• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS CAMPUR KODE (CODE MIXING) DALAM PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA OLEH MASYARAKAT PENUTUR BAHASA MELAYU KUALUH KABUPATEN LABUHANBATU UTARA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS CAMPUR KODE (CODE MIXING) DALAM PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA OLEH MASYARAKAT PENUTUR BAHASA MELAYU KUALUH KABUPATEN LABUHANBATU UTARA."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS CAMPUR KODE (CODE MIXING) DALAM PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA OLEH MASYARAKAT PENUTUR BAHASA

MELAYU KUALUH KABUPATEN LABUHANBATU UTARA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Syarat-Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Sastra

Oleh

Nurhida Yati NIM 062222710038

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

ABSTRAK

Nurhida Yati, NIM 062222710038, Analisis Campur Kode (Code Mixing) dalam Penggunaan Bahasa Indonesia oleh Masyarakat Penutur Bahasa Melayu Kualuh Kabupaten Labuhanbatu Utara.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menemukan wujud campur kode bahasa Melayu Kualuh di Kabupaten Labuhanbatu Utara.

Sumber data penelitian ini ditemukan dari wacana tutur campur kode bahasa Melayu Kualuh yang diperoleh melalui peristiwa keseharian yang ditemukan terjadi pada masyarakat kabupaten Labuhanbatu Utara. Penelitian ini difokuskan pada analisis bentuk campur kode bahasa Melayu Kualuh. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif, yaitu dengan cara menjelaskan dan menggambarkan wujud pilihan campur kode bahasa Melayu Kualuh. Instrumen penelitian dalam penelitian ini adalah melakukan rekaman peristiwa tutur di masyarakat kabupaten Labuhanbatu Utara, selanjutnya hasil rekaman akan dideskripsikan dalam bentuk wacana tulisan dan penyebaran data kuesioner pada responden sebanyak 40 orang. Setelah itu data akan dianalisis dalam bentuk tabel frekuensi relatif P = F/N × 100%. Di mana P adalah persentase pengguna bahasa, F adalah jumlah pengguna bahasa dan N adalah jumlah seluruh responden.

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT, atas karunia-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan

untuk memenuhi salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Sastra, Jurusan

Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan. Skripsi ini

berjudul Analisis Campur Kode (Code Mixing) dalam Penggunaan Bahasa

Indonesia oleh Masyarakat Penutur Bahasa Melayu Kualuh Kabupaten

Labuhanbatu Utara.

Dalam penyelesaian skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan

berbagai pihak baik moril maupun spirituil. Oleh karena itu, dengan ketulusan dan

kerendahan hati penulis menyampaikan ungkapan terima kasih kepada :

1. Ayahanda Firman dan Ibunda Waginem tercinta, yang selalu memberikan

dukungan moril maupun materil kepada penulis.

2. Alm. Bapak Suardi S. Waluyo, Alm. Uwak Tubi S. Waluyo dan nenek Sawen.

3. Kakak, abang dan adik tercinta.

4. Prof. Dr. Syawal Gultom, M. Pd. selaku Rektor Universitas Negeri Medan.

5. Prof. Dr. Khairil Ansari, M. Pd. selaku Dekan Fakultas Bahasa dan Seni,

beserta seluruh stafnya.

6. Dr. Rosmawaty, M. Pd. Selaku ketua jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia.

7. Drs. Malan Lubis, M.Hum selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah

memberi bimbingan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

8. Drs. T.R Pangaribuan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah

(4)

9. Drs. Tingkos Sinurat, M. Pd selaku Sekretaris Jurusan Bahasa dan Sastra

Indonesia

10.Drs. Basyaruddin, M. Pd. selaku Ketua Program Studi Sastra Indonesia.

11.Dra. Mursini, M. Pd. selaku Ketua Program Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia.

12.Seluruh Dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia.

13.Bapak Syarifuddin Pasaribu selaku Lurah Gunting Saga.

