• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of ANALISA COST OF ILLNESS AKIBAT PENGGUNAAN NSAIDS DI SEBUAH APOTEK DI KOTA MEDAN, INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "View of ANALISA COST OF ILLNESS AKIBAT PENGGUNAAN NSAIDS DI SEBUAH APOTEK DI KOTA MEDAN, INDONESIA"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISA

COST OF ILLNESS

AKIBAT PENGGUNAAN NSAIDS DI

SEBUAH APOTEK DI KOTA MEDAN, INDONESIA

Submitted :13 April 2015 Edited :10 Mei 2015 Accepted :20 Mei 2015

Hari RonaldoTanjung1., Azmi Sarriff2., Urip Harahap.1

1

Fakultas Farmasi, Universitas Sumatera Utara, Indonesia

2

School of Pharmacy, Universiti Sains Malaysia, Malaysia E-mail :harironaldo14@gmail.com

ABSTRACT

Background: A drug therapy problem is any undesirable event experienced by a patient which involves, or is suspected to involve drug therapy and that interferes with achieving the desired goals of therapy. Drug Therapy Problems (DTPs) can lead to ineffective pharmacotherapy and may cause drug-related morbidity and mortality.

Objective: The study aimed to estimates the direct medical cost of illness caused by the drug morbidity or mortality related to NSAID utilization in a community pharmacy setting at Medan, Indonesia.

Method: Thisstudy used 7 (seven) categories probabilities and costs associated with the therapeutic outcomes to estimate the direct medical cost of illness resulting from morbidity related NSAIDs utilization. Direct non medical costs, indirect costs, and intangible costs related to drug-related-morbidity and mortality were not valued in this cost-of-illness analysis.The duration of the study was from July 2009 to October 2010.

Result: The patient that experienced NSAIDs-related morbidity estimated to spend Rp.467.848,- each and Rp.11.696.200,- in total to managing the morbidity. Every Rp.1,- spent on NSAIDs therapy, an additional Rp.1,45,- was estimated to spent in managing morbidity related NSAIDs utilization.

Conclusion: This result showed the cost of illnessrelated morbidity of NSAIDs utilization exceeds the cost of the medications themselves.

K eywords :Cost of Illness, NSAIDs Utilization, Community Pharmacy

PENDAHULUAN

Biaya terkait Masalah Terapi Obat (MTO) sudah melebihi biaya yang dikeluarkan untuk terapi obat itu sendiri.1Ernst dan Grizzle (2000)menunjukkan bahwa estimasi biaya untuk menangani kecideraan dan kematian terkait obat melebihi $177.4 Milyar.2

Anti Inflamasi Non Steroid (AINS) adalah salah satu golongan obat yang paling sering digunakan, dengan 70 juta resep pertahun di U.S.3dan97 juta resep setiap tahun di Jerman.4Sebagai tambahan, 60 juta orang di dunia menggunakan AINS yang tergolong sebagai obat bebas. Sepertiga sampai separuh dari para pengguna AINS ini berumur diatas 60 tahun.5

Sebuah studi yang dilakukan oleh Howard et al. menyimpulkan obat yang paling sering menyebabkan kejadian masuk rumah sakit yang

sebenarnya dapat dicegah adalah Aspirin/AINS terkait efek induksi pendarahan gastrointestinal atau gagal ginjal.6 Biaya langsung untuk menangani komplikasi ulcer terkait AINS melebihi $4 Milyar pertahun di US.7Di Inggris, pendarahan gastrointestinal sebagai akibat terapi AINS bertanggungjawab terhadap 12.000 angka masuk ke rumah sakit pertahun, menghabiskan biaya 250 Milyar Pounds.8

(2)

BAHAN DAN METODE

Desain penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif-prospektif yang dilakukan terhadap pasien yang datang ke sebuah apotek di kota Medan, Indonesia. Studi ini merupakan studi deskriptif dan eksploratif yang berfokus pada analisis biaya cost of illness pada penggunaan AINS pada pasien di sebuah apotek di kota Medan, Indonesia.

