• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGENDALIAN AKUNTANSI, PENGENDALIAN PERILAKU, DAN PENGENDALIAN PERSONAL TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT. GARAM (PERSERO).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENGENDALIAN AKUNTANSI, PENGENDALIAN PERILAKU, DAN PENGENDALIAN PERSONAL TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT. GARAM (PERSERO)."

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Oleh :

Indr i Pr istiyanti

0913010096/FE/EA

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

J AWA TIMUR

(2)

Personal Ter hadap Kinerja Manajerial Pada PT. GARAM (PERSERO)”

Oleh :

Indr i Pr istiyanti

0913010096/FE/AK

Telah Dipertahankan Dihadapan dan Diterima oleh Tim Penguji Skripsi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Pada Tanggal : 31 Mei 2013

Pembimbing : Tim Penguji :

Pembimbing Utama Ketua

Dra. Ec. Sari Andayani, M.Aks Dra. Ec. Tituk Diah W, Maks

Sekretaris

Dra. Ec. Sari Andayani, M.Aks

Anggota

Dra. Erry Andhaniwati, Maks, Ak

Mengetahui, Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas pembangunan nasional ‘ veteran ‘ jawa timur

(3)

Segala puji syukur kepada Tuhan YME yang telah melimpahkan rahmat,

hidayah, dan karuniaNya yang tak terhingga sehingga saya berkesempatan menimba

ilmu hingga jenjang Perguruan Tinggi. Berkat rahmatNya pula memungkinkan saya

untuk menyelesaikan skripsi dengan judul “PENGARUH PENGENDALIAN

AKUNTANSI, PENGENDALIAN PERILAKU, DAN PENGENDALIAN

PERSONAL TERHADAP KINERJ A MANAJ ERIAL PADA PT. GARAM

(PERSERO)”.

Sebagaimana diketahui bahwa penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat

untuk dapat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (SE). Walaupun dalam penulisan

skripsi ini penulis telah mencurahkan segenap kemampuan yang dimiliki, tetapi

penulis yakin tanpa adanya saran dan bantuan maupun dorongan dari beberapa pihak

maka skripsi ini tidak akan mungkin dapat tersusun sebagaimana mestinya.

Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang

sebanyak-banyaknya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak. Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Surabaya.

(4)

selama menjadi Mahasiswa di Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur.

6. PT. Garam yang telah memberi ijin untuk penelitian dan meluangkan waktunya, terutama bu Lirwati yang telah banyak membantu dalam skripsi saya.

7. Kedua Orang Tua yang telah memberikan doa, kasih sayang, dukungan dan bantuannya secara moril maupun materiil yang telah diberikan selama ini sehingga mampu menghantarkan penulis menyelesaikan studinya.

8. Rohmad Wicaksono atas kasih sayang dan supportnya serta waktu yang telah diberikan baik suka dan duka.

9. Keluarga besar HMAK, sahabat seangkatan dan seperjuangan yang selalu ada di setiap duka maupun suka : Mas Kartiko(Mas Bon2), Suci, Anggun, Mbak Anggi, Mbak ocha, Mas Lao, Bintang, dan lain – lain yang tidak bias disebutkan satu-satu.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan didalam penulisan

skripsi ini, oleh karenanya penulis senantiasa mengharapkan kritik dan saran bagi

perbaikan di masa mendatang. Besar harapan penulis, semoga skripsi ini memberikan

manfaat bagi pembaca.

Wassalamualaikum Wr.Wb.

Surabaya, Mei 2013

(5)

DAFTAR TABEL ... vii

2.2.1.2. Penilaian Kinerja Manajerial ... 16

2.2.1.3. Tujuan Penilaian Kinerja Manajerial ... 16

2.2.1.4. Manfaat Penilaian Kinerja Manajerial... 17

2.2.1.5. Tingkatan Manajerial dan Keterampilan ... 17

2.2.2 Sistem Pengendalian Manajemen ... 19

2.2.2.1. Langkah-Langkah Dalam Proses Pengendalian ... 20

2.2.2.2. Karakteristik dan Manfaat Pengendalian Manajemen ... 21

2.2.3. Pengendalian Akuntansi ... 21

(6)

2.2.4.2. Teori yang Mendukung Pengendalian

Perilaku ... 24

2.2.5. Pengendalian Personal ... 26

2.2.5.1. Definisi Pengendalian Personal ... 26

2.2.5.2. Teori yang Mendukung Pengendalian Perilaku ... 27

2.3 Kerangka Pikir ... 29

2.3.1. Pengaruh Pengendalian Akuntansi Terhadap Kinerja Manajerial ... 29

2.3.2. Pengaruh Pengendalian Perilaku Terhadap Kinerja Manajerial ... 30

2.3.3. Pengaruh Pengendalian Personal Terhadap Kinerja Manajerial ... 32

2.3.4. Pengaruh Pengendalian Akuntansi, Pengendalian Perilaku dan Pengendalian Personal Terhadap Kinerja Manajerial.. ... 33

2.4 Hipotesis ... 35

BAB III METODE PENELITIAN ... 36

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 36

3.1.1 Definisi Operasional ... 36

3.1.2 Pengukuran Variabel ... 38

3.2 Teknik Penentuan Sampel ... 39

3.2.1. Populasi ... 39

(7)

3.4 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ... 43

4.5.1. Goodness Of fit Inner Model (Uji Model Struktural) ... 75

4.5.2. Uji Inner Weight ... 76

4.6. Pembahasan ... 77

4.6.1. Goodness Of Fit Inner Model ... 77

(8)
(9)

Tabel 2.1. Mapping Penelitian Terdahulu dan Sekarang ... 11

Tabel 3.2.1 Jumlah Populasi ... 39

Tabel 3.2.2 Jumlah Sampel ... 40

Tabel 4.2.1.a Interval Kelas ... 54

Tabel 4.2.1.b Nilai Rata-rata Variabel X1 ... 54

Tabel 4.2.2 Nilai Rata-rata Variabel X2 ... 57

Tabel 4.2.3. Nilai Rata-rata Variabel X3 ... 63

Tabel 4.2.4. Nilai Rata-rata Variabel Y ... 69

Tabel 4.4.1.a. Outer Loading 1 ... 71

Tabel 4.4.1.b. Outer Loading 2 ... 73

Tabel 4.4.2. Composite Reliability... 74

Tabel 4.4.3. Average Variance Extracted (AVE) ... 75

Tabel 4.5.1. Goodness Of Fit ... 75

Tabel 4.5.2. Result For Inner Weight ... 76

(10)

Gambar 4.2.1.a Distribusi Frekuensi X1.1 ... 51

Gambar 4.2.1.b Distribusi Frekuensi X1.2 ... 52

Gambar 4.2.1.c Distribusi Frekuensi X1.3 ... 52

Gambar 4.2.2.a. Distribusi Frekuensi X2.1 ... 55

Gambar 4.2.2.b Distribusi Frekuensi X2.2 ... 55

Gambar 4.2.2.c Distribusi Frekuensi X2.3 ... 56

Gambar 4.2.3.a Distribusi Frekuensi X3.1 ... 57

Gambar 4.2.3.b Distribusi Frekuensi X3.2 ... 58

Gambar 4.2.3.c Distribusi Frekuensi X3.3 ... 59

Gambar 4.2.3.d Distribusi Frekuensi X3.4 ... 59

Gambar 4.2.3.e Distribusi Frekuensi X3.5 ... 60

Gambar 4.2.3.f Distribusi Frekuensi X3.6 ... 61

Gambar 4.2.3.g Distribusi Frekuensi X3.7 ... 61

Gambar 4.2.3.h Distribusi Frekuensi X3.8 ... 62

Gambar 4.2.4.a Distribusi Frekuensi Y1 ... 64

Gambar 4.2.4.b Distribusi Frekuensi Y2 ... 64

Gambar 4.2.4.c Distribusi Frekuensi Y.3 ... 65

Gambar 4.2.4.d Distribusi Frekuensi Y4 ... 66

Gambar 4.2.4.e Distribusi Frekuensi Y5 ... 66

Gambar 4.2.4.f Distribusi Frekuensi Y6 ... 67

Gambar 4.2.4.g Distribusi Frekuensi Y7 ... 68

Gambar 4.2.4.h Distribusi Frekuensi Y8 ... 68

Gambar 4.3 Koefisien Model Penelitian Putaran 1 ... 70

(11)

Oleh :

Indri Pr istiyanti

ABSTRAK

Sumber daya manusia dalam organisasi merupakan salah satu faktor paling penting yang menentukan keefektifan organisasi, untuk itu setiap perusahaan memerlukan sistem pengendalian manajemen. Penerapan suatu sistem pengendalian tertentu secara otomatis akan terbentuk norma-norma, aturan-aturan, dan sistem nilai yang berlaku dalam organisasi tersebut. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah apakah pengendalian akuntansi, pengendalian perilaku, dan pengendalian personal berpengaruh terhadap kinerja manajerial Pada PT. Garam (Persero). Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui dan membuktikan secara empiris pengaruh pengendalian akuntansi, pengendalian perilaku, dan pengendalian personal terhadap kinerja manajerial Pada PT. Garam (Persero).