14.Teman-teman di jurusan Sastra Indonesia 2006 atas kebersamaan dan

dukungan semangat untuk persahabatan selama ini.

15.Seluruh sahabat-sahabat yang selalu memberi semangat yang namanya tidak

dapat dituliskan satu per satu.

Mudah-mudahan semua jasa dan dukungan yang kalian berikan kepada

penulis menjadi amal sholeh buat kalian semua. Semoga skripsi ini bermanfaat

bagi pembaca, khususnya dalam kajian bidang kebahasaan.

Medan, April 2011 Penulis,

(5)

DAFTAR ISI

Halaman LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Pembatasan Masalah ... 7

D. Rumusan Masalah ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II LANDASAN TEORETIS, KERANGKA KONSEPTUAL DAN PERTANYAAN PENELITIAN A. Kerangka Teoritis ... 9

1. Pengertian Analisis... 9

2. Pengertian Campur Kode ... 10

3. Faktor Penyebab dan Tujuan Melakukan Campur Kode ... 14

3.1 Penutur dan Pribadi Penutur... 14

3.2 Mitra Bicara ... 15

(6)

3.4 Modus Pembicaraan ... 16

3.5 Topik Pembicaraan... 16

3.6 Fungsi dan Tujuan ... 17

3.7 Ragam dan Tingkat Tutur Berbicara ... 17

4. Campur Kode dalam Tingkat Tutur Percakapan ... 17

5. Latar Belakang Campur Kode ... 21

5.1 Alasan Akademik ... 22

5.2 Gengsi ... 22

5.2 Keterbatasan Penguasaan Kode ... 22

5.3 Penggunaan Istilah yang Lebih Mudah ... 24

5.4 Peta Lokasi Labuhanbatu Utara ... 25

B. Kerangka konseptual ... 26

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian... 27

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 27

C. Sumber Data ... 27

D. Alat Pengumpul Data ... 28

E. Teknik Analisis Data ... 30

(7)

A. Hasil Penelitian ... 31

1. Penyajian Data Rekaman ... 31

1.1 Data Rekaman ... 31

2. Penyajian Data Kuesioner ... 44

2.1 Data Karakteristik Responden... 44

2.2 Data jawaban kuesioner responden ... 47

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 54

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. ... Kesi mpulan ... 55

B. ... Saran ... 56

(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Perbandingan Bahasa Melayu Kualuh dan Bahasa Indonesia ... 5

Tabel 2.1 Perbandingan Bahasa Melayu Kualuh dan Bahasa Indonesia ... 20

Tabel 4.1 Perbandingan Bahasa Melayu Kualuh dan Bahasa Indonesia ... 36

Tabel 4.2 Perbandingan Bahasa Melayu Kualuh dan Bahasa Indonesia ... 41

Tabel 4.3 Perbandingan Bahasa Melayu Kualuh dan Bahasa Indonesia ... 44

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 45

Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Suku Bangsa ... 46

Tabel 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Agama ... 47

Tabel 4.7 Berdasarkan Lamanya Tinggal di Labuhanbatu Utara ... 48

Tabel 4.8 Mahir Berbahasa Indonesia ... 49

Tabel 4.9 Bahasa dalam Keluarga ... 50

Tabel 4.10 Bahasa dalam Pergaulan ... 51

Tabel 4.11 Bahasa dengan Rekan Kerja ... 52

(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa dijumpai di mana-mana. Kehidupan manusia normal tidak dapat

dipisahkan dari bahasa. Bahasa menyerap masuk ke dalam pemikiran-pemikiran

kita, mejembatani hubungan kita dengan orang lain. Perangkat pengetahuan

manusia yang demikian banyak juga tersimpan dan disebarluaskan melalui

bahasa. Hadirnya bahasa dalam kehidupan manusia demikian pentingnya. Dalam

proses bahasa sebagai alat komunikasi, tanpa disadari banyak terjadi

fenomena-fenomena yang terjadi pada peristiwa komunikasi yang melahirkan keunikan

tersendiri dari tiap-tiap bahasa yang ada di dunia ini. Maka lahirlah

bermacam-macam disiplin ilmu linguistik yang dikembangkan oleh para ahli linguistik.

