketrampilan yang berguna untuk

menjalani masa pensiun pegawai,

5) Menumbuh kembangkan sikap kerja sesuai dengan nilai-nilai Perseroan.

Sedangkan menurut pendapat Simamora (2004 : 277-278), Tujuan

Diklat adalah untuk ;

1. Memperbaiki Kinerja,

2. Memutakhirkan keahlian para karyawan sejalan dengang kemajuan

teknologi,

3. Mengurangi waktu pembelajaran bagi karyawan baru agar kompeten

dalam pekerjaan ,

4. Membantu memecahkan masalah operasioanal,

5. Mempersiapkan karyawan untuk promosi,

6. Mengorientasikan karyawan terhadap organisasi

(44)

2.1.2.6 Manfaat Diklat

Menurut Keputusan Direksi PT. PLN (PERSERO) Nomor :

412.K/DIR/2008 tentang Sisitem Pendidikan dan Pelatihan Pegawai PT.

PLN Manfaat yang diperoleh perusahaan bila perusahaan melaksanakan

kegiatan pendidikan dan pelatihan pegawai, adalah sebagai berikut :

1. M anfaat Pendidikan dan Pelat ihan bagi organisasi, yait u

a. Meningkatkan pengetahuan terhadap pekerjaan serta ketrampilan kerja

b. Meningkatkan moral kerja

c. Meningkatkan hubungan atasan dan bawahan

d. Meningkatkan produktifitas

2. M anfaat Pendidikan dan Pelat ihan bagi Pegaw ai, yait u

a. Membantu individu dalam pembuatan keputusan serta pemecahan

masalah secara efektif

b. Menciptakan motivasi, prestasi kerja, dan tanggung jawab

c. Mendorong dan menciptakan pengembangan diri serta kepercayaan

diri

d. Membantu penanganan stress, ketegangan, frustasi dan konflik

e. Meningkatkan kepuasan kerja

3. M anfaat Pendidikan dan Pelat ihan bagi M anajer, yait u

a. Memiliki anak buah yang Kompeten

b. Dapat mendelegasikan lebih banyak tugas dan tanggung jawab kepada

(45)

d. Tugas dan pekerjaan berjalan lancar walau tidak di tempat

e. Menunjang karir untuk memperoleh jabatan yang lebih tinggi

2.1.3 Kinerja Pegawai

2.1.3.1 Pengertian Kinerja Pegawai

Kinerja atau prestasi kerja berasal dari pengertian performance.

Kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam

melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan

atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu (Hasibuan

Malayu ; 2001:34 ).

Pegawai ialah mereka yang telah memenuhi syarat-syarat yang

ditentukan, diangkat, dipekerjakan, dan diberi penghasilan menurut

ketentuan yang berlaku di Perusahaan. Kinerja Pegawai adalah hasil

kerja dari kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai

dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang

diberikan kepadanya.

Pengertian kinerja menurut Iskandar (2005: 102) adalah Suatu

kemampuan dan keahlian seseorang dalam memahami tugas dan

fungsinya dalam bekerja. Sedangkan Mangkunegara (2000: 67)

berpendapat bahwa yang dimaksud dengan kinerja (prestasi kerja) adalah

Hasil kerja secara kualitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam

melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan

(46)

Menurut Danim (2004 : 47) bahwa kinerja merujuk kepada tingkat

keberhasilan dalam melaksanakan tugas serta kemampuan untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kinerja dinyatakan baik dan

sukses jika tujuan yang diinginkan dapat tercapai dengan baik.

Menurut Hund and Osborn dalam Rivai (2005 : 14) bahwa kinerja

sebagai kualitas dan kuantitas dari pencapaian tugas-tugas baik yang

dilakukan oleh individu, kelompok maupun perusahaan.

Tujuan setiap perusahaan adalah mencapai prestasi kerja yang baik

sehingga dengan prestasi kerja karyawan yang tinggi diharapkan

perusahaan akan mampu mencapai tujuan secara efektif. Prestasi kerja

yang tinggi akan cenderung lebih berusaha untuk meraih sukses dari

orang yang mempunyai prestasi kerja yang rendah. PT PLN (Persero)

P3B Jawa-Bali ini adalah sebuah Unit Bisnis Penyaluran dan Pusat

Pengatur Beban Jawa Bali yang letaknya berada di Jawa timur.

Perusahaan ini sangat memperhatikan sistem kinerja para pegawai dalam

membangun dan membina budaya pembelajar dan berprestasi serta

memotivasi pegawai untuk dapat meningkatkan kompetensi dan

kontribusi pegawai bagi perseroan dan menciptakan pemahaman bersama

antara perseroan dan pegawai mengenai tujuan yang harus dicapai.

