BAB 16
INVESTASI ASING LANGSUNG
Ekspansi global perusahaan multinasional (MNC) telah semakin meluas menyusul tindakan-tindakan dari banyak pemerintah menghapus berbagai hambatan perdagangan. Perusahaan-perusahaan multinasional biasanya mengambil manfaat dari kesempatan-kesempatan bisnis internasional dengan melakukan investasi langsung di luar negeri (Direct Foreign investment-DFI), yang mencerminkan investasi dalam aset-aset rill di Negara-negara asing. Perusahaan-perusahaan multinasional melakukan DFI melalui usaha-usaha patungan dengan perusahaan asing, akuiisi perusahaan asing, dan pemebentukan anak-anak perusahaan baru di luar negeri. Semua jenis DFI ini dapat menghasilkan pengembalian yang tinggi jika dikelola secara benar. Namun, DFI meminta investasi yang substansial, dan dengan demikian, mengandung risiko yang signifikan. Selain itu, jika investasi tidak menghasilkan kinerja seperti yang diharapkan, MNC mungkin tidak akan mampu menjual proyek luar negeri yang telah diciptakan. Mengingat karakteristik risiko dan pengambilan semacam ini, perusahaan multinasional harus menganalisa secara cermat manfaat potrensial dan biaya-biaya yang terkait sebelum mengimplementasikan suatu tipe DFI.
MANFAAT-MANFAAT DARI INVESTASI ASING LANGSUNG
Investasi langsung di luar negeri merupakan salah satu cara yang dipakai perusahaan multinasional untuk meningkatkan kemampulabaan dan menaikan kekayaan pemegang saham , DFI bisa menaikkan pendapatan atau mengurangi biaya dengan beberapa cara. DFI dapat:
membuka took video di Australia, Chilie, Jepang dan beberpa Negara di eropa, tempat di mana konsep penyewaan video masih relatif baru. Karena telah memiliki lebih dari 2000 toko di AS, potensi pertumbuhan Blockbuster di AS sudah terbatas
2. Memungkinkan MNC mengeksploitasi dimana laba superior dimungkinkan. Jika perusahaan lain dalam dalam industri telah membuktikan bahwa, laba abnormal dapat dihasilkan dalam psar-pasar tertentu, sebuah MNC juga sebaiknya memasuki pasar-pasar tersebut. MNC dapat menjual dengan harga yang lebih rendah dalam pasar-pasar yang dimaksud. Strategi ini bukan tidak memiliki kendala. Penjual-penjual yang telah ada dalam pasar-pasar tersebut sebelumnya mungkin akan mencegah pesaing baru merampas bisnis mereka dengan menurunkan harga jual tidak lama sebelum pesaing pesaing baru masuk ke dalam pasar.
3. Memungkinkan MNC untuk mengambil manfaat penuh dari skala ekonomis. Korporasi yang berupaya menjual produk utamanya di dalam pasar-pasar baru bisa menaikan laba dan kekayaan pemegang sahamnya melalui skala ekonomis (yaitu, biaya rata-rata per unit yang lebih rendah yang muncul karena meningkatnya biaya pruduksi). Motif semacam itu sangat mungkin mendorong perusahaan yang menggunakan banyak mesin dalam prosses produksinya. 4. Memungkinkan MNC untuk memanfaatkan faktor pruduksi luar negeri. Biaya
tenaga kerja dan tanah sangat bervariasi antar suatu Negara dengan Negara lain. Perusahaan-perusahaan multinasional bisa membentuk produksi di lokasi-lokasi yang tanah dan tenaga kerjanya murah. Krena pasar tidak sempurna, seperti informasi yang tidak sempurna, biaya transaksi relokasi, hambatan masuk ke dalam industri, dan sebagainya, biaya dari tenaga-tenaga kerja tertentu tidak selalu sama antar negara. Jadi, adlah sangat penting bagi perusahaan multinasional untuk mensurvey pasar-pasar untuk menentukan apakah mereka dapat mengambil keuntungan dari biaya produksi yang lebih murah.
menjual barang jadi kembali ke konsumen di negara asing tersebut. Dalam situasi semacam ini, solusi yang baik adalah membangun fasilitas produksi di negara dimana bahan baku tersedia.
