INDEXED IN :
P - ISSN 2548-6063 E - ISSN 2746-4903 CALL FOR PAP
ER
VOL 6, NO. 1 MARCH 2021
Kontribusi Pesantren Al Mujaddadiyyah Dalam Pengembangan Sumber Daya Manusia Desa Demangan Kecamatan Taman
Kota Madiun Zuhdi Syukron
Adaptasi Pelaksanaan Perkuliahan Mata Kuliah Praktik Pembelajaran Dalam Masa Pandemi Covid-19
Setyo Eko Atmojo, Beny Dwi Lukitoaji
Manajemen Bidang Pendidikan Bagi Siswa Gifted Di Man 4 Ngawi Luluk Muasomah
Institut Agama Islam Ngawi Editor in Chief : Imam Wahyudi, M.Pd Institut Agama Islam Ngawi
Scope: Studies in Social Education; Studies in Science Education; Management Education; Teaching & Learning;
Quality Education; Education Development & Society;
Educational Leadership; Educational Technology; Language Education; Philosophy of Education; Religious Education;
Teacher Education; Early Childhood Education
https://ejournal.iaingawi.ac.id/index.php/kurikula P - ISSN 2548-6063 E - ISSN 2746-4903
DAFTAR ISI
Kontribusi Pesantren Al Mujaddadiyyah Dalam Pengembangan Sumber Daya Manusia Desa Demangan Kecamatan Taman Kota Madiun
Zuhdi Syukron...106 Manajemen Bidang Pendidikan Bagi Siswa Gifted Di Man 4 Ngawi
Luluk Muasomah...122 Pentingnya peran keluarga dalam Pendampingan belajar pada anak
Usia sd di masa pandemi covid 19
Al Darmono ...135 Pengembangan media pembelajaran Interaktif berbasis android dalam
Meningkatkan aspek nilai agama dan Moral di RA An-Nur Dero
Anita Solihatul Wahidah, Durotul Farida ...156- Kreativitas guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa Kelas B pada masa pandemi RA Nawa Kartika Dawu Tahun pelajaran 2020/2021
Eny Setiyowati, Anik Sumartin...195 Adaptasi Pelaksanaan Perkuliahan Mata Kuliah Praktik Pembelajaran
Dalam Masa Pandemi Covid-19
Setyo Eko Atmojo, Beny Dwi Lukitoaji...217
Kurikula : Jurnal Pendidikan Vol 5 , No 2 Tahun 2021
P - ISSN 2548-6063 E - ISSN 2746-4903
Institut Agama Islam Ngawi
KONTRIBUSI PESANTREN AL MUJADDADIYYAH DALAM
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DESA DEMANGAN KECAMATAN TAMAN
KOTA MADIUN
Zuhdi Syukron [email protected]
Institut Agama Islam Ngawi, Indonesia
ABSTRAK Pesantren merupakan lembaga pendidikan asli Indonesia. Seiring dengan perkembangan zaman, pendidikan pesantren seharusnya menyesuaikan dengan kebutuhan proses perubahan sosial. Sehingga memberikan kepercayaan kepada masyarakat, bahwa pendidikan yang ada dalam pesantren tersebut benar-benar sebagai media pengkaderan pemikir-pemikir agama, serta mampu mencetak dan mengembangkan sumber daya manusia (SDM). Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana pendidikan Pesantren Al-Mujaddadiyyah? (2) Bagaimana pengembangan sumber daya manusia dan hasilnya di Pondok Pesantren Al-Mujaddadiyyah? (3) Apa faktor-faktor pendukung dan penghambat pengembangan sumber daya manusia di Pondok Pesantren Al- Mujaddadiyyah? Penelitian ini termasuk penelitian lapangan dengan mengguanakan pendekatan kualitatif. Metode wawancara, observasi, dan dokumentasi sebagai teknik pengumpulan data. Analisis datanya adalah menggunakan reduksi data, display data dan pengambilan kesimpulan atau verifikasi. Dari hasil penelitian, ditemukan bahwa : (a) Pendidikan di Pesantren Al-Mujaddadiyyah sudah adanya keseimbangan antara pendidikan umum formal yaitu MTs107 Kurikula: Jurnal Pendidikan Vol 5, No 2 Tahun 2021
Al-Mujaddadiyyah, MA Al-Mujaddadiyyah, SMK Kimia Al-Mujaddadiyyah dan pendidikan agama yaitu Pondok Pesantren Al-Mujaddadiyyah. (b) Pengembangan sumber daya manusia di Pesantren Al-Mujaddadiyyah yaitu melalui pendidikan skill santri seperti dalam kegiatan pertanian, peternakan dan home industry. Hasilnya dari pengembangan sumber daya manusia dapat meningkatkan kemampuan soft skill santri dan melatih santri terampil dalam bekerja serta menambah kebutuhan finansial. (c) Faktor pendukung pengembangan sumber daya manusia di Pondok Pesantren Al-Mujaddadiyyah terlaksana atas dukungan kebijakan Kyai dibantu para Ustadz, sarana dan prasarana yang memadai serta lingkungan masyarakat yang nyaman. Sedangkan faktor penghambatnya adalah santri yang belum trampil, alokasi waktu yang kurang dan manajemen yang belum maksima
l.
Kata kunci : Pesantren, Pengembangan Suber Daya Manusia (SDM)
Abstract : Pesantren is an original Indonesian educational institution. Along with the times, pesantren education should adapt to the needs of the process of social change. To give confidence to the community, education in the pesantren is a medium for cadre religious thinkers and can establish and develop human resources (HR). The research problems are (1) How is the education of Al-Mujaddadiyyah Islamic Boarding School? (2) How is the development of human resources and the results at the Al-Mujaddadiyyah Islamic Boarding School? (3) What are the supporting and inhibiting factors for human resource development in Al- Mujaddadiyyah Islamic Boarding School? This research includes field research using a qualitative approach.
interview, observation, and documentation as data collection
techniques. Data analysis is to use data reduction, data display, and conclusion or verification. From the results of the study, it was found that: (a) Education in Al- Mujaddadiyyah Islamic Boarding School has a balance between formal general education, namely MTs Al- Mujaddadiyyah, MA Al-Mujaddadiyyah, SMK Kimia Al- Mujaddadiyyah and religious education, namely Pondok Pesantren Al-Mujaddadiyyah. (b) Human resource development at the Al-Mujaddadiyyah Islamic Boarding School, namely through the education of Santri skills, such as in agricultural, animal husbandry, and home industry activities. the result of this research is, the development of human resources can improve the soft skills of students and train skilled Santri to work and increase their financial needs. (c) The supporting factors for the development of human resources at the Al-Mujaddadiyyah Islamic Boarding School were implemented with the support of Kyai's policies assisted by the Ustadz, adequate facilities, infrastructure, and a comfortable community environment. Meanwhile, the inhibiting factors are unskilled Santri, insufficient time allocation, and inadequate management.
Keywords: Islamic boarding schools, Human Resources Development (HR)
PENDAHULUAN
Pendidikan adalah kumpulan semua proses yang memungkinkan seseorang mengembangkan kemampuan, sikap, dan bentuk tingkah laku di dalam masyarakat tempat dia hidup. Di dalam Undang-Undang Nomor 2/1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1, dijelaskan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta
109 Kurikula: Jurnal Pendidikan Vol 5, No 2 Tahun 2021
didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/ atau pelatihan bagi peranannya di masa yang akan datang.1
Pendidikan juga dapat dilihat dan dirasakan secara langsung dalam perkembangan kehidupan masyarakat, kehidupan kelompok dan kehidupan individu. Jika bidang- bidang lain seperti ekonomi, pertanian, perindustrian berperan menciptakan sarana dan prasarana bagi kepentingan manusia, maka pendidikan berurusan langsung dengan pembentukan manusia. Sehingga pendidikan menentukan model pembentukan manusia yang akan dihasilkannya. Pendidikan juga memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap kemajuan bangsa serta sebagai sarana dalam membangun watak bangsa.2
Selain itu dunia pendidikan sedang diguncang oleh berbagai perubahan sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat, serta ditantang untuk dapat menjawab berbagai permaslahan lokal dan perubahan global yang terjadi begitu pesat.3 Sehingga dewasa ini pendidikan dipandang sebagai industri yang dapat menghasilkan jasa, sudah barang tentu jasa yang dimaksud disini adalah jasa pendidikan, yaitu suatu proses pelayanan untuk merubah pengetahuan, sikap dan tindakan keterampilan manusia dari keadaan sebelumnya (belum berpendidikan) menjadi semakin baik (berpendidikan) sebagai manusia seutuhnya.