Sehingga Perusahaan dapat memberikan kompensasi atau penghargaan

yang sepadan dengan kerja pegawai.

Menurut Bastian seperti yang dikutip oleh Tangkilisan (2001:329)

(47)

tugas dalam suatu organisasi, dalam upaya mewujudkan sasaran, tujuan,

misi dan visi organisasi tersebut.

Dari pengertian-pengertian diatas, maka penulis dapat menyimpulkan

bahwa kinerja merupakan suatu hasil kerja yang berhasil dicapai oleh

seseorang atau sekelompok orang baik dari segi kualitas maupun

kuantitas sesuai dengan tugas dan tanggung jawab dalam upaya

mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi.

2.1.3.2. Penilaian Kinerja Pegawai

Penilaian kinerja pegawai adalah hasil kerja dari kualitas dan kuantitas

yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya

sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Menurut Mejia

(2004 : 222-223) mengungkapkan bahwa penilaian kinerja merupakan

suatu proses yang terdiri dari :

1. Identifikasi, yaitu menentukan faktor-faktor kinerja yang berpengaruh

terhadap kesuksesan suatu organisasi. Hal ini dapat dilakukan dengan

mengacu pada hasil analisa jabatan.

2. Pengukuran, merupakan inti dari proses sistem penilaian kinerja. Pada

proses ini, pihak manajemen menentukan kinerja pegawai yang

bagaimana yang termasuk baik dan buruk. Manajemen dalam suatu

organisasi harus melakukan perbandingan dengan nilai-nilai standar atau

memperbandingkan kinerja antar pegawai yang memiliki kesamaan

(48)

3. Manajemen, proses ini merupakan tindak lanjut dari hasil penilaian

kinerja. Pihak manajemen harus berorientasi ke masa depan untuk

meningkatkan potensi pegawai di organisasi yang bersangkutan. Hal ini

dapat dilakukan dengan pemberian umpan balik dan pembinaan untuk

meningkatkan kinerja pegawainya.

Penilaian kinerja merupakan kegiatan mengukur atau menilai untuk

menetapkan seorang pegawai/karyawan sukses atau gagal dalam

melaksanakan pekerjaannya dengan menggunakan standar pekerjaan

sebagai tolok ukurnya. Penilaian kinerja di lingkungan PT. PLN P3B Jawa

Bali dikenal dengan sebutan SMUK atau Sistem Manajemen Unjuk Kerja

Pegawai. Penilaian kinerja tersebut dilaksanakan dengan menggunakan

daftar penilaian seperti formulir dengan unsur-unsur yang terdapat di

dalamnya, meliputi : perencanaan, pemantauan, dan penilaian, dimana

dalam kurun 1(satu) semester setiap tahunnya melakukan penilaian terhadap

kinerja pegawainya dan hasil kerjanya ini, divisi menganalisis dan

menentukan karyawan berprestasi. Berdasarkan kasus tersebut perusahaan

perlu mengadakan penilaian prestasi kerja karyawanya untuk mengetahui

prestasi kerja karyawanya agar dapat mencapai prestasi yang sebaik-baiknya

untuk kemajuan dan kualitas perusahaan tersebut.

Berdasarkan beberapa pendapat ahli diatas mengenai pengertian

penilaian kinerja dan manfaatnya, terdapat benang merah yang dapat

digunakan untuk menarik kesimpulan bahwa penilaian kinerja merupakan

(49)

mendukung kesuksesan organisasi atau yang terkait dengan pelaksanaan

tugasnya.

2.1.3.3 Indikator – indikator mengukur Kinerja Pegawai

Untuk mengetahui optimal atau tidaknya suatu kinerja dapat dilihat

dari indikator-indikator yang timbul dan yang digunakan untuk

mengukur kinerja tersebut. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh

Dwiyanto (dalam Pasolong,2006:50-51) mengenai indicator yang

digunakan untuk mengukur kinerja yaitu sebagai berikut :

a. Produktivitas, tidak hanya mengukur tingkat efisiensi, tetapi juga

mengukur efektivitas pelayanan. Dan pada umumnya dipahami sebagai

ratio antara input dan output.

b. Kualitas layanan, maksudnya bahwa kualitas dari pelayanan yang

diberikan sangat penting untuk dipertahankan.

c. Responsivitas, maksudnya bahwa birokrasi harus memiliki kemampuan

untuk mengenali kebutuhan masyarakat, menyusun agenda dan prioritas

pelayanan serta mengembangkan program-program pelayanan publik

sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat.

d. Responsibilitas, maksudnya bahwa pelaksanaan kegiatan harus dilakukan

sesuai dengan prinsip-prinsip administrasi yang benar dan kebijakan

birokrasi baik yang eksplisit maupun yang implisit.

e. Akuntabilitas, maksudnya bahwa sebarapa besar kebijakan dan kegiatan

(50)

dimana para pejabat politik tersebut dengan sendirinya akan selalu

memprioritaskan kepentingan rakyat.

