• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkun (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkun (1)"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

dan Lingkungan secara

Berkelanjutan sebagai

Perwujudan Agenda MDGs

Tugas Mata Kuliah Ekonomi Sumber Daya

1

OLEH

RIZZA MEGASARI 100431507221

UNIVERSITAS NEGERI MALANG PROGRAM PASCA SARJANA

(2)

2

A. Pendahuluan

Sasaran Pembangunan Milenium (Millenium Development Goals, MDGs) yang telah disepakati pada Konferensi Tingkat Tinggi Milenium yang diikuti para pemimpin dunia di Markas Besar PBB September 2000 silam dan dicanangkan oleh

Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon tahun 2002 berisi delapan sasaran, yakni: (1) mengakhiri kemiskinan dan kelaparan, (2) pendidikan universal, (3) kesetaraan gender, (4) kesehatan anak, (5) kesehatan ibu, (6) penanggulangan HIV/AIDS, (7) kelestarian lingkungan, dan (8) kemitraan global. Dengan tenggat waktu semakin dekat yang telah ditentukan yakni pada tahun 2015, maka September 2010 lalu telah dilakukan pertemuan puncak di New York untuk mendorong kemajuan bagi dicapainya MDGs. Sebagai salah satu Negara anggota PBB yang mendukung program MDGs pemerintah Indonesia April 2010 lalu juga telah melaksanakan pertemuan di istana Tampaksiring , Bali guna meninjau pelaksanaan program MDGs, merincinya, mana yang sudah mencapai kemajuan besar, dan mana yang diperkirakan masih belum bisa dicapai. Hasilnya muncul pernyataan ada tiga sasaran MDGs berpotensi gagal dicapai pada tahun 2015 yakni, kematian ibu melahirkan yang masih tinggi, pencegahan

(3)

B. Pembahasan

1. Eco-technology: Masa Depan Indonesia

Dari kedelapan sasaran MDGs masalah lingkungan masih merupakan pekerjaan rumah penting bagi Indonesia apalagi diproyesikan belum bisa tercapai pada tahun 2015. Salah satu isu penting masalah lingkungan adalah pemanasan global. Terakhir 2009 lalu ada pertemuan di Kopenhagen untuk membahas lagi tentang pemanasan global yang dalam kenyataannya terus terjadi di mana temperatur atmosfer meningkat setiap tahunnya (telah mencapai 4⁰C di atas

temperatur para industry) karena emisi greenhouse gases (GHG), terutama CO₂ ke udara yang terus terjadi.

Ini merupakan suatu dilema bagi Negara berkembang yang sangat perlu memacu kegiatan industrinya dalam rangka

pemenuhan kebutuhan masyarakatnya, serta untuk mengurangi disparitas ekonomi antara Negara. Antara pengurangan CO₂ dan peningkatan kegiatan industry untuk memenuhi kebutuhan manusia yang terus menerus meningkat. Di satu sisi tidak

mungkin membiarkan pemanasan global terus terjadi, di sisi lain tidak mungkin kita menerapkan kebijakan zero-discharge.

Kecenderugan yang ada pada saat ini adalah bahwa Negara maju akan menuntut supaya Negara berkembang mengurangi

aktivitas penggunaan energy dan mengurangi aktivitas industrinya.

(4)

4

manusia dan kebutuhan alam, eco-technology akan memberikan solusi yang berkelanjutan dengan mengandalkan kepada energy natural nonfosil. Selama ini penyelesaian terhadap suatu

masalah pencemaran lingkungan selalu menimbulkan masalah pencemaran yang baru.

