• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Pengaruh Campuran Bahan Bakar Premium, Hidrogen, Dan Etanol 96% Terhadap Performansi Dan Emisi Gas Buang Esin Genset Otto

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Pengaruh Campuran Bahan Bakar Premium, Hidrogen, Dan Etanol 96% Terhadap Performansi Dan Emisi Gas Buang Esin Genset Otto"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Mesin Otto

Motor bakar Otto adalah mesin atau pesawat yang menggunakan energi termal untuk melakukan kerja mekanik, yaitu dengan cara merubah energi kimia dari bahan bakar menjadi energi panas, dan menggunakan energi tersebut untuk melakukan kerja mekanik. Energi termal diperoleh dari pembakaran bahan bakar pada masin itu sendiri. Dimana mesin pengkonversi ini memiliki ruang bakar yang dilengkapi dengan busi yang menghasilkan lecutan listrik/api yang berfungsi sebagai pembakar mula campuran bahan bakar yang telah mencapai takanan yang sesuai untuk mengalami pembakar. Mesin otto dilengkapi dengan sebuah karburator. Karburator ini berfungsi untuk mengatur percampuran antar bahan bakar dengan udara kemudian menyemprotkan hasil campuran tersebut kedalam ruang bakar.

Mesin bensin memiliki perbandingan kompresi sekitar 8 : 1 sampai 11 : 1 jauh lebih rendah dibandingkan dengan mesin diesel yang memiliki perbandingan kompresi sekitar 12 : 1 hingga 24 : 1.

2.1.1 Karburator

Karburator pada dasarnya merupakan pipa terbuka dikedua ujungnya,

dalam pipa ini udara bergerak menuju

mesin/ruang bakar. Pipa ini berbentuk venturi, yaitu dari satu ujung permukaannya lebar lalu menyempit dibagian tengah kemudian melebar lagi di ujung satunya. Bentuk ini menyebabkan kecepatan aliran udara meningkat ketika melewati bagian yang sempit.

(2)

yang masuk dalam ruang bakar. Banyaknya campuran udara/bahan bakar inilah yang menentukan besar tenaga dan/atau kecepatan gerak mesin. Pedal gas, atau pada sepeda motor, grip gas dihubungkan langsung dengan katup ini melalui kabel.

2.1.2 Busi

Busi (bougie) adalah suatu suku cadang yang dipasang pada dipasang untuk membakar cara kerja busi itu sendiri iyalah busi tersambung ke tegangan yang besarnya

ribuaignition coil). Tegangan listrik

dari koil pengapian menghasilkan beda tegangan antara elektrode di bagian tengah busi dengan yang di bagian samping. bensin dan udara yang ada di celah merupakan isolator, namun semakin besar beda tegangan, struktur gas di antara kedua elektrode tersebut berubah. Pada saat tegangan melebihi mengalami proses konduktor.

Setelah ini terjadi, arus elektron dapat mengalir, dan dengan mengalirnya elektron, suhu di celah percikan busi naik drastis, sampai 60.000 sangat tinggi ini membuat gas yang terionisasi untuk memuai dengan cepat, seperti ledakan kecil. Inilah percikan busi, yang pada prinsipnya mirip denga

2.1.3 Alat Pembangkit Tegangan Tinggi

dan bahan bakar di dalam silinder. Pada motor bensin, loncatan bunga api pada busi diperlukan untuk menyalakan campuran udara dan bahan bakar yang telah di kompresikan ole

(3)

menghasilkan arus tegangan tinggi yang diperlukan untuk proses pembakaran. Sistem pengapian (ignition sistem) pada automobile berfungsi untuk menaikkan tegangan baterai menjadi 10KV atau lebih dengan mempergunakan ignition coil dan kemudian oleh distributor di bagi bagi ke busi melalui kabel tegangan tinggi.

Sistem pengapian konvensional adalah salah satu sistem pengapian baterai pada motor bensin yang masih menggunakan platina untuk memutus hubungkan arus primer koil, yang nantinya bertujuan untuk menghasilkan induksi tegangan tinggi pada kumparan skunder yang akan disalurkan ke masing masing busi.

