• Tidak ada hasil yang ditemukan

makalah variabel dan hipotesis penelitia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "makalah variabel dan hipotesis penelitia"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

Mata Kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan Fisika

MAKALAH

“HIPOTESA DAN VARIABEL PENELITIAN”

Dosen Pengampu :

Dr. Betty Marisi Turnip, M.Pd

Yulifda Tanjung S.Pd.,M.Pd

Oleh :

Kelompok 2

Mega Furi Handayani

4152121027

Mhd Abdillah Fikri

4151121039

Mika Febriani Siahaan

4153121041

Nurhayani

4151121049

Nur Maharani

4152121032

Nur Setiana

4152121033

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUANALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, Allah SWT karena atas limpahan rahmat dan karunianya kita selalu diberikan kesehatan dan kesempatan terutama kepada penulis untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan Fisika yang berjudul “hipotesa dan variabel penelitian” ini.

Ucapan terima kasih kepada para pendukung penulis di dalam menyelesaikan tugasnya, terkhususnya kepada Ibu Dr. Betty Marisi Turnip, M.Pd dan Yulifda Tanjung S.Pd., M.Pd selaku dosen mata kuliah yang banyak memberi bimbingan.

Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak serta dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi pembacanya.Penulis menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna.Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun selalu penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Medan, September 2017 Penulis

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...i

DAFTAR ISI ...ii

BAB I PENDAHULUAN...1

1.1 Latar Belakang...1

1.2 Rumusan Masalah...1

1.3 Tujuan...1

BAB II IDENTITAS BUKU ...2

2.1 Buku Penelitian Pendidikan...2

2.2 Buku Metoda Penelitian Pendidikan...2

2.3 Buku Metode Penelitian ...2

BAB III RINGKASAN BUKU...3

3.1Penelitian Pendidikan...3

3.2Metoda Penelitian Pendidikan...6

3.3Metode Penelitian...11

BAB IV PENILAIAN TERHADAP BUKU...18

4.1 Penelitian Pendidikan...18

4.2 Metoda Penelitian Pendidikan...18

4.3 Metode Penelitian...19

BAB V PENUTUP...20

5.1 Kesimpulan ...20

5.2 Saran ...20

(4)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Penelitian ilmiah pada hakikatnya merupakan metode ilmiah dalam kegiatan keilmuan. Penelitian merupakan kegiatan menguji hipotesis, yaitu menguji kecocokan antara teori dengan fakta empirik didunia nyata. Hubungan nyata ini lazim dibaca dan dipaparkan dengan bersandar pada variabel, sedangkan hubungan nyata lazim dibaca dengan memperhatikan data tentang variabel itu.

Penelitian ilmiah yang mengukur variabel dalam penelitiannya adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif dilaksanakan untuk menjelaskan, menguji hubungan antara fenomena, menentukan kausalitas dari variabel-variabel. Pendekatan penelitian semacam ini bermasalah pada saat menguji teori. Hal ini dilakukan melalui pengujian variabel-variabel dalam rangka menguji atau mengubah teori.

Hal ini tentulah sangat menarik untuk diulas. Oleh karena itu, tulisan ini hadir karena penulis menyadari bahwa pengetahuan tentang variabel dan hipotesis penelitian sangat penting untuk dimiliki para mahasiswa. Sehigga penulis merasa bahwa tugas mata kuliah metode penelitian menjadi salah satu latar belakang yang sangat besar terhadap tulisan ini.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Variabel dan hipotesis penelitian. 2. Apa sajakah Jenis-jenis Variabel.

3. Apa sajakah Jenis-jenis Hipotesis. 4. Bagaimana karakteristik dari Variabel.

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian Variabel dan hipotesis penelitian. 2. Untuk mengetahui Jenis-jenis Variabel.