Berbicara pendidikan tidak akan lepas dari lembaga pendidikan asli Indonesia yang memiliki akar tradisi sangat kuat dilingkungan masyarakat Indonesia yaitu pesantren.
Pesantren dinilai tidak hanya mengemban misi tetapi merupakan produk budaya Indonesia yang menjaga nuansa keaslian (indigenous) yang berkembang sejalan dengan
1 Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2008), 37.
2 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), 3-4.
3 Ibid.,3.
proses Islamisasi di Nusantara sebagai lembaga pendidikan Islam.4 Oleh karena itu tingkat pendidikan dalam pesantren menjadi salah satu indikator untuk mengukur kemajuan dan derajat kemakmuran suatu Negara serta mengukur besarnya peranan setiap warga Negara dalam kegiatan-kegiatan yang membangun.
Kegiatan pendidikan di lingkungan pesantren berbeda dengan kegiatan pendidikan formal, yang membedakannya dengan lembaga pendidikan lainnya, yaitu:
a. Pondok; merupakan tempat tinggal kiai bersama para santrinya.
b. Mesjid; sebagai pusat kegiatan ibadah dan belajar mengajar.
c. Santri; merupakan unsur pokok dari suatu pesantren.
d. Kiai; merupakan tokoh sentral dalam pesantren yang memberikan pengajaran.
e. Kitab-kitab Islam Kalsik; pelajaran yang dikarang para ulama terdahulu, mengenai berbagai macam ilmu pengetahuan agama Islam dan Bahasa Arab.5
Walaupun bentuk pondok pesantren mengalami perkembangan karena tuntutan kemajuan masyarakat, namun ciri khas pesantren dan yang sekaligus menunjukkan unsur-unsur pokoknya seperti yang disebutkan di atas selalu nampak pada lembaga pendidikan tersebut.
Pondok pesantren sebagai sebuah lembaga pendidikan yang memiliki ciri khas tertentu dalam kegiatan pembelajarannya, maka dengan ciri khas inilah yang membedakannya dengan lembaga-lembaga pendidikan yang lain. Seiring dengan perkembangan zaman pendidikan
4 Mahmud Arif, Pendidikan Islam Transformatif, (Yogyakarta:
LKIS Pelangi Aksara, 2008), 165.
5 Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1996), 142-144.
111 Kurikula: Jurnal Pendidikan Vol 5, No 2 Tahun 2021
dalam pesantren seharusnya menyesuaikan stuktur sesuai dengan kebutuhan proses perubahan sosial. Sehingga memberikan kepercayaan kepada masyarakat, bahwa pendidikan yang ada dalam pesantren tersebut benar-benar menjadi bagian industri, sebagai media pengkaderan pemikir-pemikir agama (centre of excellent), mencetak sumber daya manusia (SDM), dan sebagai lembaga yang melakukan pemberdayaan masyarakat. Dalam rangka perwujudan fungsi idealnya untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia tersebut, sistem pendidikan dalam pesantren haruslah senantiasa mengorientasikan diri menjawab kebutuhan dan tantangan yang muncul dalam masyarakat Indonesia sebagai konsekuensi logis dari perubahan karena Indonesia hanya bisa survive ditengah pertarungan politik internasional yang kian kompetitif dengan alternatif penyiapan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi.6
Sehingga lulusan pesantren tatkala terjun dalam masyarakat telah menjadi pribadi-pribadi yang kuat, berkarakter handal dan mampu bersaing. Untuk menghadapi berbagai tantangan global akibat derasnya arus iformasi dan perkembangan teknologi yang pesat di peralihan abad ini.
Pesantren dengan segala keunikan yang dimilikinya masih diharapkan menjadi penopang berkembangnya sistem pendidikan di Indonesia. Keaslian dan kekhasan pesantren disamping sebagai khazanah tradisi budaya bangsa, juga merupakan kekuatan penyangga pilar pendidikan untuk memunculkan pemimpin bangsa yang bermoral. Oleh sebab itu, arus globalisasi mengandaikan tuntutan profesionalisme dalam mengembangkan sumber daya manusia yang bermutu. Realitas inilah yang menuntut adanya lembaga pendidikan pesantren sesuai tuntatan zaman, yaitu pondok
6 Yasmadi, Modernisasi Pesantren Kritik Nurcholish Madjid terhadap Pendidikan Islam Tradisional, ( Jakarta: Ciputat Press, 2002), 152.
pesantren yang mampu mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas.
Berdasarkan dari uraian di atas, maka dapat dirumuskan berbagai permasalahan yang terkait yaitu sebagai berikut: Bagaimana pendidikan Pesantren Al- Mujaddadiyyah, Ds. Demangan, Kec. Taman, Kota Madiun? Bagaimana pengembangan sumber daya manusia dan hasilnya di Pondok Pesantren Al-Mujaddadiyyah, Ds.
Demangan, Kec. Taman, Kota Madiun? Apa faktor-faktor pendukung dan penghambat pengembangan sumber daya manusia di Pondok Pesantren Al-Mujaddadiyyah, Ds.
Demangan, Kec. Taman, Kota Madiun?.
METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini digunakan metodologi penelitian dengan metode kualitatif, yang memiliki karakteristik alami (natural setting) sebagai sumber data langsung, deskriptif, di samping hasil proses lebih penting.
Analisis dalam penelitian kualitatif cenderung dilakukan secara analisis induktif, dan makna merupakan hal yang esensial.7
Selanjutnya, jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus, yaitu suatu deskripsi intensif dan analisis fenomena tertentu atau satuan sosial seperti individu, kelompok, institusi, atau masyarakat dan merupakan penyelidikan secara rinci atau setting, subjek tunggal, satu kumpulan dokumen atau suatu kejadian tertentu.
Ciri khas penelitian kualitatif tidak dapat dipisahkan dari pengamatan berperan serta, sebab peranan penelitilah yang menentukan keseluruhan skenarionya.8 Untuk itu,
7 Lexy J. Moleong, Metodolagi Penelitian Kualitatif (Bandung:
PT. Remaja Rosda Karya, 2000), 3.
8 Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, 117.
113 Kurikula: Jurnal Pendidikan Vol 5, No 2 Tahun 2021
dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai instrumen kunci, pengumpul data, sedangkan instrumen yang lain sebagai penunjang.
HASIL PENELITIAN
Pendidikan Pesantren Al-Mujaddadiyyah, Ds.
Demangan, Kec. Taman, Kota Madiun
Setelah penulis mengumpulkan data-data yang diperoleh dari penelitian melalui metode wawancara, observasi maupun dokumentasi, maka penulis telah mendeskripsikan data sesuai hasil penelitian sehingga menghasilkan temuan-temuan penelitian dibawah ini.
Pendidikan pesantren adalah suatu usaha transfer ilmu yang dilakukan Kyai/Ustadz kepada para santrinya secara sadar melalui proses kegiatan bimbingan, pengajaran, atau pelatihan yang nantinya kegiatan tersebut bisa digunakan di masa yang akan dating atau sekarang.
Pelaksanaan pendidikan di Pondok Pesantren Al- Mujaddadiyyah, Ds. Demangan, Kec. Taman, Kota Madiun memiliki karakteristik dan keunggulan tersendiri dalam setiap proses kegiatan pendidikan santrinya. Hal ini dapat diketahui dari observasi pada waktu kegiatan pendidikan santri tersebut berlangsung. Pelaksanaan pendidikan di Pondok Pesantren Al-Mujaddadiyyah tidak seperti kebanyakan pendidikan di pondok pesantren salafiah lainnya yang hanya menekankan ilmu agamanya saja. Akan tetapi proses pelaksanaan pendidikan di Pondok Pesantren Al-Mujaddadiyyah sudah adanya keseimbangan antara pendidikan umum pendidikan umum formal yaitu MTs Al- Mujaddadiyyah, MA Al-Mujaddadiyyah, SMK Kimia Al- Mujaddadiyyah dan pendidikan agama yaitu Pondok Pesantren Al-Mujaddadiyyah. Dalam proses pendidikan Pondok Pesantren Al-Mujaddadiyyah, Ds. Demangan, Kota Madiun mengikuti pola pendidikan pendidikan nasional.
Dimana di dalam Pondok Pesantren Al-Mujaddadiyyah ada juga pendidikan umum, keagamaan, dan pendidikan diluar Pondok Pesantren Al-Mujaddadiyyah. Hal tersebut dilakukan untuk mengikuti perkembangan zaman dan juga persaingan pendidikan yang ada di Indonesia.