Adapun sistem pembakaran konvensional terdiri dari : a.

Menyediakan arus listrik tegangan rendah (biasanya 12 volt) untuk ignation coil.

b. Ignition Coil

Menaikan tegangan yang di terima dari baterai menjadi tegangan tinggi yang diperlukan untuk pengapian di dalam silinder. Lebih spesifiknya ignition coil berfungsi untuk merubah arus listrik 12 volt yang diterima dari baterai menjadi tegangan tinggi (10 KV atau lebih) untuk menghasilkan loncatan bunga api yang kuat pada busi.

c. Distributor

Berfungsi membagikan (mendistribusikan) arus tegangan tinggi yang dihasilkan oleh kumparan skunder pada ignation coil ke busi pada tiap-tiap selinder sesuai dengan urutan pengapian(firing order).

Adapun komponen dari alat pembangkit teganggan tinggi dapat kita lihat pada gambar di bawah ini :

(4)

Gambar 2.1 Alat Pembangkit Tegangan Tinggi Bagian-bagian tersebut terdiri dari:

- Cam (nok)

Membuka Kontak point platina (breaker point) pada sudut

- Platina (breaker point)

Berfungsi Memutuskan hubungkan arus listrik yang mengalir melalui kumparan primer (arus primer) dari ignation coil, yang bertujuan untuk menghasilkan induksi tegangan tinggi pada kumparan skunder ignition coil, yang diperlukan untuk pengapian di masing masing silinder.

- Capasitor (condensor)

Menyerap lompatan bunga api yang terjadi antara pada platina (breaker point) pada saat membuka dengan tujuan menaikan tegangan coil skunder.

- Centrifugal Governor advancer

Berfungsi untuk memajukan saat pengapian sesuai dengan pertambahan putaran mesin. Bagian ini terdiri dari governor weight dan governor spring.

- Vacuum Advancer

Memajukan atau mengundurkan saat pengapian sesuai dengan beban mesin (vacuum Intake manifold) yang bertambah atau berkurang.

- Rotor

Membagikan arus listrik tegangan tinggi yang di hasilkan oleh ignation coil ke tiap-tiap busi.

- Distributor Cap

Berfungsi membagikan arus listrik tegangan tinggi yang telah dibangkitkan di kumparan skunder dari rotor ke kabel tegangan tinggi untuk masing- masing selinder sesuai dengan urutan pengapian.

d. Kabel tegangan tinggi

(5)

T 3

4 2

1

S

untuk menghindari adanya kebocoran arus listrik tegangan tinggi. Isolator karet tersebut, kemudian dilapisi oleh pembungkus (sheath).

e. Busi

Berfungsi untuk mengeluarkan arus listrik tegangan tinggi menjadi loncatan bunga api melalui elektrodanya. Arus listrik tegangan tinggi dari distributor menimbulkan bunga api dengan temperatur tinggi di antara elektroda tengah dan massa dari busi untuk menyalakan campuran udara dan bahan bakar yang sebelumnya telah di kompresikan.

2.2 Mesin Otto Empat Langkah

Motor bensin dapat dibedakan atas 2 jenis yaitu motor bensin 2-langkah dan motor bensin 4-langkah. Pada motor bensin 2-langkah, siklus terjadi dalam dua gerakan torak atau dalam satu putaran poros engkol. Sedangkan motor bensin 4-langkah, pada satu siklus tejadi dalam 4-langkah dalam dua putaran poros engkol.

Gambar 2.2 P-V dan T-S diagram[ Lit. 17]

(6)

 Langkah Kompresi (1-2) : Piston bergerak dari TMB menuju TMA dengan kedua katup menutup. Udara dan bahan bakar ditekan sehingga kompresi menjadi tinggi, kemudian busi memercikkan bunga api.

 Langkah Usaha (3-4): Piston bergerak dari TMA menuju Ke TMB karena dorongan daya ledakan dari percikan bunga api busi.

 Langkah Buang (4-1-0): piston bergerak dari TMB menuju Ke TMA dengan Katup Ex membuka, gas sisa pembakaran didorong keluar ke saluran pembuangan.

