• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peraan Anggaran Bahan Baku Sebagai Alat Bantu Manajemen Dalam Perencanaan dan Pengendalian Bahan Baku (Studi Kasus Pada PT Sinar Agung Makmur Santosa).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peraan Anggaran Bahan Baku Sebagai Alat Bantu Manajemen Dalam Perencanaan dan Pengendalian Bahan Baku (Studi Kasus Pada PT Sinar Agung Makmur Santosa)."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Sebagai suatu negara berkembang, Indonesia saat ini giat melaksanakan pembangunan di segala bidang, terutama di bidang ekonomi sebagai persiapan dalam memasuki era globalisasi. Demikian pula dalam dunia bisnis terjadi persaingan yang ketat antar perusahaan. Masing-masing perusahaan berusaha untuk berkembang menjadi perusahaan yang lebih besar. Oleh karena itu pihak manajemen dituntut untuk dapat mengatur kegiatan dalam perusahaan agar dapat mencapai tujuan perusahaan serta dapat berjalan dengan baik. Hal ini sangat didukung oleh adanya perencanaan, pengkoordinasian, serta pengendalian yang baik terhadap kegiatan perusahaan tersebut agar tujuan yang telah direncanakan perusahaan sejak awal dapat tercapai.

Penelitian ini dilakukan pada PT SINAR AGUNG MAKMUR SANTAOSA yang bergerak dalam bidang industri manufaktur dengan tujuan untuk memperoleh gambaran mengenai prosedur penyusunan anggaran bahan baku yang ditetapkan di perusahaan, serta mengetahui peranan anggaran bahan baku dalam perencanaan dan pengendalian bahan baku. Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara dan observasi. Dalam pengolahan data untuk pengujian hipotesis digunakan metode EOQ ( Economic Order Quantity ) untuk menentukan kuantitas persediaan bahan baku yang paling ekonomis untuk dibeli oleh perusahaan.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa proses penyusunan anggaran dan anggaran bahan baku pada PT SINAR AGUNG MAKMUR SANTAOSA secara umum sudah cukup baik. Hal ini terlihat pada penyusunan anggaran pada PT SINAR AGUNG MAKMUR SANTAOSA dilakukan setiap bulan dengan menggunakan pendekatan partisipatif, yaitu adanya komunikasi dua arah antara atasan dan bawahan, walaupun pada akhirnya keputusan ada ditangan atasan. Akan tetapi dalam penerapan anggaran pembelian bahan baku belum menggunakan metode EOQ sehingga biaya produksi belum efisien. Anggaran bahan baku terbukti memiliki peranan penting sebagai alat bantu manajemen dalam perencanaan dan pengendalian bahan baku. Melalui penerapan metode EOQ dapat dicapai efisiensi biaya khususnya bahan baku.

(2)

DAFTAR ISI

ABSTRAK... i

KATA PENGANTAR... ii

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian... 1

1.2 Identifikasi Masalah... 3

1.3 Tujuan Penelitian... 4

1.4 Kegunaan Penelitian... 5

1.5 Rerangka Pemikiran dan hipotesis...5

1.6 Metode Penelitian... 8

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anggaran... 12

2.1.1 Pengertian Anggaran... 12

2.1.2 Karakteristik Anggaran... 13

2.1.3 Tujuan Anggaran... 14

2.1.4 Manfaat Anggaran... 16

2.1.5 Keterbatasan Anggaran... 17

2.1.6 Jenis-jenis Anggaran... 19

2.1.7 Prinsip Penyusunan Angggaran... 21

(3)