(5)

BAB II IDENTITAS BUKU 2.1 Buku Pertama

1. Judul Buku : Penelitian Pendidikan

2. Pengarang : Prof.Dr.H Wina Sanjaya M.Pd 3. Penerbit : Kencana Prenada Media Grup 4. Tahun Terbit : 2013

5. Kota Terbit : Jakarta 6. Tebal Buku : 314 Halaman 7. ISBN : 978-602-9413-96-0

2.2 Buku Kedua

1. Judul Buku : Metoda Penelitian Pendidikan 2. Pengarang : Prof.Dr. Sugiono

3. Penerbit : CV.ALVABETA 4. Tahun terbit : 2009

5. Kota Terbit : Bandung 6. Tebal Buku : 293 Halaman 7. ISBN : 979-8433-71-8

2.3 Buku Ketiga

1. Judul Buku : Metode Penelitian

2. Pengarang : Moh. Nazir, Ph.D

3. Penerbit : Ghalia Indonesia

4. Tahun terbit : 1988

5. Kota Terbit : Jakarta

6. Tebal Buku : 622 halaman

7. ISBN : 979-450-173-5

BAB III

(6)

3.1 Sumber: Penelitian Pendidikan A. Variabel Penelitian

1. Pengertian Dan Jenis Variabel Penelitian

Dalam eksperimen perlu diperhatikan masalah variabel penelitian, sebab pada dasarnya penelitian itu untuk melihat pengaruh variabel yang satu terhadap variabel yang lain. Variabel adalah segala faktor, kondisi, situasi, perlakuan

(treatment) dan semua tindakan yang bisa dipakai untuk memengaruhi hasil eksperimen. Karena penelitian eksperimen untuk melihat pengaruh, maka variabel itu bisa kita kelompokkan menjadi variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat atau tergantung (dependent variable).

Variabel bebas adalah kondisi atau karakteristik yang oleh peneliti dimanipulasikan dalam rangka untuk menerangkan hubungannya dengan fenomena yang diobservasi. Dalam bidang pendidikan, kondisi yang dimanipulasikan atau segala bentuk perlakuan yang diterapkan oleh peneliti. Variabel ini biasa dilambangkan dengan variabel “X”, contohnya adalah penggunaan metode mengajar tertentu, penggunaan media, penggunaan paket pembelajaran, dan lain sebagainya.

Adapun yang dimaksud dengan variabel tergantung atau terikat (dependent variable) adalah kondisi atau karakteristik yang berubah, yang muncul atau yang tidak muncul ketika peneliti mengintroduksi, mengubah, dan mengganti variabel bebas. Jenis variabel ini biasa dilambangkan dengan variabel “Y” contohnya prestasi belajar, motivasi belajar, dan lain sebagainya.

(7)

yang diajar dengan metode diskusi; sedangkan kelompok kontrol adalah kelompok yang tidak diberi perlakuan, misalnya pelajaran ekonomi dengan metode biasa. Pada akhir eksperimen, peneliti membandingkan prestasi belajar yang diperoleh kedua kelompok tadi. Seandainya kelompok eksperimen lebih baik dibandingkan kelompok control, maka perbedaan itu kemungkinan disebabkan oleh penggunaan diskusi.

B. Hipotesis Penelitian

1. Hakikat Hipotesis Penelitian

Setiap kerja penelitian pada dasarnya merupakan usaha pemecahan masalah melalui pengumpulan dan penganalisaan data secara empiris. Oleh sebab itu, kedudukan dan keberadaan data dalam setiap penelitian sangat diperlukan.

Untuk lebih memudahkan pencarian data yang relevan dengan masalah penelitian diperlukan hipotesis. Sebab, dengan hipotesis seluruh kegiatan penelitian akan terarah dan jelas. “Tanpa hipotesis, maka proses pengumpulan data itu merupakan suatu usaha pencarian secara membabi buta. Sebab, hipotesis itu memberikan pedoman dan pengarahan pada penyelidikan dan pemecahan masalah” (Kartini Kartono, 1986). Mengapa demikian? Karena data yang tersedia itu sangat banyak, sehingga membuat kita sulit memilihnya.

(8)

sementara, perumusannya harus dilandaskan teori, sehingga benar-benar menjiwai penelitian ilmiah.

2. Teknik Merumuskan Hipotesis

Pada dasarnya dalam merumuskan hipotesis secara umum tidak ada aturannya. Namun agar hipotesis itu berfungsi sebagai penuntun dalam proses penelitian khususnya dalam mengumpulkan data penelitian, teknik merumuskannya dapat mengikuti saran-saran sebagai berikut :

a. Hipotesis itu hendaknya menyatakan pertautan antara dua atau lebih variabel. Kerlinger (1973) mengemukakan : “A hiphotesis is a conjectural statement of the relation between two or more variables”. Hal itu dikarenakan penelitian ilmiah itu sendiri sebagai suatu proses untuk mengungkap keterkaitan baik dalam bentuk pengaruh, hubungan, atau sekedar perbedaan antara variabel yang satu dengan yang lain.

