• Tidak ada hasil yang ditemukan

contoh proposal penelitian PBL (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "contoh proposal penelitian PBL (1)"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

(2)

1.2 Identifikasi Masalah

1. Apakah hasil belajar siswa sangat besar pengaruhnya dari metode pembelajaan yang digunakan guru?

2. Bagaimana cara meningkatkan hasil belajar matematika siswa?

3. Bagaimana cara agar siswa dapat mengaplikasikan materi statistika dan peluang pada kehidupan sehari-hari?

4. Apakah metode pembelajaran PBL mampu meningkatkan hasil belajar siswa?

1.3 Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah yang telah dipaparkan diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini “Apakah terdapat pengaruh menggunakan metode pembelajaran model Problem Based Learning

terhadap hasil belajar matematika siswa?”. 1.4 Rumusan Masalah

1. Apakah penggunaan metode pembelajaran yang berbeda berpengaruh pada hasil belajar siswa?

2. Apakah terdaapat pengaruh metode pembelajaran Problem Based Learning terhadap hasil belajar matematika siswa?

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan diatas, maka tujuan penelitian ini secara umum untuk mengetahui apakah ada pengaruh menggunakan metode pembelajaran Problem Based Learning lebih baik terhadap hasil belajar matematika siswa.

1.6 Manfaat

(3)

1. Manfaat praktis a. Bagi guru

 Memberikan arahan/ bantuan kepada guru sebagai upaya meningkatkan prestasi hasil belajar siswa untuk belajar matematika khususnya materi statistika dan peluang.

 Memberikan informasi bagi guru dalam menentukan metode pembelajaran matematika yang efektif dan cocok untuk mengajarkan statistika dan peluang serta meningkatkan prestasi hasil belajar siswa. b. Bagi siswa

 Meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran statistika dan peluang.

 Membuat siswa lebih menyukai matematika.

 Siswa lebih aktif karena metode pembelajaran yang digunakan mengajak siswa untuk terlibat dalam kegiatan belajar matematika.

2. Manfaat teoritis

(4)

BAB II 2.1 Landasan Teori

1. Hakikat hasil belajar matematika

Hasil pembelajaran adalah produk yang harus ditingkatkan, yang terkait dengan tindakan dan unsur lain, yaitu proses pembelajaran, peralatan/ sarana pendidikan, guru dan siswa itu sendiri (Asrori: 2009). Menurut dewi (2007) hasil belajar adalah salah satu tujuan penelitian untuk mengukur tingkat pemahaman atas materi yang diberikan. Dalam hal ini, penilaian bukan untuk menentukan tingkat kepintaran seorang pelajar, tapi cenderung untuk memberi masukan kepada mereka. penilaian dapat bersifat kognitif (seperti berbagai jenis tes), pengamatan dengan menggunakan berbagai format instrument seperti daftar ceklist, skala sikap, untuk mengukur skala psikomotorik. Menurut para ahli hasil belajar yang dicapai oleh para peserta didik dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu faktor internal dan faktor eksternal (Hallen: 2002). Metode pembelajaran termasuk dalam faktor eksternal, maka setiap guru perlu mengembangkan dan merevisi metode-metode pembelajaran yang sesuai untuk siswa dan materi yang diajarkan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Adapun hasil belajar matematika adalah tingkat penguasaan oleh siswa dalam mempelajari matematika sesuai dengan tujuan kognitif. Hasil belajar siswa dapat diukur langsung menggunakan tes hasil belajar siswa.

Maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar maematika adalah skor tentang hasil belajar untuk tes yang didapatkan siswa setelah menerima pengalaman belajar untuk penilaian bersifat kognitif.

2. Metode pembelajaran problem based learning

(5)