2.1.8 Prosedur Penyusunan Anggaran... 23

2.1.9 Pendekatan Dalam Proses Penyusunan Anggaran... 24

2.1.10 Standar Dalam Penyusunan Anggaran... 25

2.2 Pengertian Bahan Baku... 26

2.3 Anggaran Bahan Baku... 27

2.3.1 Pengertian Anggaran Bahan Baku... 27

2.3.2 Tujuan Penyusunan Anggaran Bahan Baku... 28

2.3.3 Jenis-jenis Anggaran Bahan Baku... 28

2.3.3.1 Anggaran Kebutuhan Bahan Baku... 30

2.3.3.2 Anggaran Pembelian Bahan Baku... 35

2.3.3.3 Anggaran Persediaan Bahan Baku... 39

2.3.3.4 Anggaran Biaya Bahan Baku yang Digunakan... 40

2.4 Pengertian Perencanaan... 41

2.5 Pengertian Pengendalian... 42

2.6 Peranan Anggaran Bahan Baku Sebagai Alat Bantu Manajemen Dalam Perencanaan dan Pengendalian Bahan Baku... 42

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian...41

3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan...41

3.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan...42

3.2 Metode Penelitian...50

3.2.1 Teknik Pengumpulan Data...50

3.2.2 Langkah-Langkah Penelitian...51

(4)

3.2.3 Analisis Pengujian Hipotesis………..52

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Prosedur Penyusunan Anggaran Bahan Baku pada PT. SINAR AGUNG MAKMUR SANTAOSA...55

4.2 Pengendalian Persediaan Bahan Baku pada PT. SINAR AGUNG MAKMUR SANTAOSA...57

4.3 Anggaran Pembelian Bahan Baku pada PT. SINAR AGUNG MAKMUR SANTAOSA...58

4.3.1 Total Biaya yang dikeluarkan PT. SINAR AGUNG MAKMUR SANTAOSA...60

4.3.2 Penggunaan metode EOQ dalam Pembelian Bahan Baku...64

4.3.2.1 Perhitungan EOQ pada bahan baku Tepung Terigu...65

4.3.2.2 Perhitungan EOQ pada bahan baku Tepung Tapioka...68

4.3.2.3 Perhitungan EOQ pada bahan baku Garam...71

4.4 Anggaran Persediaan Bahan Baku...75

4.5 Laporan Kinerja...76

4.6 Peranan Anggaran Bahan Baku Sebagai Alat Bantu Manajemen Dalam Perencanaan dan Pengendalian Bahan Baku ...77

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan...81

5.2 saran...83 DAFTAR PUSTAKA

(5)

-viii-DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 PT. X Anggaran Kebutuhan Bahan Baku Tahun 20XX...31

Tabel 2.2 PT. X Anggaran Kebutuhan Bahan Baku Tahun 20XX...32

Tabel 2.3 Contoh soal...33

Tabel 2.4 Contoh soal...34

Tabel 2.5 PT. X Anggaran Kebutuhan Bahan Baku Januari – Juni Tahun 2006...34

Tabel 2.6 PT X Anggaran Pembelian Bahan Baku Tahun 20XX...38

Tabel. 4.1 Buffer Stock ( Stock Minimum )...57

Tabel 4.2 PT. SINAR AGUNG MAKMUR SANTAOSA Anggaran Pembelian Bahan Baku Tahun 2005...59

Tabel 4.3 Biaya Pemesanan Bahan Baku Tahun 2005...61

Tabel 4.4 Biaya yang dikeluarkan PT. SINAR AGUNG MAKMUR SANTAOSA Tahun 2005...63

Tabel 4.5 Kebutuhan dan Harga rata-rata bahan baku tahun 2005...64

(6)

-ix-BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Sebagai suatu negara berkembang, Indonesia saat ini giat melaksanakan pembangunan di segala bidang, terutama di bidang ekonomi sebagai persiapan dalam memasuki era globalisasi. Demikian pula dalam dunia bisnis terjadi persaingan yang ketat diantara perusahaan - perusahaan. Setiap perusahaan berusaha untuk berkembang menjadi perusahaan yang lebih besar, bahkan dapat go internasional. Oleh karena itu pihak manajemen dituntut untuk dapat mengatur

kegiatan dalam perusahaan agar dapat mencapai tujuan perusahaan serta dapat berjalan dengan baik. Hal ini sangat didukung oleh adanya perencanaan, pengkoordinasian, serta pengendalian yang baik terhadap kegiatan perusahaan tersebut agar tujuan yang telah direncanakan perusahaan sejak awal dapat tercapai.

