• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

1 1.1 Latar Belakang

Ukuran negara dapat dikatakan maju berkaitan dengan perkembangan suatu negara. Kemajuan suatu negara tidak terlepas dari peningkatan mutu setiap individu. Namun kemajuan mutu setiap individu juga akan berkaitan dengan kualitas pendidikan. Untuk mencapai kemajuan suatu negara diperlukan peningkatan kualitas pendidikan yang selaras. Oleh karena itu, pendidikan menjadi akses untuk mencapai tujuan. Untuk itu, pendidikan menjadi hal yang krusial untuk dibahas, melalui pendidikan maka setiap individu memiliki akses menuju kehidupan yang lebih baik. Setiap individu belajar untuk mendapat bekal di masa depan. Melalui pendidikan pula peserta didik mendapatkan pembelajaran pengetahuan, keterampilan dan kebiasaan melalui pelatihan atau penelitian.

Dalam satuan pendidikan terdapat sebuah proses, proses yang tidak akan pernah ada habisnya. Proses ini disebut sebagai proses belajar. Pembelajaran yang dianggap baik mampu mencapai tujuan pendidikan yang berkualitas. Bukan hanya menambah pengetahuan, namun pendidikan berusaha melahirkan individu yang berkualitas dan berkarakter. Pendidikan juga membangun setiap individu agar memiliki sudut pandang yang baik dalam segala aspek kehidupan. Untuk itu, perkembangan zaman yang diikuti oleh revolusi industri 5.0 menjadi kesempatan baru sekaligus menjadi tantangan bagi Indonesia. Tantangan tersebut akan menjadi sebuah hadiah besar, jika setiap individu mampu memanfaatkannya

(2)

dengan optimal. Revolusi industri 5.0 menjadi jembatan untuk meningkatkan pengembangan pendidikan nasional yang tertuju pada pemanfaatan teknologi digital sebagai budaya kehidupan dalam berbagai bidang.

Demikian pada pendidikan, tidak ada pilihan lain selain mempersiapkan diri untuk beradaptasi dengan perubahan ini. Siswa yang dapat hidup berdampingan dengan teknologi digital akan mendapat manfaat dari perubahan ini. Manfaat baik ini akan dapat berhubungan dengan prestasi belajarnya. Dengan diterapkannya teknologi digital dalam dunia pendidikan, maka akan memperkaya pengetahuan dan pengalaman setiap siswa dalam belajar. Teknologi digital menjadi alat pengembangan bagi setiap sistem yang terjadi di dalamnya. Sehingga pemanfaatannya akan berdampak pula pada perkembangan peserta didik dalam proses belajarnya.

Kinerja peserta didik dalam proses belajar perlu diidentifikasi dari masing- masing peserta didik, untuk mengetahui apakah prosesnya sudah berjalan dengan baik atau tidak. Keberhasilan belajar dapat dijadikan sebagai indikator untuk mengukur potensi yang didapatkan dalam bidang pendidikan. Keberhasilan belajar ini dapat terlihat dan ditandai dari capaian prestasi belajarnya. Prestasi belajar merupakan salah satu tolak ukur tercapainya kegiatan belajar. Hal tersebut dapat diketahui dengan mengevaluasi proses pembelajaran yang telah dilakukan sebelumnya.

Tinggi rendahnya perolehan prestasi belajar menentukan seberapa besar proses pembelajaran dapat mempengaruhi siswa. Guru menjadikan nilai sebagai

(3)

ukuran keberhasilan proses pembelajaran. Dengan nilai, guru dapat mengetahui bahwa materi pembelajaran tersampaikan secara optimal kepada setiap siswa.

Nilai-nilai yang diperoleh setiap siswa menunjukkan sejauh mana siswa memahami, menguasai dan menerapkan ilmunya dalam bidang ilmu yang bersangkutan.

Nilai yang diperoleh dapat dilihat pada daftar nilai prestasi belajar siswa yang dikumpulkan dalam daftar kumpulan nilai. Nilai tersebut didapatkan dari hasil belajar siswa pada Ujian Harian (UH), Ujian Tengah Semester (UTS), dan Ujian Akhir Semester (UAS). Senada dengan pendapat Lomu dan Widodo (2018) menyimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan prestasi yang didapatkan berupa angka atas hasil usahanya dalam belajar, bertanggungjawab menyelesaikan tugas sekolah dan mampu melaksanakan ujian atau tes pada tingkat pendidikan. Ada banyak faktor yang dapat menentukan keberhasilan setiap siswa dalam belajar, yaitu faktor internal maupun faktor eksternal.