Seluruh pasien yang datang ke apotek membawa resep yang mengandung AINS telah diundang untuk ikut berpartisipasi dalam penelitian ini (Populasi). Pasien yang memenuhi kriteria (Tabel 1) dan setuju untuk mengikuti protokol penelitian (Gambar1) akan dipilih sebagai responden (sampel). Waktu penelitian dilakukan mulai bulan Juli 2009 sampai Oktober 2010.

Tabel.1 Kriteria Inklusi dan Eksklusi

Kriteria Inklusi Kriteria Eksklusi

1. Usia pasien ≥ 18 tahun

2. Pasien dengan resep mengandung AINS.

3. Menyetujui protokol penelitian.

1. Usia pasien < 18 tahun.

2. Tidak memiliki AINS dalam resep.

3. Menolak untuk mengikuti protokol penelitian.

Gambar 1.Protokol Penelitian

Selama masa studi, 574 pasien telah diundang, 135 responden telah direkrut dan mengikuti

(3)

dihitung dalam analisis biaya cost-of-illness ini. Implikasi biaya terkait penggunaan AINS diestimasi pada dua tahap; (1) biaya pada awal rawatan dan (2) biaya yang timbul akibat MTO.

Biaya awal rawatan

Biaya medis langsung awal rawatan diestimasi pada fase awal penelitian. Terdapat 2 (dua) jenis biaya: (1) biaya kunjungan dokter dan (2) Biaya resep. Biaya kunjungan dokter diperoleh melalui wawancara langsung dengan pasien dan biaya resep diperoleh dari apotek. Biaya awal rawatan dihitung dengan menjumlahkan biaya kunjungan dokter dengan biaya resep.

Biaya akibat MTO terkait penggunaan AINS

Biaya akibat MTO terkait penggunaan AINS dihitung pada fase lanjutan. Peneliti menggunakan 7 (tujuh) kategori kemungkinan biaya terkait dengan hasil terapi untuk melakukan estimasi biaya medis langsung akibat MTO. Kategori tersebut pertama kali dikembangkan oleh Johnson dan Bootman9dan digunakan dalam penelitian ini dengan beberapa modifikasi agar sesuai dengan kondisi di Indonesia. Kategori yang digunakan adalah sebagai berikut: 1) Tidak perlu rawatan , 2) Kunjungan dokter, 3) Pengobatan resep, 4) Pengobatan dengan obatOver The Counter(OTC), 5) Kunjungan gawat darurat 6) Masuk rumah sakit (opname), dan 7) Kematian. Jalur lengkap penghitungan analisa biaya cost of illness dari MTO terkait terapi AINS dapat dilihat padaTabel 2.

Tabel 2. Kemungkinan biaya hasil terapi

Biaya Awal Hasil Terapi Biaya hasil terapi negatif

KD R OTC TPR KD R OTC KGD MRS K

Positif Tidak ada perubahan

Negatif Note:

KD= Kunjungan Dokter; R=Resep; OTC= Over The Counter; TPR=Tidak Perlu Rawatan, ; KGD= Kunjungan Gawat Darurat; MRS= Masuk Rumah Sakit; K= Kematian

Setiap responden akan dipantau melalui telepon pada akhir durasi terapi untuk mengidentifikasi kemungkinan hasil terapi yang dialami pasien dan memperkirakan biaya medis langsung yang timbul akibat terjadinya MTO.

Peneliti menggunakan nilai rata-rata biaya kunjungan dokter dan biaya resep yang diperoleh pada awal rawatan untuk mengestimasi biaya medis langsung akibat terjadinya MTO. Hal ini karena hingga saat penelitian dilakukan tidak terdapat data di Indonesia untuk nilai rata-rata biaya untuk setiap kemungkinan kategori hasil terapi. Nilai rata-rata untuk kategori kemungkinan

hasil terapi lainnya (Obat OTC, kunjungan gawat darurat, masuk rumah sakit) diperoleh berdasarkan keterangan pasien. Biaya medis langsung diestimasi dengan menjumlahkan seluruh kategori biaya sesuai dengan hasil terapi yang dialami oleh pasien.