sendiri dan sejauh mana kontribusi dalam berkelompok dengan anggota lain (Rusmono: 2012). Menurut Bound dan Flleti (dalam Wena, 2010) pembelajaran berbasis masalah adalah suatu pendekatan pembelajaran dengan membuat konfrontasi kepada siswa dengan masalah- masalah praktis, berbentuk ill-stuctured atau open-ended melalui stimulus dalam belajar. Finkle dan Trop (1995) menyatakan bahwa problem based learning merupakan pengembangan secara simultan strategi pemecahan masalah dan dasar- dasar pengetahuan dan keterampilan dengan menempatkan peserta didik dalam peran aktif sebagai pemecah permasalahan sehari- hari yang tidak terstruktur dengan baik. H.S Barro (1982) sebagai pakar PBL menyatakan bahwa definisi PBL adalah sebuah metode pembelajaran yang didasarkan pada prinsip bahwa masalah (problem) dapat digunakan sebagai titik awal untuk mendapatkan atau mengintegrasikan ilmu (knowledge) baru. Menurut Elsa (dalam Amir, 2004) Problem Based Learning adalah kurikulum dan proses pembelajaran. Dalam kurikulumnya, dirancang dengan masalah- masalah yang menuntut siswa mendapat pengetahuan yang penting, membuat mereka mahir dalam memecahkan masalah dan memiiki strategi belajar sendiri serta memiliki kecakapan berpartisipasi dalam tim. Maka dapat disimpulkan bahwa PBL adalah metode pembelajaran yang mendorong siswa untuk mengenal cara belajar dan bekerja sama dalam kelompok untuk mencari penyelesaian masalah- masalah dalam dunia nyata. Adapun tahap-tahap metode problem based learning menurut Fogarty (1997) sebagai berikut:

a. Menemukan masalah

(6)

melakukan kajian dan analisis secara cermat terhadap permasalahan dan fakta yang diberikan guru.

b. Mendefinisikan masalah

Guru mendorong dan membimbing siswa untuk menggunakan kecerdasan intrapersonal dan kemampuan awal untuk memahami masalah, siswa berusaha mendefinisikan permasalahan dengan menggunakan parameter yang jelas.

c. Mengumpulkan fakta

Guru membimbing siswa untuk mengumpulakan fakta, melakukan pencarian informasi dengan berbagai cara, dan melakukan pengelolaan informasi.

d. Menyusun hipotesis (dugaan sementara)

Guru membimbing siswa untuk menggunkan kecerasan majemuk untuk menyusun hipotesis sementara terhadap masalah dan alternatif jawaban sementara. Siswa dengan menggunakan kecerdasan interpersonal untuk mengungkapkan pemikirannya dan membuat hubungan- hubungan antara fakta yang ada, serta menggunakan kecerdasan majemuk untuk menyusun hipotesis dan beberapa jawaban alternatif.

e. Melakukan penyelidikan

Dalam membimbing siswa melakukan penyelidikan, guru membuat struktur belajar yang memungkinkan siswa dapat menggunakan berbagai cara untuk mengetahui dan memahami dunianya.

f. Menyempurnakan permasalahan yang telah didefinisikan

Guru membimbing siswa melakukan penyempurnaan terhadap masalah yang telah didefinisikan.

g. Menyimpulkan alternatif pemecahan secara kolaboratif

Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan alternaif pemecahan masalah secara kolaboratif.

(7)

Guru membimbing siswa melakukan pengujian hasil (solusi) pemecahan masalah. Siswa melakukan pengujian hasil (solusi) pemecahan masalah.

2.2 Kerangka Berfikir

Menurut Gagne (dalam Ruseffendi,2005) dalam belajar matematika ada 2 objek yang dapat diperoleh siswa, yaitu objek langsung dan objek tidak langsung. Untuk mengetahui apakah kedua objek tersebut telah diperoleh siswa dapat dinilai dari hasil belajar matematika siswa. hasil belajar matematika adalah skor tentang hasil belajar untuk tes yang didapatkan siswa setelah menerima pengalaman belajar untuk penilaian bersifat kognitif. Menurut para ahli hasil belajar yang dicapai oleh para peserta didik dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Adapun metode pembelajaran termasuk dalam faktor eksternal, maka setiap guru perlu mengembangkan dan merevisi metode- metode pembelajaran yang sesuai untuk siswa dan materi yang diajarkan untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

(8)

2.3 Hipotesis Penelitian

(9)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMAN 3 Karawang pada kelas XI semester 1 tahun ajaran 2015-2016. Perlakuan penelitian dilaksanakan menyesuaikan jadwal pelajaran. Berikut susunan jadwal penelitian:

No Uraian Kegiatan

Bulan/ Minggu ke

Januari Februari Maret April Mei

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

(10)

Desain penelitian yang digunakan sebagai berikut:

Kelompok Prates Perlakuan Pascates XI-MIA 1(KE) 0 Metode PBL X1

XI-MIA 3 (KK) 0 - X2

3.3 Populasi, Sample dan Teknik Sampling

Teknik yang dilakukan untuk memperoleh sampel penelitian adalah teknik

simple random sampling. Populasi target adalah seluruh siswa SMAN 3 Karawang

tahun ajaran 2015/2016. Populasi terjangkau adalah seluruh siswa kelas XI SMAN 3 Karawang. Sampel yang diambil dari populasi terjangkau yaitu sebanyak dua kelas secara acak. Kelas XI-MIA 1 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI-MIA 3 sebagai kelas konrol. Sampel berjumlah 60 siswa yang terdiri dari 30 siswa dari kelas ekperimen dan 30 siswa dari kelas kontrol.