Adanya persaingan yang ketat di sektor industri telah mendorong manajemen perusahaan untuk berlomba meraih pasar bagi produk mereka. Dengan berkembangnya teknologi produksi maka perusahaan – perusahaan saat ini mampu menghasilkan produk-produk berkualitas yang siap dipasarkan dan bersaing dengan produk-produk sejenis, namun ada banyak perusahaan yang tetap mengalami kesulitan dalam meningkatkan pendapatan dari hasil penjualan produknya walaupun produk – produk yang dihasilkan memiliki kualitas yang memenuhi standar. Hal ini dikarenakan perusahaan – perusahaan tersebut masih

(7)

Bab I. Pendahuluan 2

menghasilkan produk dengan harga jual yang tinggi sehingga hanya menyentuh pasar tertentu saja. Tingginya harga jual tidak terlepas dari harga pokok produk yang diproduksi. Semakin tinggi harga pokok produksi maka harga jual akan semakin tinggi pula. Hal ini dikarenakan dalam penetapan harga jual berdasarkan pada harga pokok produksi ditambah dengan tingkat keuntungan atau laba yang diinginkan perusahaan. Agar dihasilkan produk dengan harga pokok yang rendah, maka penggunaan sumber-sumber ekonomi perusahaan harus dicermati dengan baik, termasuk diantaranya biaya produksi, dimana didalam komponen tersebut dipengaruhi oleh biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik. Agar penggunaan sumber-sumber ekonomi dalam perusahaan dilakukan dengan baik, maka diperlukan adanya anggaran.

(8)

Bab I. Pendahuluan 3

penggunaan bahan baku.. Perencanaan penggunaan bahan baku yang baik akan mencegah terjadinya pemborosan bahan baku yang digunakan, sehingga efisiensi produksi dapat tercapai serta mempermudah pihak manajemen dalam mengelola usaha yang mereka jalankan, sehingga hasil akhir yang dicapai dapat sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Anggaran bahan baku adalah semua anggaran yang berhubungan dengan perencanaan yang lebih terperinci mengenai penggunaan bahan baku langsung untuk proses produksi selama periode tertentu, dan dinyatakan dalam bentuk moneter. Karena penganggaran bahan baku sangat penting bagi manajemen dalam perencanaan dan pengendalian bahan baku, maka penulis mencoba untuk mengungkapkan hal tersebut dalam penulisan skripsi dengan judul :

“PERANAN ANGGARAN BAHAN BAKU SEBAGAI ALAT BANTU MANAJEMEN DALAM PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU.”

1.2 Identifikasi Masalah

(9)

Bab I. Pendahuluan 4

merupakan salah satu faktor yang penting bagi perusahaan. Salah satu alat yang dapat digunakan dalam perencanaan dan pengendalian bahan baku adalah dengan membuat anggaran.

Berdasarkan pemikiran diatas, penulis membatasi masalah dalam mengidentifikasi anggaran bahan baku dalam perusahaan sebagai berikut :

1. Apakah perusahaan telah menyusun anggaran bahan baku ? 2. Bagaimana penyusunan anggaran bahan baku pada perusahaan? 3. Bagaimana perusahaan mengendalikan bahan bakunya?

4. Bagaimana peranan anggaran bahan baku dalam perencanakan dan pengendalian bahan baku?

1.3 Tujuan Penelitian

Atas identifikasi masalah yang diungkapkan sebelumnya maka tujuan dari penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah :

1. Untuk mengetahui apakah perusahaan menyusun anggaran bahan baku dan mengetahui anggaran yang telah ditetapkan perusahaan

2. Untuk memperoleh gambaran tentang cara atau prosedur perusahaan dalam penyusunan anggaran bahan baku.

3. Untuk mengetahui cara perusahaan dalam mengendalikan bahan bakunya 4. Untuk mengetahui peranan anggaran bahan baku dalam perencanaan dan

(10)

Bab I. Pendahuluan 5

1.4 Kegunaan Penelitian

Kegunaan dari penelitian ini ialah : 1. Bagi perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi kepada perusahaan dalam perencanaan dan pengendalian bahan baku sehingga proses produksi dalam berjalan dengan lancar dan dapat tercapainya tujuan perusahaan serta sebagai bahan masukan bagi pihak manajemen dalam pengambilan keputusan.

