IA. KLASIFIKASI AKTIVA TETAP BERWUJUD
AKTIVA YANG DAPAT DISUSUTKAN
( depreciable assets )
Contoh: Bangunan, mesin dan peralatan yang lain.
AKTIVA YANG TIDAK DAPAT DISUSUTKAN
IB. AKTIVA TETAP TIDAK BERWUJUD
AKTIVA YANG MASA MANFAATNYA DIBATASI
OLEH HUKUM
( ketentuan, persetujuan atau sifat aktiva )
AKTIVA YANG MASA MANFAATNYA TIDAK
PEMBELIAN
PEMBELIAN
PENYUSUTAN
PENYUSUTAN
PENJUALAN
Pada tanggal 1 januari 2009. PT Sisi membeli kendaraan operasional sebesar 200 juta, belum termasuk PPN 10%. Jurnal yang dibuat oleh PT Sisi adalah:
1. Jika PT. Sisi PKP
Tanggal Keterangan Debet Kredit
Nov
2010 KendaraanPPN Masukan 200.000.000 20.000.000
Kas 220.000.000
2. Jika PT. Sisi non-PKP
Tanggal Keterangan Debet Kredit
Nov
Pada tanggal 1 januari 2009. PT Sisi mengimpor komputer dari Taiwan dengan nilai impor sebesar 150 juta (belum termasuk PPN). Jurnalnya adalah:
1.Jika PT. Sisi PKP dan memiliki API (Angka Pengenal Importir)
PPN = 10%, PPh 22 = 2,5%
Tanggal Keterangan Debet Kredit
Nov
2010 Peralatan KantorPPN Masukan 150.000.000 15.000.000
PPh 22 dibayar dimuka 3.750.000
2. Jika PT. Sisi NON-PKP dan memiliki API
Tanggal Keterangan Debet Kredit
Nov
2010 Peralatan KantorPPh 22 dibayar dimuka 165.000.000 3.750.000
Kas 168.750.000
Tanggal Keterangan Debet Kredit
Nov
2010 Peralatan KantorPPN Masukan 150.000.000 15.000.000
PPh 22 dibayar dimuka 11.250.000
Kas 176.250.000
3. Jika PT. Sisi PKP dan TIDAK memiliki API
4. Jika PT. Sisi bukan PKP dan tidak memiliki API
Tanggal Keterangan Debet Kredit
Nov
2010 Peralatan KantorPPh 22 dibayar dimuka 165.000.000 11.250.000
Menurut akuntansi ada 4 faktor yang harus dipertimbangkan dalam penghitungan besarnya biaya penyusutan suatu aktiva,
yaitu:
1. NILAI PEROLEHAN AKTIVA 2. NILAI RESIDU
Menurut literatur akuntansi Indonesia ada
beberapa metode penyusutan, yaitu:
Metode Garis Lurus
Metode Jumlah Angka Tahun Metode Saldo Menurun
Metode Satuan Produksi
Metode Grup dan Gabungan
Untuk akuntansi pajak penyusutan yang
diperbolehkan yaitu:
Metode Garis Lurus (untuk kelompok bangunan
dan bukan bangunan)
Metode Saldo Menurun (untuk kelompok bukan
Aktiva dapat diperoleh dengan berbagai cara, seperti :
Pembelian Aktiva
1. Tunai (kas)
2. Kredit (angsuran)
Perolehan dengan sewa guna usaha modal (leasing) Perolehan dengan pertukaran
Perolehan dengan membangun sendiri
METODE GARIS LURUS
Dalam ketentuan fiskal metode ini disebut penyusutan dalam bagian-bagian yang sama
besar selama masa manfaat yang ditetapkan bagi harta tersebut.
Contoh: Biaya gedung sebesar Rp 40 juta dan manfaatnya 20 tahun, nilai residu 10 juta
Penyusutan setiap tahun adalah Rp 1,5 juta. (30 juta: 20 )
Penyusutan atas harta berwujud dilakukan dalam
bagian-bagian yang menurun selama masa manfaat, yang dihitung dengan cara menerapkan tarif penyusutan atas nilai sisa buku, dan pada akhir masa manfaat nilai sisa buku
disusutkan , dengan syarat dilakukan atas asas.
