• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN LEMPAR LEMBING GAYA HOP MELALUI PENERAPAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN LEMPAR LEMBING GAYA HOP MELALUI PENERAPAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN"

Copied!
81
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN LEMPAR LEMBING GAYA HOP MELALUI PENERAPAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN

(PENELITIAN TINDAKAN KELAS PADA SISWA KELAS VIIIC SMP NEGERI 1

TULUNG TAHUN AJARAN 2010/2011)

SKRIPSI

Oleh : HARI SULISTIO

K4606036

(2)

commit to user

ii SURAKARTA

2011

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN LEMPAR LEMBING GAYA HOP MELALUI PENERAPAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN

(PENELITIAN TINDAKAN KELAS PADA SISWA KELAS VIIIC SMP NEGERI 1

TULUNG TAHUN AJARAN 2010/2011)

Oleh :

HARI SULISTIO K4606036

SKRIPSI

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(3)

commit to user

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Surakarta, 12 Mei 2011

Pembimbing I

Dr. Agus Kristiyanto, M.Pd

Pembimbing II

(4)

commit to user

iv

NIP. 19651128 199003 1 001 NIP.19620518 198702 1 001

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar sarjana pendidikan.

Pada hari :

Tanggal :

Tim Penguji Skripsi :

(Nama Terang) (Tanda Tangan)

Ketua : Drs. H. Mulyono, MM

Sekretaris : Dra. Hanik Liskustyawati, M.Kes

Anggota I : Dr. Agus Kristiyanto, M.Pd

Anggota II : Drs. Bambang Wijanarko, M.Kes

Disahkan oleh:

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Dekan,

(5)

commit to user

NIP. 19600727198702 1 001

ABSTRAK

Hari Sulistio, UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN LEMPAR

LEMBING GAYA HOP MELALUI PENERAPAN ALAT BANTU

PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS VIIIC SMP NEGERI 1

TULUNG KABUPATEN KLATEN TAHUN AJARAN 2010-2011, Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juni. 2011.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: Untuk mengetahui peningkatan kemampuan lempar lembing gaya hop melalui penerapan alat bantu pembelajaran pada siswa kelas VIIIC SMP Negeri 1 Tulung kabupaten klaten tahun ajaran 2010-2011

Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Sumber data dalam penelitian ini siswa kelas XIIIC SMP Negeri 1 Tulung, tahun ajaran 2010/2011 yang berjumlah 36 orang yang terdiri atas 18 siswa putri dan 18 siswa putra. Teknik pengumpulan data dengan obeservasi dan penilaian kemampuan lempar lembing gaya Hop. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah secara deskriptif yang didasarkan pada prosentase.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh simpulan: Model pembelajaran langsung berbantukan media bola berekor,kertas Koran dan bilah, sangat baik untuk meningkatkan kemampuan lempar lembing gaya hop siswa kelas XIIIC SMP Negeri 1 Tulung. Dari hasil analisis yang diperoleh peningkatan yang signifikan dari siklus I, siklus II.prosentase kemampuan siswa sebelum adanya pembelajaran ini yaitu sebesar 36,1%, pada siklus I kemampuan lempar lembing siswa meningkat menjadi 58,33% dan Pada siklus II kemampuan siswa meningkat menjadi 80,55%.

(6)

commit to user

vi

ABSTRACT

Hari Sulistio, EFFORTS IMPROVE PERFORMANCE JAVELIN HOP STYLE THROUGH THE APPLICATION OF LEARNING TOOL IN CLASS VIIIC SMP NEGERI 1 Tulung KLATEN DISTRICT ACADEMIC YEAR 2010-2011, Thesis, Surakarta: Faculty of Teacher Training and Education, University of Surakarta Eleven March, July. 2010.

This study aims to determine the increase in the ability of the javelin style

hops through the implementation of a learning tool on students' classroom VIIIC

SMP Negeri 1 Klaten district Tulung 2010-2011 school year.

This study uses a method Classroom Action Research (PTK). Sources of

data in this study students kelasXIIIC SMP Negeri 1 Tulung, academic year

2010/2011, amounting to 36 students. Data collection techniques by observation

and assessment capabilities Hop javelin style. Data analysis techniques used in

this study is descriptive based on the percentage.

Based on research results obtained conclusions: (1) learning model directly

berbantukan tailed ball media, paper, newspaper and inserts, very good to enhance

the ability of the javelin hop style graders Tulung XIIIC SMP Negeri 1. From the

results of analysis obtained a significant increase of cycle I, the cycle II.prosentase

learning ability of students prior to this that is equal to 36.1%, the cycle I javelin

skills of students increased to 58.33% and the second cycle capacity increase to

Siwa 80.55%.

It is pointed out that direct learning model berbantukan media learning

tools in the form of ball-tailed, paper newspapers and inserts, very good to

enhance the ability of the javelin-hop style on student classroom VIIIC SMP

Negeri 1 Tulung years Doctrine 2010-2011. From the results of analysis obtained

a significant increase of cycle I and cycle II. Results ability javelin style I hop on a

cycle of either category is 58.33% the number of students who completed the 21

students. In cycle II increased the percentage of the category Excellent for

(7)

commit to user

MOTTO

Tataplah masa depanmu dengan keyakinan.

Hidup tanpa teman seperti mati tanpa saksi.

(8)

commit to user

viii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini dipersembahkan kepada : 1. SMP Negeri 1 Tulung

2. Bapak dan Ibu tercinta yang selalu mendoakan aku. 3. Kakak dan adikku serta keponakanku nisa tersayang. 4. Candra Rini Agustina yang selalu mensuport aku. 5. Teman-teman penjaskesrek Angkatan 2006

(9)

commit to user

KATA PENGANTAR

Dengan diucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah Nya, sehingga dapat diselesaikan penulisan

skripsi ini.

Disadari bahwa penulisan skripsi ini banyak mengalami hambatan, tetapi

berkat bantuan dari beberapa pihak maka hambatan tersebut dapat diatasi. Oleh

karena itu dalam kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih kepada yang

terhormat:

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. Agus Margono, M.Kes selaku Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan

Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

3. Drs. H. Sunardi, M.Kes selaku Ketua Program Pendidikan Jasmani, Kesehatan

dan Rekreasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas

Maret Surakarta

4. Dra. Hanik Liskustyawati, M.Kes. selaku pembimbing Akademik yang telah

memberikan bimbingan dan pengarahan selama kuliah.

5. Dr. Agus Kristiyanto, M.Pd, selaku pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi.

6. Drs. Bambang Wijanarko, M.Kes, selaku pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi.

7. Keluarga besar SMP Negeri 1 Tulung Kabupaten Klaten.

8. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.

Semoga segala amal baik tersebut mendapatkan imbalan dari Tuhan Yang

Maha Esa. Akhirnya berharap semoga hasil penelitian yang sederhana ini dapat

(10)

commit to user

x

Surakarta, Juli 2011

Hari Sulistio

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Halaman Pengesahan ... ii

Persetujuan ... iii

Pengesahan ... iv

Abstrak ... v

Motto ... vi

Persembahan... vii

Kata Pengantar... viii

Daftar Isi... ix

Daftar Tabel... xi

Daftar Gambar ... xii

Daftar Lampiran... xiii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Pembatasan Masalah ... 8

D. Rumusan Masalah ... 8

E. Tujuan Penelitian... 8

F. Manfaat Hasil Penelitian... 8

BAB II. LANDASAN TEORI ... 10

(11)

commit to user

1. Lempar Lembing... 10

2. Pembelajaran ... 12

3. Media Pembelajaran... 17

4. Alat Bantu Pembelajaran... 20

B. Kerangka Pemikiran ... 23

C. Hipotesis ... 26

BAB III. METODE PENELITIAN ... 27

A. Setting Penelitian... 27

1. Waktu Penelitian... 27

2. Tempat Penelitian ... 27

3. Siklus PTK ... 28

B. Persiapan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)... 28

C. Subjek Penelitian ... 28

D. Sumber Data... 28

E. Teknik dan Alat Pengumpulan Data... 29

F. Analisis Data... 30

G. Prosedur Penelitian ... 30

H. Proses Penelitian ... 32

Daftar Pustaka ... 35

(12)

commit to user

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Rincian kegiatan waktu dan jenis kegiatan penelitian ... 27

Tabel 2. Teknik dan alat pengumpulan data ... 29

Tabel 3. Presentase target capaian ... 34

Tabel 4. Deskripsi kondisi awal ... 35

(13)

commit to user

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Karakteristik gerak dasar lempar lembing ... 11

Gambar 2. Rangkaian gerak lempar lembing gaya hop ... 12

Gambar 3. Pembelajaran lempar lembing dengan kertas Koran ... 22

(14)

commit to user

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Hasil keterampilan lempar lembing ... 69

Lampiran 2. Catatan lapangan ... 75

Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 88

(15)

commit to user

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem

pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek

kesehatan, kebugaran jasmani, keterampilan berfikir kritis, stabilitas emosional,

keterampilan sosial, penalaran dan tindakan moral melalui aktivitas jasmani dan

olahraga. Pendidikan jasmani merupakan bagian dari pendidikan secara umum. Ia

merupakan salah satu dari subsistem-subsistem pendidikan. Pendidikan jasmani

dapat didefinisikan sebagai suatu proses pendidikan yang ditujukan untuk

mencapai tujuan pendidikan melalui gerak fisik. Menurut Toho Cholik dan Rusli

Lutan (2001), bahwa pendidikan jasmani merupakan serangkaian materi pelajaran

yang memberikan kontribusi nyata dalam kehidupan sehari-hari dalam upaya

meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan jasmani rohani peserta didik. Oleh

karena itu pendidikan jasmani harus diutamakan mengingat mempunyai tujuan

yang penting dalam pengembangan pembelajaran. Banyak yang mengagap,

kurang penting mengikuti mata pelajaran pendidikan jasmani, dikarenakan belum

mengerti peran dan fungsi pendidikan jasmani.

Maka dari itu pendidikan olahraga merupakan pendidikan yang utama

untuk menunjang prestasi siswa. Untuk menciptakan proses pembelajaran yang

sehat dalam dunia pendidikan harus meliputi beberapa hal sebagai berikut.

Menurut Rachmat Djatun (1990: 35) adalah: (1) Anak Didik (2) Pendidik (3)

Tujuan Pendidikan (4) Alat Pendidikan (5) Lingkungan

Pendidikan.komponen-komponen tersebut harus ada di dalam berlangsungnya proses pembelaran.

Komponen-komponen diatas harus ada didalam berlangsungnya suatu

pendidikan. Jadi pendidikan tidak akan berarti apabila tidak ada yang di didik,

(16)

commit to user

2

yang menjalankan pendidikan tersebut, serta pendidikan tidak ada gunanya kalau

tidak ada tujuan.