Hal tersebut sesuai dengan yang ada di dalam kerangka teori yang menjelaskann bahwa Pendidikan pesantren sudah mengikuti pola pendidikan nasional. Dulu pesantren menyelengarakan pendidikan tanpa ada administrasi yang jelas. Santri belajar tidak mengenal jenjang dan jenis, tidak berijazah, dan tidak bisa menjadi Pegawai Negeri Sipil, kini ciri itu musnah. Sekarang santri mengikuti pendidikan secara klasikal, berjenjang, dan berjenis. Mereka memiliki ijazah yang disamakan, diakreditasi, dan semua berhak melanjutkan ke berbagai perguruan tinggi.
Dalam hal pendidikan pesantren masing-masing santri akan di bekali pengembangkan sumber daya manusia yang bertujuan mencetak santri yang semangat dalam bekerja, meningkatkan sikap moral santri, dan memutakhirkan keahlian santri agar sejalan dengan kemajuan dan perkembangan teknologi sehingga Pondok Pesantren Al-Mujaddadiyyah memberikan pelayanan dan pengajaran secara maksimal kepada para santrinya.
Dari deskripsi di atas dapat dianalisis bahwa proses pelaksanaan pendidikan di Pondok Pesantren Al- Mujaddadiyyah sudah adanya keseimbangan antara pendidikan umum pendidikan umum formal yaitu MTs Al- Mujaddadiyyah, MA Al-Mujaddadiyyah, SMK Kimia Al- Mujaddadiyyah dan pendidikan agama yaitu Pondok Pesantren Al-Mujaddadiyyah.
Pengembangan Sumber Daya Manusia dan hasilnya di Pondok Pesantren Al-Mujaddadiyyah, Ds. Demangan, Kec. Taman, Kota Madiun
115 Kurikula: Jurnal Pendidikan Vol 5, No 2 Tahun 2021
Pengembangan sumber daya manusia di Pondok Pesantren Al-Mujaddadiyyah, Ds. Demangan, Kec. Taman, Kota Mandiun adalah subuah proses pendidikan berencana jangka panjang secara prosedur sistematis dan terorganisir yang dilakukan Pondok Pesantren Al-Mujaddadiyyah untuk meningkatkan kualitas santrinya dalam hal pengetahuan konseptual dan teoritis untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Fungsi pengembangan sumber daya manusia adalah sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. Dalam pengembangan tersebut harus menyesuaikan diri dengan lingkungannya baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial. Proses pengembangan sumber daya manusia tersebut dapat dilakukan melalui kegiatan pendidikan. Karena dengan pendidikan orang akan menjadi dewasa, mandiri dan lebih mampu baik dari segi kecerdasannya maupun sikap mentalnya.
Pengembangan sumber daya manusia di Pondok Pesantren Al-Mujaddadiyyah ini bertujuan untuk meningkatkan sikap moral dan semangat bekerja santri, memutakhirkan keahlian santri agar sejalan dengan kemajuan dan perkembangan teknologi. Dengan adanya kegiatan pengembangan sumber daya manusia yang diadakan di pondok pesantren ini seorang santri harus mampu mengolah dan mengembangkan serta mengatur manajemennya. Sehingga dengan diterapkannya pengembangan sumber daya manusia akan membentuk santri yang berkarakter, ulet, giat dan juga diharapkan dari pengembangan sumber daya manusia tersebut nantinya santri mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Adapun pengembangan sumber daya manusia di Pondok Pesantren Al-Mujaddadiyyah Ds. Demangan, Kec.
Taman, Kota Madiun yaitu pada bidang agrobisnis, peternakan, dan home industry. Disini santri diarahkan agar
bisa mengembangkan sumber daya yang berada disekitar tempatnya tinggalnya. Dengan adanya pengembangan sumber daya manusia itu diharapkan santri mengetahui kelebihan serta kekurangan yang dimiliki dilingkungan tempat tinggalnya sehingga bisa dikembangkan.
Sehubungan dengan itu, pengembangan itu sendiri merupakan suatu proses pendidikan jangka panjang yang berupaya mengarahkan santri ke dalam kehidupan yang lebih baik. Dan hasil dari pengembangan sumber daya manusia tersebut bisa memenuhi kebutuhan pribadi santri dan meningkatkan perkembangan pribadi santri. Jadi suatu penerapan pengembangan sumber daya manusia yang sudah diterima dapat dikatakan suatu proses pembelajaran atau pendidikan jangka panjang. Selanjutnya dalam pengembangan sumber daya manusia dilakukan pembiasaan terhadap santri tersebut agar setelah lulus dari Pondok Pesantren Al-Mujaddadiyyah santri bisa melaksanakan di lingkungan masyarakat tempat tinggalnya.
Dari deskripsi di atas dapat dianalisis bahwa pengembangan sumber daya manusia di Pondok Pesantren Al-Mujaddadiyyah, Ds. Demangan, Kec. Taman, Kota Madiun adalah subuah proses pendidikan berencana jangka panjang secara prosedur sistematis dan terorganisir yang dilakukan Pondok Pesantren Al-Mujaddadiyyah untuk meningkatkan kualitas santrinya dalam hal pengetahuan konseptual dan teoritis untuk mencapai tujuan yang telah ditenttukan. Pengembangan sumber daya Manusia di Pondok Pesantren Al-Mujaddadiyyah tersebut pada bidang agrobisnis, peternakan, dan home industry. Hasilnya dari pengembangan sumber daya manusia tersebut bisa memenuhi kebutuhan pribadi santri dan meningkatkan perkembangan pribadi santri.
Faktor-faktor Pendukung dan Penghambat Pengembangan Sumber Daya Manusia di Pondok
117 Kurikula: Jurnal Pendidikan Vol 5, No 2 Tahun 2021
Pesantren Al-Mujaddadiyyah, Ds. Demangan, Kec.
Taman, Kota Madiun
Dalam melaksanakan proses kegiatan pendidikan di pesantren, khususnya pendidikan diluar lingkungan pondok pesantren yaitu pendidikan pengembangan sumber daya manusia. Pihak Pondok Pesantren Al-Mujaddadiyyah yakni Kyai dan Ustadz mempunyai tanggung jawab yang besar dalam mendidik dan membimbing santrinya. Dalam hal ini meskipun Kyai dan Ustadz adalah orang tua kedua setelah orang tua santri sendiri, tetapi Kyai dan Ustadz selain mengamalkan ilmunya juga berkewajiban untuk memberikan sebuah proses kegiatan pendidikan diluar pondok pesantren untuk bekal setelah lulus dari pondok pesantren tersebut, sehingga nantinya santri akan memperoleh pendidikan yang sangat memuaskan. Akan tetapi dalam memberikan sebuah pengembangan pasti tidak akan terlepas dari faktor pendukung dan penghambatnya.
Begitu pula dalam proses pendidikan pengembangan sumber daya manusia pasti ada faktor pendukung dan ada juga faktor penghambat dalam kegiatannya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan sumber daya manusia adalah faktor internal dan eksternal.
Faktor internal adalah faktor-faktor yang timbulnya dari dalam individu itu sendiri Faktor internal mencangkup faktor jasmaniah, faktor psikis dan faktor kelelahan. Faktor jasmaniah meliputi kesehatan dan cacat tubuh. Faktor psikis meliputi intelejensi, masih perhatian, minat, bakat, motivi, kematangan dan kesiapan. Sedangkan faktor kelelahan meliputi kelelahan jasmani dan kelelahan rohani (psikis).
Faktor exsternal adalah faktor-faktor yang ada di luar diri seseorang. Faktor-faktor ini juga mempengaruhi dalam pelaksanaan pengembangan sumber daya manusia di Pondok Pesantren Al-Mujaddadiyyah. Sebagai individu manusia merupakan bagian dari alam sekitarnya yang tidak dapat melepaskan diri dari lingkungannya. Suatu kenyataan
bahwa individu tidak akan punya arti apa-apa tanpa adanya lingkungan yang mempengaruhinya.
Faktor eksternal mencangkup keluarga, berupa cara orang tua mendidik, hubungan antar anggota keluarga, susunan rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga.
Faktor pondok, mencangkup metode mengajar, relasi ustadz dan santri, relasi santri dan santri, disiplin pondok pesantren, pelajaran, waktu pondok, keadaan lingkungan pondok dan tugas dari pondok. Faktor masyarakat, mencangkup kegiatan santri dalam masyarakat, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat disikitar tempat santri tinggal.
Dengan demikian dapat diketahui bahwa faktor pendukung dalam proses pelaksanaan pendidikan pengembangan sumber daya manusia di Pondok Pesantren Al-Mujaddadiyyah adalah Ustadz yang profesional, ustadz yang tahu apa keinginan santri dalam pengembangan sumber daya manusia, ustadz yang selalu memberi motivasi santri alahkah pentingnya pengembangan sumber daya manusia, menciptakan suasana religious dari semua pihak, baik dari pengasuh, kepala pondok, para ustadz yang dibutuhkan untuk melancarkan pelaksanaan pengembangan sumber daya manusia di Pondok Pesantren Al- Mujaddadiyyah.