Faktor penting yang berpengaruh terhadap pencapaian prestasi belajar siswa yaitu self-regulated learning. Penerapan self-regulated learning yang dilakukan peserta didik di sekolah dan di rumah dapat berpengaruh terhadap perolehan prestasi belajar siswa. Rahmiyati (2017) menyatakan bahwa siswa dengan pengendalian diri (self-regulated) yang baik, terutama yang mempunyai pengendalian pribadi yang tinggi dalam perjalanan belajarnya (self-regulated learning) dapat mencapai keberhasilan belajarnya melalui pengelolaan pribadi atas tanggung jawabnya sendiri.

(4)

Lebih lanjut Fauzi dan Widjajanti (2018) menyatakan jika self regulated learning mampu diterapkan peserta didik dalam belajarnya, maka akan

mendorong perolehan prestasi belajar yang tinggi. Sebaliknya jika self regulated learning belum mampu diterapkan pada peserta didik dalam belajarnya, maka

siswa cenderung memperoleh prestasi belajar yang rendah. Hal ini dibuktikan pada kualitas pengendalian diri yang dimiliki masing-masing peserta didik.

Kemudian Harding, dkk (2019) menambahkan bahwa peserta didik yang menerapkan self-regulated learning sebagai pembelajar mandiri pada dirinya, cenderung memberi dampak positif terhadap prestasi belajarnya. Sehingga siswa yang mendapatkan prestasi lebih memiliki tingkat self regulated learning yang tinggi. Oleh karena itu, siswa perlu menyadari hal apa yang harus ia lakukan pada kegiatan belajarnya sebagai siswa.

Sejalan dengan hal tersebut, berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan Handayani (2021) secara parsial diperoleh bahwa self regulated learning mempunyai pengaruh yang bermanfaat terkait perolehan prestasi belajar

siswa. Seseorang yang mampu mengimplementasikan self regulated learning adalah siswa yang bertanggungjawab terhadap cara belajarnya. Regulasi diri yang ditunjukkan pada kegiatan belajar tentunya akan membantu siswa untuk memperoleh prestasi belajar tinggi. Setiap individu berusaha bertanggungjawab atas kegiatan belajarnya secara mandiri, memiliki tindakan strategis dalam belajar sehingga mendorong setiap peserta didik untuk semangat dalam belajar.

Selain self-regulated learning, fasilitas belajar sebagai faktor eksternal juga menjadi faktor yang mempengaruhi terhadap prestasi belajar siswa. Fasilitas

(5)

belajar adalah seperangkat alat dan perlengkapan yang dibutuhkan siswa untuk membantu proses belajar di sekolah dan di rumah. Terlebih pada saat pembelajaran dilakukan dalam sistem jarak jauh, maka kelengkapan fasilitas belajar yang dibutuhkan bukan hanya yang tersedia di sekolah, namun fasilitas belajar yang tersedia di rumah pula. Ketersediaan fasilitas belajar tersebut juga turut menunjukkan kesiapan peserta didik dalam belajar yang tercermin pada penggunaan teknologi digital dalam belajar.

Sesuai dengan pernyataan tersebut Ulya dan Ismaya (2018) menambahkan bahwa alat belajar yang harus dimiliki setiap siswa adalah fasilitas yang ada di rumah maupun yang ada disekolah. Di rumah, anak membutuhkan fasilitas belajar yang disediakan oleh orang tua dan orangtua memiliki tanggung jawab atas pengadaan fasilitas belajar tersebut. Di sekolah, siswa harus menikmati fasilitas belajar yang menjadi tanggung jawab sekolah. Pengadaan fasilitas belajar yang baik untuk semua siswa merupakan tugas penting bagi orang tua dan pihak sekolah. Hal tersebut dikarenakan fasilitas belajar yang baik mampu mendorong suasana belajar yang memaksimalkan prestasi belajar siswa.