Pendidikan jasmani di sekolah harus memenuhi konsep-konsep diatas,

dan mempunyai tujuan tertentu yang mengarah ke tujuan pendidikan.Yaitu

meningkatkan kesegaran jasmani dan daya tahan tubuh siswa, dengan bugarnya

kondisi siswa akan mempengaruhi tingkat belajar siswa serta minat dalam

mengikuti pembelajaran.

Salah satu masalah utama dalam pendidikan jasmani di Indonesia hingga

dewasa ini ialah belum efektifnya pengajaran pendidikan jasmani di

sekolah-sekolah, kondisi rendahnya kualitas pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah

lanjutan telah dikemukakan didalam berbagai forum oleh beberapa pengamat. Hal

ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya ialah terbatasnya kemampuan

guru pendidikan jasmani dan terbatasnya sumber-sumber yang digunakan untuk

mendukung proses pengajaran pendidikan jasmani. Kualitas guru pendidikan

jasmani yang ada pada sekolah lanjutan pada umumnya kurang memadai. Guru

kurang mampu dalam melaksanakan profesinya secara profesional, kurang

berhasil melaksanakan tanggung jawab untuk mengajar dan mendidik siswa

secara sistematik melalui gerakan pendidikan jasmani yang mengembangkan

kemampuan dan ketrampilan secara menyeluruh baik fisik, mental maupun

intelektual. Benar bahwa mengingat kebanyakan guru pendidikan jasmani di

sekolah menengah pertama kurang kreatif dalam memberikan model

pembelajaran. Kebanyakan guru penjas hanya menekenkan hasil akhir tanpa

memperhatikan proses pembelajaran.hal ini akan berdampak buruk bagi siswa

karena kurangnya pengetahuan yang di berikan oleh guru dan secara tidak

langsung akan mempengaruhi kinerja guru tersebut serta tujuan pendidikan

jasmani tidak akan tercapai, hal tersebut akan merusak citra guru penjas dimata

siswa.

Gaya mengajar yang dilakukan oleh guru dalam praktek pendidikan

jasmani cenderung tradisional, atau hanya menggunakan satu gaya mengajar saja,

sehingga membuat situasi pembelajaran monoton dan membuat siswa jenuh untuk

(17)

3

teacher centereddimana para siswa melakukan latihan fisik berdasarkan perintah

yang ditentukan oleh guru. Latihan-latihan tersebut tidak pernah dilakukan anak

sesuai inisiatif sendiri.

Guru cenderung menggunakan pendekatan yang mendasarkan pada olah

raga prestasi dalam pembelajarannya, sehingga dalam proses pembelajaranya jelas

beda dari penjas itu sendiri, tujuan utamanya bukan proses melainkan hasil akhir

sebuah penilaian. Dalam pendekatan ini guru menentukan tugas-tugas bagi siswa

melalui kegiatan fisik tak ubahnya seperti latihan olahraga. Biasanya tujuan

pembelajaran ditekankan pada penguasaan yang mengarah pada pencapaian

tujuan prestasi tanpa melakukan modifikasi baik dalam peraturan, ukuran

lapangan maupun jumlah pemain. Pendekatan seperti ini membuat siswa kurang

senang bahkan merasa frustasi untuk melakukan program pendidikan jasmani,

karena mereka tidak mampu dan sering gagal untuk melaksanakan tugas yang

diberikan dalam bentuk yang kompleks. Untuk itu kebutuhan untuk memodifikasi

olahraga sebagai suatu pendekatan alternatif dalam pengajaran pendidikan

jasmani, mutlak perlu dilakukan. Guru harus memiliki kemampuan untuk

memodifikasi ketrampilan yang hendak diajarkan agar sesuai tingkat

perkembangan siswa. Guru dituntut harus lebih kreatif, inovatif dalam

menciptakan pembelajaran, yang akan diberikan kepada siswa, sehingga tercipta

pembelajaran yang aktif bagi siswa, atau menyenangkan tanpa meninggalkan

tujuan pembelajaran tersebut.

Banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa yang salah

satunya kurang kreatifnya guru pendidikan jasmani dalam membuat dan

mengembangkan media pembelajaran yang sederhana, guru kurang akan

model-model pembelajaran sehingga proses pembelajaran kurang menarik bagi siswa

sehingga tercipta pembelajaran yang membosankan buat siswa.

Berdasarkan hasil observasi pra penelitian yang dilakukan peneliti di

SMP Negeri 1 Tulung kelas VIIIC, siswa-siswi di kelas tersebut masih mengalami

kesulitan dalam melakukan teknik lempar lembing gaya hop. Sebagian besar

siswa belum menguasai cara melakukan lemparan dan juga melakukan gerakan

(18)

commit to user

4

siswa dapat diketaui bahwa nilai rata-rata yang diperoleh siswa kelas VIIIC SMP

Negeri 1 Tulung dalam kegiatan pembelajaran lempar lembing gaya hop.Dari

jumlah siswa sebanyak 36 terdiri dari 18 siswi dan 18 siswa dengan hanya 13

siswa saja yang telah mencapai ketuntasan.Rata-rata nilai kelas menunjukan

angka 36.1% dari jumlah siswa mendapat nilai dibawah 70. Besar jumlah rata-rata

dan nilai siswa yang mendapat nilai dibawah 70 menjadi bukti kongkrit bahwa

hasil belajar siswa-siswi di kelas VIIIC belum mencapai batas ketuntasan belajar

siswa yang dipatok pada angka 70. Menunjukan proses pembelajaran yang belum

melibatkan siswa secara aktif, guru masih menjadi pusat pembelajaran, kurangnya

model pembelajaran, gaya mengajar serta modifikasi dan media pembelajaran

yang masih kurang untuk mencapai tujuan pendidikan. Penyebab masalah belajar

dapat bersumber dari faktor interen dan ekstern, faktor dari dalam individu

sendiri atau interen, misalnya motivasi dan antusiasme siswa terhadap materi

pembelajaran. Sedangkan faktor eksternal mencakup keluarga dan lingkungan

sekitar yang dapat berupa guru, lingkungan, materi, media, dan metode yang

digunakan guru. Kurangnya partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran akan

menurunkan tingkat keberhasilan siswa dalam belajar, oleh karena itu diperlukan

suatu tindakan yang mampu melibatkan peran aktif siswa dalam mengikuti

pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut.

Hasil observasi dan wawancara salah satu guru mata pelajaran pedidikan

jasmani di SMP Negeri 1 Tulung menunjukan bahwa siswa-siswi SMP tersebut

secara umum memiliki kemampuan menengah ke bawah, disamping beberapa

siswa memiliki intelegensi diatas rata-rata. Dalam sebuah observasi kelas, dapat

diketahui bahwa siswa-siswi di kelas VIIIC memiliki minat dan motivasi yang

kurang terhadap pelajaran pendidikan jasmani. Masih tampak beberapa siswa

yang mengobrol dengan temannya sendiri, mengantuk, malas-malasan dalam

mengerjakan yang diberikan oleh guru. Sebagian besar siswa mengeluh dan

merasa tidak mampu mengerjakan tugas yang diberikan.

Media yang digunakan guru pendidikan jasmani di SMP Negeri 1

Tulung masih sangat terbatas dan belum mampu membangkitkan kesenangan

(19)

5

siswa memahami materi ajar memaksa guru harus lebih banyak menggunakan

metode, agar siswa dapat memahami materi ajar meskipun hanya dengan

dukungan media yang terbatas.

Mempertimbangkan tingkat kemampuan siswa dalam menerima materi

pembelajaran berbeda antara satu siswa dengan siswa yang lain, guru perlu

mengembangkan metode dan media pembelajaran yang dapat mempermudah

siswa menerima pelajaran dengan baik. Sebuah media yang tidak hanya dapat

diterima oleh siswa yang memiliki tingkat pemahaman yang tinggi, tetapi juga

mempertimbangkan efektifitas media bagi mereka yang memiliki tingkat

pemahaman yang masih kurang.

Dalam memilih sebuah media alat bantu, seorang guru juga harus

mempertimbangkan tingkat keekonomisan media yang akan digunakan. Biaya

yang digunakan harus seimbang dengan yang akan diperoleh. Diutamakan

penggunaan media dengan biaya pengeluaran seminimal mungkin tetapi memiliki

banyak manfaat dan keunggulan dalam proses pembelajaran, materi yang

diberikan juga harus sesuai dengan tingkat pemahaman siswa, berisi hal-hal yang

dekat dengan siswa, dan sebaiknya menarik perhatian siswa.

Modifikasi pendidikan jasmani dapat dilakukan dengan penekanan pada

berbagai aspek seperti materi, alat, ukuran lapangan, bentuk, jumlah pemain.

Dengan modifikasi pembelajaran bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar,

minat atau partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran, menciptakan suasana

pembelajaran yang menyenangkan dan tidak membosankan bagi siswa.

Salah satu pendekatan dalam pembelajaran yang dapat digunakan dalam

hal ini adalah pendekatan pembelajaran dengan menggunakan alat bantu berupa

media (bola berekor, kertas koran bekas) yaitu suatu pendekatan pembelajaran

yang dapat membantu siswa mempelajari ketrampilan dasar dalam mempelajari

teknik dasar. Model pembelajaran dengan pendekatan alat bantu tersebut

dirancang secara khusus untuk mengembangkan belajar siswa tentang

pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik dan dapat dipelajari

(20)

commit to user

6

Alat bantu berupa bola berekor, kertas koran bekas dalam sebuah

pembelajaran akan membuat siswa lebih mudah menangkap materi ajar yang

diberikan oleh guru. Dengan alat bantu tersebut dapat mengubah suasana menjadi

lebih santai dan menyenangkan, bahkan siswa bisa tertarik untuk saling

berkompetisi melewati alat bantu tersebut. Keadaan ini akan membantu

menumbuhkan motivasi dan antusiasme terhadap materi ajar lempar lembing gaya

hop karena para siswa cenderung lebih menyukai suasana kelas yang santai dari

pada yang serius.

Dalam penelitian ini, modifikasi pendidikan jasmani difokuskan pada

aspek media-alat yaitu modifikasi pembelajaran lempar lembing gaya hop. Secara

umum kendala yang sering dihadapi guru dalam pembelajaran lempar lembing

adalah kerterbatasan alat/tempat. Untuk mengatasi hal tersebut guru harus kreatif

untuk membuat strategi belajar yang baik, yaitu berupa modifikasi alat, tempat,

model gaya mengajar lempar lembing gaya hop yang mendukung jalannya

pembelajaran tanpa meninggalkan tujuan pembelajaran.

