commit to user
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN LEMPAR LEMBING GAYA HOP MELALUI PENERAPAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN
(PENELITIAN TINDAKAN KELAS PADA SISWA KELAS VIIIC SMP NEGERI 1
TULUNG TAHUN AJARAN 2010/2011)
SKRIPSI
Oleh : HARI SULISTIO
K4606036
commit to user
ii SURAKARTA
2011
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN LEMPAR LEMBING GAYA HOP MELALUI PENERAPAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN
(PENELITIAN TINDAKAN KELAS PADA SISWA KELAS VIIIC SMP NEGERI 1
TULUNG TAHUN AJARAN 2010/2011)
Oleh :
HARI SULISTIO K4606036
SKRIPSI
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
commit to user
PERSETUJUANSkripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Surakarta, 12 Mei 2011
Pembimbing I
Dr. Agus Kristiyanto, M.Pd
Pembimbing II
commit to user
iv
NIP. 19651128 199003 1 001 NIP.19620518 198702 1 001
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar sarjana pendidikan.
Pada hari :
Tanggal :
Tim Penguji Skripsi :
(Nama Terang) (Tanda Tangan)
Ketua : Drs. H. Mulyono, MM
Sekretaris : Dra. Hanik Liskustyawati, M.Kes
Anggota I : Dr. Agus Kristiyanto, M.Pd
Anggota II : Drs. Bambang Wijanarko, M.Kes
Disahkan oleh:
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan,
commit to user
NIP. 19600727198702 1 001
ABSTRAK
Hari Sulistio, UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN LEMPAR
LEMBING GAYA HOP MELALUI PENERAPAN ALAT BANTU
PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS VIIIC SMP NEGERI 1
TULUNG KABUPATEN KLATEN TAHUN AJARAN 2010-2011, Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juni. 2011.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: Untuk mengetahui peningkatan kemampuan lempar lembing gaya hop melalui penerapan alat bantu pembelajaran pada siswa kelas VIIIC SMP Negeri 1 Tulung kabupaten klaten tahun ajaran 2010-2011
Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Sumber data dalam penelitian ini siswa kelas XIIIC SMP Negeri 1 Tulung, tahun ajaran 2010/2011 yang berjumlah 36 orang yang terdiri atas 18 siswa putri dan 18 siswa putra. Teknik pengumpulan data dengan obeservasi dan penilaian kemampuan lempar lembing gaya Hop. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah secara deskriptif yang didasarkan pada prosentase.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh simpulan: Model pembelajaran langsung berbantukan media bola berekor,kertas Koran dan bilah, sangat baik untuk meningkatkan kemampuan lempar lembing gaya hop siswa kelas XIIIC SMP Negeri 1 Tulung. Dari hasil analisis yang diperoleh peningkatan yang signifikan dari siklus I, siklus II.prosentase kemampuan siswa sebelum adanya pembelajaran ini yaitu sebesar 36,1%, pada siklus I kemampuan lempar lembing siswa meningkat menjadi 58,33% dan Pada siklus II kemampuan siswa meningkat menjadi 80,55%.
commit to user
vi
ABSTRACT
Hari Sulistio, EFFORTS IMPROVE PERFORMANCE JAVELIN HOP STYLE THROUGH THE APPLICATION OF LEARNING TOOL IN CLASS VIIIC SMP NEGERI 1 Tulung KLATEN DISTRICT ACADEMIC YEAR 2010-2011, Thesis, Surakarta: Faculty of Teacher Training and Education, University of Surakarta Eleven March, July. 2010.
This study aims to determine the increase in the ability of the javelin style
hops through the implementation of a learning tool on students' classroom VIIIC
SMP Negeri 1 Klaten district Tulung 2010-2011 school year.
This study uses a method Classroom Action Research (PTK). Sources of
data in this study students kelasXIIIC SMP Negeri 1 Tulung, academic year
2010/2011, amounting to 36 students. Data collection techniques by observation
and assessment capabilities Hop javelin style. Data analysis techniques used in
this study is descriptive based on the percentage.
Based on research results obtained conclusions: (1) learning model directly
berbantukan tailed ball media, paper, newspaper and inserts, very good to enhance
the ability of the javelin hop style graders Tulung XIIIC SMP Negeri 1. From the
results of analysis obtained a significant increase of cycle I, the cycle II.prosentase
learning ability of students prior to this that is equal to 36.1%, the cycle I javelin
skills of students increased to 58.33% and the second cycle capacity increase to
Siwa 80.55%.
It is pointed out that direct learning model berbantukan media learning
tools in the form of ball-tailed, paper newspapers and inserts, very good to
enhance the ability of the javelin-hop style on student classroom VIIIC SMP
Negeri 1 Tulung years Doctrine 2010-2011. From the results of analysis obtained
a significant increase of cycle I and cycle II. Results ability javelin style I hop on a
cycle of either category is 58.33% the number of students who completed the 21
students. In cycle II increased the percentage of the category Excellent for
commit to user
MOTTOTataplah masa depanmu dengan keyakinan.
Hidup tanpa teman seperti mati tanpa saksi.
commit to user
viii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan kepada : 1. SMP Negeri 1 Tulung
2. Bapak dan Ibu tercinta yang selalu mendoakan aku. 3. Kakak dan adikku serta keponakanku nisa tersayang. 4. Candra Rini Agustina yang selalu mensuport aku. 5. Teman-teman penjaskesrek Angkatan 2006
commit to user
KATA PENGANTARDengan diucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah Nya, sehingga dapat diselesaikan penulisan
skripsi ini.
Disadari bahwa penulisan skripsi ini banyak mengalami hambatan, tetapi
berkat bantuan dari beberapa pihak maka hambatan tersebut dapat diatasi. Oleh
karena itu dalam kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih kepada yang
terhormat:
1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. Agus Margono, M.Kes selaku Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan
Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
3. Drs. H. Sunardi, M.Kes selaku Ketua Program Pendidikan Jasmani, Kesehatan
dan Rekreasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas
Maret Surakarta
4. Dra. Hanik Liskustyawati, M.Kes. selaku pembimbing Akademik yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahan selama kuliah.
5. Dr. Agus Kristiyanto, M.Pd, selaku pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi.
6. Drs. Bambang Wijanarko, M.Kes, selaku pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi.
7. Keluarga besar SMP Negeri 1 Tulung Kabupaten Klaten.
8. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.
Semoga segala amal baik tersebut mendapatkan imbalan dari Tuhan Yang
Maha Esa. Akhirnya berharap semoga hasil penelitian yang sederhana ini dapat
commit to user
x
Surakarta, Juli 2011
Hari Sulistio
DAFTAR ISI
Halaman Judul ... i
Halaman Pengesahan ... ii
Persetujuan ... iii
Pengesahan ... iv
Abstrak ... v
Motto ... vi
Persembahan... vii
Kata Pengantar... viii
Daftar Isi... ix
Daftar Tabel... xi
Daftar Gambar ... xii
Daftar Lampiran... xiii
BAB I. PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 7
C. Pembatasan Masalah ... 8
D. Rumusan Masalah ... 8
E. Tujuan Penelitian... 8
F. Manfaat Hasil Penelitian... 8
BAB II. LANDASAN TEORI ... 10
commit to user
1. Lempar Lembing... 10
2. Pembelajaran ... 12
3. Media Pembelajaran... 17
4. Alat Bantu Pembelajaran... 20
B. Kerangka Pemikiran ... 23
C. Hipotesis ... 26
BAB III. METODE PENELITIAN ... 27
A. Setting Penelitian... 27
1. Waktu Penelitian... 27
2. Tempat Penelitian ... 27
3. Siklus PTK ... 28
B. Persiapan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)... 28
C. Subjek Penelitian ... 28
D. Sumber Data... 28
E. Teknik dan Alat Pengumpulan Data... 29
F. Analisis Data... 30
G. Prosedur Penelitian ... 30
H. Proses Penelitian ... 32
Daftar Pustaka ... 35
commit to user
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Rincian kegiatan waktu dan jenis kegiatan penelitian ... 27
Tabel 2. Teknik dan alat pengumpulan data ... 29
Tabel 3. Presentase target capaian ... 34
Tabel 4. Deskripsi kondisi awal ... 35
commit to user
DAFTAR GAMBARGambar 1. Karakteristik gerak dasar lempar lembing ... 11
Gambar 2. Rangkaian gerak lempar lembing gaya hop ... 12
Gambar 3. Pembelajaran lempar lembing dengan kertas Koran ... 22
commit to user
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Hasil keterampilan lempar lembing ... 69
Lampiran 2. Catatan lapangan ... 75
Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 88
commit to user
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem
pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek
kesehatan, kebugaran jasmani, keterampilan berfikir kritis, stabilitas emosional,
keterampilan sosial, penalaran dan tindakan moral melalui aktivitas jasmani dan
olahraga. Pendidikan jasmani merupakan bagian dari pendidikan secara umum. Ia
merupakan salah satu dari subsistem-subsistem pendidikan. Pendidikan jasmani
dapat didefinisikan sebagai suatu proses pendidikan yang ditujukan untuk
mencapai tujuan pendidikan melalui gerak fisik. Menurut Toho Cholik dan Rusli
Lutan (2001), bahwa pendidikan jasmani merupakan serangkaian materi pelajaran
yang memberikan kontribusi nyata dalam kehidupan sehari-hari dalam upaya
meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan jasmani rohani peserta didik. Oleh
karena itu pendidikan jasmani harus diutamakan mengingat mempunyai tujuan
yang penting dalam pengembangan pembelajaran. Banyak yang mengagap,
kurang penting mengikuti mata pelajaran pendidikan jasmani, dikarenakan belum
mengerti peran dan fungsi pendidikan jasmani.
Maka dari itu pendidikan olahraga merupakan pendidikan yang utama
untuk menunjang prestasi siswa. Untuk menciptakan proses pembelajaran yang
sehat dalam dunia pendidikan harus meliputi beberapa hal sebagai berikut.
Menurut Rachmat Djatun (1990: 35) adalah: (1) Anak Didik (2) Pendidik (3)
Tujuan Pendidikan (4) Alat Pendidikan (5) Lingkungan
Pendidikan.komponen-komponen tersebut harus ada di dalam berlangsungnya proses pembelaran.