Kelengkapan fasilitas belajar akan berpengaruh terhadap prestasi belajar setiap peserta didik. Sejalan dengan itu, menurut Muhamad, H., Efendi, A., &

Basori (2019) menyatakan bahwa dengan bertambah baiknya dan lengkapnya fasilitas belajar yang dimiliki siswa maka bertambah baik pula perolehan prestasi belajarnya. Untuk itu diperlukan fasilitas pembelajaran untuk mendorong kegiatan belajar agar berjalan dengan baik. Kelengkapan fasilitas belajar akan memberikan pengaruh untuk memotivasi setiap siswa untuk belajar secara optimal. Fasilitas

(6)

belajar akan mendukung proses belajar. Untuk itu dibutuhkan fasilitas belajar yang memungkinkan agar mampu mengembangkan minat dan perhatian siswa sehingga berdampak pada pembelajaran.

Terlebih dalam situasi pandemi yang sedang terjadi, fasilitas belajar yang lengkap akan mempermudah tenaga pendidik dan peserta didik untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran. Dengan adanya pengunaan fasilitas belajar berupa internet akan memudahkan guru dan peserta didik untuk dapat belajar dan berkomunikasi dalam jaringan. Sehingga guru dan peserta didik tidak perlu khawatir tentang batasan jarak, waktu dan tempat yang terjadi dalam kegiatan belajar. Jika anak tidak memiliki fasilitas belajar berupa internet dalam kegiatan belajarnya, hal ini akan menghambat kegiatan belajarnya pula. Oleh karena itu, pemanfaatan teknologi digital pada pendidikan sudah menjadi keharusan.

Sejalan dengan hal tersebut, Dewi (2021) menyimpulkan bahwa prestasi belajar secara langsung juga dipengaruhi oleh adanya pengadaan fasilitas belajar.

Terlebih pada saat proses pembelajaran online atau yang biasa disebut dengan (on the network), fasilitas belajar yang dibahas merupakan fasilitas yang mendukung

aktivitas belajar. Hal tersebut bukan hanya disediakan di sekolah, melainkan fasilitas belajar yang tersedia di rumah. Adapun alat yang digunakan seperti handphone dan komputer. Kemudian diperlukan akses internet untuk dapat

membuka dan menjalankan aplikasi belajar seperti video conference dan video pembelajaran lainnya untuk menyumbang pengetahuan siswa terhadap bahan ajar yang diberikan tenaga pendidik.

(7)

Kemudian Prianto & Putri (2017) menjelaskan bahwa fasilitas belajar yang efektif dan efisien akan menambah semangat belajar siswa dan membantu mereka mencapai prestasi belajar. Lebih lanjut Taufik (2019) menambahkan bahwa fasilitas belajar juga berhubungan dengan penggunaan internet untuk mendukung proses pembelajaran, banyak tempat yang belum memiliki ketersediaan fasilitas internet (hal ini berkaitan terhadap masalah ketersediaan jaringan listrik, handphone dan komputer). Tersedianya fasilitas belajar berupa akses internet

akan membantu siswa dalam kegiatan belajarnya. Siswa yang tidak dapat mengakses internet akan mengalami hambatan dalam proses pembelajaran.

Untuk itu, fasilitas belajar seperti internet menjadi syarat untuk dapat belajar dengan baik terlebih dalam situasi pembelajaran jarak jauh. Jika seluruh fasilitas belajar yang dibutuhkan oleh peserta didik sudah terfasilitasi dengan baik maka akan menciptakan suasana belajar yang lebih menyenangkan. Suasana tersebut akan mendorong semangat belajar peserta didik yang akan berdampak pada perolehan prestasi belajarnya. Untuk itu pengadaan fasilitas belajar bagi masing- masing peserta didik perlu diwujudkan untuk memperoleh prestasi belajar yang maksimal. Kejadian tersebut akan mencerminkan tercapainya tujuan pendidikan yang bermutu.