Penelitian tindakan kelas ini, akan mencoba modifikasi alat

pembelajaran dalam pendidikan jasmani pada siswa kelas VIIIC SMP Negeri 1

Tulung tahun ajaran 2010/2011 dengan materi teknik dasar lempar lembing gaya

hop. Pembelajaran dengan pendekatan alat bantu berupa bola berekor, koran

bekas bekas,untuk meningkatkan hasil lempar lembing gaya hop yang lebih baik

dilakukan oleh siswa. Selain itu modifikasi pembelajaran ini untuk meningkatkan

peran aktif siswa, partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran lempar lembing

gaya hop. Dengan penerapan modifikasi pembelajaran pendidikan jasmani yang

dilakukan peneliti diharapkan dapat memecahkan atau memberi jalan keluar yang

dihadapi guru dalam proses pembelajaran lempar lembing gaya hop.

Tujuan modifikasi pembelajaran lempar lembing gaya hop adalah agar

siswa suka, senang mengikuti pembelajaran. Dengan perasaan suka akan

pembelajaran tersebut membuat siswa menjadi aktif dan antusias dalam

pembelajaran serta lebih mudah menguasai materi yang diajarkan.

Guru dalam mengajarkan lempar lembing gaya hop harus membuat

(21)

é

-»®¬¿ °»®¿´¿¬¿²ô -«-«²¿² µ»´±³°±µô ¹»®¿µ¿² ¬»µ²·µ ¼¿-¿® §¿²¹ ª¿®·¿¬·º -»¸·²¹¹¿

³»³¾«¿¬ -·¬«¿-· °»³¾»´¿¶¿®¿² §¿²¹ ´»¾·¸ ³»²§»²¿¹µ¿² ¼¿´¿³ °®±-»-

°»³¾»´¿¶¿®¿² ´»³°¿® ´»³¾·¹ò

Ü¿®· °»®³¿-¿´¿¸¿² «³«³ §¿²¹ ¼·¸¿¼¿°· ¹«®« °»²¶¿- ¼¿´¿³

³»²§¿³°¿·µ¿² ³¿¬»®· µ¸«-«-²§¿ ¬»µ²·µ ¼¿-¿® ´»³°¿® ´»³¾·²¹ ¹¿§¿ ¸±°ô ³¿µ¿

°»²»´·¬· ³»®¿-¿ ¬»®¬¿®·µ ³»´¿µ«µ¿² °»²·´·¬·¿² ¬·²¼¿µ¿² µ»´¿- øÐÌÕ÷ °¿¼¿ -·-©¿

µ»´¿- Ê×××Ý ÍÓÐ Ò»¹»®· ï Ì«´«²¹ ¼»²¹¿² ¶«¼«´ Ë°¿§¿ Ó»²·²¹µ¿¬µ¿²

Õ»³¿³°«¿² Ô»³°¿® ´»³¾·²¹ Ù¿§¿ ر° Ó»´¿´«· л²»®¿°¿² ß´¿¬ Þ¿²¬«

л³¾»´¿¶¿®¿² øл²»´·¬·¿² Ì·²¼¿µ¿² Õ»´¿-÷ п¼¿ Í·-©¿ Õ»´¿- Ê×××Ý ÍÓÐ Ò»¹»®· ï

Ì«´«²¹ Ì¿¸«² ߶¿®¿² îðïðñîðïï ò л®³¿-¿´¿¸¿² ·²· °»²»´·¬· ¬»³«µ¿² µ»¬·µ¿

±¾-»®ª¿-· ¼· ÍÓÐ Ò»¹»®· ï Ì«´«²¹ §¿·¬« °»³¾»´¿¶¿®¿² ´»³°¿® ´»³¾·²¹ ¹¿§¿ ¸±°ò

B. Identifikasi Masalah

Þ»®¼¿-¿®µ¿² ´¿¬¿® ¾»´¿µ¿²¹ §¿²¹ ¬»´¿¸ ¼·µ»³«µ¿µ¿² ¼·¿¬¿- ¼¿°¿¬

¼··¼»²¬·º·µ¿-· ³¿-¿´¿¸ -»¾¿¹¿· ¾»®·µ«¬æ

1. Þ¿²§¿µ µ»²¼¿´¿ §¿²¹ ¼·¸¿¼¿°· ¼¿´¿³ °»³¾»´¿¶¿®¿² ´»³°¿® ´»³¾·²¹ ¹¿§¿ ¸±° ¼· µ»´¿- Ê×××Ý ÍÓÐ Ò»¹»®· ï Ì«´«²¹ ò

2. Ø¿-·´ ¾»´¿¶¿® ´»³°¿® ´»³¾·²¹ ¹¿§¿ ¸±° -·-©¿ µ»´¿- Ê×××Ý ÍÓÐ Ò»¹»®· ï Ì«´«²¹ ³¿-·¸ ®»²¼¿¸ò

3. Þ»´«³ ¼·µ»¬¿¸«· »º»µ¬·º·¬¿- °»²»®¿°¿² ¿´¿¬ ¾¿²¬« ¬»®¸¿¼¿° ¸¿-·´ ¾»´¿¶¿® ´»³°¿® ´»³¾·²¹ ¹¿§¿ ¸±°ò

4. Ю±-»- °»³¾»´¿¶¿®¿² §¿²¹ ¾»®´¿²¹-«²¹ ¼· µ»´¿- Ê×××Ý ÍÓÐ Ò»¹»®· ï Ì«´«²¹ ¾»´«³ ³»²½¿°¿· ¸¿-·´ §¿²¹ ±°¬·³¿´ò Í»¸·²¹¹¿ °»®´« °»²¼»µ¿¬¿² °»³¾»´¿¶¿®¿²

§¿²¹ ¾¿·µ ¼¿² ¬»°¿¬ò

(22)

commit to user

8

C. Pembatasan Masalah

Sehubungan dengan luasnya permasalahan yang timbul dari identifikasi

masalah maka pembatasan masalah perlu dilakukan guna memperoleh kedalaman

kajian dan menghindari perluasan masalah. Pembatasan masalah dalam penelitian

sebagai berikut:

1. Siswa kelas VIIIC SMP Negeri 1 Tulung belum menguasai teknik lempar

lembing gaya hop.

2. Hasil belajar lempar lembing gaya hop siswa kelas VIIIC SMP Negeri 1

Tulung masih rendah.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah maka

permasalahan yang menjadi pokok penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:

Bagaimanakah penerapan alat bantu dalam pembelajaran penjasorkes dapat

meningkatkan kemampuan lempar lembing gaya hop pada siswa kelas VIIIC SMP

Negeri 1 Tulung ?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah disampaikan di atas, tujuan

penelitian ini adalah:

Untuk mengetahui peningkatan kemampuan lempar lembing gaya hop melalui alat

bantu pembelajaran pada siswa kelas VIIIC SMP Negeri 1 Tulung tahun ajaran

2010/2011.

F. Manfaat Penelitian

Setelah penelitian ini selesai, diharapkan mempunyai manfaat sebagai

berikut:

1. Bagi Guru penjas SMP Negeri 1 Tulung Kabupaten Klaten

a. Untuk meningkatkan kreatifitas guru disekolah dalam membuat dan

(23)

9

b. Sebagai bahan masukan guru dalam memilih alternative pembelajaran

yang akan dilakukan.

c. Untuk meningkatkan kinerja guru dalam menjalankan tugasnya secara

profesional.

2. Bagi Siswa kelas VIIIC

a. Menciptakan suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan dan

meningkatkan peran aktif siswa dalam mengikuti pembelajaran penjas,

serta meningkatkan hasil belajar lempar lembing gaya hop.

b. Dapat meningkatkan kemampuan lempar lembing gaya hop, serta

(24)