2.3Performansi Mesin Otto

2.3.1 Torsi dan Daya

Multi meter adalah alat pengukur sebagai VOM (Volt-Ohm meter) yang dapat mengukur besar tegangan, hambatan, maupun kuat arus. Sementara tachometer adalah sebuah alat pengujian yang dirancang untuk mengukur kecepatan rotasi dari sebuah objek, seperti alat pengukur dalam sebua menit (RPM) dari poros engkol mesin. Dengan menggunakan multimeter, voltase dan kuat arus dapat diketehui sehingga daya yag keluar dapat dihitung dengan rumus dibawah ini.

𝑃𝑃𝐵𝐵 =𝑉𝑉×𝐼𝐼... (2.1) Dimana :

V = Tegangan (volt) I= Kuat Arus (ampere)

Sedangkan dengan mnegunakan alat ukur tachometer dapat diketahui jumlah putaran mesin sehngga besar torsi dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut :

PB =

2 . 𝜋𝜋 . 𝑁𝑁

60 .𝜏𝜏... ... (2.2) [Lit. 3 hal 46]

(7)

𝜏𝜏 = Torsi (N.m)

2.3.2 Konsumsi Bahan Bakar Spesifik

Konsumsi bahan bakar spesifik (specific fuel consumption,sfc) adalah parameter unjuk kerja mesin yang berhubungan langsung dengan nilai ekonomis sebuah mesin, karena dengan mengetahui hal ini dapat dihitung jumlah bahan bakar yang dibutuhkan untuk menghasilkan sejumlah daya dalam selang waktu tertentu.

Bila daya rem dinyatakan dalam satuan kW dan laju aliran massa bahan bakar (𝑚𝑚𝑓𝑓)dalam satuan kg/jam, maka :

Besarnya laju aliran massa bahan bakar (mf) dihitung dengan persamaan berikut:

mf = 𝜌𝜌

2.3.3 Perbandingan udara bahan bakar (AFR)

Untuk memperoleh pembakaran sempurna, bahan bakar harus dicampur dengan udara dengan perbandingan tertentu. Perbandingan udara bahan bakar ini disebut dengan Air Fuel Ratio (AFR), yang dirumuskan sebagai berikut:

(8)

𝑚𝑚𝑓𝑓 = massa bahan bakar di dalam silinder per siklus

𝑎𝑎 = laju aliran udara didalam mesin ṁ𝑓𝑓 = laju aliran bahan bakar di dalam mesin 𝑃𝑃𝑖𝑖 = tekanan udara masuk silinder

𝑇𝑇𝑖𝑖 = temperatur udara masuk silinder 𝑅𝑅 = konstanta udara

𝑉𝑉𝑑𝑑 = volume langkah (displacement) 𝑉𝑉𝑐𝑐 = volume sisa

2.3.4 Efisiensi Thermal Brake

Kerja berguna yang dihasilkan selalu lebih kecil dari pada energi yang di bangkitkan piston karena sejumlah energi hilang akibat adanya kerugian mekanis (mechanical losses). Dengan alasan ekonomis perlu dicari kerja maksimum yang dapat dihasilkan dari pembakaran sejumlah bahan bakar. Efisiensi ini sering disebut sebagai efisiensi termal brake (brake thermal efficiency, ηb).

𝜂𝜂𝑏𝑏 = 𝐷𝐷𝑎𝑎𝐷𝐷𝑎𝑎 𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑎𝑎 𝑟𝑟𝑎𝑎𝑟𝑟 𝑎𝑎𝑘𝑘𝑡𝑡𝑘𝑘𝑎𝑎𝑘𝑘

𝐿𝐿𝑎𝑎𝐿𝐿𝑘𝑘 𝑝𝑝𝑎𝑎𝑟𝑟𝑎𝑎𝑝𝑝 𝐷𝐷𝑎𝑎𝑟𝑟𝑦𝑦 𝑚𝑚𝑎𝑎𝑝𝑝𝑘𝑘𝑘𝑘 ... ... (2.7) [Lit .6 hal 59]

Laju panas yang masuk Q, dapat dihitung dengan rumus berikut: Qin = mf QHVηc ... (2.8) dimana: mf = laju aliran bahan bakar (kg/h)