Dunia dihadapkan pada 2 pilihan dalam menghadapi terjadinya pemanasan global yaitu 1) berupaya maksimal untuk mengurangi emisi GHG atau 2) berusaha hidup dengan

beradaptasi dengan bumi yang lebih panas. Sebenarnya terdapat pilihan ke-3 yang efektif dan terjangkau oleh kemampuan

teknologi saat ini, namun pemanfaatannya masih sangat rendah yaitu pemanfaatan geo-engineering. Geo-engineering

menjanjikan cara yang efektif dan ekonomis untuk mengatasi pemanasan bumi, misalkan dengan menyuntikkan sejumlah partikel belerang ultra halus ke lapisan atas atmosfer akan mampu memantulkan 2% radiasi matahari. Penyemprotan air laut ke udara akan meningkatkan kepadatan awan laut di ketinggian rendah sehingga mampu mengurangi radiasi sinar matahari. Indonesia mempunyai potensi untuk mengembangkan energy alternatif yang sekaligus mendukung lingkungan yang bersih serta mencegah pemanasan global, antara lain tenaga air, tenaga angin, geothermal, biofuel turunan kedua (dari limbah pertanian, limbah kayu, dan limbah lainnya), etanol biomasa, system kogenerasi fuel-cell untuk rumah tangga, dan system serupa lainnya. Dengan demikian ketergantungan energy dapat diminimalkan dan setiap Negara akan mampu melaksanakan swa sembada energy.

(5)

energy dan optimalisasi pemanfaatan sumberdaya. Salah satu bentuk konkret penerapan eco-technology adalah pemanfaatan limbah padat perkebunan dan pertanian yang berbentuk serat (fiber) sebagai penguat material komposit untuk keperluan industry manufaktur. Dengan pemanfaatan ini maka limbah padat dapat diminimalkan sekaligus meminimalkan pencemaran udara akibat polusi dan emisi GHG, yang pada akhirnya dapat mengurangi pemanasan global.

2. Perkembangan Paradigma Pengelolaan Sampah Kota Permasalahan selanjutnya adalah mengenai pengelolaan sampah kota yang merupakan salah satu bagian penting dari pembangunan berkelanjutan. Timbunan sampah yang semakin meningkat dari hari ke hari sejalan dengan semakin padatnya penduduk, meningkatnya pembangunan dan perubahan pola konsumsi masyarakat. Sampah didefinisikan sebagai buangan manusia atau hewan yang bersifat padat atau semi padat, yang tidak memiliki nilai guna atau nilai ekonomi, sehingga perlu dibuang (Tchobanoglous dkk, 1993 dalam Trihadiningrum). Undang-undang RI No 18 tahun 2008 mendefinisikan sampah sebagai sisa kegiatan manusia sehari-hari dan/atau proses alam yang berbentuk padat.

Dengan diundangkannya UURI No 18/2008 tentang

pengelolaan sampah, pola lama pengelolaan sampah bergeser dari P3 (pengumpulan-pengangkutan-pembuangan) ke P4

(pemilahan-pengolahan-pemanfaatan-pembuangan). Perubahan komposisi sampah semakin kompleks, yakni komponen sampah basah yang semakin berkurang dibandingkan sampah kering khususnya sisa kemasan yang semakin meningkat. Sampah plastik memiliki berat jenis yang rendah, volumenya

(6)

Biaya rendah

Biaya tinggi

b. trend masa depan a.konvensi

onal

6

sampah plastic terus semakin meningkat maka kebutuhan akan lahan TPA akan lebih meningkat pula.

Gambar Hierarki pengelolaan sampah kota

(Rudden, 2006, dimodifikasi dalam Trihadiningrum, 2008)

Gambar diatas menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat hierarki kegiatan pengelolaan sampah, semakin rendah biaya yang dibutuhkan. Pada hierarki pengelolaan sampah

konvensional membutuhkan biaya yang cukup tinggi karena sampah dianggap tidak memiliki nilai dan harus dibuang atau dimusnahkan sehingga dibutuhkan biaya investasi dan

operasional yang tinggi termasuk biaya untuk mengatasi berbagai dampak lingkungan yang terjadi. Teknologi

pembuangan sampah yang ada di Indonesia kebanyakan masih menyebabkan terjadinya emisi bau, metana, serta gas-gas lainnya ke atmosfer. Selain itu juga timbul pencemaran tanah dan air tanah akibat lindi yang terbentuk, serta terjadinya

perkembangbiakan vector-vektor penyakit, seperti lalat dan tikus. Hierarki yang lebih tinggi daripada pembuangan akhir adalah

energy recovery, dimana sampah dipandang sebagai sumberdaya yang dapat menghasilkan energy. Hierarki

(7)

berikutnya adalah daur ulang sampah untuk menghasilkan

produk baru (recycling), yang disusul dengan hierarki lebih tinggi yaitu pemanfaatan kembali sampah (reuse). Hierarki lebih tinggi berikutnya adalah minimisasi, yaitu mengurangi timbunan

sampah semaksimal mungkin. Sedangkan hierarki tertinggi penanganan sampah kota adalah sedapat mungkin mencegah terbentuknya sampah.

