• Tidak ada hasil yang ditemukan

Etika pemerintahan adalah nilai nilai et

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Etika pemerintahan adalah nilai nilai et"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Penyimpangan dari peraturan, itulah fakta yang akhir-akhir ini sering terjadi di dunia pemerintahan Indonesia. Penyimpangan tersebut dilakukan oleh pemimpin birokrasi di Indonesia atau pemerintahan yang mengakibatkan kerugian bagi masyarakat. Penyelewengan wewenang tersebut dapat berupa adanya KKN (Kolusi, Korupsi, Nepotisme), penyimpangan terhadap hak-hak yang dimiliki, dan lain sebagainya. Hal inilah yang membuat masyarakat yang bertindak sebagai konsumen dari kinerja pemimpin birokrasi menjadi kehilangan kepercayaan. Dengan cara berpikir masyarakat yang semakin kritis, kinerja pemimpin birokrasi dirasakan oleh masyarakat sangat mengecewakan dan merugikan rakyat kecil.

Hal inilah yang menjadi perhatian banyak orang dimana etika seorang pemimpin sangat diperlukan agar apa yang diharapkan masyarakat bisa terpenuhi dengan baik. Di samping itu, dengan adanya pemimpin yang beretika, rasa kepercayaan masyarakat akan sepenuhnya mereka berikan kepada pemimpin birokrasi untuk menjalankan segala amanat yang diberikan masyarakat kepada pemimpinnya.

Dari permasalahan di atas, maka sudah menjadi kewajiban bagi seorang pemimpin birokrasi untuk memiliki etika yang baik dalam menjalankan tugasnya sebagai pemimpin pemerintahan agar dapat menjalankan pemerintahan dengan baik dan tidak melanggar etika yang ada.

Dan dari masalah di atas, makalah ini dibuat agar menjadi sumber bacaan dan bahan renungan bagi para calon pemimpin birokrasi di Indonesia sehingga tercipta pemimpin yang beretika dalam melaksanakan tugasnya untuk mensejahterakan masyarakat.

I.2 Rumusan Masalah

(2)

2. Apakah yang dimaksud dengan pemerintahan ? 3. Apakah yang dimaksud dengan etika pemerintahan ?

4. Bagaimanakah etika pemerintahan yang terjadi pada saat ini ?

5. Bagaimanakah seharusnya etika pemerintahan yang sesuai dengan aturan etika ?

I.3 Tujuan Penulisan

1. Sebagai tugas dari dosen pengajar untuk mata kuliah etika pemerintahan 2. Menjelaskan tentang etika pemerintahan

3. Menjelaskan tentang bagaimana seharusnya etika pemerintahan yang sesuai dengan aturan etika

BAB II

PEMBAHASAN

II.1 Etika

2.1.1 Pengertian Etika

(3)

orientasi sangat dipengaruhi oleh lingkungan seperti adat istiadat, tradisi, lingkungan sosial, ideologi, agama, Negara, dan lain-lain.

Istilah etika dan etik memiliki perbedaan pengertian yang relatif dan sangat samar. Etika adalah ilmu akhlak yang mebahas pola-pola aturan tentang nilai-nilai kesusilaan. Tata aturan tersebut perlu, harus bahkan wajib dilaksanakan. Bagi seseorang yang mematuhi aturan tersebut dan mengetahui masalah etika, amat terpuji apabila tindakannya berpegang pada aturan tersebut. Tindakan yang memberlakukan aturan etika itu disebut tindakan etik dan sifat pelaksanaan tindakan tersebut disebut etis. Tata aturan dalam etika disebut norma atau kaidah yang berisi baik dan buruknya perbuatan sesuai dengan ukuran dan tingkat kemajuan kebudayaan dan peradaban masyarakat yang menganut dan mematuhi norma atau kaidah tersebut. Jadi bisa disimpulkan bahwa etika adalah ilmu tentang tingkah laku manusia, prinsip-prinsip tentang tindakan moral yang baik dan benar.