Maka tidak dapat dipungkiri bahwa linguistik menjadi salah satu disiplin ilmu

yang memiliki peran sangat penting untuk kemajuan ilmu pengetahuan di dunia

ini.

Mengkaji tentang linguistik merupakan hal yang menarik. Ketertarikan itu

karena bangsa Indonesia yang kaya akan kebudayaan, tentunya melahirkan

keanekaragaman bahasa. Hal ini mendorong penulis untuk mengkaji salah satu

bidang kebahasaan yang mengarah pada sosiolinguistik pada analisis campur kode

(code mixing) dalam penggunaan bahasa Indonesia oleh masyarakat penutur

bahasa Melayu Kualuh kabupaten Labuhanbatu Utara.

Kabupaten Labuhanbatu Utara (Labura) adalah wilayah otonomi daerah

(10)

Kanopan. Dengan luas 344,51 km² jumlah penduduk 51.039

jiwa (2001) dengan kepadatan 148 jiwa/km² desa/kelurahan Damuli Pekan,

Damuli Kebun, Hasang, Bandar Durian, Sei Dua-Dua, Siranggong. Masyarakat

wilayah kabupaten Labuhanbatu Utara adalah komunitas masyarakat heterogen

yang terdiri dari berbagai jenis suku bangsa diantaranya adalah Batak, Jawa, Aceh

dan Melayu. Salah satu hal menarik dari daerah ini adalah mengenai bahasa.

Bahasa yang digunakan masyarakat pada umumnya adalah bahasa Melayu Kualuh

yang bersumber dari masyarakat pesisir sungai Gunting Saga. Bahasa Melayu

Kualuh digunakan sebagai bahasa komunikasi oleh hampir seluruh lapisan

masyarakat dalam aktivitas keseharian. Dan bahasa Melayu Kualuh sangat

mendominasi sebagai bahasa pengantar dalam aktivitas keseharian masyarakat

Labuhanbatu Utara yang digunakan oleh hampir seluruh suku bangsa yang ada di

wilayah tersebut.

Dapat dilihat di sini, bahwasannya wilayah kabupaten Labuhanbatu Utara

adalah kawasan dengan masyarakat yang majemuk dan dapat dikatakan sebagai

pusat berbagai kegiatan ekonomi, sosial, pendidikan dan kegiatan-kegiatan sosial

lainnya. Kemajemukan itu semakin dipacu dan ditopang oleh kenyataan selalu

bertemu dan berinteraksinya warga masyarakat itu dengan warga dari masyarakat

lain dalam wahana kegiatan. Dalam bidang bahasa, kenyataan itu membawa

akibat semakin bervariasinya kode-kode yang dimiliki dan dikuasai oleh angggota

masyarakat itu.

Multilingual wajar terjadi pada daerah yang multikultural. Proses ini

(11)

lainnya. Hal ini dikarenakan kebutuhan proses komunikasi dan penguasaan

sebuah bahasa. Begitu juga halnya dengan masyarakat wilayah kabupaten

Labuhanbatu Utara yang merupakan daerah multikultural dan akhirnya keragaman

budaya itu saling mempengaruhi baik dalam hal adat istiadat maupun bahasa.

Namun diantara keragaman tersebut, hal yang paling mendominasi pengaruhnya

adalah dibidang kebahasaan. Di mana bahasa Melayu Kualuh menjadi bahasa

pengantar yang baik dalam proses komunikasi masyarakat wilayah kabupaten

Labuhanbatu Utara, khususnya di wilayah pesisir sungai Gunting Saga yang

merupakan asal bahasa Melayu Kualuh ada.

Campur kode (code mixing) adalah penggunaan unsur-unsur bahasa, dari

satu bahasa melalui ujaran khusus ke dalam bahasa yang lain. Jadi bisa dikatakan

juga pencampuran lebih dari satu bahasa dalam proses komunikasi.