2. Bagi penulis

Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan penulis mengenai proses penyusunan anggaran bahan baku dan bagaimana membandingkan dengan realisasinya.

3. Bagi peneliti lainnya

Untuk memberikan tambahan pengetahuan kepada pembaca mengenai anggaran bahan baku dan peran anggaran tersebut bagi suatu perusahaan.

1.5 Rerangka Pemikiran dan hipotesis

(11)

Bab I. Pendahuluan 6

efisiensi yang diharapkan adalah melaksanakan perencanaan dan pengendalian dalam aktivitas perusahaan.

Menurut Welsch, dkk (2000:3), perencanaan adalah suatu proses mengembangkan tujuan perusahaan dan memilih kegiatan – kegiatan yang akan dilakukan di masa yang akan datang untuk mencapai tujuan tersebut. Proses ini mencakup : (a) penentuan tujuan perusahaan, (b) pengembangan kondisi lingkungan agar tujuan tersebut dapat dicapai, (c) pemilihan tindakan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut, (d) penentuan langkah lagkah untuk menerjemahkan rencana menjadi kegiatan yang sebenarnya, (e) melakukan perencanaan kembali untuk memperbaiki kekurangan yang terjadi. Sedangkan pengendalian adalah suatu proses untuk menjamin terciptanya kinerja yang efisien yang memungkinkan tercapainya tujuan perusahaan. Kegiatan ini mencakup : (a) menetapkan tujuan dan standar, (b) membandingkan kinerja yang diukur dengan tujuan dan standar yang telah ditetapkan, (c) menekankan pencapaian sukses dan upaya untuk memperbaiki kesalahan.

(12)

Bab I. Pendahuluan 7

Menurut Drs.R.A.Supriyono,SU,Ak. (1989:90) mengatakan bahwa :

Anggaran adalah rencana terinci yang dinyatakan secara formal dalam ukuran kuantitatif, biasanya dalam satuan uang, untuk menunjukkan perolehan dan penggunaan sumber – sumber suatu organisasi dalam waktu tertentu, biasanya satu tahun.

Anggaran yang dibuat dalam suatu perusahaan dijadikan sebagai pedoman atau standar dalam penggunaan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan.

Dalam perusahaan industri, unsur biaya bahan baku merupakan salah satu komponen biaya yang cukup besar dan ada kemungkinan penyimpangan dalam penggunaannya. Sehingga oleh pihak manajemen perlu dilakukan pengelolaan bahan baku. Hal yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan bahan baku adalah persediaan bahan baku yang dibutuhkan dalam proses produksi dalam jumlah yang memadai. Apabila terjadi kekurangan jumlah bahan baku yang tersedia pada saat proses produksi, maka hal tersebut dapat menghambat kegiatan produksi perusahaan yang akhirnya mempengaruhi kegiatan penjualan. Tetapi jika perusahaan memiliki persediaan bahan baku berlebihan, maka perusahaan akan mengeluarkan biaya penyimpanan yang lebih besar. Oleh karena itu manajer menggunakan anggaran bahan baku sebagai alat perencanaan dan pengendalian bahan baku, agar setiap penyimpangan yang terjadi dapat diketahui dan dapat dikoreksi oleh manajemen. Sehingga pihak manajemen dapat mengambil langkah sebagai tindak lanjut dari penyimpangan yang terjadi.

Menurut Drs.Gunawan Adisaputra, M.B.A ( 2003:214) tujuan dari penyusunan anggaran bahan baku adalah sebagai berikut :

(13)

Bab I. Pendahuluan 8

2. Memperkirakan jumlah pembelian bahan baku yang diperlukan ( Economic Order Quantity / EOQ ).

3. Sebagai alat dasar untuk memperkirakan kebutuhan dana yang diperlukan untuk melaksanakan pembelian bahan baku.

4. Sebagai dasar penyusunan product costing, yakni memperkirakan komponen harga pokok pabrik karena penggunaan bahan baku dalam proses produksi. 5. Sebagai dasar melaksanakan fungsi pengawasan bahan baku.