3.4 Metode Pengambilan Data a. Variabel Penelitian

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar matemtika siswa pada materi statistika dan peluang. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode pembelajaran Problem Based Learning pada kelompok eksperimen. Sedangkan variabel kontrol dalam penelitian ini adalah guru mata pelajaran, jumlah jam mata pelajaran, dan materi yang diajarkan. Pembelajaran pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan oleh guru yang sama dengan jumlah jam mata pelajaran yang sama dan materi yang diajarkan sama yaitu statistika dan peluang.

(11)

1. Tes

Dalam teknik ini digunakan butir-butir soal untuk mengumpulkan data mengenai prestasi belajar matematika. Soal tes yang digunakan berbentuk pilihan ganda. Setiap butir soal mempunyai lima alternatif jawaban. Jika siswa menjawab benar diberi nilai 1 dan jika salah atau tidak menjawab diberi nilai 0. Jumlah butir tes yang diujicobakan sebanyak 20 soal, dengan menggunakan analisis butir soal (validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran) untuk memperoleh peringkat pertanyaan yang memiliki kualitas yang memadai. Maka dipilih 15 butir soal yang dipergunakan untuk mengetahui prestasi hasil belajar siswa.

3.5 Instrumen Penelitian

a. Kisi- kisi instrument penelitian

Standar

kompetensi Jenis KM KD Indikator Ci No

statistika dan

Tabel 3.1 kisis- kisi instrument statistika dan peluang

(12)

Validitas suatu butir tes melukiskan derajat kesahihan atau korelasi skor siswa pada butir yangbersangkutan disbanding skor siswa seluruh butir. Validitas butir tes dihitung dengan menggunakan rumus sesuai dengan bentuk tes yang dipakai sebagai berikut:

rxy= N .

XY

(

X

)

(

Y) √¿ ¿ ¿

keterangan:

 Rxy= koefisien korelasi  N= jumlah peserta tes

 X= skor siswa pada tiap butir soal  Y= skor total

2. Reliabilitas soal

Istilah reabilitas memuat arti dapat dipercaya, konsistensi, tegap dan relevan. Cara untuk menilai reabilitas tes dapat dilakukan dengan beberapa cara sesuai dengan bentuk soal. Untuk soal uraian dapat menggunakan cara Cronbach alpha,

R11 =

(

nn

 R11 = Koefisien reliabilitas tes  N= banyaknya butir item tes

Si2= jumlah varians skor dari tiap butir item

(13)

Indeks kesukaran (IK) suatu butir tes melukiskan derajat proporsi jumlah skor jawaban benar pada butir tes yang bersangkutan tehadap jumlah skor idelnya. Indeks kesukaran butir tes diklasifikasikan sebagai: sangat mudah, mudah, sedang, sukar, atau sangat sukar sesuai dengan criteria dan rumus berikut ini:

IK= 2.JBJSA+JBB A. SMI

Dengan keterangan :

 IK : Indeks Kesukaran

JBA : Jumlah skornya dari kelompok atass  JBB : Jumlah skor dari kelompok bawah

JSA : Jumlah sisawa kelompok atas/bawah (27% dari jumlah seluruh peserta tes)

SMI : Skor Maksimal Ideal

4. Daya pembeda

Suatu butir tes dikatakan memiliki daya pembeda yang baik artinya butir tes tersebut dapat membedakan kulitas jawaban antara siswa yang sudah paham dan yang belum paham tentang tugas dalam butir tes tersebut. Perhitungan daya pembeda butir tes menggunakan rumus sebagai berikut:

DP=JBJSAJBB A. SMI

3.6 Teknik Analisis Data

Analisis data penelitian ini merupakan langkah yang sangat penting dalam kegiatan penelitian, analisis data yang benar dan tepat akan menghasilkan kesimpulan yang benar. Analisis data yang dilakukan yaitu:

(14)

Uji prasyarat yang dipakai dalam penelitian ini adalah uji normalitas dan uji homogenitas.