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan di atas maka untuk

mengukur kinerja ternyata dapat dilakukan dengan menggunakan lima

indikator antara lain produktivitas, kualitas layanan, responsivitas,

responsibilitas dan akuntabilitas.

Sedangkan menurut Atmosoeprapto (2011:11) kinerja suatu organisasi

akan dipengaruhi oleh faktor internal maupun eksternal, antara lain :

1. Faktor Internal

a. Tujuan organisasi yaitu apa yang ingin dicapai oleh suatu organisasi.

b. Struktur organisasi sebagai hasil desain antara fungsi yang akan

dijalankan oleh unit organisasi dengan struktur formal yang ada.

c. Sumber Daya Manusia yaitu kualitas dan pengelolaan anggota

organisasi sebagai penggerak jalannya organisasi secara keseluruhan.

d. Budaya organisasi yaitu gaya dan identitas suatu organisasi dalam

pola kerja yang baku menjadi citra organisasi yang bersangkutan.

2. Faktor Eksternal

a. Faktor politik yaitu hal yang berhubungan dengan keseimbangan

kekuasaan negara yang berpengaruh pada keamanan organisasi untuk

berkarya secara maksimal.

b. Faktor ekonomi yaitu tingkat perkembangan ekonomi yang

(51)

untuk menggerakkan sektor-sektor lainnya sebagai suatu sistem

ekonomi yang lebih besar.

c. Faktor sosial yaitu orientasi nilai yang berkembang di tengah

masyarakat yang mempengaruhi pandangan mereka terhadap etos

kerja yang dibutuhkan bagi peningkatan kinerja organisasi.

2.1.3.4 Kinerja yang efektif

Menurut Mahis dan Jackson (2002 : 108) kinerja yang efektif adalah :

1. Konsisten dengan misi dari strategi organisasi

2. Menguntungkan sebagai alat pengembangan

3. Bermanfaat sebagai alat administrasi

4. Legal dan terkait dengan pekerjaan

5. Secara umum dipandang cukup adil oleh kinerja karyawan

6. Bermanfaat dalam mendokumentasikan kinerja.

2.1.4 Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan Kerja terhadap Kinerja Pegawai

Sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan merupakan faktor

yang menentukan tercapai atau tidaknya suatu tujuan perusahaan. Agar

tujuan perusahaan dapat tercapai maka dibutuhkan pegawai yang

terampil dan dapat menghadapi tantangan yang ada baik dari dalam

maupun dari luar perusahaan. Dengan kata lain perusahaan

membutuhkan pegawai dengan cara kerja yang baik agar dapat bersaing

(52)

kebutuhan akan pegawai yang memiliki cara kerja yang baik adalah

dengan mengadakan pendidikan dan pelatihan kerja.

Pendidikan & Pelatihan yang dimaksud Peraturan Pemerintah

Republik Indonesia Nomor 101 Tahun 2000 adalah proses

penyelenggaraan belajar mengajar dalam rangka meningkatkan

kemampuan Pegawai. Diklat menurut Manullang (2004 : 203) adalah

sebagai kegiatan perusahaan yang didesain untuk memperbaiki atau

meningkatkan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap pegawai yang sesuai

dengan kebutuhan perusahaan sehingga pegawai yang bersangkutan lebih

maju dalam melaksanakan tugas tertentu. Dengan terlaksananya tugas

atau pekerjaan dengan baik, maka kualitas kerja pegawai tersebut

meningkat, sehingga kinerja pegawai perusahaan tersebut dapat dinilai

meningkat pula.