Dari data diatas dapat diketahui bahwa faktor pendukung yang ada di Pondok Pesantren Al-Mujddadiyyah ini sesuai dengan faktor eksternal yang mempengaruhi hasil pengembangan yaitu khususnya pada faktor pondok dan masyarakat. Dengan demikian dapat diketahui bahwa adanya faktor pendukung ini dapat memperlancar pelaksanaan pengembangan sumber daya manusia di Pondok Pesantren Al-Mujaddadiyyah, Ds. Demangan, Kec.
Taman, Kota Madiun.
Disamping adanya faktor pendukung ada juga faktor penghambat yang menjadi penghambat santri dalam pelaksanaan pengembangan sumber daya manusia di
119 Kurikula: Jurnal Pendidikan Vol 5, No 2 Tahun 2021
Pondok Pesantren Al-Mujaddadiyyah adalah perbedaan karakteristik santri dalam intelegensi, perhatian, dan kurangnya kesiapan dalam sistim pengelolaan pengembangan sumber daya manusia menimbulkan persoalan tersendiri sehingga menjadi penghambat dalam proses pengembangan sumber daya manusia. Karena jumlah santri yang banyak menyebabkan alokasi waktu yang diberikan relative kurang dan menejemen pengembangan sumber daya manusia belum berjalan dengan maksimal. Jadi faktor-faktor yang menjadi penghambat dalam pengembangan sumber daya manusia di Pondok Pesantren Al-Mujaddadiyyah ini sesuai dengan faktor internal yang mempengaruhi hasil belajar kushusnya faktor psikis pada santri.
Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa proses pelaksanaan pengembangan sumber daya manusia ini memiliki banyak faktor pendukung dan penghambat.
Dengan melaksanakan pengembangan sumber daya manusia dalam pendidikan diluar pondok ini bertujuan untuk lebih meningkatkan mutu pendidikan sehingga out put nya pun berkwalitas dan lebih baik, adanya faktor pendukung diharapkan dapat lebih meningkatkan kwalitas pendidikan di pesantren. Sedangkan adanya faktor penghambat ini agar lebih di perhatikan supaya dapat di carikan solusinya untuk kemudian dapat diminimalkan sehingga proses pelaksanaan pengembangan mendapatkan hasil yang diharapkan dan dapat tercapai dengan mudah serta menguntungkan semua pihak, baik dari pihak pondok pesantren maupun santri.
PENUTUP
Dari hasil penelitian dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
Pendidikan di Pondok Pesantren Al-Mujaddadiyyah, Ds. Demangan Kec. Taman, Kota Madiun sudah adanya
keseimbangan antara pendidikan umum pendidikan umum formal yaitu MTs Al-Mujaddadiyyah, MA Al- Mujaddadiyyah, SMK Kimia Al-Mujaddadiyyah dan pendidikan agama yaitu Pondok Pesantren Al- Mujaddadiyyah.
Pengembangan sumber daya manusia di Pondok Pesantren Al-Mujaddadiyyah, Ds. Demangan Kec. Taman, Kota Madiun yaitu melalui pendidikan skill santri seperti dalam kegiatan pertanian, peternakan dan home industry.
Hasilnya dari pengembangan sumber daya manusia dapat meningkatkan kemampuan soft skill santri dan melatih santri terampil dalam bekerja serta menambah kebutuhan finansial.
Faktor yang mendukung proses pengembangan sumber daya manusia di Pondok Pesantren Al-Mujaddadiyyah terlaksana atas dukungan kebijakan Kyai dibantu para Ustadz, sarana dan prasarana yang memadai serta lingkungan masyarakat yang nyaman. Sedangkan faktor penghambatnya adalah santri yang belum trampil, alokasi waktu yang kurang dan manajemen yang belum maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta, 2002.
Arif, Mahmud. Pendidikan Islam Transformatif.
Yogyakarta: LKIS Pelangi Aksara, 2008.
Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia. Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada, 1996.
Khozin, Wakhid. et al. Pendidikan Kewargaan Pada Komunitas Pesantren. Jakarta: CV. Prasasti, 2007.
Lukens-Bull, Ronald Alan. Jihad Ala Pesantren Dimata Antropologi Amerika. Yogyakarta: PT. Gama Media, 2004.
121 Kurikula: Jurnal Pendidikan Vol 5, No 2 Tahun 2021
M, Abd. Muin. et al., Pengembangan Ekonomi Pondok Pesantren, Jakarta: CV. Prasasti, 2007.
Maleong, Lexy. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:
PT Remaja Rosda Karya, 2000.
Mangkunegara, Anwar Prabu. Perencanaan dan Pengemangan SDM. Bandung: PT Refika Asditama, 2003.
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam. Bandung: PT.
Remaja Rosda Karya, 2008.
Nahrawi, Amiruddin. Pembaharuan Pendidikan Pesantren.
Yogyakarta: Gama Media, 2008.
Ndraha, Taliziduhu. Pengantar Teori Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Rineka Cipta, 1999.
Notoatmodjo, Soekidjo. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Rineka Cipta, 1998.
Nurhayati, Anin. Inovasi Kurikulum Telaah Terhadap Pengembangan Kurikulum Pendidikan Pesantren. Yogyakarta: Teras, 2010.
Panggabean, Mutiara Sibarani. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bogor: Ghalia Indonesia, 2004.
Rosidah, Ambar T.Sulistiyani. Manajemen SDM: Konsep, Teori dan Pengembangan dalam Konteks Organisasi Publik (Yogyakarta: Graha Ilmu 2003.
Sugiyono. Metodologi Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan RD. Bandung:
Alfabeta, 2006.
Tuanaya, Malik M. Thaha. et al. Medernisasi Pesantren.
Jakarta: Balai Pelatihan dan Pengembangan Agama Jakarta, 2007.
Yasmadi. Modernisasi Pesantren Kritik Nurcholish
Madjid terhadap Pendidikan Islam Tradisional. Jakarta: Ciputat Press, 2002.MANAJEMEN BIDANG PENDIDIKAN BAGI SISWA GIFTED DI MAN 4 NGAWI
Luluk Muasomah [email protected]
Islam Institut Agama Islam Ngawi, Indonesia
ABSTRAK :Kelas Khusus Bidang studi ini dibentuk dalam meningkatkan pendidikan Siswa Gifted. Oleh sebab itu dari berbagai pertimbangan sasarannya adalah kelas XI, karena guru telah mengetahui kemampuan atau prestasi siswa yang di identifikasi berbakat sejak mereka duduk di kelas X.
Meskipun demikian, tidak semua siswa kelas XI dapat bergabung dalam Kelas Khusus Bidang Studi tersebut.
Yang bergabung dalam Kelas Khusus Bidang Studi tersebut adalah terdiri dari siswa kelas XI Jurusan IPA dan IPS dan sebagian besar siswa mendapat peringkat 1 samapi 10 di dalam kelasnya. Siswa tersebut di dalam kelas tergolong siswa yang cerdas, trampil, dan aktif. Pada kelas XI Otomotif tidak bisa bergabung dalam Kelas Khusus Bidang Studi tersebut dikarenakan mereka telah disibukkan dengan adanya praktek-praktek di luar jam pelajaran. Sedangkan kelas X masih terlalu dini karena baru masuk di MAN 4 Ngrambe Ngawi, jadi guru belum bisa mengidentifikasi kemampuan atau prestasi anak. Sedangkan kelas XII tidak bisa bergabung dalam Kelas Khusus Bidang Studi tersebut karena persiapan untuk Ujian. Proses penilaian atau evaluasi yang dilakukan di MAN 4 Ngrambe Ngawi terhadap siswa berbakat adalah sebagai upaya untuk mengetahui sejauhmana program-program sekolah yang telah
123 Kurikula: Jurnal Pendidikan Vol 5, No 2 Tahun 2021
direncanakan. Di samping itu evaluasi program tersebut juga dalam rangka mendapatkan masukan, Rentetan pelaksanaan serta hasil yang ada di Madrasah tersebut. Berdasarkan hasil penelitian Manajemen Bidang Pendidikan bagi Siswa Gifted di MAN 4 Ngawi meliputi perencanaan kesiswaan, perencanaan kurikulum, perencanaan tenaga pengajar, serta perencanaan sarana dan prasarana.
Kata Kunci : Pendidikan dan siswa Gifted
ABSTRACT: Special Classes This field of study was formed in order to improve the education of Gifted Students.
Therefore, from various considerations, the target is class XI, because the teacher has known the abilities or achievements of students who have been identified as gifted since they were in class X. However, not all class XI students can join the Special Class for the Field of Study. Those who joined the Special Class for Field of Study consisted of students of class XI majoring in science and social studies and most of the students were ranked 1 to 10 in their class.