Hal ini juga dinyatakan (Beardsmore dalam Nababan, 1982: 40)

bahwasannya campur kode (code mixing) adalah:

“campur kode atau interferensi mengacu pada penggunaan unsur formal kode bahasa seperti fonem, morfem, kata, frase, kalimat dalam suatu konteks dari satu bahasa ke dalam bahasa yang lain”

Bentuk bahasa Melayu Kualuh memiliki kekhasan tersendiri dari

bentuk-bentuk bahasa Melayu di kawasan Nusantara yang tersebar di seluruh Indonesia.

Yaitu ciri khasnya dalam bentuk dialek banyak menggunakan unsur ‘o’ dan

pengucapan huruf ‘r’ menjadi ‘kh’ dalam bidang fonologi. Sebagai contoh, di sini

penulis menggambarkan dalam salah satu bentuk percakapan campur kode

(12)

Tanya: ngapain nenek di situ?

Jawab: golek-golek poning kali kepalaku, entah konapo bisa begini. habis

pulang ngaji tadi!

Tabel 1.1

Perbandingan Bahasa Melayu Kualuh dan Bahasa Indonesia

NO BAHASA MELAYU KUALUH ARTI DALAM BAHASA INDONESIA

1 Golek-golek Santai sambil tidur-tiduran

2 Poning Sakit kepala

3 Konapo Kenapa

Potongan singkat percakapan di atas menunjukan bahwa terdapat campur

kode dalam kalimat-kalimat jawaban tersebut. Dalam hal ini, proses komunikasi

oleh komunikan seolah terjadi karena faktor sosial dan tingkat pendidikan. Faktor

sosial tampak dari tingkat usia di mana komunikan adalah seseorang yang telah

lanjut usia (nenek). Tentunya hal tersebut sangat mempengaruhi akan penguasaan

bahasa dan tingkat keterbatasan bahasa yang dimiliki atau disebut setting sosial .

Selain itu, adanya setting kultural, dalam hal ini komunikan adalah masyarakat

budaya yang tentunya memiliki ciri khas bahasa daerah yang sangat berpengaruh

dalam proses komunikasi. Peristiwa ini merupakan konteks situasi, yakni suasana

yang mewadahi kode itu sendiri. Suasana yang dimaksud mencakup dua hal yakni

setting sosial dan setting kultural (Rahardi dalam Nababan, 2001:2).

Selaras dengan pernyataan di atas, maka penulis di sini akan mencoba

untuk mengkaji salah satu hal unik di wilayah kabupaten Labuhanbatu Utara,

(13)

berfokus pada analisis campur kode (code mixing) dalam penggunaan bahasa Indonesia oleh masyarakat penutur bahasa Melayu Kualuh kabupaten Labuhanbatu Utara.

B. Identifikasi Masalah

Masalah yang dipilih haruslah tepat dengan penelitian. Dalam penelitian

banyak masalah yang timbul seperti yang dikatakan (Wahyu dalam Bogdan dan

Taylor, 1992:42) bahwa:

“waktu melakukan identifikasi masalah akan dijumpai lebih dari satu masalah yang dianggap penting untuk ditelitih. Pilihlah masalah tersebut yang dianggap relevan, tepat dan mempunyai pengaruh. Selanjutnya masalah tersebut dirumuskan secara eksplisit (tegas dan jelas) dalam urutan yang sesuai dengan intensitas atau efek yang berantai pengaruhnya, dari pengaruh yang sangat tinggi terhadap topik penelitian sampai pada pengaruh relative kecil”.

1. menjelaskan fenomena campur kode yang terjadi pada masyarakat tutur

wilayah kabupaten Labuhanbatu Utara.

2. menjelaskan faktor penyebab terjadinya campur kode pada masyarakat

tutur wilayah kabupaten Labuhanbatu Utara.

3. menjelaskan wujud pilihan campur kode pada masyarakat kabupaten

Labuhanbatu Utara.