Secara umum pendidikan dan pelatihan (diklat) ini bertujuan untuk

meningkatkan dan mengembangkan kemampuan dan keahlian terhadap

kinerja pegawai dalam suatu perusahaan. Dalam suatu organisasi

perusahaan, seorang pimpinan haruslah memahami benar karyawannya

mengingat kemampuan dan keahlian karyawan satu dengan karyawan

yang lain berbeda, untuk itu pemberian pendidikan dan pelatihan sangat

penting untuk diberikan, selain itu guna mencapai tujuan perusahaan

yang optimal dan para karyawan dituntut untuk dapat memberikan hasil

kerja yang terbaik. Dengan diadakannya pendidikan dan pelatihan di

(53)

meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan perilaku pegawai sehingga

pegawai yang bersangkutan lebih maju dalam melaksanakan tugas dan

dalam mencapai tujuan perusahaannya. Dengan terlaksananya tugas atau

pekerjaan dengan baik, maka kualitas kerja pegawai tersebut meningkat,

sehingga kinerja pegawai perusahaan tersebut dapat dinilai meningkat

juga. Menurut Iskandar (2005:102) kinerja adalah Suatu kemampuan

dan keahlian seseorang dalam memahami tugas dan fungsinya dalam

bekerja.

Sedangkan Mangkunegara (2000:67) berpendapat bahwa yang

dimaksud dengan kinerja (prestasi kerja) adalah Hasil kerja secara

kualitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan

tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Sehingga berdasarkan pendapat para ahli mengenai kinerja pegawai

dapat disimpulkan bahwa kinerja merupakan kemampuan yang dicapai

oleh seorang pegawai dalam memahami dan melaksanakan tugasnya

dalam bekerja sesuai dengan fungsi dan tanggung jawabnya

masing-masing. Dengan terlaksananya tugas atau pekerjaannya dengan baik,

maka hasil yang diharapkan akan baik pula.

Pengaruh pendidikan dan pelatihan terhadap kinerja pegawai

sangatlah berpengaruh besar, hal ini dikarenakan dalam pelaksanaan

pendidikan dan pelatihan kerja mendapatkan pegawai yang memilik

(54)

perseroan yang pada akhirnya dapat mempengaruhi tingat kinerja

pegawai.

2.2 Kerangka Berpikir

Salah satu kegiatan yang dilakukan dalam manajemen Sumber Daya

Manusia (SDM), adalah mendapatkan orang-orang untuk mengisi

organisasi. Pada organisasi yang kecil pemimpin dapat secara langsung

melakukannya sendiri tanpa bantuan orang lain atau para ahli. Namun pada

keduanya ada satu langkah penting yang harus dilakukan sebelum

melakukan penarikan tenaga kerja (recruitment), yaitu menentukan jenis

atau kualitas pegawai yang diinginkan untuk mengisi jabatan tersebut dan

rincian mengenai jumlah atau kuantitas yang nanti akan menempati jabatan

tersebut. Dengan demikian fungsi atau kegiatan pertama dalam manajemen

SDM adalah mendapatkan orang yang tepat, baik secara kualitas maupun

kuantitasnya dengan melakukan pendidikan dan pelatihan kerja pegawai

secara profesionalisme.

Kerangka berpikir merupakan pola konseptual yang menjadi pijakan

peneliti untuk menetapkan solusi terbaik untuk meningkatkan kinerja

pegawai pada PT. PLN P3B Jawa Bali di Surabaya. Apabila ingin

meningkatkan kinerja pegawai pada PT. PLN P3B Jawa Bali di Surabaya

perlu melakukan usaha untuk meningkatkan kualitas kinerja pegawainya

dengan mengadakan pendidikan dan pelatihan (diklat) dalam perusahaan.

Dimana sistem pendidikan dan pelatihan (diklat) bagi perusahaan ini adalah

(55)

pegawai serta internalisasi nilai-nilai perseroan dalam penyelenggaraan

diklat sesuai dengan kebutuhan diklat. Jika kedua faktor tersebut mengalami

peningkatan maka kualitas kerja perusahaan mengalami peningkatan dan

mempengaruhi pula peningkatan kinerja pegawai. Maka kerangka konsep

serta variabel dalam penelitian ini secara sistematis dapat digambarkan

sebagai berikut :

Gambar 2.1 Konsep Kerangka Berpikir

2.3 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara yang hendak dicapai

kebenarannya melalui riset. Dikatakan sementara karena hipotesis pada

dasarnya merupakan jawaban dari permasalahan yang telah dirumuskan

dalam perumusan masalah, sedangkan kebenaran dari hipotesis perlu diuji

terlebih dahulu melalui analisis data, Sulisyanto (2006:53).

Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Adanya pengaruh pendidikan dan pelatihan kerja secara simultan

terhadap kinerja pegawai PT. PLN P3B Surabaya.

2. Adanya pengaruh pendidikan dan pelatihan kerja secara parsial terhadap

kinerja pegawai PT. PLN P3B Surabaya.