Komponen-komponen diatas harus ada didalam berlangsungnya suatu
pendidikan. Jadi pendidikan tidak akan berarti apabila tidak ada yang di didik,
commit to user
2
yang menjalankan pendidikan tersebut, serta pendidikan tidak ada gunanya kalau
tidak ada tujuan.
Pendidikan jasmani di sekolah harus memenuhi konsep-konsep diatas,
dan mempunyai tujuan tertentu yang mengarah ke tujuan pendidikan.Yaitu
meningkatkan kesegaran jasmani dan daya tahan tubuh siswa, dengan bugarnya
kondisi siswa akan mempengaruhi tingkat belajar siswa serta minat dalam
mengikuti pembelajaran.
Salah satu masalah utama dalam pendidikan jasmani di Indonesia hingga
dewasa ini ialah belum efektifnya pengajaran pendidikan jasmani di
sekolah-sekolah, kondisi rendahnya kualitas pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah
lanjutan telah dikemukakan didalam berbagai forum oleh beberapa pengamat. Hal
ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya ialah terbatasnya kemampuan
guru pendidikan jasmani dan terbatasnya sumber-sumber yang digunakan untuk
mendukung proses pengajaran pendidikan jasmani. Kualitas guru pendidikan
jasmani yang ada pada sekolah lanjutan pada umumnya kurang memadai. Guru
kurang mampu dalam melaksanakan profesinya secara profesional, kurang
berhasil melaksanakan tanggung jawab untuk mengajar dan mendidik siswa
secara sistematik melalui gerakan pendidikan jasmani yang mengembangkan
kemampuan dan ketrampilan secara menyeluruh baik fisik, mental maupun
intelektual. Benar bahwa mengingat kebanyakan guru pendidikan jasmani di
sekolah menengah pertama kurang kreatif dalam memberikan model
pembelajaran. Kebanyakan guru penjas hanya menekenkan hasil akhir tanpa
memperhatikan proses pembelajaran.hal ini akan berdampak buruk bagi siswa
karena kurangnya pengetahuan yang di berikan oleh guru dan secara tidak
langsung akan mempengaruhi kinerja guru tersebut serta tujuan pendidikan
jasmani tidak akan tercapai, hal tersebut akan merusak citra guru penjas dimata
siswa.
Gaya mengajar yang dilakukan oleh guru dalam praktek pendidikan
jasmani cenderung tradisional, atau hanya menggunakan satu gaya mengajar saja,
sehingga membuat situasi pembelajaran monoton dan membuat siswa jenuh untuk
3
teacher centereddimana para siswa melakukan latihan fisik berdasarkan perintah
yang ditentukan oleh guru. Latihan-latihan tersebut tidak pernah dilakukan anak
sesuai inisiatif sendiri.
Guru cenderung menggunakan pendekatan yang mendasarkan pada olah
raga prestasi dalam pembelajarannya, sehingga dalam proses pembelajaranya jelas
beda dari penjas itu sendiri, tujuan utamanya bukan proses melainkan hasil akhir
sebuah penilaian. Dalam pendekatan ini guru menentukan tugas-tugas bagi siswa
melalui kegiatan fisik tak ubahnya seperti latihan olahraga. Biasanya tujuan
pembelajaran ditekankan pada penguasaan yang mengarah pada pencapaian
tujuan prestasi tanpa melakukan modifikasi baik dalam peraturan, ukuran
lapangan maupun jumlah pemain. Pendekatan seperti ini membuat siswa kurang
senang bahkan merasa frustasi untuk melakukan program pendidikan jasmani,
karena mereka tidak mampu dan sering gagal untuk melaksanakan tugas yang
diberikan dalam bentuk yang kompleks. Untuk itu kebutuhan untuk memodifikasi
olahraga sebagai suatu pendekatan alternatif dalam pengajaran pendidikan
jasmani, mutlak perlu dilakukan. Guru harus memiliki kemampuan untuk
memodifikasi ketrampilan yang hendak diajarkan agar sesuai tingkat
perkembangan siswa. Guru dituntut harus lebih kreatif, inovatif dalam
menciptakan pembelajaran, yang akan diberikan kepada siswa, sehingga tercipta
pembelajaran yang aktif bagi siswa, atau menyenangkan tanpa meninggalkan
tujuan pembelajaran tersebut.
Banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa yang salah
satunya kurang kreatifnya guru pendidikan jasmani dalam membuat dan
mengembangkan media pembelajaran yang sederhana, guru kurang akan
model-model pembelajaran sehingga proses pembelajaran kurang menarik bagi siswa
sehingga tercipta pembelajaran yang membosankan buat siswa.
Berdasarkan hasil observasi pra penelitian yang dilakukan peneliti di
SMP Negeri 1 Tulung kelas VIIIC, siswa-siswi di kelas tersebut masih mengalami
kesulitan dalam melakukan teknik lempar lembing gaya hop. Sebagian besar
siswa belum menguasai cara melakukan lemparan dan juga melakukan gerakan
commit to user
4
siswa dapat diketaui bahwa nilai rata-rata yang diperoleh siswa kelas VIIIC SMP
Negeri 1 Tulung dalam kegiatan pembelajaran lempar lembing gaya hop.Dari
jumlah siswa sebanyak 36 terdiri dari 18 siswi dan 18 siswa dengan hanya 13
siswa saja yang telah mencapai ketuntasan.Rata-rata nilai kelas menunjukan
angka 36.1% dari jumlah siswa mendapat nilai dibawah 70. Besar jumlah rata-rata
dan nilai siswa yang mendapat nilai dibawah 70 menjadi bukti kongkrit bahwa
hasil belajar siswa-siswi di kelas VIIIC belum mencapai batas ketuntasan belajar
siswa yang dipatok pada angka 70. Menunjukan proses pembelajaran yang belum
melibatkan siswa secara aktif, guru masih menjadi pusat pembelajaran, kurangnya
model pembelajaran, gaya mengajar serta modifikasi dan media pembelajaran
yang masih kurang untuk mencapai tujuan pendidikan. Penyebab masalah belajar
dapat bersumber dari faktor interen dan ekstern, faktor dari dalam individu
sendiri atau interen, misalnya motivasi dan antusiasme siswa terhadap materi
pembelajaran. Sedangkan faktor eksternal mencakup keluarga dan lingkungan
sekitar yang dapat berupa guru, lingkungan, materi, media, dan metode yang
digunakan guru. Kurangnya partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran akan
menurunkan tingkat keberhasilan siswa dalam belajar, oleh karena itu diperlukan
suatu tindakan yang mampu melibatkan peran aktif siswa dalam mengikuti
pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut.
Hasil observasi dan wawancara salah satu guru mata pelajaran pedidikan
jasmani di SMP Negeri 1 Tulung menunjukan bahwa siswa-siswi SMP tersebut
secara umum memiliki kemampuan menengah ke bawah, disamping beberapa
siswa memiliki intelegensi diatas rata-rata. Dalam sebuah observasi kelas, dapat
diketahui bahwa siswa-siswi di kelas VIIIC memiliki minat dan motivasi yang
kurang terhadap pelajaran pendidikan jasmani. Masih tampak beberapa siswa
yang mengobrol dengan temannya sendiri, mengantuk, malas-malasan dalam
mengerjakan yang diberikan oleh guru. Sebagian besar siswa mengeluh dan
merasa tidak mampu mengerjakan tugas yang diberikan.
Media yang digunakan guru pendidikan jasmani di SMP Negeri 1
Tulung masih sangat terbatas dan belum mampu membangkitkan kesenangan
5
siswa memahami materi ajar memaksa guru harus lebih banyak menggunakan
metode, agar siswa dapat memahami materi ajar meskipun hanya dengan
dukungan media yang terbatas.
Mempertimbangkan tingkat kemampuan siswa dalam menerima materi
pembelajaran berbeda antara satu siswa dengan siswa yang lain, guru perlu
mengembangkan metode dan media pembelajaran yang dapat mempermudah
siswa menerima pelajaran dengan baik. Sebuah media yang tidak hanya dapat
diterima oleh siswa yang memiliki tingkat pemahaman yang tinggi, tetapi juga
mempertimbangkan efektifitas media bagi mereka yang memiliki tingkat
pemahaman yang masih kurang.
Dalam memilih sebuah media alat bantu, seorang guru juga harus
mempertimbangkan tingkat keekonomisan media yang akan digunakan. Biaya
yang digunakan harus seimbang dengan yang akan diperoleh. Diutamakan
penggunaan media dengan biaya pengeluaran seminimal mungkin tetapi memiliki
banyak manfaat dan keunggulan dalam proses pembelajaran, materi yang
diberikan juga harus sesuai dengan tingkat pemahaman siswa, berisi hal-hal yang
dekat dengan siswa, dan sebaiknya menarik perhatian siswa.
Modifikasi pendidikan jasmani dapat dilakukan dengan penekanan pada
berbagai aspek seperti materi, alat, ukuran lapangan, bentuk, jumlah pemain.
Dengan modifikasi pembelajaran bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar,
minat atau partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran, menciptakan suasana
pembelajaran yang menyenangkan dan tidak membosankan bagi siswa.
Salah satu pendekatan dalam pembelajaran yang dapat digunakan dalam
hal ini adalah pendekatan pembelajaran dengan menggunakan alat bantu berupa
media (bola berekor, kertas koran bekas) yaitu suatu pendekatan pembelajaran
yang dapat membantu siswa mempelajari ketrampilan dasar dalam mempelajari
teknik dasar. Model pembelajaran dengan pendekatan alat bantu tersebut
dirancang secara khusus untuk mengembangkan belajar siswa tentang
pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik dan dapat dipelajari
commit to user
6
Alat bantu berupa bola berekor, kertas koran bekas dalam sebuah
pembelajaran akan membuat siswa lebih mudah menangkap materi ajar yang
diberikan oleh guru. Dengan alat bantu tersebut dapat mengubah suasana menjadi
lebih santai dan menyenangkan, bahkan siswa bisa tertarik untuk saling
berkompetisi melewati alat bantu tersebut. Keadaan ini akan membantu
menumbuhkan motivasi dan antusiasme terhadap materi ajar lempar lembing gaya
hop karena para siswa cenderung lebih menyukai suasana kelas yang santai dari
pada yang serius.