QHV = Nilai kalor bahan bakar (kJ/kg)

ηc = efisiensi pembakaran (dalam pengujian diambil 0,97)

2.4Nilai kalor Bahan Bakar

Reaksi kimia antara bahan bakar dengan oksigen dari udara menghasilkan panas. Besarnya panas yang ditimbulkan jika satu satuan bahan bakar dibakar sempurna disebut nilai kalor bahan bakar (Calorific Value, CV). Berdasarkan asumsi ikut tindaknya panas laten pengembunan uap air dihitung sebagai bagian dari nilai kalor bahan bakar, maka nilai kalor bahan bakar dapat dibedakan menjadi nilai kalor atas dan nilai kalor bawah.

(9)

Nilai kalor atas (High Heating Value) HHV, merupakan nilai kalor yang diperoleh secara eksperimen dengan menggunakan bom kalorimeter dimana hasil pembakaran bahan bakar didinginkan sampai suhu kamar sehingga sebagian besar uap air yang terbentuk dari pembakaran hidrogen mengembun dan melepaskan panas latennya. Data yang diperoleh dari hasil pengujian bom kalorimeter adalah temperatur air pendingin sebelum dan sesudah penyalaan. . Secara teoritis, besarnya nilai kalor atas (HHV) dapat dihitung bila diketahui komposisi bahan bakarnya dengan menggunakan persamaan Dulong :

HHV = 33950C + 144200 (H2-𝑂𝑂2

8) + 9400 S………...(2.9)[Lit. 1]

Dimana: HHV = Nilai kalor atas (kJ/kg) C = Persentase karbon dalam bahan bakar H2 = Persentase hidrogen dalam bahan bakar O2 = Persentase oksigen dalam bahan bakar S = Persentase sulfur dalam bahan bakar

Nilai kalor bawah Low Heating Value, (LHV), merupakan nilai kalor bahan bakar tanpa panas laten yang berasal dari pengembunan uap air. Umumnya kandungan hidrogen dalam bahan bakar cair berkisar 15 % yang berarti setiap satu satuan bahan bakar 0,15 bagian merupakan hidrogen . Pada proses pembakaran sempurna, air yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar adalah setengah dari jumlah mol hidrogen.

Selain berasal dari pembakaran hidrogen, uap yang terbentuk pada proses pembakaran dapat pula berasal dari kandungan air yang memang sudah ada didalam bahan bakar (moisture).

Dalam perhitungan efisiensi panas dari mesin bakar, dapat menggunakan nilai kalor bawah (LHV) dengan asumsi pada suhu tinggi saat gas buang meninggalkan mesin tidak terjadi pengembunan uap air. Namun dapat juga menggunakan nilai kalor atas ( HHV) karena nilai tersebut umumnya lebih cepat tersedia. Peraturan pengujian berdasarkan ASME (American Society of

Mechanical Enggineers) menentukan penggunaan nilai kalor atas (HHV),

(10)

LHV = HHV – 2400 (M + 9 H2)………(2.10)[Lit. 1]

2.5 Bahan Bakar Hidrogen

Hidrogehydrogenium, darihydro:

air, genes: membentuk) adalah

simbol H da berwarna, tidak berbau, bersifat merupaka

2.5.1 Sejarah Bahan Bakar Hidrogen

Gas hidrogen, H2, pertama kali dihasilkan secara artifisial oleh T. Von Hohenheim (dikenal juga sebagai pencampura terbakar yang dihasilkan oleh Pada tahun, antara diskret dengan mengidentifikasikan gas tersebut dari "udara yang mudah terbakar". Pada tahun 1781 dia lebih lanjut menemukan bahwa gas ini menghasilkan air ketika dibakar. Pada tahun 1783,

hydro yang artinya air dan genes yang artinya membentuk) ketika dia

da pembakaran hidrogen menghasilkan air.

(11)

udara yang aman dan pada tahun 1 yang diangkat oleh hidrogen. Bangsawan Jerman hidrogen dan kemudian dinamakan tahun 1900. Penerbangan yang terjadwal dimulai pada tahun 1910 dan sampai pecahnya insiden yang serius.