The students in the class are intelligent, skilled, and active students. In class XI Automotive, they cannot join the Special Class for the Field of Study because they have been preoccupied with practices outside of class hours.
Meanwhile, class X is still too early because it has just entered MAN 4 Ngrambe Ngawi, so the teacher has not been able to identify the child's abilities or achievements.
Meanwhile, class XII cannot join the Special Class for the Field of Study because of preparation for the Exam. The assessment or evaluation process carried out at MAN 4 Ngrambe Ngawi for gifted students is an effort to find out the extent of the planned school programs. In addition, the evaluation of the program is also in order to obtain input, a series of implementations and results in the Madrasah.
Based on the results of the research on Education Management for Gifted Students at MAN 4 Ngawi, it includes student planning, curriculum planning, teaching staff planning, and facilities and infrastructure planning.
Keywords: Education and Gifted students PENDAHULUAN
Pendidikan adalah sebuah kebutuhan utama bagi manusia, karena manusia saat dilahirkan tidak mengetahui sesuatu apapun. Sebagaimana firman Allah, SWT dalam surat An-Nahl ayat 78 yang artinya :
“ Dan Allah mengeluarkanmu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun,....”
Akan tetapi, disisi lain manusia memiliki potensi dasar (fitrah) yang harus dikembangkan sampai batas maksimal. Menurut Hasan Langgulung potensi dasar tersebut sejumlah sebanyak sifat-sifat Tuhan yang terangkum dalam Asma' al- husna yaitu 99 ( sembilan puluh sembilan) sifat. Pendidikan adalah hal yang melekat dalam peradaban manusia. Bagaimanapun sederhana komunitas manusia memerlukan pendidikan. Kehidupan dan komunitas akan ditentukan aktifitas pendidikan didalamnya. Sebab pendidikan natural adalah hal yang mendasar dalam kehidupan manusia.
Menurut Jalaludin Bagi manusia yang hidup dilingkungan masyarakat yang masih sederhana, pendidikan
125 Kurikula: Jurnal Pendidikan Vol 5, No 2 Tahun 2021
dilakukan langsung oleh orang tua1. Pendidikan dirasa rampung apabila anak mereka telah menginjak dewasa, siap berumahtangga dan mampu mandiri setelah menguasai sejumlah keterampilan praktis sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan hidup dimasyarakat dan lingkungannya. Makin sederhana madyarakatnya makin sedikit tuntutan kebutuhan akan keterampilan yang perlu dikuasainya.
Sedangkan dalam masyarakat modern pendidikan sudah menjadi pranata moral yang terorganisir dengan baik.
Penyelenggaranya dilakukan oleh institusi yang artificial, yang dikelola oleh tenaga pendidikan yang profesional dan kompeten. Dalam masyarakat yang dinamis pendidikan memegang peranan yang menentukan terhadap eksistensi dan perkembangan masyarakat karena pendidikan merupakan usaha untuk mentransfer dan mentransformasikan pengetahuan serta menginternalisasikan nilai-nilai Agama, Kebudayaan dan sebagainya merupakan sendi dalam aspek dan sebagainya untuk generasi penerus.
Pendidikan adalah pengembangan potensi atau sumber daya insani berarti telah mampu merealisasikan ( Self reliasation), menampilkan diri sebagai pribadi yang utuh. Salah satu formulasi dari realisasi diri sebagai tujuan dari pendidikan ialah rumusan yang disarankan oleh konferensi internasional pertama tentang pendidikan islam di Mekkah 8 April 1977 yang menyatakan bahwa pendidikan itu sengaja dilakukan untuk memberdayakan perkembangan dan pertumbuhan yang seimbang secara menyeluruh dengan pembiasaan berkepribadian,
1 Jalaludin, Teologi Pendidikan, ( Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2001).h.65-66
kecerdasan, dan menyentuh perasaan serta berkarakter yang kuat.Untuk itu pendidikan wajib mempersiapkan perkembangan dan pertumbuhan manusia baik secara jasmani, rohani, intelegensi, bahasa, estetika dan karakteristik dengan penuh semangat untuk menuju insan kamil.2
Peserta didik merupakan "Raw material" (bahan mentah) dalam proses teansformasi yang disebut pendidikan. Peserta didik secara formal adalah orang yang berada pada fase pertumbuhan dan perkembangan baik secara fisik maupun psikis yang perlu bimbingan dari seorang pendidik agar dapat mengembangkan kecerdasan intelektual yang dimilikinya. Kecerdasan intelektual adalah kecerdasan yang menuntut pemberdayaan otak,hati,jasmani dan pengaktifan manusia untuk berinteraksi secara Fungsional dengan yang lain.3
Kecerdasan intelektual berbeda pada setiap orang.
Mendidik kecerdasan intelektual tidak lain adalah meng aktualkan potensi dasarnya. Potensi dasar itu sudah ada sejak lahir. Adapun siswa yang memiliki intelegensi yang tinggi biasa disebut gifted. Gifted adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang, dia memiliki kecerdasan intelektual yang lebih tinggi dari anak normal. Yang dapat diketahui oleh alat bantu kecerdasan. Sebutan lain anak Gifted adalah Genius, Bright dan Talented.4
2 Rama Yulis, Kalamulia .Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta 2013) h.211
3 Sri Esti Wuryani D. Psikologi Pendidikan, ,(Grasindo, Jakarta, 2004), h.8
4 Rita L Atkinson, Richard . C Alkinson, Pengantar Psikologi jilid 2, (Airlangga ,Jakarta 1996). h.132
127 Kurikula: Jurnal Pendidikan Vol 5, No 2 Tahun 2021
Anak yang mendapat predikat gifted dan talented adalah mereka yang didefinisikan oleh orang-orang yang benar-benar professional atas dasar kemampuan mereka yang luar biasa dan kecakapan mereka dalam mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang berkualitas tinggi. Dengan itu diharapkan mereka bermanfaat untuk dirinya sendiri dirinya maupun orang lain disekitarnya.
Dalam pandangan mutakhir, Gifted tidak semata- mata merujuk kepada fungsi kognitif, melainkan merujuk kepada totalitas dan keterpaduan fungsi otak. Kecerdasan merupakan kecakapan yang dimiliki dalam mengoptimalkan kemampuan secara menyeluruh dari segi teori dan konsep, perilaku, pergaulan, musik dan tiap bidangkecakapan khusus lainnya termasuk menemukan ide-ide yang diluar nalar, disamping itu ia juga mampu mengurai persoalan-persoalan pelik dibanding dengan orang lain, dia terlihat lebih tinggi prestasinya secara akademik dan bahkan non akademik.
Kecerdasan yang luar biasa di suatu keilmuan misalnya dibidang scientic, leadership, keagamaan, kreatif dan inofatif, serta humanis yang kesemuanya itu nampak dalam keseharian dengan terus menerus.5
Atas dasar uraian tersebut tentang anak Gifted dibutuhkan pendekatan-pendekatan khusus tepat dan cermat yang dapat diterima oleh masyarakat luas akan ciri-ciri anak jenius tersebut.Walaupun demikian, kemampuan berfikir/kecerdasan merupakan indikaotr utama dalam mengenali anak Gifted ini dinilai melalui segi intelegensinya yang sangat luar biasa (unggul) dalam deskripsi Gifted.
5 lester D.crow.Ph.D, Alice Crow, Ph.D Educational Psikologi psychology Buku Kedua (Terjemahan, Drs Kasijan) (Bina Ilmu, Surabaya, 1997) h.153
Kecakapan yang istimewa perlu didukung dengan kecerdasan atau kemampuan berfikir yang luar biasa.
Sebagai contoh adanya ide cemerlang yang inovatif tidak ada artinya bila tidak dibarengi pemikiran yang kritis dan unggul. Asumsi itu senada dengan ungkapan bahwa kreatif itu dibarengi dengan kecerdasan yang tinggi.
Berangkat dari latar belakang tersebut maka penyusun tertarik untuk mengadakan penelitian dengan mengambil judul Manajemen pendidikan bagi Diswa Gifted. untuk mengetahui lebih dalam tentang bagaimana manajemen yang dilakukan oleh MAN 4 Ngawi dalam mengembangkan pendidikan bagi siswa Gifted.