Table contoh masing-masing tingkatan hierarki penanganan sampah kota

1. pencegahan 2. minimisasi

 mengurangi pola konsumsi/belanja yang berlebihan

 menggunakan produk dengan system sewa atau pinjam

 menggunakan produk dengan kemasan yang dapat digunakan ulang

 menggunakan produk system refill

 melakukan pemilahan sampah yang dapat didaur ulang

3. pemanfaatan kembali

(reuse) 4. daur ulang (recycling)

 memanfaatkan barang bekas untuk fungsi sama atau berbeda

 menyumbangkan barang-barang ke pihak-pihak yang dapat memanfaatkannya

 mengubah bentuk dan sifat sampah melalui proses bio-fisik-kimiawi menjadi produk baru yang lebih berharga

5. perolehan energi 6. pembuangan akhir

 mengubah sampah melalui proses biofisikimiawi menjadi energy

 membuang seluruh komponen sampah ke TPA atau

membakarnya

Menghadapi trend kuantitas sampah yang terus meningkat, hierarki pengelolaan sampah masa depan harus berubah. Tren pengelolaan sampah kota mengutamakan 3R, reduce, reuse, dan recycle, perlu didukung agar jumlah sampah yang dibuang

menjadi berkurang. Perlu ditambahkan, bahwa daur ulang sampah memberikan keuntungan-keuntungan sebagai berikut, sebagaimana diuraikan dalam USEPA (2006):

 menghemat penggunaan sumber daya alam

 mengurangi emisi gas-gas pencemar udara dan polutan lain

 menghemat penggunaan energy

(8)

8

 menyediakan lapangan kerja

 menstimulasi perkembangan teknologi ramah lingkungan

 mengurangi kebutuhan akan lahan TPA dan incinerator

Penerapan konsep penanganan sampah yang berbasis pada aktivitas pemilahan-pengolahan-pemanfaatan-pembuangan residu berakar pada pola reduksi di sumber, dimana dilakukan pemisahan terhadap komponen yang masih dapat didaur ulang dan dimanfaatkan kembali secara langsung.

Table perbandingan program daur ulang, kompositing, dan biaya pengelolaan sampah kota di Negara berpenghasilan rendah,

menengah dan tinggi`

Daur Ulang Umumnya

dilakukan di sector informal, pasar masih terlokalisasi, kerap terjadi impor sampah untuk dan prosesing, ada impor sampah untuk didaur ulang

Dilakukan pelayanan pengumpulan sampah yang dapat didaur ulang, digunakan teknologi canggih untuk pemilahan dan pengolahan, tersedia skala besar sering tidak berhasil, pada skala kecil lebih berhasil

Sampah basah berjumlah kecil, pembuatan kompos makin popular, dilakukan pada skala rumah tangga hingga skala besar dari biaya total pengelolaan sampah. Besarnya retribusi ditetapkan pemerintah, namun dilakukan dengan cara yang tidak efisien

Biaya

pengangkutan sampah 50-80% dari biaya total pengelolaan sampah dapat ditekan hingga 10% dari biaya total pengelolaan sampah. Alokasi biaya yang tinggi digunakan untuk pengolahan. Partisipasi masyarakat dalam recycling cukup tinggi sehingga mengurangi biaya operasi