Contoh :
Th Tarif Penyusutan Nilai Sisa/Buku 0 150.000.000 -1 50% 75.000.000 75.000.000 2 50% 37.500.000 37.500.000 3 50% 18.750.000 18.750.000
Berbeda dengan praktek akuntansi umum yang memberikan keleluasaan pada wajib pajak untuk memakai pendekatan penyusutan per aktiva, per jenis atau kelompok sesuai dengan masa
manfaat ekonomisnya, ketentuan pajak
membatasi kepada metode per aktiva dan per jenis.
Aktiva bukan bangunan dikelompokkan menjadi kelompok
1 (umur 4 tahun dengan tarif depresiasi tahunan 50% untuk metode saldo menurun atau 25% untuk metode garis lurus)
Kelompok 2 (umur 8 tahun dengan tarif depresiasi tahunan
25% untuk metode saldo menurun dan 12,5% untuk metode garis lurus
Kelompok 3 (umur dari 16 tahun dengan tarif depresiasi
tahunan 12,5% atau 6,25% )
Kelompok 4 (umur 20 tahun denga tarif depresiasi tahunan
10% atau 5%)
Dalam metode saldo menurun pendekatan tutup akhir
diperlakukan
Pada akhir masa manfaat nilai sisa buku dihapuskan
Pada tahun 2000 wajib pajak PT”Iwan” membeli 5 aktiva
tetap sebagai berikut: 1 aktiva dengan umur 2 tahun dan harga Rp 10 juta; 3 aktiva dengan umur 3 tahun dan harga total Rp 45 juta; 1 aktiva dengan umur 4 tahun dengan
harga Rp 25 juta. Terhadap aktiva itu dikenakan PPN 10% dan PT”Iwan” merupakan PKP.
Pembukuan perolehan dan penyusutan aktiva berdasarkan saldo menurun pada tahun 2000 adalah sebagai berikut :
Sebuah aktiva yang dibeli PT”Trans” pada 14 Juni 2008 Rp 48 juta dijual pada 25 November 2010 Rp 30 juta. Umur ekonomis akuntansi umum 3 tahun. Hitung:
a.Penyusutan dengan metode garis lurus menurut akuntansi komersiil! b.Penyusutan dengan metode garis lurus menurut akuntansi perpajakan ! c.Besarnya keuntungan atau kerugian dng metode garis lurus dari penjualan
tersebut menurut akuntansi komersiil dan menurut akuntansi perpajakan!
d.Penyusutan dengan metode saldo menurun menurut akuntansi komersiil
(disusut 25% per tahun) !
e.Penyusutan dengan metode saldo menurun menurut akuntansi perpajakan
!
f.Besarnya keuntungan atau kerugian dng metode saldo menurun dari
48 Juta disusut selama 3 tahun dengan metode garis lurus (Akuntansi Komersiil). Sehingga dalam satu tahun beban penyusutannya sebesar = 48
juta/3 tahun = 16 juta = 30/12 x 16 juta
48 Juta disusut selama 4 tahun dengan metode garis lurus (Akuntansi Perpajakan, Tarif= 25% per tahun
karena Aktiva Golongan 1). Sehingga dalam satu tahun beban penyusutannya sebesar= 48 juta x 25% = 12 juta. Tahun 1 (Juli 2008 – Des 2008) = 6 bulan
Tahun 2 (Jan 2009 – Des 2009) = 12 bulan Tahun 3 (Jan 2010 – Nov 2010) = 11 bulan Atau 29/12 x 12 juta
Akuntansi Komersial
Harga Jual = 30 Juta
Nilai Buku = Harga Beli – Penyusutan
Nilai Buku = 48 Juta –
40 Juta = 8 Juta
Keuntungan = Harga Jual – Nilai Buku
= 30 Juta – 8 Juta
Akuntansi Perpajakan
Harga Jual = 30 Juta
Nilai Buku = Harga Beli – Penyusutan
48 Juta disusut dengan saldo menurun dengan penyusutan 25% per tahun.
Tahun 1 (Juni 2008 – Mei 2009) = 48 Juta x 25% = 12 Juta
Tahun 2 (Juni 2009 – Mei 2010) = (48-12 juta) X 25% = 9 Juta
Tahun 3 (Juni 2010 – Nov 2010) = (6 bulan:12 bulan) X 25% x (36 juta - 9 Juta) = 3.375.000