commit to user

ïð

BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Lempar Lembing

a. Pengertian Lempar Lembing

Ó»²«®«¬ Ç«¼¸¿ Óò Í¿°«¬®¿ øîððïæ êé÷ °»²¹»®¬·¿² ´»³°¿® ´»³¾·²¹ ¿¼¿´¿¸

Ÿ³»®«°¿µ¿² -¿´¿¸ -¿¬« µ»³¿³°«¿² ¼¿´¿³ ³»´»³°¿®µ¿² ¾»²¼¿ ¾»®¾»²¬«µ

´»³¾·²¹ô -»¶¿«¸ ³«²¹µ·² ò Í»¼¿²¹µ¿² ³»²«®«¬ ܶ«³·¼¿® øîððéæ íòìî÷ ´»³°¿®

¿¼¿´¿¸ Ÿ¹»®¿µ¿² §¿²¹ ³»²§¿´«®µ¿² ¬»²¿¹¿ °¿¼¿ -«¿¬« ¾»²¼¿ §¿²¹ ³»²¹¸¿-·´µ¿²

¼¿§¿ °¿¼¿ ¾»²¼¿ ¬»®-»¾«¬ ¼»²¹¿² ³»³·´·µ· µ»µ«¿¬¿² µ» ¼»°¿² ¿¬¿« µ» ¿¬¿- ò

Ü¿®· °»²¹»®¬·¿² §¿²¹ ¼·¾»®·µ¿² °¿®¿ ¿¸´· ¬»®-»¾«¬ ¼¿°¿¬ ¼·¬¿®·µ µ»-·³°«´¿²

¾¿¸©¿ °»²¹»®¬·¿² ´»³°¿® ´»³¾·²¹ ¿¼¿´¿¸ ³»®«°¿µ¿² -¿´¿¸ -¿¬« µ»³¿³°«¿²

¼¿´¿³ ³»´»³°¿®µ¿² ¾»²¼¿ ¾»®¾»²¬«µ ´»³¾·²¹ô -»¶¿«¸ ³«²¹µ·²ò

b. Teknik Dasar Lempar Lembing

Ó»²«®«¬ Ç«¼¸¿ Óò Í¿°«¬®¿ øîððïæ êéóêè÷ ³»²§¿¬¿µ¿² ¾¿¸©¿ ¬»µ²·µ ¼¿-¿®

³»´¿µ«µ¿² ´»³°¿® ´»³¾·²¹ ¿¼¿´¿¸ -»¾¿¹¿· ¾»®·µ«¬ æ

ï÷ Ó»²¹¸¿¼¿° ¿®¿¸ ´»³°¿®¿²

Í¿¿¬ ³»²¹¸¿¼¿° ¿®¿¸ ´»³°¿®¿²ô ¾¿¸« ¼¿² °·²¹¹«´ ´«®«- µ» ¼»°¿²ò

Ô»³¾·²¹ ³»²¹¿®¿¸ µ» ¿®¿¸ ´»³°¿®¿²ò Í·-©¿ ³»²¹¹»®¿µµ¿² ´»³¾·²¹ µ» ¾»´¿µ¿²¹

¼»²¹¿² ¬¿²¹¿² ´«®«-ô -»³»²¬¿®¿ «¶«²¹ ´»³¾·²¹ ¼·¿²¹µ¿¬ µ» -«¼«¬ ´·²¬¿-¿²ò Þ¿¸«

¾»®°«¬¿® çðž µ» µ¿²¿² ¼¿² °·²¹¹«´ ¬»¬¿° ³»²¹¸¿¼¿° ¿®¿¸ ´»³°¿®¿²ò

î÷ Ô¿²¹µ¿¸ ³»²§·´¿²¹

Õ¿µ· µ¿²¿² ³»´¿²¹µ¿¸ ³»²§·´¿²¹ ¼· ¼»°¿² µ¿µ· µ·®·ò ײ· ³»³¾¿²¬«

³»²¹¹»®¿µµ¿² µ¿µ· ³»²¼¿¸«´«· ¾¿¼¿²ô ³·®·²¹µ¿² ¬«¾«¸ ¼¿² ³»³¾¿©¿ ¾¿¸« ¼¿²

¬¿²¹¿² §¿²¹ ³»³»¹¿²¹ ´»³¾·²¹ -»¶¿«¸ ³«²¹µ·² µ» ¾»´¿µ¿²¹ò

í÷ б-·-· Ó»´»³°¿®

Õ¿µ· µ·®· ³»´¿²¹µ¿¸ µ» ´«¿® ¼»²¹¿² °±-·-· ³»´»³°¿® ¼»²¹¿² ¬«³·¬

³»²§»²¬«¸ °»®³«µ¿¿² ¬¿²¿¸ ¬»®´»¾·¸ ¼¿¸«´«ò з²¹¹«´ ¾»®°«¬¿® µ» µ¿²¿² -»¸·²¹¹¿

°·²¹¹«´ µ·®· ¼·¿®¿¸µ¿² µ»¿®¿¸ ´»³°¿®¿²ò Õ¿µ· §¿²¹ ¾»®¿¼¿ ¼·¾»´¿µ¿²¹ ¼·¬»µ«µ

(25)

ïï

°¿¼¿ ´«¬«¬ ¼¿² ¼·°«¬¿® µ» -¿³°·²¹ ´«¿®ò Ì«¾«¸ ¼·³·®·²¹µ¿² µ» ¾»´¿µ¿²¹ ¼¿²

¬¿²¹¿² §¿²¹ ³»´»³°¿® ¼·´«®«-µ¿² -»°»²«¸²§¿ò

ì÷ Ô»³°¿®¿²

Ô«¬«¬ µ¿²¿² ¼·°«¬¿® ¼»²¹¿² µ«¿¬ µ»¿®¿¸ ´»³°¿®¿² ¼¿² ³»³¿µ-¿ °·²¹¹«´

¾»®¹»®¿µ µ»¿®¿¸ §¿²¹ -¿³¿ò з²¹¹«´ ¼··µ«¬· ±´»¸ ¼¿¼¿ô ¼·¼±®±²¹ µ» ¼»°¿² ¼»²¹¿²

°¿µ-¿ -»¸·²¹¹¿ ¬«¾«¸ ³»²¶¿¼· -»°»®¬· ¾«-«®ò Ì¿²¹¿² §¿²¹ ³»³»¹¿²¹ ´»³¾·²¹ô

-»µ¿®¿²¹ ¾»®¬·²¼¿µ -»¾¿¹¿· «¶«²¹ °»½«¬ §¿²¹ ¼·¬¿®·µ µ» ¼»°¿² °¿¼¿ µ»½»°¿¬¿²

¬·²¹¹· ¼· ¿¬¿- ¾¿¸«ò Ì«¾«¸ ¾»®¹»®¿µ µ» ¿¬¿- µ¿µ· µ·®· §¿²¹ ´«®«-ô ¼¿² ´»³¾·²¹

¼·´»°¿-µ¿² ¼·¼»°¿² µ»°¿´¿ -·-©¿ò

ë÷ Í·µ¿° ßµ¸·®

Í»¬»´¿¸ ´»³¾·²¹ ¼·´»°¿-µ¿²ô -·-©¿ ¬»®«- ¾»®¹»®¿µ µ» ¼»°¿² ¼»²¹¿²

³»³¾¿©¿ µ¿µ· µ¿²¿² µ» ¼»°¿² ¼¿² ³»²»³°¿¬µ¿²²§¿ ¼·¼»°¿² µ¿µ· µ·®·ò Ù»®¿µ¿²

·²· ³»²¿¸¿² ¹»®¿µ¿² ³¿¶« ¼¿² ³»²½»¹¿¸ -·-©¿ ³»´¿µ«µ¿² °»´¿²¹¹¿®¿²ò

Ù¿³¾¿® ïò Õ¿®¿µ¬»®·-¬·µ Ù»®¿µ Ü¿-¿® Ô»³°¿® Ô»³¾·²¹

øÇ«¼¸¿ Óò Í¿°«¬®¿òô îððïæ êç÷

c. Lempar Lembing Gaya Hop ( Jingkat)

Ý¿®¿ ³»´¿µ«µ¿² ¹¿§¿ ¸±° ·²· ¿¼¿´¿¸ -»¬»´¿¸ ³»²¹¿³¾·´ ¿©¿´¿² ´¿®· ½»°¿¬ô

³¿µ¿ °¿¼¿ -¿¿¬ µ¿µ· µ¿²¿² -¿³°¿· °¿¼¿ ¬¿²¼¿ §¿²¹ ¬»´¿¸ ¼·¬»²¬«µ¿² ¬¿²¹¿² µ¿²¿²

³«´¿· ¬»´¿¸ -»¼·µ·¬ ¼·´«®«-µ¿² µ» ¾»´¿µ¿²¹ ¾¿©¿¸ò Õ»³«¼·¿² -¿¿¬ µ¿µ· µ·®·

³»´¿²¹µ¿¸ ¼¿² ³»²¼¿®¿¬ô ³¿µ¿ ¼»²¹¿² ¬«³°«¿² µ¿µ· µ¿²¿² ¬¿¼· ¹»®¿µ¿²

Ÿ¾»®¶·²¹µ¿¬ ¼·´¿µ«µ¿²ô ³»²¼¿®¿¬ ¼»²¹¿² µ¿µ· µ¿²¿² ¬»®´»¾·¸ ¼¿¸«´« ¼¿² µ¿µ· µ·®·

´¿²¹-«²¹ ¼·¿§«² -»´»¾¿® ¼¿² -»¶¿«¸ ³«²¹µ·² µ» -¿³°·²¹ µ·®·ò Í¿¿¬ µ¿µ· µ·®·

³»²¼¿®¿¬ô µ¿µ· µ¿²¿² ¼·¬»µ«µ ¸·²¹¹¿ ¾¿¼¿² ¾»²¿®ó¾»²¿® ½±²¼±²¹ µ» µ¿²¿² ¼¿²

¾»®¿¬ ¾¿¼¿² -»¾¿¹·¿² ¾»-¿® ¶«¹¿ °¿¼¿ µ¿µ· µ¿²¿²ò п¼¿ -¿¿¬ ·²· ´»²¹¿² µ¿²¿²

(26)

commit to user

12

sudut lemparan dan tangan kiri tetap diangkat relak. Saat inilah terjadi sikap

melempar yang sebenarnya. Selanjutnya dengan didahului tekukan siku kanan

segera lembing dibawa ke depan serong atas lewat di atas bahu. Gerakan menekuk

siku kanan hampir bersamaan dengan meluruskan kaki kanan. Selanjutnya

bersamaan dengan terkedangnya kaki kiri sikap tangan kanan sudah benar-benar

lurus ke sudut lemparan, saat inilah lembing dilepaskan. Terlepasnya lembing tadi

segera diikuti oleh kaki kanan ke depan untuk menahan jangan sampai badan

terjerumus melewati garis lempar.

Gambar 2. Rangkaian Gerak Lempar Lembing Gaya Hop

2. Pembelajaran

a. Konsep Pembelajaran

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan

sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan

yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan

pengetahuan penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan

kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain pembelajaran adalah proses

untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Proses

pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta dapat berlaku

dimanapun dan kapanpun.

Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan belajar, walaupun

mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar

(27)

13

sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kongnitif), juga dapat mempengaruhi

perubahan sikap (aspek afektif), serta ketrampilan (aspek psikomotor) seorang

peserta didik.

Peran guru bukan semata memberikan informasi melainkan juga

mengarahkan dan memberi fasilitas belajar (directing and facilitating the

learning) agar proses belajar lebih memadai dan mudah diterima oleh siswa.

Pembelajaran mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu

seseorang mempelajari suatu kemampuan atau nilai yang baru. Proses

pembelajaran merupakan seperangkat prinsip-prinsip yang dapat digunakan

sebagai pedoman untuk menyusun berbagai kondisi yang dibutuhkan mencapai

tujuan pendidikan.

b. Hakekat Pembelajaran

Untuk menjalankan proses pendidikan, kegiatan belajar dan pembelajaran

merupakan suatu usaha yang amat strategis untuk mencapai tujuan yang

diharapkan. Pergaulan yang sifatnya mendidik itu terjadi melalui interaksi aktif

antara siswa sebagai peserta didik dan guru sebagai pendidik. Kegiatan belajar

dilakukan oleh siswa, dan melalui kegiatan itu akan ada perubahan perilakunya,

sementara kegiatan pembelajaran dilakukan oleh guru untuk memfasilitasi proses

belajar, kedua peranan itu tidak akan terlepas dari situasi saling mempengaruhi

dalam pola hubungan antara dua subyek, meskipun disini guru lebih berperan

sebagai pengelola.

Istilah pembelajaran sama dengan instruction atau pengajaran. Menurut

Purwadarminta 1976 yang dikutip H.J.Gino Suwarni, Suripto, Maryanto dan

Sutijan (1998:30) bahwa pengajaran mempunyai arti cara (perbuatan) mengajar

atau mengajarkan. Hal ini juga dikemukakan Wina Sanjaya (2006: 74) bahwa

mengajar diartikan sebagai proses penyampaian informasi dari guru kepada siswa.

Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan

lingkunganya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik.

Interaksi adalah saling mempengaruhi yang bermula adanya saling hubungan

(28)
(29)

15

ditetapkan dalam proses belajar mengajar, maka seorang guru harus mampu

menerapkan cara mengajar cocok untuk mencapai tujuan yang dimaksud.

