ANALISIS CAMPUR KODE (CODE MIXING) DALAM PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA OLEH MASYARAKAT PENUTUR BAHASA
MELAYU KUALUH KABUPATEN LABUHANBATU UTARA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Syarat-Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Sastra
Oleh
Nurhida Yati NIM 062222710038
JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ABSTRAK
Nurhida Yati, NIM 062222710038, Analisis Campur Kode (Code Mixing) dalam Penggunaan Bahasa Indonesia oleh Masyarakat Penutur Bahasa Melayu Kualuh Kabupaten Labuhanbatu Utara.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menemukan wujud campur kode bahasa Melayu Kualuh di Kabupaten Labuhanbatu Utara.
Sumber data penelitian ini ditemukan dari wacana tutur campur kode bahasa Melayu Kualuh yang diperoleh melalui peristiwa keseharian yang ditemukan terjadi pada masyarakat kabupaten Labuhanbatu Utara. Penelitian ini difokuskan pada analisis bentuk campur kode bahasa Melayu Kualuh. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif, yaitu dengan cara menjelaskan dan menggambarkan wujud pilihan campur kode bahasa Melayu Kualuh. Instrumen penelitian dalam penelitian ini adalah melakukan rekaman peristiwa tutur di masyarakat kabupaten Labuhanbatu Utara, selanjutnya hasil rekaman akan dideskripsikan dalam bentuk wacana tulisan dan penyebaran data kuesioner pada responden sebanyak 40 orang. Setelah itu data akan dianalisis dalam bentuk tabel frekuensi relatif P = F/N × 100%. Di mana P adalah persentase pengguna bahasa, F adalah jumlah pengguna bahasa dan N adalah jumlah seluruh responden.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT, atas karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan
untuk memenuhi salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Sastra, Jurusan
Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan. Skripsi ini
berjudul Analisis Campur Kode (Code Mixing) dalam Penggunaan Bahasa
Indonesia oleh Masyarakat Penutur Bahasa Melayu Kualuh Kabupaten
Labuhanbatu Utara.
Dalam penyelesaian skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan
berbagai pihak baik moril maupun spirituil. Oleh karena itu, dengan ketulusan dan
kerendahan hati penulis menyampaikan ungkapan terima kasih kepada :
1. Ayahanda Firman dan Ibunda Waginem tercinta, yang selalu memberikan
dukungan moril maupun materil kepada penulis.
2. Alm. Bapak Suardi S. Waluyo, Alm. Uwak Tubi S. Waluyo dan nenek Sawen.
3. Kakak, abang dan adik tercinta.
4. Prof. Dr. Syawal Gultom, M. Pd. selaku Rektor Universitas Negeri Medan.
5. Prof. Dr. Khairil Ansari, M. Pd. selaku Dekan Fakultas Bahasa dan Seni,
beserta seluruh stafnya.
6. Dr. Rosmawaty, M. Pd. Selaku ketua jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia.
7. Drs. Malan Lubis, M.Hum selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
memberi bimbingan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
8. Drs. T.R Pangaribuan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah
9. Drs. Tingkos Sinurat, M. Pd selaku Sekretaris Jurusan Bahasa dan Sastra
Indonesia
10.Drs. Basyaruddin, M. Pd. selaku Ketua Program Studi Sastra Indonesia.
11.Dra. Mursini, M. Pd. selaku Ketua Program Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia.
12.Seluruh Dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia.
13.Bapak Syarifuddin Pasaribu selaku Lurah Gunting Saga.
14.Teman-teman di jurusan Sastra Indonesia 2006 atas kebersamaan dan
dukungan semangat untuk persahabatan selama ini.
15.Seluruh sahabat-sahabat yang selalu memberi semangat yang namanya tidak
dapat dituliskan satu per satu.
Mudah-mudahan semua jasa dan dukungan yang kalian berikan kepada
penulis menjadi amal sholeh buat kalian semua. Semoga skripsi ini bermanfaat
bagi pembaca, khususnya dalam kajian bidang kebahasaan.