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah bersifat kuantitatif. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan teknik pengumpulan data dilakukan dengan melakukan wawancara dan penyebaran kuesioner. Teknik analisis yang digunakan dalam

penelitian ini adalah Partial Least Square (PLS).

Berdasarkan uraian dan analisa data yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa pengendalian akuntansi, pengendalian perilaku, dan pengendalian personal berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial Pada PT. Garam (Persero). Hal ini membuktikan bahwa hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini telah terbukti kebenarannya.

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Memasuki era globalisasi terjadi persaingan antar perusahaan semakin

ketat, mengakibatkan setiap perusahaan harus berusaha untuk meningkatkan

kinerjanya semaksimal mungkin agar dapat memenangkan persaingan,

tetapi peningkatan kerja tidak akan berhasil apabila tidak di dukung sumber

daya yang memadai.

Perusahaan dapat dilihat sebagai sistem organisasi sumber daya

manusia, sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya untuk

mencapai tujuan. Sumber daya manusia dalam organisasi merupakan salah

satu faktor paling penting yang menentukan keefektifan organisasi, untuk

itu setiap perusahaan memerlukan sistem pengendalian manajemen.

Sistem pengendalian ini diperlukan karena perilaku para individu dan

kelompok di dalam organisasi berbeda-beda, yang biasanya dipengaruhi

oleh pekerjaan yang mereka lakukan. Pekerjaan yang dilakukan orang-orang

itu menuntut agar mereka melakukan aktifitas yang selaras dengan

orang-orang lain dalam organisasi tersebut.

Penerapan suatu sistem pengendalian tertentu secara otomatis akan

terbentuk norma-norma, aturan-aturan, dan sistem nilai yang berlaku dalam

(13)

menimbulkan dysfunctionalbehavior atau perilaku menyimpang bagi

anggota organisasi.

Pengendalian akuntansi adalah pengendalian yang menggunakan

ukuran-ukuran keuangan yang salah satunya anggaran. Anggaran digunakan

sebagai pedoman kerja, sebagai alat pengkoordinasian kerja, dan sebagai

alat pengawasan kerja. Dengan demikian anggaran merupakan alat bagi

manajemen untuk membantu dalam menjalankan fungsi-fungsinya. Dapat

disimpulkan bahwa suatu pengendalian akuntansi merupakan suatu

perencanaan, sistem pelaporan dan prosedur monitor yang didasarkan pada

sistem informasi. Sehingga pengendalian akuntansi dalam menggunakan

anggarannya akan mempengaruhi kinerja didalam organisasi itu sendiri

(Muslimin 2007:451).

Pengendalian perilaku merupakan salah satu bentuk pengendalian

administratif. Pengendalian administratif meliputi otoritas,

peraturaaan-peraturan formal, prosedur standar pengoperasian, standar untuk mengatur

perilaku para manajer dan pekerja, anggaran, reward, dan sistem insentif

(Faisal dan Kusuma 2002).

Pengendalian perilaku bertujuan untuk menjamin hasil yang ingin

dicapai meliputi aktifitas pengawasan, monitoring dan aktifitas yang sedang

berjalan. Dimana aktifitas tersebut berperilaku sesuai dengan cara yang

dikehendaki, sehingga dalam suatu organisasi pengendalian perilaku akan

(14)

Pengendalian personal yang sering disebut pengendalian professional

(clan control) merupakan pengendalian yang didasarkan pada proses sosial

dan self control. Menurut dari Faisal dan Kusuma (2002) pengendalian

personal merupakan salah satu bentuk pengendalian di depan (feedforward

controls). Pengendalian di depan dalam sumber daya manusia dilaksanakan

melalui proses seleksi dan staffing. Pemilihan dan penempatan karyawan

sesuai dengan persyaratan kerja dan keterampilan berdasarkan spesifikasi

sifat dari tugas yang akan dijalankan. Hal ini penting karena kecakapan

manajerial adalah suatu penentu fundamental dan keberhasilan organisasi.

Jadi pengendalian personal merupakan suatu pengendalian yang didasarkan

pada pembuatan kebijakan yang menyangkut tentang sumber daya manusia

(Merchant, 1998 dalam Muslimin 2007:452). Kebijakan-kebijakan ini

menyediakan informasi personal untuk perencanaan dan pengambilan

keputusan manajemen atau organisasi tersebut. Dengan adanya kebijakan

yang baik maka perusahaan dapat menghasilkan kinerja yang diharapkan

(Muslimin 2007:451).

Menurut Faisal dan Kusuma (2002) menunjukkan bahwa pengendalian

akuntansi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja manajerial,

sedangkan pengendalian perilaku dan personal tidak mempunyai pengaruh

yang signifikan terhadap kinerja manajerial. Penelitian tersebut dilakukan

pada research and development. Berdasarkan hasil penelitian dapat

disimpulkan bahwa pengendalian perilaku dan personal tidak bisa

(15)

Menurut Muslimin (2007:454) dari hasil penelitiannya menunjukkan

bahwa pengendalian akuntansi, pengendalian perilaku dan pengendalian

personal secara simultan berpengaruh terhadap kinerja manajerial.

Berdasarkan pada hasil pengujian persamaan regresi penelitian tersebut,

dapat diketahui bahwa semakin tinggi pengendalian akuntansi, pengendalian

perilaku, pengendalian personal yang diterapkan, maka semakin meningkat

kinerja manajerialnya.

PT. GARAM (Persero) merupakan salah satu perusahaan industri kimia

dasar yang bergerak dibidang produksi, perdagangan dan distribusi garam,

sebagai Badan Usaha Milik Negara yang bertaraf nasional PT. Garam

(Persero) dituntut untuk tetap menjaga eksistensinya atau kelangsungan

hidup perusahaan dengan terus meningkatkan kinerja manjerial perusahaan.

Berikut ini disajikan data mengenai realisasi penjualan dengan target

penjualan yang merupakan bagian kegiatan dalam perusahaan.

Tabel 1.1: Data jumlah target penjualan dan realisasi penjualan PT. Garam (Persero) pada periode 2005 – 2009

Sumber : PT. GARAM (Persero

Terlihat dari data realisasi penjualan dan target penjualan diatas

terdapat adanya permasalahan antara penjualan yang hendak dicapai dengan

hasil pencapaian penjualan tersebut.

(16)

Berdasarkan dari data realisasi penjualan dan target penjualan terdapat

tingkat pencapaian penjualan yang befluktuatif, dapat dilihat pada tahun

2005 terdapat selisih antara target dan realisasi pada penjualan sebesar

Rp.54.028.782 pada tahun 2006 selisih antara target dan realisasi pada

penjualan sebesar Rp. 37.871.759 pada tahun 2007 selisih antara target dan

realisasi pada penjualan sebesar Rp. 44.512.532 pada tahun 2008 selisih

antara target dan realisasi pada penjualan sebesar Rp. 63.496.010 pada tahun

2009 selisih antara target dan realisasi pada penjualan sebesar Rp.8.210.781.

Dengan kondisi yang dari tahun ke tahun pendapatan perusahaan tidak

sesuai dengan target, hal ini disebabkan kurangnya pengendalian dalam

organisasi yang berupa pengendalian akuntansi, pengendalian perilaku dan

pengendalian personal yang baik dan diharapkan para manajer dapat bekerja

dengan baik dan sesuai prosedur yang pada akhirnya dapat meningkatkan

kualitas produk yang dihasilkan.

Pengendalian terhadap jenis pelaporan juga diperlukan agar sesuai

dengan tujuan perusahaan, oleh karena hal tersebut maka dapatlah terjadi

gambaran bagaimana kinerja manajerial pada PT. Garam (Persero) saat ini,

sehingga perlu adanya penelitian yang membahas masalah penurunan

kinerja manajerial untuk menjadi masukan bagi pihak perusahaan.

Dengan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik mengadakan

penelitian dengan judul “Pengaruh Pengendalian Akuntansi,

Pengendalian Perilaku, Dan Pengendalian Per sonal Ter hadap Kinerja

(17)

1.2. Perumusan Masalah

Bedasarkan latar belakang yang telah disebutkan di atas, rumusan

penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah Pengendalian Akuntansi berpengaruh terhadap Kinerja

Manajerial Pada PT. Garam (Persero)?

2. Pengendalian Perilaku berpengaruh terhadap Kinerja Manajerial Pada

PT. Garam (Persero)?

3. Pengandalian Personal berpengaruh terhadap Kinerja Manajerial Pada

PT. Garam (Persero)?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang ada, tujuan kami melakukan

penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui dan membuktikan secara empiris Pengaruh

Pengendalian Akuntansi Terhadap Kinerja Manajerial Pada PT. Garam

(Persero).

2. Untuk mengetahui dan membuktikan secara empiris Pengaruh

Pengendalian Perilaku Terhadap Kinerja Manajerial Pada PT. Garam

(Persero).