METODE PENELITIAN
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus, yang dilakukan secara intensif, detail, menyeluruh pada suatu lembaga pendidikan yaitu MAN 4 Ngawi terhadap suatu gejala tertentu. Adapun metode yang dipergunakan adalah:
a. Metode penentuan subyek, dan subyek penelitian ini adalah :
1. Kamad MAN 4 Ngawi.
2. Wakamad MAN 4 Ngawi.
3. Dewan Guru pembimbing Kelas khusus Bidang studi.
4. Siswa/i MAN 4 Ngawi Kls XI IPA, XI IPS masing-masing 20 siswa/i jadi jumlah seluruhnya 40 Siswa/i.
b. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitian ini Sebagai berikut:
129 Kurikula: Jurnal Pendidikan Vol 5, No 2 Tahun 2021
1. Dengan Observasi, tujuannya untuk mengetahui proses manajemen pengembangan Siswa Gifted di MAN 4 Ngawi serta keadaan lokasi penelitian.
2. Wawancara
Ini digunakan untuk menggali informasi mendalam terkait penelitian yang dilakukan.
Adapun narasumber dari penelitian ini adalah, Kamad, Wakamad kesiswaan, Dewan Guru pembimbing Kelas Khusus Bidang studi.
3. Dokumentasi
Ini digunakan terkait data-data tertulis yang ada keterkaitan dengan penelitian ini seperti gambaran umum madrasah, proses perkembangan KBM madrasah dan lain-lain.
4. Metode Analisa data.
Data yg telah masuk lebih disederhanakan dengan cara mendiskripsikan secara kualitatif agar lebih mudah dipahami. Dalam Analisa ini penyajian data berbentuk penggambaran hasil penelitian tentang Manajemen Pengembangan Bidang pendidikan Siswa Gifted.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Menyadari akan keberadaan anak-anak Gifted yang perlu ditangani secara optimal sesuai dengan keberbakatannya, maka MAN 4 Ngawi menyelenggarakan sistem pendidikan yang mencoba menggali potensi-potensi tersebut agar berkembang sesuai dengan yang diharapkan.
Ada beberapa cara dalam membantu dan memudahkan guru untuk membimbing Siswa Giftef, yaitu dengan menentukan patokan atau kriteria penilaian guru.
Patokan-patokan itu ialah ciri-ciri siswa Gifted Yang dianggap paling tepat dalam pemanduan Siswa Gifted tersebut. Dalam pembibingan siswa Gifted itu telah ditetapkan standart tertentu, yang telah dinilai oleh wali kelas atas siswa-siswa yang lolos dalam tahap seleksi. Ciri- ciri yang harus dinilai oleh guru sesuai dengan konsep keberbakatan, yaitu dimensi ciri-ciri belajar, ciri-ciri kreativitas, ciri-ciri motivasi atau dorongan, dan ciri-ciri kepemimpinan.
Masing-masing dimensi dijabarkan menjadi sejumlah tutur perilaku siswa, sebagaimana dapat dilihat sebagai berikut Dari semua ciri-ciri di atas, untuk menjadi individu Gifted tidak harus memiliki semua ciri-ciri tersebut. Setiap anak berbakat mempunyai kelebihan dan kekurangan, hal itu dikarenaka berbagai faktor diantaranya adalah tempat domisili dimana siswa itu tinggal, bersrkolah bahkan bermain. Anak Gifted menunjukkan kecenderungan (disposisi) tertentu, Sesuai dengan Sekelilingnya. Jika disekitar/ sekelilingnya domonan baik maka siswa tersebut akan baik namun jika sebaliknya siswa tersebut akan menjadi buruk Dalam perkembangannya . Adapun manajemen yang dilaksanakan di MAN 4 Ngawi adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan (Planning)
Sebagaimana telah disinggung bahwa perencanaan dalam bidang pendidikan mempunyai arti sebagai persiapan menyusun keputusan tentang masalah atau pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh sejumlah orang dalam mewujudkan pencapaian pendidikan.
b. Penyusunan Program dan Jangka Waktu Pencapaian
131 Kurikula: Jurnal Pendidikan Vol 5, No 2 Tahun 2021
Untuk mendapatkan hasil pendidikan yang diharapkan secara maksimal maka lembaga / institusi harus menerapkan strategi khusus dalam merencanakan program yang akan dilaksanakan.
Cara-cara itu proses penentuannya dapat disebutkan sebagai berikut: Merencanakan ragam Kearifan dalam pengambilan keputusan.
Menilai seberapa penting kearifan tersebut . Memilih dan menetapkan satu alternatif yang paling cocok atau baik diantara berbagai alternatif tersebut. Adapun program kerja di MAN 4 Ngawi tersebut adalah6:
1) Program Kerja Kepala Sekolah Tahunan Yang Meliputi:
a. Jangka Pendek
a) Perencanaan Kesiswaan Perencanaan siswa dalam pelayanan Pembelajaran untuk Siswa Gifted MAN 4 Ngawi ini meliputi identifikasi siswa berbakat. 6 Siswa berbakat selama mengikuti pelajaran bersama temanya di dalam kelas, apakah siswa tersebut mengalami perkembangan atau tidak ada perkembangan sama sekali saat kegiatan belajar mengajar di kelasnya.7
Beberapa perkembangan sikap-sikap yang berpengaruh besar terhadap pencapaian akademik siswa
6 Wawancara dengan bapak juwaini pada tanggal 08 Oktober 2020
7 Hasil wawancara dengan ibu Suratmi pada tanggal 08 Oktober 2020
yaitu8: Percaya diri, dapat mengontrol diri sendiri dan selalu merasa optimis. Rasa penasaran yang tinggi akan hadir dengan banyak mencoba segala hal yang belum pernah ia mengerti dan ketahui, bersifat kekinian dan menantang dalam mewujudkan manfaat untuk sekitarnya, meskki berjuta hambatan menghadang dalam pencapaiannya. Dapat bergaul dengan siswa lain secara mudah Bekerjasama, mampu menyeimbangkan antara kebutuhan diri sendiri dengan kebutuhan orang lain kemampuan berkomunikasi Ukuran yang dipakai MAN 4 Ngawi tentang keberhasilan Pembembelajaran siswa Gifted dapat berbentuk seperti ulangan harian, ujian semester dan raport serta keberhasilan serta keberhasilan dari lomba.9 Hasil ulangan harian, ujian semester dan raport siswa yang tergabung dalam Kelas khusus bidang studi sudah cukup baik.
Hal ini bisa dilihat dari sample siswa yang ikut dalam pengembangan pendidikan mata pelajaran kimia, sabagian besar siswa yang ikut dalam pengembangan pendidikan mata pelajaran kimia tersebut memperoleh nilai harian dan raportnya cukup baik.
PENUTUP
Kesimpulan MAN 4 Ngawi telah membentuk sebuah Kelas khusus bidang studi pada tahun ajaran 2019/2020. Hal ini bertujuan untuk mengembangkan pendidikan siswa Gifted MAN 4 Ngawi. Kelas khusus bidang studi ini beranggotakan dari beberapa guru yang berkompeten dalam bidang mata pelajaran masing-masing. Pada dasarnya Kelas
8 Hasil wawancara dengan ibu Suratmi pada tanggal 08 Oktober 2020
9 Hasil wawancara dengan Bapak Ghofur pada tanggal 08 Oktober 2020
133 Kurikula: Jurnal Pendidikan Vol 5, No 2 Tahun 2021
Khusus bidang Studi ini dibentuk dalam kaitannya pengembangan pendidikan Siswa Gifted.
Oleh sebab itu dari berbagai pertimbangan sasarannya adalah kelas XI, karena guru telah mengetahui kemampuan atau prestasi siswa yang di identifikasi berbakat sejak mereka duduk di kelas X. Meskipun demikian, tidak semua siswa kelas XI dapat bergabung dalam Kelas Khusus bidang studi tersebut. Yang bergabung dalam Kelas khusus bidang studi tersebut adalah siswa kelas XI Jurusan IPA dan IPS dan sebagian besar siswa mendapat peringkat 1 samapi 10 di dalam kelasnya. Siswa tersebut di dalam kelas tergolong siswa yang cerdas, trampil, dan aktif.
Pada kelas XI Otomotif tidak bisa bergabung dalam Kelas khusus bidang studi tersebut karena mereka telah disibukkan dengan adanya praktek-praktek di luar jam pelajaran. Sedangkan kelas X masih terlalu dini karena baru masuk di MAN 4 Ngawi, jadi guru belum bisa mengidentifikasi kemampuan atau prestasi anak. Sedangkan kelas XII tidak bisa bergabung dalam Kelas khusus bidang studi tersebut karena persiapan untuk Ujian.. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa Manajemen pengembangan pendidikan Siswa Gifted MAN 4 Ngawi meliputi perencanaan kesiswaan, perencanaan kurikulum, perencanaan tenaga pengajar, serta perencanaan sarana dan prasarana, penyusunan serta pengborganisasian tugas pembimbing Kelas khusus bidang studi di MAN 4 Ngawi sudah linier dengan kompetensi akademik yang dimilikinya.