Sebagai tambahan dan penguatan penelitian sebelumnya oleh Wulandari (2019) hal ini membuktikan bahwa fasilitas belajar sesuai dan memiliki pengaruh bagi keberhasilan prestasi belajar. Hal ini dapat dibuktikan dengan nilai Sig. 0,000

< 0.05 dan thitung= 3.805. Partisipasi fasilitas belajar dalam peningkatan prestasi belajar pada bidang studi IPS adalah 18.85%. Secara umum, jika siswa memiliki

(8)

fasilitas belajar yang mendukung 100% terhadap pendidikan mereka, mereka akan memiliki dampak 18.85% terhadap keberhasilan prestasi belajar mereka. Untuk itu, sekolah juga mempengaruhi prestasi belajar siswa.

Berikut merupakan daftar kumpulan nilai yang diperoleh penulis untuk melihat prestasi belajar siswa yang kurang optimal pada mata pelajaran ekonomi.

Daftar kumpulan nilai ini didapatkan atas hasil belajar yang diperoleh setiap peserta didik lebih dari satu kali. Untuk lebih jelasnya dapat diketahui pada tabel berikut:

Tabel 1.1

Persentase Ketuntasan Prestasi Belajar Ekonomi Siswa Kelas XI SMA Swasta Katolik Sibolga Semester Ganjil

Tahun Ajaran 2021/2022 Kelas Jumlah

Siswa

KKM Siswa Mencapai KKM Siswa Tidak Mencapai KKM Jumlah Persentase Jumlah Persentase XI IPA 1 26

75

14 54% 12 46%

XI IPA 2 28 17 54% 11 39%

XI IPA 3 26 15 58% 11 42%

XI IPS 1 28 18 64% 10 36%

XI IPS 2 24 10 42% 14 58%

XI IPS 3 24 9 38% 15 62%

Jumlah 156 83 53% 73 47%

Sumber: DKN Guru Bidang Studi Ekonomi Kelas XI SMA Swasta Katolik Sibolga

Dari tabel informasi tersebut memperlihatkan bahwa prestasi belajar masing-masing peserta didik pada mata pelajaran ekonomi masih banyak yang belum memenuhi syarat yang diinginkan sebagai dasar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Prestasi belajar yang kurang optimal juga dilatarbelakangi oleh dampak pembelajaran online terhadap prestasi belajar berupa kurangnya waktu belajar. Siswa cenderung belum dapat mengontrol dirinya sehingga sering membuka situs yang lebih menarik baginya, seperti game, chat whatsapp, dll.

(9)

Pada dasarnya pembelajaran jarak jauh menjadi solusi atas masalah pandemi Covid-19 yang sedang terjadi. Implementasi pembelajaran jarak jauh sudah berjalan cukup lama dan secara keseluruhan berjalan dengan baik. Namun demikian, seiring pelaksanaan pembelajaran masih ditemui banyak permasalahan.

Penggunaan handphone dan laptop menjadi salah arti karena peserta didik belum mampu mengontrol dirinya sebagai pelajar dan tugasnya adalah belajar.

Masalah dalam belajar juga semakin kompleks ketika belum tersedianya fasilitas belajar yang lengkap untuk mendukung pembelajaran jarak jauh. Dalam hal ini, setiap siswa sulit untuk melaksanakan proses pembelajaran dengan optimal dikarenakan keterbatasan fasilitas yang dimiliki. Kuranganya fasilitas belajar akan menghambat kelancaran pada aktivitas pembelajaran setiap siswa.

Untuk itu fasilitas belajar menjadi alat yang penting untuk melaksanaan proses belajar siswa. Sehingga dalam penelitian ini, penulis berusaha menyoroti bagaimana ketersediaan fasilitas belajar yang harus tersedia bagi masing-masing peserta didik.

Penulis melakukan pra-survey terhadap 40 responden dengan menyebar kuesioner dan melakukan wawancara. Hasil pra-survey ini menjadi salah satu pengukuran yang dilakukan oleh penulis yang bertujuan untuk melihat variabel yang berpengaruh terhadap kondisi prestasi belajar siswa. Berikut adalah hasil pra-survey self regulated learning siswa kelas XI SMA Swasta Katolik Sibolga Tahun Ajaran 2021/2022 pada semester ganjil dapat dilihat pada Tabel 1.2.