a. Uji Normalitas

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah sampel penelitian ini berasal dari populasi yang normal atau tidak. Uji normalitas menggunakan model liliefors sebagai berikut:

1. Hipotesis

H0 : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal H1 : sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal

2. Tingkat Signifikansi:  = 5%

3. Statistik Uji

L = maks |F(zi) – S(zi)| dan si = Xi−¿X´

s ¿

keterangan: L = koefisien liliefors dari pengamatan zi = skor standar

F(zi) = P(Z ≤ zi) dengan Z ~ N (0,1)

S(zi)| = proporsi cacah z ≤ zi terhadap seluruh zi Dengan criteria pengujian:

Jika LO= Lhitung ¿ Ltabel terima H0, dan

Jika LO= Lhitung ¿ Ltabel tolak H0

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk menguji apakah sampel-sampel tersebut berasal dari populasi yang homogen atau tidak. Uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Bartlett, karena unutk mengetahui apakah populasi penelitian mempunyai variansi yang sama atau tidak.

1. Hipotesis

Ho : 12 = 22 = … = k2 (populasi yang homogen)

(15)

2. Taraf Signifikansi:  = 5%

3. Statistik Uji

Hitung varian gabungan dari semua kelompok sampel:

s2=

(ni−1)si

2

(ni−1)

Hitung harga logaritma varian gabungan dan harga satuan Bartlett (B), dengan rumus:

B=¿

Hitung nilai chi-kuadrat (x2hitung), dengan rumus:

X2hitung=¿

Tentukan haga chi-kuadrat tabel (Xtabel2 ), pada taraf nyata dengan derajat kbebasan (dk)=k-1, yaitu:

Xtabel2 =X(1−α)(K−1)

Menguji hipotesis homogenitas dengan cara membandingkan nilai Xhitung

2

dengan Xtabel2 , dengan criteria pengujian adalah: - tolak HO jika Xhitung

2

>Xtabel

2

- terima HO jika X2hitung<Xtabel2 2. Uji hipotesis:

Analisis data dalam penelitian dilakukan dengan cara membandingkan data antara kelompok eksperimen dengan kelompok control, maka dilakukan pengujian hipotesis komparasi dengan uji-t sebagai berikut:

- Hipotesis: HO : µA ≠ µB HI : µA = µB

µA : rerata data kelompok eksperimen atau rerata peningkatan data kelompok eksperimen

(16)

t= X´A− ´XB

sgab

(

n1 A+

1

nB

)

Dimana

sgab=

(nA−1)sA

2

+(nB−1)sB

2

nA+nB−2 Keterangan:

´

XA= rerata skor kelompok eksperimen ´

XB= rerata skor kelompok kontrol

s2A= varian kelompok eksperimen

s2B= varian kelompok kontrol

nA= banyaknya sampel kelompok eksperimen

nB= banyaknya sampel kelompok control

sgab= simpangan baku gabungan - Kriteria pengujian hipotesis

Tolak HO jika thitung ¿ ttabel dan

Terima HO jika thitung ¿ ttabel

3.7 Hipotesa Statistik

Hipotesis statistic yang digunakan dalam penelitian ini adalah: HO : µA ≠ µB

HI : µA = µB

µA : rerata data kelompok eksperimen atau rerata peningkatan data kelompok eksperimen

Gambar

Tabel 3.1 Jadwal penelitian
Tabel 3.1 kisis- kisi instrument  statistika dan peluang

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan latar belakang masalah diatas dalam penelitian ini, maka dirumuskan masalah sebagai berikut: “ Apakah ada pengaruh penggunaan metode bercerita dengan boneka

Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui apakah ada perbedaan pengaruh model pembelajaran Discovery Learning (DL) dan model pembelajaran Problem Based Learning

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) berbasis media audiovisual terhadap hasil belajar ekonomi

Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, dapat dirumuskan tujuan penelitian sebagai berikut: Tujuan Umum : Untuk mengetahui apakah proses

Berdasarkan uraian perumusan masalah diatas, tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran apakah terdapat hubungan antara personal fable dan perceived

Dipilihnya metode eksperimen ini karena sesuai dengan tujuan umum dari penelitian, yaitu untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penerapan model problem based

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efek samping paparan ekstrak buah maja (Aegle marmelos) terhadap perubahan

Berpedoman pada latar belakang diatas, permasalahan dalam penelitian ini adalah ―Apakah peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis mahasiswa yang mendapat model problem based