Penerbangan tanpa henti melewati samudra atlantik pertama kali

dilakukan kapal udara Britania

udara dipulihkan pada tahun 1920 dan penemuan cadangan pemerintah Amerika Serikat menolak menjual gas tersebut untuk digunakan dalam penerbangan. Oleh karenanya, gas H2 digunakan di pesawat yang pada akhirnya meledak di langit Insiden ini ditayangkan secara langsung di radio dan direkam. Banyak yang menduga terbakarnya hidrogen yang bocor sebagai akibat insiden tersebut, namun investigasi lebih lanjut membuktikan sebab insiden tersebut karena terbakarnya salut fabrik oleh keragu-raguan atas keamanan penggunaan hidrogen muncul.

2.5.2 Sifat-sifat Bahan Bakar Hidrogen

Hidrogen merupakan unsur pertama dalam tabel periodik. Dalam kondisi normal, hidrogen merupakan gas yang tidak berbau dan tidak berwarna yang dibentuk oleh molekul diatomik, H2.

Atom hidrogen, simbol H, dibentuk oleh inti dengan satu unit muatan positif dan satu elektron. Nomor atom hidrogen adalah 1 dan berat atom 1,00797 g/mol. Hidrogen merupakan salah satu unsur utama dalam air dan semua bahan organik serta tersebar luas tidak hanya di bumi tetapi juga di seluruh alam semesta.

(12)

0,015%; dan tritium, massa 3, yang muncul dalam jumlah kecil di alam, tetapi dapat diproduksi secara artifisial oleh berbagai reaksi nuklir.

Hidrogen memiliki berat molekul 2,01594 g. Dalam bentuk gas, hidrogen memiliki kerapatan 0,071 g/l pada 0 ºC dan 1 atm.

Kepadatan relatif hidrogen dibandingkan udara adalah 0,0695. Hidrogen adalah yang paling mudah terbakar dari semua zat yang dikenal.

Atom hidrogen adalah agen reduktif kuat, bahkan pada suhu kamar. Unsur ini bereaksi dengan oksida dan klorida untuk menghasilkan logam bebas.

Tabel 2.1 Properties of Hydrogen and other fuels [Lit 7]

Description Hidrogen Gasoline Methana Etanol LPG Biogas

Density kg/m3 0.081 4.4 0.6512 789 2.24 1.1

Buoyancy: Gas or vapor

density relative to air

0.07 2-4% 0.6 1.51 1.51 0.863

Carbon Constituent NA 85-88 75 50-52 82

Hydrogen Constituent 100 12-15% 25 13-15 18

Lower heat of combustion

(MJ/kg)

119.93 44.5 50.02 26.9 46

Burning Velocity in air

(m/sec)

2.65-3.25 0.37 NA

Specific Heat Ratio of NTP

gas

(13)

Diffusion coefficient in NTP

air (cm2 /sec)

0.61 0.005 0.16 0.11

Karakteristik lainnya dari api hidrogen adalah nyala api cenderung menghilang dengan cepat di udara, sehingga kerusakan akibat ledakan hidrogen lebih ringan dari ledakan hidrokarbon. Dalam kasus kecelakaan Hidenburg, dua pertiga dari penumpang pesawat selamat dan kebanyakan kasus meninggal disebabkan oleh terbakarnya bahan bakar diesel yang bocor.

H2 bereaksi secara langsung dengan unsur-unsur oksidator lainnya. Ia bereaksi dengan spontan dan hebat pada suhu kamar dengan klorin dan fluorin, menghasilkan hidrogen halida berupa hidrogen klorida dan hidrogen fluorida.

2.5.3 Hidrolisis Air (H2O)

Elektrolisis air adalah peristiwa pengurain senyawa air (H2O) menjadi oksigen (O2) dan hidrogen dalam bentuk gas dengan menggunakan arus listrik yang dialirkan kedalam air tersebut. Pada katode, dua molekul air bereaksi

dengan menangkap dua2 dan ion hidrokida

(OH-). Sementara itu pada anode, dua molekul air lain terurai menjadi gas2), melepaskan 4 ion H+ serta mengalirkan elektron ke katode. Ion H+dan OH- mengalami netralisasi sehingga terbentuk kembali beberapa molekul air. Reaksi keseluruhan yang setara dari elektrolisis air dapat dituliskan sebagai berikut.