(10)

Tabel 1.2

Hasil Pra-Survey Self regulated Learning

Kelas XI SMA Swasta Katolik Sibolga Semester Ganjil Tahun Ajaran 2021/2022

No Pernyataan Self Regulated Learning Ya % Tidak % 1 Saya selalu merencanakan kegiatan belajar

saya secara teratur

15 37% 25 63%

2 Saya mampu mengerjakan tugas secara mandiri walaupun tugas itu sulit bagi saya

12 30% 28 70%

3 Saya selalu mengevaluasi hasil belajar saya untuk melihat perkembangan proses pembelajaran saya

10 25% 30 75%

4 Saya memilih dan menetapkan strategi belajar

18 45% 22 55%

5 Sampai saat ini seluruh target belajar saya sudah tercapai

15 37% 25 63%

Total Frekuensi 70 35% 130 65%

Sumber: Informasi tabel pra-survey dan diolah oleh peneliti

Dari data pra-survey Tabel 1.2 memperlihatkan bahwa rendahnya penerapan self regulated learning siswa diakibatkan oleh kurangnya perhatian siswa pada

kegiatan belajar. Hal ini dapat diketahui dari peserta didik yang kurang berkemampuan untuk merencanakan atau menetapkan tujuan belajar dan metode belajar. Peserta didik juga tidak memiliki tanggung jawab yang baik dalam belajar yang ditandai dengan meminjam pekerjaan teman jika diberi tugas. Peserta didik juga tidak dapat mengelola diri dan selalu bergantung kepada orang lain yang ditandai dengan tidak memiliki keberanian untuk mencoba memecahkan permasalahan belajar yang terjadi.

Kemudian peserta didik tidak memiliki inisiatif untuk belajar secara mandiri dan menyusun jadwal belajar sendiri terlebih pada saat proses pembelajaran jarak jauh berlangsung. Terlihat pula bahwa peserta didik belum dapat menetapkan sendiri jadwal belajar dan startegi belajarnya. Peserta didik juga belum dapat mengevalusasi kegiatan belajarnya sebelumnya sehingga tidak dapat

(11)

memaksimalkan target belajarnya. Oleh karena itu dapat diketahui bahwa peserta didik kurang siap untuk mengimplementasikan self-regulated learning pada aktivitas belajarmya.

Penulis melakukan pra-survey terhadap 40 responden dengan menyebar kuesioner dan melakukan wawancara. Kegiatan ini dilakukan untuk melihat kebenaran fenomena masalah dalam penelitian ini. Berikut merupakan hasil pra- survey fasilitas belajar siswa kelas XI SMA Swasta Katolik Sibolga Tahun Ajaran

2021/2022 pada semester ganjil dapat dilihat pada Tabel 1.3.

Tabel 1.3

Hasil Pra-Survey Fasilitas Belajar

Kelas XI SMA Swasta Katolik Sibolga Semester Ganjil Tahun Ajaran 2021/2022

No Pernyataan Fasilitas Belajar Ya % Tidak % 1 Saya memiliki ruang tersendiri untuk

belajar di rumah

6 15% 34 85%

2 Saya memiliki perabot belajar yang lengkap berupa alat tulis, dll.

14 35% 26 65%

3 Saya tinggal dengan daerah yang terkoneksi jaringan internet yang stabil

12 30% 28 70%

4 Saya memiliki sumber belajar yang lengkap

13 32.5% 27 67.5%

5 Saya memiliki fasilitas belajar seperti handphone dan laptop yang mendukung proses pembelajaran

7 17.5% 33 82.5%

Total Frekuensi 52 26% 148 74%

Sumber: Informasi tabel pra-survey dan diolah oleh peneliti

Berdasarkan hasil pra-survey Tabel 1.3 menunjukkan bahwa prestasi belajar yang rendah bukan hanya disebabkan oleh self regulated learning. Prestasi belajar yang rendah juga disebabkan karena sebagian peserta didik tidak memiliki fasilitas belajar yang memadai, sehingga menjadi tantangan siswa saat melaksanakan pembelajaran jarak jauh.

(12)

Tidak tersedianya ruang atau tempat belajar yang aman dan nyaman seperti : ruangan belajar khusus terfasilitasi internet untuk belajar di rumah. Kemudian, fasilitas belajar di sekolah seperti laboratorium komputer belum dapat dijangkau oleh seluruh peserta didik karena kurangnya jumlah komputer untuk memfasilitasi belajarnya.