Dalam penelitian ini, modifikasi pendidikan jasmani difokuskan pada
aspek media-alat yaitu modifikasi pembelajaran lempar lembing gaya hop. Secara
umum kendala yang sering dihadapi guru dalam pembelajaran lempar lembing
adalah kerterbatasan alat/tempat. Untuk mengatasi hal tersebut guru harus kreatif
untuk membuat strategi belajar yang baik, yaitu berupa modifikasi alat, tempat,
model gaya mengajar lempar lembing gaya hop yang mendukung jalannya
pembelajaran tanpa meninggalkan tujuan pembelajaran.
Penelitian tindakan kelas ini, akan mencoba modifikasi alat
pembelajaran dalam pendidikan jasmani pada siswa kelas VIIIC SMP Negeri 1
Tulung tahun ajaran 2010/2011 dengan materi teknik dasar lempar lembing gaya
hop. Pembelajaran dengan pendekatan alat bantu berupa bola berekor, koran
bekas bekas,untuk meningkatkan hasil lempar lembing gaya hop yang lebih baik
dilakukan oleh siswa. Selain itu modifikasi pembelajaran ini untuk meningkatkan
peran aktif siswa, partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran lempar lembing
gaya hop. Dengan penerapan modifikasi pembelajaran pendidikan jasmani yang
dilakukan peneliti diharapkan dapat memecahkan atau memberi jalan keluar yang
dihadapi guru dalam proses pembelajaran lempar lembing gaya hop.
Tujuan modifikasi pembelajaran lempar lembing gaya hop adalah agar
siswa suka, senang mengikuti pembelajaran. Dengan perasaan suka akan
pembelajaran tersebut membuat siswa menjadi aktif dan antusias dalam
pembelajaran serta lebih mudah menguasai materi yang diajarkan.
Guru dalam mengajarkan lempar lembing gaya hop harus membuat
é
-»®¬¿ °»®¿´¿¬¿²ô -«-«²¿² µ»´±³°±µô ¹»®¿µ¿² ¬»µ²·µ ¼¿-¿® §¿²¹ ª¿®·¿¬·º -»¸·²¹¹¿
³»³¾«¿¬ -·¬«¿-· °»³¾»´¿¶¿®¿² §¿²¹ ´»¾·¸ ³»²§»²¿¹µ¿² ¼¿´¿³ °®±-»-
°»³¾»´¿¶¿®¿² ´»³°¿® ´»³¾·¹ò
Ü¿®· °»®³¿-¿´¿¸¿² «³«³ §¿²¹ ¼·¸¿¼¿°· ¹«®« °»²¶¿- ¼¿´¿³
³»²§¿³°¿·µ¿² ³¿¬»®· µ¸«-«-²§¿ ¬»µ²·µ ¼¿-¿® ´»³°¿® ´»³¾·²¹ ¹¿§¿ ¸±°ô ³¿µ¿
°»²»´·¬· ³»®¿-¿ ¬»®¬¿®·µ ³»´¿µ«µ¿² °»²·´·¬·¿² ¬·²¼¿µ¿² µ»´¿- øÐÌÕ÷ °¿¼¿ -·-©¿
µ»´¿- Ê×××Ý ÍÓÐ Ò»¹»®· ï Ì«´«²¹ ¼»²¹¿² ¶«¼«´ Ë°¿§¿ Ó»²·²¹µ¿¬µ¿²
Õ»³¿³°«¿² Ô»³°¿® ´»³¾·²¹ Ù¿§¿ ر° Ó»´¿´«· л²»®¿°¿² ß´¿¬ Þ¿²¬«
л³¾»´¿¶¿®¿² øл²»´·¬·¿² Ì·²¼¿µ¿² Õ»´¿-÷ п¼¿ Í·-©¿ Õ»´¿- Ê×××Ý ÍÓÐ Ò»¹»®· ï
Ì«´«²¹ Ì¿¸«² ߶¿®¿² îðïðñîðïï ò л®³¿-¿´¿¸¿² ·²· °»²»´·¬· ¬»³«µ¿² µ»¬·µ¿
±¾-»®ª¿-· ¼· ÍÓÐ Ò»¹»®· ï Ì«´«²¹ §¿·¬« °»³¾»´¿¶¿®¿² ´»³°¿® ´»³¾·²¹ ¹¿§¿ ¸±°ò
B. Identifikasi Masalah
Þ»®¼¿-¿®µ¿² ´¿¬¿® ¾»´¿µ¿²¹ §¿²¹ ¬»´¿¸ ¼·µ»³«µ¿µ¿² ¼·¿¬¿- ¼¿°¿¬
¼··¼»²¬·º·µ¿-· ³¿-¿´¿¸ -»¾¿¹¿· ¾»®·µ«¬æ
1. Þ¿²§¿µ µ»²¼¿´¿ §¿²¹ ¼·¸¿¼¿°· ¼¿´¿³ °»³¾»´¿¶¿®¿² ´»³°¿® ´»³¾·²¹ ¹¿§¿ ¸±° ¼· µ»´¿- Ê×××Ý ÍÓÐ Ò»¹»®· ï Ì«´«²¹ ò
2. Ø¿-·´ ¾»´¿¶¿® ´»³°¿® ´»³¾·²¹ ¹¿§¿ ¸±° -·-©¿ µ»´¿- Ê×××Ý ÍÓÐ Ò»¹»®· ï Ì«´«²¹ ³¿-·¸ ®»²¼¿¸ò
3. Þ»´«³ ¼·µ»¬¿¸«· »º»µ¬·º·¬¿- °»²»®¿°¿² ¿´¿¬ ¾¿²¬« ¬»®¸¿¼¿° ¸¿-·´ ¾»´¿¶¿® ´»³°¿® ´»³¾·²¹ ¹¿§¿ ¸±°ò
4. Ю±-»- °»³¾»´¿¶¿®¿² §¿²¹ ¾»®´¿²¹-«²¹ ¼· µ»´¿- Ê×××Ý ÍÓÐ Ò»¹»®· ï Ì«´«²¹ ¾»´«³ ³»²½¿°¿· ¸¿-·´ §¿²¹ ±°¬·³¿´ò Í»¸·²¹¹¿ °»®´« °»²¼»µ¿¬¿² °»³¾»´¿¶¿®¿²
§¿²¹ ¾¿·µ ¼¿² ¬»°¿¬ò
commit to user
8
C. Pembatasan Masalah
Sehubungan dengan luasnya permasalahan yang timbul dari identifikasi
masalah maka pembatasan masalah perlu dilakukan guna memperoleh kedalaman
kajian dan menghindari perluasan masalah. Pembatasan masalah dalam penelitian
sebagai berikut:
1. Siswa kelas VIIIC SMP Negeri 1 Tulung belum menguasai teknik lempar
lembing gaya hop.
2. Hasil belajar lempar lembing gaya hop siswa kelas VIIIC SMP Negeri 1
Tulung masih rendah.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah maka
permasalahan yang menjadi pokok penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:
Bagaimanakah penerapan alat bantu dalam pembelajaran penjasorkes dapat
meningkatkan kemampuan lempar lembing gaya hop pada siswa kelas VIIIC SMP
Negeri 1 Tulung ?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah disampaikan di atas, tujuan
penelitian ini adalah:
Untuk mengetahui peningkatan kemampuan lempar lembing gaya hop melalui alat
bantu pembelajaran pada siswa kelas VIIIC SMP Negeri 1 Tulung tahun ajaran
2010/2011.
F. Manfaat Penelitian
Setelah penelitian ini selesai, diharapkan mempunyai manfaat sebagai
berikut:
1. Bagi Guru penjas SMP Negeri 1 Tulung Kabupaten Klaten
a. Untuk meningkatkan kreatifitas guru disekolah dalam membuat dan
9
b. Sebagai bahan masukan guru dalam memilih alternative pembelajaran
yang akan dilakukan.
c. Untuk meningkatkan kinerja guru dalam menjalankan tugasnya secara
profesional.
2. Bagi Siswa kelas VIIIC
a. Menciptakan suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan dan
meningkatkan peran aktif siswa dalam mengikuti pembelajaran penjas,
serta meningkatkan hasil belajar lempar lembing gaya hop.