C. Batasan Masalah

Batasan masalah dilakukan untuk mempermudah penulis dalam

melakukan penelitian dan berfokus pada satu tujuan. Oleh karena itu, dalam hal

penelitian ini hanya dibatasi pada analisis campur kode (code mixing) dalam

penggunaan bahasa Indonesia oleh masyarakat penutur bahasa Melayu Kualuh

(14)

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah:

1. bagaimana fenomena campur kode yang terjadi pada masyarakat kabupaten

Labuhanbatu Utara?

2. apa faktor penyebab terjadinya campur kode yang terjadi pada masyarakat

kabupaten Labuhanbatu Utara?

3. bagaimana wujud pilihan campur kode yang terjadi pada masyarakat

kabupaten Labuhanbatu Utara?

E. Tujuan Penelitian

1. mendeskripsikan wujud pilihan bahasa campur kode (code mixing) pada

masyarakat tutur wilayah Kabupaten LabuhanBatu Utara.

2. Menentukan faktor-faktor yang menybabkan terjadinya pilihan bahasa

campur kode (code mixing) pada masyarakat tutur wilayah Kabupaten

LabuhanBatu Utara.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan

khususnya bagi para peneliti yang akan mengkaji bagaimana peristiwa linguistik

yang berasal dari multikultural untuk mengembangkan teori kebahasaan dalam

hal ini pada kajian sosiolinguistik tentang campur kode (code mixing) bahasa

(15)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian, dapat

disimpulkan sebagai berikut:

(1) Dari data kuesioner sebanyak 40 responden menunjukkan suku Batak

adalah suku mayoritas di wilayah Kabupaten Labuhanbatu Utara sebanyak

18 responden dengan pesentase 45% sedangkan suku Melayu sebanyak 9

responden dengan persentase 22,5%. Walaupun demikian hal ini tidak

mempegaruhi penggunaan bahasa Melayu Kualuh.

(2) Responden cenderung kurang mahir menggunakan bahasa Melayu Kualuh,

sebanyak 17 responden menyatakan hal demikian dengan persentase

42,5%. Hal ini dipengaruhi penggunaan bahasa dalam keluarga sebanyak

19 responden memilih bahasa Indonesia sebagai bahasa dalam keluarga

dengan persentase 47,5%. Sedangakan bahasa dalam pergaulan dan rekan

kerja, data kuesioner menunjukkan persamaan nilai, 25 responden memilih

bahasa Indonesia dalam pergaualn dan dengan rekan kerja dengan

persentase 62,5%.

(3) Tingkat penggunaan bahasa Melayu Kualuh mempengaruhi keemahiran

penggunaan bahasa tersebut. Data menunjukkan bahwa 20 responden

hanya terkadang menggunakan bahasa Melayu Kualuh dengan persentase

50% dari total responden 40 orang. Maka hanya 17 responden mahir

menggunakan bahasa Melayu Kualuh dengan persentase 42,5% sedangkan

(16)

responden yang kurang mahir menggunakan bahasa Melayu Kualuh

sebanyak 18 responden dengan persentase 45%. Hal ini juga dikarenakan

tingkat penggunaan bahasa Melayu Kualuh tersebut, hanya 16 responden

yang sering menggunakan bahasa Melayu Kualuh dengan persentase 40%.

(4) Wujud campur kode bahasa Melayu Kualuh ditemukan dalam bentuk

serpihan (pieces) kata.

(5) Faktor utama masyarakat wilayah kabupaten Labuhanbatu Utara

khususnya daerah pesisir sungai Gunting Saga menggunakan bahasa

Melayu Kualuh karena bahasa Melayu Kualuh adalah bahasa yang

dominan dalam hal penggunaannya dalam kehidupan sosial.

(6) Alasan utama masyarakat Labuhanbatu Utara khususnya wilyah pesisir

sungai Gunting Saga menggunakan bahasa Melayu Kualuh sebab bahasa

tersebut mudah dipelajari umumnya hanya mengubah bentuk bahasa

Indonesia /a/ menjadi /o/.