b. Hipotesis dirumuskan dalam bentuk kalimat deklaratif atau kalimat peryataan (statement). Hal ini sesuai dengan fungsinya sebagai jawaban sementara atas suatu permasalahan yang diajukan, sehingga peneliti hanya bekerja untuk menguji penerimaan dan penolakan jawaban sementara itu berdasarkan data yang terkumpul dan tidak diganggu oleh hal-hal lain yang tidak berkaitan dengan pengujian tersebut.

c. Hipotesis sebaiknya dirumuskan dalam kalimat yang jelas dan padat. Rumusan yang bersifat umum, akan menyulitkan dalam pengumpulan dan pengolahan data.

d. Hipotesis itu hendaknya dapat diteliti. Rumusan hipotesis yang baik harus dapat menggambarkan akan ketesediaan data yang cukup memadai, sehingga dapat diuji.

Selain hal tersebut, Surachmad (1987), mengemukakan cirri-ciri hipotesis yang baik :

1. Hipotesis harus tumbuh dari atau ada hubungannya dengan lapangan ilmu pengetahuan yang sedang dijelajahi oleh penyelidik.

(9)

3. Hipotesis harus sederhana dan terbatas, guna untuk mengurangi kesalahpahaman yang timbul dari perbedaan-perbedaan pengertian dan sifat terbatas dimaksudkan sebagai penjelasan mengenai luas dan dalamnya masalah yang diselidiki.

Rumusan hipotesis yang baik sangat diperlukan dalam suatu proses penelitian, selain berperan sebagai pengarah, juga hipotesis tersebut memiliki daya ramal yang kuat yang dapat menunjang terhadap pembentukan suatu konsep dan prinsip.

3. Jenis-Jenis Hipotesis

Hipotesis terdiri atas beberapa jenis. Dilihat dari rumusan masalah yang hendak diteliti, hipotesis dapat dibedakan menjadi hipotesis umum dan hipotesis khusus. Hipotesis umum atau juga disebut hipotesis mayor, adalah hipotesis yang dirumuskan untuk menjawab sementara dari masalah yang bersifat umum, sedangkan hipotesis khusus adalah hipotesis yang dirumuskan untuk menjawab permasalahan khusus sebagai penjabaran dari masalah umum.

4. Hipotesis dan Anggapan Dasar

Kalau hipotesis merupakan jawaban sementara dari masalah penelitian yang perlu dibuktikan penerimaannya dan penolakannya, maka anggapan dasar adalah simpulan yang sudah benar adanya, sehingga peneliti tidak perlu lagi mengujinya. Anggapan dasar perlu dirumuskan untuk memberikan keyakinan bahwa variabel-variabel yang terkandung dalam masalah penelitian bisa diuji. Jadi dengan demikian, melalui anggapan dasar akan memberikan keyakinan pada peneliti untuk dapat menarik simpulan dari proses penelitiannya. Oleh sebab itu, rumusan hipotesis harus bersandar pada anggapan dasar yang benar.

3.2 Sumber : Metoda Penelitian Pendidikan A. Variabel Penelitian

1. Pengertian

(10)

dengan objek yang lain (Hatch dan Farhady. 1981). Variabel merupakan atribut dari bidang keilmuan atau kegiatan tertentu. Tinggi , Berat badan, sikap, motivasi, kepemipinan, disiplin kerja, merupakan atribut – atribut dari setiap orang. Berat, ukuran, bentuk, dan warna merupakan atribut- atribut dari abjek. Struktur organisasi, model pendelegasian, kepemipinan, pengawasaan, koordinasi, prosedur dan mekanisme kerja, deskripsi pekerjaan, kebijakan adalah merupakan contoh variabel dalam kegiatan administrasi pendidikan.

Variabel karena ada variasinnya. Misalnya berat badan dapat dikatakan variabel, karena berat badan sekolompok orang itu bervariasi antara satu orang dengan yang lain. Demikian juga prestasi belajar, kemampuan guru dapat juga dikatakan sebagai variabel karena misalnya prestasi belajar dari seklompok murid tertentu, maka harus ada variasinnya bukan dikatakan variabel. Berdasarkan variasi penelitian didasarkan sumber data atau objek yang bervariasi.