Mengajar merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang yang memiliki

pengetahuan dan ketrampilan yang lebih dari pada yang diajar, untuk memberikan

suatu pengertian, kecakapan, ketangkasan, kegiatan mengajar meliputi

pengetauan, menularkan sikap kecakapan atau ketrampilan yang diatur sesuai

dengan lingkungan dan menghubungkannya dengan subyek yang sedang belajar.

Kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru, ini sesuai dengan yang

dikemukakan Nana Sudjana (2005: 19) yaitu:

Untuk keperluan analisis tugas guru sebagai pengajar, maka kemampuan guru atau kompetensi guru yang banyak hubungannya dengan usaha meningkatkan proses dan hasil belajar dapat diguguskan kedalam empat kemampuan yakni:

1) Merencanakan program belajar mengajar.

2) Melaksnakan dan memimpin/mengelola proses belajar mengajar. 3) Menilai kemajuan proses belajar mengajar.

4) Menguasai bahan pelajaran dalam pengertian menguasai bidang studi atau mata pelajaran yang dipegangnya.

Dalam kegiatan pembelajaran guru bertugas merencanakan program

pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai kemajuan pembelajaran dan

menguasai materi atau bahan yang diajarkannya. Jika seorang guru memiliki

kemampuan yang baik sesuai dengan bidang studi yang diajarkan, maka akan

diperoleh hasil belajar yang optimal. Hasil belajar dapat dicapai dengan baik, jika

seorang guru mampu melaksanakan tugas diantaranya mengelola proses

pengajaran berupa aktivitas merencanakan dan mengorganisasikan semua aspek

kegiatan. Husdarta dan Yudah M.Saputra (2000: 4) mengemukakan bahwa:

Tugas utama guru adalah untuk menciptakan iklim atau atmosfir supaya proses belajar terjadi dikelas dilapangan, ciri utamanya terjadinya proses belajar adalah siswa dapat secara aktif ikut terlibat didalam proses pembelajaran. Para guru harus selalu berupaya agar para siswa dimotivasi untuk lebih berperan. Walau demikian guru tetap berfungsi sebagai pengelola proses belajar dan pembelajaran.

Untuk itu seorang guru harus memiliki beberapa kemampuan dalam

(30)

commit to user

16

terpenting dan harus diperhatikan dalam mengajar yaitu, guru harus mampu

menerapkan metode mengajar yang tepat dan mampu membelajarkan siswa

manjadi aktif melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru.

c. Prinsip-prinsip Pembelajaran

Belajar suatu ketrampilan adalah sangat kompleks. Belajar membawa

suatu perubahan pada individu yang belajar. Menurut Nasution yang dikutip

H.J.Gino dkk (1998: 51) bahwa perubahan akibat belajar tidak hanya mengenai

jumlah pengetauhan, melainkan juga dalam kecakupan, kebiasaan, sikap,

pengertian, penyesuaian diri, minat, penghargaan, pendeknya mengenai segala

aspek organisme atau pribadi seseorang.

Perubahan akibat dari belajar adalah menyeluruh pada diri siswa. Untuk

mencapai perubahan atau peningkatan pada diri siswa, maka dalam proses

pembelajaran harus diterapkan prinsip-prinsip pembelajaran yang tepat. Menurut

Wina Sanjaya (2006: 30) bahwa sejumlah prinsip yang harus diperhatikan dalam

pengelolaan kegiatan pembelajaran diantaranya:

1) Berpusat pada siswa 2) Belajar dengan melakukan

3) Mengembangkan kemampuan sosial

4) Mengembangkan keingintauhan,imajinasi dan fitrah 5) Mengembangkan ketrampilan pemecahan masalah 6) Mengembangkan kreatifitas siswa

7) Mengembangkan kemampuan ilmu danteknologi

8) Menumbuhkan kesadaran sebagai warga negara yang baik 9) Belajar sepanjang hayat

Prinsip-prinsip pembelajaran tersebut sangat penting untuk diperhatikan

oleh seorang guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Pembelajaran

yang didasarkan pada prinsip-prinsip belajar yang benar, maka akan diperoleh

(31)

ïé

3. Media Pembelajaran

¿ò Pengertian Media Pembelajaran

Ó»¼·¿ ø¾»²¬«µ ¶¿³¿µ ¼¿®· µ¿¬¿ ³»¼·«³÷ô ³»®«°¿µ¿² µ¿¬¿ §¿²¹ ¾»®¿-¿´ ¼¿®·

¾¿¸¿-¿ ´¿¬·² medius, §¿²¹ -»½¿®¿ ¸¿®º·¿¸ ¾»®¿®¬· Ÿ¬»²¹¿¸ô °»®¿²¬¿®¿ô ¿¬¿«

°»²¹¿²¬¿® ø¿®-§¿¼ô îððî÷ò Ñ´»¸ µ¿®»²¿ ·¬« ³»¼·¿ ¼¿°¿¬ ¼·¿®¬·µ¿² -»¾¿¹¿·

°»®¿²¬¿®¿ ¿¬¿« °»²¹¿²¬¿® °»-¿² ¼¿®· °»²¹·®·³ µ» °»²»®·³¿ °»-¿²ò Ó»¼·¿ ¼¿°¿¬

¾»®«°¿ -»-«¿¬« ¾¿¸¿²ô ¿¬¿« ¿´¿¬ò Í»¼¿²¹µ¿² ³»²«®«¬ Ù»®´¿½¸ ú Û´§ ø¼¿´¿³

ß®-§¿¼ô îððî÷ô ¾¿¸©¿ ³»¼·¿ ¶·µ¿ ¼·°¿¸¿³· -»½¿®¿ ¹¿®·- ¾»-¿® ¿¼¿´¿¸ ³¿²«-·¿ô

³¿¬»®·ô ¿¬¿« µ»¶¿¼·¿² §¿²¹ ³»³¾¿²¹«² µ±²¼·-·ô §¿²¹ ³»²§»¾¿¾µ¿² -·-©¿

³¿³°« ³»³°»®±´»¸ °»²¹»¬¿«¸¿²ô µ»¬»®¿³°·´¿²ô ¿¬¿« -·µ¿°ò Ö¿¼· ³»²«®«¬

°»²¹»®¬·¿² ·²·ô ¹«®«ô ¬»³¿² -»¾¿§¿ô ¾«µ« ¬»µ-ô ´·²¹µ«²¹¿² -»µ±´¿¸ ¼¿² ´«¿®

-»µ±´¿¸ô ¾¿¹· -»±®¿²¹ -·-©¿ ³»®«°¿µ¿² ³»¼·¿ò Þ¿²§¿µ ¾¿¬¿-¿² ¬»²¬¿²¹ ³»¼·¿ô

Association of Education and Comunication Technology øßÛÝÌ÷ ³»³¾»®·µ¿²

°»²¹»®¬·¿² ¬»²¬¿²¹ ³»¼·¿ -»¾¿¹¿· -¿´¿¸ -¿¬« ¾»²¬«µ ¼¿² -¿´«®¿² §¿²¹ ¼·¹«²¿µ¿²

«²¬«µ ³»²§¿³°¿·µ¿² °»-¿² ¼¿² ·²º±®³¿-·ò Ü¿´¿³ ¼«²·¿ °»²¼·¼·µ¿²ô -»®·²¹µ¿´·

·-¬·´¿¸ ¿´¿¬ ¾¿²¬« ¿¬¿« ³»¼·¿ µ±³«²·µ¿-· ¼·¹«²¿µ¿² -»½¿®¿ ¾»®¹¿²¬·¿² ¿¬¿«

-»¾¿¹¿· °»²¹¹¿²¬· ·-¬·´¿¸ ³»¼·¿ °»²¼·¼·µ¿² ø°»³¾»´¿¶¿®¿²÷ò Í»°»®¬· §¿²¹

¼·µ»³«µ¿µ¿² Ø¿³¿´·µ øïççì÷ ¾¿¸©¿ ¼»²¹¿² °»²¹¹«²¿¿ ¿´¿¬ ¾¿²¬« ¾»®«°¿

³»¼·¿ µ±³«²·µ¿-·ô ¸«¾«²¹¿² µ±³«²·µ¿-· ¿µ¿² ¼¿°¿¬ ¾»®¶¿´¿² ¼»²¹¿² ´¿²½¿® ¼¿²

¼»²¹¿² ¸¿-·´ §¿²¹ ³¿µ-·³¿´ ò

Ó»¼·¿ ³»®«°¿µ¿² -¿®¿²¿ °»³¾»´¿¶¿®¿² §¿²¹ ¼·¹«²¿µ¿² «²¬«µ

³»²§¿³°¿·µ¿² ·²º±®³¿-· µ»°¿¼¿ -·-©¿ §¿²¹ ¾»®¬«¶«¿² «²¬«µ ³»³¾«¿¬ ¬¿¸«

-·-©¿ò ³»¼·¿ ¿¼¿´¿¸ °»³¾¿©¿ °»-¿² §¿²¹ ¾»®¿-¿´ ¼¿®· -«¿¬« -«³¾»® °»-¿² ø¼¿°¿¬

¾»®«°¿ ±®¿²¹ ¿¬¿« ¾»²¼¿÷ µ»°¿¼¿ °»²»®·³¿ °»-¿²ò Ü¿´¿³ °®±-»- ¾»´¿¶¿® ³»²¹¿¶¿®

°»²»®·³¿ °»-¿² ·¬« ·¿´¿¸ -·-©¿ò л³¾¿©¿ °»-¿² ø³»¼·¿÷ ·¬« ¾»®·²¬»®¿µ-· ¼»²¹¿²

-·-©¿ ³»´¿´«· ·²¼»®¿ ³»®»µ¿ò Í·-©¿ ¼·®¿²¹-¿²¹ ¼»²¹¿² ³»¼·¿ ·¬« «²¬«µ

³»²¹¹«²¿µ¿² ·²¼»®¿²§¿ «²¬«µ ³»²»®·³¿ ·²º±®³¿-·ò Õ¿¼¿²¹óµ¿¼¿²¹ -·-©¿

¼·¬«²¬«¬ «²¬«µ ³»²¹¹«²¿µ¿² µ±³¾·²¿-· ¼¿®· ¾»¾»®¿°¿ ·²¼»®¿ -«°¿§¿ ¼¿°¿¬

(32)

commit to user

18

Dalam suatu proses belajar mengajar, pesan yang disalurkan oleh media

dari sumber pesan ke penerima pesan itu ialah materi pelajaran. Dengan

perkataan lain pesan itu ialah isi pelajaran yang berasal dari kurikulum yang

disampaikan oleh guru kepada siswa. Pesan ini dapat bersifat rumit dan mungkin

harus dirangsang dengan cermat supaya dapat dikomunasikan dengan baik

kepada siswa. Sehingga dengan adanya media itu mempermudah siswa dalam

menerima materi pelajaran yang diajarkan oleh guru.

b. Peran dan Kegunaan Media

Media dapat digunakan dalam proses belajar mengajar dengan dua arah

yaitu sebagai alat bantu mengajar dan sebagai media belajar yang dapat

digunakan sendiri oleh siswa. Media yang dipakai sebagai alat bantu mengajar

disebut dependent media. Sebagai alat bantu efektifitas media itu sangat

tergantung pada cara dan kemampuan guru dalam menggunkan alat tersebut,

tetapi kalau guru kurang kreatif atau tak banyak memanfaattkannya siswa tak

akan banyak belajar dari media itu. Jadi guru harus dituntut untuk lebih pandai

dan kreatif dalam menggunakan media pembelajaran. Media belajar yang dapat

digunakan oleh siswa dalam kegiatan belajar mandiri, disebut independent media.