Lebih lanjut bahwa peserta didik kurang memiliki kelengkapan alat belajar seperti : meja dan kursi khusus yang memadai, rak buku dan lampu belajar serta hiasan dinding debet kredit yang tersedia di sekolah maupun di rumah. Peserta didik juga kurang mempunyai alat bantu belajar dan sumber belajar yang mempengaruhi prestasi belajar setiap peserta didik seperti : buku-buku pendukung belajar di rumah. Oleh karena itu peserta didik membutuhkan handphone, laptop, radio, majalah atau koran sebagai pelengkap proses pembelajaran.

Berdasarkan uraian tersebut, penulis melihat bahwa masalah yang paling krusial ada pada self-regulated learning dan fasilitas belajar. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan pihak sekolah dan siswa dapat melakukan perbaikan terhadap masalah self-regulated learning dan fasilitas belajar guna mencapai prestasi belajar yang optimal, terutama dalam situasi pembelajaran jarak jauh ini.

Dengan demikian, penelitian ini dapat bermanfaat bagi sekolah dan siswa untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Self Regulated Learning dan Fasilitas Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI SMA Swasta Katolik Sibolga Tahun Ajaran 2021/2022”.

(13)

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan penjelasan latar belakangyang telah dikemukakan, maka dapat dibagi beberapa masalah dalam penelitian ini, yaitu:

1. Prestasi belajar peserta didik pada mata pelajaran ekonomi masih rendah.

2. Peserta didik kurang merencanakan tujuan belajar seperti kegiatan apa yang harus dilakukannya terlebih dahulu yang berkaitan pada pilihan yang harus diutamakan terlebih dahulu.

3. Peserta didik kurang memiliki tanggungjawab belajar seperti mengerjakan tugas rumah secara mandiri.

4. Peserta didik kurang mengelola diri dan selalu bergantung dengan orang lain untuk mengatasi masalah belajarnya seperti penggunaan waktu belajar dan kemandirian belajar yang dilakukannya.

5. Peserta didik kurang memiliki inisiatif dalam memilih sumber belajar dan menetapkan jadwal belajar sendiri sehingga tidak ditemukan penguasaan tindakan belajar yang baik.

6. Peserta didik tidak memiliki ruang atau tempat belajar yang memadai yang ditandai dari kurangnya akses internet dimasing-masing tempat tinggalnya.

7. Peserta didik kurang memiliki perabot belajar yang lengkap untuk membantu tercapainya proses pembelajaran seperti meja, kursi, alat peneranganan belajar untuk belajar di rumah.

8. Peserta didik kurang memiliki alat bantu belajar untuk melaksanakan proses pembelajaran dengan baik seperti ketersediaan handphone dan laptop.

(14)

9. Peserta didik kurang memiliki sumber belajar untuk mendukung kegiatan pembelajaran seperti majalah, buku pendukung dan lain sebagainya sebagai alat penambahan sumber pengetahuan yang dimilikinya.

1.3 Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diuraikan diatas. Agar penelitian ini lebih fokus, efektif, efisien, terarah dan tidak menyimpang, maka penulis membatasi permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini yaitu :

1. Self regulated learning adalah self regulated learning siswa kelas XI SMA Swasta Katolik Sibolga pada mata pelajaran ekonomi semester ganjil Tahun Ajaran 2021/2022.

2. Fasilitas belajar adalah fasilitas belajar siswa kelas XI SMA Swasta Katolik Sibolga pada mata pelajaran ekonomi semester ganjil Tahun Ajaran 2021/2022.

3. Prestasi belajar yang diteliti adalah prestasi belajar siswa kelas XI SMA Swasta Katolik Sibolga pada mata pelajaran ekonomi semester ganjil Tahun Ajaran 2021/2022.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka masalah yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

(15)

1. Apakah self regulated learning berpengaruh terhadap prestasi belajar ekonomi siswa kelas XI SMA Swasta Katolik Sibolga pada mata pelajaran ekonomi semester ganjil Tahun Ajaran 2021/2022?

2. Apakah fasilitas belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar ekonomi siswa kelas XI SMA Swasta Katolik Sibolga pada mata pelajaran ekonomi semester ganjil Tahun Ajaran 2021/2022?