(9)

terhadap pengentasan kemiskinan, pemberdayaan peran gender, penurunan tingkat kematia anak, peningkatan kesehatan ibu, lebih terkendalinya perkembangan penyakit, dan tercapainya sustainabilitas lingkungan. Sampah kota merupakan potensi sumberdaya yang dapat menunjang perekonomian kota apabila dikelola dengan baik, tetapi dapat menjadi bencana apabila tidak dikelola secara layak. Hal-hal yang dapat direkomendasikan untuk peningkatan pelayanan pengelolaan sampah kota adalah:

 berorientasi pada upaya pencegahan pembentukan sampah dan minimisasi timbulan sampah melalui kegiatan 3R

dengan melibatkan masyarakat

 memasukkan materi tentang pencemaran dan pendekatan

sanitasi lingkungan yang komprehensif dan menarik ke dalam kurikulum pendidikan dasar hingga menengah

 diperlukan peran pemerintah dalam hal penetapan kebijakan yang mendukung sosialisasi penggunaan produk daur ulang sampah yang dapat membantu peningkatan produksi dan distribusi hasil daur ulang sampah

 masyarakat perlu mendapatkan informasi yang jelas

mengenai karakteristik produk-produk pangan maupun non pangan yang digunakan, serta cara menangani sampah pasca pemakaian

 pola penanganan sampah P5, yaitu: pemisahan sampah

B3-pemilahan-pengolahan-pemanfaatan-pembuangan residu, sudah saatnya untuk mendapatkan prioritas untuk

dilaksanakan.

3. Teknologi untuk pembangunan berkelanjutan Bumi tempat manusia berpijak adalah planet yang

(10)

10

menciptakan benua, gunung, lembah, daratan, dan dasar samudera. Proses perubahan yang terus berlangsung tidak hanya memfasilitasi kehidupan diatasnya, tetapi juga

menciptakan bencana. Saat ini bumi memiliki fungsi selain sebagai ruang dan sumber daya alam, yaitu sebagai “Bak Sampah”. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya populasi penduduk dunia dan memburuknya kondisi lingkungan.

Sepanjang menyangkut lingkungan hidup dan/atau sumber daya alam (SDA), manusia sebenarnya dihadapkan pada suatu tantangan berat. Tiga tantangan yang paling menonjol yang digarisbawahi dalam KTT Bumi 1992 di Rio de Janeiro adalah:

a. Pesatnya laju pertumbuhan populasi manusia di bumi. b. Bumi telah terbelah menjadi dua dunia yaitu:

 Dunia utara sebagai Negara industry maju yang jumlah

penduduknya relative sedikit, kurang dari 20% penduduk bumi seluruhnya. Namun, konsumsi, sumber daya alam secara umum dapat mencapai 40% kali dari dunia selatan

 Dunia selatan yang terdiri atas Negara sedang

berkembang. Mereka masih dicengkeram oleh kemiskinan dan keterbelakangan sedemikian rupa sehingga kehidupan bagi mereka adalah suatu

perjuangan untuk mempertahankan keberadaan atau eksistensi belaka. Dengan demikian, tidaklah

mengherankan apabila mereka tidak memperdulikan persoalan lingkungan.

c. Perkembangan iptek yang secara umum masih berciri

eksploitatif, menghasilkan limbah dalam jumlah yang besar, dan tidak hemat energy. Hal tersebut memberikan tekanan yang tinggi terhadap ekosistem di bumi.

Usaha yang harus dilakukan adalah begaimana mengatur upaya untuk mencapai kesetimbangan di bumi ini. Pencapaian

(11)

EKONOMI

SOSIAL LINGKUNGAN

KEBERLANJUTAN

mendatang untuk memenuhi kebutuhan yang mereka perlukan, dikenal sebagai “keberlanjutan”, dan masyarakat yang berusaha menciptakan kondisi seperti itu disebut sebagai “Masyarakat yang Berkelanjutan” (sustainable society). Kriteria yang digunakan oleh UNFCC (United Nation Framework on Climate Change) dalam mempertimbangkan keberlanjutan suatu proyek atau kegiatan adalah memenuhi 3-P. Arti dari 3-P adalah Planet, Profits, and Persons. Atau dengan kata lain, keberlanjutan

tersebut harus mempertimbangkan keberlanjutan dari sisi lingkungan, ekonomi dan social. Seperti yang digamabarkan dibawah ini.