b. Dapat meningkatkan kemampuan lempar lembing gaya hop, serta
commit to user
ïð
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Lempar Lembing
a. Pengertian Lempar Lembing
Ó»²«®«¬ Ç«¼¸¿ Óò Í¿°«¬®¿ øîððïæ êé÷ °»²¹»®¬·¿² ´»³°¿® ´»³¾·²¹ ¿¼¿´¿¸
Ÿ³»®«°¿µ¿² -¿´¿¸ -¿¬« µ»³¿³°«¿² ¼¿´¿³ ³»´»³°¿®µ¿² ¾»²¼¿ ¾»®¾»²¬«µ
´»³¾·²¹ô -»¶¿«¸ ³«²¹µ·² ò Í»¼¿²¹µ¿² ³»²«®«¬ ܶ«³·¼¿® øîððéæ íòìî÷ ´»³°¿®
¿¼¿´¿¸ Ÿ¹»®¿µ¿² §¿²¹ ³»²§¿´«®µ¿² ¬»²¿¹¿ °¿¼¿ -«¿¬« ¾»²¼¿ §¿²¹ ³»²¹¸¿-·´µ¿²
¼¿§¿ °¿¼¿ ¾»²¼¿ ¬»®-»¾«¬ ¼»²¹¿² ³»³·´·µ· µ»µ«¿¬¿² µ» ¼»°¿² ¿¬¿« µ» ¿¬¿- ò
Ü¿®· °»²¹»®¬·¿² §¿²¹ ¼·¾»®·µ¿² °¿®¿ ¿¸´· ¬»®-»¾«¬ ¼¿°¿¬ ¼·¬¿®·µ µ»-·³°«´¿²
¾¿¸©¿ °»²¹»®¬·¿² ´»³°¿® ´»³¾·²¹ ¿¼¿´¿¸ ³»®«°¿µ¿² -¿´¿¸ -¿¬« µ»³¿³°«¿²
¼¿´¿³ ³»´»³°¿®µ¿² ¾»²¼¿ ¾»®¾»²¬«µ ´»³¾·²¹ô -»¶¿«¸ ³«²¹µ·²ò
b. Teknik Dasar Lempar Lembing
Ó»²«®«¬ Ç«¼¸¿ Óò Í¿°«¬®¿ øîððïæ êéóêè÷ ³»²§¿¬¿µ¿² ¾¿¸©¿ ¬»µ²·µ ¼¿-¿®
³»´¿µ«µ¿² ´»³°¿® ´»³¾·²¹ ¿¼¿´¿¸ -»¾¿¹¿· ¾»®·µ«¬ æ
ï÷ Ó»²¹¸¿¼¿° ¿®¿¸ ´»³°¿®¿²
Í¿¿¬ ³»²¹¸¿¼¿° ¿®¿¸ ´»³°¿®¿²ô ¾¿¸« ¼¿² °·²¹¹«´ ´«®«- µ» ¼»°¿²ò
Ô»³¾·²¹ ³»²¹¿®¿¸ µ» ¿®¿¸ ´»³°¿®¿²ò Í·-©¿ ³»²¹¹»®¿µµ¿² ´»³¾·²¹ µ» ¾»´¿µ¿²¹
¼»²¹¿² ¬¿²¹¿² ´«®«-ô -»³»²¬¿®¿ «¶«²¹ ´»³¾·²¹ ¼·¿²¹µ¿¬ µ» -«¼«¬ ´·²¬¿-¿²ò Þ¿¸«
¾»®°«¬¿® çðž µ» µ¿²¿² ¼¿² °·²¹¹«´ ¬»¬¿° ³»²¹¸¿¼¿° ¿®¿¸ ´»³°¿®¿²ò
î÷ Ô¿²¹µ¿¸ ³»²§·´¿²¹
Õ¿µ· µ¿²¿² ³»´¿²¹µ¿¸ ³»²§·´¿²¹ ¼· ¼»°¿² µ¿µ· µ·®·ò ײ· ³»³¾¿²¬«
³»²¹¹»®¿µµ¿² µ¿µ· ³»²¼¿¸«´«· ¾¿¼¿²ô ³·®·²¹µ¿² ¬«¾«¸ ¼¿² ³»³¾¿©¿ ¾¿¸« ¼¿²
¬¿²¹¿² §¿²¹ ³»³»¹¿²¹ ´»³¾·²¹ -»¶¿«¸ ³«²¹µ·² µ» ¾»´¿µ¿²¹ò
í÷ б-·-· Ó»´»³°¿®
Õ¿µ· µ·®· ³»´¿²¹µ¿¸ µ» ´«¿® ¼»²¹¿² °±-·-· ³»´»³°¿® ¼»²¹¿² ¬«³·¬
³»²§»²¬«¸ °»®³«µ¿¿² ¬¿²¿¸ ¬»®´»¾·¸ ¼¿¸«´«ò з²¹¹«´ ¾»®°«¬¿® µ» µ¿²¿² -»¸·²¹¹¿
°·²¹¹«´ µ·®· ¼·¿®¿¸µ¿² µ»¿®¿¸ ´»³°¿®¿²ò Õ¿µ· §¿²¹ ¾»®¿¼¿ ¼·¾»´¿µ¿²¹ ¼·¬»µ«µ
ïï
°¿¼¿ ´«¬«¬ ¼¿² ¼·°«¬¿® µ» -¿³°·²¹ ´«¿®ò Ì«¾«¸ ¼·³·®·²¹µ¿² µ» ¾»´¿µ¿²¹ ¼¿²
¬¿²¹¿² §¿²¹ ³»´»³°¿® ¼·´«®«-µ¿² -»°»²«¸²§¿ò
ì÷ Ô»³°¿®¿²
Ô«¬«¬ µ¿²¿² ¼·°«¬¿® ¼»²¹¿² µ«¿¬ µ»¿®¿¸ ´»³°¿®¿² ¼¿² ³»³¿µ-¿ °·²¹¹«´
¾»®¹»®¿µ µ»¿®¿¸ §¿²¹ -¿³¿ò з²¹¹«´ ¼··µ«¬· ±´»¸ ¼¿¼¿ô ¼·¼±®±²¹ µ» ¼»°¿² ¼»²¹¿²
°¿µ-¿ -»¸·²¹¹¿ ¬«¾«¸ ³»²¶¿¼· -»°»®¬· ¾«-«®ò Ì¿²¹¿² §¿²¹ ³»³»¹¿²¹ ´»³¾·²¹ô
-»µ¿®¿²¹ ¾»®¬·²¼¿µ -»¾¿¹¿· «¶«²¹ °»½«¬ §¿²¹ ¼·¬¿®·µ µ» ¼»°¿² °¿¼¿ µ»½»°¿¬¿²
¬·²¹¹· ¼· ¿¬¿- ¾¿¸«ò Ì«¾«¸ ¾»®¹»®¿µ µ» ¿¬¿- µ¿µ· µ·®· §¿²¹ ´«®«-ô ¼¿² ´»³¾·²¹
¼·´»°¿-µ¿² ¼·¼»°¿² µ»°¿´¿ -·-©¿ò
ë÷ Í·µ¿° ßµ¸·®
Í»¬»´¿¸ ´»³¾·²¹ ¼·´»°¿-µ¿²ô -·-©¿ ¬»®«- ¾»®¹»®¿µ µ» ¼»°¿² ¼»²¹¿²
³»³¾¿©¿ µ¿µ· µ¿²¿² µ» ¼»°¿² ¼¿² ³»²»³°¿¬µ¿²²§¿ ¼·¼»°¿² µ¿µ· µ·®·ò Ù»®¿µ¿²
·²· ³»²¿¸¿² ¹»®¿µ¿² ³¿¶« ¼¿² ³»²½»¹¿¸ -·-©¿ ³»´¿µ«µ¿² °»´¿²¹¹¿®¿²ò
Ù¿³¾¿® ïò Õ¿®¿µ¬»®·-¬·µ Ù»®¿µ Ü¿-¿® Ô»³°¿® Ô»³¾·²¹
øÇ«¼¸¿ Óò Í¿°«¬®¿òô îððïæ êç÷
c. Lempar Lembing Gaya Hop ( Jingkat)
Ý¿®¿ ³»´¿µ«µ¿² ¹¿§¿ ¸±° ·²· ¿¼¿´¿¸ -»¬»´¿¸ ³»²¹¿³¾·´ ¿©¿´¿² ´¿®· ½»°¿¬ô
³¿µ¿ °¿¼¿ -¿¿¬ µ¿µ· µ¿²¿² -¿³°¿· °¿¼¿ ¬¿²¼¿ §¿²¹ ¬»´¿¸ ¼·¬»²¬«µ¿² ¬¿²¹¿² µ¿²¿²
³«´¿· ¬»´¿¸ -»¼·µ·¬ ¼·´«®«-µ¿² µ» ¾»´¿µ¿²¹ ¾¿©¿¸ò Õ»³«¼·¿² -¿¿¬ µ¿µ· µ·®·
³»´¿²¹µ¿¸ ¼¿² ³»²¼¿®¿¬ô ³¿µ¿ ¼»²¹¿² ¬«³°«¿² µ¿µ· µ¿²¿² ¬¿¼· ¹»®¿µ¿²
Ÿ¾»®¶·²¹µ¿¬ ¼·´¿µ«µ¿²ô ³»²¼¿®¿¬ ¼»²¹¿² µ¿µ· µ¿²¿² ¬»®´»¾·¸ ¼¿¸«´« ¼¿² µ¿µ· µ·®·
´¿²¹-«²¹ ¼·¿§«² -»´»¾¿® ¼¿² -»¶¿«¸ ³«²¹µ·² µ» -¿³°·²¹ µ·®·ò Í¿¿¬ µ¿µ· µ·®·
³»²¼¿®¿¬ô µ¿µ· µ¿²¿² ¼·¬»µ«µ ¸·²¹¹¿ ¾¿¼¿² ¾»²¿®ó¾»²¿® ½±²¼±²¹ µ» µ¿²¿² ¼¿²
¾»®¿¬ ¾¿¼¿² -»¾¿¹·¿² ¾»-¿® ¶«¹¿ °¿¼¿ µ¿µ· µ¿²¿²ò п¼¿ -¿¿¬ ·²· ´»²¹¿² µ¿²¿²
commit to user
12
sudut lemparan dan tangan kiri tetap diangkat relak. Saat inilah terjadi sikap
melempar yang sebenarnya. Selanjutnya dengan didahului tekukan siku kanan
segera lembing dibawa ke depan serong atas lewat di atas bahu. Gerakan menekuk
siku kanan hampir bersamaan dengan meluruskan kaki kanan. Selanjutnya
bersamaan dengan terkedangnya kaki kiri sikap tangan kanan sudah benar-benar
lurus ke sudut lemparan, saat inilah lembing dilepaskan. Terlepasnya lembing tadi
segera diikuti oleh kaki kanan ke depan untuk menahan jangan sampai badan
terjerumus melewati garis lempar.
Gambar 2. Rangkaian Gerak Lempar Lembing Gaya Hop
2. Pembelajaran
a. Konsep Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan
yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan
pengetahuan penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan
kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain pembelajaran adalah proses
untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Proses
pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta dapat berlaku
dimanapun dan kapanpun.
Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan belajar, walaupun
mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar
13
sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kongnitif), juga dapat mempengaruhi
perubahan sikap (aspek afektif), serta ketrampilan (aspek psikomotor) seorang
peserta didik.
Peran guru bukan semata memberikan informasi melainkan juga
mengarahkan dan memberi fasilitas belajar (directing and facilitating the
learning) agar proses belajar lebih memadai dan mudah diterima oleh siswa.
Pembelajaran mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu
seseorang mempelajari suatu kemampuan atau nilai yang baru. Proses
pembelajaran merupakan seperangkat prinsip-prinsip yang dapat digunakan
sebagai pedoman untuk menyusun berbagai kondisi yang dibutuhkan mencapai
tujuan pendidikan.
b. Hakekat Pembelajaran
Untuk menjalankan proses pendidikan, kegiatan belajar dan pembelajaran
merupakan suatu usaha yang amat strategis untuk mencapai tujuan yang
diharapkan. Pergaulan yang sifatnya mendidik itu terjadi melalui interaksi aktif
antara siswa sebagai peserta didik dan guru sebagai pendidik. Kegiatan belajar
dilakukan oleh siswa, dan melalui kegiatan itu akan ada perubahan perilakunya,
sementara kegiatan pembelajaran dilakukan oleh guru untuk memfasilitasi proses
belajar, kedua peranan itu tidak akan terlepas dari situasi saling mempengaruhi
dalam pola hubungan antara dua subyek, meskipun disini guru lebih berperan
sebagai pengelola.