Pendidikan (X1)

Kinerja Pegaw ai (Y)

(56)

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Agar konsep yang digunakan dapat menghindarkan terjadinya kesalah

pahaman dan penafsiran makna yang berbeda, maka konsep kesalah

pahaman dan penafsiran makna yang berbeda harus di definisikan. Variabel

yang diteliti dibedakan kedalam dua kategori, yaitu (1) variabel bebas atau

independent variable (variabel berpengaruh) terdiri dari dua sub-variabel

yang selanjutnya disebut sebagai variabel-variabel bebas, yaitu pemberian

pendidikan sebagai variabel bebas satu (X1) dan latihan (pelatihan) sebagai

variabel bebas dua (X2); (2) Variabel tak bebas, yaitu Kinerja pegawai

PT.PLN (PERSERO) P3B Jawa Bali di Surabaya yang diberi simbol (Y).

Adapun definisi operasional dari masing-masing variabel adalah sebagai

berikut :

3.1.1 Variabel Bebas (X)

1) Pendidikan (X1)

Pendidikan di dalam suatu organisasi adalah suatu proses

pengembangan kemampuan ke arah yang diinginkan oleh PT. PLN

(PERSERO) P3B Jawa Bali. Pendidikan berkaitan dengan

mempersiapkan calon tenaga kerja baru yang diperlukan oleh PT. PLN

(PERSERO) P3B Jawa Bali. Pendidikan pada sisi lain, lebih ditekankan

(57)

Mengingat manusia memiliki aneka ragam potensi, maka proses

pendidikan ini dapat pula diterapkan secara beragam. Variabel

pendidikan ini dapat diukur dengan indikator antara lain :

a. Metode Pendidikan dapat meningkatkan antusias pegawai

b. Materi Pendidikan yang diberikan menambah pengetahuan

c. Materi pendidikan yang diberikan sesuai dengan bidang pekerjaan.

2) Pelatihan (X2)

Progam pelatihan di PT. PLN (PERSERO) P3B Jawa Bali merupakan

bagian dari suatu proses pendidikan, tujuannya untuk meningkatkan

kemampuan atau keterampilan khusus seseorang atau kelompok orang.

Program pelatihan di PT. PLN (PERSERO) P3B Jawa Bali memiliki

sasaran dan tujuan yang jelas sehingga pesertanya dianggap sebagai

bahan baku yang perlu diproses agar menjadi produk yang sudah

direncanakan. Sasaran dari pelatihan adalah terwujudnya pegawai yang

memiliki kompetensi yang sesuai dengan persyaratan jabatan masing –

masing. Indikator variabel ini antara lain :

a) Materi Pelatihan mampu meningkatkan ketrampilan dalam pekerjaan

b) Kesesuaian materi pelatihan yang diberikan sama dengan pekerjaan

c) Pelatihan yang diberikan dapat di implementasikan dalampekerjaan

d) Keaktifan pegawai dala

Gambar

Gambar 1.1 Gambar Konsep tantangan M SDM  ...........................................
Gambar 1.1  Konsep tantangan M SDM
Tabel 3.1
Tabel 3.2 Jumlah Pegawai PT. PLN P3B Jawa Bali di Surabaya
+7

Referensi

Dokumen terkait

Motor ini menerima bekalan satu fasa tetapi dengan penggunaan dua lilitan stator secara selari dan mengujudkan satu lagi fasa yang berlainan sudut fasa motor ini seolah-olah

Pelaporan pajak proyek Hibah Luar Negeri dicap “dibebaskan” dan yang diisi adalah bagian penyerahan barang dan jasa PPN tidak dipungut (I.A) dan perhitungan PPN

Pertama, Sikap Integratif (4 item ) adalah minat belajar Bahasa Mandarin untuk berinteraksi, bertemu, dan bersosialisasi dengan anggota masyarakat yang berbahasa Mandarin,

Di era modern, pertanyaan tentang kebaikan bersama memperoleh banyak kekayaan tafsir yang sangat berpengaruh. Buku ini mengetengahkan empat ga- gasan Modern yang memberi

e. Apostrof, pengalihan amanat dari para hadirin kepada sesuatuyang tidak hadir. Asindeton, gaya yang berupa acuan, yang bersifat padat dan mampat dimana beberapa katam

Penelitian ini diawali dengan menentukan ruang lingkup penelitian, yaitu mengidentifikasikan segala resiko yang terjadi pada sistem bahan bakar solar, dalam hal ini berarti resiko

SOP DOKTER KEPERAWATAN • SOP SOP APOTEKER OUT COME PELAYANAN MELALUI ASUHAN STANDARD PELAYANAN FARMASI RS LEADERSHIPDAN MANAJEMEN DAN KOMPETENSI PROFESI DALAM