Kerlinger(1973) menyatakan bahwa variabel adalah konstrak ( constructs) atau sifat yang dipelajari.misalnya : tingkat aspirasi, penghasilan, pendidikan, status sosial, jenis kelamin, golongan gaji, produktivitas kerja dan lain –lain. Kerlinger menyatakan bahwa variabel dikatakan suatu sifat diambil dari nilai yang berbeda ( different values). Variabel ini merupakan suatu yang bervariasi. Menurut Kidder(1981), menyatakan bahwa variabel adalah suatu kualitas ( qualities) dimana penelitin mempelajari dan menarik kesimpulan darinya.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang , objek atau kegiatann yang mempunyai variasi tertentu ditatapkan oleh peneliti.

2. MACAM – MACAM VARIABEL

a. Variabel independen, variabel ini disebut variabel stimulus, predictor, antececedent. Dalam bahasa indinesia variabel bebas. Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen ( terikat) dalam SEM ( Structurul E quation modeling / permodelan persamaan structural, variabel dependen yang di sebut variabel indogen.

(11)

atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam SEM persamaan structural, variabel dependen desebut sebagai variabel indogen.

c. Variabel moderator : adalah variabel yang mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan dependen. Varibel disebut juga sebagai variabel independen ke dua. Hubungan perilaku suami dan isteri akan semakin baik (kuat )kalau mempunyai anak, dan akan semakin renggang kalau ada fihak ketiga ikut mencampuri. Disini anak sebagai sebagai variabel moderator yang memperkuat hubungan, dan fihak ke tiga adalah sebagai variabel moderator yang memperlemah hubungan, hubungan motivasi dan prestasi belajar akan semakin kuat bila peranan guru dan menciptakan iklim belajar sangat baik, dan hubungan semakin rendah bila perenan guru kurang baik dalam menciptakan iklim belajar.

d. Variabel intervening : tuckman (1988) menyatakan “An intervening variable is that factor that theoretically affect the manipulate “ variabel intervening adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan dependen menjadi hubungan yang tidak lansung dan tidak dapat diamati dan diukur. Variabel adalah variabel merupakan variabel penyela terletak diantara variabel independen dan variabel dependen, sehingga variabel variabel independen tidak lansung mempengaruhi berubahnya atau timbulnya variabel dependen.

e. Variabel control : variabel dikendalikan atau dibuat konstan sehingga hubungan variabel independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh factor luar yang tidak teliti. Variabel control digunakan oleh penelitian bersifat membandingkan.

Rumusan masalah penelitian melalui study pendahuluan objek penelitian, sehingga setelah dirumuskan teryata masalah itu tidak menjadi masalah pada objek penelitian

B. HIPOTESIS

(12)

bersifat ekploratif dan deskriptif sering tidak perlu merumuskan hipotesis. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relavan, belum didasarkan pada fakta empiris yang diproleh oleh pengumpulan data. Hipotesis dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik dengan data.

Penelitian merumuskan hipotesis adalah penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian kualitatif, tidak dirumuskan hipotesis, tetapi justru diharapkan dapat ditemukan hi[potesis. Selanjutnya hipotesis, tersebut akan diuji oleh peneliti dengan menggunakan pendekatan kuantitatif.

Hipotesis penelitian dan hipotesis statistic. Pengertian hipotesis penelitian seperti telah dikemukakan di atas. Selanjutnya hipotesis statistic itu ada, bila penelitian bekerja dengan sample. Jika penelitian tidak menggunakan sampel, maka tidak ada hipotesis statistic.

Terjadi hipotesis penelitian tetapi tidak ada hipotesis statistik. Penelitian dilakukan pada seluruh populasi mungkin akan mendapat hipotesis penelitian tetapi tidak aka nada hipotesis statistic. Bahwa hipotesis itu berupa jawaban sementara terhadapan ruusan masalah dan hipotesis itu berupa jawaban sementara terhadapan rumusan masalah dan hipotesis yang akan diuji ini dinamakan hipotesis kerja. Sebagai lawannya adalah hipotesis nol (nihil ). Hipotesis kerja disusun berdasarkan atas teori yang dipandang handal sedangkan hipotesis nol dirumuskan karena teori yang digunakan masih diragukan kehandalanya.