2.1.2 Norma-Norma Etika

Norma adalah aturan yang berlaku di kehidupan bermasyarakat. Aturan yang bertujuan untuk mencapai kehidupan masyarakat yang aman, tertib dan sentosa. Dalam buku yang berjudul ”Pengantar Ilmu Hukum” karangan Dudu Duswara (2010) disebutkan bahwa secara umum norma terbagi menjadi 4 macam, yaitu:

1. Norma Agama

Norma agama terbagi menjadi 2, yaitu agama wahyu dan agama budaya. Agama wahyu adalah semua ajaran yang berasal dari Tuhan, sedangkan agama budaya adalah ajaran yang dihasilkan oleh pikiran dan perasaan manusia. Jadi, norma agama merupakan tuntunan hidup untuk menuju ke arah yang lebih baik.

2. Norma Kesusilaan

(4)

3. Norma Kesopanan

Norma kesopanan adalah aturan hidup yang timbul dari pergaulan hidup masyarakat tertentu.

4. Norma Hukum

Norma hukum adalah himpunan petunjuk hidup atau perintah dan larangan yang mengatur tata tertib dalam suatu masyarakat (negara). Sangsi norma hukum bersifat mengikat dan memaksa.

II.2 Pemerintah dan Pemerintahan

2.2.1 Pengertian Pemerintah dan Pemerintahan

Government dari Bahasa Inggris dan Gouvernment dari Bahasa Perancis yang keduanya berasal dari Bahasa Latin, yaitu Gubernaculum, yang berarti kemudi, tetapi diterjemahkan kedalam Bahasa Indonesia menjadi Pemerintah atau Pemerintahan dan terkadang juga menjadi Penguasa.

Pemerintah dalam arti sempit dimaksudkan khusus kekuasan eksekutif sedangkan dalam arti luas kekuasaan eksekutif, legeslatif, dan yudikatif. Pemerintah dalam arti sempit berdasarkan UUD yang pernah berlaku di Indonesia, yaitu UUD 1945, UUDS 1950, dan UUD Konstitusi RIS 1949.

Pemerintahan dalam arti luas adalah segala kegiatan badan-badan publik yang meliputi kegiatan legislatif, eksekutif dan yudikatif dalam usaha mencapai tujuan negara. Pemerintahan dalam ari sempit adalah segala kegiatan badan-badan publik yang hanya meliputi kekuasaan eksekutif.

Jadi dapat disimpulkan bahwa pengertian pemerintah dan pemerintahan memiliki arti yang berbeda meskipun berasal dari kata yang sama yaitu perintah. Pemerintah adalah institusi, lembaga, organisasi, badan atau pejabat yang menjalankan tugas disamping fungsi pemerintahan. Sedangkan pemerintahan adalah aparat, badan, lembaga, institusi atau pejabat yang menjalankan atau melaksanakan kegiatan dan tugas-tugas pemerintahan.

II.3 Etika Pemerintahan

II.3.1Pengertian Etika Pemerintahan

(5)

dan sosial. Etika pemerintahan lahir dari cabang sosial dimana didalamna terdapat etika pers, etika politik, etika pemerintahan, dst. Etika pemerintahan memiliki sifat-sifat sosial, antara lain:

1. Bersifat praktis karena membicarakan tentang perilaku dar aparat pemerintahan dan warga negara yang menyangkut pelaksanaan atau praktik interaksi antara aparat negara dengan yang diperintah.

2. Selalu memerlukan bantuan dari ilmu pengetahuan lain seperti ilmu politik, ilmu hukum, dan lain-lain.

2.3.2 Fungsi Etika Pemerintahan

Secara umum, fungsi etika pemerintahan dalam penyelenggaraan praktik pemerintahan dibagi menjadi 2, yaitu:

1. Sebagai suatu pedoman, referensi, acuan, penuntun, dalam pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan.

2. Sebagai acuan untuk menilai apakah keputusan dan/ atau tindakan pejabat pemerintahan itu baik atau buruk, terpuji atau tercela.

Widodo (2001:245) menjelaskan bahwa oleh karena etika mempersoalkan baik dan buruk dan bukan benar dan salah tentang sikap, tindakan, dan perilaku manusia dalam berhubungan dengan sesamanya baik dalam masyarakat maupun organisasi public atau bisnis, maka etika mempunyai peran penting dalam praktek administrasi Negara. Etika diperlukan dalam administrasi Negara. Etika dapat dijadikan pedoman, referensi, petunjuk tentang apa yang harus dilakukan oleh administrasi negara dalam menjalankan kebijakan politik, dan sekaligus dapat digunakan sebagai standar penilaian apakah perilaku administrasi Negara dalam menjalankan kebijakan politik dapat dikatakan baik atau buruk. Karena administrasi Negara bukan saja berkait dengan masalah pelaksanaan kebijakan politik saja, tetapi juga berkait dengan masalah manusia dan kemanusiaan.