3. Apakah self regulated learning dan fasilitas belajar secara bersama-sama berpengaruh terhadap prestasi belajar ekonomi siswa kelas XI SMA Swasta Katolik Sibolga pada mata pelajaran ekonomi semester ganjil Tahun Ajaran 2021/2022?

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh self regulated learning terhadap prestasi belajar ekonomi siswa kelas XI SMA Swasta Katolik Sibolga pada mata pelajaran ekonomi semester ganjil Tahun Ajaran 2021/2022.

2. Untuk mengetahui pengaruh fasilitas belajar terhadap prestasi belajar ekonomi siswa kelas XI SMA Swasta Katolik Sibolga pada mata pelajaran ekonomi semester ganjil Tahun Ajaran 2021/2022.

3. Untuk mengetahui pengaruh self regulated learning dan fasilitas belajar secara bersama-sama terhadap prestasi belajar ekonomi siswa kelas XI Swasta Katolik Sibolga pada mata pelajaran ekonomi semester ganjil Tahun Ajaran 2021/2022.

(16)

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini bertujuan untuk mampu diterapkan pada penelitian lain yang relevan sebagai referensi, terutama mengenai pengaruh self-regulated learning dan fasilitas belajar terhadap prestasi belajar siswa.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat menambah ide dan menambahkan wawasan untuk menjadi pendidik yang lebih kompetitif. Hal ini juga diharapkan dapat digunakan untuk mengurangi kesulitan belajar siswa terlebih pada variabel self-regulated learning dan fasilitas belajar terhadap prestasi belajar siswa.

b. Bagi Guru

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi landasan dalam mengatasi masalah belajar. Sehingga setiap tenaga pendidik menyadari bahwa peserta didik perlu mengembangkan self regulated learning pada dirinya dan memerlukan kelengkapan fasilitas belajar untuk memperoleh prestasi belajar yang baik pula.

(17)

c. Bagi Sekolah

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi yang dibutuhkan sekolah dalam meningkatkan pengetahuan dan meningkatkan kinerja akademik, termasuk meningkatkan self-regulated learning dan fasilitas belajar yang bermanfaat bagi siswa.

d. Bagi Siswa

Penelitian ini diharapkan dapat membantu siswa dalam proses pembelajaran dengan menerapkan self regulated learning dan pemenuhan fasilitas belajar yang memadai untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran ekonomi terkhusus untuk pembelajaran jarak jauh.

e. Bagi Orangtua

Penelitian ini diharapkan dapat membantu orangtua untuk melihat kebermanfaatan fasilitas belajar yang mempengaruhi prestasi belajar peserta didik. Sehingga dalam hal ini, orangtua mengetahui peranannya untuk menyediakan fasilitas belajar yang memadai kepada masing-masing siswa.

Referensi

Dokumen terkait

Analisis Aktivitas Antioksidan dengan metode DPPH .... Penilaian

Telah dilakukan penelitian mengenai pembuatan edible film dari campuran tapioka, kitosan, gliserin, dan ekstrak kulit manggis ( Garciniae mangostana ) untuk

8/Pid.Sus-Anak/2019/PN Pwt tersebut, dijatuhi hukuman pidana pidana penjara selama 1 (satu) tahun di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) kutoarjo di purworejo dan pidana

Pada penelitian ini desain kapal diperuntukkan pada Kabupaten Rembang, tipe hull yang digunakan adalah katamaran dengan tenaga penggerak menggunakan mesin dan

Implikasi dari penelitian ini adalah: 1) Kinerja guru berkaitan dengan sikap kepemimpinan kepala sekolahnya, maka implikasinya adalah sebuah pengharapan kepada

Hasil yang diperoleh yaitu adanya keseragaman pada karakter kualitatif dengan didominasi oleh warna koleoptil kemerahan, karakter bentuk ujung daun bulat, sudut antara

Analisis indeks kemiskinan material terhadap rumah tangga mustahik dilakukan tanpa dan dengan adanya bantuan dana zakat yang diberikan oleh BAZNAS Provinsi Jawa

Guru dipahami oleh kalangan masyarakat madrasah sebagai sosok yang bertugas melakukan pengajaran dan sekaligus tokoh panutan (contoh) bagi peserta didik. Oleh