Gambar Kriteria dalam pembangunan yang berkelanjutan

Sumber: DSM (2005)

Dalam rangka mewujudkan masyarakat yang

berkelanjutan, peranan teknologi tidaklah dapat diabaikan dan dikesampingkan, akan tetapi dengan tantangan yang besar. Namun teknologi untuk pembangunan yang berkelanjutan tidaklah cukup dengan perubahan teknologi yang bertujuan untuk memproduksi barang dan jasa dengan meminimalkan limbah saja, teknologi yang diperlukan adalah teknologi dengan tujuan yang jauh lebih luas. Sejarah mencatat

perubahan-perubahan teknologi marjinal yang dilakukan manusia:

(12)

12

 Setelah pencemaran makin menignkat, kemudaian diperkenalkan teknologi pengolahan limbah untuk

mengurangi dampak dari limbah yang dihasilkan dengan tidak mengubah proses produksi. Sebagian besar industry di Indonesia masih pada tahap ini.

 Metode penanganan limbah ternyata tidak cukup berarti untuk mengatasi pencemaran lingkungan, sehingga pengurangan beban pencemaran menjadi pilihan yang diutamakan oleh banyak Negara maju. Pengurangan beban pencemaran ini bukan hanya mengurangi jumlah limbah, tetapi mencakup pula perancangan ulang proses produksi, sehingga beban pencemaran dan pengurangan biaya menjadi berarti.

Teknologi berkelanjutan mempunyai paling tidak tiga karakteristik, yaitu: memenuhi kebutuhan umat manusia, mempertimbangkan pengaruh global dan memberikan penyelesaian jangka panjang (Mulder, 2006 dalam Setiadi). Beberapa contoh yang memperlihatkan teknologi yang tidak berkelanjutan, antara lain:

 Penggunaan pupuk kimia, yang pada awalnya dapat

meningkatkan kebutuhan pangan, akan tetapi pada jangka panjang menimbulkan kerusakan tanah pertanian local.

 Obat antibiotika teah dirasakan penting bagi peningkatan kesehatan manusia, tetapi penggunaannya yang sangat luas menyebabkan munculnya bakteri yang tahan terhadap obat antibiotika. Pada jangka panjang, hal ini menimbulkan resiko kesehatan yang luas.

(13)

 Mengubah penggunaan suber energy primer dan peningkatan efisiensi energy dalam system produksi

 Mengubah sumber bahan baku dan penggunaan kembali

produk yang tak termanfaatkan

 Menghindari terjadinya produk samping (by-product) dan

emisi.

4. Bioteknologi Fungi Biokontrol, dan Pengembangannya untuk Aplikasi dalam Bidang Pertanian, Industry Ramah Lingkungan, dan Kesehatan

Untuk meminimalkan pemakaian pestisida kimiawi sintetik yang sering berdampak buruk bagi lingkungan dan kesehatan, sejak beberapa tahun telah dikembangkan fungi biokontrol untuk perlindungan tanaman dari hama dan penyakit. Fungi biokontrol adalah fungi, atau yang lebih umum dikenal sebagai jamur benang, yang dapat menghambat secara biologis pertumbuhan pathogen tanaman, parasit atau insekta. Terdapat beberapa kriteria yang harus dipenuhi oleh fungi untuk dapat digunakan sebagai fungi biokontrol, yaitu fungi tersebut tidak bersifat

pathogen terhadap hewan atau tanaman, kompatibel atau cocok dengan lingkungan pertumbuhan tanaman, dan jika akan

digunakan dalam lahan pertanian yang telah pernah dilakukan penyemprotan dengan pestisida sintetik maka fungi biokontrol tersebut harus resistan terhadap residu pestisida yang tersisa. Fungi biokontrol tidak terbatas pada fungi untuk perlindungan tanaman, tetapi juga termasuk fungi yang dapat mengurangi populasi nyamuk dan melindungi hewan dan manusia dari berbagai penyakit yang disebarkan oleh nyamuk/insekta lain.

