• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS TERAPI KOMPLEMENTER MAKALAH CERAGE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TUGAS TERAPI KOMPLEMENTER MAKALAH CERAGE"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS TERAPI KOMPLEMENTER

MAKALAH

“CERAGEM BATU GIOK UNTUK PENYAKIT ASAM URAT”

Disusun Oleh :

1. Mei Nur Fatimah (10215003) 2. Fitriah Nurul Hidayah (10215010) 3. Yessi Elita Okinawati (10215016) 4. M. Perdana Sigo Pradikda (10215024) 5. Abdul Chafid Muzaki (10215033) 6. Arvina Umaiya Zahro (10215041) 7. Binti Nur A’inun Ma’rifah (10215049)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI

(2)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puja dan Puji Syukur tercurahkan kepada Allah SWT karena atas limpahan nikmat dan karunia-Nya. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah kelompok ini tepat pada waktunya dengan judul Ceragem Batu Giok Untuk Asam Urat. Banyak kesulitan yang kami hadapi dalam membuat tugas makalah ini tapi dengan semangat dan kegigihan serta arahan, semangat dari kerja kelompok kami sehingga kami mampu menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik.

Kami menyimpulkan bahwa tugas makalah ini masih belum sempurna, oleh karena itu kami menerima kritik dan saran, guna kesempurnaan tugas makalah ini dan bermanfaat bagi kami dan pembaca pada umumnya.

Kediri, 13 Maret 2017

(3)

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Kata Pengantar... ii

Daftar Isi ... iii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1

B. Rumusan Masalah... 2

C. Tujuan Penulisan... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Terapi Komplementer... 3

B. Klasifikasi terapi komplementer... 3

C. Hubungan klasifikasi dengan terapi... 4

BAB III PEMBAHASAN A. Peran perawat dalam terapi komplementer... 5

B. Ceragem Batu Giok... 6

C. Proses terapi menyembuhkan penyakit... 6

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan... 9

B. Saran... 9

BAB IV DAFTAR PUSTAKA... 10

(4)
(5)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit gout (asam urat) adalah penyakit yang berhubungan dengan tingginya kadar asam urat dalam darah. Seseorang akan di katakan menderita asam urat jika kadar asam urat dalam darahnya di atas 7 mg/dl pada laki- laki dan di atas 6 mg/dl pada wanita. Prevalensi penyakit gout pada populasi di USA diperkirakan 13,6/100.000 penduduk. Sedangkan, di Indonesia sendiri diperkirakan 1,6-13,6/100.000 orang, prevalensi ini meningkat seiring dengan meningkatnya umur (Tjokroprawiro, 2007). Perlu diketahui pula di Indonesia gout diderita pada usia lebih awal dibandingkan dengan negara barat. 32% serangan gout terjadi pada usia dibawah 34 tahun. Sementara di luar negeri rata-rata diderita oleh kaum pria diatas usia tersebut. Di Indonesia, asam urat menduduki urutan kedua setelah osteoartritis. Namun, di Indonesia prevalensi penyakit asam urat belum diketahui secara pasti dan cukup bervariasi antara satu daerah (Dalimarta, 2008).

Penyakit gout terjadi jika timbunan kristal asam urat yang mengendap dalam persendian, meningkat. Peningkatan tersebut, dapat di sebabkan ginjal yang mengalami gangguan membuang asam urat dalam jumlah yang banyak (Wijayakusuma, 2008). Umumnya, gout ini menyerang lutut, tumit dan jempol kaki. Sendi yang terserang tampak bengkak, merah, panas, nyeri di kulit, sakit kepala, dan tidak nafsu makan. Penyebabnya adalah naiknya kadar asam urat dalam darah (Hariana, 2005). Serangan asam urat timbul secara mendadak dan sering terjadi pada malam hari (Wijayakusuma, 2008) . Ini di karenakan, asam urat cenderung akan mengkristal pada suhu dingin (Utami, 2003).

(6)

(Misnadiarly, 2008). Peningkatan kadar asam urat dalam darah (hiperurisemia) disebabkan oleh peningkatan produksi (overproduction), penurunan pengeluaran (underexcretion) asam urat melalui ginjal, atau kombinasi keduanya (Wachjudi, 2006). Bahaya dari penyakit gout ini adalah nyeri dan sakit parah di persendian, asidosis metabolik, batu ginjal, gagal ginjal, pirai, dan penyakit jantung koroner. Dari bahaya-bahaya tersebut, penderita akan mengalami hambatan mobilitas fisik, sehingga perlu dilakukan intervensi keperawatan untuk mengurangi bahaya tersebut.

Solusi yang dapat digunakan adalah melakukan terapi komplementer Ceragem Batu Giok. Berdasarkan dari study kasus, terapi ceragem batu giok cukup efektif menurunkan kadar asam urat dalam tubuh.