2.3.3 Sumber Etika Pemerintahan Indonesia

(6)

budaya yang berasal dari kehidupan kemasyarakatan serta berasal dari adat kebiasaan dan yang sejenis dengan itu. Ada yang berpendapat bahwa untuk Pemerintahan Indonesia nilai-nilai keutamaan pemerintahan itu dipahami keberadaannya telah tumbuh sejak sebelum Indonesia merdeka yaitu dimulai sejak jaman perjuangan melawan penjajah Belanda dahulu, jika dirinci nilai-nilai dimaksud antara lain bersumber dari:

1. Budi Utomo, Sumpah Pemuda, Proklamasi 1945. 2. Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

3. Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah yang mengatur tentang Kewenangan, tugas pokok dan fungsi lembaga pemerintah dan organisasi pemerintahan, hak dan kewajiban serta larangan bagi anggota organisasi pemerintah.

4. Nilai-nilai keagamaan.

5. Nilai-nilai sosial budaya: adat kebiasaan setempat seperti perilaku tentang kepantasan dan ketidak pantasan serta kesopanan.

2.3.4 Good Governance

Good governance adalah pemerintahan yang baik dalam standar proses dan maupun hasil-hasilnya, semua unsur pemerintahan bisa bergerak secara sinergis, tidak saling berbenturan, memperoleh dukungan dari rakyat dan terlepas dari gerakan-gerakan anarkis yang dapat menghambat proses pembangunan. Dikategorikan pemerintahan yang baik, jika pembangunan itu dapat dilakukan dengan biaya yang sangat minimal menuju cita-cita kesejahteraan dan kemakmuran, memperlihatkan hasil dengan indikator kemampuan ekonomi rakyat meningkat, kesejahteraan spritualitasnya meningkat dengan indikator masyarakat rasa aman, tenang, bahagia dan penuh dengan kedamaian. Sebagai pemerintahan yang baik pasti memiliki prinsip yang kuat, berikut prinsip mengenai good governance :

1. Akuntabilitas (Bertanggung jawab)

(7)

adalah untuk mengontrol dan menutup peluang terjadinya penyimpangan seperti KKN. Indikator minimal akuntabilitas antara lain :

 Adanya kesesuaian antara pelaksanaan dengan standar prosedur pelaksanaan.

 Adanya sanksi yang ditetapkan atas kesalahan dan kelalaian dalam

melaksnakan tugas.

 Adanya output dan income yang terukur

2. Keterbukaan (transparasi)

Affan Gaffar menegaskan bahwa untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa sesuai dengan cita-cita good governance seluruh mekanisme pengelolaan negara harus di lakukan secara terbuka. Aspek mekanisme pengelolaan negara yang harus di lakukan secara terbuka adalah:  Penetapan posisi, kedudukan dan jabatan

 Kekayaan pejabat publik  Pemberian penghargaan

 Penetapan kebijakan yang terkait dengan pencerahan kehidupan  Kesehatan

 Moralitas pejabat dan aparatur pelayanan publik  Keamanan dan ketertiban

 Kebijakan dan ketertiban

 Kebijakan strategis untuk pecerahan kehidupan masyarakat

3. Partisipasi

Setiap warga negara mempunyai suara dalam pembuatan keputusan, serta memberi dorongan bagi warga untuk menyampaikan pendapat secara langsung atau tidak langsung dalam proses pengambilan keputusan untuk memberi manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat luas.

4. Penegak Hukum (Rule of law)

(8)

komitmen untuk menegakkan rule of law, dengan karakter-karakter antara lain sebagai berikut :

a. Supremasi hukum ( the supremasi of law ) b. Kepastian hukum (legal certainly)

c. Hukum yang responsif

d. Penegak hukum yang kosisten dan non-diskriminatif e. Indenpendensi peradilan

5. Daya Tanggap (responsif)

Asas responsif adalah bahwa pemerintah harus responsif terhadap persoaalan-persoalan masyarakat. Pemerintah harus memahami kebutuhan masyarakatnya jangan menunggu mereka menyampaikannya keinginannya, tetapi mereka secara proaktif mempelajari dan menganalisa kebutuhan-kebutuhan masyarakat, untuk kemudian melahirkan berbagai kebijakan strategis guna memenuhi kepentingan umum.