6. Memungkinkan MNC untuk memanfaatkan teknologi luar negeri. Semakin banyak korporasi yang mendirikan pabrik-pabrik atau mengakuisi pabriik-pabrik yang telah aada di liar negeri agar bisa mempelajari teknologi-teknologi dari negara-negar yang dimaksud. Teknologi ini kemudian digunakan untuk memperbaiki proses produksi pada semua anak perusahaan mereka di seluruh dunia.
7. Memungkinkan MNC untuk mengeksploitasi keunggulan-keunggulan monopolistik. Teori organisasi industri menyatakan bahwa perusahaan melakukan intenasionalisasi jika memiliki sumber daya dan keahlian yang tidak dimiliki perusahaan pesaing. Jika sebuah perusahaan memiliki teknologi canggih dan telah mengeksploitasi keunggulan ini dalam pasar-pasar internasional. Teknologi tidak hanya terbatas pada kemampuan untuk mengembangkan produksi baru. Teknologi mencerminkan proses produksi, pemasaran atau pembiayaan yang lebih efisien. Sejauh perusahaa memiliki keunggulan di atas pesaing-pesaingnya, perusahaan semestinya mampu mengambil keuntungan dari internasionalisasi.
8. Menjadi cara bagi MNC untuk bereaksi terhadap fluktuasi nilai tukar. Jika nilai dari suatu valuta asing dianggap terlalu rendah, perusahaan dapat mempertimbangkan investasi langsung di ngara yang dimaksud karena pengeluara investasi awal akan realtif rendah. Sebagai contoh, asumsikan bahwa sebuah perusahaan di AS dapat membangun fasilitas produksi di inggris dengan biaya £40 juta. Biaya dolar dari proyek ini adalah $77,2 juta pada awal tahun 1991, keitka pound inggris bernilai $1,93. Tetapi 6 bulan kemudian, biaya dolar dari proyek ini telah menjadi $65,2 juta (lebih rendah $12 juta) karena nilai pound telah menurun menjadi $1,63 pada saat itu. Karena keputusan untuk melakukan DFI sebagian tergantung pada biaya, pergerakan nilai tukar akan mempengaruhi keputusan ini.
defensif, bukan strategi agresif. Sebagai contoh, produsen-produsen mobil jepang membangun pabrik di AS untuk mengantisipasi munculnya restriksi dagang yang lebih ketat yang akan menghambat ekspor mereka ke AS. Perusahaan-perusahaan jepang menyadari bahwa hambatan perdagangan akan membatasi atau bahkan menghentikan ekspor mereka. Sejak tahun 1980, pemerintah AS telah memunculkan banyak restriksi dagang atas mobil yang akan di impor ke AS.
10.Menjadi cara bagi MNC untuk melakukan diversifikasi internasional. Karena sebuah perekonomian tidak bergerak dengan laju yang sama secara sempurna dengan perokonomian lain dari waktu ke waktu, arus kas netro dari penjualan yang terjadi dari berbagai negara akan lebih stabil dibandingkan dengan arus kas netro dari produk yang dijual di satu negara saja. Dengan mendivesifikasi penjualan (atau bahkan produksi) ke berbagai negara, sebuah perusahaan dapat menciptakan arus kas netro yang lebih stabil. Jadi, kemungkinan timbulnya masalah-masalah likuiditas menjadi rendah. Selain itu, perusahaan bisa mendapatkan cost of capital yang lebih murah, karena pemegang-pemegang saham dan kreditor akan menganggap resiko yang dimiliki MNC rendah karena stabilnya arus kas.
MANFAAT-MANFAAT DARI DIVERFIKASI LANGSUNG
Perkiraan tingkat pengembalian bagi perusahaan secara keseluruhan akan sama terlepas dari apakah proyek baru berelokasi di AS atau inggris. Berkenaan denga resiko, proyek yang beralokasi di AS diperkirakan akan memperlihatkan variabilitas yang sedikit lebih stabil selama periode 5 tahun. Karena perusahaan biasanya menyukai pengembalian yang lebih stabil dari investasi.
yang tinggi, maka sebuah perusahaan dapat mengurangi resikonya dengan melakukan divervikasi inestasi kedalam negara yang kedua
Manfaat dari Diverfikasi Multi-Proyek
Jika pengembalian dari masing-masing proyek yang tidak berkorelasi positif sempurna satu sama lain, maka varians rata-rata dari portofolio dua proyek akan lebih rendah dari varians proyek-proyek individual. Begitu juga, varians dari semua portofolio 3 proyek yang mungkin (dengan timbangan yang sama) akan lebih rendah dari varians pengembalian dari portofolio 2 proyek. Untuk setiap jumlah proyek dalam portofolio, portofolia global memiliki resiko yang lebih rendah. Hal ini diakibatkan oleh rendahnya korelasi antar pengembalian dari proyek-proyek yang berlokasi dalam perekonomian yang berbeda.