2H

2

O (

l

)

2H

2

(

g

) + O

2

(

g

)

Gas hidrogen dan oksigen yang dihasilkan dari reaksi ini membentuk gelembung pada dimanfaatkan untuk menghasilkan hidrogen dan hidrogen peroksida (H2O2) yang dapat digunakan sebagai bahan bakar kendaraan hidrogen.

(14)

Gambar 2.3 Elektolisis Air [ Lit 12 ]

2.6 Bahan Bakar Etanol

Bahan bakar etanol adalah ditemukan pada Etanol seringkali dijadikan bahan tambahanbiofuel. Produksi etanol dunia untuk bahan bakar transportasi meningkat 3 kali lipat dalam kurun waktu 7 tahun, dari 17 miliar liter pada tahun 2000 menjadi 52 miliar liter pada tahun 2007. Dari tahun 2007 ke 2008, komposisi etanol pada bahan bakar bensin di dunia telah meningkat dari 3.7% menjadi 5.4%. Pada tahun 2010, produksi etanol dunia mencapai angka 22,95 miliar galon AS (86,9 miliar liter), dengan Amerika Serikat sendiri memproduksi 13,2 miliar galon AS, atau 57,5% dari total produksi dunia. Etanol mempunyai nilai

(15)

penggunaan bensin yang dicampur dengan etanol, dan sejak tahun 2007, campuran yang legal adalah berkisar bulan Desember 2010 Brasil sudah mempunyai 12 juta menggunakan bahan bakar etanol murni bent dibuat dari tanaman-tanaman yang umum, misalnya da menggantikan bensin yang ada saat ini. Kekhawatiran mengenai produksi dan adanya kemungkinan naiknya harga makanan yang disebabkan karena dibutuhkan lahan yang sangat besar, ditambah lagi energi dan polusi yang dihasilkan dari keseluruhan produksi etanol, terutama tanaman jagung. Pengembangan terbaru dengan munculnya

selulosa, komponen utama pada dinding sel di semua tumbuhan, dapat digunakan untuk memproduksi etanol.

2.6.1 Sejarah Bahan Bakar Etanol

Etanol telah digunakan manusia sejak zaman prasejarah sebagai bahan pemabuk dalam peninggalan menunjukkan bahwa minuman beralkohol telah digunakan oleh manusia

Etanol dan alkohol membentuk larutan etanol yang mengandung air dengan cara penyulingan biasa hanya mampu menghasilkan etanol dengan kemurnian 96%. Etanol murni (absolut) dihasilkan pertama kali pada tahun menyaring alkohol hasil distilasi melalui

dari

(16)

(1858) adalah salah satu senyawa kimia yang pertama kali ditemukan rumus kimianya.

Etanol pertama kali dibuat secara sintetik pada tahun 1826 secara terpisah oleh Henry Hennel dari Britania Raya dan S.G. Sérullas dari Perancis. Pada tahun 1828, hidrasi etanol industri modern.

Etanol telah digunakan sebagai bahan bakar lampu di Amerika Serikat sejak tahun 1840, namun pajak yang dikenakan pada alkohol industri sem Pajak ini dihapuskan pada tahun 1906 , dan sejak tahun 1908 otomobil pelarangan minuman beralkohol pada tahun 1920, para penjual bahan bakar etanol dituduh berkomplot dengan penghasil minuman alkohol ilegal, dan bahan bakar etanol kemudian ditinggalkan penggunaannya sampai dengan akhir abad ke-20.

2.6.2 Sifat-sifat Bahan Bakar Etanol

Etanol adalah cairan tak berwarna yang mudah menguap dengan aroma yang khas. Ia terbakar tanpa asap dengan lidah api berwarna biru yang kadang-kadang tidak dapat terlihat pada cahaya biasa.

Sifat-sifat fisika etanol utamanya dipengaruhi oleh keberadaan gugus berpartisipasi ke dalam ikatan hidrogen, sehingga membuatnya cair dan lebih sulit menguap dari pada senyawa organik lainnya dengan massa molekul yang sama.