Pengawasan selalu diupayakan Kamad MAN 4 Ngawi dengan memonitoring, memotivasi, memberi tauladan,memberi pengarahan bahkan dengan Reword kepada dewan guru yg bertugas khusus sebagai pembimbing
kelas khusus bidang studi dan siswa Gifted agar tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai gilang gemilang.
DAFTAR PUSTAKA
Jalaludin, 2001, Teologi Pendidikan, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada
Lester D.Crow.Ph.D, Alice Crow, Ph.D, 1997, Educational Psikologi Psychology, Buku Kedua (Terjemahan, Drs Kasijan) Surabaya, Bina Ilmu Prof.Dr.H Rama Yulis, 2013, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta, Kalamulia
Rita L Atkinson, Richard . C Alkinson, 1996, Pengantar Psikologi jilid 2, Jakarta, Airlangga
Sri Esti Wuryani D, 2004, Psikologi Pendidikan, Jakarta, Grasindo
135 Kurikula: Jurnal Pendidikan Vol 5, No 2 Tahun 2021
PENTINGNYA PERAN KELUARGA DALAM PENDAMPINGAN BELAJAR PADA ANAK
USIA SD DI MASA PANDEMI COVID 19
Al Darmono
[email protected]Institut Agama Islam Ngawi, Indonesia
ABSTRACT: The family is the first and foremost environment for children. The role of the family is expected to be able to develop aspects in children, especially in their children's learning and education. The role of the family in the current pandemic situation is very important for the smooth running of online teaching and learning activities between teachers and children. Children in learning without any assistance provided by the family can cause their learning activities to be hampered and experience a number of obstacles so that in an effort to achieve achievement it is difficult to realize. The current pandemic situation forces children to study from home online, so many things are different from studying compared to studying in normal situations. So this is where the role of the family is very important in providing learning assistance for children, especially elementary school-aged children during the COVID-19 pandemic.
Key words: Family Roles, Mentoring, Learning
Abstrak: Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama bagi anak. Peran keluarga sangat diharapkan mampu mengembangkan aspek-aspek pada anak khususnya dalam belajar dan pendidikan anaknya. Peran keluarga dalam situasi pandemi seperti saat ini sangat penting bagi
135-155
kelancaran kegiatan belajar mengajar daring antara guru dan anak. Anak dalam belajar tanpa ada pendampingan yang diberikan keluarga dapat menyebabkan kegiatan belajarnya terhambat dan mengalami sejumlah kendala, sehingga dalam upaya mencapai prestasi sulit untuk diwujudkan.
Situasi pandemi saat ini memaksa anak belajar dari rumah secara daring, maka banyak hal berbeda dengan belajar dibandingkan dengan belajar dalam situasi normal. Maka disinilah peran keluarga sangat penting dalam memberikan pendampingan belajar anak terutama anak usia SD di masa pandemi covid 19.
Kata Kunci: Peran Keluarga, Pendampingan, Belajar.
PENDAHULUAN
Anak sebagai anggota keluarga mendapatkan pendidikan dan pembimbingan langsung oleh orangtuanya semenjak ia dilahirkan hingga dewasa. Keluarga memainkan peran yang sangat penting dalam mengembangkan kepribadian, kemampuan, dan keterampilannya. Pendidikan yang diberikan keluarga menjadi pondasi awal bagi anak dalam mencapai keberhasilan akademiknya di sekolah. Keluarga membangun hubungan kooperatif dengan pihak sekolah dengan selalu memberikan pendampingan belajar kepada anak terutama dalam setiap pembelajaran daring dilaksanakan.
Keluarga sangat diharapkan memberikan perhatian yang lebih kepada anak dalam belajar daring seperti saat ini untuk membantu pencapaian keberhasilan akademiknya.
Meski orang tua mempunyai banyak kesibukan untuk mencari nafkah, bekerja, memenuhi kebutuhan keluarga,
137 Kurikula: Jurnal Pendidikan Vol 5, No 2 Tahun 2021
akan tetapi jika tidak perhatiaan kepada anak dalam belajarnya, maka anak menuai kegagalan dan terlantar.
Anak-anak lebih asyik bermain bersama rekan-rekannya sepanjang waktu dan tidak peduli bahwa sesungguhnya ada tugas yang harus diikuti dan dikerjakan. Bahkan tidak menutup kemungkinan persespsi mereka dalam situasi pandemi saat ini, sekolah diliburkan dan tidak ada kegiatan belajar mengajar.
Pembelajaran daring di masa pandemi seperti saat ini dilakukan untuk membatasi tatap muka langsung yang dapat menyebabkan terjadinya penularan viris covid 19. Ini adalah pilihan terbaik yang diambil meski sejumlah resiko kegagalan belajar anak sangat mungkin terjadi.
Pembelajaran daring dilaksanakan dengan berbagai saluran yang tersedia seperti zoom meeting, google meet, elearning, ruang guru, email, whats up, dan lain sebagainya. Anak yang kebanyakaan belum familiar tentang pembelajaran daring digutuhkan pendampingan orang tua agar dapat mengikuti proses kegiatan pembelajaran yang disampaikan guru secara online. Dalam kaitannya peran keluarga dalam hal ini orang tua menjadi penyambung atau penghubung informasi yang disampaikan guru melalui jejaring.
Mendasar pada latar belakang diatas, maka dalam penelitian ini peneliti tertarik untuk mengakat judul Pentingnya Peran Keluarga Dalam Pendampingan Belajar Pada Anak Usia SD Di Masa Pandemi Covid 19
Peran Keluarga
Peran diartikan sebagai sesuatu yang dimainkan atau dijalankan.
1Peran mengandung arti sebagai aktivitas yang dilaksanakan atau dikerjakan pada waktu tertentu oleh pihak terhadap pihak yang lain. Peran secara terminologi adalah seperangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh yang berkedudukan dimasyarakat. Dalam bahasa Inggris peran disebut
“role” yang definisinya adalah “person’s task or duty in undertaking”. Artinya “tugas atau kewajiban
seseorang dalam suatu usaha atau pekerjaan”. Peran diartikan sebagai perangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan dalam masyarakat. Sedangkan peranan merupakan tindakan yang dilakukan oleh seorang dalam suatu peristiwa
9.
Peran menurut Soerjono Soekanto, diartikan sebagai aspek dinamis kedudukan (status), apabila seseorang melaksankan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka ia menjalankan suatu peranan.
10Dengan kedudukan tertentu yang
1 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2014)
9 Syamsir, Torang, Organisasi & Manajemen (Perilaku, Struktur, Budaya & Perubahan Organisasi), (Bandung: Alfabeta, 2014), hlm, 86.
10 Soerjono Soekanto, Teori Peranan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2002), hal. 243.
139 Kurikula: Jurnal Pendidikan Vol 5, No 2 Tahun 2021
diembannya, seseorang dapat menjalankan fungsinya karena posisi yang didudukinya tersebut. Peran menggambarkan aktualisasi diri secara aktif dinamis atas peristiwa yang terjadi. Individu dikatakan menjalankan perannya apabila ia melaksanakan hak dan kewajiban, yang mana keduanya tidak dapat dipiisahkan dari status yang disandangnya. Dengan kata lain peran menyangkut tindakan sebagai wujud atas hak dan kewajiban terhadap sesuatu berdasarkan kedudukan yang diembannya.
Peran memiliki beberapa karakteristik diantaranya a) terorganisasi yaitu adanya interaksi dan interdependen. Peran mengandung hubungan diantara individu yang satu dengan individu yang lainnya.
Artinya peran direalisasikan dengan melibatkan individu terhadap individu lainnya yang memiliki ketergantungan antara satu dengan yang lain. b terdapat keterbatasan dalam menjalankan tugas dan fungsi.
Peran didalamnya terdapat kekurangan-kekurangan dalam suatu tugas atau fungsi tertentu, sehingga memerlukan upaya ataupun usaha untuk memperbaiki suatu keadaan. c terdapat kebebasan dan kekhususan.
Peran terdapat kekebasan untuk melaukan sesuatu yang
sesuai dengan kondisi. Disamping itu juga peran
sebagai tindakan untuk ditujukan pada hal-hal yang
butuhkan atau tuntutan.
Keluarga merupakan lingkungan terkecil yang mendukung keberhasilan pendidikan anak di sekolah.
Menurut Mubarak keluarga adalah perkumpulan dua atau lebih individu yang terikat oleh hubungan perkawinan, hubungan darah, ataupun adopsi, dan setiap anggota keluarga saling berinteraksi satu dengan lainnya. Keberadaan keluarga sangat menentukan pendidikan anak, dimana anak sejak dilahirkan berada pada lingkungan keluarga. Dengan kata lain keluarga merupakan lingkungan pedidikan yang pertama dan utama bagi anak. Keberhasilan pendidikan anak sangatlah ditentukan pendidikannya saat bersama keluarga. Hal ini menggabarkan peran keluarga sangat diharapkan dalam membangun belajar anak di lingkungan keluarga untuk mendukung keberhasilan belajarnya di sekolah.