B. Rumusan Masalah

a. Apakah yang dimaksud dengan terapi komplementer? b. Apa klasifikasi terapi komplementer?

c. Bagaimana hubungan antara klasifikasi dengan terapi? d. Bagaimana peran perawat dalam terapi komplementer? e. Apakah yang dimaksud dengan Ceragem Batu Giok? f. Bagaimana proses terapi menyembuhkan penyakit?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui apakah yang dimaksud dengan terapi komplementer. 2. Untuk mengetahui apa klasifikasi terapi komplementer.

(7)

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Terapi Komplementer

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), terapi adalah usaha untuk memulihkan kesehatan orang yang sedang sakit, pengobatan penyakit, perawatan penyakit. Komplementer adalah bersifat melengkapi, bersifat menyempurnakan. Pengobatan komplementer dilakukan dengan tujuan melengkapi pengobatan medis konvensional dan bersifat rasional yang tidak bertentangan dengan nilai dan hukum kesehatan di Indonesia. Standar praktek pengobatan komplementer telah diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia.

Menurut WHO (World Health Organization), pengobatan komplementer adalah pengobatan non-konvensional yang bukan berasal dari negara yang bersangkutan, sehingga untuk Indonesia jamu misalnya, bukan termasuk pengobatan komplementer tetapi merupakan pengobatan tradisional. Pengobatan tradisional yang dimaksud adalah pengobatan yang sudah dari zaman dahulu digunakan dan diturunkan secara turun – temurun pada suatu negara.

Terapi komplementer adalah sebuah kelompok dari macam - macam sistem pengobatan dan perawatan kesehatan, praktik dan produk yang secara umum tidak menjadi bagian dari pengobatan konvensional (Widyatuti, 2012).

B. Klasifikasi Terapi Komplementer

1. Mind-body therapy : intervensi dengan teknik untuk memfasilitasi kapasitas berpikir yang mempengaruhi gejala fisik dan fungsi berpikir yang mempengaruhi fisik dan fungsi tubuh (imagery, yogo, terapi musik, berdoa, journaling, biofeedback, humor, tai chi, dan hypnoterapy).

(8)

3. Terapi biologis yaitu natural dan praktik biologis dan hasil-hasilya misalnya herbal, dan makanan.

4. Terapi manipulatif dan sistem tubuh (didasari oleh manupulasi dan pergerakan tubuh misalnya kiropraksi, macam-macam pijat, rolfiing, terapi cahaya dan warna, serta hidroterapi.

5. Terapi energi : terapi yang berfokus pada energi tubuh (biofields) atau mendapatkan energi dari luat tubuh (terapetik sentuhan, pengobatan sentuhan, reiki, external qi gong magnet) terapi ini kombinasi antar energi dan bioelektromagnetik.

C. Hubungan antara klasifikasi dengan terapi

(9)

BAB III

PEMBAHASAN

A. Peran Perawat dalam Terapi Komplementer 1. Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan

(Didukung oleh teori keperawatan berdasarkan Teori Orem (1971). Tujuan keperawatan adalah untuk merawat dan membantu klien mencapai perawatan diri secara total. Nightingale (1860) Tujuan keperawatan untuk pasilitasi proses penyebuhan tubuh dengan memanipulasi lingkungan klien. Rogers (1970) Untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan,mencegah kesakitan, dan merawat serta merehabilitasi klien yang sakit dan tidak mampu dengan pendekatan humanistic keperawatan.)

Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan ini dapat dilakukan perawat dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui pemberian pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan sehingga dapat ditentukan diagnosis keperawatan agar bisa direncakan dan dilaksanakan tindakan yang tepat sesuai dengan tingkat kebutuhan dasar manusia, kemudian dapat dievaluasi tingkat perkembangannya. Pemberian asuhan keperawatan ini dilakukan dari yang sederhana sampai dengan kompleks.

2. Peran Sebagai Advokat (Pembela) Klien

Peran ini dilakukan perawat dalam membantu klien dan keluarga dalam menginterpretasikan berbagia informasi dari pemberi pelayanan atau informasi lain khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan berkaitan dengan terapi komplementer yang diberikan kepada pasiennya, juga dapat berperan mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien yang meliputi hak atas pelayanan sebaik-baiknya, hak atas informasi tentang penyakitnya, hak atas privasi, hak untuk menentukan nasibnya sendiri dan hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian.

(10)

Didukung oleh Teori Peplau (1952). Tujuan keperawatan untuk mengembangkan interaksi antara perawat dan klien. King (1971), tujuan keperawatan untuk memanfaatkan komunikasi dalam membantu klien mencapai kembali adaptasi secara positif terhadap lingkungan. Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan mengenai terapi komplementer, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan, sehingga terjadi perubahan perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan kesehatan.

4. Peran researcher

Mengadakan perencanaan, kerja sama, perubahan yang sistematis dan terarah sesuai dengan metode pemberian pelayanan keperawatan.