(17)

Campuran etanol-air memiliki volume yang lebih kecil daripada jumlah kedua cairan tersebut secara terpisah. Campuran etanal dan air dengan volume yang sama akan menghasilkan campuran yang volumenya hanya 1,92 kali jumlah volume awal. Pencampuran etanol dan air bersifat energi sekitar 777 J/mol dibebaskan pada 298 K.

Campuran etanol dan air akan membentuk perbandingkan kira-kira 89 mol% etanol dan 11 mol% air. Perbandingan ini juga dapat dinyatakan sebagai 96% volume etanol dan 4% volume air pada tekanan normal dan T = 351 K. Komposisi azeotropik ini sangat tergantung pada suhu dan tekanan. Ia akan menghilang pada temperatur di bawah 303 K.

Gambar 2.4 Bentuk Molekul Etanol [Lit 13]

Ikatan hidrogen menyebabkan etanol murni sangat sedemikiannya ia akan menyerap air dari udara. Sifat gugus hidroksil yang polar menyebabkannya dapat larut dalam banyak senyawa ion, utamanya karbon nonpolar, ia juga larut dalam senyawa nonpolar, meliput kebanyaka

(18)

2.6.3 Proses Pembuatan Etanol

Pada awalnya Langkah dasar yang dibutuhkan untuk memproduksi etanol adalah

Sebelum dilakukan fermentasi, beberapa tanaman membutuhka

Hidrolisis selulosa disebut sebagai amilum menjadi gula. Berikut merupakan langkah-langkah proses produksi bahan bakar etanol.

1. Fermentasi

Etanol diproduksi dengan cara mikroba saat ini hanya bisa dilakukan langsung pada gula. 2 komponen utama dalam tanaman, diubah menjadi gula melalui fermentasi. Sekarang ini, hanya gula (contohnya tebu) dan amilum (contohnya jagung) yang masih bernilai ekonomis jika dikonversi.

2. Distilasi

Jika etanol ingin digunakan sebagai bahan bakar, maka sebagian besar kandungan airnya harus dihilangkan dengan cara etanol setelah didistilasi masih sekitar 95-96%. (masih ada kandungan airnya 3-4%). Campuran ini dinamakan etanol hidrat dan bisa digunakan sebagai bahan bakar, tapi tidak bisa dicampur sama sekali dengan bensin. Jadi, biasanya kandungan air dalam etanol hidrat dibuang habis terlebih dahulu dengan pengolahan lainnya sehingga baru bisa dicampurkan dengan bensin.

3. Dehidrasi

(19)

sikloheksana/benzena. Ketika dikondensasi, uap ini akan menjadi cairan. Metode lama lainnya yang digunakan adalah dengan cara menambahkan komponen terner dalam etanol hidrat sehingga akan meningkatkan ketidakstabilan relatif etanol tersebut. Ketika campuran terner ini nantinya didistilasi, maka akan menghasilkan etanol anhidrat.

Saat ini penelitian juga sedang mengembangkan metode pemurnian etanol dengan menghemat energi. Metode yang saat ini berkembang dan mulai banyak digunakan oleh pabrik-pabrik pembuatan etanol adalah penggunaa ini, uap etanol bertekanan melewati semacam tatakan yang terdiri dari butiran saringan molekul. Pori-pori dari dari saringan ini dirancang untuk menyerap air. Setelah beberapa waktu, saringan ini pun divakum untuk menghilangkan kandungan air di dalamnya. 2 tatakan biasanya digunakan sekaligus sehingga ketika satu sedang dikeringkan, yang satunya bisa dipakai untuk menyaring etanol.

2.7 Emisi Gas Buang

Emisi gas buang adalah polutan yang mengotori udara yang dihasilkan oleh gas buang mesin itu sendiri. Polutan yang lazim terdapat pada gas buang yaitu carbonmonoksida (CO), hydrocarbon (HC), dan nitrogen oksida (NO x ) serta partikel – partikel lainnya.