Medan, April 2011 Penulis,
DAFTAR ISI
Halaman LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 6
C. Pembatasan Masalah ... 7
D. Rumusan Masalah ... 7
E. Tujuan Penelitian ... 7
F. Manfaat Penelitian ... 8
BAB II LANDASAN TEORETIS, KERANGKA KONSEPTUAL DAN PERTANYAAN PENELITIAN A. Kerangka Teoritis ... 9
1. Pengertian Analisis... 9
2. Pengertian Campur Kode ... 10
3. Faktor Penyebab dan Tujuan Melakukan Campur Kode ... 14
3.1 Penutur dan Pribadi Penutur... 14
3.2 Mitra Bicara ... 15
3.4 Modus Pembicaraan ... 16
3.5 Topik Pembicaraan... 16
3.6 Fungsi dan Tujuan ... 17
3.7 Ragam dan Tingkat Tutur Berbicara ... 17
4. Campur Kode dalam Tingkat Tutur Percakapan ... 17
5. Latar Belakang Campur Kode ... 21
5.1 Alasan Akademik ... 22
5.2 Gengsi ... 22
5.2 Keterbatasan Penguasaan Kode ... 22
5.3 Penggunaan Istilah yang Lebih Mudah ... 24
5.4 Peta Lokasi Labuhanbatu Utara ... 25
B. Kerangka konseptual ... 26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian... 27
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 27
C. Sumber Data ... 27
D. Alat Pengumpul Data ... 28
E. Teknik Analisis Data ... 30
A. Hasil Penelitian ... 31
1. Penyajian Data Rekaman ... 31
1.1 Data Rekaman ... 31
2. Penyajian Data Kuesioner ... 44
2.1 Data Karakteristik Responden... 44
2.2 Data jawaban kuesioner responden ... 47
B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 54
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. ... Kesi mpulan ... 55
B. ... Saran ... 56
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Perbandingan Bahasa Melayu Kualuh dan Bahasa Indonesia ... 5
Tabel 2.1 Perbandingan Bahasa Melayu Kualuh dan Bahasa Indonesia ... 20
Tabel 4.1 Perbandingan Bahasa Melayu Kualuh dan Bahasa Indonesia ... 36
Tabel 4.2 Perbandingan Bahasa Melayu Kualuh dan Bahasa Indonesia ... 41
Tabel 4.3 Perbandingan Bahasa Melayu Kualuh dan Bahasa Indonesia ... 44
Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 45
Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Suku Bangsa ... 46
Tabel 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Agama ... 47
Tabel 4.7 Berdasarkan Lamanya Tinggal di Labuhanbatu Utara ... 48
Tabel 4.8 Mahir Berbahasa Indonesia ... 49
Tabel 4.9 Bahasa dalam Keluarga ... 50
Tabel 4.10 Bahasa dalam Pergaulan ... 51
Tabel 4.11 Bahasa dengan Rekan Kerja ... 52
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bahasa dijumpai di mana-mana. Kehidupan manusia normal tidak dapat
dipisahkan dari bahasa. Bahasa menyerap masuk ke dalam pemikiran-pemikiran
kita, mejembatani hubungan kita dengan orang lain. Perangkat pengetahuan
manusia yang demikian banyak juga tersimpan dan disebarluaskan melalui
bahasa. Hadirnya bahasa dalam kehidupan manusia demikian pentingnya. Dalam
proses bahasa sebagai alat komunikasi, tanpa disadari banyak terjadi
fenomena-fenomena yang terjadi pada peristiwa komunikasi yang melahirkan keunikan
tersendiri dari tiap-tiap bahasa yang ada di dunia ini. Maka lahirlah
bermacam-macam disiplin ilmu linguistik yang dikembangkan oleh para ahli linguistik.
Maka tidak dapat dipungkiri bahwa linguistik menjadi salah satu disiplin ilmu
yang memiliki peran sangat penting untuk kemajuan ilmu pengetahuan di dunia
ini.
Mengkaji tentang linguistik merupakan hal yang menarik. Ketertarikan itu
karena bangsa Indonesia yang kaya akan kebudayaan, tentunya melahirkan
keanekaragaman bahasa. Hal ini mendorong penulis untuk mengkaji salah satu
bidang kebahasaan yang mengarah pada sosiolinguistik pada analisis campur kode
(code mixing) dalam penggunaan bahasa Indonesia oleh masyarakat penutur
bahasa Melayu Kualuh kabupaten Labuhanbatu Utara.