3. Untuk mengetahui dan membuktikan secara empiris Pengaruh

Pengandalian Personal Terhadap Kinerja Manajerial Pada PT. Garam

(18)

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat ganda, disamping

bermanfaat secara teoritis juga mempunyai manfaat praktis. Adapun

manfaat penelitian ini dapat bermanfaat bagi :

1. Bagi Peneliti

Sabagai langkah nyata penerapan ilmu sesuai dengan teori yang di

dapat selama kuliah, serta dapat menambah pengetahuan tentang

kondisi perusahaan dan permasalahan yang dihadapinya, sehingga dapat

diambil suatu kesimpulan yang tepat.

2. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan

dalam mengambil keputusan untuk memilih jenis pengendalian yang

tepat dalam rangka meningkatkan efektifitas pengendalian tersebut

yang pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja baik individu manajer

maupun organisasi.

3. Bagi Akademis

Dapat digunakan sebagai bahan acuan dasar penelitian sejenis yang

mungkin dapat diterapkan pada perguruan tinggi dimasa yang akan

(19)

Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh pihak lain yang dapat

digunakan sebagai bahan masukan dan bahan pengkajian yang berkaitan

dengan penelitian ini pernah dilakukan oleh Syafruddin (2001), judul

penelitian “Pengaruh Moderasi Dinamika Lingkungan pada Sistem Kontrol

Akuntansi dan Kinerja Perusahaan”. Permasalahan yang dikemukakan

adalah untuk mengetahui apakah pengaruh moderasi dinamika lingkungan

mempengaruhi sistem kontrol akuntansi dan kinerja perusahaan.

Dari permasalahan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem

kontrol akuntansi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja,

sedangkan sistem kontrol akuntansi yang dimoderasi dinamika lingkungan

berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan, dinamika lingkungan yang

signifikan mempunyai hubungan antara sistem kontrol akuntansi dengan

kinerja perusahaan.

Yang kedua adalah penelitian dari Faisal dan Kusuma (2002) dengan

judul “Pengaruh Karakteristik Tugas terhadap Keefektifan Bentuk

Pengendalian Akuntansi, Perilaku dan Personal dalam Peningkatan Kinerja

Manajer Riset dan Pengembangan”. Permasalahan yang dikemukakan

adalah untuk mengetahui apakah pengaruh karakteristik tugas terhadap

keefektifan bentuk pengendalian akuntansi, perilaku dan personal

(20)

Dari permasalahan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa

pengendalian perilaku dan personal tidak mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap kinerja manajerial, sedangkan pengendalian akuntansi

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja manajerial dan untuk

karakteristik tugas tidak mampu memberikan pengaruh yang signifikan

terhadap kinerja manajerial.

Yang ketiga adalah penelitian dari Muslimin (2007) dengan judul

“Pengaruh Pengendalian Akuntansi, Pengendalian Perilaku, dan

Pengendalian Personal Terhadap Kinerja Manajerial Pada PT. Berkat Agung

Jaya Abadi (Gresik)”. Permasalahan yang dikemukakan adalah untuk

mengetahui apakah pengendalian akuntansi, pengendalian perilaku, dan

pengendalian personal berpengaruh terhadap kinerja manajerial.

Dari permasalahan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa

pengendalian akuntansi, pengendalian perilaku, dan pengendalian personal

berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial perusahaan.

Yang keempat adalah penelitian dari Rumayani (2009), dengan judul

“Pengaruh Pengendalian Akuntansi, Pengendalian Perilaku dan

Pengendalian Personal Terhadap Kinerja Manajerial Pada PT. Adhitama

Engineering Sidoarjo”. Permasalahan yang dikemukakan adalah untuk

mengetahui apakah pengendalian akuntansi, pengendalian perilaku dan

pengandalian personal berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial pada

terhadap kinerja manajerial pada PT. Adhitama Engineering Sidoarjo, dan

(21)

pengendalian personal berpengaruh dominan terhadap kinerja manajerial

pada PT. Adhitama Engineering Sidoarjo.

Dari permasalahan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa hipotesis

yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh secara simultan pengendalian

akuntansi, pengendalian perilaku dan pengendalian personal terhadap

kinerja manajerial pada PT.Adhitama Engineering Sidoarjo, dan hipotesis

yang menyatakan bahwa pengendalian akuntansi berpengaruh dominan

terhadap kinerja manajerial pada PT.Adhitama Engineering Sidoarjo.

Yang kelima adalah penelitian dari Ganistyar (2011), dengan judul

“Pengaruh Pengendalian Akuntansi, Pengendalian Perilaku, dan

Pengendalian Personal Terhadap Kinerja Manajerial Pada PT. Berkah Delta

Bahagia di Surabaya”. Permaalahan yang dikemukakan adalah untuk

mengetahui apakah pengendalian akuntansi, pengendalian perilaku, dan

pengendalian personal berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial pada

PT. Berkah Delta Bahagia di Surabaya.

Dari permasalahan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa

pengendalian pengendalian perilaku berpengaruh positif terhadap kinerja

manajerial telah terbukti kebenarannya, sedangkan pengendalian akuntansi,

pengendalian personal berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial tidak

terbukti kebenarannya.

Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan dalam bentuk tabel mapping penelitian

(22)

Tabel 2.1. Mapping Penelitian Terdahulu Dan Sekarang

No Penulis Rumusan Masalah Hipotesis Populasi/Sampel Teknik Analisis

1 Muchamad Syafruddin (2001) Pengaruh Moderasi Dinamika Lingkungan pada Sistem Kontrol Akuntansi dan Kinerja Perusahaan

Apakah pengaruh moderasi dinamika lingkungan akan mempengaruhi sistem kontrol akuntansi dan kinerja perusahaan?

Diduga dinamika lingkungan akan mempengaruhi sistem kontrol akuntansi dan kinerja perusahaan

Nasabah Bank

Perkreditan Rakyat di Jawa Tengah

Analisis Regresi Linier Berganda

2 Faisal dan Indra Wijaya Kusuma (2002)

Pengaruh Karakteristik Tugas terhadap Keefektifan Bentuk Pengendalian Akuntansi, Perilaku dan Personal dalam Peningkatan Kinerja Manajer Riset dan Pengembangan

Apakah ada pengaruh karakteristik tugas terhadap keefektifan bentuk pengendalian akuntansi, perilaku dan personal dalam akuntansi, perilaku dan personal dalam meningkatkan kinerja manajerial

Manajer-manajer perusahaan manufaktur di BEI Perilaku, dan Pengendalian Personal Terhadap Kinerja Manajerial Pada PT. Berkat Perilaku dan Pengendalian Personal Terhadap Kinerja Manajerial Pada PT. Adhitama Engineering Sidoarjo

1.Apakah pengendalian akuntansi, pengendalian perilaku dan pengandalian personal berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial pada kinerja manajerial pada PT.Adhitama Engineering Sidoarjo 2.Pengendalian akuntansi berpengaruh dominan terhadap kinerja manajerial pada PT. Adhitama Perilaku, dan Pengendalian Personal Terhadap Kinerja Manajerial Pada PT. Berkah pengaruh positif antara pengendalian akuntansi,

pengendalian perilaku, dan pengendalian personal terhadap kinerja manajerial pada pt. berkah delta bahagia di surabaya

Manajer PT.Berkah Delta Bahagia di Surabaya

Analisis Regresi Linier Berganda

6 Indri Pristiyanti (2013) Pengaruh Pengendalian Akuntansi, Pengendalian Perilaku, Dan Pengendalian Personal Terhadap Kinerja Manajerian Pada PT. Garam Kinerja Manajerial Pada PT. Garam (Persero)?

Dari tabel tersebut dapat disimpulkan adanya perbedaan antara

penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang, yaitu : teknik analisis

penelitian terdahulu menggunakan analisis regresi linier berganda,

(23)

least square (PLS). selain itu antara penelitian terdahulu dengan sekarang

memiliki perbedaan pada objeknya (perusahaan yang di tuju).

2.2. Landasan Teori

2.2.1.Kinerja Manajerial

Kinerja adalah evaluasi terhadap pekerjaan yang dilakukan lewat atasan

langsung, teman, dirinya sendiri dan bawahan (Suartana, 2000 dalam Faisal

dan Kusuma, 2002:167)

Menurut Riyadi ( 2000 : 141 ), kinerja manajerial adalah kegiatan

manajer dalam kegiatan – kegiatan manajerial yang meliputi : perencanaan,

investigasi, pengkoordinasian, evaluasi, pengawasan, pengaturan staf

(staffing), negosiasi dan perwakilan atau representasi.

2.2.1.1. Tugas Manajer

Manajer adalah seseorang yang bertindak sebagai perencana,

pengorganisasian, pengarah, pemotivasi, serta pengendali orang dan

mekanisme kerja untuk mencapai tujuan. Sedangkan kepemimpinan adalah

sikap dan perilaku untuk memengaruhi para bawahan agar mereka mampu

bekerja sama sehingga dapat bekerja secara lebih efisien dan efektif. Jelas

kiranya bahwa manajer untuk mengelola organisasinya agar lebih efisien

dan efektif harus memiliki jiwa, sifat, perilaku, dan karakter kepemimpinan.