Istilah pembelajaran sama dengan instruction atau pengajaran. Menurut
Purwadarminta 1976 yang dikutip H.J.Gino Suwarni, Suripto, Maryanto dan
Sutijan (1998:30) bahwa pengajaran mempunyai arti cara (perbuatan) mengajar
atau mengajarkan. Hal ini juga dikemukakan Wina Sanjaya (2006: 74) bahwa
mengajar diartikan sebagai proses penyampaian informasi dari guru kepada siswa.
Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan
lingkunganya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik.
Interaksi adalah saling mempengaruhi yang bermula adanya saling hubungan
15
ditetapkan dalam proses belajar mengajar, maka seorang guru harus mampu
menerapkan cara mengajar cocok untuk mencapai tujuan yang dimaksud.
Mengajar merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang yang memiliki
pengetahuan dan ketrampilan yang lebih dari pada yang diajar, untuk memberikan
suatu pengertian, kecakapan, ketangkasan, kegiatan mengajar meliputi
pengetauan, menularkan sikap kecakapan atau ketrampilan yang diatur sesuai
dengan lingkungan dan menghubungkannya dengan subyek yang sedang belajar.
Kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru, ini sesuai dengan yang
dikemukakan Nana Sudjana (2005: 19) yaitu:
Untuk keperluan analisis tugas guru sebagai pengajar, maka kemampuan guru atau kompetensi guru yang banyak hubungannya dengan usaha meningkatkan proses dan hasil belajar dapat diguguskan kedalam empat kemampuan yakni:
1) Merencanakan program belajar mengajar.
2) Melaksnakan dan memimpin/mengelola proses belajar mengajar. 3) Menilai kemajuan proses belajar mengajar.
4) Menguasai bahan pelajaran dalam pengertian menguasai bidang studi atau mata pelajaran yang dipegangnya.
Dalam kegiatan pembelajaran guru bertugas merencanakan program
pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai kemajuan pembelajaran dan
menguasai materi atau bahan yang diajarkannya. Jika seorang guru memiliki
kemampuan yang baik sesuai dengan bidang studi yang diajarkan, maka akan
diperoleh hasil belajar yang optimal. Hasil belajar dapat dicapai dengan baik, jika
seorang guru mampu melaksanakan tugas diantaranya mengelola proses
pengajaran berupa aktivitas merencanakan dan mengorganisasikan semua aspek
kegiatan. Husdarta dan Yudah M.Saputra (2000: 4) mengemukakan bahwa:
Tugas utama guru adalah untuk menciptakan iklim atau atmosfir supaya proses belajar terjadi dikelas dilapangan, ciri utamanya terjadinya proses belajar adalah siswa dapat secara aktif ikut terlibat didalam proses pembelajaran. Para guru harus selalu berupaya agar para siswa dimotivasi untuk lebih berperan. Walau demikian guru tetap berfungsi sebagai pengelola proses belajar dan pembelajaran.
Untuk itu seorang guru harus memiliki beberapa kemampuan dalam
commit to user
16
terpenting dan harus diperhatikan dalam mengajar yaitu, guru harus mampu
menerapkan metode mengajar yang tepat dan mampu membelajarkan siswa
manjadi aktif melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru.
c. Prinsip-prinsip Pembelajaran
Belajar suatu ketrampilan adalah sangat kompleks. Belajar membawa
suatu perubahan pada individu yang belajar. Menurut Nasution yang dikutip
H.J.Gino dkk (1998: 51) bahwa perubahan akibat belajar tidak hanya mengenai
jumlah pengetauhan, melainkan juga dalam kecakupan, kebiasaan, sikap,
pengertian, penyesuaian diri, minat, penghargaan, pendeknya mengenai segala
aspek organisme atau pribadi seseorang.
Perubahan akibat dari belajar adalah menyeluruh pada diri siswa. Untuk
mencapai perubahan atau peningkatan pada diri siswa, maka dalam proses
pembelajaran harus diterapkan prinsip-prinsip pembelajaran yang tepat. Menurut
Wina Sanjaya (2006: 30) bahwa sejumlah prinsip yang harus diperhatikan dalam
pengelolaan kegiatan pembelajaran diantaranya:
1) Berpusat pada siswa 2) Belajar dengan melakukan
3) Mengembangkan kemampuan sosial
4) Mengembangkan keingintauhan,imajinasi dan fitrah 5) Mengembangkan ketrampilan pemecahan masalah 6) Mengembangkan kreatifitas siswa
7) Mengembangkan kemampuan ilmu danteknologi
8) Menumbuhkan kesadaran sebagai warga negara yang baik 9) Belajar sepanjang hayat
Prinsip-prinsip pembelajaran tersebut sangat penting untuk diperhatikan
oleh seorang guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Pembelajaran
yang didasarkan pada prinsip-prinsip belajar yang benar, maka akan diperoleh
ïé
3. Media Pembelajaran
¿ò Pengertian Media Pembelajaran
Ó»¼·¿ ø¾»²¬«µ ¶¿³¿µ ¼¿®· µ¿¬¿ ³»¼·«³÷ô ³»®«°¿µ¿² µ¿¬¿ §¿²¹ ¾»®¿-¿´ ¼¿®·
¾¿¸¿-¿ ´¿¬·² medius, §¿²¹ -»½¿®¿ ¸¿®º·¿¸ ¾»®¿®¬· Ÿ¬»²¹¿¸ô °»®¿²¬¿®¿ô ¿¬¿«
°»²¹¿²¬¿® ø¿®-§¿¼ô îððî÷ò Ñ´»¸ µ¿®»²¿ ·¬« ³»¼·¿ ¼¿°¿¬ ¼·¿®¬·µ¿² -»¾¿¹¿·
°»®¿²¬¿®¿ ¿¬¿« °»²¹¿²¬¿® °»-¿² ¼¿®· °»²¹·®·³ µ» °»²»®·³¿ °»-¿²ò Ó»¼·¿ ¼¿°¿¬
¾»®«°¿ -»-«¿¬« ¾¿¸¿²ô ¿¬¿« ¿´¿¬ò Í»¼¿²¹µ¿² ³»²«®«¬ Ù»®´¿½¸ ú Û´§ ø¼¿´¿³
ß®-§¿¼ô îððî÷ô ¾¿¸©¿ ³»¼·¿ ¶·µ¿ ¼·°¿¸¿³· -»½¿®¿ ¹¿®·- ¾»-¿® ¿¼¿´¿¸ ³¿²«-·¿ô
³¿¬»®·ô ¿¬¿« µ»¶¿¼·¿² §¿²¹ ³»³¾¿²¹«² µ±²¼·-·ô §¿²¹ ³»²§»¾¿¾µ¿² -·-©¿
³¿³°« ³»³°»®±´»¸ °»²¹»¬¿«¸¿²ô µ»¬»®¿³°·´¿²ô ¿¬¿« -·µ¿°ò Ö¿¼· ³»²«®«¬
°»²¹»®¬·¿² ·²·ô ¹«®«ô ¬»³¿² -»¾¿§¿ô ¾«µ« ¬»µ-ô ´·²¹µ«²¹¿² -»µ±´¿¸ ¼¿² ´«¿®
-»µ±´¿¸ô ¾¿¹· -»±®¿²¹ -·-©¿ ³»®«°¿µ¿² ³»¼·¿ò Þ¿²§¿µ ¾¿¬¿-¿² ¬»²¬¿²¹ ³»¼·¿ô
Association of Education and Comunication Technology øßÛÝÌ÷ ³»³¾»®·µ¿²
°»²¹»®¬·¿² ¬»²¬¿²¹ ³»¼·¿ -»¾¿¹¿· -¿´¿¸ -¿¬« ¾»²¬«µ ¼¿² -¿´«®¿² §¿²¹ ¼·¹«²¿µ¿²
«²¬«µ ³»²§¿³°¿·µ¿² °»-¿² ¼¿² ·²º±®³¿-·ò Ü¿´¿³ ¼«²·¿ °»²¼·¼·µ¿²ô -»®·²¹µ¿´·
·-¬·´¿¸ ¿´¿¬ ¾¿²¬« ¿¬¿« ³»¼·¿ µ±³«²·µ¿-· ¼·¹«²¿µ¿² -»½¿®¿ ¾»®¹¿²¬·¿² ¿¬¿«
-»¾¿¹¿· °»²¹¹¿²¬· ·-¬·´¿¸ ³»¼·¿ °»²¼·¼·µ¿² ø°»³¾»´¿¶¿®¿²÷ò Í»°»®¬· §¿²¹
¼·µ»³«µ¿µ¿² Ø¿³¿´·µ øïççì÷ ¾¿¸©¿ ¼»²¹¿² °»²¹¹«²¿¿ ¿´¿¬ ¾¿²¬« ¾»®«°¿
³»¼·¿ µ±³«²·µ¿-·ô ¸«¾«²¹¿² µ±³«²·µ¿-· ¿µ¿² ¼¿°¿¬ ¾»®¶¿´¿² ¼»²¹¿² ´¿²½¿® ¼¿²
¼»²¹¿² ¸¿-·´ §¿²¹ ³¿µ-·³¿´ ò
Ó»¼·¿ ³»®«°¿µ¿² -¿®¿²¿ °»³¾»´¿¶¿®¿² §¿²¹ ¼·¹«²¿µ¿² «²¬«µ
³»²§¿³°¿·µ¿² ·²º±®³¿-· µ»°¿¼¿ -·-©¿ §¿²¹ ¾»®¬«¶«¿² «²¬«µ ³»³¾«¿¬ ¬¿¸«
-·-©¿ò ³»¼·¿ ¿¼¿´¿¸ °»³¾¿©¿ °»-¿² §¿²¹ ¾»®¿-¿´ ¼¿®· -«¿¬« -«³¾»® °»-¿² ø¼¿°¿¬
¾»®«°¿ ±®¿²¹ ¿¬¿« ¾»²¼¿÷ µ»°¿¼¿ °»²»®·³¿ °»-¿²ò Ü¿´¿³ °®±-»- ¾»´¿¶¿® ³»²¹¿¶¿®
°»²»®·³¿ °»-¿² ·¬« ·¿´¿¸ -·-©¿ò л³¾¿©¿ °»-¿² ø³»¼·¿÷ ·¬« ¾»®·²¬»®¿µ-· ¼»²¹¿²
-·-©¿ ³»´¿´«· ·²¼»®¿ ³»®»µ¿ò Í·-©¿ ¼·®¿²¹-¿²¹ ¼»²¹¿² ³»¼·¿ ·¬« «²¬«µ
³»²¹¹«²¿µ¿² ·²¼»®¿²§¿ «²¬«µ ³»²»®·³¿ ·²º±®³¿-·ò Õ¿¼¿²¹óµ¿¼¿²¹ -·-©¿
¼·¬«²¬«¬ «²¬«µ ³»²¹¹«²¿µ¿² µ±³¾·²¿-· ¼¿®· ¾»¾»®¿°¿ ·²¼»®¿ -«°¿§¿ ¼¿°¿¬
commit to user
18
Dalam suatu proses belajar mengajar, pesan yang disalurkan oleh media
dari sumber pesan ke penerima pesan itu ialah materi pelajaran. Dengan
perkataan lain pesan itu ialah isi pelajaran yang berasal dari kurikulum yang
disampaikan oleh guru kepada siswa. Pesan ini dapat bersifat rumit dan mungkin
harus dirangsang dengan cermat supaya dapat dikomunasikan dengan baik
kepada siswa. Sehingga dengan adanya media itu mempermudah siswa dalam
menerima materi pelajaran yang diajarkan oleh guru.