Analisa Pengembalian dari Proyek-proyek Internasional
Semakin rendah, atau negatif, korelasi antar pengembalian (dari proyek-proyek) dari waktu ke waktu, semakin rendah risiko dari portofolio. Jika proyek tambahan dimasukan kedalam portofolio, tapal batas dari portofolio proyek efesien bisah berpindah. Sebuah MNC akan lebih baik jika tapal-batas ini bergerak semakin ke kirikarena hal ini mencerminkan penurunan resiko. Di sepanjang kurva portofolio efisien, tidak ada portofolio tunggal manapun yang bisa dikatakan “optimal”bagi semua MNC. Hal ini disebabkan karena beragam kemauan MNC untuk menerima resiko. Jika perusahaan multinasional sangan konservatif dan boleh memilih portofolio manapun yang terdapat disepanjang kurva yang dimaksud, sebaliknya perusahaan multinasional yang agresif mungkin akan memilih portofolio yang terletak pada bagian atas dari kurva.
portofolio proyek mereka jika melakukan diverfikasi kedalam banyak produk dan lokasi geografis. Hal ini juga menjelaskan keunggulan dari perusahaan multinasional atas perusahaan domestik murini yang hanya melayani pasar lokal. Perusahaan multinasional lebih mampu membangun portofolio yang lebih efisien daripada perusahaan domestik murni.
Keputusan-keputusan pasca Implementasi DFI
Setelah DFI diimplementasikan, diperlukan keputusan periodik untuk menentukan apakah perusahaan multinasional perlu melakukan ekspansi lanjutan dalam suatu lokasi tertentu. Di samping itu, sejalan dengan laba yang diterima dari proyek-proyek baru, MNC harus memutuskan apakah dana tersebut akan dipulangkan ke induk atau digunakan oleh anak perusahaan. Jika anak perusahaa dapat memanfaatkan dana tersebut dengan lebih baik daripada induknya, sebaiknya dana diberikan kepada anak perusahaan. Tentu saja, sebagian dana akan diperlukan untuk menjaga kelangsungan operasi anak perusahaan, tetaapi sisanya dapat dikirimkan ke induk, ke anak perusahaan lain, atau diinvestasikan kemballi untuk tujuan ekspansi.
Pandangan pemerintah tamu terhadap DFI
DFI mungkin diangaap sebagai penyebap munculnya masalah-masalah nasional atau bisa juga sebaliknya. Sebagai contoh, DFI mungkin menyediakan lapangan pekerjaan dan teknologi. Tetapi, perusahaan lokal bisa kehilangan bisnis menyusul masuknya perusahaan asing. Hal ini mungkin mendorong pemerintah tamu untuk meningkatkan proteksionisme.
Kemampuan dari pemerintah tamu untuk menarik DFI tergantung pada pasr sumber daya yang ada dalam negranya, serta regulasi dan insentif yang disediakan. Negara-negara sperti Singapore dan Hongkong mampu menarik DFI dengan jumlah yang substansial karena mereka tidak memiliki restriksi perdagangan. Sebaliknya, jumlah DFI di Jepang tidak banyak krena ketatnya hambatan-hambatan masuk ke pasar langsung ke pasar Jepang. Tiap pemerintah harus menimbang keuntungan dan kerugian-kerugian dari DFI di dalam negaranya. Sebagian tipe DFI mungkin lebih menarik bagi sejumlah negara. DFI yang ideal adalah DFI yang bisa menanggulangi seperti masalah pengangguran dan teknologi yang tertinggal tanpa merampas pangsa pasar dari perusahaan lokal. Contohnnya adalah fasilitas produksi yang menggunakan tenaga kerja lokal dan memproduksi barang yang bukan merupakan barang substansial langsung dari barang yang diproduksi oleh perusahaan lokal. Dalam hal ini, DFI tidak akan mengurangi penjualan perusahaan lokal. Situasi ideal yang kedua adalah fasilitas produksi yang menggunakan tenaga kerja lokal dan kemudian mengekspor hasil produksinya ke luar negeri (dengan mengasumsikan bahwa tidak ada perusahaanlokal yang mengekspor produk yang sama ke area yang sama).