Kabupaten Labuhanbatu Utara (Labura) adalah wilayah otonomi daerah
Kanopan. Dengan luas 344,51 km² jumlah penduduk 51.039
jiwa (2001) dengan kepadatan 148 jiwa/km² desa/kelurahan Damuli Pekan,
Damuli Kebun, Hasang, Bandar Durian, Sei Dua-Dua, Siranggong. Masyarakat
wilayah kabupaten Labuhanbatu Utara adalah komunitas masyarakat heterogen
yang terdiri dari berbagai jenis suku bangsa diantaranya adalah Batak, Jawa, Aceh
dan Melayu. Salah satu hal menarik dari daerah ini adalah mengenai bahasa.
Bahasa yang digunakan masyarakat pada umumnya adalah bahasa Melayu Kualuh
yang bersumber dari masyarakat pesisir sungai Gunting Saga. Bahasa Melayu
Kualuh digunakan sebagai bahasa komunikasi oleh hampir seluruh lapisan
masyarakat dalam aktivitas keseharian. Dan bahasa Melayu Kualuh sangat
mendominasi sebagai bahasa pengantar dalam aktivitas keseharian masyarakat
Labuhanbatu Utara yang digunakan oleh hampir seluruh suku bangsa yang ada di
wilayah tersebut.
Dapat dilihat di sini, bahwasannya wilayah kabupaten Labuhanbatu Utara
adalah kawasan dengan masyarakat yang majemuk dan dapat dikatakan sebagai
pusat berbagai kegiatan ekonomi, sosial, pendidikan dan kegiatan-kegiatan sosial
lainnya. Kemajemukan itu semakin dipacu dan ditopang oleh kenyataan selalu
bertemu dan berinteraksinya warga masyarakat itu dengan warga dari masyarakat
lain dalam wahana kegiatan. Dalam bidang bahasa, kenyataan itu membawa
akibat semakin bervariasinya kode-kode yang dimiliki dan dikuasai oleh angggota
masyarakat itu.
Multilingual wajar terjadi pada daerah yang multikultural. Proses ini
lainnya. Hal ini dikarenakan kebutuhan proses komunikasi dan penguasaan
sebuah bahasa. Begitu juga halnya dengan masyarakat wilayah kabupaten
Labuhanbatu Utara yang merupakan daerah multikultural dan akhirnya keragaman
budaya itu saling mempengaruhi baik dalam hal adat istiadat maupun bahasa.
Namun diantara keragaman tersebut, hal yang paling mendominasi pengaruhnya
adalah dibidang kebahasaan. Di mana bahasa Melayu Kualuh menjadi bahasa
pengantar yang baik dalam proses komunikasi masyarakat wilayah kabupaten
Labuhanbatu Utara, khususnya di wilayah pesisir sungai Gunting Saga yang
merupakan asal bahasa Melayu Kualuh ada.
Campur kode (code mixing) adalah penggunaan unsur-unsur bahasa, dari
satu bahasa melalui ujaran khusus ke dalam bahasa yang lain. Jadi bisa dikatakan
juga pencampuran lebih dari satu bahasa dalam proses komunikasi.
Hal ini juga dinyatakan (Beardsmore dalam Nababan, 1982: 40)
bahwasannya campur kode (code mixing) adalah:
“campur kode atau interferensi mengacu pada penggunaan unsur formal kode bahasa seperti fonem, morfem, kata, frase, kalimat dalam suatu konteks dari satu bahasa ke dalam bahasa yang lain”
Bentuk bahasa Melayu Kualuh memiliki kekhasan tersendiri dari
bentuk-bentuk bahasa Melayu di kawasan Nusantara yang tersebar di seluruh Indonesia.
Yaitu ciri khasnya dalam bentuk dialek banyak menggunakan unsur ‘o’ dan
pengucapan huruf ‘r’ menjadi ‘kh’ dalam bidang fonologi. Sebagai contoh, di sini
penulis menggambarkan dalam salah satu bentuk percakapan campur kode
Tanya: ngapain nenek di situ?
Jawab: golek-golek poning kali kepalaku, entah konapo bisa begini. habis
pulang ngaji tadi!
Tabel 1.1
Perbandingan Bahasa Melayu Kualuh dan Bahasa Indonesia
NO BAHASA MELAYU KUALUH ARTI DALAM BAHASA INDONESIA
1 Golek-golek Santai sambil tidur-tiduran
2 Poning Sakit kepala
3 Konapo Kenapa
Potongan singkat percakapan di atas menunjukan bahwa terdapat campur
kode dalam kalimat-kalimat jawaban tersebut. Dalam hal ini, proses komunikasi
oleh komunikan seolah terjadi karena faktor sosial dan tingkat pendidikan. Faktor
sosial tampak dari tingkat usia di mana komunikan adalah seseorang yang telah
lanjut usia (nenek). Tentunya hal tersebut sangat mempengaruhi akan penguasaan
bahasa dan tingkat keterbatasan bahasa yang dimiliki atau disebut setting sosial .
Selain itu, adanya setting kultural, dalam hal ini komunikan adalah masyarakat
budaya yang tentunya memiliki ciri khas bahasa daerah yang sangat berpengaruh
dalam proses komunikasi. Peristiwa ini merupakan konteks situasi, yakni suasana
yang mewadahi kode itu sendiri. Suasana yang dimaksud mencakup dua hal yakni
setting sosial dan setting kultural (Rahardi dalam Nababan, 2001:2).
Selaras dengan pernyataan di atas, maka penulis di sini akan mencoba
untuk mengkaji salah satu hal unik di wilayah kabupaten Labuhanbatu Utara,
berfokus pada analisis campur kode (code mixing) dalam penggunaan bahasa Indonesia oleh masyarakat penutur bahasa Melayu Kualuh kabupaten Labuhanbatu Utara.
B. Identifikasi Masalah
Masalah yang dipilih haruslah tepat dengan penelitian. Dalam penelitian
banyak masalah yang timbul seperti yang dikatakan (Wahyu dalam Bogdan dan
Taylor, 1992:42) bahwa:
“waktu melakukan identifikasi masalah akan dijumpai lebih dari satu masalah yang dianggap penting untuk ditelitih. Pilihlah masalah tersebut yang dianggap relevan, tepat dan mempunyai pengaruh. Selanjutnya masalah tersebut dirumuskan secara eksplisit (tegas dan jelas) dalam urutan yang sesuai dengan intensitas atau efek yang berantai pengaruhnya, dari pengaruh yang sangat tinggi terhadap topik penelitian sampai pada pengaruh relative kecil”.
1. menjelaskan fenomena campur kode yang terjadi pada masyarakat tutur
wilayah kabupaten Labuhanbatu Utara.
2. menjelaskan faktor penyebab terjadinya campur kode pada masyarakat
tutur wilayah kabupaten Labuhanbatu Utara.
3. menjelaskan wujud pilihan campur kode pada masyarakat kabupaten
Labuhanbatu Utara.
C. Batasan Masalah
Batasan masalah dilakukan untuk mempermudah penulis dalam
melakukan penelitian dan berfokus pada satu tujuan. Oleh karena itu, dalam hal
penelitian ini hanya dibatasi pada analisis campur kode (code mixing) dalam
penggunaan bahasa Indonesia oleh masyarakat penutur bahasa Melayu Kualuh
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah:
1. bagaimana fenomena campur kode yang terjadi pada masyarakat kabupaten
Labuhanbatu Utara?
2. apa faktor penyebab terjadinya campur kode yang terjadi pada masyarakat
kabupaten Labuhanbatu Utara?
3. bagaimana wujud pilihan campur kode yang terjadi pada masyarakat
kabupaten Labuhanbatu Utara?
E. Tujuan Penelitian
1. mendeskripsikan wujud pilihan bahasa campur kode (code mixing) pada
masyarakat tutur wilayah Kabupaten LabuhanBatu Utara.
2. Menentukan faktor-faktor yang menybabkan terjadinya pilihan bahasa
campur kode (code mixing) pada masyarakat tutur wilayah Kabupaten
LabuhanBatu Utara.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan
khususnya bagi para peneliti yang akan mengkaji bagaimana peristiwa linguistik
yang berasal dari multikultural untuk mengembangkan teori kebahasaan dalam
hal ini pada kajian sosiolinguistik tentang campur kode (code mixing) bahasa
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian, dapat
disimpulkan sebagai berikut:
(1) Dari data kuesioner sebanyak 40 responden menunjukkan suku Batak
adalah suku mayoritas di wilayah Kabupaten Labuhanbatu Utara sebanyak
18 responden dengan pesentase 45% sedangkan suku Melayu sebanyak 9
responden dengan persentase 22,5%. Walaupun demikian hal ini tidak
mempegaruhi penggunaan bahasa Melayu Kualuh.
(2) Responden cenderung kurang mahir menggunakan bahasa Melayu Kualuh,
sebanyak 17 responden menyatakan hal demikian dengan persentase
42,5%. Hal ini dipengaruhi penggunaan bahasa dalam keluarga sebanyak
19 responden memilih bahasa Indonesia sebagai bahasa dalam keluarga
dengan persentase 47,5%. Sedangakan bahasa dalam pergaulan dan rekan
kerja, data kuesioner menunjukkan persamaan nilai, 25 responden memilih
bahasa Indonesia dalam pergaualn dan dengan rekan kerja dengan
persentase 62,5%.
(3) Tingkat penggunaan bahasa Melayu Kualuh mempengaruhi keemahiran
penggunaan bahasa tersebut. Data menunjukkan bahwa 20 responden
hanya terkadang menggunakan bahasa Melayu Kualuh dengan persentase
50% dari total responden 40 orang. Maka hanya 17 responden mahir
menggunakan bahasa Melayu Kualuh dengan persentase 42,5% sedangkan
responden yang kurang mahir menggunakan bahasa Melayu Kualuh
sebanyak 18 responden dengan persentase 45%. Hal ini juga dikarenakan
tingkat penggunaan bahasa Melayu Kualuh tersebut, hanya 16 responden
yang sering menggunakan bahasa Melayu Kualuh dengan persentase 40%.
(4) Wujud campur kode bahasa Melayu Kualuh ditemukan dalam bentuk
serpihan (pieces) kata.
(5) Faktor utama masyarakat wilayah kabupaten Labuhanbatu Utara
khususnya daerah pesisir sungai Gunting Saga menggunakan bahasa
Melayu Kualuh karena bahasa Melayu Kualuh adalah bahasa yang
dominan dalam hal penggunaannya dalam kehidupan sosial.
(6) Alasan utama masyarakat Labuhanbatu Utara khususnya wilyah pesisir
sungai Gunting Saga menggunakan bahasa Melayu Kualuh sebab bahasa
tersebut mudah dipelajari umumnya hanya mengubah bentuk bahasa
Indonesia /a/ menjadi /o/.
B. Saran
Adapun saran yang ingin dikemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
(1) Bahasa daerah merupakan warisan budaya yang tetap harus dilestarikan
dan digunakan oleh generasi ke generasi selanjutnya agar tidak punah.
Sebab bahasa daerah merupakan kekayaan yang bernilai tinggi. Dan
keunikan yang ditemukan dari daerah multikultural dalam hal ini di
Saga yang melahirkan peristiwa campur kode merupakan hal tetap harus di
jaga dan dilestarikan.
(2) Penilitian bahasa seperti ini adalah penelitian yang sangat bernilai
khususnya untuk memperkaya kajian dalam bidang kebahasaan
sosiolinguistik. Dan diharapkan kepada rekan-rekan sesama mahasiswa
agar lebih meningkatkan kajian di bidang kebahasaan khususnya kajian
DAFTAR PUSTAKA
Adiel. 2009. Alih Kode, Campur Kode dan Interferensi.
( http://adiel87.blogspot.com/2009/11/alih-kode-campur-kode-dan-interferensi.html//. Diakses 22 Mei 2010.
Alwi, Hasan. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Bogdan, R Dan Taylor S.J. 1992. Pengantar Metode Penelitian Kualitatif.
Terjemahan A. Furchan. Surabaya: Usaha Nasional.
Chaer, Abdul. 2007. Kajian Bahasa, Struktur Internal, Pemakaian dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
_________ . 1994. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
_________ . 2003. Seputar Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
Chaer, Abdul dan Leonie Agustine. 1995. “Sosiolinguistik, Perkenalan Awal”. Jakarta: Rineka Cipta.
Harimurti, Kridalaksana. 2001. ”Kamus Linguistik”. Jakarta: PT Gramedia Pustaka.
Kushartanti dan Untung Yuwono. 2005. Pesona Bahasa. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka
Nababan, PJW. 1984, ”Sosiolinguistik”. Jakarta:PT Gramedia.
Ohiwutun, Paul. 1997. Sosiolinguistik, Memahami Bahasa dalam Konteks
Masyarakat dan Budaya. Jakarta: Visipro Devisi dari Kesaint Blanc.
Surwandi, Sarwiji. 2008. Serbalinguistik, Mengupas pelbagai Praktik Bahasa.
Surakarta:UNS Press.
Sastra, Anak. 2009. Alih Kode dan Campur Kode