Menurut Abu Ahmadi peran orang tua merupakan suatu kompleks pengharapan manusia terhadap caranya individu harus bersikap yang mempunyai tanggung jawab dalam keluarga
11. Peranan orang tua menjadi amat sentral dan sangat besar bagi pertumbuhan dan perkembangan anak, baik itu secara langsung maupun tidak langsung. Orang tau sangat menentukan pertumbuhan dan berkembang anak baik fisik dan mentalnya. Orang tua adalah guru pertama yang dimiliki oleh anak. Baik buruknya anak banyak
11 Abu Ahmadi, (1991) Sosiologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, hal. 43
141 Kurikula: Jurnal Pendidikan Vol 5, No 2 Tahun 2021
dipengaruhi oleh pola asuh orang tua. Upaya orang tua agar anak tumbuh dan berkembang dilakukan tanpa henti dengan memberikan perhatian dan kasih sayang terhadap anak agar tumbuh secara optimal. Terkadang orang tua yang disibukkan dengan pekerjaan membawa dampak buruk bagi mentalnya karena kurangnya perhatian dan kasih sayang yang diberikan terhadap anak. Sehingga anak tumbuh dan berkembang tidak sesuai dengan harapan dan bahkan menjadi sosok yang berkepribadian yang buruk. Kegagalan dalam prestasi akademik terjadi pada anak juga disebabkan kurangnya pendampingan dan bimbingan orang tua ketika anak belajar. Disinilah letak betapa pentingnya peran orang tua atau keluarga dalam mencurahkan perhatian terhadap pendidikan anak.
Peran keluarga mengandung pengertian sebagai
kumpulan dari perilaku yang secara relatif homogen
dibatasi secara normatif dan diharapkan dari seorang
yang menempati posisi sosial yang diberikan. Keluarga
sebagai lingkungan vital bagi anak dimana ia butuh
perlakuan, bimbingan, pembinaan sesuai yang
dibutuhkan untuk kehidupannya. Peran keluarga
membantu anak tumbuh dan berkembang sesuai
tuntutan sosial di sekitarnya. Disamping itu peran
keluarga membantu mengembangkan potensi baik fisik
dan mental. Pembinanan, pembimbingan,
pendampingan yang diberikan keluarga terhadap anak
dilakukan secara konsisten sesuai norma-norma yang
ada. Keluarga berperan penting dalam menanamkan kebiasaan dan pola tingkah laku, serta menanamkan nilai, agama, dan moral sesuai dengan usia dan budaya di keluarganya. Sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang memiliki kepribadian yang selaras dengan nilai-nilai yang ada.
Peran keluarga dalam konteks pendidikan anak merupakan usaha yang dilakukan untuk membantu dan mendampingi belajarnya sebagaimana tugas-tugas yang diberikan oleh sekolah. Peran keluarga melalui partisipasi orang tua, saudara, dan anggota keluarga yang lainnya sangat diharapkan. Bantuan dan pendampingan belajar bagi anak agar mencapai tinghkat keberhasilan dalam pendidikannya. Karena bagaimanapun anggota keluarga lingkungan sosial terdekat yang membersamai kehidupan anak. Mereka mempunyai fungsi dan peran masing-masing dalam memberikan dorongan dan perhatian belajar anak.
Dengan peran masing-masing anggota keluarga mampu membangun tradisi belajar anak secara konsisten dan berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan yang diharapkan anak.
Peran keluarga dalam konteks pendidikan anak
merupakan usaha yang dilakukan untuk membantu dan
mendampingi belajarnya sebagaimana tugas-tugas
yang diberikan oleh sekolah. Peran keluarga melalui
partisipasi orang tua, saudara, dan anggota keluarga
yang lainnya sangat diharapkan. Bantuan dan
143 Kurikula: Jurnal Pendidikan Vol 5, No 2 Tahun 2021
pendampingan belajar bagi anak agar mencapai tingkat keberhasilan dalam pendidikannya. Karena bagaimanapun anggota keluarga lingkungan sosial terdekat yang membersamai kehidupan anak. Mereka mempunyai fungsi dan peran masing-masing dalam memberikan dorongan dan perhatian belajar anak.
Dengan peran masing-masing anggota keluarga mampu membangun tradisi belajar anak secara konsisten dan berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan yang diharapkan anak.
Adapun macam-macam peran keluarga antara lain
12: Peran Ayah, dimana ayah memiliki peran sebagai kepala keluarga, pendidik, pelindung, mencari nafkah, serta pemberi rasa aman bagi anak dan istrinya.
Ayah dengan perannya menjadikan anak tumbuh dan berkembang sesuai nilai-nilai dan ajaran-ajaran berdasarkan pandangan hidupnya. Pendidikan yang dilakukan oleh seorang ayah terhadap anak-anak sangat penting untuk membentuk karakter dan membangun kemandiriannya dalam mempersiapkan kehidupannya saat mereka menginjak dewasa. Meskipun ayah tulang punggung dalam keluarga mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan keluarga, akan tetapi, pendidikan yang diperuntukkan bagi anak-anak tidak boleh terabaikan. Pendidikan yang diberikan ayah disamping
12Istiati., 2010. Hubungan Fungsi Keluarga dengan Kecemasan pada Lanjut Usia. Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.
memberikan pembinaan, bimbingan, keteladanan bagi anak-anaknya, juga diwujudkan dengan mengusahkan anak-anak dalam mecapai keberhasilan dalam pendidikan formalnya. Perhatian juga harus dicurahkan untuk membantu mengatasi hambatan-hambatan yang dihadapi anak dalam belajarnya di sekolah. Ayah memantau pretasi akademiknya, memberikan motivasi, dan dorongan untuk mencapi prestasi secara optimal.
Peran Ibu, dimana ibu mempunyai peran yang sangat
penting dalam keluarga antara lain sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, sebagai pelindung dari anak-anak saat ayahnya sedang tidak ada dirumah, mengurus rumah tangga, serta dapat juga berperan sebagai pencari nafkah. Peran ibu penting dalam keluarga, dimana sosok ibu sangat diharapkan kehadirannya bagi anak-anaknya semenjak mereka berada dalam kandungan hingga tumbuh dewasa.
Pendidikan seorang ibu bagi anak-anaknya merupakan pertama dan utama, mengingat anak sejak dilahirkan sudah mempunyai kedekatan dengan ibunya. Ibu juga memiliki peran bagaimana mengusahakan anak- anaknya dapat terpenuhi makan dan gizinya. Meskipun kesibukan seorang ibu sangat padat di rumah, namun memandampingi anak belajar di rumah tidak kalah penting dan sangat diharapkan oleh seorang anak.
Keberhasilan akademik anak di sekolah tidak terlepas
dari peran ibu dalam memberikan perhatian,
pendidikan, pembimbingan, dan pendampingan belajar
145 Kurikula: Jurnal Pendidikan Vol 5, No 2 Tahun 2021
anak setiap saat dan setiap waktu. Ibu harus pandai membagi waktunya ditengah kesibukannya untuk memberikan perhatian terhadap pendidikan anaknya, memahamai kesulitan-kesulitan yang dihadapi anak dalam belajarnya, hingga membangun komunikasi efektif dengan pihak sekolah untuk melaporkan tugas- tugas belajar anak kepada guru di sekolah.
Pendampingan Anak
Menurut Wiryasaputra, pendampingan adalah proses perjumpaan pertolongan antara pendamping dan orang yang didampingi. Perjumpan itu bertujuan untuk menolong orang yang didampingi agar dapat mengahayati keberadaannya dan mengalami pengalamannya secara penuh dan utuh, sehingga dapat menggunakan sumber-sumber yang tersedia untuk berubah, bertumbuh, dan berfungsi penuh secara fisik, mental, spiritual, dan sosial.
13Pendampingan dilakukan dengan perjumpaan sangat ditekankan untuk membantu mengembangkan aspek-aspek pada diri anak. Pendampingan sangatlah berharga bagi anak, bagaimanapun anak dengan pendampingan yang diberikan keluarga, anak merasa lebih nyaman dan termotivasi dalam belajarnya.
Lebihlanjut Purwadarminta menyatakan, pendampingan adalah suatu proses dalam menyertai dan menemani secara dekat, bersahabat dan bersaudara,
13 Totok S. Wiryasaputra 2006 Ready To Care Pendampingan dan Konseling Psikoterapi Yogyakarat: Galang Pres, Hal. 57