Manajemen adalah seni, ilmu, dan prosesnya, manajer adalah orangnya, dan

kepemimpinan adalah sifat atau jiwanya ( Siswanto, 2005 : 13 ).

Sedangkan tugas – tugas penting manajer diuraikan secara rinci sebagai

(24)

1. Manajer bekerja dengan orang lain. Istilah " orang " mencakup tidak

hanya bawahan atau atasan, tetapi juga manajer lainnya dalam

organisasi. Disamping itu, " orang " juga termasuk individu dari luar

organisasi, seperti pelanggan, pemasok, pemerintah, dan sebagainya.

2. Manajer memadukan dan menyeimbangkan tujuan – tujuan yang saling

bertentangan dan menetapkan prioritas – prioritas. Setiap manajer akan

menghadapi sejumlah tujuan, masalah, dan kebutuhan organisasional

yang semuanya ini bersaing untuk memperebutkan sumber daya –

sumber daya organisasi ( manusia, material, bahkan waktu manajer ).

Karena berbagai sumber daya tersebut selalu terbatas, manajer harus

menjaga keseimbangan diantara berbagai tujuan dan kebutuhan

organisasional.

3. Manajer bertanggung jawab dan mempertanggungjawabkan. Para

manajer ditugaskan untuk mengelola pekerjaan – pekerjaan tertentu

secara sukses. Mereka biasanya dievaluasi atas dasar seberapa baik

mengatur tugas – tugas yang harus diselesaikan. Lebih lanjut manajer

juga bertanggung jawab atas kegiatan – kegiatan para bawahannya.

Kesuksesan atau kegagalan bawahan adalah cermin langsung

kesuksesan atau kegagalan manajer.

4. Manajer harus berpikir secara analitis dan konseptual. Untuk menjadi

pemikir yang analitis, manajer harus mampu merinci dan memisah –

misahkan suatu masalah menjadi komponen – komponen masalah.

(25)

dengan akurat. Dan yang lebih penting bagi manajer adalah menjadi

pemikir konseptual yang mampu memandang keseluruhan tugas dan

mengaitkan suatu tugas dengan tugas - tugas yang lainnya.

5. Manajer adalah suatu mediator. Organisasi terdiri dari orang – orang,

dan kadang – kadang mereka tidak saling setuju satu sama lain. Bila hal

ini terjadi, maka akan merusak suasana kerja, mengakibatkan konflik,

atau bahkan mungkin karyawan – karyawan yang cakap akan

meninggalkan perusahaan . kejadian – kejadian seperti ini menuntut

manajer sebagai mediator (penengah).

6. Manajer mengambil keputusan – keputusan yang sulit. Organisasi

selalu menghadapi banyak masalah (misalnya kesulitan finansial,

masalah personalia, masalah dengan pihak eksternal perusahaan, dan

sebagainya). Manajer adalah orang yang diharapkan dapat menentukan

pemecahan berbagai masalah sulit dan mengambil keputusan yang

akurat.

2.2.1.2. Penilaian Kinerja Manajerial

Penilaian kinerja menurut Mulyadi ( 2001 : 415 ), adalah penentuan

secara periodik evektivitas operasional suatu organisasi bagian organisasi

dan personelnya, berdasarkan sasaran, standar, dan kriteria yang telah

ditetapkan sebelumnya.

Oleh karena pada dasarnya organisasi dioperasikan oleh sumber daya

manusia, maka penilaian kinerja sesungguhnya merupakan penilaian atas

(26)

organisasi. Menurut Mulyadi ( 2001 : 416 ), seseorang yang memegang

posisi manajerial diharapkan mampu menghasilkan suatu kinerja manajerial.

Berbeda dengan kinerja karyawan yang bersifat kongkrit, kinerja manajerial

adalah bersifat abstrak dan kompleks. Manajer menghasilkan kinerja dengan

mengarahkan bakat dan kemampuan serta usaha beberapa orang lainnya

yang berada didaerah wewenangnya.

2.2.1.3.Tujuan Penilaian Kinerja Manajerial

Tujuan penilaian kinerja adalah untuk memotivasi karyawan dalam

mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku yang

telah ditetapkan sebelumnya, agar membuahkan tindakan dan hasil yang

diinginkan. Standar perilaku dapat berupa kebijakan manajemen atau

rencana formal yang dituangkan dalam anggaran.

Penilaian kinerja dilakukan untuk menekan perilaku yang tidak

semestinya dan untuk merangsang dan menegakkan perilaku yang

semestinya diinginkan melalui umpan balik hasil kinerja pada waktunya

serta penghargaan, baik yang bersifat intrinsik maupun ekstrisik.

2.2.1.4. Manfaat Penilaian Kinerja Manajerial

Beberapa manfaat penilaian kinerja yang digunakan oleh organisasi

menurut Mulyadi ( 2001 : 416 ) adalah :

1. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui

pemotivasian personel secara maksimum.

2. Membantu pengambilan keputusan yang berkaitan dengan

(27)

3. Mengidentifikasi kebutuhan latihan dan pengembangan personel dan

untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan

personel.

4. Menyediakan suatu dasar untuk mendistribusikan penghargaan.

2.2.1.5. Tingkatan Manajerial dan Keterampilan

Secara umum " manajer " berarti setiap orang yang mempunyai

tanggung jawab atas bawahan dan sunber – sumber daya organisasi lainnya.

Tingkatan manajemen dalam organisasi menurut Handoko (1999 : 17) akan

membagi manajer menjadi tiga golongan yang berbeda, yaitu :

1. Manajer Lini – Pertama (First-line Manager)

Tingkatan paling rendah dalam suatu organisasi yang memimpin dan

mengawasi tenaga – tenaga operasional disebut manajer lini atau

garis pertama. Manajemen ini sering disebut dengan kepala atau

pimpinan ( leader ), mandor ( foreman ), dan penyelia ( supervisor ).

2. Manajer Menengah (Middle Manager)

Manajemen menengah dapat meliputi beberapa tingkatan dalam

suatu organisasi. Manajer menengah membawahi dan mengarahkan

kegiatan – kegiatan para manajer lainnya dan kadang – kadang juga

karyawan operasional. Sebutan lain bagi manajer menengah adalah

manajer departemen, kepala pengawas, dan sebagainya.

3. Manajer Puncak (Top Manager)

Klasifikasi manajemen ini terdiri dari sekelompok kecil eksekutif.

(28)

organisasi. Yang termasuk dalam manajemen ini adalah direktur,

presiden, kepala divisi, wakil presiden senior, dan sebagainya.

Hersey dan Blanchard dalam Siswanto ( 2005 : 20 ), menegemukakan

bahwa terdapat bidang keterampilan yang penting untuk melaksanakan

proses manajemen bagi seorang manajer. Bidang keterampilan yang

dimaksud adalah sebagai berikut :

1. Keterampilan Teknis ( technical skill )

Yaitu kemampuan untuk menggunakan pengetahuan, metode,

prosedur, teknik, dan akal yang diperlukan untuk melaksanakan tugas

spesifik yang diperoleh lewat pengalaman, pendidikan, dan pelatihan.

2. Keterampilan Manusiawi ( human skill )

Yaitu kemempuan dan pertimbangan yang diusahakan bersama orang

lain, termasuk pemahaman mengenai motivasi dan aplikasi tentang

kepemimpinan yang efektif.

3. Keterampilan Konseptual ( conceptual skill )

Yaitu kemampuan memahami kompleksitas keseluruhan organisasi

tempat seseorang beradaptasi dalam operasi.

2.2.2.Sistem Pengendalian Manajemen

Anthony dan Govindarajan (1998) dalam Faisal dan Kusuma

(2002:163) mendefinisikan sistem pengendalian manajemen sebagai sebuah

proses seorang manajer memastikan bahwa sumber daya diperoleh dan

dipergunakan secara efektif dan efisien dalam usaha untuk mencapai tujuan

(29)

Setiap perusahaan memerlukan sistem pengendalian manajemen, karena

sistem tersebut di desain untuk mengukur aktivitas anggota organisasi

melalui para pimpinan (manajer) agar sesuai dengan tujuan yang diinginkan

perusahaan. Proses pengendalian dilakukan melalui para pimpinan dengan

penentuan tujuan dan strategi pelaksanaan dan pengukuran serta analisis

prestasi dan penghargaan.

Dalam inti sistem pengendalian terdapat enam elemen, yaitu :

1.Perencanaan, meliputi penyusunan tujuan dan pembuatan standar

dalam masing – masing bidang pertanggungjawaban individu

maupun unit kerja.

2.Subsistem operasional, meliputi perilaku yang digambarkan oleh

individu atau unit kerja dalam memperoleh, mengalokasikan,

memanfaatkan, mengembangkan, dan melindungi sumber daya

organisasi.