Media itu dirancang dan dikembangkan dan diproduksi secara sistematik, serta

dapat menyalurkan informasi secara terarah untuk mencapai tujuan instruksional

tertentu. Contohnya media film bingkai bersuara, film rangkai bersuara, radio,

TV, video dan media tercetak seperti modul yang memang dirancang untuk

belajar secara mandiri. Siswa diminta belajar dari berbagai media dan sumber

belajar yang lain yang sesuai dengan tujuan yang dicapai. Dalam sistem belajar

ini media digunakan untuk menggantikan sebagian dari fungsi guru, yaitu fungsi

dalam memberikan informasi atau isi pelajaran. Kalau sistem belajar mengajar

seperti ini dapat diterapkan, ada beberapa keuntungan yang diperoleh:

1) Guru mempunyai lebih banyak waktu untuk membantu siswa yang lemah.

Sementara siswa sibuk belajar sendiri, guru dapat memberikan bantuan

kepada siswa yang lebih membutuhkan.

(33)

19

3) Siswa dapat belajar sesuai dengan gaya dan kecepatan masing-masing

4) Namun dmikian perlu disadari benar-benar bahwa sistem ini digunakan,guru

perlu membuat persiapan yang matang dan perlu penyediaan media dan

peralatan belajar yang cukup.

c. Kriteria Pemilihan Media

Salah satu penyebab mengapa orang memilih media adalah untuk

memenuhi kebutuhan atau mencapai tujuan yang diinginkan. Sekiranya suatu

media yang telah sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, maka media tersebut

dapat dimanfaatkan. Salah satu kriteria yang harus digunakan dalam pemilihan

media yaitu sesuai dengan faktor-faktor diatas. Dick dan Carey (1978)

menyebutkan beberapa patokan yang perlu dipertimbangkan dalam memilih

media yaitu: 1) Ketersediaan sumber 2) Ketersediaan dana, tenaga, dan fasilitas

3) Keluwesan, kepraktisan, dan daya tahan (umur) media 4) Efektifitas media

untuk waktu yang panjang

Atas dasar uraian mengenai faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan

dalam memilih media dan saran yang diberikan oleh Dick dan Cery dapat

disajikan kriteria pemilihan media adalah sebagai berikut:

1) Tujuan

Kalau yang ingin diajarkan adalah suatu proses,media gerak seperti video, film atau TV merupakan pilihn yang sesuai. Kalau yang ingin diajarkan adalah suatu ketrampilan dalam menggunakan alat tertentu.sehingga membutuhkan media yang tepat sesuai dengan tujuan pendidikan yang ingin dicapai.

2) Karakteristik siswa

Berapa jumlahnya? Dimana lokasinya? Bagaimana gaya mengajarnya? Dan berbagai karakteristik yang mempengaruhi pemilihan media itu. 3) Karakteristik media

Dalam pemilihan media perlu mempertimbangkan kelebihan dan keterbatasan masing-masing media.

4) Alokasi waktu

Cukupkah waktu untuk kegiatan perancangan,pengembangan,pengadaan ataupun penyajian

5) Ketersediaan

(34)

commit to user

20

6) Efektifitas

Apakah efektif untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan? Efektif untuk penggunaan dalam jangka waktu yang lama?

7) Kapatibilitas

Apakah penggunaan alat tersebut tidak bertentangan dengan norma-norma yang berlaku? Tersediakah sarana penunjang pengoperasianya? Bagaimana daya tahan umurnya?

8) Biaya

Cukupkah dana yang diperlukan untuk pengadaan, pengelolaan dan pemeliharaannya?

3. Alat Bantu Pembelajaran

a. Pengertian Alat Bantu Pembelajaran

Alat bantu merupakan alat-alat yang digunakan oleh pendidik dalam

menyampaikan materi pembelajaran. Alat bantu ini lebih sering disebut alat

peraga karena berfungsi untuk membantu dan mempraktekan sesuatu dalam

proses pendidikan pengajaran.

Jelas pula pengertian atau pengetahuan yang diperoleh. Dengan perkataan

lain, alat peraga ini dimaksudkan untuk mengerahkan indera sebanyak mungkin

suatu objek sehingga mempermudah persepsi.

Manfaat alat bantu pembelajaran menurut Soekidjo (2003) secara

terperinci manfaat alat peraga antara lain sebagai berikut:

1) Menimbulkan minat sasaran pendidikan 2) Mencapai sasaran yang lebih banyak 3) Membatu mengatasi hambatan bahasa

4) Merangsang sasaran pendidikan untuk melaksanakan pesan-pesan kesehatan

5) Membantu sasaran pendidikan untuk belajar lebih banyak dan cepat. 6) Merangsang sasaran pendidikan untuk meneruskan pesan-pesan yang

diterima kepada orang lain

7) Mempermudah peyampaian bahan pendidikan/informasi oleh para pendidik pelaku pendidikan.

(35)

21

b. Syarat Alat Bantu Pembelajaran Yang Baik

Suatu alat pembelajaran dikatakan baik, apabila mempunyai tujuan

pendidikan untuk mengubah pengetahuan, pengertian, pendapat dan

konsep-konsep, mengubah sikap dan persepsi, menanamkan tingkah laku/kebiasaan yang

baru. Selain itu alat bantu harus efisien dalam penggunaanya, dalam waktu yang

singkat dapat mencakup isi yang luas dan tempat yang diperlukan tidak terlalu

luas. Penempatan alat bantu perlu diperhatikan ketepatannya agar dapat diamati

dengan baik oleh siswa. Efektif artinya memberikan hasil guna yang tinggi

ditinjau dari segi pesannya dan kepentingan siswa yang sedang belajar sedangkan

yang dimaksud dengan komunikatif ialah bahwa media tersebut mudah untuk

dimengerti maksudnya, sehingga membuat siswa mejadi lebih mudah dalam

menerima pembelajaran yang diberikan oleh guru.

1) Pembelajaran Lempar Lembing Menggunakan Alat Bantu Kertas

Koran

Pembelajaran menggunakan bola berekor merupakan bentuk belajar

lempar lembing yang pelaksaannya sebuah lembing digantikan oleh bola yang

terbuat dari kertas koran yang dibuat menyerupai bola. Dengan bola dari kertas,

saat pembelajaran siswa tdak akan mengalami kesulitan dalam mempraktekkan

gerakannya karena ringan dan bentuknya masih sederhana. Sehingga siswa akan

terpacu untuk melakukan gerakan-gerakan dasar melempar. Salah satu bentuk

kegiatannya adalah tampak seperti gambar dibawah ini, yaitu menyusun kotak

kardus, kemudian melemparinya dengan bola dari kertas koran dan terakhir

(36)

commit to user

22

Gambar 3. Pembelajaran Lempar lembing dengan Kertas Koran

2) Pembelajara Lempar Lembing Menggunakan Alat Bantu Bola

Berekor

Pembelajaran gerak dasar lempar lembingpun dapat menggunakan bola

tenis berekor. Pembelajaran menggunakan bola berekor merupakan bentuk belajar

lempar lembing yang pelaksanaannya sebuah lembing digantikan oleh sebuah bola

yang diberi ekor. Pembelajaran dengan bola berekor ini bertujuan lebih

mendekatkan ke alat sesungguhnya serta gerakan melempar dari atas.

Pembelajaran ini cocok untuk pembelajaran lempar lembing serta siswa akan

lebih tertarik karena terdapat alat modifikasinya. Penggunaan bola berekor ini

mempunyai banyak keuntungan antara lain: akan mengurangi lajunya bola,

terlihat menarik jika dilempar-lempar, dapat dilakukan dengan pendekatan gaya

pemberian tugas, bahayanya relatif kecil, dan dan dapat pula melakukan lontaran

(37)

23

Salah satu kegiatan tersebut adalah seperti terlihat dalam pada gambar di

bawah ini:

Gambar 4. Pembelajaran Lempar Lembing dengan Bola Berekor

Jarak antar barisan siswa dapat bervariasi disesuaikan dengan kemampuan

siswa kita, serta formasinya juga dapat kita berubah-ubah. Kegiatan tersebut tidak

hanya bagi kelas atas, namun kelas rendahpun juga dapat diperkenalkan dengan

kegiatan seperti itu.

B. Kerangka Berpikir

Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang mampu melibatkan

keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Siswa diarahkan untuk

menyelesaikan masalah yang sesuai dengan konsep pembelajaran yang sesuai

dengan konsep yang dipelajari. Permasalahan yang sering dihadapi dalam

pembelajaran pendidikan jasmani khususnya pada model atau cara guru

menyampaikan materi pelajaran. Sering kali materi yang diajarkan oleh guru

kurang tertanam kuat dalam benak siswa. Khususnya dalam pembelajaran praktik

teknik dasar lempar lembing gaya hop. Siswa kurang mampu menganalisis

(38)

commit to user

24

secara verbal, adapun memberikan demonstrasi atau contoh kurang dapat

ditangkap oleh siswa secara optimal. Guru bukanlah satu-satunya sumber belajar

bagi siswa, siswa diberi kesempatan seluas-luasnya untuk mengembangkan

kemampuan berfikirnya dalam menyelesaikan masalah yang sesuai dengan materi

pembelajaran.

Permasalahan umum dalam pembelajaran penjas adalah kurangnya sarana

atau peran aktif siswa dalam kegiatan belajar. Proses pembelajaran yang

berlangsung belum mewujudkan adanya partisipasi siswa secara penuh. Siswa

berperan sebagai objek pembelajaran, yang hanya mendengarkan dan

mengaplikasikan apa yang disampaikan guru. Selain itu proses pembelajaran

kurang mengoptimalkan penggunaan modifikasi pembelajaran yang dapat

memancing peran aktif siswa.