6. Orientasi konsensus/kesepakatan

Good governance menjadi perantara kepentingan yang berbeda untuk memperoleh pilihan yang terbaik bagi kepentingan yang lebih luas.

7. Kesetaraan keadilan (equity)

Proses pengelolaan pemerintah harus memberikan peluang, kesempatan, pelayanan yang sama dalam koridor kejujuran dan keadilan. Tidak seorang atau sekelompok orangpun yang teraniaya dan tidak memperoleh apa yang menjadi haknya. Pola pengelolaan pemerintah seperti ini akan memperoleh legitimasi yang kuat dari public dan akan memperoleh dukungan serta partisipasi yang baik dari rakyat.

8. Efektivitas (effectiveness) dan efesiensi (efficiency)

(9)

9. Visi strategis (strategic vision)

Visi strategis adalah pandangan-pandangan strategis untuk menghadapi masa yang akan datang. Kualifikasi ini menjadi penting dalam kerangka perwujudan good governance, karena perubahan dunia dengan kemajuan teknologinya yang begitu cepat.

2.3.5 Etika Pemerintahan di Indonesia

Kejahatan kerah putih tidak menakutkan, karena pelakunya berdasi, berpangkat, bergelar, dan naik turun mobil mewah, teduh indah dengan sederetan pada pengawal dan para pembela. Namu demikian sejak turunnya presiden Soeharto dari kursi kepresidenan yang selama 32 tahun telah berkuasa, para demonstrasi yang sebagian besar terdiri dari perwakilan mahasiwa se Indonesia dan istilah dan spanduk-spanduk yang paling banyak diangkat adalah pemberantasa KKN (korupsi,kolusi, dan nepotisme)

Korupsi adalah setiap perbuatan yang dilakukan siapapun juga untuk kepentingan diri sendiri, untuk kepentingan orang lain, atau kepentingan suatu badan yang langsung menybabkan kerugian bagi keuangan dan perekonomian negara. Selain itu, korupsi diartikan pula sebagai setiap perbuatan yang oleh seorang pejabat yang menerima gaji atau upah keuangan negara ataupun suatu badan yang menerima bantuan dari keuangan negara (atau daerah) yang dengan mempergunakan kesempatan (kewenangan/kekuasaan) yang di berikan padanya oleh jabatan (langsung/tidak langsung) membawa keuntunga material baginya

(10)

barang-barang pembelian atau pembangunan tertentu, ternya tidak memenuhi syarat, maka para pemimpin pemerintahan tidak lagi kuasa memprotesnya.

Nepotisme adalah pandang bulu dalam meilih orang, baik karena hubungan saudara, agama, suku, almamater kendati yang di tolong (ditunjuk) relative lebih buruk dari pada pihak kandidat lainnya. Jadi dalam hal ini uang dan barang tidak hilang dari negara, tetapi negara mengalami kerugian karena pemberian kemenangan dan tender dan pemilihan pihak kerja sama adalah orang yang tidak memiliki kualifikasi terbaik, dan tender didepan umum adalah sebuah kebohongan publik.

Itulah sebabnya korupsi, kolusi dan nepotisme di anggap sudah menjadi budaya bangsa yang membuat negeri ini semakin terpuruk kedalam kerendah mutu sumber daya manusia di Indonesia, namun tetap saja Indonesia berada peringkat teratas dalam korupsi, kolusi dan nepotisme dan pelakunya tetap hidu dalam kesukaan, itulah sebabnya menjadi birokrat adalah sebuah kesukaan.

2.3.6 Etika Pemerintahan Yang Seharusnya

(11)

Etika Pemerintahan merupakan bagian dari aturan main dalam organisasi Pemerintahan atau Pegawai Negeri yang secara structural telah diatur aturan mainnya, dimana kita kenal sebagai Kode Etik Pegawai Negeri, yang telah diatur lewat Undang-undang Kepegawaian. Kode Etik yang berlaku bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) disebut Sapta Prasetya Korps Pegawai Republik Indonesia (Sapta Prasetya KORPRI) dan dikalangan Tentara Nasional Indonesia (TNI) disebut Sapta Marga.