Berdasarkan uraian tersebut diatas, penulis membatasi yang akan dianalisis dan diuraikan yaitu pembelian bahan baku. Sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan sementara (hipotesis) sebagai berikut :

“Anggaran pembelian bahan baku memiliki peranan sebagai alat bantu manajemen dalam perencanaan dan pengendalian bahan baku”

Berdasarkan hipotesis diatas, maka penulis menggunakan rumus Economic Order Quantity (EOQ) sebagai alat perencanaan bahan baku untuk menentukan kuantitas bahan baku yang paling ekonomis untuk dibeli oleh perusahaan. Sedangkan untuk menjaga kelancaran proses produksi, harus ditentukan juga kapan pemesanan bahan baku agar datang tepat waktu. Untuk menentukan hal tersebut maka yang perlu diperhatikan adalah lead timenya. Setelah diperhitungkan lead time, maka dapat ditentukan Reorder point.

1.6 Metode Penelitian

(14)

Bab I. Pendahuluan 9

pada pengumpulan data, penyusunan data yang diperoleh selama penelitian, dan selanjutnya dilakukan analisis serta interpretasi atas data tersebut. Data yang digunakan adalah data kuantitatif untuk seluruh variabel yang digunakan, yaitu variabel independent (X) adalah anggaran bahan baku , sedangkan variabel dependent (Y) adalah perencanaan dan pengendalian Bahan baku.

Penulis menggunakan rumus Economic Order Quantity (EOQ) sebagai alat perencanaan bahan baku untuk menentukan kuantitas bahan baku yang paling ekonomis untuk dibeli oleh perusahaan.

Rumusnya :

R = jumlah bahan baku yang akan dibeli dalams uatu jangka waktu tertentu S = biaya pemesanan

P = harga per unit bahan mentah

I = biaya penyimpanan ( dinyatakan dalam persentase dari persediaan rata-rata )

Langkah-langkah utama yang dilakukan peneliti dalam melaksanakan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menentukan topik, judul, serta merumuskan masalah dan tujuan penelitian. 2. Mengumpulkan data.

(15)

Bab I. Pendahuluan 10

a. Data primer, yaitu data yang diperoleh dari penelitian di lapangan (field research) dengan cara mencari data secara langsung ke perusahaan yang

diteliti melalui:

¾ Wawancara

Peneliti melakukan tanya jawab dengan staf, karyawan, serta pihak manajemen perusahaan untuk memperoleh data yang akurat.

¾ Observasi

Peneliti melakukan pengamatan secara langsung terhadap pelaksanaan aktivitas di perusahaan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. b. Studi kepustakaan (library research) dengan cara membaca dan

mempelajari catatan kuliah, buku-buku, artikel-artikel, jurnal-jurnal, serta bahan referensi lainnya yang berhubungan dengan masalah yang sedang diteliti.

3. Menentukan periode data keuangan yang digunakan dalam penelitian.

Peneliti akan menggunakan data keuangan dari periode terakhir atau periode kedua terakhir sebelum periode berjalan karena dianggap akurat karena baru terjadi. Selain itu, ketatnya lingkungan persaingan mempengaruhi kondisi keuangan perusahaan dengan cepat sehingga periode ini dianggap lebih tepat untuk dianalisis.

4. Melakukan pengolahan data.

(16)

Bab I. Pendahuluan 11

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

(17)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis, dapat diketahui bahwa perusahaan melakukan penyusunan anggaran bahan baku. Hal ini terlihat dengan adanya beberapa anggaran yang dibuat perusahaan, salah satunya anggaran pembelian bahan baku.

