• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERENCANAAN GEDUNG SEKOLAH SMA EMPAT LANTAI DI SURAKARTA DENGAN PRINSIP DAKTILITAS TERBATAS.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERENCANAAN GEDUNG SEKOLAH SMA EMPAT LANTAI DI SURAKARTA DENGAN PRINSIP DAKTILITAS TERBATAS."

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

PERENCANAAN GEDUNG SEKOLAH SMA EMPAT LANTAI DI

SURAKARTA DENGAN PRINSIP DAKTILITAS TERBATAS

Tugas Akhir

untuk memenuhi sebagian persyaratan

mencapai derajat Sarjana S-1 Teknik Sipil

diajukan oleh :

ULFAH NUGRAHAENI

NIM : D 100 030 018

NIRM : 03 6 106 03010 50018

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring dengan kemajuan dan perkembangan jaman di era globalisasi ini,

manusia dituntut untuk mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan. Untuk

menunjang peningkatan ilmu pengetahuan diperlukan adanya sarana dan

prasarana yang memadai, sehingga sarana pendidikan seperti sekolah dan lembaga

pendidikan lainnya perlu tingkatkan.

Di Surakarta, Sekolah Menengah Atas (SMA) dipandang sebagai jenjang

pendidikan yang penting untuk membentuk generasi yang memiliki ilmu

pengetahuan yang luas. Hal ini diharapkan agar para generasi penerus dapat

menghadapi tuntutan era globalisasi yang semakin ketat. Peran SMA sebagai

jenjang untuk menerusakan pendidikan yang lebih tinggi dianggap sangat tepat.

Jenjang pendidikan setingkat SMA masih terpusat pada daerah perkotaan. Daerah

perkotaan yang padat mengakibatkan pembangunan gedung berskala luas

cenderung ke arah vertikal, karena keterbatasan lahan. Pembangunan gedung

bertingkat untuk SMA membutuhkan perencanaan yang matang dan harus

betul-betul aman, karena menampung jiwa manusia yang cukup banyak, dan

penggunaan gedung bersifat permanen.

Sistem perencanaan gedung menurut SK SNI T-15-1991-03 dibagi menjadi

3 tingkatan daktilitas, yaitu: daktilitas tingkat 1, daktilitas tingkat 2 (daktilitas

terbatas), dan daktilitas tingkat 3 (daktilitas penuh).

Beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam perencanaan gedung SMA

adalah faktor kondisi lingkungan, faktor ekonomi, faktor budaya, dan faktor

pemanfaatan lahan yang ada. Untuk faktor budaya, perencanaan gedung

menggunakan arsitektur modern dengan tidak meninggalkan adat dan budaya

setempat. Dengan tingkat kepadatan penduduk yang cukup tinggi, maka harga

tanah di kota Surakarta dan sekitarnya mengalami peningkatan, hal ini yang

(3)

2

mendasari perencanaan gedung Sekolah Menengah Atas dirancang dengan lantai

bertingkat empat.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang diuraikan pada bagian latar belakang,

dapatlah diambil suatu rumusan yang akan digunakan sebagai acuan. Adapun

rumusan masalah tersebut adalah sebagai berikut:

1). Mengingat Indonesia dilalui oleh jalur gempa besar, maka diperlukan suatu

sistem perencanaan struktur gedung yang tahan terhadap gempa.

2). Keadaan Surakarta yang semakin padat penduduknya dan lahan yang semakin

sempit, diperlukan pembangunan gedung bertingkat atau secara vertikal.

C. Tujuan Perencanaan

Tujuan dari perencanaan ini adalah :

1). Meningkatkan pemahaman praktis perencanaan konstruksi gedung bertingkat

dengan prinsip daktilitas tingkat dua (daktilitas terbatas) berdasarkan SK SNI

T-15-1991-03.

2). Penerapan disiplin ilmu yang diperoleh dari perkuliahan untuk pelaksanaan

perencanaan konstruksi gedung secara menyeluruh dan mendalam

3). Untuk mendapatkan perencanaan konstruksi bangunan gedung SMA tahan

gempa 4 lantai yang dapat dipertanggung jawabkan kekuatannya.

D. Manfaat Perencanaan

Manfaat yang dapat diambil pada perencanaan ini dapat ditinjau dari dua

segi yaitu :

1). Secara teoritis, perencanaan gedung ini diharapkan dapat menambah

pengetahuan di bidang perencanaan struktur, khususnya dalam perencanaan

beton bertulang tahan gempa dengan prinsip daktilitas terbatas.

2). Secara praktis, perencanaan gedung ini diharapkan dapat dipakai sebagai

(4)

3

E. Batasan Masalah

Untuk menghindari meluasnya pembahasan, perencanaan gedung ini

dibatasi pada masalah-masalah berikut :

1). Gedung yang direncanakan adalah gedung sekolah SMA 4 lantai.

2). Bangunan berada di Wilayah Surakarta (wilayah gempa 3), dengan jenis tanah

yang keras.

3). Perencanaan ini meliputi perhitungan struktur atap (kuda-kuda) dan beton

bertulang (plat lantai, tangga, balok, kolom, dan perencanaan pondasi), sesuai

tata cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung, SK SNI

T-15-1991-03 dengan prinsip daktilitas terbatas.

4). Perencanaan atap menggunakan profil baja berdasarkan Peraturan

Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI) tahun1987.

5). Perhitungan beton bertulang digunakan mutu beton rencana fc’ = 25 MPa, dan

mutu baja tulangan fy = 350 MPa menurut SK SNI T.15-1991-03, dengan

prinsip daktalitas terbatas.

6). Beban gempa dihitung berdasarkan Pedoman Perencanaan Ketahanan Gempa

Untuk Rumah dan Gedung (PPKGURG) SKBI-1.3.53.1987.

7). Struktur pondasi direncanakan menggunakan telapak menerus dengan σ = 200

Referensi

Dokumen terkait

Pada penderita diabetes melitus kadar glukosa darah akan tetap tinggi, dikenal dengan hiperglikemia yang terjadi akibat adanya resistensi insulin perifer, gangguan produksi

“ Variasi Komposisi Zat Pewarna terhadap Kinerja Dye-Sensitized Solar Cells (DSSC) ”. Dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan,.. bimbingan,

Hubungan Pengetahuan dengan Keterampilan Asuhan Persalinan Normal pada Mahasiswa Tingkat II di DIII Kebidanan FK UNS.. Hubungan Pengetahuan dengan Keterampilan

Tujuan khusus dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh teknik time out dengan tipe seclusion pada saat sebelum, selama, dan sesudah di intervensi

Tempe adalah produk pangan yang dibuat dari kedelai yang.. difermentasikan menggunakan kapang Rhizopus

Dengan ini, saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang

Dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa, guru selalu melakukan pembenahan pelaksanaan tindakan pada proses pembelajaran sebelum diadakan penelitian,

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah: (1) mengetahui gambaran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IPA materi cahaya