Pemantauan dan Evaluasi

Jadwal pemantauan dan evaluasi hasil terapi pasien dilakukan pada akhir durasi terapi pasien sesuai dengan protokol penelitian (Gambar1). Peneliti akan menghubungi dokter jika terjadi reaksi merugikan yang berat selama masa penelitian.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Biaya medis langsung pada tahap awal terdiri atas biaya dokter dan biaya resep. Estimasi biaya

(4)

Tabel 3. Biaya medis langsung pada tahap awal

Biaya Total (Rp) Mean (Rp)

Biaya tahap awal:

Biaya medis langsung akibat kecideraan terkait penggunaan AINS dihitung pada tahap lanjutan dengan menggunakan kategori kemungkinan biaya hasil terapi negatif pada Tabel 2. Dari 135 responden, 25 responden mengalami

hasil terapi negative atau tidak ada perubahan. Biaya yang timbul akibat terapi tersebut meliputi biaya obat resep, kunjungan dokter dan masuk rumah sakit. Biaya yang timbul dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Biaya medis langsung terkait MTO pada penggunaan AINS

Hasil

Tak berubah 9 2.185.800 764.900 0 2.950.700

Negatif 16 3.885.700 1.359.900 3.499.900 8.745.500

Total 6.071.500 2.124.800 3.499.900 11.696.200 * = Biaya Resep, @ Rp

242.862,-** = Biaya kunjungan dokter, @

Rp.84.999,-*** = Biaya masuk rumah sakit, muncul pada satu orang pasien

Secara keseluruhan, pasien yang mengalami kecideraan akibat penggunaan AINS diestimasi harus mengeluarkan biaya masing-masing sebesar Rp.467.848,- dan total biaya yang harus dikeluarkan untuk merawat kecideraan adalah Rp.11.696.200. Lebih lanjut, dapat disimpulkan bahwa untuk setiap Rp.1,- yang dikeluarkan untuk terapi AINS, pasien diperkirakan harus mengeluarkan Rp.1,45,- untuk merawat akibat merugikan dari terapi AINS. Dapat disimpulkan bahwa biaya yang harus dikeluarkan untuk merawat kecideraan akibat AINS melebihi biaya yang dikeluarkan untuk terapi AINS itu sendiri.

Hasil ini tidak berbeda jauh dengan hasil studi oleh Bootman10yang menunjukkan bahwa kecideraan terkait obat pada fasilitas perawatan juga menunjukkan masalah ekonomi yang serius. Untuk setiap $1 yang dikeluarkan di fasilitas perawatan tersebut, $1.33 harus dikeluarkan untuk merawat kecideraan akibat terjadinya MTO. Selain itu, sebuah studi di Swedia memperkirakan bahwa 75% pasien yang mengalami kecideraan terkait obat membutuhkan biaya tambahan terkait kecideraan tersebut. Biaya yang dikeluarkan

untuk setiap kunjungan pasien, dimana diperkirakan akan menghabiskan biaya sebesar EUR 6.6 Milyar pertahun pada sistem kesehatan Swedia.11

Beberapa kecideraan terkait obat memang tidak dapat dihindari, termasuk yang merupakan reaksi idiosinkrasi. Bagaimanapun, studi-studi literature menunjukkan bahwa 45% sampai 75% kejadian kecideraan terkait obat adalah dapat dicegah.11,12,13 Kejadian kecideraan terkait obat yang sebenarnya dapat dicegah merupakan suatu peluang besar dalam usaha meningkatkan kualitas sistem kesehatan mengingat jumlah kejadiannya dapat diturunkan.

(5)

dikeluarkan untuk merawat kecideraan adalah Rp.11.696.200. Lebih lanjut, dapat disimpulkan bahwa untuk setiap Rp.1,- yang dikeluarkan untuk terapi AINS, pasien diperkirakan harus mengeluarkan Rp.1,45,- untuk merawat akibat merugikan dari terapi AINS. Sebagian besar MTO

dapat dicegah dan farmasis dengan latar belakang praktek komunitas merupakan profesi yang tepat untuk mengidentifikasi dan mengatasi MTO tersebut. Farmasis memiliki peluang yang sangat besar untuk ikut memastikan terlaksananya proses farmakoterapi yang aman, efektif dan terjangkau.

DAFTAR PUSTAKA

1. Manasse, HR. Jr. Medication use in an imperfect world: miss adventuring as an issue of public policy. American Journal of Hospital Pharmacy. 1989;46:1093-1097.