3.Hasil atau outcome, meliputi hasil kinerja seperti volume

penjualan, produktivitas, profit margin, sikap kerja seperti

kepuasan dan komitmen.

4.Pengukuran, meliputi sistem informasi manajemen (seperti

produksi, persediaan, sistem pengendalian administrative dan

anggaran) dan sistem penilaian karyawan.

5.Umpan balik yang mengacu pada pengiriman informasi, dalam

subsistem operasional, informasi ini bermanfaat untuk melakukan

(30)

kinerja dengan tujuan atau standar yang telah ditetapkan

sebelumnya. Dalam elemen perencanaan, informasi ini bermanfaat

untuk menyesuaikan tujuan atau standar. Dalam elemen

pengevaluasian, informasi ini bermanfaat untuk memberikan

reward.

6.Pengevaluasian dan Pemberi reward, meliputi pengadministrasian

reward ekstrinsik yang didasarkan pada evaluasi kinerja dan

merancang pemberian reward ekstrinsik untuk mempengaruhi

perilaku kerja.

2.2.2.1. Langkah – Langkah Dalam Pr oses Pengendalian

Menurut Robert J. Mockler dalam Stoner, dkk (2003 : 248), Langkah –

langkah dalam proses pengendalian adalah sebagai berikut :

a. Menetapkan standar dan metode mengukur prestasi kerja.

b. Mengukur prestasi kerja.

c. Menetapkan apakah prestasi kerja sesuai standar.

d. Mengambil tindakan korektif.

2.2.2.2. Karakteristik dan Manfaat Pengendalian Manajemen

Untuk mencapai kesuksesan organisasi harus mempunyai dan

mempertahankan pengendalian manajemen yang baik (Merchant,1981:270).

Beberapa karakteristik pengendalian yang baik meliputi :

a. Pengendalian berorientasi masa depan.

(31)

c. Pengendalian mampu menjamin pencapaian tujuan organisasi yang

lebih baik dari periode sebelumnya.

Menurut (Stoner dkk, 2003 : 250) manfaat pengendalian adalah untuk

menghadapi perubahan, untuk menciptakan siklus yang lebih cepat,

menambah nilai, menyatukan pekerja dari berbagai latar belakang dan kultur

yang berbeda, memudahkan delegasi dan kerja tim.

2.2.3.Pengendalian Akuntansi

2.2.3.1. Definisi Pengendalian Akuntansi

Pengendalian adalah proses untuk mengarahkan seperangkat variabel

(misalnya mesin – mesin, manusia, equipment) kea rah tercapainya sasaran

dan tujuan (Supriyono, 2000 : 19).

Menurut Hopwood(1976) dalam Faisal dan Kusuma (2002 : 163),

pengendalian akuntansi didefinisikan sebagai pengendalian yang

berdasarkan pada angka – angka akuntansi seperti anggaran, standar coting,

flexible budgeting.

Menurut Anthony, dkk (1991 : 23), bahwa tradisional, sistem

pengendalian akuntansi menekankan pada tindakan pencegahan (tidak

sengaja) dan ketidak beresan (sengaja). Untuk memastikan bahwa

kekeliruan dan ketidak beresan dapat dikurangi, pengendalian akuntansi

meliputi :

1. Alat untuk memastikan bahwa transaksi hanya dilaksanakan atas izin

(32)

2. Alat untuk memastikan bahwa semua transaksi dicatat untuk

memungkinkan, paling sedikit, penyusunan laporan keuangan yang layak

dan untuk menjaga pertanggung jawaban sumber daya.

3. Alat untuk memastikan dengan pemeriksaan fisik berkala dengan

perhitungan sumber daya organisasi, bahwa laporan yang mencatat

pertanggung jawaban untuk sumber daya organisasi adalah benar.

4. Cara untuk memastikan bahwa penggunaan sumber daya seperti

persediaan dan barang dagangan atau peralatan dan mesin hanya

dilakukan dengan izin tertulis manajemen.

Tujuan pengendalian akuntansi internal menurut Supriyono (2000:33)

antara lain :

1. Menjaga kekayaan dan mencatat organisasi.

2. Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi.

Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

pengendalian akuntansi adalah pengendalian yang menggunakan ukuran –

ukuran, keuangan, yang salah satu bentuknya yaitu anggaran. Anggaran

digunakan sebagai pedoman kerja dan sebagai alat pengawasan kerja.

Dengan demikian anggaran merupakan alat bagi manajemen untuk

membantu menjalankan fungsi – fungsinya.

2.2.3.2. Manfaat Pengendalian Akuntansi

Pengendalian akuntansi menekankan pada tindakan-tindakan untuk

mencegah kesalahan (kekeliruan yang tidak disengaja) dan ketidak beresan

(33)

(1992:26) dalam Robbi (2009:23) manfaat pengendalian adalah sebagai

berikut :

a. Sarana untuk memastikan bahwa transaksi-transaksi hanya dilakukan

sesuai ijin manajemen.

b. Sarana untuk memastikan bahwa semua transaksi tersebut dicatat untuk

memungkinkan, penyusunan laporan keuangan yang semestinya dan

untuk menjaga tanggung jawab atas sumber daya.

c. Sarana untuk memasukan, melalui pemeriksaaan fisik berkala dan

perhitungan sumber daya organisasi, bahwa laporan auntansi yang

mencatat petanggung jawaban atas sumber daya organisasi.

d. Sarana untuk memastikan bahwa akses kesumber daya seperti bahan

pembantu dan barang dagangan serta penggunaan sumber daya, seperti

peralatan dan mesin-mesin, hanya dilakukan berdasarkan ijin tertulis

manajemen.

2.2.3.3. Tujuan Pengendalian Akuntansi

Menurut Supriyono (2000:13) manfaat pengendalian akuntansi internal

adalah sebagai berikut :

1. Menjaga kekayaan dan catatan organisasi.

2. Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi.

2.2.4. Pengendalian Perilaku

2.2.4.1. Definisi Pengendalian Perilaku

Pengertian perilaku adalah pengendalian yang berdasarkan struktur

(34)

(Faisal dan Kusuma, 2002 : 168). Pengendalian perilaku meliputi aktifitas

pengawasan, monitoring aktifitas yang sedang berjalan dan mengamati

apakah anggota organisasi berperilaku sesuai dengan cara yang dikehendaki.

Pengendalian perilaku dinyatakan oleh Nimran ( 1997 : 2) dalam

Rumayani (2009 : 25) sebagai berikut “behavior concern it self with the

action people do that can be observed or measured” maksudnya bahwa

perilaku berkenaan dengan tindakan manusia yang dapat di ukur dan di

amati. Disini yang dimaksud pengendalian perilaku adalah perilaku manajer.

Perilaku manajer pada hakekatnya bukanlah hal yang mudah untuk

dipelajari, karena perilaku manajer menyangkut pikiran, kehendak, sikap

dan faktor – faktor lain yang mempengaruhi dan kompleks sifatnya serta

sulit untuk diduga.

2.2.4.2. Teori yang Mendukung Pengendalian Perilaku

Perilaku manusia merupakan topic yang kompleks yang menyangkut

tentang karakteristik psikologis pribadi, fisik dan nilai serta berbagai faktor

organisasi dan lingkungan ekstern. Sebagaimana banyak teori mengenani

bagaimana dan mengapa seseorang berperilaku tertentu dalam organisasi.

Dimana sebagian besar teori ini didasarkan pada pandangan kognitif, yang

menyatakan bahwa kegiatan-kegiatan mental seperti penalaran, keyakinan,

dan harapanlah yang mengrahkan perilaku manusia, dan juga adanya

pandangan pengukuhan (reinforcement) yang berpendapat bahwa

lingkungan dalam bentuk imbalan atau (ganjaran), pujian, keuangan, social,

(35)

Berbagai teori menggunakan landasan ini, sebagaimana juga orang

berperilaku dalam suatu organisasi.

1.Teori J enjang Kebutuhan

Teori ini dikembangkan oleh Abraham Maslow, dalam Anthony,

Dearden, Bedford (1992:50) menyatakan bahwa manusia mempunyai

banyak kebutuhan dan keinginan yang tersusun sedemikian hingga bila

satu kebutuhan terpenuhi maka manusia akan berusaha memenuhi tingkat

kebutuhan yang lebih tinggi. Pada setiap saat, seseorang akan berusaha

untuk memuaskan kebutuhan yang berbeda-beda dan

kebutuhan-kebutuhan inilah yang akan menentukan perilaku manusia. Jenjang

kebutuhan manusia bergerak dari kebutuhan fisik dasar seperti kebutuhan

akan makan dan tidur sampai kebutuhan psikologis akan makanan yang

lebih baik, gengsi dan status serta kenikmatan hidup. Teori ini

menyiratkan bahwa system pengendalian manajemen haruslah

didasarkan pada keinginan manusia untuk memuaskan kebutuhannya,

yang berbeda setiap saat, dimana untuk setiap keadaan dan bagi orang

yang berbeda. Sistem pengendalian harus dirancang dengan

memperhatikan kebutuhan-kebutuhan ini agar para anggota organisasi

dapat diarahkan untuk mencapai tujuan organisasi dengan cara efektif

dan efisien.