Penerapan Kode Etik pegawai betul-betul dipahami serta dihayati oleh setiap pegawai, kemudian aturan yang mengatur tentang UU Pokok Kepegawaian yang langsung diaplikasikan oleh atasan kepada bawahan seperti dalam realisasi Apel setiap hari, Apel menghadapi hari-hari penting seperti Hari Korpri, hari kesadaran nasional, dan berbagai hari-hari lainnya, melaksanakan sepenuhnya tugas dan tanggungjawab, berprilaku baik, jujur, mampu bekerjasama serta menghindari praktek penyelewengan seperti Korupsi, Kolusi, Nepotisme, bersikap adil dalam melayani, mengutamakan kepentingan bersama, menghargai pendapat orang lain serta melaksanakan hubungan yang sangat baik antara atasan dengan bawahan, maupun dalam upaya penegakan disiplin.

(12)

BAB III

PENUTUP

III.1 Kesimpulan

a) Etika adalah ilmu tentang tingkah laku manusia, prinsip-prinsip tentang tindakan moral yang baik dan benar.

b) Pemerintah adalah institusi, lembaga, organisasi, badan atau pejabat yang menjalankan tugas disamping fungsi pemerintahan.

(13)

d) Etika pemerintahan adalah nilai-nilai etik pemerintahan yang menjadi landasan moral bagi penyelenggara pemerintahan.

e) Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme adalah etika pemerintahan yang paling banyak menyita perhatian masyarakat

f) Good govenance dan Kode etik diperlukan untuk menjaga nilai etika pemerintahan sebagaiman yang seharusnya sesuai dengan aturan etika

III.2 Saran

Saran penulis yaitu pentingnya pembinaan khusus mengenai akhlak, aqidah, yang didalamnya berisi ajaran etika dan moral kepada calon pemimpin bangsa yang bisa mereka jadikan sebuah pembelajaran yang sangat penting sehingga mereka mampu mengendalikan diri mereka sehingga pemerintahan yang ia pegang mampu berjalan dengan baik dan kesejahteraan rakyat tercapai.

DAFTAR PUSTAKA

Untari, Sri. 2006. Ilmu Pemerintahan. Malang : FIP-UM

Syafiie, Inu Kencana. 1994. Etika Pemerintahan. Jakarta : PT Rineka Cipta Widjaja, W.A, Drs, 1999. Etika Pemerintahan. Jakarta : Bumi Aksara.

Sumber-sumber lainnya

(14)

Rini Priani, Blog, 2014

http://prianirini.blogspot.com/2014/01/etikapemerintahan.html Tanggal Akses 15 Maret 2015

Referensi

Dokumen terkait

Kurangnya penyampaian informasi dalam lingkup sekolah merupakan permasalahan yang ada di SMA Virgo Fidelis Bawen. Penyampaian informasi dari sekolah kepada murid,

Dengan demikian, objek dapat dikenali dengan memperhatikan (a) jenis predikat yang dilengkapinya dan (b) ciri khas objek itu.. Kalimat yang terdiri dari golongan

Zirconia merupakan bahan keramik yang mempunyai sifat mekanis baik dan banyak digunakan sebagai media untuk meningkatkan ketangguhan retak bahan keramik lain diantaranya

Guru yang memiliki model komitmen organisasi ini akan memiliki semangat dalam mengajar dan melaksanakan tugasnya sebagai guru karena menyenangi pekerjaannya, tidak

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara praktik pemberian makan, perawatan kesehatan dan kebersihan anak dengan kejadian stunting pada anak

difasilitasi dengan suatu katalis, yang umumnya merupakan zat kimia lain yang terlibat dalam media reaksi tapi tidak dikonsumsi (contohnya adalah asam sulfat yang

Puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

Penelitian ini dilakukan di LAZ PT Semen Padang dnagan tujuan untuk mengetahui : (1) Untuk mengetahui pelaksanaan dari pengelolaan serta pengunaan dana yang