2. Ernst, F.R., & Grizzle A.J. Drug related morbidity and mortality: updating the Cost-of-Illness Model. Journal of American Pharmaceutical Association. 2001;41(2): 192-199.

3. Consumer Reports Health Best Buy Drugs™.. The Nonsteroidal Anti-Inflammatory Drugs: Treating Osteoarthritis and Pain. 2011. retrieved December 10, 2012, from http://www. consumerreportshealth.org/bestbuydrugs.

4. Steinmeyer,J.Pharmacological basis for the therapy of pain and inflammationwith nonsteroidal anti-inflammatory drugs. Arthritis Res. 2000;2:379–385

5. Kendall, B., & Peura, D. NSAID-associated gastrointestinal damaged and the elderly. Practical. 1993;17: 13-29.

6. Howard, R.L., Avery, A.J., Slavenburg, S., et al. Which drugs cause preventable admissions to hospital? A systematic review. British Journal of Clinical Pharmacology. 2007;63:136–47.

7. Bidaut-Russell, M. And Gabriel, S.E. Adverse gastrointestinal effects of NSAIDs: Consequences and costs. Best Pract Res Clin Gastroenterol. 2001;15:739–53.

8. Blower, A.L., Brooks, A., Fenn, G.C., Hill, A., Pearce, M.Y., Morant, S., & Bardhan, K.D. Emergency admissions for upper gastrointestinal disease and their relation to NSAIDs use. Aliment Pharmacology Ther. 1997;11(2): 283-291.

9. Johnson, J.A., & Bootman, J.L. Drug related morbidity and mortality: a Cost-of-Illness Model. Archive of Internal Medicine. 1995;155: 1949-56.

10. Bootman, J.L., Harrison, D.L., & Cox, E. The health care costs of drug related morbidity and mortality in nursing facilities. Archives of Internal Medicine. 1997;157(18).

11. Gyllensten, H., Hakkarainen, K.M., Jonsson, A.K., Sundell, K.A., Hagg, S., Rehnberg, C., & Carlsten, A. Drug-related morbidity: modeling the cost-of-illness in Sweden using Pharmacist’s opinion. Value in Health: The Journal of The International Society for Pharmacoeconomics and Outcomes Research. 2011;14(7): A344.

12. Runciman, W.B., Roughead, E.E., Semple, S.J., & Adams, R.J. Adverse drug events and medication errors in Australia. International Journal for Quality in Health Care. 2003;15(1): i49-i59.

Gambar

Tabel.1Kriteria Inklusi dan EksklusiKriteria Inklusi

Referensi

Dokumen terkait

Tidak adanya korelasi antara tutupan karang dengan kelimpahan ikan famili Chaetodontidae ini diduga disebabkan pada saat penelitian ikan sedang memperluas

3.4.3.1 Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka 6 Undangundang Nomor 5 Tahun 1999, persaingan usaha tidak sehat adalah ” persaingan antar pelaku usaha dalam menjalankan kegiatan

Kreditur dapat menuntut prestasi disertai ganti rugi kepada debitur, dalam pasal 1267 KUHPerdata yang berbunyi : pihak terhadap siapa perikatan tidak dipenuhi, dapat

Painting Kotor Menyebabkan permukaan 4 - Kotor debu 9 Check Visual, check sheet 3 108 Melakukan pembersihan menggunakan Vakum Cleaner setiap minggu pada ruang painting. outer

Oleh karena itu, untuk meningkatkan potensi aktivitas antibakteri dari protein ekstraselular ini maka perlu dilakukan optimasi pertumbuhan kapang Xylaria psidii KT30

Semakin baik pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) pada Pemerintah Daerah Kabupaten Badung maka tingkat kesalahan akuntansi akan semakin

Selanjutnya dilakukan uji aktivitas antioksidan dengan metode DPPH untuk mengetahui reaktivitas golongan senyawa yang diuji dengan suatu radikal bebas dan metode

Perhitungan gaya gempa analisis pushover dengan menggunakan bracing V memiliki cara dan tahapan- tahapan yang sama dengan perhitungan gempa analisa pushover tanpa