(13)

statistic yang digunakan untuk menguji hipotesis ini adalah ststistic inferensial. Statistic yang bekerja dengan data populasi adalah statistic deskriptif

Dalam hipotesis statistic yang diuji adalah hipotesis nol, hipotesis yang menyatakan tidak ada perbedaan antara data sampel dan data populasi. Yang diuji hipotesis nol karena peneliti tidak berharap ada perbedaan antara sample dan populasi atau statistic dan parameter. Parameter adalah ukuran – ukuran yang berkenaan dengan populasi, dan statistic di sini diartikan sebagai ukuran – ukuran yang berkenaan dengan populasi, dan statistic disini di artikan sebagai ukuran – ukuran yang berkenaan dengan populasi, dan statistic disini diartikan sebagai ukuran – ukuran yang berkenaan dengan sample.

1. Bentuk – bentuk hipotesis

Bentuk – bentuk penelitian terkait rumusan masalah penelitian. Dilihat tingkat eksplanasinnya, maka bentuk rumusan masalah penelitian.ada tiga yaitu : rumusan masalah deskriptif ( variabel mandiri ), komparatif ( pembandingan) dan asosiatif ( hubungan ).

a. Hipotesis Deskriptif

Jawaban sementara terhadap masalah deskriptif, yaitu yang berkenaan dengan variabel mandiri

b. Hipotesis Komparatif

Jawaban sementara terhadap rumusan masalah komperatif. Pada rumusan ini variabelnya sama tetapi populasi atau sampelnya yang berbeda, atau keadaan itu terjadi pada waktu yang berbeda .

c. Hipotesis Asosiatif

Jawaban sementara terhadap rumusan masalah asosiatif, yaitu yang menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih.

1) Rumusan Masalah Asosiatif

Adakah hubungan yang positif dan signifikan antara kepemimpinan kepala sekolah dengan iklim kerja sekolah

2) Hipotesis Penelitian

Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kepemipinan kepala sekolah dengan iklim kerja sekolah

(14)

2. Karateristik hipotesis yang baik

a. Merupakan dugaan terhadap keadaan variabel mandiri, perbandingan keadaan variabel pada berbagai sample, dan merupakan dugaan tentang hubungan antara dua variabel atau lebih .

b. Dinyatakan dalam kalimat yang jelas, sehingga tidak menimbulkan berbagai penafsiran

c. Dapat diuji dengan data yang dikumpulkan dengan ,metode – metode penelitian .

3.3 Sumber : Merumuskan dan Menguji Hipotesa, Memilih A. Merumuskan Hipotesa

1. Defenisi Hipotesa

Hipotesa adalah pernyataan yang diterima secara sementara sebagai suatu kebenaran sebagaimana adanya, pada saat fenomena dikenal dan merupakan dasar kerja serta panduan dalam verifikasi. Hipotesa adalah keterangan sementara dari hubungan fenomena-fenomena yang kompleks.

Trelease (1960) memberikan defenisi hipotesa sebagai “suatu keterangan sementara dari suatu fakta yang dapat diamati”. Sedangkan Good dan Scates (1954) menyatakan bahwa “Hipotesa adalah sebuah taksiran atau referensi yang dirumuskan serta diterima untuk sementara yang dapat menerangkan fakta-fakta yang diamati ataupun kondisi-kondisi yang diamati dan digunakan sebagai petunjuk untuk langkah penelitian selanjutnya ? Hipotesa adalah pernyataan yang bersifat terkaan dari hubungan antara dua atau lebih variabel (Kerlinger,1973).

Secara garis besar, kegunaan hipotesa adalah sebagai berikut :

a. Memberikan batasan serta memperkecil jangkauan penelitian dan kerja penelitian.

b. Mensiagakan peneliti kepada kondisi fakta dan hubungan antarfakta, yang kadangkala hilang begitu saja dari perhatian peneliti.

c. Sebagai alat yang sederhana dalam memfokuskan fakta yang bercerai-berai tanpa koordinasi ke dalam suatu kesatuan penting dan menyeluruh.

d. Sebagai panduan dalam pengujian serta penyesuaian dengan fakta dan antarfakta.

(15)

b. Imajinasi serta pemikiran kreatif dari si peneliti. c. Kerangka analisa yang digunakan oleh si peneliti.

d. Metode serta desain penelitian yaang dipilih oleh si peneliti.