B. Saran

Adapun saran yang ingin dikemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

(1) Bahasa daerah merupakan warisan budaya yang tetap harus dilestarikan

dan digunakan oleh generasi ke generasi selanjutnya agar tidak punah.

Sebab bahasa daerah merupakan kekayaan yang bernilai tinggi. Dan

keunikan yang ditemukan dari daerah multikultural dalam hal ini di

(17)

Saga yang melahirkan peristiwa campur kode merupakan hal tetap harus di

jaga dan dilestarikan.

(2) Penilitian bahasa seperti ini adalah penelitian yang sangat bernilai

khususnya untuk memperkaya kajian dalam bidang kebahasaan

sosiolinguistik. Dan diharapkan kepada rekan-rekan sesama mahasiswa

agar lebih meningkatkan kajian di bidang kebahasaan khususnya kajian

(18)

DAFTAR PUSTAKA

Adiel. 2009. Alih Kode, Campur Kode dan Interferensi.

( http://adiel87.blogspot.com/2009/11/alih-kode-campur-kode-dan-interferensi.html//. Diakses 22 Mei 2010.

Alwi, Hasan. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Bogdan, R Dan Taylor S.J. 1992. Pengantar Metode Penelitian Kualitatif.

Terjemahan A. Furchan. Surabaya: Usaha Nasional.

Chaer, Abdul. 2007. Kajian Bahasa, Struktur Internal, Pemakaian dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

_________ . 1994. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.

_________ . 2003. Seputar Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

Chaer, Abdul dan Leonie Agustine. 1995. “Sosiolinguistik, Perkenalan Awal”. Jakarta: Rineka Cipta.

Harimurti, Kridalaksana. 2001. ”Kamus Linguistik”. Jakarta: PT Gramedia Pustaka.

Kushartanti dan Untung Yuwono. 2005. Pesona Bahasa. Jakarta: PT Gramedia

Pustaka

Nababan, PJW. 1984, ”Sosiolinguistik”. Jakarta:PT Gramedia.

Ohiwutun, Paul. 1997. Sosiolinguistik, Memahami Bahasa dalam Konteks

Masyarakat dan Budaya. Jakarta: Visipro Devisi dari Kesaint Blanc.

Surwandi, Sarwiji. 2008. Serbalinguistik, Mengupas pelbagai Praktik Bahasa.

Surakarta:UNS Press.

Sastra, Anak. 2009. Alih Kode dan Campur Kode

Gambar

Tabel 1.1 Perbandingan Bahasa Melayu Kualuh dan Bahasa Indonesia

Referensi

Dokumen terkait

Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen tanpa ijin tertulis dari Fakultas Ilmu Pendidikan.. Universitas

JUDUL : GALANG DANA UNTUK SOSIALISASI KESEHATAN MEDIA : HARIAN JOGJA. TANGGAL : 19

Berdasarkan pernyataan tersebut, maka hipotesis pada penelitian ini adalah Asosiasi merek berdasarkan fungsi merek (jaminan, identifikasi personal, identifikasi

konsumenmakanan/minuman dapat mengetahui apakah barang tersebut masih layak dikonsumsi atau tidak hal ini tertera dalam ketentuan Kadaluarsa menurut Undang- Undang Nomor 8 Tahun

Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) dalam Menyelesaikan Sengketa Konsumen Produk Makanan dan Minuman yang Tidak Berlabel Halal. Undang-Undang Perlindungan Konsumen

PROGRAM KONVERSI DETIK MENJADI JAM, MENIT, DAN DETIK {Mengkonversi waktu dalam satuan detik menjadi Jam, Menit, dan Detik

Kalau pun terjadi sedikit pergeseran di Baduy Luar, namun Suku Baduy secara keseluruhan masih kuat mempertahankan budaya atau adat istiadat di era digital saat ini, karena

Untuk menentukan apakah uang kertas tersebut asli atau palsu maka ditetapkan sebuah konstanta (up = 12000000 ) nilai dasar kemiripan / matching yang pas dengan uang asli,