B. Ceragem Batu Giok

Ceragem merupakan teknik pengobatan efektif yang menggabungkan perpaduan antara teknologi canggih dunia kedokteran dengan pengobatan tradisional warisan leluhur. Ceragem merupakan pilihan alternatif yang menghubungkan antara teknologi barat dengan pengobatan warisan leluhur. Percampuran antara dua dunia pengobatan itu diyakini menimbulkan sinergi yang ampuh membantu kesembuhan. Disini kita dapat mengetahui apa ceragem itu sendiri, yaitu sebutan alat kesehatan yang menggunakan teknologi sinar infra merah yang dipadukan dengan batu giok dalam balutan mesin berteknologi canggih. Manfaat utama dari pengobatan ceragem sendiri yaitu mampu menyembuhkan beragam penyakit. Seperti gangguan ginjal, kencing manis, sakit jantung, asam urat, darah tinggi, gangguan labung, stoke dan lain-lain.

(11)
(12)

pasien untuk menyadari hal-hal apa yang harus dilakukan guna kesembuhan mereka."Ceragem tidak kenal pantangan, namun lebih membutuhkan kesadaran pasien menjaga diri mereka sendiri.

(13)

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Terapi komplementer adalah sebuah kelompok dari macam - macam sistem pengobatan dan perawatan kesehatan, praktik dan produk yang secara umum tidak menjadi bagian dari pengobatan konvensional.

Berdasarkan penjelasan di atas, ceragem batu giok efektif dalam menurunkan kadar asam urat dalam tubuh.

Peran perawat dalam terapi komplementer, yaitu : peran sebagai pemberi asuhan keperawatan, peran sebagai advokat (pembela) klien, peran edukator, peran researcher.

B. Saran

1. Manfaat bagi mahasiswa untuk menambah pengetahuan di bidang terapi komplementer.

(14)

BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

Andrews, M., Angone, K.M., Cray, J.V., Lewis, J.A., & Johnson, P.H. 1999. Nurse’s Handbook Of Alternative And Complementary Therapies. Pennsylvania : Springhouse

Dalimartha, S. 2008. Resep Tumbuhan Obat Untuk Asam Urat. Depok: Penebar Swadaya.

Fitri. 2014. Terapi Ceragem Beserta Manfaatnya. Diakses dari :

http://sehat.link/terapi-ceragem-beserta-manfaatnya.info

Gusti. 2016. Prinsip Keperawatan Holistik dalam Terapi Komplementer. Diakses dari : http://gustinerz.com/prinsip-keperawatan-holistik-dalam-terapi-komplementer/

Hariana, A. 2005. 812 Resep untuk Mengobati 236 Penyakit. Jakarta: Penebar Swadaya.

Misnadiarly. 2008. Mengenal Penyakit Arthritis. Puslitbang Biomedis Dan Farmasi, Badan Litbangkes , 57.

Smith, S.F., Duell, D.J., Martin, B.C. 2004. Clinical Nursing Skills: Basic to Advanced Skills. New Jersey : Pearson Prentice Hall.

Snyder, M. & Lindquist, R. 2002. Complementary/Alternative Therapies In Nursing. 4th Ed. New York: Springer.

Suhariningsih, Wurlina, DK Meles, Tity P. Kajian Biofisika Terhadap Manfaat Dan Efek Samping Terapi Ceragem. Diakses pada :

http://web.unair.ac.id/admin/file/f_34924_Ceragem.pdf

Sukarmin. 2015. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kadar Asam Urat Dalam Darah Pasien Gout Di Desa Kedungwinong Sukolilo Pati. Diakses Pada : http://download.portalgaruda.org/article.php?

article=356772&val=426&title=FAKTOR-FAKTOR%20YANG

(15)

Widyatuti, W. 2008. Terapi Komplementer dalam Keperawatan. Diakses dari :

http://www.jki.ui.ac.id/index.php/jki/article

(16)

Referensi

Dokumen terkait

a) Bertanggung jawab membantu klien dan keluarga dalam menginterpretasikan informasi dari berbagai pemberi pelayanan dan dalam memberikan informasi lain yang diperlukan

Peran-peran perawat dalam mewujudkan patient safety di rumah sakit dapat dirumuskan antara lain sebagai pemberi pelayanan keperawatan, perawat mematuhi standar pelayanan dan SOP yang

Perawat Perawat dalam Keluarga berencana Dalam keluarga berencana peran perawat adalah membantu pasangan untuk memilih metoda kontrasepsi yang tepat untuk

Peran ini dilakukan perawat dalam membantu klien dan keluarga dalam menginterprestasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan atau informasi

Pendapat lain menyebutkan terapi komplementer dan alternatif sebagai sebuah domain luas dalam sumber daya pengobatan yang meliputi sistem kesehatan,

Arah perkembangan kebutuhan masyarakat dan keilmuan mendukung untuk meningkatkan peran perawat dalam terapi komplementer karena pada kenyat aannya, beberapa terapi

Perawat sebagai salah satu profesional kesehatan, dapat turut serta berpartisipasi Perawat sebagai salah satu profesional kesehatan, dapat turut serta

+ Peran Perawat ◼ Mengkaji kebutuhan pasien akan terapi komplementer ◼ Mnerikan saran kepada terapis dan pasien serta keluarga untuk mempertimbangkan kenis terapi ◼ Memberikan