b. Peran dan Kegunaan Media
Media dapat digunakan dalam proses belajar mengajar dengan dua arah
yaitu sebagai alat bantu mengajar dan sebagai media belajar yang dapat
digunakan sendiri oleh siswa. Media yang dipakai sebagai alat bantu mengajar
disebut dependent media. Sebagai alat bantu efektifitas media itu sangat
tergantung pada cara dan kemampuan guru dalam menggunkan alat tersebut,
tetapi kalau guru kurang kreatif atau tak banyak memanfaattkannya siswa tak
akan banyak belajar dari media itu. Jadi guru harus dituntut untuk lebih pandai
dan kreatif dalam menggunakan media pembelajaran. Media belajar yang dapat
digunakan oleh siswa dalam kegiatan belajar mandiri, disebut independent media.
Media itu dirancang dan dikembangkan dan diproduksi secara sistematik, serta
dapat menyalurkan informasi secara terarah untuk mencapai tujuan instruksional
tertentu. Contohnya media film bingkai bersuara, film rangkai bersuara, radio,
TV, video dan media tercetak seperti modul yang memang dirancang untuk
belajar secara mandiri. Siswa diminta belajar dari berbagai media dan sumber
belajar yang lain yang sesuai dengan tujuan yang dicapai. Dalam sistem belajar
ini media digunakan untuk menggantikan sebagian dari fungsi guru, yaitu fungsi
dalam memberikan informasi atau isi pelajaran. Kalau sistem belajar mengajar
seperti ini dapat diterapkan, ada beberapa keuntungan yang diperoleh:
1) Guru mempunyai lebih banyak waktu untuk membantu siswa yang lemah.
Sementara siswa sibuk belajar sendiri, guru dapat memberikan bantuan
kepada siswa yang lebih membutuhkan.
19
3) Siswa dapat belajar sesuai dengan gaya dan kecepatan masing-masing
4) Namun dmikian perlu disadari benar-benar bahwa sistem ini digunakan,guru
perlu membuat persiapan yang matang dan perlu penyediaan media dan
peralatan belajar yang cukup.
c. Kriteria Pemilihan Media
Salah satu penyebab mengapa orang memilih media adalah untuk
memenuhi kebutuhan atau mencapai tujuan yang diinginkan. Sekiranya suatu
media yang telah sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, maka media tersebut
dapat dimanfaatkan. Salah satu kriteria yang harus digunakan dalam pemilihan
media yaitu sesuai dengan faktor-faktor diatas. Dick dan Carey (1978)
menyebutkan beberapa patokan yang perlu dipertimbangkan dalam memilih
media yaitu: 1) Ketersediaan sumber 2) Ketersediaan dana, tenaga, dan fasilitas
3) Keluwesan, kepraktisan, dan daya tahan (umur) media 4) Efektifitas media
untuk waktu yang panjang
Atas dasar uraian mengenai faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan
dalam memilih media dan saran yang diberikan oleh Dick dan Cery dapat
disajikan kriteria pemilihan media adalah sebagai berikut:
1) Tujuan
Kalau yang ingin diajarkan adalah suatu proses,media gerak seperti video, film atau TV merupakan pilihn yang sesuai. Kalau yang ingin diajarkan adalah suatu ketrampilan dalam menggunakan alat tertentu.sehingga membutuhkan media yang tepat sesuai dengan tujuan pendidikan yang ingin dicapai.
2) Karakteristik siswa
Berapa jumlahnya? Dimana lokasinya? Bagaimana gaya mengajarnya? Dan berbagai karakteristik yang mempengaruhi pemilihan media itu. 3) Karakteristik media
Dalam pemilihan media perlu mempertimbangkan kelebihan dan keterbatasan masing-masing media.
4) Alokasi waktu
Cukupkah waktu untuk kegiatan perancangan,pengembangan,pengadaan ataupun penyajian
5) Ketersediaan
commit to user
20
6) Efektifitas
Apakah efektif untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan? Efektif untuk penggunaan dalam jangka waktu yang lama?
7) Kapatibilitas
Apakah penggunaan alat tersebut tidak bertentangan dengan norma-norma yang berlaku? Tersediakah sarana penunjang pengoperasianya? Bagaimana daya tahan umurnya?
8) Biaya
Cukupkah dana yang diperlukan untuk pengadaan, pengelolaan dan pemeliharaannya?
3. Alat Bantu Pembelajaran
a. Pengertian Alat Bantu Pembelajaran
Alat bantu merupakan alat-alat yang digunakan oleh pendidik dalam
menyampaikan materi pembelajaran. Alat bantu ini lebih sering disebut alat
peraga karena berfungsi untuk membantu dan mempraktekan sesuatu dalam
proses pendidikan pengajaran.
Jelas pula pengertian atau pengetahuan yang diperoleh. Dengan perkataan
lain, alat peraga ini dimaksudkan untuk mengerahkan indera sebanyak mungkin
suatu objek sehingga mempermudah persepsi.
Manfaat alat bantu pembelajaran menurut Soekidjo (2003) secara
terperinci manfaat alat peraga antara lain sebagai berikut:
1) Menimbulkan minat sasaran pendidikan 2) Mencapai sasaran yang lebih banyak 3) Membatu mengatasi hambatan bahasa
4) Merangsang sasaran pendidikan untuk melaksanakan pesan-pesan kesehatan
5) Membantu sasaran pendidikan untuk belajar lebih banyak dan cepat. 6) Merangsang sasaran pendidikan untuk meneruskan pesan-pesan yang
diterima kepada orang lain
7) Mempermudah peyampaian bahan pendidikan/informasi oleh para pendidik pelaku pendidikan.
21
b. Syarat Alat Bantu Pembelajaran Yang Baik
Suatu alat pembelajaran dikatakan baik, apabila mempunyai tujuan
pendidikan untuk mengubah pengetahuan, pengertian, pendapat dan
konsep-konsep, mengubah sikap dan persepsi, menanamkan tingkah laku/kebiasaan yang
baru. Selain itu alat bantu harus efisien dalam penggunaanya, dalam waktu yang
singkat dapat mencakup isi yang luas dan tempat yang diperlukan tidak terlalu
luas. Penempatan alat bantu perlu diperhatikan ketepatannya agar dapat diamati
dengan baik oleh siswa. Efektif artinya memberikan hasil guna yang tinggi
ditinjau dari segi pesannya dan kepentingan siswa yang sedang belajar sedangkan
yang dimaksud dengan komunikatif ialah bahwa media tersebut mudah untuk
dimengerti maksudnya, sehingga membuat siswa mejadi lebih mudah dalam
menerima pembelajaran yang diberikan oleh guru.
1) Pembelajaran Lempar Lembing Menggunakan Alat Bantu Kertas
Koran
Pembelajaran menggunakan bola berekor merupakan bentuk belajar
lempar lembing yang pelaksaannya sebuah lembing digantikan oleh bola yang
terbuat dari kertas koran yang dibuat menyerupai bola. Dengan bola dari kertas,
saat pembelajaran siswa tdak akan mengalami kesulitan dalam mempraktekkan
gerakannya karena ringan dan bentuknya masih sederhana. Sehingga siswa akan
terpacu untuk melakukan gerakan-gerakan dasar melempar. Salah satu bentuk
kegiatannya adalah tampak seperti gambar dibawah ini, yaitu menyusun kotak
kardus, kemudian melemparinya dengan bola dari kertas koran dan terakhir
commit to user
22
Gambar 3. Pembelajaran Lempar lembing dengan Kertas Koran
2) Pembelajara Lempar Lembing Menggunakan Alat Bantu Bola
Berekor
Pembelajaran gerak dasar lempar lembingpun dapat menggunakan bola
tenis berekor. Pembelajaran menggunakan bola berekor merupakan bentuk belajar
lempar lembing yang pelaksanaannya sebuah lembing digantikan oleh sebuah bola
yang diberi ekor. Pembelajaran dengan bola berekor ini bertujuan lebih
mendekatkan ke alat sesungguhnya serta gerakan melempar dari atas.
Pembelajaran ini cocok untuk pembelajaran lempar lembing serta siswa akan
lebih tertarik karena terdapat alat modifikasinya. Penggunaan bola berekor ini
mempunyai banyak keuntungan antara lain: akan mengurangi lajunya bola,
terlihat menarik jika dilempar-lempar, dapat dilakukan dengan pendekatan gaya
pemberian tugas, bahayanya relatif kecil, dan dan dapat pula melakukan lontaran
23
Salah satu kegiatan tersebut adalah seperti terlihat dalam pada gambar di
bawah ini:
Gambar 4. Pembelajaran Lempar Lembing dengan Bola Berekor
Jarak antar barisan siswa dapat bervariasi disesuaikan dengan kemampuan
siswa kita, serta formasinya juga dapat kita berubah-ubah. Kegiatan tersebut tidak
hanya bagi kelas atas, namun kelas rendahpun juga dapat diperkenalkan dengan
kegiatan seperti itu.