1. CO (Carbon Monoksida)

(20)

menerus dapat mengakibatkan kematian. Selain itu kandungan COHb dalam darah dapat mengakibatkan terganggunya sistem urat syaraf dan fungsi tubuh pada konsentrasi rendah (2 – 10 %) antara lain : penampilan agak tidak normal, mempengaruhi sistem syaraf sentral, reaksi panca indera tidak normal, benda kelihatan agak kabur, perubahan fungsi jantung dan pulmonari. Jika terdapat konsentrasi tinggi COHb dalam darah (> 10 %) dapat mengakibatkan kematian. Pengaruh konsentrasi gas CO di udara sampai dengan 100 ppm terhadap tanaman

hampir tidak ada, khususnya pada tanaman tingkat tinggi. Bila konsentrasi gas CO di udara mencapai 2000 ppm dan waktu kontak lebih dari 24 jam, akan mempengaruhi fiksasi nitrogen oleh bakteri bebas yang ada pada lingkungan terutama yang terdapat pada akar tanaman. Besarnya emisi gas CO untuk mesin bensin yang menggunakan karburator berkisar antara 1,5% – 3,5% dan untuk mesin yang menggunakan EFI (Electronic Fuel Injection) berkisar antara 0,5% - 1,5%. Gas ini akan dihasilkan bila karbon yang terdapat dalam bensin terbakar tidak sempurna karena kekurangan oksigen. Hal ini terjadi apabila campuran udara dan bahan bakar lebih gemuk dari campuran stoichiometric, dan dapat terjadi selama idling, pada beban rendah dan output maksimum

2. HC (Hydrocarbon)

HC adalah gas yang merupakan ikatan unsur dari carbon dan hydrogen. Sumber penghasil utama gas HC pada kendaraan bermotor adalah uap bahan bakar yang belum terbakar sempurna dan hidrokarbon yag hanya bereaksi sedikit dengan oksigen yang ikut keluar bersama dengan gas buang. Jika campuran udara bahan bakar tidak terbakar sempurna didekat dinding silinder dimana apinya lemah dan suhunya rendah. Hidrokarbon dapat keluar tidak hanya kalau campuran udara bahan bakarnya gemuk, tetapi bisa saja kalau campurannya kurus seperti grafik di atas. Kepekatan gas buang yang sangat tinggi dapat merusak system pernapasan manusia.

3. NO x (Nitrogen Oksida)

(21)

kompresi tinggi dan campuran bahan bakar dengan udara yang kurus. NO x dapat menyebabkan kerusakan pada paru-paru.

Gambar

Gambar 2.2 P-V dan T-S diagram[ Lit. 17]
Tabel 2.1 Properties of Hydrogen and other fuels [Lit 7]
Gambar 2.3 Elektolisis Air [ Lit 12 ]
Gambar 2.4 Bentuk Molekul Etanol [Lit 13]

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan Pasal 7 Ayat (6) UUPT tersebut mengandung konsekuensi yakni berupa sanksi hukum apabila waktu yang telah ditentukan oleh peraturan perundang-undangan yang

Penyesuaian akibat penjabaran laporan keuangan dalam mata uang asing Keuntungan (kerugian) dari perubahan nilai aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual. Pajak

You can also say with a clear conscience, that the tech- nical cadaster and the legal land registry are - in the sense of the operational guidelines for UNESCO World Heritage

Dewan Komisaris telah menerima dengan baik laporan keuangan perseroan yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 yang telah diaudit oleh Kantor akuntan publik osman bing

Functions and Interpolation Topic 5 The Open GIS Feature Topic 6 The Coverage Type Topic 7 Earth Imagery Topic 10 Feature Collections Topic 8 Relations Bet’n Features Topic 11

Pelaksanaan penilaian portofolio masih memiliki keterbatasan, diantaranya dibutuhkan waktu cukup lama dalam pelaksanaannya, dibutuhkan lahan yang luas untuk pengumpulan setiap

Peneliti memberikan alternatif permasalahan tersebut dengan meningkatkan hasil belajar IPA menggunakan metode talking stick materi cara manusia dalam memelihara dan

Memahami pendidikan yang semakin hari semakin kompleks baik aspek pendidik, peserta didik, materi, media, metode dan lingkungan pendidikan diperlukan pula diperlukan