Penggunaan model nyata yang dapat diamati dan dipegang secara

langsung oleh siswa memungkinkan siswa untuk terlibat secara aktif dalam

kegiatan belajar. Model nyata yang dimaksud adalah media pembelajaran,

penggunaan modifikasi pembelajaran memungkinkan siswa lebih banyak

melakukan kegiatan seperti, melihat, menyentuh, merasakan, melalui modifikasi

alat bantu tersebut.

Penggunaan modifikasi dalam pelaksanaan tindakan tiap siklusnya

disesuaikan dengan topik materi yang sedang dipelajari. Secara garis besar

modifikasi yang digunakan antara lain berupa alat bantu yaitu, bola berekor dan

kertas koran yang digunakan untuk pembelajan dalam teknik dasar lempar

lembing gaya hop. Secara lebih rinci jenis-jenis media tersebut dijabarkan dalam

RPP, setiap pertemuan.

Kurang kreatifnya guru yang dapat mempengaruhi rendahnya hasil belajar

siswa antara lain kurang kreatifnya guru pendidikan jasmani disekolah dalam

membuat dan mengembangkan media pembelajaran sederhana, guru kurang akan

model-model pembelajaran, sehingga dalam proses pendidikan jasmani yang

dilaksanakan dalam situasi dan kondisi yang monoton, guru hanya menggunakan

(39)

25

tepat waktu, tanpa memikirkan bagaimana pembelajaran tesebut bermakna dan

dapat diaplikasikan oleh siswa dalam kehidupan nyata.

Pemanfaatan alat bantu sederhana, bola berekor dan kertas koran bekas,

sebagai sarana membantu guru dalam menjelaskan teknik dasar lempar lembing

gaya hop pada siswa. Melalui alat bantu sederhana tersebut guru dapat

memperlihatkan, dan memberikan penjelasan yang mendetail mengenai teknik

dasar lempar lembing gaya hop

Secara sederhana kerangka pemikiran dari penelitian ini dapat

digambarkan sebagai berikut:

Kondisi awal Guru kurang kreatif dan inovatif dalam proses pembelajaran penjas

a. Siswa kurang tertarik dan cepat bosan dengan pelajaran penjas

b. Tingkat kesegaran jasmani rendah

c. Dan yangpaling utama hasil belajar lempar

Siklus I:guru dan peneliti menyusun bentuk pengajaran yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan lempar lembing gaya hop,melalui pembelajaaran dengan alat bantu (bola berekor;kertas Koran bekas)

Siklus II :upaya perbaikan dari siklus I sehingga meningkatkan kemampuan lempar lembing gaya hop,melalui pendekatan model pembelajarandengan alat bantu (bola berekor dan kertas koran bekas) Kondisi akhir

(40)

commit to user

îê

C. Hipotesis

Ó»´¿´«· µ»®¿²¹µ¿ °»³·µ·®¿² §¿²¹ ¬»´¿¸ ¼·-«-«² -»¾»´«³²§¿ ³¿µ¿ ¼¿°¿¬

¼·®«³«-µ¿² ¸·°±¬»-·- ¬»®¸¿¼¿° °»²»´·¬·¿² ¿¼¿´¿¸ -»¾¿¹¿· ¾»®·µ«¬æ

ŸÐ»²»®¿°¿² ß´¿¬ ¾¿²¬« °»³¾»´¿¶¿®¿² ø¾±´¿ ¾»®»µ±®ô µ»®¬¿- µ±®¿²÷

°»²¼·¼·µ¿² ¶¿-³¿²· ¼¿°¿¬ ³»²·²¹µ¿¬µ¿² µ»³¿³°«¿² ¸¿-·´ ¾»´¿¶¿® ´»³°¿® ´»³¾·²¹

(41)

commit to user

27

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan dari bulan Oktober

2010 sampai Desember 2010

Tabel 1. Rincian Kegiatan Waktu Dan Jenis Kegiaatan Penelitian

No Rencana Kegiatan Tahun 2010

Juli Agtus Sept Okt Nov Des 1. Persiapan

a. Observasi

b. Identifikasi Masalah c. Penentuan Tindakan d. Pengajuan Judul e. Penyusunan Proposal f. Pengajuan Izin

Penelitian

2. Pelaksanaan

a. Seminar proposal

b. Pengumpulan Data Penelitian

3. Penyusunan laporan a. Penulisan Laporan b. Ujian skripsi

2. Tempat Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan di SMP Negeri 1 Tulung

(42)

commit to user

28

3. Siklus PTK

PTK adalah Penelitian praktis untuk menemukan solusi atas masalah yang

dihadapi, dengan cara melakukan aksi atau tindakan rasional yang telah dipilih

dan disepakati oleh peneliti utama dan kolaborator, oleh karena merupakan

penelitian atas masalah praktis, maka kebanyakan pakar menyarankan untuk

dilakukan minimal dua siklus. (Agus kristiyanto, 2010)

Penelitian tindakan kelas (PTK) ini direncanakan dalam beberapa siklus

untuk melihat peningkatan hasil lempar lembing gaya hop dalam penjasorkes

dengan penerapan alat bantu pembelajaran (bola berekor dan kertas koran bekas).

B. Persiapan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Persiapan sebelum Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan dan

dibuat berbagai input instrument yang akan memberikan perlakuan dalam PTK,

yaitu:

1. Rencana pelaksanaan pembelajaran.

Dengan kompetensi dasar mempraktekkan gerakan lempar lembing dengan

menggunakan peraturan-peraturan yang sesungguhnya serta nilai kerjasama,

kejujuran, semangat dan percaya diri.

2. Perangkat pembelajaran yang berupa lembar pengamatan siswa berupa ceklist

dan lembar evaluasi.

C. Subjek Penelitian

Subjek Penelitian Tindakan Kelas ini adalah siswa kelas VIIIC SMP

(43)

29

D. Sumber Data

Sumber data dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah sebagai

berikut:

1. Siswa, untuk mendapatkan data tentang lempar lembing gaya hop dengan

penerapan pembelajaran pada siswa kelas VIIIC SMP Negeri 1 Tulung tahun

ajaran 2010/2011.

2. Guru, sebagai kolaborator, untuk melihat tingkat keberhasilan penerapan

pembelajaran lempar lembing gaya hop di SMP Negeri 1 Tulung tahun

pelajaran 2010/2011.

E. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini

terdiri dari: tes dan observasi

1. Tes digunakan untuk mendapatkan data tentang hasil lempar lembing gaya

hop yang dilakukan siswa.

2. Observasi: dipergunakan sebagai teknik untuk mengumpulkan data tentang

aktivitas siswa dan guru selama kegiatan belajar mengajar saat penerapan alat

bantu pembelajaran (bola berekor dan kertas koran bekas).

Sedangkan alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian

sebagai berikut:

Tabel 2. Teknik dan alat pengumpulan data

Sumber

Data Jenis Data

Teknik

Pengumpulan Instrumen Siswa Hasil keterampilan

lempar lembing gaya hop

(44)

commit to user

íð

F. Analisis Data

Ü¿¬¿ §¿²¹ ¼·µ«³°«´µ¿² °¿¼¿ -»¬·¿° µ»¹·¿¬¿² ±¾-»®ª¿-· ¼¿®· °»´¿µ-¿²¿¿²

-·µ´«- ÐÌÕ ¼·¿²¿´·-·- -»½¿®¿ ¼»-µ®·°¬·º ¼»²¹¿² ³»²¹¹«²¿µ¿² ¬»µ²·µ °®±-»²¬¿-»

«²¬«µ ³»´·¸¿¬ µ»½»²¼»®«²¹¿² §¿²¹ ¬»®¶¿¼· ¼¿´¿³ µ»¹·¿¬¿² °»³¾»´¿¶¿®¿²ò

Ø¿-·´ µ»³¿³°«¿² ´»³°¿® ´»³¾·²¹æ ¼»²¹¿² ³»²¹¿²¿´·-·- ²·´¿· ®¿¬¿ó®¿¬¿

¬»- ´»³°¿® ´»³¾·²¹ò Õ»³«¼·¿² ¼·µ¿¬»¹±®·µ¿² ¼¿´¿³ µ´¿-·º·µ¿-· -µ±® §¿²¹ ¬»´¿¸

¼·¬»²¬«µ¿²ò

Í»¼¿²¹µ¿² ¼¿´¿³ °»²»´·¬·¿² ·²· ³»´¿´«· ¿²¹µ¿ó¿²¹µ¿ §¿²¹ ¼·°»®±´»¸ -¿¿¬

«²¶«µ µ»®¶¿ ´»³°¿® ´»³¾·²¹ ¹¿§¿ ¸±°ò Ó»²«®«¬ ×-µ¿²¼¿®ô øîððçæ ïíï÷ §¿²¹

³»²§¿¬¿µ¿² ¾¿¸©¿ô ŸÜ¿¬¿ §¿²¹ ¼·µ«³°«´µ¿² °¿¼¿ -»¬·¿° µ»¹·¿¬¿² ±¾-»®ª¿-· ¼¿®·

°»´¿µ-¿²¿¿² -·µ´«- ÐÌÕ ¼·¿²¿´·-·- -»½¿®¿ ¼»-µ®·°¬·º ¼»²¹¿² ³»²¹¹«²¿µ¿²

°®±-»²¬¿-» «²¬«µ ³»´·¸¿¬ µ»½»²¼»®«²¹¿² §¿²¹ ¬»®¶¿¼· ¼¿´¿³ µ»¹·¿¬¿²

°»³¾»´¿¶¿®¿² ò

G. Prosedur Penelitian

Ô¿²¹µ¿¸ °»®¬¿³¿ ³»²»²¬«µ¿² ³»¬±¼» §¿²¹ ¼·¹«²¿µ¿² ¼¿´¿³ °»²»´·¬·¿²ô

§¿·¬« ³»¬±¼» °»²»´·¬·¿² ¬·²¼¿µ¿² µ»´¿-ò Ô¿²¹µ¿¸ -»´¿²¶«¬²§¿ ³»²»²¬«µ¿²

¾¿²§¿µ²§¿ ¬·²¼¿µ¿² ¼·´¿µ«µ¿² ¼¿´¿³ -·µ´«-ò Ü¿´¿³ °»²»´·¬·¿² ¬·²¼¿µ¿² µ»´¿- ·²·ô

°»²»´·¬· ¿µ¿² ³»´¿µ«µ¿² ¬·²¼¿µ¿²ó¬·²¼¿µ¿² §¿²¹ ¼¿´¿³ °»´¿µ-¿²¿¿²§¿

¾»®´¿²¹-«²¹ -»½¿®¿ ¬»®«- ³»²»®«- ¼¿² ¬·²¼¿µ¿²ó¬·²¼¿µ¿² ¿µ¿² ¼·´¿µ-¿²¿µ¿²

¼¿´¿³ -·µ´«- §¿²¹ °»²»´·¬· ¾»®·µ¿² °¿¼¿ -·-©¿ §¿²¹ °»²»´·¬· ¶¿¼·µ¿² -«¾§»µ

°»²»´·¬·¿²ò

ß¼¿°«² ´¿²¹µ¿¸ó´¿²¹µ¿¸ °»´¿µ-¿²¿¿² ÐÌÕ -»½¿®¿ °®±-»¼«®²§¿ ¿¼¿´¿¸

¼·´¿µ-¿²¿µ¿² -»½¿®¿ °¿®¬·-·°¿¬·º ¿¬¿« µ±´¿¾±®¿-· ø¹«®«ô ¼±-»² ¼»²¹¿² ¬·³ ´¿·²§¿ ÷