48 Juta disusut dengan saldo menurun dengan penyusutan 50% per tahun.
Tahun 1 (Juli 2008 – Juni 2009) = 48 Juta x 50% = 24 Juta
Tahun 2 (Juli 2009 – Juni 2010) = (24 juta) X 50% = 12 Juta
Tahun 3 (Juli 2010 – Nov 2010) = (5 bulan:12 bulan) X 50% x (12 juta) = 2.500.000
48 Juta disusut selama 4 tahun dengan metode Saldo Menurun(Akuntansi Perpajakan, Tarif=50% per tahun karena Aktiva Golongan 1).
Akuntansi Komersial
Harga Jual = 30 Juta
Nilai Buku = Harga Beli – Penyusutan
Nilai Buku = 48 Juta –
24.375.000 = 23.625.000
Keuntungan = Harga Jual – Nilai Buku
= 30 Juta – 23.625.000
Akuntansi Perpajakan
Harga Jual = 30 Juta
Nilai Buku = Harga Beli – Penyusutan
Nilai Buku = 48 Juta –
38,5 Juta = 9,5 Juta
Keuntungan = Harga Jual – Nilai Buku
Tanggal Keterangan Debet Kredit
Nov
2010 KasAkum.Penyst Aktiva 33.000.00024.375.000
Aktiva 48.000.000
PPN 16D (10% x harga jual) 3.000.000 Laba Penjualan Aktiva 6.375.000
Tanggal Keterangan Debet Kredit
Des 2010 PPN 16 D 3.000.000
Kas 3.000.000
Atas perbedaan besarnya laba penjualan aset yang terjadi akuntansi komersiil dan pajak, maka perusahaan tidak perlu membuat jurnal penyesuaian.Perbedaan pengakuan besarnya laba penjualan aset tersebut menimbulkan beda tetap/beda permanen antara pajak dan akuntansi. Untuk itu perusahaan harus
melakukan koreksi pada rekonsiliasi fiskal pada pengisian SPT sebesar:
Koreksi positif = 20
.500.000 - 6.375.000
=
Koreksi Positif
apabila:
1.
Perhitungan laba akuntansi (komersiil)
lebih kecil dibanding perhitungan laba dng
akuntansi pajak.
2.
Perhitungan biaya penyusutan akuntansi
komersiil lebih besar dibanding perhitungan
biaya penyusutan akuntansi pajak
3.
Apabila kondisi sebaliknya maka disebut
Tahun 2007 (APRIL 2007 – DESEMBER 2007) 9/12 X 40% X 160.000.000 = 48.000.000
= Penyusutan Akuntansi Pajak – Penyusutan Akuntansi Komersiil
= 66.666.667 – 48.000.000
Tahun 2007 (APRIL 2007 – DESEMBER 2007) 9/12 X 40% X 160.000.000 = 48.000.000
Tahun 2008 (JANUARI 2008 – MARET 2008) 3/12 X 40% X 160.000.000 = 16.000.000
Tahun 2008 (APRIL 2008 – DESEMBER 2008)
9/12 X 40% X (160 JUTA – 64 JUTA) = 28.800.000
Total Penyusutan Akuntansi komersiil =
Tahun 2007 (MARET 2007 – DESEMBER 2007) 10/12 X 50% X 160.000.000 = 66.666.667
Tahun 2008 (JANUARI 2008 – FEBRUARI 2008) 2/12 X 50% X 160.000.000 = 13.333.333
Tahun 2008 (MARET 2008 – DESEMBER 2008) 10/12 X 50% X (160 JUTA – 80 JUTA) =
33.333.333,33
Total Penyusutan Akuntansi komersiil =
Keterangan Akuntansi Komersiil Akuntansi Perpajakan
Harga perolehan 160.000.000 160.000.000
Akum Penyusutan (92.800.000) (113.333.333)
Nilai Buku 67.200.000 46.666.667
Harga Pasar 100.000.000 100.000.000
Keterangan DEBET KREDIT
Kas 110.000.000
Akumulasi Penyusutan 92.800.000
Mesin 160.000.000
Laba penjualan mesin 32.800.000
= Laba Akuntansi Pajak – Laba Akuntansi Komersiil = 53.333.333 – 32.800.000