B. Kerangka Berpikir
Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang mampu melibatkan
keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Siswa diarahkan untuk
menyelesaikan masalah yang sesuai dengan konsep pembelajaran yang sesuai
dengan konsep yang dipelajari. Permasalahan yang sering dihadapi dalam
pembelajaran pendidikan jasmani khususnya pada model atau cara guru
menyampaikan materi pelajaran. Sering kali materi yang diajarkan oleh guru
kurang tertanam kuat dalam benak siswa. Khususnya dalam pembelajaran praktik
teknik dasar lempar lembing gaya hop. Siswa kurang mampu menganalisis
commit to user
24
secara verbal, adapun memberikan demonstrasi atau contoh kurang dapat
ditangkap oleh siswa secara optimal. Guru bukanlah satu-satunya sumber belajar
bagi siswa, siswa diberi kesempatan seluas-luasnya untuk mengembangkan
kemampuan berfikirnya dalam menyelesaikan masalah yang sesuai dengan materi
pembelajaran.
Permasalahan umum dalam pembelajaran penjas adalah kurangnya sarana
atau peran aktif siswa dalam kegiatan belajar. Proses pembelajaran yang
berlangsung belum mewujudkan adanya partisipasi siswa secara penuh. Siswa
berperan sebagai objek pembelajaran, yang hanya mendengarkan dan
mengaplikasikan apa yang disampaikan guru. Selain itu proses pembelajaran
kurang mengoptimalkan penggunaan modifikasi pembelajaran yang dapat
memancing peran aktif siswa.
Penggunaan model nyata yang dapat diamati dan dipegang secara
langsung oleh siswa memungkinkan siswa untuk terlibat secara aktif dalam
kegiatan belajar. Model nyata yang dimaksud adalah media pembelajaran,
penggunaan modifikasi pembelajaran memungkinkan siswa lebih banyak
melakukan kegiatan seperti, melihat, menyentuh, merasakan, melalui modifikasi
alat bantu tersebut.
Penggunaan modifikasi dalam pelaksanaan tindakan tiap siklusnya
disesuaikan dengan topik materi yang sedang dipelajari. Secara garis besar
modifikasi yang digunakan antara lain berupa alat bantu yaitu, bola berekor dan
kertas koran yang digunakan untuk pembelajan dalam teknik dasar lempar
lembing gaya hop. Secara lebih rinci jenis-jenis media tersebut dijabarkan dalam
RPP, setiap pertemuan.
Kurang kreatifnya guru yang dapat mempengaruhi rendahnya hasil belajar
siswa antara lain kurang kreatifnya guru pendidikan jasmani disekolah dalam
membuat dan mengembangkan media pembelajaran sederhana, guru kurang akan
model-model pembelajaran, sehingga dalam proses pendidikan jasmani yang
dilaksanakan dalam situasi dan kondisi yang monoton, guru hanya menggunakan
25
tepat waktu, tanpa memikirkan bagaimana pembelajaran tesebut bermakna dan
dapat diaplikasikan oleh siswa dalam kehidupan nyata.
Pemanfaatan alat bantu sederhana, bola berekor dan kertas koran bekas,
sebagai sarana membantu guru dalam menjelaskan teknik dasar lempar lembing
gaya hop pada siswa. Melalui alat bantu sederhana tersebut guru dapat
memperlihatkan, dan memberikan penjelasan yang mendetail mengenai teknik
dasar lempar lembing gaya hop
Secara sederhana kerangka pemikiran dari penelitian ini dapat
digambarkan sebagai berikut:
Kondisi awal Guru kurang kreatif dan inovatif dalam proses pembelajaran penjas
a. Siswa kurang tertarik dan cepat bosan dengan pelajaran penjas
b. Tingkat kesegaran jasmani rendah
c. Dan yangpaling utama hasil belajar lempar
Siklus I:guru dan peneliti menyusun bentuk pengajaran yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan lempar lembing gaya hop,melalui pembelajaaran dengan alat bantu (bola berekor;kertas Koran bekas)
Siklus II :upaya perbaikan dari siklus I sehingga meningkatkan kemampuan lempar lembing gaya hop,melalui pendekatan model pembelajarandengan alat bantu (bola berekor dan kertas koran bekas) Kondisi akhir
commit to user
îê
C. Hipotesis
Ó»´¿´«· µ»®¿²¹µ¿ °»³·µ·®¿² §¿²¹ ¬»´¿¸ ¼·-«-«² -»¾»´«³²§¿ ³¿µ¿ ¼¿°¿¬
¼·®«³«-µ¿² ¸·°±¬»-·- ¬»®¸¿¼¿° °»²»´·¬·¿² ¿¼¿´¿¸ -»¾¿¹¿· ¾»®·µ«¬æ
ŸÐ»²»®¿°¿² ß´¿¬ ¾¿²¬« °»³¾»´¿¶¿®¿² ø¾±´¿ ¾»®»µ±®ô µ»®¬¿- µ±®¿²÷
°»²¼·¼·µ¿² ¶¿-³¿²· ¼¿°¿¬ ³»²·²¹µ¿¬µ¿² µ»³¿³°«¿² ¸¿-·´ ¾»´¿¶¿® ´»³°¿® ´»³¾·²¹
commit to user
27
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian
1. Waktu Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan dari bulan Oktober
2010 sampai Desember 2010
Tabel 1. Rincian Kegiatan Waktu Dan Jenis Kegiaatan Penelitian
No Rencana Kegiatan Tahun 2010
Juli Agtus Sept Okt Nov Des 1. Persiapan
a. Observasi
b. Identifikasi Masalah c. Penentuan Tindakan d. Pengajuan Judul e. Penyusunan Proposal f. Pengajuan Izin
Penelitian
2. Pelaksanaan
a. Seminar proposal
b. Pengumpulan Data Penelitian
3. Penyusunan laporan a. Penulisan Laporan b. Ujian skripsi
2. Tempat Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan di SMP Negeri 1 Tulung
commit to user
28
3. Siklus PTK
PTK adalah Penelitian praktis untuk menemukan solusi atas masalah yang
dihadapi, dengan cara melakukan aksi atau tindakan rasional yang telah dipilih
dan disepakati oleh peneliti utama dan kolaborator, oleh karena merupakan
penelitian atas masalah praktis, maka kebanyakan pakar menyarankan untuk
dilakukan minimal dua siklus. (Agus kristiyanto, 2010)
Penelitian tindakan kelas (PTK) ini direncanakan dalam beberapa siklus
untuk melihat peningkatan hasil lempar lembing gaya hop dalam penjasorkes
dengan penerapan alat bantu pembelajaran (bola berekor dan kertas koran bekas).
B. Persiapan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Persiapan sebelum Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan dan
dibuat berbagai input instrument yang akan memberikan perlakuan dalam PTK,
yaitu:
1. Rencana pelaksanaan pembelajaran.
Dengan kompetensi dasar mempraktekkan gerakan lempar lembing dengan
menggunakan peraturan-peraturan yang sesungguhnya serta nilai kerjasama,
kejujuran, semangat dan percaya diri.
2. Perangkat pembelajaran yang berupa lembar pengamatan siswa berupa ceklist
dan lembar evaluasi.
C. Subjek Penelitian
Subjek Penelitian Tindakan Kelas ini adalah siswa kelas VIIIC SMP
29
D. Sumber Data
Sumber data dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah sebagai
berikut:
1. Siswa, untuk mendapatkan data tentang lempar lembing gaya hop dengan
penerapan pembelajaran pada siswa kelas VIIIC SMP Negeri 1 Tulung tahun
ajaran 2010/2011.
2. Guru, sebagai kolaborator, untuk melihat tingkat keberhasilan penerapan
pembelajaran lempar lembing gaya hop di SMP Negeri 1 Tulung tahun
pelajaran 2010/2011.
E. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini
terdiri dari: tes dan observasi
1. Tes digunakan untuk mendapatkan data tentang hasil lempar lembing gaya
hop yang dilakukan siswa.
2. Observasi: dipergunakan sebagai teknik untuk mengumpulkan data tentang
aktivitas siswa dan guru selama kegiatan belajar mengajar saat penerapan alat
bantu pembelajaran (bola berekor dan kertas koran bekas).