2. Prosedur penyusunan bahan baku yang dilakukan oleh PT SINAR AGUNG MAKMUR SANTAOSA dilakukan setiap bulan pada pertengahan bulan tersebut. Anggaran yang disusun dilaksanakan untuk bulan berikutnya. Misalnya perusahaan membuat anggaran di pertengahan bulan Januari, anggaran yang disusun itu merupakan anggaran untuk bulan Februari.Tahap pembuatan anggaran perusahaan PT. SINAR AGUNG MAKMUR SANTAOSA diawali dari pihak supervisor yang melakukan pengamatan dan survey di lapangan. Supervisor melakukan pengamatan langsung kepada pelanggan atau distributor dan menganalisis konfirmasi yang diterima. Disamping itu, supervisor juga analisis hasil penjualan di bulan-bulan sebelumnya. Setelah selesai mengalisis, maka supervisor membuat anggaran penjualan untuk bulan berikutnya. Supervisor diberi waktu untuk membuat anggaran tersebut selama 1 minggu. Setelah anggaran tersebut selesai, maka anggaran itu dilaporkan kepada direktur untuk disetujui. Apabila direktur setuju dengan anggaran tersebut, maka anggaran tersebut diberikan kepada

(18)

Bab V. Kesimpulan dan Saran 82

bagian PPAC. Bagian PPAC akan menugaskan bawahannya yaitu MPC untuk menghitung jumlah bahan baku yang diperlukan untuk memproduksi barang sesuai dengan anggaran yang dibuat dan mengontrol jumlah bahan baku yang tersedia di gudang untuk disesuaikan dengan kebutuhan bahan baku yang diperlukan berdasarkan anggaran tersebut. Kemudian MPC membuat anggaran kebutuhan bahan baku untuk diserahkan kepada bagian pembelian ( purchasing ) untuk membeli bahan baku yang dibutuhkan. Bagian pembelian ( purchasing ) akan menghubungi supplier untuk melakukan pemesanan bahan baku yang dibutuhkan. Dalam melakukan pemesanan bagian pembelian melakukan negosiasi harga dan perjanjian periode pengiriman barang. Periode pengiriman barang tiap – tiap supplier berbeda. Pihak perusahaan tidak menentukan berapa kali supplier harus mengirim bahan baku dalam sebulan, melainkan hal tersebut ditentukan pihak supplier. Disamping itu, bagian pembelian ( purchasing ) juga membuat SPO ( Surat Pembelian Order ) yang diajukan kepada Direktur untuk diketahui dan disetujui.

(19)

Bab V. Kesimpulan dan Saran 83

Buffer Stock, maka dengan segera bagian MPC melakukan pemesanan

langsung kepada supplier.

4. Walaupun anggaran bahan baku pada PT SINAR AGUNG MAKMUR SANTAOSA sudah berfungsi pada perencanaan bahan baku guna mencapai efisiensi namun anggaran bahan baku belum secara maksimal berperan dalam pengendalian guna meningkatkan efisiensi biaya produksi. Hal ini disebabkan perusahaan belum menyusun laporan kinerja biaya bahan baku yang digunakan dan belum melakukan analisis selisih yang terjadi. Perusahaan hanya menyusun laporan kinerja untuk kebutuhan bahan baku dan melakukan analisis selisih yang diperdalam dengan menghitung selisih kuantitas pemakaian bahan baku yang terjadi.

5.2 Saran.

1. Perusahaan perlu menyusun laporan kinerja untuk anggaran bahan baku lainnya khususnya anggaran biaya bahan baku yang digunakan, yang membandingkan antara anggaran yang telah dibuat dengan realisasinya. Dari laporan kinerja yang dibuat kemudian dapat dilakukan analisis selisih untuk selisih yang material baik ayng menguntungkan maupun yang tidak menguntungkan dan setelah itu dapat diambil tindak lanjutnya.

(20)

Bab V. Kesimpulan dan Saran 84

disebabkan oleh harga atau pemakaian kuantitas pemakaian bahan baku sehingga tindak lanjut yang diambil lebih tepat.

3. Untuk mengantisipasi perkembangan perusahaan, dimana anggaran-anggaran yang disusun semakin kompleks, maka perlu dibentuk komite anggaran yang bertugas merancang proses penyusunan anggaran, mengkoordinasi anggaran, meninjau anggaran yang diusulkan, menganalisis laporan kinerja, dan melakukan revisi atas anggaran atau pun proses penyusunannya jika diperlukan dengan tetap memperhitungkan biaya yang diperlukan.