2.Teori Motivasi Pencapaian

Teori ini dikembangkan oleh David McClelland, dalam Anthony,

(36)

oleh keinginannya untuk berhasil (berprestasi), keinginan untuk

berkuasa, dan kebutuhan akan pergaulan. Teori ini mengatakan bahwa

struktur imbalan dan hukuman dalam system pengendalian manajemen

haruslah didasarkan pada motif-motif ini.

2.2.5. Pengendalian Per sonal

2.2.5.1. Definisi Pengendalian Personal

Pengendalian personal didefinisikan oleh Merchant 1998 dalam Faisal

dan Kusuma, 2002:168 sebagai pengendalian yang berdasarkan pada

pembuatan kebijakan yang menyangkut sumber daya manusia. Kebijakan –

kebijakan ini menyediakan informasi personal yang vital untuk perencanaan

dan pengambilan keputusan manajemen sumber daya manusia. Tujuan

pengendalian ini adalah untuk mengawasi dan memonitor tindakan bawahan

untuk memastikan bahwa tindakan tersebut sesuai dengan aturan yang sudah

ditetapkan. Pengendalian personal sering disebut pengendalian profesional

(clan control). Pengendalian profesional merupakan pengendalian yang

didasarkan pada proses sosial dan self control. Jenis pengendalian ini

diperlukan oleh organisasi untuk memperkerjakan personal yang menguasai

mekanisme yang memungkin mereka menerapkan keahlian yang dimiliki

dalam kondisi ketidakpastian.

Pengendalian diri (self contro ) yaitu usaha individu itu sendiri untuk

mengarahkan perilaku pribadinya sesuai dengan cita – cita, tujuan atau

nilai–nilai yang telah ‘diputuskan’ oleh dirinya untuk dilaksanakan oleh diri

(37)

sebenarnya tidak berbeda banyak dengan tata nilai dan cita – cita kelompok

individu (Astrid, 1989 : 155 dalam Rumayani, 2009).

Menurut Roucek (1962) dalam Rumayani (2009) pengawasan sosial

yaitu sebagai suatu istilah kolektif untuk proses – proses, yang terencana

dan tidak terencana yang mengajarkan mempersuasi atau memaksa individu

– individu menyeragamkan diri dengan kebiasaan – kebiasaan dan nilai –

nilai hidup dari kelompok. Sedangkan menurut Cohen (1979) dalam

Rumayani (2009), berpendapat bahwa inti pengawasan sosial ialah

pengembangan (kemampuan) anggota organisasi untuk menyesuaikan diri

dengan norma yang berlaku. Dengan adanya kebijakan yang baik didalam

perusahaan akan dapat menghasilkan kinerja yang diharapkan.

2.2.5.2. Teori yang Mendukung Pengendalian Per sonal

Faktor-faktor penentu prestasi kerja personal dalam organisasi adalah

faktor-faktor individu dan factor lingkungan kerja organisasi. Hal ini sesuai

dengan Teori Konforgensi William Strem dalam Anwar Prabu

Mangkunegara (2005:4) pendapat William Strem dalam Teori Heriditas dan

Schopenhaur dalam teori lingkungan dari John Locke. Secara inti

Schopenhaur dalam teori heriditasnya berpandangan bahwa factor individu

(termasuk faktor keturunannya) yang sangat menentukan seorang individu

mampu berprestasi atau tidak, sedangkan John Locke dalam teori

lingkungan berpandangan bahwa faktor lingkungan yang sangat

menentukan seorang individu mampu berprestasi atau tidak. Hal tersebut

(38)

faktor-faktor penentu prestasi kerja personal adalah factor individu dan faktor-faktor

lingkungan kerja organisasi.

1.Faktor Individu

Secara psikologis, individu yang normal adalah individu yang

memiliki intergritas yang tinggi antara fungsi sikis (rohani) dan fisiknya

(jasmania). Dengan adanya intergritas yang tinggi antara fungsi psikis

dan fisik, maka individu tersebut harus memiliki konsentrasi diri yang

baik. Konsentrasi yang baik ini merupakan modal utama individu

manusia untuk mampu mengelolah dan mendayagunakan potensi dirinya

secara optimal dalam melaksanakan kegiatan atau aktifitas kerja sehari

hari dalam mencapai tujuan organisasi.

Dengan kata lain, tanpa adanya konsentrasi yang baik dari individu

dalam bekerja, maka pimpinan mengharapkan mereka dapat kerja

produktif dalam mencapai tujuan organisasi tidak akan tercapai.

Kemampuan potensi (kecerdasan pikiran dan kecerdasan emosi) pada

umumnya individu yang mampu bekerja dengan penuh konsentrasi

apabila ia memiliki tingkat intelegensi minimal normal dengan tingkat

kecerdasan emosi yang baik (tidak merasa bersalah yang berlebihan,

tidak mudah marah, tidak dengki, tidak cemas, memiliki pandangan dan

pedoman hidup yang jelas berdasarkan kitab sucinya).

2. Faktor Lingkungan Organisasi

Faktor lingkungan kerja organisasi sangat menunjang bagi individu

(39)

lain uraian jabatan yang jelas, autoritas yang memadai, target kerja yang

menantang, pola komunikasi kerja efektif, hubugan kerja harmonis, iklim

kerja respect dan dinamis peluang bekarier dan fasilitas kerja yang relatif

memadai. Sekalipun faktor lingkungan organisasi kurang menunjang,

maka bagi individu yang memiliki tingkat kecerdasan pikiran memadai

dan tingkat kecerdasan emosi yang baik sebenarnya ia tetap dapat

berprestasi dalam bekerja. Lingkungan organisasi yang demikian dapat

diubah dan bahkan dapat diciptakan oleh individu tersebut serta

merupakan pemacu (pemotivator), tantangan bagi dirinya dalam

berprestasi di organisasinya.

2.3. Kerangka Pikir

2.3.1.Pengaruh Pengendalian Akuntansi Terhadap Kinerja Manajerial

Menurut penelitian dari Faisal dan Kusuma (2002) menyatakan bahwa

pengendalian akuntansi mempunyai pengaruh terhadap kinerja manajerial,

dimana pengendalian yang berdasarkan pada angka – angka akuntansi

seperti anggaran, standard costing, flexible budgeting dapat dilakukan

dengan baik maka meningkatkan kinerja dari manajer tersebut.

Berdasarkan teori kontigensi yang diajukan Anthony, dll (1991 : 49)

teori ini mengatakan bahwa struktur atau sistem pengendalian manajemen

yang paling baik bergantung pada banyak faktor di dalam dan di luar

organisasi. Teori ini menyadari bahwa tidak ada standar yang kekal untuk

menjadi patokan dalam struktur organisasi atau sistem pengendalian yang

(40)

jumlah dan sifat unit – unit organisasi serta tingkat wewenang mereka untuk

bertindak bergantung (contigent) pada lingkungan tempat organisasi berada.

Dari penjelasan tersebut diatas bahwa teori kontigensi digunakan untuk

menghadapi ketidakpastian lingkungan yang terjadi terhadap kinerja

manajerial. Dimana ketidakpastian lingkungan yang terjadi di perusahaan

menyebabkan fleksibilitas anggaran. Oleh karena itu perusahaan diharapkan

mampu menghadapi ketidakpastian lingkungan, yang nantinya berpengaruh

terhadap peningkatan kinerja manajerial.

2.3.2.Pengaruh Pengendalian Perilaku Ter hadap Kinerja Manajerial

Menurut penelitian dari Faisal dan Kusuma (2002) menyatakan bahwa

pengendalian perilaku mempunyai pengaruh terhadap kinerja manajerial,

pengendalian perilaku merupakan salah satu bentuk pengendalian

administratif. Pengendalian administratif meliputi struktur otoritas,

pengaturan – pengaturan formal, prosedur standar pengoperasian, standar

untuk mengatur perilaku para manajer dan pekerja, anggaram, reward, dan

sistem insentif. Dengan pengendalian administratif manajer dan pekerja

yang mampu melakukan pekerjaan sesuai dengan prosedur standar

pengoperasian sehingga tidak lagi dapat menentukan tindakan mereka

secara pribadi, sehingga pimpinan dan bawahan dapat melaksanakan

pekerjaan secara baik, maka diharapkan dapat meningkatkan kinerja

manajerial.

Berdasarkan teori kedekatan yang diajukan oleh Thoha (2004 : 80-81)

(41)

karena adanya kedekatan ruang dan daerahnya. Dalam suatu kantor,

pegawai – pegawai yang bekerja dalam ruangan yang sama atau yang

berdekatan akan mudah bergabung dan membuat hubungan – hubungan

yang menimbulkan adanya kelompok, dibandingkan dengan pegawai –

pegawai yang secara fisik terpisahkan satu sama lain. Teori ini berdasarkan

pada aktivitas – aktivitas, interaksi – interaksi dan sentimen – sentiment

(perasaan dan emosi).