¾»µ»®¶¿ -¿³¿ô ³«´¿· ¼¿®· ¬¿¸¿° ±®·»²¬¿-· ¼·´¿²¶«¬µ¿² °»²§«-«²¿² ®»²½¿²¿ ¬·²¼¿µ¿²

¼·´¿²¶«¬µ¿² °»´¿µ-¿²¿¿² ¬·²¼¿µ¿² ¼¿´¿³ -·µ´«- °»®¬¿³¿ò Ü·-µ«-· §¿²¹ ¾»®-·º¿¬

¿²¿´·¬·µ §¿²¹ µ»³«¼·¿² ¼·´¿²¶«¬µ¿² °¿¼¿ ´¿²¹µ¿¸ ®»º´»µ¬·ºó»ª¿´«¿¬·º ¿¬¿- µ»¹·¿¬¿²

(45)

31

modifikasi, koreksi, atau pembetulan, atau penyempurnaan pada siklus kedua

dan seterusnya.

Adapun prosedur atau langkah-langkah penelitian tindakan kelas, menurut

Iskandar (2009: 67)

1. Mengidentifikasi permasalahan umum 2. Mengadakan pengecekan dilapangan 3. Membuat perencanaan umum 4. Mengembangkan tindakan pertama

5. Mengobservasi, mengamati, mendiskusikan tindakan pertama.

6. Refleksi-evaluatif, dan merevisi atau memodifikasi untuk perbaikan dan peningkatan pada siklus kedua berikutnya.

Untuk memperoleh hasil penelitian seperti yang diharapkan, prosedur

penelitian ini meliputi tahap-tahap sebagai berikut:

1. Tahap persiapan survei awal

Kegiatan yang dilakukan dalam survei ini oleh peneliti adalah pembelajaran

penjasorkes pada siwa kelas VIIIC SMP Negeri 1 Tulung.

2. Tahap seleksi informan, penyiapan instrumen dan alat

Pada tahap ini peneliti melakukan persiapan yang meliputi:

a. Menentukan subjek penelitian

b. Menyiapkan alat dan instrument penelitian dan evaluasi

3. Tahap pengumpulan data

Pada tahap penelitian ini peneliti mengumpulkan data tentang:

a. Hasil belajar lempar lembing gaya hop

b. Kepuasan siswa terhadap proses pembelajaran

c. Ketepatan rencana pelaksanaan pembelajaran

d. Alat bantu pembelajaran

e. Pelaksanaan pembelajaran

f. Semangat dan keaktifan siswa

4. Tahap analisis data

Dalam tahap ini analisis yang digunakan penelitian adalah deskritif kualitatif.

Teknik analisis tersebut dilakukan karena sebagian besar data yang

(46)

commit to user

32

yaitu partisipasi siswa dalam pembelajaran pada sub pokok bahasan teknik

lempar lembing gaya hop

5. Tahap penyusunan laporan

Pada tahap ini peneliti menyusun laporan dari semua kegiatan dari awal

survei sampai dengan menganalisis data yang dilakukan pada waktu

penelitian

H. Proses Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam prnelitian ini adalah meningkatkan hasil

belajar lempar lembing gaya hop siswa kelas VIIIC di SMP Negeri 1 Tulung

tahun pelajaran 2010/2011. Adapun setiap tindakan upaya untuk pencapaian

tujuan tersebut diranacang dalam satu unit sebagai satu siklus. Setiap siklus terdari

empat tahap, yaitu: perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan

interpretasi, analisis dan refleksi untuk perencanaan siklus berikutnya. Penelitian

ini direncanakan dalam dua siklus.

1. Rancangan siklus I

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti dan guru kelas menyusun sekenario pembelajaran

yang terdiri dari:

1) Tim peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetaui kompetensi

dasar yang akan disampaikan siswa dalam pembelajaran penjasorkes

2) Membuat rencana pembelajaran dengan mengacu pada tindakan(action)yang

diterapkan dalam PTK, yaitu pembelajaran lempar lembing gaya hop

3) Menyusun instrument yang digunakan dalam siklus PTK, penilaian lempar

lembing gaya hop.

4) Menyiapkan media yang diperlukan untuk membantu pengajaran.

(47)

33

b. Tahap pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan, kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan

proses pembelajaran dilapangan dengan langkah-langkah kegiatan antara lain:

1) Menjelaskan kegiatan belajar mengajar lempar lembing gaya hop

2) Melakukan pemanasan

3) Membentuk kelompok dalam proses pembelajaran

4) Melakukan latihan teknik dasar lempar lembing gaya hop

a) Cara melakukan awalan melalui penerapan alat bantu yang telah disiapkan

oleh guru dan peneliti.

b) Cara melakukan tolakan lempar lembing melalui penerapan alat bantu

yang telah disiapkan oleh guru dan peneliti.

c) Sikap yang benar saat melempar lembing

d) Sikap gerakan lanjut melalui penerapan alat bantu.

5) Menarik kesimpulan

6) Penilaian dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung

7) Melakukan pendinginan

c. Pengamatan tindakan

Pengamatan dilakukan terhadap: (1) Hasil keterampilan lempar lembing

gaya hop (2) Kemampuan melakukan rangkaian gerakan keterampilan lempar

lembing gaya hop (3) Aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung.

d. Tahap Evaluasi (Refleksi)

Refleksi merupakan uraian tentang prosedur analisis terhadap hasil

penelitian dan refleksi berkaitan dengan proses dan dampak tindakan perbaikan

(48)

commit to user

34

Prosentase indikator pencapaian keberhasilan penelitian pada tabel

berikut:

Tabel 3 Prosentase Target Capaian

Aspek yang diukur

Prosentase target capaian

Cara mengukur Kondisi

awal

Siklus 1

Siklus 2

Siklus 3 Hasil lempar

lembing gaya

hop 36.1% 60 % 70% 100%

Diamati pada saat pengambilan hasil tes lempar lembing gaya hop

2. Rancangan siklus II

Pada silkus II perencanaan tindakan dikaitkan dengan hasil yang telah

dicapai pada tindakan siklus I sebagai upaya perbaikan dari siklus tersebut

dengan materi pembelajaran sesuai dengan silabus mata pelajaran pendidikan

jasmani. Demikian juga termasuk perwujudan tahap pelaksanaan, observasi, dan

interprestasi, serta analisis, dan refleksi yang juga mengacu pada siklus

(49)

commit to user

35

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Kondisi Awal (Pra Siklus)

Kondisi awal penelitian diukur dari observasi dan tes kemampuan

lempar lembing gaya hop. Observasi dan tes kemampuan digunakan untuk

mengetahui dan mengukur seberapa besar kemampuan siswa dalam melakukan

lempar lembing gaya hop, mengenai kemampuan melempar sebelum diberi

tindakan berupa penerapan alat bantu dalam proses belajar mengajar yang

berlangsung.

Berikut merupakan hasil observasi para siklus, sebelum diberi tindakan

berupa penerapan alat bantu dalam kegiatan belajar mengajar (pra siklus), dapat

dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 4. Deskripsi Kondisi Awal (Para Siklus)

Aspek yang

gaya hop 13 36,1%

Diamati saat

Berdasarkan hasil tes pra siklus, diketahui bahwa hanya ada beberapa

siswa yang sudah mampu melakukan lempar lembing gaya hop dengan baik atau

memperoleh nilai 75 ke atas. Dari hasil keterampilan lempar lembing gaya hop

hanya ada 13 siswa (36,1 %),hal ini menujukkan bahwa kemampuan siswa dalam

melakukan teknik dasar lempar lembing gya hop masih rendah. Untuk

memperbaiki dan meningkatkan kemampuan hasil belajar siswa dalam proses

pembelajaran lempar lembing gaya hop, maka akan dilakukan tindakan berupa

penerapan alat bantu berupa bola berekor,kertas koran dan bilah yang dilakukan

Gambar

Tabel 1. Rincian kegiatan waktu dan jenis kegiatan penelitian .................
Gambar 1. Karakteristik gerak dasar lempar lembing ...............................
Gambar 2. Rangkaian Gerak Lempar Lembing Gaya Hop
Gambar 3. Pembelajaran Lempar lembing dengan Kertas Koran
+7

Referensi

Dokumen terkait

Jika 7 tahun yang lalu umur anak 7 tahun lebih muda dari 1/5 kali umur ayah, maka selisih umur mereka 7 tahun yang akan datang sama dengan ..... Luas permukaan kerucut dengan

Meskipun konversi pakan pada kedua pengamatan tidak berbeda tetapi konversi pakan ayam sentul jantan yang memiliki IgY tinggi lebih baik dibandingkan dengan konversi pakan pada

Interaksi sosial merupakan suatu proses dimana individu memperhatikan dan merespon terhadap individu lain, sehingga dibalas dengan respon tertentu, dalam hubungan

Sehubungan dengan Pelelangan melalui Pemilihan Langsung dengan Pascakualifikasi yang di laksanakan oleh Panitia Pengadaan barang/Jasa Dinas Pendidikan Kabupaten Nunukan untuk

Pemakaian batu andesit selain pada jalad- w a r a terlihat pula pada bagian sudut-sudut dari bangunan benteng, seperti terlihat pada sudut baratdaya...

"Conservation and Preservation of Moveable Cultural Objects". la menga- cakan, bahwa preservasi dan konservasi warisan budaya nasional perlu di- kerjakan, tidak saja

Pada penelitian ini, analisis yang dimaksud adalah penjelasan dari kesalahan ortografi yang dilakukan oleh mahasiswa Departemen Pendidikan Bahasa Perancis

Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “ PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA