• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI AYO MEMBAYAR ZAKAT KELAS VI SDN 2 DAHIRANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI AYO MEMBAYAR ZAKAT KELAS VI SDN 2 DAHIRANG"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

1324

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI

AYO MEMBAYAR ZAKAT KELAS VI SDN 2 DAHIRANG

ANIK MARSELLO KHOSYULA Email : afifatulabidah@gmail.com

ABSTRAK

Problem Based Learning berakar dari persoalan-persoalan kontekstual dan diasumsikan dapat meningkatkan siswa dalam berpikir kritis, keterampilan memecahkan masalah dan memperoleh pengetahuan. Kondisi awal di SDN 2 Dahirang saat proses pembelajaran berlangsung pada materi Puasa Ramadhan guru menggunakan metode pembelajaran ceramah dan pemberian tugas yang biasa disebut dengan metode konvensional.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui penerapan model Problem Based Learning di SDN 2 Dahirang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK). PTK dilaksanakan sebagai upaya untuk mengatasi permasalahan yang muncul di dalam kelas. Metode ini dilakukan empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan menunjukkan bahwa penerapan model Problem Based Learning pada materi ayo membayar zakat dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI SDN 2 Dahirang. Peningkatan tersebut terlihat dari nilai rata- rata pada hasil test. Siklus 1 sebelum perbaikan rata-rata nilai Pre Test hanya mencapai 33,3 dan nilai Post Test hanya mencapai 55,6. Pada siklus 2 setelah perbaikan nilai meningkat mencapai 88,9. Begitu juga persentase ketuntasan belajar siswa dari siklus 1 sampai siklus 2 mengalami peningkatan. Pada siklus 1 siswa yang tuntas belajar saat Pre Test hanya 3 orang (33,3%) dan saat Post Test hanya 5 orang (55,6%). Pada siklus 2 setelah perbaikan siswa yang tuntas meningkat menjadi 8 orang (88,9 %). Dengan demikian penerapan model Problem Based Learning dianggap berhasil dalam meningkatkan hasil

(2)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

1325

belajar siswa karena telah mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu 85% dan rata-rata hasil belajar peserta didik telah mencapai KKM mata pelajaran tersebut yaitu 70.

Kata Kunci : PBL, Hasil Belajar.

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan upaya sadar yang dilakukan seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Dalam proses kedewasaan manusia yang hidup dan berkembang, nampaklah kenyataan bahwa manusia selalu berubah dan perubahan itu merupakan hasil belajar. Hal ini berarti bahwa dalam pendidikan terjadi sebuah proses pengubahan sikap dan tingkah laku.

Proses pembelajaran di sekolah sebagai suatu aktivitas mengajar dan belajar yang di dalamnya terdapat dua subyek yaitu guru (pendidik) dan peserta didik sebagai peserta didik. Tugas dan tanggung jawab utama dari seorang guru adalah menciptakan pembelajaran yang efektif, efisien, kreatif, dinamis, dan menyenangkan.

Hal ini berimplikasi pada adanya kesadaran dan keterlibatan aktif antara dua subyek pembelajaran yaitu guru sebagai penginisiatif awal, pembimbing dan fasilitator dengan peserta didik sebagai orang yang mengalami dan terlibat aktif untuk memperoleh perubahan diri dalam pembelajaran itu sendiri. Untuk mengoptimalkan pencapaian hasil belajar maka diperlukan sebuah interaksi edukatif dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam merupakan mata pelajaran pokok yang tidak hanya mengantarkan peserta didik untuk dapat menguasai berbagai kajian keislaman, tetapi lebih menekankan pada pengamalan dalam kehidupan sehari-hari di tengah-tengah masyarakat.

Guru di kelas masih berperan sebagai pusat pembelajaran dan peserta didik dibiarkan duduk, dengar, catat dan hafal. Peserta didik di kelas tidak dibiasakan untuk belajar secara aktif. Guru belum maksimal dalam menggunakan model yang tepat untuk melibatkan peserta didik secara langsung, sehingga peserta didik terbiasa diam, takut mengeluarkan ide atau pendapat dan tidak berani bertanya.

Aktivitas belajar peserta didik yang rendah tersebut berpengaruh terhadap hasil

(3)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

1326

belajarnya yang cenderung rendah. Untuk menemukan solusi dari permasalahan tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan menerapkan salah satu model pembelajaran inovatif, yaitu model pembelajaran Problem Based Learning.

Problem Based Learning (PBL) adalah suatu model pembelajaran yang melibatkan peserta didik untuk memecahkan masalah melalui tahap-tahap model ilmiah sehingga peserta didik dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkan masalah (Kamdi, 2007 : 77)

Materi ayo membayar zakat termasuk dalam aspek fiqih muamalah. Pada umumnya materi fiqih muamalah dipelajari peserta didik dengan cara mendengarkan ceramah guru. Pada tahun pelajaran 2022/2023 dari hasil diskusi dengan guru mata pelajaran yang mendapat tugas mengajar di kelas VI diperoleh informasi bahwa hasil belajar peserta didik dengan model pembelajaran seperti itu peserta didik yang terlibat aktif dalam kegiatan belajar ini hanya 40%. Selain itu hasil tes formatif yang diberikan menunjukkan bahwa hanya 60% peserta didik yang tuntas dalam belajar dengan daya serap 65%.

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka penulis melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul : Penerapan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Materi Ayo Membayar Zakat Kelas VI SDN 02 DAHIRANG.

METODOLOGI PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK).

Penelitian tindakan kelas yaitu penelitian tindakan (action researc) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran dikelasnya. PTK berfokus pada kelas atau berfokus pada proses belajar mengajar yag terjadi dikelas (Arikunto, 2011: 58)

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan penelitian kualitatif dan pendekatan kuantitatif. Data yang bersifat kualitatif yang

(4)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

1327

terdiri dari hasil observasi aktivitas guru dan observasi aktivitas siswa dianalisis secara kualitatif (deskriptif). Menurut Soedarsono (2001: 26) mengatakan: jika yang dikumpulkan berupa data kualitatif, maka analisis dilakukan secara kualitatif pula.

Proses tersebut dilakukan melalui tahap: menyederhanakan, mengklasifikasi, memfokuskan, mengorganisasi (mengaitkan gejala) secara sistematis dan logis, serta membuat abstraksi atas kesimpulan makna hasil analisis

Analisis data, menurut Patton (1980: 268) adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun dan dijelaskan, kemudian dianalisa dengan metode kualitatif sehingga menghasilkan data yang diskriptif analisis yaitu pengamatan langsung yang dinyatakan oleh responden secara tertulis maupun lisan (Arikunto, 2002 :240).

Melalui metode kualitatif ini diharapkan data yang diperoleh dapat mempermudah pengolahan dua atau lebih variabel untuk menjawab permasalahan penelitian secara benar. Dalam menganalisa data yang telah terkumpul tersebut dengan cara menghubungkan data yang satu dengan yang lain secara sistematis, kemudian dalam bentuk laporan penelitian ini.

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VI SDN Mambulau kecamatan Kapuas Hilir, kabupaten Kapuas tahun pelajaran 2022/2023 dengan jumlah siswa sebanyak orang terdiri dari 5 orang laki-laki dan 4 orang perempuan.

Dalam usaha memperoleh data yang memadai dan akurat, maka ditentukan beberapa teknik. Teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis yaitu tes, observasi dan tes tertulis.

Skor pengamatan setiap aspek yang diamati pada lembar observasi guru dan siswa dapat dilhat pada tabel berikut

Tabel 1 Skor Pengamatan Lembar Observasi

No Kriteria Skor

1 Sangat Baik 5

2 Baik 4

3 3

Cukup 3

4 4

Kurang 2

5 Sangat Kurang 1

Keterangan penilaian:

(5)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

1328

1. Sangat baik bila mendapatkan nilai 85,0 - 100 2. Baik bila mendapatkan nilai 70,0 - 84,9 3. Cukup bila mendapatkan nilai 55,0 - 69,9 4. Kurang bila mendapatkan nilai 40,0 - 54,9 5. Sangat kurang bila mendapatkan nilai 0 - 39,9

Model unjuk kerja yang dilakukan dalam penelitian ini adalah model proses dalam bentuk dua siklus. Menurut Kemmis dan Taggart, setiap siklus melakukan empat tahapan yaitu : perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi (Arikunto, 2011: 16). Untuk jelasnya garis besar dapat dipaparkan melalui gambar berikut:

Gambar 1 Alur Penelitan Tindakan Kelas

Pada tahap ini dikumpulkannya semua bentuk data yang memberirikan informasi mengenai perkembangan proses pembelajaran dengan menggunakan model Problem Based Learning untuk kemudian dianalisis permasalahan yang terjadi. Setelah dilakukan refleksi maka disusun rencana berdasarkan informasi yang terjadi dalam siklus 2 untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya, begitu

(6)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

1329

seterusnya pada setiap siklus. Hingga tindakan dirasakan telah mencapai hasil yang maksimal.

HASIL PENELITIAN

Berdasarkan hasil tes dan pengamatan proses pembelajaran pada siklus 1 bahwa penerapan model Problem Based Learning dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada materi ayo membayar zakat di SDN 2 Dahirang, untuk mengetahui keberhasilan dan kegagalan atas pelaksanaan tindakan pada siklus 1 , peneliti dan teman sejawat melakukan refleksi. Berdasarkan hasil reflesksi diperoleh kententuan sebagai berikut :

1) Hasil tes belajar siswa belum menunjukkan peningkatan sehingga penguasaan siswa terhadap tujuan pembelajaran belum tercapai, yaitu :

a) Ada 5 siswa yang tuntas, 4 siswa yang belum tuntas dan nilai rata-rata siswa hanya mendapat nilai 67,6.

b) Presentase ketuntasan belajar siswa hanya mencapai nilai 55,66 %, yang mana nilai 55,6 % belum mencapai ketuntasan belajar klasikal yaitu 80 %.

2) Hasil aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran PAI melalui model Problem Based Learning masih tergolong cukup, yaitu :

a) Siswa belum sepenuhnya memahami masalah yang akan dipecahkan secara kelompok.

b) Siswa masih malu dan kurang percaya diri dalam berdiskusi untuk menyelesaikan masalah.

c) Siswa belum maksimal dalam melakukan penyelidikan untuk memecahkan masalah.

d) Siswa masih kurang percaya diri dalam mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelompok lain.

Tabel 2 Data Hasil Post Test Siklus 1

No. Nama Siswa KKM Nilai

Keterangan Tuntas Tidak

Tuntas 1 Ahmad Kazemul Ghaiz 70 75 

2 Fitriyadi 70 65 

3 M. Husin Tobi`i 70 80 

4 Muhammad Riski 70 50 

5 Muhammad Rahman 70 70 

(7)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

1330

6 Melda 70 72 

7 Rahmah 70 70 

8 Raisya Nazwa Karima 70 60 

9 Saidah 70 67 

Jumlah Nilai 609

Nilai Rata-rata 67,6

Nilai rata-rata

=

Jumlah nilai seluruh siswa Jumlah siswa

Nilai rata-rata

=

609 9

Nilai rata-rata

=

67,6

Grafik 1 Rekapitulasi Aktivitas Siswa pada Siklus 1 dan Siklus 2

Selanjutnya tentang peningkatan aktivitas guru selama siklus 1 sampai siklus 2 dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 3 Rekafitulasi Aktivitas Guru pada Siklus 1 dan Siklus 2

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Siklus 1 Siklus 2

Aktivitas Siswa

(8)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

1331

No. Siklus

Aktivitas Siswa

Persentase Kategori

1 Siklus 1 55,6 % Baik

2 Siklus 2 88,9 % Baik

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa aktivitas guru mengalami peningkatan, pada siklus 1 mencapai 76,36% dengan kategori baik. Pada siklus 2 setelah dilakukan perbaikan aktivitas guru meningkat mencapai 87,27% dengan kategori baik. Untuk lebih jelasnya data tersebut dapat dilihat pada grafik di bawah ini:

Maka dengan demikian terjawablah rumusan masalah bahwa model Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI SDN 2 Dahirang khususnya pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti dengan materi Ayo Membayar Zakat.

KESIMPULAN

Dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti terhadap penerapan metode problem based learning dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi Ayo Membayar Zakat kelas VI SDN 2 Dahirang, maka peneliti menyimpulkan bahwa: Keberhasilan pembelajaran PAI di SDN 2 Dahirang dilihat dari hasil belajar peserta didik dapat ditingkatkan melalui Model problem based learning. Hal ini terlihat dari hasil tes belajar dari siklus I dan siklus II yang meningkat dari 55,6 % menjadi 88,9 %.

Hasil observasi dalam penggunaan penerapan model problem based learning dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi Ayo Membayar Zakat yang diikuti oleh peserta didik pada waktu tindakan menunjukkan adanya peningkatan aktivitas peserta didik yang berkategori baik dan memuaskan dengan rentang pada siklus II. Penggunaan penerapan model problem based learning juga

(9)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

1332

dapat meningkatkan efisiensi pembelajaran PAI di SDN 2 Dahirang dan membuat pembelajaran menjadi menyenangkan dan menarik bagi siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Azhar Arsyad,Media Pembelajaran,2003, Jakarta : PT Radja Grafindo Persada Dimyati dan Mujiono, Belajar dan Pembelajaran, 1996.Jakarta : Dirjen

Pendidikan tinggi Depdikbud. Rineka Cipta,

Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, 2005.Bandung : RemajaRosdakarya,

Rohani Ahmad, Drs., Abu Ahmadi, Pengelolaan Pengajaran, 1995,Jakarta : Rineka Cipta

Soekamto dan Winataputra, Teori Belajar dan Metode – Metode Pembelajaran 1997. Jakarta direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen pendidikan dan

Kebudayaan ,

Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, 2005, Bandung : Remaja Rosdakarya,

Winkel,W.S. Psikologi Pengajaran, 1991, Jakarta : Grasindo,

Muslimin Ibrahim, dkk., Pembelajaran Kooperatif, 2000, Surabaya : Pusat Sains dan Matematika Sekolah Program pasca Sarjana UNESA University Press.

Referensi

Dokumen terkait

Pada umumnya penculikan dilakukan akan selalu didahului oleh proses observasi terhadap situasi dan kondisi dari si target dengan melakukan proses evaluasi kegiatan rutinitas dari

Dalam ilmu ekonomi konsep turunan pertama dari suatu fungsi dapat digunakan untuk mendapatkan ongkos marjinal, pendapatan marjinal, elastisitas, hasrat menabung marjinal,

Jika terdapat bukti bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi, jumlah kerugian kumulatif yang diukur sebagai selisih antara biaya perolehan dengan nilai wajar kini,

KTI dalam bentuk buku yang diterbitkan minimal setingkat eselon II sebelum tahun 2006 dapat dinilai sebagai KTI yang diterbitkan oleh publishing house, namun

Langkah pertama yang dilakukan dalam memodifikasi alat tenun adalah dengan melakukan Pemilihan Alat yang dapat dimodifikasi dengan menambahkan mesin pada alat

(3) Kendala penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) untuk meningkatkan hasil belajar Matematika materi Pengukuran Sudut pada siswa kelas IV SDN Bandung

Proses pembelajaran matematika dengan penerapan Model Problem Based Learning dengan Strategi guru Keliling (GULING) Terhadap Hasil Belajar Peserta didik pada Materi

Selain mendapatkan keterampilan untuk membudidayakan sayuran hidroponik serta melakukan transaksi yang tepat, luaran kegiatan ini juga termasuk dalam menyediakan pangan