2. Ciri-ciri Hipotesa

Hipotesa yang baik, mempunyai ciri-ciri berikut: a. Hipotesa harus menyatakan hubungan.

b. Hipotesa harus sesuai dengan fakta.

c. Hipotesa harus berhubungan dengan ilmu, serta sesuai dan tumbuh dengan ilmu pengetahuan.

d. Hipotesa harus dapat diuji. e. Hipotesa harus sederhana.

f. Hipotesa harus bisa menerangkan fakta.

3. Jenis-jenis Hipotesa

Hipotesa, yang isi dan rumusannya bermacam-macam, dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, dan tergantung dari pendekatan kita dalam membaginya. Hipotesa dapat kita bagi sebagai :

a. Hipotesa tentang perbedaan vs hubungan. b. Hipotesa kerja vs hipotesa nul.

c. Hipotesa common sense dan ideal.

1. Hipotesa hubungan dan perbedaan

Hipotesa tentang hubungan dan perbedaan merupakan hipotesa tentang hubungan analitis. Hipotesa ini, secara analitis, menyatakan hubungan atau perbedaan satu sifat dengan sifat yang lain.

2. Hipotesa kerja dan hipotesa nul

Hipotesa nul biasanya digunakan dalam penelitian eksperimental.Akhir-akhir ini hipotesa nul juga digunakan dalam penelitian sosial, seperti penelitian di bidang sosiologi, pendidikan, dan lain-lain.

Hipotesa kerja biasanya diuji untuk diterima. Hipotesa kerja biasanya dirumuskan oleh peneliti-peneliti ilmu sosial dalam desaian yang noneksperimental.

3. Hipotesa tentang ideal vs common sense

(16)

antara dosis pemupukan dengan daya tahan terhadap insekta, hubungan antara kegiatan-kegiatan dalam industri, dan sebagainya.

4. Menggali dan Merumuskan Hipotesa

Dalam memformulasikan atau merumuskan hipotesa, hubungan- hubungan berikut dapat dijadikan model untuk memudahkan rumusan :

 Suatu hipotesa dapat menegaskan bahwa sesuatu adalah kasus dalam suatu

keadaan, di mana satu objek tertentu, seseorang, situasi, atau kejadian mempunya suatu ciri tertentu. Misalnya dirumuskan hipotesa yang menyatakan bahwa Raja Anu adalah orang Aceh, dalam suatu penelitian dengan metode sejarah.

Good dan Hatt (1952) memberikan empat buah sumber untuk menggali hipotesa:

a. Kebudayaan di mana ilmu tersebut dibentuk.

b. Ilmu itu sendiri yang menghasilkan teori dan teori memberi arah kepada penelitian.

c. Analogi juga merupakan sumber hipotesa pengamatan terhadap jagad raya yang serupa atau pengamatan yang serupa pada ilmu lain, merupalam sumber hipotesa yang baik.

d. Reaksi individu dan pengalaman.

13

Masalah

Penelitian

Data

Empirik Pengumpulan

Data

(17)

Gambar: Proses merumuskan hipotesa

Contoh rumusan hipotesa serta hubungannya dengan judul penelitian dan tujuan penelitian.

JUDUL PENELITIAN

TUJUAN PENELITIAN

HIPOTESA

Analisa Pengeluaran Pembangunan Selama Pelita I dan II

1. Mengetahui

pengaruh variabel

penjelas yang

digunakan penerimaan

Elastisitas antara pengeluaran

(18)

pembangunan, hubungan tentatif antara fenomena-fenomena dalam penelitian.

a. Menguji Hipotesa dengan Konsistensi Logis

Penggunaan logika memegang peranan penting dalam menguji hipotesa dengan konsistensi logis. Logik adalah cara menalar di mana data diamati dan dibagi-bagi, buktinya dicari dan dipertimbangkan, dan kemudian kesimpulan diambil. Ada dua cara dalam memberi alasan, yaitu cara deduktif, (dari umum menuju spesifik), dan cara induktif, (dari spesifik menuju umum).

b. Menguji dengan Mencocokkan dengan Fakta

Menguji hipotesa adalah dengan mencocokkan dengan fakta. Hal ini sering dilakukan pada penelitian dengan metode percobaan. Si peneliti, dalam hal ini, mengadakan percobaan untuk mengumpulkan data yang akan digunakan untuk menguji hipotesanya. Pada percobaan tersebut si peneliti menggunakan kontrol.

Kontrol dalamm suatu percobaan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu : 1) Dengan manipulasi fisik; dan

2) Dengan pemilihan bahan atau desain.

C. Memilih Variabel Penelitian 1. Variabel

Variabel adalah konsep yang mempunyai bermacam-macam nilai. Variabel dibagi atas 2 jenis, yaitu variabel kontinu (continous variable) dan variabel deskrit

(descrete variable). Variabel dapat juga dibagi sebagai variabel dependen dan variabel bebas. Juga variabel dapat dilihat sebagai variabel aktif dan variabel

atribut.

(19)

Variabel kontinu adalah variabel yang dapat kita tentukan nilainya dalam jarak jangkau tertentu dengan desimal yang tidak terbatas. Contoh variabel ini misalnya berat, tinggi, luas, pendapatan, dan sebagainya.

b. Variabel Descrete

Variabel descrete adalah konsep yang nilainya tidak dapat dinyatakan dalam bentuk pecahan atau desimal di belakang koma. Misalnya, jenis kelamin, terdiri dari laki-laki atau perempuan.

c. Variabel Dependen dan Variabel Bebas

Variabel bebas adalah antecedent dan variabel dependen adalah

konsekuensi. Variabel yang tergantung atas variabel lain dinamakan variabel dependen. Contoh: jika dipikirkan ada hubungan antara konsumsi dan pendapatan, di mana dengan bertambahnya pendapatan, konsumsi juga akan bertambah, maka, konsumsi adalah variabel dependen dan pendapatan adalah variabel bebas.

d. Variabel Moderator dan Variabel Random

Jika dilihat suatu hubungan antarvariabel, biasanya terdapat dependen tersebut, tetapi dianggap tidak pengaruh utama maka variabel ini dinamakan variabel moderator. Di samping variabel-variabel tertentu yang nyata-nyata mempengaruhi variabel dependen, masih terdapat berjenis-jenis variabel lain yang tidak dimasukkan dalam persamaan hubungan diatas. Variabel ini dinamakan

variabel raandom.dan pengaruhnya dapat dilihat berdasarkan error yang timbul dalam mengadakan estimasi.

e. Variabel Aktif

Variabel yang dimanipulasikan oleh peneliti dinamakan variabel aktif. Jika seseorang peneliti memanipulasikan metode mengajar, cara menghukum mahasiswa, maka metode mengajar, cara menghukum, adalah variabel-variabel aktif, karena variabel ini dapat memanipulasikan.

f. Variabel Atribut

Ada juga variabel-variabel yang tidak bisa dimanipulasikan ataupun sukar dimanipulasikan. Variabel demikian dinamakan variabel atribut. Variabel-variabel atribut umumnya merupakan karakteristik manusia seperti; intelegensia, jenis kelamin, status sosial, pendidikan, sikap dan sebagainya.

(20)

Defenisi terhadap variabel atau konstrak dapat dibagi atas dua, yaitu: 1. Defenisi konstitutif

Defenisi konstitutif adalah suatu defenisi yang diberikan kepada suatu konstrak dengan menggunakan konstrak yang lain. Misalnya kita mempunyai sebuah konsep, yaitu: area.

2. Defenisi Operasional

Defenisi operasional adalah suatu defenisi yang diberikan kepada suatu variabel atau konstrak dengan cara memberikan arti, atau menspesifikasikan kegiatan, ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur konstrak atau variabel tersebut. Misalnya kita mempunyai sebuah konstrak yaitu kemampuan. Misalnya, kemampuan diberikan defenisi sebagai suatu uji kemampuan dengan suatu standar, seperti standardized archievent test.

BAB IV PENILAIAN BUKU

4.1 Kelebihan dan Kelemahan Buku Pertama

A. Kelebihan Buku Penelitian Pendidikan

1. Buku dilengkapi dengan peta konsep yang jelas dan sesuai dengan teori pada buku tersebut sehingga pembaca merasa terbantu dalam memahami teori tersebut.