Dari penjelasan tersebut bahwa teori kedekatan digunakan untuk

menjalankan prosedur standar pengoperasian yang terjadi terhadap kinerja

manajerial. Disamping itu prosedur standar pengoperasian yang terjadi di

perusahaan mempengaruhi aktivitas-aktivitas, interaksi-interaksi dan

sentiment-sentimen (perasaan dan emosi). Oleh karena itu perusahaan

diharapkan dapat menjalankan prosedur standar pengoperasian perusahaan

dengan baik, yang nantinya berpengaruh terhadap peningkatan kinerja

manajerial.

2.3.3.Pengaruh Pengendalian Per sonal Ter hadap Kinerja Manajerial

Menurut penelitian dari Faisal dan Kusuma (2002) menyatakan bahwa

pengendalian personal mempunyai pengaruh terhadap kinerja manajerial,

dimana pengendalian personal merupakan salah satu bentuk pengendalian di

depan (feedforward controls). Pengendalian di depan dalam sumber daya

manusia dilaksanakan melalui proses seleksi dan staffing. Pemilihan dan

penempatan karyawan sesuai dengan persyaratan kerja dan keterampilan

(42)

Menurut Thoha (2004:288-289) teori kelompok dalam kepemimpinan

ini dasar perkembangannyaberakar pada psokologis sosial. Dan teori

pertukaran yang klasik membantunya sebagai suatu dasar yang penting bagi

pendekatan teori kelompok. Teori kelompok ini beranggapan agar kelompok

dapat mencapai tujuan-tujuannya, maka harus terdapat suatu pertukaran

yang positif di antara pemimpin dan pengikut-pengikutnya. Hal ini

menunjukan bahwa para bawahan dapat mempengaruhi pemimpin dengan

perilakunya, sebanyak pemimpin beserta perilakunya mempengaruhi

bawahannya. Sudah barang tentu hal ini semuanya baru merupakan

anggapan dari pemahaman “social learning” dalam pemimpin.

Melalui proses seleksi dan staffing maka akan mendapatkan

tenaga-tenaga yang professional serta memiliki ketrampilan yang sesuai dengan

tugas yang akan dijalankan. Dengan adanya tenaga yang professional serta

penempatan karyawan yang sesuai dengan persyaratan kerja nantinya akan

berpengaruh terhadap peningkatan kinerja manajerial.

Dari penjelasan tersebut bahwa teori kelompok dan teori pertukaran

digunakan untuk membantu melaksanakan pemilihan dan penempatan

karyawan sesuai dengan persyaratan kerja dan keterampilan berdasarkan

spesifikasi sifat dari tugas yang akan dijalankan. Oleh karena itu dengan

adanya tenaga kerja yang professional dan penempatan karyawan yang

sesuai dengan persyaratan kerja nantinya akan berpengaruh terhadap

(43)

2.3.4.Pengaruh Pengendalian Akuntansi, Pengendalian Perilaku dan

Pengendalian Per sonal Terhadap Kinerja Manajerial

Menurut penelitian dari Faisal dan Kusuma (2002) menyatakan bahwa

pengendalian akuntansi, perilaku dan mempunyai pengaruh secara simultan

terhadap kinerja manajerial, dimana sistem pengendalian yang efektif harus

dapat menyelaraskan kedua tujuan yaitu tujuan pribadi dan tujuan organisasi

serta memuaskan secara bersama-sama. Perbedaan antara tujuan organisasi

dengan tujuan pribadi membuat sukar tugas sistem pengendalian

manajemen adalah memastikan tindakan-tindakan yang paling baik bagi

organisasi, tetapi ia harus mengusahakan keselarasan tujuan sedapat

mungkin.

Makin erat hubungan antara kedua tujuan, makin baik sistem

pengendalian manajemennya. Mc Gregor mengatakan bahwa kondisi dapat

diciptakan sedemikian hingga setiap anggota organisasi merasa bahwa

mereka akan dapat mencapai tujuan pribadi mereka sebaik – baiknya dengan

memusatkan usaha mereka kearah keberhasilan organisasi (Anthony, dkk,

1991:57).

Berdasarkan landasan teori yang telah dikemukakan di atas, maka

(44)

Gambar 2.3. Kerangka Pikir

(45)

2.4. Hipotesis

Sesuai dengan pokok permasalahan yang dikemukakan dan landasan

teori yang ada dapat ditentukan hipotesis sebagai berikut :

1. Diduga pengendalian akuntansi berpengaruh secara sigifikan terhadap

kinerja manajerial.

2. Diduga pengendalian perilaku berpengaruh secara sigifikan terhadap

kinerja manajerial.

3. Diduga pengendalian personal berpengaruh secara sigifikan terhadap

(46)

3.1. Definisi Oper asional dan Pengukur an Var iabel

3.1.1.Definisi Oper asional

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kinerja manajerial (Y)

sebagai variabel terikat dan variabel bebasnya terdiri dari pengendalian

akuntansi (X1), pengendalian perilaku (X2) dan pengendalian personal (X3).

Konsep ini di definisi secara operasional masing-masing variabel dengan

hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Pengendalian Akuntansi (X1)

Merupakan pengendalian yang berdasarkan pada angka-angka

akuntansi, seperti anggaran, standard costing, dan flexible budgeting.

Variabel ini di ukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan

oleh Hopwood. Indikator untuk mengukur variabel Pengendalian Akuntansi

(X1) meliputi :

a. Penggunaan informasi angka akuntansi (X1.1)

b. Pelaporan informasi akuntansi periodik (X1.2)

c. Kemampuan memenuhi target keuangan (X1.3)

Model indikator dari variabel pengendalian akuntansi (X1) adalah

(47)

indikator dari model pengukuran tidak akan merubah makna dan arti

konstruk.

2. Pengendalian Per ilaku (X2)

Merupakan pengendalian yang berdasarkan pada struktur otoritas,

peraturan-peraturan formal dan prosedur standar pengoperasian. Variabel ini

diukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Brownell

dan Hirst, Vancil, Ferrel dan Skinner. Indikator untuk mengukur variabel

Pengendalian Perilaku (X2) meliputi :

a. Partisipasi dalam pembuatan keputusan (X2.1)

b. Hirarki wewenang (X2.2)

c. Formalisasi (X2.3)

Model indikator dari variabel pengendalian perilaku (X2) adalah model

indikator r eflektif yaitu suatu model jika menghilangkan satu indikator dari

model pengukuran tidak akan merubah makna dan arti konstruk.

3. Pengendalian Per sonal (X3)

Merupakan pengendalian yang didasarkan pada pembuatan kebijakan

yang menyangkut sumber daya manusia. Variabel ini diukur dengan

menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Hage dan Aiken.

Indikator untuk mengukur variabel Pengendalian Personal (X3) meliputi:

a. Seberapa sering atasan merevisi atau menolak pendapat atau usulan (X3.1)

b. Seberapa sering menyatakan usulan atau pendapat kepada atasan dalam

(48)

c. Seberapa besar pengaruh yang tercermin dalam keputusan (X3.3)

d. Seberapa penting pendapat atau usulan dalam pembuatan keputusan (X3.4)

e. Seberapa sering merasa pendelegasian wewenang dan pertanggung

jawaban tidak dirumuskan dengan jelas (X3.5)

f. Seberapa sering menyampaikan laporan kepada lebih satu atasan (X3.6)

g. Seberapa sering harus melakukan pekerjaan tertentu yang bertentangan

dengan penilaian (X3.7)

Model indikator dari variabel pengendalian personal (X3) adalah model

indikator r eflektif yaitu suatu model jika menghilangkan satu indikator dari

model pengukuran tidak akan merubah makna dan arti konstruk.

4. Kiner ja Manajer ial (Y)

Merupakan hasil dari kegiatan manajerial yang meliputi: perencanaan

(Y1), investigasi (Y2), pengkoordinasian (Y3), evaluasi (Y4), pengawasan

(Y5), pengaturan staff (Y6), negosiasi (Y7) dan perwakilan (Y8). Variabel ini

diukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Mahoney,

dkk (1963) .

Model indikator dari variabel kinerja manajerial (Y) adalah model

indikator r eflektif yaitu suatu model jika menghilangkan satu indikator dari

model pengukuran tidak akan merubah makna dan arti konstruk.

3.1.2.Pengukur an Var iabel

Skala pengukuran yang digunakan untuk mengukur variabel dalam

(49)

dalam satu kontinum dengan jawaban sangat positif di sebelah kanan dan

negatifnya terletak disebelah kiri atau bahkan sebaliknya. Skala data yang

digunakan adalah skala interval, yang terdiri atas dasar variabel bebas dan

terikat.