(14)

14

membahayakan kehidupan. Penggunaan biokatalis seperti enzim, merupakan faktor kunci dalam industry ramah lingkungan ini, sebagai pengganti katalis logam. Hal ini disebabkan enzim bersifat spesifik dan selektif, sehingga umumnya tidak

menghasilkan senyawa samping. Karena enzim untuk industry umumnya merupakan protein, maka enzim juga mudah

dipisahkan dari produk yang dihasilkan, dan enzim juga mudah didegradasi secara alamiah. Hal ini berbeda dengan penggunaan katalis logam yang seringkali menimbulkan maslah industry, yakni menghasilkan senyawa samping dalam proses reaksi, dan masalah penanganan limbah.

Dalam era pengembangan energy alternative minyak bumi seperti dewasa ini, selulase menjadi enzim yang sangat penting untuk penyediaan bahan baku bioetanol dari limbah pertanian. Enzim ini dinilai begitu penting, sehingga US Department of Energy Office (DOE) menyediakan dana besar untuk riset selulase, untuk menekan biaya produksi selulase, sekaligus merekayasa selalu yang stabil (Potera, 2006 dalam Nugroho).

Maraknya perkembangan bakteri pathogen yang resisten terhadap antibiotik yang sekarang ada di pasaran, telah memicu penelitian untuk mendapatkan antibiotic-antibiotik baru.

Golongan peptaibol dan peptaibiotik merupakan kandidat antibiotic baru yang dianggap penting, sehingga berbagai laboratorium kini berlomba dalam mengisolasi, memahami

struktur dan bioaktivitasnya. Peptaibol ini tidak mempengruhi sel sehat, sehingga cocok untuk dikembangkan sebagai obat yang menargetkan penghambatan sel kanker secara spesifik. Beragam akivitas peptaibol ini dari berbagai fungi biokontrol menunjukkan potensi strategis untuk pengembangan obat farmasi.

(15)

spesies dari kedua genus tersebut menghasilkan berbagai enzim penting untuk berbagai proses industry, baik untuk proses-proses hidrolitik, maupun untuk proses-proses biotransformasi. Dengan biotransformasi secara langsung ataupun tak langsung

menggunakan fungi biokontrol, dapat dihasikan berbagai bahan baku kimia dan farmasi bernilai ekonomi tinggi. Kekayaan

khazanah biokimiawi yang dimiliki fungi biokontrol masih perlu digali, untuk dapat dimanfaatkan secara optimal. Pekerjaan besar menanti kita, sebelum kekayaan hayati terpendam dari fungi biokontrol yang belum sempat diisolasi hilang akibat

biodiversitas hutan yang tak bertanggung jawab.

DAFTAR PUSTAKA

Gambar

Table contoh masing-masing tingkatan hierarki
Table perbandingan program daur ulang, kompositing, dan biayapengelolaan sampah kota di Negara berpenghasilan rendah,

Referensi

Dokumen terkait

4 Saya membutuhkan waktu dalam memilih model busana muslim yang akan saya beli..

1) Mampu memberdayakan guru-guru untuk melaksanakan proses pembelajaran dengan baik, lancar, dan produktif. 2) Dapat menyelesaikan tugas dan pekerjaan sesuai dengan waktu yang

Hal ini dapat dihubungkan dengan kejadian angin laut yang teridentifikasi dengan jelas pada bulan kering (Hadi dkk, 2001). Angin laut yang teridentifikasi

topik penelitiannya dilihat dari lembar konsultasi yang dipegang oleh masing- masing mahasiswa, kemudian dari ketiga data tersebut yang penulis analisis mengenai

Berdasarkan uji in vivo diketahui bahwa dengan pemberian ekstrak kunyit, temu putih, dan bawang putih dapat menurunkan infeksi chronic respiratory disease pada ayam dan

Tidak ditemukannya perbedaan kepuasan pernikahan yang signiikan pada pasangan dewasa muda yang bekerja, ditinjau dari penghasilan istri, mengindikasikan bahwa istri dapat bekerja dan

Kendala yang dihadapi dalam pengelolaan hara pada tanah gambut adalah jerapan hara yang lemah sehingga hara yang diberikan melalui pupuk tidak efisien karena sebagian

Penggunaan multi media filter dengan media Pasir Kerang, Manganese Greensand dan Karbon Aktif dalam pengolahan air sumur bor memiliki hasil untuk masing-masing