2. Materi yang disajikan dalam buku jelas dan mudah dipahami oleh pembaca. 3. Dalam buku menyajikan contoh kasus-kasus yang dapat membantu

pembaca memahami materi

B. Kelemahan Buku Penelitian Pendidikan

(21)

A. Kelebihan Buku Metoda Penelitian Pendidikan

1. Buku metoda penelitian pendidikan ini bagus dimana di lengkapi dengan teori yang lebih meluas yaitu tentang variabel dan juga hipotesa, dan huruf-huruf yang digunakan dalam buku bisa terbaca dengan jelas dan untuk teori hipotesis dilengkapi dengan contoh soal yang mudah dimengerti pembaca. B. Kelemahan Buku Metoda Penelitian Pendidikan

1. Buku metoda penelitian pendidikan ini sudah bagus tetapi kekurangannya yaitu dalam penyusunan buku antara variabel dan hipotesis kerangka susunannya berjauhan dalam teorinya sehingga membuat pembaca bingung, seperti tidak ada keterkaitan diantara kedua bahasan tersebut. Pada pembahasan variabel tidak dilengkapi dengan contoh sehingga pembaca sulit untuk mengerti.

4.3 Kelebihan dan Kelemahan Buku Ketiga

A. Kelebihan Buku Merumuskan dan Menguji Hipotesa, Memilih

1. Buku Moh. Nazir, Ph.D pada materi merumuskan dan menguji hipotesa serta memilih variabel materi yang dipaparkan lengkap dengan defenisi, ciri-ciri, jenis-jenis, contoh dan dilengkapi dengan peta konsep yang mudah dipahami pembaca.

2. Buku Moh. Nazir, Ph.D memiliki identitas yang lengkap.

B. Kelemahan Buku Merumuskan dan Menguji Hipotesa, Memilih

(22)

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan

Variabel adalah segala faktor, kondisi, situasi, perlakuan (treatment) dan semua tindakan yang bisa dipakai untuk memengaruhi hasil eksperimen. Karena penelitian eksperimen untuk melihat pengaruh, maka variabel itu bisa kita kelompokkan menjadi variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat atau tergantung (dependent variable). Variabel juga dapat dibagi atas 2 jenis, yaitu variabel kontinu (continous variable) dan variabel deskrit (descrete variable). Hipotesa adalah pernyataan yang diterima secara sementara sebagai suatu kebenaran sebagaimana adanya, pada saat fenomena dikenal dan merupakan dasar kerja serta panduan dalam verifikasi. Hipotesa adalah keterangan sementara dari hubungan fenomena-fenomena yang kompleks. Jenis-jenis dari Hipotesa adalah Hipotesa tentang perbedaan vs hubungan, Hipotesa kerja vs hipotesa nul, Hipotesa common sense dan ideal.

(23)

Dari hasil penilaian terhadap ketiga buku ini diharapkan kepada pembaca agar lebih teliti dalam memilih bahan bacaan yang digunakan sebagai acuan dalam pembelajaran.Selain itu, untuk penulis buku jika ingin membuat sebuah buku ada baiknya memakai sampul buku yang menarik minat pembaca untuk membacanya dan gunakanlah kata-kata yang mudah dimengerti oleh pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

Nazir Moh.1998. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia

Sanjaya Wina. 2013. Penelitian Pendidikan Jenis, Metode dan Prosedur. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Referensi

Dokumen terkait

Perubahan kesejahteraan masyarakat miskin ini menjadi makin baik pada akhirnya mendinamisasi masyarakat pedesaan misalnya mobilitas sosial vertikal naik, termasuk upaya-upaya

Eklektisme tersebut tampak pada digunakannya beberapa gaya arsitektur dalam bangunan Gereja Paulus, yaitu gaya Arsitektur Gotik, Arts and crafts dan Art deco serta

Dari hasil penelitian yang penulis lakukan di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Padang ada beberapa kendala yang menjadi faktor penghambat dalam penerapan E-Government

Bagian kedua terdiri dari tiga tahap, tahap pertama menentukan metode penggumpalan yang paling efisien dalam proses recovelY karet skim dadih dan tahap kedua

Artikel ini merupakan bagian dari Penelitian Tindakan Kelas. Penulisan artikel ini dilatarbelakangi oleh kurangnya kemampuan guru dalam mengenalkan kosakata bahasa Inggris

Diharapkan sarana penginapan yang didalamnya terdapat tambahan akomodasi relaksasi berupa spa dapat menyajikan fasilitas dengan nuansa yang berbeda dengan hotel

PENGEMBANGAN PRCDUK

Pembahasan pada bab ke empat, dengan mengawinkan makna original dan makna semantik, penulis akan menerapkan pendekatan sintagmatik untuk melihat hubungan