4. Dalam anggaran persediaan bahan baku perlu dicantumkan nilai dari persediaan agar bisa diketahui tidak hanya kuantitasnya saja tetapi juga besarnya milai persediaan yang dianggarkan.

5. Untuk meningkatkan efektifitas peranan anggaran bahan baku dalam pembelian bahan baku, penulis menyarankan agar perusahaan tidak menentukan harga beli bahan baku berdasarkan harga beli terakhir pada saat anggaran dibuat, tetapi perusahaan perlu melakukan analisis pasar untuk mendapatkan estimasi harga terbaik yang akan terjadi pada saat pembelian dilakukan dan tetap mempertimbangkan kualitas bahan baku yang akan dibeli serta kinerja dari pemasoknya.

(21)

Bab V. Kesimpulan dan Saran 85

(22)

DAFTAR PUSTAKA

Adisaputro, Gunawan dan Asri, Marwan. 2003. Anggaran Perusahaan. Cetakan pertama.. BPFE: Yogyakarta.

Horngren, Charles T., Foster, George and Datar, Srikant. 2003. Cost Accounting: A

Managerial Emphasis. 11thed. Prentice Hall, Inc.: Englewood Cliffs, New Jersey.

Hilton, Ronald W., 2002. Managerial Accounting. 4thed. McGraw Hill, Inc.: New Jersey. Anthony, Robert N., and Govindarajan, Vijay. 2003. Management Control System.

ed. McGraw Hill, Inc.: New York. th

11

Hansen, D.R., and Mowen, Maryanne M. 2003. Management Accounting. 6th ed. South-Western College Publishing, Co.: Cincinnati, Ohio.

Hansen, D.R., and Mowen, Maryanne M. 2000. Management Accounting. Edisi keempat. Erlangga: Jakarta.

Welsch, Glenn A.; Hilton, Ronald W.; and Gordon, Paul N. 2000. Budget Profit Planning and Control, 6th ed. Prentice – Hall, Inc.:Englewood Cliffs, New Jersey.

Munandar, M. 2000. Budgeting : Perencanaan Kerja, Pengkoordinasian, Pengawasan Kerja. Edisi 1. BPFE: Yogyakarta.

Carter, W. K.; Milton, F. Usry. 2002. Cost Accounting, 13th ed. Dame Thomson Learning : Cinninnati, Ohio.

Garrison, R. H. dan Eric W. Noreen. 2003. Managerial Accounting 10th ed. The McGrow-Hill Companies, Inc.:New York.

Referensi

Dokumen terkait

Kemudian adanya suku bunga yang tidak menentu pada masing-masing koperasi sehingga seakan-akan prinsip kekeluargaan hilang dan seolah-olah menjadi lahan untuk mencari

Selama tahap pertumbuhan dan pembentukan tulang serta guna mencapai PBM, pria membutuhkan lebih banyak kalsium daripada wanita selama 20 tahun pertama kehidupan mereka

Sedangkan tenaga kesehatan yang berpengetahuan baik mengenai mencuci tangan di rumah sakit sebanyak 43 orang dintaranya, tenaga kesehatan dngan lama kerja kurang dari

Pilar-pilar kontekstual yang tampak yaitu terbentuknya masyarakat belajar ( learning community ), yaitu siswa belajar dalam kelompok- kelompok kecil, pemodelan ( modelling

Pancasila bukanlah ideologi kufur, melainkan seperangkat falsafah (set of philosophy). Seperangkat falsafah ini baik di dalam dirinya sendiri karena memuat gagasan filosofis

Pekanbaru dibandingkan dengan.. JOM Fekon Vol. Sedangkan kemampuan daerah yang dilihat dari perspektif pengeluaran dicerminkan dari rata-rata nilai rasio indeks

Perbandingan Kenaikan Transaksi dengan Biaya Produksi Setelah Melakukan Pendekatan kepada para Calon Customer Baru .... Contoh Kegiatan Pengiriman Barang Kargo dari Jakarta ke

Mayoritas tingginya pendidikan PT masyarakat di dusun Dua Gatak Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta sehingga pengetahuan yang diperoleh masyarakat tentang