Sedangkan alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
sebagai berikut:
Tabel 2. Teknik dan alat pengumpulan data
Sumber
Data Jenis Data
Teknik
Pengumpulan Instrumen Siswa Hasil keterampilan
lempar lembing gaya hop
commit to user
íð
F. Analisis Data
Ü¿¬¿ §¿²¹ ¼·µ«³°«´µ¿² °¿¼¿ -»¬·¿° µ»¹·¿¬¿² ±¾-»®ª¿-· ¼¿®· °»´¿µ-¿²¿¿²
-·µ´«- ÐÌÕ ¼·¿²¿´·-·- -»½¿®¿ ¼»-µ®·°¬·º ¼»²¹¿² ³»²¹¹«²¿µ¿² ¬»µ²·µ °®±-»²¬¿-»
«²¬«µ ³»´·¸¿¬ µ»½»²¼»®«²¹¿² §¿²¹ ¬»®¶¿¼· ¼¿´¿³ µ»¹·¿¬¿² °»³¾»´¿¶¿®¿²ò
Ø¿-·´ µ»³¿³°«¿² ´»³°¿® ´»³¾·²¹æ ¼»²¹¿² ³»²¹¿²¿´·-·- ²·´¿· ®¿¬¿ó®¿¬¿
¬»- ´»³°¿® ´»³¾·²¹ò Õ»³«¼·¿² ¼·µ¿¬»¹±®·µ¿² ¼¿´¿³ µ´¿-·º·µ¿-· -µ±® §¿²¹ ¬»´¿¸
¼·¬»²¬«µ¿²ò
Í»¼¿²¹µ¿² ¼¿´¿³ °»²»´·¬·¿² ·²· ³»´¿´«· ¿²¹µ¿ó¿²¹µ¿ §¿²¹ ¼·°»®±´»¸ -¿¿¬
«²¶«µ µ»®¶¿ ´»³°¿® ´»³¾·²¹ ¹¿§¿ ¸±°ò Ó»²«®«¬ ×-µ¿²¼¿®ô øîððçæ ïíï÷ §¿²¹
³»²§¿¬¿µ¿² ¾¿¸©¿ô ŸÜ¿¬¿ §¿²¹ ¼·µ«³°«´µ¿² °¿¼¿ -»¬·¿° µ»¹·¿¬¿² ±¾-»®ª¿-· ¼¿®·
°»´¿µ-¿²¿¿² -·µ´«- ÐÌÕ ¼·¿²¿´·-·- -»½¿®¿ ¼»-µ®·°¬·º ¼»²¹¿² ³»²¹¹«²¿µ¿²
°®±-»²¬¿-» «²¬«µ ³»´·¸¿¬ µ»½»²¼»®«²¹¿² §¿²¹ ¬»®¶¿¼· ¼¿´¿³ µ»¹·¿¬¿²
°»³¾»´¿¶¿®¿² ò
G. Prosedur Penelitian
Ô¿²¹µ¿¸ °»®¬¿³¿ ³»²»²¬«µ¿² ³»¬±¼» §¿²¹ ¼·¹«²¿µ¿² ¼¿´¿³ °»²»´·¬·¿²ô
§¿·¬« ³»¬±¼» °»²»´·¬·¿² ¬·²¼¿µ¿² µ»´¿-ò Ô¿²¹µ¿¸ -»´¿²¶«¬²§¿ ³»²»²¬«µ¿²
¾¿²§¿µ²§¿ ¬·²¼¿µ¿² ¼·´¿µ«µ¿² ¼¿´¿³ -·µ´«-ò Ü¿´¿³ °»²»´·¬·¿² ¬·²¼¿µ¿² µ»´¿- ·²·ô
°»²»´·¬· ¿µ¿² ³»´¿µ«µ¿² ¬·²¼¿µ¿²ó¬·²¼¿µ¿² §¿²¹ ¼¿´¿³ °»´¿µ-¿²¿¿²§¿
¾»®´¿²¹-«²¹ -»½¿®¿ ¬»®«- ³»²»®«- ¼¿² ¬·²¼¿µ¿²ó¬·²¼¿µ¿² ¿µ¿² ¼·´¿µ-¿²¿µ¿²
¼¿´¿³ -·µ´«- §¿²¹ °»²»´·¬· ¾»®·µ¿² °¿¼¿ -·-©¿ §¿²¹ °»²»´·¬· ¶¿¼·µ¿² -«¾§»µ
°»²»´·¬·¿²ò
ß¼¿°«² ´¿²¹µ¿¸ó´¿²¹µ¿¸ °»´¿µ-¿²¿¿² ÐÌÕ -»½¿®¿ °®±-»¼«®²§¿ ¿¼¿´¿¸
¼·´¿µ-¿²¿µ¿² -»½¿®¿ °¿®¬·-·°¿¬·º ¿¬¿« µ±´¿¾±®¿-· ø¹«®«ô ¼±-»² ¼»²¹¿² ¬·³ ´¿·²§¿ ÷
¾»µ»®¶¿ -¿³¿ô ³«´¿· ¼¿®· ¬¿¸¿° ±®·»²¬¿-· ¼·´¿²¶«¬µ¿² °»²§«-«²¿² ®»²½¿²¿ ¬·²¼¿µ¿²
¼·´¿²¶«¬µ¿² °»´¿µ-¿²¿¿² ¬·²¼¿µ¿² ¼¿´¿³ -·µ´«- °»®¬¿³¿ò Ü·-µ«-· §¿²¹ ¾»®-·º¿¬
¿²¿´·¬·µ §¿²¹ µ»³«¼·¿² ¼·´¿²¶«¬µ¿² °¿¼¿ ´¿²¹µ¿¸ ®»º´»µ¬·ºó»ª¿´«¿¬·º ¿¬¿- µ»¹·¿¬¿²
31
modifikasi, koreksi, atau pembetulan, atau penyempurnaan pada siklus kedua
dan seterusnya.
Adapun prosedur atau langkah-langkah penelitian tindakan kelas, menurut
Iskandar (2009: 67)
1. Mengidentifikasi permasalahan umum 2. Mengadakan pengecekan dilapangan 3. Membuat perencanaan umum 4. Mengembangkan tindakan pertama
5. Mengobservasi, mengamati, mendiskusikan tindakan pertama.
6. Refleksi-evaluatif, dan merevisi atau memodifikasi untuk perbaikan dan peningkatan pada siklus kedua berikutnya.
Untuk memperoleh hasil penelitian seperti yang diharapkan, prosedur
penelitian ini meliputi tahap-tahap sebagai berikut:
1. Tahap persiapan survei awal
Kegiatan yang dilakukan dalam survei ini oleh peneliti adalah pembelajaran
penjasorkes pada siwa kelas VIIIC SMP Negeri 1 Tulung.
2. Tahap seleksi informan, penyiapan instrumen dan alat
Pada tahap ini peneliti melakukan persiapan yang meliputi:
a. Menentukan subjek penelitian
b. Menyiapkan alat dan instrument penelitian dan evaluasi
3. Tahap pengumpulan data
Pada tahap penelitian ini peneliti mengumpulkan data tentang:
a. Hasil belajar lempar lembing gaya hop
b. Kepuasan siswa terhadap proses pembelajaran
c. Ketepatan rencana pelaksanaan pembelajaran
d. Alat bantu pembelajaran
e. Pelaksanaan pembelajaran
f. Semangat dan keaktifan siswa
4. Tahap analisis data
Dalam tahap ini analisis yang digunakan penelitian adalah deskritif kualitatif.
Teknik analisis tersebut dilakukan karena sebagian besar data yang
commit to user
32
yaitu partisipasi siswa dalam pembelajaran pada sub pokok bahasan teknik
lempar lembing gaya hop
5. Tahap penyusunan laporan
Pada tahap ini peneliti menyusun laporan dari semua kegiatan dari awal
survei sampai dengan menganalisis data yang dilakukan pada waktu
penelitian
H. Proses Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam prnelitian ini adalah meningkatkan hasil
belajar lempar lembing gaya hop siswa kelas VIIIC di SMP Negeri 1 Tulung
tahun pelajaran 2010/2011. Adapun setiap tindakan upaya untuk pencapaian
tujuan tersebut diranacang dalam satu unit sebagai satu siklus. Setiap siklus terdari
empat tahap, yaitu: perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan
interpretasi, analisis dan refleksi untuk perencanaan siklus berikutnya. Penelitian
ini direncanakan dalam dua siklus.
1. Rancangan siklus I
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti dan guru kelas menyusun sekenario pembelajaran
yang terdiri dari:
1) Tim peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetaui kompetensi
dasar yang akan disampaikan siswa dalam pembelajaran penjasorkes
2) Membuat rencana pembelajaran dengan mengacu pada tindakan(action)yang
diterapkan dalam PTK, yaitu pembelajaran lempar lembing gaya hop
3) Menyusun instrument yang digunakan dalam siklus PTK, penilaian lempar
lembing gaya hop.
4) Menyiapkan media yang diperlukan untuk membantu pengajaran.
33
b. Tahap pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan, kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan
proses pembelajaran dilapangan dengan langkah-langkah kegiatan antara lain:
1) Menjelaskan kegiatan belajar mengajar lempar lembing gaya hop
2) Melakukan pemanasan
3) Membentuk kelompok dalam proses pembelajaran
4) Melakukan latihan teknik dasar lempar lembing gaya hop
a) Cara melakukan awalan melalui penerapan alat bantu yang telah disiapkan
oleh guru dan peneliti.
b) Cara melakukan tolakan lempar lembing melalui penerapan alat bantu
yang telah disiapkan oleh guru dan peneliti.
c) Sikap yang benar saat melempar lembing
d) Sikap gerakan lanjut melalui penerapan alat bantu.
5) Menarik kesimpulan
6) Penilaian dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung
7) Melakukan pendinginan
c. Pengamatan tindakan
Pengamatan dilakukan terhadap: (1) Hasil keterampilan lempar lembing
gaya hop (2) Kemampuan melakukan rangkaian gerakan keterampilan lempar
lembing gaya hop (3) Aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung.
d. Tahap Evaluasi (Refleksi)
Refleksi merupakan uraian tentang prosedur analisis terhadap hasil
penelitian dan refleksi berkaitan dengan proses dan dampak tindakan perbaikan
commit to user
34
Prosentase indikator pencapaian keberhasilan penelitian pada tabel
berikut:
Tabel 3 Prosentase Target Capaian
Aspek yang diukur
Prosentase target capaian
Cara mengukur Kondisi
awal
Siklus 1
Siklus 2
Siklus 3 Hasil lempar
lembing gaya
hop 36.1% 60 % 70% 100%
Diamati pada saat pengambilan hasil tes lempar lembing gaya hop
2. Rancangan siklus II
Pada silkus II perencanaan tindakan dikaitkan dengan hasil yang telah
dicapai pada tindakan siklus I sebagai upaya perbaikan dari siklus tersebut
dengan materi pembelajaran sesuai dengan silabus mata pelajaran pendidikan
jasmani. Demikian juga termasuk perwujudan tahap pelaksanaan, observasi, dan
interprestasi, serta analisis, dan refleksi yang juga mengacu pada siklus
commit to user
35
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Kondisi Awal (Pra Siklus)
Kondisi awal penelitian diukur dari observasi dan tes kemampuan
lempar lembing gaya hop. Observasi dan tes kemampuan digunakan untuk
mengetahui dan mengukur seberapa besar kemampuan siswa dalam melakukan
lempar lembing gaya hop, mengenai kemampuan melempar sebelum diberi
tindakan berupa penerapan alat bantu dalam proses belajar mengajar yang
berlangsung.
Berikut merupakan hasil observasi para siklus, sebelum diberi tindakan
berupa penerapan alat bantu dalam kegiatan belajar mengajar (pra siklus), dapat
dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4. Deskripsi Kondisi Awal (Para Siklus)
Aspek yang
gaya hop 13 36,1%
Diamati saat
Berdasarkan hasil tes pra siklus, diketahui bahwa hanya ada beberapa
siswa yang sudah mampu melakukan lempar lembing gaya hop dengan baik atau
memperoleh nilai 75 ke atas. Dari hasil keterampilan lempar lembing gaya hop
hanya ada 13 siswa (36,1 %),hal ini menujukkan bahwa kemampuan siswa dalam
melakukan teknik dasar lempar lembing gya hop masih rendah. Untuk
memperbaiki dan meningkatkan kemampuan hasil belajar siswa dalam proses
pembelajaran lempar lembing gaya hop, maka akan dilakukan tindakan berupa
penerapan alat bantu berupa bola berekor,kertas koran dan bilah yang dilakukan