Contoh Kuesioner :

Sangat tidak setuju 1 2 3 4 5 6 7 Sangat setuju

Definisi diatas merupakan pengembangan dari penelitian dimana 7 berarti

sangat setuju dengan pernyataan yang diberikan, jawaban 1 berarti sangat tidak

setuiju dengan pernyataan yang diberikan, sedangkan jawaban 4 merupakan

nilai tengah antara sangat setuju dan sangat tidak setuju dari pernyataan yang

diberikan. Jadi jawaban antara nilai 5 dan 7 berarti cenderung sangat setuju

dengan pernyataan yang diberikan dan jawaban antara nilai 1 sampai 3 berarti

cenderung sangat tidak setuju dengan pernyataan yang diberikan.

3.2. Teknik Penentuan Sampel

3.2.1.Populasi

Menurut Sumarsono (2002 : 44) populasi merupakan kelompok subyek /

obyek yang memiliki ciri – ciri atau karakteristik tertentu yang berbeda dengan

kelompok subyek / obyek yang lain, dan kelompok tersebut akan dikenai

generalisasi dari hasil penelitian.

Dalam penelitian ini yang dijadikan populasi adalah semua manajer

(50)

(Persero) yang berjumlah 39 orang dengan perincian yang dapat dilihat pada

table 3.2.1.

Tabel 3.2.1 : Jumlah Populasi

No Tingkatan Jumlah

1. Top Manager 3

2. Middle Manager 9

3. Lower Manager 27

Total 39

Sumber : PT. Garam (Persero)

3.2.2.Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri dan

karakteristik yang sama dengan populasi tersebut. (Sumarsono 2004 : 44).

Sedangkan untuk menentukan besaran sampel ditentukan dengan rumus Slovin

(1960) sebagai berikut :

(Umar, 1997 : 74)

Keterangan:

n = Ukuran sampel

N = Ukuran populasi

e = Persen kelonggaran ketidak telitian karena kesalahan pengambilan sampel

yang dapat diinginkan, yaitu 10 %.

(51)

Berdasarkan perhitungan diatas, maka jumlah anggota sampel yang

digunakan dalam penelitian ini berjumlah 28 orang.

Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Stratified Random

Sampling. Cara yang digunakan untuk menarik sampel secara random dari

masing-masing strata adalah Uniform Sampling Fraction, besar kecilnya ukuran

sampel masing-masing strata tergantung pada besarnya ukuran relatif populasi

masing-masing strata (Sumarsono, 2004:50). Populasi yang dianggap heterogen

menurut suatu karakteristik tertentu terlebih dahulu dikelompokan ke dalam

beberapa subpopulasi sehingga setiap subspopulasi yang ada memiliki anggota

sampel yang relatif homogen. Lalu dari setiap subpopulasi ini secara acak

diambil anggota sampelnya. Dasar penentuan strata dilihat dari tingkatan

jabatan yaitu manajer tingkat atas, menengah dan bawah (Umar, 1997:77-78).

Sampel masing-masing subpopulasi didapat dengan cara membandingkan

antara jumlah subpopulasi dengan jumlah populasi kemudian dikalikan dengan

sampel yang ditentukan.

Dengan jumlah sampel secara keseluruhan sebanyak 28 maka jumlah

sampel untuk masing-masing strata adalah :

Tabel 3.2.2 : Jumlah Sampel

No Tingkatan Jumlah

(orang)

Ukuran sampel masing-masing strata Perhitungan Sampel Sampel (orang)

1. Top Manajer 3 3/39 × 28 = 2 2

2. Middle Manager 9 9/39 × 28 = 7 7

3. Lower Manager 27 27/39 × 28 = 19 19

39 28

(52)

Penentuan sampel dari masing-masing strata, dilakukan pengambilan

sampel secara undian, cara ini member nomor-nomor pada seluruh anggota

populasi masing-masing strata, lalu secara acak dipilih nomor-nomor yang

sesuai dengan banyaknya jumlah sampel yang dibutuhkan tanpa pengembalian,

sehingga nilai probabilitasnya tidak konstan (Fox (1969) dalam Umar,

1997:76).

3.3. Teknik Pengumpulan Data

3.3.1.J enis Data

Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari obyek yang

diteliti dengan teknik kuesioner, dengan daftar pertanyaan yang terprogram dan

terstruktur dalam obyek penelitian.

3.3.2.Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan

industri kimia dasar yang bergerak di bidang produksi, perdagangan dan

distribusi garam, yaitu PT. Garam (persero) yang berada di Jl. Arief Rahman

Hakim No. 93 Surabaya

3.3.3.Metode Pengumpulan Data

Dalam rangka memperoleh data, pengumpulan data yang dilakukan

(53)

1. Wawancara

Proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya

jawab sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan si

penjawab atau responden.

2. Kuisioner

Memberikan daftar pertanyaan kepada responden untuk kemudian diberikan

nilai atau scoring. Kuisioner teersebut dibagikan ke pihak lain yang

berkepentingan yang secara langsung berhubungan dengan masalah yang

diteliti.

3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis

3.4.1.Teknik Analisis

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Partial Least

Square (PLS), metode Partial Least Square (PLS) merupakan metode analisis

yang powerful karena dapat diterapkan pada semua skala data, tidak

membutuhkan banyak asumsi dan ukuran sampel tidak harus besar. PLS selain

dapat digunakan sebagai konfirmasi teori juga dapat digunakan untuk

membangun hubungan yang belum ada landasan teorinya atau untuk pengujian

proposisi (Ghozali, 2011:18).

1. Rancangan Model Struktural (Inner Model)

Merupakan model yang menspesifikasi hubungan antar variabel laten atau

bisa juga dikatakanmenggambarkan hubungan antar variabel laten

(54)

Struktural hubungan antar variabel laten didasarkan pada rumusan masalah

atau hipotesis penelitian.

Persamaan Model Struktural:

η1 = γ11 ξ1 + γ12 ξ2 + γ13 ξ3 + ζ

Keterangan:

• η = Variabel Laten Endogen (Variabel Terikat)

• ξ = Variabel Laten Eksogen (Variabel Bebas)

• γ = Koefisien pengaruh variabel eksogen terhadap variabel endogen

• ζ = Galat model struktural

( Sofyan Yamin, 2011: 38)

2. Rancangan Model Measurement (Outer Model)

Merupakan model yang menspesifikasi hubungan antara variabel laten

dengan indikator-indikatornya atau bisa dikatakan bahwa outer model

mendefinisikan bagaimana setiap indikator berhubungan dengan variabel

latennya (Ghozali, 2011:22). Hubungan antar variabel laten dengan

variabel indikatornya bersifat reflektif yaitu perubahan pada variabel laten

akan mempengaruhi indikator sebaliknya perubahan pada indikator tidak

(55)

Persamaan Model Pengukuran Variabel Eksogen (Bebas):

X1 = λX1ξ1 + δ1

X2 = λX2ξ1+ δ2

X3 = λX3ξ1 + δ3

X4 = λX4ξ1 + δ4

X5 = λX5ξ1 + δ5

X6 = λX6 ξ1 + δ6

X7 = λX7ξ1 + δ7

dan seterusnya sampai X13 = λX13ξ1 + δ13

Keterangan:

• X adalah varibel indikator yang dipengaruhi variabel eksogen

• ξ adalah variabel laten eksogen

• λX adalah loading faktor variabel eksogen

• δ adalah galat pengukuran pada variabel eksogen

(Sofyan Yamin, 2011: 37)

Persamaan Model Pengukuran Variabel Endogen (Terikat)

Y1 = λY1η1 + ε1

Y2 = λY2η1 + ε2

Y3 = λY3η1 + ε3

Gambar

Gambar 2.3.
Tabel 3.2.1 : Jumlah Populasi
Tabel 3.2.2 : Jumlah Sampel
Gambar 4.2.1.a Distribusi Frekuensi X1.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sejalan dengan uraian tersebut maka tujuan penelitian adalah untuk menguji secara empiris pengaruh pengendalian akuntansi, pengendalian perilaku, dan pengendalian personal

Setelah mengetahui permasalahan, meneliti dan membahas hasil penelitian tentang pengaruh Motivasi, Kepuasan kerja dan pengendalian akuntansi terhadap Kinerja Manajerial maka

Dalam penelitian tersebut alat uji yang digunakan adalah regresi linier berganda, adapun hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah : kontrol akuntansi

“ Pengaruh Pengendalian Internal Dan Code Of Conduct (Pedoman Perilaku) Terhadap Kinerja Karyawan Bagian Akuntansi Pada PT Perkebunan Nusantara IV (PERSERO) Medan ” , yang

III Hasil Kuesioner Pengaruh Pengendalian Internal dan Code Of Conduct (Pedoman Perilaku) Terhadap Kinerja Karyawan Bagian Akuntansi Pada PTPN IV

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara Pengendalian Internal dan Pedoman Perilaku terhadap Kinerja Karyawan Bagian Akuntansi Pada PT

Sejalan dengan uraian tersebut maka tujuan penelitian adalah untuk menguji secara empiris pengaruh pengendalian akuntansi, pengendalian perilaku, dan pengendalian personal

Setelah mengetahui permasalahan, meneliti dan membahas hasil penelitian tentang pengaruh Motivasi, Kepuasan kerja dan pengendalian akuntansi terhadap Kinerja Manajerial maka dapat